BAHAN AJAR
PENGANTAR ASUHAN
KEBIDANAN
Misi
KATA PENGANTAR
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL...................................................................................
VISI MISI PRODI KEBIDANAN CURUP..................................................
KATA PENGANTAR....................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................
KEGIATAN BELAJAR 1 : Konsep dasar asuhan kebidanan pada ibu
dalam masa persalinan ................................
KEGIATAN BELAJAR 2 : Konsep dasar asuhan 5 aspek benang merah
dalam asuhan persalinan normal ..............
KEGIATAN BELAJAR 1
Pendahuluan
Bahan Kajian
Pokok bahasan pada materi asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan
a. Definisi persalinan
b. Jenis persalinan (Spontan, buatan, anjuran)
c. Jenis Persalinan berdasarkan lama kehamilan dan berat janin
d. Teori sebab-sebab mulainya persalinan
e. Tanda tanda persalinan
f. Tahapan persalinan
- Kala 1
- Kala 2
- Kala 3
- Kala 4
Uraian Materi
1. Definisi Persalinan
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala yang berlangsung tidak lebih dari 18 jam tanpa komplikasi
baik bagi ibu maupun janin (sarwono, 2002).
Persalinan normal adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat
hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar dengan presentasi
belakang kepala tanpa memakai alat-alat atau pertolongan istimewa serta tidak
melukai ibu dan bayi, dan pada umumnya berlangsung dalam waktu kurang
dari 24 jam (Prawirohardjo, 1997).
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang
terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan
presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi
baik pada ibu maupun pada janin (Saifuddin, 2006) Persalinan adalah proses
dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan
dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan
(setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit. Persalinan di mulai
(inpartu) sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks
2. Persalinan buatan
yaitu persalinan dengan tenaga dari luar dengan ekstraksi forceps,
ekstraksi vakum dan sectio sesaria
3. Persalinan anjuran
yaitu bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan
dari luar dengan jalan pemberian rangsang. (Rukiyah; Ai yeyeh; dkk,
2009)
HIS
3. Ketuban pecah
Pada beberapa kasus membrane masih utuh hingga akhir tahap
pertama persalinan.Kemudian desakan kontraksi dan tekanan kepala bayi
pada mulut servik menyebabkan pecahnya membrane.Saat kebocoran
dimulai, bisa dirasakan seperti semburan air atau hanya rembesan, namun
sebenarnya pecahnya membrane takkan terasa karena membrane tidak
memiliki saraf. Seringkali pada ketuban pecah ini ibu merasakan seperti
mengompol, namun untuk memastikan apa yang keluar melalui jalan lahir
tersebut apakah urin atau cairan ketuban dari baunya. Urin biasanya
mempunyai bau yang khas, demikian halnya dengan cairan ketuban namun
cairan ketuban ini berbau anyir.
Saat ketuban pecah maka akan keluar cairan ketuban melaui jalan
lahir, selama masa perjalanan menuju ke tenaga kesehatan sebaiknya
gunakan pembalut untuk menampung cairan yang keluar untuk
mengurangi ketidaknyamanan bagi ibu.
b. TEORI OXYTOCIN
Pada akhir kehamilan kadar oxitosinbertambah, oleh karena itu
timbul kontraksi otot oto rahim
d. PENGARUH JANIN
Hypofise dan kelenjar suprarenal janin rupa rupanya juga
memegang peranan oleh karena pada anancepalus kehamilan sering
lebih lama dari biasa.
e. TEORI PROSTAGLANDIN
Prostaglandin yang di hasilkan oleh decidua, menjadi salah satu
sebab permulaan persalinan. Hasil dari percobaan menunjukan bahwa
prostaglandin F2 atau E2 yg di berikan secara intravena, inta dan
extramnial menimbulkan kontraksi myometrium pada setiap umur
kehamilan. Hal ini juga di sokong dg adanya kadar prostaglandin yg
tinggi baik dalam air ketuban maupun darah parifer pada ibu ibu hamil
sebelum melahirkan atau selama persalinan.
f. LIGHTENING
Terbenamnya kepala janin ke dalam rongga panggul karena
berkurangnya tempat di dalam uterus dan sedikit melebarnya symphisis.
Keadaan ini sering meringankan keluhan pernafasan serta heartburn dan
pada primigravida akan terlihat pada kehamilan 36 mingu sementara pada
multipara baru tampak setelah persalinan dimulai mengingat otot-otot
abdomennya lebih kendor.
5. Tahap-Tahap Persalinan
b) Fase aktif
1. Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara
bertahap (kontraksi diangap adekuat/memadai jika terjadi tiga kali
Tanda pasti kala dua ditentukan melalui periksa dalam yang hasilnya
adalah pembukaan serviks telah lengkap atau terlihatnya bagian kepala
bayi melalui introinvus vagina.
Rangkuman
Evaluasi
KEGIATAN BELAJAR 2
Pendahuluan
Capaian Pembelajaran
Bahan Kajian
Pokok bahasan pada materi penilaian 5 aspek benang merah dalam asuhan
kebidanan pada ibu dalam masa persalinan
1. Aspek PKK (Clinical Decision Making)
2. Aspek sayang ibu dan sayang bayi
3. Aspek pencegahan infeksi
4. Aspek pencatatan (Dokumentasi)
5. Aspek rujukan
Uraian Materi
yang sistematik menggunakan informasi dan hasil dari olah kognitif dan
intuitif serta dipadukan dengan kajian teoritis dan invervensi berdasarkan
bukti (evidence-based), keterampilan dan pengalaman yang dikembangkan
melalui berbagai tahapan yang logis dan diperlukan dalam upaya untuk
menyelesaikan masalah dan terfokus pada pasien (Varney, 1997).
Semua upaya diatas akan bermuara pada bagaimana kinerja dan
perilaku yang diharapkan dari seorang pemberi asuhan dalam menjalankan
tugas dan pengalaman ilmunya kepada pasien atau klien. Pengetahuan dan
keterampilan saja ternyata tidak dapat menjamin asuhan atau pertolongan yang
diberikan dapat memberikan hasil maksimal atau memenuhi standar kualitas
pelayanan dan harapan pasien apabila tidak disertai dengan perilaku yang
terpuji.
Langkah-langkah dalam membuat keputusan klinik:
1. Pengumpulan data utama dan relevan untuk membuat
keputusan
Semua pihak yang terlibat mempunyai peranan penting
dalam setiap langkah untuk membuat keputusan klinik.Data utama
(misalnya, riwayat persalinan), data subyektif yang diperoleh dari
anamnesis (misalnya, keluhan pasien), dan data obyektif dari
pemeriksaan fisik (misalnya, tekanan darah) diperoleh melalui
serangkaian upaya sistematik dan terfokus. Validitas dan akurasi
data akan sangat membantu pemberi pelayanan untuk melakukan
analisis yang pada akhirnya, akan menghasilkan keputusan klinik
yang tepat. Data subyektif adalah informasi yang diceritakan ibu
tentang apa yang dirasakannya, apa yang sedang dan telah
dialaminya. Data subyektif juga meliputi informasi tambahan yang
diceritakan oleh anggota keluarga tentang status ibu, terutama jika
ibu merasa sangat nyeri atau sangat sakit.Data obyektif adalah
informasi yang dikumpulkan berdasarkan pemeriksaan/
pengamatan terhadap ibu atau bayi baru lahir.
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara :
asuhan yang diberikan kepada ibu dan bayi baru lahir.Jika pada
saat evaluasi ditemukan status ibu atau bayi baru lahir telah
berubah, sesuaikan asuhan yang diberikan untuk memenuhi
perubahan kebutuhan tersebut.
Asuhan atau intervensi dengan membawa manfaat dan
teruji efektivitasnya apabila masalah yang dihadapi dapat
diselesaikan atau membawa dampak yang menguntungkan
terhadap diagnosis yang telah diberikan.Apapun jenisnya, asuhan
dan intervensi yang diberikan harus efisien, efektif, dan dapat
diaplikasikan pada kasus serupa dimasa datang.Bila asuhan atau
intervensi tidak membawa hasil atau dampak seperti yang
diharapkan maka sebaiknya dilakukan kajian ulang dan
penyusunan kembali rencana asuhan hingga pada akhirnya dapat
memberikan dampak seperti yang diharapkan.
Pencegahan infeksi tersebut, tidak hanya bagi ibu dan bayi baru lahir,
tetapi juga terhadap penolong persalinan dan staf kesehatan lainnya.
Pencegahan infeksi adalah bagian yang esensial dari semua asuhan
yang diberikan kepada ibu dan bayi baru lahir dan harus dilaksanakan
secara rutin pada saat menolong persalinan dan kelahiran bayi, saat
memberikan asuhan selama kunjungan antenatal atau pasca
persalinan/bayi baru lahir atau menatalaksana penyulit.
Teknik ini membuat prosedur menjadi lebih aman bagi ibu, bayi
baru lahir dan penolong persalinan. Teknik ini meliputi aspek:
a) Penggunaan perlengkapan pelindung diri
Alat pelindung diri yang digunakan pada saat
menolong persalinan meliputi: Penutup kepala/kap,
Masker, Pelindung mata, Alas kaki/sepatu boots,
Celemek/apron.
b) Antisepsis
Antisepsis merupakan tindakan yang dilakukan
untuk mencegah infeksi dengan cara membunuh atau
mengurangi mikroorganisme pada jaringan tubuh atau
kulit. Larutan antiseptic berbeda tujuannya dengan
larutan disinfektan.Larutan antiseptic digunakan pada
kulit atau jaringan yang tidak mampu menahan
konsentrasi bahan aktif yang terlarut dalam laruta
disinfektan.Sedangkan laruta disinfektan dipakai untuk
mendekontaminasi peralatan atau instrument yang
digunakan dalam prosedur bedah.
c) Menjaga tingkat sterilisasi atau disinfeksi tingkat tinggi
Dimanapun prosedur dilakukan, daerah steril harus
dibuat dan dipelihara untuk menurunkan resiko
kontaminasi di area tindakan.Peralatan atau benda-benda
harus ditempatkan di area steril.Pelihara kondisi steril
dengan memisahkan benda-benda steril atau bersih dari
benda-benda yang terkontaminasi/kotor.Jika
memungkinkan gunakan baju, sarung tangan steril dan
sediakan atau pertahankan lingkungan yang steril
tersebut.
E. RUJUKAN
Rujukan dalam kondisi optimal dan tepat waktu kefasilitas rujukan
atau fasilitas yang memiliki sarana lebih lengkap, diharapkan mampu
menyelamatkan jiwa para ibu dan bayi baru lahir. Meskipun sebagian
besar ibu akan mengalami persalinan normal namun sekitar 10-15%
diantaranya akan mengalami masalah selama proses persalinan dan
kelahiran bayi sehingga perlu dirujuk kefasilitas kesehatan rujukan. Setiap
penolong persalinan harus mengetahui lokasi fasilitas rujukan yang
mampu untuk menata laksana kasus gawat darurat obstetri dan bayi baru
lahir seperti :
1. Pembedahan, termasuk bedah sesar
2. Transfuse darah
3. Persalinan menggunakan ekstraksi vakum atau cunam
4. Pemberian antibiotic intravena
5. Resusitasi bayi baru lahir dan asuhan lanjutan bayi baru
lahir
Masukkan persiapan-persiapan dan informasi berikut kedalam
rencana rujukan :
B : BIDAN. Pastikan bahwa ibu dan/atau bayi baru lahir didampingi oleh
penolong persalinan yang kompeten dan memiliki kemampuan untuk
menatalaksana kegawatdaruratan obstetrik dan bayi baru lahir untuk
dibawa kefasilitas rujukan.
Rangkuman
logis dan diperlukan dalam upaya untuk menyelesaikan masalah dan terfokus
pada pasien (Varney, 1997).
Semua upaya diatas akan bermuara pada bagaimana kinerja dan perilaku
yang diharapkan dari seorang pemberi asuhan dalam menjalankan tugas dan
pengalaman ilmunya kepada pasien atau klien. Pengetahuan dan keterampilan saja
ternyata tidak dapat menjamin asuhan atau pertolongan yang diberikan dapat
memberikan hasil maksimal atau memenuhi standar kualitas pelayanan dan
harapan pasien apabila tidak disertai dengan perilaku yang terpuji.
Evaluasi
DAFTAR PUSTAKA