SWASTIYASTU
PEMENUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
KELOMPOK : 1
ANGGOTA :
CAIRAN
Transcelluler 1-3%
Interstitial 15% (10.5 it Plasma 5% (3.5 it in 70
in 70 kg young adult)
(Cerebrospinal)
kg young adult)
(aqueuous humor)
Intake dan Output Rata-Rata Harian Dari Unsur
Tubuh Yang Utama
Prosentase cairan tubuh ini bervariasi antara individu, sesuai dengan jenis kelamin dan umur individu tersebut. Pada
wanita dewasa, cairan tubuh meliputi 50% dari total berat badan. Pada bayi dan anak-anak, prosentase ini relatif lebih besar
dibandingkan orang dewasa dan lansia.
Perbedaan komposisi cairan tubuh berbagai kompartmen terjadi karena adanya penghalang yang memisahkan mereka.
Membran sel memisahkan cairan intrasel dengan cairan intersisial, sedangkan dinding pemisah cairan intersisial dengan
plasma. Dalam keadaan normal, terjadi keseimbangan susunan dan volume cairan antar kompartemen. Bila terjadi perubahan
konsentrasi atau tekanan di salah satu kompartemen, maka akan terjadi perpindahan cairan atau ion antar kompartemen
sehingga terjadi keseimbangan kembali.
Pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan 2 (dua) parameter penting, yaitu: volume
cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ekstrasel.
Pengaturan volume cairan eksternal
Pegaturan Osmolaritas Cairan Ekskresi
LANJUTAN,,
Pengaturan osmolaritas cairan ekstrasel oleh tubuh dilakukan melalui
1. Pengaturan osmolarias di nefron
2. Mekanisme haus dan peranan vasopresin ( anti diuretic hormone / ADH)
3. Pengaturan Elektrolit
Natrium
Kalsium
Magnesium
Clorida
Bicarbonat
Fosfat
4. Pengaturan Neuroendokrin dalam Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
LANJUTAN,,
3.Keseimbangan Asam-Basa
Keseimbangan asam-basa terkait dengan pengaturan konsentrasi ion H bebas dalam cairan tubuh. pH rata-rata
darah adalah 7,4, pH darah arteri 7,45 dan darah vena 7,35. Jika pH darah < 7,35 dikatakan asidosis, dan jika
pH darah > 7,45 dikatakan alkalosis. Ion H terutama diperoleh dari aktivitas metabolik dalam tubuh. Ion H
secara normal dan kontinyu akan ditambahkan ke cairan tubuh
a. pembentukan asam karbonat dan sebagian akan berdisosiasi menjadi ion H dan bikarbonat
b. Katabolisme zat organik disosiasi asam organik pada metabolisme intermedia, misalnya pada metabolisme
lemak terbentuk asam lemak dan asam laktat, sebagian asamini akan berdisosiasi saya koleksi ion H.
4. Ketidakseimbangan Asam-Basa
Ada 4 kategori ketidakseimbangan asam-basa, yaitu:
Asidosis respiratori akibat retensi CO2 hipoventilasi.
Alkalosis respiratori, disebabkan oleh kehilangan CO2 yang berlebihan akibat
hiperventilasi.
Asidosis metabolik, asidosis yang bukan disebabkan oleh gangguan ventilasi
paru.
Alkalosis metabolik, terjadi penurunan kadar ion H dalam plasma karena
defisiensi asam non-karbonat.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CAIRAN DAN
ELEKTROLIT
2. Aktivitas
Aktivitas hidup seseorang
sangat berpengaruh terhadap
kebutuhan cairan dan elektrolit.
Aktivitas menyebabkan
peningkatan proses
metabolisme dalam tubuh. Hal
1. Usia ini mengakibatkan peningkatan 3. Iklim
Asupan cairan individu cairan melalui keringat. Normalnya, individu yang tinggal
bervariasi berdasarkan usia.
di lingkungan yang iklimnya
Dalam hal ini, usia berpengaruh
tidak terlalu panas tidak akan
terhadap proporsi tubuh, luas
mengalami pengeluaran cairan
permukaan tubuh, kebutuhan
yang ekstrem melalui kulit dan
metabolik, serta berat badan.
pernapasan.
LANJUTAN,,
4. Diet
Diet seseorang 5. Stress
berpengaruh juga
terhadap asupan cairan Kondisi stress
dan elektrolit. Jika berpengaruh pada 6. Penyakit
asupan makanan tidak kebutuhan cairan dan
seimbang, tubuh elektrolit tubuh. Saat
berusaha memecah stress, tubuh mengalami Trauma pada jaringan
simpanan protein peningkatan metabolisme dapat menyebabkan
dengan terlebih dahulu seluler, peningkatan kehilangan cairan dan
memecah simpanan konsentrasi glukosa elektrolit dasar sel atau
lemak dan glikogen. darah, dan glikolisis otot. jaringan yang rusak.
Kondisi ini Mekanisme ini
menyebabkan penurunan mengakibatkan retensi air
kadar albumin. dan natrium.
LANJUTAN,,
9. Pembedahan
Klien yang menjalani
7. Tindakan Medis pembedahan beresiko
tinggi mengalami
Beberapa tindakan ketidakseimbangan cairan.
medis menimbulkan Beberapa klien dapat
efek sekunder terhadap 8. Pengobatan kehilangan banyak darah
kebutuhan cairan dan Penggunaan beberapa obat selama perode operasi.
elektrolit tubuh. seperti Diuretik maupun
laksatif secara berlebihan
dapat menyebabkan
peningkatan kehilangan
cairan dalam tubuh.
Akibatnya, terjadi defist
cairan tubuh.
KEBUTUHAN CAIRAN MENURUT UMUR DAN BERAT Bab
BADAN I
Kebutuhan cairan merupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia secara fisiologis,
yang memiliki proporsi besar dalam bagian tubuh, hampir 90% dari total berat badan
tubuh. Sisanya merupakan bagian padat dari tubuh. Secara keseluruhan, kategori
persentase cairan tubuh berdasarkan umur adalah: bayi baru lahir 75% dari total berat
badan, pria dewasa 57% dari total berat badan, wanita dewasa 55% dari total berat badan
dan dewasa tua 45% dari total berat badan.
Persentase cairan tubuh bervariasi, bergantung pada faktor usia, lemak dalam tubuh
dan jenis kelamin. Wanita dewasa mempunyai jumlah cairan tubuh lebih sedikit
dibanding pria karena pada wanita dewasa jumlah lemak dalam tubuh lebih banyak
dibanding pada pria.
Presentase cairan tubuh dibandingkan
berat badan
Bab
4. Dehidrasi
III
Dehidrasi disebut juga ketidakseimbangan hiperosmolar, terjadi akibat kehilangan
cairan yang tidak diimbangi dengan kehilangan elektrolit dalam jumlah
proporsional, terutama natrium.
1. Beri pasien dan orang terdekat instruksi verbal dan tertulis tentang
hal tersebut
2. Tanda dan gejala hipervolemia
3. Gejala-gejala yang memerlukan pemberitahuan dokter setelah
pulang dari rumah sakit, sesak nafas, nyeri dada, ketidakteraturan
nadi baru
4. Diet rendah garam, bila diprogramkan, gunakan pengganti garam
dan hindari makanan yang mengandung natrium tinggi
5. Obat-obatan : termasuk nama, tujuan, dosis, frekuensi
kewaspadaan dan potensial efek samping, tanda gejala
hipokolemia bila pasien menggunakan diuretik
6. Pentingnya pembatasan cairan bila hipervolemia berlanjut
7. Pentingnya penimbangan berat badan setiap hari .
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
(Hipovolemia)
HIPOVOLEMI Hipovolemia merupakan penurunan volume cairan
1.
intravaskuler, interstisial, dan/ atau intraseluler.
A
Subjektif Objektif
Tidak tersedia Frekuensi nadi meningkat
Nadi teraba lemah
Tekanan darah meningkat
GEJALA DAN TANDA MAYOR
Tekanan nadi menyempit
Turgor kulit menurun
Membran mukosa kering
Volume urin menurun
Hematokrit meningkat
Subjektif Objektif
Makanan
Diare
POHON
MASALAH
Hilangnya cairan dan elektrolit
Dehidrasi
Hipovolemia
PEMERIKSAAN
DIAGNOSTIK
1. Kadar elektrolit serum 4. Berat jenis urine
Kadar elektrolit serum diukur Pemeriksaan berat jenis urine
untuk menentukan status hidrasi, mengukur derajat konsentrasi
konsentrasi elektrolit, dan urine. Rentang berat jenis urine
keseimbangan asam basa. normal antara 1,003 – 1,030.
3. Kadar kreatinin
Bab
Kadar kreatinin darah bermanfaat
untuk mengukur fungsi ginjal.
Kreatinin adalah produk normal
III
metabolisme otot dan diekskresikan
dalam kadar yang cukup konstan,
terlepas dari faktor asupan cairan, diet,
dan olah raga. 5. Analisis gas darah arteri
2. Hitung darah lengkap
Hitung darah lengkap adalah Pemeriksaan gas darah arteri
memberikan informasi tentang status
suatu penetapan jumlah dan tipe
keseimbangan asam
eritrosit dan leukosit per basa .Pemeriksaan pH darah arteri
milimeter kubik darah. mengukur konsentrasi hidrogen.
PENATALAKSANAAN Tujuan penatalaksanaan adalah menjaga keseimbangan
MEDIS cairan dan elektrolit dan mencegah komplikasi, yaitu
sebagai berikut:
5.
1. DIALYSIS PENGENDALIAN
HIPERTENSI
2.KOREKSI 4.KOREKSI
HIPERKALEMIA ASIDOSIS
3.KOREKSI
ANEMIA
A. PENGKAJIAN
1.Identitas pasien
2.Keluhan utama
3.Riwayat kesehatan
4.Fisiologis
5.Analisa data
6.Identifikasi masalah
B.DIAGNOSA KEPERAWATAN
LANJUTAN,,
3) Frekuensi nadi membaik B. Terapeutik B. Terapeutik
4) Tekanan darah membaik 1) Hitung kebutuhan cairan 1) Agar cairan yang masuk
5) Kadar Hb meningkat 2) Berikan posisi sesuai dengan kebutuhan
6) Intake cairan membaik Trendelenburg 2) Posisi ini dapat
7) Status mental membaik 3) Berikan asupan cairan oral melancarkan peredaran
darah ke otak
3) Untuk mendukung
pemulihan pasien
B. Edukasi B. Edukasi
1) Anjurkan 1) Agar cairan dalam tubuh
memperbanyak pasien cepat terpenuhi
asupan cairan oral 2) Agar cairan yang masuk
2) Anjurkan tidak mengalami gangguan.
menghindarkan
perubahan posisi
mendadak
LANJUTAN,,
D. Kolaborasi D. Kolaborasi
1) Kolaborasi 1) Pemberian cairan
pemberian cairan IV tubuh
isotonis (mis. NaCL, 2) Pemberian cairan
RL) sangat penting untuk
2) Kolaborasi pemenuhan cairan
pemberian cairan IV tubuh
hipotonis (mis. 3) Pemberian cairan
Glukosa 25%, NaCL yang tepat dapat
0,4%) mempercepat
3) Kolaborasi penyembuhan
pemberian cairan 4) Pemberian darah
koloid (mis. Albumin, dapat mengganti
Plasmanate) banyaknya darah
4) Kolaborasi yang hilang.
pemberian produk
darah.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
(MENGUKUR TEKANAN DARAH)
MENGUKUR TEKANAN DARAH
Rumusan Awal Pancasila
Pemeriksaan yang dilakukan dengan cara mengukur tekanan
PENGERTIAN darah dengan menggunakan spigmomanometer yang bertujuan
untuk mengetahui keadaan hemodinamik pasien atau kondisi
kesehatan secara umum.