KEPERAWATAN PALIATIF
NRP : 9102320008
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA
2021
1
LAPORAN PENDAHULUAN
2.1 DEFINISI
Ca rongga mulut merupakan tumor ganas yang mulai muncul pada mulut yang
melibatkan beberapa jenis jaringan dan sel sehingga mengakibatkan berbagai jenis kanker
Ca rongga mulut adalah keganasan yang terjadi didalam rongga yang dibatasi vermilion
bibir dibagian depan dan arkus faringeus anterior dibagian belakang. Kanker rongga mulut
meliputi kanker bibir gingival, lidah, bukal, dasar mulut, palatum, dan arkus faringeus
2.2 KLASIFIKASI
mulut menggunakan sistem TNM. Sistem TNM terdiri atas T (tumor) atau gambaran dari
level pembesaran tumor, N (nodus) atau sejauh mana keterlibatan nodus limfe sebagai sistem
imun tubuh, dan M (metastase) yaitu suatu kondisi metastasis menggambarkan keterlibatan
2
Stadium TNM Keterangan
Stage I T1, N0, M0 Pada stadium ini pembesaran pada jaringan
masih belum dianggap kanker dan tumor tidak
lebih dari 2 cm
Stage II T2, N0, M0 Pada stadium ini tumor tidak lebih 4 cm
Stage III A T3, N0, M0 Pada stadium ini pembesaran melebihi 4 cm,
tetapi tidak didapatkan pembesaran limfe dan
tidak ada metastasis ke organ lain.
Stage III B T1, T2, T3, N1, M0 Pada stadium ini tumor dapat berukuran
kurang 2 cm, dibawah 4 cm atau lebih, tetapi
kanker belum mempengaruhi nodus
homolateral limfatik.
Stage IV A T4, N0, M0 Pada stadium ini tumor melebihi 4 cm dan
tertanam dalam pada otot, tulang, atau strukur
jaringan dibawahnya
Stage IV B Semua T, N2 atau N3, M0 Pada stadium ini tumor bisa berbgai ukuran,
tetapi tertanam dalam otot, tulang, atau strukur
jaringan dibawahnya, serta terdapat
keterlibatan dari nodus homolateral atau
bilateral limfatik
Stage IV C Semua T, N, dan M Pada stadium ini terjadi berbagai situasi baik
berat ukuran tumor, keterlibatan nodus
limfatik dan metastasis ke organ lain.
2.3 ETIOLOGI
mengindikasikan virus seperti herpes simplex virus dan papilloma virus berperan dalam
proses terjadinya ca rongga mulut namun penyebab pastinya masih belum diketahui. Menurut
Muttaqin (2011) terdapat 3 faktor predisposisi yang saling berhubungan yaitu faktor luar,
a. Faktor luar
Beberapa pasien yang mendapatkan terapi radiasi dan bukan untuk diagnostik
3
Paparan sinar mtahari merupakan faktor yang sangat signifikan yang dapat
meningkatkan resiko pada ca rongga mulut akibat paparan langsung radiasi matahari
3. Merokok
Merokok mempunyai resiko lebih tinggi untuk mengalami ca rongga mulut. Lesi
premaligna dan maligna pada lidah juga mukosa bukal sangat berhubungan dengan
4. Penggunaan alkohol
Kandungan dari alkohol yang beredar dalam darah diatas 40 gr untuk laki-laki dan
pada perempuan diatas 30 gr setiap hari dapat berakibat kerusakan organ tubuh
khususnya jaringan lunak sel squamosa yang terdapat di dalam rongga mulut.
5. Agen infeksi
Iritasi kronik pada rongga mulut dapat menjadi predisposisi penting terjadinya
kanker pada bibir. Kanker lidah ganas timbul pada tempat yang sesuai dengan
sumber iritasi kronik seperti karies gigi atau gigi busuk dengan kalkus yang banyak
dan juga bisa karena pemasangan gigi palsu yang posisinya tidak cocok.
Kondisi malnutrisi yang kurang asupan vitamin dan kurangnya perawatan mulut
b. Faktor lokal
Kebersihan rongga mulut yang tidak adekuat, iritasi kronis, gigi karies, dan
c. Faktor host
1. Diet
4
Terlihat pada populasi yang mengkonsumsi sayuran yang kaya akan betakarotin dan
buah-buahan yang mengandung asam sitrat. Populasi ini mempunyai insiden kanker
2. Umur
Banyak terjadi pada usia lanjut karena sering timbul ketidakseimbangan hormon dan
waktu yang lama memberi kesempatan bagi karsinogen untuk menimbulkan kanker.
3. Keturunan
4. Rangsangan menahun
jaringan yang berulang akan mengganggu keseimbangan sel sehingga sel akan
2.4 PATOFISIOLOGI
Sel- sel kanker terbentuk dari sel-sel normal yang mengalami perubahan kromosomal
alibat pajanan zat karsinogen. Tranformasi tersebut mengakibatkan suatu kecacatan gen yang
diikuti dengan ekspansi klonal. Kecacatan gen yang dimasud menyebabkan deregulasi
pertumbuhan sel dan kematian sel, meliputi ekspresi berlebihan dari onkogen, serta inaktivasi
dari TSGs (tumor suppressor genes). Kombinasi dari kedua hal tersebut mengakibatkan
pertumbuhan sel yang tidak terkontrol dan infiltrasi sel kanker yang mengakibatkan kersukan
Pada karsinoma sel skuamosa rongga mulut, perubahan TSGs terjadi akibat efek pada
kromosom 3, 9, 11, dan 17. Normalnya TSGs berperan dalam mengendalikan pertumbuhan
5
sel, namun dengan adanya mutasi pada kromosom tersebut, fungsi TSGs dalam menghambat
sinyal pertumbuhan sel menjadi hilang. TSGs yang paling sering teridentifikasi mengalami
kelainan pada keganasan adalah tp16 yang terletak pada kromosom 9 dan tp53 pada
kromosom 17.
Selain kerusakan pada gen TSGs, karsinoma sel skuamosa rongga mulut juga dapat
terjadi akibat kerusakan pada gen yang berperan dalam memicu pertumbuhan sel. Perubahan
pada onkogen mengakibatkan pertumbuhan sel yang tidak terkendali. Onkogen yang paling
sering terlibat adalah epidermal growth factor receptor (EGFR), cylin D1 (PRAD1) yang
terletak pada kromosom 11 dan gen harvey ras (H-ras) yang terletak pada kromosom 17.
Menurut Permasutha (2021) manifestasi klinis pada kanker rongga mulut dibedakan
b. Adanya lesi pada mukosa lidah sehingga vena superficial di bawah lidah terlihat
c. Nyeri tekan
6
e. Warna lidah terlihat kemerahan
b. Kehilangan gigi
a. Sulit menelan
b. Sulit berbicara
2.6 KOMPLIKASI
1. Metastasis
2. Nyeri
3. Mual muntah
4. Penurunan BB
6. Infeksi
7. Kambuh
Menurut Brunner (2011) pemeriksaan penunjang pada pasien dengan kanker rongga
mulut yaitu:
1. Rontgen
7
a. X-foto mandibula AP, lateral, panoramik, oklusal dikerjakan pada tumor gingiva,
b. X-foto kepala lateral dan waters dikerjakan pada tumor gingiva, maksila atau tumor
2. Laboratorium
3. Sitologi mulut
Untuk mengetahui abnormalitas suatu jaringan pada tingkat seluler. Pembacaan hasil
dapat dilakukan dengan dua cara yaitu FNAB dan sitologi eksfoliatifa. sitologi
eksfoliatifa dari spesimen kerokan atau inprint tumor primer dikerjakan pada lesi yang
superfisial.
4. Biopsi
Biposi merupakan pengambilan spesimen baik total atau sebagian untuk pemeriksaan
mikroskopis dan diagnosis. Cara ini merupakan cara yang penting dan dapat dipercaya untuk
Teknik biopsi memerlukan bagian dari lesi yang mewakili dari tepi jaringan yang
normal. Biopsi dapat dilakukan dengan cara insisional atau eksisional. Biopsi insisional
dipilih apabila lesi permukaan besar (lebih dari 1 cm) dan biopsi eksisional yaitu insisi secara
8
5. Pemeriksaan toluidine blue
Dilakukan dengan cara berkumur menggunakan suatu larutan. Larutan ini akan
memberikan warna biru pada sel kanker dan pada jaringan yang normal tidak akan menyerap.
dari tubuh pasien secara tiga dimensi dengan menggunakan cairan radiofarma
fluorodeoxyglucose (FDG). PET scan dengan radiofarma FDG akan mendeteksi aktivitas
metabolikdari sel-sel tubuh seperti sel-sel kanker yang mempunyai aktivitas metabolik
berlebih.
Cara kerja PET CT ini adalah dengan menyuntikkan radiofarma FDG ke dalam
pembuluh darah pasien. Radiofarma akan ditangkap sel-sel kanker, karena sel kanker
membutuhkan banyak glukosa dan metabolisme dalam pertumbuhannya. Ketika sel kanker
berkumpul, PET akan mengambil citra dari seluruh tubuh pasien. Pencitraan ini akan
menunjukkan lokasi radiofarma berkumpul. Artinya disitulah lokasi sel-sel kanker yang
hidup.
Pemeriksaan ini dapat mendeteksi tumor < 4 mm, untuk staging memiliki sensitivitas
71% dan spesifitas 99%, sedangkan untuk deteksi kekambuhan sensitivitas 92% dan
spesifitas 81%.
9
2.8 PENATALAKSANAAN
1. Pembedahan
Pembedahan dapat dilakukan pada jaringan lunak dan jaringan keras. Sering dilakukan
pembedahan pada kanker yang melibatkan tenggorokan, tetapi dapat juga dilakukan pada
kanker rongga mulut. Pembedahan dilakukan untuk mengangkat keseluruhan lesi untuk
mencegah terjadinya penyebaran sel kanker pada nodul limfa, pembuluh darah, dan saraf.
2. Radiasi
Radiasi merupakan pengobatan yang menggunakan sinar ion. Terapi radiasi ini dapat
menghasilkan energi yang bisa menghancurkan sel-sel kanker, dengan menghancurkan sel
DNA pada sel kanker tersebut sehingga sel kanker tersebut tidak dapat berkembang lagi.
Radiasi jarang digunakan sebagai pengobatan yang utama. Radiasi sering digunakan untuk
mengecilkan sel kanker sebelum dilakukan pembedahan, dan untuk mencegah sel kanker
timbul kembali atau untuk menghancurkan sisa-sisa sel kanker yang tidak terambil
Dosis yang digunakan pada perawatan ini kecil. Terapi radiasi ini dilakukan lima hari
berturut-turut dan diberikan selang waktu dua hari untuk istirahat. Waktu yang digunakan
untuk terapi radiasi ini antara 10-15 menit. Terapi ini dilakukan antara 2-8 minggu, agar sel
yang baru dapat tumbuh dan meminimalkan efek yang timbul akibat radiasi.
3. Kemoterapi
10
Kemoterapi merupakan salah satu bentuk terapi paliatif, digunakan apabila sel kanker
timbul kembali pada pasien atau telah terjadi metastase. Kemoterapi merupakan terapi yang
menggunakan bahan kimia yang berfungsi untuk menghancurkan sel kanker. Terdapat enam
jenis bahan yang digunakan untuk kemoterapi, di antaranya alkylating agent, nitrosoureas,
anti metabolite, anti tumor antibiotic, plant alkoloid, dan steroid hormone.
Bahan alkylating agent bekerja dengan mengikat DNA di inti sel, sehingga sel-sel
tersebut tidak dapat melakukan replikasi. Contoh bahan ini adalah Cyclophosphamide dan
perubahan pada sel DNA, misalnya Carmustine dan Lomustine. Bahan anti metabolite dapat
bekerja langsung pada molekul basal inti sel, yang berakibatmenghambat sintesis DNA,
Sementara bahan anti tumor antibiotik bekerja dengan menghambat sintesis RNA,
misalnya Doxorubicin dan Mitomycin-C. Bahan plant alkoloid bekerja dengan menghalangi
pembelahan sel, antara lain Vincristine dan Vinblastine. Sementara bahan steroid hormone
4. Terapi Kombinasi
Bagi pasien yang pertumbuhan sel kanker telah menyebar luas atau telah terjadi
regional metastase dapat dilakukan terapi kombinasi yang terdiri dari pembedahan, radiasi
dan kemoterapi.
a. Setelah operasi pasien kanker rongga mulut diberikan makanan cair, setelah satu
11
b. Setelah operasi perhatikan warna, suhu dan elastisitas flap pasien kanker rongga mulut,
apabila suhu flap menurun, menunjukkan warna hijau keunguan dan semakin
c. Secara tepat waktu menghisap keluar sekresi dimulut, hidung dan kerongkongan pasien
1. Edukasi
Edukasi dapat diberikan kepada pasien kanker rongga mulut melalui dokter gigi atau
ahli kesehatan yang lain. Bagi pasien yang sering merokok, mengkonsumsi alkohol,
2. Paliatif
acetaminophen, bila perlu juga dikombinasi dengan morfin. Nutrisi juga perlu
2.9 PENGKAJIAN
1. Identitas pasien
a. Usia: Banyak terjadi pada usia lanjut
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Nyeri saat menelan atau massa yang tidak sembuh
b. Riwayat penyakit sekarang
Klien datang dengan keluhan nyeri saat menelan dan terdapat massa yang tidak
kunjung sembuh. Perlu ditanyakan pada pasien tentang kesadaran akan adanya lesi atau
area iritasi pada mulut, lidah, atau tenggorokan, riwayat baru sakit tenggorokan atau
sputum berdarah, penggunaan alkohol atau merokok, apakah ada karies gigi atau
pemasangan gigi palsu, serta kurangnya pengetahuan keluarga.
12
c. Riwayat penyakit dahulu
Tanyakan apakah klien pernah mengalami riwayat tumor atau kanker sebelumnya,
dan tanyakan juga apakah klien pernah menderita penyakit infeksi.
d. Riwayat keluarga
Tanyakan apakah ada keluarga klien mengalami riwayat tumor atau kanker pada
mulut.
e. Psikososial
Dalam pemeliharaan kesehatan dikaji tentang perawatan mulut dan bagaimana
pengetahuan klien tentang penyakit kanker rongga mulut.
3. Pemeriksaan fisik pada klien dengan kanker rongga mulut meliputi pemeriksaan fisik
umum per system dari observasi keadaan umum, pemeriksaan tanda-tanda vital, B1
(breathing), B2 (Blood), B3 (Brain), B4 (Bladder), B5 (Bowel), dan B6 (Bone).
a. Pernafasan B1 (breath)
Penyebaran kanker terjadi ke paru-paru, klien tampak batuk, dan terjadi peningkatan
produksi mukus
b. Kardiovaskular B2 (blood)
Adanya iritasi dan pembengkakan pada daerah mukosa sehingga terjadi pendarahan,
suhu klien tinggi.
c. Persyarafan B3 (brain)
- Klien mengeluh sakit di sekitar mulut
- Klien mengatakan mengalami kecacatan/kehilangan bagian tubuh
- Klien tampak kesulitan untuk berkomunikasi
- Klien tampak meringis kesakitan
- Klien tampak ansietas
- TD meningkat
- Frekuensi nadi meningkat
- Muka klien pucat
- Klien tampak gelisah dan tegang
- Skala nyeri 6
- Ulserasi yang mengeras pada rongga mulut
d. Perkemihan B4 (bladder)
Tidak ada masalah
e. Pencernaan B5 (bowel)
13
Klien mengeluh munculnya plak putih di sekitar rongga mulut, klien mengeluh
mulutnya perih dan terasa kering, klien mengeluh sulit menelan, klien sulit untuk
mengunyah, membran mukosa kering, nafsu makan menurun, porsi makan berkurang,
berat badan menurun.
f. Muskuloskeletal atau integument B6 (bone)
Klien mengeluh nyeri pada sekitar rongga mulut, terdapat luka insisi terbuka.
4. Pemeriksaan penunjang
a. Ph menurun
b. Asam laktat meningkat
c. Pemeriksaan sitologi mulut untuk membantu mendiagnosis lesi-lesi di rongga mulut
yang tidak terdiagnosis dengan pemeriksaan klinis saja
d. Biopsi untuk mengetahui apakah seseorang mengalami kanker atau tidak.
ANALISA DATA
14
- Ulserasi yang mengeras pada Nafsu makan
rongga mulut. berkurang
↓
Intake tidak adekuat
↓
Gangguan menelan
3. Ds: Merangsang Nyeri akut
- Klien mengeluh sakit di sekitar pengeluaran mediator Hal 172 (D.0077)
mulut inflamasi
↓
Do: Merangsang
bradikinin
- Adanya iritasi pada daerah mukosa
↓
- Klien tampak meringis kesakitan
Merangsang
- Skala nyeri 6
nosiseptor
- Ulserasi yang mengeras pada
↓
rongga mulut.
Impuls dikirim ke
- Klien tampak gelisah
kornu dorsalis medulla
- TD meningkat
spinalis
↓
Impuls dikirim ke
thalamus
↓
Korteks cerebri
↓
Interpretasi nyeri
↓
Nyeri akut
4. Ds: Ulkus keras dengan Ansietas
- Klien khawatir dengan kondisi tepi menonjol Hal 180 (D.0080)
yang dihadapi ↓
- Klien tampak kesulitan untuk Membutuhkan proses
berkomunikasi penyembuhan yang
lama
Do: ↓
Perubahan status
- TD meningkat
kesehatan
- Frekuensi nadi meningkat
↓
- Muka klien pucat
Krisis situasi
- Klien tampak gelisah dan tegang
↓
Ansietas
5. Ds: Ulkus keras dengan Defisit pengetahuan
- Klien mengatakan tidak tahu tepi menonjol Hal 246 (D.0111)
kenapa massa pada rongga ↓
mulutnya tidak kunjung sembuh. Membutuhkan proses
penyembuhan yang
Do: lama
↓
- Klien tampak terlihat bingung
Perubahan status
kesehatan
15
↓
Krisis situasi
↓
Kurang terpapar
informasi
↓
Kesalahan
interprestasi
↓
Defisit pengetahuan
6. Ds: Merangsang Gangguan citra
- Klien mengatakan mengalami pengeluaran mediator tubuh
kecacatan/kehilangan bagian inflamasi Hal 186 (D.0083)
tubuh. ↓
Merangsang histamin
Do: ↓
Peningkatan
- Klien tampak menghindari untuk
permeabilitas kapiler
melihat bagian tubuh yang hilang
↓
- Klien tampak malu
Ekstravasasi cairan
dari intravaskular ke
interstitial
↓
Edema
↓
Gangguan citra
tubuh
7. Ds: Merusak sel normal Hipertermia
↓ Hal 284 (D.0130)
Do: Gangguan
metabolisme
- Suhu klien tinggi
↓
- Kulit teraba hangat
Asam laktat
meningkat dan Ph
menurun
↓
Mempengaruhi
imunosupiesor
↓
Demam
↓
Hipertermia
8. Ds: Metastasis ke paru- Bersihan jalan
paru napas tidak efektif
Do: ↓ Hal 18 (D.0001)
Merangsang sel goblet
- Klien tampak batuk
↓
- Terjadi peningkatan produksi
Peningkatan produksi
mukus
mukus
- Klien tampak gelisah
↓
16
Batuk
↓
Bersihan jalan napas
tidak efektif
9. Ds: Kanker rongga mulut Resiko pendarahan
- Klien mengeluh sakit di sekitar ↓ Hal 42 (D.0012)
mulut Menyebabkan iritasi
pada sel dan merusak
Do: jaringan
↓
- Adanya iritasi dan pembengkakan
Swelling
pada daerah mukosa sehingga
↓
terjadi pendarahan
Resiko pendarahan
- Klien tampak lemas
10. Ds: Post operasi Resiko infeksi
- Klien mengeluh nyeri pada sekitar ↓ Hal 304 (D.0142)
rongga mulut. Luka insisi
↓
Do: Adanya luka terbuka
↓
- Terdapat luka insisi terbuka
Port de entry
↓
Resiko infeksi
17
DIAGNOSA KEPERAWATAN
18
INTERVENSI KEPERAWATAN
19
membaik
Hal 121
(L.03030)
2. Gangguan menelan Setelah Terapi menelan Observasi
berhubungan dengan dilakukan Observasi 1. Untuk mengetahui
kanker rongga mulut tindakan 1. Monitor tanda tingkat kelelahan
yang dibuktikan keperawatan kelelahan saat pasien dalam
dengan klien selama 3x24 makan, mencerna makanan
mengeluh munculnya jam diharapkan minum, dan Terapeutik
plak putih di sekitar status menelan menelan 1. Untuk
rongga mulut, klien teratasi dengan Terapeutik mempermudah
mengeluh mulutnya kriteria hasil: 1. Fasilitasi pasien menelan
perih dan terasa 1. Reflek meletakkan makanan
kering, ulserasi yang menelan makanan di 2. Membantu pasien
mengeras pada rongga meningkat belakang menelan makanan
mulut. 2. Kemampua mulut secara maksimal
Hal 142 (D.0063) n 2. Berikan Kolaborasi
mengunyah perawatan 1. Untuk
meningkat mulut, sesuai meningkatkan
3. Usaha kebutuhan status kesehatan
menelan Kolaborasi pasien.
meningkat 1. Kolaborasi
4. Batuk dengan tenaga
menurun kesehatan lain
5. Muntah dalam
menurun memberikan
6. Gelisah terapi secara
menurun bertahap
7. Produksi meningkatkan
saliva konsistensi
membaik makanan
8. Penerimaan pasien.
makanan Hal 428 (L.03144)
membaik
Hal 118
(L.06052)
3. Nyeri akut Setelah Manajemen Observasi
berhubungan dengan dilakukan nyeri 1. Untuk mengetahui
agen pencedera tindakan Observasi tingkat nyeri pasien
fisiologis yang keperawatan 1. Identifikasi 2. Membantu dalam
dibuktikan dengan selama 3x24 lokasi, mengidentifikasi
klien mengeluh sakit jam diharapkan karaktersitik, derajat nyeri
di sekitar mulut, tingkat nyeri durasi, kebutuhan untuk
adanya iritasi pada teratasi dengan frekuensi, analgesik
daerah mukosa, klien kriteria hasil: kualitas, 3. Mengetahui
tampak meringis 1. Keluhan intensitas keadaan tidak
kesakitan, skala nyeri nyeri nyeri menyenangkan
6, ulserasi yang menurun 2. Identifikasi klien yang tidak
20
mengeras pada rongga 2. Meringis skala nyeri sempat dan tidak
mulut, klien tampak menurun 3. Identifikasi bisa digambarkan
gelisah, dan TD 3. Gelisah respon nyeri oleh klien
meningkat. menurun non verbal Terapeutik
Hal 172 (D.0077) 4. Muntah Terapeutik 1. Untuk mengurangi
menurun 1. Berikan nyeri yang
5. Mual teknik dirasakan oleh
menurun nonfarmakolo pasien
6. Frekuensi gis untuk 2. Dapat mengurangi
nadi mengurangi ketidaknyamanan
membaik rasa nyeri Edukasi
7. Tekanan 2. Kontrol 1. Untuk melepaskan
darah lingkungan tegangan emosional
membaik yang dan otot atau
8. Nafsu memperberat mengurangi rasa
makan rasa nyeri nyeri
membaik Edukasi Kolaborasi
Hal 145 1. Ajarkan 1. Untuk
teknik menghilangkan
(L.08066)
nonfarmakolo nyeri secara
gis untuk farmakologi.
mengurangi
rasa nyeri
Kolaborasi
1. Kolaborasi
pemberian
analgesik.
Hal 201 (L.08238)
DAFTAR PUSTAKA
American Joint Commite On Cancer (AJCC). (2011). AJCC Cancer Staging Manual. Edisi 8.
Brunner. (2011). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8. Jakarta: EGC.
Lippincott & Wilkins. (2012). Oral And Oropharyngeal Cancer. USA: Phyladelphia.
Permasutha. (2021). Tinjauan Atas Kanker Rongga Mulut. Jurnal Cermin Dunia Kedokteran,
48(3), 133-137.
21
Scully. (2016). Scully’s Handbook Of Medical Problems In Dentistry E-Book 1st Edition.
22
LAMPIRAN 1.
WEB OF CAUSATION
CA RONGGA
MULUT
B1 B2 B3
Ulkus keras
Metastasis ke Menyebabkan dengan tepi Merangsang
paru-paru iritasi pada sel menonjol pengeluaran Merangsang
dan merusak mediator histamin
jaringan inflamasi
Merangsang Membutuhkan
sel goblet Peningkatan
proses permeabilitas
Swelling Merangsang bradikinin
penyembuhan kapiler
yang lama
Peningkatan
produksi MK: Resiko Merangsang nosiseptor
mukus perdarahan Perubahan Ekstravasasi
proses kesehatan cairan dari
Impuls dikirim ke kornu intravaskuler
Batuk dorsalis medulla spinalis ke interstitial
Kurang terpapar Krisis situasi
informasi
MK: Bersihan Edema
jalan napas MK: Ansietas Impuls dikirim ke
tidak efektif MK: Defisit thalamus
pengetahuan
23
Korteks cerebri MK:
Gangguan citra
tubuh
Interpretasi
nyeri
MK: Nyeri
akut
B5 B6
Post operasi
Merusak sel Metastasis ke
normal kelenjar limfe
Luka insisi
Gangguan Pembesaran
metabolisme pada tonsil Adanya luka
terbuka
MK: Defisit
MK: nutrisi
Hipertermia
24
ASUHAN KEPERAWATAN PALIATIF (KOMUNITAS)
I. IDENTITAS PASIEN
1. Nama : Tn. F (L/P)
2. Umur : 40 tahun
3. Alamat : Sby
4. Pekerjaan : Pegawai swasta
5. Pendidikan : SMA
6. Status Perkawinan : Sudah menikah
7. Agama : Islam
8. Suku Bangsa : Jawa
9. Status Pasien : Rawat Jalan
Rawat Inap √
10. Status Rujukan : Dirujuk dari :-
Datang sendiri : pasien datang ke IGD RS Widya Mandala
pada dini hari
11. Diagnosis Rujukan: Ca rongga mulut
12. Data Keluarga Tinggal Satu Rumah:
No. Nama Umur Gender Hub. dgn Pendidikan Pekerjaan Status
(Inisial) (th) (L/P) Pasien Kesehatan
1 Tn. F 40 tahun L Pasien SMA Pegawai Ca rongga
swasta mulut
2 Ny. E 36 tahun P Istri SMA Pedagang Sehat
3 An. A 20 tahun L Anak SMA Pedagang Sehat
4 An. E 15 tahun P Anak SMP Murid Sehat
Tn. F
(40th)
Ca rongga
mulut
25
KETERANGAN :
: Perempuan
: Laki-laki
: meninggal
: Pasien
: tinggal 1 rumah
II. ANAMNESIS
1. Keluhan Utama :
Nyeri pada tenggorokan, sulit untuk menelan
26
4. Riwayat Penyakit Keluarga :
Klien mengatakan tidak ada riwayat keluarga yang mengalami penyakit kanker.
6. Genogram Penyakit:
Tn. F
(40th)
Ca rongga
mulut
KETERANGAN :
: Perempuan
: Laki-laki
: meninggal
: Pasien
: tinggal 1 rumah
27
2. Sistem Kardiovaskuler
a. Keluhan nyeri dada ◊ Ya √ Tidak
b. Suara Jantung √ Normal ◊ Tidak Normal
c. CRT √ < 3 dtk ◊ > 3 dtk
d. Konjuctiva pucat ◊ Ya √ Tidak Masalah Keperawatan
Tidak ada masalah
e. Tensi : 120/80mmhg Nadi : 85x/menit Suhu : 37⁰C
keperawatan
Lain-lain: Tidak ada
3. Sistem Persarafan
a. Kesadaran : compos mentis GCS (EVM): E4 V5 M6
b. Pupil : √ Isokor ◊ Anisokor
Diameter : 3 / 3 mm Reflek cahaya : + / +
c. Reflek fisiologi : √ Ada ◊ Tidak
d. Reflek patologi : -
e. Gangguan persepsi sensorik : ◊ Ya √ Tidak Masalah Keperawatan
Pusing : …….. ◊ Ya √ Tidak Tidak ada masalah
Kebutuhan tidur : 7 jam/hari keperawatan
f. Lain-lain: Tidak ada
4. Sistem Perkemihan
a. Keluhan: ◊ Kencing menetes ◊ Inkontinensia ◊ Retensi
◊ Disuria ◊ Hematuria ◊ Anuria
b. Produksi Urine : 1200 ml/hari ◊ Warna: kuning jernih
√ Bau: amoniak
Masalah Keperawatan
c. Intake cairan: ◊ Oral 100cc/hari
Tidak ada masalah
◊ Parenteral : ……… cc/hari keperawatan
Status balance cairan: 1000 cc
d. Lain-lain: Klien mengatakan sulit makan dan minum karena nyeri telan yang
dirasakan
5. Sistem Pencernaaan
a. Terpasang NGT : ◊ Ya √ Tidak
Jumlah cairan keluar : - Karakteristik : -
b. Abdomen : ◊ Nyeri tekan ◊ Luka operasi ◊ Jejas ◊ Kolostomi
◊ Supel ◊ Flet ◊ Distensi
c. Bising usus : 18 kali/menit
d. Keluhan: Mual ◊ Ya √ Tidak
Muntah ◊ Ya √ Tidak Jumlah :
Nyeri telan: √ Ya ◊ Tidak
e. Diare / konsipasi / melena : -
Jumlah : - Karakteristik :-
f. Kebiasaan BAB: 4 kali/minggu.
g. Jadwal makan : 3 Kali/hari.
h. Jenis makanan: nasi, sayur, dan lauk
28
i. Porsi makan : 3-5 sendok makan ◊ Habis √ Tidak
j. Lain-lain: klien mengatakan tenggorokan nyeri pada saat makan dan minum.
Masalah Keperawatan
Gangguan menelan, Nyeri
akut, Defisit nutrisi
2. Kondisi emosional saat ini: marah / sedih / takut / stress / bingung / putus asa
harga diri rendah (HDR) / gangguan body image / menarik diri / lain-lain
3. Pemahaman tentang penyakit & harapan hidup
A. Pasien : Sudah tahu : sejak kapan? Sejak masuk RS
Fase: denial / anger / bargaining / depresi / acceptance
Belum tahu ingin tahu / tidak mau tahu
Tanggapan pasien tentang penyakitnya dan masa depannya:
Klien mengatakan takut kalau tidak bisa sembuh
29
B. Keluaga : Sudah tahu : sejak kapan? Sejak suaminya masuk ke RS
Fase: denial / anger / bargaining / depresi / acceptance
Belum tahu ingin tahu / tidak mau tahu
istr
Istri klien mengatakan selalu menguatkan suaminya dan mendoakan agar penyakit
yang diderita cepat membaik
cobaan
Masalah Keperawatan
Tidak ada masalah keperawatan
V. STATUS SOSIAL
1. Pekerjaan pasangan pasien:
PNS / Swasta / Wirausaha / buruh / petani / pensiunan / dagang / tidak bekerja
2. Yang dominan merawat pasien sehari-hari :
√ Pasangan Tetangga
√ Anak √ Perawat / tenaga kesehatan lain
Orang tua Anggota keluarga lain
Tidak ada yang merawat
30
3. Hubungan pasien dengan lingkungannya: baik / menarik diri / isolasi sosial /
kurang interaksi / lain-lain ..............................................................................
4. Hubungan pasien dengan keluarganya: harmonis / konflik / lain-lain ..........
5. Bagaimana keadaan dan aktivitas pasien saat ini?
Masih mampu mengerjakan sendiri
√ Sebagian dengan bantuan orang lain
Dengan menggunakan alat bantu
Selalu tergantung orang lain
Hanya tiduran saja
Lain-lain (jelaskan!)
Masalah Keperawatan
Tidak ada masalah keperawatan
Masalah Keperawatan
Tidak ada Masalah Keperawatan
31
VII. STATUS SPIRITUAL
1. Bagaimana kebiasaan beribadah pasien selama sakit? Jelaskan!
Klien masih melaksanakan sholat diatas tempat tidur
2. Apakah pasien masih berpartisipasi aktif dalam aktivitas keagaamaan di lingkungannya?
Jelaskan!
Tidak. Karena klien masih harus rawat inap di rumah sakit
3. Apa persepsi pasien tentang penyakit yang diderita terhadap kepercayaannya? Jelaskan!
Klien mengatakan hanya bisa pasrah dan klien selalu berdoa kepada Tuhan agar bisa cepet
sembuh dan bisa cepat keluar dari rumah sakit
Masalah Keperawatan
Tidak ada Masalah Keperawatan
Masalah Keperawatan
Tidak ada Masalah Keperawatan
32
IX. PEMERIKSAAN PENUNJANG (bisa terlampir)
1. Laboratorium :
Nama pemeriksaan Hasil Nilai rujukan
Hb 13,4 g/dl 13,5-17,5 g/dl
Leukosit 14,43/ul 5,0-10,0 103/ul
Trombosit 291 103/ul 150-400 103/ul
Hct 41 /ul 33-49 /ul
Eritrosit 4,58 106/ul 4,3-5,7 106/ul
MCV 87,6 fl 80-100 fl
MCH 29,3 pg 26-34 pg
2. Fokus rongga mulut : pada inspeksi mulut terlihat sebuah limfa nodus pada
kelenjar submandibular sangat terasa di sisi kiri, berukuran 4 cm, yang lunak dan
konsistensi terasa keras. Pada pemeriksaan intraoral, lesi ulcero-proliferasi tampak jelas
pada mandibula kiri, berukuran sekitar 4 x 5 cm. Berbentuk tidak teratur dan meluas ke
dasar mulut. Pusat lesi terdiri dari rawa keputihan. Lesi lembut pada palpasi dengan
basis indurasi, di samping itu ada tanda seperti kawah akibat adanya ulkus pada
perbatasan vermilion kiri bibir.
3. Pemeriksaan penunjang : klien dilakukan pemeriksaan insisi biopsi untuk
menegakkan diagnosis secara histopatologi, tampak sel skuamosa karsin.
X. DIAGNOSIS MEDIS
A. Utama : Ca rongga mulut
Stadium : III B
Staging : T3 N1 M0
B. Paliatif
Nyeri : jenis : Nosiseptif somatic tulang
Nosiseptif somatic bukan tulang
√ Nosiseptif visceral
Deaferentasi : terus menerus / iontermitten
33
Keluhan selain nyeri : Klien mengatakan sulit menelan makanan dan
minuman
XI. TERAPI
1. fluorouracil 1g/hari
2. asetaminofen 650mg/6jam
34
BRIEF PAIN INVENTORY (BPI)
(Pengkajian Fokus Nyeri)
Apakah Saudara merasa nyeri sehubungan dengan penyakit Saudara derita sekarang?
1. Ya
2. Tidak
3. Tidak Tahu
Saat pertama kali diagnosa ditegakkan, apakah nyeri merupakan salah satu gejala?
1. Ya
2. Tidak
3. Tidak Tahu
Apakah Saudara dibedah satu bulan terakhir?
1. Ya
2. Tidak
Apakah Saudara mengalami nyeri (bukan nyeri biasa) satu minggu terakhir?
1. Ya
2. Tidak
DATA FOKUS
Riwayat nyeri : Ya Sejak : 1 minggu terakhir
Tidak
Frekuensi : Terus menerus
Kadang-kadang dengan gerakan
Istirahat Lain-lain
Lokasi (arsirlah!)
35
Kualitas : tajam / sharp √ aching / sakit √ throbbing / berdenyut
pressure like / seperti ditekan √ gnawing / perih sekali √
rasa tertarik / dragging rasa terjepit / squeezing
rasa seperti diremas nyeri kolik / coliky
pain burning / rasa terbakar stinging / sengatan listrik
seperti ditusuk / lancinating numb / matirasa / kaku
parestesi / kesemuatan
Skala nyeri
36
Isilah No. 1 s/d 4 dengan melengkapi satu angka antara 0 = 10
1. Derajat nyeri paling berat dalam satu minggu terakhir
8
2. Derajat nyeri paling ringan dalam satu minggu terakhir:
4
3. Derajat nyeri rata-rata sehari :6
4. Derajat nyeri saat ini: 6
Lingkari nomor yang sesuai dengan keadaan penderita
5. Nyeri membaik karena:
1. Terapi panas
2. Obat
3. Istirahat
4. Lain-lain (sebutkan)........................................................................................................
6. Nyeri menghebat bila:
1. Berjalan
2. Berdiri
3. Mengangkat
4. Lain-lain (sebutkan) menelan ludah, makan, dan minum
7. Pengobatan / tindakan medik yang sedang Saudara terima untuk mengatasi nyeri:
pengobatan
8. Pengobatan / tindakan medik yang Saudara terima pada minggu terakhir, dapat
memberikan perbaikan seberapa jauh?
0% 10% 20% 30% 40% 60% 70% 80% 90% 100%
Tanpa perbaikan baik sempurna
9. Setelah minum obat penghilang nyeri, beberapa jam kemudian timbul kembali?
1. Obat-obatan tidak menolong sama sekali
2. Satu jam
3. Dua jam
4. Tiga jam
5. Empat jam
6. Lima dari 12 jam
7. Lebih dari 12 jam
8. Saya tidak minum obat
37
10. Saya yakin nyeri saya karena
1. Akibat pengobatan
2. Penyakit utama
3. Kondisi medik lain yang tidak berhubungan dengan penyakit utama
11. Sifat Nyeri : (Jawablah Ya = 1 atau Tidak = 2 untuk tiap-tiap pertanyaan)
- Cekot-cekot ya............... - Tajam ya............... - Menembus ya...................
- Berdenyut Tidak......... - nyeri tekan ya............... - menjengkelkan ya.............
- Menyentak ya............... - membakar Tidak......... - rasa tebal Tidak................
- Menusuk ya............... - menguras tenaga Tidak..... - tidak karuan ya.................
- Menggigit Tidak......... - membosankan ya.............. - tak tertahankan ya.............
12. Nyeri mempengaruhi diri Saudara dalam satu minggu terakhir:
(0 = tidak berpengaruh………………………………………10 = mempengaruhi total)
A. Aktivitas rutin 3
B. Perasaan 10
C. Berjalan 5
D. Pekerjaan Sehari-hari 8
E. Hubungan dengan masyarakat 6
F. Tidur 7
G. Kenikmatan 5
Surabaya, …………………………….
Perawat,
38
ANALISIS DATA
No MASALAH
DATA ETIOLOGI
. KEPERAWATAN
1. Ds: Klien mengeluh mulutnya perih Metastasis ke kelenjar limfe Gangguan menelan
dan kering ↓ Hal 142 (D.0063)
Klien mengatakan setiap minum dan Pembesaran pada tonsil
↓
makan selalu tidak dapat
Gangguan mengunyah
menghabiskan karena sulit untuk ↓
menelan. Nafsu makan berkurang
↓
Do: Intake tidak adekuat
- Terdapat lesi berwarna putih di ↓
dalam rongga mulut dan adanya Gangguan menelan
benjolan 4 cm
2. Ds: Klien mengatakan nyeri yang Merangsang pengeluaran Nyeri akut
dirasakan seperti terbakar dan terus mediator inflamasi Hal 172 (D.0077)
menerus dengan skala 6/10 pada ↓
Merangsang bradikinin
daerah rongga mulut.
↓
Merangsang nosiseptor
Do: ↓
- Adanya plak putih di dalam Impuls dikirim ke kornu
rongga mulut pada kelenjar dorsalis medulla spinalis
submandibular di sisi kiri dengan ↓
benjolan 4cm yang lunak dan Impuls dikirim ke thalamus
↓
teraba keras
Korteks cerebri
- klien tampak tersiksa dan ↓
memejamkan matanya ketika ingin Interpretasi nyeri
menelan ludah karena merasakan ↓
nyeri, klien juga tidak bisa makan Nyeri akut
dan minum air dengan nyaman
- Klien tampak meringis kesakitan
- Skala nyeri 6
- Klien tampak gelisah
3. Ds: klien mengatakan nafsu makan Metastasis ke kelenjar limfe Defisit nutrisi
sudah menurun sejak 1 minggu ↓ Hal 56 (D.0019)
terakhir. Pembesaran pada tonsil
↓
Gangguan mengunyah
Do: ↓
- berat badan mengalami penurunan Nafsu makan berkurang
dari 65 kg menjadi 57 kg ↓
- bising usus 18x/menit Intake tidak adekuat
- membran mukosa pucat ↓
- mukosa bibir kering Defisit nutrisi
39
- ketika makan dan minum sakit
untuk menelan
- klien tampak lemah
- makan klien hanya 5sdm
40
JUMLAH SKOR: 4
41
SKORING MASALAH KEPERAWATAN III: Defisit nutrisi berhubungan dengan
ketidakmampuan menelan makanan
42
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
43
PERENCANAAN KEPERAWATAN
44
Terapi menelan 12. Untuk mengetahui tingkat
Observasi kelelahan pasien dalam
12. Monitor tanda mencerna makanan
kelelahan saat makan, 13. Untuk mempermudah pasien
minum, dan menelan. menelan makanan
Terapeutik
13. Fasilitasi
meletakkan makanan di
belakang mulut 14. Untuk memudahkan dalam
pemberian makan
Pemberian makanan enteral 15. Untuk memenuhi kebutuhan
Terapeutik nutrisi
14. Tinggikan kepala tempat
tidur 30-45⁰ sebelum
pemberian makan
Kolaborasi
15. Kolaborasi pemilihan jenis
makanan enteral.
2. Nyeri akut Setelah dilakukan 1. Keluhan nyeri Manajemen nyeri 1. Respons nyeri non verbal
berhubungan tindakan menurun Observasi membantu mengevaluasi
dengan agen keperawatan 2. Meringis menurun 1. Identifikasi derajat nyeri dan
pencedera selama 2x 3. Gelisah menurun lokasi, karakteristik, durasi, perubahannya
fisiologis kunjungan 4. Perasaan depresi frekuensi, kualitas dan 2. Membantu mengidentifiaksi
dibuktikan klien diharapkan tingkat menurun intensitas nyeri derajat nyeri yang dirasakan
mengatakan nyeri nyeri menurun. 5. Frekuensi nadi 2. Identifikasi klien
yang dirasakan membaik skala nyeri 3. Dengan mengurangi faktor
seperti terbakar dan 6. Tekanan darah 3. Identifikasi pemicu nyeri dapat
terus menerus membaik faktor yang memperberat dan meningkatkan kenyamanan
dengan skala 6/10 7. Nafsu makan memperingan nyeri pasien
pada daerah rongga membaik 4. Dengan memberikan
mulut, adanya plak Terapeutik relaksasi pada tubuh
45
putih di dalam 4. Berikan sehingga dapat menurunkan
rongga mulut pada teknik nonfarmakologis yaitu intensitas nyeri
kelenjar teknik distraksi dan relaksasi
submandibular di untuk membantu mengurangi
sisi kiri dengan nyeri 5. Dengan memberikan obat
benjolan 4cm yang analgesik dapat mendukung
lunak dan teraba Kolaborasi proses penurunan nyeri.
keras, klien tampak 5. Kolaborasi
tersiksa dan dengan dokter dalam
memejamkan pemberian analgesik yaitu
matanya ketika asetaminofen 650mg/6jam 6. Untuk mengurangi rasa nyeri
ingin menelan sampai pada tingkat yang
ludah karena JURNAL dapat diterima pasien.
merasakan nyeri, 6. Berikan kompres air hangat
klien juga tidak dengan suhu 30 - 45⁰C
bisa makan dan selama 15 menit untuk
minum air dengan menurunkan nyeri
nyaman, klien berdasarkan jurnal Zahroh &
tampak meringis Faiza (2018), tentang
kesakitan, skala Pengaruh Kompres Hangat
nyeri 6 dari 10, dan Terhadap Penurunan Nyeri
klien tampak Pada Penderita Kanker.
gelisah.
No MASALAH TUJUAN KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONAL
. KEPERAWATAN
3. Defisit nutrisi Setelah dilakukan 1. Porsi makanan Manajemen nutrisi 1.
berhubungan tindakan yang dihabiskan Observasi nutrisi klien sehingga dapat
dengan keperawatan meningkat 1. Identifikasi status nutrisi menentukan intervensi yang
ketidakmampuan selama 2x 2. Kekuatan otot 2. Identifikasi alergi dan diberikan
menelan makanan kunjungan menelan intoleransi makanan 2.
dibuktikan klien diharapkan tingkat meningkat 3. Identifikasi perlunya intervensi dalam pemberian
mengatakan nafsu status nutrisi 3. Kekuatan otot penggunaan selang ngt makanan
makan sudah membaik. pengunyah 4. Monitor berat badan 3.
46
menurun sejak 1 meningkat klien
minggu terakhir, 4. Berat badan 4.
berat badan membaik penurunan berat badan
mengalami 5. Nafsu makan Terapeutik 5.
penurunan dari 65 membaik 5. Fasilitasi menentukan peningkatan/kestabilan
kg menjadi 57 kg, 6. Membran mukosa pedoman diet nutrisi pada klien
bising usus membaik
18x/menit, Kolaborasi 6.
membran mukosa 6. Kolaborasi dengan ahli gizi kalori dan nutrisi yang
pucat, mukosa bibir untuk menentukan jumlah dibutuhkan.
kering, ketika kalori dan jenis nutrien yang
makan dan minum dibutuhkan
sakit untuk
menelan, klien
tampak lemah, dan
makan klien hanya
5sdm.
47
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN I
(TANGGAL: ……………………………………………..)
48
No MASALAH WAKTU IMPLEMENTASI WAKTU EVALUASI (SOAP)
. KEPERAWATAN (JAM) (JAM)
49
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN II
(TANGGAL: ……………………………………………..)
50
No MASALAH WAKTU IMPLEMENTASI WAKTU EVALUASI (SOAP)
. KEPERAWATAN (JAM) (JAM)
51
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN III
(TANGGAL: ……………………………………………..)
52
No MASALAH WAKTU IMPLEMENTASI WAKTU EVALUASI (SOAP)
. KEPERAWATAN (JAM) (JAM)
53
54