Anda di halaman 1dari 53

ASUHAN KEPERAWATAN PREMATUR & POSTMATUR

Disusun oleh :
KELOMPOK 3

1. Izza Wahyuningrum 201801151


2. Trisna Sagita 201801161
3. Ayu Nirmala Sari 201801141
4. Mukhamad Fu’ad Anwar 201801178

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATANSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO
TAHUN 2020

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun ke
dalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong keluar
melalui jalan lahir (Prawiharjo, 2002).
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang
berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik ibu maupun janin (Prawiharjo, 2002).

Dari survey demograi dan kesehatan Indonesia (sdki) dan data biro pusat staistik
(bps), angka kemaian ibu dalam kehamilan dan persalinan diseluruh dunia mencapai
515 ribu jiwa pertahun. Ini berari seorang ibu meninggal hampir setiap menit karena
komplikasi kehamilan dan persalinannya (dr. Nugraha, 2007).

Kemaian dan kesakitan ibu sebenarnya dapat dikurangi atau dicegah dengan berbagai
usahaperbaikandalambidang pelayanan kesehatan obstetri. Pelayanan kesehatan tersebut
dinyatakan sebagai bagian integeral dari pelayanan dasar yang akan terjangkau seluruh
masyarakat. Kegagalan dalam penanganan kasus kedaruratan obstetric pada umumnya
disebabkan oleh kegagalan dalam mengenal resiko kehamilan, keterlambatan rujukan,
kurangnya sarana yang memadai untuk perawatan ibu hamil dengan resiko tinggi maupun
pengetahuan tenaga medis, paramedis, dan penderita dalam mengenal kehamilan resiko tinggi
(krt) secara dini, masalah dalam pelayanan obstetri, maupun kondisi ekonomi (Syamsul, 2003).

2
BAB II
PEMBAHASAN

PREMATURITAS
2.1 Pengertian Persalinan Normal
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun ke
dalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong keluar
melalui jalan lahir (Prawiharjo, 2002).

Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala
yang berlangsung dalam 18jam, tanpa komplikasi baik ibu maupun janin (Prawiharjo, 2002).

2.2 Pengertian Persalinan Prematuritas

Persalinan preterm atau partus prematur adalah persalinan yang terjadi pada
kehamilan kurang dari 37 minggu (antara 20-37 minggu) atau dengan berat janin
kurang dari 2500 gram.Terdapat 3 subkategori usia kelahiran prematur berdasarkan
kategori World Health Organizaion (WHO, 2012), yaitu:

1) Extremely preterm (< 28 minggu)


2) Very preterm (28 hingga < 32 minggu)
3) Moderate to late preterm (32 hingga < 37 minggu).

Persalinan preterm merupakan hal yang berbahaya karena potensial meningkatkan


kemaian perinatal sebesar 65%-75%, umumnya berkaitan dengan berat lahir
rendah.Berat lahir rendah dapat disebabkan oleh kelahiran preterm dan pertumbuhan
janin yang terlambat. Keduanya sebaiknya dicegah karena dampaknya yang negaif,
idak hanya kemaian perinatal tetapi juga morbiditas, potensi generasi akan datang,
kelainan mental dan bebah ekonomi bagi keluarga dan bangsa secara keseluruhan.

3
2.4 Faktor yang Memengaruhi Persalinan Maturitas

Secara umum, penyebab persalinan prematur dapat dikelompokan dalam 4


golongan, yaitu:

a. Akivasi prematur dari pencetus terjadinya persalinan


b. Inlamasi/infeksi
c. Perdarahan plasenta
d. Peregangan yang berlebihan pada uterus

Mekanisme pertama ditandai dengan stres dan anxietas yang biasa terjadi pada primipara
muda yang mempunyai predisposisi geneik.Adanya stres isik maupun psikologi menyebabkan
akivasi prematur dari aksis Hypothalamus-Pituitary-Adrenal (HPA) ibu dan menyebabkan
terjadinya persalinan prematur.Aksis HPA inimenyebabkan imbulnya insuisiensi uteroplasenta
dan mengakibatkan kondisi stres pada janin. Stres pada ibu maupun janin akan mengakibatkan
peningkatan pelepasan hormon CoricotropinReleasing Hormone (CRH), perubahan pada
Adrenocoricotropic Hormone (ACTH), prostaglandin, reseptor oksitosin, matrix
metaloproteinase (MMP), interleukin-8, cyclooksigenase-2,dehydroepiandrosteron sulfate
(DHEAS), estrogen plasenta danpembesaran kelenjar adrenal.

Mekanisme kedua adalah decidua-chorio-amnioniis, yaitu infeksi bakteri yang menyebar ke


uterus dan cairan amnion. Keadaan ini merupakan penyebab potensial terjadinya persalinan

prematur.13 Infeksi intraamnion akan terjadi pelepasan mediator inlamasi seperi pro-inlamatory
sitokin (IL-1β, IL-6, IL-8, dan TNF-α ). Sitokinakan merangsang pelepasan CRH, yang akan
merangsang aksis HPA janin dan menghasilkan korisol dan DHEAS. Hormon-hormon ini
bertanggung jawab untuk sintesis uterotonin (prostaglandin dan endotelin) yang akan
menimbulkan kontraksi. Sitokin juga berperan dalam meningkatkan pelepasan protease (MMP)
yang mengakibatkan perubahan pada serviks dan pecahnya kulit ketuban.

Mekanisme keiga yaitu mekanisme yang berhubungan dengan perdarahan plasenta


dengan ditemukannya peningkatan hemosistein yang akan mengakibatkan kontraksi
miometrium.15 Perdarahan pada plasenta dan desidua menyebabkan akivasi dari faktor

4
pembekuan Xa (protombinase). Protombinase akan mengubah protrombin menjadi trombin
dan pada beberapa peneliian trombin mampu mensimulasi kontraksi miometrium.

Mekanisme keempat adalah peregangan berlebihan dari uterus yang bisa


disebabkan oleh kehamilan kembar,polyhydramnionatau distensi berlebih yang
disebabkan olehkelainan uterus atau proses operasi pada serviks. Mekanisme ini
dipengaruhi oleh IL-8, prostaglandin, dan COX-2.

2.5 Faktor Risiko Persalinan Prematuritas

Faktor risiko adalah pengalaman, perilaku, indakan, atau aspek-aspek pada gaya hidup,
yang dapat memperbesar peluang terkena atau terbentuknya suatu penyakit, kondisi, cedera,
gangguan, keidakmampuan, atau kemaian. Dalam hal ini, faktor risiko adalah kondisi atau
keadaan pada ibu hamil yang dapat menyebabkan kemungkinan risiko atau bahaya terjadinya
komplikasi pada persalinan yang mengakibatkan terjadinya persalinan prematur.
1) Pendidikan

Latar belakang pendidikan ibu yang rendah menyulitkan berlangsungnya suatu


penyuluhan terhadap ibu. Mereka kurang menyadari peningnya informasi-
informasi tentang kesehatan ibu hamil sehingga idak mengetahui cara
memelihara kesehatan terutama pada saat hamil. Menurut peneliian Irmawai, ibu
berpendidikan SD lebih berisiko 3,33 kali mengalami persalinan premature
dibandingkan dengan ibu yang berpendidikan inggi (CI:1,29-9,16 nilai p=0,0025).
2) Pekerjaan

Pekerjaan isik yang berat, tekanan mental (stress), kecemasan yang inggi dapat
meningkatkan kejadian prematur.Pekerjaan isik yang berat, yang mengkondisikan
ibu hamil untuk berdiri lama, seperi Sales Promoion Girl (SGP), perjalanan panjang
dan pekerjaan yang mengangkat beban berat berisiko melahirkan prematur.Sebuah
studi di University College Dublin, Irlandia mengatakan bahwa wanita hamil yang
pekerjaannya menuntut kekuatan isik lebih beresiko melahirkan secara prematur
atau lahir dengan berat badan di bawah normal. Selain itu ingkat stres serta waktu
kerja yang panjang juga akan berdampak buruk bagi si calon bayi.

5
3) Umur

Umur merupakan faktor pening dalam menentukan waktu yang ideal untuk
hamil.Umur yang paling aman untuk hamil dan melahirkan adalah sekitar 20 – 35
tahun. Pada usia ini wanita dalam keadaan opimal dengan kata lain risiko angka
kesakitan (morbiditas) dan kemaian (mortalitas) ibu dan bayi yang terjadi akibat
kehamilan dan persalinan dalam kelompok usia tersebut paling rendah
dibandingkan dengan kelompok usia lainnya. Risiko ini akan semakin meningkat
seiring dengan bertambahnya usia. Pada ibu yang berusia 35 tahun dan lebih
tua adanya risiko mengalami masalah seperi tekanan darah inggi, diabetes
selama hamil (diabetes yang terjadi selama kehamilan), dan komplikasi selama
persalinan.Anak yang dilahirkan oleh ibu remaja mengalami berbagai masalah di
antaranya; perkembangan yang terhambat, prematur, dan BBLR.Hal ini biasanya
disebabkan karena gizi ibu remaja yang buruk.Bayi yang baru lahir dari ibu yang
remaja cenderung untuk lahir prematur, BBLR, dan menderita gangguan
pertumbuhan dan kecacatan.Sehingga risiko kemaian bayi juga lebih inggi bila
ibunya berusia kurang dari 20 tahun. Ibu yang hamil dengan usia di bawah 18
tahun dan lebih 35 tahun, mempunyai risiko inggi untuk melahirkan bayi
prematur dan persalinan premature dengan indakan akan meningkatkan 2-4 kali
lipat atau meningkatkan sekitar 40% pada ibu di atas 40 tahun.
4) Paritas

Paritas adalah jumlah persalinan yang pernah dialami oleh ibu sebelum
kehamilan atau persalinan. Paritas dikelompokkan menjadi 4 golongan yaitu:
- Nullipara: Golongan ibu dengan paritas 0 (ibu yang telah pernah melahiran bayi)

- Primipara: Golongan ibu dengan paritas 1 (wanita yang belum pernah


melahirkan bayi sebanyak satu kali)

- Mulipara: Golongan ibu dengan paritas 2-5 (wanita yang belum pernah
melahirkan bayi sebanyak dua hingga lima kali)

- Grande Mulipara: Golongan ibu dengan paritas >5 (wanita yang belum
pernah melahirkan bayi sebanyak lebih dari lima kali)

6
Berdasarkan hasil peneliian Irmawai tahun 2010, ibu yang melahirkan anak
pertama akan mengurangi risiko terjadinya persalinan prematur (OR 0,56), jadi
primipara merupakan faktor proteksi terhadap kejadian persalinan prematur. Ibu
dengan paritas inggi (melahirkan lebih dari 3 kali) cenderung mengalami
komplikasi dalam kehamilan yang akhirnya berpengaruh pada hasil
persalinan.Paritas inggi meupakan paritas rawan karena banyak kejadian
obstetri patologi.Hal ini disebabkan pada ibu yang lebih dari satu kali mengalami
kehamilan dan persalianan fungsi reproduksi telah mengalami penurunan.
5) Riwayat Abortus

Menurut deinisi WHO, abortus adalah hilangnya janin atau embrio dengan berat
kurang dari 500 gram atau setara dengan sekitar 20-22 minggu kehamilan.Aborsi
bisa meningkatkan risiko infeksi yang bisa mempengaruhi kehamilan
selanjutnya.Aborsi dapat merusak dinding rahim, tempat janin tumbuh dan
berkembang.Dinding rahim merupakan tempat melekatnya plasenta, salah satu
fungsi plasenta ialah tempat pembuatan hormon-hormon dan jika plasenta idak
bekerja dengan baik maka pembuatan hormon terganggu. Jika kadar
progesterone turun akan imbul kontraksi pada rahim. Kejadian abortus diduga
mempunyai efek terhadap kehamilan berikutnya, baik pada imbulnya penyulit
kehamilan maupun pada hasil kehamilan itu sendiri.Wanita dengan riwayat
abortus mempunyai risiko yang lebih inggi untuk terjadinya persalinan prematur,
abortus berulang, dan BBLR. Peneliian Rahmawai (2006) di Rumah Sakit
Dr.Sardjito Yogyakarta pada periode waktu 2003-2005 mendapatkan bahwa ibu
yang mengalami persalinan prematur memiliki peluang 2,5 kali memiliki riwayat
abortus dibandingkan dengan ibu yang mengalami persalinan matur.
6) Antenatal Care

Antenatal care merupakan pengawasan sebelum persalian terutama ditujukan pada


pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.Sehingga mampu menghadapi
persalinan, kala nifas, persiapan pemberian ASI, dan kembalinya kesehatan
reproduksi secara wajar. Pelayanan ANC yang sesuai standar melipui imbang berat

7
badan, pengukuran inggi badan, tekanan darah, nilai status gizi (ukur lingkar lengan
atas), inggi fundus uteri, menentukan presentasi janin dan denyut jantung janin,
skrining status imunisasi tetanus dan memberikan imunisasi TT (Tetanus Toksoid)
bila diperlukan, pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan, test
laboratorium (ruin dan khusus), termasuk P4K (Program Perencanaan Persalinan
dan Pencegahan Komplikasi ) serta KB pasca persalinan. Berdasarkan peneliian
yang dilakukan di RS Dr. Hasan Sadikin Bandung diperoleh hasil bahwa ibu yang
idak melakukan pemeriksaan kehamilan (ANC) mempunyai risiko mengalami
persalinan prematur sebanyak 3,1 kali (95%CI:2,38-4,07) dibandingkan ibu yang
melakukan pemeriksaan kehamilan (ANC).
7) Anemia Kehamilan

Anemia adalah suatu keadaan di mana jumlah eritrosit yang beredar atau
konsentrasi hemoglobin yang menurun.Kategori anemia yaitu jika HB
<11gr/dl.Selama kehamilan, anemia lazim terjadi dan biasanya disebabakan oleh
deisiensi besi, sekunder terhadap kehilangan darah sebelumnya atau masukan besi
yang idak adekuat.Anemia jarang menciptakan krisis kedaruratan akut selama
kehamilan, namun pada hakekatnya seiap masalah kedaruratan dapat diperberat
oleh anemia yang telah ada.Pada kehamilan 36 minggu, volume darah ibu
meningkat rata-rata 40 sampai 50 persen di atas keadaan idak hamil.Walaupun
eritropoesis diperkuat oleh volume eritrosit meningkat, namun lebih banya plasma
ditambahkan ke dalam sirkulasi ibu, akibatnya konsentrasi hemoglobin maupun
hematokrit menurun selama kehamilan. Semakin sering seorang wanita mengalami
kehamilan dan melahiran akan semakin banyak kehilangan zat besi dan semakin
anemis. Pengaruh anemia pada masa kehamilan terutama pada janin dapat
mengurangi kemampuan metabolism tubuh ibu sehingga menganggu pertumbuhan
dan perkembangan janin dalam rahim, akibatnya terjadi abortus, kemaian intrauterin,
persalinan prematur, berat badan lahir rendah, kelahiran dengan anemia, terjadi
cacat bawaan, bayi mudah mendapat infeksi dan inteligensi rendah. Pada ibu yang
mengalami anemia kehamilan mempunyai risiko untuk mengalami komplikasi

8
persalinan 1,42 kali lebih besar dibandingkan dengan ibu yang idak mengidap
anemia.
8) Jarak Kehamilan
Jarak kehamilan yang terlalu dekat yaitu kurang dari 24 bulan merupakan jarak
kehamilan yang berisiko inggi sewaktu melahirkan.Jarak kehamilan yang dekat
mengakibatkan rahim ibu belum pulih sempurna sehingga mengakibatkan gangguan
pertumbuhan janin. Berdasarkan hasil peneliian Irmawai tahun 2010, ibu yang jarak
kehamilan saat ini dengan sebelumnya antara 18-24 bulan berisiko 3,07 kali untuk
melahirkan prematur dibandingkan ibu yang jarak kehamilannya >24 bulan.

9) Hipertensi

Hipertensi adalah tekanan darah sistolik dan diastolik ≥ 140/90


mmHg.Pengukuran tekanan darah dilakukan sekurang-kurangnya 2 kali selama
4 jam.Hipertensi kronis adalah hipertensi yang imbul sebelum umur kehamilan
20 minggu dan hipertensi menetap sampai 12 minggu pascapersalinan.Wanita
yang mengalami hipertensi kronis berisiko mengalami pre-eklampsia.Pada
hipertensi atau preeklamsia, penolong persalinan cenderung untuk mengahiri
kehamilan.Hal ini menimbulkan prevalensi prematur meningkat.Pasien dengan
hipertensi harus selalu dicurigai mengalami pelepasan plasenta premature.

2.6 Kriteria Diagnosis dan Diagnosis Banding Persalinan Prematuritas

Seringkali terjadi kesulitan untuk menentukan diagnosis ancaman persalinan


prematur, karena idak jarang seseorang dengan hamil prematur yang disertai dengan
imbulnya kontraksi idak benar-benar dalam ancaman terjadinya proses persalinan
dimana bila hal ini dibiarkan saja persalinan tak akan terjadi. Akhirnya imbul beberapa
kriteria untuk menegakkan diagnosis ancaman persalinan prematur yaitu:
1) Serviks sedikitnya sudah terbuka 2 cm atau sudah mendatar 75%.
2) Adanya perubahan yang progresif pada serviks selama periode observasi.

3) Terjadinya kontraksi yang terasa nyeri, teratur dan intervalnya kurang dari 10
menit menunjukkan bahwa pasien tersebut berada dalam proses persalinan.

9
2.7 Pemeriksaan Penunjang dan Penatalaksanaan Persalinan Prematur
- Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
• Pemeriksaan kultur urine
• Pemeriksaan gas dan ph darah janin
• Pemeriksaan darah tepi Ibu: jumlah leukosit

• C- reacive protein. CRP ada pada serum penderita yang menderita infeksi
akut dan dideteksi berdasarkan kemampuannya untuk mempresipitasi
fraksi polisakarida nonserik kuman pneumococcus yang disebut fraksi.
CRP dibentuk di hepatosit sebagai reaksi terhadap IL-1, IL-6, TNF.
b. Amniosintesis
• Hitung leukosit
• Pewarnaan Gram bakteri (+) pasi amnioniis
• Kultur
• Kadar IL-1, IL-6
• Kadar glukosa cairan amnion
c. Pemeriksaan ultrasonograi

• Oligohidramnion: Goulk dkk,mendapai hubungan antara oligohidramnion


dengan koriamnioniis klinis antepartum.Vintzileons dkk, mendapai
hubungan antara oligohidramnion dengan koloni bakteri pada amnion.

• Penipisan serviks: Iams dkk, mendapai bila ketebalan serviks <3 cm


(usg), dapat dipasikan akan terjadi persalinan preterm.

• Selebriis serviks transparent lebih disukai karena dapat menghindari


manipulasi intravagina terutama pada kasus kasus KPD dan plasenta previa.
• Kardiotokograi: kesejahteraan janin, frekuensi dan kekuatan kontraksi.

2.8 Pencegahan Persalinan Premature


- Pencegahan Primordial

Pencegahan primordial adalah strategi pencegahan penyakit dengan menciptakan


lingkungan yang dapat mengeliminasi factor risiko, sehingga idak diperlukan intervensi

10
prevenif lainnya. Dalam hal ini upaya untuk mencegah wanita yang belum hamil
untuk idak melahirkan premature adalah dengan mempersiapkan kondisi tubuh
baik dari status gizi, kadar Hb, tekanan darah, melakukan pemeriksaan
kesehatan reproduksi dan TORCH.
- Pencegahan Primer

Merupakan upaya untuk mempertahankan orang yang sehat agar tetap sehat
atau untuk mencegah orang yang sehat menjadi sakit. Dengan upaya:
a. Mendapatkan perawatan sejak awal kehamilan

b. Mengetahui risiko diri sendiri seperi merokok, tekanan darah inggi, usia
saat hamil, dan komplikasi kehamilan sebelumnya.
c. Melakukan pemeriksaan terhadap infeksi saluran kemih
d. Mengunjungi dokter gigi secara teratur
e. Memperhaikan berat badan
f. Memiliki pola makan yang benar dan olahraga
g. Mencegah stress dan depresi
- Pencegahan Sekunder

Pada tahap gejala klinis belum tampak nyata, selagi proses secara patologis
sudah berjalan, upaya pencegahan pada tahap ini dapat menghambat atau
menghenikan proses patologis supaya idak berkembang. Upaya yang dilakukan:

a. Pembatasan akivitas kerja (kerja, perjalanan, dan coitus) pada ibu dengan
riwayat persalinan premature dan mengurangi pekerjaan yang
menimbulkan stress

b. Ibu dengan kehamilan kembar harus lebih banyak isirahat ditempat idur
sejak minggu ke-28 hingga minggu ke-37
c. Melakukan pemeriksaan USG untuk memeriksa kondisi janin
d. Melakukan pemeriksaan cairan ketuban (amnionsintesis)
- Pencegahan Tersier

Merupakan upaya pencegahan persalinan premature pada saat gejala secara klinis
sudah nyata didapatkan.Tahap ini ditujukan untuk memperpanjang masa kehamilan

11
dengan maksud memberikan kesempatan untuk memperbaiki kualitas janin dan
mempersiapkan persalinan yang memadi.

2.9 Komplikasi Persalinan Premature

Ada beberapa kondisi ibu yang merangsang terjadinya kontraksi spontan, yang
kemungkinan terjadi produksi prostaglandin:

• Kelainan bawaan uterus meskipun, jarang terjadi Terdapat hubungan kejadian


partus preterm dengan kelainan uterus yang ada.

• Ketuban pecah dini ketuban pecah mungkin mengawali terjadinya kontraksi


atau sebaliknya.

Ada beberapa kondisi yang mungkin menyertai seperi serviks inkompeten, hidramnion,
kehamilan ganda, infeksi vagina dan serviks dan lain-lain infeksi asenden merupakan teori
yang cukup kuat dalam mendukung terjadinya amnioniis dan ketuban pecah.

2.10 Dampak Persalinan Premature

Persalinan prematur tentunya akan mengakibatkan lahirnya bayi premature yakni bayi
yang lahir pada masa kehamilan kurang dari 37 minggu (dihitung dari hari pertama haid
terakhir) tanpa memandang berat lahirnya. Prematuritas merupakan masalah besar karena
dengan berat badan janin yang kurang dan belum cukup umur maka organ-organ vital
belum sempurna sehingga mengalami kesulitan untuk tumbuh dan berkembang dengan
baik.Angka kejadian persalinan prematur pada umumnya adalah sekitar 6-10%. Hanya
1,5% persalinan terjadi pada umur kehamilan kurang dari 32 minggu dan 0,5% pada
kehamilan kuarng dari 28 minggu. Namun kelompok ini merupakan duaperiga dari kemaian
neonatal. Kesulitan utama dalam persalinan prematur ialah perawatan bayi prematur, yang
semakin muda usia kehamilannya semakin besar morbiditas dan mortalitas.

Peneliian lain menunjukkan bahwa umur kehamilan dan berat bayi lahir saling berkaitan
dengan risiko kemaian perinatal. Pada kehamilan umur 32 minggu dengan berat > 1.500 gram
keberhasilan hidup sekitar 85%, sedangkan pada umur kehamilan sama dengan berta janin <

12
1.500 gram angka keberhasilan sebesar 80%. Pada umur kehamilan < 32 dengan berat lahir <

1.500 gram angka keberhasilan hanya sekitar 59%.Hal ini menunjukkan bahwa keberhasilan
persalinan prematur idak hanya tergantung umur kehamilan, tetapi juga berat bayi lahir.

Permasalahan yang terjadi pada persalinan prematur bukan saja pada kemaian
perinatal, melainkan bayi prematur ini sering pula disertai dengan kelainan, baik kelainan
jangka pendek maupun jangka panjang. Kelainan jangka pendek yang sering terjadi adalah:
RDS (Repository Distress Syndrome), perdarahan intra/periventrikular, NEC (Necroizing
Entero Ciliis),displasi bronko-pulmonar, sepsis, dan paten duktus arterious. Adapun
kelainan jangka panjang sering berupa kelainan neurologik seperi serebral palsi, reinopai,
retardasi mental, juga dapat terjadi disfungsi neurobehavioural dan prestasi sekolah yang
kurang baik. Dengan melihat permasalahan yang dapat terjadi pada bayi prematur, maka
menunda persalinan prematur, bila mungkin, masih memberi suatu keuntungan

2.11 Asuhan Keperawatan Prematuritas


ASUHAN KEPERAWATAN IBU BERSALIN NY. T.Y DENGAN KISTOMA OVARII
1. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan pada tanggal 17 Agustus 2017, pukul 08:00 WITA

1.1 Idenitas

Klien Suami

Nama : Ny. T.Y Tn. B

Umur : 30 th 40 th

Pendidikan : SMA Sarjana

Agama : Islam Islam

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga PNS (Guru SMP)

Alamat : Jln. Mistarcukrokusumo no. 36

MRS : Kamis, 17 Agustus 2017

13
No.RMK : 10064156

Diagnosa : G1P00000 39/40 minggu TH + Obs. Inpartu

Kistoma ovarii.

1.2 Keluhan Utama :

Kenceng-kenceng sejak tanggal 17 Agustus 2017, pukul 08:00 WITA&


keluar darah lendir,umur kehamilan 39/40 minggu. Ditambah lagi dengan
hasil pemeriksaan yang menunjukkan adanya kistoma ovarii (saat kontrol
diPoliklinik Hamil I RSDS).

1.3 Riwayat Keperawatan


Klien datang sendiri ke VK bersalin IRD dan dirawat di Ruang Bersalin IRD Lantai

II RSUD Dr. Soetomo Surabaya setelah kenceng-kenceng,keluar darah dan


len dir. Hamil G1P0 – 0 39/40 minggu tunggal hidup, TBJ 3400 gram,letak
kepala, Djj (+) 12 – 12 - 12. Klien selama hamil kontrol di poliklinik Hamil I
RSDS dengan KRT(Kelompok Resiko Tinggi) sebanyak 8 x.

1.4 Riwayat Obstetri

Ini merupakan kehamilan ke-1 klien, menikah 1 x, usia perkawinan 1 ½ Tahun.


Riwayat TT 2 kali. Riwayat menggunakan kontrasepsi (-). Menarche umur 14
tahun. Riwayat Disminor (-), Haid teratur seiap bulan, siklus 24 hari. Lama seiap
haid 5-7 hari. Jumlah haid biasa. Riwayat abortus (-). Riwayat gemelli (+) Nenek
suami kembar, Riwayat DM (-), Hepaiis (-), Hipertensi (-), Penyakit Jantung (-),
Penyakit saluran pernafasan (-). HPHT 09 November 2016 TP : 22 Agustus
2017. Pemeriksaan kehamilan dilakukan di Poliklinik Hamil I RSDS sebanyak 8
kali, TT 1 kali. Tgl. 17 Agustus 2017, pukul 08:00 WITA. klien mengeluh keluar
lendir & darah,serta kenceng-kenceng. Riwayat infeksi saluran kencing (-),
Riwayat kelelahan (-). Riwayat kecemasan (+).

1.5 Data Kebutuhan Dasar

14
a. Bernafas
S : Klien merasa agak sesak jika bernafas terutama jika imbul His.
O: RR : 24 x/menit, Wh -/-, Rh -/-, Rales (-), Batuk (-).
b. Makan/minum:

S: Sejak MRS klien idak ingin makan karena takut dengan kondisinya
dan tdk nafsu makan, saat ini perutnya sering sakit. Klien hanya
minum 1 botol aqua (800 cc) & makan Kue saja.

O : Makanan dan minuman yang disediakan oleh RS idak dimakan.


Mulut tampak kering dan lambung terdengar suara impani. Skibala
(+). Peristalik (+). Blader kosong.
c. Eliminasi

S:Klien belum bab sejak 2 hari yg lalu, klien idak punya keluhan
terhadap baknya. Sejak kemarin klien Bak sebanyak 4 kali dengan
jumlah seiap bak sekitar ± 350 cc dan warnanya kuning jernih.
O: Skibala (+), Blader kosong. Warna urine kuning jernih.
d. Gerak dan akivitas

S: Saat ini harus idur saja sambil menunggu persalinan,pinggang


sakit menyebar keperut bagian depan.

O: Kondisi ektremitas baik, kekuatan otot – otot intak, tulang-tulang


intak. Parese (-).
e. Isirahat dan idur

S: Sejak kemarin klien idak bisa idur nyenyak karena takut dan
sekarang perut terasa nyeri.

O: Tampak lemah,mata merah & bengkak karena kurang idur serta


menangis
f. Rasa Aman
S:Klien takut jika terjadi sesuatu yang membahayakan bayinya.
O: Adanya Kista ovarii, Klien tampak iritabel
g. Nyaman
S:Klien mengeluh nyeri pada perut yang tembus ke tulang ekor seiap
3/5 menit.
O: Nyeri berkurang jika punggung digosok-gosok.
h. Spiritual

Klien beragama islam dan taat melakukan sembahyang 5 waktu.


Sekarang klien hanya bisa berdoa.

1.6 Pemeriksaan Fisik


Keadaan umum: Tampak lemah. Kesadaran Kompos menis GCS15
Kepala: tak ada kelainan

Mata: tak ada kelainan; konjunciva merah & bengkak karena kurang idur/
menangis
Telinga: tak ada kelainan
Hidung: tak ada kelainan
Leher: tak ada kelainan, tyroid (N)
a. Dada : Payudara ; agak tegang, puing menonjol, lunak dan bersih kolestrum
(+). areola bersih. S1S2 (N), Wh -/-, Rh -/-, Rales -/-

b. Abdomen : Abdomen membesar tanda kehamilan berupa striae (+), linea


alba (+), TFU 36 cm, puki, letak kepala, pada pemeriksaan leopold IV kepala
sudah masuk PAP. His (+) seiap 3/5 menit selama 3-5 deik, Djj : 12; 12; 12.
Tampak bagian kecil janin menonjol dan teraba sangat keras. Perut terasa
nyeri jika diraba, seiap kali His pinggang terasa nyeri, TBJ= 3400 gram.

c. Ektremitas: tangan ; kapilari reill (N), kelainan idak ada


d. Kaki : odem (+). Paresa (-).
e. Genital: bentuk normal (+), ketuban (-) jernih, VT; fulsus pembukaan 3 jari
longgar, ef: 35% dominator, ukuran panggul (N)
f. Anal: tak ada kelainan
g. Tanda vital: 24x/mnt, T : 120/80 mmHg
h. Kala I: Tgl. 17 Agustus 2017, pukul 08:00 WITA Mulai kenceng-kenceng
Tgl. 17 Agustus 2017, pukul 08:00 WITA Ketuban pecah
Tgl. 17 Agustus 2017, pukul 08:00 WITA Darah & lendir keluar

1.7 Pemeriksaan Penunjang


a. Retensi urine: (-)
b. Nst: normal
2. ANALISA MASALAH

Data Etiologi Masalah


S : klien merasa sesak jika timbul his. Postmatur/masa nifas Resiko terjadi infeksi sekunder
Sudah keluar lendir dan darah sejak pada bayi.
17 agustus 2017,pukul 08.00 Laserasi jalan lahir

O: TD= 120/80 MmHg


RR= 24x/menit Serviks dan vagian
Ketuban (-),jernih, fulfus (+).
DJJ= 12;12;12.G1P00000
36/40,Obs.In-partu kistoma ovarii, Port de entry kuman
TBJ= 3400 gram.
Resiko infeksi

S: klien mengatakan takut jika


keadaannya dapat mengancam Tingkat pendidikan Cemas sehubungan dengan
keselamatan bayinya. kurangnya pengetahuan

O: Klien tidak mau makan, klien Kurang sarana informasi


tampak iritabel
TD= 120/80 MmHg
RR= 24x/menit Informasi yang minimal
S= 37,5 ⁰C,
N= 84x/menit
Kurangnya pengetahuan

S: klien bahagia,pusing(-),nyeri pada


vagina Cemas Nyeri b.d luka epiosotomi
pada vagina
O: TD= 120/85 MmHg Postmatur/masa nifas
RR= 20x/menit
N=80x/menit Involusi uterus
TFU= 2 jari bawah pusat,kontraksi
baik,perdarahan Kontraksi uterus lambat

Atonia uteri
Robekan jalan lahir

Nyeri
3. DIAGNOSA
KEPERAWATAN Kala I:

- Resiko tinggi terjadi gawat janin sebagai akibat dari pecahnya kista Ovarii
(akut abdomen).
- Resiko terjadi infeksi b.d sekunder pada bayi s.e dari ketuban pecah prematur.

- Resiko tinggi terjadi ruptur uteri b.d dari dinding uterus yang ipis
- Resiko tinggi terjadi sekunder arrest
- Cemas b.d kurangnya pengetahun tentang keadaanya kehamilan dan
persalinannya.
Kala II dan III
- Resiko inggi terjadi injuri pada ibu dan bayi b.d dampak dari indakan persalinan
- Resiko inggi terjadi atonia uteri b.d kelemahan ibu
Kala IV
- Nyeri b.d luka episiotomi pada vagina
- Resiko inggi terjadi infeksi nifas b.d adanya luka episiotomi

4. RENCANA KEPERAWATAN

HARI/TGL/ DIAGNOSA TUJUAN TINDAKAN RASIONAL


JAM

KALA I
Jumat, 18 Resiko inggi Setelah dirawat Monitor CHPB seiap 2 jam Untuk
Maret terjadi gawat selama 2 jam idak mengetahui jika
2020, pukul janin sebagai terjadi gawat janin Monitor vital sign ibu seiap 2 terjadi gangguan
08:30 WIB akibat dari jam sirkulasi yang
akut abdomen Criteria kontraksi: Berakibat
Djj 12;11;12, his Monitor kesadaran seiap 2 Terjadinya
terjadi seiap 3-5 jam distress pada
menit Janin
Monitor tanda-tanda akut
abdomen Peningkatan
tensi merupakan
Kolaborasi monitoring NST pre tensi dari
Adanya
ancaman yang
Dapat
Mengancam
keselamatan ibu
dan janin

Penurunan
Kesadaran
Merupakan
tanda dari
hipoksia sebagai
akibat dari
spasme yang
muncul sebagai
akibat lanjut
dari akut
Abdomen
Ancaman
distress pada
janin diketahui
dari perubahan
NST yakni
Terjadinya
Peningkatan
Frekuensi

Jumat, 18 Resiko terjadi Setelah dirawat Monitor djj Jika infeksi


Maret infeksi b.d selama 24 jam kecenderungan
2020, pukul sekunder pada idak infeksi pada Monitor suhu rectal ibu seiap akan imbul
08:30 WIB bayi dari ibu dan janin, 2 jam distress yang
ketubanpecah dengan criteria: ditandai dengan
prematur Djj 12;11;12, Sr: Kolaborasi pemberian Kardi
<3,6, tanda dan ampicilin 4x1gr IV
gejala infeksi idak Suhu rectal yang
ada peningkatan Dexametason 2x16mg dari 37,6
suhu tubuh Sebagai
Pertanda
Imbulnya
Infeksi
sekunder.

Sebagai
Propilaksis
untuk mencegah
Imbulnya
infeksi ibu dan
Bayi

Menjaga daya
tahan dinding
sel sehingga
dapat mencegah
kerusakan sel
bayi maupun ibu
serta untuk
mempercepat
Maturitas
perkembangan
paru janin

Jumat, 18 Resiko inggi Setelah dirawat Hindari manipulasi pada uterus Manipulasi yang
Maret terjadi rupture selama 3 jam idak klien terutama pada kala saat Berlebihan
2020, pukul uteri b.d terjadi rupture kala 2 Dapat
08:30 WIB dinding uterus uteri dengan Merangsang
yang ipis criteria: CHPB Monitor his Imbulnya
normal dan rupture pada
pendarahan (-) Uterus

Berkurangnya
his dapat
Menjadi
Pertanda
rupture uteri

Jumat, 18 Resiko inggi Setelah dirawat Lakukan VT seiap 2 jam Untuk


Maret terjadi selama 3 jam idak Memonitor
2020, pukul sekunder terjadi sekunder Observasi bundle his Kemajuan
08:30 WIB arrest arrest. Dengan Penurunan
criteria: kepala bayi
pembukaan sebagai indikatr
lengkap, bundle Kelancaran
his (-) Proses
Persalinan

His bundle
Sebagai
Pertanda
Adanya
Hambatan
Terhadap
Kemajuan
terutama pada
fase akif

Jumat, 18 Cemas b.d Setelah dirawat Mengetahui tentang Klien mengeri


Maret kurangnya selama 3 jam klien keadaannya dan indakan yang Tentang
2020, pukul pengetahuan idak cemas, mungkin akan didapatkan klien kondisinya dan
08:30 WIB terhadap dengan criteria: Diharapkan
keadaan dapat mengontrol Laih klien agar mampu mampu untuk
kehamilan dan nyeri, idak mengatur napas dan idak Mengambil
persalinan irritable, mengedan sebelum solusi terbaik
mengikui pembukaan lengkap
petunjuk dalam
rangka persalinan Kesalahan
dalam mengatur
napas dapat
Menyebabkan
imbulnya kala 2
lama dan teknik
mengedan yang
salah dan belum
pada waktunya
Dapat
Mengurangi
energy klien
pada saat
menjelang kala
2

KALA II dan III


Jumat, 18 Resiko inggi Tidak terjadi injuri - Lakukan asistensi dalam proses Mengurangi
Maret terjadi injuri persalinan klien Kecemasan
2020, pukul pada ibu dan - Bersamaan dengan his klien di sehingga klien
12:20-13:05 bayi b.d pimpin dapat mengatur
WIB dampak dari mengejan.Padawaktukepala Pernapasan
indakan membuka vulva dan secara benar
persalinan meregang perineum
Agar klien dapat
dilakukan eisiotomi
Menghemat
mediolateral sinistra,
energi dan
tangan kanan penolong
Melahirkan
menekan perinium, tangan
bayinya dengan
kiri mengatur depleksi
Cepat
kepala.
- Waktu kepala di dasar panggul
UUK di bawah simpisis
subociput sebagai
hipomoklion, maka lahirlah
berturut-turut UUB, dahi,
muka dagu danakhirnya
seluruh kepala. Kepala
mengadakan putar paksi
luar. Kemudian kepala
dipegang secara biparietal,
ditarik curam kebawah
sampai lahir bahudepan,
dielevasi keatas sampai
bahu belakang lahir, ditarik
mendatar, maka lahir bayi
laki-laki pada pukul 13.05
WITA,Bayi di sucion lewat
hidung dan mulut, diberikan
oksigen dengan kanul dan
selanjutnya tali pusat di
potong.
- Penilaian APGAR skor menit –
1= 7-8, menit ke-5= 8-9.
Bayi dirawat,selanjutnya
diukur berat badan= 3500
gr, PB= 51 cm LK= 33 cm,
LD= 32 cm. Pukul 13:30
WITA plasenta lepas.
Koiledon lengkap, selaput
intak.
- Kontraksi uterus baik. TFU dua
jari diatas pusat Luka epis
+ 8 cm di jahit.
- Perdarahan abnormal (-).

Jumat, 18 Resiko inggi Setelah diberikan - Mengevaluasi kontraksi uterus Mengurangi


Maret terjadi atonia terapi idak terjadi - Mengobservasi perdarahan Jumlah
2020, pukul uteri b.d atonia uteri pervagina Pendarahan
12:20-13:05 kelemahan ibu - Kolaborasi pemberian Persalinan
WIB uterotonika (Metergin
Mengurangi
injeksi IM 1 ampul).
Resiko
Pendarahan
post partum

KALA IV

Jumat, 18 Nyeri b.d luka Mengurangi nyeri - Melaih relaksasi nafas Meningkatkan
Maret episiotomi - Melaih mobilisasi duduk di relaksasi dan
2020, pukul pada vagina tempat idur Nyaman
13:45-13:55 - Memberikan Meinter 500 mg
WIB dan anjurkan klien minum
jika terasa nyeri.
Jumat, 18 Resiko inggi Tidak terjadi - Observasi TTV dan tanda-tanda Deteksi dini
Maret terjadi infeksi infeksi infeksi kemungkinan
2020, pukul nifas b.d - He vulva hygiene Terjadinya
13:45-13:55 adanya luka - He tanda-tanda infeksi infeksi sehingga
WIB episiotomi - He minum yang cukup dan segera diatasi
makan yang inggi kalori
Luka kotor
dan protein
memengaruhi
- Kolaborasi: Diet TKTP,
Proses
Amoxicilin 3 X 500 mg
penyambutan

Mengetahui
vulva hygiene

Mengetahui
tanda-tanda
Infeksi

Mengetahui
minum yang
cukup dan
makan yang
inggi kalori dan
Protein
5. TINDAKAN KEPERAWATAN

DIAGNOSA HARI/TGL/ TINDAKAN EVALUASI


JAM

KALA I

Resiko inggi terjadi Jumat, 18 Maret Memonitor CHPB Cont (+), Djj 12;11;12, his
gawat janin sebagai 2020, pukul 08:30 Monitor vital sign seiap 4 m3nit lama 3 dt,
akibat dari akut bundle his (-), GCS:456,
abdomen WITA Memonitor kesadaran kejang (-)
Monitor tanda-tanda
kejang
̊
Resiko terjadi infeksi Jumat, 18 Maret Memonitor Djj Djj 12;11;12, S: 37,1C,
b.d sekunder pada 2020, pukul 08:30 Memonitor suhu rectal reaksi alergi (-)
bayi dari ketuban WIB Melakukan skin test
pecah prematur ampicilin
Monitor reaksi akibat
pemberian Ampicilin
4x1gr IV

Resiko inggi terjadi Jumat, 18 Maret Sampaikan kepada ibu Kecurigaan uterus ipis
rupture uteri b.d dari 2020, pukul 08:30 dan sejawat untuk dan mudah rupture
dinding uterus yang WIB menghindari manipulasi sehingga sejawat dan
Ipis pada uterus klien klien mengeri
terutama pada saat kala
2

Resiko inggi terjadi Jumat, 18 Maret Melakukan VT Pembukaan lengkap,


sekunder arrest 2020, pukul 08:30 ketuban (-) jernih,
WIB Persiapan kala II presentasi kepala, UUK
kiri depan, H: III, UPD (N)

Alat lengkap

Cemas b.d kurangnya Jumat, 18 Maret Mengetahui tentang Klien mengeri


pengetahuan tentang 2020, pukul 08:30 keadaannya dan
keadaan kehamilan WIB indakan yang mungkin
dan persalinannya akan didapatkan klien
Melaih klien agar
mampu mengatur nafas Klien mengeri
dan idak mengejan
sebelum pembukaan
lengkap
KALA II dan III

Resiko inggi terjadi Jumat, 18 Maret - Lakukan asistensi dalam tanda-tanda injuri pada
injuri pada ibu dan 2020, pukul 12:20- proses persalinan bayi (-), luka epis pada ibu
bayi b.d dampak dari 13:05 WIB klien + 8 cm sudah dijahit,
indakan persalinan - Bersamaan dengan his perdarahan idak ada,
klien di pimpin injuri patologis idak ada
mengejan.Padawaktu
kepalamembuka vulva
dan meregang
perineum dilakukan
eisiotomi
mediolateral sinistra,
tangan kanan
penolong menekan
perinium, tangan kiri
mengatur depleksi
kepala.
- Waktu kepala di dasar
panggul UUK di
bawah simpisis
subociput sebagai
hipomoklion, maka
lahirlah berturut-turut
UUB, dahi, muka dagu
danakhirnya seluruh
kepala. Kepala
mengadakan putar
paksi luar. Kemudian
kepala dipegang
secara biparietal,
ditarik curam
kebawah sampai lahir
bahudepan, dielevasi
keatas sampai bahu
belakang lahir, ditarik
mendatar, maka lahir
bayi laki-laki pada
pukul 13.05
WITA,Bayi di sucion
lewat hidung dan
mulut, diberikan
oksigen dengan kanul
dan selanjutnya tali
pusat di potong.

- Penilaian APGAR skor


menit –1= 7-8, menit
ke-5= 8-9. Bayi
dirawat,selanjutnya
diukur berat badan=
3500 gr, PB= 51 cm
LK= 33 cm, LD= 32
cm. Pukul 13:30
WITA plasenta lepas.
Koiledon lengkap,
selaput intak.
- Kontraksi uterus baik. TFU
dua jari diatas

pusat Luka epis +


8 cm di jahit.
- Perdarahan abnormal (-)

Resiko inggi terjadi Jumat, 18 Maret - Mengevaluasi kontraksi kontraksi uterus baik ,
atonia uteri b.d 2020, pukul 12:20- uterus perdarahan sedikit, Atonia
kelemahan ibu 13:05 WIB - Mengobservasi uteri idak terjadi
perdarahan pervagina
- Kolaborasi pemberian
uterotonika (Metergin
injeksi IM 1 ampul).

KALA IV

Nyeri b.d luka Jumat, 18 Maret - Melaih relaksasi nafas


episiotomi pada 2020, pukul 13:45- - Melaih mobilisasi duduk
vagina 13:55 WIB di tempat idur
- Memberikan Meinter
500 mg dan anjurkan
klien minum jika
terasa nyeri.
Resiko inggi terjadi - He vulva hygiene
infeksi nifas b.d - He tanda-tanda infeksi
adanya luka - He minum yang cukup
episiotomi dan makan yang inggi
kalori dan protein
- Kolaborasi: Diet TKTP,
Amoxicilin 3 X 500 mg
- mengetahui vulva
hygiene
- mengetahui tanda-tanda
infeksi
- mengetahui minum yang
cukup dan makan
yang inggi kalori dan
protein
- Kolaborasi: Diet TKTP,
memberikan
Amoxicillin 500 mg
6. EVALUASI

DIAGNOSA SOAP

KALA I

Resiko inggi terjadi gawat S: klien siap untuk melahirkan


janin sebagai akibat dari akut O: his (-), djj 12;11;12, gerakan janin (+), pembukaan lengkap
abdomen A: masalah idak muncul
P: siapkan partus

Resiko terjadi infeksi b.d S:


sekunder pada bayi dari O:
ketuban pecah premature A: masalah belum muncul
P: siapkan partus

Resiko inggi terjadi rupture S:


uteri b.d dari dinding uterus O: tanda-tanda rupture idak ada, his (+), uterus tegang
yang ipis A: masalah belum muncul
P: jangan melakukan manipulasi pada uterus pada saat kala
II

Resiko inggi terjadi sekunder S:


arrest O: pembukaan lengkap, penjepitan bagian janin oleh jalan
Akhir
A:masalah idak terjadi
P: siapkan partus

Cemas b.d kurangnya S: klien paham dan menyatakan siap untuk melahirkan
pengetahuan tentang O: klien operaif
keadaannya kehamilan dan A: masalah teratasi
persalinannya P: siapkan partus

KALA II dan III

Resiko inggi terjadi injuri pada S: Klien tenang karena bayi telah lahir
ibu dan bayi b.d dampak dari O: tanda-tanda injuri pada bayi (-), luka epis pada ibu + 8 cm
indakan persalinan sudah dijahit, perdarahan idak ada.
A: Injuri patologis idak ada
P: Lakukan observasi
Resiko inggi terjadi atonia S:
uteri b.d kelemahan ibu O: kontraksi uterus baik , perdarahan sedikit
A: Atonia uteri idak terjadi
P: Evaluasi hingga 2 jam PP
POSTMATURITAS
2.12 Pengertian Persalinan Postmaturitas

Postmatur adalah kehamilan yang melewati 294 hari atau 42 minggu lengkap.
Diagnosa usia kehamilan didapatkan dengan perhitungan usia kehamilan dengan rumus
Naegele atau dengan penghitungan tinggi fundus uteri ( KapitaSelekta Kedokteran jilid 1).

Menurut (Achadiat 2004:32) Kehamilan post matur lebihmengacupada janinnya,


dimana dijumpai tanda-tanda seperi kuku panjang, kulit keriput, plantar creases yang
sangat jelas, talipusat layudan terwarnai oleh mekonium.(VarneyHelen, 2007).

2.13 Faktor Penyebab Persalinan Postmaturitas

Eiologi belum diketahui secara pasi namun faktor yang dikemukakanadalah hormonal,
yaitu kadar progesteron tidak cepat turun walaupun kehamilan telah cukup bulan sehingga
kepekaan uterus terhadap oksitosin berkurang. Faktor lain seperi herediter, karena
postmaturitas sering dijumpai pada suatu keluarga tertentu (Rustam, 1998).
Menjelang persalinan terdapat penurunan progesteron, peningkatan oksitosin tubuh dan
reseptor terhadap oksitosin sehingga otot rahim semakin sensitif terhadap rangsangan.Pada
kehamilan lewat waktu terjadi sebaliknya, otot rahim tidak sensiive terhadap rangsangan,
karena ketegangan psikologis atau kelainan pada rahim (Manuaba, 1998).

Menurut Sujiyatini (2009), etiologinya yaitu penurunan kadar esterogen pada kehamilan
normal umumnya tinggi. Faktor hormonal yaitu kadarprogesterone tidak cepat turun walaupun
kehamilan telah cukup bulan, sehingga kepekaan uterus terhadap oksitosin berkurang.

Fungsi plasenta memuncak pada usia kehamilan 38-42 minggu, kemudian menurun
setelah 42 minggu, terlihat dari menurunnya kadar estrogen dan laktogen plasenta. Terjadi
juga spasme arteri spiralis plasenta.Akibatnya dapat terjadi gangguan suplai oksigen dan
nutrisi untuk hidup dan tumbuh kembang janin intra uterin.Sirkulasi utero plasenta berkurang
sampai 50%.Volume air ketuban juga berkurang karena mulai terjadi absorpsi. Keadaan-
keadaan ini merupakan kondisi yang tidak baik untuk janin.Risiko kemaian perinatal pada bayi
post matur cukup tinggi, yaitu30% prepartum, 55% intrapartum, dan 15% postpartum.

Beberapa faktor penyebab kehamilan lewat waktu adalah sebagai berikut:


a. Kesalahan dalam penanggalan, merupakan penyebabyangpalingsering.
b. Tidak diketahui.
c. Primigravida dan riwayat kehamilan lewat bulan.

d. Deisiensi sulfatase plasenta atau anensefalus, merupakan penyebab yang


jarang terjadi.
e. Jenis kelamin janin laki-laki juga merupakan predisposisi.
f. Faktor genetik juga dapat memainkan peran

2.14 Tanda dan Gejala Persalinan Postmature

a. Gerakan janin jarang (secara subjektif kurang dari 7x/20 menit atau secara
objekif kurang dari 10x/menit).
b. Pada bayi ditemukan tanda lewat waktu yang terdiri dari:

- Stadium I :kulit kehilangan vernix caseosa dan terjadi maserasi


sehingga kulit menjadi kering, rapuh dan mudah terkelupas.
- Stadium II: seperi stadium I, ditambah dengan pewarnaan
mekoneum (kehijuan di kulit).

- Stadium III: seperi stadium I, ditambah dengan warna kuning pada


kuku, kulit dan talipusat.
c. Berat badan bayi lebih berat dari bayi matur.
d. Tulang dan sutura lebih keras dari bayi matur
e. Rambut kepala lebih tebal.

2.15 Pemeriksaan Penunjang Persalinan Postmature


a. USG : untuk mengetahui usia kehamilan, derajat maturitas plasenta.
b. Kardiotokograi : untuk menilai ada atau idaknya gawat janin.
c. Amniocentesis : pemeriksaan sitologi air ketuban.
d. Amnioskopi : melihat kekeruhan air ketuban.
e. Uji Oksitisin : untuk menilai reaksi janin terhadap kontraksi uterus.
f. Pemeriksaan kadar estriol dalam urine.
g. Pemeriksaan sitologi vagina.

2.16 Penatalaksanaan Persalinan Postmature


a. Setelah usia kehamilan lebih dari 40- 42 minggu, yang terpenting adalah
monitoring janin sebaik– baiknya.

b. Apabila tidak ada tanda–tanda insuisiensi plasenta, persalinan spontan


dapat ditunggu dengan pengawasan ketat.

c. Lakukan pemeriksaan dalam untuk menentukan kematangan cervik,


apabila sudah matang, boleh dilakukan induksi persalinan.

d. Persalinan pervagina harus diperhatikan bahwa partus lama akan sangat


merugikan bayi,janin postmatur kadang–kadang besar dan kemungkinan
disproporsi cephalo pelvix dan distosia janin perlu diperhatikan. Selain itu
janin post matur lebih peka terhadap sedative dan narkosa.
e. Tindakan operasi section caesarea dapat diperimbangkan bila pada keadaan
insuisiensi plasenta dengan keadaan cervix belum matang, pembukaan
belum lengkap, partus lama dan terjadi gawat janin, primigravida tua,
kemaian janin dalam kandungan, pre eklamsi, hipertensi menahun, anak
berharga dan kesalahan letak janin.

2.17 Patoisiologi Persalinan Postmatur

Pada kehamilan lewat waktu terjadi penurunan oksitosin sehingga tidak menyebabkan
adanya his, dan terjadi penundaan persalinan. Permasalahan kehamilan lewat waktu

adalah plasenta tidak sanggup memberikan nutrisi dan pertukaran CO 2/O2 sehingga janin
mempunyai resiko asfiksia sampai kemaian dalam rahim(Manuaba, 1998).
Sindroma postmaturitas yaitu kulit keriput dan telapak tangan terkelupas, tubuh
panjang dan kurus, vernic caseosa menghilang, wajah seperi orang tua, kuku panjang, tali
pusat selaput ketuban berwarna kehijauan. Fungsi plasenta mencapai puncaknya pada
kehamilan 34-36 minggu dan setelah itu terus mengalami penurunan. Pada kehamilan
posterm dapat terjadi penurunan fungsi plasenta sehingga bisa menyebabkan gawat janin.

Bila keadaan plasenta tidak mengalami insuisiensi maka janin posterm dapat
tumbuh terus namun tubuh anak akan menjadi besar (makrosomia) dan dapat
menyebabkan distosia bahu.

2.17 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Postmaturitas


Konsep Dasar

a. Pengkajian
Data Subjekif:

1) Identitas: Melipui nama, jenis kelamin, pekerjaan, status


kewarganegaraan, suku bangsa, pendidikan, alamat.

Keluhan utama: Menurut Prof. Dr. Ida Bagus Gde Manuaba dalam
bukunya Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga Berencana
untuk Pendidikan Bidan (1998; hal 225), yaitu:

Kehamilan belum lahir setelah melewai 42 minggu.


Gerak janin makin berkurang dan kadang-kadang berhenisamasekali.

Berat badan ibu mendatar atau menurun.

Air ketuban terasa berkurang.

Gerak janin menurun.

2) Riwayat Menstruasi

3) Riwayat Obstetri: Mengkaji riwayat obstetric dahulu meliputi kehamilan,


persalinan, nifas, anak serta KB yang pernah digunakan. Termasuk
didalamnya riwayat TT, serta penyulit yang dialami.

4) Riwayat kehamilan sekarang: Mengkaji keluhan yang dirasakan pasien


selama kehamilan ini. Digunakan sebagai identiikasi masalah pasien.
Banyaknya pemeriksaan antenatal yang dilakukan.

5) Riwayat kesehatan: Penyakit kronis yang dapat memengaruhi terjadinya


Postterm.

6) Riwayat kesehatan keluarga: Mendeteksi masalah yang berkaitan dengan


factor genetic, sebagai indikasi penyakit yang diturunkan oleh orangtua.
7) Pola kehidupan sehari-hari: Melipui kebiasaan sehari-hari yang dilakukan
pasien.
Data Objektif:

1) Pemeriksaan umum: Secara umum ditemukan gambaran kesadaran


umum, dimana kesadaran pasien sangat penting dinilai dengan
melakukan anamnesa.Selainitu, pasien sadar akan menunjukkan tidak
adanya kelainan psikologis dan kesadaran umum juga mencakup
pemeriksaan tanda- tanda vital, berat badan, tinggi badan , lingkar lengan
atas yang bertujuan untuk mengetahui keadaan gizi pasien.
2) Pemeriksaan Fisik:

Inspeksi; Mata: Periksa konjungtiva dan sklera untuk menentukan apakah ibu
anemia atau tidak, Muka: edema atau idak, Leher: apakah terdapat pembesaran
kelenjar baik kelenjar iroid maupun limfe, Dada: bagaimana keadaan
puting susu, ada tidaknya teraba massa atau tumor, tanda-tanda
kehamilan (cloasma gravidarum, aerolamamae, calostrum), Abdomen:
dilihat pembesaran perut yang sesuai dengan usia kehamilan, luka bekas
operasi, Genitalia: Dilihat genetalia bagian luar oedem atau tidak serta
pengeluaran pervagina, Ekstremitas: Atas maupun bawah tidak oedem

Palpasi; Abdomen: Gerak janin makin berkurang dan kadang-kadang berheni

sama sekali (Menurut Prof. Dr. Ida Bagus Gde Manuaba (1998; hal 225).
Dengan menggunakan cara Leopold: Leopold I: Untuk menentukan TFU dan
apa yang terdapat dibagian fundus (TFU dalam cm) dan kemungkinan teraba
kepala atau bokong lainnya, normal pada fundus teraba bulat, tidak
melenting, lunak yang kemungkinan adalah bokong janin, Leopold II: Untuk

menentukan dimana letaknya punggung janin dan bagian-bagian kecilnya. Pada


dinding perut klien sebelah kiri maupun kanan kemungkinan teraba, punggung,
anggota gerak, bokong atau kepala. Leopold III: Untuk menentukan apayang
terdapat dibagian bawah perut ibu dan apakah BTJ sudah terpegang oleh PAP,
dan normalnya pada bagian bawah perut ibu adalah kepala. Leopold IV: Untuk
menentukan seberapa jauh masuknya BTJ ke dalam rongga panggul dan
dilakukan perlimaan untuk menentukan seberapa masuknya ke PAP.

Auskultasi; Untuk mendengar DJJ dengan frekuensi normal 120-


160kali/menit, irama teratur atau tidak, intensitas kuat, sedang atau
lemah.Apabila persalinan disertai gawat janin, maka DJJ bias kurang dari
110kali/menit ataul ebih dari 160kali/menit dengan irama tidak teratur.

Perkusi;Pemeriksaan reflek patella kiri dan kanan yang berkaitan dengan


kekurangan vitamin atau penyakit saraf, intoksikasi magnesium sulfat

3) Pemeriksaan Penunjang: menurut Mansjoer, Arif. 2001; hal 275

- USG untuk menilai usiakehamilan, oligohidramnion, derajat


maturitas plasenta.
- KTGuntuk menilai adatidaknyagawat janin

- Penilaianwarnaairketubandenganamnioskopiatauamniotomi
(testanpatekanan, dinilai apakah reaktif atau tidak dan tes
tekanan oksitosin)
Pemeriksaan sitologi vagina dengan indeks kariopiknotik > 20%
b. Diagnosa keperawatan

1) Dx. Postmatur kehamilan:

- Ansietas b/d proses kelahiran lama

- Nyeri b/d operasi sectio caesarea

2) Dx. Bayi Post matur:


- Kerusakan integritas kulitb/d maserasi

Asuhan Keperawatan
KASUS

Seorang NY. Y G1P0Ab0 umur 21 tahun dengan UK 41+6 minggu datang ke BPS Dwi
Maryai dengan keluhan rasa cemas karena kehamilannya sudah lewat dari hari
perkiraan lahir. Dari hasil anamnesa ibu mengatakan HPL 13-2-2013
ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU DENGAN KEHAMILAN POSTMATURE
No. Register : 045 / BPS/ BUMIL

Masuk RS tanggal/jam : 26 Februari 2013

Dirawat diruang :-

1. PENGKAJIAN DATA, Tanggal/Pukul : 26 Februari 2013/pukul 15.00 Oleh : Bidan


Biodata Ibu Suami
Nama: Ny. Y Tn. P
Umur: 21 tahun 25 tahun
Agama : Islam Islam
Suku/Bangsa: Jawa/Indonesia Jawa/Indonesia
Pendidikan: SMU SMU
Pekerjaan: IRT Buruh
Alamat: Kwaru RT 1/RW 3 Kwaru RT 1/RW 3
Gunung Kidul Gunung Kidul
- DATA SUBYEKTIF
- Alasan kunjungan: Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilanya

- Keluhan utama: Ibu mengatakan kehamilannya sudah lewat bulan dari hari
perkiraan lahir
- Riwayat mensturasi
Menarce: 14 tahun Siklus : 28 hari
Lama: 7 hari Teratur : teratur
Sifat darah: cair Keluhan : idak ada
- Riwayat perkawinan
Status perkawinan: sah Menikah ke: 1
Lama : 1 tahun Usia menikah pertama: 20 tahun
- Riwayat obstetrik
- Persalinan Nifas
Hamil
jns peno
- Tgl UK kompl JK BB Laktasi kompl
ke
prsalinan long

1 Hamil ini

-
-
-
- Riwayat kontrasepsi yang digunakan
Jenis Pasang Lepas
N tangga Ole tempa keluha Tangga ole tempa Alasa
kontraseps
o l h t n l h t N
i
1 Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi

- Riwayat kehamilan sekarang

Frekuensi: 2x, Tempat :bidan , Oleh : bidan


Keluhan: idak ada

Terapi: vitonal f 1x1/hari, vit C


1x1/hari Trimester II
Frekuensi: 3x, Tempat : bidan , Oleh : bidan
Keluhan : idak ada

Terapi: vitonal f 1x1/ hari, vit C 1x1/


hari Trimester III
Frekuensi: 1x, Tempat : bidan,Oleh : bidan
Keluhan: rasa nyeri saat perut dipegang bagian atas
Terapi: FE, Vit C, Kalk

TT I : 20-5-2006
TT II: 20-6-2006
TT III : 23-9-2012

Ibu mengatakan merasakan pergerakan janin 2x/ jam dalam sehari


- Riwayat kesehatan

Penyakit yang pernah/sedang diderita (menular, menurun dan menahun) ibu


mengatakan idak pernah / idak sedang menderita penyakit menular (TBC,
hepaiis, HIV) penyakit menurun (hipertensi, asma) dan penyakit menahun
(jantung, paru-paru).

Penyakit yang pernah/sedang diderita keluarga (menular, menurun dan


menahun) ibu mengatakan keluarga idak pernah / idak sedang menderita
penyakit menular (TBC,hepaiis,HIV) penyakit menurun(hipertensi, asma)
dan penyakit menahun (jantung, paru-paru).
- Riwayat keturunan kembar
Ibu mengatakan idak ada riwayat keturan kembar
- Riwayat operasi
Ibu mengatakan belum pernah operasi
- Riwayat alergi obat
Ibu mengatakan idak ada riwayat alergi obat
Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
Pola nutrisi sebelum hamil saat hamil
Makan
Frekuensi: 3x/ hari 3x/ hari
Porsi: 1 piring 1 piring
Jenis: nasi, lauk, sayur nasi,sayur, lauk
Pantangan: idak ada idak ada
Keluhan : idak ada idak ada
Minum
Frekuensi: 10x/ hari 12x/ hari
Porsi: 1 gelas 1 gelas
Jenis: air puih, susu, teh nasi,sayur, lauk
Pantangan: idak ada idak ada
Keluhan: idak ada idak ada
Pola eliminasi
BAB
Frekuensi: 1x/ hari 1x/hari
Konsistensi: lembek lembek
Warna: kuning kuning
Keluhan:idak ada idak ada
BAK
Frekuensi: 5x/ hari 10x/hari
Konsistensi: cair cair
Warna: kuning jernih kuning jernih
Keluhan : idak ada idak ada

Pola isirahat
Tidur siang
Lama: 2 jam / hari 2 jam / hari
Keluhan: idak ada idak ada
Tidur malam
Lama: 8 jam / hari 8 jam / hari
Keluhan : idak ada idak ada
Personal hygiene
Mandi: 2x/ hari 2x/ hari
Gani pakaian: 2x/ hari 2x/ hari
Gosok gigi: 2x/ hari 2x/ hari
Keramas: 4x/ minggu 4x/ minggu
Pola sexsualitas
Frekuensi: 4x/ minggu 1x/ minggu

Keluhan: idak ada idak ada


Pola akiitas (terkait kegiatan isik, olah raga)
Ibu mengatakan selalu mengkui kegiatan senam hamil dan jalan jalan pagi

- Kebiasaan yang mengganggu kesehatan (merokok, minum jamu, minuman


berakohol)

Ibu mengatakan idak pernah melakukan kebiasaan yang mengganggu


kesehatan seperi merokok, minum jamu, minuman berakohol
- Psikososiospiritual (penerimaan ibu/suami/keluarga terhadap kehamilan,
dukungan sosial, perencanaan persalinan, pemberian ASI, perawatan bayi,
kegiataan ibadah, kegiataan sosial, dan persiapan keuangan ibu dan keluarga)
Ibu mengatakan suami dan keluarga sangat senang dengan kehamilanya
Ibu mengatakan mendapatkan dukungan sosial dari masyarakat
Ibu mengatakan sudah merencanakan persalinan di RB
Ibu mengatakan akan memberikan ASI esklusif pada bayinya
Ibu mengatakan ingin merawatbayinya sendiri dengan keluarga
Ibu mengatakan rajin beribadah
Ibu mengatakan selalu mengikui kegiatan sosial
Ibu mengatakan sudah menyiapkan keuanganya untuk bersalin
- Pengetahuan ibu (tentang kehamilan, persalinan dan laktasi)
Ibu mengatakan sudah mengetahui tentang kehamilan, persalinan, dan laktasi

- Lingkungan yang berpengaruh (sekitar rumah dan hewan peliharaan)


Ibu mengatakan dilingkungan rumah idak memelihara hewan

- DATA OBYEKTIF

- Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran: composmeis
Status emosional: stabil
Tanda vital sign
Tekanan darah: 110/70 mMHg Nadi: 81x/ menit

Pernapasan: 21x/ menit Suhu : 36,5 C


Berat badan: 55 kg Tinggi badan: 155 cm

- Pemeriksaan isik
Kepala: mesosepal, idak ada bekas luka, idak ada benjolan, idak nyeri tekan
Rambut: lurus, hitam, idak rontok, dan idak ketombe
Muka: oval, idak pucat, idak odem, idak ada bekas luka
Mata: simetris, idak starbismus, konjungiva merah muda, sklera puih, idak
ada tanda-tanda infeksi
Hidung: simetri, berlubang, idak polip

Mulut: lembab, idak pecah-pecah, gusi idak epulis, idak ada stomaiis, gigi
idak karies
Telinga: simetris, pendengaran baik, idak ada secret, gendang telinga idak pecah
Leher: idak ada pembesaran kelenjar parois, iroid, limfe dan vena jugularis
Dada: simetris,idak ada retraksi dinding dada,idak ada wezing

Payudara: simetris, puing menonjol, hiperpigmentasi mamae, kolostrum


sudah keluar

Abdomen : idak ada bekas operasi, idak ada linea alba, idak ada
striegravidarum Palpasi leopold
Leopold I: teraba bulat, idak melening, lunak, berai letak(bokong)

Leopold II: bagian kanan teraba kecil-kecil,idak ada tahanan berai


ekstremitas, bagian kiri teraba memanjang seperi papan,ada tahanan berari
punggung Leopod III: bagian terendah janin teraba bulat, melening, keras,
idak bisa digerakan berari kepala
Leopod IV: tangan idak bisa bertemu berari kepala sudah masuk panggul
(divergen)
Osborn test: -
TFU menurut Mc.Donald: 33 cm
TBJ: (33-11)x155=3410gr
Auskultasi DJJ: 155x/ menit

Ekstremitas atas: jumlah jari lengkap, kuku idak pucat, idak terdapat odem,
gerakan akif

Ekstremitas bawah: jumlah jari lengkap, kuku idak pucat, idak odem, idak
varises, relek patela posiif
Genetalia luar: bersih, idak ada pembesaran kelenjar bartolini, idak varises,
Anus: bersih, belubang, idak hemoroid
Pemeriksaan panggul (bila perlu): -
- Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan laborat HB:

10 gr%

- Data penunjang
Tidak ada

2. INTERPRETASI DATA
- DIAGNOSA KEPERAWATAN

Seorang Ny Y umur 21 tahun G1P0Ab0 Uk 41+6 minggu, janin tunggal, hidup


intrauteri, puki, preskep janin hidup intra uteri
- Data Subjekif
Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama
Ibu mengatakan berumur 21 tahun
Ibu mengatakan HPM : 6-5-2012
Ibu mengatakan hamilnya sudah lewat dari perkiraan lahir
- Data Objekif
KU: baik
Kesadaran: composmeis
vital sign: TD: 11O/70 mMHg S: 36,5 C

N: 21x/ menit R: 81x/menit


TFU: 33 cm
BB: 55kg
DJJ: 155x/ menit, kuat
Leopold I: teraba bokong
Leopold II: teraba punggung disebelah kiri
Leopold III: teraba kepala
Leopold IV: teraba kepala sudah masuk panggul
- MASALAH

Tidak ada
- KEBUTUHAN

Tidak ada

3. IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL


- Potensial terjadinya fetal distres
- Potensial terjadinya syok hipovolemik pada ibu

4. ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA


- Lakukan rujukan ke dokter SPOG bila keadaan ibu dan janin memburuk

5. PERENCANAAN Pukul : 15.10 WIB

- Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan/kondisi ibu


- Anjurkan ibu untuk melakukan hubungan seksual
- Anjurkan ibu untuk isirahat, rileks dan idak melakukan akivitas yang terlalu berat
- Beri KIE nutrisi ibu hamil
- Pantau adanya tanda dan gejala syok hipovelemik
- Lakukan pemeriksaan DJJ secara periodik
- Lakukan rujukan
- Dokumentasi

6. PELAKSANAAN Pukul : 15. 15 WIB

- Memberitahu ibu hasil pemeriksaan


TD: 11O/70 mMHg S: 36,5 C

N: 21x/ menit R: 81x/menit


TFU: 33 cm DJJ: 155x/ menit, kuat BB: 55kg

- Menganjurkan ibu untuk melakukan hubungan seksual, karena hormon


prostaglandin dapat merangsang kontraksi supaya terjadi tanda-tanda persalinan.
- Menganjurkan ibu untuk perbanyak isirahat, rileks dan mengurangi akiitas yang berat.
- Memberitahu ibu untuk makan,makanan yang bergizi yang mengadung protein
misalnya tahu, tempe, telor dan ikan. Karbohidrat misalnya nasi, roi, jagung,
singkong dan lain-lain. Vitamin misalnya buah-buahan dan sayuran. Mineral
misalnya susu dan sayuran hijau-hijauan.

- Memberitahu ibu agar idak makan makanan yang mengganggu kesehatan


misalnya bahan makanan yang banyak mengadung bahan pengawet, minum
minuman berakohol, minum jamu dan merokok.

- Memantau adanya tanda syok hipovelemik dengan cara melalukan pemeriksaan


tanda-tanda vital sign, KU.
- Melakukan pemeriksaan/pemantauan DJJ secara periodik seiap 15 menit sekali
- Melakukan rujukan ke dokter SPOG
- Melakukan dokumentasi

7. EVALUASI Pukul : 15.45 WIB

- Ibu mengatakan sudah mengetahui tentang keadaanya


- Ibu mengatakan sudah mengeri tentang anjuran yang diberikan oleh bidan

- Ibu bersedia untuk melakukan isirahat total ditempat idur dan mengurangi
akivitas yang berat.

- Ibu mengatakan sudah mengetahui tentang nutrisi ibu hamil dan ibu dapat
menjelaskan kembali
- Sudah dilakukan pemantuan pda ibu
- Sudah dilakukan pemantauan DJJ
- Sudah dilakukan rujukan ke dokter SPOG dan sudah dilakukan dokumentasi
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan

Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang
berlangsung dalam18 jam, tanpa komplikasi baik ibu maupun janin (Prawiharjo, 2002).
Persalinan preterm atau partus prematur adalah persalinan yang terjadi pada
kehamilan kurang dari 37 minggu (antara 20-37 minggu) atau dengan berat janin
kurang dari 2500 gram.

Postmatur menunjukan atau menggambarkan keadaan janin yang lahir telah


melampaui batas waktu persalinannya, sehingga dapat menyebabkan beberapa
komplikasi. (Buku Pengantar Kuliah Obsetri: hal450). Kehamilan lewat bulan, suatu
kondisi antepartum, harus dibedakan dengan sindrom pasca maturitas, yang
merupakan kondisi neonatal yang didiagnosis setelah pemerikasaan bayi baru lahir.

B. Saran

Memperhatikan kondisi saat fase kehamilan sangatlah penting dengan gizi yang
cukup dan seimbang, oleh karena itu bagi ibu-ibu yang hamil hendaklah mempersiapkan
persalinan dengan sebaik-baiknya, serta dengan melakukan pemeriksaan ruin baik untuk
mengetahui kesehatan janin dan sang ibu, selain itu juga penting dalam mendeteksi sedini
mungkin umur kehamilan ibu untuk menghindari kesalahan dalam menentukan usia
kehamilan sehingga kehamilan postmatur dapat diakhiri sehingga tidak menimbulkan
komplikasi yang dapat membahayakan keselamatan ibu dan janin.
DAFTAR PUSTAKA

Bagian Obstetri & Ginekologi, FK.Unpad. 1993. Obstetri. Elstar. Bandung.


Carpenito,Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa keperawatan. Ed.8.
EGC. Jakarta Depkes. RI. 1990. Perawatan Kebidanan Yang Berorientasi
Pada Keluarga (Perawatan III) Jilid I. Pusdiknakes. Jakarta
Nugroho, Taufan. 2010. Kasus Emergency Kebidanan Untuk Kebidanan dan
Kepeerawatan. Cetakan I. Yogyakarta: Nuha Medika.

Hamilton, Persis Mary. 1995. Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas. ed.6.

Jakarta: EGC.

Prawiro Harjo. 1995. Bedah Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka.

Subhan, 2001. Asuhan Keperawatan Ibu Bersalin Ny. M. W. Dengan Kistoma


Ovarii Di Ruang Bersalin Lantai II IRD RSUD. DR. SOETOMO
SURABAYA, htps://dcolz.iles.wordpress.com/2010/12/askep-kistoma-
ovarii.pdf. Diakses pada, Kamis September 7, 2017 Pukul 12:02 WITA

Februani, Soia. 2013. MODUL 2 (KONSEP DAN ASUHAN KEPERAWATAN IBU


INTRANATAL DAN BAYI BARU LAHIR) KEPERAWATAN MATERNITAS I,

htps://www.slideshare.net/pjj_kemenkes/kb-1-modul-inc-maternitas. Diakses

pada, Kamis September 7, 2017 Pukul 12:08 WITA

________. ____. ASKEP LENGKAP POST MATUR,

htps://olhachayo.iles.wordpress.com/2014/05/askep-lengkap-post-
matur.pdf. Diakses pada Sabtu, September 9, 2017 Pukul 18:27 WITA

_______. 2011. PERSALINAN PRETERM,

htp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/46994/4/Chapter%20II.pdf .
Diakses pada Sabtu, September 9, 2017 Pukul 18:36 WITA

_______. ______. POST PARTUM.

htp://digilib.unimus.ac.id/iles/disk1/126/jtptunimus-gdl-norhimawat-6281-
2-babii.pdf diakses pada Rabu, 20 September 2017 11:38
_____. ______. KONSEP DASA ASKEP.

htp://abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/R0313003_bab2.pdf
diakses pada
Rabu, 20 September 2017 11:35
_____. ______. PREMATURITAS.

htp://eprints.undip.ac.id/44517/3/Cahya_Suspimantari_22010110120024_BA
B_2_KTI.pdf diakses pada Rabu, 20 September 2017 10:5

Anda mungkin juga menyukai