Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA REMAJA, PRANIKAH


DAN PRAKONSEPSI

Disusun Oleh:

NAMA : YUNITA ARIYANI


NPM : 8121140

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS KEBIDANAN
INSTITUT KESEHATAN RAJAWALI
TAHUN 2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Remaja merupakan salah satu periode kehidupan yang dimulai dengan perubahan
biologis pada masa pubertas dan diakhiri dengan masuknya seseorang ke dalam tahap
kedewasaan. Dua ratus tahun yang lalu, periode ini tidak dikenali.Kata-kata ‘remaja'
belum digunakan, dan masa perkembangan hanya dibedakan antara masa kanak-kanak
dan masa dewasa. Munculnya kemampuan bereproduksi yang disebut dengan ‘pubertas‘
menjadi batas antara dua tahap perkembangan ini. Munculnya tahap remaja dalam
periode kematangan seksual dan sosial ditandai dengan semakin berkembangnya
kompleksitas masyarakat. Sejalan dengan makin beragamnya fungsi sosial, semakin
meningkat pula kualifikasi yang diperlukan dalam dunia kerja. Hal ini mendorong
berkembangnya pendidikan formal.
Secara bersamaan, peraturan yang melarang penggunaan tenaga kerja anak-anak,
semakin meningkatnya usia harapan hidup, dan faktor lain yang berpengaruh terhadap
transformasi sosial memberikan sumbangan terhadap semakin mantabnya masa remaja
sebagai salah satu tahap perkembangan yang penting.Untuk waktu yang lama, remaja
dimaknai sebagai masa transisi, tidak lebih dari masa selintas menuju kedewasaan, masa
yang ditandai dengan instabilitas dan keresahan. Meskipun remaja bermasalah tidak bisa
dianggap mewakili kelompok usia remaja secara keseluruhan, pada saat yang bersamaan
remaja dipandang sebagai periode emosi yang tidak stabil dan terganggu, serta masa
pemberontakan.

B. Tujuan
Setelah membaca laporan pendahuluan ini, mahasiswa diharapkan mampu membuat
asuhan keperawatan jiwa komunitas dengan :
1. Mengetahui definisi remaja
2. Mengetahui fase usia remaja
3. Mengetahui ciri perkembangan usia remaja
4. Mengetahui ciri masa remaja
5. Mengetahui perkembangan remaja dan aspek-aspeknya
6. Mengetahui penyebab perubahan pubertas
7. Mengetahui bahaya pada masa puber
8. Mengetahui tugas perkembangan usia remaja
9. Mengetahui karakteristik perilaku remaja
10.Melakukan intervensi yang sesuai
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Remaja
Dalam berbagai buku psikologi terdapat perbedaan pendapat tentang remaja namun
pada intinya mempunyai pengertian yang hampir sama. Penggunaan istilah untuk
menyebutkan masa peralihan masa anak dengan dewasa, ada yang menggunakan istilah
puberty (inggris) puberteit (Belanda), pubertasi (latin), yang berarti kedewasaan yang
dilandasi sifat dan tanda-tanda kelaki-lakian dan keperempuanan. Ada pula yang
menyebutkan istilah adulescento (latin) yaitu masa muda. Istilah pubercense yang
berasal dari kata pubis yang dimaksud dengan pubishair atau mulai tumbuhnya rambut di
sekitar kemaluan.
Kata “remaja” berasal dari bahasa latin yaitu adolescere yang berarti to grow atau
to grow maturity (Golinko, 2004 dalam Rice, 2005). DeBrun (dalam Rice, 2007)
mendefinisikan remaja sebagai periode pertumbuhan antara masa kanak-kanak dengan
masa dewasa. Papalia dan Olds (2001) tidak memberikan pengertian remaja (adolescent)
secara eksplisit melainkan secara implisit melalui pengertian masa remaja (adolescence).
Remaja di definisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa
dewasa. Batasan usia remaja berbeda-beda sesuai dengan sosial budaya setempat.
Menurut WHO (badan PBB untuk kesehatan dunia) batasan usia remaja adalah 12
sampai 24 tahun. Sedangkan dari segi program pelayanan, definisi remaja yang
digunakan oleh Departemen Kesehatan adalah mereka yang berusia 10 sampai 19 tahun
dan belum kawin.Sementara itu, menurut BKKBN (Direktorat Remaja dan Perlindungan
Hak Reproduksi) batasan usia remaja adalah 10 sampai 21 tahun.
Yang dimaksud dengan perkembangan adalah perubahan yang terjadi pada rentang
kehidupan (Papalia & Olds, 2001). Perubahan itu dapat terjadi secara kuantitatif,
misalnya pertambahan tinggi atau berat tubuh; dan kualitatif, misalnya perubahan cara
berpikir secara konkret menjadi abstrak (Papalia dan Olds, 2001). Perkembangan dalam
kehidupan manusia terjadi pada aspek-aspek yang berbeda.
Transisi perkembangan pada masa remaja berarti sebagian perkembangan masa
kanak-kanak masih dialami namun sebagian kematangan masa dewasa sudah dicapai
(Hurlock, 1990). Bagian dari masa kanak-kanak itu antara lain proses pertumbuhan
biologis misalnya tinggi badan masih terus bertambah. Sedangkan bagian dari masa
dewasa antara lain proses kematangan semua organ tubuh termasuk fungsi reproduksi
dan kematangan kognitif yang ditandai dengan mampu berpikir secara abstrak (Hurlock,
1990; Papalia & Olds, 2001).
Masa remaja atau masa puber, merupakan masa penghubung antara masa anak-
anak dengan dewasa. Pubertas adalah perubahan menjadi dewasa yang ditandai adanya
perubahan fisik dan emosional (psikis).
Pertumbuhan dan perkembangan pada masa remaja sangat pesat, baik fisik
maupun psikologis. Perkembangan yang pesat ini berlangsung pada usia 11–16 tahun
pada laki-laki dan 10–15 tahun pada perempuan. Anak perempuan lebih cepat dewasa
dibandingkan anak laki-laki.
Perkembangan tubuh remaja laki-laki dan perempuan berbeda karena pengaruh
hormon yang dihasilkan. Laki-laki menghasilkan hormon androgen, sedangkan
perempuan menghasilkan hormon estrogen.
Organ-organ reproduksi pada masa puber telah mulai berfungsi. Salah satu ciri
masa pubertas adalah mulai terjadinya menstruasi pada perempuan. Adapun pada laki-
laki mulai mampu menghasilkan sperma. Ciri-ciri perubahan tubuh pada masa remaja
dapat dibedakan menjadi ciri kelamin primer dan ciri kelamin sekunder.

B. Fase Usia Remaja


Menurut Adams & Gullota (dalam Aaro, 2007), masa remaja meliputi usia antara
11 hingga 20 tahun. Sedangkan Hurlock (1990) membagi masa remaja menjadi masa
remaja awal (13 hingga 16 atau 17 tahun) dan masa remaja akhir (16 atau 17 tahun
hingga 18 tahun). Masa remaja awal dan akhir dibedakan oleh Hurlock karena pada masa
remaja akhir individu telah mencapai transisi perkembangan yang lebih mendekati masa
dewasa.

C. Ciri Perkembangan Usia Remaja


Mengenai ciri-ciri remaja tidak mesti dilihat dari satu sisi, tetapi dapat dilihat dari
berbagai segi. Misalnya dari segi usia, perkembangan fisik, phisikis, dan perilaku.
Menurut  Gayo (1990: 638-639) ciri-ciri remaja usianya berkisar 12-20 tahun yang
dibagi dalam tiga fase yaitu; Adolensi diri, adolensi menengah, dan adolensi akhir.
Penjelasan ketiga fase ini sebagai berikut.
1) Adolensi dini
Fase ini berarti preokupasi seksual yang meninggi yang tidak jarang
menurunkan daya kreatif/ ketekunan, mulai renggang dengan orang tuanya dan
membentuk kelompok kawan atau sahabat karib, tinggah laku  kurang dapat di
pertanggung jawabkan. Seperti perilaku di luar kebiasaan, delikuen,dan maniakal
atau defresif.
2) Adolensi menengah
Fase ini memiliki umum: Hubungan dengan  kawan dari lawan jenis mulai
meningkat pentingnya, fantasi dan fanatisme terhadap berbagai aliran, misalnya,
mistik, musik, dan lain-lain. Menduduki tempat yang kuat dalam perioritasnya,
politik dan kebudayaan mulai menyita perhatiannya sehingga kriti tidak jarang
dilontarkan kepada keluarga dan masyarakat yang dianggap salah dan tidak benar,
seksualitas mulai tampak dalam ruang atau skala identifikasi, dan desploritas lebih
terarah untuk meminta bantuan.
3) Adolesensi akhir
Masa ini remaja mulai lebih luas, mantap, dari dewasa dalam ruang lingkup
penghayatannya .Ia lebih bersifat ‘menerima’ dan ‘mengerti’ malahan sudah mulai
menghargai sikap orang/pihak lain yang mungkin sebelumnya ditolak. Memiliki
karier tertentu dan sikap kedudukan, kultural, politik, maupun etikanya lebih
mendekati  orang tuanya. Bila kondisinya kurang menguntungkan, maka masa turut
diperpanjang dengan konsekuensi .imitasi, bosan, dan merosot tahap kesulitan
jiwanya. Memerlukan bimbingan dengan baik dan bijaksana, dari orang-orang di
sekitarnya.
Argumen lain tentang ciri-ciri remaja dan berbagai sudut pandang
dikemukakan oleh Mustaqim dan Abdul Wahid (2003:49-50). Menurutnya pada
masa remaja umumnya telah duduk dalam bangku sekolah lanjutan. Pada permulaan
periode anak mengalami perubahan-perubahan jasmani yang berwujud  tanda-tanda 
kelamin sekunder seperti kumis, jenggot, atau suara berubah pada laki-laki. Lengan
dan kaki mengalami pertumbuhan yang cepat sekali sehingga anak-anak menjadi
canggung dan kaku. Kelenjar-kelenjar mulai tumbuh yang dapat menimbulkan
gangguan phisikis anak.
Perubahan rohani juga timbul remaja telah mulai berfikir abstrak, ingatan logis
makin lama makin lemah. Pertumbuhan fungsi-fungsi psikis yang satu dengan yang
lain tidak  dalam keadaan seimbang akibatnya anak sering mengalami pertentangan
batin  dan gangguan, yang biasa disebut gangguan integrasi. Kehidupan sosial anak
remaja juga berkembang sangat luas.
Akibatnya anak berusaha melepaskan diri darikekangan orang tua untuk
mendapatkan kebebasan, meskipun di sisi lain masih tergantung pada orang tua.
Dengan demikian terjadi pertentangan antara hasrat kebebasan dan perasaan
tergantung. (Mustaqim dan Abdul Wahid, 1991:50).
Lebih lanjut dikatakan Mustaqim dan Abdul Wahid, pada masa remaja akhir
umumnya telah mulai menemukan nilai-nilai hidup, cinta, persahabatan, agama,
kesusilaan, kebenaran dan kebaikan. Masa ini biasa disebut masa pembentukan dan
menentuan nilai dan cita-cita.Lain dari pada itu anak mulai berfikir tentang tanggung
jawab sosial, agama moral, anak mulai berpandangan realistik, mulai mengarahkan
perhatian pada teman hidupnya kelak, kematangan jasmani dan rohani, memiliki
keyakinan dan pendirian yang tetap serta berusaha mengabdikan diri dimasyarakat 
juga ciri remaja yang menonjol, tetapi hanya remaja yang sudah hampir masuk
dewasa.
Adanya perubahan baik di dalam maupun di luar dirinya itu membuat
kebutuhan remaja semakin meningkat terutama kebutuhan sosial dan kebutuhan
remaja semakin meningkat terutama kebutuhan sosial dan kebutuhan psikologisnya.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut memperluas lingkungan sosial diluar
lingkungan keluarga, seperti lingkungan teman sebaya dan lingkungan masyarakat
lainnya.
Secara umum masa remaja dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut:
(Konopka, 1973 dalam Pikunas, 1976; Ingersoll 1989):
a. Masa remaja awal (12-15 tahun)
Pada masa ini individu memulai meninggalkan peran sebagai individu yang
unik dan tidak tergantung pada orang tua.
b. Masa remaja pertengahan (15-18 tahun)
Masa ini ditandai dengan berkembangnya kemampuan berfikir yang baru.
c. Masa remaja akhir (19-22 tahun)
Masa ini ditandai oleh persiapan akhir untuk memasuki peran-peran orang
dewasa.
REMAJA
1) Ciri Masa Remaja
Peningkatan emosional yang terjadi secara cepat pada masa remaja awal yang
dikenal dengan sebagai masa storm & stress. Peningkatan emosional ini merupakan
hasil dari perubahan fisik terutama hormon yang terjadi pada masa remaja. Dari segi
kondisi sosial, peningkatan emosi ini merupakan tanda bahwa remaja berada dalam
kondisi baru yang berbeda dari masa sebelumnya. Pada masa ini banyak tuntutan
dan tekanan yang ditujukan pada remaja, misalnya mereka diharapkan untuk tidak
lagi bertingkah seperti anak-anak, mereka harus lebih mandiri dan bertanggung
jawab. Kemandirian dan tanggung jawab ini akan terbentuk seiring berjalannya
waktu, dan akan nampak jelas pada remaja akhir yang duduk di awal-awal masa
kuliah.  
2) Perubahan yang cepat secara fisik yang juga disertai kematangan seksual. Terkadang
perubahan ini membuat remaja merasa tidak yakin akan diri dan kemampuan mereka
sendiri. Perubahan fisik yang terjadi secara cepat, baik perubahan internal seperti
sistem sirkulasi, pencernaan, dan sistem respirasi maupun perubahan eksternal
seperti tinggi badan, berat badan, dan proporsi tubuh sangat berpengaruh terhadap
konsep diri remaja. 
3) Perubahan dalam hal yang menarik bagi dirinya dan hubungan dengan orang lain.
Selama masa remaja banyak hal-hal yang menarik bagi dirinya dibawa dari masa
kanak-kanak digantikan dengan hal menarik yang baru dan lebih matang. Hal ini
juga dikarenakan adanya tanggung jawab yang lebih besar pada masa remaja, maka
remaja diharapkan untuk dapat mengarahkan ketertarikan mereka pada hal-hal yang
lebih penting. Perubahan juga terjadi dalam hubungan dengan orang lain. Remaja
tidak lagi berhubungan hanya dengan individu dari jenis kelamin yang sama, tetapi
juga dengan lawan jenis, dan dengan orang dewasa.  
4) Perubahan nilai, dimana apa yang mereka anggap penting pada masa kanak-kanak
menjadi kurang penting karena sudah mendekati dewasa.  
5) Kebanyakan remaja bersikap ambivalen dalam menghadapi perubahan yang terjadi.
Di satu sisi mereka menginginkan kebebasan, tetapi di sisi lain mereka takut akan
tanggung jawab yang menyertai kebebasan tersebut, serta meragukan kemampuan
mereka sendiri untuk memikul tanggung jawab tersebut.

D. Perkembangan Remaja dan Aspek-aspeknya


1) Perkembangan Fisik
Perkembangan fisik sudah di mulai pada masa praremaja dan terjadi cepat pada
masa remaja awal yang akan makin sempurna pada masa remaja pertengahan dan
remaja akhir. Cole (dalam monks, 2002:16) berpendapat bahwa perkembangan fisik
merupakan dasar dari perkembangan aspek lain yang mencakup perkembangan
psikis dan sosialis. Artinya jika perkembangan fisik berjalan secara baik dan lancar,
maka perkembangan psikis dan sosial juga akan lancar. Jika perkembangan fisik
terhambat sulit untuk mendapat tempat yang wajar dalam kehidupan masyarakat
dewasa.
Perubahan yang terjadi pada pertumbuhan tersebutdi ikuti masa munculnya tanda-
tanda sebagai berikut :
a. Tanda-tanda seks primer
Yang di maksud dengan tanda-tanda seks primer adalah organ seks. Pada laki-laki
gonad atau testes.organitu terletak di dalam scrotum.pada usia 14 tahunsekitardari
10% dari ukuran matang setelah itu terjadilah pertumbuhan yang pesat selama
satu atau dua tahu. Kemudian pertumbuhan menurun.testes berkembang penuh
pada usia 20-21 tahun.sebagai tanda bahwa fungsi organ-organ reproduksi pria
matang lazimnya terjadi mimpi basah,artinya ia bermimpi mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan seksual,sehingga mengeluarkan sperma.
Semua organ reproduksi wanita tumbuh selama masa puber.namun tingkat
kecepatan antaraorgan yang satu dengan yang lain berbeda.berat uterus pada anak
usia11-12 tahun kira-kira 5,3 gram,padausia 16 tahun rata-rata beratnya 43 gram.
Sebagai tanda kematangan orgen reproduksi pada perempuan adalah datang
haid.ini adalah permulaan dari serangkaian pengeluaran darah, lendir dari
jaringan sel yang hancur dari uterussecara berkala,yang akan terjadi kira-kira
setiap 28 hari.hal ini berlansung terus sampai menjelangmasa
monopause.monopause bisa terjadi pada usia sekitar limah puluan.
b. Tanda-tanda sekunder
1. Pada laki-laki
 Rambut
Rambut yang mmencolok tumbuh pada mas remaja adalah rambut
kemaluan.terjadi sekitar 1 tahun setelah testes dan penis mulai
membesar.ketika rambut kemaluan hampir selesai tumbuh,maka menyusul
rambut ketiak dan rambut di wajah,seperti halnya kumis dan cambang.
 Kulit
Kulit menjadi lebih kasar,tidak jernih,pori-pori membesar.
 Kelenjar lemak dan kelenjar keringat
Kelenjar lemak di bawah kulit menjadi lebih aktif. Sering kalo
menyebabkan jerawat karena produksiminyak yang menigkat. Aktifitas
kelenjar keringat juga bertambah,terutama bagian ketiak.
 Otot
Otot-otot pada tubu remaja makinbertambah besar dan kuat. Lebih-lebih
bila di lakukan latihan otot,maka akan tampakmemberi bentuk pada
lengan,bahu dan tungkai kaki.
 Suara
Seirama tumbuhnya rambut pada kemaluan ,maka terjadi perubahan suara.
Mula-mula agak serak,kemudian volumenya juga meningkat.
 Benjolan di dada
Pada usia remaja sekitar 12-14 tahun muncul benjolan kecil-kecil di sekitar
kelenjar susu.setelah beberapa minggu besar danjumlahnya menurun.
2. Pada wanita
 Rambut
Rambut kemaluan pada wanita juga tubuh seperti halnya remaja laki-
laki.tumbuh rambut kemaluan ini terjadi setelah pinggul dan payudarah
mulai berkembang.buluh ketiak dan buluh pada kulit wajah mulai tampak
setelah haid.semua rambut kecuali rambut wajah mula-mula lurus dan
terang warnahnya  kemudian menjadi lebih subur ,lebih kasar, labih gelap
dan agak keriting.
 Pinggul
Pinggul pun menjadi lebih berkembang,memesar dan membulat.hal ini
sebagai akibat membesarnya tulang pinggul dan berkembangnya lemak di
bawah kulit.
 Payudara
Seiring panggul membesar,maka payudara juga membesar dan putung susu
menonjol.hal ini terjadi secara harmonis sesuai pula dengan berkembang
dan makin besarnya kelenjar susu sehingga payudara menjadi lebih besar
dan lebih bulat.
 Kulit
Kulit halnya laki-laki juga menjadi lebih kasar,lebih tebal,pori-pori
membesar.Akan tetapi berbedadengan laki-laki pada wanita tetap leih
lembut.
 Kelenjar lemak dengan kelenjar keringat
Kelenjar dan kelenjar keringat menjadi lebih aktif. Sumbatan kelenjar
lemak dapat menyebabkan jerawat.kelenjar keringat dan baunya menusuk
sebelum dan selama masa haid.
 Otot
Menjelang akhir masa puber,otot semakin membesar dan kuat.akhirnya
akan membentuk bahu,lengan dan tungkai kaki.
 Suara
Suara berubah semakin merdu.suara serak jarang terjadi pada wanita.
Perbedaan perkembangan ciri-ciri kelamin sekunder anak laki-laki dan
perempuan, perhatikan tabel berikut ini:

REMAJA

2) Perkembangan Kognitif Remaja


Perkembangan kognitif remaja menurut Piaget (dalam Elisabet,1999:117)
menjelaskan bahwa selama tahap operasi formal yang terjadi sekiyar usia 11-15
tahun. Seorang anak mengalami perkembangan penalaran dan kemampuan berfikir
untuk memecahkan persoalan yang dihadapinya berdasarkan pengalaman langsung.
Struktur kognitif anak mencapai pematangan pada tahap ini. Potensi kualitas
penalaran dan berfikir (reasoning dan thinking) berkembang secara maksimum.
Setelah potensi perkembangan maksimum ini terjadi, seorang anak tidak lagi
mengalami perbaikan struktural dalam kualitas penalaran pada tahap perkembangan
selanjutnya.
Remaja yang sudah mencapai perkembangan operasi formal secara maksimum
mempunyai kelengkapan struktural kognitif sebagai mana halnya orang dewasa.
Namun, hal itu tidak berarti bahwa pemikiran (thinking) remaja dengan penalaran
formal (formal reasoning) sama baiknya dengan pemikiran aktual orang dewasa
karena hanya secara potensial sudah tercapai.

3) Perkembangan Emosi Remaja


Emosi merupakan salah satu aspek psikologis manusia dalam ranah efektif.
Aspek psikologis ini sangat berperan penting dalam kehidupan manusia pada
umumnya, dan dalam hubungannya dengan orang lain pada khususnya.
Keseimbangan antar ketiga ranah psikologis sangat di butuhkan sehingga manusia
dapat berfungsi dengan tepat sesuai dengan stimulus yang di hadapinya.
Prawitasari (dalam Zailani, 1887:85) mengembangkan alat pengungkap emosi
dasar manusia berupa foto-foto sebagai ekspresi wajah dari berbagai model dasar
manusia yaitu : senang, sedih, terkejut, jijik, marah, takut dan malu.
Pada masa remaja, ekspresi emosi yang nampak kadang-kadang tidak
mengembangkan kondisi emosi yang sebenarnya, misalnya orang yang marah 
seribu bahasa. Ekspresi emosi sifatnya sangat individual atau subjektif, tergantung
pada kondisi pribadi masing-masing orang.
Manifestasi emosi yang sering muncul pada remaja termasuk higtened
emotionality atau meningkatkan emosi yaitu kondisi emosinya berbeda dengan
keadaan sebelumnya. Ekspresi meningkatnya emosi ini dapat berupa sikap
binggung, emosi meledak-ledak, suka berkelahi, tidak ada nafsu makan, tidak punya
gairah apapun, atau mungkin sebaliknya melarikan diri membaca buku. Di samping
kondisi emosi yang meningkat, juga masih dijumpai beberapa emosi yang menonjol
pada remaja termasuk khawatir, cemas, jengkel, frustasi cemburu, iri, rasa ingin
tahu, dan afeksi, atau rasa kasih sayang dan perasaan bahagia. (Zaenuddin, 2004:
111).
Secara tradisional masa remaja dianggap sebagai periode “Badai dan
Tekanan”, sesuatu masa dimana ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari
perubahan fisik dan kelenjar. Pertumbuhan yang terjadi terutama bersifat
melengkapi pola yang sudah terbentuk pada masa puber. Adapun meningginya
emosi terutama karena anak laki-laki dan perempuan berada dibawah tekanan sosial
dan menghadapi kondisi baru, sedangkan selama masa kanak-kanak ia kurang
mempersiapkan diri untuk menghadapi keadaan-keadaan itu (Hurlock, 2004: 212-
213).
Masa remaja merupakan “badai dan tekanan”, masa stress full karena ada
perubahan fisik dan biologis serta perubahan tuntutan dari lingkungan, sehingga
diperlukan suatu proses penyesuaian diri dari remaja.
Tidak semua remaja mengalami masa badai dan tekanan. Namum benar benar
juga bila sebagian besar remaja mengalami ketidakstabilan dari waktu ke waktu
sebagai konsekuensi dari usaha penyesuaian diri pada pola perilaku baru dan
harapan sosial yang baru. (Nurfajriyah, 2009: 1).
E. Penyebab Perubahan Pubertas
1) Peran Kelenjar Pituitary – Kelenjar pituitary mengeluarkan dua hormon yaitu
hormon pertumbuhan yang berpengaruh dalam menentukan besarnya individu, dan
hormon gonadotrofik yang merangsang gonad untuk meningkatkan kegiatan.
Sebelum masa puber secara bertahap jumlah hormon gonadotrofik semakin
bertambah dan kepekaan gonad terhadap hormon gonadotrofik dan peningkatan
kepekaan juga semakin bertambah, dalam keadaan demikian perubahan-perubahan
pada masa puber mulai terjadi. 
2) Peran Gonad- Dengan pertumbuhan dan perkembangan gonad, organ-organ seks
yaitu ciri-ciri seks primer : bertambah besar dan fungsinya menjadi matang, dan ciri-
ciri seks sekunder, seperti rambut kemaluan mulai berkembang. 
3) Interaksi Kelenjar Pituitary dan Gonad – Hormon yang dikeluarkan oleh gonad,
yang telah dirangsang oleh hormon gonadotrofik yang dikeluarkan oleh kelenjar
pituitary, selanjutnya bereaksi terhadap kelenjar ini dan menyebabkan secara
berangsur-angsur penurunan jumlah hormon pertumbuhan yang dikeluarkan
sehingga menghentikan proses pertumbuhan, interaksi antara hormon gonadotrofik
dan gonad berlangsung terus sepanjang kehidupan reproduksi individu, dan lambat
laun berkurang menjelang wanita mendekati menopause dan pria mendekati
climacteric. (Hurlock, 2004 : 196).
F. Bahaya Pada Masa Puber
1) Bahaya Fisik
Meskipun sebagian besar anak puber secara fisik tidak merasa normal, namun
penyakit yang aktual tidak banyak dialami anak dalam periode ini dibandingkan
dengan periode-periode sebelumnya. Bahaya fisik utama masa puber disebabkan
kesalahan fungsi kelenjar endokrin yang mengendalikan pertumbuhan pesat dan
perubahan seksual yang terjadi pada periode ini.
2) Bahaya Psikologis
Terhadap banyak bahaya psikologis pada masa puber yang akibat panjangnya lebih
penting dari pada akibat berlangsungnya.
Beberapa bahaya psikologis yang adalah sebagai berikut :
a. Konsep diri yang kurang baik – Ada banyak hal yang menyebabkan
perkembangan konsep diri kurang baik selama masa puber, beberapa diantaranya
alasan pribadi dan alasan lingkungan. Anak yang mengembangkan konsep diri
kurang baik pada masa remaja cenderung menguatkan konsep tersebut dengan
perilaku yang tidak sosial, dan bukan memperbaikinya. Akibatnya, dasar-dasar
untuk kompleks rendah diri semakin tertanam dan kecuali dilakukan langkah-
langkah perbaikan, maka cenderung akan menetap dan mewarnai mutu perilaku
individu sepanjang hidupnya. 
b. Prestasi Rendah – Cepatnya pertumbuhan Fisik maka tenaga menjadi melemah,
ini mengakibatkan keseganan untuk bekerja dan bosan pada tiap kegiatan yang
melibatkan usaha individu. 
c. Kurangnya persiapan untuk menghadapi masa puber – Anak puber tidak
diberitahu atau secara psikologis tidak dipersiapkan tentang perubahan fisik dan
psikologis yang terjadi pada masa puber, pengalaman akan perubahan itu dapat
merupakan pengalaman traumatis. 
d. Menerima tubuh yang berubah – Diantara tugas perkembangan masa puber yang
penting adalah menerima kenyataan bahwa tubuhnya mengalami perubahan.
Hanya sedikit anak puber yang mampu menerima kenyataan ini, sehingga mereka
tidak puas dengan penampilannya. 
e. Menerima peran seks yang diharapkan – Sama halnya menerima tubuh yang
berubah, menerima peran seks anak puber yang diharapkan mendekati peran seks
orang dewasa merupakan tugas perkembangan utama pada tingkat usia ini.
Terjadinya kematangan seksual atau waktu yang diperlukan untuk pematangan. 
f. Penyimpangan dalam pematangan sosial – Salah satu bahaya psikologis selama
masa puber yang paling serius adalah penyimpangan dalam usia terjadinya
kematangan seksual atau waktu yang diperlukan untuk pematangan.
g. Anak yang matang lebih awal – Anak yang matang terlalu dini dapat
menunjukkan kesulitan pribadi. Kesulitan ini timbul karena anak matang lebih
awal yang kelihatannya lebih tua dari usianya, biasanya diharapkan bertindak
sesuai dengan penampilannya dan bukan dengan usianya.(Hurlock, 2004 : 196-
199).
G. Tugas Perkembangan Usia Remaja
Tugas perkembangan remaja menurut Havighurst dalam Gunarsa (1991) antara lain :
1) memperluas hubungan antara pribadi dan berkomunikasi secara lebih dewasa dengan
kawan sebaya, baik laki-laki maupun perempuan
2) memperoleh peranan sosial
3) menerima kebutuhannya dan menggunakannya dengan efektif
4) memperoleh kebebasan emosional dari orangtua dan orang dewasa lainnya
5) mencapai kepastian akan kebebasan dan kemampuan berdiri sendiri
6) memilih dan mempersiapkan lapangan pekerjaan
7) mempersiapkan diri dalam pembentukan keluarga
8) membentuk sistem nilai, moralitas dan falsafah hidup
H. Karateristik Perilaku
Karakteristik Normal
1. Menilai diri secara objektif, kelebihan dan kekurangan diri
2. Bergaul dengan teman
3. Memiliki teman curhat
4. Mengikuti kegiatan rutin (olah raga, seni, pramuka, pengajian, bela diri)
5. Bertanggung jawab dan mampu mengambil keputusan tanpa tergantung pada orang
tua
6. Menemukan identitas diri, memiliki tujuan dan cita-cita masa depan
7. Tidak menjadi pelaku tindak antisosial dan tindak asusila
8. Tidak menuntut orang tua secara paksa untuk memenuhi keinginan yang berlebihan
dan negatif
9. Berperilaku santun, menghormati orang tua, guru dan bersikap baik pada teman
10. Memiliki prestasi yang berarti dalam hidup
I. Diagnosa Kebidanan
Kesiapan peningkatan perkembangan remaja
J. Intervensi Perkembangan Normal
1) Intervensi generalis :
a. Memfasilitasi remaja untuk mengikuti kegiatan yang positif dan bermanfaat
b. Tidak membatasi atau terlau mengekang remaja melainkan membimbingnya
c. Menciptakan suasana rumah yang nyaman untuk pengembangan bakat dan
kepribadian diri
d. Menyediakan waktu untuk diskusi, mendengarkan keluhan, harapan dan cita-cita
remaja
e. Tidak menganggap remaja sebagai junior yang tidak memiliki kemampuan
apapun
2) Intervensi spesialis
a. Terapi kelompok terapeutik : remaja

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Jadi, Bidan perlu memahami permasalahan-permasalahan pada renaja, perkembangan
remaja untuk memahami tumbuh kembang pasien remaja saat melakukan pengkajian
maupun implementasi tindakan kebidanan. Tiap-tiap individu berbeda dan tidak mudah
untuk disamakan antara individu yang satu dengan yang lain terhadap tugas-tugas
perkembangannya.

B. SARAN

Perlu adanya pendekatan pada remaja agar mengetahui masalah yang dihadapinya,
karena remaja sangat rentan terhadap kesehatan seksual. Untuk laporan pendahuluan
perlu dikembangkan lagi teorinya karena masih banyak kekurangan di dalamnya.
DAFTAR PUSTAKA

Glasier, Anna. Ed. 4. 2015. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta: EGC.
Kauma, Fuad. 2012. Sensasi Remaja di Masa puber: Dampak Negatif dan
Penanggulangannya. Jakarta: Kalam Mulia.
Manuaba, Ida Bagus Gde. 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: Arcan.
Miron, Amy G. dan Miron, Charles D. 2016. Bicara Soal Cinta, Pacaran, dan Seks kepada
Remaja: Panduan Guru dan Orang Tua. Jakarta: Esensi.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2017. Kesehatan Masyarakat: Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai