Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

PANDANGAN AGAMA DI INDONESIA TERHADAP


TINDAKAN MEDIS “ABORSI, TRANSPLATASI,
INSEMINASI, BAYI TABUNG, BEDAH PLASTIK, KB,
EUTHANASIA”

Disusun Dalam Rangka Memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester


Pendidikan Agama
Dosen Pembimbing :
Bpk. Safari Hasan S.IP.,M.M.R
Oleh :
Sarah Sabarina Windiyati
NIM : 30720021

PRODI D3 KEBIDANAN FAKULTAS ILMU


KESEHATAN INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI
WIYATA KEDIRI
2021/2022
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................4
Latar belakang................................................................................................................4
1.2  Tujuan Penulisan.....................................................................................................4
1.3  Rumusan masalah...................................................................................................4
1.4  Metode Penulisan...................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................5
2. 1 Aborsi......................................................................................................................5
2.2 Transplansi...............................................................................................................7
2.3 Inseminasi................................................................................................................8
2.4 Bayi tabung............................................................................................................10
2.5 Bedah Plastik..........................................................................................................15
2.6 Keluarga Berencana (KB)........................................................................................16
2.7 Euthanasia..............................................................................................................18
BAB III..............................................................................................................................21
PENUTUP.........................................................................................................................21
3.1  Kesimpulan............................................................................................................21
3.2  Saran.....................................................................................................................21
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat & ridho-Nya. Saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
PANDANGAN AGAMA DI INDONESIA TERHADAP TINDAKAN MEDIS “ABORSI,
TRANSPLATASI, INSEMINASI, BAYI TABUNG, BEDAH PLASTIK, KB, EUTHANASIA”
ini dengan baik dan tepat waktu.
Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada Bpk. Safari Hasan
S.IP.,M.M.R selaku dosen pengampu Pendidikan Agama. Saya sangat berharap
makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan . Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam tugas ini
terdapat kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi.
Untuk itu, saya berharap adanya kritik dan saran dari semua pihak demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini yang selanjutnya akan saya terima
dengan tangan terbuka, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
sarana yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dari saya.

Kediri, 17 November 2021

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Ciri-ciri manusia adalah selalu ingin mengetahui rahasia alam,


memecahkannya dan kemudian mencari teknologi untuk memanfaatkannya,
dengan tujuan memperbaiki kehidupan manusia. Semuanya dikembangkan
dengan menggunakan akal, atau rasio, yang merupakan salah satu keunggulan
manusia dibanding makhluk hidup lainnya. Sampai sekarang pun ciri watak
manusia itu masih terus berlangsung. Satu demi satu ditemukan teknologi baru
untuk memperbaiki kehidupan manusia agar lebih nyaman, lebih
menyenangkan,dan lebih memuaskan.
    Akselerasi perkembangan ilmu dan teknologi dewasa ini, memiliki multi
implikasi yang sangat luas. Salah satu implikasinya ialah perlunya dirumuskan
pandangan iman Kristen tentang hal tersebut. Demikian ini dimaksudkan agar
orang mendapatkan pedoman agamis dalam memberikan respon terhadap
implikasi ilmu dan teknologi itu. Contoh hasil akselerasi perkembangan tersebut
ialah ditemukannya teknologi bedah plastik, transfusi darah dan transplantasi
organ, yang mana terdapat banyak perbedaan pendapat mengenai hukumnya.
Hal ini disebabkan karena ketiganya merupakan persoalan kontemporer yang
hukumnya sendiri. Karena itu, dalam makalah ini akan dibahas mengenai
pandangan agama terhadap tindakan medis.

1.2  Tujuan Penulisan

1.      Agar mahasiswa mampu mengetahui pengertian dari berbagai tindakan medis


yang berkembang sekarang ini seperti : Aborsi, Transplantasi, Inseminasi , Bayi
tabung, Bedah plastik, KB dan Euthanasia.
2.      Agar mahasiswa mengetahui pandangan berbagai agama terhadap beberapa
tindakan medis.

1.3  Rumusan masalah

1.      Apakah pengertian dari Aborsi,Transplansi,Inseminasi,Bayi Tabung, Bedah


plastic, KB dan Euthanansia?
2.      Bagaimanakah pandangan berbagai agama terhadap berbagai tindakan medis
tersebut?
1.4  Metode Penulisan

penulisan yang kami gunakan dalam materi makalah iniadalah metode pustaka
yaitu buku-buku tentang tindakan kesehatan mengenai aborsi,  transplantasi ,
inseminasi ,bedah plastic, euthanasia serta  mengaitkannya dengan buku-buku
dari berbagai sumber agama yang ada di Indonesia.

BAB II
PEMBAHASAN

2. 1 Aborsi

1. Pengertian
Aborsi dalam dunia kedokteran dikenal dengan istilah
“abortus”.  Menurut Fact About Abortion, Info Kit on Women’s Health oleh
Institute for Social, Studies and Action, Maret 1991, dalam istilah kesehatan
aborsi didefinisikan sebagai penghentian kehamilan setelah tertanamnya telur
(ovum) yang telah dibuahi dalam rahim (uterus), sebelum usia janin (fetus)
mencapai 20 minggu. Aborsi atau gugur kandungan dapat dilakukan secara
sengaja maupun tidak sengaja. Alasan Wanita Melakukan Aborsi :
1. Pemerkosaan.
2.  Incest.
3. Alasan medis.
4. Alasan ekonomi.
5. Alasan sosial

2. Pandangan  Agama terhadap Aborsi


1.      Islam
Tidak ada satupun ayat didalam Al-Quran yang menyatakan bahwa aborsi
boleh dilakukan oleh umat Islam. Sebaliknya, banyak sekali ayat-ayat yang
menyatakan bahwa janin dalam kandungan sangat mulia. Dan banyak ayat-ayat
yang menyatakan bahwa hukuman bagi orang-orang yang membunuh  sesama
manusia adalah sangat mengerikan.
Membunuh satu nyawa sama artinya dengan membunuh semua orang.
Menyelamatkan satu nyawa sama artinya dengan menyelamatkan semua
orang.setiap tingkah laku kita terhadap nyawa orang lain, memiliki dampak yang
sangat besar. Firman Allah:  “Barang siapa yang membunuh seorang manusia,
bukan karena sebab-sebab yang mewajibkan hukum qishash, atau bukan karena
kerusuhan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia
seluruhnya. Dan barang siapa yang memelihara keselamatan nyawa seorang
manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara keselamatan nyawa manusia
semuanya.” (QS 5:32)
Tidak ada kehamilan yang merupakan “kecelakaan” atau kebetulan. Setiap
janin yang terbentuk adalah merupakan rencana Allah. Semua ini tidak terjadi
secara kebetulan. Al-Quran mencatat firman Allah: “Selanjutnya Kami dudukan
janin itu dalam rahim menurut kehendak Kami selama umur kandungan.
Kemudian kami keluarkan kamu dari rahim ibumu sebagai bayi.” (QS
22:5)  Dalam ayat ini malah ditekankan akan pentingnya janin dibiarkan hidup
“selama umur kandungan”.

2.      Kristen Protestan & Kristen Katolik


Hukuman bagi para pelaku aborsi sangat keras.  Apabila ada orang
berkelahi dan seorang dari mereka tertumbuk kepada seorang perempuan yang
sedang mengandung, sehingga keguguran kandungan, tetapi tidak mendapat
kecelakaan yang membawa maut, maka pastilah ia didenda sebanyak yang
dikenakan oleh suami perempuan itu kepadanya, dan ia harus membayarnya
menurut putusan hakim.  Tetapi jika perempuan itu mendapat kecelakaan yang
membawa maut, maka engkau harus memberikan nyawa ganti nyawa, mata
ganti mata, gigi ganti gigi, tangan ganti tangan, kaki ganti kaki, lecur ganti lecur,
luka ganti luka, bengkak ganti bengkak. Ke 19:36-38 .
3.      Budha
Dalam pandangan agama budha aborsi adalah suatu tindakan
pengguguran kandungan atau membunuh mahluk hidup yang sudah ada dalam
Rahim seorang ibu.Dari sudut pandang Budhis aborsi bisa di toleransi dan
dipertimbangkan untuk dilakukan.
Aborsi bisa dilakukan dengan alasan yang kuat ,misalnya janin dalam
kandungan dalam kondisi abnormal yang membahayakan kesehatan ibu dan
mengancam keselamatan ibu dan bayi dalam kandunganya.Aborsi dalam agama
budha merupakan suatu pembunuhan yang tidak di perbolehkan dan
menimbulkan karma buruk.Tetapi agama budha tidak melarang secara mutlak
orang yang melakukan aborsi dengan suatu alas an yang kuat.
4.      Hindu
Aborsi dalam Theology Hinduisme tergolong dalam perbuatan Himsa
karma”yang sejajar dengan membunuh,menyakiti dan menyiksa.
Membunuh dalam pengertian yang lebih dalam sebagai menghilangkan nyawa
janin yang tidak berdosa. Kitab-kitab suci hindu tentang larangan Aborsi antara
lain Rgveda 1.114,7 menyatakan “Ma no mahantam uta ma no
abrakham”,artinya janganlah mengganggu ataupun mencelakkan bayi.

2.2 Transplansi

A.    Pengertian
Transplansi organ adalah pemindahan seluruh atau sebagian organ dari
satu ketubuh ke satu tubuh yang lain,atau dari suatu tempat ke tempat lain pada
tubuh yang sama.Transplansi ditunjukan untuk menggantikan  organ yang rusak
atau tak berfungsi pada penerima dengan organ lain yang masih berfungsi dari
donor.Donor organ dapat berdasarkan orang yang masih hidup ataupun sudah
meninggal dunia.
B.     Pandangan berbagai agama terhadap Transplansi
1.      Islam
            Dalam Perspektif global,khusus di Negeri muslim,memperbolehkan
melakukan transplansi organ sesuai dengan ketentuan dan kondisi darurat dan
tidak untuk diperjual belikan.Pada umumnya syarat diperbolehkanya transplansi
organ terdiri atas:
1. Jika seorang pendonor telah meninggal maka,harus dengan
persetujuanorang tua  mayit atau walinya dan juga sesuai wasiat
almarhum/almarhumah.
2. Hanya boleh dilakukan dalam kondisi yang yang benar-benar
memerlukan atau darurat (mendesak).
3. Tidak menginginkan imbalan berupa materi,harta karena islam melarang
menjual belikan organ tubuh.

2.      Kristen  Katolik
Dalam ajaran katolik menganjurkan organ tubuh sekalipun jantung
mereka untuk di donorkan,asalkan  ketika menjadi pendonor keadaan pendonor
sudah benar-benar mati artinya bukan mati mati secara medis(koma).
Sesuai oleh ajaran Gk umat katolik yang ingin mendonorkan organ
tubuhnya harus menunggu ketika ia sudah wafat dan benar-benar ingin
menyumbangkan organ tubuhnya untuk orang lain.
3.      Kristen Protestan
Di Alkitab tidak dituliskan mengenai mendonorkan organ tubuh,selama
niatnya tulus dan tujuannya kebaikan itu boleh-boleh saja terutama untuk
membantu kelangsungan hidup suatu nyawa (nyawa orang yang membutuhkan
donor organ) bukan karena mendonorkan untuk suatu imbalan berupa
materi,uang untuk si pendonor organ.Dianjurkan apabila si pendonor wafat
daripada saat pendonor belum mati karena saat masih hidup organ tubuh
sangatlah penting.
4.      Hindu
Transplantasi organ tubuh dapat dibenarkan, dengan alasan ,bahwa
pengorbanan(yajna) kepada orang yang menderita,agar ia bebas dari
penderitaan dan dapat menikmati kesehatan dan kebahagiaan,jauh lebih penting
utama,mulia,dan luhur dari keutuhan organ tubuh manusia yang telah
wafat.Tetapi sekali lagi,perbuataan ini harus dilakukan diatas prinsip yajna yaitu
pengorbanan tulus ikhlas,tanpa pamrih dan bukan dilakukan untuk maksud
mendapatkan keuntungan material.
Kepentingan kemanusiaan ajaran agama hindu tidak melarang bahkan
menganjurkan umatnya untuk melaksanakan transplantasi organ tubuh dengan
dasar yajna(pengorbanan tulus ikhlas tanpa pamrih)dan untuk kesejahteraan
umat manusia.
5.      Budha
Dalam pengertian budhis,seseorang terlahir kembali dengan badan yang
baru,oleh karena itun patilah organ tubuh yang telah di donorkanpada
kehidupan yang lampau tidak lagi berhubungan dengan tubuh yang
sekarang.Artinya yaitu seseorang yang telah mendonorkan anggota tubuh
tertentu tetap akan terlahir kembali dengan organ tubuh yang lengkap dan
normal.
Dalam ajaran budha seseorang pendonor adalah salah satu bentuk
kamma baik,ketika seseorang  yang meninggal dunia mendonorkan kedua kornea
matanya maka dipercaya dalam kelahiran berikutnya(Akhirat),maka seseorang
itu akan mempunyai mata yang lebih sehat dan indah dari pada mata yang ia
miliki dalam kehidupan sekarang.
2.3 Inseminasi

A.    Pengertian
Inseminasi adalah merekayasa,yaitu proses menyutikkan sperma kedalam
Rahim wanita tanpa harus melakukan hubungan badan,dengan tujuan agar bisa
mendapatkan keturunan.Inseminasaimerupakan yang membantu wanita untuk
mengatasi kemandulan dimana sel telur wanita tersebut tidak ada bahkan
mengalami kelainan,proses teknologi inseminasi buatan yaitu dengan cara
merekayasa fertilasi (pembuahan diluar Rahim) menyuntikan sperma kedalam
ovarium wanita.

B.     Pandangan Agama Terhadap Inseminasi


1.      Islam
Menurut ajaran agama islam Inseminasi buatan yang tidak berasal dari
ovum dan sperma suami istri yang tidak sah hukumnya adalah haram begitupun
dengan inseminasi buatan dengan kontrak Rahim menurut hokum islam hal
tersebut adalah haram karena mengandung unsur asing dari pembuahan yang
bukan berasal dari benih pasangan suami istri yang sah,kecuali sperma dari
suaminya sendiri.
Firman Allah tentang ikatan suami-istri:yang artinya”Sebagian dari tanda-
tandanya bahwa dia menciptakan untukmu,jenismu,jodoh agar kamu merasa
senang kepadanya dan dia menjadikan diantara kamu kasih sayang dan
rahmat,Sesungguhnya dalam hal demikian itu terdapat tanda-tanda bagi mereka
yang berpikir”,QS ar-Rum:21
2.      Kristen protestan
Kajian agama Kristen inseminasi buatan tidak sesuai dengan
ajaran gereja protestan karena beberapa alasan tertentu diantaranya
yaitu:  
 Melibatkan Aborsi,tidak mempertimbangkan hakikat sang bayi sebagai
manusia.
 Masturbasi(Pengambilan sperma) selalu dianggap perbauatan dosa.
 Dilakukan diluar suami istri yang normal.
  Menghilangkan hak sang anak untuk dikandung secara normal,melalui
hubungan pernikahan suami istri.
3. Kristen Katolik
Menurut ajaran katolik suatu hubungan suami istri harus memiliki
tujuan union(persatuan suami istri) dan procreatin(terbuka untuk
kemungkinan lahirnya anak),maka inseminasi buatan baik yang
heterologi (melibatkan pihak ketiga) maupun yang homolog (suami istri
itu sendiri) tidak diperbolehkan karena tidak sesuai dengan ajaran
katolik ,dalam prosesnya meniadakan proses union(hubungan yang
terikat antara suami dan istri).

4.      Budha
Dalam pandangan agama budha,perkawinan adalah suatu pilihan hidup
dan bukan keewajiban,artinya seseorang dalam menjalani kehidupanya boleh
memilih untuk hidup berumah tangga atau sendiri.Termasuk dalam melakukan
inseminasi buatan,agama budha tidak melarang umatnya untuk melakukan
inseminasi buatan karena hal tersebut adalah pilihan.

5.      Hindu
Inseminasi buatan (bayi tabung) dapat diterima atas persetujuan suami
istri.Namun jika inseminasi atau pembuahan yang dilakukan dengan menyutikan
sperma ke ovum perempuan lain yang bukan istri sah nya bagi umat hindu tidak
sesuai dengan tata kehidupan agama hindu,karena tidak melalui samskara dan
menyulitkan dalam hukum kemasyarakatan umat hindu.

2.4 Bayi tabung


A. Pengertian
Bayi tabung adalah suatu prosedur yang dilakukan untuk membantu proses
kehamilan. Prosedur ini dapat menjadi salah satu solusi bagi pasangan yang
mengalami gangguan kesuburan untuk memiliki anak.
B. Pandangan Agama terhadap Bayi Tabung

A. Pandangan Agama Islam


Masalah ini sejak tahun 1980-an telah banyak dibicarakan di kalangan
Islam,baik di tingkat nasional maupun internasional. Misalnya Majlis Tarjih
Muhammadiyah dalam Muktamarnya tahun 1980, mengharamkan bayi tabung
dengan sperma donor sebagaimana diangkat oleh Panji Masyarakat edisi nomor
514 tanggal 1 September1986. Lembaga Fiqih Islam Organisasi konferensi Islam
(OKI) dalam sidangnya di Amman tahun 1986 mengharamkan bayi tabung
dengan sperma donor atau ovum, dan membolehkan pembuahan buatan
dengan sel sperma suami dan ovum dari isteri sendiri.

Fatma MUI
1) Bayi tabung dengan sperma dan ovum dari pasangan suami isteri yang
sah
hukumnya mubah (boleh) sebab hak ini termasuk ikhtiar berdasarkan kaidah-
kaidah agama.
2) Bayi tabung dari pasangan suami-isteri dengan titipan rahim isteri yang
lain (misalnya dari isteri kedua dititipkan pada isteri pertama/ hukumnya
haram
berdasarkan kaidah Sadd az-zari’ah, sebab hal ini akan menimbulkan masalah
yang rumit dalam kaitannya dengan masalah warisan (khususnya antara anak
yang dilahirkan dengan ibu yang mempunyai ovum dan ibu yang
mengandung
kemudian melahirkannya, dan sebaliknya).
3) Bayi tabung dari sperma yang dibekukan dari suami yang telah meninggal
dunia hukumnya haram berdasarkan kaidah Sadd az- zari’ah, sebab hal ini
akan menimbulkan masalah yang pelik, baik dalam kaitannya dengan
penentuan nasab maupun dalam kaitannya dengan hal kewarisan.
4) Bayi tabung yang sperma dan ovumnya diambil dari selain pasangan
suami
isteri yang sah hukumnya haram, karena itu statusnya sama dengan
hubungan kelamin antar lawan jenis di luar pernikahan yang sah (zina)
dan berdasarkan kaidah Sadd az-zari’ah, yaitu untuk menghindarkan
terjadinya perbuatan zina sesungguhnya.
Hukum senada juga difatwakan oleh Nahdlatul Ulama (NU)sebagai hasil dari
forum Munas Alim Ulama di Kaliurang, Yogyakarta pada 1981. Hanya saja NU
memberikan penekanan bahwa apabila sperma yang ditabung tersebut milik
suami-istri, tetapi cara mengeluarkannya tidak muhtaram, maka hukumnya juga
haram. “Mani muhtaram adalah mani yang keluar/dikeluarkan dengan cara yang
tidak dilarang oleh syara’.
‘Seandainya seorang lelaki berusaha mengeluarkan spermanya (dengan
beronani) dengan tangan istrinya, maka hal tersebut diperbolehkan, karena istri
memang tempat atau wahana yang diperbolehkan untuk bersenang-senang.

B. Pandangan Agama Kristen Katolik


Gereja katolik tidak mengijinkan bayi tabung. Sebab bayi tabung
merupakan teknologi fertilisasi atau konsepsi yang dilakukan oleh para ahli. Jika
manusia mengolah bayi tabung, artinya manusia itu sudah melampaui kewajaran
atau melebihi kuasa Allah Bapa yang sudah menciptakan manusia. Fertilisasi in
vitro menghapuskan tindakan kasih perkawinan sebagai sarana terjadinya
kehamilan, dan bukannya membantu tindakan kasih suami isteri itu mencapai
tujuannya yang alami.
Kehidupan baru tidak dibuahkan melalui suatu tindakan kasih antara
suami dan isteri, melainkan melalui suatu prosedur laboratorium yang dilakukan
oleh para dokter atau ahli medis. Suami dan isteri hanya sekedar sebagai sumber
“bahan baku” telur dan sperma, yang kemudian dimanipulasi oleh seorang ahli
sehingga menyebabkan sperma membuahi telur. Tak jarang pula dipergunakan
telur atau sperma dari “donor”. Artinya, ayah atau ibu genetik dari anak bisa saja
seorang lain dari luar perkawinan. Hal ini dapat menimbulkan situasi yang
membingungkan bagi si anak kelak, apabila ia mengetahui bahwa salah satu dari
orangtua yang membesarkannya, bukanlah orangtua bilogisnya.

Menurut gereja katolik pernikahan bukanlah tujuan untuk mendapatkan anak,


tetapi ada tujuan lain, yaitu untuk menyatukan seorang laki-laki dan seorang
wanita yang sudah direncanakan Tuhan. Dengan melihat janji pernikahan
menurut agama katolik, yaitu :
1) Tidak boleh diceraikan, kecuali oleh maut.
2) Suka
3) Duka
4) Miskin
5) Kaya.
Seorang anak akan diberikan Tuhan jika calon orang tua sudah siap. Karena apa
yang diberikan Tuhan, itu semua adalah rencana-Nya, dan itu baik buat manusia.

Persatuan cinta suami istri berlansung secara jasmaniah sedangkan bayi tabung
mengingkari kodrat perkawinan.
Seorang suami karena ingin memiliki anak lalu dia ingin menikah lagi dengan
wanita lain sangat dilarang oleh agama katolik. Karena pernikahan dilakukan
untuk seumur hidup baik suka maupun duka.
Praktek IVF bayi tabung dan ET itu tidak sesuai dengan ajaran Gereja Katolik,
karena beberapa alasan, diantaranya :
a. Umumnya IVF melibatkan aborsi, karena embryo yang tidak berguna
dihancurkan/dibuang.
b. IVF adalah percobaan yang tidak mempertimbangkan harkat sang bayi
sebagai manusia, melainkan hanya untuk memenuhi keinginan orang tua.
c. Pengambilan sperma dilakukan dengan masturbasi. Masturbasi selalu
dianggap sebagai perbuatan dosa, dan tidak pernah dibenarkan.
d. Persatuan sel telur dan sperma dilakukan di luar hubungan suami istri
yang normal.
e. Praktek IVF atau bayi tabung menghilangkan hak sang anak untuk
dikandung dengan normal, melalui hubungan perkawinan suami istri. Jika
melibatkan ‘Ibu angkat’, ini juga berarti menghilangkan haknya untuk
dikandung oleh ibunya yang asli.

B. Pandangan Agama Kristen Protestan


Menurut pandangan agama kristen protestan, program bayi tabung
dinginkan untuk dilaksanakan. Asalkan, dalam konteks yang melaksanakannya
adalah pasangan suami isteri yang sudah diberkati atau dinikahi. Program ini
dilaksanakan karena banyak orang yang masih mendambakan anak yang lahir
dari rahimnya sendiri. Tuhan berfirman “Segala sesuatu diperbolehkan.”Benar,
tetapi bukan segala sesuatu berguna. “Segala sesuatu diperbolehkan.”Benar,
tetapi bukan segala sesuatu membangun. (l korintus 10:23).
Program bayi tabung merupakan hasil pemikiran manusia. Tuhan Allah
membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup
kedalam hidungnya, - demikian manusia itu menjadi makhluk yang hidup
(Kejadian 2:7). B2ayi tabung boleh dilakukan asalkan dilakukan oleh pasangan
suami isteri yang sah dan tidak melibatkan orang lain. Maksudnya tidak
menyewa rahim atau mengambil sel telur milik wanita lain selain isterinya. Dan
tidak mengambil atau menggunakan sperma laki-laki lain selain suaminya.
Mengapa? karena lebih baik orang itu suami atau isteri menikah lagi, dari pada
melakukan hal ini. Karena perbuatan ini adalah pebuatan berzinah. Sebab ada
tertulis “Jangan berzinah “Keluaran 20:14). Alangkah baiknya jika pasangan
suami isteri yang ingin memiliki anak mengikuti program ini, dari pada suami
tidak menikahi isteri orang lain dan melakukan hal-hal yang tidak diinginikan.
Demikian halnya dengan pasangan suami isteri yang tidak memiliki biaya untuk
mengikuti program bayi tabung bisa mengandalkan doa. Seperti yang terdapat di
Lukas 1 : 5 - 25 (Pemberitahuan tentang kelahiran Yohanes Pembabtis).
Dalam Bagian ini diceritakan bahwa Clisabet adalah perempuan mandul.
Karena Elisabet dan suaminya Zakharia meminta dengan sungguh-sungguh dan
tanpa henti-henti akhirnya Tuhan menjawab doa merekaTuhan mengutus
malaikatnya untuk menyampaikan kabar ini kepada Zakaria pada saat Zakaria
membakar ukupan di Bait Suci. Malaikat juga mengatakan bahwa ketika anak itu
lahir Zakaria harus menamai anak itu Yohanes.
Bayi tabung bukan dilakukan melalui hubungan seks. Itulah sebabnya agama
Kristen menyetujui. Karena pada mulanya Tuhan Yesus lahir kebumi bukan
melalui hubungan seks antara Maaria dan Yusuf melainkan melalui roh kudus.
(Lukas 2 : 2-28; Pemberitahuan tentang Kelahiran Yesus).
D. Pandangan Agama Hindu
Menurut Ketut Wilamurti, S.Ag dari Parisada Hindu Dharma Indonesia
(PDHI) dan Bhikku Dhammasubho Mahathera dari Konferensi Sangha Agung
Indonesia (KASI).
Embrio adalah mahluk hidup. Sejak bersatunya sel telur dan sperma, ruh
Brahman sudah ada didalamnya, tanda-tanda kehidupan ini jelas terlihat. Karena
itu, embrio yang dihasilkan baik secara alarm” (hamil karena hubungan
seks/tanpa menggunakan teknologi fertilisasi), dan kehamilan non alami (hamil
karena menggunakan teknologi fertilisasi; Bayi tabung) merupakan suatu hasil
ciptaan Ranying Hatalla dan hasil ciptaan manusia.

Menurut agama Hindu program bayi tabung tidak disetujui karena sudah
melanggar ketentuan. Diartikan melanggar ketentuan karena sudah melanggar
kewajaran Tuhan (Ranying Hatalla) untuk menciptakan manusia.

Bayi Tabung :
1. Bayi tabung dapat diterima atas persetujuan suami-isteri.
Bayi tabung dilakukan oleh pasangan suami isteri yang siap dan
mengingini
seorang anak. tidak ada satupun yang bisa meiarang termasuk hukum.
Karena hak ini terdapat dalam UUD bab XA Pasal 28B ayat l yaitu setiap
orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui
perkawinan yang sah.
2. Insemi atau pembuahan secara suntik bagi umat hindu dipandang tidak
sesuai dengan tata kehidupan agama hindu, karena tidak melalui ciptaan
Tuhan.
Walaupun bayi tabung bisa dilakukan oleh pasangan suami isteri yang siap
dan mengingini anak, Agama hindu kaharingan tidak mengizinkan atau
memperbolehkan teknologi fertilisasi ini. Karena perbuatan ini sudah melanggar
hak cipta yang yang dilakukan oleh Ranying Hatalla.
Seperti yang diakui oleh umat hindu bahwa Ranying Hatala Katamparan yaitu
Ranyaing Hatala yang telah menciptakan manusia. Pada mulanya ranying
menciptakan nenek moyang (disebut Raja Bunu) di Pantai danum Sangiang,
sebelum diturunkan ke Pantai Danum Kalunen Ranying Hatalla terlebih dahulu
membekali Raja Bunu dengan segala aturan, tata cara, bahkan pengalaman
langsung untuk menuju ke kehidupan sempurna yang abadi.

E. Pandangan Agama Budha


Ketika banyak agama merasa terancam dengan pemikiran modern dan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, Agama Buddha justru
sebaliknya mendapatkan tempat untuk berjalan beriringan. Ketika banyak agama
menolak teori evolusi, perkembangan bioteknologi, maupun teori tanpa batas
tepi (teori kosmologi mengenai ketiadaan awal maupun akhir dari alam semesta
oleh Stephen Hawking), agama Buddha sebaliknya tidak langsung menolak hal-
hal tersebut.
Bagi ajaran Buddha, perkembangan tekonologi bagaikan pisau yang di
satu sisi dapat dimanfaatkan untuk memotong di dapur, namun di sisi lain dapat
dipakai untuk menusuk orang lain. Jadi, alih-alih ajaran Buddha menolak pisau
tersebut, melainkan alasan penggunaan pisau tersebut yang ditolak oleh Beliau
ketika dipakai untuk melukai.
Kesimpulannya, di dalam ajaran Agama Buddha itu sendiri tidak ditolak
adanya bayi tabung. Bahkan kloning pun juga tidak di tolak. Jadi, di lain kata
dapat dikatakan bahwa bayi tabung atau inseminasi buatan di dalam agama ini
diperbolehkan.

2.5 Bedah Plastik

A.    Pengertian
Bedah plastik berarti membentuk. Bedah plastik merupakan bagian dari
ilmu kedokteran bedah. Tujuan dari bedah plastik dilaksanakan untuk tujuan
perbaikan kecacatan fisik dan fungsi organ tubuh, dan untuk tujuan
penyempurnaan bentuk anggota tubuh yang secara fisik normal dan sehat
menjadi lebih indah. Salah satu contoh jelas kasus kecacatan fisik yang layak
mendapat bantuan penanganan bedah plastik, antara lain : kasus-kasus korban
luka bakar dan luka trauma panas, anak-anak bibir sumbing, kelainan bentuk dan
jumlah jari-jemari.Tapi Kenyataanya sekarang Bedah plastic semata-mata
digunakan wanita maupun laki-laki untuk mempercantik diri dan membuat tubuh
yang ideal .

B.     Pandangan Agama Bedah Plastik


1.      Islam
            Operasi plastik yang diharamkan adalah yang bertujuan semata-mata
untuk mempercantik atau memperindah wajah atau tubuh tanpa ada hajat untuk
pengobatan atau untuk memperbaiki cacat seperti operasi untuk memperindah
bentuk dagu, hidung, buah dada, menghilangkan kerut-kerutan dan sebagainya.
Sesuai firman Allah SWT (artinya): ”dan akan aku (syaitan) suruh mereka
(mengubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka mengubahnya” (QS.AN-
NISA:119).
Dari firman Allah diatas dapat kita katan bahwa ayat tersebut adalah
kecaman atas bisikan syaitan yang selalu membujuk manusia untuk melakukan
berbagai perbuatan maksiat, diantaranya mengubah ciptaan Allah maka
hukumnya haram.Secara umum agama islam megharamkan operasi plastik tanpa
indikasi yang secara umum bisa merubah bentuk ciptaan Allah juga banyak
mudharatnya dari pada manfaatnya  ( QS. An-Nisa 118-119).selain itu melakukan
operasi plastic adalah menyebabkan seseorang umat manusia tidak bersyukur
atas karunia yang ALLAH swt.

2.      Kristen Protestan  
Ada 2 tujuan dilakukannya bedah plastik, agama Kristen melihatnya
dengan bijak yaitu:Bedah plastik Rekontruksi yang tujuan untuk memperbaiki
dikarenakan cacat tubuh dan fungsi organ tubuh. Agama Kristen sangat setuju
sebab hal itu dilakukan untuk memulihkan fisik dan trauma.
Bedah plastik Estetika yang tujuan untuk menyempurnakan bentuk tubuh
atau agar tampil cantik dengan cara bedah. Agama Kristen tidak setuju, karena
diajarkan bagaimana setiap manusia bisa menghargai tubuhnya sebagai
anugerah Tuhan. Jikalau seseorang tidak puas dengan keadaan fisiknya yang
tidak sempurna maka sama saja ia tidak menghargai apa yang di karuniakan
Tuhan baginya.

3.      Kristen Katolik
Ajaran agama katolik,sejujurnya gereja katolik tidak membahas hal bedah
plastic secara khusus di dalam dokumen-dokumen Magisetrum.Namun
katekismus gereja katolik hanya mengajarkan prinsip dasarnya,yaitu:KGK
2288:Kehidupan dan kesehatan merupakan hal-hal yang bernilai,yang
dipercayakan tuhan kepada kita,kita harus merwatnya dengan cara bijaksana dan
bersama itu juga memperhatikan kebutuhan orang lain dan kesejahteraan
umum.
Bedah plastic dapat dikatakan dibenarkan jika dapat menjadi langkah
penyembuhan ,entah  secara fisik maupun mental asal berdasarkan prosedur-
prosedur yang tepat dan tidak menyakiti orang lain.

4.      Budha
Pandangan buddhisme,bedah plastic tidak melanggar sila sepanjang
memiliki tujuan yang positifatau bukan untuk penipuan dan pengobatan,
misalnya:  bibir sumbing,luka bakar,atau penyakit akibat dari kecelakaan bawaan.
Agama budha melarang operasi plastic atas dasar untuk mempercantik diri dan
membuat tubuh ideal karena menurut pandangannya hal
tersebut lobha (keserakahan) yang akan menimbulkan dosa(kebencian) jika
operasi tidak berjalan dengan lancer apabila hal tersebut telah terjadi akan
timbul MOHA atau kebodohan batin yang membuat manusia tidak pernah
mensyukuri nikmatnya.

5.      Hindu
Seperti agama yang lainya, sesungguhnya agama hindu tidak
mengajurkan  atau memperbolehkan umatnya merubah apa yang telah di
berikan brahma kepadanya.kepercayaan itu berlangsung karena dalam theology
hinduisme dilarang untuk menyakiti tubuh sendiri atau merubah ciptaan
tuhannya.
Bedah plastic dalam agama hindu dapat dilakukan asalkan benar-benar
atas unsur kesehatan seorang umat,mereka tidak akan melarang umatnya
karena itu merupakan suatu keadaan yang memang wajib dilakukan,jika tidak
dilakukan akan membahayakan kondisi seseorang umat.

2.6 Keluarga Berencana (KB)


A. Pengertian
Keluarga Berencana atau yang lebih akrab disebut KB adalah program skala
nasional untuk menekan angka kelahiran dan mengendalikan pertambahan
penduduk di suatu negara.
B. Pandangan Agama Islam terhadap KB
Pandangan Hukum Islam tentang Keluarga Berencana, secara prinsipil
dapat diterima oleh Islam, bahkan KB dengan maksud menciptakan keluarga
sejahtera yang berkualitas dan melahirkan keturunan yang tangguh sangat
sejalan dengan tujuan syari’at islam yaitu mewujudkan kemaslahatan bagi
umatnya. Selain itu, KB juga memiliki sejumlah manfaat yang dapat mencegah
timbulnya kemudlaratan. maka tidak diragukan lagi kebolehan KB dalam Islam.
Selain hukum islam yang mendukung keluarga berencana , ada para ulama yang
menafsirkan larangan keluarga berencana seperti yang tercantum dalam QS. Al-
An’am : 151
b. Pandangan Agama Hindu terhadap KB
Menurut agam hindu KB diperbolehkan karena, Mempunyai anak 1 asal
berkualitas lebih baik daripada banyak anak tetapi tidak berkualitas. sepanjang
proses pembuahan sampai lahirnya anak tidak bertentangan dengan kitab suci
weda
Unsur - unsur keluarga yang sempurna terdiri dari seorang suami, istri, dan
keturunannya serta proses pembuahan / kehamilannya tidak bertentangan
dengan kitab suci weda
Tujuan keluarga kecil adalah terciptanya anak yang berkualitas (suputra) bukan
semata - mata hanya karena faktor ekonomi.

c. Pandangan Agama Kristen Protestan terhadap KB


Agama kristen protestan memandang kesejahteraan keluarga diletakkan
dan diwujudkan dalam pemahaman yang bersifat real sesuai dengan kehendak
Allah dan tidak melarang umatnya ber-KB.

d. Pandangan Agama Buddha terhadap KB


Masalah kependudukan dan keluarga berencana belum timbul ketika
budha Gotama masih hidup. Tetapi kita bisa menelaah ajarannya yang relevan
dengan makna keluarga berencana.
Kebahagiaan dalam keluarga adalah adanya hidup harmonis antara suami
istri dan antara orang tua dan anaknya. Kewajiban orang tua terhadap anaknya
adalah berusaha menimbulkan dan memperkembangkan kesejahteraan untuk
anak-anaknya. Jadi, bila kita perhatikan kewajiban tersebut maka program KB
patut dilaksanakan karena KB menimbulkan kesejahteraan keluarga. Keluarga
berencana dibenarkan dalam agama budha dan umat budha dibebaskan memilih
cara KB yang cocok untuk masing – masing.

e. Pandangan Agama Katolik terhadap KB


Agama Katolik memandang pr!gram KB dapat diterima. Namun, cara
melaksanakannya harus diserahkan sepenuhnya kepada tanggung jawab suami-
istri, dengan mengindahkan kesejahteraan keluarga. Agama Katolik menyatakan
bahwa KB pertama-tama harus dipahami sebagai sikap tanggung jawab. Soal
metode, termasuk cara pelaksanaan tanggung jawab itu, umat Katolik harus
senantiasa bersikap dan berperilaku penuh tanggung jawab. Pelaksanaan
pengaturan kelahiran harus selalu memperhatikan harkat dan martabat manusia
serta mengindahkan nilai-nilai agama dan social budaya yang berlaku dalam
masyarakat.

2.7 Euthanasia

A.    Pengertian
Euthanasia merupakan tindakan penghentian kehidupan manusia baik
dengan cara menyuntikkan zat tertentu atau dengan meminum pil atau dengan
cara lainnya. Tindakan ini muncul akibat terjadinya penderitaan yang
berkepanjangan dari pasien. Di beberapa negara eropa dan sebagian Amerika
Serikat, tindakan euthanasia ini telah mendapat izin dan legalitas negara.  Pada
umumnya mereka beranggapan bahwa menentukan hidup dan mati seseorang
adalah hak asasi yang harus dijunjung tinggi.

B.     Pandangan agama terhadap Euthanasia


1.      Islam
            Menurut agama Islam sendiri euthanasia memiliki berbagai pendapat dari
segi di perbolehkannya atau tidak di perbolehkannya melakukan tindakan
euthanasia karena alasan-alasan tertentu yang memang benar-benar harus
dilakukan.
            Syariah Islam mengharamkan euthanasia , karena termasuk dalam
kategori pembunuhan sengaja (al-qatlu al-‘amad) walaupun niatnya baik yaitu
untuk meringankan penderitaan pasien. Hukumnya tetap haram, walaupun atas
permintaan pasien sendiri atau keluarganya.Firman Allah SWT mengenai
euthansia:Al-An’am:151,An-Nisaa`:92,An-Nisaa`:29.
            Seseorang yang melakukan euthanasia , misalnya dengan memberikan
suntikan mematikan, menurut hukum pidana Islam akan dijatuhi qishash atau
hukuman mati karena itu sama artinya dengan  membunuh. oleh pemerintahan
Islam(Khilafah).
menurut fatwa MUI Euthansia, tidak diperkenankan karena berarti melakukan
pembunuhan atau menghilangkan nyawa orang lain. Lebih lanjut, KH Ma’ruf
Amin ( Ketua Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia ) mengatakan, euthanasia
boleh dilakukan dalam kondisi yang sangat khusus atau mendesak untuk di
lakukan suntikan mati .

2.      Kristen Protestan
Seorang kristiani percaya bahwa mereka berada dalam suatu posisi yang
unik untuk melepaskan pemberian kehidupan dari Tuhan karena mereka percaya
bahwa kematian tubuh adalah merupakan suatu awal perjalanan menuju ke
kehidupan.
            Pemimpin gereja Katolik dan Protestan mengakui bahwa apabila tindakan
mengakhiri kehidupan ini dilegalisasi maka berarti suatu pemaaf untuk
perbuatan dosa, juga dimasa depan merupakan suatu racun bagi dunia
perawatan kesehatan, memusnahkan harapan mereka atas pengobatan yang
sedang berlangsung.
            Sejak awalnya, cara pandang yang dilakukan kaum kristiani dalam
menanggapi masalah “bunuh diri” dan “pembunuhan berdasarkan belas kasihan
(mercy killing) adalah dari sudut “kekudusan kehidupan” sebagai suatu
pemberian Tuhan. Mengakhiri hidup dengan alasan apapun juga adalah
bertentangan dengan maksud dan tujuan pemberian tersebut.

3.      KristenKatolik.
            Eutanasia secara harfiah diterjemahkan sebagai kematian yang baik atau
kematian tanpa penderitaan, adalah “tindakan atau pantang tindakan menurut
hakikatnya atau dengan maksud sengaja mendatangkan kematian, dengan
demikian menghentikan setiap rasa sakit” (Declaratio de Euthanasia).
 Dengan kata lain, eutanasia menyangkut mengakhiri hidup dengan
sengaja melalui suatu tindakan langsung, seperti suntik mati, atau dengan suatu
pantang, seperti membiarkan kelaparan atau kehausan. Perlu dicatat bahwa
eutanasia biasa dikenal sebagai “membunuh karena kasihan”; istilah ini paling
tepat sebab tindakan yang dilakukan bertujuan untuk membunuh dengan
sengaja, tak peduli betapa baik tujuannya, misalnya, untuk mengakhiri
penderitaan.
Agama kristen katolik berpendapat bahwa eutanasia itu pelanggaran
berat hukum Allah, karena berarti pembunuhan manusia yang disengaja dan dari
sudut moril tidak dapat diterima” .

4.      Hindu
            Pandangan agama Hindu terhadap euthanasia didasarkan pada ajaran
tentang karma, moksa dan ahimsa. Karma merupakan suatu konsekwensi murni
dari semua jenis kehendak dan maksud perbuatan, yang baik maupun yang
buruk, lahir atau bathin dengan pikiran kata-kata atau tindakan. Sebagai
akumulasi terus menerus dari “karma” yang buruk adalah menjadi penghalang
“moksa” yaitu suatu kebebasan dari siklus reinkarnasi yang menjadi suatu tujuan
utama dari penganut ajaran Hindu. Ahimsa merupakan prinsip “anti kekerasan”
atau pantang menyakitisiapapun.
            Bunuh diri adalah suatu perbuatan yang terlarang didalam ajaran Hindu
dengan pemikiran bahwa perbuatan tersebut dapat menjadi suatu factor yang
mengganggu pada saat reinkarnasi oleh karena menghasilkan “karma” buruk.
Kehidupan manusia merupakan suatu kesempatan yang sangat berharga
untuk meraih tingkat yang lebih baik dalam kehidupan kembali. Berdasarkan
kepercayaan umat Hindu, apabila seseorang melakukan bunuh diri, maka rohnya
tidak akan masuk neraka ataupun surga melainkan tetap berada didunia fana
sebagai roh jahat dan berkelana tanpa tujuan hingga ia mencapai masa waktu
dimana seharusnya ia menjalani kehidupan .
5.      Budha
            Euthanasia atau mercy killing tidak dibenarkan dalam agama Buddha
karena perbuatan membunuh atau mengakhiri kehidupan seseorang ini,
walaupun dengan alasan kasih sayang, tetap melanggar sila pertama dari
Pancasila Buddhis. Perbuatan membunuh atau mengakhiri hidup seseorang ini
sesungguhnya tidak mungkin dapat dilakukan dengan kasih sayang atau karuna. 
Sang Buddha bersabda sebagai berikut: “Orang itu, jika meninggal dunia
pada saat itu, pasti tumimbal lahir di alam dewa, sebab batin orang itu tenang.
Orang itu, jika meninggal dunia pada saat itu, pasti tumimbal lahir di alam
neraka, sebab batin orang itu gelisah”.
Dari sabda Sang Buddha tersebut di atas, jelas bahwa batin atau pikiran
seseorang pada saat ia akan meninggal dunia sangat menentukan keadaan
kehidupannya yang akan datang. Jika seseorang yang akan meninggal dunia itu
mempunyai pikiran yang tenang dan penuh cinta kasih, maka ia akan terlahir
kembali di alam yang menyenangkan. Namun, sebaliknya jika mempunyai pikiran
yang tidak tenang dan penuh dengan kebencian, maka ia akan terlahir kembali di
alam yang menyedihkan.
BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan

Tindakan medis adalah suatu cabang ilmu kedokteran tentang


satu  tindakan untuk memperbaiki,mengubah,dan merekayasa tubuh maupun
organ tubuh untuk kepentingan kesehatan. macam macam tindakan medis yaitu:
Aborsi ,Inseminasi,Bayi Tabung, Transplansi,Euthansia,KB, dan Bedah plastik.
Setiap tindakan medis diperbolehkan dan dipandang baik bagi setiap
agama asalkan sesuai dengan kepentingan medis dan dipandang dari segi
kesehatan pasien yang dilakukan dengan prosedur yang baik (tidak menyalahi
kodrat atau aturan dalam agama maupun kesehatan) sesuai dengan kepentingan
dan keperluan pasien .
3.2  Saran

Apapun yang telah di ciptakan oleh tuhan patut di syukuri dengan sebaik-
baiknya.jika akan melakukan tindakan medis sebaiknya harus memperhatikan
keadaan fisik,norma-norma agama yang dianut dan apa tujuan serta manfaat
untuk melakukan tindakan tersebut.
Daftar Pustaka

https://asuhankebidanan29.blogspot.com/2017/10/aborsitransplansiinseminasibe
dah.html
Listianti Asri Basuki, 2015. Bayi Tabung Menurut 5 Agama
Dimas Rendy Fambudi, 2016. Makalah KB

Anda mungkin juga menyukai