Anda di halaman 1dari 39

OM

SWASTIYASTU
PEMENUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

KELOMPOK : 1

ANGGOTA :

1.NI KADEK ELSA PRATIWI (15/P07120221064)


2.NI LUH AYU KURNIA DEWI (20/P07120221069)
3.NI WAYAN PUTRIASIH (44/P07120221093)
4. RISTA APRILIA (51/P07120221100)
POKOK
PEMBAHASAN
 Definisi Cairan dan Elektrolit
 Fungsi Cairan tubuh
 Kompartemen Cairan
 Body Fluid Volume
 Keseimbangan/komposisi cairan tubuh
 Faktor yang mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit
 Kebutuhan cairan menurut umur dan berat badan
 Masalah keseimbangan cairan dan elektrolit
DEFINISI CAIRAN DAN ELEKTROLIT

 CAIRAN

adalah volume air yang bisa


berupa kelebihan atau
 ELEKTROLIT
kekurangan air. Air tubuh
lebih banyak meningkat
adalah substansi yang
tonisitus adalah terminologi
menyebabkab ion kation (+)
guna perbandingan
dan anion (-)
osmolalitas dari salah satu
cairan tubuhyang normal.
Cairan tubuh terdiri dari
cairan eksternal dan internal
RumusanCAIRAN
FUNGSI Awal Pancasila
TUBUH

1. Sarana untuk mengangkut zat-zat makanan ke sel-sel


2. Mengeluarkan buangan-buangan sel
3. Membantu dalam metabolisme sel
4. Sebagai pelarut untuk elektrolit dan non elektrolit
5. Membantu memelihara suhu tubuh
6. Membantu pencernaan
7. Mempermudah eliminasi
8. Mengangkut zat-zat seperti hormon, enzin)
KOMPARTEMEN CAIRAN

Seluruh cairan tubuh didistribusikan diantaradua kompartemen utama, yaitu :


1. Cairan Intraseluler (CIS).
Merupakan cairan yang berada di dalam sel di seluruh tubuh.
2. Cairan Extraseluler (CES).
Merupakan cairan yang berada diluar sel dan terdiri dari 3 kelompok :
 Cairan intravaskuler (plasma)
 Cairan interstitial
 Cairan transeluler
3. Pada orang dewasa 60% dari berat badan adalah air (cairan dan elektrolit).
BODY FLUID VOLUME

Body Fluid 60%


water

Intracelluler 2/3 (40%) Extracelluler 1/3


(28 it in 70 kg young (20%) (14 it in 70 kg
adult young adult)

Transcelluler 1-3%
Interstitial 15% (10.5 it Plasma 5% (3.5 it in 70
in 70 kg young adult)
(Cerebrospinal)
kg young adult)
(aqueuous humor)
Intake dan Output Rata-Rata Harian Dari Unsur
Tubuh Yang Utama

Intake (Range) Output (Range)


Air (ml) Urine = 1.400-1.800
Air minum = 1400-1800 Faeces = 100
Air dalam makanan = 700- Kulit = 300-500
1000 Paru-paru = 600-800
Air hasil oksidasi = 300-400

Total = 2400-3200 Total = 2400-3200


KESEIMBANGAN/KOMPOSISI CAIRAN
TUBUH

Prosentase cairan tubuh ini bervariasi antara individu, sesuai dengan jenis kelamin dan umur individu tersebut. Pada
wanita dewasa, cairan tubuh meliputi 50% dari total berat badan. Pada bayi dan anak-anak, prosentase ini relatif lebih besar
dibandingkan orang dewasa dan lansia.

Perbedaan komposisi cairan tubuh berbagai kompartmen terjadi karena adanya penghalang yang memisahkan mereka.
Membran sel memisahkan cairan intrasel dengan cairan intersisial, sedangkan dinding pemisah cairan intersisial dengan
plasma. Dalam keadaan normal, terjadi keseimbangan susunan dan volume cairan antar kompartemen. Bila terjadi perubahan
konsentrasi atau tekanan di salah satu kompartemen, maka akan terjadi perpindahan cairan atau ion antar kompartemen
sehingga terjadi keseimbangan kembali.

 1.Perpindahan Substansi Antar Kompartmen.


 2. Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
 3.Keseimbangan Asam-Basa
 4. Ketidakseimbangan Asam-Basa
1.Perpindahan Substansi Antar Kompartmen.
LANJUTAN, Setiap kompartmen dipisahkan oleh barier atau membran yang
membatasi mereka. Setiap zat yang akan pindah harus dapat menembus
barier atan membran tersebut. Bila substansi zat tersebut dapat melalui
membran, maka membran tersebut 1. permeabel terhadap zat tersebut.
 Difusi
 Osmosis
 Filtrasi
 Transfort aktif

2. Keseimbangan Cairan dan Elektrolit


Keseimbangan air dan elektrolit dipertahankan melalui integrasi dari fungsi :
1. Ginjal
2. 2. Hormonal
3. 3. Saraf

Pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan 2 (dua) parameter penting, yaitu: volume
cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ekstrasel.
 Pengaturan volume cairan eksternal
 Pegaturan Osmolaritas Cairan Ekskresi
LANJUTAN,,
Pengaturan osmolaritas cairan ekstrasel oleh tubuh dilakukan melalui
1. Pengaturan osmolarias di nefron
2. Mekanisme haus dan peranan vasopresin ( anti diuretic hormone / ADH)
3. Pengaturan Elektrolit
 Natrium
 Kalsium
 Magnesium
 Clorida
 Bicarbonat
 Fosfat
4. Pengaturan Neuroendokrin dalam Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
LANJUTAN,,
3.Keseimbangan Asam-Basa
Keseimbangan asam-basa terkait dengan pengaturan konsentrasi ion H bebas dalam cairan tubuh. pH rata-rata
darah adalah 7,4, pH darah arteri 7,45 dan darah vena 7,35. Jika pH darah < 7,35 dikatakan asidosis, dan jika
pH darah > 7,45 dikatakan alkalosis. Ion H terutama diperoleh dari aktivitas metabolik dalam tubuh. Ion H
secara normal dan kontinyu akan ditambahkan ke cairan tubuh
a. pembentukan asam karbonat dan sebagian akan berdisosiasi menjadi ion H dan bikarbonat
b. Katabolisme zat organik disosiasi asam organik pada metabolisme intermedia, misalnya pada metabolisme
lemak terbentuk asam lemak dan asam laktat, sebagian asamini akan berdisosiasi saya koleksi ion H.

4. Ketidakseimbangan Asam-Basa
Ada 4 kategori ketidakseimbangan asam-basa, yaitu:
 Asidosis respiratori akibat retensi CO2 hipoventilasi.
 Alkalosis respiratori, disebabkan oleh kehilangan CO2 yang berlebihan akibat
hiperventilasi.
 Asidosis metabolik, asidosis yang bukan disebabkan oleh gangguan ventilasi
paru.
 Alkalosis metabolik, terjadi penurunan kadar ion H dalam plasma karena
defisiensi asam non-karbonat.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CAIRAN DAN
ELEKTROLIT
2. Aktivitas
Aktivitas hidup seseorang
sangat berpengaruh terhadap
kebutuhan cairan dan elektrolit.
Aktivitas menyebabkan
peningkatan proses
metabolisme dalam tubuh. Hal
1. Usia ini mengakibatkan peningkatan 3. Iklim
Asupan cairan individu cairan melalui keringat. Normalnya, individu yang tinggal
bervariasi berdasarkan usia.
di lingkungan yang iklimnya
Dalam hal ini, usia berpengaruh
tidak terlalu panas tidak akan
terhadap proporsi tubuh, luas
mengalami pengeluaran cairan
permukaan tubuh, kebutuhan
yang ekstrem melalui kulit dan
metabolik, serta berat badan.
pernapasan.
LANJUTAN,,
4. Diet
Diet seseorang 5. Stress
berpengaruh juga
terhadap asupan cairan Kondisi stress
dan elektrolit. Jika berpengaruh pada 6. Penyakit
asupan makanan tidak kebutuhan cairan dan
seimbang, tubuh elektrolit tubuh. Saat
berusaha memecah stress, tubuh mengalami Trauma pada jaringan
simpanan protein peningkatan metabolisme dapat menyebabkan
dengan terlebih dahulu seluler, peningkatan kehilangan cairan dan
memecah simpanan konsentrasi glukosa elektrolit dasar sel atau
lemak dan glikogen. darah, dan glikolisis otot. jaringan yang rusak.
Kondisi ini Mekanisme ini
menyebabkan penurunan mengakibatkan retensi air
kadar albumin. dan natrium.
LANJUTAN,,

9. Pembedahan
Klien yang menjalani
7. Tindakan Medis pembedahan beresiko
tinggi mengalami
Beberapa tindakan ketidakseimbangan cairan.
medis menimbulkan Beberapa klien dapat
efek sekunder terhadap 8. Pengobatan kehilangan banyak darah
kebutuhan cairan dan Penggunaan beberapa obat selama perode operasi.
elektrolit tubuh. seperti Diuretik maupun
laksatif secara berlebihan
dapat menyebabkan
peningkatan kehilangan
cairan dalam tubuh.
Akibatnya, terjadi defist
cairan tubuh.
KEBUTUHAN CAIRAN MENURUT UMUR DAN BERAT Bab

BADAN I

Kebutuhan cairan merupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia secara fisiologis,
yang memiliki proporsi besar dalam bagian tubuh, hampir 90% dari total berat badan
tubuh. Sisanya merupakan bagian padat dari tubuh. Secara keseluruhan, kategori
persentase cairan tubuh berdasarkan umur adalah: bayi baru lahir 75% dari total berat
badan, pria dewasa 57% dari total berat badan, wanita dewasa 55% dari total berat badan
dan dewasa tua 45% dari total berat badan.
Persentase cairan tubuh bervariasi, bergantung pada faktor usia, lemak dalam tubuh
dan jenis kelamin. Wanita dewasa mempunyai jumlah cairan tubuh lebih sedikit
dibanding pria karena pada wanita dewasa jumlah lemak dalam tubuh lebih banyak
dibanding pada pria.
Presentase cairan tubuh dibandingkan
berat badan

Umur Total cairan tubuh (%) terhadap BB

Bayi baru lahir 77


6 bulan 72
2 tahun 60
16 tahun 60
20-39 tahun : 60/50
Pria/Wanita

40-59 tahun : 55/47


Pria/wanita
Komposisi elektrolit cairan tubuh
Elektrolit Plasma (mEq/L) Interstetiel Interseluler
(mEq/KgH,o) (mEq/Kgh,o)
Kation :      
Na+ 142 145 10
K- 4 4 159
Ca20+ 5 3 1
Mg2- 2 2 40
Total 153 154 210
Anion :      
CI 103 117 3
HC03 25 28 7
Protein 17 - 45
Others 8 9 155
Total 153 154 210
MASALAH KESEIMBANGAN CAIRAN DAN
ELEKTROLIT
1. Ketidakseimbangan cairan
Ketidakseimbangan cairan meliputi dua kelompok
dasar, yaitu gangguan keseimbangan isotonis dan osmolar.
Ketidakseimbangan isotonis terjadi ketika sejumlah cairan
dan elektrolit hilang bersamaan dalam proporsi yang
seimbang. Sedangkan ketidakseimbangan osmolar terjadi
ketika kehilangan cairan tidak diimbangi dengan 2. Defisit Volume Cairan Bab
perubahan kadar elektrolit dalam proporsi yang seimbang
sehingga menyebabkan perubahan pada konsentrasi dan
Defisit volume cairan
terjadi ketika tubuh
III
osmolalitas serum. Berdasarkan hal tersebut, terdapat kehilangan cairan dan
empat kategori ketidakseimbangan cairan, yaitu : elektrolit ekstraseluler
a Kehilangan cairan dan elektrolit isotonik dalam jumlah yang
b Kehilangan cairan (hanya air yang berkurang) proporsional (isotonik).
c Penigkatan cairan dan elektrolit isotonis
d Penigkatan osmolal (hanya air yang meningkat)
LANJUTAN,,
3. Defisit Cairan
Faktor Resiko
a. kehilangan cairan berlebih (muntah, diare,dan pengisapan lambung) tanda klinis : kehilangan
berat badan
b. ketidakcukupan asupan cairan (anoreksia, mual muntah, tidak ada cairan dan depresi konfusi)
tanda klinis : penurunan tekanan darah

Bab
4. Dehidrasi
III
Dehidrasi disebut juga ketidakseimbangan hiperosmolar, terjadi akibat kehilangan
cairan yang tidak diimbangi dengan kehilangan elektrolit dalam jumlah
proporsional, terutama natrium.

5. Kelebihan Volume Cairan (Hipervolemia)


Kelebihan volume cairan terjadi apabila tubuh menyimpan cairan dan
elektrolit dalam kompartemen ekstraseluler dalam proporsi yang seimbang.
Karena adanya retensi cairan isotonik, konsentrasi natrium dalam serum
masih normal.
Pedoman Penyuluhan
Pasien-Keluarga

1. Beri pasien dan orang terdekat instruksi verbal dan tertulis tentang
hal tersebut
2. Tanda dan gejala hipervolemia
3. Gejala-gejala yang memerlukan pemberitahuan dokter setelah
pulang dari rumah sakit, sesak nafas, nyeri dada, ketidakteraturan
nadi baru
4. Diet rendah garam, bila diprogramkan, gunakan pengganti garam
dan hindari makanan yang mengandung natrium tinggi
5. Obat-obatan : termasuk nama, tujuan, dosis, frekuensi
kewaspadaan dan potensial efek samping, tanda gejala
hipokolemia bila pasien menggunakan diuretik
6. Pentingnya pembatasan cairan bila hipervolemia berlanjut
7. Pentingnya penimbangan berat badan setiap hari .
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
(Hipovolemia)
HIPOVOLEMI Hipovolemia merupakan penurunan volume cairan
1.
intravaskuler, interstisial, dan/ atau intraseluler.
A
Subjektif Objektif
Tidak tersedia Frekuensi nadi meningkat
  Nadi teraba lemah
  Tekanan darah meningkat
GEJALA DAN TANDA MAYOR
  Tekanan nadi menyempit
  Turgor kulit menurun
  Membran mukosa kering
  Volume urin menurun
  Hematokrit meningkat

Subjektif Objektif

Merasa lelah Pengisian vena menurun


GEJALA DAN TANDA MINOR
Mengeluh haus Status mental berubah

  Suhu tubuh meningkat

  Konsentrasi urin meningkat

  Berat badan turun tiba-tiba


Cairan dan Elektrolit

Usia Iklim Diet Stress Kondisi sakit

Makanan

Toksin tidak dapat diabsorbsi

Hiperperistaltik Penyerapan makanan di usus

Diare
POHON
MASALAH
Hilangnya cairan dan elektrolit

Dehidrasi

1. Nadi teraba lemah 2. Turgor kulit


menurun 3.Merasa lemas 4.Mengeluh haus

Hipovolemia
PEMERIKSAAN
DIAGNOSTIK
1. Kadar elektrolit serum 4. Berat jenis urine
Kadar elektrolit serum diukur Pemeriksaan berat jenis urine
untuk menentukan status hidrasi, mengukur derajat konsentrasi
konsentrasi elektrolit, dan urine. Rentang berat jenis urine
keseimbangan asam basa. normal antara 1,003 – 1,030.

3. Kadar kreatinin
Bab
Kadar kreatinin darah bermanfaat
untuk mengukur fungsi ginjal.
Kreatinin adalah produk normal
III
metabolisme otot dan diekskresikan
dalam kadar yang cukup konstan,
terlepas dari faktor asupan cairan, diet,
dan olah raga. 5. Analisis gas darah arteri
2. Hitung darah lengkap
Hitung darah lengkap adalah Pemeriksaan gas darah arteri
memberikan informasi tentang status
suatu penetapan jumlah dan tipe
keseimbangan asam
eritrosit dan leukosit per basa .Pemeriksaan pH darah arteri
milimeter kubik darah. mengukur konsentrasi hidrogen.
PENATALAKSANAAN Tujuan penatalaksanaan adalah menjaga keseimbangan
MEDIS cairan dan elektrolit dan mencegah komplikasi, yaitu
sebagai berikut:

5.
1. DIALYSIS PENGENDALIAN
HIPERTENSI

2.KOREKSI 4.KOREKSI
HIPERKALEMIA ASIDOSIS

3.KOREKSI
ANEMIA
A. PENGKAJIAN

Pengkajian merupakan langkah awal dari proses keperawatan. Sebelum


memulai seluruh proses, tenaga keperawatan akan melakukan pengkajian
awal terhadap kondisi pasien. Pasien akan diberikan banyak pertanyaan,
serta akan diberikan sejumlah tes, baik fisik maupun psikis. Pengkajian
keperawatan terdiri dari :

1.Identitas pasien
2.Keluhan utama
3.Riwayat kesehatan
4.Fisiologis
5.Analisa data
6.Identifikasi masalah
B.DIAGNOSA KEPERAWATAN

Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif,


kegagalan mekanisme regulasi, peningkatan permeabilitas kapiler,
kekurangan intake cairan, evaporasi ditandai dengan frekuensi
nadi meningkat, nadi teraba lemah, tekanan darah meningkat,
tekanan nadi menyempit, turgor kulit menurun, membrane mukosa
kering, volume urin menurun, hematocrit meningkat,merasa
lemah, mengeluh haus, pengisian vena menurun, status mental
berubah, suhu tubuh meningkat, konsentrasi urin meningkat,berat
badan turun tiba-tiba.
C.PERENCANAAN

Diagnosa Tujuan & Kriteria Intervensi Rasional


Hasil
Hipovolemia Setelah diberikan INTERVENSI
berhubungan
dengan....ditandai asuhan UTAMA (Status
dengan.... keperawatan...x...jam Cairan)
A. Observasi
diharapkan status cairan A. Observasi
1) Untuk mengetahui
membaik. 1) Periksa tanda dan
keluhan yang dirasakan
Dengan kriteria hasil : gejala hipovolemia
pasien
1) Pengisian vena meningkat 2) Monitor intake dan
2) Untuk mendeteksi dini
2) Perasaan lemah menurun output cairan
  kekurangan cairan serta
 
mengetahui
keseimbangan cairan
dalam tubuh

 
LANJUTAN,,

 
3) Frekuensi nadi membaik B. Terapeutik B. Terapeutik
4) Tekanan darah membaik 1) Hitung kebutuhan cairan 1) Agar cairan yang masuk
5) Kadar Hb meningkat 2) Berikan posisi sesuai dengan kebutuhan
6) Intake cairan membaik Trendelenburg 2) Posisi ini dapat
7) Status mental membaik 3) Berikan asupan cairan oral melancarkan peredaran
darah ke otak
 
3) Untuk mendukung
  pemulihan pasien
B. Edukasi B. Edukasi
1) Anjurkan 1) Agar cairan dalam tubuh
memperbanyak pasien cepat terpenuhi
asupan cairan oral 2) Agar cairan yang masuk
2) Anjurkan tidak mengalami gangguan.
menghindarkan  
perubahan posisi
mendadak

 
 
LANJUTAN,,

    D. Kolaborasi D. Kolaborasi
1) Kolaborasi 1) Pemberian cairan
pemberian cairan IV tubuh
isotonis (mis. NaCL, 2) Pemberian cairan
RL) sangat penting untuk
2) Kolaborasi pemenuhan cairan
pemberian cairan IV tubuh
hipotonis (mis. 3) Pemberian cairan
Glukosa 25%, NaCL yang tepat dapat
0,4%) mempercepat
3) Kolaborasi penyembuhan
pemberian cairan 4) Pemberian darah
koloid (mis. Albumin, dapat mengganti
Plasmanate) banyaknya darah
4) Kolaborasi yang hilang.
pemberian produk
darah.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
(MENGUKUR TEKANAN DARAH)
MENGUKUR TEKANAN DARAH
Rumusan Awal Pancasila
Pemeriksaan yang dilakukan dengan cara mengukur tekanan
PENGERTIAN darah dengan menggunakan spigmomanometer yang bertujuan
untuk mengetahui keadaan hemodinamik pasien atau kondisi
kesehatan secara umum.

TUJUAN Mengetahui tekanan darah.

1) Semua pasien baru datang ataupun dirawat


INDIKASI 2) Pasien yang memiliki penyakit hipertensi, jantung dan
penyakit kronis lainnya

PERSIAPAN ALAT 1) Sphigmomanometer air raksa/jarum yang siap dipakai


2) Stetoskop
3) Buku/alat tulis
PROSEDUR TINDAKAN

1) Persiapan diri perawat


TAHAP PRE INTERAKSI 2) Verivikasi catatan keperawatan medis
3) Persiapan alat

1) Berikan salam terapeutik


2) Identifikasi klien
3) Tanyakan nama dan tanggal lahir, dan cocokkan dengan gelang yang
dipakai oleh klien
TAHAP ORIENTASI
4) Klarifikasi kontrak sebelumnya (waktu, topik/kegiatan, tempat)
5) Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
6) Berikan kesempatan klien untuk bertanya
LANJUTAN,,
PROSEDUR TINDAKAN

TAHAP KERJA 1) Mengatur posisi pasien


2) Menempatkan diri di sebelah kanan pasien, bila mungkin
3) Letakkan lengan yang hendak di ukur
4) Pasang manset pada lengan atas sekitar 3 cm diatas fossa
cubiti
5) Tentukan denyut nadi radialis secara perlahan
6) Letakkan diafragma stetoskop di atas nadi brakhialis
7) Pompa terus sampai manometer setinggi 20 mmHg lebih
tinggi dari titik radialis tidak teraba
8) Kempeskan balon udara manset secara perlahan
LANJUTAN,,
PROSEDUR TINDAKAN

1) Evaluasi respon dan perasaan pasien


2) Sampaikan hasil kegiatan tekanan darah
3) Kontrak untuk kegiatan selanjutnya
TAHAP TERMINASI
4) Cuci tangan
5) Dokumentasikan : catat waktu melakukan tindakan
pengukuran tekanan darah, respon klien dan hasil
pengukuran
KESIMPULAN
Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam menjaga kondisi tubuh tetap sehat.
Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah salah satu bagian dari homeostasis
fisiologis. Salah satu fungsi cairan tubuh yaitu mempertahankan tekanan hidrostatikdalam
sistem kardiovaskuler. Komposisi Cairan Tubuh telah disampaikan pada pendahuluan bahwa
cairan dalam tubuh meliputi lebih dari 60% total berat laki-laki dewasa. Presentase cairan
tubuh ini bervariasi antara individu, sesuai dengan jenis kelamin dan umur individu tersebut.
Pada wanita dewasa, cairan tubuh meliputi 50% dari total berat badan. Pada bayi dan
anakanak, presentase ini relatif lebih besar dibandingkan orang dewasa dan lansia. Setiap
kompartmen dipisahkan oleh barier atau membran yang membatasi mereka. Setiap zat yang
akan pindah harus dapat menembus barier atan membran tersebut. Bila substansi zat tersebut
dapat melalui membran, maka membran tersebut permeabel terhadap zat tersebut. Adapun
faktor yang mempengaruhi kseimbangan normal cairan dan elektrolit yaitu usia, aktivitas,
iklim, diet, stress, penyakit, tindakan medis, pengobatan, pembedahan. Kebutuhan cairan
merupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia secara fisiologis, yang memiliki proporsi
besar dalam bagian tubuh, hampir 90% dari total berat badan tubuh. Sisanya merupakan
bagian padat dari tubuh. Ketidakseimbangan cairan meliputi dua kelompok dasar, yaitu
gangguan keseimbangan isotonis dan osmolar. Hipovolemia merupakan penurunan volume
cairan intravaskuler, interstisial, dan/ atau intraseluler (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016).
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai