Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN STASE 2

PRAKTIK ASUHAN KEBIDANAN PADA REMAJA, PRANIKAH, DAN


PRAKONSEPSI

Oleh:
NAMA : DIAN NOVIANTI
NPM : 19200200005

PROGAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN PROGRAM PROFESI


DEPARTEMEN KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU
2022
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN STASE 2
PRAKTIK ASUHAN KEBIDANAN PADA REMAJA, PRANIKAH, DAN
PRAKONSEPSI

Oleh:
NAMA : DIAN NOVIANTI
NPM : 19200200005

Tanggal, 07 Agustus 2021

Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab Stase

Milka Anggareni K,SS.T,M.Kes


0303048905
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN STASE 2
PRAKTIK ASUHAN KEBIDANAN PADA REMAJA, PRANIKAH, DAN
PRAKONSEPSI

Oleh:
NAMA : DIAN NOVIANTI
NPM : 19200200005

Tanggal, 07 Agustus 2021

KBK Dosen Komunitas dan Ilmu Teknologi KBK Dosen Pencegahan dan Deteksi Dini

Agus Santi Br. G., S.ST, M.Kes. Fanni Hanifa, S.ST, M.Keb
0317088406 0307039201

Menyetujui,
Mengesahkan
Dosen Penanggung Jawab Stase

Milka Anggareni K,SS.T,M.Kes


0303048905
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas perkenan-Nya
penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Presentasi Jurnal yang berjudul
“PENATALAKSANAAN KONSELINGPRAKONSEPSI”Dalam penyelesaian
Laporan Presentasi Jurnal ini penulis mendapatkan bimbingan, arahan dan
masukan oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Drs. H.A.Jacub Chatib, selaku Ketua Yayasan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Indonesia Maju
2. Prof.Dr.Dr.dr.H.M.Hafizurracman, Mph, selaku Pembina Yayasan Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia.
3. Dr.Astrid Novita, SKM, MKM selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Indonesia Maju.(STIKIM)
4. Susaldi, S.ST.,M.Biomed selaku Wakil Ketua I Bid. Akademik & Inovasi
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju.(STIKIM).
5. Dr. Rindu, SKM.,M.Kes selaku Wakil Ketua II Bid. Sumber Daya &
Keuangan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju.(STIKIM).
6. Nur Rizky Ramdhani, SKM., M.Epid selaku wakil ketua III Bid.
Kemahasiswaan & Alumni Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju.
(STIKIM).
7. Hidayani,Am Keb,SKM,MKM selaku Kepala Departmen Kebidanan Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju.(STIKIM)
8. Seluruh dosen dan staf pengajar Program Studi Pendidikan Profesi Bidan.
Program Profesi Departemen Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Indonesia Maju yang telah memberikan ilmu pengetahuan, mengarahkan dan
membimbing penulis selama mengikuti proses pendidikan. Penulis menyadari
bahwa Laporan Presentasi Jurnal ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik, saran atau masukan dari semua pihak sangat diharapkan guna perbaikan di
masa yang akan datang. Semoga tulisan ini memberikan manfaat bagi
pembacanya.
Jakarta, 29 Juli 2021

Penulis
DAFTAR ISI

COVER
LEMBAR PERSETUJUAN…………………………………. ii
LEMBAR PENGESAHAN …………………………………. iii
KATA PENGANTAR……………………………………….. iv
DAFTAR ISI………………………………………………… vi
BAGIAN 1: JURNAL
Jurnal 1..................................................................................... 1
Jurnal 2 .................................................................................... 2
Jurnal 3..................................................................................... 3
BAGIAN II: TINJAUAN KASUS
Tinjauan Kasus ........................................................................ 5
BAGIAN III: PEMBAHASAN
Pembahasan.............................................................................. 12
BAGIAN IV: PENUTUP
Kesimpulan .............................................................................. 19
Saran ........................................................................................ 19
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
I. JURNAL
1. Jurnal 1
Judul : Pengaruh Konseling Gizi Prakonsepsi Terhadap Pengetahuan
dan Sikap Wanita Pranikah di Kecamatan Batang Kuis
Penulis : Lusyana Gloria Doloksaribu, Abdul Malik Simatupang
Tahun : 2019, ISSN : 2089-8592
Link Jurnal : https://jurnal.uisu.ac.id/index.php/wahana/article/view/1445
ABSTRAK
Background : Nutritional status during the preconception period is
one of the determinants of fluency from the process of pregnancy to later
delivery. The premarital period can be related to the preconception
period, because after marriage women will be immediately undergo the
process of conception. The preconception period is a period before
pregnancy. The preconception period is a span of three months to one
year before conception and ideally should include the time when the ovum
and sperm mature, which is about 100 days before conception. This study
aims to determine the effect of preconception nutrition counseling to the
knowledge and attides of premarital woman at Batang Kuis District. This
study used a quasi experimental design with one group pre&post test. The
number of samples in this study were 30 people. Data collection was done
using counseling methods and giving questionnaires. Data analysis used
Wilcoxon test and T-dependent test. The result showed that there was a
significant effect to knowledge (p=0.001) and attitude (p=0.001) before
and after the intervention.
Keywords : Maternal Knowledge, Nutritional Status

2. Jurnal 2
Judul : Pengaruh Pendidikan Kesehatan Metode PEER Education
Mengenai Skrining Prakonsepsi Terhadap Sikap dan Motivasi Wanita Usia
Subur.
Penulis : Lusiana El Sinta B , Yulizawati ,Aldina Ayunda Insani ,Ayu
Nurdiyan (Prodi Kebidanan, Universitas Andalas)
Tahun : 2017, eISSN : 2548-5970
Link jurnalhttp://jom.fk.unand.ac.id/index.php/jom/article/view/7
ABSTRAK
Kesehatan prakonsepsi merupakan bagian dari kesehatan secara
keseluruhan selama masa reproduksi yang berguna untuk mengurangi
risiko dan mempromosikan gaya hidup sehat untuk mempersiapkan
kehamilan sehat dan meningkatkan kemungkinan memiliki bayi yang
sehat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pendidikan
kesehatan dengan metode peer education mengenai skrining prakonsepsi
terhadap sikap dan motivasi wanita usia subur. Penelitian ini merupakan
studi quasi eksperimental dengan rancangan pretestposttest design.
Instrumen yang digunakan yaitu kuesioner. Dilakukan pendidikan
kesehatan dengan metode peer group pada kelompok intervensi, dan pada
kelompok kontrol tidak dilakukan. Data dianalisa menggunakan uji t-test,
dan nilai p<0,05 dianggap bermakna secara statistic. Rerata sikap pada
kelompok intervensi sebesar 26,71 ± 4,81 dan pada kelompok control
sebesar 29,97+2,51. Rerata motivasi pada kelompok intervensi sebesar
23,06±2,59 dan pada kelompok kontrol sebesar 26,26±3,57. Terdapat
perbedaan yang bermakna pada sikap dan motivasi WUS di kelompok
intervensi dan kelompok kontrol dengan p value 0,010 (<0,05).
Selanjutnya disimpulkan bahwa Pendidikan kesehatan dengan metode peer
education berpengaruh terhadap peningkatan sikap dan motivasi WUS
mengenai skrining pranikah. Perlu adanya sosialisasi berkelanjutan tentang
pentingnya skrining pranikah pada calon pengantin.
Kata kunci:
Peer Education, Skrining prakonsepsi,sikap,motivasi
3. Jurnal 3
Judul : Asupan Zat Gizi Dan Kadar Hemoglobin Wanita Prakonsepsi
Di Kabupaten Semarang
Penulis : Annisa Khaira Maadi , Fillah Fithra Dieny , Hartanti Sandi
Wijayanti,A.Fahmy Arif Tsani, Choirun Nissa
Tahun : 2019
Link Jurnal : http://dx.doi.org/10.21776/ub.ijhn.2019.006.02.2

ABSTRAK
Wanita prakonsepsi yang mengalami anemia berisiko mengalami
berbagai masalah saat kehamilan. Salah satu faktor risiko anemia yaitu
asupan zat gizi yang tidak adekuat. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis faktor asupan zat gizi yang berpengaruh terhadap kadar Hb
wanita prakonsepsi. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional
dengan 70 subjek pengantin wanita di KUA Kecamatan Sumowono dan
Pringapus, berusia 16-35 tahun, dipilih dengan metode consecutive
sampling. Data yang diambil yaitu berat badan, tinggi badan, asupan
makan, dan kadar hemoglobin. Data asupan makan diperoleh
menggunakan Semi Quantitative Food Frequency
Questionnaire (SQ-FFQ). Data kadar Hb diukur menggunakan metode
Cyanmethemoglobin. Analisis data menggunakan uji regresi linear
sederhana dan regresi linear ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
prevalensi anemia dan status gizi kurang sebanyak 11,4% dan 15,7%.
Asupan energi, protein, vitamin B2, seng, besi dan asam folat tergolong
kurang. Asupan energi (p=0,004), protein (p=0,007), zat besi (p=0,009),
dan status gizi (p=0,055) merupakan faktor yang mempengaruhi kadar Hb.
Faktor yang paling berpengaruh terhadap kadar Hb adalah asupan energi
dan status gizi. Kesimpulannya adalah kadar Hb pada wanita prakonsepsi
dipengaruhi oleh asupan energi, protein, zat besi dan status gizi. Namun,
faktor yang paling berpengaruh adalah asupan energi dan status gizi.
Kata kunci: asupan zat gizi, hemoglobin, wanita prakonsepsi
II. TINJAUAN KASUS

FORMAT DOKUMENTASI
ASUHAN KEBIDANAN PADA MASA PRAKONSEPSI

No. Registrasi : 003414


Tanggal Pengkajian : 27 Juli 2021
Waktu Pengkajian : 11.00 Wib
Tempat Pengkajian : Poli RSUD Pasar Minggu
Pengkaji : Dian Novianti,S.Tr.Keb

A. Data Subjektif
Nama Ibu : Ny. T Nama Suami : Tn. S
Umur : 30 Tahun Umur : 32 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Bima Suku : Jawa
Pendidikan : D3 Akuntansi Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Bank Bni Pekerjaan : POLRI
Alamat : Jl. Jengki, Cipinang asem RT 15 RW 02 No., 25
Kebon Pala, Jakarta Timur

1. Alasan datang
Konsultasi Kehamilan

2. Keluhan utama
Menikah, sudah 1, 5 tahun Telat Haid sudah 5 hari

3. Riwayat obstetri
a. Riwayat menstruasi
Menarche : 12 tahun
Siklus : 28 hari
Lama : 7 hari
Banyaknya : 2-3 kali/hari
Sifat Darah : Merah kecoklatan
HPHT : 22 Juni 2021
Flour Albus : Tidak Pernah
b. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Penyulit Anak
Anak Tgl / Thn Tempat Penolong kehamilan
UK JP BB/
ke persalinan persalinan persalinan / JK Keadaan
PB
persalinan
- - - - - - - - - -

4. Riwayat ginekologi
Belum pernah melahirkan, belum pernah keguguran, tidak pernah,keluar
darah pervaginam sebelumnya hanya saat haid saja, perdarahan pascsa
senggama tidak ada, nyeri saat senggama tidak ada

5. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan ibu
- Asma, Jantung, DM, hipertensi tidak ada
- Anemia sebelum menikah

b. Riwayat kesehatan keluarga


Asma, Jantung, DM, hipertensi tidak ada

6. Riwayat pernikahan
Pernikahan pertama
Lama menikah 1,5 tahun

7. Riwayat psikososial
Ibu bekerja sebagai Karyawan di Bank
Suami sebagai Polisi
Tinggal berdua dengan suami

8. Riwayat KB
Metode KB yang pernah dipakai : Tidak menggunakan KB
Komplikasi dari KB : Tidak ada

9. Pola kebiasaan sehari-hari


a) Pola istirahat
Kebutuhan tidur malam 6-7 jam

b) Pola aktivitas
Bekerja di kantor seminggu 2 kali secara bergantian dari pukul 08.00
sampai 15.00 wib
Suami bekerja setiap hari,waktu tidak menentu bila ada piket maka tidak
pulang

c) Pola eliminasi
BAK : 5-6 x/hari
BAB : 1 x/hari

d) Pola nutrisi
Pola makan : 3x1 teratur, kurang suka dengan sayur kadang-kadan,
protein telur, jarang ayam sama ikan.
Pola Minum : 2- 3 botol 600 ml

e) Pola personal hygiene


Mandi : 2x sehari, mengganti celana 2-3 kali sehari
Sikat Gigi : 2 kali sehari pagi dan sore

f) Pola hubungan seksual


1 minggu sekali.

B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos metis

2. Pemeriksaan Umum
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Denyut nadi : 78 kali/menit
Frekuensi nafas : 20 kali/menit
Suhu tubuh : 36,5 0
C

3. Pemeriksaan Antropometri
Berat badan : 58 kg
Tinggi badan : 150 cm
LILA : 28 cm
IMT :- kg/m2

4. Pemeriksaan Fisik
a. Wajah : Normal, tidak ada odema
b. Mata : simetris, tidak ada kelainan
c. Mulut : Normal
d. Leher : Normal, tidak ada kelenjar tiroid dan nyeri
telan
e. Dada : Normal, tidak ada kelainan
f. Abdomen : Bekas luka operasi apendik 2 tahun yg lalu
bagian kanan, keloid
g. Ekstremitas Atas : Tidak ada kelainan
h. Ekstremitas Bawah : Tidak ada kelainan
i. Anogenitalia : Tidak ada kelainan

5. Pemeriksaan Penunjang
HB : 11,3 mg/dl
Hematokrit : 33 mg/dl
Leukosit : 10,3 mg/dl
Trombosit : 371
Golongan Darah : A(+)
HBSaG : (-)
HIV : (-)
Sifilis : (-)
Beta HCG : (-)

C. Analisis Data
Ny. T Prakonsepsi Usia 30 Tahun
Kebutuhan : Konseling Prakonsepsi

D. Penatalaksanaan
1. Melakukan informed consent kepada pasien, dan izin
mendokumentasikannya
Pasien menyetujui dan bersedia
2. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada pasien, bahwa:
TD: 110/80 mmHg, Nadi: 78 kali/menit, Pernapasan: 20 kali/menit
dan Suhu: 36,5◦C semuanya dalam batas normal. Pasien mengetahui
hasil pemerikaannya.
3. Melakukan Konseling untuk meningkatkan asupan zat gizi penting
pada masa reproduksi dengan makanan begizi seimbang, protein
hewani, sayuran hijau dan olahraga secara teratur dan mengkonsumsi
multivitamin dan asam folat bila perlu, menghindari makanan Cepat
saji dan minuman cepat saji yang manis. Ibu dapat mengerti
4. Memberikan motivasi untuk bersikap mendukung pemenuhuan gizi
pada masa prakonsepsi, ibu dapat mengerti
5. Menganjurkan pola istirahat yang baik, tidur siang bila ada waktu
luang, dan tidur malam 6-7 jam dimalam hari, ibu mengerti dan akan
melakukannya.
6. Menghindari faktor penyebab stress dan depresi , ibu mengerti.
7. Menganjurkan ibu melakukan personal hygiene dengan baik, mandi 2x
sehari dan mengganti pakaian dalam setelah mandi, dan menjaga
kebersihan di area vagina agar floral vagina tetap baik. Ibu mengerti
dan akan melakukannya
8. Menginformasikan kepada ibu untuk bersenggama 2-3 kali seminggu,
karena pada tahun pertama pernikahan peluang untuk dapat hamil
secara alamiah sebesar 80% dan di barengi dengan pola hidup sehat.
Ibu mengerti.
9. Menganjurkan ibu untuk berkonsultasi dengan dokter kandungan
untuk mengetahui alat kandungan dan kondisi agar rencana kehamilan
bisa lebih terarah, ibu mengerti dan akan melakukannya.

Jakarta, 27 Juli 2021


Pengkaji,

(Dian Novianti )

III. PEMBAHASAN
Berdasarkan tinjauan kasus dan jurnal didapatkan hasil sebagai
berikut:
1. Jurnal 1” Pengaruh Konseling Gizi Prakonsepsi Terhadap
Pengetahuan dan Sikap Wanita Pranikah di Kecamatan Batang
Kuis”
Hasil penelitian pada jurnal 1 menunjukkan terjadi
peningkatan pengetahuan. Dimana sebelum diberikan konseling
rata-rata nilai pengetahuan yang didapat sampel sebesar 12,60
dengan nilai terendah 8 dan nilai tertinggi 16 dari total nilai 20.
Dan setelah diberikan konseling rata-rata nilai pengetahuan yang
didapat sampel sebesar 15,97 dengan nilai terendah 11 dan nilai
tertinggi 18. Sebelum diberikan konseling, sampel hanya mampu
menguasai 63% dari total semua pertanyaan yang diberikan.
Dengan nilai pengetahuan yang paling tinggi diperoleh oleh sampel
yang memiliki kategori pendidikan tinggi dan nilai pengetahuan
terendah diperoleh oleh sampel yang memiliki kategori pendidikan
menengah. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat pendidikan
seseorang maka keinginan untuk balajar dan mudah melakukan
perubahan positif semakin tinggi juga. Kategori pengetahuan
sampel sebelum konseling secara umum adalah cukup. Sebelum
diberikan konseling gizi prakonsepsi, ada 5 pertanyaan tentang
pengetahuan yang ≥50% dijawab salah oleh sampel, yaitu
pertanyaan tentang berapa bulan sebelum konsepsi wanita
prakonsepsi seharusnya mengonsumsi suplemen asam folat.
Hasil penelitian menunjukkan, peran konseling gizi
prakonsepsi selama satu minggu dengan tiga kali pengulangan
materi mampu meningkatkan pengetahuan sampel secara
signifikan. Berdasarkan uji Wilcoxon Signed Ranks Test
didapatkan hasil bahwa ada perbedaan pengetahuan sebelum dan
sesudah pemberian intervensi berupa konseling. Hasil analisis
menunjukkan bahwa terjadi peningkatan rata-rata pengetahuan
sampel sebelum dan sesudah diberikan konseling. Dengan nilai
signifikan diperoleh p = 0,001.
Hasil penelitian menunjukkan, terjadi peningkatan sikap
pada sampel. Dimana sebelum diberikan konseling rata-rata nilai
sikap yang didapat sampel sebesar 23,70 dengan nilai terendah 18
dan nilai tertinggi 30 dari total nilai 30. Dan setelah diberikan
konseling rata-rata nilai sikap yang didapat sampel sebesar 27,00
dengan nilai terendah 25 dan nilai tertinggi 30. Sebelum diberikan
konseling, sampel sudah mampu menguasai 79% dari total semua
pertanyaan yang diberikan. Kategori sikap sampel tentang Gizi
Prakonsepsi adalah cukup. Sebelum diberikan konseling tentang
gizi prakonsepsi, ada 5 pertanyaan tentang sikap yang ≥50%
disikapi secara negatif oleh sampel, yaitu pertanyaan tentang
wanita prakonsepsi perlu mengonsumsi makanan beragam, wanita
prakonsepsi tidak perlu mengonsumsi suplemen asam folat 3 bulan
sebelum konsepsi, wanita prakonsepsi tidak perlu makan makanan
tinggi asam folat dan zat besi saat sebelum kehamilan, wanita
prakonsepsi boleh mengonsumsi fast food dan bayi BBLR adalah
bayi yang lahir dengan berat badan <2500 gram.
Setelah diberikan konseling, terjadi peningkatan dimana
sampel sudah mampu menguasai 90% dari total semua pertanyaan
yang diberikan. Hal ini sejalan dengan kategori sikap sampel
meningkat menjadi baik dengan persentase mencapai 100%.
Setelah diberikan konseling diperoleh hasil bahwa sikap sampel
meningkat mengenai pertanyaan tersebut, dengan tidak
ditemukannya lagi persentase sampel menjawab salah diatas 50%.
Hal ini membuktikan bahwa dengan pemberian intervensi berupa
konseling gizi prakonsepsi selama seminggu dengan tiga kali
pengulangan materi dapat meningkatkan atau merubah sikap
wanita pranikah tentang gizi prakonsepsi. Selain itu, perubahan
sikap sampel setelah diberikan konseling dikarenakan media
pendidikan berupa leaflet yang mudah dimengerti tidak hanya
berguna untuk menambah pengetahuan, tetapi juga berpengaruh
pada sikap sampel yang akan termotivasi untuk bersikap
mendukung pemenuhuan gizi pada masa prakonsepsi.
Hasil penelitian menunjukkan, peran konseling gizi
prakonsepsi dalam penelitian ini signifikan meningkatkan sikap
sampel. Berdasarkan uji T-Dependent didapatkan hasil bahwa ada
perbedaan sebelum dan sesudah pemberian intervensi. Hasil
analisis menunjukkan, terjadi peningkatan rata-rata nilai sikap
sampel sebelum dan sesudah diberikan konseling. Dengan nilai
signifikan diperoleh p = 0,001<0,05 yang artinya ada pengaruh
konseling gizi prakonsepsi terhadap sikap sampel.
Pengkaji memberikan konseling meningkatkan asupan zat
gizi penting pada masa reproduksi dengan makanan begizi
seimbang, konseling yang diberikan oleh pengkaji sesuai dengan
hasil penilitian jurnal 1 bahwa peran konseling gizi prakonsepsi.

2. Jurnal 2 “ Pengaruh Pendidikan Kesehatan Metode PEER


Education Mengenai Skrining Prakonsepsi Terhadap Sikap dan
Motivasi Wanita Usia Subur”
Kesehatan prakonsepsi dapat berubah dan meningkat, maka
membutuhkan perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku individu,
tenaga kesehatan dan pembuat kebijakan (Johnson, 2008). Salah
satu metode yang efektif yang dapat digunakan untuk
menyebarluaskan materi mengenai kesehatan reproduksi adalah
dengan menggunakan metode peer education. Menurut penelitian
yang dilakukan oleh Dean, menyatakan bahwa salah satu strategi
yang perlu dikembangkan untuk mempromosikan skrining
prakonsepsi ini adalah dengan melibatkan petugas berbasis
masyarakat, salah satunya yaitu peer educator (Dean, 2014).
Hasil penelitian pada jurnal 2 Penelitian eksperimental
terhadap 62 orang Wanita Usia Subur (WUS) dibagi atas dua
kelompok, kelompok intervensi yaitu yang diberikan pendidikan
kesehatan dengan metode peer education mengenai skrining
prakonsepsi dan kelompok kontrol yaitu yang tidak diberikan
pendidikan kesehatan. Norvell pada tahun 2009 memberikan
informasi tentang instrumen yang berbeda. The Cleveland Diocese
Evaluation for Marriage (CDEM), dimana instrumen ini menilai
pernyataan kritis, kepercayaan, perasaan, dam sikap terhadap
prinsip dan isu pernikahan (Norvell, 2009).
Klien yang mendapatkan manfaat dari adanya konseling
premarital ini mempunyai karakteristik yang sama yaitu riwayat
agresi, sedang mengalami krisis, bertindak destruktif, dan pasangan
yang merasakan bahwa keluarga masing-masing memberikan
dukungan. Jadi dengan adanya konseling premarital akan merubah
perikaku calon pengantin tersebut. Perilaku akan berpengaruh
secara negatif jika terdapat dampak negatif juga pada role model
yang dipilih calon pengantin (Norvell, 2009). Penelitian ini
dilakukan terhadap KUA yang berada di wilayah Kabupaten Agam
Timur. Adanya beberapa KUA yang tidak mempunyai pasangan
calon pengantin disaat adanya jadwal skrining yang telah peeliti
tentukan sehingga terdapat beberapa KUA yang dikeluarkan dari
tempat penelitian.
Dapat diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan rerata usia
yang signifikan (p=0,21) antara kelompok yang diberikan
pendidikan kesehatan dengan kelompok kontrol. Hal ini
dipengaruhi oleh sudah ditetapkannya rentang umur responden
pada kritria inklusi penelitian, sehingga tidak ada usia ekstrim yang
ditemukan pada responden. Rentang usia calon pengantin pada
penelitian ini hampir sama dengan rentang usia pada penelitian The
Building Strong Families yang melibatkan lebih dari 5000
pasangan, dimana kebanyakan usia responden dalam penelitian ini
diatas 18 tahun. Hampir sama pula dengan penelitian oleh The
Supporting Healthy Marriages dimana pada penelitian ini terdapat
6.200 pasangan yang berusia 18 tahun keatas maupun beberapa
pasangan yang berusia 18 tahun kebawah (Hunter dan
Commerford, 2015). Pada penelitian di Iran tentang efektifitas
program pendidikan premarital juga didapatkan hal serupa yaitu
tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok
intervensi dengan kelompok kontrol (Yazdanpanah et al., 2014).
Hasil penelitian, terdapat rerata sikap posttest lebih tinggi
daripada pretest dan terdapat perbedaan sikap yang signifikan
antara kelompok intervensi dengan kelompok kontrol. Adanya
sedikit peningkatan sikap pada kelompok intervensi juga
ditemukan pada penelitian Al Azeem. Peningkatan tersebut terletak
pada sikap responden dalam menerima perawatan maternitas,
penolakan untuk menolak menikah dengan calon pasangan dengan
penyakit kronik tidak terkontrol. Hal ini berbeda dengan penelitian
Yazdanpanah dkk yang mendapatkan bahwa tidak terdapat
perbedaan sikap yang signifikan antara kelompok intervensi
dengan kelompok control. Penelitian oleh Manley T Adrian
menyatakan bahwa terdapat instrumen umtuk menilai calon
pengantin sebelum menikah yaitu PREP-M untuk menilai kesatuan
pasangan dalam nilai, sikap dan kepercayaan, kesiapan pasangan
untuk menikah, faktor lingkungan keluarga dan rumah, kesiapan
pribadi, dan kesiapan pasangan (Manley, 2006).
Penelitian oleh Norvell pada tahun 2009 memberikan
informasi tentang instrumen yang berbeda. The Cleveland Diocese
Evaluation for Marriage (CDEM), dimana instrumen ini menilai
pernyataan kritis, kepercayaan, perasaan, dam sikap terhadap
prinsip dan isu pernikahan (Norvell, 2009).
Penelitian yang dilakukan oleh Hunter dan Commerfor
pada tahun 2015 dinyatakan bahwa banyak faktor lain yang
mempengaruhi efektivitas konseling selain motivasi seperti
komitmen hubungan, masalah mental emosional kesehatan, level
awal dari distres hubungan, dan pertunangan (Hunter dan
Commerford, 2015). Beberapa penelitian menyatakan bahwa calon
pengantin mempunyai motivasi yang berbeda-beda untuk mencari
konseling premarital. Mereka yang memprediksi akan terjadi
masalah dalam pernikahan di masa yang akan datang, potensi
perceraian, dan mereka yang direkomendasikan untuk dilakukan
konseling oleh tenaga ahli paling sering mencari konseling sebelum
menikah (Norvell, 2009).
Klien yang mendapatkan manfaat dari adanya konseling
premarital ini mempunyai karakteristik yang sama yaitu riwayat
agresi, sedang mengalami krisis, bertindak destruktif, dan pasangan
yang merasakan bahwa keluarga masing-masing memberikan
dukungan. Jadi dengan adanya konseling premarital akan merubah
perikaku calon pengantin tersebut. Perilaku akan berpengaruh
secara negatif jika terdapat dampak negatif juga pada role model
yang dipilih calon pengantin (Norvell, 2009). Penelitian ini
dilakukan terhadap KUA yang berada di wilayah Kabupaten Agam
Timur. Adanya beberapa KUA yang tidak mempunyai pasangan
calon pengantin disaat adanya jadwal skrining yang telah peeliti
tentukan sehingga terdapat beberapa KUA yang dikeluarkan dari
tempat penelitian.
Pengkaji belum menyarankan pasien untuk melakukan
konseling perimatal dimana konseling tersebut bersama pasangan.
Hal ini dapat menjadi masukkan dan rujukan untuk konseling
prakonsepsi

3. Jurnal 3 “Asupan Zat Gizi Dan Kadar Hemoglobin Wanita Prakonsepsi


DiKabupaten Semarang”
Berdasarkan tabel 1 diketahui sebanyak 28,5% subjek masih
berusia kurang dari 20 tahun. Sebanyak 88,6% subjek sudah menjalani
wajib belajar 9 tahun. Subjek yang bekerja sebesar 64,3%, antara lain
sebagai karyawan pabrik, wiraswasta, pedagang, petani, dan sisanya
tidak bekerja. Sementara itu, status gizi subjek mayoritas (70%) normal,
namun masih ditemukan subjek yang memiliki status gizi kurang
sebanyak 15,7% dan gizi lebih serta obesitas sebanyak 14,3%. Tabel 2
mendeskripsikan gambaran kategori variabel penelitian yaitu kadar Hb,
asupan energi, protein, vitamin A, vitamin C, vitamin B2, vitamin B6,
vitamin B12, seng, zat besi, asam folat dan status gizi. Rerata kadar Hb
subjek sebesar 13,2 g/dl termasuk dalam kategori normal. Namun
terdapat kadar Hb subjek dengan nilai hanya 7,7 g/dl. Rerata asupan
energi sebesar 1937,5 kkal dimana sudah memenuhi 80% kebutuhan.
Median asupan protein sebesar 62,5 g sudah mencukupi kebutuhan
harian subjek.
Hasil analisis multivariat menggunakan regresi linear berganda.
Variabel yang memenuhi syarat untuk dilakukan uji regresi linear
berganda adalah variabel yang pada analisis bivariat mempunyai nilai
p<0,25, yaitu asupan energi, protein, vitamin A, vitamin B 12, Zat besi,
asam folat dan status gizi. Hasil analisis multivariat, mendiskripkan
bahwa asupan energi dan status gizi merupakan variable yang paling
berpengaruh terhadap kadar Hb dengan nilai p masing-masing, yaitu
0,044 dan 0,030. Kadar Hb dapat dijelaskan oleh asupan energi dan
status gizi sebesar 17%, sedangkan sisanya dipengerahui oleh variable
lain yang tidak diteliti.
Analisis statistik menunjukkan terdapat pengaruh yang
signifikan antara status gizi dengan kadar Hb pengantin wanita. Pada
penelitian ini korelasi yang dihasilkan bernilai positif artinya semakin
rendah status gizi maka kadar Hb juga semakin rendah. Korelasi positif
yang dihasilkan karena status gizi subjek sebagian besar tergolong
normal. Wanita dengan status gizi kurang dapat meningkatkan risiko
anemia karena berisiko kekurangan mikronutrien, termasuk kekurangan
zat besi sehingga dapat terjadi deplesi besi dan IDE.48 Underweight
karena kekurangan energi protein dapat menghambat maturasi eritrosit,
menurunkan jumlah sel erytropoetin-sensitive precursor dan
memungkinkan kekurangan eritropoetin sehingga berisiko terjadinya
anemia.48 Di sisi lain, status status gizi lebih juga dapat menyebabkan
anemia.49 Status gizi yang lebih pada wanita akan menyebabkan
peningkatan sitokin pro-inflamasi, khususnya IL-6 yang tinggi dalam
darah yang akan merangsang produksi hepsidin. Produksi hepsidin
yang tinggi dapat menghambat penyerapan zat besi.31,50,51
Berdasarkan uji regresi linear ganda, faktor yang paling
mempengaruhi kadar Hb adalah asupan energi (p=0,044) dan status gizi
(p=0,030). Asupan energi dari makanan merupakan faktor yang
berpengaruh langsung secara linear dalam menentukan status gizi.
Status gizi merupakan keadaan keseimbangan antara pemasukan dan
pengeluaran energi tubuh.42 Ketika asupan energi tubuh kurang, maka
dapat menurunkan nilai IMT.52 Kekurangan asupan energi dapat
mengganggu aktivitas enzim glikolitik seperti hexokinase, kinase
piruvat dan glukosa 6-fosfat dehidrogenase (G6PD) yang mengubah
permeabilitas membran, yang mengarah pada pemecahan sel darah
merah. Hal ini menjelaskan perempuan yang memiliki status gizi
kurang cenderung kekurangan zat besi yang terlihat dari nilai Hb yang
rendah.22 Kekurangan asupan energi berisiko 3,2 kali lebih besar
mengalami kekurangan gizi (IMT < 18,5 kg/m2 ) dibandingkan dengan
WUS yang memiliki asupan energi cukup.
Penelitian lain menyebutkan bahwa wanita underweight berisiko
6 kali lebih tinggi mengalami kekurangan simpanan besi dan 4 kali
lebih tinggi mengalami IDE dibandingkan dengan Wanita normal.
Faktor penyebab gizi kurang tersebut juga dapat menyebabkan anemia,
meskipun prevalensi anemia di penelitian ini masih termasuk masalah
kesehatan masyarakat dengan kategori ringan menurut WHO.19 Status
gizi kurang pada subjek merupakan keadaan yang sudah berlangsung
lama (kronis). Hal ini perlu mendapat perhatian, karena status gizi yang
baik pada wanita prakonsepsi dapat meminimalkan risiko masalah
kesehatan bagi ibu dan bayi selama kehamilan.Kadar HB Wanita
Prakonsepsi dipengaruhi oleh asupan energi, protein, zat besi dan status
gizi. Faktor yang paling berpengaruh terhadap kadar Hb adalah asupan
energi dan status gizi.
Pengkaji menyarankan pasien asupan zat gizi penting pada masa
reproduksi dengan makanan begizi seimbang. Hal ini sejalan dengan
penelitian pada jurnal tiga pengaruh asupan dan status gizi pada wanita
prakonsepsi

IV. PENUTUP
1.Kesimpulan
a. Pada jurnal 1 Pengkaji memberikan konseling meningkatkan
asupan zat gizi penting pada masa reproduksi dengan makanan
begizi seimbang, konseling yang diberikan oleh pengkaji sesuai
dengan hasil penilitian jurnal 1 bahwa peran konseling gizi
prakonsepsi.
b. Pada jurnal 2 Pengkaji belum menyarankan pasien untuk
melakukan konseling perimatal dimana konseling tersebut
bersama pasangan. Hal ini dapat menjadi masukkan dan rujukan
untuk konseling prakonsepsi
c. Pada jurnal 3 Pengkaji menyarankan pasien untuk
mempertahankan asupan gizi yang saat ini sudah menjadi lebih
baik sehingga kadar Hb tidak dapat mengalami anemia lagi. Hal
ini sejalan dengan penelitian pada jurnal tiga kadar Hb wanita
prakosepsi berpengaruh pada asupan energi dan status gizi
2.Saran
a. Bagi Pasien
Dapat mempertahankan asupan gizi pada masa parkonsepsi, dan
dapat melakukan hubungan seksual sesuai dengan saran untuk
meningkatkan masa prakonsepsi.
b. Bagi Rumah Sakit
Dapat memberi dukungan terhadap bidan di rumah sakit
khususnya di RSUD Pasar Minggu, untuk terus meningkatkan
dan menerapkan beberapa jurnal yang memang sangat
bermanfaat bagi PUS.
c. Bagi Masyarakat
Masyarakat terutama para PUS yang nantinya akan melahirkan
generasi yang cerdas dan pintar.

V. DAFTAR PUSTAKA
1. Lusyana Gloria Doloksaribu, Abdul Malik Simatupang. Pengaruh
Konseling Gizi Prakonsepsi Terhadap Pengetahuan dan Sikap
Wanita Pranikah di Kecamatan Batang Kuis. Jurnal Wahana
Inovasi Volume 8 no. 1, Jan-Jun 2019, ISSN : 2089-8592
2. Annisa Khaira Maadi 1 , Fillah Fithra Dieny1*) , Hartanti Sandi
Wijayanti1 A.Fahmy Arif Tsani1 Choirun Nissa. Asupan Zat Gizi
Dan Kadar Hemoglobin Wanita Prakonsepsi Di Kabupaten
Semarang. Indonesian Journal of Human Nutrition, Jun-Des 2019,
P-ISSN 2442-6636 E-ISSN 2355-3987
3. Lusiana El Sinta B , Yulizawati ,Aldina Ayunda Insani ,Ayu
Nurdiyan (Prodi Kebidanan, Universitas Andalas. PENGARUH
PENDIDIKAN KESEHATAN METODE PEER EDUCATION
MENGENAI SKRINING PRAKONSEPSI TERHADAP SIKAP
DAN MOTIVASI WANITA USIA SUBUR. 2-TRIK: Tunas-
Tunas Riset Kesehatan, Volume VII Nomor 2 , Mei 2017
VI. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai