MELYANA MALIK
P27824621034
Melyana Malik
NIM. 27824621034
Desi Ariningtyas, SST Tatarini Ika PC, SST., M.Kes Dwi Wahyu Wulan S, SST., M.Keb
NIP. 19801211 20012 2 004 NIP. 198012052006042002 NIP. 197910302005012001
Mengetahui,
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, karena limpahan rahmat, taufiq dan
Praktik Asuhan Kebidanan Holistik pada Remaja dengan Sasaran Remaja di Wilayah
Kerja Puskesmas Gunung Anyar”. Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat
Kemenkes Surabaya.
dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan
Anyar.
3. Ibu Desi Ariningtyas, SST, selaku pembimbing praktik lapangan yang telah
4. Ibu Evi Pratami, SST, M.Keb, selaku Ketua Prodi Pendidikan Profesi Bidan
5. Ibu Tatarini Ika PC, SST., M.Kes , selaku pembimbing pendidikan 1 yang telah
6. Ibu Dwi Wahyu Wulan S, SST., M.Keb, selaku pembimbing pendidikan 2 yang
telah memberi arahan, masukan dan bimbingan dalam menyusun laporan ini.
7. Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan dan penyusunan laporan
ini.
sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca demi kesempurnaan laporan ini. Semoga Allah SWT
memberikan balasan pahala atas segala amal baik yang telah diberikan. Semoga
laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis pada
khususnya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................ii
DAFTAR TABEL...........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
1. Latar Belakang.........................................................................................1
2. Rumusan Masalah....................................................................................4
3. Tujuan......................................................................................................4
BAB II ANALISIS CRITICAL THINKING DIDASARKAN PADA NILAI INTELEKTUAL
UNIVERSAL..................................................................................................................6
1. Kejelasan (Clarity).....................................................................................8
2. Keakuratan (Accuracy)..............................................................................9
3. Ketepatan (Precision)..............................................................................37
4. Konsistensi (Consistency).......................................................................37
5. Relevansi (Relevance)............................................................................39
6. Bermakna (Significance).........................................................................41
7. Alasan Yang Logis (Logicalness)....................................................................43
8. Kedalaman (Depth).................................................................................43
9. Keluasan (Breadth).................................................................................44
10. Keadilan (Fairness).................................................................................44
BAB III PEMBAHASAN......................................................................................45
BAB IV SIMPULAN............................................................................................50
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................51
LAMPIRAN........................................................................................................52
BAB I
PENDAHULUAN
dan masa dewasa, berlangsung antara usia 10 sampai 19 tahun. Masa remaja
terdiri dari masa remaja awal (10–14 tahun), masa remaja penengahan (14–17
tahun) dan masa remaja akhir (17–9 tahun), Pada masa remaja, banyak terjadi
(psikososial) (Depkes,2002).
periode 10-19 tahun, menurut Peraturan yang telah ditetapkan oleh Menteri
yang berusia dalam periode 10-18 tahun dan menurut Badan Kependudukan
dan Keluarga Berencana (BKKBN), periode usia remaja ialah 10-24 tahun
penduduk di dunia yaitu sekitar 1,2 miliar atau sekitar 18% (Bulu at al.,
2016).
anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif dan
dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang
yang lebih tua melainkan berada dalam tingkat yang sama, sekurang-
Masa remaja bisa disebut sebagai masa social karena sepanjang masa
remaja hubungan social semakin tampak jelas dan sangat dominan (Yusuf,
2006). Remaja akan melalui suatu tahap perkembangan yang bertujuan untuk
perubahan perkembangan, baik fisik mental maupun peran sosial (Setiawan &
Alizamar, 2019).
yang muncul saat pubertas adalah pertumbuhan badan yang cepat, timbulnya
ciri-ciri kelamin sekunder, menarke, dan perubahan psikis. Pada wanita,
mental dan sosial yang utuh bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan,
dalam segala aspek yang berhubungan dengan system reproduksi, fungsi serta
sosial, yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan fungsi, peran dari
yang sangat rentan terhadap gangguan yang dapat menimbulkan masalah pada
(2015) antara lain perilaku seksual berisiko seperti seks pranikah, kehamilan
buruk yang dapat menyebabkan masalah gizi khususnya anemia dan gangguan
sejak remaja, karena seseorang akan dapat mengenali kelainan pada kesehatan
perempuan, salah satu di antaranya adalah Fluor Albus. Fluor albus (white
terjadi pada semua infeksi alat kelamin (infeksi bibir kemaluan, liang
senggama, mulut rahim, dan jaringan penyangganya dan pada infeksi penyakit
Kejadian fluor albus pada wanita di dunia tahun 2013 adalah 75% dari
6,7 milyar jiwa sedangkan untuk Eropa kejadian fluor albus hanya 25% dari
yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. Perilaku yang tidak benar dalam
mengunakan panty liner dapat menimbulkan fluor albus patologis. Fluor albus
patologis dapat disebabkan oleh infeksi jamur, bakteri, virus dan parasit.
faktor resiko terjadinya KVV didapatkan hasil bahwa dari 75 kasus KVV
yang baik maka dapat menimbulkan pelvic inflammatory disease (PID) dan
infertilitas.
kali, keputihan yang lama walau dengan gejala biasa-biasa saja, lama
kelamaan dapat merusak selaput dara. Sebagian besar cairan itu mengandung
sehingga pada saat hubungan badan yang pertama tidak mengeluarkan darah
keluarnya cairan dari vagina adalah normal pada usia reproduksi, cairan
tersebut jumlahnya tidak banyak, jernih, tidak bau dan tidak gatal. Jika
keputihan tidak diatasi dengan baik, maka yang akan terjadi adalah rasa gatal
di dalam vagina dan di sekitar bibir vagina bagian luar, serta rasa panas, nyeri,
holistik
holistik
holistik
holistik
2021.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Teori Remaja
2.1.1. Definisi Remaja
Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-
kanak ke masa dewasa. Remaja ialah masa perubahan atau peralihan
dari anak-anak ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologis,
perubahan psikologis, dan perubahan sosial (Sofia & Adiyanti, 2013).
Menurut WHO, remaja adalah suatu masa dimana individu berkembang
dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksualitas sampai
saat ini mencapai kematangan seksualitasnya, individu mengalami
perkembangan psikologi dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi
dewasa, dan terjadi peralihan dari ketergantungan sosial yang penuh,
kepada keadaan yang relatife lebih mandiri.
Menurut WHO (Who Health Organization) remaja merupakan
periode usia 10 sampai 19 tahun. Menurut PBB (Perserikatan Bangsa-
Bangsa) usia remaja berada dikisaran usia 15 sampai 24 tahun.
Sedangkan, menurut The Health Resources Services Administrations
Guidelines Amerika Serikat, rentang usia remaja terbagi menjadi tiga
tahap, yaitu remaja awal (11-14 tahun), remaja menengah (15-17 tahun),
remaja akhir (18-21 tahun) (Kusmiran, 2011). Lain lagi dengan Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN), rentang usia remaja
adalah 10-24 tahun dan belum menikah. remaja digolongkan dalam
rentang usia antara 11-20 tahun, yang terbagi menjadi tiga tahapan
perkembangan yaitu :
a. Masa remaja awal/dini (Early Adolescence) umur 11-13 tahun.
1. Kegelisahan
2. Pertentangan
3. Mengkhayal
Keinginan dan angan-angan remaja tidak tersalurkan,
direalisasikan.
4. Akitivitas berkelompok
sebelumnya.
2.1.5. Karakteristik Perkembangan Remaja
1. Perkembangan Psikososial
emosional dan fisik yang relatif pada saat atau ketika hampir lulus
dari SMU. Pada saat ini, remaja dihadapkan pada krisis identitas
2. Emosionalitas
kebimbangan.
3. Perkembangan Kognitif
4. Perkembangan Moral
kewajiban berdasarkan hak timbal balik dengan orang lain, dan juga
5. Perkembangan Spiritual
nilai dan ideal keluarga mereka. Sementara itu, remaja lain tetap
spiritualitas mereka.
6. Perkembangan Sosial
eksternal.
1. Perubahan Internal
a. Sistem pencernaan
bertambah panjang.
tujuh belas atau delapan belas, beratnya dua belas kali lebih
c. Sistem Pernafasan
d. Sistem Endoktrin
e. Jaringan Tubuh
2. Perubahan Eksternal
a. Tinggi Badan
pada usia antara tujuh belas dan delapan belas tahun, rata – rata
b. Berat Badan
(gemuk pendek).
c. Proporsi Tubuh
(dewasa).
membesarnya payudara.
pada laki – laki pematangan seksual penuh terjadi pada usia 17 -18
tahun.
fluor albus, yaitu keluarnya cairan dari vagina (Ababa, 2003). Leukore
adalah semua pengeluaran cairan dari alat genetalia yang bukan darah
(Manuaba, 2001).
Keputihan dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu keputihan
pada sekitar fase sekresi antara hari ke 10-16 saat menstruasi, juga
mulut rahim, rahim dan jaringan penyangga, dan pada infeksi penyakit
2.2.2. Patofisiologi
(Manuaba, 2001).
dapat terkena infeksi adalah vulva, vagina, leher rahim, dan rongga
a. Gonococcus
b. Chlamydia trachomatis
gonore.
c. Gardnerella vaginalis
2. Jamur Candida
kental, berwarna putih susu, dan bergumpal seperti kepala susu atau
susu pecah, disertai rasa gatal yang hebat, tidak berbau dan berbau
terjadi karena jamur tersebut akan tertelan dan masuk kedalam usus.
yang serius jika tidak diberi pengobatan. Pada suatu saat jamur yang
3. Parasit
baunya tidak enak. Meskipun dibilas dengan air, cairan ini tetap
keluar. Keputihan akibat parasit ini tidak begitu gatal, namun vagina
tampak merah, nyeri bila ditekan, dan pedih bila kencing. Kadang–
paha dan sekitar bibir genitalia. Pada infeksi yang telah menjadi
menjadi abu–abu atau hijau muda sampai kuning. Parasit lain yang
menimbulkan luka.
4. Virus
kelelahan.
antara lain :
berupa biji– bijian atau kotoran yang berasal dari tanah. Pada
Tetapi jika terjadi luka dan infeksi dengan jasad renik normal
cairan encer, jernih, dan tidak berbau. Pada kanker rahim atau
jangka panjang.
e. Fistel di vagina
feses atau air kemih. Biasanya mudah dikenali karena bau dan
warnanya.
3. Gejala Keputihan
4. Pencegahan Keputihan
Menurut Army (2007), beberapa hal yang dapat dilakukan dalam mencegah
1) Mencuci bagian vulva (bagian luar vagina) setiap hari dan menjaga
5) Setelah buang air besar, bersihkan dengan air dan keringkan dari arah
vagina;
6) Menjaga kuku tetap bersih dan pendek. Kuku dapat terinfeksi Candida
dibawah kuku tersebut dapat menular ke vagina saat mandi atau cebok.
selesai renang karena jamur lebih senang pada lingkungan yang basah
dan lembab
2) Mengendalikan stres
serangan infeksi
sampai habis sesuai dengan yang diresepkan agar bakteri tidak kebal
antara lain :
celana dalam harus yang pas sehingga pembalut tidak bergeser dari
belakang ke depan.
c. Cara cebok / membilas yang benar adalah dari depan kebelakang. Jika
yang tidak menyerap keringat seperti nilon, serta tidak memakai celana
yang berlapis–lapis atau celana yang terlalu tebal karena akan
e. Usahakan tidak memakai celana dalam atau celana orang lain. Karena
pertama kalinya,
jumlah.
2. Data Objektif
a. Keadaan umum : bagaimanakan keadaaan pasien dengan masalah
pemenuhan gizi
b. Tanda-tanda vital :
sistolik antara 110 sampai 140 mmHg dan diastolik antara 70 sampai 90
mmHg.
c. Pemeriksaan Fisik
6) Mulut : untuk mengetahui keadaan mulut bersih atau tidak, lidah bersih
infeksi vagina.
11) Anus : untuk mengetahui kebersihan anus, ada hemoroid atau tidak.
12) Ekstremitas : untuk mengetahui bentuk,ada gangguan/kelainan atau tidak,
d. Pemeriksaan Antropometri
LILA : untuk mengetahui lingkar lengan klien. KEK apabila <23,5 cm.
e. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan ini dilakukan jika perlu atau jika terdapat kelainan saat
pemeriksaan.
2.2.3 Intervensi
Diagnosa : Nn. “X” usia.......tahun dengan masalah ..........., keadaan baik,
prognosa baik
terhadap gizinya
Kriteria :
1) KU baik, kesadaran kompos mentis
S : 36,5 – 37,5 °C
N : 60-80 x/menit
R : 16-24 x/menit
Intervensinya adalah :
1) Pertemuan 1
Rasional: untuk mengetahui keadaan umum pasien, dan status gizi pasien
remaja
kemampuannya
masalah.
b. Berikan edukasi kesehatan mengenai nutrisi yang seimbang, serta pola hidup
hidup sehat pada remaja bertambah, serta mampu menerapkan pada dirinya
minimal 30 menit/hari
3) Pertemuan 3
a. Berikan pelayanan terkait kesehatan jiwa (menggunakan pediatric symtom
menular yang sedang marak terjadi, dan mencegah terjadinya kekerasan pada
remaja
Rasional: menerapkan pola hidup sehat supaya tubuh tetap sehat dan bugar
4) Pertemuan 4
a. Berikan informasi terkait isu kesehatan lain terkait kespro remaja dan
Rasional : untuk menetahui apakah asuhan yang kita berikan sudah efektif
2.2.4 Pelaksanaan
2.2.5. Evaluasi
melihat keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan, sesuai dengan perubahan
perkembangan kondisi klien. Evaluasi atau penilaian dilakukan segera setelah selesai
BAB III
TINJAUAN KASUS
Pukul : 14.30
1. Biodata
Biodata Pasien
Nama : Nn.N
Umur : 16 th
Agama : Islam
Pendidikan : SMK
Usia : 44th/39th
Pendidikan : STM/SMA
2. Keluhan
Anak Kandung
6. Riwayat menstruasi
Menarche : 9 tahun
Klien memiliki riwayat penyakit asma, tidak ada riwayat penyakit Jantung,
lainnya.
Keluarga klien tidak ada riwayat penyakit Jantung, Diabetes Melitus, TBC,
9. Aktifas sehari-hari
Kegiatan sehari-hari : Sekolah secara daring senin - kamis dan secara luring setiap
Pola makan : makan 2X sehari dengan porsi nasi lebih banyak dari pada
sayur.
Pola istirahat : tidur malam pukul 10.00 bangun pukul 06.00, sedangkan jika
Personal hygiene : mandi 1x sehari, ganti celana dalam 1x sehari, ketika haid
Pola eliminasi : BAB 1 hari sekali, tidak ada keluhan konstipasi dll. BAK 7-8
1. Keadaan Umum
Tanda-tanda Vital
Suhu : 36,5 ̊C
Nadi : 92 x/menit
Respirasi : 18 x/menit
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : tidak teraba massa di kepala dan tidak ada nyeri tekan
Abdomen : tidak teraba massa abnormal, tidak ada nyeri tekan pada perut
Ekstremitas :
pergerakan bebas
pergerakan bebas
3. Pengukuran Antropometri
Berat badan : 57 kg
LILA : 26 cm
Lingkar Pinggang : 84 cm
Lingkar Pinggul : 99 cm
4. Pemeriksaan Penunjang
Kecerdasan Majemuk
Kecerdasan Natural : 30
Kecerdasan Intrapersonal : 27
3.3 Asassment
3.4 Penatalaksanaan
TTD
No Tanggal Penatalaksanaan
Pelaksana
Kecerdasan Intrapersonal : 27
Pertemuan II
Pukul : 20.00
O:-
P:
TTD
Tanggal Penatalaksanaan
Pelaksana
29/10/2021 Melanjutkan saran mengenai cara mengatasi
keputihan dengan menjaga kebersihan meliputi
mencuci bagian luar vagina setiap hari dan mejaga
agar tetap kering untuk mencegah tumbuhnya bakteri
dan jamur, saat menstruasi biasakan mengganti
pembalut apabila sudah terasa basah dan lembab,
menghindari penggunaan cairan pembersih
kewanitaan, memperhatikan pakaian, sering
mengganti pakaian dalam apabila sudah terasa lembab
dan mengatur gaya hidup
e/ klien bersedia melakukan saran yang diberikan
Memberikan HE mengenai kesehatan reproduksi
remaja, antara lain: organ reproduksi remaja, masa
pubertas, proses kehamilan, menstruasi, penyakit
menular seksual, tanda-tanda primer dan sekunder
pubertas pada perempuan beserta fungsinya, cara
merawat kesehatan organ reproduksi, pengelolaan
menstruasi, gender serta SADARI.
e/ klien mengerti mengenai penjelasan yang telah
diberikan dan bersedia menerapkan pesan kesehatan
yang diberi.
Menjelaskan kepada pasien bahwa berdasarkan
hasil pengukuran antropometri, kategori IMT pasien
normal beresiko Overweight atau gizi lebih.
Disarankan pasien untuk memeperbaiki pola makan
dengan mengonsumsi makanan yang lengkap
mengandung kalori serta bergizi, makan sedikit tapi
sering, serta minum minuman yang tinggi kalori.
e/ klien mengerti tentang penjelasan yang diberikan
dan bersedia mengikuti saran yang dianjurkan.
Pertemuan III
Pukul : 14.30
daerah kewanitaan
P:
TTD
Tanggal Penatalaksanaan
Pelaksana
Pertemuan IV
O:-
P:
BAB IV
PEMBAHASAN
Dari asuhan kebidanan yang dilakukan terhadap Nn. ”N” dengan masalah Flour
Albus dapat ditarik beberapa pembahasan sebagai berikut: Pasien berusia 16 tahun,
saat ini masih sementara duduk di bangku SMK. Hal ini sesuai dengan definisi
remaja menurut WHO (Who Health Organization) remaja merupakan periode usia 10
sampai 19 tahun dimana individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan
dewasa, dan terjadi peralihan dari ketergantungan sosial yang penuh, kepada keadaan
yang relatife lebih mandiri. Menurut BKKBN remaja digolongkan dalam 3 golongan
yaitu : Masa remaja awal/dini (Early Adolescence) umur 11-13 tahun, Masa remaja
pertengahan (Middle Adolecence) umur 14-16 tahun, dan Masa remaja lanjut (Late
Adolescence) umur 17-20 tahun. Dengan demikian Nn “N” tergolong dalam kategori
Berdasarkan data subjektif Nn. “N” Sering merasakan tidak nyaman pada
daerah kewanitaan karena keputihan. Keputihan yang dialami oleh Nn. “N”
merupakan keputihan yang normal, hal ini dapat dilihat dari keluhan yang
disampaikan oleh klien yaitu keputihan yang dialaminya berupa cairan yang tidak
berwarna, tidak berbau dan gatal. hal ini sesuai dengan gejala keputihan menurut
Katharini, 2009 yaitu Gejala keputihan karena faktor fisiologis antara lain : Cairan
dari vagina berwarna kuning, Tidak berwarna, tidak berbau, tidak gatal dan Jumlah
cairan bisa sedikit. Pada kasus Nn “N” keputihan tidak hanya disebabkan oleh
tetapi juga disebabkan karena kurangnya personal hygiene kalien utamanya pada
daerah kewanitaannya.
Ditinjau dari hasil kuesioner PSC dan hasil pengkajian aktifitas Nn “N”
diperoleh hasil yaitu Nn. “N”sering mengalami perasaan cemas, gangguan sulit tidur
sehingga mengalami kelelahan, aktifitas klien yang sering melakukan olahraga basket
yang terlalu lama berdiri di lingkungan yang panas, riwayat penyakit asma, serta gizi
yang tidak seimbang dapat mempengaruhi keputihan yang dialami oleh klien. Hal ini
sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Katharini, 2009 yaitu penyebab
keputihan selain infeksi adalah kelelahan, sakit yang telah berlangsung lama,
perasaan cemas, kurang gizi, usia lanjut,terlalu lama berdiri di lingkungan yang
panas, peranakan turun (prolaps uteri), dan dorongan seks tidak terpuaskan dapat juga
menimbulkan keputihan.
Selain itu dari hasil kuesioner PSC Nn. “N” menunjukkan kesulitan untuk
tertidur sehingga hal tersebut juga dapat menimbulkan berbagai macam penyakit.
Menurut Kozier (2004), kualitas tidur adalah suatu kemampuan tidur seseorang yang
dijalani untuk mendapatkan jumlah tidur Rapid Eye Moment (REM) dan Non- Rapid
Eye Moment (NREM) yang baik. Kualitas tidur yang kurang dapat menimbulkan
dkk., 2014:1-8).
Penatalaksanaan pada dismeorhea Nn “N” dilakukan dengan memberikan KIE
keputihan dengan menjaga kebersihan meliputi mencuci bagian luar vagina setiap
hari dan mejaga agar tetap kering untuk mencegah tumbuhnya bakteri dan jamur, saat
menstruasi biasakan mengganti pembalut apabila sudah terasa basah dan lembab,
sering mengganti pakaian dalam apabila sudah terasa lembab dan mengatur gaya
hidup. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Gusti Ayu Marhaeni
harus dilakukan adalah menjaga kebersihan organ reproduksi dengan cara yang benar,
dialami.
BAB V
2.4. Kesimpulan
Berdasarkan tinjauan kasus dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan
bahwa Nn. “N” tergolong dalam kategori remaja Pertengahan ditinjau dari
usianya. Keputihan yang dialami oleh Nn. “N” tergolong kedalam keputihan
yang fisiologis ditinjau dari gejala yang di sampaikan. Keputihan yang dialami
oleh Nn “N” disebabkan oleh perasaan cemas, gangguan sulit tidur sehingga
yang terlalu lama berdiri di lingkungan yang panas, riwayat penyakit asma, serta
menjaga kebersihan meliputi mencuci bagian luar vagina setiap hari dan mejaga
agar tetap kering untuk mencegah tumbuhnya bakteri dan jamur, saat menstruasi
sering mengganti pakaian dalam apabila sudah terasa lembab dan mengatur gaya
hidup.
2.5. Saran
Diharapkan remaja dapat lebih memperhatikan dan menjaga personal
hygiene utamanya pada daerah kewanitaannya, serta remaja-remaja saat ini dapat
dukungan dengan baik. Sehingga dikemudian hari remaja dapat tumbuh dan
Kemenkes RI. 2014. Modul Pelatihan PKPR Bagi Konselor Sebaya. Jakarta :
Kemenkes RI
Kulkarni, A. dan Deb, S. (2019) “Dysmenorrhoea,” Obstetrics, Gynaecology and
Reproductive Medicine, 29(10), hal. 286–291. doi:
10.1016/j.ogrm.2019.06.002.
Kusmiran, E 2011. Kesehatan reproduksi remaja dan wanita. Jakarta: Salemba
Medika
Murdiati, Agnes & Amaliah. 2013. Panduan Penyiapan Pangan Sehat Untuk Semua.
Jakarta: Kencana Prenadamedia Group
Nursalam, N. et al. (2018) “Analysis of the Stressor and Coping Strategies of
Adolescents with Dysmenorrhoea,” Indian Journal of Public Health
Research & Development, 9(10), hal. 381–386. doi: 10.5958/0976-
5506.2018.01373.6.
Reeder, Martin, & Koniak-Griffin. 2013. Keperawatan Maternitas Kesehatan.
Wanita, Bayi & Keluarga Edisi 8 Vol 1. Jakarta: EGC.
Rusli, Y. et al. (2019) “Hubungan Tingkat Stres dan Intensitas Dismenore pada
Mahasiswi di Sebuah Fakultas Kedokteran di Jakarta The Association
between Stress Level and Dysmenorrhea Intensity among Female Students
in One Medical Faculty in Jakarta,” eJKI, 7(2), hal. 122–126. doi:
10.23886/ejki.7.10101.Abstrak.
Safitri, Dian. 2011. Metode Pembelajaran Snowball Throwing. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
LAMPIRAN