Anda di halaman 1dari 54

MODUL PRAKTIK PROFESI NERS

KEPERAWATAN PALIATIF

Laporan Praktik Profesi Ners


Keperawatan Paliatif

NAMA : Agatha Ninda Sekar W

NRP : 9102320008

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA
2021
1
LAPORAN PENDAHULUAN

KASUS I: CA RONGGA MULUT

2.1 DEFINISI

Ca rongga mulut merupakan tumor ganas yang mulai muncul pada mulut yang

melibatkan beberapa jenis jaringan dan sel sehingga mengakibatkan berbagai jenis kanker

(Lippincott & Wilkins, 2012).

Ca rongga mulut adalah keganasan yang terjadi didalam rongga yang dibatasi vermilion

bibir dibagian depan dan arkus faringeus anterior dibagian belakang. Kanker rongga mulut

meliputi kanker bibir gingival, lidah, bukal, dasar mulut, palatum, dan arkus faringeus

anterior (Muttaqin, 2011).

2.2 KLASIFIKASI

Menurut American Joint Commite On Cancer (AJCC) (2011) klasifikasi ca rongga

mulut menggunakan sistem TNM. Sistem TNM terdiri atas T (tumor) atau gambaran dari

level pembesaran tumor, N (nodus) atau sejauh mana keterlibatan nodus limfe sebagai sistem

imun tubuh, dan M (metastase) yaitu suatu kondisi metastasis menggambarkan keterlibatan

organ lain pada bagian distal.

Stadium T Stadium N Stadium M


T0 Tidak ada tampilan N0 Tidak ada keterlibatan M0 Tidak ada penyebaran
tumor nodus limfe
Tis Carcinoma in situ, N1 Terdapat keterlibatan
terdapat massa pada limfatik regional, tetapi
jaringan ukuran nodus ≤ 3 cm
T1 Ukuran tumor ≤ 2 N2 Keterlibatan
T2 Ukuran tumor ≤ 4 pembesaran nodus M1 Kanker menyebar ke
T3 Ukuran tumor ≥ 4 limfe satu atau lebih organ bagian distal
dengan ukuran ≤ 6 cm
T4 Ukuran tumor lebih N3 Keterlibatan
dari 4 dan tertanam homolateral atau
kuat pada otot atau bilateral nodus limfe
tulang atau struktur dengan ukuran 6 cm
lainnya

2
Stadium TNM Keterangan
Stage I T1, N0, M0 Pada stadium ini pembesaran pada jaringan
masih belum dianggap kanker dan tumor tidak
lebih dari 2 cm
Stage II T2, N0, M0 Pada stadium ini tumor tidak lebih 4 cm
Stage III A T3, N0, M0 Pada stadium ini pembesaran melebihi 4 cm,
tetapi tidak didapatkan pembesaran limfe dan
tidak ada metastasis ke organ lain.
Stage III B T1, T2, T3, N1, M0 Pada stadium ini tumor dapat berukuran
kurang 2 cm, dibawah 4 cm atau lebih, tetapi
kanker belum mempengaruhi nodus
homolateral limfatik.
Stage IV A T4, N0, M0 Pada stadium ini tumor melebihi 4 cm dan
tertanam dalam pada otot, tulang, atau strukur
jaringan dibawahnya
Stage IV B Semua T, N2 atau N3, M0 Pada stadium ini tumor bisa berbgai ukuran,
tetapi tertanam dalam otot, tulang, atau strukur
jaringan dibawahnya, serta terdapat
keterlibatan dari nodus homolateral atau
bilateral limfatik
Stage IV C Semua T, N, dan M Pada stadium ini terjadi berbagai situasi baik
berat ukuran tumor, keterlibatan nodus
limfatik dan metastasis ke organ lain.

2.3 ETIOLOGI

Etiologi kanker rongga mulut masih belum diketahui. Sebuah penelitian

mengindikasikan virus seperti herpes simplex virus dan papilloma virus berperan dalam

proses terjadinya ca rongga mulut namun penyebab pastinya masih belum diketahui. Menurut

Muttaqin (2011) terdapat 3 faktor predisposisi yang saling berhubungan yaitu faktor luar,

faktor lokal, dan faktor host.

a. Faktor luar

1. Radiasi ion pada terapi radiasi

Beberapa pasien yang mendapatkan terapi radiasi dan bukan untuk diagnostik

meningkatkan resiko terjadinya kanker rongga mulut.

2. Paparan radiasi matahari secara kronis

3
Paparan sinar mtahari merupakan faktor yang sangat signifikan yang dapat

meningkatkan resiko pada ca rongga mulut akibat paparan langsung radiasi matahari

dalam kurun waktu 15-30 tahun.

3. Merokok

Merokok mempunyai resiko lebih tinggi untuk mengalami ca rongga mulut. Lesi

premaligna dan maligna pada lidah juga mukosa bukal sangat berhubungan dengan

konsentrasi asap rokok yang dihirup secara langsung mempengaruhi jaringan

mukosa rongga mulut.

4. Penggunaan alkohol

Kandungan dari alkohol yang beredar dalam darah diatas 40 gr untuk laki-laki dan

pada perempuan diatas 30 gr setiap hari dapat berakibat kerusakan organ tubuh

khususnya jaringan lunak sel squamosa yang terdapat di dalam rongga mulut.

5. Agen infeksi

Iritasi kronik pada rongga mulut dapat menjadi predisposisi penting terjadinya

kanker pada bibir. Kanker lidah ganas timbul pada tempat yang sesuai dengan

sumber iritasi kronik seperti karies gigi atau gigi busuk dengan kalkus yang banyak

dan juga bisa karena pemasangan gigi palsu yang posisinya tidak cocok.

6. Malnutrisi, avitaminosis, dan perawatan mulut yang kurang

Kondisi malnutrisi yang kurang asupan vitamin dan kurangnya perawatan mulut

merupakan salah satu faktor peningkatan kanker rongga mulut.

b. Faktor lokal

Kebersihan rongga mulut yang tidak adekuat, iritasi kronis, gigi karies, dan

pemasangan gigi palsu.

c. Faktor host

1. Diet

4
Terlihat pada populasi yang mengkonsumsi sayuran yang kaya akan betakarotin dan

buah-buahan yang mengandung asam sitrat. Populasi ini mempunyai insiden kanker

mulut yang rendah.

2. Umur

Banyak terjadi pada usia lanjut karena sering timbul ketidakseimbangan hormon dan

waktu yang lama memberi kesempatan bagi karsinogen untuk menimbulkan kanker.

3. Keturunan

Pengaruh faktor genetik/keturunan adalah neuroblastoma, polip multiple pada usus

esar dan xeroderma pigmentosum.

4. Rangsangan menahun

Penderita ca mulut yang berulang akan menimbulkan radang yang menyebabkan

kerusakan jaringan yang kemudian akan dipulihkan. Kerusakan dan pemulihan

jaringan yang berulang akan mengganggu keseimbangan sel sehingga sel akan

berkembang menjadi kanker.

2.4 PATOFISIOLOGI

Menurut Scully (2016) patofisologi dari kanker rongga mulut yaitu:

Sel- sel kanker terbentuk dari sel-sel normal yang mengalami perubahan kromosomal

alibat pajanan zat karsinogen. Tranformasi tersebut mengakibatkan suatu kecacatan gen yang

diikuti dengan ekspansi klonal. Kecacatan gen yang dimasud menyebabkan deregulasi

pertumbuhan sel dan kematian sel, meliputi ekspresi berlebihan dari onkogen, serta inaktivasi

dari TSGs (tumor suppressor genes). Kombinasi dari kedua hal tersebut mengakibatkan

pertumbuhan sel yang tidak terkontrol dan infiltrasi sel kanker yang mengakibatkan kersukan

sel normal di sekitarnya.

Pada karsinoma sel skuamosa rongga mulut, perubahan TSGs terjadi akibat efek pada

kromosom 3, 9, 11, dan 17. Normalnya TSGs berperan dalam mengendalikan pertumbuhan

5
sel, namun dengan adanya mutasi pada kromosom tersebut, fungsi TSGs dalam menghambat

sinyal pertumbuhan sel menjadi hilang. TSGs yang paling sering teridentifikasi mengalami

kelainan pada keganasan adalah tp16 yang terletak pada kromosom 9 dan tp53 pada

kromosom 17.

Selain kerusakan pada gen TSGs, karsinoma sel skuamosa rongga mulut juga dapat

terjadi akibat kerusakan pada gen yang berperan dalam memicu pertumbuhan sel. Perubahan

pada onkogen mengakibatkan pertumbuhan sel yang tidak terkendali. Onkogen yang paling

sering terlibat adalah epidermal growth factor receptor (EGFR), cylin D1 (PRAD1) yang

terletak pada kromosom 11 dan gen harvey ras (H-ras) yang terletak pada kromosom 17.

2.5 MANIFESTASI KLINIS & KOMPLIKASI

Menurut Permasutha (2021) manifestasi klinis pada kanker rongga mulut dibedakan

berdasarkan tempat terjadinya kanker yaitu:

1. Kanker pada bibir

a. Warna bibir tidak nampak merah muda

b. Bibir tampak kering

c. Adanya ketidaksimetrisan antara bibir atas dan bawah

d. Adanya ulserasi fisura

e. Nyeri pada daerah sekitar bibir

f. Adanya bintik putih atau merah pada bibir

g. Jika terjadi luka, maka sulit sembuh

2. Kanker pada lidah

a. Adanya bintik putih yang berbentuk V pada bagian dorsal lidah

b. Adanya lesi pada mukosa lidah sehingga vena superficial di bawah lidah terlihat

c. Nyeri tekan

d. Kadang disertai mati rasa

6
e. Warna lidah terlihat kemerahan

f. Papila terlihat tipis

3. Kanker pada gusi

a. Terjadinya perdarahan gusi yang hebat

b. Kehilangan gigi

c. Kesulitan untuk mengunyah

d. Timbul rasa sakit ketika mengunyah

4. Kanker di sekitar faring

a. Sulit menelan

b. Sulit berbicara

c. Batuk disertai sputum yang mengandung darah

d. Kemungkinan terjadinya pembesaran nodus limfe servikal

2.6 KOMPLIKASI

Menurut Permasutha (2021) komplikasi kanker rongga mulut diantaranya adalah:

1. Metastasis

2. Nyeri

3. Mual muntah

4. Penurunan BB

5. Gangguan sistem organ

6. Infeksi

7. Kambuh

2.7 PEMERIKSAAN PENUNJANG

Menurut Brunner (2011) pemeriksaan penunjang pada pasien dengan kanker rongga

mulut yaitu:

1. Rontgen

7
a. X-foto mandibula AP, lateral, panoramik, oklusal dikerjakan pada tumor gingiva,

mandibula atau tumor yang melekat pada mandibula

b. X-foto kepala lateral dan waters dikerjakan pada tumor gingiva, maksila atau tumor

yang melekat pada maksila

c. X-foto Hap dikerjakan pada tumor palatum durum

d. X-foto thorax dikerjakan untuk mengetahui adanya metastase paru

2. Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium rutin seperti: darah, urine, SGOT/SGPT, alkali fosfatase,

BUN/kreatinin, albumin, globulin, serum elektrolit, faal hemostatis untuk menilai

keadaan umum dan persiapan operasi.

3. Sitologi mulut

Untuk mengetahui abnormalitas suatu jaringan pada tingkat seluler. Pembacaan hasil

dari pemeriksaan sitologi didasarkan pada skala papanicoleau. Pemeriksaan sitologi

dapat dilakukan dengan dua cara yaitu FNAB dan sitologi eksfoliatifa. sitologi

eksfoliatifa dari spesimen kerokan atau inprint tumor primer dikerjakan pada lesi yang

superfisial.

4. Biopsi

Biposi merupakan pengambilan spesimen baik total atau sebagian untuk pemeriksaan

mikroskopis dan diagnosis. Cara ini merupakan cara yang penting dan dapat dipercaya untuk

menegakkan diagnosa defentif dari lesi-lesi mulut yng dicurigai.

Teknik biopsi memerlukan bagian dari lesi yang mewakili dari tepi jaringan yang

normal. Biopsi dapat dilakukan dengan cara insisional atau eksisional. Biopsi insisional

dipilih apabila lesi permukaan besar (lebih dari 1 cm) dan biopsi eksisional yaitu insisi secara

intoto dilakukan apabila lesi kecil.

8
5. Pemeriksaan toluidine blue

Dilakukan dengan cara berkumur menggunakan suatu larutan. Larutan ini akan

memberikan warna biru pada sel kanker dan pada jaringan yang normal tidak akan menyerap.

Teknik memberikan warna rongga mulut adalah:

a. Kumur dengan larutan asam asetat 1%: 20 detik

b. Kumur dengan air: 20 detik 2 kali

c. Kumur dengan larutan toluidine blue 1% 5-10 cc

d. Kumur lagi dengan larutan asam asetat 1%: 1 menit

e. Kumur dengan air

Pembacaan hasil pemeriksaan dilakukan 24 jam kemudian.

6. Pemeriksaan positron emission tomography (PET)

Pemeriksaan non invasif yang dapat menggambarkan fungsi metabolisme molekuler

dari tubuh pasien secara tiga dimensi dengan menggunakan cairan radiofarma

fluorodeoxyglucose (FDG). PET scan dengan radiofarma FDG akan mendeteksi aktivitas

metabolikdari sel-sel tubuh seperti sel-sel kanker yang mempunyai aktivitas metabolik

berlebih.

Cara kerja PET CT ini adalah dengan menyuntikkan radiofarma FDG ke dalam

pembuluh darah pasien. Radiofarma akan ditangkap sel-sel kanker, karena sel kanker

membutuhkan banyak glukosa dan metabolisme dalam pertumbuhannya. Ketika sel kanker

berkumpul, PET akan mengambil citra dari seluruh tubuh pasien. Pencitraan ini akan

menunjukkan lokasi radiofarma berkumpul. Artinya disitulah lokasi sel-sel kanker yang

hidup.

Pemeriksaan ini dapat mendeteksi tumor < 4 mm, untuk staging memiliki sensitivitas

71% dan spesifitas 99%, sedangkan untuk deteksi kekambuhan sensitivitas 92% dan

spesifitas 81%.

9
2.8 PENATALAKSANAAN

Menurut Permasutha (2021) penatalaksanaan farmakologi yang dapat dilakukan pada

pasien kanker rongga mulut adalah :

1. Pembedahan

Pembedahan dapat dilakukan pada jaringan lunak dan jaringan keras. Sering dilakukan

pembedahan pada kanker yang melibatkan tenggorokan, tetapi dapat juga dilakukan pada

kanker rongga mulut. Pembedahan dilakukan untuk mengangkat keseluruhan lesi untuk

mencegah terjadinya penyebaran sel kanker pada nodul limfa, pembuluh darah, dan saraf.

Setelah pembedahan untuk mengangkat sel kanker, dilakukan pembedahan rekonstruktif

bertujuan untuk mempercepat proses penyembuhan, mengembalikan fungsi, serta

meningkatkan kualitas hidup pasien.

2. Radiasi

Radiasi merupakan pengobatan yang menggunakan sinar ion. Terapi radiasi ini dapat

menghasilkan energi yang bisa menghancurkan sel-sel kanker, dengan menghancurkan sel

DNA pada sel kanker tersebut sehingga sel kanker tersebut tidak dapat berkembang lagi.

Radiasi jarang digunakan sebagai pengobatan yang utama. Radiasi sering digunakan untuk

mengecilkan sel kanker sebelum dilakukan pembedahan, dan untuk mencegah sel kanker

timbul kembali atau untuk menghancurkan sisa-sisa sel kanker yang tidak terambil

keseluruhannya ketika pembedahan.

Dosis yang digunakan pada perawatan ini kecil. Terapi radiasi ini dilakukan lima hari

berturut-turut dan diberikan selang waktu dua hari untuk istirahat. Waktu yang digunakan

untuk terapi radiasi ini antara 10-15 menit. Terapi ini dilakukan antara 2-8 minggu, agar sel

yang baru dapat tumbuh dan meminimalkan efek yang timbul akibat radiasi.

3. Kemoterapi

10
Kemoterapi merupakan salah satu bentuk terapi paliatif, digunakan apabila sel kanker

timbul kembali pada pasien atau telah terjadi metastase. Kemoterapi merupakan terapi yang

menggunakan bahan kimia yang berfungsi untuk menghancurkan sel kanker. Terdapat enam

jenis bahan yang digunakan untuk kemoterapi, di antaranya alkylating agent, nitrosoureas,

anti metabolite, anti tumor antibiotic, plant alkoloid, dan steroid hormone.

Bahan alkylating agent bekerja dengan mengikat DNA di inti sel, sehingga sel-sel

tersebut tidak dapat melakukan replikasi. Contoh bahan ini adalah Cyclophosphamide dan

Mechlorethamine. Bahan nitrosoureas bekerja seperti alkylating agent yaitu menghalangi

perubahan pada sel DNA, misalnya Carmustine dan Lomustine. Bahan anti metabolite dapat

bekerja langsung pada molekul basal inti sel, yang berakibatmenghambat sintesis DNA,

misalnya 6-mercaptopurine dan 5-fluorouracil.

Sementara bahan anti tumor antibiotik bekerja dengan menghambat sintesis RNA,

misalnya Doxorubicin dan Mitomycin-C. Bahan plant alkoloid bekerja dengan menghalangi

pembelahan sel, antara lain Vincristine dan Vinblastine. Sementara bahan steroid hormone

bekerja dengan memodifikasi pertumbuhan hormon yang menyebabkan terjadinya kanker.

Contoh bahan ini adalah Tamoxifen dan Flutamide.

4. Terapi Kombinasi

Bagi pasien yang pertumbuhan sel kanker telah menyebar luas atau telah terjadi

regional metastase dapat dilakukan terapi kombinasi yang terdiri dari pembedahan, radiasi

dan kemoterapi.

5. Perawatan pemulihan setelah operasi

a. Setelah operasi pasien kanker rongga mulut diberikan makanan cair, setelah satu

minggu kemudian berubah menjadi semi-cair.

11
b. Setelah operasi perhatikan warna, suhu dan elastisitas flap pasien kanker rongga mulut,

apabila suhu flap menurun, menunjukkan warna hijau keunguan dan semakin

memburuk, segera melaporkan ke dokter.

c. Secara tepat waktu menghisap keluar sekresi dimulut, hidung dan kerongkongan pasien

kanker rongga mulut, demi menjaga kelancaran saluran pernafasan.

Menurut Permasutha (2021) penatalaksanaan nonfarmakologi yang dapat dilakukan

pada pasien kanker rongga mulut adalah :

1. Edukasi

Edukasi dapat diberikan kepada pasien kanker rongga mulut melalui dokter gigi atau

ahli kesehatan yang lain. Bagi pasien yang sering merokok, mengkonsumsi alkohol,

dan menyirih agar mengurangi atau menghentikan kebiasaan tersebut.

2. Paliatif

Modalitas paliatif merupakan modalitas untuk meningkatkan kualitas hidup pasien,

bukan untuk menyembuhkan. Nyeri dapat diatasi dengan ibuprofen atau

acetaminophen, bila perlu juga dikombinasi dengan morfin. Nutrisi juga perlu

diperhatikan karena banyak pasien kanker rongga mulut sulit menelan.

2.9 PENGKAJIAN

1. Identitas pasien
a. Usia: Banyak terjadi pada usia lanjut
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Nyeri saat menelan atau massa yang tidak sembuh
b. Riwayat penyakit sekarang
Klien datang dengan keluhan nyeri saat menelan dan terdapat massa yang tidak
kunjung sembuh. Perlu ditanyakan pada pasien tentang kesadaran akan adanya lesi atau
area iritasi pada mulut, lidah, atau tenggorokan, riwayat baru sakit tenggorokan atau
sputum berdarah, penggunaan alkohol atau merokok, apakah ada karies gigi atau
pemasangan gigi palsu, serta kurangnya pengetahuan keluarga.

12
c. Riwayat penyakit dahulu
Tanyakan apakah klien pernah mengalami riwayat tumor atau kanker sebelumnya,
dan tanyakan juga apakah klien pernah menderita penyakit infeksi.
d. Riwayat keluarga
Tanyakan apakah ada keluarga klien mengalami riwayat tumor atau kanker pada
mulut.
e. Psikososial
Dalam pemeliharaan kesehatan dikaji tentang perawatan mulut dan bagaimana
pengetahuan klien tentang penyakit kanker rongga mulut.
3. Pemeriksaan fisik pada klien dengan kanker rongga mulut meliputi pemeriksaan fisik
umum per system dari observasi keadaan umum, pemeriksaan tanda-tanda vital, B1
(breathing), B2 (Blood), B3 (Brain), B4 (Bladder), B5 (Bowel), dan B6 (Bone).
a. Pernafasan B1 (breath)
Penyebaran kanker terjadi ke paru-paru, klien tampak batuk, dan terjadi peningkatan
produksi mukus
b. Kardiovaskular B2 (blood)
Adanya iritasi dan pembengkakan pada daerah mukosa sehingga terjadi pendarahan,
suhu klien tinggi.
c. Persyarafan B3 (brain)
- Klien mengeluh sakit di sekitar mulut
- Klien mengatakan mengalami kecacatan/kehilangan bagian tubuh
- Klien tampak kesulitan untuk berkomunikasi
- Klien tampak meringis kesakitan
- Klien tampak ansietas
- TD meningkat
- Frekuensi nadi meningkat
- Muka klien pucat
- Klien tampak gelisah dan tegang
- Skala nyeri 6
- Ulserasi yang mengeras pada rongga mulut
d. Perkemihan B4 (bladder)
Tidak ada masalah
e. Pencernaan B5 (bowel)

13
Klien mengeluh munculnya plak putih di sekitar rongga mulut, klien mengeluh
mulutnya perih dan terasa kering, klien mengeluh sulit menelan, klien sulit untuk
mengunyah, membran mukosa kering, nafsu makan menurun, porsi makan berkurang,
berat badan menurun.
f. Muskuloskeletal atau integument B6 (bone)
Klien mengeluh nyeri pada sekitar rongga mulut, terdapat luka insisi terbuka.
4. Pemeriksaan penunjang
a. Ph menurun
b. Asam laktat meningkat
c. Pemeriksaan sitologi mulut untuk membantu mendiagnosis lesi-lesi di rongga mulut
yang tidak terdiagnosis dengan pemeriksaan klinis saja
d. Biopsi untuk mengetahui apakah seseorang mengalami kanker atau tidak.

ANALISA DATA

NO. DATA PROBLEM ETIOLOGI MASALAH


KEPERAWATAN
1. Ds: Metastasis ke kelenjar Defisit nutrisi
- Klien mengeluh munculnya plak limfe Hal 56 (D.0019)
putih di sekitar rongga mulut ↓
- Klien mengeluh mulutnya perih Pembesaran pada
dan terasa kering tonsil
- Klien mengeluh sulit menelan ↓
Gangguan mengunyah
Do: ↓
Nafsu makan
- Membran mukosa kering
berkurang
- Nafsu makan menurun ↓
Intake tidak adekuat
- Porsi makan berkurang ↓
Defisit nutrisi
- Berat badan menurun
- Ulserasi yang mengeras pada
rongga mulut
- Ph menurun
- Asam laktat meningkat
2. Ds: Metastasis ke kelenjar Gangguan menelan
- Klien mengeluh munculnya plak limfe Hal 142 (D.0063)
putih di sekitar rongga mulut ↓
- Klien mengeluh mulutnya perih Pembesaran pada
dan terasa kering tonsil

Do: Gangguan mengunyah

14
- Ulserasi yang mengeras pada Nafsu makan
rongga mulut. berkurang

Intake tidak adekuat

Gangguan menelan
3. Ds: Merangsang Nyeri akut
- Klien mengeluh sakit di sekitar pengeluaran mediator Hal 172 (D.0077)
mulut inflamasi

Do: Merangsang
bradikinin
- Adanya iritasi pada daerah mukosa

- Klien tampak meringis kesakitan
Merangsang
- Skala nyeri 6
nosiseptor
- Ulserasi yang mengeras pada

rongga mulut.
Impuls dikirim ke
- Klien tampak gelisah
kornu dorsalis medulla
- TD meningkat
spinalis

Impuls dikirim ke
thalamus

Korteks cerebri

Interpretasi nyeri

Nyeri akut
4. Ds: Ulkus keras dengan Ansietas
- Klien khawatir dengan kondisi tepi menonjol Hal 180 (D.0080)
yang dihadapi ↓
- Klien tampak kesulitan untuk Membutuhkan proses
berkomunikasi penyembuhan yang
lama
Do: ↓
Perubahan status
- TD meningkat
kesehatan
- Frekuensi nadi meningkat

- Muka klien pucat
Krisis situasi
- Klien tampak gelisah dan tegang

Ansietas
5. Ds: Ulkus keras dengan Defisit pengetahuan
- Klien mengatakan tidak tahu tepi menonjol Hal 246 (D.0111)
kenapa massa pada rongga ↓
mulutnya tidak kunjung sembuh. Membutuhkan proses
penyembuhan yang
Do: lama

- Klien tampak terlihat bingung
Perubahan status
kesehatan

15

Krisis situasi

Kurang terpapar
informasi

Kesalahan
interprestasi

Defisit pengetahuan
6. Ds: Merangsang Gangguan citra
- Klien mengatakan mengalami pengeluaran mediator tubuh
kecacatan/kehilangan bagian inflamasi Hal 186 (D.0083)
tubuh. ↓
Merangsang histamin
Do: ↓
Peningkatan
- Klien tampak menghindari untuk
permeabilitas kapiler
melihat bagian tubuh yang hilang

- Klien tampak malu
Ekstravasasi cairan
dari intravaskular ke
interstitial

Edema

Gangguan citra
tubuh
7. Ds: Merusak sel normal Hipertermia
↓ Hal 284 (D.0130)
Do: Gangguan
metabolisme
- Suhu klien tinggi

- Kulit teraba hangat
Asam laktat
meningkat dan Ph
menurun

Mempengaruhi
imunosupiesor

Demam

Hipertermia
8. Ds: Metastasis ke paru- Bersihan jalan
paru napas tidak efektif
Do: ↓ Hal 18 (D.0001)
Merangsang sel goblet
- Klien tampak batuk

- Terjadi peningkatan produksi
Peningkatan produksi
mukus
mukus
- Klien tampak gelisah

16
Batuk

Bersihan jalan napas
tidak efektif
9. Ds: Kanker rongga mulut Resiko pendarahan
- Klien mengeluh sakit di sekitar ↓ Hal 42 (D.0012)
mulut Menyebabkan iritasi
pada sel dan merusak
Do: jaringan

- Adanya iritasi dan pembengkakan
Swelling
pada daerah mukosa sehingga

terjadi pendarahan
Resiko pendarahan
- Klien tampak lemas
10. Ds: Post operasi Resiko infeksi
- Klien mengeluh nyeri pada sekitar ↓ Hal 304 (D.0142)
rongga mulut. Luka insisi

Do: Adanya luka terbuka

- Terdapat luka insisi terbuka
Port de entry

Resiko infeksi

17
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan makanan yang dibuktikan


dengan klien mengeluh munculnya plak putih di sekitar rongga mulut, klien mengeluh
mulutnya perih dan terasa kering, klien mengeluh sulit menelan, membran mukosa
kering, nafsu makan menurun, porsi makan berkurang, berat badan menurun, ulserasi
yang mengeras pada rongga mulut, Ph menurun, asam laktat meningkat.
2. Gangguan menelan berhubungan dengan kanker rongga mulut yang dibuktikan dengan
klien mengeluh munculnya plak putih di sekitar rongga mulut, klien mengeluh mulutnya
perih dan terasa kering, ulserasi yang mengeras pada rongga mulut.
3. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis yang dibuktikan dengan klien
mengeluh sakit di sekitar mulut, adanya iritasi pada daerah mukosa, klien tampak
meringis kesakitan, skala nyeri 6, ulserasi yang mengeras pada rongga mulut, klien
tampak gelisah, dan TD meningkat.
4. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional yang dibuktikan dengan klien khawatir
dengan kondisi yang dihadapi, klien tampak kesulitan untuk berkomunikasi, TD
meningkat, frekuensi nadi meningkat, muka klien pucat, klien tampak gelisah dan
tegang.
5. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi yang dibuktikan
dengan klien mengatakan tidak tahu kenapa massa pada rongga mulutnya tidak kunjung
sembuh, dan klien tampak terlihat bingung.
6. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan fungsi tubuh yang dibuktikan
dengan klien mengatakan mengalami kecacatan/kehilangan bagian tubuh, klien tampak
menghindari untuk melihat bagian tubuh yang hilang, klien tampak malu.
7. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit yang dibuktikan dengan suhu klien
tinggi, kulit klien teraba hangat.
8. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan proses infeksi yang dibuktikan
dengan klien tampak batuk, terjadi peningkatan produksi mukus, klien tampak gelisah.
9. Resiko pendarahan berhubungan dengan kanker rongga mulut yang dibuktikan dengan
klien mengeluh sakit di sekitar mulut, adanya iritasi dan pembengkakan pada daerah
mukosa sehingga terjadi pendarahan, klien tampak lemas.
10. Resiko infeksi berhubungan dengan kanker rongga mulut yang dibuktikan dengan klien
mengeluh nyeri pada sekitar rongga mulut, terdapat luka insisi terbuka.

18
INTERVENSI KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA TUJUAN & INTERVENSI RASIONAL


KEPERAWATAN KRITERIA
HASIL

1. Defisit nutrisi Setelah Manajemen Observasi


berhubungan dengan dilakukan nutrisi 1. Untuk mengetahui
ketidakmampuan tindakan Observasi status nutrisi klien
menelan makanan keperawatan 1. Identifikasi sehingga dapat
yang dibuktikan selama 3x24 status nutrisi menentukan
dengan klien jam diharapkan intervensi yang
mengeluh munculnya status nutrisi 2. Identifikasi diberikan
plak putih di sekitar teratasi dengan alergi dan
rongga mulut, klien kriteria hasil: intoleransi 2. Supaya dapat
mengeluh mulutnya 1. Porsi makanan dilakukan
perih dan terasa makanan intervensi dalam
3. Monitor berat pemberian
kering, klien mengeluh yang
badan makanan
sulit menelan, dihabiskan
membran mukosa meningkat Terapeutik 3. Agar dapat
kering, nafsu makan 1. Fasilitasi
2. Kekuatan mengetahui
menurun, porsi makan menentukan
otot penurunan berat
berkurang, berat badan pedoman diet
pengunyah badan
menurun, ulserasi
yang mengeras pada meningkat Kolaborasi Terapeutik
rongga mulut, Ph 1. Kolaborasi 1. Membantu
3. Kekuatan
menurun, asam laktat pemberian peningkatan/kestabi
otot menelan
meningkat. medikasi lan nutrisi pada
meningkat
Hal 56 (D.0019) sebelum klien
4. Sariawan makan (mis.
menurun pereda nyeri, Kolaborasi
antiemetik). 1. Mengatasi nyeri
5. Berat badan atau menghilangkan
membaik Hal 200 (L.03119) rasa mual muntah.
6. Imt
membaik
7. Frekuensi
makan
membaik
8. Nafsu
makan
membaik
9. Bising usus
membaik
10. Membran
mukosa

19
membaik
Hal 121
(L.03030)
2. Gangguan menelan Setelah Terapi menelan Observasi
berhubungan dengan dilakukan Observasi 1. Untuk mengetahui
kanker rongga mulut tindakan 1. Monitor tanda tingkat kelelahan
yang dibuktikan keperawatan kelelahan saat pasien dalam
dengan klien selama 3x24 makan, mencerna makanan
mengeluh munculnya jam diharapkan minum, dan Terapeutik
plak putih di sekitar status menelan menelan 1. Untuk
rongga mulut, klien teratasi dengan Terapeutik mempermudah
mengeluh mulutnya kriteria hasil: 1. Fasilitasi pasien menelan
perih dan terasa 1. Reflek meletakkan makanan
kering, ulserasi yang menelan makanan di 2. Membantu pasien
mengeras pada rongga meningkat belakang menelan makanan
mulut. 2. Kemampua mulut secara maksimal
Hal 142 (D.0063) n 2. Berikan Kolaborasi
mengunyah perawatan 1. Untuk
meningkat mulut, sesuai meningkatkan
3. Usaha kebutuhan status kesehatan
menelan Kolaborasi pasien.
meningkat 1. Kolaborasi
4. Batuk dengan tenaga
menurun kesehatan lain
5. Muntah dalam
menurun memberikan
6. Gelisah terapi secara
menurun bertahap
7. Produksi meningkatkan
saliva konsistensi
membaik makanan
8. Penerimaan pasien.
makanan Hal 428 (L.03144)
membaik
Hal 118
(L.06052)
3. Nyeri akut Setelah Manajemen Observasi
berhubungan dengan dilakukan nyeri 1. Untuk mengetahui
agen pencedera tindakan Observasi tingkat nyeri pasien
fisiologis yang keperawatan 1. Identifikasi 2. Membantu dalam
dibuktikan dengan selama 3x24 lokasi, mengidentifikasi
klien mengeluh sakit jam diharapkan karaktersitik, derajat nyeri
di sekitar mulut, tingkat nyeri durasi, kebutuhan untuk
adanya iritasi pada teratasi dengan frekuensi, analgesik
daerah mukosa, klien kriteria hasil: kualitas, 3. Mengetahui
tampak meringis 1. Keluhan intensitas keadaan tidak
kesakitan, skala nyeri nyeri nyeri menyenangkan
6, ulserasi yang menurun 2. Identifikasi klien yang tidak

20
mengeras pada rongga 2. Meringis skala nyeri sempat dan tidak
mulut, klien tampak menurun 3. Identifikasi bisa digambarkan
gelisah, dan TD 3. Gelisah respon nyeri oleh klien
meningkat. menurun non verbal Terapeutik
Hal 172 (D.0077) 4. Muntah Terapeutik 1. Untuk mengurangi
menurun 1. Berikan nyeri yang
5. Mual teknik dirasakan oleh
menurun nonfarmakolo pasien
6. Frekuensi gis untuk 2. Dapat mengurangi
nadi mengurangi ketidaknyamanan
membaik rasa nyeri Edukasi
7. Tekanan 2. Kontrol 1. Untuk melepaskan
darah lingkungan tegangan emosional
membaik yang dan otot atau
8. Nafsu memperberat mengurangi rasa
makan rasa nyeri nyeri
membaik Edukasi Kolaborasi
Hal 145 1. Ajarkan 1. Untuk
teknik menghilangkan
(L.08066)
nonfarmakolo nyeri secara
gis untuk farmakologi.
mengurangi
rasa nyeri
Kolaborasi
1. Kolaborasi
pemberian
analgesik.
Hal 201 (L.08238)

DAFTAR PUSTAKA

American Joint Commite On Cancer (AJCC). (2011). AJCC Cancer Staging Manual. Edisi 8.

New York: Springer.

Brunner. (2011). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8. Jakarta: EGC.

Lippincott & Wilkins. (2012). Oral And Oropharyngeal Cancer. USA: Phyladelphia.

Muttaqin. (2011). Gangguan Gastrointestinal: Aplikasi Asuhan Keperawatan Medikal

Bedah. Jakarta: Salemba Medika.

Permasutha. (2021). Tinjauan Atas Kanker Rongga Mulut. Jurnal Cermin Dunia Kedokteran,

48(3), 133-137.

21
Scully. (2016). Scully’s Handbook Of Medical Problems In Dentistry E-Book 1st Edition.

Inggris: Churchill Livingstone.

22
LAMPIRAN 1.

WEB OF CAUSATION

Virus (herpes Genetik/keturunan Sinar ultraviolet Alkohol dan Agen infeksi


simplex virus dan merokok (karies gigi dan
pappiloma virus) pemasangan gigi
Penyimpangan Menembus palsu)
genetik lapisan kulit luar Mengandung
dan lapisan kulit karsinogen
Ditularkan melalui
hubungan seksual dalam Tubuh
secara oral Terbentuk merespon
tumor Menyebabkan adanya benda
Terjadi kerusakan iritasi pada sel asing dan
DNA dan merusak iritasi
Virus menyentuh
dan masuk ke Sel tumbuh jaringan
dalam mukosa secara
berlebihan dan Menyebabkan Sel tumbuh
tidak perubahan sifat secara
terkendali sel dan proses berlebihan dan
apoptosis tidak
terganggu terkendali

CA RONGGA
MULUT

B1 B2 B3

Ulkus keras
Metastasis ke Menyebabkan dengan tepi Merangsang
paru-paru iritasi pada sel menonjol pengeluaran Merangsang
dan merusak mediator histamin
jaringan inflamasi
Merangsang Membutuhkan
sel goblet Peningkatan
proses permeabilitas
Swelling Merangsang bradikinin
penyembuhan kapiler
yang lama
Peningkatan
produksi MK: Resiko Merangsang nosiseptor
mukus perdarahan Perubahan Ekstravasasi
proses kesehatan cairan dari
Impuls dikirim ke kornu intravaskuler
Batuk dorsalis medulla spinalis ke interstitial
Kurang terpapar Krisis situasi
informasi
MK: Bersihan Edema
jalan napas MK: Ansietas Impuls dikirim ke
tidak efektif MK: Defisit thalamus
pengetahuan
23
Korteks cerebri MK:
Gangguan citra
tubuh
Interpretasi
nyeri

MK: Nyeri
akut

B5 B6

Post operasi
Merusak sel Metastasis ke
normal kelenjar limfe
Luka insisi

Gangguan Pembesaran
metabolisme pada tonsil Adanya luka
terbuka

Asam laktat Gangguan


meningkat dan mengunyah Port de entry
Ph menurun

Nafsu makan MK: Resiko


Mempengaruhi berkurang infeksi
imunosupiesor
Intake tidak MK:
adekuat Gangguan
Demam
menelan

MK: Defisit
MK: nutrisi
Hipertermia

24
ASUHAN KEPERAWATAN PALIATIF (KOMUNITAS)

PADA KLIEN DENGAN:


CA RONGGA MULUT

NO. REG : 136309


TANGGAL : 21 April 2021
WAKTU : 08.00

I. IDENTITAS PASIEN
1. Nama : Tn. F (L/P)
2. Umur : 40 tahun
3. Alamat : Sby
4. Pekerjaan : Pegawai swasta
5. Pendidikan : SMA
6. Status Perkawinan : Sudah menikah
7. Agama : Islam
8. Suku Bangsa : Jawa
9. Status Pasien : Rawat Jalan
Rawat Inap √
10. Status Rujukan : Dirujuk dari :-
Datang sendiri : pasien datang ke IGD RS Widya Mandala
pada dini hari
11. Diagnosis Rujukan: Ca rongga mulut
12. Data Keluarga Tinggal Satu Rumah:
No. Nama Umur Gender Hub. dgn Pendidikan Pekerjaan Status
(Inisial) (th) (L/P) Pasien Kesehatan
1 Tn. F 40 tahun L Pasien SMA Pegawai Ca rongga
swasta mulut
2 Ny. E 36 tahun P Istri SMA Pedagang Sehat
3 An. A 20 tahun L Anak SMA Pedagang Sehat
4 An. E 15 tahun P Anak SMP Murid Sehat

13. Genogram Keluarga :

Tn. F
(40th)
Ca rongga
mulut

25
KETERANGAN :

: Perempuan

: Laki-laki

: meninggal

: Pasien

: tinggal 1 rumah

II. ANAMNESIS

1. Keluhan Utama :
Nyeri pada tenggorokan, sulit untuk menelan

2. Riwayat Penyakit Sekarang :


Klien masuk ke IGD pada tanggal 21 April 2021 jam 03.00 dengan keluhan nyeri
pada tenggorokan, lalu klien dilakukan pemeriksaan rontgen yang hasilnya
terdapat lesi berwarna putih di dalam rongga mulut dan adanya benjolan 4 cm
kemudian pasien diminta untuk rawat inap terlebih dahulu, dan pasien masuk ke
ruang rawat inap jam 07.30 dengan keluhan yang sama yaitu nyeri hebat pada
tenggorokan dan muncul plak putih di dalam rongga mulut. Klien juga
mengatakan bahwa selama 1 minggu terakhir nafsu makan klien menurun karena
setiap makan tenggorokan perih dan mulut juga kering, sehingga berat badan
mengalami penurunan dari 65 kg menjadi 57 kg. Istri klien juga mengatakan
sebelum masuk rumah sakit klien diberi minuman penyegar tenggorokan tetapi
tidak ada efeknya, sehingga klien tampak tersiksa dan memejamkan matanya
ketika ingin menelan ludah karena merasakan nyeri, klien juga tidak bisa makan
dan minum air dengan nyaman. Klien tampak gelisah dan meringis kesakitan.

3. Riwayat Penyakit Dahulu :


Klien mengatakan sebelumnya tidak pernah mengalami Ca rongga mulut, hanya
mengalami sariawan yang cukup lama.

1) Riwayat Penyakit Kronis :


Tidak ada. Klien belum pernah masuk RS.

2) Riwayat Penyakit Alergi :


Tidak ada alergi apapun.

26
4. Riwayat Penyakit Keluarga :
Klien mengatakan tidak ada riwayat keluarga yang mengalami penyakit kanker.

5. Faktor Keturunan : Ya/Tidak Jenis : -

6. Genogram Penyakit:

Tn. F
(40th)
Ca rongga
mulut

KETERANGAN :

: Perempuan

: Laki-laki

: meninggal

: Pasien

: tinggal 1 rumah

III. PEMERIKSAAN FISIK


1. Sistem Pernafasan
a. Pengembangan paru : √ simetris ◊ asimetis
b. Keluhan : ◊ Sesak ◊ Batuk RR: 20 kali/menit.
c. Irama nafas : √ Teratur ◊ Tidak Teratur
d. Suara nafas √ Vesikuler ◊ Bronko Vesikuler
◊ Ronchi ◊ Wheezing Masalah Keperawatan
e. Sputum ◊ Encer ◊ Kental Tidak ada masalah
Warna : - keperawatan
f. Lain-lain: Tidak ada

27
2. Sistem Kardiovaskuler
a. Keluhan nyeri dada ◊ Ya √ Tidak
b. Suara Jantung √ Normal ◊ Tidak Normal
c. CRT √ < 3 dtk ◊ > 3 dtk
d. Konjuctiva pucat ◊ Ya √ Tidak Masalah Keperawatan
Tidak ada masalah
e. Tensi : 120/80mmhg Nadi : 85x/menit Suhu : 37⁰C
keperawatan
Lain-lain: Tidak ada

3. Sistem Persarafan
a. Kesadaran : compos mentis GCS (EVM): E4 V5 M6
b. Pupil : √ Isokor ◊ Anisokor
Diameter : 3 / 3 mm Reflek cahaya : + / +
c. Reflek fisiologi : √ Ada ◊ Tidak
d. Reflek patologi : -
e. Gangguan persepsi sensorik : ◊ Ya √ Tidak Masalah Keperawatan
Pusing : …….. ◊ Ya √ Tidak Tidak ada masalah
Kebutuhan tidur : 7 jam/hari keperawatan
f. Lain-lain: Tidak ada

4. Sistem Perkemihan
a. Keluhan: ◊ Kencing menetes ◊ Inkontinensia ◊ Retensi
◊ Disuria ◊ Hematuria ◊ Anuria
b. Produksi Urine : 1200 ml/hari ◊ Warna: kuning jernih
√ Bau: amoniak
Masalah Keperawatan
c. Intake cairan: ◊ Oral 100cc/hari
Tidak ada masalah
◊ Parenteral : ……… cc/hari keperawatan
Status balance cairan: 1000 cc
d. Lain-lain: Klien mengatakan sulit makan dan minum karena nyeri telan yang
dirasakan

5. Sistem Pencernaaan
a. Terpasang NGT : ◊ Ya √ Tidak
Jumlah cairan keluar : - Karakteristik : -
b. Abdomen : ◊ Nyeri tekan ◊ Luka operasi ◊ Jejas ◊ Kolostomi
◊ Supel ◊ Flet ◊ Distensi
c. Bising usus : 18 kali/menit
d. Keluhan: Mual ◊ Ya √ Tidak
Muntah ◊ Ya √ Tidak Jumlah :
Nyeri telan: √ Ya ◊ Tidak
e. Diare / konsipasi / melena : -
Jumlah : - Karakteristik :-
f. Kebiasaan BAB: 4 kali/minggu.
g. Jadwal makan : 3 Kali/hari.
h. Jenis makanan: nasi, sayur, dan lauk
28
i. Porsi makan : 3-5 sendok makan ◊ Habis √ Tidak
j. Lain-lain: klien mengatakan tenggorokan nyeri pada saat makan dan minum.

Masalah Keperawatan
Gangguan menelan, Nyeri
akut, Defisit nutrisi

6. Sistem Muskuloskeletal dan Integumen


a. Pergerakan sendi : √ Bebas ◊ Terbatas
b. Kelainan ekstremitas : ◊ Ya √ Tidak
c. Kelainan tulang belakang : ◊ Ya √ Tidak
d. Fraktur : ◊ Luas ◊ Bersih ◊ Kotor
e. Traksi/Spalk/Gips : ◊ Ya √ Tidak
f. Kompartemen sindrom : ◊ Ya √ Tidak
g. Kulit: ◊ ikterik ◊ Sianosis ◊ Kemerahan ◊ Hiperpigmentasi
h. Akral : √ Hangat ◊ Panas ◊ Dingin √ Kering ◊ Basah
i. Turgor : √ Baik ◊ Kurang ◊ Jelek
j. Luka jenis : ◊ Luas ◊ Bersih ◊ Kotor Masalah Keperawatan
Tidak ada masalah
k. Lain-lain: tidak ada keluhan
keperawatan

IV. STATUS PSIKOLOGIS


1. Komunikasi : terbuka / lancar / terputus-putus / bahasa non-verbal / mutisme

2. Kondisi emosional saat ini: marah / sedih / takut / stress / bingung / putus asa
harga diri rendah (HDR) / gangguan body image / menarik diri / lain-lain
3. Pemahaman tentang penyakit & harapan hidup
A. Pasien : Sudah tahu : sejak kapan? Sejak masuk RS
Fase: denial / anger / bargaining / depresi / acceptance
Belum tahu  ingin tahu / tidak mau tahu
Tanggapan pasien tentang penyakitnya dan masa depannya:
Klien mengatakan takut kalau tidak bisa sembuh

29
B. Keluaga : Sudah tahu : sejak kapan? Sejak suaminya masuk ke RS
Fase: denial / anger / bargaining / depresi / acceptance
Belum tahu  ingin tahu / tidak mau tahu

Tanggapan keluarga terhadap pasien:

istr
Istri klien mengatakan selalu menguatkan suaminya dan mendoakan agar penyakit
yang diderita cepat membaik

4. A. Mood : normal / cemas / gangguan insight / preokupasi


B. Afek : serasi / tidak serasi

5. Proses pikir : Jernih / bingung / gangguan insight / preokupasi


6. Hubungan Interpersonal : biasa / dingin / menarik diri / cari kambing hitam

7. Persepsi : normal / halusinasi / ilusi / depersonalisasi / derealisasi

8. Arti nyeri/sakit: hukuman / tantangan / musuh / kegagalan / nilai positif /

cobaan

9. Kemauan : wajar / menurut / meningkat / negativistik / ambivalen

Masalah Keperawatan
Tidak ada masalah keperawatan

V. STATUS SOSIAL
1. Pekerjaan pasangan pasien:
PNS / Swasta / Wirausaha / buruh / petani / pensiunan / dagang / tidak bekerja
2. Yang dominan merawat pasien sehari-hari :
√ Pasangan Tetangga
√ Anak √ Perawat / tenaga kesehatan lain
Orang tua Anggota keluarga lain
Tidak ada yang merawat
30
3. Hubungan pasien dengan lingkungannya: baik / menarik diri / isolasi sosial /
kurang interaksi / lain-lain ..............................................................................
4. Hubungan pasien dengan keluarganya: harmonis / konflik / lain-lain ..........
5. Bagaimana keadaan dan aktivitas pasien saat ini?
Masih mampu mengerjakan sendiri
√ Sebagian dengan bantuan orang lain
Dengan menggunakan alat bantu
Selalu tergantung orang lain
Hanya tiduran saja
Lain-lain (jelaskan!)

Masalah Keperawatan
Tidak ada masalah keperawatan

VI. STATUS KULTURAL


1. Adakah kebiasaan pasien terkait budaya yang dianut yang mempengaruhi
kondisi kesehatan pasien saat ini? Jelaskan!
Tidak ada
2. Apakah budaya yang dianut pasien mempengaruhi konsumsi obat-obatannya?
Apakan pasien mengkonsumsi obat-obatan herbal / jamu / ramuan / dll? Jelaskan!
Tidak ada
3. Bagaimana upaya pasien dan keluarga dalam mencari fasilitas pelayanan
kesehatan? Apakah budaya yang dianut juga mempengaruhi perilaku ini? Apakah
pasien berobat ke alternatif / pengobatan tradisional / pemuka agama / dukun-orang
pintar / dll?
Tidak ada
4. Apakah budaya yang dianut pasien mempengaruhi gaya hidup pasien (terkait
kesehatan)? Jelaskan!
Tidak ada

Masalah Keperawatan
Tidak ada Masalah Keperawatan
31
VII. STATUS SPIRITUAL
1. Bagaimana kebiasaan beribadah pasien selama sakit? Jelaskan!
Klien masih melaksanakan sholat diatas tempat tidur
2. Apakah pasien masih berpartisipasi aktif dalam aktivitas keagaamaan di lingkungannya?
Jelaskan!
Tidak. Karena klien masih harus rawat inap di rumah sakit
3. Apa persepsi pasien tentang penyakit yang diderita terhadap kepercayaannya? Jelaskan!
Klien mengatakan hanya bisa pasrah dan klien selalu berdoa kepada Tuhan agar bisa cepet
sembuh dan bisa cepat keluar dari rumah sakit

Masalah Keperawatan
Tidak ada Masalah Keperawatan

VIII. KEADAAN TEMPAT TINGGAL DAN LINGKUNGAN


1. Status tempat tinggal: milik sendiri / sewa-kontrak / menumpang pada keluarga /
menumpang pada orang lain / tidak tetap-berpindah / lain-lain .................................................
2. Jenis bangunan: permanen / semipermanen / tidak permanen / lain-lain ......................
3. Lantai: keramik / semen / tanah / ubin / lain-lain .........................................................
4. Ventilasi: baik / kurang Jumlah: 4
5. Pencahayaan: baik / kurang
6. Kebersihan rumah: baik / kurang
7. Kebersihan lingkungan tempat tinggal: baik / kurang

Masalah Keperawatan
Tidak ada Masalah Keperawatan

32
IX. PEMERIKSAAN PENUNJANG (bisa terlampir)
1. Laboratorium :
Nama pemeriksaan Hasil Nilai rujukan
Hb 13,4 g/dl 13,5-17,5 g/dl
Leukosit 14,43/ul 5,0-10,0 103/ul
Trombosit 291 103/ul 150-400 103/ul
Hct 41 /ul 33-49 /ul
Eritrosit 4,58 106/ul 4,3-5,7 106/ul
MCV 87,6 fl 80-100 fl
MCH 29,3 pg 26-34 pg
2. Fokus rongga mulut : pada inspeksi mulut terlihat sebuah limfa nodus pada
kelenjar submandibular sangat terasa di sisi kiri, berukuran 4 cm, yang lunak dan
konsistensi terasa keras. Pada pemeriksaan intraoral, lesi ulcero-proliferasi tampak jelas
pada mandibula kiri, berukuran sekitar 4 x 5 cm. Berbentuk tidak teratur dan meluas ke
dasar mulut. Pusat lesi terdiri dari rawa keputihan. Lesi lembut pada palpasi dengan
basis indurasi, di samping itu ada tanda seperti kawah akibat adanya ulkus pada
perbatasan vermilion kiri bibir.
3. Pemeriksaan penunjang : klien dilakukan pemeriksaan insisi biopsi untuk
menegakkan diagnosis secara histopatologi, tampak sel skuamosa karsin.

X. DIAGNOSIS MEDIS
A. Utama : Ca rongga mulut
Stadium : III B
Staging : T3 N1 M0
B. Paliatif
 Nyeri : jenis : Nosiseptif somatic tulang
Nosiseptif somatic bukan tulang
√ Nosiseptif visceral
Deaferentasi : terus menerus / iontermitten

Sifat : Akut √ kronis


Derajat : ringan sedang √ berat
Penyebab: √ Akibat tumor
Akibat pengobatan tumor
Lain-lain

33
 Keluhan selain nyeri : Klien mengatakan sulit menelan makanan dan
minuman
XI. TERAPI
1. fluorouracil 1g/hari
2. asetaminofen 650mg/6jam

SKALA STATUS PENAMPILAN KARNOFSKY


TANGGAL 21 22 23
A. Mampu 100 Normal tanpa keluhan, tidak ada kelainan
melaksanakan aktifitas 90 Mampu melaksanakan kegiatan normal, √
norma, tidak perlu keluhan dan gejala minimal
perawatan khusus
80 Melaksanakan kegiatan normal dengan √ √
bantuan, dijumpai beberapa gejala dan
tanda-tanda penyakit
B. Tidak mampu 70 Mampu merawat diri sendiri, tak mampu
bekerja tetapi dapat melaksanakan kegiatan normal/bekerja
tinggal di rumah, 60 Memerlukan bantuan khusus, tapi masih
memerlukan berbagai sanggup memenuhi kebutuhan pokok
tingkat bantuan untuk dirinya sendiri
50 Memerlukan bantuan dan pengobatan √ √ √
medis
C. Tidak mampu 40 Memerlukan bantuan sosial dan medis
merawat diri sendiri, 30 Memerlukan perawatan di rumah sakit,
meskipun kematian belum mengancam
baik di institusi maupun
20 Harus dirawat di rumah sakit, diperlukan √ √ √
dirumah sakit, penyakit pengobatan suportif
dapat menjadi progresif 10 Maribud penyakit menjadi progresif
dengan cepat dan fatal
0 Meninggal dunia

34
BRIEF PAIN INVENTORY (BPI)
(Pengkajian Fokus Nyeri)

Apakah Saudara merasa nyeri sehubungan dengan penyakit Saudara derita sekarang?
1. Ya
2. Tidak
3. Tidak Tahu
Saat pertama kali diagnosa ditegakkan, apakah nyeri merupakan salah satu gejala?
1. Ya
2. Tidak
3. Tidak Tahu
Apakah Saudara dibedah satu bulan terakhir?
1. Ya
2. Tidak
Apakah Saudara mengalami nyeri (bukan nyeri biasa) satu minggu terakhir?
1. Ya
2. Tidak

DATA FOKUS
Riwayat nyeri : Ya Sejak : 1 minggu terakhir
Tidak
 Frekuensi : Terus menerus
Kadang-kadang dengan gerakan
Istirahat Lain-lain

 Lokasi (arsirlah!)

35
 Kualitas : tajam / sharp √ aching / sakit √ throbbing / berdenyut
pressure like / seperti ditekan √ gnawing / perih sekali √
rasa tertarik / dragging rasa terjepit / squeezing
rasa seperti diremas nyeri kolik / coliky
pain burning / rasa terbakar stinging / sengatan listrik
seperti ditusuk / lancinating numb / matirasa / kaku
parestesi / kesemuatan

 Skala nyeri

Dalam 1 minggu terakhir


Nyeri paling ringan :4
Nyeri paling berat :8
Nyeri rata-rata :6
Nyeri saat ini :6

 Aktivitas sehari hari : terganggu / tidak terganggu

 Tidur : terganggu / tidak terganggu\

Pengobatan yang sudah diterima

 Obat : Dapat / Tidak

No Nama Dosis Sejak Hasil


1. fluorouracil 1g/hari 21-04-2021 Belum membaik
2. asetaminofen 650mg/6jam 21-04-2021 Belum membaik

 Operasi : belum pernah


 Radioterapi : belum pernah
 Kemoterapi : belum pernah
 Rehabilitasi : belum pernah
 Komplemen tx : belum pernah
 Alternatif : belum pernah

36
Isilah No. 1 s/d 4 dengan melengkapi satu angka antara 0 = 10
1. Derajat nyeri paling berat dalam satu minggu terakhir
8
2. Derajat nyeri paling ringan dalam satu minggu terakhir:
4
3. Derajat nyeri rata-rata sehari :6
4. Derajat nyeri saat ini: 6
Lingkari nomor yang sesuai dengan keadaan penderita
5. Nyeri membaik karena:
1. Terapi panas
2. Obat
3. Istirahat
4. Lain-lain (sebutkan)........................................................................................................
6. Nyeri menghebat bila:
1. Berjalan
2. Berdiri
3. Mengangkat
4. Lain-lain (sebutkan) menelan ludah, makan, dan minum
7. Pengobatan / tindakan medik yang sedang Saudara terima untuk mengatasi nyeri:
pengobatan
8. Pengobatan / tindakan medik yang Saudara terima pada minggu terakhir, dapat
memberikan perbaikan seberapa jauh?
0% 10% 20% 30% 40% 60% 70% 80% 90% 100%
Tanpa perbaikan baik sempurna
9. Setelah minum obat penghilang nyeri, beberapa jam kemudian timbul kembali?
1. Obat-obatan tidak menolong sama sekali
2. Satu jam
3. Dua jam
4. Tiga jam
5. Empat jam
6. Lima dari 12 jam
7. Lebih dari 12 jam
8. Saya tidak minum obat

37
10. Saya yakin nyeri saya karena
1. Akibat pengobatan
2. Penyakit utama
3. Kondisi medik lain yang tidak berhubungan dengan penyakit utama
11. Sifat Nyeri : (Jawablah Ya = 1 atau Tidak = 2 untuk tiap-tiap pertanyaan)
- Cekot-cekot ya............... - Tajam ya............... - Menembus ya...................
- Berdenyut Tidak......... - nyeri tekan ya............... - menjengkelkan ya.............
- Menyentak ya............... - membakar Tidak......... - rasa tebal Tidak................
- Menusuk ya............... - menguras tenaga Tidak..... - tidak karuan ya.................
- Menggigit Tidak......... - membosankan ya.............. - tak tertahankan ya.............
12. Nyeri mempengaruhi diri Saudara dalam satu minggu terakhir:
(0 = tidak berpengaruh………………………………………10 = mempengaruhi total)
A. Aktivitas rutin 3
B. Perasaan 10
C. Berjalan 5
D. Pekerjaan Sehari-hari 8
E. Hubungan dengan masyarakat 6
F. Tidur 7
G. Kenikmatan 5

Surabaya, …………………………….
Perawat,

Agatha Ninda Sekar W

38
ANALISIS DATA

No MASALAH
DATA ETIOLOGI
. KEPERAWATAN
1. Ds: Klien mengeluh mulutnya perih Metastasis ke kelenjar limfe Gangguan menelan
dan kering ↓ Hal 142 (D.0063)
Klien mengatakan setiap minum dan Pembesaran pada tonsil

makan selalu tidak dapat
Gangguan mengunyah
menghabiskan karena sulit untuk ↓
menelan. Nafsu makan berkurang

Do: Intake tidak adekuat
- Terdapat lesi berwarna putih di ↓
dalam rongga mulut dan adanya Gangguan menelan
benjolan 4 cm
2. Ds: Klien mengatakan nyeri yang Merangsang pengeluaran Nyeri akut
dirasakan seperti terbakar dan terus mediator inflamasi Hal 172 (D.0077)
menerus dengan skala 6/10 pada ↓
Merangsang bradikinin
daerah rongga mulut.

Merangsang nosiseptor
Do: ↓
- Adanya plak putih di dalam Impuls dikirim ke kornu
rongga mulut pada kelenjar dorsalis medulla spinalis
submandibular di sisi kiri dengan ↓
benjolan 4cm yang lunak dan Impuls dikirim ke thalamus

teraba keras
Korteks cerebri
- klien tampak tersiksa dan ↓
memejamkan matanya ketika ingin Interpretasi nyeri
menelan ludah karena merasakan ↓
nyeri, klien juga tidak bisa makan Nyeri akut
dan minum air dengan nyaman
- Klien tampak meringis kesakitan
- Skala nyeri 6
- Klien tampak gelisah

3. Ds: klien mengatakan nafsu makan Metastasis ke kelenjar limfe Defisit nutrisi
sudah menurun sejak 1 minggu ↓ Hal 56 (D.0019)
terakhir. Pembesaran pada tonsil

Gangguan mengunyah
Do: ↓
- berat badan mengalami penurunan Nafsu makan berkurang
dari 65 kg menjadi 57 kg ↓
- bising usus 18x/menit Intake tidak adekuat
- membran mukosa pucat ↓
- mukosa bibir kering Defisit nutrisi
39
- ketika makan dan minum sakit
untuk menelan
- klien tampak lemah
- makan klien hanya 5sdm

SKORING MASALAH KEPERAWATAN I: Gangguan menelan berhubungan dengan


kanker rongga mulut

Nilai: (skor/nilai Pembenaran


Kriteria Skor Bobot
Max) x Bobot
1. Sifat masalah. 3 1 2/3X1 = 1 Gangguan
Skala : menelan
Aktual 3 merupakan
Resiko 2
masalah yang
Potensial 1
utama harus diatasi
karena dapat
membahayakan
pasien
2. Kemungkinan masalah 1 2 1/2X2 = 1 Pasien mengatakan
dapat diubah. ketika makan dan
Skala : minum susah
Mudah 2
untuk menelan,
Sebagian 1
Tdk dapat 0 tetapi klien bisa
makan dan minum
ketika
menggunakan
NGT
3. Potensial masalah untuk 3 1 3/3X1 = 1 Masalah lebih
dicegah. lanjut sudah terjadi
Skala : sehingga klien
Tinggi 3
mengalami
Cukup 2
Rendah 1 penurunan berat
badan
4. Menonjolnya masalah. 2 1 2/2X1 = 1 Pasien
Skala : menganggapnya
Masalah berat harus segera sebagai masalah
di tangani 2
yang harus
Ada masalah tapi tidak
perlu ditangani 1 ditangani karena
Masalah tidak dirasakan 0 gangguan menelan
ini pasien merasa
tidak nyaman dan
sulit untuk
menelan ludah,
makan, dan minum

40
JUMLAH SKOR: 4

SKORING MASALAH KEPERAWATAN II: Nyeri akut berhubungan dengan agen


pencedera fisiologis

Nilai: (skor/nilai Pembenaran


Kriteria Skor Bobot
Max) x Bobot
5. Sifat masalah. 3 1 3/3X1 = 1 Pasien mengatakan
Skala : nyeri rongga
Aktual 3 hidung dengan
Resiko 2 skala nyeri 6 dari
Potensial 1 skala 1-10

6. Kemungkinan masalah 1 2 1/2X2 =1 Pasien mengatakan


dapat diubah. nyeri terasa
Skala : berkurang ketika
Mudah 2 selesai
Sebagian 1 mengkonsumsi
Tdk dapat 0 obat nyeri. Dan
terkadang nyeri
akan timbul lagi
beberapa jam
setelah minum
obat
7. Potensial masalah untuk 2 1 2/3X1 = 0,7 Nyeri pada pasien
dicegah. kanker tidak bisa
Skala : dicegah.
Tinggi 3
Cukup 2
Rendah 1

8. Menonjolnya masalah. 2 1 2/2X1 = 1 Pasien


Skala : mengganggapnya
Masalah berat harus segera sebagai masalah
di tangani 2 dan pasien
Ada masalah tapi tidak mengatakan jika
perlu ditangani 1 terasa nyeri
Masalah tidak dirasakan 0 langsung minum
obat pereda nyeri
JUMLAH SKOR: 3,7

41
SKORING MASALAH KEPERAWATAN III: Defisit nutrisi berhubungan dengan
ketidakmampuan menelan makanan

Nilai: (skor/nilai Pembenaran


Kriteria Skor Bobot
Max) x Bobot
9. Sifat masalah. 2 1 2/3X1 = 0,7 Pasien mengatakan
Skala : sejak sakit 1
Aktual 3 minggu terakhir
Resiko 2 mengalami nafsu
Potensial 1 makan yang
menurun
10. Kemungkinan masalah 1 2 1/2X2 = 1 Pasien mengatakan
dapat diubah. sangat frustasi
Skala : dengan kondisi
Mudah 2 penyakitnya,
Sebagian 1 pasien mengatakan
Tdk dapat 0 merasa tertekan
karena tidak bida
makan dan minum
dengan baik
11. Potensial masalah untuk 2 1 2/3X1 = 0,7 Pasien tampak
dicegah. stres dan tampak
Skala : lemah
Tinggi 3
Cukup 2
Rendah 1

12. Menonjolnya masalah. 2 1 2/2X1 = 1 Karena pasien


Skala : memerlukan
Masalah berat harus segera nutrisi untuk
di tangani 2 tubuhnya.
Ada masalah tapi tidak
perlu ditangani 1
Masalah tidak dirasakan 0

JUMLAH SKOR: 3,4

42
DIAGNOSIS KEPERAWATAN

PRIORITA DIAGNOSIS KEPERAWATAN


S
1 Gangguan menelan berhubungan dengan kanker rongga mulut dibuktikan
dengan klien mengeluh mulutnya perih dan kering, klien mengatakan setiap
minum dan makan selalu tidak dapat menghabiskan karena sulit untuk menelan,
terdapat lesi berwarna putih di dalam rongga mulut dan adanya benjolan 4 cm.
2 Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis dibuktikan klien
mengatakan nyeri yang dirasakan seperti terbakar dan terus menerus dengan
skala 6/10 pada daerah rongga mulut, adanya plak putih di dalam rongga mulut
pada kelenjar submandibular di sisi kiri dengan benjolan 4cm yang lunak dan
teraba keras, klien tampak tersiksa dan memejamkan matanya ketika ingin
menelan ludah karena merasakan nyeri, klien juga tidak bisa makan dan minum
air dengan nyaman, klien tampak meringis kesakitan, skala nyeri 6 dari 10, dan
klien tampak gelisah.
3 Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan makanan
dibuktikan klien mengatakan nafsu makan sudah menurun sejak 1 minggu
terakhir, berat badan mengalami penurunan dari 65 kg menjadi 57 kg, bising
usus 18x/menit, membran mukosa pucat, mukosa bibir kering, ketika makan dan
minum sakit untuk menelan, klien tampak lemah, dan makan klien hanya 5sdm.

43
PERENCANAAN KEPERAWATAN

No MASALAH TUJUAN KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONAL


. KEPERAWATAN
1. Gangguan menelan Setelah dilakukan 1. Reflek menelan Insersi selang nasogatrik
berhubungan tindakan meningkat Observasi
dengan kanker keperawatan 2. Usaha menelan 1. Identifikasi indikasi 1. Agar tidak sala dalam
rongga mulut selama 2x meningkat pemasangan NGT melakukan pemasangan NGT
dibuktikan dengan kunjungan 3. Gelisah menurun
klien mengeluh diharapkan status 4. Produksi saliva Terapeutik 2. Agar tubuh klien tidak basah
mulutnya perih dan menelan membaik. membaik 2. Letakkan perlak di dada 3. Untuk menentukan
kering, klien 5. Penerimaan 3. Periksa kepatenan lubang pemasangan ngt
mengatakan setiap makanan hidung 4. Menentukan ukuran yang
minum dan makan membaik 4. Tentukan panjang selang sesuai saat proses
selalu tidak dapat dengan mengukur dari ujung pemasangan
menghabiskan hidung ke telinga lalu ke 5. Menentukan batas panjang
karena sulit untuk prosesus xiphoid ngt yang akan dimasukkan
menelan, terdapat 5. Tandai panjang selang 6. Memudahkan selang masuk
lesi berwarna putih 6. Lumasi ujung selang 15-20 ke dalam hidung
di dalam rongga cm dengan gel 7. Untuk mengecek isi lambung
mulut dan adanya 7. Pasang spuit dan aspirasi isi 8. Memastikan apakah selang
benjolan 4 cm. lambung sudah terpasang dengan
8. Masukkan udara 30ml dan benar
dengarkan bunyi udara dalam 9. Agar selang merekat pada
lambung dengan stetoskop batang hidung
9. Fiksasi selang NGT

Edukasi 10. Membantu pemberian


10. Jelaskan tujuan dan prosedur makanan dan obat-obatan
kepada klien dan keluarga yang tidak bisa lewat mulut
11. Anjurkan menelan saat selang 11. Untuk memperlancar selang
dimasukkan masuk ke dalam lambung

44
Terapi menelan 12. Untuk mengetahui tingkat
Observasi kelelahan pasien dalam
12. Monitor tanda mencerna makanan
kelelahan saat makan, 13. Untuk mempermudah pasien
minum, dan menelan. menelan makanan

Terapeutik
13. Fasilitasi
meletakkan makanan di
belakang mulut 14. Untuk memudahkan dalam
pemberian makan
Pemberian makanan enteral 15. Untuk memenuhi kebutuhan
Terapeutik nutrisi
14. Tinggikan kepala tempat
tidur 30-45⁰ sebelum
pemberian makan

Kolaborasi
15. Kolaborasi pemilihan jenis
makanan enteral.
2. Nyeri akut Setelah dilakukan 1. Keluhan nyeri Manajemen nyeri 1. Respons nyeri non verbal
berhubungan tindakan menurun Observasi membantu mengevaluasi
dengan agen keperawatan 2. Meringis menurun 1. Identifikasi derajat nyeri dan
pencedera selama 2x 3. Gelisah menurun lokasi, karakteristik, durasi, perubahannya
fisiologis kunjungan 4. Perasaan depresi frekuensi, kualitas dan 2. Membantu mengidentifiaksi
dibuktikan klien diharapkan tingkat menurun intensitas nyeri derajat nyeri yang dirasakan
mengatakan nyeri nyeri menurun. 5. Frekuensi nadi 2. Identifikasi klien
yang dirasakan membaik skala nyeri 3. Dengan mengurangi faktor
seperti terbakar dan 6. Tekanan darah 3. Identifikasi pemicu nyeri dapat
terus menerus membaik faktor yang memperberat dan meningkatkan kenyamanan
dengan skala 6/10 7. Nafsu makan memperingan nyeri pasien
pada daerah rongga membaik 4. Dengan memberikan
mulut, adanya plak Terapeutik relaksasi pada tubuh

45
putih di dalam 4. Berikan sehingga dapat menurunkan
rongga mulut pada teknik nonfarmakologis yaitu intensitas nyeri
kelenjar teknik distraksi dan relaksasi
submandibular di untuk membantu mengurangi
sisi kiri dengan nyeri 5. Dengan memberikan obat
benjolan 4cm yang analgesik dapat mendukung
lunak dan teraba Kolaborasi proses penurunan nyeri.
keras, klien tampak 5. Kolaborasi
tersiksa dan dengan dokter dalam
memejamkan pemberian analgesik yaitu
matanya ketika asetaminofen 650mg/6jam 6. Untuk mengurangi rasa nyeri
ingin menelan sampai pada tingkat yang
ludah karena JURNAL dapat diterima pasien.
merasakan nyeri, 6. Berikan kompres air hangat
klien juga tidak dengan suhu 30 - 45⁰C
bisa makan dan selama 15 menit untuk
minum air dengan menurunkan nyeri
nyaman, klien berdasarkan jurnal Zahroh &
tampak meringis Faiza (2018), tentang
kesakitan, skala Pengaruh Kompres Hangat
nyeri 6 dari 10, dan Terhadap Penurunan Nyeri
klien tampak Pada Penderita Kanker.
gelisah.
No MASALAH TUJUAN KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONAL
. KEPERAWATAN
3. Defisit nutrisi Setelah dilakukan 1. Porsi makanan Manajemen nutrisi 1.
berhubungan tindakan yang dihabiskan Observasi nutrisi klien sehingga dapat
dengan keperawatan meningkat 1. Identifikasi status nutrisi menentukan intervensi yang
ketidakmampuan selama 2x 2. Kekuatan otot 2. Identifikasi alergi dan diberikan
menelan makanan kunjungan menelan intoleransi makanan 2.
dibuktikan klien diharapkan tingkat meningkat 3. Identifikasi perlunya intervensi dalam pemberian
mengatakan nafsu status nutrisi 3. Kekuatan otot penggunaan selang ngt makanan
makan sudah membaik. pengunyah 4. Monitor berat badan 3.

46
menurun sejak 1 meningkat klien
minggu terakhir, 4. Berat badan 4.
berat badan membaik penurunan berat badan
mengalami 5. Nafsu makan Terapeutik 5.
penurunan dari 65 membaik 5. Fasilitasi menentukan peningkatan/kestabilan
kg menjadi 57 kg, 6. Membran mukosa pedoman diet nutrisi pada klien
bising usus membaik
18x/menit, Kolaborasi 6.
membran mukosa 6. Kolaborasi dengan ahli gizi kalori dan nutrisi yang
pucat, mukosa bibir untuk menentukan jumlah dibutuhkan.
kering, ketika kalori dan jenis nutrien yang
makan dan minum dibutuhkan
sakit untuk
menelan, klien
tampak lemah, dan
makan klien hanya
5sdm.

47
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN I

(TANGGAL: ……………………………………………..)

No MASALAH WAKTU IMPLEMENTASI WAKTU EVALUASI (SOAP)


. KEPERAWATAN (JAM) (JAM)

48
No MASALAH WAKTU IMPLEMENTASI WAKTU EVALUASI (SOAP)
. KEPERAWATAN (JAM) (JAM)

49
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN II

(TANGGAL: ……………………………………………..)

No MASALAH WAKTU IMPLEMENTASI WAKTU EVALUASI (SOAP)


. KEPERAWATAN (JAM) (JAM)

50
No MASALAH WAKTU IMPLEMENTASI WAKTU EVALUASI (SOAP)
. KEPERAWATAN (JAM) (JAM)

51
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN III

(TANGGAL: ……………………………………………..)

No MASALAH WAKTU IMPLEMENTASI WAKTU EVALUASI (SOAP)


. KEPERAWATAN (JAM) (JAM)

52
No MASALAH WAKTU IMPLEMENTASI WAKTU EVALUASI (SOAP)
. KEPERAWATAN (JAM) (JAM)

53
54

Anda mungkin juga menyukai