jerniatymidwife
Iklan
Dosen pengampu :
Disusun oleh :
Kelas A.14.1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa telah memberikan
Kami juga mengharapkan kritik/saran yang bersifat membangun dari ibu Rini
Indriani, S. Psi, M. Psi, MARS selaku dosen mata kuliah Konsep kebidanan untuk
kesempurnaan penyusunan makalah ini dan juga terima kasih atas arahan dan
bimbingannya, karena tanpa beliau penyusunan makalah ini tidak akan terselesaikan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan, untuk itu
kritik dan saran yang konstruktif sangat diharapkan dari para pembaca.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada pembaca yang telah meluangkan
waktunya untuk membaca makalah ini. Semoga dengan adanya makalah ini dapat
Januari, 2018
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR……………………………………………………………………….
DAFTAR
ISI…………………………………………………………………………………….
ii
belakang………………………………………………………………………..
2. Rumusan
masalah…………………………………………………………………… 2
3. Tujuan…………………………………………………………………………
………… 2
4. Manfaat…………………………………………………………………………
………. 2
1. Pengertian
perilaku…………………………………………………………………. 3
2. Aspek-Aspek
Perilaku…………………………………………………………….. 4
16
1. Kesimpulan
…………………………………………………………………………… 23
2. Saran
…………………………………………………………………………………
…. 23
DAFTAR
PUSTAKA………………………………………………………………………..
24
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kebidanan adalah satu bidang ilmu yang mempelajari keilmuan dan seni yang
dan pengaturan kesuburan, klimakterium dan menopause, bayi baru lahir dan balita,
Bidan adalah salah satu profesi di bidang kesehatan yang secara khusus menangani
bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan yang diberikan oleh bidan yang telah
terdaftar (teregister) yang dapat dilakukan secara mandiri, kolaborasi atau rujukan.
1. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai
berikut:
1. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini sesuai dengan rumusan masalah di atas
Bab II
Pembahasan
1. Pelayanan Mandiri
difokuskan pada pelayanan kesehatan wanita dalam siklus reproduksi,bayi baru lahir,
dan balita untuk mewujudkan kesehatan keluarga sehingga tersedia sumber daya
Asuhan kebidanan mandiri adalah pelayanan yang dilakukan oleh seorang bidan tanpa
Kewenangan Bidan Sesuai Permenkes Nomor 28 Tahun 2017 tentang Izin dan
Kewenangan normal:
dokter.
Tugas mandiri bidan yaitu tugas yang menjadi tanggung jawab bidan sesuai
kewenangannya, meliputi:
1) Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan yang diberikan.
sebagai klien.
4) Memberikan asuhan kebidanan kepada klien dalam masa persalinan dengan
6) Memberikan asuhan kebidanan kepada klien dalam masa nifas dengan
pelayanan KB.
8) Memberikan asuhan kebidanan pada wanita dengan gangguan sistem reproduksi
1. Contoh kasus:
Ibu Nia mengalami gangguan pada saat menyusui anaknya karena terjadi
buah hati ketika menyusui. ASI yang dikeluarkan oleh Ibu Nia terasa asin dan
membuat nafsu nyusu sang anak menurun. Ibu Nia menjadi tidak tenang
karena hal ini, sehingga Ibu Nia datang ke tempat praktik bidan Ani untuk
Menganjurkan pada Ibu Nia untuk tetap melanjutkan menyusui dan memberikan
kompres dengan air panas pada daerah payudara yang terasa sakit dan terjadi
peradangan, lalu menyarankan agar Ibu Nia melakukan tirah baring atau istirahat
Pembahasan
18 poin (a) tentang pelayanan kesehatan ibu. Pasal 19 ayat (1) yang berbunyi
pelayanan kesehatan ibu yang dimaksud dalam pasal 18 huruf a diberikan pada masa
sebelum hamil, masa hamil, masa persalinan, masa nifas, masa menyusui dan masa
antara dua kehamilan. Pasal 19 ayat (2) poin (e) yang berbunyi pelayanan kesehatan
ibu menyusui. Pasal 29 poin (c) yang berbunyi “ melaksanakan tugas sesuai dengan
rekan sejawat atau tenaga kesehatan lainnya dalam memberi asuhan pada pasien
kesehatan dapat saling berkonsultasi dengan tatap muka langsung atau melalui alat
komunikasi lainnya dan tidak perlu hadir ketika tindakan dilakukan.petugas kesehatan
penatalaksanaan asuhan.
Pelayanan kebidanan kolaborasi adalah pelayanan yang dilakukan oleh bidan sebagai
anggota tim yang kegiatannya dilakukan secara bersamaan atau sebagai salah satu
urutan dari sebuah proses kegiatan pelayanan kesehatan.tujuan pelayanan ini adalah
berbagi otoritas dalam pemberian pelayanan berkualitas sesuai ruang linkup masing-
masing.
kombinasi pandangan dan keahlian yang diberikan oleh setiap anggota tim
tersebut.
7. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil resiko tinggi dan pertolongan
9. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dan pertolongan
10. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dan pertolongan pertama
11. Memberikan asuhan kebidanan pada balita resiko tinggi dan pertolongan
Ny.T datang kebidan A untuk konsultasi tentang keadaanya yang masih dalam masa
nifas. Ternyata setelah diperiksa,status gizi Ny.T buruk dan Ny.T mengalami anemia
berat.untuk menangani hal itu, bidan A berkolaborasi dengan ahli gizi dalam upaya
perbaikan status gizi Ny.T yang mengalami gizi buruk dan anemia berat.
Anak Ny.W meninggal satu minggu yang lalu, akibat hal itu Ny.W mengalami
Ibu Rina melahirkan secara normal di RSUD Cilacap yang ditangani oleh Bidan
Rara. Namun, setelah melahirkan Ibu Rina mengalami pendarahan yang sangat
hebat , sehingga membuat Bidan Rara panik dan langsung menghubungi dokter
Bidan menghubungi dokter obgyn untuk meminta solusi penanganan masalah yang
harus dilakukan . Dan pada saat itu dokter obgyn menyuruh bidan Rara agar
memberikan transfusi darah pada ibu Rina, sehingga bidan Rara langsung
menghubungi perawat untuk memasangkan transfusi darah pada Ibu Rina. Sehingga
Pembahasan
Berdasarkan kasus diatas, dapat disimpulkan bahwa kasus tersebut adalah kasus
kolaborasi, karena pada kasus tersebut terjadi kerjasama antara bidan, perawat, dan
dokter obgyn. Dan kasus ini sesuai dengan PERMENKES RI NO. 28 Tahun Pasal 25
poin (b) tentang asuhan antenatal terintegrasi dengan intervensi khusus penyakit
tertentu.
komunikasi satu arah , kontak terbatas antara pasien dan dokter, dan menempatkan
dokter sebagai tokoh yang dominan. Pola tersebut berkembang menjadi model praktik
kolaborasi yang menekankan komunikasi dua arah, tetapi tetap menempatkan dokter
pada posisi utama dan membatasi hubungan antara dokter dan pasien. Pola yang
ketiga lebih berpusatpada pasien.sesama pemberi pelayanan harus dapat bekerja sama,
dan kondisi timbale balik satu sama lain. Tidak ada satu pemberi playanan yang
Dalam praktik playanan kebidanan, layanan kolaborasi adalah asuhan kebidanan yang
di berikan kepada klien dengan tanggung jawab bersama semua pemberi playanan
merupakan anggota tim.Bidan menyakini bahwa dalam memberi asuhan harus tetap
di lakukan untuk menjamin kesejahteraan ibu dan bayinya .bidan adalah praktisi yang
kemampuanya.
dokter spesialis. Sistem rujukan upaya kesehatan adalah suatu sistem jaringan
tanggung jawab secara timbal balik atas masalah yang timbul, baik secara
vertikal maupun horizontal (Depkes RI, 2007) kepada fasilitas pelayanan yang
lebih kompeten, terjangkau dan rasional serta tidak dibatasi oleh wilayah
administrasi.
Tujuan umum sistem rujukan adalah untuk meningkatkan mutu, cakupan dan efisiensi
menangani rujukan kasus “resiko tinggi” dan gawat darurat yang terkait
puskesmas.
Rujukan dalam pelayanan kebidanan merupakan kegiatan pengiriman orang sakit dari
unit kesehatan yang kurang lengkap ke unit yang lebih lengkap berupa rujukan kasus
patologis pada kehamilan, persalinan dan nifas masuk didalamnya, pengiriman kasus
laboratorium.
Jika penderita telah sembuh dan hasil laboratorium telah selesai, kembalikan dan
kirimkan ke unit semula, jika perlu disertai dengan keterangan yang lengkap (surat
balasan).
Rujukan informasi medis membahas secara lengkap data-data medis penderita yang
dikirim dan advis rehabilitas kepada unit yang mengirim. Kemudian Bidan menjalin
terutama mengenai kematian maternal dan pranatal. Hal ini sangat berguna untuk
maupun penelitian.
Menurut tata hubungannya, sistem rujukan terdiri dari: rujukan internal dan rujukan
eksternal.
Rujukan Internal adalah rujukan horizontal yang terjadi antar unit pelayanan
puskesmas rawat inap) maupun vertikal (dari puskesmas ke rumah sakit umum
daerah).
Menurut lingkup pelayanannya, sistem rujukan terdiri dari: rujukan medik dan
rujukan kesehatan.
rumah sakit yang lebih lengkap atau rumah sakit pendidikan, juga dengan
masalah gizi ke klinik konsultasi gizi (pojok gizi puskesmas), atau pasien
Kesehatan Kerja).
· Internal antara bagian / unit pelayanan di dalam satu Rumah Sakit.
· Antar Rumah Sakit, laboratorium atau fasilitas pelayanan lain dan
Rumah Sakit.
d. Persiapan – Persiapan Yang Harus Diperhatikan Dalam Melakukan
B ( Bidan ) : Pastikan ibu / bayi / klien didampingi oleh tenaga kesehatan
kegawatdaruratan.
K ( Keluarga ) : Beritahu keluarga kondisi terakhir ibu ( klien ) dan alasan
mengapa dirujuk. Suami dan anggota keluarga yang lain harus menemani ibu
S ( Surat ) : Berikan surat ke tempat rujukan yang berisi identifikasi ibu (
klien ), alasan rujukan, uraian hasil rujukan, asuhan atau obat – obat yang telah
merujuk
ibu (klien)dalam kondisi yang nyaman dan dapat mencapai tempat rujukan
U ( Uang ) : Ingatkan keluarga untuk membawa uang dalam jumlah yang
cukup untuk membeli obat dan bahan – bahan kesehatan yang diperlukan
di tempat rujukan.
Da ( Darah ) :siapkan darah untuk transfursi
· Konseling tentrang kondisi klien sebelum dan sesudah diberi upaya
penanggulangan.
· Memberikan askeb melalui konsultasi & rujukan pada klien dgn risiko
a) Klien (Ibu) dengan risiko tinggi selama masa kehamilan, persalinan &
nifas
1. Contoh kasus:
Ibu Titik akan melahirkan secara normal pada klinik bersalin Bidan dilema Imha.
Namun, setelah ditunggu selama satu malam bayinya belum bisa keluar karena
pinggang ibu Titik terlalu sempit, yang kemungkinan tidak sesuai dengan besar bayi
yang akan dilahirkan. Sehingga Bidan Imha tidak bisa menanganinya dan
1) Bidan Imha mengumpulkan keluarga Ibu Titik dan menceritakan masalah yang
dialami oleh Ibu Titik, dan menyatakan bidan tidak bisa menanganinya.
2) Menuliskan surat rujuk ke RSUD Cilacap agar Ibu Titik ditangani dengan cara di
sesar
Pembahasan
Berdasarkan contoh kasus diatas, Bidan Imha telah melakukan tugas pelaksana
Rujukan atau Ketergantungan , Karena saat terjadi kasus yang tidak mungkin untuk
ditangani sendiri karena di luar kewenangannya, dia merujuk Ibu Titik ke RSUD
Cilacap yang memiliki peralatan lebih lengkap . Dan penanganan kasus ini sesuai
dengan PERMENKES RI NO.28 Tahun 2017. Pasal 28 poin (c) merujuk kasus yang
bukan kewenangannya atau tidak dapat ditangani dengan tepat waktu. Pasal 28 poin
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
bidan tanpa intervensi dari pihak lain dalam menjalankan asuhan kebidanan
yang diberikan kepada pasien dan sepenuhnya menjadi tanggung jawab bidan.
Kolaborasi adalah hubungan saling berbagi tanggung jawab atau kerja sama
denga rekan sejawat atau tenaga kerja atau tenaga kesehatan lainnya dalam
Pelayanan rujukan kebidanan adalah yang dilakukan oleh bidan dalam rangka
1. Saran
Sebagai bidan kita harus menjalankan kebidanan mandiri yang bagus dan baik
dlam masyarakat, selain itu pelayanan masyarakat yang lain juga harus
yang tidak bisa ditangani bidan sendiri tapi juga membutuhkan tenaga
menghantar pasien atau klien sampai di rumah sakit atau tempat yang
DAFTAR PUSTAKA
Uswatun. (2015). Peran dan Fungsi Bidan Mandiri Rujukan dan Kolaborasi dalam
“http://uswatun25.mahasiswa.unimus.ac.id/2015/12/16/peran-dan-fungsi-bidan-
mandiri-rujukan-dan-kolaburasi/”
asuhan.html”
“https://www.slideshare.net/widyalestari17/kokebmandirikolaborasirujukan-
67717755”
“http://suryadun.blogspot.co.id/2014/11/pelayanan-mandiri-dan-pelayanan.html?
m=1”
Diva, Hari (2017) Permenkes Nomor 28 Tahun 2017 Tentang Izin Dan
permenkes-nomor-28-tahun-2017-tentang-izin-dan-penyelenggaraan-praktik-bidan/”
“https://putrikusumawardhani.wordpress.com/2010/04/08/sistem-rujukan/”
Iklan
Share this:
Terkait
Maret 1, 2018
April 1, 2018
Kategori: Uncategorized
Berikan Komentar
Bidan Erny
Kembali ke atas
Iklan