Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH PELAYANAN KEBIDANAN MANDIRI PELAYANAN

KEBIDANAN KOLABORASI DAN PELAYANAN KEBIDANAN RUJUKAN

jerniatymidwife

3 tahun yang lalu

Iklan

MAKALAH PELAYANAN KEBIDANAN MANDIRI PELAYANAN

KEBIDANAN KOLABORASI DAN PELAYANAN KEBIDANAN RUJUKAN

Dosen pengampu :

                                        Bernadeta Verawati, S.SiT,M.Keb.        

Disusun oleh :

Jerniaty Lembang                                    17150014

Kelas A.14.1

PRODI D-III KEBIDANAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA

TAHUN AJARAN 2017/2018


 

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa telah memberikan

kesehatan serta kesempatan sehingga kami dapat    menyelesaikan makalah tentang

“PERILAKU MANUSIA” meksipun belum terlalu sempurna.

Kami juga mengharapkan kritik/saran yang bersifat membangun dari ibu Rini

Indriani, S. Psi, M. Psi, MARS selaku dosen mata kuliah Konsep kebidanan  untuk

kesempurnaan penyusunan  makalah ini dan  juga terima kasih atas arahan dan

bimbingannya, karena tanpa beliau penyusunan makalah  ini tidak akan terselesaikan.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan, untuk itu

kritik dan saran yang konstruktif sangat diharapkan dari para pembaca.

Akhir kata, kami  mengucapkan terima kasih kepada pembaca yang telah meluangkan

waktunya untuk membaca makalah ini. Semoga dengan adanya  makalah ini dapat

memperluas wawasan kita semua.

Januari, 2018
 

Penulis

DAFTAR ISI

KATA

PENGANTAR……………………………………………………………………….

DAFTAR

ISI…………………………………………………………………………………….

ii

BAB I     PENDAHULUAN


1. Latar

belakang………………………………………………………………………..

2. Rumusan

masalah…………………………………………………………………… 2

3. Tujuan…………………………………………………………………………

………… 2

4. Manfaat…………………………………………………………………………

………. 2

BAB II     DASAR TEORI

1. Pengertian

perilaku…………………………………………………………………. 3

2. Aspek-Aspek

Perilaku…………………………………………………………….. 4

3. Konsep Dan Teori Pembentukan Perilaku………………………………….. 9

4. Konsep Dan Teori Perubahan Perilaku……………………………………….

16

5. Ciri-Ciri Perilaku  Manusia Yang Membedakan Dari Makhluk Lain..         21

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan

…………………………………………………………………………… 23
2. Saran

…………………………………………………………………………………

…. 23

DAFTAR

PUSTAKA………………………………………………………………………..        

24

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Kebidanan adalah satu bidang ilmu yang mempelajari keilmuan dan seni yang

mempersiapkan kehamilan, menolong persalinan, nifas dan menyusui, masa interval

dan pengaturan kesuburan, klimakterium dan menopause, bayi baru lahir dan balita,

fungsi–fungsi reproduksi manusia serta memberikan bantuan atau dukungan pada

perempuan, keluarga dan komunitasnya. Di dalam bahasa Inggris, kebidanan

diterjemahkan sebagai “Midwifery” sedangkan bidan disebut sebagai “Midwife”.

Bidan adalah salah satu profesi di bidang kesehatan yang secara khusus menangani

kehamilan, persalinan, keadaan setelah melahirkan serta pelayanan-pelayanan

paramedis yang berhubungan dengan organ reproduksi. Pelayanan kebidanan adalah

bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan yang diberikan oleh bidan yang telah

terdaftar (teregister) yang dapat dilakukan secara mandiri, kolaborasi atau rujukan.
1. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai

berikut:

 Bagaimana Pelayanan Mandiri ?

 Bagaimana Pelayanan Kolaborasi ?

 Bagaimana Pelayanan Rujukan ?

1. Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini sesuai dengan rumusan masalah di atas

adalah sebagai berikut:

 Untuk memenuhi tugas konsep kebidanan yang diberikan

 Untuk mengetahui bagaimana pelayanan madiri kebidanan

 Untuk mgetahui bagaimana pelayanan kolaborasi kebidanan

 Untuk mgetahui bagaimana pelayanan rujukan kebidanan

 
 

Bab II

Pembahasan

 
1. Pelayanan Mandiri

Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, yang

difokuskan pada pelayanan kesehatan  wanita dalam siklus reproduksi,bayi baru lahir,

dan balita untuk mewujudkan kesehatan keluarga sehingga tersedia sumber daya

manusia yang berkualitas dimasa depan.

Pelayanan kebidanan primer atau mandiri merupakan asuhan kebidanan yang

diberikan kepada pasien dan sepenuhnya menjadi tanggung jawab bidan.

Asuhan kebidanan mandiri adalah pelayanan yang dilakukan oleh seorang bidan tanpa

intervensi dari pihak lain dalam menjalankan asuhan kebidanan

Kewenangan Bidan Sesuai Permenkes Nomor 28 Tahun 2017 tentang Izin dan

Penyelenggaraan Praktik Bidan

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes)Nomor 28 tahun 2017 tentang

Izin dan PenyelenggaranPraktik Bidan, kewenangan yang dimiliki bidan meliputi

Kewenangan normal:

1. Pelayanan kesehatan ibu

2. Pelayanan kesehatan anak

3. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana

4. Kewenangan dalam menjalankan program Pemerintah

5. Kewenangan bidan yang menjalankan praktik di daerah yang tidak memiliki

dokter.

 
 

1. Tugas pelayanan Mandiri/ Primer

Tugas mandiri bidan yaitu tugas yang menjadi tanggung jawab bidan sesuai

kewenangannya, meliputi:

1)    Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan yang diberikan.

2)    Memberi pelayanan dasar pra nikah pada remaja dengan melibatkan mereka

sebagai klien.

3)    Memberi asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan normal

4)    Memberikan asuhan kebidanan kepada klien dalam masa persalinan         dengan

melibatkan klien /keluarga.

5)    Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir.

6)    Memberikan asuhan kebidanan kepada klien dalam masa nifas dengan

melibatkan klien /keluarga.

7)    Memberikan asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang membutuhkan

pelayanan KB.

8)    Memberikan asuhan kebidanan pada wanita dengan gangguan sistem reproduksi

dan wanita dalam masa klimakretium dan nifas.

1. Contoh pelayanan kebidanan mandiri:


 Apabila seorang pasien hendak melahirkan dirumah bersalin bidan praktik

mandiri. Maka bidan tersebut bertanggung jawab sepenuhnya atas pasien

tersebut dengan keadaan sehat baik ibu maupun bayinya.

 Bidan melayani KB, misalnya : suntik, pil, IUD, dll.

 Mengkaji status keadaan pasien saat hamil.

 Mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan kepada pasien.

 Melaksanakan asuhan kebidanan yang telah direncanakan bersama pasien.

1. Contoh kasus:

 Ibu Nia mengalami gangguan pada saat menyusui anaknya karena terjadi

peradangan pada payudaranya sehingga menyebabkan ketidaknyamanan sang

buah hati ketika menyusui. ASI yang dikeluarkan oleh Ibu Nia terasa asin dan

membuat nafsu nyusu sang anak menurun. Ibu Nia menjadi tidak tenang

karena hal ini, sehingga Ibu Nia datang ke tempat praktik bidan Ani untuk

melakukan konsultasi dan perobatan.

 Asuhan tugas mandiri yang dilakukan:

Menganjurkan pada Ibu Nia untuk tetap melanjutkan menyusui dan memberikan

kompres dengan air panas pada daerah payudara yang terasa sakit dan terjadi

peradangan, lalu menyarankan agar Ibu Nia melakukan tirah baring atau istirahat

bersama anaknya sebanyak mungkin.

 Pembahasan

Berdasarkan contoh kasus di atas,dapat disimpulkan bahwa bidan tersebut telah

menjalankan tugas mandiri sebagai seorang bidan . Yaitu dengan memberikan


pelayanan kesehatan ibu sesuai dengan PERMENKES RI NO. 28 tahun 2017  Pasal

18 poin (a) tentang pelayanan kesehatan ibu. Pasal 19  ayat (1) yang berbunyi

pelayanan kesehatan ibu yang dimaksud dalam pasal 18 huruf a diberikan pada masa

sebelum hamil, masa hamil, masa persalinan, masa nifas, masa menyusui dan masa

antara dua kehamilan. Pasal 19 ayat (2) poin (e) yang berbunyi pelayanan kesehatan

ibu menyusui. Pasal 29 poin (c) yang berbunyi “ melaksanakan tugas sesuai dengan

kompetensi dan kewenangan.

1. Pelayanan Kebidanan Kolaborasi

Kolaborasi  adalah hubungan saling berbagi tanggung jawab (kerjasama) dengan

rekan sejawat atau tenaga kesehatan lainnya dalam memberi asuhan pada pasien

dalam praktiknya,kolaborasi dilakukan dengan mendiskusikan diagnosis pasien serta

bekerjasama dalam penatalaksanaaan dan pemberian asuhan.masing –masing tenaga

kesehatan dapat saling berkonsultasi dengan tatap muka langsung atau melalui alat

komunikasi lainnya dan tidak perlu hadir ketika tindakan dilakukan.petugas kesehatan

yang ditugaskan menangani pasien bertanggung jawab terhadap keseluruhan

penatalaksanaan asuhan.

Pelayanan kebidanan kolaborasi adalah pelayanan yang dilakukan oleh bidan sebagai

anggota tim yang kegiatannya dilakukan secara bersamaan atau sebagai salah satu

urutan dari sebuah proses kegiatan pelayanan kesehatan.tujuan pelayanan ini adalah

berbagi otoritas dalam pemberian pelayanan berkualitas sesuai ruang linkup masing-

masing.

1. Elemen kolaborasi mencakup:


2. Harus melibatkan tenaga ahli dengan keahlian yang berbeda,yang dapat

bekerjasama secara timbale balik dengan baik

3. Anggota kelompok harus bersikap tegas dan mau bekerjasama

4. Kelompok harus memberi pelayanan yang keunikannya dihasilkan dari

kombinasi pandangan dan keahlian yang diberikan oleh setiap anggota tim

tersebut.

5. Pelayanan kolaborasi/kerjasama terdiri dari:

6. Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai

fungsi kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga .

7. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil resiko tinggi dan pertolongan

pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi .

8. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dan

pertolongan pertama pada kegawatan yangmemerlukan tindakan kolaborasi.

9. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dan pertolongan

pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi.

10. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dan pertolongan pertama

pada kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi.

11. Memberikan asuhan kebidanan pada balita resiko tinggi dan pertolongan

pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi.

12. Contoh kasus :

 Kolaborasi bidan dengan ahli gizi

Ny.T datang kebidan A untuk konsultasi tentang keadaanya yang masih dalam masa

nifas. Ternyata setelah diperiksa,status gizi Ny.T buruk dan Ny.T mengalami anemia
berat.untuk menangani hal itu, bidan A berkolaborasi dengan ahli gizi dalam upaya

perbaikan status gizi Ny.T yang mengalami gizi buruk dan anemia berat.

 Kolaborasi bidan dengan psikolog

Anak Ny.W meninggal satu minggu yang lalu, akibat hal itu Ny.W mengalami

depresi. Untuk menangani depresi Ny.W yang kehilangan anaknya ,bidan A

berkolaborasi dengan psikologi.

 Kolaborasi dengan dokter

Ibu Rina melahirkan secara normal di RSUD Cilacap yang ditangani oleh Bidan

Rara.  Namun, setelah melahirkan Ibu Rina mengalami pendarahan yang sangat

hebat , sehingga membuat Bidan Rara panik dan langsung menghubungi dokter

Obgyn untuk meminta solusi penanganan masalah yang di alaminya.

Asuhan Kolaborasi yang diberikan:

Bidan menghubungi dokter obgyn untuk meminta solusi penanganan masalah yang

harus dilakukan . Dan pada saat itu dokter obgyn menyuruh bidan Rara agar

memberikan transfusi darah pada ibu Rina, sehingga bidan Rara langsung

menghubungi perawat untuk memasangkan transfusi darah pada Ibu Rina. Sehingga

terjalin kolaborasi antara ke tiga tenaga kesehatan tersebut .

Pembahasan

Berdasarkan kasus diatas, dapat disimpulkan bahwa kasus tersebut adalah kasus

kolaborasi, karena pada kasus tersebut terjadi kerjasama antara bidan, perawat, dan
dokter obgyn. Dan kasus ini sesuai dengan PERMENKES RI NO.  28 Tahun Pasal 25

poin (b) tentang asuhan antenatal terintegrasi dengan intervensi khusus penyakit

tertentu.

1. Perkembangan bidan kolaborasi

Pada awalnya, praktik kolaborasi menggunakan model hierarki yang menekankan

komunikasi satu arah , kontak terbatas antara pasien dan dokter, dan menempatkan

dokter sebagai tokoh yang dominan. Pola tersebut berkembang menjadi model praktik

kolaborasi yang menekankan komunikasi dua arah, tetapi tetap menempatkan dokter

pada posisi utama dan membatasi hubungan antara dokter dan pasien. Pola yang

ketiga lebih berpusatpada pasien.sesama pemberi pelayanan harus dapat bekerja sama,

begitu juga dengan pasien.model ini berbentuk melingkar. Menekankan kontinuitas

dan kondisi timbale balik satu sama lain. Tidak ada satu pemberi playanan yang

mendominasi secara terus menerus.

1. Kolaborasi dalam praktik kebidanan

Dalam praktik playanan kebidanan, layanan kolaborasi adalah asuhan kebidanan yang

di berikan kepada klien dengan tanggung jawab bersama semua pemberi playanan

yang terlibat. misalnya: bidan,dokter,atau tenaga kesehatan profesional lainya.Bidan

merupakan anggota tim.Bidan menyakini bahwa dalam memberi asuhan harus tetap

menjaga,mendukung, dan menghargai proses fisiologis manusia.rujukan yang efektif

di lakukan untuk menjamin kesejahteraan ibu dan bayinya .bidan adalah praktisi yang

mandiri. Bidan juga bekerjasama dalam mengembangkan kemitraan dengan anggota

kesehatan lainya. Dalam melaksanakan tugasnya, bidan melakukan


kolaborasi,konsultasi, dan perujukan sesuai dengan kondisi pasien, kewenangan dan

kemampuanya.

1. C. Pelayanan Kebidanan Rujukan

Fungsi bidan salah satunya adalah melakukan skirining terhadap adanya

komplikasi kehamilan agar dirujuk untuk mendapatkan perawatan khusus dari

dokter spesialis. Sistem rujukan upaya kesehatan adalah suatu sistem jaringan

fasilitas pelayanan kesehatan yang memungkinkam terjadinya penyerahan

tanggung jawab secara timbal balik atas masalah yang timbul, baik secara

vertikal maupun horizontal (Depkes RI, 2007) kepada fasilitas pelayanan yang

lebih kompeten, terjangkau dan rasional serta tidak dibatasi oleh wilayah

administrasi.

a.        Tujuan sistem rujukan

Tujuan umum sistem rujukan adalah untuk meningkatkan mutu, cakupan dan efisiensi

pelayanan kesehatan secara terpadu (Kebidanan Komunitas). Tujuan umum rujukan

untuk memberikan petunjuk kepada petugas puskesmas tentang pelaksanaan rujukan

medis dalam rangka menurunkan IMR dan AMR.

Tujuan khusus sistem rujukan adalah:

 Meningkatkan kemampuan puskesmas dan peningkatannya dalam rangka

menangani rujukan kasus “resiko tinggi” dan gawat darurat yang terkait

dengan kematian ibu maternal dan bayi.

 Menyeragamkan dan menyederhanakan prosedur rujukan di wilayah kerja

puskesmas.
 

1. Kegiatan dan pembagian dalam sistem rujukan

Rujukan dalam pelayanan kebidanan merupakan kegiatan pengiriman orang sakit dari

unit kesehatan yang kurang lengkap ke unit yang lebih lengkap berupa rujukan kasus

patologis pada kehamilan, persalinan dan nifas masuk didalamnya, pengiriman kasus

masalah reproduksi lainnya seperti kasus ginekologi atau kontrasepsi yang

memerlukan penanganan spesialis. Termasuk juga didalamnya pengiriman bahan

laboratorium.

Jika penderita telah sembuh dan hasil laboratorium telah selesai, kembalikan dan

kirimkan ke unit semula, jika perlu disertai dengan keterangan yang lengkap (surat

balasan).

Rujukan informasi medis membahas secara lengkap data-data medis penderita yang

dikirim dan advis rehabilitas kepada unit yang mengirim. Kemudian Bidan menjalin

kerja sama dalam sistem pelaporan data-data parameter pelayanan kebidanan,

terutama mengenai kematian maternal dan pranatal. Hal ini sangat berguna untuk

memperoleh angka-angka secara regional dan nasional pemantauan perkembangan

maupun penelitian.

Menurut tata hubungannya, sistem rujukan terdiri dari: rujukan internal dan rujukan

eksternal.

 Rujukan Internal adalah rujukan horizontal yang terjadi antar unit pelayanan

di dalam institusi tersebut. Misalnya dari jejaring puskesmas (puskesmas

pembantu) ke puskesmas induk.


 Rujukan Eksternal adalah rujukan yang terjadi antar unit-unit dalam jenjang

pelayanan kesehatan, baik horizontal  (dari puskesmas rawat jalan ke

puskesmas rawat inap) maupun vertikal (dari puskesmas ke rumah sakit umum

daerah).

Menurut lingkup pelayanannya, sistem rujukan terdiri dari: rujukan medik dan

rujukan kesehatan.

 Rujukan Medik adalah rujukan pelayanan yang terutama meliputi upaya

penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif). Misalnya, merujuk

pasien puskesmas dengan penyakit kronis (jantung koroner, hipertensi,

diabetes mellitus) ke rumah sakit umum daerah. Jenis rujukan medik:

1. Transfer of patient. Konsultasi penderita untuk keperluan diagnostik,

pengobatan, tindakan operatif dan lain-lain.

1. Transfer of specimen. Pengiriman bahan untuk pemeriksaan laboratorium

yang lebih lengkap.

2. Transfer of knowledge/personel. Pengiriman tenaga yang lebih kompeten atau

ahli untuk meningkatkan mutu layanan pengobatan setempat. Pengiriman

tenaga-tenaga ahli ke daerah untuk memberikan pengetahuan dan

keterampilan melalui ceramah, konsultasi penderita, diskusi kasus dan

demonstrasi operasi (transfer of knowledge). Pengiriman petugas pelayanan

kesehatan daerah untuk menambah pengetahuan dan keterampilan mereka ke

rumah sakit yang lebih lengkap atau rumah sakit pendidikan, juga dengan

mengundang tenaga medis dalam kegiatan ilmiah yang diselenggarakan

tingkat provinsi atau institusi pendidikan (transfer of personel).


 Rujukan Kesehatan adalah hubungan dalam pengiriman dan

pemeriksaan bahan ke fasilitas yang lebih mampu dan lengkap. Rujukan

ini umumnya berkaitan dengan upaya peningkatan promosi kesehatan

(promotif) dan pencegahan (preventif). Contohnya, merujuk pasien dengan

masalah gizi ke klinik konsultasi gizi (pojok gizi puskesmas), atau pasien

dengan masalah kesehatan kerja ke klinik sanitasi puskesmas (pos Unit

Kesehatan Kerja).

1. Tata laksana rujukan dapat berlangsung antara lain :

·         Internal antar petugas di satu rumah sakit.

·         Antara Puskesmas Pembantu dan Puskesmas.

·         Antara masyarakat dan Puskesmas

·         Antara satu Puskesmas dan Puskesmas lainnya.

·         Antara Puskesmas dan Rumah Sakit, laboratorium atau fasilitas

pelayanan kesehatan lainnya.

·         Internal antara bagian / unit pelayanan di dalam satu Rumah Sakit.

·         Antar Rumah Sakit, laboratorium atau fasilitas pelayanan lain dan

Rumah Sakit.
d.        Persiapan – Persiapan Yang Harus Diperhatikan Dalam Melakukan

Rujukan Singkatan “BAKSOKUDa” dapat digunakan untuk mengingat hal –

hal penting dalam mempersiapkan rujukan, yang dijabarkan dalam:

B ( Bidan )           : Pastikan ibu / bayi / klien didampingi oleh tenaga kesehatan

yang kompeten yang memiliki kemampuan untuk melaksanakan

kegawatdaruratan.

A ( Alat )              : Bawa perlengkapan dan bahan – bahan yang diperlukan

seperti : Spuit, infus set, tensi meter, stetoskop dll.

K ( Keluarga )      : Beritahu keluarga kondisi terakhir ibu ( klien ) dan alasan

mengapa dirujuk. Suami dan anggota keluarga yang lain harus menemani ibu

( klien ) ke tempat rujukan.

S ( Surat )             : Berikan surat ke tempat rujukan yang berisi identifikasi ibu (

klien ), alasan rujukan, uraian hasil rujukan, asuhan atau obat – obat yang telah

diterima ibu ( klien )

O ( Obat )             : Bawa obat – obat essensial  diperlukan selama perjalanan

merujuk

K (Kendaraan)     :Siapkan kendaraan yang cukup baik untuk memungkinkan

ibu (klien)dalam kondisi yang nyaman dan dapat mencapai tempat rujukan

dalam waktu yang cepat.

U ( Uang )            : Ingatkan keluarga untuk membawa uang dalam jumlah yang

cukup         untuk membeli obat dan bahan – bahan kesehatan yang diperlukan

di tempat rujukan.
Da ( Darah )         :siapkan darah untuk transfursi

Setelah upaya penanggulangan diberikan ditempat rujukan dan kondisi ibu 

( klien ) telah memungkinkan, maka harus segera mengembalikan klien ke

tempat fasilitas pelayanan asalnya dengan terlebih dahulu memberikan :

·        Konseling tentrang kondisi klien sebelum dan sesudah diberi upaya

penanggulangan.

·        Nasehat yang perlu diperhatikan.

·        Memberikan askeb melalui konsultasi & rujukan pada klien dgn risiko

tinggi & kegawatdaruratan.

e.        Asuhan ini diberikan kepada :

a)         Klien (Ibu) dengan risiko tinggi selama masa kehamilan, persalinan &

nifas

b)        Bayi baru Lahir, bayi & balita

1. Contoh kasus:

Ibu Titik akan melahirkan secara normal pada klinik bersalin Bidan dilema Imha.

Namun, setelah ditunggu selama satu malam bayinya belum bisa keluar karena

pinggang ibu Titik terlalu sempit, yang kemungkinan tidak sesuai dengan besar bayi

yang akan dilahirkan. Sehingga Bidan Imha tidak bisa menanganinya dan

memutuskan untuk merujuk ke RSUD Cilacap yang peralatannya lebih lengkap

karena Ibu Titik harus melahirkan secara sesar.


Asuhan Rujukan yang diberikan:

1) Bidan Imha mengumpulkan keluarga Ibu Titik dan menceritakan masalah  yang

dialami oleh Ibu Titik, dan menyatakan bidan tidak bisa menanganinya.

2) Menuliskan surat rujuk ke RSUD Cilacap agar Ibu Titik ditangani dengan cara di

sesar

3) Merujuk Ibu Titik ke RSUD

Pembahasan

Berdasarkan contoh kasus diatas, Bidan Imha telah melakukan tugas pelaksana

Rujukan atau Ketergantungan , Karena saat terjadi kasus yang tidak mungkin untuk

ditangani sendiri karena di luar kewenangannya, dia merujuk Ibu Titik ke RSUD

Cilacap yang memiliki peralatan lebih lengkap . Dan penanganan kasus ini sesuai

dengan PERMENKES RI NO.28 Tahun 2017. Pasal 28  poin (c) merujuk kasus yang

bukan kewenangannya atau tidak dapat ditangani dengan tepat waktu. Pasal 28  poin

(d) meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan.

 
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

 Pelayanan kebidanan mandiri adalah pelayanan yang dilakukan oleh seorang

bidan tanpa intervensi dari pihak lain dalam menjalankan asuhan kebidanan

yang diberikan kepada pasien dan sepenuhnya menjadi tanggung jawab bidan.

 Kolaborasi adalah hubungan saling berbagi tanggung jawab atau kerja sama

denga rekan sejawat atau tenaga kerja atau tenaga kesehatan lainnya dalam

memberi asuhan pada pasien. Dann dalam praktiknya kolaborasi dilakukan

dengan mendiskusikan diagnosis pasien serta bekerja sama dalam

penatalaksanaan dalam pemberian asuhan

 Pelayanan rujukan kebidanan adalah yang dilakukan oleh bidan dalam rangka

rujukan ke pelayanan yang lebih tinggi atau sebaliknya

1. Saran

 Sebagai bidan kita harus menjalankan kebidanan mandiri yang bagus dan baik

dlam masyarakat, selain itu pelayanan masyarakat yang lain juga harus

mampu membantu dlam perjalanan pelayanan ini dan Untuk masyarakat

dimohon untuk bisa membantu asuhan mandiri

 Sebaiknya bidan melakukan kolaborasi dengan sesama bidan atau tenaga

kesehatan lainnya jika menemukan pasien yang membutuhkan penanganan

yang tidak bisa ditangani bidan sendiri tapi juga membutuhkan tenaga

kesehatan yang lain.


 Sebaiknya merujuk pasien atau klien harus ditempat yang tepat dan

menghantar pasien atau klien sampai di rumah sakit atau tempat yang

memiliki tenaga kesehatan yang lebih ahli

DAFTAR PUSTAKA

Uswatun. (2015). Peran dan Fungsi Bidan Mandiri Rujukan dan Kolaborasi dalam

“http://uswatun25.mahasiswa.unimus.ac.id/2015/12/16/peran-dan-fungsi-bidan-

mandiri-rujukan-dan-kolaburasi/”

Wikepedia. (2017). Kebidanan dalam “https://id.wikipedia.org/ wiki/Kebidanan”

Sriwahyuni, Samti. (2014). Pengorganisasian Praktek Asuhan Kebidanan dalam

“http: // bidanpink. blogspot. co. id / 2014 / 12 / makalah-pengorganisasian-praktek-

asuhan.html”

Lestari, Widya. (2016). Konsep Kebidanan Bersalin dan Nifas.

“https://www.slideshare.net/widyalestari17/kokebmandirikolaborasirujukan-

67717755”

Surya. (2014). Pelayanan Mandiri dan Pelayanan Kolaborasi dalam

“http://suryadun.blogspot.co.id/2014/11/pelayanan-mandiri-dan-pelayanan.html?

m=1”
Diva, Hari (2017) Permenkes Nomor 28 Tahun 2017 Tentang Izin Dan

Penyelenggaraan Praktik Bidan dalam “https://mediskripta.com /2017/08/10/

permenkes-nomor-28-tahun-2017-tentang-izin-dan-penyelenggaraan-praktik-bidan/”

Wardani,Putri Kusuma.  (2010) Sistem Rujukan dalam

“https://putrikusumawardhani.wordpress.com/2010/04/08/sistem-rujukan/”

Iklan

Share this:

Terkait

 Asuhan Kebidanan Menurut Teori Jean Ball

 Maret 31, 2018

 CARA BAGAI MANA MENJADI SEORANG BIDAN

 Maret 1, 2018

 MAKALAH PEMERIKSAAN FISIK PADA IBU HAMIL

 April 1, 2018

Kategori: Uncategorized

Berikan Komentar

Bidan Erny

Kembali ke atas
Iklan

Anda mungkin juga menyukai