DI SUSUN OLEH :
NONIK PRANADANI
LOMBOK TIMUR
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas berkat
limpahan rahmat, karunia dan hidayahNya-lah kami dapat menyelesaikan makalah ini. Selain
bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktik Profesional Bidan Dengan
“Pengembangan Kapasitas Ketahanan Diri (Recilience)“ pada semester 1 S1-Kebidanan
STIKES HAMZAR, makalah ini juga disusun dengan maksud agar pembaca dapat
memperluas ilmu pengetahuan.
Dalam penyusunan makalah ini kami dibantu oleh banyak pihak, karena ini pada
kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada :
A. Nurlathifah N.Yusuf, S.ST, M.Keb sebagai Dosen pembimbing mata kuliah ini
B. Teman-teman yang membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan perlu
pendalaman lebih lanjut. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
konstruktif demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya, penulis berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi berbagai pihak.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................2
A. Kesimpulan..................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................7
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menjalani kehidupan adalah sesuatu yang harus dijalani setiap mahluk ciptaan
Allah SWT. Perkembangan zaman yang semakin modern menjadikan hidup semakin
kompleks dan penuh tantangan, diperlukan pribadi ketangguhan, kepribadian tahan
banting agar dalam menghadapi berbagai tantangan, kesulitan hidup baik sebagai pribadi
maupun kelompok tangguh dalam istilah agama, merupakan pribadi yang senantiasa
bersyukur atas segala apapun yang diberikan Allah SWT kepadanya apakah itu nikmat
atau ujian.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas , maka diharapkan seseorang dapat meningkatkan resiliensi
diri mengembangkan potensi diri sehingga seseorang akan berusaha agar dapat
mengetahui kepribadian alami untuk lebih memaksimalkan potensi diri dalam kondisi
sesuai dengan kepribadiannya.
C. Tujuan
1. Apakah Pengertian Pengembangan Kapasitas Diri
2. Apakah Tujuan Pengembangan Kapasitas Diri
3. Apakah Aspek dalam Pengembangan Kapasitas Diri
1
BAB II
PEMBAHASAN
a. Compensatory
Melihat resiliensi sebagai faktor yang menetralkan resiko, faktor resiko dan faktor
pengganti yang secara independen berkontribusi pada outcome.
b. Challenge
Menggunakan faktor resiko sebagai tantangan, contohnya individu yang resilien
adalah mampu memecahkan masalah, kecenderungan untuk memahami pengalaman
2
sebagai suatu yang positif bahkan ketika mereka menderita, kemampuan untuk positif
pada orang lain, dan keyakinan untuk mempertahankan pandangan hidup yang positif.
c. Protective factor
Menggunakan faktor resiko untuk beradaptasi contohnya individu yang resilien
adalah yang optimis, memiliki empati, insight, intellectual competence, self-esteem,
serta punya tujuan, tekad dan ketekunan.
B. Definisi Resiliensi
1. Keberhasilan seseorang dalam beradaptasi dengan kondisi yang tidak menyenangkan /
buruk (Garmezy, 1991).
2. Kapasitas universal dari individu atau kelompok untuk mencegah, meminimalisasi,
atau bahkan mengatasi efek yang merusak (Grotberg, 2001),
3. Kemampuan individu dalam mengatasi, melalui, dan kembali pada kondisi semula
setelah mengalami kesulitan (Reivich dan Shatte, 2002).
4. Sebuah pola adaptasi yang bersifat positif dalam menghadapi kesulitan (Riley dan
Masten, 2005).
5. Kemampuan untuk mempertahankan stabilitas psikologis dalam menghadapi stres
(Keye & Pidgeon, 2013)
6. Kemampuan untuk bangkit kembali dari kesulitan, frustrasi, dan kemalangan
(Ledesma, 2014).
7. Hasil dari adaptasi yang sukses meskipun terdapat situasi yang menantang atau
mengancam (Wright & Masten, 2015).
8. Sebuah proses dari hasil adaptasi dengan pengalaman hidup yang sulit atau
menantang, terutama melalui mental, emosional dan perilaku yang fleksibilitas, baik
penyesuaian eksternal dan internal (APA Dictionary of Psychology, VandenBos,
2015: hal. 910).
3
Adalah dukungan cinta yang didasari oleh kepercayaan dan cinta tanpa syarat. Caring
relationship dikarakteristikkan sebagai dasar penghargaan yang positif. Contohnya
seperti memegang pundak, tersenyum, dan memberi salam
2. High expectation massages
Merupakan harapan yang jelas, positif, dan terpusat kepada seseorang. Harapan yang
jelas merupakan petunjuk dan berfungsi mengatur dimana orang dewasa memberikan
harapan tersebut untuk perkembangan seseorang. Harapan yang positif, dan terpusat
mengomunikasikan kepercayaan yang mendalam dari orang dewasa dalam
membangun resiliensi dan membangun kepercayaan dan memberikan tantangan untuk
membuat seseorang menjadi apa yang mereka inginkan.
3. Opportunities for participation and contribution.
Kesempatan untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan, memiliki tanggung
jawab, dan kesempatan untuk menjadi pemimpin. Di samping itu opportunities juga
memberikan kesempatan untuk melatih kemampuan problem solving dan
pengambilan keputusan.
4
c. Faktor masyarakat sekitar : memberikan pengaruh terhadap resiliensi pada
individu, yaitu mendapat perhatian dari lingkungan, aktif dalam
organisasikemasyarakatan di lingkungan tempat tinggal.
5
Mempunyai self image yang positif dan menjadi pribadi yang efektif
Optimis
Mempunyai nilai pribadi dan nilai budaya yang baik
Mempunyai selera humor
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kemampuan daya juang atau ketangguhan merupakan salah satu karakter positif yang
perlu dikembangkan, bahkan karakter ini menjadi lokomotif untuk dapat menarik karakter-
karakter positif yang lain. Ketangguhan ini sekaligus dapat melindungi dan meningkatkan
kesehatan mental seseorang. Melalui pengembangan keaterampilan resilience dalam proses
konseling baik secara individual maupun kelompok, diharapkan karakter tangguhn ini dapat
terbentuk. Dengan karakter ini diharapkan agar seseorang dapat kuat menahan penderitaan,
kesulitan, dan mempunya pikiran dan sikap positif terhadap semua peristiwa yang dialaminya
sehingga tidak mudah terjerumus melakukan hal-hal yang negative baik bagi diri sendiri
maupun orang lain.
Keterampilan resilience ini dapat menciptakan dan memelihara sikap positif untuk
mengeksplorasi diri sehingga sesorang menjadi percaya diri berhubungan dengan orang lain
serta berani mengambil resiko atas tindakannya.
6
DAFTAR PUSTAKA
Bernard, B. (2004). Resiliency: What We Have Learned. San Francisco, CA: WestEd
Regional Educational Laboratory
Keye, M. D., & Pidgeon, A. M. (2013). Investigation of the Relationship between Resilience,
Mindfulness, and Academic Self-Efficacy. Open Journal of Social
Sciences. https://doi.org/10.4236/jss.2013.16001
7
8