Oleh :
ESTI WIDAYANTI
NIM :
2020
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan asuhan kebidanan ini sebagai bukti telah melakukan pendidikan profesi
di PMB Esti Widayanti Jombang
Mahasiswa
Esti Widayanti
MENGETAHUI,
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu bersalin
fisiologis dengan menerapkan pola pikir melalui pendekatan manajemen
kebidanan berdasarkan kompetensi dan wewenang bidan di Indonesia.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data subjektif dan data
obyektif pada persalinan fisiologis
2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi diagnosa aktual dan masalah pada
persalinan fisiologis
3. Mahasiswa mampu mengidentifikasi diagnosa potensial dan masalah
potensial
4. Mahasiswa mampu mengembangkan rencana tindakan asuhan
kebidanan secara menyeluruh pada persalinan fisiologis.
5. Mahasiswa kebidanan mampu melaksanakan rencana tindakan asuhan
kebidanan yang menyeluruh sesuai kebutuhan ibu bersalin.
6. Mahasiswa dapat melakukan evaluasi terhadap asuhan yang diberikan
pada persalinan fisiologis.
7. Mahasiswa mampu melakukan pendokumentasian pada persalinan
fisiologis.
1.3 Pelaksanaan
Kegiatan praktek klinik dilakukan di PMB Esti Widayanti, pada
tanggal ...............
BAB 2
TINJAUAN TEORI
Kontraksi
Uterus melemah
Gambar 2.3.4.1 Siklus pengaruh kecemasan pada kemajuan persalinan
Ketakutan
2.6.2 Kala II
Kala II persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap
(10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II juga disebut
sebagian kala pengeluaran bayi.
Gejala dan tanda kala II persalinan yaitu :
1. Ibu merasakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya
kontraksi.
2. Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rectum dan atau
vaginanya.
3. Perineum menonjol
4. Vulva dan vagina, spingter ani membuka
5. Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah.
Tanda pasti kala II ditentukan melalui pemeriksaan dalam yang
hasilnya adalah :
1. Pembukaan serviks telah lengkap
2. Terlihatnya bagian kepala bayi.
Pada saat kepala janin tampak dalam vulva, seorang penolong
persalinan harus menahan perineum dengan kain sedangkan tangan
satunya menahan keluarnya kepala supaya tidak terjadi expulsi
berlebihan. Dengan adanya his dan kekuatan mengejan yang baik,
maximal kepala janin dilahirkan dengan sub uccipito dibawah
symphisis. Kemudian dahi, muka dan dagu melewati perineum. Setelah
istirahat his muncul lagi untuk mengeluarkan tubuh bayi.
Pada primigravida kala II berlangsung kira-kira 2 jam
sedangkan pada multigravida kira-kira 1 jam.
2.6.3 Kala III (Pengeluaran uri)
Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir
dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban pada kala III persalinan,
otot miometrium berkontraksi mengikuti penyusutan volume rongga
uterus setelah lahirnya bayi. Penyusutan volume rongga uterus setelah
lahirnya bayi. Penyusutan ukuran ini menyebabkan berkurangnya
ukuran tempat perlekatan plasenta. Karena perlekatan menjadi semakin
kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak berubah maka plasenta akan
melipat, menebal dan kemudian lepas dari dinding uterus. Setelah
plasenta lepas, maka plasenta dalam akan turun ke bagian bawah atau
kedalam vagina bersamaan dengan adanya his.
- Tanda-tanda lepasnya plasenta
*Perubahan bentuk dan tinggi fundus
Setelah bayi lahir dan sebelum miometrium mulai berkontraksi,
uterus berbentuk bulat penuh dan TFU biasanya dibawah pusat.
Setelah uterus berkontraksi dan plasenta terdorong ke bawah uterus
berbentuk segitiga seperti buah pear/alpukat dan fundus diatas
pusat.
*Tali pusat memanjang
Tali pusat terlihat menjulur ke luar vagina (tanda Ahfeld)
* Semburan darah mendadak dan singkat
kala III maximal 30 menit (biasanya 15 menit)
2.6.4 Kala IV
Kala IV persalinan dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir 2
jam setelah itu :
Pada kala IV dilakukan observasi sebagai berikut :
1. Tanda-tanda vital ibu
2. Pemeriksaan perdarahan pada ibu
3. Pemantauan kontraksi uterus
4. Dokumentasi asuhan yang telah dilakukan
Perdarahan pada ibu dianggap normal jika < 500 cc
Lamanya persalinan pada primi dan multi adalah :
Primi Multi
Kala I 13 jam 7 jam
Kala II 1 jam ½ jam
Kala III ½ jam ¼ jam
Lama Persalinan 14 ½ jam 7 ¾ jam
Tambahan pemantauan pada kala I pada persalinan normal
Parameter Fase Laten Fase Aktif
Suhu badan Setiap 4 jam Setiap 24 jam
Tekanan darah Setiap 4 jam Setiap 4 jam
Nadi Setiap 30-60 menit Setiap 30-60 menit
Djj Setiap 1 jam Setiap 30 jam
Kontraksi Setiap 1 jam Setiap 30 jam
Pembukaan serviks Setiap 4 jam Setiap 4 jam
Penurunan Setiap 4 jam Setiap 4 jam
2.7 Partograf
Partograf dipakai untuk memantau kemajuan persalinan dan membantu
petugas kesehatan dalam mengambil keputusan saat pelaksanaan. Partograf
dimulai pada pembukaan 4 cm (fase aktif0. partograf dimulai atau dibuat
untuk setiap ibu bersalin, tanpa menghiraukan apakah persalinan tersebut
normal atau dengan komplikasi.
Tujuan utama dari penggunaan partograf adalah untuk :
1) Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai
pembukaan serviks melalui pemeriksaan dalam.
2) Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal. Dengan
demikian juga dapat mendeteksi secara dini kemungkinan terjadinya
partus lama.
3) Data pelengkap yang terkait dengan pemantauan kondisi ibu, kondisi bayi,
grafik kemajuan proses persalinan, bahan dan medikamentosa yang
diberikan, pemeriksaan laboratorium, membuat keputusan klinik dan asuhan
atau tindakan yang diberikan.
Hal-hal yang dicatat mengenai kondisi ibu dan janin adalah sebagai berikut :
(1) Denyut jantung janin
Dinilai setiap 30 menit sampai 1 jam. Mulai waspada apabila djj
mengarah hingga dibawah 120 atau di atas 160 x/mnt.
(2) Air ketuban
Nilai warna ketuban jika selaput ketuban
U : selaput ketuban utuh
J : selaput ketuban pecah dan air ketuban jernih
M : selaput ketuban pecah dan air ketuban bercampur meconium
D : selaput ketuban pecah dan air ketuban bernada darah
K : tidak ada cairan ketuban atau kering
(3) Perubahan bentuk kepala janin (molding atau mulase)
Penyusupan adalah indikator penting tentang seberapa jauh kepala bayi
dapat menyesuaikan terhadap bagian keras (tulang) panggul ibu.
Semakin besar derajat penyusupan atau tumpang tindih, antara tulang
kepala, semakin menunjukkan resiko disproporsi kepala panggul atau
cephalo pelvic disproporsion (CPD).
Lambang dalam partograf :
O : tulang kepala janin terpisah, sutura masih mudah dipalpasi
1 : tulang kepala janin bersentuhan
2 : tulang kepala janin saling tumpang tindih dan tapi masih dapat
dipisahkan.
3 : tulang kepala janin saling tindih dan tidak dapat dipisahkan.
(4) Pembukaan mulut rahim (serviks)
Dinilai setiap 4 jam dan diberi tanda silang (x) digaris waktu yang sesuai
dengan lajur besarnya pembukaan serviks.
(5) Penurunan bagian terbawah janin
Mengacu pada bagian kepala (dibagi 5 bagian) yang teraba (pada
pemeriksaan abdomen) atau pemeriksaan luar di atas ymphisis pubis.
Catat dengan tanda lingkaran (o) pada setiap pemeriksaan dalam. Pada
posisi 0/5 sinsiput (s) atau paruh atas kepala berada di symphisis pubis.
(6) Waktu
Menyatakan berapa jam waktu yang telah dijalani sesudah pasien
diterima. Jam, catat sesuai angka lajur pembukaan digaris waspada.
(7) Kontraksi
Catat setiap setengah jam, lakukan palpasi untuk menghilangkan
banyaknya kontraksi dalam hitungan detik.
: kontraksi lamanya kurang dari 20 detik
: kontraksi lamanya 20-40 detik
: kontraksi lamanya lebih dari 40 detik
(8) Oksitosin
Jika memakai oksitosin, catat banyaknya oksitosin per volume cairan
infuse dan dalam tetesan per menit.
(9) Obat-obatan yang diberikan
(10) Nadi
Catat setiap 30-60 menit dan tandai dengan sebuah titik besar (.)
(11) Tekanan darah
Catat setiap 4 jam dan tandai dengan anak panah
(12) Suhu badan
Catat setiap 2 jam
(13) Protein, aseton dan volume urine
Catat setiap kali ibu berkemih
Partograf harus digunakan setiap :
1. Untuk semua ibu dalam kala I bersalin fase aktif sebagai elemen penting
asuhan persalinan. Partograf harus digunakan baik ada atau tak ada
penyulit. Partograf akan membantu penolong dalam memantau
mengevaluasi dan membuat keputusan klinik baik persalinan maupun
dengan penyulit.
2. Selama persalinan dan kelahiran di semua tempat (rumah, puskesmas,
klinik, bidan swasta, rumah sakit, dan lain-lain)
3. Secara rutin oleh semua penolong persalinan yang memberikan asuhan
pada ibu selama persalinan dan kelahiran.
Penggunaan partograf yang rutin akan memastikan para ibu dan bayinya
mendapat asuhan yang aman dan tepat waktu. Selain itu, dapat mencegah
terjadinya penyulit yang dapat mengancam keselamatan jiwa mereka.
Pencatatan selama fase aktif persalinan :
A. Informasi tentang ibu
1. Nama, umur
2. Gravida, para, abortus
3. No catatan medis
4. Tanggal dan waktu mulai dirawat
5. Waktu pecahnya ketuban
B. Kondisi janin
1. DJJ
2. Warna dan adanya air ketuban
3. Moulage kepala janin
C. Kemajuan persalinan
1. Pembukaan serviks
2. Penurunan bagian terbawah janin
3. Garis waspada dan garis bertindak
D. Jam dan waktu
1. Waktu mulainya fase aktif persalinan
2. Waktu actual soal pemeriksaan atau penilaian
E. Kontraksi uterus
1. Frekuensi dan lamanya
F. Obat-obatan dan cairan yang diberikan
1. Oksitosin
2. Obat-obatan lainnya dan cairan IV yang diberikan
G. Kondisi ibu
1. Nadi, tekanan darah dan temperatur tubuh
2. Urine
H. Asuhan pengamatan dan keputusan lainnya