Anda di halaman 1dari 10

I.

KONSEP DASAR

A. PENGERTIAN

Chronic Kidney Disease (CKD) adalah penurunan fungsi ginjal yang bersifat persisten dan
irreversible. Sedangkan gangguan  fungsi ginjal  yaitu penurunan laju filtrasi glomerulus
yang dapat digolongkan dalam kategori ringan, sedang dan berat (Mansjoer, 2007).

Gagal kronik merupakan perkembangan gagal ginjal yang progresif dan lambat ( biasanya
berlangsung beberapa tahun ) , sebaliknya gagal ginjal akut terjadi dalam beberapa hari atau
minggu (Price & Wilson, 2010)

B. ETIOLOGI

Beberapa penyebab CKD menurut Price, dan Wilson (2010) diantaranya adalah tubula
intestinal, penyakit peradangan, penyakit vaskuler hipertensif, gangguan jaringan ikat,
gangguan kongenital dan herediter, penyakit metabolik, nefropati toksik, nefropati obsruktif.
Beberapa contoh dari golongan penyakit tersebut adalah :
a. Penyakit infeksi tubulointerstinal seperti pielo nefritis kronik dan refluks nefropati.
b. Penyakit peradangan seperti glomerulonefritis.
c. Penyakit vaskular seperti hipertensi, nefrosklerosis benigna, nefrosklerosis maligna,
dan stenosis arteria renalis.
d. Gangguan jaringan ikat seperti Lupus eritematosus sistemik, poliarteritis nodosa, dan
seklerosis sistemik progresif.
e. Gangguan kongenital dan herediter seperti penyakit ginjal polikistik, dan asidosis
tubulus ginjal.
f. Penyakit metabolik seperti diabetes militus, gout, dan hiperparatiroidisme, serta
amiloidosis.
g. Nefropati toksik seperti penyalah gunaan analgetik, dan nefropati timah.
h. Nefropati obstruktif seperti traktus urinarius bagian atas yang terdiri dari batu,
neoplasma, fibrosis retroperitoneal.

C. KLASIFIKASI

Pada tahun 2002, KDOQI menerbitkan klasifikasi tahapan penyakit gagal ginjal kronis,


sebagai berikut:

 Tahap 1: Kerusakan ginjal dengan GFR normal atau meningkat (> 90 mL/min/1.73 m2)
 Tahap 2: penurunan ringan pada GFR (60-89 mL/min/1.73 m2)
 Tahap 3: penurunan moderat pada GFR (30-59 mL/min/1.73 m2)
 Tahap 4: penurunan berat pada GFR (15-29 mL/min/1.73 m2)
 Tahap 5: Gagal ginjal (GFR <15 mL/min/1.73 m2 atau dialisis)

D. PATOFISIOLOGI
Pada waktu terjadi kegagalan ginjal sebagian nefron (termasuk glomerulus dan tubulus)
diduga utuh sedangkan yang lain rusak (hipotesa nefron utuh). Nefron-nefron yang utuh
hipertrofi dan memproduksi volume filtrasi yang meningkat disertai reabsorpsi walaupun
dalam keadaan penurunan GFR / daya saring. Metode adaptif ini memungkinkan ginjal untuk
berfungsi sampai ¾ dari nefron–nefron rusak. Beban bahan yang harus dilarut menjadi lebih
besar daripada yang bisa direabsorpsi berakibat diuresis osmotik disertai poliuri dan haus.
Selanjutnya karena jumlah nefron yang rusak bertambah banyak oliguri timbul disertai
retensi produk sisa. Titik dimana timbulnya gejala-gejala pada pasien menjadi lebih jelas dan
muncul gejala-gejala khas kegagalan ginjal bila kira-kira fungsi ginjal telah hilang 80% -
90%. Pada tingkat ini fungsi renal yang demikian nilai kreatinin clearance turun sampai 15
ml/menit atau lebih rendah itu.

E. TANDA DAN GEJALA


Setiap sistem tubuh pada Chronic Kidney Disease (CKD) dipengaruhi oleh kondisi uremia,
maka klien akan menunjukkan sejumlah tanda dan gejala. Keparahan tanda dan gejala
bergantung pada bagian dan tingkat kerusakan ginjal, usia klien dan kondisi yang mendasari.
Tanda dan gejala klien gagal ginjal kronis adalah sebagai berikut :

a. Manifestasi kardiovaskuler : Mencakup hipertensi (akibat retensi cairan dan natrium


dari aktivasi sistem renin-angiotensin-aldosteron), pitting edema (kaki, tangan,
sakrum), pembesaran vena leher.

b. Manifestasi dermatologi : Warna kulit abu-abu mengkilat, kulit kering, bersisik,


pruritus, ekimosis, kuku tipis dan rapuh, rambut tipis dan kasar.

c. Manifestasi Pulmoner : Krekels, sputum kental dan liat, napas dangkal, pernapasan
Kussmaul.

d. Manifestasi Gastrointestinal : Napas berbau amonia, ulserasi dan pendarahan pada


mulut, anoreksia, mual,muntah, konstipasi dan diare, pendarahan saluran
gastrointestinal

e. Manifestasi Neurologi : Kelemahan dan keletihan, konfusi, disorientasi, kejang,


kelemahan tungkai, panas pada telapak kaki, perubahan perilaku.

f. Manifestasi Muskuloskeletal : Kram otot, kekuatan otot hilang, fraktur tulang, foot


drop.
g. Manifestasi Reproduktif : Amenore dan atrofi testikuler.

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan laboratorium darah


- Hematologi : Hb, Ht, Eritrosit Lekosit, Trombosit
- RFT ( Renal Fungsi Test) : Ureum dan Kreatinin
- LFT (Liver Fungsi Test)
- Elektrolit : Klorida, Kalium, Kalsium
- BGA
2. Urine
- Urin rutin
- Urin khusus : benda keton, analisa Kristal batu
3. Pemeriksaan Cardiovaskuler
- ECG
- ECO
4. Radidiagnostik
- USG abdominal
- CT scan abdominal
- BNO/IVP, FPA
- Renogram
- RPG (Retio Pielografi)

G. PENATALAKSANAAN

1. Konservatif
- Dilakukan lab darah dan urin
- Observasi balance cairan
- Observasi adanya odema
- Batasi cairan yang masuk
2. Dialysis
- Peritoneal dialysis : biasanya dilakukan pada kasus-kasus emergency. Sedangkan
dialysis yang bisa dilakukan dimana saja yang tidak bersifat akut adalah CAPD
(Continues Ambulatoru Peritonial Dialysis)
- Hemodialisis : dialysis yang dilakukan melalui tindakan invasive di vena dengan
menggunakan mesin.
- AV fistule : menggabungkan vena dan arteri
- Double lumen : langsung pada daerah jantung (vaskularisasi ke jantung )
3. Operasi
- Pengambilan batu
- Transpalasi ginjal

II. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

B. PENGKAJIAN

Pengkajian keperawatan pada klien dengan Chronic Kidney Disease (CKD)  menurut


Sudoyo, 2015; sebagai berikut :
a.    Demografi.
Klien CKD kebanyakan berusia diantara 30 tahun, namun ada juga yang mengalami
CKD dibawah umur tersebut yang diakibatkan oleh berbagai hal seperti proses
pengobatan, penggunaan obat-obatan dan sebagainya. CKD dapat terjadi pada siapapun,
pekerjaan dan lingkungan juga mempunyai peranan penting sebagai pemicu kejadian
CKD. Karena kebiasaan kerja dengan duduk / berdiri yang terlalu lama dan
lingkungan yang tidak menyediakan cukup air minum / mengandung banyak senyawa/
zat logam dan pola makan yang tidak sehat.
b.    Riwayat penyakit sebelumnya
Misalnya DM, glomerulo nefritis, hipertensi, rematik, hiperparatiroidisme, obstruksi
saluran kemih, dan traktus urinarius bagian bawah juga dapat memicu kemungkinan
terjadinya CKD.
c.    Pengkajian Bio-psiko-Sosial
1)      Aktivitas istirahat
Gejala :kelelahan ekstrem kelemahan dan malaise, gangguan tidur (insomnia/
gelisah  atau somnolen).
Tanda :kelemahan otot, kehilangan tonus, penurunan rentang gerak.
2)      Sirkulasi
Gejala :Riwayat hipertensi lama atau berat, palpitasi : nyeri dada (angina)
Tanda :Hipertensi : nadi kuat, edema jaringan umum dan piting pada kaki, telapak
tangan, nadi lemah dan halus, hipotensi ortostatik menunjukkan hipovolemia yang
jarang terjadi pada penyakit tahap akhir, friction rub pericardial (respon terhadap
akumulasi rasa) pucat, kulit coklat kehijauan, kuning, kecenderungan pendarahan.
3)      Integritas Ego
Gejala :Faktor stres, contoh finansial, hubungan, dan sebagainya. Peran tak berdaya,
tak ada harapan, tak ada kekuatan.
Tanda :Menolak, ansietas, takut, marah, mudah terangsang, perubahan kepribadian.
4)      Eiminasi
Gejala :Peningkatan berat badan cepat (edem), penurunan berat badan (malnutrisi).
Anoreksia, Malnutrisi, kembung, diare, konstipasi.
Tanda :Perubahan warna urin, contoh kuning pekat, merah, coklat, berwarna.
Oliguria, dapat menjadi anuria.
5)      Makanan / Cairan
Gejala :Peningkatan berat badan cepat (edem), penurunan berat badan (malnutrisi).
Anoreksia, nyeri ulu hati, mual / muntah, rasa metalik tidak sedap pada mulut
(pernafasan amonia), pengguanaan diuretik.
Tanda :Distensi abdomen / asietas, pembesaran hati (tahap akhir). Perubahan turgor
kulit. Edem (umum, tergantung). Ulserasi gusi, pendarahan gusi / lidah. Penurunan
otot,  penurunan lemak subkutan, tampak tak bertenaga.
6)      Neorosensasi
Gejala :Sakit kepala, penglihatan kabur, kram otot / kejang : sindrom Kaki, gelisah ;
kebas terasa terbakar pada telapak kaki. Kebas kesemutan dan kelemahan,
khususnya ekstremitas bawah (neuropati perifer).
Tanda :Gangguan sistem mental, contoh penurunan lapang perhatian, ketikmampuan
berkonsentrasi, kehilangan memori, kacau, penurunan tingkat kesadaran, koma.
Kejang, fasikulasi otot, aktifitas kejang, Rambut tipis, kuku rapuh dan tips.
7)      Nyeri / Kenyamanan
Gejala :Nyeri panggul, sakit kepala, kram otot / nyeri kaki. Memburuk pada malam
hari.
Tanda :perilaku berhati-hati dan gelisah.
8)      Pernafasan  
Gejala :nafas pendek : dipsnea, nokturnal parosimal, batuk dengan / tanpa sputum
kental atau banyak.
Tanda :takiepna, dispnea, peningkatan frekuensi / kedalaman (Pernafasan kusmaul).
Batuk produktif dengan sputum merah muda encer (edema paru).
9)      Keamanan
Gejala :Klit gatal ada / berulamngnya infeksi
Tanda :Pruritus Demam ( sepsis, dehidrasi ;  normotemia dapat secara actual terjadi
peningkatan pada klien yang mengalami suhu tubuh lebih rendah dari pada normal
( efek CKD / depresi respon imum) Ptekie, araekimosis pada kulit Fraktur tulang ;
defosit fosfat, kalsium, (klasifikasi metastatik) pada kulit, jaringan lunak sendi,
keterbatasan gerak sendi.
10)  Seksualitas
Gejala :penurunan libido ; amenorea ; infertilitas.
11)  Interaksi Sosial
Gejala :Kesulitan menentukan kondisi, contoh tak mampu bekeja, mempertahankan
fungsi peran biasanya dalam keluarga.

d.   Pemeriksaan fisik
1) Penampilan / keadaan umum.
Lemah, aktifitas dibantu, terjadi penurunan sensifitas nyeri. Kesadaran klien dari
compos mentis sampai coma.
2) Tanda-tanda vital.
Tekanan darah naik, respirasi riet naik, dan terjadi dispnea, nadi meningkat dan
reguler.
3) Antropometri.
Penurunan berat badan selama 6 bulan terahir karena kekurangan nutrisi, atau
terjadi peningkatan berat badan karena kelebihan cairan.
4) Kepala.
Rambut kotor, mata kuning / kotor, telinga kotor dan terdapat kotoran telinga,
hidung kotor dan terdapat kotoran hidung, mulut bau ureum, bibir kering dan
pecah-pecah, mukosa mulut pucat dan lidah kotor.
5) Leher dan tenggorok.
Peningkatan kelenjar tiroid, terdapat pembesaran tiroid pada leher.
6) Dada
Dispnea sampai pada edema pulmonal, dada berdebar-debar. Terdapat otot bantu
napas, pergerakan dada tidak simetris, terdengar suara tambahan pada paru
(rongkhi basah), terdapat pembesaran jantung, terdapat suara tambahan pada
jantung.
7) Abdomen.
Terjadi peningkatan nyeri, penurunan pristaltik, turgor jelek, perut buncit.
8) Genital.
Kelemahan dalam libido, genetalia kotor, ejakulasi dini, impotensi, terdapat ulkus.
9) Ekstremitas.
Kelemahan fisik, aktifitas klien dibantu, terjadi edema, pengeroposan tulang, dan
Capillary Refill lebih dari 1 detik.
10) Kulit.
Turgor jelek, terjadi edema, kulit jadi hitam, kulit bersisik dan mengkilat / uremia,
dan terjadi perikarditis.
A. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kelebihan volume cairan b.d penurunan haluaran urine, diet berlebih dan retensi cairan
serta natrium
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari tubuh b.d anoreksia, mual dan muntah,
pembatasan diet, dan perubahan membrane mukosa mulut
3. Intoleransi aktivitas b.d keletihan, anemia, retensi, produk sampah
4. Resiko gangguan pertukaran gas
5. Resiko kerusakan integritas kulit.

B. RENCANA KEPERAWATAN

No Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional


Dx Hasil
1 Setelah dilakukan a. Kaji adanya oedema a. Oedema menunjukan
tindakan keperawatan b. Ukur denyut jantung dan adanya kelebihan
selama 3x24 jam awasi TD volume cairan
diharapkan kelebihan c. Monitor pemasukan b. Perawatan invasif
volume cairan diperlukan untuk
cairan.
teratasi dengan criteria mengkaji volume
d. Ukur balance cairan
hasil: intravaskuler
e. Kolaborasi pemberian
-Terbebas dari edema, khususnya pada
obat diuritika dengan
efusi, anaskara pasien dengan fungsi
dokter
jantung buruk
c. Untuk menentukan
fungsi ginjal 
d. Untuk menentukan
output dan input     
e. Untuk mempercepat
pengeluaran urine

2 Setelah dilakukan a. kaji/catat pemasukan diet. a. Membantu dalam


tindakan selama 3 x 24 b. Tawarkan perawatan mengidentifikasi
jam pasien diharapkan mulut / sering cuci mulut. defisiensi dan
mempertahankan/menin c. Ajurkan / berikan makan kebutuhan diet.
gkatkan berat badan dan b. memberi kesegaran
sedikit tapi sering.
selera untuk makan. pada mulut dan
d. Kolborasi dengan ahli gizi
Dengan kriteria hasil : untuk diit rendah protein miningkatkan selera
tidak ada penurunan dan rendah garam makan.
berat badan c. meminimalkan
anoreksia dan mual.
d. diit untuk pasien
gagal ginjal

3 Setelah dilakukan a. Monitor intake nutrisi a. Nutrisi yang cukup


tindakan keperawatan 3 untuk memastikan memberikan sumber
X 14 jam pasien mampu kecukupan sember energi. energi.
activity toleran b. Beri bantuan dalam b. Memberikan keamanan
Dengan KH : aktifitas dan ambulasi. pada pasien
         Mampu melakukan c. Ajarkan teknik c. Menghemat energi
aktivitas sehari - hari mengontrol pernafasan dalam tubuh. 
( ADLs) secara mandiri saat aktifitas d. Memulihkan kembali
d. Kolaborasi dengan ahli otot yang mengalami
fisioterapi kekakuan

4 Setelah dilakukan a. Posisikan pasien untuk a. memperlancar ventilasi


tindakan keperawatan memaksimalkan ventilasi b. fisioterapi dada dapat
selama3x24 b. Lakukan fisioterapi dada melancarkan
jam Gangguan jika perlu pernapasan
pertukaran pasien c. Auskultasi suara nafas, c. mengetahui adanya
teratasi dengan kriteria catat adanya kelainan
hasil: d. dmelancarkan
d. Berikan bronkodilator
         Mendemonstrasikan pernapasan
peningkatan ventilasi
dan oksigenasi yang
adekuat

5 Setelah dilakukan a. Anjurkan pasien untuk a. agar tidak panas 


tindakan keperawatan menggunakan pakaian b. Kerutan dapat
selama 3x24 yang longgar menyebabkan lecet
jam kerusakan integritas b. Hindari kerutan pada c. kebersihan
kulit pasien teratasi tempat tidur menghindari infeksi
dengan kriteria hasil: c. Jaga kebersihan kulit d. menghindari dicubitus
         Integritas kulit yang agar tetap bersih dan
baik bisa  dipertahankan lembab e. kemerahan tanda ada
(sensasi,elastisitas, temp d. Mobilisasi pasien (ubah infeksi
eratur,hidrasi, pigmentas posisi pasien) setiap dua f. untuk membunuh
i) jam sekali bakteri
e. Monitor kulit akan
adanya kemerahan
f. Kolaborasi pemberian
obat topikal

Daftar pustaka
Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2015-2017, edisi 10: EGC

Huda, A., & Kusuma, H. 2016. Aauhan Keperawatan Praktis. Yogyakarta: Medi Action

Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta : Media Aesculapius.

Price, Sylvia A. &  Lorraine M. Wilson. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit


Edisi 6 Volume 2. Jakarta : EGC. 2010.

Sudoyo.  Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. 2015.

(Online) http://www.jevuska.com/2012/10/27/gagal-ginjal-kronik-atau-ckd diakses pada tanggal


1 oktober 2018

(Online) http://renalyulisetiawan.blogspot.com/2016/08/normal-0-false-false-false-in-x-none-
x.html?m=1 diakses pada tanggal 1 oktober 2018

(Online)http://ridwankupra.blogspot.com/2013/07/laporan-pendahuluan-ckd.html diakses pada


tanggal 1 oktober 2018

(Online)http://roniagusirfansah.blogspot.com/2015/06/asuhan-keperawatan-pada-ny-y-
dengan_20.html diakses pada tanggal 1 oktober 2018

Anda mungkin juga menyukai