Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“ASUHAN YANG DIPIMPIN OLEH BIDAN


(MIDWIFERY LED / L&D CARE)”
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen dan Kepemimpinan dalam
Pelayanan Kebidanan yang diampu oleh Nur Israyati, S.ST, M.Keb

DISUSUN OLEH :

NOVITA SARI NIM. 19101005


AZZA MORITA AYU NIM. 19101007
TIARA NINGSIH NIM. 19101008

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA DAN


PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN PROGRAM PROFESI FAKULTAS
KESEHATAN UNIVERSITAS HANG TUAH PEKANBARU
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya
kepada kita semua. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada junjungan
kita nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat-sahabatnya dan orang-orang
yang senantiasa mengikuti jejak dan langkahnya.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen dan
Kepemimpinan dalam Pelayanan Kebidanan, dengan adanya makalah ini penulis
berharap agar dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para
pembaca. Namun terlepas dari itu semua, penulis memahami bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna, sehingga penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih
baik lagi.

Pekanbaru, 13 Oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER .....................................................................................................................
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
A. Latar Belakang .................................................................................................1
B. Tujuan Penulisan.............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................3
A. Definisi Midwifery L&D Care ........................................................................3
B. Karakteristik Midwifery L&D Care ................................................................3
C. Nilai Midwifery L&D Care .............................................................................3
D. Skema Model Midwifery L&D Care ..............................................................4
E. Tujuan dan Pentingnya Midwifery L&D Care ...............................................4
F. Contoh Kasus Midwifery L&D Care ..............................................................5
G. Role Mode dalam Asuhan Kebidanan .............................................................5
H. Manajemen dalam Asuhan Kebidanan ............................................................5
I. Pengukuran Kualitas dan Mutu Asuhan ............................................................7
BAB III PENUTUP ..............................................................................................10
A. Kesimpulan ....................................................................................................10
B. Saran ..............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
"Kebidanan (midwifery) merupakan ilmu yang terbentuk dari
sintesa berbagai disiplin ilmu (multi disiplin) yang terkait dengan
pelayanan kebidanan meliputi ilmu kedokteran, ilmu keperawatan, ilmu
perilaku, ilmu sosial budaya, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu
manajemen untuk dapat memberikan pelayanan kepada ibu dalam masa
pra konsepsi, hamil, bersalin, post partum, bayi baru lahir (Lestari,
2014:34).
Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan salah satu
masalah kesehatan yang menyita perhatian dunia. Hal ini disebabkan
karena Angka Kematian Ibu (AKI) maupun Angka Kematian Bayi (AKB)
merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk melihat derajat
kesehatan dunia. Terdapat berbagai komponen yang berpengaruh terhadap
proses kematian ibu. Yang paling dekat dengan kematian dan kesakitan
ibu adalah kehamilan, persalinan, atau komplikasinya, dan masa nifas.
Karena seorang wanita harus hamil atau bersalin terlebih dahulu sebelum
dapat digolongkan dalam kematian ibu (Saifudin,2015).
Pelayanan kebidanan meliputi pelayanan pada ibu hamil, bersalin,
nifas,neonatus dan KB. Seorang wanita yang telah melahirkan harus
mendapatkan pelayanan kontrasepsi untuk menunda/merencakan dan
mengakhiri kehamilan dikarenakan sebagai berikut: jarak yang aman
untuk persalinan adalah 2-4 tahun,kesuburan seorang wanita akan terus
berlangsung sampai mati haid, umur yang terbaik untuk hamil adalah 20-
35 tahun dan persalinan pertama dan kedua paling rendah resikonya
(Saifuddin, 2012).
Model asuhan kebidanan adalah suatu bentuk pedoman atau acuan
yang merupakan kerangka kerja seorang bidan dalam memberikan asuhan
kebidanan dipengaruhi oleh filosofi yang dianut bidan meliputi unsur-
unsur yang tedapat dalam paradigma kesehatan (manusia, prilaku,
lingkungan dan pelayanan kesehatan). Secara umum teori dan konsep
adalah hal yang berkaitan dengan perkembangan ilmu pengetahuan.
Dalam pelayanan kebidanan, teori-teori yang digunakan dalam praktik
kebidanan berasal dari konseptual model kebidanan."

1
B. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui defenisi, karakteristik, nilai dan skema model
pada midwifery L&D care (Labor and Delivery Care)
2. Untuk mengetahui tujuan dan pentingnya midwifery L&D care
3. Untuk mengetahui role mode dalam asuhan kebidanan
4. Untuk mengetahui manajemen dalam asuhan kebidanan
5. Untuk mengetahui pengukuran kualitas dan mutu asuhan

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Midwifery Led Care (L&D)


Care dalam bahasa inggris mempunyai arti memelihara, mengawasi,
memperhatikan dengan sepenuhnya. Dihubungkan dengan dunia
kebidanan maka “care” disini sering disebut dengan asuhan. Bidan
merupakan seorang pemimpin profesional yang menyediakan asuhan
berkelanjutan mlai dari perencanaan, pengorganisasian dan pemberian
asuhan yang diberikan kepada perempuan mulai dari kunjungan awal
hingga masa nifas. Bidan merupakan pemimpin profesional yang
bertanggung jawab untuk menilai kebutuhan perempuan, merencanakan
asuhan, merujuk kepada tenaga profesional lain yang tersedia.
Menyediakan konsultasi oleh staf medis lain (obgin atau nakes lain) pada
beberapa kasus asuhan antenatal, intranatal dan postnatal, kolaborasi atau
rujukan.
B. Karakteristik Midwifery Led Care (L&D)
Berikut ini adalah karakteristik yang dimiliki midwifery led care :
1. Kebidanan modern ialah prilaku dan reaksi atas rasa sakit atau
ketidaknyamanan. Beberapa perempuan membutuhkan penguatan
untuk menerima rasa sakit dan menciptakan rasa nyaman disekitar
perempuan termasuk bidan.
2. Perempuan mampu mengatur kebutuhan diri dan reproduksi
mereka sendiri, penguatan dilakukan oleh bidan.
3. Perempuan melaporkan pengalaman asuhan kebidanan termasuk
kepuasa ibu mengenai informasi, saran, penjelasan, tempat
persalinan dan persiapan untuk persalinan dan kelahiran, serta
persepsi pilihan untuk meredakan rasa nyeri dan evaluasi tingkah
laku pemberi asuhan.
4. Kepuasan dalam berbagai aspek asuhan kebidanan tampaknya
lebih tinggi pada asuhan yang dilakukan bidan dibandingkan model
asuhan yang lain.
C. Nilai Midwifery Led Care (L&D)
Nilai-nilai yang dimiliki oleh midwifery led care (L&D) adalah sebagai
berikut :
1. Respek terhadap individu dan kehidupannya
2. Fokus pada wanita dalam proses childbirth"
3. Keterpaduan yang merefleksikan kejujuran dan prinsip moral
4. Keadilan dan kebenaran

3
5. Menerapakan proses dan prinsip demokrasi
6. Mengembangkan diri diambil dari pengalaman hidup dan proses
pendidikan
7. Pendidikan kebidanan merupakan dasar dari praktek kebidanan
D. Skema Model Midwefery Led care (L&D)

E. Tujuan dan pentingnya midwifery L&D care


Model midwifery led care bertujuan untuk menyediakan pelayanan
tidak hanya dimasyarakat atau rumah sakit tetapi juga pada perempuan
sehat tanpa komplikasi atau kehamilan dengan resiko rendah. Untuk dapat
memberikan care (asuhan) yang baik, bidan harus menerapkan hal-hal
berikut ini :
1. Lakukan intervensi minimal.
2. Memberikan asuhan yang komprehensif.
3. Memberikan asuhan yang sesuai kebutuhan.
4. Melakukan segala tindakan yang sesuai dengan standar,
wewenang, otonomi dan kompetensi.
5. Memberikan informed content.
6. Memberikan asuhan yang aman, nyaman, logis dan
berkualitas.
7. Menerapkan ashan sayang ibu.
Yang dimaksud asuhan sayang ibu ini adalah :
1. Asuhan yang tidak menimbulkan penderitaan bagi ibu.
2. Ibu punya otonomi dalam setiap pengambilan
keputusan.

4
3. Asuhan yang berorientasi dengan kebutuhn ibu.
4. Memberdayakan ibu/wanita dan keluarga.
F. Contoh kasus midwifery L&D care
1. Ibu mempunyai riwayat penyakit darah tinggi
Seorang ibu yang sedang hamil tetapi mempunyai
penyakit darah tinggi yang menahun atau mempunyai penyakit
jantung yang parah yang dapat membahayakan baik bagi calon
ibu maupun bagi janin yang sedang dikandungnya. Bidan A
mempertimbangkan berbagai pilihan untuk mengaborsi, tetap
melakukan persalinan normal atau melakukan seksio caesaria.
Namun, bidan A memilih aborsi terapeutik atau pengguguran
kandungan buatan yang dilakukan atas indikasi medis agar ibu
hamil tersebut dapat diselamatkan. Namun semua ini dilakukan
atas dasar pertimbangan medis yang akurat.
G. Role mode dalam asuhan kebidanan
Konsep Role Mode dalam teori kebidanan indonesia mengadopsi
dari beberapa model negara dengan berdasarkan dari beberapa teori yang
sudah ada disamping dari teori & mode yang bersumber dari masyarakat.
Mode asuhan kebidanan didasarkan pada kenyataan bahwa kehamilan dan
persalinan merupakan episode yang normal dalam siklus kehidupan
wanita.
Mode kebidanan ini dapat dijadikan tolak ukur bagi bidan dalam
memberikan pelayanan kebidanan pada klien sehingga akan terbina suatu
hubungan saling percaya dalam pelaksanaan askeb. Dengan ini diharapkan
profesi kebidanan dapat memberikan sumbangan yang berarti dalam upaya
menurunkan angka kesakitan, trauma persalinan, kematian dan kejadian
seksio sesaria pada persalinan.
Jadi, model kebidanan adalah suatu bentuk pedoman atau acuan
yang merupakan kerangka kerja seorang bidan dalam memberikan asuhan
kebidanan.
H. Manajemen dalam asuhan kebidanan
Manajemen asuhan kebidanan merupakan suatu proses pemecahan
masalah dalam kasus kebidanan yang dilakukan secara sistematis, diawali
dari pengkajian data (data subjektif dan objektif) dianalisis sehingga
didapatkan diagnosa kebidanan aktual dan potensial, masalah dan
kebutuhan, adanya perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi tindakan.

5
Manajemen asuhan kebidanan terdapat tujuh langkah, langkah
pertama adalah pengumpulan data dasar. Pada langkah ini dilakukan
pegumpulan informasi yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang
berkaitan dengan kondisi klien. Untuk memperoleh data dilakukan dengan
cara anamnesis (biodata, riwayat menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat
kehamilan, persalinan dan nifas, biopsikospiritual serta pengetahuan
klien), pemeriksaan fisik (data fokus), pemeriksaan khusus (inspeksi,
palpasi, auskultasi, perkusi) dan pemeriksaan penunjang (pemeriksaan
laboratorium).
Langkah kedua adalah interpretasi data dasar. Identifikasi terhadap
diagnosa atau masalah berdasarkan interpretasi atas data-data yang telah
dikumpulkan. Data dasar yang telah dikumpulkan diinterpretasikan
sehingga dapat merumuskan diagnosa dan masalah yang spesifik. Pada
langkah ini bidan harus berpikir kritis agar diagnosa yang ditegakkan
benar- benar tepat.
Langkah ketiga adalah mengidentifikasi diagnosa dan masalah
potensial. Hal ini berdasarkan rangkaian masalah dan diagnose yang sudah
diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan
dilakukan pencegahan, pada langkah ini bidan juga melakukan pikiran
kritis sehingga bersiap- siap bila diagnosa/masalah potensial benar-benar
terjadi.
Langkah keempat yaitu mengidentifikasi kebutuhan dan tindakan
segera. Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter
dan/atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim
kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien. Langkah ini
mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen kebidanan.
Manajemen bukan hanya selama asuhan primer periodik atau kunjungan
prenatal saja, tetapi juga selama wanita tersebut bersama bidan namun
berkelanjutan atau terus-menerus.
Langkah kelima yaitu perencanaan. Pada langkah ini direncanakan
asuhan yang menyeluruh, ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya.
Pada langkah ini informasi/data dasar yang tidak lengkap dapat dilengkapi.
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah
teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan
tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut
seperti apa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya, apakah dibutuhkan
penyuluhan, konseling, dan apakah perlu merujuk klien bila ada masalah-
masalah yang berkaitan dengan sosial-ekonomi, kultural atau masalah
psikologis.

6
Langkah keenam adalah pelaksanaan. Pada langkah keenam ini
rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah ke 5
dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini biasa dilakukan
seluruhnya oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh bidan dan sebagian
lagi oleh klien, atau anggota tim kesehatan yang lain. Jika bidan tidak
melakukan sendiri ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan
pelaksanaannya (misalnya: memastikan agar langkah-langkah tersebut
benar-benar terlaksana). Bidan berkolaborasi dengan dokter, untuk
menangani klien yang mengalami komplikasi, maka keterlibatan bidan
dalam manajemen asuhan bagi klien adalah bertanggung jawab terhadap
terlaksananya rencana asuhan bersama yang menyeluruh tersebut.
Manajemen yang efisien akan menyingkat waktu dan biaya serta
meningkatkan mutu dari asuhan klien.
Langah ketujuh yaitu evaluasi. Pada langkah ketujuh ini dilakukan
evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi
pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi
sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di dalam
masalah dan diagnosa. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika
memang benar efektif dalam pelaksanaanya. Ada kemungkinan bahwa
sebagian rencana tersebut telah efektif sedang sebagian belum efektif.
Pola pikir yang digunakan oleh bidan dalam asuhan kebidanan
mengacu kepada langkah Varney dan proses dokumentasi manajemen
asuhan kebidanan menggunakan Subjectif, Objectif, Assesment, Planning
(SOAP) dengan melampirkan catatan perkembangan.
I. Pengukuran kualitas dan mutu asuhan
1) Pengertian
Kualitas atau mutu adalah tingkat dimanan pelayanan
kesehatan pasien ditingkatan mendekati hasil yang diharapkan dan
mengurangi faktor- faktor yang tidak di inginkan. Kualitas mutu
pelayanan kesehatan dasar adalah kesesuaian antara pelayanan
kesehatan dasar yang disediakan atau diberikan dengan kebutuhan
yang memuaskan pasien atau kesesuaian dengan ketentuan standar
pelayanan (Ridwan, 2012).
Layanan kesehatan yang berkualitas adalah suatu layanan
yang dibutuhkan, dalam hal ini di tentukan oleh profesi layanan
kesehatan, dan sekaligus dinginkan baik oleh pasien ataupun
masyarakat serta terjangkau oleh daya beli masyarakat.

7
2) Dimensi Mutu Pelayanan
Dimensi kualitas layanan kesehatan antara lain :
a) Dimensi kompetensi teknis (keterampilan, kemampuan, dan
penampilan atau kinerja pemberi layanan kesehatan).
b) Keterjangkauan atau akses (layanan kesehatan harus dapat
dicapai oleh masyarakat tanpa terhalang oleh keadaan
geografis, sosial, ekonomi, organisasi dan bahasa).
c) Efektifitas (bagaimana standar layanan kesehatan itu
digunakan dengan tepat, konsisten, dan sesuai siyuasi
setempat) dan sangat berkaitan dengan keterampilan dalam
mengikutti prosedur yang terdapat dalam layanan
kesehatan.
d) Efesiensi (dapat melayani lebih banyak pasien atau
masyarakat).
e) Kesinambungan (pasien harus dapat dilayani sesuai dengan
kebutuhan).
f) Keamanan (aman dari resiko cedera, infeksi dan efek
samping atau bahaya yang ditimbulkan oleh layanan
kesehatan itu sendiri)
g) Kenyamanan (kenyamanan dapat menimbulkan
kepercayaan pasien kepada organisasi layanan kesehatan).
Informasi (mampu memberikan informasi yang jelas
tentang apa, siapa, kapan, dimana, dan bagaimana layanan
kesehatan akan dan telah dilaksanakan. Hal ini penting
untuk tingkat puskesmas dan rumah sakit).
h) Ketepatan waktu (agar berhasil, layanan kesehatan itu harus
dilaksanakan dalam waktu dan cara yang tepat, oleh
pemberi layanan yang tepat, dan menggunakan peralatan
dan obat yang tepat, serta biaya yang efisien).
i) Hubungan antar manusia (merupakan interaksi antar
pemberi pelayanan kesehatan dengan pasien, antar sesama
pemberi layanan kesehatan. HAM ini akan memberi
kredibilitas dengan cara saling menghargai, menjaga
rahasia, saling menghormati, responsif memberi perhatian.

3) Cara mengukur kualitas


Banyak kerangka pikir yang dapat digunakan untuk
mengukur mutu. Pada awal upaya pengukuran kualitas layanan
kesehatan, Donabedian mengusulkan tiga kategori penggolongan
layanan kesehatan yaitu srtuktur, proses, dan keluaran
(Pohan,2013).

8
a) Standar struktur
Standar struktur adalah standar yang menjelaskan
peraturan sistem, kadang-kadang disebut juga sebagai
masukan atau struktur. Termasuk kedalamnya hubungan
organisasi, misi organisasi, kewenangan, komite-komite,
personal, peralatan gedung, rekam medik, keuangan,
perbekalan onat dan fasilitas. Standar struktur merupakan
ruler of the game. Jika dikaitkan denagn pelayanan KB
standar struktur menyangkut bidan sevagai pemberi layanan
KB serta fasilitas dan sarana prasaranan pelayanan KB
b) Standar proses
Standar proses adalah sesuatu yang menyangkut semua
aspek pelaksanaan kegiatan layanan kesehatan, melakukan
prosedur dan kebijakan. Standar proses akan menjelaskan
apa yang harus dilakukan, bagaimana melakukanya dan
bagaimana sistem kerja. Dengan kata lain, standar proses
adalah playing the game. Jika dikaitkan dengan pelayanan
KB standar proses menyangkut prosedur pelayanan KB,
yaitu standar pelayanan KB.
c) Standar keluaran
Standar keluaran merupakan hasil akhir atau akibat dari
layanan kesehatan. Standar keluaran akan menunjukan
apakah layanan kesehatan berhasil atau gagal. Keluaran
(outcame) adalah apa yang diharapkan akan terjadi sebagai
hasil dari layanan yang di selenggarakan dan terhdap apa
keberhasilan itu di ukur. Jika dikaitkan dengan pelayanan
KB standar KB adalah kualitas layanan KB yang dirasakan
oleh pengguna layanan KB sebagai penerima pelayanan
KB, apakah merasa puas atau tidak, jika pasien KB
merasakan kepuasan, maka pelayanan KB yang diberikan
dapat dinyatakan berhasil.

9
BAB III
PENUTUP

a. Kesimpulan
Kebidanan (midwifery) merupakan ilmu yang terbentuk dari
sintesa berbagai disiplin ilmu (multi disiplin) yang terkait dengan
pelayanan kebidanan meliputi ilmu kedokteran, ilmu keperawatan, ilmu
perilaku, ilmu sosial budaya, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu
manajemen untuk dapat memberikan pelayanan kepada ibu dalam masa
pra konsepsi, hamil, bersalin, post partum, bayi baru lahir (Lestari,
2014:34).
Model midwifery led care bertujuan untuk menyediakan pelayanan
tidak hanya dimasyarakat atau rumah sakit tetapi juga pada perempuan
sehat tanpa komplikasi atau kehamilan dengan resiko rendah.
Konsep Role Mode dalam teori kebidanan indonesia mengadopsi
dari beberapa model negara dengan berdasarkan dari beberapa teori yang
sudah ada disamping dari teori & mode yang bersumber dari masyarakat.
Mode asuhan kebidanan didasarkan pada kenyataan bahwa kehamilan dan
persalinan merupakan episode yang normal dalam siklus kehidupan
wanita.
b. Saran
Dalam menerapkan model Midwifery L&D Care ini, bidan
sebaiknya melayani perempuan dengan sepenuh hati dan melakukan
intervensi secukupnya sesuai kondisi klien. Lalu pada saat berhadapan
dengan klien, bidan sebaiknya menerapkan Asuhan Sayang Ibu karena
asuhan ini akan memberikan perasaan aman dan nyaman selama
persalinan dan kelahiran.

10
DAFTAR PUSTAKA

Septina, Yona., Srimulyawati, Tia. (2020). Pengantar Praktik Ilmu Kebidanan.


Bogor:
Lindan Bestari.
Trisnawati, Frisca. 2016. Pengantar Ilmu Kebidanan. Jakarta: Prestasi
Pustakaraya
Purwandari, Atik. (dkk),. 2014. Kebidanan Teori dan Asuhan. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC
Suciati, Siti. (dkk),. 2015. Jurnal Teori Konsep Kebidanan. Tulungagung:
Prodi D3 Kebidanan Universitas Tulungagung
Tajmiati, Atit. (dkk),. 2016. Modul Konsep Kebidanan dan Etikolegal dalam
Praktik
http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/medula/article/download/804/pdf
http://repository.unimus.ac.id/1313/3/5.%20BAB%20II%20tinjauan%20pustaka.p
df
https://sites.google.com/site/danipunyablog/3-layanan-kebidanan-rujukan"
https://www.scribd.com/doc/500997714

11

Anda mungkin juga menyukai