Anda di halaman 1dari 37

PENGARUH PERMAINAN EDUKATIF LEGO BLOCK TERHADAP

PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS PADA ANAK

PRASEKOLAH USIA 4-5 TAHUN

Literatur Review

OLEH :

Oleh :

Putu Febri Winanda


NIM. 16089014049

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG

2020
PENGARUH PERMAINAN EDUKATIF LEGO BLOCK TERHADAP

PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS PADA ANAK

PRASEKOLAH USIA 4-5 TAHUN

Literatur Review

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh


gelar Sarjana Keperawatan

OLEH :

Oleh :

Putu Febri Winanda


NIM. 16089014049

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG

2020
ii
LEMBAR PENGESAHAN

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Skripsi dengan judul:

“Pengaruh Permainan Edukatif lego block Terhadap Perkembangan


Motorik Halus Pada Anak Prasekolah Usia 4-5 Tahun”

Dibuat untuk melengkapi salah satu persyaratan menjadi Sarjana Keperawatan


Pada Program Studi S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Buleleng.
Skripsi ini akan diujikan pada seminar Skripsi pada tanggal Juli 2020 dan
dinyatakan memenuhi syarat/sah sebagai Skripsi pada studi S1 Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Buleleng.

Bungkulan, Skripsi 2020


Penguji 1 Penguji 2

(Hari Sujadi, S.Kep.,Ns.,M.Nurs.) (Ns. Mochamad Heri, S.Kep., M.Kep)

Penguji 3
Penguji 3

(Ns. Kadek Yudi Aryawan, S.Kep., MSi)


(Ns. Putu Indah Sintya Dewi, S.kep.,M.Si)

Mengetahui
Mengetahui,
Ketua Program Studi S1 Keperawatan Ketua STIKes Buleleng
STIkes Buleleng

(Ns. Putu Indah Sintya Dewi, S.Kep.,M.Si) (Dr.Ns. I Made Sundayana, S.Kep.,MSi)

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Ida Sang Hyanag Widhi Wasa

Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat kuasa dan karunia-Nya penulis dapat

menyelesaikan Skripsi ini dengan Judul “Pengaruh permainan edukatif lego block

terhadap perkembangan motorik halus pada anak prasekolah usia 4-5 tahun”

sebagai salah satu syarat untuk mencari gelar sarjana keperawatan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada semua

pihak yang membantu menyelesaikan Skripsi. Ucapan trimakasih diberikan

kepada:

1. Dr. Ns. I Made Sundayana, S.Kep.,MSi, sebagai Ketua STIKes Buleleng dan

atas segala fasilitas yang diberikan kepada peneliti dalam menempuh

perkuliahan;

2. Ns. Mochamad Heri, S.Kep., M.Kep, sebagai Ketua Program Studi Profesi

Ners Ilmu Keperawatan STIKes Buleleng dan selaku pembimbing utama

yang telah memberikan bimbingan, sehingga dapat meyelesaikan proposal ini

dengan tepat waktu;

3. Ns. Kadek Yidi Aryawan, S.Kep., MSi, sebagai Sekretaris Program Studi Ilmu

Keperawatan STIKes Buleleng dan sealaku pembimbimg pendamping yang

juga telah memberikan bimbingan, sehingga dapat menyelesaikan proposal ini

dengan tepat waktu;

4. Hari Sujadi, S.Kep.,Ns.,M.Nurs, selaku penguji utama yang telah memberikan

pengarahan dan penyempurnaan dalam pembuatan proposal ini;

iv
5. Kedua Orang tua saya Nyoman Sukariksa dan Ketut Ladri yang selalu

mendukung dan memberikan doa tulus agar anaknya sebagai penulis proposal,

mampu menyelesaikan tugasnya dengan lancar dan tepat waktu;

6. Rekan – rekan Mahasiswa Jurusan S1 Keperawatan angkatan tahun 2016 atas

segala dukungan, saran dan masukannya;

7. Teman dekat saya Putu Novi Suadnyani yang selalu memberikan support

untuk mengerjakan skripsi ini dan selalu mendampingi semua kegiatan untuk

melengkapi skripsi ini; dan

8. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan proposal ini yang

tidak bisa disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa penyusunan proposal ini masih jauh dari

sempurna. Oleh karena itu, penulis membuka diri untuk segala saran dan

kritik yang dapat menyempurnakan proposal ini.

Singaraja, Juni 2020

Penulis

v
DAFTAR ISI

HALAMAN

SAMPUL DALAM............................................................................................ ii

LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. iii

LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................. iv

KATA PENGANTAR....................................................................................... v

DAFTAR ISI...................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL.............................................................................................. viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang....................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah.................................................................................. 5

C. Tujuan Literature Review....................................................................... 5

D. Manfaat Literature Review.................................................................... 6

BAB II METODE PENCARIAN LITERATURE

A. Metode Pencarian Literature.................................................................. 7

B. Sumber Data dan Pencarian................................................................... 9

vi
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Literature Review......................................................................... 10

B. Pembahasan Literature Review.............................................................. 18

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan............................................................................................ 24

B. Saran....................................................................................................... 25

DAFTAR PUSTAKA

vii
DAFTAR TABEL

2.1 Tabel Proses Pemilihan Artikel........................................................... 9

3.1 Tabel Hasil Literature Review............................................................. 11

viii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak prasekolah merupakan meraka yang masih berusia 3-6 tahun.

Anak merupakan individu yang unik, yang masih bergantung pada orang

dewasa dalam memenuhi kebutuhan dasarnya. Aspek yang memiliki

perkembangan yang sanagat pesat pada usia prasekolah adalah

perkembanagn fisik yang terdiri dari perkembanagan motoric kasar dan

juga motorik halus. Perkembangan motoric kasar melibatkan otot-otot

besar seperti berlari, melompat memanjat dan motorik halus lebih

melibatkan otot-otot kecil dengan mata dan tangan seperti menggambar,

menggunting dan menempelkan kertas pada masa kanak-kanak.

(Soetjiningsih & Gede Ranuh, 2013)

Menurut Sumiyati (2011: 7) dalam jurnal (Santi, 2014)

menyatakan bahwa masa usia dini adalah periode emas (golden age) untuk

perkembangan anak dan memperoleh proses pendidikan. Fase ini

merupakan masa sensitif bagi anak untuk dapat menerima berbagai upaya

pengembangan seluruh potensinya. Salah satu upaya untuk

mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki anak melalui kegiatan

pembelajaran Pendidikan anak usia dini diselenggarakan dengan bertujuan

untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara

menyeluruh, karena usia dini merupakan fase yang fundamental dalam

mempengaruhi perkembanganan.

1
2

Tumbuh kembang merupakan manifestasi yang kompleks dari

perubahan morfologi, biokimia, dan fisiologi yang terjadi sejak konsepsi

sampai maturase/dewasa. Banyak orang menggunakan istilah “tumbuh”

dan “kembang” secara sendiri-sendiri atau bahkan ditukar-tukar. Istilah

tumbuh kembang sebenarnya mencakup dua peristiwa yang sifatnya

berbeda, Tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan yaitu partumbuhan

dan perkembangan.

Pertumbuhan (growth) adalah perubahan yang bersifat kuantitatif

yaitu bertambahnya jumlah ukuran, dimensi pada tingkat sel, organ

maupun individu. Anak tidak hanya bertambah besar secara fisik,

melainkan juga ukuran dan struktur organ-organ tubuh dan otak.

Sedangkan perkembangan (development) adalah perkembangan yang

bersifat kuantitatif dan kualitatif, dimana bertambahnya kemampuan

struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks, dalam pola yang teratur.

Perkembangan menyangkut proses diferensiasi sel tubuh, jaringan tubuh,

organ dan system organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga

masing-masing memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan

kognitif, Bahasa, motorik, emosi, dan perkembangan perilaku sebagai

hasil dari interaksi dengan lingkungannya (Soetjiningsih & Gede Ranuh,

2013)

Menurut Kementrian Pendidikan Nasional (Kemendiknas, 2010),

mengatakan bahwa upaya pemerintah dalam hal mengatasi keterlambatan

perkembangan pada anak adalah dengan cara memfasilitasi kegiatan


3

pendidikan anak usia prasekolah yang dibuktikan pada Peraturan

Pemerintah No.27/1990 tentang pendidikan prasekolah yaitu: Pendidikan

prasekolah adalah pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

perkembangan jasmani rohani anak didik di luar lingkungan keluarga

sebelum memasuki pendidikan dasar yang diselenggarakan di jalur

pendidikan luar sekolah. Bentuk satuan pendidikan prasekolah meliputi

Taman Kanak-Kanak, Kelompok Bermain, Penitipan Anak dan bentuk

lain yang ditetapkan oleh menteri.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada tanggal 19 November

2019 di TK Kemala Bhayangkari 2, peneliti melakukan wawancara

dengan kepala sekolah dan diperoleh data yang menyebutkan bahwa

jumlah siswa keseluruhan yaitu 71 siswa yang dibagi menjadi 4 kelas

diantaranya kelas A1 dengan jumlah 14 siswa, kelas A2 dengan jumlah 18

siswa, kelas B1 dengan jumlah 20 siswa dan kelas B2 dengan jumlah 19

siswa. Menurut salah satu Guru TK Kemala Bhayangkari 2, banyak

kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan motorik halus pada anak

seperti : menggambar, menggunting dan mewarnai.

Dengan menggunakan lembar Denver II terhadap 10 orang anak

secara acak, didapatkan hasil bahwa 3 anak (30 %) dikategorikan normal,

karena anak mampu melakukan tugas memilih menggambar orang 8

bagian dan mencontoh kotak. Kemudian dari 7 orang anak ada 5 orang

anak (50%) yang mengalami caution dan 2 orang anak (20%) mengalami

delayed, 5 orang anak (50%) yang mengalami caution karena anak gagal
4

dalam persentil 75% dan 90% seperti : anak hanya bisa menggambar

orang 2 bagian dari 3 bagian, anak tidak bisa mencontoh kotak karena

kedua garis yang berpotongan tidak mendekati titik tengah dan anak gagal

dalam memilih garis yang lebih panjang. Sedangkan 2 orang anak (20%)

yang mengalami delayed karena anak gagal melakukan uji coba yang

terletak disebelah kiri garis umur seperti ; anak yang harusnya sudah bisa

mencontoh kotak tapi anak tidakdapat mencontoh kotak karna garis tidak

saling bertemu, anak tidak dapat memilih garis yang lebih panjang anak

belum bias membedakan seteh di putar-putar gambar garisnya.

Anak di usia 3-6 tahun diharapkan telah mampu menguasai

beberapa keterampilan yang menuntut kemampuan motorik halus, seperti

menggunakan gunting dengan baik dan meskipun belum lurus dalam

menggunting, mengikat tali sepatu, mewarnai dengan rapi, sesuai dengan

perkembangan motorik halus yang harus dicapainya, maka kegiatan-

kegiatan yang dilakukan pada anak usia dini harus diarahkan untuk

meningkatkan keterampilannya dalam hal tersebut. Hal ini sangat penting

karena hanya latihan secara terus menerus yang akan dapat meningkatkan

keterampilan anak melakukan kegiatan yang menuntut gerakan motorik

halus (Sujiono, 2009) dalam jurnal (Maghfuroh & Putri, 2017).

Hal tersebut terkait dengan penelitian yang dilakukan oleh

(Khasanah, Mustafidah, & Susanto, 2018). Mengoptimalkan

perkembanagan anak-anak prasekolah dapat dilakukan melalui stimulus

dengan kegiatan bermain. Penelitian ini menganalisa pengaruh permainan


5

lego dengan kegiatan bermain pada perkembanagn anak prasekolah. Hasil

penelitian ini menujukkan bahwa jumlah anak yang memiliki katagori

perkembanagn normal memiliki peningkatan secara signifkan dari 52,9%

menjadi 76,5% (<0,05). Permainan perlu dimodifikasi untuk membuat

lebih menarik bagi anak-anak dan harapannya mamapu merangsang semua

aspek perkembangan.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang pengaruh permainan lego block terhadap perkembangan

motorik halus anak prasekolah.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis tertarik untuk

melakukan penelitian tentang permainan lego block. Dengan permainan ini

selain untuk melatih perkembangan motorik halus pada anak juga untuk

menuangkan imajinasi-imajinasi anak dan dapat juga untuk meningkatkan

kreativitas anak sejak dini. Maka rumusan permasalahan penelitian tersebut

adalah “Apakah ada pengaruh dari permainan lego block terhadap

perkembangan motorik halus anak usia prasekolah?”

C. Tujuan Penelitian

Kajian literature review ini bertujuan untuk memberikan informasi

guna menjawab permasalahn diatas. Tujuan yang ingin dicapai melalui

literature review ini adalah untuk mengetahui “Pengaruh dari Permainan lego

block Terhadap Perkembangan Motorik Halus Anak Usia Prasekolah”.


6

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Penelitian Literature Review ini diharapkan dapat digunakan

untuk pengembangan ilmu Keperawatan Pediatrik khususnya pada

perkembangan motorik halus anak dalam pemberian terapi bermain

pada anak baik dalam bidang kesehatan maupun lainnya.

2. Manfaat praktis

a. Bagi Institusi

Hasil penelitian Literature Review ini diharapkan dapat

menjadi tolak ukur dalam ilmu pengetahuan dengan mengetahui

pengaruh permainan lego block dengan perkembangan motorik halus

anak usia prasekolah dan menjadi tambahan informasi agar dapat

mencegah terjadinya gangguan perkembangan motorik halus dan dapat

dijadikan refrensi untuk mahasiswa dalam melakukan penelitian

keperawatan.

b. Bagi Masyarakat

Hasil kajian literature review ini diharapkan dapat menambah

informasi terhadap masyarakat luas bahwa kurangnya stimulus dapat

menyebabkan keterlambatan perkembangan motorik halus pada anak


BAB II

METODE PENCARIAN LITERATURE

A. Metode Pencarian Literature

Metode yang digunakan dalam menulis literature review ini yaitu

menggunakan strategi secara komprehensif, seperti pencarian artikel dalam

database jurnal penelitian yang digunakan, kata kunci yang digunakan untuk

mencari artikel, serta batasan-batasan pencarian artikel yang akan di riview

berdasarkan tahun terbit minimal 5 tahun terakhir, bahasa, ataupun fulltext atau

tidak. Pada tahap ini penulis melakukan proses pemcarian artikel yang sesuai

dengan pernyataan penelitian yang nantinya akan di riview. Pencarian database

yang penulis gunakan yaitu menggunakan Google Scholar dan siencedirect.

Kata kunci yang digunakan dalam pencarian artikel nasional (berbahasa

Indonesia) pada database google scholar yaitu “Motorik halus dan anak usia

preasekolah” penulis membatasi pencarian artikel berdasarkan tahun terbitnya

yaitu 2016-2020 hasil yang didapat yakni 1.840 artikel yang diperoleh setelah

dianalisis melalui analisis tujuan dan kesesuaian topik didapatkan 6 artikel yang

sesuai. Kemudian menggunakan kata kunci lain yaitu “permainan lego block

terhadap motorik halus pada anak usia prasekolah” dan membatasi pencarian

artikel berdasarkan tahun publikasinya yaitu 2016-2020 hasil yang didapat yakni

197 artikel yang diperoleh dan setelah dianalisis berdasarkan tujuan dan

kesesuaian topik didapatkan 3 artikel yang hampir mendekati. Setelah

7
8

dijumlahkan total artikel yang didapatkan dari database google scholar sebanyak

9 dan jumlah artikel tersebut sudah mencukupi.

Pada strategi pencarian artikel internasional (berbahasa inggris) yang

relevan dengan topik dilakukan dengan menggunakan database sience direct yang

dimana publikasi tahunnya dibatasi dari 5 tahun terakhir (2015-2020) keyword

yang digunakan adalah “fine motor preschool age”. Artikel fulltext dan abstrak di

review untuk memilih studi yang sesuai dengan kriteria maupun topik. Kriteria

inklusi dalam riview ini adalah motoric halus dan anak prasekolah, jurnal yang

diperoleh sebanyak 104 artikel. Tetapi yang sesuai dengan kriteria inklusi hanya 1

artikel. Jadi jumlah artikel keseluruhan yang akan digunakan sebagai sampel

berjumlah 10 artikel dan selanjutnya akan diidentifikasi dan disajikan dalam

bentuk tabel.
9

B. Sumber Data dan Pencarian

Tabel 2.1 Proses Pemilihan Artikel

Hasil pencarian dari 2 database


Tahap Identifikasi yaitu:
Google Scholar : 5.160
artikel
Artikel tereklusi karena tidak
Science Direct :3.275 sesuai dengan kriteria inklusi
artikel dan eksklusi yang ditentukan :
Google Scholar : 3.123 artikel
Science Direct : 3.171 artikel

Hasil Skrining judul dan abstrak :


Tahap Skrining
Google Scholar : 2.037 artikel Artikel tereklusi :
Science Direct : 104 artikel 1. Google Scholar : 2.028
artikel (artikel tidak free
full text, kemudian artikel
yang sama dengan
sebelumnya, dan artikel
tidak sesuai dengan
outcome).
Hasil analisis fulltext dan
kelayakan berdasarkan kesesuaian 2. Science Direct : 103
outcome yang dicapai: (artikel tidak sesuai
Tahap Kelayakan dengan sampel dan
Google Scholar : 9 artikel outcome yang
diinginkan).
Science Direct : 1 artikel

Analisis Artikel Total artikel akhir yaitu


sebanyak 10 artikel
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan menjelaskan tentang hasil penelusuran artikel yang telah

melalui proses seleksi. Hasil review artikel disajikan dalam bentuk tabel yang

menjelaskan tentang penulis/peneliti, judul artikel, tahun, tujuan, sampel, metode

penelitian, dan output (hasil). Hasil review yang didapat dipaparkan dalam tabel di

bawah ini

10
11

A. Hasil Review Artikel

Metodologi
No Peneliti Judul Tujuan Karaktersitik Sampel Hasil
Penelitian
1. (Andarwa Permaiana Tujuan Pengambilan sampel pre- Hasil uji statistic
ti, Munir, lego penelitian untuk dalam penelitian ini eksperimental didapatkan ρ value 0,000
& Siam, (PARALLEL mengetahui dengan teknik sampling tipe one-group (p<0,05), menunjukkan
2019) PLAY) pengaruh jenuh, jumlah sampel 40 pretest-posttes bahwa ada perbedaan
Teradap permainan lego responden yang perkembangan motorik
Perkembanga (parallel play) memenuhi kreteria halus anak sebelum dan
n Motorik terhadap inklusi. sesudah diberikan
Halus Pada perkembangan permainan lego (parallel
Anak Usia 3- motorik halus play).(Andarwati et al.,
6 Tahun pada anak usia 2019)
(3-6 tahun) di
TK Pertiwi
Lojajar
Bondowoso.
12

2. (Hendriy Pengaruh Tujuan Seluruh anak-anak yang Desain penelitian Hasil nilai rata-rata
ani, Yeni Bermain penelitian ini memiliki keterlambatan ini quasi motorik pretest 7,05
Devita, Konstruksi untuk motorik halus yang eksperimen posttest 9,45 dengan
2018) (Lego) mengetahui telah di screening dengan kenaikan rata-rata 2,4.
Terhadap bagaimana menggunakan Denver II pendekatan “pre Sampel uji t berpasangan
Perkembanga pengaruh di TK Raudhatul Jannah and post test hasil p value = 0,000 <α
n Motorik bermain Desa Pangkalan Panduk without control” 5% (p value <0,05)
Halus Anak konstruksi Kecamatan Kerumutan kesimpulan dari
Usia (lego) terhadap Pelalawan yaitu TK A penelitian ini terdapat
Prasekolah kelancaran dan TK B sebanyak 22 pengaruh konstruksi
perkembangan orang. bermain (lego) terhadap
motorik anak pengembangan motorik
prasekolah. halus pada anak
prasekolah.(Hendriyani,
Yeni Devita, 2018)
3. (Lisa, Alat Penelitian ini Populasi anak di TK Al- Dengan Hasil yang didapat ada
Mustika, Permaian bertujuan APA Kautsar 150 orang pendekatan pengaruh pemberian Alat
& Edukasi ada pengaruh dengan sampel anak Quasy Permainan Edukatif pada
Lathifah, (APE) pemberian APE yang berusia 4-6 tahun eksperiment anak usia 4-6 tahun di
2020) Meningkatka terhadap di TK Al-Kautsar desain one group TK AL-Kautsar dengan
n Perkembangan sebanyak 51 anak pre-test dan post- p-value 0,000 sehingga
Perkembanga motorik halus dengan umur 4-6 tahun. test. lebih kecil dari nilai α
n Motorik anak 4-6 tahun. (<0,005).(Lisa et al.,
Halus pada 2020)
Anak Usia 4-
6 Tahun
13

4. (Lina Pengaruh Penelitian ini Populasi pada Desain penelitian Hasil uji statistik motorik
Madyastu Terapi bertujuan penelitian ini adalah ini menggunakan halus dengan nilai
ti, 2016) Bermain menjelaskan seluruh anak usia 4-5 one group pretest- signifikasi (p=0,002)
Puzzel pengaruh terapi tahun di kelas A1 TK posttest design. artinya ada pengaruh
Terhadap puzzle pada Muslimat 03 Sampurnan terapi bermain puzzle
Perkembanga perkembangan Bungah yang terhadap perkembangan
n Motorik motorik halus mengalami motorik halus anak usia
Halus Dan dan kognitif keterlambatan prasekolah (4-5 tahun).
Kognitif pada anak perkembangan motorik (Lina Madyastuti, 2016)
Anak Usai prasekolah (4-5 halus dan
Prasekolah tahun). kognitif yaitu sebanyak
(4-5 Tahun) 12 anak.
5. (Fitriyant Faktor- Tujuan Jumlah responden pada Metode penelitian Dari 60 responden 81,3%
i & Faktor yang penelitian ini penelitian ini yang kuantitatif dengan responden
Rosidah, Berhubungan yaitu untuk sesuai dengan kriteria deskriptif analitik, berpengetahuan baik
2017) Dengan mengetahui inklusi sebanyak 60 melalui terhadap kemampuan
Kemampuan faktor-faktor responden diambil pendekatan studi motorik halus bermain
Motorik yang dengan menggunakan cross sectional puzzle pada anak
Halus berhubungan concecutive sampling prasekolah (p
Bermain dengan value=0,002; OR=8,667).
Puzzle Pada kemampuan Sebesar 82,4% responden
Anak motorik halus mempunyai stimulasi
Prasekolah bermain puzzle baik terhadap
Di RSUD pada anak kemampuan motorik
Pasar Rebo prasekolah di halus bermain puzzle (p
14

Jakarta Timur RSUD Pasar value=0,0005;


Tahun 2016 ReboJakarta OR=37,333) dan 80,9%
Timur. responden mempunyai
status gizi yang baik
terhadap kemampuan
motorik halus bermain
puzzle pada anak
prasekolah (p
value=0,005; OR=6,756).
(Fitriyanti & Rosidah,
2017)

6. (Purnani Pengaruh Tujuan Populasi berjumlah 24 Penelitian pre Hasil p-Value=0,000


& Pemberian penelitian ini anak dengan teknik eksperimental yang berarti lebih kecil
Halimatu Stimulus Seni mengetahui simpel random dengan dari α= 0,05 dengan
s, 2020) Melukis pengaruh sampling diperoleh pendekatan one demikian dapat dikatakan
Dengan pemberian sampel 14 responden. group pre test Ho ditolak dan H1
Teknik stimulus seni post test diterima yang berarti
Pointilis melukis (finger dapat disimpulkan bahwa
Terhadap painting) ada pengaruh pemberian
Perkembanag dengan teknik stimulus seni melukis
n Motorik pointilis dengan teknik pointilis
Halus Pada terhadap terhadap perkembangan
Anak perkembangan motorik halus pada anak
Prasekolah motorik halus prasekolah usia 5-6 tahun
pada anak ditaman kanak-kanak
prasekolah usia Nidzamiyah Kota Kediri
5-6 tahun di Tahun 2020.(Purnani &
15

taman kanak- Halimatus, 2020)


kanak
Nidzamiyah
Kota Kediri
tahun 2020.
7. (Nunung, Pengaruh Tujuan dari Sampel dalam penelitian Penelitian quasy Hasil uji univariat
Suryanin Finger penelitian ini ini anak yang berusia experiment didapatkan nilai median
gsih, & Painting untuk 36-72 bulan sebanyak dengan pre test 4,00 dan post test
Putra, Terhadap mengetahui 25 anak. pendekatan one 6,00, hasil uji bivariat
2017) Perkembanag pengaruh finger group pre test didapatkan nilai p Value
n Motorik painting and post test 0,001 (α < 0,05), dapat
Halus Pada terhadap disimpulkan bahwa ada
Anak perkembangan perbedaan yang
Prasekolah di motorik halus signifikan perkembangan
TK At- anak prasekolah motorik anak usia pra
Taqwa di TK At- sekolah sebelum dan
Taqwa. setelah diberikan
kegiatan finger painting.
(Nunung et al., 2017)
8. (Sesa Pengaruh Penelitian ini Peneliti memilih RA Penelitian Dengan demikian dapat
Pirunika, Bermain bertujuan untuk Fatimah Palembang eksperimen True disimpulkan bahwa Ha
Taty Plastisin mengetahui ada dengan proritas anak Experimental diterima karna thitung<
Fauzi M, Dalam atau tidaknya kelas A usia 4-5 Tahun Design dengan ttabel atau 9,27 < 2,086
2019) Mengembang pengaruh dengan jumlah 24 anak. model Posttest- dan Ho ditolakdengan
kan bermain Only Control taraf signifikan (α) =
Kemampuan plastisin dalam Design 0,05. Hal ini berarti
Motorik mengembangka terdapat pengaruh
16

Halus pada n kemampuan bermain plastisin dalam


anak motorik halus mengembangkan
prasekolah pada anak kemampuan motorik
Usia 4-5 kelompok A halus pada anak
Tahun di RA usia 4-5 tahun kelompok A usia 4-5
Fatimah di RA Fatimah tahun di RA Fatimah
Pamalang Palembang Palembang(Sesa
Pirunika, Taty Fauzi M,
2019)

9. (Islamme The Effect of Tujuan dari Subjek dalam penelitian Penelitian ini Hasil kelompok
iliani, Blocks penelitian ini ini adalah 30 anak dari menggunakan eksperimen menunjukkan
2017) Constructive untuk kelompok A TK metode skor lebih tinggi dari
Game to mengetahui PembinaABA 54 eksperimen Pre- pretest.
Improve apakah ada efek Semarang expe Pengukuranpaired
Children’s permainan desain pretest dan sample t-Test
Fine Motor konstruktif posttest rimental mengarahkan t -42.003
Skill dalam dan One Group dengan sig (2-tailed)
in the year of mengembangka <0,05.
4-5 years old n anak-anak
keterampilan
motorik usia 4-
5 tahun.
10 (Enokizo Quantitative Bertujuan untuk Penelitian ini Studi cross- Anak laki-laki tampil
. no et al., assessment of membangun melibatkan 110 sectional secara signifikanlebih
fine motor data obyektif sukarelawan anak-anak cepat daripada anak
17

2020) skills in dan kuantitatif sekolah dasar Jepang perempuan dalam


children tentang (57 laki-laki, 53 beberapa parameter ''
using perkembangan perempuan). kecepatan '' dan
magnetic motorik halus 'akselerasi,' sedangkan
sensors pada anak-anak anak perempuan secara
berkembang signifikan lebih renda.
yang (Enokizono et al., 2020)
menggunakan
sensor magnetik
18

B. Pembahasan
Anak usia 3-6 tahun merupakan periode sensitif atau masa peka

pada anak, yaitu suatu periode dimana suatu fungsi tertentu perlu

distimulus, diarahkan sehingga tidak terhambat perkembangannya. Salah

satunya dalam penelitian yang dikemukakan oleh (Andarwati et al., 2019)

Pemilihan permainan lego block sebagai tindakan yang dilakukan untuk

meningkatkan kemampuan motorik halus anak karena permainan lego

block merupakan permainan yang menyenangkan bagi anak karena

permainan lego block mudah untuk dilakukan anak, media lego block

ringan, memiliki warna yang cerah dan bentuknya bermacam-macam

sehingga mudah untuk di pegang, di bentuk dan di mainkan oleh anak, dari

hasil uji statistic didapatkan ρ value 0,000 (p<0,05), menunjukkan bahwa

ada perbedaan perkembangan motorik halus anak sebelum dan sesudah

diberikan permainan lego (parallel play).

Perkembangan motorik halus adalah gerakan yang melibatkan

bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan otot-otot kecil tetapi

diperlukan koordinasi yang cermat, Perkembangan motorik yang normal

merupakan salah satu faktor penentu (determinant factor) kelancaran

proses belajar, baik dalam bidang pengetahuan,maupun keterampilan, oleh

karena itu, perkembangan motorik sangat menunjang keberhasilan belajar

peserta didik. Permainan lego menurut (Hendriyani, Yeni Devita, 2018)

menyatakan permainan yang memiliki kegiatan memasang, memadukan,

membangun, dan menumpuk dapat menjadikan kreativitas dan motorik


19

halus semakin berkembang. Dengan hasil nilai rata-rata motorik pretest

7,05 posttest 9,45 dengan kenaikan rata-rata 2,4. Sampel uji t berpasangan

hasil p value = 0,000 <α 5% (p value <0,05). Dari penelitian ini

menujukan ada pengaruh konstruksi bermain (lego) terhadap

pengembangan motorik halus pada anak prasekola.

Permainan yang dapat mengoptimalkan perkembangan anak sesuai

usia dan tingkat perkembangannya serta berguna untukpengembangan

aspek fisik, bahasa, kognitif dan sosial anak adalah Alat Permainan

Edukatif. Menurut penelitian yang dilakukan (Lisa et al., 2020) Bahwa

tumbuh kembang anak yang pernah menggunakan alat permainan edukatif

mempunyai perbedaan dalam pemberian stimulasi, anak yang pernah

menggunakan alat permainan, anak mendapatkan stimulasi yang lebih,

dibandingkan anak yang tidak menggunakan permainan edukatif. Dan

hasil penelitian yang didapat ada pengaruh pemberian Alat Permainan

Edukatif pada anak usia 4-6 tahun di TK AL-Kautsar dengan p-value

0,000 sehingga lebih kecil dari nilai α (<0,005).

Media puzzle adalah media permainan anak yang menarik dan

menyenangkan akan meningkatkan kemampuan motorik halus dan

kognitif anak misalnya mengklasifikasikan benda berdasarkan warna,

bentuk dan ukuran. Menurut (Lina Madyastuti, 2016) Alat permainan

edukatif yang sesuai dengan perkembangan anak memeberikan perasaan

senang dan aman serta merangsang anak untuk melakukan kegiatan

sehingga anak betah. Dan ditemukan hasil penelitian dengan uji statistik
20

motorik halus dengan nilai signifikasi (p=0,002) artinya ada pengaruh

terapi bermain puzzle terhadap perkembangan motorik halus anak usia

prasekolah (4-5 tahun).

Bermain puzzle merupakan suatu permainan yang dilakukan untuk

melatih koordinasi antara tangan dan mata, permainan puzzle ini tidak

memerlukan banyak energi, sehingga dapat dilakukan pada anak yang

sedang mengalami sakit guna memenuhi kebutuhan bermain anak.

Berdasarkan penelitian (Fitriyanti & Rosidah, 2017) Dari 81,3%

responden berpengetahuan baik terhadap kemampuan motorik halus

bermain puzzle pada anak prasekolah, 82,4% responden mempunyai

stimulasi baik terhadap kemampuan motorik halus bermain puzzle, dan

80,9% responden mempunyai status gizi yang baik terhadap kemampuan

motorik halus bermain puzzle pada anak prasekolah.

Dalam melatih perkembangan motorik halus adalah hal yang

sangat penting, maka dibutuhkan kegiatan yang dapat membantu proses

tersebut, salah satunya adalah kegiatan melukis dengan jari-jari. Hal

tersebut dikemukakan oleh (Purnani & Halimatus, 2020) Perlu adanya

stimulasi untuk mengembangkan kemampuan motorik halus yang

berfungsi menjaga kestabilan serta kordinasi gerak yang bagus perlu

dilatih melalui sebuah permainan yang tertata, terarah dan terencana sesuai

dengan tahapan perkembangan anak dalam sebuah pembelajaran.

Ditemukan hasil pennelitian yang menunjukan bahwa p-Value=0,000 yang

berarti lebih kecil dari α= 0,05 dengan demikian dapat dikatakan Ho


21

ditolak dan H1 diterima yang berarti dapat disimpulkan bahwa ada

pengaruh pemberian stimulus seni melukis dengan teknik pointilis

terhadap perkembangan motorik halus pada anak prasekolah.

Melukis dengan jari merupakan salah satu kegiatan teknik melukis

dengan mengoleskan cat pada kertas basah menggunakan jari jemari yang

dapat dilakukan oleh anak untuk menuangkan imajinasi melalui lukisan

yang dibuat dengan jari jemari anak. Kegiatan ini dapat melatih motorik

halus dan kreativitas yang dimiliki anak. Dalam penelitian (Nunung et al.,

2017) Finger painting didefinisikan pula sebagai teknik melukis secara

langsung yang dilakukan tanpa menggunakan alat, anak mengganti kuas

dengan jari-jari tangannya secara langsung. Dan hasil yang didapatkan

nilai median pre test 4,00 dan post test 6,00, hasil uji bivariat didapatkan

nilai p Value 0,001 (α < 0,05), dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan

yang signifikan perkembangan motorik anak usia pra sekolah sebelum dan

setelah diberikan kegiatan finger painting.

Plastisin sering juga disebut dengan kata Play dough, dengan

bermain plastisin dapat dimanfaatkan sebagai media menstimulasi

perkembangan motorik anak yaitu koordinasi mata dan tangan. Menurut

(Sesa Pirunika, Taty Fauzi M, 2019) Dengan kegiatan bermain plastisin

belajar anak menyenangkan, tidak membosankan dan dapat

mengembangkan imajinasi anak serta memberikan manfaat bagi

pembelajaran. Didapatkan hasil Ha diterima karna thitung< ttabel atau

9,27 < 2,086 dan Ho ditolakdengan taraf signifikan (α) = 0,05. Hal ini
22

berarti terdapat pengaruh bermain plastisin dalam mengembangkan

kemampuan motorik halus pada anak kelompok A usia 4-5 tahun di RA

Fatimah Palembang

Bermain adalah cara paling efektif untuk membangun

perkembangan anak-anak di prasekolah, dan di sekolah dasar, baik secara

akademik, sepertiserta aspek sosial fisik dan emosional.Melalui bermain,

anak-anak diajak untuk menjelajah, menemukan, mengeksploitasi, dan

mengambil beberapa pelajaran atauclusion tentang benda-benda di

sekitarnya. Menurut (Islammeiliani, 2017) Dengan memainkan permainan

konstruktif anak-anak dipaksa dengan imajinasi dan kreativitaskonstruksi

bangunan, dan ketepatan dalam mempersiapkanmedia atau mainan

menjadi sempurna atau lengkap. Degan Hasil kelompok eksperimen

menunjukkan skor lebih tinggi dari pretest. Pengukuranpaired sample t-

Test mengarahkan t -42.003 dengan sig (2-tailed) <0,05.

pendapat peneliti tidak muncul??


23

Sistem pengukuran ketukan jari dengan magnetsensor

dikembangkan untuk secara kuantitatif mempelajari dinamika gerakan jari.

Dalam sistem ini, sebuah individu melakukan gerakan mengetuk jari

dengandua kumparan sensor magnetik yang terpasang pada jari-jarinya.

Sensor dapat menghasilkan tegangan yang sesuai denganmengubah jarak

antara koil deteksi dankoil osilasi dengan cara induksi elektromagnetik.

Penelitian yang dilakaukan (Enokizono et al., 2020) di dapatkan hasil

Anak laki-laki tampil secara signifikanlebih cepat daripada anak

perempuan dalam beberapa parameter '' kecepatan '' dan 'akselerasi,'

sedangkan anak perempuan secara signifikan lebih renda.


BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Perkembangan anak usia prasekolah dapat ditumbuhkan secara maksimal

dan optimal melalui kegiatan bermain. Bermain pada usia prasekolah telah

terbukti mampu meningkatkan perkembangan mental, kecerdasan dan bisa

merangsang daya pikir anak. Oleh karena itu, jenis permainan yang tepat

diberikan pada anak misalnya menyusun balok, bermain bola, bermain peran

dengan teman, menggambar dan mewarnai. Salah satu terapi yang dapat

diberikan yaitu Lego Block adalah permainan yang dapat disusun dan

dibongkar pasang yang memiliki berbagai bentuk seperti persegi, persegi

panjang dan memiliki gerigi, yang berfungsi untuk melatih fungsi gerak

motorik halus dengan melatih koordinasi gerak tangan dan mata.

Berdasarkan literature review yang sudah dilakukan sebelumnya pada 10

jurnal dapat ditarik kesimpulan bahwa memang benar penggunaan permainan

lego Block memiliki dampak positif untuk implementasi keperawatan di masa

depan dengan tidak meninggalkan konteks etika perawatan dalam

meningkatkan Perkembangan Motorik Halusnya

24
25

B. Saran

Kita sebagai pemberi asuhan keperawatan yang bersifat holistik dan

komprehensif akan sangat berpengaruh pada tingkat derajat kesehatan yang

optimal. Peran perawat dalam hal ini mampu menjadi jembatan yang

profesionalisme dalam memberikan tindakan keperawatan dalam proses

perkembangan yang diharapkan nantinya. Saran ditujukkan kepada peneliti di

masa selanjutnya agar dapat menggunakan literature ini sebagai panduan

dalam memberikan terapi kepada anak prasekolah dalam perkembangan

motorik halusnya.
DAFTAR PUSTAKA

Andarwati, S. R., Munir, Z., & Siam, W. N. (2019). Journal of Chemical

Information and Modeling. Journal of Chemical Information and Modeling,

53(9), 1689–1699. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Enokizono, T., Ohto, T., Tanaka, M., Maruo, K., Sano, Y., Kandori, A., &

Takada, H. (2020). Quantitative assessment of fine motor skills in children

using magnetic sensors. Brain and Development, 42(6), 421–430.

https://doi.org/10.1016/j.braindev.2020.03.004

Fitriyanti, L., & Rosidah, N. (2017). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan

Kemampuan Motorik Halus Bermain Puzzle Pada Anak Prasekolah Di Rsud

Pasar Rebo Jakarta Timur Tahun 2016. 9(1), 39–46.

Hendriyani, Yeni Devita, M. (2018). Pengaruh Bermain Konstruksi (Lego)

Terhadap Perkembangan Motorik Halus Anak Usia Prasekolah. Jurnal

Keperawatan Priority, 1(2), 51–62. Retrieved from

http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php?

article=1069281&val=16040&title=PENGARUH BERMAIN

KONSTRUKSI LEGO TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK

HALUS ANAK USIA PRASEKOLAH

Islammeiliani, D. (2017). Early Childhood Education Papers ( Belia ) The Effect

of Blocks Constructive Game to Improve Children ’ s Fine Motor Skill in the

year of 4-5 years old. Early Childhood Education Papers (Belia), 6(1), 4–7.

Khasanah, N. N., Mustafidah, A., & Susanto, H. (2018). Modified Legos is


Effective in Stimulating Development on Pre-School Children. 200.

Lina Madyastuti, F. R. D. (2016). Pengaruh Terapi Bermain Puzzle terhadap

Perkembangan Motorik Halus dan Kognitif Anak Usia Prasekolah (4-5

Tahun). Journal of Ners Community, 07(02), 136–148.

Lisa, M., Mustika, A., & Lathifah, N. S. (2020). Alat Permainan Edukasi ( APE )

Meningkatkan Perkembangan Motorik Halus pada Anak Usia 4-6 Tahun

Educational Game Equipment Promotes Fine Motoric Development in

Children 4-6 Years. 11, 125–132.

Maghfuroh, L., & Putri, K. C. (2017). PENGARUH FINGER PAINTING

TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA

PRASEKOLAH DI TK SARTIKA I SUMURGENUK KECAMATAN

BABAT LAMONGAN. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 10, 36–43.

Nunung, N., Suryaningsih, C., & Putra, B. D. A. (2017). Pengaruh Finger Painting

Terhadap Perkembangan Motorik Halus Anak Prasekolah. Keperawatan,

V(2), 65–73.

Purnani, F. W. T., & Halimatus. (2020). PENGARUH PEMBERIAN STIMULUS

SENI MELUKIS DENGAN TEKNIK POINTILIS TERHADAP

PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS PADA ANAK PRASEKOLAH. 1(2).

Santi, A. M. (2014). PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 27 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN PRASEKOLAH

Presiden.
Sesa Pirunika, Taty Fauzi M, R. N. (2019). MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN

MOTORIK HALUS PADA ANAK KELOMPOK A USIA 4-5 TAHUN. 2(2).

Soetjiningsih & Gede Ranuh. (2013). Tumbuh Kembang Anak (Edisi 2). Jakarta:

EGC.

Anda mungkin juga menyukai