Kyai
Pengertian Kyai
Kyai adalah orang yang memiliki ilmu agama (Islam) plus amal
dan akhlak yang sesuai dengan ilmunya. Menurut Saiful Akhyar Lubis,
menyatakan bahwa Kyai adalah tokoh sentral dalam suatu pondok
pesantren, maju mundurnya pondok pesantren ditentukan oleh wibawa dan
kharisma sang kyai. Karena itu, tidak jarang terjadi, apabila sang kyai di
salah satu pondok pesantren wafat, maka pamor pondok pesantren tersebut
merosot karena kyai yang menggantikannya tidak sepopuler kyai yang
1
B. Santri
Pengertian Santri
Istilah santri mempunyai dua konotasi atau pengertian,. Pertama,
dikonotasikan
dengan
orang-orang
yang
taat
menjalankan
dan
1. Lubis, Syaiful. 2007. Konseling Islami Kyai dan Pesantren, eLSAQ Press :
Yogyakarta
2. Nurhayati Djamas, 2008. Dinamika Pendidikan Islam di Indonesia Pasca
kemerdekaan. PT Raja Grafinda Persada : Jakarta
Remaja
Tahap ini disebut juga tahap pematangan yaitu pada satu atau dua
terakhir masa kanak-kanak. Pada masa ini anak dianggap sebagai
prapuber, sehingga ia tidak disebut seorang anak dan tidak pula
seorang remaja. Pada tahap ini, ciri-ciri seks sekunder mulai tampak,
namun organ-organ reproduksinya belum berkembang secara sempurna.
b. Tahap Puber
Tahap ini disebut juga tahap matang, yaitu terjadi pada garis
antara masa kanak - kanak dan masa remaja. Pada tahap ini, kriteria
kematangan seksual mulai muncul. Pada anak perempuan terjadi haid
pertama dan pada anak laki - laki terjadi mimpi basah pertama kali.
Dan mulai berkembang ciri - ciri seks sekunder dan sel - sel
diproduksi dalam organ - organ seks.
c. Tahap Pascapuber
Pada tahap ini menyatu dengan tahun pertama dan kedua
masa remaja. Pada tahap ini ciri -ciri seks sekunder sudah
berkembang dengan baik dan organ-organ seks juga berfungsi secara
matang.
Wong, et al (2009 p.585) mengatakan bahwa pubertas dibagi
atas tiga tahap yaitu:
1) Prapubertas
Yaitu periode sekitar 2 tahun sebelum pubertas ketika anak
pertama kali mengalami perubahan fisik yang menandakan
kematangan seksual.
2) Pubertas
Merupakan titik pencapaian kematangan seksual, ditandai
dengan keluarnya darah menstruasi pertama kali pada remaja putri
sedangkan pada remaja putra indikasi seksualitasnya kurang jelas.
3) Pascapubertas
Merupakan periode 1 sampai 2 tahun setelah pubertas,
ketika pertumbuhan tulang telah lengkap dan fungsi reproduksinya
terbentuk dengan cukup baik
pituitary
akan
mengeluarkan
hormon
pertumbuhan
dan
akan
berkurang
menjelang
masa
monopause
dan
klimakterium. (Lubis,2011)
2. Perubahan Fisik Masa Pubertas
a. Perubahan Ukuran Tubuh
Selama masa puber ukuran tubuh semakin tinggi. Bagi pubertas
perempuan, tinggi badan terus bertambah tiap tahun terutama menjelang
memasuki periode haid. Bagi pubertas pria tinggi badan terjadi setahun
awal pubertas dan mengalami penurunan usia 20-21 tahun (Pieter,2011)
Penambahan berat badan tidak hanya dalam lemak, tetapi juga pada
tulang dan jaringan otot. Penambahan berat badan paling banyak terjadi
pada pubertas perempuan sesaat sebelum dan sesudah haid. Adapun
bagipubertas pria penambahan berat badan terjadi 1-2 tahun sebelum dan
dengan
semakin
memanjang
dan
membesarnya
penis.
Pada Perempuan
Rambut
Rambut
kemaluan
timbul
setelah
perkembangan pada pinggul dan payudara.
Bulu ketiak dan wajah akan tumbuh
setelah memasuki periode haid. Semula
rambut kemaluan tersebut lurus dan warna
terang kemudian akan berubah menjadi
kasar, keriting, subur, dan gelap
Kulit dan Otot
Kulit akan lebih kasar, tebal, agak pucat,
dan lubang pori-pori aka membesar. Otototot pada bahu, lengan dan tungkai kaki
semakin besar dan kuat.
Kelenjar
Kelenjar lemak akan bertambah dan
sebagian lagi bisa menimbulkan jerawat.
Kelenjar keringat ketiak bertambah dan
bau sebelum dan selama haid.
Suara
Suara menjadi penuh dan merdu. Suara
serak dan suara yang pecah jarang terjadi
pada anak pubertas perempuan.
Payudara
Saat pinggul membesar, maka payudara
pun ikut berkembang. Puting susu akan
menjadi besar dan menonjol. Pertumbuhan
yang pesat pada kelenjar susu akan
menyebabkan
payudara
semakin
membesar.
Pinggul
Pinggul
Pinggul pubertas laki-laki akan bertambah Pinggul bertambah lebar dan bulat akibat
besar dan akan sering terjadi pada pubertas adanya pertumbuhan tulang pinggul dan
yang cepat matang.
lemak bawah kulit.
(Pieter,2011)
3. Perubahan Psikologis Masa Pubertas
Perubahan psikolgis selama masa pubertas berhubungan dengan sikap
dan perilaku. Terjadinya perubahan psikologi merupakan akibat dari :
a. Perubahan fisik, seperti akibat kelenjar endokrin dan pituitary.
b. Cepat dan lambatnya kematanga (early matures and late matures).
c. Waktu kematangan (rapid mature and slow mature).
d. Kemampuan (ability individual)
e. Kemauan (drive)
Akibat dari perubahan fisik yang menyebabkan perubahan psikologis
pada masa pubertas terhadap perubahan sikap dan perilaku adalah:
1) Ingin menyendiri
Keinginan untuk menyendiri berawal dari:
a. Sikap menarik diri dari kegiatan keluarga atau temannya.
b. Sering bertengkar dengan saudara atau temannya.
c. Sering melamun terhadap perlakuan yang tidak baik.
d. Bereksperimen seks melalui masturbasi
e. Ketidak inginan berkomunikasi dan malas berhubungan sosial
2) Kebosanan
Pada dasarnya, anak pubertas merasa bosan diakibatkan adanya perubahan
fisik dan psikis. Dampak kebosanan antara lain :
a. Menolak permaianan yang sebelumnya dia gemari.
b. Malas menyelesaikan tugas sekolah.
c. Malas mengikuti kegiatan sekolah.
d. Anak malas bekerja atau belajar.
e. Menurunnya prestasi.
f. Terbiasa berprestasi dibawah kemampuannya.
3) Inkoordinasi
4)
5)
6)
7)
inkoordinasi:
a. Koordinasi gerakan dan aktivitas.
b. Merasa kikuk atau canggung dalam tindakan.
Perubahan Emosi
a. Kemurungan atau merajuk dan ledakan kemarahan.
b. Menangis kecil, terutama pada pubertas perempuan.
c. Sedih, gelisah, cemas, marah, dan selalu terjadi sebelum haid.
Antagonis Sosial
a. Tidak mau bekerja sama, sering membantah, dan menantang.
b. Permusuhan terbuka akibat peran seks.
c. Penuh dengan bentuk kritikan dan komentar merendahkan.
Hilangnya Kepercayaan Diri
Hilangnya kepercayaan diri anak pubertas diakibatkan oleh :
a. Perubahan tubuh atau penampilan fisik.
b. Tidak percaya diri dalam menyelesaikan tugas dan rendah diri.
c. Takut kritikan orang tua, orang dewasa, atau teman.
Pola Sikap Sederhana
a. Takut menjadi pusat perhatian orang dewasa lainnya.
b. Takut dikomentari penampilan pakaian dan cara berpakaian.
c. Takut dikritik buruk mengenai keadaan dirinya.
(Pieter,2011)
2.
paru-paru akan meningkat ketika usia 17 tahun dan lebih cepat matang
dibandingkan dengan kematangan paru-paru remaja pria.
c. Sistem Endokrin dan Jaringan Tubuh
Ketika masa remaja kegiatan gonad yang meningkat menyebabkan
terjadinya ketidakseimbangan sementara pada seluruh sistem endokrin.
Kondisi ini menyebabkan kelenjar seksual berkembang pesat dan semakin
berfungsi hingga tahap remaja akhir dan awal dewasa. Sementara, untuk
jaringan otot dan tulang terus berkembang pesat dan akan berhenti ketika
usia 18 tahun.
2.2.4 Perubahan Psikologis Masa Remaja
1.
abstrak,
independen,
fleksibel,
berpikir
logis,
dan
mampu
memprediksi masalah.
2.
Perubahan Emosi
Pola emosi masa remaja hampir sama dengan pola emosi kanak-kanak.
Perbedaannya hanya terletak pada rangsangan yang bisa membangkitkan
emosi. Misalnya, adanya perlakuan terhadap remaja seperti kanak-kanak
ataupun diperlakukan dengan tidak adil. Kondisi ini membuat remaja sangat
marah. Namun ungkapan rasa marah mereka tidak lagi dengan cara ledakan
emosi, tetapi dengan cara menggerutu, malas bicara, atau suka memberikan
kritikan. Dan jikalau muncul iri hati, biasanya iri hati remaja tertuju pada orang
yang memiliki harta benda lebih banyak dari dirinya.
Dampak perubahan emosi yang lebih mengakibatkan minimnya
kemampuan remaja untuk menguasai dan mengontrol emosi. Kondisi ini
membuat remaja selalu mengalami strom and stress. Perubahan emosi remaja
merupakan akibat perubahan hormonal dan terhenti seiring bertambahnya usia.
Remaja diakatakan matang secara emosi, jika mampu menguasai dan
mengontrol emosi, menunggu dan mengungkapkan emosi, mengungkapkan
emosi dengan cara yang lebih dapat diterima, kritis terlebih dahulu sebelum
bereaksi secara emosio, bereaksi dengan berpikir, emosi lebih stabil dan tidak
berubah-rubah.
3.
4.
Perubahan Minat
Meskipun banyaknya minat selama periode remaja, namun tidak semua
minat harus dimiliki oleh remaja, karena hal ini sangat tergantung dengan
karakteristik dan kebutuhan remaja itu sendiri. Ada beberapa minat tertentu
yang menjadi minat universal pada remaja. Mentuk kesamaan minat remaja
tersebut yaitu :
1) Minat Sosial
Minat sosial tergantung kesempatan yang diperoleh remaja untuk
mengembangkan minat sosial dan kepopuleran dalam kelompok. Remaja
dengan status sosial-ekonomi lebih rendah mempunyai sedikit kesempatan
minat pesta-pesta atau dansa dibandingkan dengan remaja dari sosialekonomi yang lebih baik. Demikian juga, dengan remaja yang kurang
populer akan menaruh minat sosial yang sangat terbatas dari pada remaja
yang populer.
2) Minat Rekreasi
Selama masa remaja, remaja cenderung menghentikan aktivitas
rekreasi yang menuntut banyak tenaga dan sifatnya pasif. Kini pola
aktivitas permainannya beralih menjadi bentuk rekreasi baru dan lebih
matang, seperti permainan dan olahraga, bersantai atau berpergian, dansa,
membaca, menonton televisi, radio atau kaset, atau melamun. Akan tetapi,
minat rekreasi ini sangat dipengaruhi oleh karakter personal dari remaja itu
sendiri, latar belakang keluarga, dan status sosial-ekonomi.
3) Minat Penampilan Diri
Hampir seluruh remaja menaruh minat pada penampilan diri.
Minat penampilan diri itu ditunjukkan dengan minat terhadap penampilan
fisik tubuh, daya tarik, jenis pakaian, perhiasan, dan kerapian. Pernyataan
ini telah dibuktikan dari penelitian Cross dan Cross (1971), yang
menjelaskan bahwa ada korelasi dalam penelitian tentang hidup dan karier
terhadap daya tarik seseorang.
4) Minat pada Pakaian
Karena penyesuaian pribadi dan sosial dipengaruhi teman sebaya
mengenai
pakaian,
maka
sebagian
besar
dari
remaja
berusaha
secara
otomatis
otorita
orang
tua
masih
melekat
untuk
yang
tersusun
baik,
termasuk
pendidikan
skill
atau
vocational( ketrerampilan)
3. Pondok pesantren dengan kombinasi yang disamping membeerikan pelajaran
dengan sistem pengajian, juga madrasah yang dilengkapi dengan pengetahuan
umum menurut tingkat atau jenjangan.
4. Pondok pesantren yang tidak lebih dari asrama pelajar dari pada pondok pesantren
yang semestinya.
Selanjutnya Kafrawi sebagaimana yang dikemumukakan Ahmad Tafsir
mengatakan bahwa dari sisi pengembanagan, pondok pesantren itu setidaknya bisa
diidentifikasi ke dalam empat pola besar, yaitu :
Pola I
Pola II
sistematik
Pesantren dengan Pola I ditamnha dengan adanya asrama atau pondongan
atau kobong bagi santri. Jadi pada pesantren pola ini hampir seluruh
santrinya tinggal mondok di pesantren. Penyelenggaraan pengajian di
pondok pesantren jenis ini lebih teratur dan sistematis, karena hampir
Pola III
Pola IV
kekuasaan mutlak atas pembangunan dan pengelolaan pondok dipegang oleh kiai
yang memimpin pesantren tersebut.
Dengan kondisi sebagaimana tersebut di atas, maka menyebabkan ditemuinya
bentuk, kondisi atau suasana pesantren tidak teratur, kelihatan tidak direncanakan
secara matang seperti layaknya bangunan-bangunan modern yang bermunculan di
zaman sekarang. Hal inilah yang menunjukkan ciri khas dari pesantren itu sendiri,
bahwa pesantren penuh dengan nuansa kesederhanaan, apa adanya. Namun akhirakhir ini banyak pesantren yang mencoba untuk menata tata ruang bangunan
pondoknya disesuaikan dengan perkembangan zaman.
2. Masjid
Masjid merupakan elemen yang tidak dapat dipisahkan dengan pesantren, masjid
adalah bangunan sentral sebuah pesantren, dibanding bangunan lain, masjidlah
tempat serbaguna yang selalu ramai atau paling banyak menjadi pusat kegiatan warga
pesantren.
Masjid yang mempunyai fungsi utama untuk tempat melaksanakan sholat
berjamaah, melakukan wirid dan doa, itikaf dan tadarus al-Qur'an atau yang
sejenisnya (Bawani, 1993: 91-92). Namun bagi pesantren dianggap sebagai tempat
yang tepat untuk mendidik para santri, terutama dalam praktek sembahyang lima
waktu, khutbah dan pengajaran kitab-kitab agama klasik.
Seorang kiai yang ingin mengembangkan sebuah pesantren biasanya pertamatama akan mendirikan Masjid di dekat rumahnya. Hal ini dilakukan karena
kedudukan masjid sebagai sebuah pusat pendidikan dalam tradisi Islam merupakan
manifestasi universalisme dari sistem pendidikan Islam tradisional. Dengan kata lain,
kesinambungan sistem pendidikan Islam yang berpusat pada Masjid al-Quba yang
didirikan di dekat Madinah pada masa Nabi Muhammad SAW, dan juga dianut pada
zaman setelahnya, tetap terpancar dalam sistem pendidikan pesantren sehingga
lembaga-lembaga pesantren terus menjaga tradisi ini (Dhofier, 1994: 49).
Bahkan bagi pesantren yang menjadi pusat kegiatan thariqah masjid memiliki
fungsi tambahan, yaitu digunakan untuk tempat amaliyah ke-tasawuf-an seperti
dzikir, wirid, baiah, tawajjuhan dan lainnya.
3. Santri
di
tengah
umat,
kekhusyuannya
dalam
beribadah,
dan