Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

MODEL ASUHAN DAN PERAN PROFESIONAL KESEHATAN LAIN


DALAM MEMBERIKAN ASUHAN YANG BERKUALITAS

OLEH KELOMPOK 4

NURUL HAIRA ISMAIL (A1A222053)

FITRIAH RAMADANI (A1A222060)

SUNDARI ATMANEGARA (A1A222061)

HIKMATUL ALIA (A1A222045)

AULIA NIANTA(A1A222065)

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN
KEBIDANAN UNIVERSITAS MEGAREZKY
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Makalah yang kami buat terkait “model asuhan dan peran


profesional kesehatan lain dalam memberikan asuhan yang
berkualitas” mata kuliah profesionalisme kebidanan yang diharapkan
menjadi salah satu saranan untuk kami sebagai mahasiswa kebidanan juga
oleh pihak lain sebagai bahan tambahan memperkaya pengetahuan dan
ketrampilan.

Pada kesempatan ini kami menyampaikan banyak terima kasih


pada teman sejawat sehingga pembuatan makalah ini dapat terselesaikan.

Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh


dari kesempurnaan sehingga dibutuhkan saran-saran dari teman-teman
untuk penyempurnaan makalah kami.

Kelompok 4

II
DAFTAR ISI

Judul..........................................................................................................................
Kata Pengantar......................................................................................................II
Daftar Isi...............................................................................................................III
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................2
C. Tujuan..........................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Asuhan Kebidanan.....................................................................4
B. Model Asuhan Kebidanan............................................................................4
C. Peran Profesional Kesehatan Lainnya..........................................................7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................10
B. Saran...........................................................................................................11
Daftar Pustaka

III
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejarah kebidanan berjalan panjang mengikuti perkembangan ilmu dan
pengetahuan serta kebutuhan masyarakat. Model dalam teori kebidanan
mengadopsi dari beberapa model lainnya berdasarkan teori-teori yang
sudah ada sehingga tercipta sebuah model kebidanan sesuai dengan
filosofi kebutuhan baik dari segi bidan sebagai profesi maupun wanita dan
keluarga sebagai fokus pelayanan asuhan kebidanan. Model kebidanan ini
sebagai tolak ukur bagi bidan dalam memberikan asuhan kebidanan pada
klien sehingga akan terbina suatu partnership dalam asuhan kebidanan.
Dengan ini diharapkan profesi kebidanan akan memberikan sumbangan
yang berarti dalam menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian
bayi yang mengutamakan upaya preventif dan promotif.

Model dalam teori kebidanan Indonesia mengadopsi dari beberapa


model negara dengan berdasarkan dari beberapa teori yang sudah ada
disamping dari teori dan model yang bersumber dari masyarakat.
Model kebidanan ini dapat dijadikan tolak ukur bagi bidan dalam
memberikan pelayanan kebidanan pada klien sehingga akan terbina suatu
hubungan saling percaya dalam pelaksanaan asisten kebidanan. Dengan ini
diharapkan profesi kebidanan dapat memberikan sumbangan yang berarti
dalam upaya menurunkan angka kesakitan, trauma persalinan, kematian,
dan kejadian seksio sesaria pada persalinan.

Penyelenggaraan pelayanan publik atau penyelenggara merupakan


institusi penyelenggara negara, korporasi, lembaga independen yang
dibentuk berdasarkan Undang-Undang untuk kegiatan pelayanan publik,
dan badan hukum lain yang dibentuk semata-mata untuk kegiatan
pelayanan publik. Pemerintah sebagai aktor utama dalam penyelenggaraan
pelayanan publik harus memiliki kualitas pelayanan publik yang benar
benar berkualitas bagi masyarakat. Kualitas pelayanan pubik merupakan

1
suatu kondisi dimana tercipta hubungan yang dinamis antara pengguna
maupun pemberi layanan, baik jasa, manusia. Pelayanan publik berkaitan
erat dengan kemampuan, daya tanggap, ketepatan waktu, dan sarana
prasarana yang tersedia. Apabila layanan yang diberikan sudah sesuai
dengan yang diharapkan oleh pengguna layanan, maka dapat dikatakan
pelayanan tersebut merupakan pelayanan yang berkualitas. Sebaliknya jika
layanan yang diberikan tidak sesuai dengan harapan pengguna layanan,
maka dapat dikatakan pelayanan tersebut tidak berkualitas. Baik buruknya
kualitas layanan bukan berdasarkan sudut pandang atau persepsi penyedia
jasa/layanan melainkan berdasarkan pada persepsi konsumen dan aturan
atau ketentuan tentang kualitas pelayanan. Banyaknya permasalahan dalam
pelayanan kesehatan ibu dan anak, menjadi perhatian penting pemerintah
sehingga pemerintah mengupayakan fasilitas kesehatan. Dalam Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan
upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya. Puskesmas merupakan unit pelaksana
teknis dinas kesehatan kabupaten atau kota yang bertanggungjawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah kerja (Depkes RI,
2004). Upaya kesehatan tersebut diselenggarakan dengan menitikberatkan
kepada pelayanan untuk masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan
yang optimal tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Asuhan Kebidanan ?
2. Apa pengertian model asuhan kebidanan ?
3. Apa pengertian Peran profesionalisme kesehatan?
4. Bagaimana Peran profesionalisme kesehatan lain dalam memberikan
asuhan berkualitas?

2
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui lebih dalam tentang Asuhan Kebidanan.
2. Untuk mengetahui cara menerapkan Model Asuhan Kebidanan..
3. Untuk mengetahui peran profesionalisme kesehatan
4. Untuk mengetahiu bagaimana memberikan pelayanan berkualitas

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Asuhan kebidanan
Asuhan kebidanan adalah rangkaian kegiatan yang didasarkan pada
proses pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan
sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup praktiknya berdasarkan ilmu
dan kiat kebidanan. Asuhan kebidanan diberikan oleh bidan dengan
beberapa model yang dapat membantu bidan untuk memberikan asuhan
yang tepat kepada pasien. Model asuhan kebidanan adalah suatu bentuk
pedoman/acuan yang merupakan kerangka kerja seorang bidan dalam
memberikan asuhan kebidanan dipengaruhi oleh filosofi yang dianut bidan
(filosofi asuhan kebidanan) meliputi unsur-unsur yang terdapat dalam
paradigma kesehatan (manusia, perilaku, lingkungan dan pelayanan
kesehatan).

B. Model Asuhan Kebidanan

Model asuhan kebidanan adalah berdasarkan filosofi bahwa


kehamilan dan persalinan merupakan peristiwa fisiologi yang dialami oleh
perempuan. Beberapa model asuhan kebidanan tersebut adalah:

A. Women Contered Care

Model asuhan kebidanan women contered care merupakan model


asuhan dengan berpegang pada suatu filosofi dan pendekatan praktis, yang
dipilih secara sadar untuk mengelolah asuhan pada perempuan di usia
reproduksinya. Model asuhan yang beruorentasi pada perempuan ini
menjadikan bidan bertugas sebagai pemberi dukungan dalam upaya
perempuan mendapatkan hak yang sama di masyarakat terkait kondisi
kesehatannya sendiri, untuk dapat memilih dan memutuskan peprawatan
kesehatannya sendiri.

4
Model asuhan ini merupakan kolaborasi antara bidan dan
perempuan, yang dibangun dengan proses interaksi antara kedua belah
pihak tersebut dan adanya keterbuaan untuk meningkatkan rasa saling
percaya. Baik bidan maupun perempuan akan mengakui keahlian dan
saling menghormati kemampuan masing-masing. Baik bidan dan
perempuan akan mengakui keahlian dan saling menghormati kemampuan
masing- masing, berdasarkan pengalaman yang telah diperoleh
sebelumnya. Bidan akan memberikan perhatian yang seimbang
sebelumnya telah diperoleh perempuan dengan kebutuhan atau kondisi
kesehatan serta kesejahteraan ibu dan bayinya saat ini:

Prinsip model asuhan kebidanan women cemtered care adalah:

a. Pilihan

Perempuan memiliki hak untuk mempertimbangan sebelum


memutuskan segala sesuatu yang hubungan dengan asuhan kebidanan
yang akan diperolehnya. Hal ini berarti bidan wajib memberikan informasi
yang lengkap mengenai kondisinya sampai dengan penatalaksanaan dari
kondisinya sampai dengan efek yang memungkinkan akan twrjadi apabila
perempuan menyetujui atau menolak asuhan tersebut contoh pilihan disini
adalah kehamilan, kontrasepsi, tempat pelayanan kesehatan dan lain
sebagainya.

b. Akses

perempuan berhak untuk mendapatkan kemudahan akses mengenai


asuhan yang akan diperolehnya. Kemudahan dalam menjangkau atau
kemudahan akses ini meliputi kemudahan untuk menjangkau tempat
pelayanan kebidanan, pelayanan kebidanan yang dapat dijangkau sewaktu-
waktu ketika dibutuhkan, ketika dibutuhkan, terjangkau biaya untuk
mendapatkan pelayanan kebidanan.

5
c. Kualitas

Asuhan yang diberikan oleh bidan sesuai dengan harapan dan


kebutuhan perempuan. Asuhan yang diberikan bermutu sesuai dengan
standar, berdasarkan keilmuan terbaru, nyaman dan aman. Perempuan
sebagai pasien merasa di hargai terjaga kerahasiaannya.

Berdasarkan prinsip tersebut bidan akan melakukan pendekatan


yang positif kepada pasiennya dengan menjaga komunikasi dan interaksi.
Dalam proses tersebut bidan akan menunjukkan empati sehingga
perempuan tidak memiliki rasa khawatir dan di hakimi mengenai
kondisinya. Bidan akan memberikan penjelasan yang terbuka, lengkap,
dan akurat, memberikan kesempatan pada pasien untuk mengajukan
pertanyaannya, serta memastikan bahwa kerahasiaanya akan terjaga. Hal
ini akan mendorong perempuan secara sukarel untuk rela bercerita
mengenai kondisi dan perasaannya dengan lebih nyaman. Kondisi inilah
yang menciptakan suasana dukungan kepada perempuan untuk dapat
membuat pilihannya sendiri. Model asuhan kebidana Women Conterd
Care juga melibatkan peran serta msyarakat. Selain itu model asuhan ini
juga melibatkan profesional kesehatan lainnya apabila diperlukan.

B. Primary Care

Model asuhan yang mengembang fungsi promotif dan preventif


untuk menjamin status kesehatan dalam tingkat masyarakat, secara adil
dan merata. Primary care merupakan pintu masuk dari pelayanan
kesehatan dengan fungsi kuratif. Model ini memiliki fokus pada kesehatan
individu dan asuhan yang berkesinambungan. Penerapan model merupkan
strategis untuk mencapai kesehatan untuk semua (health for all) dengan
tujuan meningkatkan akses pelayanan kesehatan dan dapat menurunkan
angka rawat inap dan kunjungan gawat darurat.

Primary care diselenggarakan dengan partisipasi masyarakat dan


juga kerjasama dari sektor-sektor lain yang terkait sehingga dapat

6
dikatakan bahwa seluruh lapisan masyarakat memiliki peran dalam
mengembangkan kesehatan di komunitas. Budan merupakan primary care
giver, yaitu praktisi kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan
dalam bentuk asuhan kebidanan pada tingkat awal atau dasar pda
perempuan di komunitas. Asuhan kebidanan yang diberikan kepada
perempuan adalah asuhan kebidanan sepanjang daur kehiduoannya dan
harus sesuai dengan kewenangan yang dimiliki oleh bidan.

Primary care ini terwujud dalam primary helath care yaitu


pelayanan kesehatan dasar yang diakses oleh setiap individu dan agau
keluarga di masyarakat atau komunitas. Pelayanan tersebut dapat
dilakukan di puskesmas, beserta jejeringnya, (posyandu, pustu, polindes,
dan sebagaainya, serta Praktik Mandiri Bidan (PMB) dengan pasien.
Hubungan antara bidan dan pasien yang terjadi secara kontinyu ini di
temukan memiliki efek dalam pencapaian hasil asuhan yang optimal.

C. Peran Profesional Kesehatan lain

Berdasarkan SUPAS pada tahun 2015, Angka Kematian Ibu (AKI)


di Indonesia adalah sebanyak 305 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan
data dari SDKI, Angka Kematian Bayi (AKB) sebanyak 24 per 1000
kelahiran hidup. Kedua angka ini menunjukkan bahwa masih ada
pekerjaan rumah yang belum terselesaikan mengenai Kesehatan Ibu dana
Anak (KIA). Penyebab dari kematian ibu adalah hipertensi, pre-eklamsi,
atau eklampsi , perdarahan, infkesi, serta komplikasi lainnya.

Upaya pemerintah untuk menurunkan AKI dan AKB ini adalah


dengan memberikan pelayanan kebidanan yang berkualitas, pelayanan
kebidanan yang berkualitas adalah komprehensif yang diberikan oleh
bidan, sesuai dengan kewenangannya, baik secara mandiri kolaborasi,
maupun rujukan, dalam rangka peningkatan, kesehatan ibu anak, keluarga
dan masyarkat dengan memuaskan.

7
Dalama Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2019tentang kebidanan
menyebutkan bahwa peran profesional bidan lainnya dalam memberikan
asuhan yang berkualitas adalah:

1. Pemberi pelayanan Kebidanan


Bidan berperan untuk memberikan pelayanan secara mandiri
kolaborasi dan rujukan. Bidan memberikan asuhan kepada perempuan,
sepanjang daur kehidupannya, yaitu mulai dari kehamilan, persalinan,
nifas, KB, gangguang reproduksi sampai dengan masa menopouse, serta
memberikan asuhan pda bayi baru lahir. Asuhan dilakukan dengan
merupakan manajemen Asuhan Kebidanan, yang melibatkan pasien dan
keluarga, yang diakhiri dengan membuat laporan sebagai bukti
dokumentasi. Secara mandiri asuhan itu dilakukan kepada pasien dengan
kondisi normal, sedangkan secara kolaboratif, asuhan dilakukan pada
pasien dengan resiko tinggi dan mengalami komplikasi atau mengalami
kegawatan yang memerlukan pertolongan pertama yang dilakukan secara
kolaboratif bersama tenaga medis dan tenaga kesehatan lainnya. Rujukan
dilakukan oleh bidan pada pasien dengan kondisi penyulit tertentu yang
tidak termasuk dalam kewenangan bidan.

2. Pengelola pelayanan kebidanan


Bersama dengan masyarakat bidan mengelola pelayanan kebidanan
dengan mengembangkan pelayanan kesehatan dasar terutama pelayana
kebidanan, dengan sasaran individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
Bidan bersama-sama dengan tim menjalankan program kesehatan dan
sektor lain diwilayah kerjanya.

3. Penyuluhan dan konselor


Bidan berperan memberikan penyuluhan san bertindak sebagai konselor
mengenai masalah kesehatan perempuan dan anak, dengan secara individu,
keluarga, dan kelompok dan masyarakat. Penyuluhan dan konseling

8
dilakukan dengan mengkaji kebutuhan, kemudian merencanakan dan
melaksanakan penyuluhan dan konseling tersebut.

4. Pendidik, pembimbing dan fasilitator klinik


Bidan melatih dan membimbing kader kesehatan, dan mahasiswa
kesehatan (bidan, perawat, dan lainnya) serta membina dukun yang masih
ada di wilayahnya berdasarkan keilmuan yang up to date dalam rangka
peningkatan pengetahuan dan keterampilan yang menunjang terlaksananya
pelayanan kebidanan yang berkualitas.

5. Penggerak peran serta masyarakat dan pemberdayaan perempuan


Salah satu strategi dalam upaya penurunan AKI dan AKB
dilakukan dengan pendekatan yang terintegrasi. Pendekatan yang
dilakukan oleh bidan adalah pemberdayaan perempuan dan keluarga.
Pemberdayaan dilakukan dengan meningkatkan akses pendidikan bagu
perempuan. Dengan meningkatkan akses pendirikan dapat memberikan
kesempatan pada perempuan untuk mengembangkan potensinya sebagai
sumberdaya manusia di masyarakat, sehingga dapat meningkatkan
kesemptan dan peran perempuan dalam kemitraan lintas sektor. Bidan juga
mendorong peningkatan keterlibatan keluarga dan masyarakat dalam
upaya mendukung kesejahteraan dan kesehatan ibu dan anak.

6. Peneliti
Bidan secara mandiri maupun berdama dengan tim melakukan
penyelidikan terkait kesehatan terutama kesehatan ibu dan anak di
wilayahnya. Penyelidikan ini bertujuan untuk mengintifikasi
permasalahan yang ada diwilayahnya kemudian menyusun rencana
penyelesaian masalah. Kegiatan ini dilakukan untuk menunjang program
kerja dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, serta
meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.

9
D. Macam-Macam Model Asuhan Kebidanan
a. Medical model Merupakan fondasi dari praktik-praktik kebidanan yg
sudah meresap di masyarakat. Meliputi proses penyakit, pemberian
tindakan, dan komplikasi penyakit / tindakan.
b. Model sehat untuk semua (health for all) Model sehat untuk semua
(Health For All) ini Diproklamirkan oleh WHO sejak tahun 1978.
Fokus dari model ini adalah pada wanita, keluarga, dan masyarakat.
Pelaksananya adalah bidan di komunitas.
Tema dalam HFA (Health For All):
1) Mengurangi kesenjangan dalam kesehatan.
2) Bentuk Yankes adalah kesehatan dan pencegahan penyakit.
3) Partisipasi masyarakat.
4) Adanya kerjasama antar tim kesehatan.
5) Berfokus pada Yankes. Primer
c. Model partisipasi.
Model asuhan selanjutnya adalah model partisipasi.
Model partisipasi adalah adanya partisipasi ibu dalam interaksinya
dengan bidan pada tingkat individual maupun tingkat masyarakat.
Kunci aspek partisipasi pasien meliputi:
1) Bantuan diri : pasien yg aktif terlibat dalam asuhan.
2) Tidak medikalisasi dan tidak professional.
3) Demokrasi : keterlibatan pasien dalam decision making
Tingkat partisipasi yaitu sejauh mana pasien berpartisipasi pada pelayanan
kebidanan. Sedangkan tingkatan partisipasi ada beberapa macam, yaitu :
1) Tk I : Menerima pelayanan secara pasif.
2) Tk II : Partisipasi aktif dengan rencana-rencana yg jelas misal,
bertanya / mengajak diskusi.
3) Tk III : berpartisipasi dalam pelaksanaan program kesehatan.
4) TK IV : berpartisipasi dalam program pengawasan dan evaluasi.
5) Tk V : berpartisipasi dalam perencanaan program / model Untuk
melaksanakan model partisipasi ini membutuhkan :

10
1) Pendekatan.
2) Kerjasama antara bidan, ibu dan keluarga.
3) Pertanyaan (untuk mengetahui pengetahuan ibu, apa yg
diharapkan)
4) Pemberitahuan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan, rencana
tindakan,
5) alternatif tindakan
Unit komponen dalam model ini:
1) Ibu dan keluarga (banyak variasi : norma patriakal, single parent, cerai
dll,
2) Konsep kebutuhan (bio-psiko-sosio-kultural dan spiritual)
3) Partnership (kerjasama dengan klien, keluarga maupun tim nakes)
4) Faktor kedekatan & keterbukaan (menghasilkan pengetahuan dan
keterampilan, pengharapan, kepercayaan, dan perekanan)
5) Model menolong Bagi bidan di ruang kebidanan

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari system pelayanan
kesehatan yang diberikan oleh bidan yang telah terdaftar (teregister) yang dapat
dilakukan secara mandiri, kolaborasi dan rujukan.

Dalam praktek kebidanan, pemberian asuhan kebidanan yang berkualitas


sangat dibutuhkan. Kualitas kebidanan ditentukan dengan cara bidan membina
hubungan, baik sesama rekan sejawat ataupun dengan orang yang diberi asuhan.
Upaya meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan juga ditentukan oleh
keterampilan bidan untuk berkomunikasi secara efektif dan melakukan konseling
yang baik kepada klien.

Bidan merupakan ujung tombak memberikan pelayanan yang berkuliatas dan


sebagai tenaga kesehatan yang professional, bekerja sebagai mitra masyarakat,
khususnya keluarga sebagai unit terkecilnya, yang berarti bidan memiliki posisi
strategis untuk memberikan pelayanan kesehatan yang bersifat holistik
komprehensif (berkesinambungan, terpadu, dan paripurna), yang mencakup upaya
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dalam upaya mencapai terwujudnya
paradigma sehat.

Jadi seorang bidan dituntut untuk menjadi individu yang professional dan
handal memberikan pelayanan yang berkualitas karena konsep kerjanya
berhubungan dengan nyawa manusia, disamping harus professional dalam
pelayanan, professional berkomunikasi dan juga bidan juga sabar (telaten) agar
pasien merasa aman dan nyaman di saat melakukan pelayanan kehamilan,
persalinan, masa nifas, keluarga berencana dan lain sebagainya.

Bidan juga harus mengetahui tujuan pelayanan yang diberikan, sasaran dari
asuhan kebidanan, peran dan fungsinya sebagai pemberi pelayanan kebidanan di
komunitas sesuai Evidence Based yang berlaku, sehingga dapat memberikan
pelayanan yang berkualitas yang dapat memuaskan klien.

12
B. Saran
Kami menyadari bahwa penulisan makalah kami, masih jauh dari kata
kesempurnaan, untuk itu kedepannya kami sangat mengharapkan saran
dan kritik dari pembaca.

13
DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, Dina Dewi., dkk. 2022. Profesionalisme Kebidanan. Yayasan Kita


Menulis
Rahmawati, Titik. 2012. Dasar-dasar Kebidanan. PT Prestasi Pustakaraya : Jakarta
Suryani, Evi Sri. 2011. Konsep Kebidanan. Nuha Madika : Yogyakarta.

14

Anda mungkin juga menyukai