Anda di halaman 1dari 4

Nama : Melati

NIN : 2021.01.15401.060

Kelas : 2B Kebidanan

Mata Kuliah : Etika dan Hukum

Semester : III (Tiga)

Kasus 1

Di sebuah desa, ada seorang bidan yang sudah membuka praktek kurang lebih selama satu
Tahun. Pada suatu hari datang seorang klien bernama Ny „A‟ usia kehamilan 38 minggu dengan
Keluhan perutnya terasa kenceng kenceng dan terasa sakit sejak 5 jam yang lalu. Setelah
Dilakukan VT, didapatkan hasil pembukaan 3 dan ternyata janin dalam keadaan letak
sungsang.Oleh karena itu bidan menyarankan agar di Rujuk ke Rumah Sakit untuk melahirkan
secara Operasi SC. Namun keluarga klien terutama suami menolak untuk diRujuk dengan alasan
tidak Punya biaya untuk membayar operasi. Tapi bidan tersebut berusaha untuk memberi
penjelasan Bahwa tujuan di Rujuk demi keselamatan janin dan juga ibunya namun jika tetap
tidak mau Dirujuk akan sangat membahayakan janin maupun ibunya. Tapi keluarga bersikeras
agar bidan Mau menolong persalinan tersebut. Sebenarnya, dalam hal ini bidan tidak yakin bisa
berhasil Menolong persalinan dengan keadaan letak sungsang seperti ini karena pengalaman
bidan Dalam hal ini masih belum begitu mendalam. Selain itu juga dengan diRujuk agar
persalinan Berjalan dengan lancar dan bukan kewenangan bidan untuk menolong persalinan
dalam Keadaan letak sungsang seperti ini. Karena keluarga tetap memaksa, akhirnya bidan pun
Menuruti kemauan klien serta keluarga untuk menolong persalinan tersebut. Persalinan Berjalan
sangat lama karena kepala janin tidak bisa keluar. Setelah bayi lahir ternyata bayi Sudah
meninggal. Dalam hal ini keluarga menyalahkan bidan bahwa bidan tidak bisa bekerja Secara
profesional dan dalam masyarakat pun juga tersebar bahwa bidan tersebut dalam

Melakukan tindakan sangat lambat dan tidak sesuai prosedur.

Bagaimana Pendapat Anda dalam kasus 1 dilihat dari segi :

1. KONFLIK : keluarga terutama suami menolak untuk di rujuk ke Rumah sakit dan melahirkan
secara operasi SC dengan alasan tidak punya biaya untuk membayar operasi.

2. ISSU : Di mata masyarakat, bidan tersebut dalam pelayanan atau melakukan tindakan tidak
sesuai prosedur dan tidak profesioanl. Selain itu juga masyarakat menilai bahwa bidan tersebut
dalam menangani pasien dengan kelas ekonomi rendah sangat lambat atau membeda-bedakan
antara pasien yang ekonomi atas dengan ekonomi rendah.
3. DILEMA : Bidan merasa kesulitan untuk memutuskan tindakan yang tepat untuk

menolong persalinan Resiko Tinggi. Dalam hal ini letak sungsang seharusnya tidak boleh
dilakukan oleh bidan sendiri dengan keterbatasan alat dan kemampuan medis. Seharusnya
ditolong oleh Dokter Obgyn, tetapi dalam hal ini diputuskan untuk menolong persalianan itu
sendiri dengan alasan desakan dari kelurga klien sehingga dalam hatinya merasa kesulitan untuk
memutuskan sesuai prosedur ataukah kenyataan di lapangan.

4. PENYELESAIAN MASALAH : sebaikanya dari awal bidan tidak menerima permintaan dari
keluarga untuk tetap membantu pasien untuk melakukan persalinan normal, karena bidan sudah
mengetahui bahwa posisi janin dalam kandungan dalam posisi sungsang. Karena jika janin
dalam posisi sungsang di paksa melakukan persalinan normal, maka akan beresiko pada bayi dan
kondisi ibu. Seperti yang terjadi pada kasus ini.

Kasus 2

Di suatu desa yang tidak jauh dari kota dimana di desa tersebut ada dua orang bidan yaitu bidan
“A” dan bidan “B” yang sama-sama memiliki BPS dan ada persaingan di antara dua bidan
tersebut.Pada suatu hari datang seorang pasien yang akan melahirkan di BPS bidan “B” yang
lokasinya tidak jauh dengan BPS bidan “A”. Setelah dilakukan pemeriksaan ternyata pembukaan
masih belum lengkap dan bidan “B” menemukan letak sungsang dan bidan tersebut tetap akan
menolong persalinan tersebut meskipun mengetahui bahwa hal tersebut melanggar wewenang
sebagai seorang bidan demi mendapatkan banyak pasien untuk bersaing dengan bidan
“A”.Sedangkan bidan “A” mengetahui hal tersebut. Jika bidan “B” tetap akan menolong
persalinan tersebut,bidan “A” akan melaporkan bidan “B” untuk menjatuhkan bidan “B” karena
dianggap melanggar wewenang profesi bidan.

Bagaimana Pendapat Anda dalam kasus 2 dilihat dari segi :

1. KONFLIK : menolong persalinan sungsang untuk mendapatkan pasien demi persaingan atau
dilaporkan oleh bidan A.

2. ISSU : seorang bidan melakukan pertolongan persalinan normal.

3. DILEMA : Bidan B tidak melakukan pertolongan persalinan sungsang tersebut namun bidan
kehilangan satu pasien. Bidan B menolong persalinan tersebut tapi akan dijatuhkan oleh bidan A
dengan dilaporkan ke lembaga yang berwenang.

4. PENYELESAIAN MASALAH : Sebaiknya bidan B tidak melakukan pertolongan persalinan


tersebut, karena hal itu bukan wewenang bidan. Alangkah lebih baik jika pasien tersebut dirujuk
ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi. Karena pembukaan masih belum lengkap, maka masih
ada waktu yang dapat digunakan untuk merujuk. Untuk bidan A, sebaiknya memberitahu bahwa
tindakan yang akan dilakukan bidan B itu salah dan membantunya untuk merujuk, bukan
mengutamakan kepentingan pribadi daripada kepentingan pasien. Karena, yang paling utama
adalah keselamatan pasien.

Kasus 3

Disuatu desa yang ada sebuah BPS, suatu hari ada seorang Ibu berusia 35 Tahun keadaannya
Sudah lemah. Bidan menanyakan kepada keluarga pasien apa yang terjadi pada pasien. Dan
Suami pasien menjawab ketika dirumah Px jatuh & terjadi perdarahan hebat. Setelah Itu bidan
Memberikan pertolongan , memberikan infuse dst…. Bidan menjelaskan pada keluarga, agar
istrinya di bawa ke rumah sakit untuk dilakukan curretase.Kemudian keluarga px menolak saran
Bidan tsb, dan meminta bidan yang melakukan currentase. Selang waktu 2 hari mengalami
Pendarahan lagi kemudian keluarga merujuk ke RS.Dokter menanyakan kepada suami px, apa
Yang sebenarnya terjadi dan suami px menjelaskan bahwa 3 hari yang lalu istrinya mengalami
Keguguran & di currentase bidan didesany. Dokter mendatangi bidan tersebut. Maka Terjadilah
Konflik antara bidan & dokter.

Bagaimana Pendapat Anda dalam kasus 3 dilihat dari segi :

1. KONFLIK : bidan melakukan currentase diluar wewenangnya sehingga terjadilah konflik


antara bidan & dokter.

2. ISSU : Mal Praktek Bidan melakukan tindakan diluar wewenangnya.

3. DILEMA : jika tidak segera dilakukan tindakan takutnya merenggut nyawa pasien karena BPS
tersebut jauh dari RS. Dan jika dilakukan tindakan bidan merasa melanggar kode etik kebidanan
& merasa melakukan tindakan diluar wewenangnya

Kasus 4

Seorang ibu yang ingin bersalin di BPS pada bidan A sejak awal kehamilan ibu tersebut memang
Sudah sering memeriksakan kehamilannya. Menurut hasil pemeriksaan bidan Ibu tersebut
Mempunyai riwayat hipertensi. Maka kemungkinan lahir pervaginanyasangat beresiko
SaatPersalinan tiba. Tekanan darah ibu menjadi tinggi. Jika Tidak dirujuk maka beresiko
terhadapJanin dan kondisi si Ibu itu sendiri. Resiko pada janin bisa terjadi gawat janin dan
perdarahan Pada ibu. Bidan A sudah mengerti resiko yang akan terjadi. Tapiia lebih
mementingkan egonya Sendiri karena takut kehilangan komisinya daripada dirujuk kerumah
sakit. Setelah janin lahir Ibu mengalami perdarahan hebat, sehingga kejang-kejang dan
meninggal. Saat berita itu Terdengar organisasi profesi ( IBI ), maka IBI memberikan sanksi
yang setimpal bahwa dari Kecerobohannya sudah merugikan orang lain. Sebagai gantinya,ijin
praktek ( BPS ) bidan A Dicabut dan dikenakan denda sesuai dengan pelanggaran tersebut.

Bagaimana Pendapat Anda dalam kasus 4 dilihat dari segi :

1. KONFLIK : bidan melakukan currentase diluar wewenangnya sehingga terjadilah konflik


antara bidan & dokter.

2. ISSU : -Terjadi malpraktek

-pelanggaran wewenang bidan

3. DILEMA : Warga yang mengetahui hal tersebut segera melaporkan kepada organisasi profesi
dan diberikan

Anda mungkin juga menyukai