INTAN (2021010104051)
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, atas berkat rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kita masih bisa berkumpul di tempat ini. Shalawat serta salam
kita haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Sebagai Rasul, panutan
umat Islam yang telah memperjuangkan tegaknya ajaran Islam sehingga sampai pada
saat ini kita masih meyakini Islam sebagai agama Rahmatan Lil Alamin.
Pada kesempatan kali ini penulis akan membuat makalah manajemen pendidikan
dengan judul “Manajemen Personalia Lembaga Pendidikan Islam”. Dalam pembuatan
makalah ini, penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada berbagai pihak yang
telah membantu dalam pembuatan makalah ini. Dan penulis juga mengucapkan
banyak terimakasih kepada Bapak dosen yang telah membimbing kami pada mata
kuliah “Manajemen Pendidikan” sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik.
Penulis menyadari bahwa makalah kami jauh dari kata sempurna. Penulis
berharap kepada semua pihak turut serta memberi saran dan kritik yang bersifat
membangun demi tersusun dan berjalannya makalah ini dengan baik. Dan mudah-
mudahan makalah ini dapat mendorong kita untuk belajar lebih giat dalam proses
menimbah ilmu dengan sebaik-baiknya, Aamin yaarabbal alamin.
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
3
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian manajemen personalia pendidikan islam?
2. Apa manfaat manajemen persoanalia lembaga pendidikan islam?
3. Hal-hal penting apa yang perlu ditangani oleh manajer pendidikan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian manajemen personalia pendidikan islam
2. Untuk mengetahui manfaat manajemen personalia lembaga pendidikan islam
3. Untuk mengetahui Hal-hal penting apa yang perlu ditangani oleh manajer
pendidika
4
BAB II
PEMBAHASAN
Mnajemen Personalia
Sebuah lembaga pendidikan Islam, memiliki personil atau staf yang terdiri dari
pemimpin atau kepala, guru, peserta didik dan karyawan yang harus dikelola
secara baik. Melalui manajemen, berdaya guna dan berhasil guna unsur
manajemen (man, money, method, machines, materials, dan market) akan dapat
ditingkat:
a. Pimpinan/Kepala Madrasah
5
status leader. Dalam kedudukannya sebagai pemimpin pendidikan yang
resmi diangkat, kepala madrasah bertanggung jawab dalam pengelolaan
pembelajaran, pengelolaan ketenagaan, kesiswaan, sarana dan prasarana,
keuangan serta hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat. Selain
itu, kepala madrasah juga bertugas sebagai supervisi pendidikan dan
pengajaran.
6
yang jelas terhadap perbaikan mutu; (3) mengkomunikasikan pesan tentang
mutu yang ingin di capai; (4) menjamin bahwa kebutuhan costumer/user
menjadi pusat kebijakan dan pekerjaan organisasi; (5) menjamin tersedianya
saluran yang cukup dalam menampung saransaran pelanggan; (6)
memimpin mengembangkan staf pendidikan; (7) bersikap hati-hati dan tidak
menyalahkan orang lain tanpa bukti jika muncul masalah; (8) mengarahkan
inovasi dalam organisasi; (9) menjamin kejelasan struktur organisasi untuk
menegaskan tanggung jawab dan memberikan pendelegasian wewenang
yang cocok dan maksimal; (10) memiliki sikap teguh untuk mengeluarkan
penyimpangan dari budaya organisasi; (11) membangun kelompok kerja
aktif dan (12) membangun mekanisme kerja yang sesuai untuk memantau
dan mengevaluasi keberhasilan organisasi. Dalam menjalankan tugas dan
tanggung jawab serta peran sebagai pemimpin, kepala madrasah dituntut
atau disyaratkan memiliki keterampilan antara lain : (1) kemampuan
mengorganisasikan dan membantu staf di dalam merumuskan perbaikan
pengajaran di madrasah dalam bentuk program yang jelas; (2) kemampuan
untuk membangkitkan dan memupuk kepercayaan pada diri sendiri dan
guru-guru dan anggota staf lainnya; (3) kemampuan untuk membina dan
memupuk kerjasama dalam memajukan dan melaksanakan program-
program supervisi, dan (4) kemampuan untuk mendorong dan membimbing
guru-guru serta segenap staf madrasah lainnya agar mereka dengan penuh
kerelaan dan bertanggung jawab berpartisipasi aktif pada setiap usaha-usaha
madrasah untuk mencapai tujuan-tujuan madrasah dengan sebaik-baiknya.
b. Pendidik
7
madrasah untuk bekerja sama secara efektif dengan para staf, yaitu
identifikasi (rekrutmen dan seleksi), pengangkatan atau penugasan,
orientasi, evaluasi dan perbaikan.
8
dan pengajaran; (3) bidang pendidikan dan manajer memerlukan waktu
lama dalan masa pendidikan dan latihan, sejak pendidikan dasar sampai
pendidikan tinggi tenaga kependidikan. Dalam kaitannya dengan tugas
mengajarkan bidang studi di dalam kelas seorang guru harus memenuhi
beberapa kemampuan, yaitu; (1) memahami karakteristik dan
perkembangan anak-anak ; (2) memahami cara anak-anak belajar; (3)
menguasai struktur konsep, generalisasi, bentuk penyelidikan dan model-
model pengembangan pengetahuan serta juga pengetahuan khusus dalam
berbagai cabang disiplin ilmu; (4) Metode-metode mengajar; (5) Tujuan
pengajaran kognitif, efektif dan psikomotor; (6) pengembangan nilai dan
sikap untuk pembelajaran dan hubungan kemanusian yang baik; (7)
Memiliki keterampilan berkomunikasi antar pribadi, memanaj konfik dan
mereduksi dalam hubungan manusia serta pembuatan keputusan ; (8)
keterampilan dalam memadukan semua keterampilan yang disebut
terdahulu.
c. Peserta Didik Peserta didik adalah klient utama yang harus dilayani, maka
dari itu manajemen peserta didik mutlak perlu menjadi perhatian. Menurut
Wahjosunudjo, hak-hak peserta didik secara individual harus dilindungi dan
kebutuhan mereka harus dipenuhi. Kepala madrasah, para guru dan tenaga
fungsional yang lain, menyadari bahwa tugas sekolah adalah menyediakan
program pendidikan yang direncanakan untuk memenuhi kebutuhan hal-hal
yang berkaitan dengan pendidikan, pribadi, dan kebutuhan kemasyarakatan
serta kepentingan individu para siswa. Olehkarena itu, pembinaan peserta
didik itu dapat dilakukan melalui kegiatan intra kurikuler dan
ekstrakulikuler dengan tujuan dan sasaran pembinaan yang harus
dirumuskan dengan jelas.
Usaha yang dilaksanakan dalam manajemen peserta didik dapat dilihat pada
hal-hal berikut: 1) mengatur penerimaan peserta didik baru berdasarkan
pedoman penerimaan peserta didik baru, 2) mengatur usaha pembinaan dan
peningkatan perbaikan peserta didik, 3) melakukan pengawasan
9
perkembangan dan kemajuan peserta didik, 4) mengatur proses
pembelajaran, 5) melaksanakan evaluasi kehadiran peserta didik.
Tugas kepala yang dibantu oleh wakil kepala bidang kesiswaan dalam hal:
penerimaan peserta didik di madrasah (pengelompokkan, kenaikan kelas,
penentuan program, pembinaan disiplin, kegiatan ektra kulikuler), dan
pementapan program kesiswaan akan menentukan kelancaran semua
pelaksanaan program yang di rancang sebelumnya. Untuk keberhasilan
pengelolaan suatu organisasi madrasah menurut Syafaruddin, melakukan
langkah pembinaan yaitu: (1) mengkondisikan berbagai kegiatan dengan
guru dan wali kelas, (2) melibatkan orang tua dan pihak terkait dalam
kegiatan yang relevan, (3) memberikan kepercayaan kepada peserta didik
mengelola kegiatannya, (4) menjalin kerjasama dengan berbagai unit
1
kegiatan di luar madrasah. Nurhadi (Nurhadi, 1983) mengemukakan ada
lima macam kegiatan dalam manajemen peserta didik, yaitu: manajemen
penerimaan peserta didik baru, manajemen kelas, manajemen OSIS dan
manajemen data tentang peserta didik. Sedangkan menurut Imran ada 13
kegiatan dalam manajemen peserta didik disekolah. Kegiatan yang
dimaksud adalah (1) Situasi sekolah; (2) Perekrutan peserta didik baru; (3)
Seleksi mahasiswa baru; (4) Orientasi; (5) Penempatan peserta didik baru;
(6) Pengelompokkan peserta didik; (7) Disiplin peserta didik; (8) Layanan
Bimbingan dan Konseling; (9) Evaluasi peserta didik; (10) Pengaturan
kenaikan kelas; (11) Pengaturan mutasi dan drop out peserta didik; (12)
Pengaturan kegiatan ekstra kulikuler; (13) pengaturan keamanan peserta
didik. Manajemen peserta didik, berisikan proses penerimaan dan
pembinaan peserta didik. Karena pendidikan merupakan proses pembinaan
potensi dan tranformasi budaya dalam rangka ekpektasi dan masa depan
bangsa, maka pengelolaan seluruh aspeknya terarah, terencana dan terpadu
secara sitematik.
1
dari suatu usaha yang menentukan keberhasilan suatu kegiatan. Hal ini
harus dilakukan secara jujur dan ketat.
d. Karyawan
1
dapat melaksanakan tugasnya. Dengan inisiatif dan kreativitas, mereka akan
dapat membantu para siswa dalam proses belajar yang relatif baik.
Sikula menunjukkan tidak hanya hal-hal di atas itu saja yang harus ditangani
oleh manajer melainkan lebih dari itu yang merupakan ruang lingkup manjamen
personalia. Ialah meliputi pembentukan staf dan penilaian, melatih dan
mengembangkan, memberikan kesejahteraan uang dan layanan, memperhatikan
kesehatan dan keamanan, memperbaiki antar hubungan, merencanakan
personalia dan mengadakan penelitian personalia. Jadi yang harus diperhatikan
oleh manajer ialah segala sesuatu yang menyangkut personalia, mulai dari
merencanakan, merekrut, menyeleksi, meneliti untuk perbaikan dan sebagainya
sampai dengan memberhentikan atau memberi pensiun kepada para petugas.
Oleh sebab itu sepatutnya para manajer pendidikan memberikan perhatiannya
kepada personalia yang sama besarnya dengan perhatikan kepada
kurikulum/teknik dan juga kepada sub system manajemen yang lain. Dengan
perhatian yang besar ini manajer diharapkan dapat mewujudkan perilaku
organisasi pada setiap anggota organisasi. Suatu perilaku yang tidak
1
mementingkan kebutuhan sendiri, juga sebaliknya tidak hanya mementingkan
kebutuhan organisasi. Melainkan perpaduan, dari keduanya, suatu perilaku yang
mementingkan pendidikan tanpa mengorbankan kepentingan pribadi. Jadi
peranan manajer personalia adalah memajukan organisasi dan sekaligus
memperhatikan dan memajukan personalia. Keduanya harus dimajukan
bersama. Cukup sulit memajukan organisasi tanpa memajukan personalia,
sebaliknya tidak mungkin memajukan personalisa tanpa memajukan organisasi,
sebab tidak diizinkan karena tidak ada dana sehingga organisasi macet.
Hal-hal yang Penting yang Perlu Ditangani Oleh Para Manajer Pendidikan
1. Perencanaan Personalia
Ada beberapa pendekatan dalam perencanaan pendidikan antara lain ialah pendekatan
tuntutan sosial, ketenagakerjaan, biaya-keuntungan, ekonomi, dan sebagainya.
Perencanaan personalia terutama menyangkut pendekatan ketenagakerjaan. Sebab itu
pembahasan perencanaan ini memakai pendekatan ketenagakerjaan.
1
keuntungan optimal baik kepada organisasi maupun kepada setiap anggota.
2. Pengembangan Personalia
Tujuan latihan dan pendidikan personalia ialah (1) untuk meningkatkan kuantitas output,
(2) meningkatkan kualitas output, (3) merealisasi perencanaan personalia, (4)
meningkatkan moral kerja, (5) meningkatkan penghasilan/kesejahteraan, (6)
meningkatkan kesehatan dan keamanan, (7) mencegah ketuaan, dan (8) untuk
mengembangkan personalia (Sikula, 1976). Dengan latihan dan pendidikan akan
diperoleh personalia pendidikan yang tetap muda dalam semnagat, pengetahuan dan
keterampilan. Ini berarti merupakan peluang untuk meningkatkan moral kerja, dan
kuantitas maupun kualitas output. Bila produktivitas meningkat tidak mustahil
kesejahteraan personalia juga meningkat, yang dapat berupa hasil-hasil kerja nyata,
peningkatan proyek dari pemerintah dan kepangkatan yang lebih pesat. Latihan dan
1
pendidikan ini secara tidak langsung dapat meningkatkan kesehatan jiwa dan rasa aman
personalia pendidikan, karena mereka merasa punya bekal pengetahuan yang memadai
dan mampu melaksanakannya. Pengembangan personalia ini adalah merupakan realisasi
dari perencanaan personalia.
Antar hubungan personalia berkaitan dengan iklim organisasi. Iklim organisasi ialah
karakteristik organisasi tertentu yang membedakannya dengan organisasi yang lain yang
dapat mempengaruhi perilaku para anggotanya. Iklim organisasi adalah peluasan konsep
moral kerja. Bila moral kerja hanya menyangkut sikap individu atau kelompok dalam
bekerja maka iklim mencakup praktek, tradisi, dan kebiasaan bekerja dalam organisasi.
selanjutnya Williams yang dikutip Sikula menyebutkan mengapa iklim organisasi ini
perluh diperhatikan, ialah karena hal itu menyangkut produktivitas dan kemanusiaan.
Mudah dipahami bahwa produktivitas pendidikan ditentukan oleh praktek dan
tradisi/kebiasaan bekerja secara efektif dan efesien akan dapat meningkatkan
produktivitas, sebaliknya bila mereka memiliki kebiasaan bekerja secara santai dan
kurang cermat akan dapat merugikan organisasi. Dengan demikian iklim organisasi
memang perluh dibina dan ditingkatkan.
1
berkembang mencakup kreativitas dan hasil belajar atau kemampuan mengembangkan
profesi/karier.
5. Kesejahteraan
Kesejahteraan itu tidak boleh dilalaikan oleh para manajer pendidikan, mereka tidak pada
tempatnya menekankan kepada tugas pekerjaan saja, kesejahteraan personalia juga perlu
diperhatikan. Adakalanya kehidupan keluarga tenaga-tenaga kependidikan membuat
mereka merasa gelisah. Bila hal ini terjadi sudah tentu dapat mempengaruhi cara kerja
1
mereka. Lebih-lebih para petugas yang masih yunior dengan gaji yang kecil.
Pendapatan personalia adalah merupakan salah satu faktor penting. Ia merupakan salah
satu faktor penentu produktivitas dikalangan para guru. Ini berarti bila pendapatan
mereka kecil maka produktivitas pendidikan di sekolah akan kecil, sebaliknya bila
pendapatan mereka besar maka produktivitas itupun akan besar pula. Dengan asumsi
bahwa pendapatan mereka pada masa sekarang kecil, maka sudah pada tempatnya para
manajer turun tangan untuk mengurangi beban hidup mereka, dengan cara mengusahakan
kesejahteraan.
6. Penelitian Personalia
1
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1
DAFTAR PUSTAKA
BP3K. (1978). Sektor Pendidikan suatu ulasan sektor tentang fakta dan pendapat keadaan
mutakhir pendidikan di Indonesia, jilid 3. Departemen P dan K.
Budhisantoso, S. (n.d.). Ideologi Pancasila dan Tertib Sosial Budaya Bangsa Indonesia. Analisis
Kebudayaan, 4(3).
Hoy, W. K., & Miskel, C. G. (1978). Educational Administrastion Theory, Research and Pratice.
Random House.
Sikula, A. F. (1976). Personal Administation and Human Resources Management. John Wiley &
Sons, Inc.
2
2