PENDAHULUAN
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta, dan selaput ketuban keluar
dari rahim ibu. Persalinan yang normal terjadi pada usia kehamilan cukup
dimulai sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks yang
membuka dan menipis dan berakhir dengan lahirnya bayi beserta plasenta secara
lengkap Pengalaman persalinan bisa dialami oleh ibu pertama kali (primi),
Asuhan pada ibu bersalin normal adalah asuhan yang mengacu kepada
asuhan yang bersih dan aman selama persalinan mulai dari kala l sampai kala IV
dan setelah bayi lahir serta upaya pencegahan komplikasi. Proporsi yang
dengan kualifikasi tertinggi yakni apabila terdapat lebih dari satu penolong, maka
dipilih yang kualifikasinya paling tinggi begitu juga kualifikasi yang terendah.
Dari terlihat bahwa penolong persalinan yang dilakukan oleh tenaga medis
kandungan (28,9%), lalu non tenaga kesehatan (6,7%) dan hanya (0,3%)
1
2
cakupan ibu bersalin di sumatera barat tahun 2018 sebanyak 115.653, cakupan
ibu bersalin di kabupaten Lima Puluh Kota sebanyak 2.996 jiwa dan ibu hamil
yang sesuai dengan asuhan standar dapat mewujudkan persalinan yang aman
vital.1
hidup, di Sumatera Barat pada tahun 2018 25 orang dan pada Kabupaten Lima
Puluh Kota sebanyak 3 orang. Akibat kematian ibu terdiri dari perdarahan
(1,2%).3
menurun dari tahun 2000-2017 yaitu dari angka 13000 hingga 8600. Wanita
Sebagian besar dapat dicegah atau di obati. Komplikasi lain mungkin ada
menyebabkan hampir 75% dari semua kematian ibu adalah perdarahan hebat
3
Salah satu upaya untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi yaitu
dengan mendorong agar setiap persalinan di tolong oleh tenaga kesehatan terlatih
yaitu dokter spesialis kebidanan dan kandungan (SpOG), dokter umum dan bidan,
43 tahun 2016 tentang pelayanan kesehatan ibu bersalin yaitu setiap ibu bersalin
persalinan, rasa aman dan nyaman,pencegahan infeksi, pada kala III diberikan
pemenuhan nutrisi, pemantaun keadaan ibu, motivasi dan pada kala IV diberikan
kebidanan pada saat bersalin untuk mencegah terjadinya komplikasi. Salah satu
mengurangi ketegangan fisik dan psikologis, sebagai prmotor hubungan ibu dan
serta keluarga, mendorong ibu agar semangat dalam proses pesalinan dengan
Dari latar belakang diatas, penulis ingin melakukan asuhan kebidanan pada
ibu bersalin normal di PMB Mitra Elya, Amd.Keb pada tahun 2019 sebagai
laporan tugas akhir, agar terdeteksi secara dini yang terjadi pada ibu bersalin
Tingginya angka persalinan yang di tolong oleh bidan (62,7%) serta adanya
penyulit persalinan yang mungkin terjadi pada ibu maka di perlukan asuhan
persalinan yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan untuk menggurangi
Bagaimana asuhan kebidanan pada ibu bersalin normal di PMB ME, STr.Keb
tahun 2019?
1.3 Tujuan
1.3.2.1 Diketahuinya pengkajian pada ibu bersalin di PMB ME, STr. Keb
1.3.2.2 Diketahuinya perumusan diagnosa dan atau masalah kebidanan pada ibu
STr.Keb
STr.Keb
1.3.2.5 Diketahuinya evaluasi pada ibu bersalin normal di PMB ME, STr.Keb
5
1.4 Manfaat
1.4.1 Penulis
1.4.3 Institusi
erjadinya komplikasi selama bersalin, olekh karena itu penulis hanya melakukan
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian
rendah pada awal persalinan dan tetap demikian pada selama proses persalinan,
bayi lahir secara spontan dalam presentasi belakang kepala pada usia kehamilan
37-42 minggu lengkap dan setelah persalinan ibu maupun bayi berada dalam
kondisi sehat.7
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari
memungkinkan serangkaian perubahan yang besar pada ibu untuk dapat melah
terjadi pada kehamilan (37- 42), lahir spontan dengan presentasi belakang
kepala yang berlangsung 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun janin.9
a. Estrogen
b. Progesteron
relaksasi.
4. Teori prostaglandin
persalinan.10
a. Perubahan Fisiologis
1. Kala I
2) Pembukaan serviks
1) Tekanan darah
seperti sebelum masuk persalinan dan akan naik lagi jika terjadi
mengalami asfiksia.
2) Denyut jantung
sebelum persalinan.
c) Perubahan metabolisme
benar.
e) Kontraksi uterus
g) Perubahan hematologist
pembukaan lengkap.
h) Perubahan renal
i) Perubahan gastrointestinal
11
persalinan.
10. Suhu badan yang naik sedikit merupakan yang wajar namun jika
dehidrasi.
Pada kala I ketuban ikut meregang, bagian atas vagina yang sejak
menghadap kedepan atas dan dari luar peregangan oleh bagian depan
2. Kala II
a) Tekanan darah
b) Metabolise
c) Denyut nadi
persalinan.
d) Suhu
e) Gastrointestinal
tetapi depat terus ada pada ibu bersalin. Hal ini merupakan
f) Pernapasan
3. Kala III
Kala III dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta,
vagina.
1) Secara Schultze
2) Secara Duncan
seluruhnya.
4. Kala IV
Adalah kala pengawasan selama 1-2 jam setelah bayi dan plasenta
Sebagian ibu juga akan merasakan gemetar hal ini juga perubahan
b. Perubahan psikologis
1. Kala I
sebagai berikut :
sekelilingnya.
pemerikasaan.
pemberi perawatan.
2. Kala II
a) Emosional distress
marah .
c) Lemah.
d) Takut.
3. Kala III
ibu juga masih sangat terlihat karena kehadiran buah hati baru dalam
a) Bahagia
Karena saat-saat yang telah lama di tunggu akhirnya datang juga yaitu
Cemas dan takut kalau terjadi bahaya atas dirinya saat persalinan
mati.
17
4. Kala IV
BAK/BAB dan menjaganya agar tetap bersih dan kering. Hal ini
dan juga feses dapat membuat ibu bersalin merasa tidak nyaman.
b. Berendam
c. Perawatan mulut
d. Pengipasan
(d) Memijat punggung kaki, atau kapala ibu, dan melakukan tindakan yang
bermanfaat lainnya.
(c) Hidroterapi
a. Kontraksi uterus
serviks.
janin agar bergerak turun disepanjang jalan lahir. Pada awalnya kontraksi
tersebut terjadi secara tidak teratur tetapi kemudian menjadi teratur dengan
a.) Bagian uterus dengan selisih waktu 5 hingga 30 menit dan lamanya
, durasi dan intensitas kontraksi . selama fase transisi pada kala pertama
detik dan kemudian akan muncul kembali setiap 2 hingga 3 menit sekali.
c.) kontraksi terasa nyeri dan bergelombang dengan sifat kontraksi yang
tungkai.Terasa lebih kuat pada uterus bagian atas ( untuk mendorong janin
d.) Uterus akan menjadi keras ketika di palpasi, penekanan uterus dengan
masih utuh.
b. Bloody show
2. Mucus dari sumbat tersebut bercampur dengan darah dari kapiler serviks
karena tekanan janin pada kanalis serviks dan perubahan lainnya yang
persalinan dimulai.
kontraksi uterus dan pembukaan kala I dibagi menjadi 2, fase laten dan
fase aktif.
cm .
10 cm atau lengkap.
22
Pada fase aktif persalinan, frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya
dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II pada primipara berlangsung selama 2
jam dan pada multipara 1 jam. Diagnosa kala II ditegakkan atas dasar
Merupakan cara penyesuaian dari dan lewatnya janin melalui panggul ibu , ada
6 gerakan :
(a). Engagement
persalinan.
dengan fleksi yang ringan. Masuknya kepala melewati pintu atas panggul
promontorium.
Penurunan kepala lebih lanjut terjadi pada kala I dan kala II persalianan. Hal
ini disebabkan karena adanya kontraksi dan retraksi dari segmen atas rahim,
waktu yang bersamaan terjadi relaksasi dari segmen bawah rahim sehingga
terdorong ke dalam jalan lahir. Penurunan kepala ini juga disebabkan karena
(c) Fleksi
Pada awal persalinan,kepala bayi dalam keadaan fleksi yang ringan. Dengan
dibawa lebih dekat ke arah dada janin sehingga ubun-ubun kecil lebih rendah
dari ubun-ubun besar. Hal ini disebabkan karena adanya tahanan dari dinding
frontalis (11 cm). Sampai di dasar panggul, biasanya kepala janin berada
mengapa fleksi bisa terjadi, Fleksi ini disebabkan karena anak di dorong
Putaran paksi dalam adalah pemutaran dari bagian depan sedemikian rupa
sehingga bagian terendah dari bagian depan janin memutar ke depan bawah
simfisis. Pada presentasi belakang kepala, bagian yang terendah ialah daerah
ubun-ubun kecil dan bagian inilah yang akan memutar kedepan ke arah
(e) Ekstensi
Sesudah kepala janin sampai di dasar panggul dan ubun-ubun kecil berada
di bawah simfisis, maka terjadilah ekstensi dari kepala janin. Hal ini di
sebabkan karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul mengarah ke
25
melewatinya. Jika kepala yang fleksi penuh pada waktu mencapai dasar
Suboksiput yang tertahan pada pinggir bawah simfisis akan menjadi pusat
gerakan ekstensi.
Kepala yang sudah lahir selanjutnya mengalami restitusi yaitu kepala bayi
leher yang terjadi karena putaran paksi dalam. Bahu melintasi pintu dalam
dari pintu bawah panggul. Bersamaan dengan itu kepala bayi juga
iskiadikum sepihak.
(g) Ekspulsi
jalan lahir.
26
Dengan kontraksi yang efektif, fleksi kepala yang adekuat, dan janin dengan
tidak begitu bertambah panjang. Akan tetapi, pada kira-kira 5-10% kasus,
yang buruk atau fleksi kepala yang salah atau keduanya, rotasi mungkin
tidak sempurna atau mungkin tidak terjadi sama sekali, khususnya kalau
janin besar.
(a) Faktor Power adalah tenaga atau kekuatan yang mendorong janin
diafragma dan aksi dari ligamen, dengan kerjasama yang baik dan
(b) Faktor Passanger, yaitu bentuk, besarnya dan posisinya harus normal
sehingga mampu beradaptasi dengan baik terhadap jalan lahir dan kekuatan
(c) Faktor Passage (jalan lahir), jalan lahir tulang harus memenuhi syarat,
bentuk ukuran luas bagian dalamnya dalam batas normal sehingga proses
berjalan normal. Jalan lahir lunak terdiri dari otot dasar panggul, elastis,
dan lancar.
27
aman.
Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirmya
plasenta dan selaput ketuban. Seluruh proses biasanya berlangsung 5-30 menit
Kala IV dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir 2 jam setelah proses
malposisi.13
Pada sebagian besar penyebab kasus persalinan macet adalah karena tulang
panggul ibu sempit atau gangguan penyakit sehingga tidak mudah dilintasi
kepala bayi pada waktu bersalin. Bebrapa faktor yang mempengaruhi kontraksi
paritas, kosistensi seviks uteri, berat badan janin, faktor psikis, gizi dan anemia.
berbahaya, yang umumnya terjadi pada persalinan, kadang kadang terjadi pada
oleh anomali atu kerusakan yang telah ada sebelumnya, karena trauma, atau
sebagai komplikasi persalinan pada rahim yang masih utuh. Paling sering terjadi
pada rahim yang telah di seksio sesarea pada persalinan sebelumnya. Lebih lagi
jika pada uterus yang demikian dilakukan partus percobaan atau persalinan
2.1.5.3 Perdarahan
dari tempat implementasi plasenta, robekan jalan lahir dan jaringan sekitarnya
tarikan biasa ke arah belakang pada kepala bayi tidak berhasil untuk melahirkan
bayi disebut distosia bahu. Dimana hal ini pada presentasi kepala bahu tidak
bisa dilahirkan dengan cara pertolongan biasa. Komplikasi paada janin ialah
29
Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput bersisi cairan ketuban yang
terjadi 1 jam atau lebih sebelum terjadinya kontraksi. Etiologi pasti belom
seperti infeksi vagina dan serviks. Ketuban pecah dini dapat terjadi atau setelah
usia gestasi 37 minggu dan di sebut KPD aterm atau prematur rupture of
membranes (PROM) dan sebelum usia gestasi 37 minggu atau KPD preterm
tidak berada pada anterior. Diantaranya seperti presentasi dahi, presentasi muka,
presentasi bokong.
kedua tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir dan
bersih
pemeriksaan dalam
mendokumentasikan temuan-temuan.
meneran (pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk
menit
16) Meletakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian di bawah bokong
ibu.
17) Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan
bahan
dengan kain bersih dan kering. Tangan yang lain menahan kepala
dangkal.
32
20) Dengan lembut menyeka mulut dan hidung bayi dengan kain atau
21) Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar
secara spontan
gerakkan kepala kea rah bawah dan distal sehingga bahu depan
bahu belakang
23) Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah ke arah perineum ibu
24) Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke
27) Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi
dalam uterus
berkontraksi baik.
29) Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 10 unit
30) Setelah 2 menit pascapersalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-
kira 3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat kea rah distal
(ibu) dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama
31) Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit, dan
32) Mengikat tali pusat dengan benang steri; pada satu sisi kemudian
33) Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan memasang topi
34) Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari
vulva
35) Meletakkan satu tangan diatas kain yang ada di perut ibu, tepat di
tali pusat
dengan hati-hati.
39) Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase
40) Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun
41) Evaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan segera jahit
43) Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit di dada ibu paling
sedikit 1 jam
pervaginam
kontraksi
49) Memeriksakan nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit
dengan baik.
dekontaminasi
sesuai
53) Membersihkan ibu dengan air DTT. Bantu ibu memakai pakaian
2.1.6.2 Pelaksanaan
a. Kala I
Ibu sedah memasuki persalinan kala I jika pembukaan serviks kurang dari 4
cm dan kontraksi terjadi teratur minimal 2x10 menit dengan durasi 40 detik .
Bidan harus mengobservasi secara teratur baik pada fase laten maupun fase
aktif.
b. Kala II
menit.
Posisi duduk atau setengah duduk, keuntungan dari posisi ini adalah
2. Kelahiran bayi
menahan kepala bayi agar tetap fleksi saat keluar secara bertahap
Periksa apakah ada lilitan tali pusat pada leher. Jika ada lilitan tali pusat
pada leher bayi cukup longgar ,maka lepaskan lilitan tersebut kepala
bayi, jika lilitan tali pusat sangat erat, jepit tali pusat dengan klem yang
melahirkan bahu belakang .Saat batu telah lahir, lakukan sanggah susur
dari dinding perut bayi, dari titik jepitan ,tekan tali pusat dengan 2 jari
dorong tali pusat ke arah ibu lakukan jepitan kedua dengan jarak 2 cm
dari klem pertama.Pegang tali pusat diantara dua klem dan potong tali
c. Kala III
5. Masase fundus
d. Kala IV
5. Partograf
kondisi ibu dan janin, asuhan yang diberikan selama proses persalinan dan
WHO telah memodifikasi partograf agar lebih sederhada dan lebih mudah
digunakan. Fase laten telah dihilangkan , dan pencatatan pada partograf dimulai
a.) Selama ibu dalam fase aktif kala satu persalinan sampai dengan
pada fase aktif persalinan dan menyediakan lajur dan kolom untuk mencatat
Nama,umur
3. Kondisi janin
a). DJJ
4. Kemajuan persalinan
6. Kontraksi uterus
a). Oksitosin
8. Kondisi ibu
b).Urin(volume,aseton,atau protein)
pada fase aktif persalinan dan menyediakan lajur dan kolom untuk mencatat
sejak kala 1 sampai kala IV (termasuk bayi baru lahir).itulah bagian ini disebut
41
sebagai catatan persalinan.nilai dan catat asuhan yang diberikan pada ibu dalam
proses persalinan. Faktor yang menjadi risiko terjadinya komplikasi pada proses
digunakan untuk merencanakan asuhan pada ibu dan bayi baru lahir.
mengevaluasinya.12
budaya, kepercayaan, dan keinginan ibu. Salah satu prinsip dasar dari
sayang ibu adalah dengan mengikut sertakan suami dan keluarga dalam
42
proses persalinan dan kelahiran bayi, kontak segera ibu dan bayi setelah
c. Pencegahan infeksi
orang ke orang atau dari peralatan kesehatan ke orang. Cara ini dapat
1. Cuci tangan
5. Pembuangan sampah
dalam dokumentasi atau rekam medik pasien dan sebagai acuan dalam
Rujukan tepat waktu merupakan bagian dari asuhan sayang ibu dan
2.2.1 Pengertian
43
acuan dalam proses pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh
bidan sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup praktik berdasarkan ilmu dan
Asuhan Kebidanan.
a. Pernyataan Standar.
b. Kriteria Pengkajian
sosial budaya)
pemeriksaan penunjang).
a. Pernyataan StAndar
a. Pernyataan Standar
b. Kriteria Perencanaan
secara komprehensif.
klien/keluarga.
a. Pernyataan Standar
c. Kriteria Implementasi
spiritualkultural
8. Menggunakan sumber daya, sarana dan fasilitas yang ada dan sesuai.
klien.
14. Hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan pada klien dan/atau
keluarga.
mengandung semua unsur data dan langkah yang dibutuhkan dalam asuhan
kebidanan, jelas, logis. Prinsip dari metode SOAP adalah sama dengan metode
dibagian data dibagian data dibelakang hruf “S”, diberi tanda huruf “O”
medik dan informasi dari keluarga atau orang lain dapat dimasukkan
dalam data objektif ini sebagai data penunjang. Data ini akan
dengan diagnosis.
27. Analysis
48
informasi baru dalam data subjektif maupun data objektif, maka proses
28. Penatalaksanaan
kesejahteraanya.
menyeluruh.1
49
TANDA-TANDA INPARTU
PROSES PERSALINAN
Ibu
1. Pengkajian Kesehatan Ibu
Bersalin
2. Perumusan diagnosa atau
masalah kebidanan
3. Perencanaan sesuai
dengan teori
4. Implementasi
5. Evaluasi
6. Laporan pelaksanaan
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam asuhan kebidanan pada ibu nifas ini adalah
metode penelitian deskriptif dan jenis penelitian deskriptif yang digunakan adalah
studi penelaahan kasus (Case Study), yakni dengan cara meneliti suatu
Penelitian ini dilakukan di PMB Mitra Elia, S.Tr. Keb tahun 2020
Subjek penelitian adalah Ny. Desi seseorang ibu bersalin normal di PMB Mitra
data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasil lebih baik dalam arti kata lain lebih
2. Buku tulis
3. Pulpen
1. Timbangan
2. Handscrub
3. Reflek hummer
5. Jam
6. Thermometer
3. alat tulis
yang akan dilakukan dalam penelitian. Adapun teknik pengumpulan data dalam
Data primer adalah data yang dikumpukan sendiri oleh peneliti untuk
3.5.1.1 Wawancara
lansung dengan responden yang diteliti, metode ini memberikan hasil secara
53
lansung. Pada penelitian ini wawancara dilakukan saat pasien datang dengan cara
tanya jawab lansung kepada anggota keluarga tentang kondisi ibu dan mengkaji
unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala gejala pada objek
mencatat tanda dan gejala yang didapatkan dari objek penelitian. Peneliti ini
Data sekunder adalah sumber yang tidak lansung memberikan data kepada
Penulis mempelajari catatan catatan resmi atau rekam medik pasien, yaitu :
Diambil dari buku literatur guna memperkaya bahasa ilmiah yang mendukung
Analisa data yang dilakukan sesuai dengan standar asuhan kebidanan dengan
sudah diperoleh kemudian dibandingkan dengan teori yang telah dipelajari dari
buku sumber yang berkaitan dengan ibu bersalin sehingga dapat ditentukan
4.1 Hasil
4.1.1 kala I
di PBM Mitra Elia, S.Tr. Keb. Bidan melakukan pengkajian data bersama asisten
bidan pada pukul 12.00 dengan melakukan anamnesa pada ibu. Pengkajian data
a. Biodata:
Istri Suami
b. Keluhan yang dirasakan: sakit pinggang menjalar ke ari ari dan keluar
persalinan yang sebelumnya di PMB Mitra Elia, S.Tr. Keb dan sudah ada
di buku KIA
kepada ibu. Bidan melakukan pemeriksaan TTV dimana TD ibu yaitu 110/70
mmHg, nadi 80x /i, pernafasan 22x /i, dan suhu ibu yaitu 36°C. Kemudian bidan
perut dan genetalia. Pada saat melakukan pemeriksaan perut bidan melakukan
Leopold I : TFU 3 jari dia atas pusat, pada fundus teraba bundar lunak dan tidak
melenting.
Leopold II : Pada perut ibu sebelah kanan teraba panjang, keras memapan. Pada
Leopold III : Pada perut ibu bagian bawah teraba bulat, keras dan tidak dapat
digoyangkan.
Leopold IV : Sejajar
Auskultasi DJJ berada di kuadran IV dengan frekuensi DJJ 135 kali/ menit
melakukan pemeriksaan. Bidan mengatakan diagnosa Ny. Desi adalah Ibu inpartu
kala I fase aktif dilatasi maksimal G3P2A0H2 Usia Kehamilan 39-40 minggu janin
hidup Tunggal intrauterin preskep V puka keadaan jalan lahir baik, keadaan ibu
4.1.1.4 Perencanaan
Perencanaan asuhan yang di rencanakan oleh bidan antara lain: informasi hasil
pemeriksaan kepada ibu, inform choice dan inform consent, penuhi kebutuhan
4.1.1.5 Implementasi
7. Melakukan persiapan persalinan seperti tempat, alat, obat, ibu, bayi dan
penolong
4.1.1.6 Evaluasi
apa saja yang sudah dijelaskan bidan. Bidan menanyakan kembali bagaimana
Mitra Elia, S.Tr. Keb hanya pada buku KIA dan di fotocopy untuk syarat claim
BPJS.
4.1.2 Kala II
4.1.2.1 Subjektif
Ibu merasakan sakit yang semakin kuat, sering dan lama. Ibu mrrasa ingin
4.1.2.2 Objekytif
Terlihat tanda tanda kala II persalinan yaitu adanya dorongan meneran, tekanan
durasi 60 detik, kuat dan dominan. DJJ puntum maximum berada padakuadran IV
irama teratut, intensitas kuat frekuensi 135x/ menit, peelimaan 0/5, kandung
kemih miimum, lendir bercampur darah semakin banyak dan pembukaan sudah
lengkap.
melakukan pemeriksaan. Bidan mengatakan diagnosa Ny. Desi adalah Ibu inpartu
kala II normal
4.1.2.4 Perencanaan
Perencanaan asuhan yang di rencanakan oleh bidan antara lain: informasi hasil
4.1.2.5 Implementasi
merangkul paha ketika datang his, tarik nafas dan angkat kepala sampai
menyentuh dada
7. Asuhan BBl
4.1.2.6 Pelaksanaan
telah pecah, membantu ibu mengambil posisi yang nyaman untuk persalinan,
menganjurkan suami untuk memberi minum diantara kontraksi agar ibu tidak
kekurangan cairan dan melap keringat ibu, menyemangati ibu bahwa ibu mampu
menganjurkan ibu merangkul kedua paha, ketika datang his tarik nafas dan
angkat kepala sampai dagu menyentuh dada, membimbing meneran saat ada
cm, tangan kiri menahan kepala dengan lembut dan tangan kanan menahan
perineum. Setelah kepala lahir periksa lilitan tali pusat, setelah kepala
melakukan putaran paksi luar pegang kepala secara biparietal untuk membantu
kelahiran bahu depan dan bahu belakang, melakukan sangga susur untuk
4.1.2.7 Evaluasi
keringat ibu telah di lap dan ibu telah minum teh setengah gelas, bu terlihat
yang diajarkan. Bayi lahir jam 13.05 wib mengais kuat, tonus otot aktif. Warna
kulit kemerahan, jenis kelamin perempuan dan jalan nafas telah dibersihkan dan
4.1.3.1 Subjektif
4.1.3.2 Objekytif
TFU sepusat, uterus globuler, kontraksi baik dan keras, blass minimum,
tidak terdapat tanda janin kedua dan eluar semburan darah tiba-tiba, tali pusat
4.1.3.4 Perencanaan
melakukan IMD pada bayi, penuhi nutrisi ibu, lakukan manajemen aktif kala III
4.1.3.5 Implementasi
Bidan memberitahu ibu bahwa keadaan ibu baik, bayi lahir dengan normal
dan lancar, dan plasenta ibu akan dilahirkan sebentar lagi. Bidan memberitahu
ibu bahwa ibu akan di suntik oksitosin untuk merangsang uterus berkontraksi
62
yang juga mempercepat pelepasan plasenta. Bidan melakukan IMD pada bayi
dengan meletakkan bayi secara tengkurap di atas dada/perut ibu skin to skin,
usahakan kepala bayi berada diantara payudara ibu dengan posisi lebih rendah
dari putting susu ibu dengan memperhatikan perlindungan termal pada bayi.
Bidan memberikan ibu segelas air putih untuk menambah tenaga ibu.
4.1.3.6 Pelaksanaan
Memberitahu ibu bahwa keadaan ibu baik, bayi lahir dengan normal dan
lancar, dan plasenta ibu akan dilahirkan sebentar lagi, memberitahu ibu bahwa
ibu akan di suntik oksitosin untuk merangsang uterus berkontraksi yang juga
bayi secara tengkurap di atas dada/perut ibu skin to skin, usahakan kepala bayi
berada diantara payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari putting susu ibu
- Lalu pindahkan klem pada tali pusat hingga bejarak 5-10 cm dari vulva
- Dan bantu pelepasan plasenta secara dorsal recumbent minta ibu meneran sambil
penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar dengan lantai dan kemudian ke
- Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan kedua tangan.
Pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban terpilin kemudian lahirkan dan
- Setelah plasenta lahir lakukan masase selama 15 menit sampai konsistensi uterus
keras
Panjang 50 cm
Tebal : 2 cm
Diameter : 20 cm
Kotiledon lengkap
4.1.3.7 Evaluasi
Ibu senang dengan informasi yang diberikan, ibu telah diinjeksi oksitosin 10
IU IM, IMD telah dilakukan pada bayi, ibu telah meminum setengah gelas air
4.1.4 Kala IV
4.1.4.1 Subjektif
Ibu merasa senang telah melahirkan bayi serta plasenta dengan normal.
4.1.4.2 Objektif
Abdomen : TFU 2 jari dibawah pusat, konsistensi uterus keras, baik, blass
minimal
64
4.1.4.4 Perencanaan
pemberian salep mata dan Vit. K pada bayi, anjurkan Istirahat, lakukan
4.1.4.5 Implementasi
plasenta, ibu dalam keadaan baik dan normal dan tidak terdapat laserasi jalan
terbawah ibu dengan air DTT, mengganti pakaian ibu dengan kain yang bersih,
memberitahu ibu untuk pemberian salep mata kepada bayi untuk mencegah
infeksi dan Vit. K pada paha kiri bayi untuk mencegh perdarahan bayi baru
perdarahan ibu.
4.1.4.6 Pelaksanaan
nyaman pada ibu dengan membersihkan ibu dan memasangkan pembalut serta
serta perdarahan ibu da kandung kemih setiap 15 menit pada 1 jam pertama dan
65
30 menit pada 1 jam kedua, memfasilitasi ibu untuk menyusui bayi, ibu
4.1.4.7 Evaluasi
Ibu senang engan keadaannnya, ibu telah merasa nyaman, ibu telah makan
nasi 1 piring sedang, 1 potong lauk, 6 sendok sayur, ibu telah minum 1 gelas air
TD: 100/70 mmHg, nadi 80x/menit, suhu 36,6, kontraksi baik, TFU 2 jari
TD : 100/70 mmHg, nadi 80x/menit, TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus
TD: 100/70 mmHg, nadi 80x/menit, Tfu 2 jari dibawah pusat, kontraksi baik,
TD : 100/70 mmHg, nadi 80x/menit, tfu 2 jari dibawah pusat, kontraksi baik,
14.35 wib
TD : 100/70 mmHg, madi 80x/menit, suhu 36,5, tfu 2 jari dibawah pusat,
15.05 wib
TD : 100/70 mmHg, nadi 80x/menit, tfu 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus
Bayi menyusu selama 15 menit dsn ibu berjalan ke tempat tidur, ibu telah pindah
ke tempat tidur dan telah BAK ke kamar mandi, bayi diletakkan disebelah ibu
4.2 Pembahasan
4.2.1 KALA I
4.2.1.1 Subjektif
Riwayat Kala I pada ibu bersalin normal pada Ny “D”. Ibu berusia 33
tahun datang dengan keluhan nyeri pinggang menjalar ke ari-ari dan keluar
lender bercampur darah dari kemaluan. Ibu mengatakan tidak ada keluar
perdarahan banyak dan keluar air-air yang banyak dari kemaluan. Ibu
mengatakan ini persalinan pertama dengan tidak ada riwayat abortus. Pengkajian
yang dilakukan secara langsung dengan ibu melalui anamnesa dan pemeriksaan
fisik dengan data fokus. Pada kasus ini, anamnesa dilakukan secara sistematis,
67
yang ditemukan pada kasus ini sesuai dengan teori yang dijelaskan.
4.2.1.2 Obyektif
ibu bersalin yaitu pemeriksaan fisik dengan data focus. Pemeriksaan fisik
penipisan di samping tekanan pada air ketuban pada permulaan kala I dan
selanjutnya oleh kepala janin yang makin masuk ke rongga panggul dan sebagai
pintu atas panggul). Berdasarkan hasil pemeriksaan dengan teori yang ada tidak
4.2.1.3 Assesment
Menurut Buku Saku WHO 2013, tanda – tanda inpartu yaitu ibu
meningkat pada rectum, dan vagina, perineum menonjol, vulva vagina membuka
68
dan menipis. Pada persalinan normal terdapat 2 fase pada kala I yaitu fase laten
yaitu pembukaan serviks 1 hingga 3 cm, sekitar 8 jam. Kedua fase aktif yaitu
anamnesa dan pemeriksaan fisik terfokus. Pada kasus ini, diagnosa ditegakkan
mengikuti kaidah dengan mencantumkan apakah ibu sudah inpartu atau belum,
dan berada pada fase apa. Berdasarkan hasil pemeriksaan dapat di tegakkan
diagnosa “ibu inpartu Kala I fase aktif dilatasi maksimal“ . Berdasarkan kaidah
ibu dalam menjalani persalinan. Pada kasus ini, masalah yang didapatkan adalah
praktek sudah sesuai dengan teori dimana hal ini merupakan suatu perubahan
diagnosa yang telah ditegakkan.Pada kasus ini kebutuhan ibu sudah sesuai
dengan kebutuhan dasar ibu bersalin. Kebutuhan pada kala I ini yaitu
suami merupakan sebuah motivasi untuk istrinya. Karena adanya masalah yaitu
merupakan suatu hal yang tepat. Dukungan suami pada persalinan meliputi
pada kelompok kasus lama persalinan dengan katagori cepat 56,8%, sedangkan
pada kelompok kontrol persalinan dalam kategori cepat 21,6%. Hal ini
pencegahan dan penting sekali melakukan asuhan yang aman.Pada kasus ini
masalah tetap, melakukan pemantauan secara ketat. Pada kasus ini, penulis tidak
tindakan segara.
4.2.1.4 Perencanaan
adalah asuhan yang mendukung, sifat aktif dan ikut serta dalam kegiatan yang
4.2.1.5 Pelaksanaan
kasus ini, asuhan fisik yang diberikan adalah pemenuhan kebutuhan nutrisi dan
dehidrasi, ibu dianjurkan untuk makan dan banyak minum sesering mungkin.
Menurut teori hal ini diberikan untuk memenuhi kebutuhan energi dan mencegah
dehidrasi. Penulis memberikan asuhan sayang ibu pada kasus ini dengan tujuan
untuk memberi rasa nyaman dapat mengurangi kecemasan dan juga sakit yang
dialami oleh ibu. Asuhan yang diberikan yaitu memberikan dukungan terus
kenyamanan ibu, mengajak suami atau ibu pemdamping untuk memijat atau
mengusap keringat, mengatur posisi ibu sesuai keinginan ibu, menjaga kandung
kemih tetap kosong, mengajarkan teknik bernafas kepada ibu saat ada kontraksi
dengan tujuan mengurangi rasa sakit akibat kontraksi dan mengupayakan aliran
bersalin pada kasus ini teknik pengurangan rasa nyeri yang dilakukan hanya
relaksasi dan teknik counter pressure. Menurut KI Tazkiyah dari penelitian teknik
pengurangan rasa nyeri adalah pemijatan lumbal dilakukan pada saat proses
persalinan, ibu dianjurkan posisi tidur miring kiri. Pemijatan dilakukan dengan
menggunakan bbody locion, minyak zaitun dan minyak kayu putih sebagai
pada ibu sehingga menurunkan his dan persalinan menjadi lebih lama.
71
diberikan. Pada kasus ini, ibu dan keluarga koperatif dalam menerima asuhan
yang diberikan sehingga dapat diterima dan dilaksanakan dengan baik. Kala I fase
Hal ini sesuai dengan teori bahwa pembukaan pada primigravida berlangsung
4.2.2 KALA II
4.2.2.1 Subjektif
dengan menanyakan keluhan klien yaitu ibu mengatakan sakitnya semakin kuat,
sering dan ada rasa ingin mengedan. Ibu mengatakan pengeluaran lendir
yang ditemukan pada kasus ini sesuai dengan teori yang dijelaskan dan tidak
4.2.2.2 Objektif
His, dan dipastikan dengan pemeriksaan dalam, serta tanda yang lain : perineum
rectum dan kepala janin sudah di dasar panggul. Itu merupakan tanda-tanda kala
II.
4.2.2.3 Assesment
72
ini, penegakkan kala II sudah sesuai dengan kaidah. Diagnosa kala II yaitu “ibu
inpartu kala II normal“, tidak terdapat masalah pada kasus ini. Perumusan
kebutuhan pada kasus ini sesuai dengan kebutuhan fisik dan psikologi ibu.
sekali melakukan asuhan yang aman. Pada kasus ini penulis tidak menemukan
Pada kasus ini, tindakan segera atau kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain
tidak dilakukan karena kondisi persalinan dalam keadaan normal dan aman.
Karena kondisi tersebut maka tidak terdapat adanya masalah yang membutuhkan
4.2.2.4 Perencanaan
ditegakkan. Pada kasus ini, asuhan direncanakan sesuai dengan 58 langkah APN
diantaranya :
lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain bersih
dan kering dan tangan yang lain menahan kepala bayi untuk menahan
73
punggung, bokong dan kaki kemudian pegang kedua mata kaki (masukan
telunjuk diantara kaki dan pegang masing-masing mata kaki dengan ibu
jari dan jari-jari lainnya). Dan pada kasus ini tidak terdapat kesenjangan
4.2.2.5 Pelaksanaan
dengan baik.
persalinan berlangsung selama 35 menit, hal ini sesuai dengan teori yang
menyatakan bahwa kala II pada multigravida berlangsung tidak lebih dari 2 jam.
Posisi persalinan pada kasus ini adalah posisi setengah duduk dimana menurut
4.2.3.1 Subjektif
74
dengan ibu senang bayinya sudah lahir. Ibu senang mendengar bayinya sehat.
Ibu merasa mules dan nyeri pada perut bagian bawah. Pengkajian subyektif Kala
III yang ditemukan pada kasus ini sesuai dengan teori yang dijelaskan
4.3.3.2 Objektif
blass minimum, genetalia tidak ada pendarahan dan ada tanda-tanda pelepasan
plasenta. Pada saat pengkajian data objektif ±2 menit setelah bayi lahir.
Pengkajian objektif Kala III yang ditemukan pada kasus ini sesuai dengan teori
yang dijelaskan.
4.2.3.3 Assesment
pemeriksaan yang dilakukan sehingga dipastikan ibu sudah masuk ke kala III.
Pada kasus ini , penegakkan diagnosa potensial dan masalah potensial, rangkaian
dan penting sekali melakukan asuhan yang aman. Pada kasus ini penulis tidak
konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, pada kasus ini kebutuhan
terhadap tindakan segara atau kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, karena
tidak terdapat adanya masalah yang membutuhkan tindakan segera dan rujukan.
4.2.3.4 Perencanaan
75
ditegakkan pada kasus ini, asuhan yang direncanakan sesuai dengan 58 langkah
c) Lalu pindahkan klem pada tali pusat hingga bejarak 5-10 cm dari
vulva
lahir.
uterus keras.
Pada kala III perencanaan untuk ibu dan bayi sudah sesuai antara teori dan
praktek.
4.2.3.5 Pelaksanaan
76
Pelaksanaan asuhan kala III sesuai dengan manjemen aktif kala III.
Pada kasus ini, telah dilakukan palpasi janin kedua, suntik oksitosin diberikan 1
menit setelah bayi lahir. Pemotongan tali pusat dilakukan 2 menit setelah bayi
lahir, hal ini sesuai dengan APN yang menyebutkan bahwa pemotongan tali
pusat dilakukan 2 menit setelah bayi lahir. Penelitian yang dilakukan Cochrane,
membandingkan antara bayi dengan pemotongan tali pusat segera setelah lahir
dengan baik yang ditunda 1-5 menit setelah lahir mempunyai perbedaan yang
signifikan pada tingkat hemoglobin 24-48 jam pertama. Bayi dengan penundaan
pemotongan tali pusat memiliki haemoglobin yang lebih tinggi. Pada bayi
pemotongan tali pusat segera mengalami kekurangan zat besi pada 3-6 bulan.
Pada kala III tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek yaitu
telah dilakukannya IMD, sesuai dengan Evidence Based. Pada IMD terdapat
III pada kasus ini berlangsung 15 menit hal ini sesuai dengan teori yang
menyatakan plasenta akan lahir spontan dalam waktu ±6-15 menit setelah bayi
lahir.
4.2.4 KALA IV
4.2.4.1 Subjektif
77
keluhan ibu, ibu mengatakan lemas, letih. Ini sesuai dengan teori karena ibu
4.2.4.2 Objektif
tinggi fundus uteri, kontraksi uterus, kandung kemih, perdarahan selama satu
jam pertama satu kali 15 menit dan satu jam kedua satu kali 30 menit. Pada
kasus ini, pengkajian telah dilakukan dengan baik dan tidak terdapat
4.2.4.3 Assesment
pemeriksaan yang dilakukan sehingga dipastikan ibu sudah masuk ke kala IV.
Pada kasus ini, penegakan diagnosa kala IV sudah sesuai dengan kaidah.Tidak
terdapat masalah pada kasus ini. Perumusan kebutuhan pada kasus ini sesuai
dengan kebutuhan fisik dan psikologis ibu yaitu penjahitan luka perineum ibu.
pencegahan dan penting sekali melakukan asuhan yang aman. Pada kasus ini
Pada kasus ini tidak dibutuhkan tindakan segera atau kolaborasi dengan tenaga
78
kesehatan lain, karena tidak terdapat adanya masalah yang membutuhkan tindakan
4.2.4.4 Perencanaan
Pada kasus ini, asuhan direncanakan sesuai 58 langkah APN dengan melakukan
penjahitan perineum membersihkan ibu dan pemantauan ketat pada ibu selama 2
4.2.4.5 Pelaksanaan
darah dan mengganti pakaian ibu. Pada pemantauan ketat selama 2 jam semuanya
berada dalam batas normal yaitu Tekanan darah, Nadi, Suhu, Tinggi Fundus
darah 15 menit pertama yaitu 120/80 mmHg, nadi 80 x/menit, suhu 36,6 0C, TFU 2
jari di bawah pusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih minimal, dan
perdarahan 30 cc . Pada 15 menit kedua tekanan darah ibu 120/70 mmHg, nadi 81
x/menit, TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih
mmHg, nadi 82 x/menit, TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi uterus baik,
kandung kemih minimal, perdarahan 20 cc. Pada 15 menit keempat tekanan darah
ibu 110/70 mmHg, nadi 80 x/menit, TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus
kedua tekanan darah ibu 110/70 mmHg, nadi 79 x/menit, suhu tubuh 36,7 0C, TFU
2 jari di bawah pusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih minimal, perdarahan
20 cc. Pada 30 menit kedua tekanan darah ibu 120/80 mmHg, nadi 76 x/menit,
TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih minimal,
perdarahan 20 cc. Hal ini sesuai dengan teori dan tidak terdapat kesenjangan.
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Desi di PMB Mitra Elia, S.Tr. Keb berdasarkan pembahasan diatas, dapat
disimpulkan bahwa asuhan pada ibu bersalin normal telah diberikan yaitu pada
5.1.1 Pengkajian data subjektif yang dilakukan pada kala I- kala IV secara
langsung diperoleh dari hasil anamnesa pada ibu dan suami, tidak terdapat
5.1.2 Pengkajian data objektif pada kala I sampai kala IV. Pada kasus ini
5.1.3 Assasment diagnosa pada kala I,II,III, dan IV didapatkan pengkajian dari
data subjektif dan data objektif terfokus. Pada kasus ini, diagnosa ada kala I
fisik dan psikologi ibu. Hal ini sesuai dengan teori dan tidak terdapat
tidak dibutuhkan.
5.1.4 Perencanaan pada kala I, II, III, dan IV telah dilakukan sesuai kebutuhan
lima benang merah atau aspek dasar yang penting dan saling terkait dalam
keputusan klinis, asuhan sayang ibu dan sayang bayi, pencegahan infeksi,
pencacatan dan rujukan. Pada pelaksanaan kala I, II, III d kala IV sudah
untuk menilai keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan. Pada kasus ini,
ibu dan keluarga kooperatif dalam menerima asuhan yang diberikan sehingga
5.2 Saran
kebidanan serta mencari tahu evidence based terbaru didunia kebidanan maupun
sehingga penelitian tentang asuhan kebidaan pada ibu bersalin normal pada ibu
1. Fauziah.2015,tersedia di URL :
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/651/2/BAB%20I%20pdf.pdf
2.Riskesdas 2018
http://www.kesmas.kemkes.go.id/assets/upload/dir_519d41d8cd98f00/file
s/ Hasil-riskesdas-2018_1274.pdf
5. WHO 2017
http://djsn.go.id/storage/app/uploads/public/58d/486/f01/58d486f010a3f06
7108647.pdf
BayiBaruLahir.Yogyakarta:Deepublish
Wineka Media
13. Ariani, Ayu Putri. 2014 .Aplikasi Metodologi Penelitian Kebidanan dan
15. Sofian, Amru. 2015. Rustam Mochtar Sinopsis Obstetri. Edisi 3. Jakarta:
9. Yudisium LTA
LEMBAR KONSULTASI
PENYUSUNAN LAPORAN TUGAS AKHIR
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN BUKITTINGGI
TAHUN 2020
Hari/ tanggal :
Waktu :
Kala I
SUBJEKTIF
1. Biodata
a. Istri b. Suami
Nama : Nama :
Umur : Umur :
Agama : Agama :
Pendidikan : Pendidikan :
Pekerjaan : Pekerjaan :
Alamat : Alamat :
No.HP : No.HP :
2. Keluhan utama
4. Riwayat obstetri
a. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
ak (BBL)
Ke
C . nan m (g (c . a i .
p. r) m
HPHT :
TP :
Usia Kehamilan :
1.) Trimester I
ANC :
Keluhan :
Anjuran :
Komplikasi :
Terapi :
Suntik TT :
2.) Trimester II
ANC :
Keluhan :
Anjuran :
Komplikasi :
Terapi :
Pergerakan janin :
ANC :
Keluhan :
Anjuran :
Komplikasi :
Terapi :
Pergerakan janin :
Suntik TT :
d. Riwayat alergi :
e. Riwayat operasi :
a. Nutrisi
Jenis :
Keluhan :
Jenis :
Keluhan :
b. Eliminasi
Frekuensi :
Keluhan :
Frekuensi :
Keluhan :
b. Pengambil keputusan :
2. OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran :
Tekanan Darah :
Nadi :
Pernapasan :
Suhu :
2. Pemeriksaan Fisik
Abdomen
a. Inspeksi :
b. Palpasi
1.) leopold
Leopold I :
Leopold II :
Leopold III :
Leopold IV :
TBBJ :
2.) His
Punctum max. :
Durasi :
Intensitas :
Interval :
Frekuensi :
4.) Blass :
5.) Perlimaan :
c. Auskultasi
DJJ
Punctum maxsimum :
Durasi :
Intensitas :
Frekuensi :
Genetalia
a. Inspeksi
Pengeluaran air-air :
Odema :
Varises :
Infeksi :
b. VT
Pembukaan :
Ketuban :
Presentasi :
Posisi :
Molase :
Ekstremitas :
c. Pemerinsaan Penunjang :
III. ASSASMENT
1. DIAGNOSA
2. MASALAH
3. KEBUTUHAN
RUJUKAN
IV. PLANN
KALA II
I. SUBJEKTIF
II. OBJEKTIF
1. Data Umum
a. Tekanan darah :
b. Suhu :
c. Nadi :
d. Pernapasan :
2. Data khusus
c. Abdomen
His
Punctum max. :
Durasi :
Intensitas :
Interval :
Frekuensi :
Lingkaran bandle :
Blass :
Perlimaan :
DJJ
Punctum max. :
Irama :
Intensitas :
Frekuensi :
d. Genetalia
1.) Inspeksi
Pengeluaran lendir :
Keluar air-air :
Vulva :
Perineum :
Anus :
2.) VT
Pembukaan :
Ketuban :
Presentasi :
Posisi :
Molase :
III. ASSASMENT
1. Diagnosa :
2. Masalah :
3. Kebutuhan :
RUJUKAN
IV. PLAN
KALA III
I. SUBJEKTIF
3. Keluhan :
II. OBJEKTIF
1. Pemeriksaan umum
TD :
Nadi :
Pernapasan:
Suhu :
2. Pemeriksaan khusus
a. Wajah :
b. Abdomen
Bentuk uterus :
Konstitensi :
TFU :
Blass :
Janin kedua :
c. Genetalia
III. ASSASMENT
1.Diagnosa :
2. Masalah :
3. Kebutuhan :
RUJUKAN
IV. PLAN
KALA IV
I. SUBJEKTIF
II. OBJEKTIF
1. Pemeriksaan umum
TD :
Nadi :
Pernapasan :
Suhu :
2. Pemeriksaan khusus
a. Wajah :
b. Abdomen
Kontraksi Uterus :
Konstitensi :
TFU :
Blass :
c. Genetalia
Perdarahan :
Laserasi :
III. ASSASMENT
1. Diagnosa :
2. Masalah :
3. Kebutuhan :
RUJUKAN
IV. PLAN
INFORMED CONSENT
Nama :
Umur :
Alamat :
Dengan ini, saya setuju untuk menjadi klien saudari Rindang Puji Astuti
Peneliti Klien/Pasien