Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN ADAPTASI IBU DAN PROSES MENYUSUI

Dosen Pembimbing: Dr. Hj. Nani Yunarsih, M.Kes

KELAS B (S1 Kebidanan Transfer)


Kelompok 3 :
Ai Susilawati 6021032100
Sihon Erlina Silaban 6021032074
Rahmi Nurvianti Selian 6021032066
Indah wulandari 6021032038
Yunianti 6021032098
Khafidoh 6021032041
Ihfal falakhiyah . 6021032034

PROGRAM STUDI SARJANA DAN PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS FALETEHAN
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
A. Adaptasi Ibu Dalam Proses Menyusui
1. Kandungan, Keuntungan, dan Kontraindikasi ASI
a. Kandungan ASI
 Air
ASI mengandung 87,5 persen air. Karenanya pada periode ASI eksklusif
selama 6 bulan, bayi tak perlu diberi minuman atau makanan lain, kecuali dalam
kondisi medis tertentu, seperti harus minum obat.
 Kolostrum
Kolostrum merupakan ASI yang keluar pertama kali pada 1-5 hari
pascamelahirkan. Kolostrum yang berwarna kekuningan ini mengandung
immunoglobulin A yang tinggi. Jadi, sangat penting menyusui sejak bayi lahir.
 Karbohidrat
Karbohidrat utama dalam ASI adalah laktosa. Laktosa berfungsi sebagai
energi untuk otak.
 Protein
Protein penting yang terkandung dalam ASI, yaitu whey dan kasein.
Kandungan whey pada ASI lebih tinggi dibanding susu formula. Dalam ASI
jugaterkandung asam amino taurin yang berperan untuk pertumbuhan otak.
Selain itu, terdapat nukleotida yang berfungsi untuk perkembangan usus.
 Lemak
Kadar lemak pada ASI berfungsi untuk pertumbuhan otak. ASI kaya akan
lemak omega 3 dan omega 6. ASI juga mengandung zat penting untuk otak,
yaitu DHA dan ARA. ASI juga mengandung asam lemak jenuh dan tak jenuh
yang seimbang dibanding susu sapi.
 Karnitin
Kartinin yang terkandung dalam ASI memiliki peran membantu proses
pembentukan energi. Hal ini diperlukan untuk memertahankan metabolisme
tubuh.
 Vitamin dan Mineral
ASI juga kaya akan vitamin dan mineral. Vitamin E berfungsi untuk
ketahanan sel darah merah. Vitamin A untuk kekebalan tubuh dan pertumbuhan
si kecil. Terdapat pula vitamin yang larut dalam air seperti vitamin B, C, dan
asam folat yang berfungsi untuk perkembangan otak dan daya tahan tubuh.
Untuk kandungan mineralnya, antara lain kalsium yang berfungsi untuk
perkembangan tulang dan otot, serta mengandung zinc untuk membantu

metabolisme. (Maryunani 2012)1


b. Keuntungan ASI
 Melindungi Bayi Dari Kuman
Saluran cerna bayi mulai dihuni oleh bakteri beberapa jam setelah lahir..
Pemberian ASI eksklusif membuat saluran cerna bayi dihuni oleh bakteri baik.
ASI juga mengandung protein yang berfungsi melindungi bayi dari infeksi
kuman sehingga dapat mengurangi angka kematian bayi yang disebabkan oleh
penyakit seperti radang paru-paru serta mempercepat proses penyembuhan.

(Azmi 2016)2
 Menyediakan Nutrisi Lengkap
ASI mampu memenuhi 100% kebutuhan bayi akan nutrisi sangat lengkap
sampai bayi berusia 6 bulan. Kandungan dalam ASI meliputi air, karbohidrat,
protein, lemak, vitamin, mineral, sel-sel darah putih, enzim, dan asam amino.
Selain tidak memerlukan tambahan makanan, kandungan ASI tersebut juga
bermanfaat untuk mencegah anak terkena penyakit asma, obesitas, diabetes,
hingga penyakit kardiovaskular saat dewasa.
 Jaminan Asupan Higienis dan Aman
Menyusui ASI secara langsung dan eksklusif menjamin kehigienisan
asupan yang dikonsumsi bayi, khususnya dalam keadaan darurat. Berbeda
dengan susu formula yang diproduksi di pabrik dan memiliki rantai distribusi
yang panjang, serta rentan tercemar oleh bakteri dari air dan botol susu yang
tidak bersih, ASI aman dikonsumsi secara langsung. Untuk ASI perah, ibu perlu
memperhatikan standar kebersihan alat dan cara penyimpanan agar tetap layak
minum.
 Membuat Bayi Tumbuh Sehat dan Cerdas
Dalam ASI, terkandung asam lemak yang penting manfaatnya bagi
perkembangan otak. Selain itu, ASI juga dapat membantu perkembangan
sensorik dan kognitif pada bayi. Pemberian ASI eksklusif sangat penting pada 6
bulan pertama karena perkembangan otak anak terjadi paling pesat pada 5 tahun
pertama hidupnya.

 Mencegah Diare dan Malnutrisi


Bayi yang baru lahir rentan tertular penyakit karena sistem kekebalan
tubuhnya belum sempurna. Pemberian ASI eksklusif akan menghindarkan bayi
dari penyakit yang berkaitan dengan kondisi kebersihan seperti diare, maupun
mencukupi bayi dengan nutrisi-nutrisi penting sehingga terhindar dari malnutrisi
atau kekurangan gizi.
 Memperkuat Ikatan (bonding)
Menurut penelitian, ibu yang menyusui ASI secara langsung lebih sensitif
terhadap isyarat bayinya. Ibu menyusui juga cenderung lebih sering menyentuh,
membelai, dan menatap bayinya lebih lama sehingga bonding antara ibu dan
bayi lebih erat. Kedekatan ibu-anak ini kelak bermanfaat bagi pembentukan
karakter anak ketika dewasa.
 Mengurangi Risiko Kanker
Manfaat ASI eksklusif bagi ibu menyusui salah satunya adalah mengurangi
risiko terkena kanker rahim dan kanker payudara. Dengan menyusui, sel-sel
payudara rutin memproduksi ASI sehingga kecil kemungkinan untuk terjadi
penyimpangan kinerja sel. Ibu menyusui juga memiliki kadar hormon estrogen
yang lebih rendah akibat berkurangnya frekuensi menstruasi. Estrogen adalah
salah satu pemicu kanker, sehingga menyusui ASI dapat memperkecil ibu
menyusui terkena kanker payudara juga kanker rahim.
 Membantu Memberi Jarak Pada Kelahiran
Menyusui ASI secara eksklusif ternyata mampu menjadi metode
kontrasepsi alami. Saat bayi menghisap puting, hormon yang mengatur
keluarnya ASI akan menekan produksi hormon yang mengatur ovulasi
(pelepasan sel telur). Akibatnya, kesuburan ibu untuk sementara tidak kembali.
Jika ibu belum menstruasi dan bayi hanya diberi ASI saja secara langsung, maka
setidaknya selama enam bulan setelah melahirkan ibu tidak akan hamil kembali.
 Menghemat Biaya
Dengan menyusui ASI eksklusif, ibu tidak perlu membeli susu formula
dan perlengkapan menyusui seperti plastik ASI, pumping dan botol pumping
bagi ibu bekerja. Manfaat ini dapat dirasakan secara langsung maupun secara
jangka panjang pada keuangan keluarga.
 Menjaga Lingkungan
Berbeda dengan susu formula, ASI tidak memerlukan kemasan sehingga
tidak berkontribusi terhadap jumlah sampah di bumi. Secara tidak langsung,
menyusui eksklusif turut membantu melestarikan lingkungan.
c. Kontraindikasi ASI
1) Kondisi Bayi
Pada beberapa kelainan metabolik / genetik, tubuh tidak mempunyai enzim
tertentu untuk mencerna salah satu komponen dalam susu, baik susu manusia
maupun hewan sehingga bayi tidak boleh menyusu. Bayi tersebut memerlukan
formula khusus yang disesuaikan dengan kebutuhannya dan memerlukan
penanganan komprehensif antara dokter anak, ahli penyakit endokrin, metabolik,
dan gizi. Di banyak negara maju, uji penapisan untuk jenis kelainan metabolik
dilakukan segera setelah bayi lahir .
 Galaktosemia, yaitu penyakit ini disebabkan tidak adanya enzim
galactose/phosphate uridyltransferase yang diperlukan untuk mencerna
galaktosa, hasil penguraian laktosa. Bentuk klasik bisa berakibat fatal,
sedangkan bentuk ringan menyebabkan gagal tumbuh dan membesarnya organ
hati dan limpa (hepatosplenomegali). ASI mengandung laktosa tinggi sehingga
bayi harus disapih, diberi susu tanpa laktosa, selanjutnya penderita harus diet
makanan tanpa galaktosa sepanjang hidupnya.
 Maple syrup urine disease, pada penyakit ini tubuh tidak dapat mencerna jenis
protein leusin, isoleusin dan valine. Bayi tidak boleh mendapat ASI atau susu
bayi biasa, dan memerlukan formula khusus tanpa leusin, isoleusin dan valine.
 Fenilketonuria, memerlukan formula tanpa fenilalanin. Dengan diagnosis dini,
disamping pemberian susu khusus dianjurkan untuk diberikan berselang-seling
dengan ASI karena kadar fenilalanin ASI rendah dan agar manfaat lainnya tetap
diperoleh asalkan disertai pemantauan ketat kadar fenilalanin dalam darah.
2) Kondisi Ibu
a) Ibu HIV positif
Virus HIV juga ditularkan melalui ASI. Rekomendasi dari
WHO (November 2009) untuk ibu HIV positif:
 Tidak menyusui sama sekali bila pengadaan susu formula dapat
diterima, mungkin dilaksanakan, terbeli, berkesinambungan dan aman
(AFASS acceptable, feasible, affordable, sustainable dan safe).
 Bila ibu dan bayi dapat diberikan obat-obat ARV (Anti Retroviral)
dianjurkan menyusui eksklusif sampai bayi berumur 6 bulan dan
dilanjutkan menyusui sampai umur bayi 1 tahun bersama dengan
tambahan makanan pendamping ASI yang aman.
 Bila ibu dan bayi tidak mendapat ARV, rekomendasi WHO yaitu ASI
eksklusif yang harus diperah dan dihangatkan sampai usia bayi 6 bulan
dilanjutkan dengan susu formula dan makanan pendamping ASI yang
aman.
b) Ibu penderita HTLV (Human T-lymphotropic Virus) tipe 1 dan 2 Virus ini
juga menular melalui ASI. Virus tersebut dihubungkan dengan beberapa
keganasan dan gangguan neurologis setelah bayi dewasa. Bila ibu terbukti
positif, dan syarat AFASS dipenuhi, tidak dianjurkan memberi ASI.
c) Ibu penderita CMV (citomegalovirus) yang melahirkan bayi prematur juga
tidak dapat memberikan ASInya.
3) Indikasi untuk sementara tidak menyusui
a) Ibu sakit berat sehingga tidak bisa merawat bayinya misalnya psikosis,
sepsis, atau eklampsi.
b) Virus herpes simplex tipe 1 (HSV-1), pada ibu dengan virus herpes simplex
yang terdapat luka, kontak langsung mulut bayi dengan luka di dada ibu
harus dihindari sampai pengobatannya tuntas.
c) Pengobatan ibu
 Psikoterapi jenis penenang, anti epilepsi
 Kemoterapi sitotoksik mensyaratkan seorang ibu agar berhenti menyusui
selama terapi.
 Bila ibu memerlukan pemeriksaan dengan zat radioaktif, maka
pemberian ASI pada bayi dihentikan selama 5 kali masa paruh zat
tersebut. Selama ibu tidak memberikan ASI, ASI tetap diperah dan
dibuang untuk mempertahankan produksi ASInya.
4) Pertimbangan pada beberapa kondisi ibu
Pertimbangan memberi susu formula pada beberapa kondisi kesehatan ibu
yang lain:
a) Ibu yang merokok, peminum alkohol, pengguna ekstasi, amfetamin
dan kokain dapat dipertimbangkan untuk diberi susu formula, kecuali
ibu menghentikan kebiasaannya selama menyusui.
b) Beberapa situasi lain dimana dibenarkan untuk memberi susu formula :
 Laktogenesis memang terganggu, misalnya karena ada sisa
plasenta (hormon prolaktin terhambat), sindrom Sheehan
(perdarahan pasca melahirkan hebat dengan komplikasi nekrosis
hipothalamus)
 Insufisiensi kelenjar mammae primer: dicurigai bila payudara tidak
membesar tiap menstruasi / ketika hamil dan produksi ASI
memang minimal.
 Pasca operasi payudara yang merusak kelenjar atau saluran ASI.
 Rasa sakit yang hebat ketika menyusui yang tidak teratasi oleh
intervensi seperti perbaikan pelekatan, kompres hangat maupun
obat.

2. Parameter Pertumbuhan dan Milestone Perkembangan


a. Parameter Pertumbuhan
Parameter pertumbuhan mencakup tinggi badan, berat badan, dan lingkar kepala.

(IDAI 2011)3
1) Bayi Baru Lahir – 1 Bulan
Terbilang normal jika bayi kehilangan 10% dari berat lahirnya pada 2-3
hari pertama sejak ia lahir. Ia akan mendapatkan berat lahirnya kembali kurang
lebih dalam waktu 2 minggu. Setelah itu, ia akan menimbun berat badan
sebesar 30 gram setiap harinya. Panjang badan bayi juga akan bertambah 3-4
cm dari panjang lahirnya saat ia berusia satu bulan. Selain itu, lingkar
kepalanya pun akan bertambah kurang lebih 2,5 cm.
2) Bayi 1-3 Bulan
Pada tahap ini, berat badan bayi bertambah 680-910 gram setiap bulannya.
Panjang badannya bertambah kurang lebih 2,5 cm setiap bulan. Sementara itu,
lingkar kepala juga bertambah 1,25 cm setiap bulan.
3) Bayi 4-6 Bulan
Pada usia 4-5 bulan, berat badan bayi akan bertambah menjadi dua kali
berat lahir. Panjang badannya bertambah 1,25-2,5 cm per bulan, dan lingkar
kepalanya bertambah 1,25 cm per bulannya.
4) Bayi 7-9 Bulan
Pada tahap ini bayi umumnya bertambah berat sebanyak 450 gram setiap
bulannya dan biasanya bayi laki-laki lebih berat dibanding perempuan.
Sementara itu, pertumbuhan panjang badannya akan melambat menjadi 1,25
cm tiap bulan dan lingkar kepalanya 0,6 cm per bulan.
5) Bayi 10-12 Bulan
Pada umumnya bayi akan meraih tiga kali berat badan lahirnya saat usia 1
tahun. Sementara itu, panjang badan dan lingkar kepalanya bertambah 0,6 cm
per bulan.
b. Milestone Perkembangan
Milestone adalah ketika anak menginjak usia tertentu, idealnya ia sudah
dapat melakukan dan memiliki kemampuan yang sebelumnya belum dapat
dilakukan. Pada setiap fase perkembangan anak, terdapat beberapa hal ideal yang
sewajarnya bisa dilakukan oleh si Kecil. Hal ini acap disebut dengan milestone
Mums, artinya ketika si Kecil menginjak usia tertentu, idealnya ia sudah dapat
melakukan dan memiliki beberapa kemampuan yang sebelumnya belum dapat
dilakukannya. Milestone ini sendiri kemudian bisa dilihat dari dua aspek, yakni
aspek kemampuan fisik dan kemampuan mental si Kecil.
Pencapaian suatu kemampuan perkembangan pada setiap anak bisa
berbeda, tetapi Perkembangan anak mempunyai tolak ukur (milestone)
perkembangan pada tiap tahapan usia, tentang kemampuan apa saia yang perlu
dicapai seorang anak pada umurtertentu. Apabila perkembangan seorang anak
belum sesuai dengan milestone yang seharusnya bisa, maka anak tersebut

mengalami keterlambatan perkembangan. (Faizi dkk 2008)4


Tahap perkembangan adalah tahap-tahap yang harus dilalui bayi dalam
proses perkembangan motorik sesuai dengan umur dan harus melalui prinsip
perkembangan motorik yang benar. Sedangkan perkembangan motorik yang
dimaksud dengan perkembangan motorik adalah proses tumbuh kembang
kemampuan gerak seorang anak yang dikoordinasi oleh saraf, pusat saraf dan otot.
Secara umum perkembangan motorik dibagi enjadi dua yaitu motor kasar dan
motor halus.
Motor kasar adalah bagian dari aktivitas motor yag melibatkan keterampilan
otototot besar atau kasar. Kemampuan menggunakan otot- otot besat bagi anak
merupakan kemampuan gerak dasar.kemampuan gerak dasar dibagi menjadi empat
kategori yaitu lokomotor, nonlokomotor, manipulatif, dan koordinasi. Kemampuan
lokomotor adalah kemampuan yang digunakan untuk memindahkan tubuh dari satu
tempat ke tempat lain, contoh gerakan antara lain adalah lompat, loncat, berjalan,
berlari, skiping. Kemampuan nonlokomotor adalah gerak berpijak tetap atau
dilakukan di tempat tanpa ada ruang gerak yang memadai, gerak nonlokomotor
seperti menekuk, meregang, meliuk, bergoyang, mengeper, mengulur dan masih
banyak yang lain. Kemampuan manipulatif adalah kemampuan gerak
menggunakan alat sebagai obyek kemampuan gerak ini dikembangkan ketika anak
sedang menguasai beberapa obyek.
Contoh gerak manipulatif antara lain menendang, melempar, menangkap,
memukul dll, dalam kemampuan gerak manipulatif lebih banyak melibatkan tangan
dan kaki, akan tetapi bagian lain dari tubuh juga dapat digunakan, dan gerakan
manipulatif terjadi pada tahun pertama usia anak.
Motorik halus merupakan aktivitas keterampilan yang melibatkan gerakan
otototot kecil, seperti menggambar,menulis, meronce manik-manik, menyulam,
makan dll. Kemampuan motorik halus berkembang setelah kemampuan motorik
kasar si kecil berkembang secara optimal. Perkembangan motorik anak pada tahun
pertama sangat menakjubkan dari bayi yang tak berdaya ketika lahir akam memliki
sejumlah kepandaian yang mempesonakan. Awal perkembangan tubuh bayi yang
sangat mungil hanya mampu menggerakkan kepala, tangan dan kakinya. Pada saat
ini reflek tubuhnya yang bekerja sempurna.
Perkembangan gerak pada anak diawali dengan gerak relek, yaitu
gerakangerakan yang terjadi secara tidak disadari. Gerak reflek terjadi pada waktu
prenatal sampai anak usia kurang lebih 3 bulan, gerak yang paling dominant saat
bayi masih dalam kandungan.. Ini adalah gerakan diluar kesadaran si bayi, tidak
terkoordinasi dan merupakan gerak primitive, Setelah gerak reflek berkurang maka
akan berkembang menjadi gerak sederhana dan akan menjadi gerak kasar atau
gerak yang menggunakan otot-otot besar.Macam-macam gerak reflek pada bayi
adalah sebagai berikut :
 Reflek hisap: Relek ini terjadi saat ibu meyentuh pipi si bayi maka
anaktersebut akan mencari atau akan melakukan gerakan hisap
 Reflek genggam: Bila disodorkan jari telunjuk pada bayi, maka akan
menggengaam jari tersebut dengan sangat kuat, bila ditarik bayi tidak
akan melepaskan genggamannya.
 Reflek leher ( Tonic neck reflex ) Pada posisi telentang , bila keala bayi
menoleh kesatu sisi maka terjadi ekstensi atau peningkatan tonus ( kekuatan
otot ) pada lengan dan tungkai sisi tersebut.
 Rooting reflex Apabila pipi bayi disentuh, kepala akan menoleh kearah
stimulus dan mulut terbuka. Ada satu reflek lain yang diperlihatkan bayi pada
minggu-minggu pertama kehidupannya, yaitu reflek moro. Reflek ini berbeda
dengan reflek yang lain yang termasuk katergori gerakam motor, reflek
mororini menurut para ahli sebetulnya reaksi emosional yang timbul dari
kemauan atau kesadaran bayi.
 Reflek moro timbul kalau bayi dikagetkan secara tiba-tiba atau mendengar
suara keras, bayi melakukan gerak reflek, yaitu melengkungkan badan ( bagian
punggung ) dan mendongakkan kepala ke depan. Reaksi sesaat ini biasanya
didiringi dengan tangisan yang keras. Tetapi tidak perlu dikawatirkan karena
reflek moro akan hilanng dengan sendirinya dalam waktu yang tidak lama.
1) Tahap-Tahap Gerak Bayi
Pada usia ke 3 dan ke 3 gerak reflek bayi akan mulai menghilang atau
dengan lebih tepat berkurang, selanjutnya akan muncul gerak sederhana
atau gerak motorik kasar. Gerak setelah gerak reflek lebih terarah, seperti
dapat dilihat pada gerakan otot lehernya. Bayi selanjutnya bisa mengangkat
kepala, bisa didudukkan, masa ini bayi sudah bisa menegakkan kepala.
Dengan berkurangnya gerak reflek maka aktivitas anak makin bervariasi,
pada usia 4 bulan anak sudah bisa tengkurap dan telentang, menumpu
badan pada kaki, serta dada terangkat menumpu pada lengan.
Pada bulan ke 5 gerak anak semakin bervariasi,otot leher dan otot
lengan semakin kuat. Masa ini anak sudah pandai berputar dengan
menggunakan tangannya, Ketika diletakkan terlentang ia menggunakan
tangannya untuk mendorong dan berguling membalikkan badannya. Bukan
hanya berguling tetapi kaki mulai semakin lincah beraktivtas, sering
menndang, menggeserka kaki dan mendorong-dorong kakinya. Seiring
dengan makin aktifnya gerakan kaki sikecil, otot leher dsn punggungyapun
menjadi lebih kuat.
Mulai usia 6 bulan bayi mulai belajar duduk tanpa pegangan,
walaupun kadang-kadang masih butuh bantuan. Bulan ke 7 muncul
kepandaian lain yang dapat membuat orang tua kadang merasa frustasi,
karena pada umur ini anak mulai senang melempar dan menjatuhkan
mainan atau benda-benda yang ada di sekitarnya, Terkadang anak menagis
karena tidak dapat menemukan benda yang dapat dijatuhkan atau
dilemparnya. Kesenagan baru anak mengkin membuat merasa melelahkan,
karena setiap kali harus memungut benda yang dibuangnya seketika itu
pula melemparkannya lagi. Tetapi harus diingat bahwa kegiatan ini
merupakan saat perkembangan persepsi motorik tentang tata ruang. Umur
7 bulan anak mulai senang mengangkat dan menurunka pantat serta
punggungnya, keterampilan kakinya juga sudah lebih baik, misalnya saat
anak diberdirikan di pangkuan maka anak akan meloncat-loncat gembira
dan menggoyang-goyangkan ke dua kakinya.
Merangkak merupakan aktivitas menonjol yang banyak mendapat
sorotan dari orang tua, pada umur 8 bulan anak mulai bisa merangkak dan
atau mengesot sepanjang lantai. Kepandaian merangkak membuat anak
senang berjalan kesana-kemari. Selain itu otot punggung dan bahu anak
sudah semakin terkontrol, oleh karena itu anak sudah bisa duduk sendiri
tanpa bantuan orang lain. Selain duduk tanpa bantuan umur ini anak mulai
dapat menarik tubuhnya ke dakam posisi berdiri. Dengan latihan berdiri
anak sebetulnya melatih perkembangan otot tungkainya, sehingga pada
masa ini anak senang menggoyang-goyangkan tubuhnya ke depan dan ke
belakang, kekuatan ototnya akan membantu merangkak dengan cepat.
Merangkak sebagai fase yang sangat istimewa karena sangat kaya, fase ini
adalah masa charger di otak kanan dan kiri. Apabila anak melalui fase ini
dengan baik maka konsepsi dari kematangan gerak ( otak kanan, kiri,
jembatan otak, otak kecil ) akan lebih baik. Keadaan normal yang biasanya
fase merangkak lebih lama dari fase pekembangan motorik yang lain, maka
orang tua jangan terlalu mengkhawatirkan apabila anak pada usia 11 bulan
masih merangkak. Yang terpentig anak diberi kebebasan melakukan
aktivitas motorik agar berkembang dengan baik, singkirkan benda-benda
membayakan, dan penuhi fasilitas yang mendukung kematangan geraknya.
Tahap berikutnya, anak berlatih berdiri dengan ke dua tangannya
bertumpu pada kursi, meja atau perabot rumah tangga lainnya yang dapat
menahan berat badannya. Bisa dilihat ketika anak tengkurap dan
merangkak, ke dua tangannya akan berusaha memegang meja atau kursi
kecil, kemudian sambil berpegangan secara perlahan akan mengangkat
tubuhnya untuk berdiri. Dari berdiri anak mulai dapat duduk sendiri tanpa
bantuan. Tahap meramba, Jika sudah pandai berdiri sambil berpegangan,
ke dua tangan bertumpu akan bergeser ke samping, diikuti oleh kakinya,
tetapi di usia ke 8 bulan anak belum mampu untuk duduk kembali tanpa
bantuan. Pada usia 9 bulan keterampilan anak dalam berjalan sudah mulai
baik, apabila dipegang ke dua tangannya anak akan berlatih menapakkan
serta melangkahkan ke dua kakinya. Pada saat anak semakin aktif melatih
otot-otot kakinya maka dengan cepat bisa berjalan. Seiring dengan latihan
jalan anak juga semakin bergaya memperlihatkan kepandaian merangkak
yang sudah ditunjukkan di usia yang ke 8 bulan. Menjelang usia satu tahun
kepandaian serta keterampilan anak semakin berkembang. Tonggak
kepandaian motor kasarnya yang paling menonjol pada usia ini, adalah
semakin mahirnya anak melangkahkan kakinya. Anak semakin rajin
melangkahkan kakinya ke samping sambil berpegangan pada perabot
rumah tangga, jatuh bangun adalah hal yang lumrah biasa dialami oleh
anak pada masa ini, karena usia ini anak bisa mengoptimalkan kemampuan
jalannya, maka di lingkungan sekitar anak beraktivitas harus dalam
keadaan aman dan terjaga.
Menjelang umur 10 bulan anak sudah dapat duduk tapa bantuan,
dengan menggunakan kekuatan otot lengan dan bahunya anak mulai
mampu membangkitkan tubuhnya ke posisi berdiri. Semua keterampilan
ini bisa dilakukan bayi karena anak semakin pandai mengontrol otot
punggung dan bahu. Selain membangkitkan tubuhnya ke posisi berdiri
anak juga senang melakukan aktivitas bangkit dari duduk untuk kemudian
duduk kembali. Mulai usia ke 11 bulan, yang paling menonjol adalah
kemampuan motor kasar anak, yaitu dapat berdiri sendiri dalam waktu
kurang lebih 2 detik. Pada saat ini anak sudah mulai senang berdiri tanpa
bantuan orang lain. Hal ini terjadi karena control dirinya tentang
keseimbangan semakin berkembang baik, sehingga anak membuat terbiasa
derdiri di atas kakinya. Dalam melakukan aktivitas berlatih berdiri tanpa
bantuan, anak akan meluruskan tungkainya dari posisi tengkurap atau
duduk. Kemudian anak akan mengangkat tubuhnya dengan bertumpu pada
ke dua telapak tangannya. Kesenangan barunya ini membuat anak malas
untuk duduk kembali, kalaupun ingin kembali ke posisi duduk anak akan
berpegangan pada meja. Lagi pula anak sudah dapat berdiri tegak dan
dilanjutkan dengan berjalan dua tiga langkah yang akan dicobanya lagi
terus menerus untuk meyakinkan dirinya, bahwa anak mulai dapat
menapak dunia tanpa bantuan siapapun. Selain anak sudah bisa berdiri
sendiri akan suka memanjat, anak akan mencoba memanjat barang-barang
yang tampaknya menarik untuk didaki , seperti meja, kursi dan tangga. Jika
menemukan barang yang dapat dipanjat dengan lincah anak akan
memanjatnya, masa ini anak tidak boleh ditinggal atau tanpa ada
pengawasan.
Memasuki usia 12 bulan , sebagian besar anak telah siap untuk jalan
walaupun kelihatan masih limbung, berjalan merupakan pengalaman baru
yang amat mengasikkan bagi anak . Akan tetapi kadang-kadang anak
memilih merangkak ketika bermain, karena dengan merangkak anak lebih
mudah beraktivitas dan membuat bergerak lebih cepat. Berjalan merupakan
aktivitas yang menakjubkan karena masa ini dianggap oleh banyak orang
sebagai satu tonggak bersejarah dalam perkembangan fisik anak. Bisa
berjalan merupakan pencapaian puncak dari aktivitas motorik kasar anak.
Tahap-tahap motorik merupakan dasar kemampuan motorik-motorik yang
lain, apabila keterampilan moorik dasar anak sudah matang maka motorik
lain yang lebih rumit tinggal sedikit tahapnya . Jika tahap motorik dasar
tidak dilalui secara bertahap atau berurutan maka akan terjadi hambatan
dalam perkembangan motoriknya dan anak tidak mungkin akan mencapai
ke tahap yang lebih komplek. Dampak apabila tahapan motorik dasar tidak
terlalui adalah anak tidal akan mempunyai konsepsi motorik dasar,
sehingga tidak bisa menyadari geraknya.
Perkembangan selanjutnya setelah bertambah usia akan mempengaruhi
pada kecerdasan emosi, kecerdasan mental anak dan kemungkinan jangka
panjang anak secara kecerdasan IQ bagus, tetapi kecerdasan EQ
terhambat.

3. Menyusui dan perkembangan neuroscience perinatal


Hasil penelitian Brazelton pada anaknya sendiri sejak dalam kandungan dalam
bidan neuroscience menyingkap tabir yang menakjubkan tentang kehebatan otak
manusia. Penggunaan CT-scan, MRI (Magnetic Resonance Imaging), PET (Positron-
Emission Tomography), tracer glukosa radioaktif, dan penggunaan diode yang
dikombinasikan dengan computer simulator memungkinan manusia mengamati
berbagai aktivitas otak. Kecerdasan dangat ditentukan oleh otak. Dengan memberi
stimulasi-stimulasi pendidikan yang tepat maka akan mencerdaskan otak. Kecerdasan
yang dikembakan tidak hanya kecerdasan intelektual, tetapi juga emosional, sosial,
dan kecerdasan lainnya.nMelalui pendidikan yang baik, potensi-potensi anak dapat
dikembangkan secara optimal dan seimbang untuk membangun manusia Indonesia
seutuhnya yang religius, berpengetahuan luas, terampil, dan memiliki sikap yang baik.
Pembentukan Otak
Lempeng otak (neural plate) dibentuk dari sel-sel embrionik sejak usia
kehamilan 15 hari. Selanjutnya ia mengalami perkembangan yang pesat. Pada
usia kehamilan 16 minggu otak sudah mulai berfungsi. Hal itu tampak dari mulai
adanya gelombang elektrik di otak. Sampai usia 24 minggu, bagian korteks
(cortex) masih halus belum terlihat adanya lipatan-lipatan (sulci). Pembentukan
otak baru sempurna di akhir kehamilan, lengkap dengan lipatan-lipatan (Gambar
1). Bagian lipatan yang menonjol yang disebut gyrus dan sudah terbentuk. Gyrus
merupakan daerah cortex yang sangat penting untuk berpikir dan menyimpan
informasi. Dengan adanya lipatan-lipatan, maka luas permukaan cortex

bertambah dalam ruang tengkorak yang terbatas (Gambar 2).

Gambar 1. Perkembangan otak Gambar 2. Perkembangan otak


dimulai hari ke 16 setelah pembuahan sampai saat mau lahir

Tampak pada hari ke 16 sudah terbentuk lempeng neural yang selanjutnya


akan berkembang menjadi otak dan sumsum tulang belakang. Pada hari ke 26
sudah tampak jelas bagian kepala dan calon tulang belakang (Gambar 1).
Selanjutnya, otak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat
pesat. Melalui CT scan dapat diketahui bahwa pada usia tiga bulan, ukuran
kepala jauh lebih besar dari anggota badan lainnya. Hal itu membuktikan bahwa
perkembangan otak mendahului perkembangan anggota badan lainnya. Berikut
gambar pertumbuhan dan perkembangan otak mulai dari bulan pertama hingga
bulan ke sembilan (Gambar 2).
Pembentukan otak merupakan hasil perpaduan antara cetak biru (genetik)
dengan faktor lingkungan. Faktor genetik merupakan faktor internal yang
diperoleh dari rekombinasi gen kedua orangtuanya. Faktor lingkungan meliputi
semua faktor dari luar diri anak, seperti gizi dan stimulasi. Kecukupan makanan
dan gizi yang seimbang mempengaruhi pembentukan otak. Oleh karena itu,
sangat penting bagi ibu hamil untuk mengkonsumsi makanan yang cukup dan
bergizi. Kekurangan makanan dan gizi menyebabkan pertumbuhan otak dan
badan bayi tidak optimal. Kecukupan kalsium, fosfor dan asam lemak tertentu
seperti DHA, Omega-3, dan EPA yang dibutuhkan untuk pertumbuhan sel-sel
otak, mempengaruhi pertumbuhannya. Ikan laut seperti tongkol ditengarahi
mengandung DHA sehingga baik dikonsumsi oleh ibu hamil. Sekarang sudah
banyak terdia makanan dan suplemen yang mengandung zat-zat tersebut di atas
sehingga memudahkan para ibu untuk memenuhi kebutuhan gizi anak yang
dikandungnya.
Stimulasi dini juga berpengaruh terhadap pembentukan dan pertumbuhan
otak. suara ibu, seperti perkataan, degup jantung, tarikan nafas, bacaan Al Quran,
musik, sentuhan dan belaian di perut, yang lembut, memberi stimulasi positif.
Stabilitas emosi ibu akan terkait dengan stablitas hormonal juga akan
mempengaruhi perkembangan otak. Obat-obatan, kafein, narkoba, alkohol,
nikotin, radiasi, teratogen, dan penyakit memberi stimulasi negatif terhadap
perkembangan otak. Oleh karena itu ibu hamil harus menjaga emosi dan

menjauhi dari makanan dan minuman yang tidak sehat. (suyanto 2012) 5

4. Dampak proses persalinan pada kemampuan menghisap bayi


Menurut Proverawati dan Rahmawati (2010) menyebutkan bahwa terdapat
berbagai faktor yang mempengaruhi produksi ASI, antara lain meliputi frekuensi
menyusui, berat lahir, umur kehamilan saat melahirkan, stres dan penyakit akut,
konsumsi alkohol, pil kontrasepsi, dan metode kelahiran bayi. Menurut Indiarti (2015)
proses kelahiran dengan C-sectio menjadi penghambat sukses menyusui, terutama di
hari-hari awal setelah melahirkan. Jika ibu diberikan anastesi ibu relatif tidak sadar
untuk dapat mengurus bayinya di jam pertama setelah bayi lahir. Meskipun ibu
mendapat epidural yang membuatnya tetap sadar, kondisi luka operasi di bagian perut
relatif membuat proses menyusui sedikit terhambat. Sementara itu, bayi mungkin
mengantuk dan tidak responsif untuk menyusu, terutama jika ibu mendapatkan obat-
obatan penghilang sakit sebelum operasi. Menurut Sarwono (2014) metode persalinan
merupakan cara atau teknik yang biasa dipilih oleh seorang ibu untuk melahirkan
anaknya. Ada beberapa metode persalinan diantaranya persalinan spontan, sectio
caesaria, vacum dan forcep. Tindakan vacum, forcep, sectio caesaria pada ibu hamil
biasanya ibu mengalami kelelahan, kecapekan, kesakitan dan mengalami kecemasan
yang membuat hormon kortisol naik dalam darah. Hormon kortisol yang tinggi akan
mempengaruhi laktasi, kortisol yang tinggi menyebabkan produksi hormon oksitosin
terhambat sehingga berpengaruh dengan tidak sempurnanya refleks letdown untuk

mengeluarkan produksi ASI (Chartons dkk, 2009).6

5. Model neurobehaviour mengenai perkembangan bayi


(Larasati 2019) 7Neurobehaviour adalah koordinasi antara fungsi luhur dengan
perilaku manusia. Dimana fungsi luhur merupakan fungsi yang memungkinkan
manusia dapat memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani sesuai dengan nilai moral
yang berlaku. Otak yang menyebabkan manusia berkomunikasi satu sama lain melalui
bicara, menulis, dan gerak isyarat. Yang dimaksud dengan fungsi luhur yaitu, fungsi
bahasa, fungsi persepsi, fungsi memori, fungsi emosi, fungsi kognitif.
Sistem Saraf Pusat (SSP) terdiri atas otak dan medula spinalis. SSP menerima
asupan sensori melalui serabut sensori (dendrite) di dalam saraf spinal dan saraf
kranial lalu mengirimkan impuls-impuls motorik melalui akson-akson dalam saraf
yang sama. SSP juga mengandung sejumlah besar neuron-neuron yang secara
keseluruhan saling memengaruhi. Neuron-neuron ini disebut neuron internunsial, atau
interneuron, dan dapat berada di dalam otak dan medulla atau menghubungkan satu
dengan lainnya. Masing-masing dari tujuh bagian otak utama serta medula spinalis
akan dibahas dengan singkat berikut ini.
a. Korteks
Korteks diduga untuk menjalankan semua fungsi-fungsi mental yang lebih
tinggi seperti penilaian, bahasa, memori (daya ingat), kreativitas, dan berpikir
abstrak. Selain itu, juga berfungsi dalam persepsi, penempatan, dan interpretasi
semua sensasi, serta mengatur semua gerak disadari (voluntary) dan terutama
aktivitas motorik diskrit Beberapa area serebum bekerja bersama-sama untuk
menghasilkan suatu fungsi koordinasi manusia contohnya dalam proses
berkomunikasi.
Komunikasi verbal tergantung pada kemampuan untuk menginterpretasi
ucapan dan untuk menerjemahkan pikiran ke dalam bentuk ucapan. Ide-ide
biasanya dikomunikasikan antara orang-orang baik melalui pembicaraan atau
bahasa tulisan. Dengan bahasa lisan asupan informasi sensori terjadi melalui
korteks auditorius utama. Pada daerah asosiasi auditori, suara ditafsirkan sebagai
kata dan kata sebagai kalimat. Kalimat ini kemudian diinterpretasikan oleh area
integratif umum dari korteks serebri sebagai pikiran.
Area integratif umum juga mengembangkan pikiran untuk
dikomunikasikan. Huruf-huruf yang dilihat oleh mata diasosiasikan sebagai kata,
pikiran, dan kalimat pada area asosiasi visual, juga diintegrasikan ke dalam
bentuk pikiran pada area ini. Melaksanaan yang berhubungan dengan region fasial
dari area sensori somecthelic, area integratif umum melakukan serangkaian
impuls, yang masing-masing menggambarkan suku kata atau kata, kemudian
mentransmisikannya ke area motorik sekunder yang mengendalikan laring dan
mulut. Pusat bicara, selain mengontrol aktivitas motorik laring dan mulut,
mengirimkan impuls-impuls ke pusat pernapasan dari korteks motoric sekunder
untuk memberikan pola pernapasan saat proses bicara.
b. Bangsal Ganglia
Fungsi bangsal ganglia dalam kerja samanya dengan bagian-bagian otak
yang lebih rendah dalam memberikan sirkuit untuk gerakan tubuh sadar dan di
bawah sadar. Basal ganglia ini memberikan 1) latar belakang tonus otot yang
penting untuk gerakan sadar yang mempunyai ciri tersendiri, 2) kehalusan dan
koordinasi fungsi-fungsi antagonis otot, dan 3) dasar gerakan berirama bawah
sadar otomatis yang terlibat dalam pemeliharaan keseimbangan dan berjalan. Lesi
pada basal ganglia ini akan menyebabkan berbagai abnormalitas seperti chorea,
hemibalismus, dan penyakit Parkinson.
c. Serebelum
Serebelum menerima “sampel” dari semua asupan impuls sensori
somestetik asenden maupun impuls motorik desenden. Manfaat dari penghubung
ini memungkinkan serebelum untuk mempertemukan kehendak stimulus motoric
(sebelum mereka mencapai otot) dengan data sensori aktual. Hal ini akan
menjamin pertemuan yang optimal untuk “tujuan” motorik sadar dengan aktivitas
motorik aktual, dengan jeda untuk mengubah pesan motorik pada kasus
penyimpangan. Serebelum mengirimkan pesannya sendiri ke basal ganglia dan
korteks, juga ke bagian batang otak untuk melakukan tiga dasar fungsi bawah
sadar. Fungsi serebelum adalah 1) menghasilkan kehalusan, keseimbangan,
keharmonisan, dan koordinasi gerak otot rangka; 2) mempertahankan
keseimbangan tubuh; serta 3) mengontrol postur tubuh tanpa kejang atau gerakan
tanpa kompensasi atau tanda bergoyang-goyang. Penyakit serebelum dapat
menimbulkan gejala-gejala tertentu terutama gangguan cara berjalan,
keseimbangan ataksia (terlalu stabil dan kurang stabil dalam berjalan), dan
tremor.
d. Serebrum
Masing-masing dari kedua hemisfer serebri (kiri dan kanan) mempunyai
lapisan korteks yang menutupi permukaan otak. Lapisan kortikal ini terbuat dari
beberapa jenis neuron tak bermielin yang berbeda dan sel-sel glia dalam enam
lapisan berbeda sesuai jenis dan fungsi selnya. Hemisfer kanan dan kiri
dihubungkan oleh serabut saraf yang disebut korpus kalosum. Masing-masing
hemisfer memiliki empat lobus, di mana secara umum terletak di bawah masing-
masing tulang tengkorak berikut: frontal, parietal, temporal, dan oksipital. Untuk
sebagian besar, masing-masing hemisfer mempersarafi sisi kontralateral tubuh
(serabut-serabut bersilangan dalam SSP). Suatu perkecualian yang jelas adalah
area broka. Area korteks ini membantu semua fungsi motorik bicara dan terletak
pada area posterolateral lobus frontalis kiri pada semua orang yang tidak kidal
dan banyak pada orang kidal. Apabila terjadi kerusakan area ini pada orang
dewasa akan menyebabkan afasia motorik.
e. Diensefalon
Pada bagian bawah serebrum terdapat bagian otak yang lain yaitu
diensefalon. Thalamus berfungsi sebagai pusat pemancar sensorik dan motorik.
Thalamus memancarkan impuls-impuls sensori, termasuk dari penglihatan dan
pendengaran, ke korteks serebri. Selain itu, juga berfungsi dalam kesadaran kasar
dari sensasi tertentu, yang terbanyak adalah nyeri. Lokalisasi diskrit dan segala
bentuk persepsi yang lebih halus merupakan fungsi kortikal, namun sebagian
kecil dari kesadaran terjadi pada thalamus dan juga area midbrain. Thalamus
memiliki traktus serabut dari sistem pengaktivasi retikular (RAS) yang berfungsi
dalam kesadaran fisik sempurna, kesadaran mental, dan kemungkinan beberapa
aspek perhatian. Hipotalamus adalah tempat interaksi neuronendokrin. Pada
bagian ini berbagai substansi neurosekretori dibentuk hormon-hormon yang
sebelumnya dihubungkan pada hipofisis posterior (antidiuretik horman (ADH)
dan oksitosin) dan yang merangsang atau yang menghambat sekresi hormon-
hormon hipofisis anterior.
Area otak ini juga mengandung pusat-pusat untuk mengoordinasi
perangsangan parasimpatik dan simpati, pengaturan Asuhu tubuh, pengaturan
nafsu makan, pengaturan keseimbangan air oleh ADH danpengaturan aktivitas
irama psikobiologi tertentu (seperti: tidur).
6. Masalah Goldilocks Pada Menyusui
a. Masalah Menyusui Masa Antenatal
Pada masa antenatal, masalah yang sering timbul adalah: kurang/salah informasi
putting susu terbenam (retracted) atau putting susu datar.
 Kurang / salah informasi
Banyak ibu yang merasa bahwa susu formula itu sama baiknya atau
malah lebih baik dari ASI sehingga cepat menambah susu formula bila
merasa bahwa ASI kurang.
Petugas kesehatan pun masih banyak yang tidak memberikan informasi
pada saat pemeriksaan kehamilan atau saat memulangkan bayi. Sebagai
contoh, banyak ibu/petugas kesehatan yang tidak mengetahui bahwa:
 Bayi pada minggu-minggu pertama defekasinya encer dan sering,
sehingga dikatakan bayi menderta diare dan sering kali petugas kesehatan
menyuruh menghentikan menyusui. Padahal sifat defekasi bayi yang
mendapat kolostrum memang demikian karena kolostrum bersifat sebagai
laksans.
 ASI belum keluar pada hari pertama sehingga bayi dianggap perlu
diberikan minuman lain, padahal bayi yang baru lahir cukup bulan dan
sehat mempunyai persediaan kalori dan cairan yang dapat
mempertahankannya tanpa minuman selama beberapa hari. Disamping itu,
pemberian minuman sebelum ASI keluar akan memperlambat pengeluaran
ASI oleh bayi menjadi kenyang dan malas menyusu.
 Karena payudara berukuran kecil dianggap kurang menghasilkan ASI
padahal ukuran payudara tidak menentukan apakah produksi ASI cukup
atau kurang karena ukuran ditentukan oleh banyaknya lemak pada
payudara sedangkan kelenjar penghasil ASI sama banyaknya walaupun
payudara kecil dan produksi ASI dapat tetap mencukupi
apabilamanajemen laktasi dilaksanakan dengan baik dan benar.
 Putting susu datar atau terbenam
Putting yang kurang menguntungkan seperti ini sebenarnya tidak selalu
menjadi masalah. Secara umum ibu tetap masih dapat menyusui bayinya dan
upaya selama antenatal umumnya kurang berfaedah, misalnya dengan
memanipulasi Hofman, menarik-nerik puting, ataupun penggunaan brest
shield dan breast shell. Yang paling efisien untuk memperbaiki keadaan ini
adalah isapan langsung bayi yang kuat. Maka sebaiknya tidak dilakukan apa-
apa, tunggu saja sampai bayi lahir, segera setelah pasca lahir lakukan :
 Skin-to-skin kontak dan biarkan bayi mengisap sedini mungkin
 Biarkan bayi “mencari” putting kemudian mengisapnya, dan bila perlu
coba berbagai posisi untuk mendapat keadaan yang paling
menguntungkan. Rangsang putting biar dapat “keluar” sebelum bayi
“mengambil”nya.
 Apabila putting benar-benar tidak bisa muncul, dapat “ditarik” dengan
pompa putting susu (nipple puller), atau yang paling sederhana dengan
sedotan spuit yang dipakai terbalik.
 Jika tetap mengalami kesulitan, usahakan agar bayi tetap disusui dengan
sedikit penekanan pada areola mammae dengan jari sehingga terbentuk
dot ketika memasukkan putting susu ke dalam mulut bayi.
 Bila terlalu penuh ASI dapat diperas dahulu dan diberikan dengan sendok
atau cangkir, atau teteskan langsung ke mulut bayi. Bila perlu lakukan ini
hingga 1-2
b. Masalah Menyusui Pada Masa Pasca Persalinan Dini
Pada masa ini, kelainan yang sering terjadi antara lain : putting susu datar,
atau terbenam, putting susu lecet, payudara bengkak, saluran susu tersumbat dan
mastitis atau abses.
 Putting susu lecet
Pada keadaan ini seringkali seorang ibu menghentikan menyusui
karena putingnya sakit. Yang perlu dilakukan adalah :
 Cek bagaimana perlekatan ibu-bayi
 Apakah terdapat Infeksi Candida (mulut bayi perlu dilihat). Kulit
merah, berkilat, kadang gatal, terasa sakit yang menetap, dan kulit
kering bersisik (flaky)
Pada keadaan putting susu lecet, yang kadang kala retak-retak atau luka,
maka dapat dilakukan dengan cara-cara seperti ini :
 Ibu dapat terus memberikan ASInya pada keadaan luka tidak
begitu sakit.
 Olesi putting susu dengan ASI akhir (hind milk), jangan sekali-sekali
memberikan obat lain, seperti krim, salep, dan lain-lain.
 Putting susu yang sakit dapat diistirahatkan untuk sementara waktu
kurang lebih 1x24 jam, dan biasanya akan sembuh sendiri dalam waktu
sekitar 2x24 jam.
 Selama putting susu diistirahatkan, sebaiknya SAI tetap dikeluarkan
dengan tangan, dan tidak dianjurkan dengan alat pompa karena nyeri.
 Cuci payudara sekali saja sehari dan tidak dibenarkan untuk
menggunakan sabun.
 Payudara bengkak
Dibedakan antara payudara penuh, karena berisi ASI, dengan payudara
bengkak. Pada payudara penuh; rasa berat pada payudara, panas dan keras.
Bila diperiksa ASI keluar, dan tidak ada demam. Pada payudara bengkak;
payudara udem, sakit, puting kencang, kulit mengkilat walau tidak merah,
dan bila diperiksa/isap ASI tidak keluar. Badan bisa demam setelah 24 jam.
Hal ini terjadi karena antara lain produksi ASI meningkat, terlambat
menyusukan dini, perlekatan kurang baik, mungkin kurang sering ASI
dikeluarkan dan mungkin juga ada pembatasan waktu menyusui.
 Mastitis atau abses payudara
Mastitis adalah peradangan pada payudara. Payudara menjadi merah,
bengkak kadangkala diikuti rasa nyeri dan panas, suhu tubuh meningkat. Di
dalam terasa ada masa padat (lump), dan diluarnya kulit menjadi merah.
Kejadian ini terjadi pada masa nifas 1-3 minggu setelah persalinan
diakibatkan oleh sumbatan saluran susu yang berlanjut. Keadaan ini
disebabkan kurangnya ASI diisap/dikeluarkan atau pengisapan yang tak
efektif. Dapat juga karena kebiasaan menekan payudara dengan jari atau
karena tekanan baju/BH. Pengeluaran ASI yang kurang baik pada payudara
yang besar, terutama pada bagian bawah payudara yang menggantung. Ada
dua jenis Mastitis ; yaitu yang hanya karena milk stasis adalah Non Infective
Mastitis dan yang telah terinfeksi bakteri : iInfective Mastitis. Lecet pada
puting dan trauma pada kulit juga dapat mengundang infeksi bakteri.
c. Masalah Menyusui Pada Masa Pasca Persalinan Lanjut
Yang termasuk dalam masa pasca persalinan lanjut adalah
sindrom ASI kurang, ibu bekerja.
 Sindrom ASI kurang
Sering kenyataannya ASI tidak benar-benar kurang. Tanda-
tanda yang “mungkin saja” ASI benar kurang antara lain:
 Bayi tidak puas setiap setelah menyusui, sering kali menyusu, menyusu
dengan waktu yang sangat lama. Tapi juga terkadang bayi lebih cepat
menyusu. Disangka produksinya berkurang padahal dikarenakan bayi
telah pandai menyusu.
 Bayi sering menangis atau bayi menolak menyusu
 Tinja bayi keras, kering atau berwarna hijau
 Payudara tidak membesar selama kehamilan (keadaan yang jarang), atau
ASI tidak “dating”, pasca lahir. Tanda bahwa ASI benar-benar kurang,
antara lain :
 BB (berat badan) bayi meningkat kurang dari rata-rata 500 gram per bulan
 BB lahir dalam waktu 2 minggu belum kembali
 Ngompol rata-rata kurang dari 6 kali dalam 24 jam; cairan urin pekat,
baud an warna kuning.
Cara mengatasinya disesuaikan dengan penyebab, terutama dicari pada ke 4
kelompok factor penyebab :
 Faktor tehnik menyusui, keadaan ini yang paling sering dijumpai, masalah
frekuensi, perlekatan, penggunaan dot/botol dan lain-lain
 Faktor psikologis, juga sering terjadi
 Faktor fisik ibu (jarang); KB, kontrasepsi, diuretic, hami , merokok,
kurang gizi, dll
 Sangat jarng, adalah factor kondisi bayi, misal: penyakit, abnormalitas dan
lain-lain
 Ibu yang bekerja
Seringkali alas an pekerjaan membuat seseorang ibu berhenti menyusui.
Sebenarnya ada beberapa cara yang dapat dianjurkan pada ibu menyusui
yang bekerja :
 Susuilah bayi sebelum ibu bekerja
 ASI dikeluarkan untuk persediaan di rumah sebelum berangkat
kerja
 Pangosongan payudara di tempay kerja, setiap 3-4 jam
 ASI dapat disimpan dilemari pendingin dan dapat diberikan pada bayi
saat ibu bekerja dengan cangkir
 Pada saat ibub dirumah, sesering mungkin bayi disusui, dang anti jadwal
menyusuinya sehingga banyak menyusui di malah hari
 Keterampilan mengeluarkan ASI dan merubah jadwal menyusui
sebaiknya telah mulai dipraktekkan sejak satu bulan sebelum kembali
bekerja
 Minum dan makan makanan yang bergizi dan cukup selama bekerja dan
selama menyusui nayinya.
Pengeluaran ASI:
Keluarkan ASI sebanyak mungkin dan tamping ke cangkir atau
tempat/teko yang bersih. Ada ibu yang dapat mengeluarkan sampai 2 cangkir
(400-500 ml) atau lebih walaupun setelah bayi selesai menyusui. Tetapi
meskipun hanya 1 cangkir (200 ml) sudah bisa untuk pemberian 2 kali A 100
ml.
Penyimpanan ASI :
 6-8 jam di temperature ruangan (19o-25 o C), bila masih
kolostrum (susu awal, 1-7 hari) bisa sampai 12 jam
 1-2 hari di lemari es (4 oC)
 Bertahun dalam “deep freezer” (-18 oC)
ASI beku perlu dicairkan dahulu dalam lemari es 4 ̊C. ASI kemudian
tidak boleh dimasakkan, hanya dihangatkan dengan merendam cangkir
dalam air hangat.
d. Masalah Menyusui Pada Keadaan Khusus
 Ibu melahirkan dengan bedah Caesar
Segera rawat gabung,jika kondisi ibu dan bayi membaik,dan menyusui segera.
 Ibu sakit
Ibu yang menderita Hepatitis dan AIDS, tidak diperkenankan untuk menyusui,
namun pada masyarakat yang tidak dapat membeli PASI, ASI tetap dianjurkan.
 Ibu hamil
Tidak ada bahaya bagi ibu maupun janin, perlu diperhatikan untuk makan lebih
banyak. Jelaskan perubahan yang dapat terjadi: ASI berkurang, kontraksi
uterus.
7. Menyusui pada bayi preterm
Setelah lahir biasanya bayi prematur akan dirawat di ruangan NICU untuk
membantu memaksimalkan sistem pernafasannya, mengatasi kekurangan caiaran,
pengaturan suhu, dan yang paling penting memastikan nutrisinya tetap terpenuhi.
Beberapa refleks alami bayi prematur dalam menyusu seperti pelekatan, menelan,
dan pernafasan mungkin belum berkembang sempurna. Hal inilah yang membuat cara
menyusui bayi prematur jadi lebih menantang.
Karena sesungguhnya menyusui memang sangat penting bagi bayi, terutama bagi
bayi yang lahir prematur
Dalam persalinan prematur, ASI sangat membantu pertumbuhan dan
perkembangan bayi yang belum sempurna. ASI mengandung banyak nutrsi penting
bagi bayi, termasuk vitamin, mineral, dan protein yang menyehatkan. ASI juga
mengandung gizi yang dibutuhkan bayi prematur, sseperti natrium, fosfor,
klorida,protein, zat besi, kalori lemak, serta magnesium
a. Cara menyusui bayi prematur
 Metode Kanguru
Metode ini diakui sebagai perawatan terbaik untuk kehamilan yang
direkomendasikan World Health Organozation (WHO). Metode ini juga akan
mempersiapkan bayi untuk menyusui dan berperan dalam perkembangan
otaknya, metode ini bayi prematur dibaringkan diatas dada ibu atau ayahsecara
skin to skin dengan hanya menggunakan popok dan penutup kepala
 Skin to skin
Kontak kulit dari bayi dan orang tua sebanyak mungkin sangat baik
diberikan untuk bayi prematur, dekap bayi dengan dada telanjang akan
membantu bayi prematur stabil lebih cepat
 Perah ASI
Jika tidak bisa segera memberi ASI untuk bayi prematur, maka langkah
terbaik adalah perahlah asi atau memompa. Ingatlah ASI adalah zat bergizi
terpenting dan harus diberikan kepada bayi prematur segera setelah lahir.
 Gunakan metode alternatif
Jika menyusui bayi prematur terasa sulit, ada cara lain yaitu dengan
memberikan ASI melewati NGT atau OGT, namun sebelum melakukan
metode ini, perlu dipastikan terlebih dahulu apakah bayi mampu mengisapdan
menelan ASI.
Mekanisme menghisap dan menelan belum berkembang dengan baik pada
prematur. Mekanisme ini hanya dapat dikoordinasi oleh bayi untuk mulai menyusu
pada payudara sekitar 32 – 34 minggu usia gestasi dan menjadi sangat efektif pada
usia gestasi 36 – 37 minggu (Johnson,2003). Kurang matangnya perkembangan
menghisap pada bayi premature ditandai dengan munculnya permasalahan oral
feeding yang akan menyebabkan keterlambatan dalam menyusui, berat badan
rendah dan dehidrasi selama awal minggu pasca kelahiran. Kelemahan menghisap
ini dikaitkan dengan kematangan struktur saraf bayi dan kekuatan otot mulut (Lau,

2006). 8
Kesulitan makan karena kelemahan menghisap ini menjadi perhatian bagi
tenaga kesehatan karena sering menunda perubahan ke proses makan atau
menyusu lewat mulut secara mandiri, menunda kepulangan dari rumah sakit dan
secara negatif mempengaruhi hubungan ibu dan bayi serta berpotensi menjadi
penyebab gangguan makan pada anak – anak. Beberapa alas an tersebut menjadi
acuan untuk pemberian intervensi dini untuk meningkatkan kemampuan oral
feeding dengan menstimulasi kemampuan menghisap pada bayi prematur (Fucile

ert al, 2011). 8


Program stimulasi perioral (struktur luar mulut) dan intra oral (struktur
dalam mulut) menjadi salah satu intervensi yang digunakan untuk meningkatkan
kemampuan menghisap pada bayi prematur. Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Fucile (2011) bahwa terdapat pengaruh dari pemberian stimulasi
oral terhadap perkembangan kemampuan menghisap, peningkatan pencernaan dan
berpotensi mengurangi lama waktu perawatan rumah sakit setelah diberikan
stimulasi perioral dan intra oral selama 15 menit sehari selama 7 hari. Lebih dari
itu, terapi sentuhan atau stimulasi yang dilakukan sendiri oleh ibu bayi mempunyai
makna dan sangat berpengaruh terhadap hubungan batin atau hubungan kejiwaan
antara ibu dan bayinya. Bagi bayi terapi sentuhan atau stimulasi dari ibu dapat
dirasakan sebagai sentuhan kasih sayang yang sangat berarti untuk pembentukan

kepribadian positif di lain hari (Roesli Utami, 2016).8


DAFTAR PUSTAKA

1. Maryunani A. Inisiasi Menyusui Dini, ASI Eksklusif Dan Manajemen Laktasi. Trans
Info Media; 2012.
2. Dielsa MF, Ulya R. KEBERHASILAN PENYULUHAN ASI EKSKLUSIF
MELALUI MEDIA FLIPCHART PADA PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU
HAMIL DI PUSKESMAS SENEN. J Bidan Komunitas. 2019;III(2):80-85.
3. IDAI IDAI. Kumpulan Tips Pediatrik. Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia;
2011.
4. Muhammad Faizi D. PEDIATRIC CLINICAL UPDATE 2O18. CV Saga fawadwipa;
2018.
5. Suyanto S. Hasil Kajian Neuroscience Dan Implikasinya Dalam Pendidikan.
EprintsUnyAcId. Published online 2012:1-22.
6. Indrayati, nurwijayanti L. PERBEDAAN PRODUKSI ASI PADA IBU DENGAN
PERSALINAN NORMAL DAN SECTIO CAESAREA. PERBEDAAN PRODUKSI
ASI PADA IBU DENGAN PERSALINAN Norm DAN Sect CAESAREA Novi.
2018;6(2):95-104.
7. Larasati, S., Nuridian Y. Konsep Neuroplastisity, Neurobehaviour, Neuroscience
dalam kehidupan. Fak Kedokteran, Univ Jember. 2019;(September).
doi:10.13140/RG.2.2.36699.92967
8. Hendra Gunawan Widjanarko EH. PENGARUH BERBAGAI FAKTOR
(PENGETAHUAN, SIKAP DAN DUKUNGAN TENAGA KESEHATAN)
TERHADAP PERILAKU IBU MENYUSUI BAYI YANG DILAHIRKAN
PREMATUR KARENA EMPAT PENYULIT KEHAMILAN. Published online 2015.

Anda mungkin juga menyukai