Disusun Oleh :
Laporan asuhan kebidanan holistik pada prakonsepsi dengan sasaran Catin ini
dilaksanakan sebagai dokumen/laporan praktik blok 2 yang telah dilaksanakan di
Puskesmas Kalirungkut Surabaya periode praktik tanggal 8 November s/d 20
November 2021
Sri Ningsih, AMd. Keb Evi Pratami, SST., M.Keb Novita Eka K, SST., M.Keb
NIP. 19700929 199103 2 008 NIP. 19790524 200212 2 001 NIP. 19841130 200912 2 001
Mengetahui,
Kepala Puskesmas Kepala Program Studi
ii
3
KATA PENGANTAR
Penyusun
4
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.........................................................................................2
KATA PENGANTAR..................................................................................................3
DAFTAR ISI................................................................................................................4
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................................4
1.1 Latar Belakang...................................................................................................4
1.2 Tujuan.................................................................................................................6
1.3 Lama Praktik.....................................................................................................6
BAB 2 TINJAUAN TEORI.........................................................................................7
2.1 Pengetahuan Kesehatan Reproduksi................................................................7
2.2 Tinjauan Asuhan Kebidanan Pada Prakonsepsi...........................................18
BAB 3 TINJAUAN KASUS.......................................................................................21
BAB 4 PEMBAHASAN.............................................................................................25
BAB 5 PENUTUP......................................................................................................26
5.1 Kesimpulan.......................................................................................................26
5.2 Saran.................................................................................................................26
Daftar Pustaka...........................................................................................................27
Lampiran....................................................................................................................28
5
BAB 1
PENDAHULUAN
sehingga para calon bapak dan calon ibu hanya berkonsentrasi pada persiapan
proses kehamilan dan persalinan saja. Hal ini dapat dimengerti karena
minimnya pengetahuan tentang kondisi-kondisi prakonsepsi disebabkan karena
kurangnya penyuluhan terhadap mereka.
Menurut hasil penelitian para ahli, baik ahli psikologi anak, ahli kedokteran
anak, ahli mikrobiologi yang menekuni tentang otak anak, maupun ahli gizi
anak, bahwa kondisi-kondisi prakonsepsi sangat berpengaruh pada
pembentukan potensi anak yang diwariskan dari orang tua, kakek-nenek, dan
anggoa keluarga terdekatnya. Dengan demikian kondisi prakonsepsi yang baik
akan membentuk potensi bawaan yang baik pula.
Adapun kondisi-kondisi pra konsepsi yang mempengaruhi pembentukan
potensi bawaan anak antara lain : kesehatan dan kebugaran calon bapak/ ibu,
kesiapan aspek fisik, psikis calon bapak, ibu, kesiapan aspek social dan
ekonomi calon bapak ibu, serta pemenuhan kebutuhan gizi calon bapak dan
ibu.. Pembentukan potensi yang kurang baik pada saat terjadi proses konsepsi
menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan potensi bawaan menjadi tidak
optimal selama proses kehamilan sampai saat bayi dilahirkan hingga menjelang
usia 5 tahun (balita) (golden periode).
7
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Pelayanan kesehatan masa sebelum hamil bertujuan untuk mempersiapkan
pasangan agar sehat sehingga perempuan dapat menjalankan proses
kehamilan, persalinan yang sehat dan selamat serta melahirkan bayi yang
sehat.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Memberikan pelayanan kesehatan pada catin
2. Terlaksananya koordinasi dan kerjasama dalam pelaksanaan
pelayanan kesehatan masa prakonsepsi
3. Terlaksananya monitoring dan evaluasi pelayanan kesehatan
masa prakonsepsi
1.3 Lama Praktik
Praktik dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Kalirungkut, Lama
praktik ini yaitu 8 November 2021 s/d 20 Desember 2021
8
BAB 2
TINJAUAN TEORI
Catin dan PUS perlu mengetahui penyakit yang perlu diwaspadai dan
menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) untuk mencegah
penyakit-penyakit yang perlu diwaspadai
2.1.11 Kesehatan jiwa
a. Pengertian
Kesehatan jiwa adalah kondisi dimana seorang individu dapat
berkembang secara fisik, mental, spiritual dan sosial sehingga individu
tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat menghadapi tekanan
dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi
untuk komunitasnya.
b. Ciri-Ciri Sehat Jiwa
1) Perasaan sehat dan bahagia
2) Menyadari kemampuan diri
3) Merasa nyaman terhadap diri sendiri
4) Dapat menerima orang lain apa adanya
5) Merasa nyaman berinteraksi dengan orang lain
6) Mampu memenuhi kebutuhan hidup
7) Mampu menghadapi tantangan hidup
8) Mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain
c. Pesan Utama
Catin dan PUS perlu memiliki kesehatan jiwa yang baik untuk
mewujudkan keluarga yang sehat dan berkualitas.
16
d. Pesan utama
Kenali masa subur anda dan pasangan sebagai bagian dari
perencanaan kehamilan. Bila anda mengalami masalah fertilitas
segera konsultasikan dengan dokter atau bidan.
Interprestasi Hasil:
Hasil pemeriksaan SRQ-20 dari calon pengantin wanita dan pengantin pria
dari 20 pertanyaan apabila ada 5-7 jawaban “YA” berarti menunjukkan
adanya penyimpangan masalah kejiwaan.
2. Data Obyektif
a. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan umum
Keadaan umumnya baik, kesadaran komposmentis (Romauli, 2011).
2) Tanda-tanda vital
1. Tekanan darah: untuk mengetahui tekanan darah, tekanan darah
normal, sistolik antara 110 sampai 140 mmHg dan diastolik antara
70 sampai 90 mmHg.
2. Nadi: untuk mengetahui nadi, nadi normal berkisar antara 60-
80x/menit.
3. Respirasi: untuk mengetahui pernafasan dalam 1 menit,
pernafasan harus berada dalam rentang yang normal, yaitu sekitar
20-30x/menit.
4. Suhu: untuk mengetahui suhu tubuh, dalam keadaan normal suhu
badan berkisar 36,5 – 37,5°C.
3) Pemeriksaan fisik
1. Mata: untuk mengetahui apakah conjungtiva, sklera, kelopak mata
(odema), visus, adakah kelainan atau tidak.
2. Hidung: untuk mengetahui fungsi penciuman, adanya pengeluaran
sekret dan ada/tidaknya kelainan pada hidung seperti polip,septum
deviasi, dll.
3. Telinga: untuk mengetahui adanya pengeluaran cairan, serumen
dan kebersihan telinga, apakah ada gangguan pendengaran atau
tidak.
4. Mulut: untuk mengetahui keadaan bibir sianosis, pucat,
kelembaban, karies gigi, pembengkakan gusi, bercak putih /
jamur., lidah bersih atau tidak, gigi karies/ tidak.
5. Leher: untuk mengetahui adakah pembesaran kelenjar limfe,
kelenjar tiroid, dan bendungan vena jugularis.
6. Dada: kelaianan bentuk dada, tulang belakang, sikatriks, bunyi
jantung, suara paru, benjolan payudara
23
b. Pemeriksaan Antropometri
1) Berat Badan (BB)
Berat badan (BB) adalah parameter antropometri yang sangat labil.
Dalam keadaan normal, dimana keadaan kesehatan baik dan
keseimbangan antara konsumsi dan kebutuhan zat gizi terjamin, BB
berkembang mengikuti pertambahan umur. Berat badan harus selalu
dimonitor agar memberikan informasi yang memungkinkan intervensi
gizi yang preventif sedini mungkin guna mengatasi penurunan atau
penambahan berat badan yang tidak dikehendaki. (Marmi, 2015:121-
122).
Kelebihan bobot dimana dapat mempengaruhi kesuburan dikarenakan
timbunan lemak di ovarium yang mengganggu perkembangan embrio.
Kegemukan berpengaruh kepada subfertilitas pada wanita yang dapat
mempengaruhi organ reproduksi yang dapat menyebabkan menstruasi
yang tidak teratur, subfertilitas, polycystic ovary syndrome (PCOS),
kanker rahim, endometrium, payudara dan serviks (Chavarro et all,
2008).
2) Tinggi Badan (TB)
Tinggi badan merupakan salah satu parameter yang dapat melihat
status gizi sekarang dan keadaan yang telah lalu. Pertumbuhan tinggi/
panjang badan tidak seperti berat badan yang relatif kurang sensitif
pada masalah kekurangan gizi pada waktu singkat. (Marmi, 2015:122)
3) Indeks Masa Tubuh
Status gizi dapat ditentukan dengan pengukuran IMT. Indeks Masa
Tubuh (IMT) merupakan proporsi standar berat badan (BB) terhadap
tinggi badan (TB). IMT perlu diketahui untuk menilai status gizi catin
dalam kaitannya dengan persiapan kehamilan. (Kemenkes RI,
2017:21)
4) LILA
Penapisan status gizi dilakukan dengan pengukuran menggunakan pita
LILA pada WUS untuk mengetahui adanya risiko KEK.
c. Program terapi yang diperoleh (bila ada)
d. Pemeriksaan penunjang
1) Hb :
24
BAB 3
TINJAUAN KASUS
I. Pengkajian
Tanggal Pengkajian : Selasa, 9 November 2021
Pukul : 12.00 WIB
Tempat : Poli KIA Puskesmas Kalirungkut
Oleh : Leli Ratna Karin W
1.1.2 Keluhan
Utama : Pasien datang ke puskesmas untuk mengurus surat
keterangan untuk menikah, tanggal menikah 29-1-
2022
Tambahan :-
1.1.3 Riwayat menstruasi
1. Menarche : 12 tahun (Kelas 1 SMP)
2. Siklus : Teratur (28-30 hari)
3. Jumlah darah : 2-3 kali ganti pembalut
4. Lama : 6 hari
5. Flour albus : Tidak ada
6. HPHT : 11-10-2021
7. Keluhan : Tidak ada
1.1.4 Riwayat penyakit sekarang :
Tidak sedang menderita penyakit kronis/menular apapun seperti (darah
tinggi, kencing manis, jantug, asma, ginjal, hepatitis, TBC), ibu
mengatakan tidak ingin menunda kehamilan, namun ibu belum
menanyakan pada calon suami apakah ingin menunda kehamilan / tidak
dan mengatakan sepertinya dari calon suami juga tidak ingin menunda
kehamilan sama sepertinya, status imunisasi TT, ibu mengatakan telah
melakukan imunisasi dasar lengkap pada saat bayi, dan pada saat sd tidak
pernah absen untuk imunisasi, ibu telah melakukan imunisasi TT di
26
rumah sakit 1 minggu yang lalu, status TT ibu lengkap T5, ibu juga
mengatakan telah melakukan imunisasi covid-19 dosis ke 2 (lengkap)
1.1.5 Riwayat penyakit dahulu :
Tidak pernah menderita penyakit kronis/menular apapun seperti (darah
tinggi, kencing manis, jantug, asma, ginjal, hepatitis, TBC). Tidak ada
riwayat alergi obat atau makanan, tidak ada riwayat operasi dan tidak ada
riwayat trauma fisik.
1.1.6 Riwayat penyakit keluarga :
Tidak ada riwayat penyakit kronis/menular seperti (darah tinggi, jantung,
asma, ginjal, DM, hepatitis, TBC), dan tidak ada riwayat keturunan
kembar dalam keluarga.
1.1.7 Riwayat social ekonomi :
Pendidikan terakhir ibu adalah SMA/SMA dan saat ini tidak bekerja ,
tidak pernah merokok, minum alcohol, dan tidak pernah menggunakan
obat-obatan terlarang atau NAPZA.
1.1.8 Sexuality (aktivitas seksual) :
Ibu tidak pernah melakukan hubungan seksual sebelum menikah, dan
mengatakan selama ini tidak pernah mengalami pelecehan seksual dalam
bentuk apapun.
1.1.9 Riwayat psikososial dan spiritual
Dalam adat kebiasaan Nn. W dan Tn. Y tidak ada kebiasaan yang
merugikan. Nn. W dan Tn. Y sudah siap secara lahir dan batin
melaksanakan pernikahan dan tidak ada paksaan. Catin cukup bahagia dan
kedua belah pihak keluarga sudah menyetujui.
Deteksi dini masalah kejiwaan SRQ-20
Catin Catin
No Pertanyaan Wanita Pria
Y T Y T
1 Apakah anda sering menderita sakit kepala? √ √
2 Apakah anda kehilangan nafsu makan? √ √
3 Apakah tidur anda tidak lelap? √ √
4 Apakah anda mudah jadi takut? √ √
Apakah anda merasa cemas, tegang dan
5 √ √
khawatir?
6 Apakah tangan anda gemetar? √ √
Apakah anda mengalami gangguan
7 √ √
pencernaan?
8 Apakah anda merasa sulit berpikir jernih? √ √
9 Apakah anda tidak bahagia? √ √
27
1.2.13 Penatalaksanaan
TANGGAL PENATALAKSANAAN TTD
9-11-2021 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan
fisik pada pasien, bahwa kondisi
pasien dalam batas normal
Ev. Pasien mengerti dengan
penjelasan petugas
2. Menyarankan pasien untuk
melakukan pemeriksaan lab
Ev. Pasien bersedia untuk
melakukan pemeriksaan lab
3. Menjelaskan hasil dari
pemeriksaan lab kepada pasien
bahwa hasil pemeriksaan dalam
batas normal, namun ada
pemeriksaan lab yang tidak
dilakukan seperti hbsAg, golda
dikarenakan reagen puskesmas
kosong
Ev. Pasien mengerti dengan
penjelasan petugas
4. Memberikan surat keterangan
nikah kepada pasien karena sudah
memenuhi syarat yang diajukan
Ev. Pasien menerima surat
keterangan menikah
5. Memberi KIE tentang
pemeriksaan kesehatan reproduksi
bagi catin
Ev. Pasien mengerti dengan
penjelasan petugas dan aktif
menjawab saat diberi pertanyaan
6. Memberi KIE berupa
pengetahuan kesehatan reproduksi
Ev. Pasien mengerti dengan
penjelasan petugas dan aktif
menjawab saat diberi pertanyaan
7. Memberi KIE tentang
perencanaan kehamilan
Ev. Pasien mengerti dengan
penjelasan petugas dan aktif
menjawab saat diberi pertanyaan
8. Memberi KIE kondisi dan
penyakit yang harus diwaspadai
30
catin
Ev. Pasien mengerti dengan
penjelasan petugas dan aktif
menjawab saat diberi pertanyaan
9. Memberi KIE tentang kesehatan
jiwa
Ev. Pasien mengerti dengan
penjelasan petugas dan aktif
menjawab saat diberi pertanyaan
10. Memberi KIE tentang
fertilitas/kesuburan (masa subur)
Ev. Pasien mengerti dengan
penjelasan petugas dan aktif
menjawab saat diberi pertanyaan
11. Memberi KIE tentang kekerasan
dalam rumah tangga
Ev. Pasien mengerti dengan
penjelasan petugas dan aktif
menjawab saat diberi pertanyaan
31
BAB 4
PEMBAHASAN
kehidupan janin selama proses kehamilan. Dengan demikian jika ternyata kedua
atau salah satu dari calon orang tua menunjukkan gejala-gejala penyakit tertentu
yang membahayakan bagi kelangsungan hidup calon anak, baik saat di dalam
kandungan ataupun setelah dilahirkan, sebaiknya penyakit tersebut
disembuhkan terlebih dahulu.
Menurut Ni made parwati (2020) konseling adalah usaha yang dilakukan
secara professional oleh orang terlatih dengan tujuan membantu klien untuk
mengembangkan diri, memberi dukungan terhadap krisis, serta memberi
bimbingan atau pemecahan masalah. Konseling adalah aktivitas sederhana,
sekaligus rumit. Sederhana karena kita hanya perlu berbicara kepada seseorang
yang tentunya mau mendengarkan sebuah masalah. Sederhana karena jika
dilihat dari luar, ini hanya sebuah proses komunikasi biasa. Namun, dalam
kenyataan nya hal ini menjadi rumit karena memerlukan berbagai proses, yaitu
menyatakan, mendengarkan, mengerti, dimengerti, serta refleksi dan bertindak.
Hubungan antara konselor dan klien yang terjadi secara stimultan juga
melibatkan kompleksitas bahasa verbal dan non verbal. Di balik kesederhanaan
dan kompleksitasnya, konseling menjadi topic besar yang terbukti memiliki
peran penting. Konseling adalah hubungan kerja sama untuk membantu klien
memecahkan masalah tertentu dalam kehidupannya, membuat klien lebih
mengerti dirinya, dan lebih dapat menyesuaikan dirinya. Dalam konseling juga
terdapat proses yang bertujuan memberi keterampilan, pengetahuan dan akses
kepada sumber daya sehingga klien dapat meningkatkan fungsinya. Konseling
dapat dilakukan secara individual, pasangan suami-istri, atau keluarga sebagai
satu unit.
Menurut Finanda Nurus Syafa’ah (2020) Konseling sebagai upaya alternatif
untuk meningkatkan pengetahuan calon pegantin, hasil penelitian menunjukkan
bahwa terdapat pengaruh konseling terhadap pengetahuan calon pengantin
wanita.
Feby Suryafma (2020) menyatakan terdapat pengaruh edukasi kesehatan
reproduksi dan seksual dengan metode kognitif proaktif pada remaja putri
SMAN 6 padang dengan nilai p value (p=0,001).
Menurut Waode Fifin (2014). Salah satu yang menyebabkan masalah status
gizi wanita dewasa adalah kurangnya pengetahuan, didapati pengetahuan gizi
seimbang dan perilaku gizi seimbang dipengaruhi oleh pengetahuan wanita pra
konsepsi di kota makasar tahun 2014.
Penulis berpendapat bahwa periode prakonsepsi merupakan periode yang
kritis yang harus diperhatikan oleh calon ayah ataupun ibu. Namun faktanya
masa ini seringkali terlupakan, pemeriksaan kesehatan pra nikah dipandang
hanya sebagai sebuah keharusan dan syarat menikah saja. Padahal sebenarnya
pada periode ini adalah periode dimana calon suami-istri melakukan persiapan
sebagai calon ayah dan ibu yang nantinya akan memiliki keturunan. Tidak
dapat dipungkiri lagi bahwa setiap orang tua menginginkan yang terbaik untuk
calon buah hati mereka, mereka menginginkan jika anak yang dilahirkannya
nanti menjadi generasi yang sehat dan cerdas. Disinilah pentingnya
menanamkan pengetahuan pada pasien dengan melakukan pemberian konseling
33
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Periode prakonsepsi merupakan periode kritis pertama yang harus
diperhatikan calon ayah/ibu jauh hari sebelum memiliki anak. Minimnya
pengetahuan bagi calon ibu / ayah, akan berdampak pada keturunan yang
dihasilkan nantinya, disinilah terjadi kerjasama antara petugas dan calon
pengantin dengan adanya pemberian konseling prakonsepsi, seperti
kesehatan reproduksi yang sangat dibutuhkan, serta kesediaan catin untuk
dilakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboraturium. Pada Nn. W
usia 25 tahun telah dilakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang didapatkan dengan hasil dalam batas normal. Dengan
dilakukannya konseling tentang pengetahuan prakonsepsi seperti persiapan
kehamilan ibu, yang bertujuan untuk melindungi ibu, hal ini juga ditujukan
agar nantinya ibu dapat melalui rangkaian proses kehamilan, persalinan,
dan nifas yang sehat dan aman serta anak-anak yang dilahirkan nantinya
dapat menjadi generasi yang cerdas dan berkualitas. Serta asupan gizi yang
dibutuhkan menjelang prakonsepsi seperti Asam Folat, Zat Besi, Vitamin
C, B6, Zinc, Selenium dan Kalsium. Dengan pemberian konseling maka
catin memiliki pengetahuan yang update tentang hal – hal yang penting
pada masa prakonsepsi, dengan dievaluasi diakhir maka catin aktif
bertanya dan memahami dengan penjelasan yang telah disampaikan oleh
pengkaji.
5.2 Saran
Sebaiknya pemberian konseling prakonsepsi tidak hanya dilakukan pada
calon pengantin saja akan tetapi sudah harus mulai ditanamkan sejak dini
saat remaja, mengingat banyaknya calon pengantin yang masih dibawah 20
tahun, dengan adanya konseling prakonsepsi lebih dini maka mereka akan
lebih memperhatikan dan mempersiapkan sebagai calon ayah/ibu, dengan
menghasilkan anak yang sehat dan berkualitas.
35
Daftar Pustaka
Abdul aziz. 2018. Membangun karakter anak dengan al qur’an. Semarang
: Cv. Pilar nusantara.
Lampiran
37