Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

Konsep Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Cronic kidney disease

Disusun Oleh

Nama: Ismatul Zahara

NPM : F0H018001

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Ns. Nova Yustisia, S. Kep, M.Pd Ns. M. Yunus, S. Kep

Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidkan Tinggi Universitas Bengkulu

Program Diploma III Vokasi Ilmu Kesehatan

Tahun Ajaran 2019/2020


A. KONSEP TEORI
1. Pengertian

Gagal ginjal kronik (GGK) biasanya akibat akhir dari kehilangan


fungsi ginjal lanjut secara bertahap (Doenges, 1999; 626). Gagal ginjal kronis
atau penyakit renal tahap akhir (ESRD) merupakan gangguan fungsi renal
yang progresif dan irreversible dimana kemampuan tubuh gagal untuk
mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan
elektrolit,menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam
darah). (Brunner & Suddarth, 2001; 1448) Gagal ginjal kronik merupakan
perkembangan gagal ginjal yang progresif dan lambat,biasanya berlangsung
beberapa tahun. (Price, 1992; 812.

Cronic kidney disease( CKD ),pada dasarnya pengelolaan tidak jauh


beda dengan cronoic renal failure ( CRF ), namun pada terminologi akhir
CKD lebih baik dalam rangka untuk membatasi kelainan klien pada kasus
secara dini, kerena dengan CKD dibagi 5 grade, dengan harapan klien
datang/merasa masih dalam stage – stage awal yaitu 1 dan 2. secara konsep
CKD, untuk menentukan derajat ( stage ) menggunakan terminology CCT
( clearance creatinin test ) dengan rumus stage 1 sampai stage 5. sedangkan
CRF ( cronic renal failure ) hanya 3 stage. Secara umum ditentukan klien
datang dengan derajat 2 dan 3 atau datang dengan terminal stage bila
menggunakan istilah CRF.

2. Etiologi

a. Infeksi misalnya pielonefritis kronik, glomerulonefritis


b. Penyakit vaskuler hipertensif misalnya nefrosklerosis benigna,
nefrosklerosis maligna, stenosis arteria renalis
c. Gangguan jaringan penyambung misalnya lupus eritematosus sistemik,
poliarteritis nodosa,sklerosis sistemik progresif
d. Gangguan kongenital dan herediter misalnya penyakit ginjal
polikistik,asidosis tubulus ginjal
e. Penyakit metabolik misalnya DM,gout,hiperparatiroidisme, amiloidosis
f. Nefropati toksik misalnya penyalahgunaan analgesik,nefropati timbal
g. Nefropati obstruktif misalnya saluran kemih bagian atas: kalkuli
neoplasma, fibrosis netroperitoneal. Saluran kemih bagian bawah:
hipertropi prostat, striktur uretra, anomali kongenital pada leher kandung
kemih dan uretra. Batu saluran kencing yang menyebabkan hidrolityasis

3. Patway / Woc

Zat toksik Vascular Infeksi

Reaksi antigenn
Aterio sklerosis Tertimbun tubuh

Suplai darah ke
ginjal

GFR turun

Gagal ginjal
kronik

Sekresi protein
Retensi NA
Sekresi eritropitis

Sindrom Vlume
uremia interstisial HB turun

MK : Intoleransi
MK : volume cairan Edema
meningkat
Beban jantung naik
Produksi asam
lambung Hipertrofi ventrikel
COP turun
kiri

Nausea vomitus
MK : penurunan Aliran darah ginjal
curah jantung
Gastritis
Retensi Na & h2o

Mual muntah Suplay o2


MK : perubahan pola
napas
Aliran darah
MK : Kebutuhan
ginjal
nutrisi kurang

Retensi Na
dan H2O

Mk : Nyeri

4. MANIFESTASI KLINIS

a. Gejala dini : lethargi, sakit kepala, kelelahan fisik dan mental, berat badan
berkurang, mudah tersinggung, depresi

b. Gejala yang lebih lanjut : anoreksia, mual disertai muntah, nafas dangkal
atau sesak nafas baik waktui ada kegiatan atau tidak, udem yang disertai
lekukan, pruritis mungkin tidak ada tapi mungkin juga sangat parah.
B. Konsep Asuhan Keperawatan pada Klien dengan CKD
1. Pengkajian
a) Pengkajian  Primer
Pengkajian dilakukan secara cepat dan sistemik,antara lain :
1) Airway ( jalan napas )
Sumbatan : tidak ada ( paten )
( ) Lidah jatuh kebelakang
( ) Benda asing/ darah pada rongga mulut
( ) Adanya secret
( ) Darah
Pada pasien CKD biasanya terjadi :
 Sumbatan parsial
 Terdengar lender pada leher
2) Breathing ( pernapasan )
Sesak dengan :
( ) Aktivitas
( ) Tanpa aktivitas
( ) Menggunakan otot tambahan
Irama :
( ) Teratur
( ) Tidak teratur
Kedalaman :
( ) Dalam
( ) Dangkal
Batuk : tidak batuk
( ) Produktif
( ) Non produktif
Sputum :
( ) ada ( ) tidak
Warna :
Konsistensi :
Bunyi napas :
( ) ronchi
( ) creakless
Pada pasien CKD bisa terjadi :
 Penggunaan otot – otot pernapasan
 Dsypneu
 Takipneu
3) Circulation
a. TD meningkat
b. Nadi kuat
c. Disritmia
d. Adanya peningkatan JVP
e. Terdapat edema pada ekstremitas bahkan anasarka
f. Capillary refill > 3 detik
g. Akral dingin
h. Cenderung adanya perdarahan terutama pada lambung
Pada pasien CKD bisa terjadi :
a. Akral dingin
b. Nampak anemis
c. Ekstermitas bawah oedema
d. Nadi cepat dan dalam
4) Disability : pemeriksaan neurologis  GCS menurun bahkan terjadi
koma, Kelemahan dan keletihan, Konfusi, Disorientasi, Kejang, Kelemahan
pada tungkai.
a) A : Allert : sadar penuh, respon bagus
b) V : Voice Respon : kesadaran menurun, berespon thd suara
c) P : Pain Respon : kesadaran menurun, tdk berespon thd suara, berespon thd
rangsangan nyeri
d) U : Unresponsive : kesadaran menurun, tdk berespon thd suara, tdk
bersespon thd nyeri
Pada pasien CKD kemungkinan dapat terjadi :
 GSC : E4V5M6

b). Pengkajian Sekunder


Pemeriksaan sekunder dilakukan setelah memberikan pertolongan atau
penenganan pada pemeriksaan primer. Pemeriksaan sekunder meliputi :

1) Keluhan Utama
Badan lemah, cepat lelah, nampak sakit, pucat keabu-abuan, kadang-
kadang disertai udema ekstremitas, napas terengah-engah.
2) Riwayat kesehatan
Faktor resiko (mengalami infeksi saluran nafas atas, infeksi kulit, infeksi
saluran kemih, hepatitis, riwayat penggunaan obat nefrotik, riwayat
keluarga dengan penyakit polikistik, keganasan, nefritis herediter)
3) Anamnesa
a) Oliguria/ anuria 100 cc/ hari, infeksi, urine (leucosit, erytrosit, WBC,
RBC)
b) Cardiovaskuler: Oedema, hipertensi, tachicardi, aritmia, peningkatan
kalium
c) Kulit : pruritus, ekskortiasis, pucat kering.
d) Elektrolit: Peningkatan kalium, peningkatan H+, PO, Ca, Mg,
penurunan HCO3
e) Gastrointestinal : Halitosis, stomatitis, ginggivitis, pengecapan
menurun, nausea, ainoreksia, vomitus, hematomisis, melena, gadtritis,
haus.
f) Metabolik : Urea berlebihan, creatinin meningkat.
g) Neurologis: Gangguan fungsi kognitif, tingkah laku, penurunan
kesadaran, perubahan fungsi motorik
h) Oculair : Mata merah, gangguan penglihatan
i) Reproduksi : Infertil, impoten, amenhorea, penurunan libido
j) Respirasi : edema paru, hiperventilasi, pernafasan kusmaul
k) Lain-lain : Penurunan berat badan
4) AMPLE : alergi, medication, past illness, last meal, event
5) Pemeriksaan seluruh tubuh : Head to toe
6) Pemeriksaan penunjang : radiologi, laboraturium darah.

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien CKD adalah:
1. Gangguan pertukaran gas b.d perubahan membran kapiler-alveolar
2. penurunan curah jantung b.d respon fisiologis otot jantung, peningkatan
frekuensi, dilatasi, hipertrofi atau peningkatan isi sekuncup
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake makanan
yang inadekuat (mual, muntah, anoreksia dll).
4. Itolereansi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
5. Kelebihan volume cairan b.d gangguan mekanisme pengaturan
6. Nyeri akut b.d agens cedera fisik

3. Intervensi Keperawatan
N DIAGNOSA
TUJUAN INTERVENSI
O KEPERAWATAN
1 Gangguan pertukaran gas NOC : NIC :
b/d kongesti paru,  Respiratory Status : Gas  Auskultasi bunyi nafas,
hipertensi pulmonal, exchange catat adanya crakles
penurunan perifer yang  Respiratory Status : R: Menyatakan adanya
mengakibatkan asidosis ventilation pengumpulan sekret
laktat dan penurunan curah  Vital Sign Status  Ajarkan pasien batuk
jantung. Kriteria Hasil : efektif dan nafas dalam
 Mendemonstrasikan R: Membersihkan jalan
Definisi : Kelebihan atau peningkatan ventilasi dan nafas dan memudahkan
kekurangan dalam oksigenasi yang adekuat aliran O2
oksigenasi dan atau  Memelihara kebersihan paru  Atur posisi senyaman
pengeluaran paru dan bebas dari tanda mungkin
karbondioksida di dalam tanda distress pernafasan R: Mencegah terjadinya
membran kapiler alveoli  Mendemonstrasikan batuk sesak nafas
efektif dan suara nafas yang  d. Batasi untuk beraktivitas
Batasan karakteristik : bersih, tidak ada sianosis dan R: Mengurangi beban kerja
 Gangguan penglihatan dyspneu (mampu dan mencegah terjadinya
 Penurunan CO2 mengeluarkan sputum, sesak atau hipoksia
 Takikardi mampu bernafas dengan
 Hiperkapnia mudah, tidak ada pursed lips)
 Keletihan  Tanda tanda vital dalam
 somnolen rentang normal
 Iritabilitas
 Hypoxia
 kebingungan
 Dyspnoe
 nasal faring
 AGD Normal
 sianosis
 warna kulit abnormal
(pucat, kehitaman)
 Hipoksemia
 hiperkarbia
 sakit kepala ketika
bangun
 frekuensi dan
kedalaman nafas
abnormal
 Faktor faktor yang
berhubungan :
ketidakseimbangan
perfusi ventilasi
 perubahan membran
kapiler-alveolar
2 Penurunan curah jantung NOC : NIC :
b/d respon fisiologis otot  Cardiac Pump effectiveness
jantung, peningkatan  Circulation Status  Auskultasi bunyi jantung
frekuensi, dilatasi,  Vital Sign Status dan paru R: Adanya
DAFTAR PUSTAKA

Doenges E, Marilynn, dkk. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan : PedomanUntuk


Perancanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3. Jakarta :
EGC

Wilkinson, Juddith M. (2016). Diagnosa keperawatan NANDA NIC NOC. Jakarta :


EGC

Long, B C. (1996). Perawatan Medikal Bedah (Suatu Pendekatan Proses


Keperawatan) Jilid 3. Bandung : Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan
Keperawatan

Price, Sylvia A dan Lorraine M Wilson. (1995). Patofisiologi Konsep Kllinis Proses-
proses Penyakit. Edisi 4. Jakarta : EGC

Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G Bare. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah Brunner & Suddarth. Edisi 8. Jakarta :EGC

Suyono, Slamet. (2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 3. Jilid I II. Jakarta.:
Balai Penerbit FKUI

Anda mungkin juga menyukai