DISUSUN OLEH :
KELOMPOK II
PRODI S1 KEPERAWATAN
JAKARTA
2019
1
Kata Pengantar
Segala puji dan Rahmat kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat dan
karunianya kami dapat menyelesaikan tugas ini yang berjudul “Konsep Asuhan Keperawatan pada anak
Tulisan ini kami susun untuk menambah wawasan kami. Kami menyadari bahwa dalam
penulisan tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan.oleh karena itu kami mengharapkan saran
Dengan tersusunnya tulisan ini semoga bermanfaat, khususnya bagi penulis dan pembaca
pada umumnya. Untuk itu kami sampaikan terima kasih kurang dan lebihnya kami minta maaf.
Tangerang,Oktober 2019
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
Reumatic Heart Disease (RHD) merupakan penyakit peradangan akut yang dapat
tidak pernah menyertai infeksi kuman lain maupun infeksi streptococcus ditempat lain,
misalnya dikulit (pioderma). Penyakit ini juga cenderung berulang, Namanya Reumatik
memberi kesan sendi, akan tetapi pengaruhnya pada jantunglah yang membuatnya
penting.
kelainan yang membuat aliran darah tidak dapat diatur dengan maksimal oleh
jantung.Katup jantung yang mengalami kelainan membuat darah yang seharusnya tidak
bisa kembali masuk ke bagian serambi jantung ketika berada di bilik jantung membuat
jantung memiliki tekanan yang cukup kuat untuk memompa darah ke seluruh
tubuh.Akibatnya orang tersebut tidak bisa melakukan aktifitas dalam tingkat tertentu.dan
juga dapat menimbulkan kematian karena jantung tidak lagi memiliki kemampuan untuk
yang sedang berkembang seperti hal nya di Indonesia.Namun demikian, akhir-akhir ini
penelitian yang ditekankan diberbagai tempat di Indonesia penyakit katup jantung ini
menduduki urutan ke-2 atau ke-3 sesudah penyakit koroner dari seluruh jenis penyebab
4
kemudian katup aorta.Kecenderungan menyerang katup-katup jantung kiri dikaitkan
dengan tekanan hemodinamik yang relatif besar pada katup-katup ini.Insiden penyakit
trikuspidalis atau pulmonalis biasanya disertai dengan lesi pada katup lainnya, sedangkan
penyakit katup aorta atau mitralis sering terjadi sebagai lesi tersendiri. (Gordis,1985). Di
Negara maju terlihat penurunan insiden setelah 1900. Pada tahun 1980 insiden demam
80.812 penderita di suatu Rumah Sakit, diantaranya 2.836 adalah penderita penyakit
kardiovaskuler yang terdiri dari 43.2% penyakit jantung, 30.1% hipertensi, 14.5% demam
rematik dan rematik jantung, 8.4% penyakit jantung bawaan, 2.5% jantung pulmonair
Kelainan katup jantung biasanya terjadi karena faktor genetika atau keturunan dan
terjadi sejak masih dalam kandungan.Kelainan pada katup jantung juga bisa terjadi
karena kecelakaan ataupun cedera yang mengenai jantung.Operasi jantung juga dapat
menyebabkan kelainan pada katup jantung jika operasi tersebut gagal atau terjadi
makan makanan yang tidak sehat, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, stress serta
faktor-faktor resiko lain seperti usia, jenis kelamin dan keturunan (genetik)
5
B. Tujuan Penulisan
pemeriksaan penunjang dan penatalaksanaan pada pasien dengan RHD, serta mengetahui
C. Metode Penulisan
D. Sistematika Penulisan
BAB I terdiri dari latar belakang masalah,tujuan penulisan, metode penulisan dan
sistematika penulisan.
BAB II terdiri dari konsep penyakit dan konsep asuhan keperawatan pada anak
dengan RHD.
6
BAB II
KONSEP DASAR
1. KONSEP PENYAKIT
A. Pengertian
hemolyticus grup A, dengan satu atau lebih gejala mayor yaitu poliartritis migrans
akut, karditis, korea minor, nodul subkutan dan eritema marginatum (IKA 1985)
Penyakit Jantung Reumatik adalah penyakit yang ditandai dengan kerusakan pada
katup jantung akibat serangan karditis rematik akut yang berulang kali ( Kapita
Reumatoid heart disease (RHD) adalah suatu proses peradangan yang mengenai
Penyakit jantung reumatik adalah penyakit peradangan sistemik akut atau kronik
grup A yang mekanisme perjalanannya belum diketahui dengan satu atau lebih gejala
mayor yaitu poliartritis migrans akut, karditis, korea minor, nodul subkutan dan
eritema marginatum.
B. Etiologi
Penyebab secara pasti dari RHD belum diketahui, namun penyakit ini sangat
berhubungan erat dengan infeksi saluran nafas bagian atas yang disebabkan oleh
streptococcus hemolytic-b grup A yang pengobatannya tidak tuntas atau bahkan tidak
7
terobati. Pada penelitian menunjukkan bahwa RHD terjadi akibat adanya reaksi
yaitu :
Faktor Genetik
Meskipun pengetahuan tentang faktor genetic pada RHD ini tidak lengkap
namun pada umumnya ada pengaruh faktor keturunan pada proses terjadinya
Jenis kelamin
Dulu sering dinyatakan bahwa RHD lebih sering terjadi pada abak wanita
daripada anak laki-laki. Tetapi data yang lebih besar menunjukkan tidak ada
ditemukan pada salah satu jenis kelamin. Misalnya gejala korea jauh lebih
ulangan lebih sering terjadi pada orang berkulit hitam dibandingkan orang
berkulit putih.
Umur
8
RHD paling sering terjadi pada anak-anak berumur antara 6-15 tahun (usia
reumatik.
2. Faktor-faktor Lingkungan
Keadaan social ekonomi yang buruk adalah sanitasi lingkungan yang buruk,
daerah tropis pun mempunyai insiden yang tinggi. Didaerah yang letaknya
Cuaca
9
Perubahan cuaca yang mendadak sering mengakibatkan kejadian RHD juga
dapat meningkat
C. Patofisiologi
Hubungan yang pasti antara infeksi streptococcus dan demam reumatik akut tidak
diketahui. Cedera jantung bukan merupakan akibat langsung infeksi, seperti yang
ditunjukkan oleh hasil kultur streptococcus yang negative pada bagian jantung yang
terkena. Fakta berikut ini menunjukkan bahwa hubungan tersebut terjadi akibat
streptococcus :
10
11
D. Tanda dan Gejala
Untuk menegakkan diagnosis RHD dengan melihat tanda dan gejala maka
digunakan kriteria Jones yang terdiri dari kriteria mayor dan kriteria minor :
1. Kriteria Mayor
Carditis
12
Yaitu terjadi peradangan pada jantung (miokarditis dan atau endocarditis)
yang menyebabkan terjadinya gangguan pada katup mitral dan aorta dengan
terdengar suara bising katup pada auskultasi akibat stenosis dari katup
Polyarthritis
Klien yang menderita RHD biasanya datang dengan keluhan nyeri pada sendi
Khorea Syndenham
tujuan dan involunter, serta sering kali disertai dengan kelemahan otot,
Eritema marginatum
berbatas tegas, berbentuk bulat dan bergelombang tanpa indurasi dan tidak
Nodul subcutan
tanpa adanya perubahan warna atau terasa nyeri. Biasanya timbul pada
minggu pertama serangan dan menghilang setelah 1-2 minggu. Ini jarang
13
ditemukan pada orang dewasa. Nodul ini terutama muncul pada permukaan
ekstensor sendi, terutama siku, ruas jari, lutut, persendian kaki, Nodul ini
2. Kriteria Minor
Artralgia atau nyeri sendi tanpa adanya tanda objektif pada sendi, klien
Leukositosis
Selain kriteria mayor dan minor tersebut, terjadi juga gejala-gejala umum
seperti akral dingin, lesu, terlihat pucat dan anemia akibat gangguan eritropoesis.
Gejala lain yang dapat muncul juga gangguan pada GI tract dengan manifestasi
E. Gambaran klinis
Stadium 1
14
Stadium berupa infeksi saluran nafas bagian atas oleh kuman beta-
Stadium II
bulan kemudian.
Stadium III
Stadium IV
F. Pemerikasaan penunjang
Pemeriksaan ASTO, CRP, LED, tenggorok dan darah tepi lengkap. Ekokardiografi
G. Penatalaksanaan
15
Antibiotik: penisilin, atau eritromisin 40 mg/kgBB/hari selama 10 hari bagi
terbagi dalam 4-6 dosis selama 4-8 minggu bergantung pada respons
klinis. Bila ada perbaikan, dosis diturunkan bertahap selama 4-6 minggu
berikutnya.
A. Pengkajian
1) Identitas klien
Demam, sakit persendian, karditis, nodus noktan timbul minggu, minggu pertama,
16
5) Riwayat penyakit keluarga : ada keluarga yang menderita penyakit jantung
6) ADL
a) Aktifitas / istirahat
b) Sirkulasi
jatuh pingsan.
c) Eliminasi
d) Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala : nyeri pada dada anterior yang diperberat oleh inspirasi, batuk,
e) Pernafasan
produktif)
f) Keamanan
17
Gejala : riwayat infeksi virus, bakteri, jamur, penurunan sistem imun.
Tanda : demam.
7) Pemeriksaan
a) Pemeriksaan Umum
BB turun
TD sistole diastole
b) Pemeriksaan fisik.
Nada perkusi redup, suara nafas, ruang interiostae dari nosostae takipnos
serta takhikardi
8) Pemeriksaan penunjang,
Pemeriksaan darah
Astopiter
LED
HB
Leukosit
Pemeriksaan EKG
18
Pemeriksaan hapus tenggorokan
B. Diagnosa Keperawatan
2. Nyeri akut kronis berhubungan dengan distensi jaringan oleh akumulasicairan/ proses
3. Resiko defisite nutrisi; kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan
kebutuhan
C. Iintervensi Keperawatan
Subjektif Objektif
Palapasi Bradikardia/takikardia,gambaran
19
Lelah Perubahan preload
sianosis
Perubahan kontraktilitas
EF menurun
Subjectif Objektif
Perubahan afterload
hepatomegali
Perubahan kontraktilitas
Intervensi keperawatan
Observasi
Monitor TD
20
Monitor intake output cairan
Monitor EKG
Teurapetik
Edukasi
Kolaborasi
2. Nyeri akut/kronis
Subjektif Objektif
21
Mengeluh nyeri Tampak meringis
tertekan Gelisah
Sulit tidur
Subjektif Objectif
Intervensi keperawatan
Observasi
Theurapetik
22
Control lingungan yang memperberat rasa nyeri (kebisingan)
Edukasi
Kolaborasi
Faktor resiko :
Intervensi keperawatan
Observasi
Monitor asupan dan keluarnya makanan dan cairan serta kebutuhan kalori
teurapetik
23
Edukasi
Kkolaborasi
Kolaborasi dnegan ahli gizi tentang target BB , kebutuhan kalori dan pilihan makanan
4. Intoleran aktifitas
Subjektif Objektif
kondisi istirahat
Subjektif Objektif
setelah beraktifitas
Merasa lemah
Intervensi keperawatan
Observasi :
24
Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan
Terapeutik
Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur jika tidak dapat berpindah atau berjalan
Edukasi
Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala kelelahan tidak berkurang
Kolaborasi
Subjektif Objektif
Menggigil
Subjektif Objektif
25
Pengisian kapiler > 3 detik
Pucat
TD meningkat
Takikardia
Kulit kemerahan
Kejang
Intervensi keperawatan
Obervasi
Teraupetik
Edukasi
Kolaborasi
26
D. Evaluasi
3. Nutrisi adekuat
27
BAB III
KESIMPULAN
hemolyticus grup A, dengan satu atau lebih gejala mayor yaitu poliartritis migrans akut, karditis,
Penyebab secara pasti dari RHD belum diketahui, namun penyakit ini sangat berhubungan
erat dengan infeksi saluran nafas bagian atasyang disebabkan oleh streptococcus hemolytic-b
Terdapat factor-faktor predisposisi yang berpengaruh pada reaksi timbulnya RHD yaitu :
• Faktor Genetik
• Jenis kelamin
• Umur
4. Faktor-faktor Lingkungan
• Cuaca
Untuk menegakkan diagnosis RHD dengan melihat tanda dan gejala maka digunakan
kriteria Jones yang terdiri dari kriteria mayor dan kriteria minor.
Pemeriksaan ASTO, CRP, LED, tenggorok dan darah tepi lengkap. Ekokardiografi untuk
evaluasi jantung.
28
Tata laksana klien dengan RHD adalah sebagai berikut :
Antibiotik: penisilin, atau eritromisin 40 mg/kgBB/hari selama 10 hari bagi pasien dengan
alergi penisilin.
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan adanya gangguan pada penutupan katup
mitral ( stenosiskatup ).
2. Nyeri akut kronis berhubungan dengan distensi jaringan oleh akumulasicairan/ proses
3. Resiko defisite nutrisi; kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan
kebutuhan
29
DAFTAR PUSTAKA
30