OLEH KELOMPOK 4
AULIA NIANTA(A1A222065)
Kelompok 4
II
DAFTAR ISI
Judul..........................................................................................................................
Kata Pengantar......................................................................................................II
Daftar Isi...............................................................................................................III
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................2
C. Tujuan..........................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Asuhan Kebidanan.....................................................................4
B. Model Asuhan Kebidanan............................................................................4
C. Peran Profesional Kesehatan Lainnya..........................................................7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................10
B. Saran...........................................................................................................11
Daftar Pustaka
III
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejarah kebidanan berjalan panjang mengikuti perkembangan ilmu dan
pengetahuan serta kebutuhan masyarakat. Model dalam teori kebidanan
mengadopsi dari beberapa model lainnya berdasarkan teori-teori yang
sudah ada sehingga tercipta sebuah model kebidanan sesuai dengan
filosofi kebutuhan baik dari segi bidan sebagai profesi maupun wanita dan
keluarga sebagai fokus pelayanan asuhan kebidanan. Model kebidanan ini
sebagai tolak ukur bagi bidan dalam memberikan asuhan kebidanan pada
klien sehingga akan terbina suatu partnership dalam asuhan kebidanan.
Dengan ini diharapkan profesi kebidanan akan memberikan sumbangan
yang berarti dalam menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian
bayi yang mengutamakan upaya preventif dan promotif.
1
suatu kondisi dimana tercipta hubungan yang dinamis antara pengguna
maupun pemberi layanan, baik jasa, manusia. Pelayanan publik berkaitan
erat dengan kemampuan, daya tanggap, ketepatan waktu, dan sarana
prasarana yang tersedia. Apabila layanan yang diberikan sudah sesuai
dengan yang diharapkan oleh pengguna layanan, maka dapat dikatakan
pelayanan tersebut merupakan pelayanan yang berkualitas. Sebaliknya jika
layanan yang diberikan tidak sesuai dengan harapan pengguna layanan,
maka dapat dikatakan pelayanan tersebut tidak berkualitas. Baik buruknya
kualitas layanan bukan berdasarkan sudut pandang atau persepsi penyedia
jasa/layanan melainkan berdasarkan pada persepsi konsumen dan aturan
atau ketentuan tentang kualitas pelayanan. Banyaknya permasalahan dalam
pelayanan kesehatan ibu dan anak, menjadi perhatian penting pemerintah
sehingga pemerintah mengupayakan fasilitas kesehatan. Dalam Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan
upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya. Puskesmas merupakan unit pelaksana
teknis dinas kesehatan kabupaten atau kota yang bertanggungjawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah kerja (Depkes RI,
2004). Upaya kesehatan tersebut diselenggarakan dengan menitikberatkan
kepada pelayanan untuk masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan
yang optimal tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Asuhan Kebidanan ?
2. Apa pengertian model asuhan kebidanan ?
3. Apa pengertian Peran profesionalisme kesehatan?
4. Bagaimana Peran profesionalisme kesehatan lain dalam memberikan
asuhan berkualitas?
2
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui lebih dalam tentang Asuhan Kebidanan.
2. Untuk mengetahui cara menerapkan Model Asuhan Kebidanan..
3. Untuk mengetahui peran profesionalisme kesehatan
4. Untuk mengetahiu bagaimana memberikan pelayanan berkualitas
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Asuhan kebidanan
Asuhan kebidanan adalah rangkaian kegiatan yang didasarkan pada
proses pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan
sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup praktiknya berdasarkan ilmu
dan kiat kebidanan. Asuhan kebidanan diberikan oleh bidan dengan
beberapa model yang dapat membantu bidan untuk memberikan asuhan
yang tepat kepada pasien. Model asuhan kebidanan adalah suatu bentuk
pedoman/acuan yang merupakan kerangka kerja seorang bidan dalam
memberikan asuhan kebidanan dipengaruhi oleh filosofi yang dianut bidan
(filosofi asuhan kebidanan) meliputi unsur-unsur yang terdapat dalam
paradigma kesehatan (manusia, perilaku, lingkungan dan pelayanan
kesehatan).
4
Model asuhan ini merupakan kolaborasi antara bidan dan
perempuan, yang dibangun dengan proses interaksi antara kedua belah
pihak tersebut dan adanya keterbuaan untuk meningkatkan rasa saling
percaya. Baik bidan maupun perempuan akan mengakui keahlian dan
saling menghormati kemampuan masing-masing. Baik bidan dan
perempuan akan mengakui keahlian dan saling menghormati kemampuan
masing- masing, berdasarkan pengalaman yang telah diperoleh
sebelumnya. Bidan akan memberikan perhatian yang seimbang
sebelumnya telah diperoleh perempuan dengan kebutuhan atau kondisi
kesehatan serta kesejahteraan ibu dan bayinya saat ini:
a. Pilihan
b. Akses
5
c. Kualitas
B. Primary Care
6
dikatakan bahwa seluruh lapisan masyarakat memiliki peran dalam
mengembangkan kesehatan di komunitas. Budan merupakan primary care
giver, yaitu praktisi kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan
dalam bentuk asuhan kebidanan pada tingkat awal atau dasar pda
perempuan di komunitas. Asuhan kebidanan yang diberikan kepada
perempuan adalah asuhan kebidanan sepanjang daur kehiduoannya dan
harus sesuai dengan kewenangan yang dimiliki oleh bidan.
7
Dalama Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2019tentang kebidanan
menyebutkan bahwa peran profesional bidan lainnya dalam memberikan
asuhan yang berkualitas adalah:
8
dilakukan dengan mengkaji kebutuhan, kemudian merencanakan dan
melaksanakan penyuluhan dan konseling tersebut.
6. Peneliti
Bidan secara mandiri maupun berdama dengan tim melakukan
penyelidikan terkait kesehatan terutama kesehatan ibu dan anak di
wilayahnya. Penyelidikan ini bertujuan untuk mengintifikasi
permasalahan yang ada diwilayahnya kemudian menyusun rencana
penyelesaian masalah. Kegiatan ini dilakukan untuk menunjang program
kerja dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, serta
meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.
9
D. Macam-Macam Model Asuhan Kebidanan
a. Medical model Merupakan fondasi dari praktik-praktik kebidanan yg
sudah meresap di masyarakat. Meliputi proses penyakit, pemberian
tindakan, dan komplikasi penyakit / tindakan.
b. Model sehat untuk semua (health for all) Model sehat untuk semua
(Health For All) ini Diproklamirkan oleh WHO sejak tahun 1978.
Fokus dari model ini adalah pada wanita, keluarga, dan masyarakat.
Pelaksananya adalah bidan di komunitas.
Tema dalam HFA (Health For All):
1) Mengurangi kesenjangan dalam kesehatan.
2) Bentuk Yankes adalah kesehatan dan pencegahan penyakit.
3) Partisipasi masyarakat.
4) Adanya kerjasama antar tim kesehatan.
5) Berfokus pada Yankes. Primer
c. Model partisipasi.
Model asuhan selanjutnya adalah model partisipasi.
Model partisipasi adalah adanya partisipasi ibu dalam interaksinya
dengan bidan pada tingkat individual maupun tingkat masyarakat.
Kunci aspek partisipasi pasien meliputi:
1) Bantuan diri : pasien yg aktif terlibat dalam asuhan.
2) Tidak medikalisasi dan tidak professional.
3) Demokrasi : keterlibatan pasien dalam decision making
Tingkat partisipasi yaitu sejauh mana pasien berpartisipasi pada pelayanan
kebidanan. Sedangkan tingkatan partisipasi ada beberapa macam, yaitu :
1) Tk I : Menerima pelayanan secara pasif.
2) Tk II : Partisipasi aktif dengan rencana-rencana yg jelas misal,
bertanya / mengajak diskusi.
3) Tk III : berpartisipasi dalam pelaksanaan program kesehatan.
4) TK IV : berpartisipasi dalam program pengawasan dan evaluasi.
5) Tk V : berpartisipasi dalam perencanaan program / model Untuk
melaksanakan model partisipasi ini membutuhkan :
10
1) Pendekatan.
2) Kerjasama antara bidan, ibu dan keluarga.
3) Pertanyaan (untuk mengetahui pengetahuan ibu, apa yg
diharapkan)
4) Pemberitahuan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan, rencana
tindakan,
5) alternatif tindakan
Unit komponen dalam model ini:
1) Ibu dan keluarga (banyak variasi : norma patriakal, single parent, cerai
dll,
2) Konsep kebutuhan (bio-psiko-sosio-kultural dan spiritual)
3) Partnership (kerjasama dengan klien, keluarga maupun tim nakes)
4) Faktor kedekatan & keterbukaan (menghasilkan pengetahuan dan
keterampilan, pengharapan, kepercayaan, dan perekanan)
5) Model menolong Bagi bidan di ruang kebidanan
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari system pelayanan
kesehatan yang diberikan oleh bidan yang telah terdaftar (teregister) yang dapat
dilakukan secara mandiri, kolaborasi dan rujukan.
Jadi seorang bidan dituntut untuk menjadi individu yang professional dan
handal memberikan pelayanan yang berkualitas karena konsep kerjanya
berhubungan dengan nyawa manusia, disamping harus professional dalam
pelayanan, professional berkomunikasi dan juga bidan juga sabar (telaten) agar
pasien merasa aman dan nyaman di saat melakukan pelayanan kehamilan,
persalinan, masa nifas, keluarga berencana dan lain sebagainya.
Bidan juga harus mengetahui tujuan pelayanan yang diberikan, sasaran dari
asuhan kebidanan, peran dan fungsinya sebagai pemberi pelayanan kebidanan di
komunitas sesuai Evidence Based yang berlaku, sehingga dapat memberikan
pelayanan yang berkualitas yang dapat memuaskan klien.
12
B. Saran
Kami menyadari bahwa penulisan makalah kami, masih jauh dari kata
kesempurnaan, untuk itu kedepannya kami sangat mengharapkan saran
dan kritik dari pembaca.
13
DAFTAR PUSTAKA
14