Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH BAYI BARU LAHIR BERMASALAH

PERSALINAN CAPUT SUCCSEDANEUM

Oleh :

PRODI DII KEBIDANAN POLITEKNIK BHAKTI ASIH


PURWAKARTA2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya
sehingga penyusunan makalah yang berjudul “Asuhan Pada Neonatus Dengan Jejas
Persalinan Caput Succsedaneum” dapat selesai tepat pada waktunya.
Penyusunan makalah ini diajukan sebagai syarat menyelesaikan tugas . Dalam
penyusunan makalah ini penulis banyak mendapat bimbingan dan petunjuk dari
berbagai pihak.
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih belum sempurna, maka
saran dan kritik yang konstruktif sangat penulis harapkan demi perbaikan makalah
ini selanjutnya. Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat.
DAFTAR ISI

Halaman Judul.............................................................................................      i
Kata Pengantar.............................................................................................      ii
Daftar Isi......................................................................................................      iii     
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang.........................................................................              
1.2    Rumusan Masalah.........................................................................
1.3    Tujuan Penulisan......................................................................     
1.4    Manfaat Penulisan....................................................................     
BAB 2 PEMBAHASAN      
2.1   Pengertian.................................................................................       
2.2   Etiologi.....................................................................................       
2.3   Patofiologi ...............................................................................       
2.4   Manifestasi Klinis ...................................................................       
2.5   Pemeriksaan Diagnostik  .........................................................       
2.6   Penatalaksanaan ......................................................................       
2.7   Komplikasi ..............................................................................       
BAB 3 PENUTUP
3.1   Simpulan ..................................................................................       
3.2   Saran ........................................................................................       
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang.
Kelahiran seorang bayi merupakan saat yang membahagiakan orang tua, terutama
bayi yang lahir sehat. Bayi yang nantinya tumbuh menjadi anak dewasa melalui
proses yang panjang, dengan tidak mengesampingkan faktor lingkungan keluarga.
Terpenuhinya kebutuhan dasar anak (asah-asih-asuh) oleh keluarga akan
memberikan lingkungan yang terbaik bagi anak, sehingga tumbuh kembang anak
menjadi seoptimal mungkin. Tetapi tidak semua bayi lahir dalam keadaan
sehat. Beberapa bayi lahir dengan gangguan pada masa prenatal, natal dan
pascanatal. Keadaan ini akan memberikan pengaruh bagi tumbuh kembang anak
selanjutnya. Dan untuk masalah terjadinya caput succsedaneum pada bayi adalah
disebabkan persalinan dengan tindakan vakum ekstraksi dan kala II
memanjang. Kejadian caput succedaneum pada bayi sendiri adalah benjolan pada
kepala bayi akibat tekanan uterus atau dinding vagina dan juga pada persalinan
dengan tindakan vakum ekstraksi.
Asuhan kebidanan adalah perawatan yang diberikan oleh bidan .Jadi asuhan
kebidanan pada neonatus, bayi, dan balita adalah perawatan yang diberikan oleh
bidan pada bayi baru lahir (neonatus), bayi, dan balita. Neonatus, bayi, dan balita
dengan  persalinan adalah suatu keadaan trauma pada neonatus, bayi dan balita
yang terjadi selama proses persalinan dan dapat menyebabkan gangguan pada
neonatus, bayi, dan balita apabila tidak diberikan asuhan yang tepat dan
benar. Ada beberapa trauma akibat proses persalinan diantaranya adalah adanya
Caput succsedaneum.
1.2  Rumusan Masalah.
1.      Apa yang di maksud dengan caput succsedaneum ?

2.      Apa penyebab terjadinya caput succsedaneum ?


3.      Bagaimana patofisologi terjadinya caput succsedaneum ?
4.      Apa saja gejala terjadinya caput succsedaneum ?
5.      Bagaimana penatalaksanaan dari caput succsedaneum ?

1.3  Tujuan Penulisan.
1.      Untuk mengetahui pengertian dari caput succsedaneum.
2.      Untuk mengetahui penyebab terjadinya caput succsedaneum.
3.      Untuk mengetahui patofisiologi terjadinya caput succsedaneum.
4.      Untuk mengetahui gejala terjadinya caput succsedaneum.
5.      Untuk mengetahui penatalaksanaan caput succsedaneum.

1.4  Manfaat Penulisan.
Menambah wawasan mengenai asuhan pada neonates dengan jejas persalinan caput
succsedaneum, untuk selanjutnya dijadikan sebagai bahan acuan pengetahuan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian.
Caput succsedaneum adalah terjadinya edema di bawah kulit di antara peristeum dan kulit
kepala bayi sebagai akibat pengeluaran serum dari pembuluh darah. Sering dijumpai pada
partus lama, partus obstruksi, dan pada pertolongan dengan ekstrasi vakum ( caput
buatan ). Biasanya menghilang 2-5 hari postpartum.

Caput Succedaneum merupakan penumpukan cairan serosanguineous, subkutan, dan


ekstraperiosteal dengan batas yang tidak jelas. Kelainan ini biasanya pada presentasi
kepala, sesuai dengan posisi bagian yang bersangkutan. Pada bagian tersebut terjadi edema
sebagai akibat pengeluaran serum dari pembuluh darah. Kelainan ini disebabkan oleh
tekanan bagian terbawah janin saat melawan dilatasi serviks. Caput Succedaneum
menyebar melewati garis tengah dan sutura serta berhubungan dengan moulding tulang
kepala. Caput Succedaneum biasanya tidak menimbulkan komplikasi dan akan
menghilang dalam beberapa hari setelah kelahiran. Terapi hanya berupa observasi.

2.2 Etiologi.
Banyak hal yang menjadi penyebab terjadinya caput succedaneum pada bayi baru
lahir(Obstetri fisiologi,UNPAD, 1985, hal 254), yaitu :
1. Persalinan lama
Dapat menyebabkan caput succsedaneum karena terjadi tekanan pada jalan lahir yang
terlalu lama, menyebabkan pembuluh darah vena tertutup, tekanan dalam vena kapiler
meninggi hingga cairan masuk kedalam cairan longgar dibawah lingkaran tekanan dan
pada tempat yang terendah.
2. Persalinan dengan ekstraksi vakum / forcep.
Pada bayi yang dilahirkan vakum yang cukup berat, sering terlihat adanya caput vakum
sebagai edema sirkulasi berbatas dengan sebesar alat penyedot vakum yang digunakan.

2.3 Patofisiologi.
Kelainan ini timbul karena tekanan yang keras pada kepala ketika memasuki jalan lahir
sehingga terjadi bendungan sirkulasi kapiler dan limfe disertai pengeluaran cairan tubuh ke
jaringan ekstra vaskuler. Benjolan caput ini berisi cairan serum dan sering bercampur
dengan sedikit darah. Benjolan dapat terjadi sebagai akibat bertumpang tindihnya tulang
kepala di daerah sutura pada suatu proses kelahiran sebagai salah satu upaya bayi untuk
mengecilkan lingkaran kepalanya agar dapat melalui jalan lahir. Umumnya moulage ini
ditemukan pada sutura sagitalis dan terlihat segera setelah bayi lahir. Moulage ini
umumnya jelas terlihat pada bayi premature dan akan hilang sendiri dalam satu sampai dua
hari.
Menurut Sarwono Prawiraharjo dalam Ilmu Kebidanan 2002, proses perjalanan penyakit
caput succedaneum adalah sebagi berikut :
1.   Pembengkakan yang terjadi pada kasus caput succadeneum merupakan pembengkakan
difus jaringan otak, yang dapat melampaui sutura garis tengah.
2.   Adanya edema dikepala terjadi akibat pembendungan sirkulasi kapiler dan limfe
disertai pengeluaran cairan tubuh. Benjolan biasanya ditemukan didaerah presentasi lahir
dan terletak periosteum hingga dapat melampaui sutura.
2.4  Manifestasi Klinis.
Menurut Nelson dalam Ilmu Kesehatan Anak (Richard E, Behrman.dkk.2000), tanda dan
gejala yang dapat ditemui pada anak dengan caput succedaneum adalah sebagi berikut :
1.  Adanya edema dikepala,  hal ini disebabkan karena adanya penggumpalan cairan
dibawah kulit kepala bayi sehingga kepala bayi terlihat bengkak atau oedema.
2.  Pada perabaan teraba lembut dan lunak, Benjolan ini terlokalisir, dapat tunggal atau
lebih dari satu ( multiple ). Tempat lunak ini akan berdenyut seirama dengan jantung.
Ketika seorang bayi aktif atau mendapat demam, daerah ini akna berdenyut lebih cepat.
3. Edema melampaui sela-sela tengkorak, semua bayi memiliki daerah lunak di kepala
mereka ( fontanel ), yang mungkin tidak akan menutup sampai 18 bulan. Ini adalah tempat
dimana tulang tengkorak belum menyatu. Fontanel yang terbuka ini memberi tengkorak
lebih banyak kelenturan selama proses kelahiran atau ketika bayi membenturkan.
4. Batas yang tidak jelas, biasanya pembengkakan akan melewati garis tengah kepala dan
menyeberangi ubun-ubun. Kepala yang tidak rata bisa juga disebabkan pecahnya
pembuluh darah akibat proses persalinan, ciri-cirinya benjolan tidak akan melewat garis
ubun-ubun. Bila darahnya banyak bayi bisa kekurangan darah dan kulitnya menjadi
kuning.
5. Biasanya menghilang 2-3 hari tanpa pengobatan.

2.5 Pemeriksaan Diagnostik.
Sebenarnya dalam pemeriksaan caput succedaneum tidak perlu dilakukan pemeriksaan
diagnostik lebih lanjut melihat caput succedaneum sangat mudah untuk dikenali. Namun
juga sangat perlu untuk melakukan diagnosa banding dengan menggunakan foto rontgen
(X-Ray) terkait dengan penyerta caput succedaneum yaitu fraktur tengkorak, koagulopati
dan perdarahan intrakranial. (Meida.2009).

2.6     Penatalaksanaan.
Berikut adalah penatalaksanaan secara umum yang bisa diberikan pada anak dengan caput
succedaneum :
1.      Bayi dengan caput succedaneum diberi ASI langsung dari ibu tanpa makanan
tambahan apapun, maka dari itu perlu diperhatikan penatalaksanaan pemberian ASI yang
adekuat dan teratur.
2.      Bayi jangan sering diangkat karena dapat memperluas daerah edema kepala.
3.      Atur posisi tidur bayi tanpa menggunakan bantal.
4.      Mencegah terjadinya infeksi dengan :
1)      Perawatan tali pusat.
2)      Personal hygiene baik.
5.      Berikan penyuluhan pada orang tua tentang :
1)      Perawatan bayi sehari-hari, bayi dirawat seperti perawatan bayi normal.
2)      Keadaan trauma pada bayi , agar tidak usah khawatir karena benjolan akan
menghilang 2-3 hari.
6.      Berikan lingkungan yang nyaman dan hangat pada bayi.
7.      Awasi keadaan umum bayi.

2.7     Komplikasi.
1.      Infeksi.
Infeksi pada caput succedaneum bisa terjadi karena kulit kepala terluka. (kosim, 2003).
2.      Ikterus.
Pada bayi yang terkena caput succedanieum dapat menyebabkan ikterus karena
inkompatibilitas faktor Rh atau golongan darah A, B, O antara ibu dan bayi. (Kosim,
2003).
3.      Anemia.
Anemia bisa terjadi pada bayi yang terkena caput succedanieum karena pada benjolan
terjadi perdarahan yang hebat atau perdarahan yang banyak.
BAB 3
PENUTUP

3.1     Kesimpulan.
Caput succsedaneum adalah pembengkakan yang edematosa atau kadang-kadang ekimotik
dan difus dari jaringan lunak kulit kepala yang mengenai bagian yang telah dilahirkan
selama persalinan verteks. Edema pada caput succedaneum dapat hilang pada hari
pertama, sehingga tidak diperlukan terapi.Tetapi jika terjadi ekimosis yang luas, dapat
diberikan indikasi fototerapi untuk kecenderungan hiperbilirubin. Kadang-kadang caput
suksadenum disertai dengan molding atau penumpangan tulang parietalis, tetapi tanda
tersebut dapat hilang setelah satu minggu. Pada kala II lama terjadi penekanan otot
diafragma pelvis mengakibatkan spasme pintu panggul. Dengan adanya gaya berat,
mengakibatkan kontraksi uterus sehingga tulang kepala tertekan. Sehingga fontanel
meregang dan CSS (Central Canal of Spinal cord) tidak bisa mengalir ke seluruh
otak. Sehingga CSS menerobos ke jaringan atau intraviber. Sehingga potensial (cairan)
tedorong ke bagian ubun-ubun besar dan terjadi timbunan CSS dibawah kulit kepala.

3.2     Saran.

Pada caput succedaneum kita bisa menjelaskan kepada ibu dan keluarga bayi, bahwa tidak
diperlukan tindakan atau penanganan khusus bila tanpa komplikasi .
Bagi tenaga kesehatan untuk memimpin persalinan dengan aman dan tepat. Meningkatkan
lagi para tenaga kesehatan baik secara teknis maupun non teknis dalam memberikan
pelayanan kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI.2005. Panduan Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir untuk Dokter, Bidan, dan


Perawat di Rumah Sakit. Jakarta : IDAI UKK Perinatologi MHN-JPHIEGO.
Saifuddin, Abdul Bari. 2002. Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan dan Neonatal. Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiro Hardjo.
Sudarti, dkk.2010. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi dan Anak Balita.Yogyakarta : Nuha
Medika.
Prawiraharjo,sarwono.2000. Ilmu kebidanan.
Afida, Fida, 2016. Makalah Caput Succsedaneum. (online).
https://mymidwife18.blogspot.com/2016/12/makalah-caput-succsedaneum.html

Anda mungkin juga menyukai