Anda di halaman 1dari 13

“RESPON ORANGTUA TERHADAP BAYI BARU LAHIR”

[BOUNDING ATTACHMENT]

DOSEN PEMBIMBING

WIDYA LUSI ARISONA, S.ST., MPH

DISUSUN OLEH

1. Adinda Meirissa Diahningrum (190106001)


2. Hani’atul Mahmudah (190106004)
3. Ika Rahmawati (190106006)
4. Meta Selviana (190106009)
5. Putri Indar Jaelani (190106013)
6. Risqi Wijiyanti (190106016)
7. Nawang Wulansari (180106012)

TINGKAT II
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
UNIVERSITAS TULUNGAGUNG
JULI 2020
Jln. Raya Tulugagung Blitar Km. 04 Sumbergempol Tulungagung
telp. (0355) 331080

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
Karunia dan Rahmat-Nya, sehingga kami mampu menyelesaikan makalah yang berjudul
“Respon Orangtua Terhadap Bayi Baru Lahir” [Bounding Attachment]

Penulisan ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas
kuliah Etika dan Hukum Kesehatan. Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak
kekurangan-kekurangan baik dalam teknis penulisan maupun materi, mengingat kemampuan
yang kami miliki. Tak lupa juga kami ucapakan terima kasih kepada bapak atau ibu dosen yang
telah memberikan arahan kepada kami sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Kami ucapkan pula terima kasih sebanyak-banyaknya kepada teman-teman yang sudah ikut
berpartisipasi meluangkan waktunya untuk sekedar membantu kami. Dan ucapan terima kasih
untuk semua yang tak bisa kami sebutkan satu per satu.

Penyusun menyadari bahwa masih terdapat kekurangan maupun, mungkin kesalahan


dalam penyusunan makalah ini sehingga penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangung untuk perbaikan di masa yang akan datang dari seluruh pembaca

Akhir kata, penyusun berharap dengan adanya makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi pembaca dan para mahasiswa/mahasiswi umumnya. Penyusun mengucapkan terima kasih
dan mohon maaf jika terdapat kesalahan dalam penyusunan makalah ini.

Tulungagung, Juli 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Bounding Attachment

B. Cara Untuk Melakukan Bounding Attachment

C. Kondisi-Kondisi Yang Mempengaruhi Proses Bounding Attachment


D. Tahap-Tahap Bounding Attachment
E. Prinsip-Prinsip Dan Upaya Meningkatkan Bounding Attachment
F. Dampak Positif Bounding Attachment
G. Hambatan Bounding Attachment
H. Contoh Kasus

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kelahiran anggota keluarga baru dalam sebuah keluaga merupakan satu hal yuang
membawa perubahan terhadap anggota keluarga lainnya. Mereka beradaptasi dan
menyesuaikan diri terhadap bayi yang baru dilahirkan. Berbagai perasaan dan tingkah
laku mengalami perubahan, ada yang makin bahagia dengan kehadiran bayi namun tidak
sedikit juga yang mengingkarinya. Sikap dan perasaan anggota keluarga tersebut akan
membawa pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan bayi itu nantinya. Akan
tetapi sebelum menghadapi respon terhadap bayi baru lahir, orang tua akan melalui suatu
proses untuk menjadi orang tua.

Kelahiran adalah sebuah momen yang dapat membentuk suatu ikatan antara ibu
dan bayinya. Pada saat bayi dilahirkan adalah saat yang sangat menakjubkan bagi
seorang ibu ketika ia dapat melihat, memegang dan memberikan ASI pada bayinya untuk
pertama kali. Dan masa tenang setelah melahirkan disaat ibu merasa rileks, memberikan
peluang ide la untuk memulai pembentukan ikatan batin.

Seorang bayi yang baru lahir mempunyai kemampuan yang banyak misalnya bayi
dapat mencium,. Merasa, mendengar dan melihat. Kulit mereka sangat sensitive terhadapt
suhu dan sentuhan dan selama satu jam pertama setelah melahirkan mereka sangat
wasapada dan siap untuk mempelajari dunia baru mereka.

Jika tidak ada komplikasi yang serius stelah bayi lahir dapat langsug diletakkan di
atas perut ibu , kontak segera ini akan sangat bermanfaat baik bagi ibu maupun bayinya
telah terjadi sejak masa kehamilanndanpada saat persalinan ikatan itu akan semakin kuat.
Bidan sebagai tenaga kesehatan dapat menfasilitasi perilaku ikatan awal ini dengan cara
menyediakan sebuah lingkungan yang mendukung sehingga kontak dan interaksi yang
baik dari orang tua kepada anak dapat terjadi.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari bounding attachmen?

2. Bagaimana cara melakukan bounding attachmen?

3. Apa saja kondisi-kondisi yang mempengaruhi proses bounding attachmen?

4. Apa saja tahap tahap & prinsip-prinsip bounding attachmen?

5. Apa saja dampak serta hambatan pada bounding attachmen?

6. Apakah ada kasus mengenai bounding attachmen tersebut?

C. TUJUAN

1. Mengetahui pengertian dari bounding attachmen

2. Mengetahui bagaimana cara melakukan bounding attachmen

3. Mengetahui apa saja kondisi-kondisi yang mempengaruhi proses bounding


attachmen

4. Mengetahui apa saja tahap tahap & prinsip-prinsip bounding attachmen

5. Mengetahui apa saja dampak serta hambatan pada bounding attachmen

6. Mengetahui apakah ada kasus mengenai bounding attachmen tersebut


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Bonding Attachment

Bounding adalah proses pembentukan sedangkan attachment (membangun ikatan)


jadi bounding attachment adalah sebuah peningkatan hubungan kasih sayang dengan
keterikatan batin antara orangtua dan bayi. Hal ini merupakan proses dimana sebagai
hasil dari suatu interaksi terus-menerus antara bayi dan orang tua yang bersifat saling
mencintai memberikan keduanya pemenuhan emosional dan saling membutuhkan.
Bonding attachment terjadi pada kala IV, dimana diadakan kontak antara ibu-
ayah-anak dan berada dalam ikatan kasih. Menurut Brazelton (1978), bonding
merupakan suatu ketertarikan mutual pertama antar individu, misalnya antara orang tua
dan anak, saat pertama kali mereka bertemu. Attachment adalah suatu perasaan
menyayangi atau loyalitas yang mengikat individu dengan individu lain. Sedangkan
menurut Nelson & May (1996), attachmen merupakan ikatan antara individu meliputi
pencurahan perhatian serta adanya hubungan emosi dan fisik yang akrab.
Menurut Klaus, Kenell (1992), bonding attachment bersifat unik, spesifik, dan
bertahan lama. Mereka juga menambahkan bahwa ikatan orangtua terhadap anaknya
dapat terus berlanjut bahkan selamanya walau dipisah oleh jarak dan waktu dan tanda-
tanda keberadaan secara fisik tidak terlihat.
Menurut MATERNAL NEONATAL HEALTH Bonding attachment adalah
kontak dini secara lngsung natara ibu dan bayi setelah proses persalinan, dimulai pada
kala III sampai dengan postpartum.
Bounding adalah suatu langkah untuk mengungkapkan perasaan areksi (kasih
sayang) oleh ibu kepada bayinya segera setelah lahir sedangkan attachment adalah
interaksi antara ibu dan bayi secara spesifik sepanjang waktu.

B. Cara Untuk Melakukan Bounding Attachment


Cara untuk melakukan bounding ada bermacam-macam antara lain:
1. Pemberian ASI ekslusif
Dengan dilakukannya pemberian ASI secara ekslusif segera setelah lahir,
secara langsung bayi akan mengalami kontak kulit dengan ibunya yang
menjadikan ibu merasa bangga dan diperlukan , rasa yang dibutuhkan oleh semua
manusia.
2. Rawat gabung
Rawat gabung merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan agar antara
ibu dan bayi terjalin proses lekat (early infant mother bounding) akibat sentuhan
badan antara ibu dan bayinya. Hal ini sangat mempengaruhi perkembangan
psikologis bayi selanjutnya, karena kehangatan tubuh ibu merupakan stimulasi
mental yang mutlak dibutuhkan oleh bayi. Bayi yang merasa aman dan
terlindung, merupakan dasar terbentuknya rasa percaya diri dikemudian hari.
Dengan memberikan ASI ekslusif, ibu merasakan kepuasan dapat memenuhi
kebutuhan nutrisi bayinya, dan tidak dapat digantikan oleh orang lain. Keadaan
ini juga memperlancar produksi ASI, karena refleks let-down bersifat
psikosomatis. Ibu akan merasa bangga karena dapat menyusui dan merawat
bayinya sendiri dan bila ayah bayi berkunjung akan terasa adanya suatu kesatuan
keluarga.
3. Kontak mata
Beberapa ibu berkata begitu bayinya bisa memandang mereka,mereka
merasa lebih dekat dengan bayinya. Orang tua dan bayi akan menggunakan lebih
banyak waktu untuk saling memandang. Seringkali dalam posisi bertatapan. Bayi
baru lahir dapat diletakkan lebih dekat untuk dapat melihat pada orang tuanya.
4. Suara
Mendengar dan merenspon suara antara orang tua dan bayinya sangat
penting. orang tua menunggu tangisan pertama bayi mereka dengan tegang. Suara
tersebut membuat mereka yakin bahwa bayinya dalam keadaan sehat. Tangis
tersebut membuat mereka melakukan tindakan menghibur. Sewaktu orang tua
berbicara dengan nada suara tinggi, bayi akan menjadi tenang dan berpaling
kearah mereka.
5. Aroma
Setiap anak memiliki aroma yang unik dan bayi belajar dengan cepat
untuk mengenali aroma susu ibunya.
6. Entrainment
Bayi mengembangkan irama akibat kebiasaan. Bayi baru lahir bergerak-
gerak sesuai dengan struktur pembicaraan orang dewasa. Mereka menggoyangkan
tangan, mengangkat kepala, menendang-nendangkan kaki. Entrainment terjadi
pada saat anak mulai bicara.
7. Bioritme
Salah satu tugas bayi baru lahir adalah membentuk ritme personal
(bioritme). Orang tua dapat membantu proses ini dengan memberi kasih sayang
yang konsisten dan dengan memanfaatkan waktu saat bayi mengembangkan
perilaku yang responsif.
8. Inisiasi Dini
Setelah bayi lahir, dengan segera bayi ditempatkan diatas ibu. Ia akan
merangkak dan mencari puting susu ibunya. Dengan demikian, bayi dapat
melakukan reflek suckling dengan segera.

C. Kondisi-Kondisi Yang Mempengaruhi Proses Bounding Attachment


Berhasil atau tidaknya proses bounding attachment ini sangat dipengaruhi oleh kondisi-
kondisi sebagai berikut :
1. Kesehatan emosional orang tua
Orang tua yang mengharapkan kehadiran si anak dalam kehidupannya
tentu akan memberikan respon emosi yang berbeda dengan orang tua yang tidak
menginginkan kelahiran bayi tersebut. Respon emosi yang positif dapat
membantu tercapainya proses bounding attachment ini.
2. Tingkat kemampuan, komunikasi dan ketrampilan untuk merawat anak
Dalam berkomunikasi dan ketrampilan dalam merawat anak, orang tua
satu dengan yang lain tentu tidak sama tergantung pada kemampuan yang dimiliki
masing-masing. Semakin cakap orang tua dalam merawat bayinya maka akan
semakin mudah pula bounding attachment terwujud.
3. Dukungan sosial seperti keluarga, teman dan pasangan
Dukungan dari keluarga, teman, terutama pasangan merupakan faktor
yang juga penting untuk diperhatikan karena dengan adanya dukungan dari orang-
orang terdekat akan memberikan suatu semangat / dorongan positif yang kuat
bagi ibu untuk memberikan kasih sayang yang penuh kepada bayinya.
4. Kedekatan orang tua ke anak
Dengan metode rooming in kedekatan antara orang tua dan anak dapat
terjalin secara langsung dan menjadikan cepatnya ikatan batin terwujud diantara
keduanya.
5. Kesesuaian antara orang tua dan anak (keadaan anak, jenis kelamin)
Anak akan lebih mudah diterima oleh anggota keluarga yang lain ketika
keadaan anak sehat / normal dan jenis kelamin sesuai dengan yang diharapkan.

D. Tahap-Tahap Bounding Attachment


1. Perkenalan (acquaintance), dengan melakukan kontak mata, menyentuh,
berbicara, dan mengeksplorasi segera setelah mengenal bayinya.
2. Bounding (keterikatan)
3. Attachment, perasaan kasih sayang yang mengikat individu dengan indivudu lain.

E. Prinsip-Prinsip Dan Upaya Meningkatkan Bounding Attachment


 Dilakukan segera (menit pertama jam pertama).
 Sentuhan orang tua pertama kali.
 Adanya ikatan yang baik dan sistematis berupa kedekatan orang tua ke anak.
 Kesehatan emosional orang tua.
 Terlibat pemberian dukungan dalam proses persalinan.
 Persiapan PNC sebelumnya.
 Adaptasi.
 Tingkat kemampuan, komunikasi dan keterampilan untuk merawat anak.
 Kontak sedini mungkin sehingga dapat membantu dalam memberi kehangatan
pada bayi, menurunkan rasa sakit ibu, serta memberi rasa nyaman.
 Fasilitas untuk kontak lebih lama.
 Penekanan pada hal-hal positif.
 Perawat maternitas khusus (bidan).
 Libatkan anggota keluarga lainnya/dukungan sosial dari keluarga, teman dan
pasangan.
 Informasi bertahap mengenai bounding attachment.

F. Dampak Positif Bounding Attachment


 Bayi merasa dicintai, diperhatikan, mempercayai, menumbuhkan sikap social
 Bayi merasa aman, berani mengadakan eksplorasi

G. Hambatan Bounding Attachment


 Prematuritas
Bayi yang baru dilahirkan dalam keadaan prematur, kurang mendapat kasih
sayang dari ibunya karena kondisi belum cukup viable (kelangsungan hidup terus)
dan belum cukup untuk menyesuaikan dengan extrauterine, bahkan bayi
diletakkan dalam inkubator sampai bayi dapat hidup sebagai individu yang
mandiri.
 Bayi dan ibu sakit
Pada keadaan ibu atau bayi salah satu menderita sakit, dan harus mendapat
perawatan khusus, maka ikatan ibu dan bayi akan tertunda.
 Cacat fisik
Bayi lahir cacat fisik atau cacat bawaan, atau kelainan lainnya dapat menimbulkan
stress pada keluarga utamanya ibu. Ibu merasa malu dan kurang menyukainya.

H. Contoh Kasus
Ny. Rifa melahirkan secara SC di sebuah RS Swasta di Ngunut, karena indikasi
Bayi yang dikandungnya besar dan ada lilitan tali pusat. Setelah operasi Caesar selesai
dilakukan, petugas kesehatan yang membantu menolong persalinan tersebut langsung
membawa bayinya ke ruang neonatus tanpa dilakukan bounding atachment ( meletakkan
bayi didada ibu biar terjadi kontak kulit antara ibu dan bayi ataupun awal terjadinya
inisiasi Menyusu Dini). Akhirnya baru setelah prosedur operasi dilakukan dan Ny. Rifa
dibawa ke ruangan ,bayi tersebut dibawa ke ruangan untuk dirawat gabung dengan
ibunya dan sudah diberi susu formula dengan memakai dot. Keadaan ini diperparah
dengan kondisi puting susu Ny. Rifa yang datar, jadi bayi tidak mau untuk menyusu ke
ibunya. Akhirnya hal ini berlanjut sampai sekarang bayi Ny Rifa tidak mau menyusu
langsung ke ibunya biarpun puting susu sudah keluar.

 Penyebab :
- Petugas kesehatan yang tidak melakukan Inisiasi Menyusu Dini pada bayi
baru lahir.
- Petugas kesehatan tidak memberikan informasi dan asuhan yang tepat kepada
ibu yang puting susunya datar atau tenggelam.
- Petugas kesehatan langsung memberikan susu formula dengan menggunakan
dot.
 Solusi:
Dot/empeng dapat membuat bayi semakin menolak payudara karena
resiko bingung puting, dan cairan tambahan sebagai pengganti ASI dapat juga
menurunkan produksi ASI ibu karena intensitas menyusu pada payudara yang
semakin berkurang. Oleh karena itu, untuk menghindari berkurangnya produksi
ASI selama bayi menolak menyusu, usahakan ibu tetap memerah payudara secara
rutin dan berikan ASI perah pada bayi menggunakan media selain dot, sambil
terus coba susui bayi kembali pada payudara secara perlahan-lahan.
Selain itu, hal yang tak kalah penting, pastikan untuk mencari apa
penyebab bayi menolak menyusu, sehingga penanganannya akan sesuai dengan
penyebab bayi menolak menyusu. Perbanyak pula kontak kulit (skin to skin)
dengan bayi, sehingga bayi dapat mengenali kembali payudara dan bau asli ibu,
hingga perlahan lahan akan kembali menyusu seperti sedia kala
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Bounding attachment merupakan proses dimana sebagai hasil dari suatu interaksi
terus-menerus antara bayi dan orang tua yang bersifat saling mencintai memberikan
keduanya pemenuhan emosional dan saling membutuhkan. Bonding attachment sangat
diperlukan untuk bayi dan ibu terutama bagi ibu primipara. Bagi ibu primipara akan
banyak mendapatkan pengalaman dan perubahan yang dialami sangat banyak setelah
melahirkan karena adanya pergantian peran dari seorang ibu yang dulunya belum pernah
memiliki anak dan tidak tahu cara merawat anak,sekarang sudah berganti peran dan mau
tidak mau ibu tersebut harus dapat mengambil peran antaralain merawat bayi, memberi
ASI dan masih banyak lagi peran yang berubah setelah melahirkan. Ibu di sini tidak hanya
focus pada perubahan dirinya dan perawatan untuk dirinya sendiri namun ibu harus bisa
merawat bayinya juga. Bounding attachment juga tidak hanya untuk ibu yang primipara
namun juga untuk ibu yang multipara. Pemberian ASI eksklusif dengan melakukan IMD
dan rawat gabung merupakan cara yang baik untuk menerapkan bounding attachment.
BAB III
PENUTUP

Nurasiah. 2014. Asuhan Persalinan Normal bagi Bidan. Jakarta : Aditama


Sari, dkk 2013. Pengaruh Pijat Bayi Baru Lahir terhadap Bounding Attacchment.

Anda mungkin juga menyukai