MONS PUBIS
OLEH :
FITRIANI
PRODI D-III KEBIDANAN
1
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Dengan mengucapkan syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan
Hidayah-Nya kepada penulis, sehingga tugas makalah Biologi ini dapat terselesaikan dengan
tepat pada waktunya.
Dalam penulisan tugas yang berupa makalah ini, penulis telah banyak menerima
bantuan dan saran dari semua pihak, maka dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa
terimakasih yang sebesarnya kepada semua pihak sehingga tugas makalah ini dapat selesai
dengan baik.
Penulis menyadari bahwa tidak ada gading yang tak retak, karena dalam penulisan ini
mungkin masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan
saran dari semua pihak demi sempurnanya penulisan ini dan juga tugas tugas berikutnya
Wasalamualaikum Wr.Wb
Penulis
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Struktur organ reproduksi wanita terdiri organ reproduksi eksternal dan organ
reproduksi internal. Organ reproduksi luar wanita disebut juga vulva meliputi mons veneris
(mons pubis), labium mayora, labium minora dan clitoris. Organ reproduksi dalam wanita
meliputi ovarium, tuba falopii, uterus dan vagina.
Oogenesis atau pembentukan ovum pada wanita telah dimulai sejak dalam kandungan
ibunya. Setelah bayi lahir, dalam tubuhnya telah ada sekitar satu juta oosit primer. Sebagian
oosit primer mengalami degenerasi sehingga ketika memasuki masa puber jumlah tersebut
menurun hingga tinggal sekitar 200 ribu pada tiap ovariumnya. Oosit primer ini mengalami
masa istirahat (dorman), kemudian proses oogenesis akan dilanjutkan setelah wanita memasuki
masa puber.
Sejak pertama mendapat menstruasi (menarche) yang terjadi antara usia 9-14 tahun
organ reproduksi aktif bekerja hingga wanita tersebut berhenti menstruasi (menophause) yang
terjadi antara usia 46-54 tahun. Menstruasi merupakan pendarahan yang keluar melalui vagina
karena luruhnya dinding rahim (endometrium). Menstruasi juga merupakan pertanda tidak
terjadi kehamilan, tiga perempat bagian jaringan lembut endometrium yang telah dipersiapkan
untuk menerima konsepsi (penanaman embrio) akan terlepas. Kemudian endometrium akan
terbentuk kembali; dipersiapkan untuk menerima kemungkinan konsepsi berikutnya, demikian
seterusnya terulang kembali secara periodik dan dikenal dengan siklus menstruasi. Remaja
putri tidak perlu merasa takut karena menstruasi merupakan peristiwa biologis yang normal
dan biasa seperti halnya bernafas dan darah yang mengalir dalam tubuh.
Seorang wanita harus mengenal anatomi dan fisiologi organ reproduksinya. Dengan
mengetahui anatomi dan memahami fisiologi reproduksinya maka seorang wanita tak perlu
merasa cemas dan gelisah terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada masa remaja dan
itu adalah suatu hal yang normal.
Melalui makalah yang saya susun ini, akan secara khusus kami kupas secara lebih
mendalam mengenai system repruduksi wanita.
1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud struktur organ reproduksi wanita?
2. Apa yang dimaksud siklus menstruasi?
3. Apa saja kelainan atau penyakit pada sistm repruduksi wanita?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
1. Ovarium.
Jumlah sepasang, bentuk oval dengan panjang 3-4 cm, menggantung bertaut melalui
mesentrium ke uterus. Merupakan gonade perempuan yang berfungsi menghasilkan ovum dan
mensekresikan hormon kelamin perempuan yaitu estrogen dan progesteron. Ovarium
terbungkus oleh kapsul pelindung yang kuat dan banyak mengandung folikel. Seorang
perempuan kurang lebih memiliki 400.000 folikel dari kedua ovariumnya sejak ia masih dalam
kandungan ibunya. Namun hanya beberapa ratus saja yang berkembang dan melepaskan ovum
selama masa reproduksi seorang perempuan, yaitu sejak menarche (pertama mendapat
menstruasi) hingga menophause (berhenti menstruasi). Pada umumnya hanya sebuah folikel
yang matang dan melepaskan ovum tiap satu siklus menstruasi (kurang lebih 28 hari) dari salah
satu ovarium secara bergantian.
Selama mengalami pematangan, folikel mensekresikan hormone estrogen. Setelah
folikel pecah dan melepaskan ovum, folikel akan berubah menjadi korpus luteum yang
mensekresikan estrogen dan hormon progesteron. Estrogen yang disekresikan korpus luteum
tak sebanyak yang disekresikan oleh folikel. Jika sel telur tidak dibuahi maka korpus luteum
akan lisis dan sebuah folikel baru akan mengalami pematangan pada siklus berikutnya.
2. Tuba falopii/oviduct (saluran telur)
jumlah sepasang, ujungnya mirip corong berjumbai yang disebut infundibulum
berfungsi untuk menangkap ovum yang dilepas dari ovarium. Epithelium bagian dalam saluran
ini bersilia, gerakan silia akan mendorong ovum untuk bergerak menuju uterus.
4
3. Uterus (rahim)
Jumlah satu buah, berotot polos tebal, berbentuk seperti buah pir, bagian bawah
mengecil disebut cervix. Uterus merupakan tempat tumbuh dan berkembangnya embrio,
dindingnya dapat mengembang selama kehamilan dan kembali berkerut setelah melahirkan.
Dinding sebelah dalam disebut endometrium, banyak mengasilkan lendir dan pembuluh darah.
Endometrium akan menebal menjelang ovulasi dan meluruh pada saat menstruasi.
4. Vagina
Merupakan akhir dari saluran reproduksi wanita. Suatu selaput berpembuluh darah yang
disebut hymen menutupi sebagian saluran vagina. Membran ini dapat robek akibat aktivitas
fisik yang berat atau saat terjadi hubungan badan. Vagina berfungsi sebagai alat kopulasi
wanita dan juga sebagai saluran kelahiran. Dindingnya berlipat-lipat, dapat mengembang saat
melahirkan bayi. Pada dinding sebelah dalam vagina bermuara kelenjar bartholin yang
mensekresikan lendir saat terjadi rangsangan seksual.
5. Mons veneris
Merupakan bagian yang tebal dan banyak mengandung jaringan lemak terletak pada
bagian paling atas dari vulva
6. Labium mayora
Jumlah sepasang, merupakan suatu lipatan tebal yang mengelilingi vagina dan
ditumbuhi rambut
5
7. Labium minora
Jumlah sepasang, merupakan suatu lipatan tipis di sebelah dalam labium mayora,
banyak mengandung pembuluh darah dan saraf. Labium minora menyatu di bagian atas
membentuk clitoris. Labium minora mengelilingi vestibulum, suatu tempat dimana terdapat
lubang uretra di bagian atas dan lubang vagina di bagian bawah.
8. Clitoris
Berupa sebuah tonjolan kecil, merupakan bagian yang paling peka terhadap rangsang
karena banyak mengandung saraf.
B. SIKLUS MENSTRUASI
1. Oogenesis
Oogenesis merupakan proses pembentukan ovum di dalam ovarium. Di dalam ovarium
atau indung telur terdapat oogonium (oogonia = jamak). Oogonium bersifat diploid (2n =
mengandung 23 pasang kromosom atau 46 buah kromosom). Oogenesis telah dimulai sejak
bayi perempuan masih dalam kandungan ibunya berusia sekitar 5 bulan. Oogonium akan
memperbanyak diri dengan membelah berulang kali secara mitosis, membentuk oosit primer.
Oosit primer terbungkus dalam folikel yang penuh dengan cairan nutrisi yang diperlukan untuk
pertumbuhan ovum.
Pada saat bayi perempuan lahir, di dalam tiap ovariumnya mengandung sekitar satu juta
oosit primer. Oosit primer ini mengalami dorman atau mengalami fase istirahat beberapa tahun
hingga anak perempuan tersebut mengalami pubertas. Selama pertumbuhan anak perempuan,
beberapa oosit primer akan mengalami degenerasi, hingga ketika mencapai usia pubertas
jumlah oosit primer hanya tinggal sekitar 200.000 buah.
Memasuki usia pubertas sekresi hormon estrogen akan memacu oosit primer untuk
melanjutkan proses oogenesis; oosit primer mengalami meiosis pertama menghasilkan 2 sel
berbeda ukuran yaitu oosit sekunder (berukuran besar) dan polosit primer (berukuran kecil).
Oogenesis terhenti hingga terjadi ovulasi, bila tidak terjadi fertilisasi oosit sekunder
akan mengalami degenerasi. Namun bila ada penetrasi sperma dan terjadi fertilisasi, oogenesis
akan dilanjutkan dengan pembelahan meiosis kedua; oosit sekunder membelah menjadi 2 yaitu
ootid (berukuran besar) dan polosit sekunder (berukuran kecil). Sedangkan polosit primer
membelah menjadi 2 polosit sekunder. Sehingga pada akhir oogenesis dihasilkan 3 polosit dan
1 ootid yang berkembang menjadi ovum
6
Perkembangan folikel di dalam ovarium
Selama perkembangan oosit primer hingga menjadi oosit sekunder berada dalam
folikel, yaitu suatu kantung pembungkus yang penuh cairan yang menyediakan nutrisi bagi
oosit. Semula oosit primer berada dalam folikel primer kemudian berkembang menjadi folikel
sekunder. Ketika terbentuk oosit sekunder, folikel telah berkembang menjadi folikel tersier dan
akhirnya menjadi folikel de Graaf (folikel yang telah matang) Setelah ovulasi atau lepasnya
oosit sekunder folikel telur akan berubah menjadi korpus luteum. Korpus luteum mengalami
degenersi membentuk korpus albikan
a. Siklus Menstruasi
Menstruasi atau haid merupakan pendarahan yang terjadi akibat luruhnya dinding
sebelah dalam rahim (endometrium) yang banyak mengandung pembuluh darah. Lapisan
endometrium dipersiapkan untuk menerima implantasi embrio. Jika tidak terjadi implantasi
embrio lapisan ini akan luruh, darah keluar melalui cervix dan vagina. Pendarahan ini terjadi
secara periodik, jarak waktu antara menstruasi yang satu dengan menstruasi berikutnya dikenal
dengan satu siklus menstruasi.
Siklus menstruasi wanita berbeda-beda, namun rata-rata berkisar 28 hari. Hari pertama
menstruasi dinyatakan sebagai hari pertama siklus menstruasi. Siklus ini terdiri atas 4 fase: fase
menstruasi, fase pra-ovulasi, fase ovulasi, fase pasca-ovulasi
Siklus Menstruasi
1) Fase menstruasi
Terjadi bila ovum tidak dibuahi sperma, sehingga korpus luteum menghentikan
produksi hormon estrogen dan progesteron. Turunnya kadar estrogen dan progesteron
menyebabkan lepasnya ovum dari endometrium disertai robek dan luruhnya endometrium,
sehingga terjadi pendarahan. Fase menstruasi berlangsung kurang lebih 5 hari. Darah yang
keluar selama menstruasi berkisar antara 50 - 150 mili liter
2) Fase pra-ovulasi atau fase poliferasi
Hormon pembebas gonadotropin yang disekresikan hipotalamus akan memacu
hipofise untuk mensekresikan FSH. FSH memacu pematangan folikel dan merangsang folikel
untuk mensekresikan hormon estrogen. Adanya estrogen menyebabkan pembentukan kembali
(poliferasi) dinding endometrium. Peningkatan kadar estrogen juga menyebabkan seviks (leher
7
rahim) untuk mensekresikan lendir yang bersifat basa. Lendir ini berfungsi untuk menetralkan
suasana asam pada vagina sehingga mendukung kehidupan sperma.
3) Fase Ovulasi
Jika siklus menstruasi seorang perempuan 28 hari, maka ovulasi terjadi pada hari ke
14. Peningkatan kadar estrogen menghambat sekresi FSH, kemudian hipofise mensekresikan
LH. Peningkatan kadar LH merangsang pelepasan oosit sekunder dari folikel, peristiwa ini
disebut ovulasi.
4) Fase pasca ovulasi atau fase sekresi
Berlangsung selama 14 hari sebelum menstruasi berikutnya. Walaupun panjang siklus
menstruasi berbeda-beda, fase pasca-ovulasi ini selalu sama yaitu 14 hari sebelum menstruasi
berikutnya. Folikel de Graaf (folikel matang) yang telah melepaskan oosit sekunder akan
berkerut dan menjadi korpus luteum. Korpus luteum mensekresikan hormon progesteron dan
masih mensekresikan hormon estrogen namun tidak sebanyak ketika berbentuk folikel.
Progesteron mendukung kerja estrogen untuk mempertebal dan menumbuhkan pembuluh-
pembuluh darah pada endometrium serta mempersiapkan endometrium untuk menerima
implantasi embrio jika terjadi pembuahan atau kehamilan. Jika tidak terjadi pembuahan, korpus
luteum akan berubah menjadi korpus albikan yang hanya sedikit mensekresikan hormon,
sehingga kadar progesteron dan estrogen menjadi rendah. Keadaan ini menyebabkan terjadinya
menstruasi demikian seterusnya.
9
dan psikis yang terjadi di antara hari ke empat belas hingga hari kedua sebelum mestruasi, dan
akan hilang segera setelah datang menstruasi.
Perubahan fisik tersebut antara lain: kenaikan berat badan, terjadi pembesaran bagian
tubuh terutama daerah tertentu (perut, jari tangan, kaki) karena tubuh menahan cairan, pegal
dan nyeri otot terutama daerah pinggang, payudara membesar dan nyeri tekan, timbul jerawat,
air seni berkurang, pusing, mual, nafsu makan meningkat.
Perubahan psikis meliputi: kontrol emosi rendah, cepat marah, reaksi emosi yang tidak
logis, daya ingat dan konsentrasi rendah, lesu, depresi, rasa kurang percaya diri dan perasaan
tidak berharga.
Derajad keseriusan gejala sindrom pramenstruasi yang dialami wanita satu dengan yang
lain tidak sama. Pada umumnya wanita; perubahan fisik sindrom pramenstruasi tidak menjadi
masalah yang berarti dan dapat menjalani aktifitas hidupnya dengan normal. Namun pada
beberapa wanita; perubahan psikis sindrom pramenstruasi dapat menjadi masalah yang serius.
Dengan mengidentifikasi perubahan fisik yang terjadi pada dirinya sebagai sindrom
pramenstruasi, wanita dapat mengantisipasi dengan lebih berusaha mengontrol dan
mengendalikan emosinya sehingga hubungan harmonis dalam keluarga dan lingkungan
sosialnya tetap terjaga.
Siklus estrus
Jika pada manusia dan beberapa primata lainnya mempunyai siklus menstruasi, pada
mamalia lain dikenal adanya siklus estrus (estrous cycle). Pada siklus estrus lapisan
endometrium yang telah dipersiapkan untuk menerima konsepsi, akan diserap kembali oleh
uterus bila tak terjadi pembuahan, sehingga tidak banyak terjadi pendarahan. Pada hewan
betina periode seputar ovulasi; vagina mengalami perubahan yang memungkinkan terjadinya
perkawinan, periode ini disebut estrus. Dalam bahasa latin; oestrus berarti gairah atau kegilaan,
kopulasi hanya terjadi pada periode estrus. Pada peternak sapi, insemenasi buatan dilakukan
pada saat sapi betina mengalami estrus yang ditandai: vagina mengalami 3A dalam bahasa
Jawa (Abuh = ukuran lebih besar, Abang = warna merah, Anget = hangat). Jangka waktu siklus
estrus berbeda-beda; pada tikus hanya 5 hari, anjing dan beruang hanya mengalami satu siklus
pertahun, tetapi pada gajah mengalami beberapa kali siklus estrus pertahun.
12
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Dari uraian yang diuraikan diatas, maka dapat disimpulkan sbb :
1. Bagian-bagian dari sistem reproduksi wanita terdiri dari bagian dalam dan luar.
2. Dalam proses oogenesis, oogonium (oosit primer) akhirnya berkembang menjadi sel telur
dan badan kutub melalui pembelahan meiosis.
3. Ovulasi adalah proses keluarnya sel telur (ovum) ke ovarium.
4. Fertilisasi adalah proses bertemunya sel ovum dan sel sperma yang terjadi di dalam saluran
reproduksi wanita.
5. Dalam proses kehamilan Zigot berkembang secara bertahap yang akhirnya menjadi calon
janin dalam uterus.
6. Ada beberapa tahapan dalam sikuls menstruasi yaitu fase menstruasi, fase pra ovulasi, fase
ovulasi dan fase pasca ovulasi.
B. SARAN
Demikianlah makalah ini dibuat, mudah – mudahan apa yang saya paparkan bisa
menjadi tambahan pengetahuan bagi kita semua untuk lebih mengenal mengenai system
repruksi wanita. Kami menyadari apa yang kami paparkan dalam makalah ini tentu masih
belum sesuai apa yang di harapkan dengan ini saya berharap masukan yang lebih banyak lagi
dari guru pembimbing dan teman – teman semua.
13
DAFTAR PUSTAKA
http://pewidya.blogspot.com/p/sistem-organ-reproduksi-wanita.html
(Diunduh Hari Jumat, 16 Januari 2015)
https://ranida.wordpress.com/2011/12/07/alat-reproduksi-wanita-dan-fungsinya/
(Diunduh Hari Jumat, 16 Januari 2015)
http://rodi10.blogspot.com/2013/06/makalah-biologi-organ-reproduksi-manusia.html
(Diunduh Hari Jumat, 16 Januari 2015)
http://www.sexuil.com/2013/01/alat-reproduksi-pria-dan-wanita-beserta.html
(Diunduh Hari Jumat, 16 Januari 2015)
http://blog-reproduksi.blogspot.com/2013/03/organ-reproduksi-wanita.html
(Diunduh Hari Jumat, 16 Januari 2015)
http://kelasbiologiku.blogspot.com/2013/03/beberapa-penyakit-pada-sistem.html
(Diunduh Hari Jumat, 16 Januari 2015)
14