Anda di halaman 1dari 9

1.

DIARE
Penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan dunia terutama di negara
berkembang adalah diare. Di Indonesia, diare masih merupakan salah satu masalah utama
kesehatan masyarakat. Hal ini dikarenakan masih tingginya angka kesakitan dan
menimbulkan banyak kematian. Diare juga sering menimbulkan kejadian luar biasa
(KLB).
Secara global, diare masih menjadi salah satu penyebab paling signifikan untuk
kematian balita. Diare menyebabkan sekitar 800.000 kematian setiap tahunnya di
kelompok usia ini terutama di negara-negara berkembang.
Angka kejadian diare tertinggi pada anak di bawah usia dua tahun dan akan
menurun seiring bertambahnya usia. Diare merupakan masalah kesehatan terutama pada
balita baik ditingkat global, regional maupun nasional. Pada tingkat global, diare
menyebabkan 16% kematian sedikit lebih rendah dibandingkan dengan pneumonia. Pada
tingkat regional (negara berkembang) diare menyumbang sekitar 18% kematian balita
dari 3.070 juta balita

Pengertian
BAB dengan frekuensi 3 kali atau lebih per hari, disertai perubahan tinja / feses menjadi
cair dengan atau tanpa lender dan darah yang terjadi pada bayi dan anak yang
sebelumnya tampak sehat.
Penyebab Diare
Diare adalah gejala umum dari infeksi saluran pencernaan yang disebabkan oleh berbagai
patogen termasuk bakteri, virus dan protozoa. Rotavirus adalah penyebab utama dari diare
akut. Bakteri patogen lain yang menyebabkan diare adalah E. coli, Shigella, Campylobacter,
Salmonella serta V. Cholerae. Protozoa yang paling sering menyebabkan diare adalah
cryptosporidium . Timbulnya penyakit diare juga dapat disebabkan oleh sanitasi lingkungan
yang jelek dan perilaku masyarakat yang tidak sehat. Misalnya tidak memadainya
penyediaan air bersih, air tercemar oleh tinja, kekurangan sarana kebersihan, pembuangan
tinja yang tidak hygienis, kebersihan perorangan dan lingkungan yang jelek serta penyiapan
makanan yang tidak semestinya.
Tanda dan gejala
1) Cengeng
2) Gelisah
3) Suhu meningkat
4) Nafsu makan menurun
5) Feses cair dan berlendir, kadang juga disertai dengan adanya darahnya.
6) Anus lecet
7) Dehidrasi
8) Berat badan menurun
9) Turgor kulit menurun
10) Mata dan ubun-ubun cekung
11) Selaput lendir dan mulutserta kulit menjadi kering

Penanganan
1)Memberikan cairan dan mengatur keseimbangan cairan elektrolit.
2)Melakukan terapi rehidrasi.
3)Melakukan kolaborasi untuk terapi pemberian antibiotik yang sesuai dengan
kuman penyebabnya.
4)Mencuci tangan sebelum dan sesu
dah kontak dengan bayi untuk mencegah
penularan.
5)Memantau biakan feses pada bayi yang mendapat terapi antibiotik.
6)Tidak dianjurkan memberi anti diare.

2. OBSTIPASI
Pengertian
Merupakan penimbunan feses yang keras akibat adanya penyakit atau adanya obstruksi
pada saluran cerna. Bisa juga didefinisikan sebagai tidak adanya pengeluaran feses
selama hari atau lebih.
Tanda dan Gejala
1)Pada neonatus jika tidak mengeluarkan mekonium dalam 36 jam pertama, pada
Bayi jika tidak mengeluarkan feses selama 3hari atau lebih.
2)Sakit dan kejang pada perut.
3)Pada pemeriksaan rectal,jari akan merasa jepitan udara dan mekonium yang
menyemprot.
4)Feses besar dan tidak dapat digerakkan dalam rectum.
5)Bising usus yang janggal.
6)Merasa tidak enak badan, anoreksia, dan sakit kepala.
7)Terdapat luka pada anus.

Penanganan
1)Banyak minum.
2)Makan makanan yang tinggi serat.
3)Mencegah memberikan makanan dan obat yang menyebabkan konstipasi /
obstipasi.
4)Lebih baik memberi ASI pada bayi.
5)Melakukan kolaborasi untuk intervensi bedah jika terdapat indikasi.
6)Melakukan perawatan kulit per anal.

3. INFEKSI
Pengertian
Kolonaliasis yang dilakukan oleh spesies asing terhadap organisme inang dan bersifat
paling membahayakan inang.
Tanda dan gejala
Gejala infeksi yang umum terjadi pada bayi yang mengalami infeksi perinatal adalah
sebagai berikut :
1)Bayi malas minum.
2)Gelisah dan mungkin juga terjadi letargi.
3)Frekuensi pernapasan meningkat.
4)Berat badan menurun.
5)Pergerakan kurang.
6)Muntah
7)Diare
8)Sklerema dan edema
9)Perdarahan, ikterus, kejang.
10)Suhu tubuh dapat normal, hipotermi atau hipertermi.

Penanganan
1)Memakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum dimandikan.
2)Mencuci tangan sebelum dan setelah bersentuhan dengan bayi, pakaian bayi harus
bersih, alat-alat yang digunakan untuk melakukan tindakan pada bayi harus bersih.
3)Berikan posisi semi fowler apabila bayi mengalami sesak.
4)Apabila suhu tinggi lakukan kompres dingin.
5)Memberikan ASI perlahan-lahan, sedikit demi sedikit.
6)Apabila bayi muntah lakukan perawatan muntah yaitu posisi tidur miring ke kiri
atau ke kanan.
7)Apabila ada diare, perhatikan personal hygine dan ke
adaan lingkungan.
8)Rujuk segera kerumah sakit. Lakukan informant consent pada keluarga

4. Konstipasi atau sembelit


Sembelit merupakan keluhan utama sebesar 3% dari kunjungan rawat jalan anak. Sekitar
40% dari anak-anak dengan sembelit fungsional mengalami gejala selama tahun pertama
dari kehidupannya. Kriteria diagnosis untuk sembelit fungsional mengacu pada kriteria
Rome III yang harus mencakup 1 bulan minimal 2 dari berikut pada bayi sampai usia 4
tahun:
a. Dua atau lebih buang air besar per minggu
b. Setidaknya 1 episode per minggu inkontinensia setelah toilet training
c. Retensi feses yang berlebihan d. Riwayat nyeri gerakan usus
e. Adanya massa tinja besar dalam rektum
f. Riwayat tinja berdiameter besar yang dapat menghambat toilet.

Tanda dan gejala

- Kurang minum air, asupan jumlah makanan dan kurangnya konsumsi serat. 

- Kebiasaan si Kecil mengabaikan hasrat buang air besar.

- Penggunaan obat-obatan tertentu.

Penanganan

- Perubahan pola makan yaitu dengan memastikan jumlah makanan si Kecil cukup.

- Memperbanyak asupan makanan berserat seperti buah dan sayur, mencukupi kebutuhan cairan si Kecil, 

- Melakukan perubahan kebiasaan BAB dengan membuat jadwal rutin ke toilet

5. Necrotizing Enterocolitis
Pengertian
Enterokolitis nekrotikans (necrotizing enterocolitis, NEC) merupakan sindrom
multifaktorial nekrosis iskemik intestinal akut dan menjadi salah satu penyebab
kegawatan gastrointestinal pada neonatus.

Tanda dan gejala

 Perut bengkak lembut, merah atau mengkilap

 Tinja gelap, hitam atau berdarah.

 Suhu tubuh tidak stabil atau rendah.

 Demam dan menggigil


 Tidak ingin makan

 Muntah

 Menjadi kurang aktif atau sedikit energi

Penanganan

 Pemasangan selang dari mulut atau hidung ke lambung untuk mengosongkan isi lambung
 Pemberian asupan nutrisi melalui infus
 Pemberian antibiotik melalui infus untuk melawan infeksi
 Pemberian tambahan oksigen, jika bayi sulit bernapas karena perut membengkak
 Pemantauan secara rutin dengan melakukan tes darah dan foto rontgen untuk memastikan
kondisi bayi tidak semakin memburuk

6. GUMOH
Pengertian
Meupakan suatu keadaan keluarnya isi di dalam lambung baik cairan maupun makanan
(ASI atau PASI) segera setelah bayi diberikan asupan tersebut tanpa mengalami
proses pencernaan melalui gerak peristaltik otot lambung. Pada bayi, regurgitasi isi lambung
ke kerongkongan dan mulut adalah umum dan normal. Yang disebut gastroesophageal reflux
adalah isi lambung kembali ke kerongkongan dengan atau tanpa regurgitasi atau muntah.
GER adalah suatu proses fisiologis yang normal terjadi beberapa kali per hari pada bayi yang
sehat, anak-anak dan orang dewasa. Sebagian besar episode reflux pada bayi sehat kurang
dari 3 menit, terjadi pada saat sesudah makan, dan menyebabkan sedikit atau tidak ada gejala
gejala. Reflux atau gumoh biasanya hanya berdasar riwayat dan pemeriksaan fisik tidak
spesifik jika ada gejala lebih berat maka disebut penyakit refluks gastro-esofagus Jika ada
gejala berat lain seperti berat badan tidak naik, muntah, sering batuk, asma, atau bahkan
infeksi paru maka sudah merupakan keadaan patologis sehingga perlu dibawa ke dokter
untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Tanda dan gejala


Penyebab terjadinya gumoh antara lain :
1)Bayi sudah merasa senang
2)Posisi salah saat menyusui
3)Posisi botol yang salah
4)Tergesa-gesa saat pemberian susu
5)Kegagalan dalam mengeluarkan udara yang tertelan

Penanganan
1. Perbaiki teknik menyusui
2. Perhatikan posisi botol sat pemberian susu
3. Sendawakan bayi setelah disusui
4. Lakukan teknik menyusui yang benar, yaitu bibir mencakup parat seluruh putting
susu ibu sampai keareola

7. . Kolik pada Bayi


Pengertian
Kolik pada bayi merupakan keluhan banyak orangtua baru. Kolik bayi adalah gejala
representasi perilaku bayi pada awal kehidupan yang ditandai menangis yang lama dan
sulit dikendalikan. Tidak ada bukti bahwa menangis di kolik bayi disebabkan oleh rasa
sakit di perut atau bagian tubuh lainnya. Namun demikian, orangtua sering berkeyakinan
bahwa penyebab menangis berlebihan adalah nyeri perut dari saluran cerna.
Penyebab
a. Protein Susu Sapi
b. Sistem Pencernaan yang Belum Matang
Tanda Dan Gejala
a. Rewel yang berat, gelisah, menangis yang mulai dan berhentinya tidak diketahui
sebabnya.
b. Episode 3 jam atau lebih per hari, terjadi paling sedikit 3 hari per minggu dan paling
sedikit 1 minggu.
c. Tidak terjadi gagal tumbuh.
Penanganan
Pengelolaan kolik bayi relatif sulit. Usaha menenangkan bukan makanan , seperti
mengayun bayi dan menepuk 2-3 kali per detik di lingkungan yang tenang, dapat membantu
berhenti menangis dan tenang akan tetapi akan menangis segera setelah diletakkan. Membawa
berkeliling naik mobil dapat menghentikan menangis juga. Terapi diet bermanfaat, jika ada
hubungan dengan intoleransi susu seperti intoleransi protein dan laktosa, dan ada riwayat alergi
susu sapi maka protein hidrolisat parsial dan formula laktosa rendah bisa menjadi terapi
alternatif.
Dahtar Pustaka
Riskiyah. (2017). PERANAN ZINC PADA PENANGANAN KASUS PENYAKIT
DIARE YANG DIALAMI BAYI MAUPUN BALITA. Journal of Islamic Medicine. Vol
1, 22-29.

https://studylibid.com/doc/219748/masalah-yang-lazim-terjadi-pada-neonatus--bayi-dan-
balita

National Digestive Disease Information Clearinghouse. Constipation in Children. Diunduh dari


http://digestive.niddk.nih.gov/ddiseases/pubs/Constipation/Constipation_508.pdf pada tanggal 03-10-
2014

https://health.detik.com/penyakit/d-1700497/necrotizing-enterocolitis-gangguan-
pencernaan-pada-bayi

https://www.nestlenutrition-institute.org/docs/default-source/indonesia-document-
library/publications/refa_lactogen-happy-tummy-modul-vol2-5_isi_bab3_12jun18.pdf?
sfvrsn=974d42ed_0

Anda mungkin juga menyukai