Anda di halaman 1dari 8

PROSES PSIKOLOGI ANAK

GADIS PADA MASA


ADOLESCENCE

Diana Sriyani
ANAK GADIS PADA MASA ADOLESCENCE

•  Anak gadis pada masa adolesense adalah anak


gadis masa transisi/ peralihan dari masa kanak-
kanak menuju masa dewasa yang ditandai dengan
adanya perubahan aspek fisik, psikis, dan psikologi.
Secara kronologis yang tergolong remaja ini
berkisar antara 11/12 – 21 tahun. Untuk menjadi
orang dewasa, mengutip pendapat Erikson, maka
remaja akan melalui masa krisis di mana remaja
berusaha untuk mencari identitas diri.
  
PERUBAHAN – PERUBAHAN ADOLESCE
NCE

• Pada masa adolescence, biasanya akan terjadi perubahan pada diri


seorang gadis baik fisik maupun psikis, walaupun akibatnya sementara
akan tetapi mempengaruhi perubahan dalam pola prilaku, sikap dan
kepribadian. Perubahan-perubahan tersebut di antaranya:
1. CINTA DIRI

• Cinta diri merupakan sumber pergeseran dan benturan sebanyak


komponen yang ada pada manusia, cinta diri menciptakan tuntutan
hasrat dan kebutuhan serta kebebasan yang meluas pada manusia.
Ada dua kepentingan hidup yaitu kepentingan pribadi dan
kepentingan umum. Berkorban demi kepentingan umum menjadi
tidak berarti, karena naluri cinta dirinya tidak membiarkan
kehilangan kesempurnaan sedikitpun dari dirinya. Berdasarkan
cinta diri setiap manusia selalu mendahulukan kepentingan pribadi
di atas kepentingan umum. Ada 2 jenis Cinta Diri:
a. Cinta diri positif
b. Cinta diri negatif
2. FANTASI SEKSUAL

• Pada masa ini seseorang mulai merasakan cinta dan kasih sayang
satu sama lain, mempunyai perhatian yang lebih mengenai siapa
dan bagaimana mereka (lawan jenis) di mata orang lain, mereka
mulai merasakan ketertarikan secara seksual antara satu dengan
yang lain, sehingga timbul yang di namakan rasa suka, ingin
memiliki dan saling memuji. Bagi remaja yang pola
perkembanganya normal dalam arti dia menyadari setiap tahap
perkembangan, maka tidak adanya hambatan dalam dirimya untuk
melewati fase ini, akan tetapi apabila ada remaja yang memang
tidak melewati fase ini maka akan terjadi keterbelakangan daya
tarik atau ketertarikan dengan lawan jenis pada masanya.
•       Jika fantasi-fantasi cintanya itu tidak bersifat sosial atau
ideologis, akan tetapi bersifat murni egosentris, maka realisasi dari
fantasi tersebut biasanya akan menumbuhkan kekecewaan-
kekecewaan pada dirinya. Ia sangat terpengaruh oleh akal budinya
yang masih “cupet”, serta tidak mampu menyelami perasaan dan
fikiran oranglain. Dia belum mampu menempatkan diri ke dalam
kehidupan batiniah oranglain atau partnernya. Selanjutnya
egosentrisme tadi ada umumnya sifatnya naif, dan sangat terikat pada
diri sendiri. Dengan sendirinya orang yang egosentris itu selalu
mengutamakan kepentingan sendiri, melihat dunia luar dengan
kacamata batin sendiri, sedang sifatnya kurang matang dan kurang
mantap. Jika pola demikian ini terus menerus akan dilanjutkan, maka
anak gadis tersebut tentu akan tertumbuk pada banyak kesulitan serta
kekecewaan dikemudian harinya.
3.   MULTIPLE PERSONALITY / PSEDOAFEKTIVITAT

MULTIPLE PERASONALITY
Kepribadian ganda (tidak hanya 2 kepribadian, bisa lebih dari 2) atau
multiple personality. Secara mudahnya bisa di katankan 2 atau lebih jiwa
yang  menghuni badan dan raga seseorang. Ini merupakan salah satu bentuk
kelainan jiwa, dalam pengertian umum kelainan jiwa tidak sama dengan sakit
jiwa.
Sakit jiwa konotasinya seseorang yang kehilangan realitas hidupnya,
tertawa sendiri, menagis, berhalusinasi. Sedangkan kelainan jiwa lebih halus
dari sakit jiwa, kelainan jiwa masih dalam tahap normal, tidak mengganggu
dan biasanya tidak teridentifikasi bila tidak mengunakan alat tes psikologi.
PSEDOAFEKTIVITAT
a      Menurut Dr. Helena deutsh bahwa relasi emosional,dari identifikasi
total,di sebut Psedoaktivitat, yang dapat menimbulkan gejala-gejala
neorologis dan patologis.ada juga gadis-gadis adolesense yang berbakat
intelektual tinggi yang tidak mampu mengendalikan macam-macam
identifikasi dan tidak mampu membatasi wilayah identifikasinya ia sangat
mudah terpengaruh oleh sugesti dari luar, sehingga ia sulit mendapatkan
keseimbangan batin. Peristiwa ini memberikan efek yang destruktif
merusak pada diri sendiri dan lingkunganya. Contoh kongkritnya adalah :
• a.       Peristiwa kawin cerai berulang kali.
• b.      Prostitusi/ pelacuran.
• c.       Berganti-ganti lapangan kerja tanpa sebab yang jelas.
• d.      Petualangan cinta (ganti-ganti pacar).

Anda mungkin juga menyukai