Anda di halaman 1dari 48

LAPORAN PRAKTEK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

PADA NY.I DENGAN TUMOR MAMMAE SINISTRA

DI INSTALASI BEDAH SENTRAL

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR

DI SUSUN OLEH :

IRFAN DARUL MUTTAQIN

J230195039

PROGRAM PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2019
Nama Mahasiswa : Irfan Darul Muttaqin

Tempat Praktek : Instalasi Bedah Sentral

Tanggal Praktek : 11 Juni 2019

Nama Klien : Ny. I

Diagnosa Medis : Tumor Mammae Sinistra

Ruang Persiapan Operasi :

1. Serah Terima Pasien :


Pasien datang dari ruangan pukul 08:25 wib dengan kondisi sudah
menggunakan baju operasi dan terpasang infus (IV Line) Tutofusin 500 cc
(20 tpm). Perawat yang menerima melakukan pengkajian pasien “sign in”
dan memeriksa kelengkapan administrasi (form informed consent yang telah
di tanda tanggani oleh keluarga pasien, dokter dan pasien. Form persiapan
operasi yang telah diisi lengkap). Kemudian pasien diajarkan teknik nafas
dalam untuk menghilangkan kecemasannya dan pemberian dukungan
spiritual serta teknik distraksi yaitu dengan cara bercakap-cakap dengan
perawat.
2. Pemeriksaan Fisik/Psikologis
TTV : TD : 125/80 mmHg
N : 84 x/menit
RR : 24 x/menit
T : 36,4oC
Reaksi Fisik : Composmetis
Reaksi Psikologis : Klien tampak cemas dan gelisah
Persiapan Operasi :
- Identitas & Gelang : Iya
- Inform Concent : Iya
- Jenis & Lokasi Bedah : Iya
- Puasa : Iya (6 Jam Preop)
- Persiapan Kulit/ Cukur :-
- Gigi Palsu :-
- Riwayat Alergi :-
- Personal Hygiene :-
- Kosongan Kandung Kemih : Terpasang Kateter
Pengkajian Fokus :

S (Subjektif) :

- Klien mengatakan ini adalah operasi pertamanya.


- Klien mengatakan ingin cepat operasinya selesai.

O (Objektif) :

- Klien terlihat cemas


- Klien tampak gelisah
- TD : 125/80 mmHg
N : 84x/menit
RR : 24x/menit
Suhu : 36,4oC

Diagnosa Keperawatan/ Masalah Kolaboratif

No Data (Sign & Symptom) Etiologi Problem


1 DS Prosedur Cemas
- Klien mengatakan ini adalah Pembedahan
operasi pertamanya.
- Klien mengatakan ingin
cepat operasinya selesai.
DO
- Klien terlihat cemas
- TD : 125/80 mmHg
N : 84x/menit
RR : 24x/menit
Suhu : 36,4oC

Planning

No Diagnosa Tujuan Perencanaan Rasional


Keperawatan
1 Cemas b/d NOC : NIC : 1. Untuk mengetahui
Prosedur - Kontrol 1. Kaji TTV seberapa tingkat
Pembedahan Kecemasan 2. Gunakan pendekatan kecemasan
- Koping yang menenangkan 2. Agar pasien dapat
Setelah dilakukan 3. Jelaskan semua merasa tenang
tindakan keperawatan prosedur dan apa yang 3. Untuk memberikan
selama 1 x 10 menit, dirasakan selama pengetahuan
kecemasan klien dapat prosedur 4. Agar pasien merasa
teratasi dengan kriteria 4. Temani pasien untuk aman dan tidak takut
hasil : memberikan keamanan 5. Agar pasien
1. Klien mampu dan mengurangi takut mengetahui tentang
mengidentifikasi 5. Berikan informasi jalannya operasi dan
dan faktual mengenai kecemasan pasien
mengungkapkan diagnosis dan prosedur berkurang
gejala cemas. tindakan prognosis 6. Membantu mengurangi
2. Mengidentifikasi, 6. Ajarkan tehnik kecemasan
mengungkapkan, relaksasi distraksi 7. Agar dapat dilakukan
dan menunjukkan 7. Instruksikan pada kembali tehnik
tehnik untuk pasien untuk relaksasi ketika cemas
mengontrol cemas. menggunakan tehnik kembali terulang
3. Vital Sign dalam relaksasi 8. Untuk mengetahui
batas rentang 8. Identifikasi tingkat tingkat kecemasan dan
normal kecemasan tepat cara memberikan
asuhan keperawatan.

Implementasi

Hari/ Tanggal/ Jam No Dx Medis Tindakan Tanda Tangan


Selasa, 11 Juni 2019 Cemas b/d 1. Mengkaji TTV
08.20 WIB Prosedur 2. Menggunakan Pendekatan yang
Pembedahan menenangkan
3. Menjelaskan semua prosedur dan apa
yang dirasakan selama prosedur
4. Menenmani pasien untuk memberikkan
keamanan dan mengurangi takut
5. Memberikkan informasi faktual
mengenai diagnosis, tindakan prognosis.
6. Mengajarkan tehnik relaksasi distraksi
7. Menginstruksikkan pasien untuk
menggunakan tehnik relaksasi
8. Mengidentifikasi tingkat kecemasan.

Evaluasi

Hari/ Tanggal/ Jam No Dx Medis Evaluasi Tanda


Tangan
Selasa, 11 Juni 2019 Cemas b/d S:
08.20 WIB Prosedur - Pasien mengatakan sudah punya gambaran operasi
Pembedahan - Pasien mengatakan sudah merasa tenang
O:
- Pasien terlihat tenang
- Pasien menggunakan tehnik relaksasi nafas dalam.
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan ke ruang Intra Operasi
Ruang Operasi :

1. Kelengkapan Tim Operasi :


Bedah : 1 Operator, 1 Asisten, 1 Perawat instrument, 1 Perawat sirkuler
Anastesi : 1 Dokter Anastesi, 1 Perawat Anastesi
Jenis Anastesi : General Anastesi (GA)
2. Daerah Operasi : Lateral Mammae Sinistra
3. Posisi : Supinasi
4. Instrumen Set Bedah Umum:
- Scapel Handle No 3 : 1 Buah
- Bisturi No 20 : 1 Buah
- Kom : 2 Buah
- Bengkok : 1 Buah
- Gunting Klem : 5 Buah
- Gunting Jaringan : 3 Buah
- Pinset Anatomis : 2 Buah
- Pinset Cirugis : 2 Buah
- Dub Klem : 2 Buah
- Stick Couter : 1 Buah
- Electro Surgical Unit : 1 Buah
5. Bahan Bedah :
- Alkohol 96% : 100 Cc
- Povidone Iodine : 100 Cc
- Kassa Steril :3M
- Sofratulle
- T-Chromic 2/0 : 1 Buah
- Hypafix
- Dug & Kain Steril : 4 Helai
- Handscoon Steril : 4 Buah
- Gown : 4 Buah
Laporan Intraoperasi :

Klien dari ruang pre operasi dibawa ke dalam ruang intra operasi yaitu
Ruang OK III sebagai tempat bedah umum sesuai yang sudah dijadwalkan yaitu
pukul 08.40 WIB dengan menggunakan brankard. Setelah masuk di ruang operasi,
klien dipindahkan dari brankard ke meja operasi. Di ruang OK III terdiri dari 1
dokter anastesi dan 1 perawat anastesi, 1 dokter spesialis bedah, 1 perawat asisten
bedah, 1 perawat instrumen, 1 perawat sirkuler, dan 2 observer. Selanjutnya klien
diposisikan supinasi dan dipasang alat-alat monitor tanda tanda vital serta saturasi
oksigen klien. Kemudian klien dilakukan induksi general anastesi, sehingga klien
tidak sadarkan diri dalam sementara waktu. Setelah itu tim melakukan scrubing
lalu masuk ke dalam ruang OK III untuk menggunakan gown, dan gloving serta
menyiapkan penataan instrument yang dibutuhkan. Kemudian dilakukan
toiletting/ dressing dengan menggunakan povidone iodine dan alkohol 96% pada
daerah yang akan dilakukan operasi dan dilakukan drapping dengan pemasangan
dug dan kain steril yang saling dikaitkan dengan towel clamp untuk melokalisasi
pada daerah insisi. Setelah persiapan operasi telah selesai, perawat sirkuler
melakukan prosedur “Time Out” yang bertujuan untuk mengklarifikasi identitas
pasien, benar lokasi pembedahan, benar prosedur pembedahan, antisipasi
pembedahan serta tim operasi. Tim memulai berdo’a terlebih dahulu sebelum
proses operasinya dimulai.

Setelah siap, operator melakukan insisi dengan menggunakan scapel nomor


15 dan bisturi pada bagian bawah mammae sinistra dengan panjang 5cm. Setelah
benjolan tumor terlihat, operator mengangkat dan melakukan cutting tumor
tersebut dari jaringan payudara dengan menggunakan stick couter yang berfungsi
untuk cutting dan koagulasi jaringan yang dihubungkan dengan electro surgery
unit. Setelah tumor terangkat, pada bagian dalam rongga payudara hingga bagian
terluar payudara dibersihkan cairan dan darah dengan kassa steril. Kemudian
membersihkan area yang akan dilakukan hecting dengan menggunakan NaCl dan
di disinfeksi menggunakan povidone iodine. Tindakan hecting menggunakan
benang T-Chromic Atraumatic 2/0 dengan model jahitan simple. Setelah hecting
selesai, kemudian ditutup dengan sofratulle, lalu diberi kasa di atasnya dan di
fiksasi dengan hypafix. Tim melakukan “Time Out”,serta dilakukan pembersihan
area disekitar klien, mulai dari bahan, kain dan dug yang digunakan saat
pembedahan, instrument, alat dihitung kembali dan dirapikan, under pad untuk
melapisi bawah dug, hingga underpad yang basah di bersihkan dan diganti dengan
yang baru. Kemudian klien ditutup kembali dengan menggunakan kain yang
digunakan awal untuk menutup dan selanjutnya dibawa ke ruang recovery room.

Ruang Pemulihan :

Setelah operasi pasien dipindahkan dari ruang operasi dengan menggunakan


brankand diruang recovery room pasien belum sadarkan diri, pasien diberikan
oksigenisasi dan memasang monitor tanda-tanda vital, setelah pasien sadar pasien
merasa lega dan tenang telah menjalankan proses operasi. Perawat menghubungi
perawat di kamar rawat inap pasien untuk memberitahu bahwa pasien tersebut
telah. selesai dilakukan operasi untuk pindah ke ruang pasien.

Pengkajian Fokus :

1. Kondisi luka pembedahan pada mammae sinistra


- Tidak ada perdarahan
- Tertutup kassa steril
2. Data Subjektif/ Objektif
S (Subjektif) : -
O (Objektif) :
- Kesadaran composmentis. E : 4, M : 6, V : 5
- Klien berbaring ditempat tidur
- Klien tampak lemah
- TD : 110/80 mmHg
N : 80x/menit
RR : 21x/menit
Suhu : 36,2oC
- Saturasi Oksigen : 99%

Diagnosa Keperawatan/ Masalah Kolaboratif

No Data (Sign & Symptom) Etiologi Problem


1 S (Subjektif) : - Faktor resiko Resiko Jatuh
O (Objektif) : pengobatan
- Klien berbaring ditempat tidur (anastesi)
- Klien tampak lemah
- TD : 110/80 mmHg
N : 80x/menit
RR : 21x/menit
Suhu : 36,2oC
Saturasi Oksigen : 99%

Planning

No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


Keperawatan
1 Resiko jatuh Setelah diberikan asuhan a. Identifikasi a. Menjauhkan pasien dari
b/d faktor keperawatan selama 1 x 2 lingkungan yang lingkungan yang dapat
resiko jam, cedera tidak terjadi berisiko bagi pasien membahayakan pasien
pengobatan dengan kriteria hasil: b. Fasilitasi b. Mengurangi mungkin cedera
(anastesi) a. Pengendalian terhadap lingkungan aman c. Meningkatkan pengetahuan
risiko meningkat c. Ajarkan pasien pasien tentang lingkungan
b. Mengenali risiko yang tentang lingkungan aman sehingga mencegah
dapat dialami yang aman terjadinya cedera
Implementasi

Hari/ Tanggal/ Jam No Dx Medis Tindakan Tanda Tangan


Selasa,11 Juni 2019 Resiko jatuh b/d 1. Menempatkan
09.10 WIB faktor resiko pasien dengan
pengobatan posisi yang aman
(anastesi) dan nyaman
2. Menempatkan
pasien pada
lingkungan yang
aman
3. Memasang side
rail brankar

Evaluasi

Hari/ Tanggal/ Jam No Dx Medis Evaluasi Tanda Tangan


Selasa, 11 Mei 2019 Resiko jatuh S:-
09.15 b/d faktor O:
resiko - Pasien lebih aman
pengobatan dan nyaman
(anastesi) - Lingkungan aman
bagi pasien
- Pasien lebih aman
A : Masalah Teratasi
P : Pertahankan kondisi
pasien
LAPORAN PRAKTEK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

PADA NY.I DENGAN TUMOR MAMMAE SINISTRA

DI INSTALASI BEDAH SENTRAL

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR

Surakarta, Juni 2019


Mahasiswa

Irfan Darul Muttaqin


J230195039

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Dr. Fahrun Nur Rosyid, S.Kep., Ns., M.Kes Sriyanto, S.Kep., Ns


LAPORAN PRAKTEK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

PADA TN.A DENGAN NERVUS PIGMENTOSIS

DI INSTALASI BEDAH SENTRAL

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR

DI SUSUN OLEH :

IRFAN DARUL MUTTAQIN

J230195039

PROGRAM PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2019
Nama Mahasiswa : Irfan Darul Muttaqin

Tempat Praktek : Instalasi Bedah Sentral

Tanggal Praktek : 12 Juni 2019

Nama Klien : Tn. A

Diagnosa Medis : Nervus Pigmentosis

No RM : 00469589

Umur : 26 Tahun

Jenis Kelamin : Laki Laki

Suku : Jawa

Agama : Islam

Alamat : Tanggerang

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Sales

Ruang Persiapan Operasi :

1. Serah Terima Pasien :


Pasien datang dari ruangan pukul 08:35 wib dengan kondisi sudah
menggunakan baju operasi dan terpasang infus (IV Line) RL 500 cc (20 tpm).
Perawat yang menerima melakukan pengkajian pasien dan memeriksa
kelengkapan administrasi “sign in” (form informed consent yang telah di
tanda tanggani oleh keluarga pasien, dokter dan pasien. Form persiapan
operasi yang telah diisi lengkap).
2. Pemeriksaan Fisik/Psikologis
TTV : TD : 125/80 mmHg
N : 80 x/menit
RR : 22 x/menit
T : 36,8oC
Reaksi Fisik : Composmetis, GCS : E4 V5 M6
Reaksi Psikologis : Klien tampak malu
Persiapan Operasi :
- Identitas & Gelang : Iya
- Inform Concent : Iya
- Jenis & Lokasi Bedah : Iya
- Puasa : Iya (6 Jam Preop)
- Persiapan Kulit/ Cukur :-
- Gigi Palsu :-
- Riwayat Alergi :-
- Personal Hygiene :-
- Kosongan Kandung Kemih :-

Pengkajian Fokus :

S (Subjektif) :

- Klien mengatakan daging/polip di area hidungnya makin hari semakin


besar
- Klien mengatakan malu terhadap keadaan daging/polip yang tumbuh di
hidungnya

O (Objektif) :

- Klien terlihat menutup area hidungnya dengan tangan


- Terlihat polip tumbuh di hidung luar bagian sinistra bawah dan dekstra
atas

Diagnosa Keperawatan/ Masalah Kolaboratif

No Data (Sign & Symptom) Etiologi Problem


1 DS Biofisik Gangguan Citra
- Klien mengatakan daging di Tubuh
area hidungnya makin hari
semakin besar
- Klien mengatakan malu
terhadap keadaan daging
yang tumbuh di hidungnya
DO
- Klien terlihat menutup area
hidungnya dengan tangan
- Terlihat daging hitam
tumbuh di hidung
Planning

No Diagnosa Tujuan Perencanaan Rasional


Keperawatan

1 Gangguan citra NOC NIC 1. Untuk mengetahui


tubuh b/d - Body image - Kaji secara verbal dan seberapa tingkat
Biofisik - Self esteem non verbal respon klien respon klien
terhadap tubuhnya
Setelah diberikan asuhan 2. Agar mengetahui
- Monitor frekuensi
keperawatan selama 1 x mengkritik dirinya batasan frekuensi
10 menit, diharapkan - Jelaskan tentang kritik klien
gangguan citra tubuh pengobatan, perawatan, 3. Untuk memberikan
dapat teratasi dengan kemajuan dan pengetahuan
kriteria hasil: prognosis penyakit 4. Agar pasien merasa
- Mampu - Dorong klien aman dan tidak
mengidentifikasi mengungkapkan
takut
kekuatan personal perasaannya
- Identifikasi arti 5. Agar pasien
- Mendiskripsikan
pengurangan melalui mengetahui tentang
secara faktual
perubahan fungsi pemakaian alat bantu penggunaan alat
tubuh - Fasilitasi kontak 6. Membantu
- Mempertahankan dengan individu lain mengurangi
interaksi sosial kecemasan

Implementasi

Hari/ Tanggal/ Jam No Dx Medis Tindakan Tanda Tangan


Rabu, 12 Juni 2019 Gangguan citra
09.20 WIB tubuh b/d 1. Menggunakan pendekatan yang
biofisik menenangkan
2. Mengkaji secara verbal dan non verbal
respon klien terhadap tubuhnya
3. Menjelaskan tentang pengobatan,
perawatan, kemajuan dan prognosis
penyakit
4. Mendorong klien mengungkapkan
perasaannya
5. Mengidentifikasi arti pengurangan
melalui pemakaian alat bantu
6. Memfasilitasi kontak dengan individu
lain
Evaluasi

Hari/ Tanggal/ Jam No Dx Medis Evaluasi Tanda


Tangan
Rabu, 12 Juni 2019 Gangguan citra S :
09.20 WIB tubuh b/d - Pasien mengatakan sudah tidak merasa
biofisik malu.
- Pasien mengatakan merasa nyaman
setelah bisa berkomunikasi dengan
individu sebelah.
O:
- Pasien terlihat tenang
- Pasien terlihat sudah tidah menutup area
hidungnya.
- Pasien terlihat sudah bisa bersosialisasi
dengan individu lain
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Lanjutkan ke ruang Intra Operasi

Ruang Operasi :

1. Kelengkapan Tim Operasi :


Bedah : 1 Operator, 1 Asisten, 1 Perawat instrument, 1 Perawat
sirkuler
Anastesi : 1 Dokter Anastesi, 1 Perawat Anastesi
Jenis Anastesi : General Anastesi (GA)
2. Daerah Operasi : Hidung
3. Posisi : Supinasi
4. Instrumen Bedah :
- Scapel : 1 Buah
- Bisturi : 1 Buah
- Kom : 2 Buah
- Bengkok : 1 Buah
- Gunting Klem : 5 Buah
- Gunting Jaringan : 3 Buah
- Pinset Anatomis : 2 Buah
- Pinset Cirugis : 2 Buah
- Dub Klem : 2 Buah
- Stick Couter : 1 Buah
- Electro Surgical Unit : 1 Buah
5. Bahan Bedah :
- Alkohol 70% : 100 Cc
- Povidone Iodine : 100 Cc
- Kassa Steril :3M
- Sofratulle
- T-Chromic 2/0 : 1 Buah
- Hypafix
- Dug & Kain Steril : 4 Helai
- Handscoon Steril : 4 Buah
- Gown : 4 Buah

Laporan Intraoperasi :

Klien dari ruang pre operasi dibawa ke dalam ruang intra operasi yaitu
Ruang OK III sebagai tempat bedah umum sesuai yang sudah dijadwalkan yaitu
pukul 09.40 WIB dengan menggunakan brankard. Setelah masuk di ruang intra
operasi, klien dipindahkan dari brankard ke meja operasi dengan posisi supinasi.
Di ruang OK III terdiri dari 1 dokter anastesi dan 1 perawat anastesi, 1 dokter
spesialis bedah, 1 perawat asisten bedah, 1 perawat instrumen, 1 perawat sirkuler,
dan 2 observer. Selanjutnya klien dipasang alat-alat monitor tanda tanda vital dan
saturasi oksigen klien. Kemudian klien diinjeksikan obat general anastesi,
sehingga klien tidak sadarkan diri dalam sementara waktu. Setelah itu tim
melakukan cuci tangan bedah dan cuci tangan steril lalu masuk ke dalam ruang
OK III untuk menggunakan gown, dan APD lainnya dan menyiapkan instrument
yang dibutuhkan. Kemudian dilakukan drapping dengan pemasangan dug dan
kain steril yang saling dikaitkan untuk melokalisasi daerah insisi. Setelah
persiapan operasi telah selesai, terlihat tim memulai berdo’a terlebih dahulu
sebelum proses operasinya dimulai. Perawat sirkuler melakukan prosedur “Time
Out” yang bertujuan untuk mengklarifikasi identitas pasien, benar lokasi
pembedahan, benar prosedur pembedahan serta tim operasi.

Operasi dimulai dengan tindakan aseptik menggunakan povidone iodine dan


alkohol 70% pada daerah hidung klien. Selesai disinfeksi, operator menarik polip
menggunakan pinset dan melakukan insisi dengan menggunakan scapel. Setelah
diinsisi, polip tersebut dipisahkan jaringan hidung dengan menggunakan stick
couter yang dihubungkan dengan electro surgery unit. Setelah polip tersebut
terangkat, pada bagian hidung dibersihkan cairan dan darah dengan kassa steril.
Kemudian membersihkan area hecting dengan menggunakan NaCl dan luka insisi
menggunakan povidone iodine. Tindakan hecting menggunakan benang T-
Chromic 2/0 dengan model jahitan simple. Setelah hecting selesai, kemudian
ditutup dengan supratul, lalu diberi kasa di atasnya dan di fiksasi dengan hypafix.
Setelah itu dilakukan pembersihan area disekitar klien, mulai dari dug yang
digunakan saat pembedahan, kertas roti untuk melapisi bawah dug, hingga
underpad yang basah di bersihkan dan diganti dengan yang baru. Kemudian klien
ditutup kembali dengan menggunakan kain yang digunakan awal untuk menutup
dan selanjutnya dibawa ke ruang recovery room.

Ruang Pemulihan :

Pengkajian Fokus :

Kondisi luka pembedahan pada hidung

- Tidak ada perdarahan


- Tertutup kassa steril

Data Subjektif/ Objektif

S (Subjektif) : -

O (Objektif) :

- Kesadaran composmentis. E : 4, M : 6, V : 5
- Klien berbaring ditempat tidur
- Klien tampak lemah
- TD : 130/80 mmHg
N : 82x/menit
RR : 24x/menit
Suhu : 36,4oC
- Saturasi Oksigen : 99%

Diagnosa Keperawatan/ Masalah Kolaboratif

No Data (Sign & Symptom) Etiologi Problem


1 S (Subjektif) : - Faktor resiko Resiko Jatuh
O (Objektif) : pengobatan
- Kesadaran composmentis. (anastesi)
E : 4, M : 6, V : 5
- Klien berbaring ditrmpat tidur
- Klien tampak lemah
- TD : 110/80 mmHg
- N : 80x/menit
- RR : 21x/menit
- Suhu : 36,2oC
Saturasi Oksigen : 99%
Planning

No Diagnosa Tujuan Perencanaan Rasional


Keperawatan
1 Resiko jatuh Setelah diberikan asuhan a. Identifikasi a. Menjauhkan pasien
b/d faktor keperawatan selama 1 x lingkungan yang dari lingkungan yang
resiko 2 jam, diharapkan cedera berisiko bagi dapat membahayakan
pengobatan tidak terjadi dengan pasien pasien
(anastesi) kriteria hasil: b. Fasilitasi b. Mengurangi
a. Pengendalian terhadap lingkungan yang kemungkinan cedera
risiko meningkat aman c. Meningkatkan
b. Mengenali risiko yang c. Ajarkan pasien pengetahuan pasien
dapat dialami tentang lingkungan tentang lingkungan aman
yang aman sehingga mencegah
terjadinya cedera

Implementasi

Hari/ Tanggal/ Jam No Dx Medis Tindakan Tanda Tangan


Selasa,12 Juni 2019 Resiko jatuh b/d 1. Menempatkan pasien dengan
10.05 WIB faktor resiko posisi yang aman dan
pengobatan nyaman
(anastesi) 2. Menempatkan pasien pada
lingkungan yang aman
3. Memasang side rail brankar

Evaluasi

Hari/ Tanggal/ Jam No Dx Medis Evaluasi Tanda Tangan


Rabu, 12 Mei 2019 Resiko jatuh S:-
10.10 b/d faktor O:
resiko - Pasien lebih aman
pengobatan dan nyaman
(anastesi) - Lingkungan aman
bagi pasien
- Pasien lebih aman
A : Masalah Teratasi
P : Pertahankan kondisi
pasien
LAPORAN PRAKTEK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

PADA TN.A DENGAN NERVUS PIGMENTOSIS

DI INSTALASI BEDAH SENTRAL

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR

Surakarta, Juni 2019


Mahasiswa

Irfan Darul Muttaqin


J230195039

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Dr. Fahrun Nur Rosyid, S.Kep., Ns., M.Kes Sriyanto, S.Kep., Ns


LAPORAN PRAKTEK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

PADA NY.T DENGAN SECTIO CAESAREA

DI INSTALASI BEDAH SENTRAL

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR

DI SUSUN OLEH :

IRFAN DARUL MUTTAQIN

J230195039

PROGRAM PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2019
Nama Mahasiswa : Irfan Darul Muttaqin

Tempat Praktek : Instalasi Bedah Sentral

Tanggal Praktek : 13 Juni 2019

Nama Klien : Ny. T

Diagnosa Medis : Sectio Caesarea G1 P0 A0 KPD DKP

No RM : 00469802

Umur : 23 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Suku : Jawa

Agama : Islam

Alamat : Dukuh, Ngargoyoso, Karanganyar

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Ruang Persiapan Operasi :

1. Serah Terima Pasien :


Pasien datang dari ruangan pukul 10:45 wib dengan kondisi sudah
menggunakan baju operasi dan terpasang infus Tutofusin (IV Line) 500 cc
(20 tpm) dan terpasang drain cateter. Perawat yang menerima melakukan
pengkajian pasien “sign in” dan memeriksa kelengkapan administrasi (form
informed consent yang telah di tanda tanggani oleh keluarga pasien, dokter
dan pasien. Form persiapan operasi yang telah diisi lengkap). Kemudian
pasien diajarkan teknik nafas dalam untuk menghilangkan kecemasannya dan
pemberian dukungan spiritual serta teknik distraksi yaitu dengan cara
berkomunikasi dengan perawat.
2. Pemeriksaan Fisik/Psikologis
Vital Sign : TD : 128/72 mmHg
N : 79 x/menit
RR : 20 x/menit
T : 36,6oC
Tingkat Kesadaran : Composmetis, GCS : E4 V5 M6
Reaksi Psikologis : Klien tampak cemas dan gelisah
Persiapan Operasi :
- Identitas & Gelang : Iya
- Inform Concent : Iya
- Jenis & Lokasi Bedah : Iya
- Puasa : Iya (6 Jam Preop)
- Persiapan Kulit/ Cukur :-
- Gigi Palsu :-
- Riwayat Alergi :-
- Personal Hygiene :-
- Kosongan Kandung Kemih : Terpasang Kateter
Pengkajian Fokus :

S (Subjektif) :

- Klien mengatakan ini adalah operasi pertamanya.


- Klien mengatakan ingin cepat operasinya selesai.

O (Objektif) :

- Klien terlihat cemas


- Klien tampak gelisah
- TTV : TD : 128/72 mmHg
N : 79 x/menit
RR : 20 x/menit
T : 36,6oC

Diagnosa Keperawatan/ Masalah Kolaboratif

No Data (Sign & Symptom) Etiologi Problem


1 DS Prosedur Cemas
- Klien mengatakan ini adalah Pembedahan
operasi pertamanya.
- Klien mengatakan ingin
cepat operasinya selesai.
DO
- Klien terlihat cemas
- TD : 128/72 mmHg
N : 79 x/menit
RR : 20 x/menit
T : 36,6oC
Planning

No Diagnosa Tujuan Perencanaan Rasional


Keperawatan
1 Cemas b/d NOC : NIC : 1. Untuk mengetahui
Prosedur - Kontrol 1. Kaji TTV seberapa tingkat
Pembedahan Kecemasan 2. Gunakan pendekatan kecemasan
- Koping yang menenangkan 2. Agar pasien dapat
Setelah dilakukan 3. Jelaskan semua merasa tenang
tindakan keperawatan prosedur dan apa yang 3. Untuk memberikan
selama 1 x 10 menit, dirasakan selama pengetahuan
kecemasan klien dapat prosedur 4. Agar pasien merasa
teratasi dengan kriteria 4. Temani pasien untuk aman dan tidak takut
hasil : memberikan keamanan 5. Agar pasien
1. Klien mampu dan mengurangi takut mengetahui tentang
mengidentifikasi 5. Berikan informasi jalannya operasi dan
dan mengungkapkan faktual mengenai kecemasan pasien
gejala cemas. diagnosis dan prosedur berkurang
2. Mengidentifikasi, tindakan prognosis 6. Membantu mengurangi
mengungkapkan, 6. Ajarkan tehnik kecemasan
dan menunjukkan relaksasi distraksi 7. Agar dapat dilakukan
tehnik untuk 7. Instruksikan pada kembali tehnik
mengontrol cemas. pasien untuk relaksasi ketika cemas
3. Vital Sign dalam menggunakan tehnik kembali terulang
batas rentang normal relaksasi 8. Untuk mengetahui
8. Identifikasi tingkat tingkat kecemasan dan
kecemasan tepat cara memberikan
asuhan keperawatan.

Implementasi

Hari/ Tanggal/ Jam No Dx Medis Tindakan Tanda Tangan


Kamis, 13 Juni 2019 Cemas b/d 1. Mengkaji TTV
10.50 WIB Prosedur 2. Menggunakan Pendekatan yang
Pembedahan menenangkan
3. Menjelaskan semua prosedur dan apa
yang dirasakan selama prosedur
4. Menenmani pasien untuk memberikkan
keamanan dan mengurangi takut
5. Memberikkan informasi faktual
mengenai diagnosis, tindakan prognosis.
6. Mengajarkan tehnik relaksasi distraksi
7. Menginstruksikkan pasien untuk
menggunakan tehnik relaksasi
8. Mengidentifikasi tingkat kecemasan.
Evaluasi

Hari/ Tanggal/ Jam No Dx Medis Evaluasi Tanda


Tangan
Kamis, 13 Juni 2019 Cemas b/d S:
11.00 WIB Prosedur - Pasien mengatakan sudah punya gambaran operasi
Pembedahan - Pasien mengatakan sudah merasa tenang
O:
- Pasien terlihat tenang
- Pasien menggunakan tehnik relaksasi nafas dalam.
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan ke ruang Intra Operasi

Ruang Operasi :

1. Kelengkapan Tim Operasi :


Bedah : 1 Operator, 1 Asisten, 1 Perawat instrument, 1 Perawat sirkuler
Anastesi : 1 Dokter Anastesi, 1 Perawat Anastesi
Jenis Anastesi : Anastesi Lokal
2. Daerah Operasi : Abdomen
3. Posisi : Supinasi
4. Instrumen Set Bedah Umum:
- Scapel No 3 : 1 Buah
- Bisturi No 20 : 1 Buah
- Kom : 2 Buah
- Bengkok : 1 Buah
- Gunting Klem : 5 Buah
- Gunting Jaringan : 3 Buah
- Pinset Anatomis : 2 Buah
- Pinset Cirugis : 2 Buah
- Dub Klem : 4 Buah
- Suction : 1 Buah
- Double Hak Besar : 1 Buah
- Hak Vesika : 1 Buah
- Ovarium Klem : 8 Buah
- Darm Spatel : 1 Buah
- Canul Suction : 1 Buah
- Bioerm Klem : 1 Buah
- Nal Poeder : 3 Buah
- Peyan Bengkok : 10 Buah
- Koker Bengkok : 2 Buah
5. Bahan Bedah :
- Alkohol 70% : 100 Cc
- Povidone Iodine : 100 Cc
- Kassa Steril :3M
- Sofratulle
- T-Chromic 2/0 : 2 Buah
- Vicryl 0.1, 3/0 : 2 Buah
- Hypafix
- Dug & Kain Steril : 4 Helai
- Handscoon Steril : 4 Buah
- Gown : 4 Buah
Laporan Intraoperasi :

Klien dari ruang pre operasi dibawa ke dalam ruang intra operasi yaitu
Ruang OK II pada pukul 11.05 WIB dengan menggunakan brankard. Setelah
masuk di ruang operasi, klien dipindahkan dari brankard ke meja operasi. Di
ruang OK III terdiri dari 1 dokter anastesi dan 1 perawat anastesi, 1 dokter
spesialis bedah, 2 perawat asisten bedah, 1 perawat instrumen, 1 perawat sirkuler.
Selanjutnya klien diposisikan supinasi dan dipasang alat-alat monitor tanda tanda
vital serta saturasi oksigen klien. Kemudian klien dilakukan induksi anastesi lokal,
sehingga klien masih tetap sadarkan diri. Setelah itu tim melakukan scrubing lalu
masuk ke dalam ruang OK III untuk menggunakan gown, dan gloving serta
menyiapkan penataan instrument yang dibutuhkan. Kemudian dilakukan
toiletting/ dressing dengan menggunakan povidone iodine dan alkohol 96% pada
daerah yang akan dilakukan operasi dan dilakukan drapping dengan pemasangan
dug dan kain steril yang saling dikaitkan dengan towel clamp untuk melokalisasi
pada daerah insisi. Setelah persiapan operasi telah selesai, perawat sirkuler
melakukan prosedur “Time Out” yang bertujuan untuk mengklarifikasi identitas
pasien, benar lokasi pembedahan, benar prosedur pembedahan, antisipasi
pembedahan serta tim operasi. Tim memulai berdo’a terlebih dahulu sebelum
proses operasinya dimulai.

Setelah siap, operator melakukan insisi dengan menggunakan scapel nomor


20 dan bisturi berukuran 3 pada bagian bawah abdomen dengan panjang +- 10 cm.
Operator melakukan insisi mulai dari bagian kulit, subkutis, jaringan lemak,
hingga terlihat lapisan facia. Setelah itu jaringan facia di insisi sepanjang +- 3 cm
hingga bagian peritonium dan dibuka sesuai kebutuhan. Kemudian operator
melakukan pembukaan pada plika vesikouterina dan insisi pada segmen bawah
rahim serta diperluas dengan memakai kedua jari telunjuk. Otot uterus dibuka
dengan bisturi dan lakukan suction pada air ketuban yang pecah. Operator dan
asisten dengan cepat mengeluarkan kepala hingga keluar seluruh badan janin.
Setelah janin lahir, asisten melakukan pemotongan tali pusat diantara dua ovarium
klem, dan operator mengusap serta membersihkan muka bayi lalu diserahkan
kepada perinatologi untuk resusitasi. Uterus bagian dalam dibersihkan
menggunakan suction dan kassa steril. Pada uterus bagian dalam, asisten
melakukan hecting dengan benang T-Chromic Atraumatic 3/0 dan jahitan kedua
menggunakan T-Chromic Atraumatic 2/0 secara satu-satu atau kros. Pada lapisan
plika di hecting dengan T-Chromic Atraumatic 2/0 dengan model jelujur. Lapisan
peritonium dan otot juga di hecting dengan T-Chromic Atraumatic 2/0 sambil
melihat kemungkinan masih ada perdarahan pada bekas insisi. Asisten melakukan
hecting pada lapisan facia dan menutup kulit menggunakan vicryl 3/0 dengan
model subtikular atau bersambung – sambung.

Setelah hecting selesai, kemudian didisinfektan menggunakan povidone


iodine, mengeringkan dan menutupnya dengan sofratulle dan kasa di atasnya serta
di fiksasi dengan hypafix. Tim melakukan “Time Out”, setelah itu dilakukan
pembersihan area disekitar klien, mulai dari bahan, kain dan dug yang digunakan
saat pembedahan, instrument dan alat dihitung kembali dan dirapikan, under pad
untuk melapisi bawah dug, hingga underpad yang basah di bersihkan dan diganti
dengan yang baru. Kemudian klien ditutup kembali dengan menggunakan kain
yang digunakan awal dan selanjutnya dibawa ke ruang recovery room.

Ruang Pemulihan :

Pengkajian Fokus :
- Vital Sign : Tekanan Darah : 145/89 mmHg
Nadi : 72 x/ menit
Suhu : 36,7oC
Pernafasan : 24x/ menit
Saturasi : 99 %
- GCS : Composmetis
- Kondisi luka pembedahan pada abdomen
- Tidak ada perdarahan
- Tertutup kassa steril
- Klien tampak lemah dan hanya bisa berbaring ditempat tidur.

Diagnosa Keperawatan/ Masalah Kolaboratif


No Data (Sign & Symptom) Etiologi Problem
1 S (Subjektif) : - Faktor resiko Resiko Jatuh
O (Objektif) : pengobatan
- Klien berbaring ditempat tidur (anastesi)
- Klien tampak lemah
- TD : 145/89 mmHg
Nadi: 72 x/ menit
Suhu : 36,7oC
Pernafasan : 24x/ menit
Saturasi : 99 %
Planning

No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


Keperawatan
1 Resiko jatuh Setelah diberikan asuhan a. Identifikasi a. Menjauhkan pasien dari
b/d faktor keperawatan selama 1 x 2 lingkungan yang lingkungan yang dapat
resiko jam, cedera tidak terjadi berisiko bagi pasien membahayakan pasien
pengobatan dengan kriteria hasil: b. Fasilitasi b. Mengurangi mungkin cedera
(anastesi) a. Pengendalian terhadap lingkungan aman c. Meningkatkan pengetahuan
risiko meningkat c. Ajarkan pasien pasien tentang lingkungan
b. Mengenali risiko yang tentang lingkungan aman sehingga mencegah
dapat dialami yang aman terjadinya cedera

Implementasi

Hari/ Tanggal/ Jam No Dx Medis Tindakan Tanda Tangan


Kamis,13 Juni 2019 Resiko jatuh b/d a. Menempatkan
11.45 WIB faktor resiko pasien dengan
pengobatan posisi yang
(anastesi) aman dan
nyaman
b. Menempatkan
pasien pada
lingkungan
yang aman
c. Memasang side
rail brankar

Evaluasi

Hari/ Tanggal/ Jam No Dx Medis Evaluasi Tanda Tangan


Kamis, 13 Juni 2019 Resiko jatuh S:-
11.50 WIB b/d faktor O:
resiko - Pasien lebih aman
pengobatan dan nyaman
(anastesi) - Lingkungan aman
bagi pasien
- Pasien lebih aman
A : Masalah Teratasi
P : Pertahankan kondisi
pasien
LAPORAN PRAKTEK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

PADA NY.T DENGAN SECTIO CAESAREA

DI INSTALASI BEDAH SENTRAL

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR

Surakarta, Juni 2019


Mahasiswa

Irfan Darul Muttaqin


J230195039

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Dr. Fahrun Nur Rosyid, S.Kep., Ns., M.Kes Sriyanto, S.Kep., Ns


LAPORAN PRAKTEK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

PADA TN.A DENGAN DEBRIDEMENT ULKUS DM PEDIS

DI INSTALASI BEDAH SENTRAL

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR

DI SUSUN OLEH :

IRFAN DARUL MUTTAQIN

J230195039

PROGRAM PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2019
Nama Mahasiswa : Irfan Darul Muttaqin

Tempat Praktek : Instalasi Bedah Sentral

Tanggal Praktek : 14 Juni 2019

Nama Klien : Tn. A

Diagnosa Medis : Debridement Ulkus DM Pedis

Ruang Persiapan Operasi :

1. Serah Terima Pasien :


Pasien datang dari ruangan pukul 10:25 wib dengan kondisi sudah
menggunakan baju operasi dan terpasang infus RL (IV Line) 500 cc (20 tpm).
Perawat yang menerima melakukan pengkajian pasien “sign in” dan
memeriksa kelengkapan administrasi (form informed consent yang telah di
tanda tanggani oleh keluarga pasien, dokter dan pasien. Form persiapan
operasi yang telah diisi lengkap). Kemudian pasien diajarkan teknik nafas
dalam untuk menghilangkan kecemasannya dan pemberian dukungan
spiritual serta teknik distraksi yaitu dengan cara bercakap-cakap dengan
perawat.
2. Pemeriksaan Fisik/Psikologis
TTV : TD : 135/85 mmHg
N : 84 x/menit
RR : 24 x/menit
T : 36,4oC
Reaksi Fisik : Composmetis, GCS : E4 V5 M6
Reaksi Psikologis : Klien tampak cemas dan gelisah
Persiapan Operasi :
- Identitas & Gelang : Iya
- Inform Concent : Iya
- Jenis & Lokasi Bedah : Iya
- Puasa : Iya (6 Jam Preop)
- Persiapan Kulit/ Cukur :-
- Gigi Palsu :-
- Riwayat Alergi :-
- Personal Hygiene :-
- Kosongan Kandung Kemih : Klien terpasang kateter
Pengkajian Fokus :

S (Subjektif) :

- Klien mengatakan terasa nyeri dibagian kaki seperti ditekan-tekan dengan


skala 4 yang datang sewaktu waktu
- Klien mengatakan terdapat luka di bagian kaki sebelah kanan

O (Objektif) :

- Klien terlihat meringis


- Terlihat luka pada bagian ekstremitas bawah dekstra
- Pada luka terdapat jaringan mati dan pus
- TD : 135/85 mmHg
N : 84 x/menit
RR : 24 x/menit
T : 36,4oC

Diagnosa Keperawatan/ Masalah Kolaboratif

No Data (Sign & Symptom) Etiologi Problem


1 DS Terputusnya Nyeri akut
- Klien mengatakan terasa kontinuitas
nyeri dengan karakteristik : jaringan
P : Luka ganggren
Q : Seperti ditekan-tekan
R : Kaki kanan
S:4
T : Sewaktu waktu
DO
- Klien terlihat meringis
TD : 135/85 mmHg
N : 84 x/menit
RR : 24 x/menit
T : 36,4oC
2 DS Ganggren pada Kerusakan
- Klien mengatakan terdapat daerah luka integritas jaringan
luka pada bagian kaki.
DO
- Terlihat luka pada bagian
ekstremitas bawah dekstra
- Luka tampak jaringan mati,
nekrotik dan pus.
Planning

No Diagnosa Tujuan Perencanaan Rasional


Keperawatan
1 Nyeri akut Setelah diberikan 1. Observasi tanda-tanda 1. Tanda-tanda vital dapat
berhubungan asuhan keperawatan vital membantu
dengan selama 1 x 15 menit 2. Kaji nyeri menggambarkan konsdisi
terputusnya diharapkan masalah menggunakan PQRST umum pasien
kontinuitas nyeri akut pasien meliputi skala, 2. Pengkajian dari
jaringan berkurang dengan frekuensi nyeri frekuensi,skala, waktu,
Kriteria Hasil: 3. Pertahankan tirah dapat dipertimbangkan
1) Skala nyeri baring dan posisi untuk tindakan
berkurang (0-10) yang nyaman selanjutnya
menjadi 4 4. Ajarkan teknik 3. Tirah baring dan memberi
2) Pasien terlihat distraksi dan relaksasi posisi yang nyaman akan
rileks atau nyaman 5. Kolaborasi dalam membantu mengurangi
3) Pasien mampu pemberian obat nyeri yang dirasakan
mengontrol nyeri analgetik 4. Teknik distraksi dan
relaksasi memberikan
ketenangan sehingga
dapat mengurangi nyeri
yang dirasakan
5. Golongan obat pengurang
rasa nyeri
2 Kerusakan Setelah diberikan 1. Observasi luka : 1. Proses penyembuhan luka
integritas asuhan keperawatan perkembangan, tanda dapat terkontrol
kulit selama 1 x 15 menit – tanda infeksi, 2. Perkembangan pada kulit /
berhubungan diharapkan masalah kemerahan,perdaraha luka lebih baik
dengan faktor kerusakan integritas n, jaringan nekrotik, 3. Luka terkontrol dari infeksi
mekanik, kulit teratasi dengan jaringan granulasi 4. Glukosa darah pasien
luka diabetik Kriteria Hasil: 2. Monitor terkontrol
1) Integritas kulit perkembangan kulit
yang baik dapat pada luka post
dipertahankan. debridement setiap
2) Luka sembuh hari
sesuai kriteria. 3. Lakukan teknik
3) Tidak ada luka perawatan luka
atau lesi dengan prinsip steril
4) Perfusi jaringan 4. Kolaborasi pemberian
baik diit kepada penderita
5) Menunjukkan ulkus dm.
proses
penyembuhan luka
Implementasi

Hari/ Tanggal/ Jam No Dx Medis Tindakan Tanda Tangan


Jum’at, 14 Juni 2019 Nyeri akut 1. Mengkaji nyeri menggunakan PQRST
10.30 WIB berhubungan meliputi skala, frekuensi nyeri
dengan 2. Mempertahankan tirah baring dan posisi
terputusnya yang nyaman
kontinuitas 3. Mengajarkan teknik distraksi dan
jaringan relaksasi
4. Kolaborasi dalam pemberian obat
analgetik
Jum’at, 14 Juni 2019 Kerusakan 1. Memonitor perkembangan kulit pada luka
10.35 WIB integritas 2. Menjaga agar kulit dan pakaian yang
kulit klien gunakan tetap bersih
berhubungan 3. Kolaborasi pemberian diit kepada
dengan faktor penderita ulkus dm.
mekanik,
luka diabetik

Evaluasi

Hari/ Tanggal/ Jam No Dx Medis Evaluasi Tanda


Tangan
Jum’at, 14 Juni 2019 Nyeri akut S:
10.40 WIB berhubungan - Klien mengatakan nyeri terasa berkurang
dengan - Klien mengatakan nyeri dengan karakteristik :
terputusnya P : Luka ganggren
kontinuitas Q : Seperti ditekan-tekan
jaringan R : Kaki kanan
S:2
T : Sewaktu waktu
O:
- Pasien terlihat sedikit tenang
- Pasien menggunakan tehnik relaksasi nafas dalam.
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan ke ruang Intra Operasi
Jum’at, 14 Juni 2019 Kerusakan S : Klien mengatakan masih terdapat luka pada bagian
10.45 WIB integritas kulit kaki
berhubungan O : Masih tampak luka pada bagian ekstremitas bawah
dengan faktor dekstra
mekanik, luka A : Masalah belum teratasi
diabetik P : Lanjutkan ke ruang Intra Operasi
Ruang Operasi :

1. Kelengkapan Tim Operasi :


Bedah : 1 Operator, 1 Asisten, 1 Perawat instrument, 1 Perawat sirkuler
Anastesi : 1 Dokter Anastesi, 1 Perawat Anastesi
Jenis Anastesi : Anastesi Lokal
2. Daerah Operasi : Pedis
3. Posisi : Supinasi
4. Instrumen Set Bedah Umum:
- Scapel No 3 : 1 Buah
- Bisturi No 20 : 1 Buah
- Kom : 2 Buah
- Bengkok : 1 Buah
- Gunting Klem : 5 Buah
- Gunting Jaringan : 3 Buah
- Pinset Anatomis : 2 Buah
- Pinset Cirugis : 2 Buah
- Dub Klem : 2 Buah
5. Bahan Bedah :
- Alkohol 96% : 100 Cc
- Povidone Iodine : 100 Cc
- Kassa Steril :3M
- Sofratulle
- Hypafix
- Dug & Kain Steril : 4 Helai
- Handscoon Steril : 4 Buah
- Gown : 4 Buah
Laporan Intraoperasi :

Klien dari ruang pre operasi dibawa ke dalam ruang intra operasi yaitu
Ruang OK III sebagai tempat bedah umum sesuai yang sudah dijadwalkan yaitu
pukul 11.00 WIB dengan menggunakan brankard. Setelah masuk di ruang operasi,
klien dipindahkan dari brankard ke meja operasi. Di ruang OK III terdiri dari 1
dokter anastesi dan 1 perawat anastesi, 1 dokter spesialis bedah, 1 perawat asisten
bedah, 1 perawat instrumen, dan 1 perawat sirkuler. Selanjutnya klien diposisikan
supinasi dan dipasang alat-alat monitor tanda tanda vital serta saturasi oksigen
klien. Kemudian klien dilakukan induksi lokal anastesi, sehingga klien masih
tetap sadar. Setelah itu tim melakukan scrubing lalu masuk ke dalam ruang OK III
untuk menggunakan gown, dan gloving serta menyiapkan penataan instrument
yang dibutuhkan. Kemudian dilakukan toiletting/ dressing dengan menggunakan
povidone iodine dan alkohol 96% pada daerah yang akan dilakukan operasi dan
dilakukan drapping dengan pemasangan dug dan kain steril yang saling dikaitkan
dengan towel clamp untuk melokalisasi pada daerah insisi terutama pada daerah
pedis atan kaki klien. Setelah persiapan operasi telah selesai, perawat sirkuler
melakukan prosedur “Time Out” yang bertujuan untuk mengklarifikasi identitas
pasien, benar lokasi pembedahan, benar prosedur pembedahan, antisipasi
pembedahan serta tim operasi. Tim memulai berdo’a terlebih dahulu sebelum
proses operasinya dimulai.

Setelah siap, operator melakukan insisi dengan menggunakan scapel nomor


15 dan bisturi nomor 3 pada bagian pedis esktremitas bawah dekstra yang terdapat
cairan pusnya dengan panjang sekitar 3 cm. Setelah pus keluar, operator
melakukan tindakan debridement menggunakan pinset cirugis dan gunting
jaringan dengan tujuan untuk membuang jaringan nekrosis, callus dan jaringan
fibrotik. Jaringan mati dibuang sekitar 2-3 mm dari tepi luka ke jaringan yang
sehat sehingga meningkatkan pengeluaran faktor pertumbuhan yang membantu
proses penyembuhan luka terutama tumbuhnya jaringan granulasi.

Setelah tindakan debridement selesai, asisten membersihakan daerah yang


dilakukan tindakan dengan menggunakan povidone iodine dan cairan NaCl, dan
mengeringkannya dengan kassa steril. Kemudian luka ditutup dengan kassa steril
yang telah dibasahi dengan povidone iodine dan difiksasi dengan hypafix. Tim
kemudian melakukan “Time Out”,setelah itu dilakukan pembersihan area
disekitar klien, mulai dari bahan, kain dan dug yang digunakan saat pembedahan,
instrument dan alat dihitung kembali dan dirapikan, under pad untuk melapisi
bawah dug, hingga underpad yang basah di bersihkan dan diganti dengan yang
baru. Kemudian klien ditutup kembali dengan menggunakan kain yang digunakan
awal untuk menutup dan selanjutnya dibawa ke ruang recovery room.

Ruang Pemulihan :

Pengkajian Fokus :

- Vital Sign : Tekanan Darah : 110/80 mmHg


Nadi : 72 x/ menit
Suhu : 36,7oC
Pernafasan : 24x/ menit
Saturasi : 99 %
- GCS : Composmetis
- Kondisi luka pembedahan pada pedis
- Tidak ada perdarahan
- Tertutup kassa steril dan hypafix
- Klien mengatakan belum bisa miring kanan dan kiri
- Klien tampak lemah dan kesulitan mengubah posisi tidur
- Klien belum bisa menggerakkan bagian kaki
Diagnosa Keperawatan/ Masalah Kolaboratif

No Data (Sign & Symptom) Etiologi Problem


1 S (Subjektif) : Efek Hambatan
- Klien mengatakan belum bisa miring kanan dan kiri anastesi mobilitas
O (Objektif) : fisik
- Klien tampak lemah dan kesulitan mengubah posisi
tidur
- Klien belum bisa menggerakkan bagian kaki
- TD : 110/80 mmHg
N : 72x/menit
RR : 24x/menit
Suhu : 36,7oC
Saturasi Oksigen : 99%

Planning

No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


Keperawatan
1 Hambatan Setelah diberikan asuhan 1. Kaji 1. Kemampuan mobilisasi
mobilitas keperawatan selama 1x 2 jam kemampuan pasien yang baik
fisik diharapkan masalah hambatan pasien dalam menunjukkan bahwa efek
berhubungan mobilitas fisik teratasi dengan mobilisasi anastesi mulai berkurang
dengan efek Kriteria Hasil: 2. Gerakkan jari kaki
pemberian 1) Pergerakan / aktivitas 2. Ajarkan pasien merupakan gerakan
anastesi pasien bertambah dan tidak menggerakkan sederhana yang dapat
terbatasi. jari-jari dan dilakukan pada pasien
2) Pasien mampu kakinya dengan post anastesi
menggerakkan jari-jari dan 3. Gerakkan mobilitas miring
kakinya 3. Ajarkan pasien kanan dan miring kiring
3) Pasien mampu mengangkat miring kanan biasa dilakukan oleh pasien
kedua kakinya dan miring kiri dengan post anastesi

Implementasi

Hari/ Tanggal/ Jam No Dx Medis Tindakan Tanda Tangan


Jum’at,14 Juni 2019 Hambatan 1. Kaji kemampuan pasien
11.30 WIB mobilitas dalam mobilisasi
fisik 2. Ajarkan pasien
berhubungan menggerakkan jari-jari
dengan efek dan kakinya
pemberian 3. Ajarkan pasien miring
anastesi kanan dan miring kiri
Evaluasi

Hari/ Tanggal/ Jam No Dx Medis Evaluasi Tanda Tangan


Jum’at, 14 Juni 2019 Hambatan S:
11.35 mobilitas fisik - Klien mengatakan
berhubungan sudah bisa miring
dengan efek kanan kiri
pemberian O:
anastesi - Pasien tampak sudah
bisa miring kanan
kiri
- Klien tampak sudah
bisa menggerakkan
kakinya
A : Masalah Teratasi
P : Pertahankan kondisi
pasien
LAPORAN PRAKTEK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

PADA TN.A DENGAN DEBRIDEMENT ULKUS DM PEDIS

DI INSTALASI BEDAH SENTRAL

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR

Surakarta, Juni 2019


Mahasiswa

Irfan Darul Muttaqin


J230195039

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Dr. Fahrun Nur Rosyid, S.Kep., Ns., M.Kes Sriyanto, S.Kep., Ns


LAPORAN PRAKTEK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

PADA NY.Y DENGAN SECTIO CAESAREA

DI INSTALASI BEDAH SENTRAL

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR

DI SUSUN OLEH :

IRFAN DARUL MUTTAQIN

J230195039

PROGRAM PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2019
Nama Mahasiswa : Irfan Darul Muttaqin

Tempat Praktek : Instalasi Bedah Sentral

Tanggal Praktek : 15 Juni 2019

Nama Klien : Ny. Y

Diagnosa Medis : Sectio Caesarea G2 P1 A0 Oblique Riw. SC

No RM : 00469948

Umur : 32 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Suku : Jawa

Agama : Islam

Alamat : Tlobo Sempon Karangsari, Jatiyoso, Karanganyar

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Ruang Persiapan Operasi :

1. Serah Terima Pasien :


Pasien datang dari ruangan pukul 09.10 WIB dengan kondisi sudah
menggunakan baju operasi dan terpasang infus RL (IV Line) 500 cc (20 tpm)
dan terpasang drain cateter. Perawat yang menerima melakukan pengkajian
pasien “sign in” dan memeriksa kelengkapan administrasi (form informed
consent yang telah diisi lengkap dan di tanda tanggani oleh keluarga pasien,
dokter dan pasien). Kemudian pasien diajarkan teknik nafas dalam untuk
menghilangkan kecemasannya dan pemberian dukungan spiritual serta teknik
distraksi yaitu dengan cara berkomunikasi dengan perawat.
2. Pemeriksaan Fisik/Psikologis
Vital Sign : TD : 110/70 mmHg
N : 83 x/menit
RR : 26 x/menit
T : 36,6oC
Tingkat Kesadaran : Composmetis
Reaksi Psikologis : Klien tampak cemas dan gelisah
Persiapan Operasi :
- Identitas & Gelang : Iya
- Inform Concent : Iya
- Jenis & Lokasi Bedah : Iya
- Puasa : Iya (6 Jam Preop)
- Persiapan Kulit/ Cukur :-
- Gigi Palsu :-
- Riwayat Alergi :-
- Personal Hygiene :-
- Kosongan Kandung Kemih : Terpasang Kateter
Pengkajian Fokus :

S (Subjektif) :

- Klien mengatakan merasa cemas terhadap operasinya.


- Klien mengatakan ingin cepat operasinya selesai.

O (Objektif) :

- Klien terlihat cemas


- Klien tampak gelisah
- TTV : TD : 110/70 mmHg
N : 83 x/menit
RR : 26 x/menit
T : 36,6oC

Diagnosa Keperawatan/ Masalah Kolaboratif

No Data (Sign & Symptom) Etiologi Problem


1 DS Prosedur Cemas
- Klien mengatakan merasa Pembedahan
cemas terhadap operasinya
- Klien mengatakan ingin
cepat operasinya selesai.
DO
- Klien terlihat cemas
- TD : 110/70 mmHg
N : 83 x/menit
RR : 26 x/menit
T : 36,6oC
Planning

No Diagnosa Tujuan Perencanaan Rasional


Keperawatan
1 Cemas b/d NOC : NIC : 1. Untuk mengetahui
Prosedur - Kontrol 1. Kaji TTV seberapa tingkat
Pembedahan Kecemasan 2. Gunakan pendekatan kecemasan
- Koping yang menenangkan 2. Agar pasien dapat
Setelah dilakukan 3. Jelaskan semua merasa tenang
tindakan keperawatan prosedur dan apa yang 3. Untuk memberikan
selama 1 x 10 menit, dirasakan selama pengetahuan
kecemasan klien dapat prosedur 4. Agar pasien merasa
teratasi dengan kriteria 4. Temani pasien untuk aman dan tidak takut
hasil : memberikan keamanan 5. Agar pasien
1. Klien mampu dan mengurangi takut mengetahui tentang
mengidentifikasi 5. Berikan informasi jalannya operasi dan
dan mengungkapkan faktual mengenai kecemasan pasien
gejala cemas. diagnosis dan prosedur berkurang
2. Mengidentifikasi, tindakan prognosis 6. Membantu mengurangi
mengungkapkan, 6. Ajarkan tehnik kecemasan
dan menunjukkan relaksasi distraksi 7. Agar dapat dilakukan
tehnik untuk 7. Instruksikan pada kembali tehnik
mengontrol cemas. pasien untuk relaksasi ketika cemas
3. Vital Sign dalam menggunakan tehnik kembali terulang
batas rentang normal relaksasi 8. Untuk mengetahui
8. Identifikasi tingkat tingkat kecemasan dan
kecemasan tepat cara memberikan
asuhan keperawatan.

Implementasi

Hari/ Tanggal/ Jam No Dx Medis Tindakan Tanda Tangan


Sabtu, 15 Juni 2019 Cemas b/d 1. Mengkaji TTV
09.20 WIB Prosedur 2. Menggunakan Pendekatan yang
Pembedahan menenangkan
3. Menjelaskan semua prosedur dan apa
yang dirasakan selama prosedur
4. Menenmani pasien untuk memberikkan
keamanan dan mengurangi takut
5. Memberikkan informasi faktual
mengenai diagnosis, tindakan prognosis.
6. Mengajarkan tehnik relaksasi distraksi
7. Menginstruksikkan pasien untuk
menggunakan tehnik relaksasi
8. Mengidentifikasi tingkat kecemasan.
Evaluasi

Hari/ Tanggal/ Jam No Dx Medis Evaluasi Tanda


Tangan
Sabtu, 15 Juni 2019 Cemas b/d S:
09.25 WIB Prosedur - Pasien mengatakan sudah punya gambaran operasi
Pembedahan - Pasien mengatakan sudah merasa tenang
O:
- Pasien terlihat tenang
- Pasien menggunakan tehnik relaksasi nafas dalam.
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan ke ruang Intra Operasi

Ruang Operasi :

1. Kelengkapan Tim Operasi :


Bedah : 1 Operator, 1 Asisten, 1 Perawat instrument, 1 Perawat sirkuler
Anastesi : 1 Dokter Anastesi, 1 Perawat Anastesi
Jenis Anastesi : Anastesi Lokal
2. Daerah Operasi : Abdomen
3. Posisi : Supinasi
4. Instrumen Set Bedah Umum:
- Scapel No 3 : 1 Buah
- Bisturi No 20 : 1 Buah
- Kom : 2 Buah
- Bengkok : 1 Buah
- Gunting Klem : 5 Buah
- Gunting Jaringan : 3 Buah
- Pinset Anatomis : 2 Buah
- Pinset Cirugis : 2 Buah
- Dub Klem : 4 Buah
- Suction : 1 Buah
- Double Hak Besar : 1 Buah
- Hak Vesika : 1 Buah
- Ovarium Klem : 8 Buah
- Darm Spatel : 1 Buah
- Canul Suction : 1 Buah
- Bioerm Klem : 1 Buah
- Nal Poeder : 3 Buah
- Peyan Bengkok : 10 Buah
- Koker Bengkok : 2 Buah
5. Bahan Bedah :
- Alkohol 96% : 100 Cc
- Povidone Iodine : 100 Cc
- Kassa Steril :3M
- Sofratulle
- T-Chromic 2/0 : 2 Buah
- Vicryl 0.1, 3/0 : 2 Buah
- Hypafix
- Dug & Kain Steril : 4 Helai
- Handscoon Steril : 4 Buah
- Gown : 4 Buah
Laporan Intraoperasi :

Klien dari ruang pre operasi dibawa ke dalam ruang intra operasi yaitu
Ruang OK III pada pukul 09.30 WIB dengan menggunakan brankard. Setelah
masuk di ruang operasi, klien dipindahkan dari brankard ke meja operasi. Di
ruang OK III terdiri dari 1 dokter anastesi dan 1 perawat anastesi, 1 dokter
spesialis bedah, 2 perawat asisten bedah, 1 perawat instrumen, 1 perawat sirkuler.
Selanjutnya klien diposisikan supinasi dan dipasang alat-alat monitor tanda tanda
vital, saturasi oksigen klien serta diganti botol infus terratech (IV Line) 500 cc
(60 tpm). Kemudian klien dilakukan induksi anastesi lokal, sehingga klien masih
tetap sadarkan diri. Setelah itu tim melakukan scrubing lalu masuk ke dalam
ruang OK III untuk menggunakan gown, gloving serta menyiapkan penataan
instrument yang dibutuhkan. Kemudian dilakukan toiletting/ dressing dengan
menggunakan povidone iodine dan alkohol 96% pada daerah yang akan dilakukan
operasi dan dilakukan drapping dengan pemasangan dug dan kain steril yang
saling dikaitkan dengan towel clamp untuk melokalisasi pada daerah insisi.
Setelah persiapan operasi telah selesai, perawat sirkuler melakukan prosedur
“Time Out” yang bertujuan untuk mengklarifikasi identitas pasien, benar lokasi
pembedahan, benar prosedur pembedahan, antisipasi pembedahan serta tim
operasi. Tim memulai berdo’a terlebih dahulu sebelum proses operasinya dimulai.

Setelah siap, operator melakukan insisi dengan menggunakan scapel nomor


20 dan bisturi berukuran 3 pada bagian bawah abdomen dengan panjang +- 10 cm.
Operator melakukan insisi mulai dari bagian kulit, subkutis, jaringan lemak,
hingga terlihat lapisan facia. Setelah itu jaringan facia di insisi sepanjang +- 3 cm
hingga bagian peritonium dan dibuka sesuai kebutuhan. Kemudian operator
melakukan pembukaan pada plika vesikouterina dan insisi pada segmen bawah
rahim serta diperluas dengan memakai kedua jari telunjuk. Otot uterus dibuka
dengan bisturi dan lakukan suction pada air ketuban yang pecah. Operator dan
asisten dengan cepat mengeluarkan kepala hingga keluar seluruh badan janin.
Setelah janin lahir, asisten melakukan pemotongan tali pusat diantara dua ovarium
klem, dan operator mengusap serta membersihkan muka bayi lalu diserahkan
kepada perinatologi untuk resusitasi. Uterus bagian dalam dibersihkan
menggunakan suction dan kassa steril. Pada uterus bagian dalam, asisten
melakukan hecting dengan benang T-Chromic Atraumatic 3/0 dan jahitan kedua
menggunakan T-Chromic Atraumatic 2/0 secara satu-satu atau kros. Pada lapisan
plika di hecting dengan T-Chromic Atraumatic 2/0 dengan model jelujur. Lapisan
peritonium dan otot juga di hecting dengan T-Chromic Atraumatic 2/0 sambil
melihat kemungkinan masih ada perdarahan pada bekas insisi. Asisten melakukan
hecting pada lapisan facia dan menutup kulit menggunakan vicryl 3/0 dengan
model subtikular atau bersambung – sambung.

Setelah hecting selesai, kemudian didisinfektan menggunakan povidone


iodine, mengeringkan dan menutupnya dengan sofratulle dan kasa di atasnya serta
di fiksasi dengan hypafix. Tim melakukan “Time Out”, setelah itu dilakukan
pembersihan area disekitar klien, mulai dari bahan, kain dan dug yang digunakan
saat pembedahan, instrument dan alat dihitung kembali dan dirapikan, under pad
untuk melapisi bawah dug, hingga underpad yang basah di bersihkan dan diganti
dengan yang baru. Kemudian klien ditutup kembali dengan menggunakan kain
yang digunakan awal dan selanjutnya dibawa ke ruang recovery room.

Ruang Pemulihan :

Pengkajian Fokus :
- Vital Sign : Tekanan Darah : 145/89 mmHg
Nadi : 78 x/ menit
Suhu : 36,7oC
Pernafasan : 32x/ menit
Saturasi : 99 %
- GCS : Composmetis
- Kondisi luka pembedahan pada abdomen
- Tidak ada perdarahan
- Tertutup kassa steril
- Klien mengatakan sesak nafas dan dada terasa berat setelah operasi
- Klien tampak nafas tersengal-sengal
- Klien tampak lemah dan hanya bisa berbaring ditempat tidur.

Diagnosa Keperawatan/ Masalah Kolaboratif


No Data (Sign & Symptom) Etiologi Problem
1 S (Subjektif) : Hipoventilasi Pola nafas tidak
- Klien mengatakan sesak nafas efektif
dan dada terasa berat
O (Objektif) :
- Klien tampak sesak
- Klien tampak bernafas
tersengal-sengal
- Tekanan Darah : 145/89 mmHg
Nadi : 78 x/ menit
Suhu : 36,7oC
Pernafasan : 32x/ menit
2 S (Subjektif) : Faktor resiko Resiko Jatuh
- Klien mengatakan badannya pengobatan
terasa lemah (anastesi)
O (Objektif) :
- Klien berbaring ditempat tidur
- Klien tampak lemah

Planning

No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


Keperawatan
1 Pola nafas Setelah dilakukan tindakan a. Kaji TTV a. Menganalis data pasien
tidak efektif keperawatan selama b. Ajarkan teknik untuk menentukan dan
b/d 3 x 24 jam diharapkan relaksasi (tarik mencegah komplikasi
hipoventilasi pola nafas kembali efektif nafas dalam) b. Mengatur pola nafas dan
dengan kriteria hasil: c. Berikan posisi tidur menurunkan kecemasan
a Klien tidak sesak yang nyaman c. Membantu
b Napasnya tidak (semifowler) memaksimalkan ekspansi
tersengal-sengal d. Kolaborasi dengan paru dan menurunkan
c Respirasi 12 – 20 tim medis lain upaya pernafasan
x/menit pemberian O2 d. Memaksimalkan
pernafasan dan
menurunkan kerja nafas
2 Resiko jatuh Setelah diberikan asuhan a. Identifikasi a. Menjauhkan pasien dari
b/d faktor keperawatan selama 1 x 2 lingkungan yang lingkungan yang dapat
resiko jam, cedera tidak terjadi berisiko bagi pasien membahayakan pasien
pengobatan dengan kriteria hasil: b. Fasilitasi b. Mengurangi mungkin
(anastesi) a. Pengendalian terhadap lingkungan aman cedera
risiko meningkat c. Ajarkan pasien c. Meningkatkan
b. Mengenali risiko yang tentang lingkungan pengetahuan pasien
dapat dialami yang aman tentang lingkungan aman
sehingga mencegah
terjadinya cedera

Implementasi

Hari/ Tanggal/ Jam No Dx Medis Tindakan Tanda Tangan


Sabtu,15 Juni 2019 Pola nafas tidak a. Mengkaji TTV
10.30 WIB efektif b/d b. Mengajarkan teknik
hipoventilasi relaksasi (tarik nafas
dalam)
c. Memberikan posisi
tidur yang nyaman
(semifowler)
d. Kolaborasi dengan
tim medis lain
pemberian O2
Sabtu,15 Juni 2019 Resiko jatuh b/d a. Menempatkan
10.35 WIB faktor resiko pasien dengan
pengobatan posisi yang aman
(anastesi) dan nyaman
b. Menempatkan
pasien pada
lingkungan yang
aman
c. Memasang side rail
brankar

Evaluasi

Hari/ Tanggal/ Jam No Dx Medis Evaluasi Tanda Tangan


Sabtu, 15 Juni 2019 Pola nafas S:
10.45 WIB tidak efektif - Klien mengatakan
b/d sesaknya berkurang
hipoventilasi O:
- Klien tampak
sesaknya berkurang
- TD : 140/80 mmHg
Nadi : 74 x/ menit
Suhu : 36,7oC
RR : 26x/ menit
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan kondisi
pasien
Sabtu, 15 Juni 2019 Resiko jatuh S:-
10.45 WIB b/d faktor O:
resiko - Pasien lebih aman
pengobatan dan nyaman
(anastesi) - Lingkungan aman
bagi pasien
- Pasien lebih aman
A : Masalah Teratasi
P : Pertahankan kondisi
pasien
LAPORAN PRAKTEK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

PADA NY.Y DENGAN SECTIO CAESAREA

DI INSTALASI BEDAH SENTRAL

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR

Surakarta, Juni 2019


Mahasiswa

Irfan Darul Muttaqin


J230195039

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Dr. Fahrun Nur Rosyid, S.Kep., Ns., M.Kes Sriyanto, S.Kep., Ns


LAPORAN PRAKTEK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

DI INSTALASI BEDAH SENTRAL

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR

Surakarta, Juni 2019


Mahasiswa

Irfan Darul Muttaqin


J230195039

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Dr. Fahrun Nur Rosyid, S.Kep., Ns., M.Kes Sriyanto, S.Kep., Ns

Anda mungkin juga menyukai