Disusun Oleh:
A. Latar Belakang
Remaja merupakan salah satu periode kehidupan yang dimulai dengan perubahan
biologis pada masa pubertas dan diakhiri dengan masuknya seseorang ke dalam tahap
kedewasaan. Dua ratus tahun yang lalu, periode ini tidak dikenali.Kata-kata ‘remaja'
belum digunakan, dan masa perkembangan hanya dibedakan antara masa kanak-kanak
dan masa dewasa. Munculnya kemampuan bereproduksi yang disebut dengan ‘pubertas‘
menjadi batas antara dua tahap perkembangan ini. Munculnya tahap remaja dalam
periode kematangan seksual dan sosial ditandai dengan semakin berkembangnya
kompleksitas masyarakat. Sejalan dengan makin beragamnya fungsi sosial, semakin
meningkat pula kualifikasi yang diperlukan dalam dunia kerja. Hal ini mendorong
berkembangnya pendidikan formal.
Secara bersamaan, peraturan yang melarang penggunaan tenaga kerja anak-anak,
semakin meningkatnya usia harapan hidup, dan faktor lain yang berpengaruh terhadap
transformasi sosial memberikan sumbangan terhadap semakin mantabnya masa remaja
sebagai salah satu tahap perkembangan yang penting.Untuk waktu yang lama, remaja
dimaknai sebagai masa transisi, tidak lebih dari masa selintas menuju kedewasaan, masa
yang ditandai dengan instabilitas dan keresahan. Meskipun remaja bermasalah tidak bisa
dianggap mewakili kelompok usia remaja secara keseluruhan, pada saat yang bersamaan
remaja dipandang sebagai periode emosi yang tidak stabil dan terganggu, serta masa
pemberontakan.
B. Tujuan
Setelah membaca laporan pendahuluan ini, mahasiswa diharapkan mampu membuat
asuhan keperawatan jiwa komunitas dengan :
1. Mengetahui definisi remaja
2. Mengetahui fase usia remaja
3. Mengetahui ciri perkembangan usia remaja
4. Mengetahui ciri masa remaja
5. Mengetahui perkembangan remaja dan aspek-aspeknya
6. Mengetahui penyebab perubahan pubertas
7. Mengetahui bahaya pada masa puber
8. Mengetahui tugas perkembangan usia remaja
9. Mengetahui karakteristik perilaku remaja
10.Melakukan intervensi yang sesuai
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Remaja
Dalam berbagai buku psikologi terdapat perbedaan pendapat tentang remaja namun
pada intinya mempunyai pengertian yang hampir sama. Penggunaan istilah untuk
menyebutkan masa peralihan masa anak dengan dewasa, ada yang menggunakan istilah
puberty (inggris) puberteit (Belanda), pubertasi (latin), yang berarti kedewasaan yang
dilandasi sifat dan tanda-tanda kelaki-lakian dan keperempuanan. Ada pula yang
menyebutkan istilah adulescento (latin) yaitu masa muda. Istilah pubercense yang
berasal dari kata pubis yang dimaksud dengan pubishair atau mulai tumbuhnya rambut di
sekitar kemaluan.
Kata “remaja” berasal dari bahasa latin yaitu adolescere yang berarti to grow atau
to grow maturity (Golinko, 2004 dalam Rice, 2005). DeBrun (dalam Rice, 2007)
mendefinisikan remaja sebagai periode pertumbuhan antara masa kanak-kanak dengan
masa dewasa. Papalia dan Olds (2001) tidak memberikan pengertian remaja (adolescent)
secara eksplisit melainkan secara implisit melalui pengertian masa remaja (adolescence).
Remaja di definisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa
dewasa. Batasan usia remaja berbeda-beda sesuai dengan sosial budaya setempat.
Menurut WHO (badan PBB untuk kesehatan dunia) batasan usia remaja adalah 12
sampai 24 tahun. Sedangkan dari segi program pelayanan, definisi remaja yang
digunakan oleh Departemen Kesehatan adalah mereka yang berusia 10 sampai 19 tahun
dan belum kawin.Sementara itu, menurut BKKBN (Direktorat Remaja dan Perlindungan
Hak Reproduksi) batasan usia remaja adalah 10 sampai 21 tahun.
Yang dimaksud dengan perkembangan adalah perubahan yang terjadi pada rentang
kehidupan (Papalia & Olds, 2001). Perubahan itu dapat terjadi secara kuantitatif,
misalnya pertambahan tinggi atau berat tubuh; dan kualitatif, misalnya perubahan cara
berpikir secara konkret menjadi abstrak (Papalia dan Olds, 2001). Perkembangan dalam
kehidupan manusia terjadi pada aspek-aspek yang berbeda.
Transisi perkembangan pada masa remaja berarti sebagian perkembangan masa
kanak-kanak masih dialami namun sebagian kematangan masa dewasa sudah dicapai
(Hurlock, 1990). Bagian dari masa kanak-kanak itu antara lain proses pertumbuhan
biologis misalnya tinggi badan masih terus bertambah. Sedangkan bagian dari masa
dewasa antara lain proses kematangan semua organ tubuh termasuk fungsi reproduksi
dan kematangan kognitif yang ditandai dengan mampu berpikir secara abstrak (Hurlock,
1990; Papalia & Olds, 2001).
Masa remaja atau masa puber, merupakan masa penghubung antara masa anak-
anak dengan dewasa. Pubertas adalah perubahan menjadi dewasa yang ditandai adanya
perubahan fisik dan emosional (psikis).
Pertumbuhan dan perkembangan pada masa remaja sangat pesat, baik fisik
maupun psikologis. Perkembangan yang pesat ini berlangsung pada usia 11–16 tahun
pada laki-laki dan 10–15 tahun pada perempuan. Anak perempuan lebih cepat dewasa
dibandingkan anak laki-laki.
Perkembangan tubuh remaja laki-laki dan perempuan berbeda karena pengaruh
hormon yang dihasilkan. Laki-laki menghasilkan hormon androgen, sedangkan
perempuan menghasilkan hormon estrogen.
Organ-organ reproduksi pada masa puber telah mulai berfungsi. Salah satu ciri
masa pubertas adalah mulai terjadinya menstruasi pada perempuan. Adapun pada laki-
laki mulai mampu menghasilkan sperma. Ciri-ciri perubahan tubuh pada masa remaja
dapat dibedakan menjadi ciri kelamin primer dan ciri kelamin sekunder.
REMAJA
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Jadi, Bidan perlu memahami permasalahan-permasalahan pada renaja, perkembangan
remaja untuk memahami tumbuh kembang pasien remaja saat melakukan pengkajian
maupun implementasi tindakan kebidanan. Tiap-tiap individu berbeda dan tidak mudah
untuk disamakan antara individu yang satu dengan yang lain terhadap tugas-tugas
perkembangannya.
B. SARAN
Perlu adanya pendekatan pada remaja agar mengetahui masalah yang dihadapinya,
karena remaja sangat rentan terhadap kesehatan seksual. Untuk laporan pendahuluan
perlu dikembangkan lagi teorinya karena masih banyak kekurangan di dalamnya.
DAFTAR PUSTAKA
Glasier, Anna. Ed. 4. 2015. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta: EGC.
Kauma, Fuad. 2012. Sensasi Remaja di Masa puber: Dampak Negatif dan
Penanggulangannya. Jakarta: Kalam Mulia.
Manuaba, Ida Bagus Gde. 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: Arcan.
Miron, Amy G. dan Miron, Charles D. 2016. Bicara Soal Cinta, Pacaran, dan Seks kepada
Remaja: Panduan Guru dan Orang Tua. Jakarta: Esensi.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2017. Kesehatan Masyarakat: Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta.