OLEH :
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis persembahkan kehadirat Allah Yang Tuhan Esa atas berkat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Keluarga Binaan di
wilayah kerja Puskesmas Rumbai Pesisir Tiga RW 12 Kelurahan Lembah Sari Kecamatan
Rumbai Timur Kota Pekanbaru.
Dalam penulisan laporan ini, penulis mendapat dukungan dan arahan dari berbagai
pihak, untuk itu pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis menghaturkan
ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya, khususnya kepada yang terhormat :
1. Ibu Juli Selvi Yanti, SST, M. Kes selaku Ketua Prodi S1 Kebidanan dan Profesi
Universitas Hang Tuah Pekanbaru
2. Ibu Risa Pitriani, SST, M.Kes, selaku pembimbing yang telah meluangkan waktu
untuk memberikan kritik, saran dan masukan kepada penulis
3. Seluruh dosen pembimbing asuhan kebidanan pada bayi,balita,dan anak pra sekolah
yang telah banyak membantu terlaksananya pembuatan Survery asuhan kebidanan
pada bayi balita dan anak prasekolah.
4. Ibu Hj. Dince Safrina, SST, M.Kes Selaku Kepala Puskesmas Rumbai Pesisir Kota
Pekanbaru
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, karenanya
penulis mengaharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun unuk perbaikan dalam
pelaksanaan tugas yang akan datang. Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini
sedikitnya dapat memberikan hal yang bermanfaat khususnya bagi penyusun dan
umumnya untuk para pembaca dan penulis memohon maaf apabila ada kekeliruan dalam
pembuatan laporan ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
LAMPIRAN
3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lima tahun pertama kehidupan merupakan masa yang sangat peka terhadap
lingkungan serta tidak dapat diulang lagi, maka masa anak di bawah lima tahun
(balita) disebut sebagai “masa keemasan” (golden period), “jendela kesempatan”
(window of opportunity), dan “masa kritis” (critical period)(Kemenkes RI, 2016).
Pada masa keemasan ini, anak mengalami tumbuh kembang yang luar biasa baik dari
segi motorik, emosi, kognitif maupun psikososial (Harlimsyah, 2007). Setiap anak
tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum melewati tahapan
sebelumnya sehingga apabila satu tahapan perkembangan anak terganggu, maka
perkembangan selanjutnya akan terganggu pula dan akan mengurangi kualitas
sumber daya manusia kelak di kemudian hari (Soetjiningsih, 2010).Jumlah Balita di
Indonesia sangat besar yaitu sekitar 10 % dari seluruh populasi. Pemantauan
pertumbuhan dan perkembangan balita yang dilakukan setiap bulan menunjukkan
bahwa persentase balita umur 6-59 bulan yang tidak pernah ditimbang dan dipantau
tumbuh kembangnya dalam 6 bulan terakhir meningkat dari 23,8 % pada 2010
menjadi 34,4 % pada 2013 (Riskesdas, 2013).
Anak di bawah lima tahun cenderung mengalami keterlambatan
perkembangan meliputi perkembangan motorik, bicara dan bahasa, serta sosialisasi
dan kemandirian.Hasil Sensus Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, jumlah
anak usia dini (0-6 tahun) sebanyak 26,09 juta, dari jumlah tersebut 12,6 juta
diantaranya berusia 4-5 tahun dan sekitar 384.800 orang (3,05%) anak mengalami
keterlambatan perkembangan (Badan Pusat Statistik, 2010). Kasus perkembangan
anak yang terjadi di lapangan sering kalidiremehkan, disembunyikan agar tidak
banyak yang tahu atau memang belum tersosialisasikan kepada masyarakat umum.
Keterlambatan perkembangan anak yang ditemukan biasanya pada kasus-
kasus yang berakibat sudah terlalu jauh, sehingga bantuan yang diperlukan untuk
menormalkan kembali perkembangan anak memakan waktu yang tentunya lebih
lama pula (Prasetya, 2003). Gambaran perkembangan anak seperti itulah yang masih
ada di masyarakat hingga saat ini.Banyak anak yang tumbuh kembang dan
perilakunya tidak sesuai dengan usianya. Pertumbuhan dan perkembangan
4
dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi ras atau
etnik, umur, jenis kelamin, genetik, dan kelainan kromosom. Faktor eksternal terbagi
menjadi tiga yaitu faktor prenatal, persalinan, dan pasca persalinan. Salah satu faktor
eksternal pasca persalinan yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
anak adalah pola asuh orang tua (Supartini, 2014).
1.2 Tujuan
1.2.1 Apa pengertian dari perkembangan anak?
1.2.2 Apa saja ciri-ciri perkembangan?
1.2.3 Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak?
1.2.4 Apa saja aspek-aspek perkembangan yang dipantau?
1.2.5 Apa saja alat ukur perkembangan anak?
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui pengertian dari perkembangan anak
1.3.2 Mengetahui ciri-ciri perkembangan
1.3.3 Mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak
1.3.4 Mengetahui aspek-aspek perkembangan yang dipantau
1.3.5 Mengetahui alat ukur perkembangan anak
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Perkembangan
Perkembangan (development) adalah perubahan yang bersifat kuantitatif dan
kualitatif, yaitu bertambahnya kemampuan (skill) struktur dan fungsi tubuh yang
lebih kompleks. Termasuk didalamnya perkembangan kognitif, bahasa, motorik,
emosi, dan perkembangan prilaku (Soetjiningsih, 2014). Perkembangan menurut
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) (2008) adalah bertambahnya kemampuan
struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang lebih teratur, dapat
diperkirakan, dan dapat diramalkan sebagai hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan
tubuh, organ-organ, serta sistemnya yang terorgaanisasi.Jadi perkembangan adalah
proses perubahan struktur dan fungsi tubuh yang meliputi perkembangan kognitif,
bahasa, motorik, emosi, dan perkembangan prilaku.
2.2 Ciri-ciri Perkembangan
Ciri-ciri tumbuh kembang anak mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling
berkaitan. Ciri ciri tersebut adalah sebagai berikut:
a. Perkembangan menimbulkan perubahan. Perkembangan terjadi bersamaan
dengan pertumbuhan. Setiap pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi,
misalnya perkembangan intelegensia pada seorang anak akan menyertai
pertumbuhanotak dan serabut saraf.
7
6) Kelainan Kromosom
Kelainan kromosom umumnya disertai dengan kegagalan pertumbuhan
(Soetjiningsih, 2014)
9
perkembangan anak dengan menggunakan kuesioner (Kemenkes RI, 2016).
b. Tujuan KPSP
11
BAB III
KERANGKA KONSEP ASUHAN KEBIDANAN SOAP
12
3.2 Format Pengkajian
FORMAT PENGKAJIAN
BAYI, BALITA DAN ANAK PRASEKOLAH
1.Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : baik
Kesadaran :compos mentis
BB : 10 kg
PB : 75 cm
Status Gizi : baik
14
2. Pemeriksaan KPSP dengan Menggunakan KPSP (tabel Sesuaikan Umur anak)
15
3. PemeriksaanTes daya dengar (TDD) menurut umur anak (tabel
Sesuaikan Umur anak)
=Tidak Dilakukan
=Tidak dilakukan
=Tidak dilakukan
ASSASMENT :
Perempuan,umur 10 bulan dengan tumbuh kembang
PLAN :
Memberitahukan hasil pemeriksaan
Melakukan penilaian KPSP anak Umur 10 bulan
Memberitahu hasil penilaian KPSP
dokumentasi
16
LEMBAR IMPLEMENTASI
Tanggal/ Paraf
Kegiatan
waktu bidan
pelaksan
30/06/2022 1. Melakukan pemeriksaan BB,TB dimana didapatkaan:
BB: 10kg
TB :75 cm
Ku:Baik
2. Melakukan penilaian Kpsp dengan format umur 9 bulan.
3. Membertitahu hasil penilaian KPSP dimana anak tersebut
mendapati skor 10 dimana artinya Bila jawaban YA = 9−10,
perkembangan anak sesuai dengan tahapanperkembangan (S)
kemudian Bila perkembangan anak sesuai umur (S), lakukan
tindakan berikut:
1. Beri pujian kepada ibu karena telah mengasuh anaknya
dengan baik.
2. Teruskan pola asuh anak sesuai dengan tahap
perkembangan anak.
3. Beri stimulasi perkembangan anak setiap saat, sesering
mungkin, sesuai dengan umur dan kesiapan anak.
4. Ikutkan anak pada kegiatan penimbangan dan pelayanan
kesehatan di posyandu secara teratur sebulan 1 kali dan
setiap ada kegiatan BKB. Jika anak sudah memasuki usia
pra-sekolah (36-72 bulan), anak dapat diikutkan pada
kegiatan di Pusat PAUD, Kelompok Bermain dan Taman
Kanak-Kanak.
5. Lakukan pemeriksaan/skrining rutin menggunakan KPSP
setiap bulan pada anak berumur kurang dari 24 bulan dan
setiap 6 bulan pada anak umur 24 sampai 72 bulan
17
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Perkembangan (development) adalah perubahan yang bersifat
kuantitatif dan kualitatif, yaitu bertambahnya kemampuan (skill) struktur dan
fungsi tubuh yang lebih kompleks. Termasuk didalamnya perkembangan
kognitif, bahasa, motorik, emosi, dan perkembangan prilaku (Soetjiningsih,
2014).Deteksi dini tumbuh kembang anak adalah kegiatan/pemeriksaan untuk
menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita.
Kuesioner Pra Skrening Perkembangan (KPSP) merupakan deteksi dini yang
dapat di lakukan di berbagai usia.Kuesioner Pra Skrening Perkembangan
(KPSP) merupakan tes pemeriksaan perkembangan anak dengan
menggunakan kuesioner (Kemenkes RI, 2016).Tujuan skrining/pemeriksaan
perkembangan anak menggunakan KPSP adalah untuk mengetahui
perkembangan anak normal atau ada penyimpangan. Instrumen KPSP ini
dapat dilakukan di semua tingkat pelayanan kesehatan dasar (Diana, 2010).
Jadwal rutin dilakukan pada umur 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 30, 36, 42, 48,
54, 60, 66 dan 72 bulan. Jika anak belum mencapai umur skrining tersebut,
minta ibu datang kembali pada umur skrining yang terdekat untuk
pemeriksaan rutin.
4.2 Saran
18
DAFTAR PUSTAKA
19
LAMPIRAN
20
21
22