Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI. A DENGAN

PENATALAKSANAAN KUESIONER PRA SKRINING

PERKEMBANGAN USIA 9 BULAN

Dosen Pembimbing : Risa Pitriani, SST, M.Kes

OLEH :

 MITHA FEBRI HARDIANTI


 LAILI HUSNA
 LARASATI IRDE KINANTI
 YUNI FITRI
 MUKHAIROH IKFHA
 KHAIRUNNISA

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA DAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN PROGRAM
PROFESI UNIVERSITAS HANG TUAH PEKANBARU
2022

1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis persembahkan kehadirat Allah Yang Tuhan Esa atas berkat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Keluarga Binaan di
wilayah kerja Puskesmas Rumbai Pesisir Tiga RW 12 Kelurahan Lembah Sari Kecamatan
Rumbai Timur Kota Pekanbaru.
Dalam penulisan laporan ini, penulis mendapat dukungan dan arahan dari berbagai
pihak, untuk itu pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis menghaturkan
ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya, khususnya kepada yang terhormat :
1. Ibu Juli Selvi Yanti, SST, M. Kes selaku Ketua Prodi S1 Kebidanan dan Profesi
Universitas Hang Tuah Pekanbaru

2. Ibu Risa Pitriani, SST, M.Kes, selaku pembimbing yang telah meluangkan waktu
untuk memberikan kritik, saran dan masukan kepada penulis

3. Seluruh dosen pembimbing asuhan kebidanan pada bayi,balita,dan anak pra sekolah
yang telah banyak membantu terlaksananya pembuatan Survery asuhan kebidanan
pada bayi balita dan anak prasekolah.

4. Ibu Hj. Dince Safrina, SST, M.Kes Selaku Kepala Puskesmas Rumbai Pesisir Kota
Pekanbaru

5. Ketua RW 12 serta Ketua RT 01, RT 02, RT 03 dan RT 04 beserta tokoh masyarakat


dan kader semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah
membantu dan memberikan bimbingan selama pelaksanaan Praktik Kebidanan
Komunitas serta dalam penyusunan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, karenanya
penulis mengaharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun unuk perbaikan dalam
pelaksanaan tugas yang akan datang. Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini
sedikitnya dapat memberikan hal yang bermanfaat khususnya bagi penyusun dan
umumnya untuk para pembaca dan penulis memohon maaf apabila ada kekeliruan dalam
pembuatan laporan ini.

Pekanbaru, 07 Juli 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................... 2


DAFTAR ISI .................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 4
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 5
1.3 Tujuan.......................................................................................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI ......................................................................................... 6
2.1 Pengertian Perkembangan ........................................................................................... 6
2.2 Ciri-ciri Perkembangan ............................................................................................... 6
2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan..................................................... 7
2.4 Aspek-aspek perkembangan yang harus dipantau ...................................................... 9
2.5 Alat Ukur Perkembangan ............................................................................................ 9
BAB III TINJAUAN KASUS ....................................................................................... 12
3.1 SOAP......................................................................................................................... 12
3.1 Format Pengkajian..................................................................................................... 13
BAB IV PENUTUP ....................................................................................................... 19
4.1 Kesimpulan................................................................................................................ 19
4.2 Saran .......................................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lima tahun pertama kehidupan merupakan masa yang sangat peka terhadap
lingkungan serta tidak dapat diulang lagi, maka masa anak di bawah lima tahun
(balita) disebut sebagai “masa keemasan” (golden period), “jendela kesempatan”
(window of opportunity), dan “masa kritis” (critical period)(Kemenkes RI, 2016).
Pada masa keemasan ini, anak mengalami tumbuh kembang yang luar biasa baik dari
segi motorik, emosi, kognitif maupun psikososial (Harlimsyah, 2007). Setiap anak
tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum melewati tahapan
sebelumnya sehingga apabila satu tahapan perkembangan anak terganggu, maka
perkembangan selanjutnya akan terganggu pula dan akan mengurangi kualitas
sumber daya manusia kelak di kemudian hari (Soetjiningsih, 2010).Jumlah Balita di
Indonesia sangat besar yaitu sekitar 10 % dari seluruh populasi. Pemantauan
pertumbuhan dan perkembangan balita yang dilakukan setiap bulan menunjukkan
bahwa persentase balita umur 6-59 bulan yang tidak pernah ditimbang dan dipantau
tumbuh kembangnya dalam 6 bulan terakhir meningkat dari 23,8 % pada 2010
menjadi 34,4 % pada 2013 (Riskesdas, 2013).
Anak di bawah lima tahun cenderung mengalami keterlambatan
perkembangan meliputi perkembangan motorik, bicara dan bahasa, serta sosialisasi
dan kemandirian.Hasil Sensus Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, jumlah
anak usia dini (0-6 tahun) sebanyak 26,09 juta, dari jumlah tersebut 12,6 juta
diantaranya berusia 4-5 tahun dan sekitar 384.800 orang (3,05%) anak mengalami
keterlambatan perkembangan (Badan Pusat Statistik, 2010). Kasus perkembangan
anak yang terjadi di lapangan sering kalidiremehkan, disembunyikan agar tidak
banyak yang tahu atau memang belum tersosialisasikan kepada masyarakat umum.
Keterlambatan perkembangan anak yang ditemukan biasanya pada kasus-
kasus yang berakibat sudah terlalu jauh, sehingga bantuan yang diperlukan untuk
menormalkan kembali perkembangan anak memakan waktu yang tentunya lebih
lama pula (Prasetya, 2003). Gambaran perkembangan anak seperti itulah yang masih
ada di masyarakat hingga saat ini.Banyak anak yang tumbuh kembang dan
perilakunya tidak sesuai dengan usianya. Pertumbuhan dan perkembangan
4
dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi ras atau
etnik, umur, jenis kelamin, genetik, dan kelainan kromosom. Faktor eksternal terbagi
menjadi tiga yaitu faktor prenatal, persalinan, dan pasca persalinan. Salah satu faktor
eksternal pasca persalinan yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
anak adalah pola asuh orang tua (Supartini, 2014).
1.2 Tujuan
1.2.1 Apa pengertian dari perkembangan anak?
1.2.2 Apa saja ciri-ciri perkembangan?
1.2.3 Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak?
1.2.4 Apa saja aspek-aspek perkembangan yang dipantau?
1.2.5 Apa saja alat ukur perkembangan anak?
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui pengertian dari perkembangan anak
1.3.2 Mengetahui ciri-ciri perkembangan
1.3.3 Mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak
1.3.4 Mengetahui aspek-aspek perkembangan yang dipantau
1.3.5 Mengetahui alat ukur perkembangan anak

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Perkembangan
Perkembangan (development) adalah perubahan yang bersifat kuantitatif dan
kualitatif, yaitu bertambahnya kemampuan (skill) struktur dan fungsi tubuh yang
lebih kompleks. Termasuk didalamnya perkembangan kognitif, bahasa, motorik,
emosi, dan perkembangan prilaku (Soetjiningsih, 2014). Perkembangan menurut
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) (2008) adalah bertambahnya kemampuan
struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang lebih teratur, dapat
diperkirakan, dan dapat diramalkan sebagai hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan
tubuh, organ-organ, serta sistemnya yang terorgaanisasi.Jadi perkembangan adalah
proses perubahan struktur dan fungsi tubuh yang meliputi perkembangan kognitif,
bahasa, motorik, emosi, dan perkembangan prilaku.
2.2 Ciri-ciri Perkembangan
Ciri-ciri tumbuh kembang anak mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling
berkaitan. Ciri ciri tersebut adalah sebagai berikut:
a. Perkembangan menimbulkan perubahan. Perkembangan terjadi bersamaan
dengan pertumbuhan. Setiap pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi,
misalnya perkembangan intelegensia pada seorang anak akan menyertai
pertumbuhanotak dan serabut saraf.

b. Perkembangan pada tahap awal menentukan perkembangan selanjutnya.


Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia
melewati tahapansebelumnya.
c. Perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda. Sebagaimana
pertumbuhan, perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda-beda, baik
dalam pertumbuhan fisik maupun perkembangan fungsi organ dan
perkembangan pada masing-masing anak.
d. Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan. Pada saat pertumbuhan
berlangsung cepat, perkembangan pun demikian, terjadi peningkatan mental,
memori,daya nalar, asosiasi dan lain-lain.
e. Perkembangan mempunyai pola yang tetap. Perkembangan fungsi organ
6
tubuh terjadi menurut dua hukum yang tetap, yaitu:
 Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala, kemudian
menuju ke arah kaudal/anggota tubuh (pola sefalokaudal).
 Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerak kasar)
lalu berkembang ke bagian distal seperti jari-jari yang mempunyai
kemampuan gerak halus (pola proksimodistal).
f. Perkembangan memiliki tahap yang berurutan. Tahap perkembangan seorang
anak mengikuti pola yang teratur dan berurutan. Tahap-tahap tersebut tidak
bisa terjadi terbalik, misalnya anak terlebih dahulu mampu membuat
lingkaran sebelum mampu membuat gambar kotak, anak mampu berdiri
sebelum berjalan dansebagainya (Narendra, 2002).
2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Anak
a. Faktor dalam (internal)
1) Perbedaan ras/etnik
Ras berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Beberapa
ras atau suku bangsa memiliki karakteristik yang khas, misalnya bangsa Asia
memiliki tubuh yang cenderung pendek atau kecil sedangkan bangsa Eropa dan
Amerika cenderung tinggi besar.
2) Keluarga
Berkaitan dengan genetik dalam suatu keluarga ada kecenderungan memiliki
postur tubuh yang pendek atau tinggi.
3) Umur
Pada masa prenatal merupakan tahun pertama kehidupan dimana terjadi
pertumbuhan yang sangat pesat.
4) Jenis Kelamin
Pada anak perempuan terjadi perkembangan fungsi reproduksi yang lebih cepat.
Berbeda pada saat melewati masa pubertas, perkembangan anak laki-laki akan
lebih cepat.
5) Genetik
Genetik adalah bawaan anak yaitu potensi anak yang akan menjadi ciri
khasnya. Beberapa kelainan genetik berpengaruh pada tumbuh kembang anak.

7
6) Kelainan Kromosom
Kelainan kromosom umumnya disertai dengan kegagalan pertumbuhan
(Soetjiningsih, 2014)

b. Faktor luar (eksternal)


1. Faktor prenatal
Nutrisi ibu hamil terutama pada trimester akhir kehamilan akan memengaruhi
pertumbuhan janin (Deki, 2016).
2. Mekanis
Posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan kelainan kongenital seperti
club foot.
3. Toksin/zat kimia
Beberapa obat-obatan seperti Aminopterin atau Thalidomid dapat
menyebabkan kelainan kongenital seperti palatoskisis.
4. Endokrin
Diabetes mellitus dapat menyebabkan makrosomia, kardiomegali, dan
hyperplasia adrenal.
5. Radiasi Paparan
Radiasi dan sinar Rontgen dapat mengakibatkan kelainan pada janin seperti
mikrosefali, spina bifida, retardasi mental, dan deformitas anggota gerak,
kelainan kongenital mata, serta kelainan jantung.
6. Infeksi
Infeksi pada trimester pertama dan kedua oleh TORCH (Toksoplasma, Rubella,
Citomegali virus, Herpes simpleks) dapat menyebabkan kelainan pada janin
seperti katarak, bisu tuli, mikrosefali, retardasi mental, dan kelainan jantung
kongenital.
7. Psikologi ibu
Kehamilan yang tidak diinginkan serta perlakuan salah atau kekerasan mental
pada ibu hamil dan lain-lain.
8. Faktor persalinan
Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala, asfiksia dapat
menyebabkan kerusakan jaringan otak
8
c. Faktor pascanatal
 Biologis: Ras, jenis kelamin, umur, gizi, perawatan kesehatan, fungsi
metabolism,penyakit kronis serta hormone.
 Fisik: Keadaan geografis suatu daerah, sanitasi, keadaan rumah, serta radiasi
 Psikososial: Cinta dan kasih sayang, kualitas interaksi, motivasi belajar,
stimulasi.
 Keluarga: Pekerjaan/pendapatan keluarga, pendidikan ayah/ibu, jumlah
saudara, pola asuh, jenis kelamin, kepribadian ayah/ibu, stabilitas rumah
tangga, dan agama (Soetjiningsih, 2014).
2.4 Aspek-Aspek Perkembangan yang Dipantau
a. Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan otot-
otot besar, seperti duduk, berdiri, dan sebagainya.
b. Gerak halus atau motorik halus adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh
tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang
cermat seperti mengamati sesuatu, menjepit, menulis dan sebagainya.
c. Kemampuan bicara dan bahasa adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, berbicara,
berkomunikasi, mengikuti perintah dan sebagainya,
d. Sosialisasi dan kemandirian adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan
mandiri anak (makan sendiri, membereskan mainan selesai bermain), berpisah
dengan ibu/pengasuh anak, bersosialisasi dan berinteraksi dengan
lingkungannya, dansebagainya (Kemenkes RI, 2016).
2.5 Alat Ukur Perkembangan Anak
Deteksi dini tumbuh kembang anak adalah kegiatan/pemeriksaan untuk
menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita.
Kuesioner Pra Skrening Perkembangan (KPSP) merupakan deteksi dini yang dapat
dilakukan di berbagai usia.
a. Pengertian KPSP
Kuesioner Pra Skrening Perkembangan (KPSP) merupakan tes pemeriksaan

9
perkembangan anak dengan menggunakan kuesioner (Kemenkes RI, 2016).

b. Tujuan KPSP

Tujuan skrining/pemeriksaan perkembangan anak menggunakan KPSP


adalah untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada penyimpangan.
Instrumen KPSP ini dapat dilakukan di semua tingkat pelayanan kesehatan dasar
(Diana, 2010).
c. Jadwal skrining/pemeriksaan KPSP
Jadwal rutin dilakukan pada umur 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 30, 36, 42,
48, 54, 60, 66 dan 72 bulan. Jika anak belum mencapai umur skrining tersebut,
minta ibu datang kembali pada umur skrining yang terdekat untuk pemeriksaan
rutin. Misalnya bayi umur 7 bulan, diminta datang kembali untuk skrining pada
umur 9 bulan.Apabila anak mempunyai masalah tumbuh kembang pada usia anak
diluar jadwal skrining, maka gunakan KPSP untuk usia skrining terdekat yang
lebih muda (Diana, 2010).
d. Formulir KPSP menurut umur
Formulir ini berisi 9-10 pertanyaan tentang kemampuan perkembangan yang
telah dicapai anak. Sasaran KPSP anak umur 0-72 bulan. Alat bantu pemeriksaan
berupa: pensil, kertas, bola sebesar bola tennis, kerincingan, kubus berukuran sisi
2,5 cm sebanyak 6 buah, kismis, kacang tanah, potongan biskuit kecil berukuran
0,5-1 cm (Kemenkes RI, 2016).
e. Interpretasi Hasil KPSP
 Hitung jawaban Ya (bila dijawab bisa atau sering atau kadang– kadang).
 Hitung jawaban Tidak (bila jawaban belum pernah atau tidak pernah).
 Bila jawaban YA = 9−10, perkembangan anak sesuai dengan tahapan
perkembangan (S)
 Bila jawaban YA = 7 atau 8, perkembangan anak meragukan (M).
 Bila jawaban YA = 6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan (P).
 Rincilah jawaban TIDAK pada nomer berapa saja (Kemenkes RI, 2016).
f. Intervensi
1) Bila perkembangan anak sesuai umur (S), lakukan tindakan berikut:
 Beri pujian kepada ibu karena telah mengasuh anaknya dengan baik.
10
 Teruskan pola asuh anak sesuai dengan tahap perkembangan anak.
 Beri stimulasi perkembangan anak setiap saat, sesering mungkin, sesuai
dengan umur dan kesiapan anak.
 Ikutkan anak pada kegiatan penimbangan dan pelayanan kesehatan di
posyandu secara teratur sebulan 1 kali dan setiap ada kegiatan BKB. Jika
anak sudah memasuki usia pra-sekolah (36-72 bulan), anak dapat
diikutkan pada kegiatan di Pusat PAUD, Kelompok Bermain dan Taman
Kanak-Kanak.
 Lakukan pemeriksaan/skrining rutin menggunakan KPSP setiap bulan
pada anak berumur kurang dari 24 bulan dan setiap 6 bulan pada anak
umur 24 sampai 72 bulan
2) Bila perkembangan anak meragukan (M), lakukan tindakan berikut:
 Beri petunjuk pada ibu agar melakukan stimulasi perkembangan pada
anak lebihsering lagi, setiap saat dan sesering mungkin.
 Ajarkan ibu cara melakukan intervensi stimulasi perkembangan anak
untukmengatasi penyimpangan / mengejar ketertinggalannya.
 Lakukan pemeriksaan kesehatan untuk mencari kemungkinan adanya
penyakit yang menyebabkan penyimpangan perkembangannya.

 Lakukan penilaian ulang KPSP 2 minggu kemudian dengan menggunakan


daftar KPSP yang sesuai dengan umur anak.
 Jika hasil KPSP ulang jawaban “Ya” tetap 7 atau 8 maka kemungkinan
ada penyimpangan (P).
3) Bila tahapan perkembangan terjadi penyimpangan (P), lakukan tindakan
berikut: Rujukan ke Rumah Sakit dengan menuliskan jenis dan jumlah
penyimpangan perkembangan (gerak kasar, gerak halus, bicara dan
bahasa, sosialisasi dan kemandirian) (Kemenkes RI, 2016)

11
BAB III
KERANGKA KONSEP ASUHAN KEBIDANAN SOAP

3.1 Materi SOAP


SOAP dalam kebidanan adalah suatu bukti pencatatan dan pelaporan yang
di miliki oleh bidan dalam melakukan catatan perawatan yang berguna untuk
kepentingan Klien, bidan dan tim kesehatan dalam memberikan pelayanan
kesehatan dengan dasar komunikasi yang akurat dan lengkap secara tertulis
dengan tanggung jawab bidan. Setelah Anda mempelajari tentang konsep
pendokumentasian asuhan kebidanan pada masa nifas dengan SOAP, Anda
diharapkan mampu untuk mengaplikasikannya dalam pendokumentasian asuhan
kebidanan pada masa nifas.
Berikut ini merupakan cara pengisian pendokumentasian secara teori,
sehingga anda akan mendapatkan gambaran cara pengisian format dokumentasi
tersebut. Cara pengisian pendokumentasian ini disajikan mulai dari pengkajian,
perumusan diagnosa dan atau masalah kebidanan, perencanaan, pelaksanaan,
evaluasi,dan dokumentasi.

12
3.2 Format Pengkajian

FORMAT PENGKAJIAN
BAYI, BALITA DAN ANAK PRASEKOLAH

A.Data Subyektif (S)


1. Identitas Anak dan Orang Tua
No. Register :
1. Biodata
Nama bayi/anak : Arumi
Umur : 10 bulan
Jenis kelamin :perempuan
Nama ibu : Aci yulia N
Umur : 31 tahun
Agama : islam
Suku / bangsa : Jawa
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : karyawan
Alamat/no Telepon : jl.pramuka
2. Anamnesis :
a. Riwayat Kehamilan
= --
b. Riwayat Persalinan
= Persalinan Normal
c. Riwayat Penyakit Yang Lalu dan saat ini
3. Imunisasi (sudah/belum),usia di Imunisasi
BCG : lengkap
DPT l :lengkap
DPT II :lengkap
DPT III : lengkap
Polio :lengkap
Campak :lengkap
Hepatitis :lengkap
13
Hepatitis I :lengkap
Hepatitis II :lengkap
4.Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Saat Ini

B.Data Objektif (O)

1.Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : baik
Kesadaran :compos mentis
BB : 10 kg
PB : 75 cm
Status Gizi : baik

14
2. Pemeriksaan KPSP dengan Menggunakan KPSP (tabel Sesuaikan Umur anak)

15
3. PemeriksaanTes daya dengar (TDD) menurut umur anak (tabel
Sesuaikan Umur anak)

=Tidak Dilakukan

4. Pemeriksaan Tes Daya Lihat (tabel Sesuaikan Umur anak)

=Tidak dilakukan

5. Pemeriksaan Perkembangan Mental Emosional (tabel Sesuaikan Umur


anak)

=Tidak dilakukan

ASSASMENT :
Perempuan,umur 10 bulan dengan tumbuh kembang

PLAN :
 Memberitahukan hasil pemeriksaan
 Melakukan penilaian KPSP anak Umur 10 bulan
 Memberitahu hasil penilaian KPSP
 dokumentasi

16
LEMBAR IMPLEMENTASI

Tanggal/ Paraf
Kegiatan
waktu bidan
pelaksan
30/06/2022 1. Melakukan pemeriksaan BB,TB dimana didapatkaan:
BB: 10kg
TB :75 cm
Ku:Baik
2. Melakukan penilaian Kpsp dengan format umur 9 bulan.
3. Membertitahu hasil penilaian KPSP dimana anak tersebut
mendapati skor 10 dimana artinya Bila jawaban YA = 9−10,
perkembangan anak sesuai dengan tahapanperkembangan (S)
kemudian Bila perkembangan anak sesuai umur (S), lakukan
tindakan berikut:
1. Beri pujian kepada ibu karena telah mengasuh anaknya
dengan baik.
2. Teruskan pola asuh anak sesuai dengan tahap
perkembangan anak.
3. Beri stimulasi perkembangan anak setiap saat, sesering
mungkin, sesuai dengan umur dan kesiapan anak.
4. Ikutkan anak pada kegiatan penimbangan dan pelayanan
kesehatan di posyandu secara teratur sebulan 1 kali dan
setiap ada kegiatan BKB. Jika anak sudah memasuki usia
pra-sekolah (36-72 bulan), anak dapat diikutkan pada
kegiatan di Pusat PAUD, Kelompok Bermain dan Taman
Kanak-Kanak.
5. Lakukan pemeriksaan/skrining rutin menggunakan KPSP
setiap bulan pada anak berumur kurang dari 24 bulan dan
setiap 6 bulan pada anak umur 24 sampai 72 bulan

17
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Perkembangan (development) adalah perubahan yang bersifat
kuantitatif dan kualitatif, yaitu bertambahnya kemampuan (skill) struktur dan
fungsi tubuh yang lebih kompleks. Termasuk didalamnya perkembangan
kognitif, bahasa, motorik, emosi, dan perkembangan prilaku (Soetjiningsih,
2014).Deteksi dini tumbuh kembang anak adalah kegiatan/pemeriksaan untuk
menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita.
Kuesioner Pra Skrening Perkembangan (KPSP) merupakan deteksi dini yang
dapat di lakukan di berbagai usia.Kuesioner Pra Skrening Perkembangan
(KPSP) merupakan tes pemeriksaan perkembangan anak dengan
menggunakan kuesioner (Kemenkes RI, 2016).Tujuan skrining/pemeriksaan
perkembangan anak menggunakan KPSP adalah untuk mengetahui
perkembangan anak normal atau ada penyimpangan. Instrumen KPSP ini
dapat dilakukan di semua tingkat pelayanan kesehatan dasar (Diana, 2010).
Jadwal rutin dilakukan pada umur 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 30, 36, 42, 48,
54, 60, 66 dan 72 bulan. Jika anak belum mencapai umur skrining tersebut,
minta ibu datang kembali pada umur skrining yang terdekat untuk
pemeriksaan rutin.

4.2 Saran

1. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan melakukan penelitian untuk menilai


keseteraan hasil pemeriksaan KPSP pada kondisi khusus seperti perbedaan
status ekonomi dan pendidikan keluarga.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut yang mengukur kesetaran hasil
pemeriksaan KPSP pada tenaga kesehatan yang melakukan skrining di
pelayanan primer.

18
DAFTAR PUSTAKA

Anggreni, N. A., 2013. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Manfaat


Bermain dengan Perkembangan Personal Sosial Anak Prasekolah (3-6 tahun)
di TK Pertiwi Jembungan, Banyudono, Boyolali. Universitas Muhammadiyah
Surakarta, 7–9.
Deki, 2016. Factors Affecting Early Childhood Growth and Development:
Golden 1000 Days. Advanced Practices in Nursing, 01(01), 1–4.
https://doi.org/10.4172/2573-0347.1000101
Diana, 2010. Pemantauan Perkembangan Anak Balita. Jurnal Kesehatan
Masyarakat Unand. 4(2):120 Departemen.
Handayani, D. S., Sulastri, A., Mariha, T., & Nurhaeni, N., 2017. Penyimpangan
Tumbuh Kembang Anak dengan Orang Tua Bekerja. Jurnal Keperawatan
Indonesia, 20(1), 48. https://doi.org/10.7454/jki.v20i1.439
Kemenkes RI. (2016. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Detesi dan Intervensi Dini
Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kebutuhan Dasar. Jakarta:
Depkes RI.
Nuzulia, F. H., 2016. Perkembangan Anak Usia Prasekolah Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Muhammadiyah Program Studi S1 Keperawatan.
Soetjiningsih, 2010. Bahan ajar : Tumbuh Kembang Anak Remaja dan
Permasalahannya. Jakarta: Sagung Seto. Tumbuh Kembang Anak Edisi 2.
Jakarta: EGC.
Supartini, Y., 2014. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC.

19
LAMPIRAN

20
21
22

Anda mungkin juga menyukai