Anda di halaman 1dari 38

MAKALAH DAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PEMENUHAN KEBUTUHAN MEMILIKI DAN DIMILIKI

Untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Dasar

Yang Di Bimbing Oleh Ibu Ns. Putu Sintya A, M. Kep

Oleh :

Alifia Nurrafikarisma (AOA0200926)

Sevia Ito Permadani (AOA0200937)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDEDES MALANG


PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2021 / 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmatnya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan judul “Makalah Dan Asuhan
Keperawatan Pada Pemenuhan Kebutuhan Memiliki Dan Dimiliki”. Terima kasih kami
ucapkan kepada para pengajar atas bimbingan dan pendidikan yang diberikan
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik. Makalah ini merupakan
hasil diskusi kelompok kami dengan materi kebutuhan dasar dimiliki dan memiliki.

Pembahasan didalamnya kami dapatkan dari kuliah, browsing internet, diskusi


anggota, dan lain-lain. Dengan pemahaman berdasarkan pokok bahasan masalah
kebutuhan rasa memiliki dan dimiliki pada manusia, kami sadari makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan. Kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat
kami harapkan demi kesempurnaannya. Demikian yang dapat kami sampaikan,
semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami yang sedang menempuh
pendidikan dan dapat dijadikan pelajaran bagi teman-teman dan kami khususnya.

MALANG, 09 MEI 2021

Penulis
DAFTAR ISI

COVER………………………………………………………………………………………………………………………….1
KATA PENGANTAR......................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................3
PENDAHULUAN............................................................................................................4
A. Latar Belakang...............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................4
C. Tujuan..............................................................................................................................4
1. Pengertian Kebutuhan Dasar Manusia.......................................................................6
2. Kebutuhan Memiliki dan Dimiliki (Belonging needs).................................................6
3. Teori Dasar Memiliki Dan Dimiliki................................................................................7
4. Bentuk Rasa Memiliki dan Dimiliki..............................................................................8
5. Faktor – Faktor Pendukung Rasa Memiliki Dan Dimiliki........................................11
6. Unsur Rasa Memiliki Dan Dimiliki..............................................................................12
7. Emosi Seseorang dalam Kebutuhan Rasa Memiliki dan Dimiliki, meliputi :........13
8. Kebutuhan Cinta dan Rasa Memiliki.........................................................................13
9. Kegagalan dalam Memenuhi Rasa Memiliki dan Dimiliki.......................................13
BAB III.......................................................................................................................... 14
TINJAUAN KASUS......................................................................................................14
BAB IV......................................................................................................................... 19
PENGKAJIAN.............................................................................................................. 19
ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN MEMILIKI DAN
DIMILIKI....................................................................................................................... 19
BAB V.......................................................................................................................... 35
PENUTUP.................................................................................................................... 35
A. Kesimpulan...................................................................................................................35
B. Saran.............................................................................................................................35
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia sebagai makhluk biopsikososial dan spriritual memiliki banyak kebutuhan


untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, bahkan dari kebutuhan yang paling dasar
seperti makan, minum, bernapas, elimininasi, reproduksi dan istirahat. Kebutuhan
dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam
mempertahankan keseimbangan fisiologis maupuan psikologis, yang tentunya
bertujuan untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan. Kebutuhan dasar
manusia menurut Abraham Maslow dalam teori Hirarki. Dalam mengaplikasikan
kebutuhan dasar manusia (KDM) yang dapat digunakan untuk memahami hubungan
antara kebutuhan dasar manusia pada saat memberikan perawatan.Beberapa
kebutuhan manusia tertentu lebih mendasar dari pada kebutuhan lainnya. Kebutuhan
tersebut adalah kebutuhan dasar fisiologis, keamanan, cinta dimiliki dan memiliki,
harga diri, dan aktualisasi diri

Manusia memiliki kebutuhan dasar yang bersifat heterogen.Setiap orang


mempunyai kebutuhan dasar yang sama, walaupun masing-masing memiliki latar
belakang sosial, budaya, persepsi, dan pengetahuan yang berbeda. Manusia akan
memenuhi kebutuhan dasarnya sesuai dengan tingkat prioritas masing-masing.
Kebutuhan dasar yang harus segera dipenuhi adalah kebutuhan dasar dengan tingkat
prioritas yang paling tinggi/utama. Walaupun kebutuhan dasar umumnya harus
dipenuhi.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah Pengertian dari kebutuhan dasar manusia?


2. Bagaimanakah Kebutuhan memiliki dan dimiliki?
3. Bagaiamanakah konsep kebutuhan harga diri?
4. Bagaimanakah konsep kebutuhan aktualisasi diri?
5. Apa saja faktor yang mempengaruhi kebutuhan dasar manusia?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari kebutuhan dasar manusia


2. Untuk mengetahui kebutuhan memiliki dan dimiliki
3. Untuk mengetahui konsep kebutuhan harga diri
4. Untuk mengetahui konsep kebutuhan aktualisasi diri
5. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kebutuhan dasar manusia
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Kebutuhan Dasar Manusia

Kebutuhan adalah suatu keadaan yang ditandai oleh perasaan kekurangan


dan ingin diperoleh suatu yang akan diwujudkan melalui suatu usaha atau
tindakan (Murray dalam Bherm, 1996). Kebutuhan dasar manusia adalah hal-hal
seperti makanan, air, keamanan dan cinta yang merupakan hal yang penting untuk
bertahan hidup dan kesehatan.

King (1987, dalam Potter, 2005) mengatakan bahwa pemenuhan


kebutuhan dasar manusia berfokus pada tiga sistem yakni sistem personal,
interpersonal, dan sistem sosial. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-
unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam mempertahankan keseimbangan
fisiologis maupun psikologis, yang tentunya bertujuan untuk mempertahankan
kehidupan dan kesehatan.

Dalam hal ini Abraham Maslow mengemukakan Teori Hierarki Kebutuhan


yang menyatakan bahwa setiap manusia memiliki lima kebutuhan dasar, yaitu
kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman dan perlindungan, kebutuhan rasa
cinta, memiliki dan dimiliki, kebutuhan harga diri, serta kebutuhan aktualisasi diri
(Potter dan Perry 1997). Adanya keinginan untuk memenuhi kebutuhan dasar,
yang dipengaruhi oleh stimulus internal maupun eksternal. Kebutuhan dasar saling
berhuibungan dan saling mempengaruhi. Manusia dapart merasakan adanyas
kebutuhan dan akan berusaha memenuhinya dengan segera (Asmadi, 2008).

2. Kebutuhan Memiliki dan Dimiliki (Belonging needs)

Jika kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan rasa aman telah terpenuhi,
maka muncullah kebutuhan akan rasa cinta, kasih sayang dan rasa memiliki-
dimiliki. Kebutuhan-kebutuhan ini meliputi dorongan untuk bersahabat, keinginan
memiliki pasangan dan keturunan, kebutuhan untuk dekat pada keluarga dan
kebutuhan antarpribadi seperti kebutuhan untuk memberi dan menerima cinta.
Seseorang yang kebutuhan cintanya sudah relatif terpenuhi sejak kanak-kanak.

Tidak akan merasa panik saat menolak cinta. Dirinya akan memiliki
keyakinan besar bahwa dirinya akan diterima orang-orang yang memang penting
bagi dirinya.
3. Teori Dasar Memiliki Dan Dimiliki

a) Kasih sayang adalah satu istilah yang konotatif, dan tidak denotatif. Akan tetapi
ia tidak akan muncul dan berkembang tanpa adanya kehendak sesuatu pihak
yang memberikannya. Sebelum kita memberi kasih sayang kepada orang lain,
sayangilah diri anda sendiri terlebih dahulu dengan mencerminkan akhlak dan
moral yang baik.Kasih sayang ini sadar atau tidak, menuntut tanggung jawab,
pengorbanan, kejujuran, saling percaya, saling pengertian, saling terbuka
masing-masing pihak sehingga antar keduannya merupakan kesatuan yang
bulat dan utuh.
b) Cinta merupakan kebutuhan hidup yang sangat mendasar. Cinta memang sulit
untuk didefinisikan, namun secara sederhana cinta bisa dikatakan sebagai
paduan rasa simpati antardua makhluk dan cinta milik semua orang. Rasa
simpati ini berkembang di antara pria dan wanita, antara orang tua dan anak,
ataupun cinta kita kepada sesame manusia.Cinta juga merupakan ikatan yang
kita bentuk dengan individu-individu di luar diri kita sebagai bagian dari usaha
kita untuk menempatkan dan memberikanmakna terhadap kehidupan kita.
c) Kemesraan berasal dari kata dasar 'mesra', yang artinya perasaan simpati yang
akrab. Kemesraan adalah hubungan akrab baik antara pria dan wanita yang
sedang dimabuk asmara maupun yang sudah berumah tangga. Kemesraan
merupakan perwujudan kasih sayang yang telah mendalam. Cinta yang
berlanjut menimbulkan pengertian mesra atau kemesraan. Kemesraan adalah
perwujudan dari cinta. Kemesraan dapat menimbulkan daya kreativitas
manusia. Kemesraan dapat menciptakan berbagai bentuk seni sesuai dengan
kemampuan bakatnya.
d) Pemujaan dimulai sejak manusia dilahirkan dengan akal yang dimilikinya.
Manusia telah berfikir kritis tentang alam dan kejadiannya. Hal ini dapat
diwujudkan dengan mengagumi dan bersyukur kepada Sang Pencipta. Dalam
mencari bentuk-bentuk pemujaan dapat berupa ibadah sebagai media
komunikasi antara manusia dengan Tuhan, membangun tempat ibadah yang
sebaik-baiknya, mencipta lagu, puisi, novel, film, dan sebagainya yang bertema
mencintai Sang Pencipta.
e) Belas Kasihan
Makna Belas Kasihan hampir sama dengan makna yang pertama yaitu Kasih
sayang, namun sedikit berbeda, Belas Kasihan diartikan sebagai rasa Toleran,
saling berbagi & memberi / rasa ingin menolong hambatan – hambatan seperti
adanya pertengkaran, permusuhan, kerasukan, kedengkian, dll, akan terobati
jika sesama. Umat Manusia saling mengasihi, saling memberi, saling
membantu satu dengan yang lain.
f) Cinta Kasih Erotis
Cinta Kasih Erotis bisa diartikan sebagai aktivitas hubungan badan Seksual.
Parameter cinta erotis diukur dari kepuasan biologis.Banyak dari kita yang
menyalahartikan hubungan Cinta Erotis / Hubungan Seksual sebagai pemuas
hidup hanya karena lawan jenis yang begitu cantik/ganteng sehingga ingin
melakukan hubungan intim. Mayoritas remaja pun lantas dimabuk cinta dan tak
mampu menyelami hakikat cinta. Mereka lantas berpikir singkat. Mayoritas
mereka berusaha dengan segala cara untuk ”dicintai”, bukan ”mencintai”.
Seorang anak muda lantas terjebak pada hubungan seks yang liberal karena
takut tidak dicintai sang pacar.
Dalam arti Sesungguhnya Cinta Erotis yaitu bersifat ekslusif, bukan universal,
cinta kasih erotis dicampur baurkan dengan pengalaman yang dapat di
eksplosif berupa jatuh cinta. Nafsu fisik belaka, untuk meredakan ketegangan
yang menyakitkan. Keinginan seksual dengan mudah dapat distimulasi dengan
perasaan yang dalam. Cinta kepada lawan jenis dan secara syah telah resmi
sebagai suami istri dan melakukan hubungan intim untuk mengaruniai seorang
keturunan.

4. Bentuk Rasa Memiliki dan Dimiliki

1) Rasa Memiliki dan Dimiliki dalam Keluarga


Keluarga adalah sebagai suatu kesatuan dan pergaulan yang paling
awal. Sebagai satu kesatuan merupakan gabungan dari beberapa orang yang
ditandai oleh hubungan genelogis dan psikologis yang saling ketergantungan
dengan karakteristiknya yang berbeda. Jadi keluarga menggambarkan ikatan
atau hubungan di antara anggota keluarganya yang diikat dengan berbagai
sistem nilai.
Keluarga dalam bentuk apapun pada hakekatnya merupakan
persekutuan hidup, dalam kedudukan inilah lahir berbagai fungsi keluarga.
Keluarga merupakan bagian dari lingkungan kecil yang terdiri dari ayah, ibu,
dan anak yang merupakan bagian dari masyarakat dan bangsa, oleh karena itu
kekuatan suatu negara bersumber pada kekuatan keluarga, baik menyangkut
kelancaran, keselamatan maupun kelangsungan hidup suatu keluarga. Salah
satu faktor yang perlu diperhatikan dalam memelihara iklim emosional keluarga
adalah dengan adanya sikap kerjasama dalam memenuhi kebutuhan-
kebutuhan anggota keluarganya.
Kebutuhan-kebutuhan itu meliputi:

a. Kebutuhan Akan Rasa Kasih Sayang


Kasih sayang adalah faktor yang cukup penting dalam kehidupan anak,
kasih sayang tidak akan dirasakan oleh sianak apabila dalam kehidupannya
mengalami hal-hal sebagai berikut: Kehilangan pemeliharaan orang tuanya,
Anak merasa tidak diperhatikan, dan kurang disayangi, Orang tua terlalu
ambisius dan otoriter, Orang tua yang mempunyai sikap yang berlawanan.
b. Kebutuhan Akan Rasa Aman
Seorang anak merasa diterima oleh orang tua apabila dia merasa bahwa
kepentingannya diperhatikan serta merasa bahwa ada hubungan yang erat
antara si anak dengan keluarganya. Anak yang merasa sungguh-sungguh
dicintai oleh orang tua dan keluarganya pada umumnya akan merasa
bahagia dan aman.
c. Kebutuhan Akan Harga Diri
Setiap anak ingin merasa bahwa ia mempunyai tempat dalam keluarganya,
dalam arti bahwa ia ingin diperhatikan, ingin agar ibu dan bapaknya, dan
anggota keluarga lainnya mau mendengar dan tidak mengacuhkan apa
yang dikatakannya.
d. Kebutuhan Akan Rasa Kebebasan
Kebutuhan yang dimaksud disini adalah kebebasan dalam batas-batas
kewajaran. Pada umumnya anak menginginkan kebebasan dari orang
tuanya dalam hal melakukan berbagai aktifitas dan memiliki teman bergaul.
e. Kebutuhan Akan Rasa Sukses
Setiap anak ingin merasa bahwa apa yang diharapkan dari padanya dapat
dilakukan sesuai dengan keinginan orang tuanya, karena rasa sukses yang
dicapai pada waktu kecil akan berpengaruh pada kehidupan kelak.
f. Kebutuhan Akan Mengenal Lingkungan
Kebutuhan anak akan mengenal lingkungannya merupakan salah satu
faktor yang penting dalam memberikan rasa bahwa ia memiliki potensi,
orang tua harus memperhatikan hal ini dalam mendidik anaknya.
2) Rasa Memiliki dan Dimiliki dalam Kehidupan Bertetangga
Dalam kehidupan masyarakat pemerintahan yang terkecil adalah rukun
tetangga (RT), dimana orang-orang yang hidup disekitar wilayahnya tersebut
berusaha untuk membuat semacam keteraturan. Kehidupan yang dicita-citakan
akan terlaksana apabila setiap komponen menyadari betapa pentingnya
kehidupan yang penuh keteraturan dan berusaha menjalankan ketentuan yang
berlaku.
Nilai yang paling pokok harus dimiliki oleh disetiap anggota oleh suatu
kelompok masyarakat adalah adanya rasa memiliki satu sama lainnya, rasa
saling mencintai serta rasa saling keterikatan akan menjadikan rasa sadar
bahwa kehidupannya akan selalu saling memperhatikan dan tepo seliro serta
tidak akan mementingkan diri sendiri. Organisasi kemasyarakatan mempunyai
corak yang bermacam-macam dalam mengembangkan segi sosial dari
kehidupan pemuda. Melalui organisasi pemuda berkembanglah kesadaran
nasional, kecakapan-kecakapan didalam pergaulan dengan sesama kawan dan
sikap yang tepat didalam hubungan antar manusia. Organisasi kewaspadaan
seperti Pramuka, PMR, Karang Taruna, dan sebagainya, dapat menumbuhkan
sikap dan prilaku kasih sayang sesama anggota.
3) Rasa Memiliki dan Dimiliki Terhadap Lingkungan
Jika melihat kenyataan di zaman ini, kita dapat melihat bahwa hampir
semua masyarakat tidak peduli terhadap lingkungan. Hal itu menunjukkan
bahwa rasa memiliki dan di miliki mereka terhadap lingkungan lambat laun
semakin menipis.Banyak terjadi penebangan hutan secara liar sehingga
sebagian hutan – hutan menjadi gundul, membuang sampah sembarangan
atau tidak peduli dengan lingkungan.
4) Cinta Persaudaraan
Cinta persaudaraan adalah Rasa cinta menjadi satu identitas yang
melekat dalam kehidupan para mahluk-Nya. Tanpa diundang, cinta hadir dan
menyapa siapa saja. Membenamkan segala syak wasangka menjadi satu
alunan dendang irama. Saking dahsyatnya cinta, banyak orang yang terlena
dan salah mendefinisikan arti cinta.
Cinta persaudaraan (agape = bahasa yunani) diwujudkan manusia
dalam tingkah atau perbuatannya. Cinta persudaraan tidak mengenal adanya
batas-batas manusia berdasarkan suku bangsa atau agama. Dalam cinta ini
semua manusia sama sebagai makhluk tuhan sehingga seseorang tidak
mempunyai pamrih untuk berbuat baik terhadap sesama.
Dalam pandangan Islam tidak ada sesuatu pun yang dapat mengurangi
kebencian, kecemburuan dan permusuhan dari hati manusia, kecuali
persaudaraan sejati yang didasarkan pada cinta,persahabatan dan saling
memberikan nasehat. Sehingga beliua mengajak umat muslim untuk
menebarkan salam diantara saudara-saudara mereka, sehingga mereka akan
membuka hati mereka untuk saling mencintai dan bertemu dalam kondisi yang
baik.
5) Rasa Memiliki dan dimiliki Terhadap Tuhan
Kita adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, sudah
sewajarnya manusia mengabdi kepada Tuhannya. Karena manusia mengabdi
kepada Tuhannya, jadi sebagai manusia yang percaya dengan adanya Tuhan,
maka kita sebaiknya taat beribadah dan menjauhi larangannya.
6) Cinta Kepada Diri Sendiri
Pada individu, di samping harus mencintai lain jenis juga ada keharusan
mencintaidiri sendiri (self love). Banyak orang menafsirkan bahwa cinta kepada
diri sendiri identik dengan & Jika hal ini yang terjadi maka cintapada diri sendiri
nilai negatif. Namun sensi mencintai diri sendiri Incrigurus diri sendiri sehingga
kebutuhan jasmani dan rohaninya terpenuhi secara wajar. Setiap individu wajib
mencintai dirinya sendiri.
5. Pathway

Negative perception to Maladaptive coping


problem

Stressor Accumulation of
stressor

Potensial self Heplessness


destruction depretion

Keterangan :
Klien yang mengalami gangguan perasaan biasanya diawali dari persepsinya
yang negatif terhadap stressor. Klien menanggap masalah sebagai sesuatu yang
100 % buruk. Tidak ada hikmah dan kebaikan dibalik semua masalah yang
diterimanya. Kondisi ini memperburuk dengan idak adaanya dukungan yang
adekuat seperti dari keluarga, sahabat, ibu, tetangga, terutama keyakinannya
kepada sang Maha Kuasa muncullah fase akumlasi stressor dimana stressor yang
lain turut memperburuk keadaan klien. Klien merasa akan tidak berdaya dan
akhirnya ada niat untuk mencederai diri dan mengakhiri hidup. Hal ini menjadi
pemicu muncuonya depresi, harga diri rendah, dan mengisolasi diri yang akan
menjadi internal stressor.

6. Faktor – Faktor Pendukung Rasa Memiliki Dan Dimiliki

1) Kesamaan
Seseorang cenderung menyukai orang yang memiliki kemiripan, baik
secara fisik, karakteristik kepribadian, nilai-nilai, sikap, ataupun latar
belakang.Biasanya orang cenderung untuk menjalin hubungan cinta dengan
orang yang dirasakan sama dalam hal daya tarik fisik Bila seseorang merasa
tidak terlalu cantik, maka mungkin dia tidak akan mencintai orang yang terlalu
tampan. Ia akan memilih orang yang kurang lebih setara dalam daya tarik
fisik.Begitu pun kita lebih tertarik pada orang yang sama - sama menyukai
kegiatan tertentu, misalnya sama-sama suka jalan-jalan. Lalu sama – sama
satu agama, sama-sama memiliki pandangan terhadap yang hidup yang
serupa, sama dalam hal tingkat ekonomi, dan berbagai kesamaan lainnya.
Anda bisa melihat, sebagian besar pasangan memiliki banyak kesamaan di
antara mereka.Umumnya pasangan relatif setara dalam hal etnisitas, kondisi
ekonomi keluarga, umur, keyakinan, pendidikan, dan lainnya.
2) Keakraban.
Apakah anda menyukai orang yang akrab dengan anda? Tentu saja
anda suka. Nah, semakin akrab diri kita dengan seseorang maka kita akan
cenderung semakin tertarik padanya. Mereka yang semakin akrab juga akan
‘merasa’ semakin memiliki banyak kesamaan. Tidaklah mengherankan bila
banyak hubungan cinta terbangun setelah melalui proses menjadi
akrab.Banyak yang mula- mula berteman saja akhirnya menjadi sepasang
kekasih.
3) Kedekatan fisik.
Pasti anda pernah tahu ada orang yang menikah dengan tetangganya,
dulunya teman sekerja, atau dulunya satu kampus. Nah, orang yang berada
dekat secara fisik, cenderung lebih disukai. Interaksi mereka lebih kerap
sehingga memungkinkan tumbuhnya rasa tertarik.
4) Daya tarik pribadi.
5) Inilah sumber utama daya tarik seseorang. Pada umumnya orang menilai
seseorang memiliki daya tarik atau tidak tergantung pada daya tarik pribadi
yang dimiliki. Daya tarik pribadi mencakup daya tarik fisik, daya tarik
kepribadian, dan daya tarik sosial
7. Unsur Rasa Memiliki Dan Dimiliki

1) Perasaan kasih sayang, yang meliputi cinta, senang, suka dan belas kasihan
2) Kepada sesuatu, yaitu objek yang disayangi meliputi Tuhan Sang Pencipta,
manusia dan alam lingkungan.
3) Diungkapkan secara nyata, yaitu dalam bentuk sikap, tingkah laku dan
perbuatan nyata yang dapat diamati.
4) Penuh tanggung jawab yaitu segala akibat yang timbul atau terjadi adalah baik,
berguna, menguntungkan, menciptakan keserasian, keseimbangan, dan
kebahagiaan.
5) Pengabdian dan pengorbanan, yaitu keikhlasan atau kerelaan semata – mata,
beban pengeluaran maupun perbuatan tidak diharapkan memperoleh
pengambilan ataupun imbalan.

Kasih sayang dalam diri pribadi seseorang, antara lain :

a. Pemurah yaitu rela membelanjakan harta bagi kepentingan. keluarga dan amal
social.
b. Tolong menolong yaitu sikap gotong royong.
c. Pemaaf yaitu berlapang dada, memafkan sahabat – sahabatnya yang pernah
bersalah.
d. Damai yaitu cenderung mengulurkan tangan, perdamaian kepada orang yang
memusuhinya.
e. Persaudaraan yaitu rasa kasih sayang kepada sesama makhluk.

8. Emosi Seseorang dalam Kebutuhan Rasa Memiliki dan Dimiliki, meliputi :

1. Memberi dan menerima kasih sayang


2. Perasaan yang di miliki dan hubungan yang berarti dengan orang lain
3. Kehangatan
4. Persahabatan
5. Mendapat tempat atau di akui dalam keluarga,serta kelompok dan lingkungan
sosial.

9. Kebutuhan Cinta dan Rasa Memiliki

a. Memberikan dan menerima cinta dan kasih sayang


b. Membutuhkan teman hidup dan bergaul
c. Membutuhkan hub interpersonal dan kasih sayang
d. Membutuhkan peran yg memuaskan
e. Membutuhkan perlakuan yang halus
f. Membutuhkan kebersamaan
g. Membutuhkan pergaulan yg intim

10. Kegagalan dalam Memenuhi Rasa Memiliki dan Dimiliki

a. Stres
b. Merasa di kucilkan atau tersendiri
c. Tidak mempunyai teman
d. Kurangnya perhatian dan kasih sayang
e. Rasa ingin mati
BAB III

TINJAUAN KASUS

1. Konsep Dasar Skizofrenia


Skizofrenia berasal dari bahasa Yunani yaitu “Schizein” yang artinya
retak atau pecah (split), dan “phren” yang artinya pikiran, yang selalu
dihubungkan dengan fungsi emosi. Dengan demikian seseorang yang
menderita skizofrenia adalah seseorang yang mengalami keretakan jiwa atau
keretakan kepribadian serta emosi.
Skizofrenia merupakan suatu penyakit yang mempengaruhi otak dan
menyebabkan timbulnya pikiran, persepsi, emosi, gerakan dan perilaku aneh
yang terganggu (Vedebeck, 2008). Salah satu gejala umum skizofrenia adanya
gangguan persepsi sensori (halusinasi).
Halusinasi merupakan salah satu gejala gangguan jiwa dimana klien
mengalami perubahan persepsi sensori, seperti merasakan sensasi palsu
berupa suara, penglihatan, pengecapan, perabaan atau penglihatan. Klien
merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada. Selain itu, perubahan persepsi
sensori tentang suatu objek, gambaran, dan pikiran, yang sering terjadi tanpa
adanya rangsangan dari luar meliputi semua sistem penginderaan
(pendengaran, penglihatan, penciuman, perabaan, atau pengecapan).

2. Etiologi
Penyebab munculnya skizofrenia terbagi menjadi beberapa pendekatan
seperti pendekatan biologis, teori psikogenik, dan pendekatan gabungan (stree-
vulnerability model) (Prabowo,2014).
a. Pendekatan biologis
Ada beberapa teori terkait dengan pendekatan biologis terjadinya
skizofrenia, antara lain:
a) Teori Genetic, Factor genetik sangat berperan dalam proses terjadinya
skizofrenia, apabila kedua orang tuanya menderita skizofrenia, maka
kemungkinan anaknya mengalami skizofrenia adalah sebesar 40%
(Maramis,2006).
b) Teori Biokimia, Menekankan pada hipotesis dopamin dan serotonin
glutamat. Peningkatan reseptor neuron dopamin pada jalur mesolimbik
menimbulkan gejala positif, sedangkan penurunan reseptor neuron
dopamin pada jalur mesokortek dalam kortek prefrontalis bias
menimbulkan gejala positif (Maramis, 2006). Pada teori serotonin
glutamat disebutkan bahwa penurunan kadar glutamat akan
menyebabkan penurunan regulasi reseptor Nmetyl D aspartarte(NMDA)
sehingga menimbulkan gejala-gejala psikotik serta defisit kognitif
(Maramis,2006).
c) Teori Neurostruktural, Orang dengan skizofrenia menunjukkan tiga tipe
abnormalitas structural, yaitu:
1) Atrofi kortikalDapat terjadi karena faktor degeneratif atau progresif,
kegagalan otak untuk berkembang normal, dan bisa juga
dikarenakan infeksi virus pada otak dalam kandungan
(Maramis,2009).
2) Pembesaran ventrikel otak Pada penderita skizofrenia diperkirakan
20 sampai 50%, sehingga dapat menimbulkan gejala skizofrenia
kronis dan tanda negative (Maramis,2009).
3) Asimetri serebral yang terbalikPada orang dengan skizofrenia terjadi
abnormalitas, besar sisi kanan dan kiri otak sehingga menimbulkan
adanya perbedaan pemahaman masalah-masalah kognitif pada
klien skizofrenia (Maramis,2009).
b. Teori Psikogenik
Menyatakan “skizofrenia suatu gangguan fungsional dengan penyebab
utama adalah konflik, stress psikologik, dan hubungan antar manusia yang
mengecewakan”.(Maramis, 2006).
c. Pendekatan gabungan (stree-vulnerability model)
Menyatakan orang dengan latar belakang genetik rentan terhadap
skizofrenia dan tinggal dalam lingkungan yang penuh dengan stress dapat
memberikan kontribusi terjadinya skizofrenia.

3. Klasifikasi
Skizofrenia merupakan bentuk psikosa yang banyak dijumpai dimana-mana
namun faktor penyebabnya belum dapat diidentifikasi secara jelas. Jenis
Skizofrenia yaitu :
a. Skizofrenia Simplex: dengan gejala utama kedangkalan emosi dan
kemuduran kemauan.
b. Skizofrenia Hebefrenik: gejala utama gangguan proses fikir gangguan
kemauan dan depersonalisasi. Banyak terdapat waham dan halusinasi.
c. Skizofrenia Katatonik: gejala utama pada psikomotor seperti stupor maupun
gaduh gelisah katatonik.
d. Skizofrenia Paranoid: gejala utama kecurigaan yang ekstrim disertai waham
kejar atau kebesaran.
e. Skizofrenia Psiko-afektif: adanya gejala utama Skizofrenia yamg menonjol
dengan disertai gejaladepresi atau mania.
f. Skizofrenia Residual: Skizofrenia dengan gejala-gejala primernya dan
muncul setelah beberapa kali serangan Skizofrenia.

4. Tanda Dan Gejala


Gejala-gejala skizofrenia terdiri dari dua jenis yaitu gejala positif dan
gejala negatif. Gejala positif berupa delusi atau waham, halusinasi, kekecauan
alam pikir, gaduh, gelisah, tidak dapat diam, mondar-mandir, agresif, bicara
dengan semangat dan gembira berlebihan. Gejala negatif berupa alam
perasaan (affect) “tumpul” dan “mendatar”, menarik diri atau mengasingkan diri
(with drawn) tidak mau bergaul atau kontak dengan orang lain, suka melamun
(day dreaming), kontak emosional amat miskin, sukar diajak bicara, pendiam
dan pola pikir stereotip.
Gejala kognitif yang muncul pada orang dengan skizofrenia melibatkan
masalah memori dan perhatian. Gejala kognitif akan mempengaruhi orang
dengan skizofrenia dalam melakukan aktivitas sehari-hari seperti bermasalah
dalam memahami informasi, kesulitan menentukan pilihan, kesulitan dalam
konsentrasi, dan kesulitan dalam mengingat.

5. Fase Skizofrenia
Ketiga fase tersebut disebut dengan fase psikotik, sebelum fase psikotik
muncul, terdapat fase premorbid dan fase prodormal. Pada fase premorbid
fungsi-fungsi individu masih dalam keadaan normatif. Pada fase prodormal
biasanya timbul gejala-gejala non spesifik yang lamanya bisa sampai beberapa
bulan atau beberapa tahun sebelum diagnosis pasti skizofrenia ditegakkan.
Gejala non spesifik berupa gangguan tidur, ansietas, iritabilitas, depresi,
sulit berkonsentrasi, mudah lelah, dan adanya perubahan perilaku seperti
kemunduran fungsi peran dan penarikan sosial. Gejala positif seperti curiga
mulai berkembang di akhir fase prodromal dan berarti sudah mendekati fase
psikotik, masuk ke fase akut psikotik gejala positif semakin jelas seperti tingkah
laku katatonik, inkoherensi, waham, halusinasi disertai gangguan afek.
Kemudian muncul fase stabilisasi yang berlangsung setelah dilakukan terapi
dan pada fase stabil terlihat gejala negatif dan residual dari gejala positif.
6. Pathway

7. Penatalaksanaan
a. Penggunaan obat antipsikosis
Terdapat 3 macam obat antipsikotik yaitu:
a) Antipsikotik konvensional
Obat antipsikotik yang paling lama penggunaanya disebut antipsikotik
konvensional. Walaupun sangat efektif, antipsikotik konvensional sering
menimbulkan efek samping yang serius. Contoh obat antipsikotik
konvensional yaitu antara lain:
o Haldol (haloperidol)sediaan haloperidoltablet 0,5 mg, 1,5 mg, 5
mg dan injeksi 5 mg/ml, dosis 5-15 mg/hari
o Stelazine (trifluoperazine) Sediaan trifluoperazinetablet 1 mg dan
5 mg, dosis 10-15 mg/hari
o Mellaril (thioredazine)Sediaan thioredazine tablet 50 dan 100
mg, dosis 150-600 mg/hari
o Thorazine (chlorpromazine)Sediaan chlorpromazinetablet 25 dan
100 mg dan injeksi 25 mg/ml, dosis 150-600 mg/hari.
o Trilafon (perphenazine)Sediaan perfenazin tablet 2,4,8mg, dosis
12-24 mg/hari.
o Prolixin (fluphenazine)b.Newer atypical antipsycotics
b) Obat yang termasuk golongan ini disebut atipikal karena cara kerjanya
berbeda, serta sedikit menimbulkan efek samping bila dibandingkan
dengan antipsikotik konvensional. Beberapa contoh newer atypical
antipsycoticsyang tersedia, antara lain:
o Risperido
o Seroquel (quetiapine)
o Zyprexa (olanzapine)
c) Clozaril (clozapine)
Clozaril memiliki efek samping yang jarang namun sangat serius dimana
pada kasus yang jarang ada 1 persen, clozaril dapat menurunkan sel
darah putih yang berguna untuk melawan infeksi. Ini artinya, pasien
yang mendapat clozaril harus memeriksakan sel darah putihnya secara
regular.
b. Terapi elektro konvulsif (ECT)
Terapi ini digunakan dalam menangani klien skizofrenia dengan intensitas
20-30 kali terapi. Biasanya dilaksanakan setiap 2-3 hari sekali (seminggu 2
kali).
c. Pembedahan bagian otak
d. Perawatan di rumah sakit (Hospitalization)
e. Psikoterapi
a) Psikoanaisis, Tujuan terapi psikoanalisis ini menyadarkan individu akan
konflik yang tidak disadarinya dan mekanisme pertahanan yang
digunakannya untuk mengendalikan kecemasanya.
b) Terapi perilaku (Behavioristik) Terapi perilaku menekankan prinsip
pengkondisian klasik dan operan, karena terapi ini berkaitan dengan
perilaku nyata”. Paul dan lentz menggunakan dua bentuk program
psikososial untuk meningkatkan fungsi kemandirian:
o Social learning program
Menolong penderita skizofrenia untuk mengajari perilaku-
perilaku yang sesuai.
o Social skill training
Terapi ini digunakan untuk melatih keterampilan sosial pasien.
o Terapi humanistic
Terapi kelompok dan terapi keluarga.
BAB IV
PENGKAJIAN
ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN
MEMILIKI DAN DIMILIKI

No Register Medik : 123456

Ruang : Kenanga

Tanggal MRS : 19 April 2020

Tanggal didata : 20 April 2020

Diagnosa Medis : Skizofrenia Paranoid

I. PENGKAJIAN
a. Biodata Pasien
Nama : Ny.A

Umur : 30 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Suku/bangsa : Indonesia

Status Perkawinan : Menikah

Pendidikan : SLTA

Alamat : Jl. Bengawan Solo No. 03

b. Keluhan Utama
Keluarga pasien mengatakan jika pasien bicara-bicara sendiri, mengurung
diri, Pasien mendengar suara yang menyuruhnya memukul dirinya sendiri dan
membenturkan kepala ke dinding

c. Riwayat
1. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien bicara-bicara sendiri, mengurung diri, mendengar suara yang
menuruhnya memukul dirinya sendiri dan membenturkan kepala ke
dinding, memukul suami dan anak, susah tidur, merusak dan melempar-
lempar barang

2. Riwayat Kesehatan Dahulu


Pasien pernah mengalami gangguan jiwa 1 tahun lalu, sudah pernah
dibawa berobat namun pengobatan kurang berhasil karena pasien tidak
teratur meminum obat / putus obat, Pasien mengatakan tidak pernah
mengalami penganiayaan fisik oleh pihak keluarga maupun oleh orang
lain.

3. Riwayat Penyakit Keluarga


Dalam keluarga pasien tidak ada riwayat gangguan jiwa

d. Pola Aktifitas Sehari–hari (Activity Daily Living)


NO AKTIFITAS DI R U M A H DI RUMAH

SEHAT SAKIT SAKIT

1. Pola Nutrisi Makan 2x sehari Makan 2x sehari Makan 3x sehari

2. Pola Eliminasi BAB 1x sehari BAB 1x sehari BAB 1x sehari

BAK 5x sehari BAK 5x sehari BAK 5x sehari

3. Pola Istirahat/tidur Nyenyak Tidak nyenyak Tidak nyenyak

4. Pola Personal Hygiene Mandi 2x sehari Mandi 2x sehari Mandi 2x sehari

5. Pola Aktifitas Mandiri Mandiri Mandiri

e. Data Psikologis
1. Status emosi
Klien mengatakan hubungan klien dengan keluarga sangat baik dan
komunikasi berjalan baik. Namun ketika klien mulai mendengar suara-
suara, hubungan klien dengan keluarga kurang baik

2. Konsep Diri
1. Body Image
Klien mengatakan menyukai semua anggota tubuhnya dan tidak ada
yang tidak di sukai

2. Self Ideal
Klien mengatakan ingin segera pulang dan harapannya setelah
menjalani pengobatan selama di RS klien bisa sembuh total,
berusaha tidak mendengar suara-suara halusinasi, dan meminum
obat dengan teratur
3. Self esteem

Klien mengatakan saat ini merasa malu dan takut terhadap


keadaanya, apakah keluarga dan masyarakat mau menerima klien
sebagai orang seperti sebelum sakit (normal)

4. Role
Klien mengatakan berperan sebagai Ibu beranak satu

5. Identitas
Klien mampu menyebut identitasnya. Klien mengatakan berjenis
kelamin perempuan, klien berumur 30 tahun, klien memiliki berat 60
kg dan tinggi badan 160 cm

f. Data Sosial
1. Pendidikan
Klien bersekolah sampai SLTA

2. Sumber penghasilan
Klien mengatakan tidak ada sumber penghasilan

3. Pola komunikasi
Klien berkomunikasi menggunakan bahasa indonesia dan jawa

4. Pola Interaksi
Klien mengatakan sedikit takut dan malu untuk memulai ngobrol dengan
orang lain

5. Perilaku
Klien tampak suka menyendiri, tidak mampu memulai interaksi

g. Data Spiritual
Klien mengatakan beragama Islam dan sebelum sakit klien taat menjalankan
ibadah, klien merasa bersalah bila tidak menjalankan ibadah, dan klien
percaya bahwa Tuhan itu ada

h. Pemeriksaan Fisik
Secara Umum

1. Keadaan umum : Compos Mentis

2. Kesadaran : 456
3. Antopometri = TB : 160 BB : 60

4. Tanda vital = TD : 110/80mmHg N : 80x /menit

S : 36,8oC RR : 22x /menit

Secara khusus (Chepalo – Caudal)

1. Kepala dan leher


a. Ekspresi wajah : Bentuk simetris
b. Rambut : Rambut lurus, warna putih, penyebaran rambut
merata
c. Kulit kepala : Bersih, tidak ada nyeri tekan dan benjolan
d. Mata : Bentuk simestris, konjungtiva anemis, pupil
isokor terdapat kantung mata, tidak ada nyeri
tekan
e. Hidung : Bentuk simetris, tidak ada polip, tidak ada nyeri
tekan
f. Telinga : Bentuk simetris, pendengaran normal, tidak ada
nyeri tekan
g. Mulut : Tidak ada bibir sumbing, mukosa bibir lembab
tidak terdapat karies, tidak ada bau mulut
2. Leher : Simetris, tidak ada pembesaran kelenjar limfe
3. Pemeriksaan Thoraks
a. Pulmonum
 Inspeksi : Pergerakan dada normal,seimbang antara
kanan
dan kiri
 Palpasi : Tidak ada fraktur
 Perkusi : Suara sonor
 Auskultasi : Tidak ada suara tambahan

b. Kardiovaskular
 Inspeksi : Tidak ada pembesaran jantung, tidak ada lebam
 Palpasi : Tidak ada pembesaran, tidak terdapat nyeritekan
 Perkusi : Bunyi pekak, batas kanan ictus cordis pada ICS
V linea, Batas kiri medioclavicularis ±2 cm
 Auskultasi : Suara S1 dan S2 tunggal, tidak ada suara
tambahan
4. Abdomen
 Inspeksi : Bentuk flat, tidak ada distensi,warna kulit normal,
tidak ada benjolan, tidak ada asetis

 Palpasi : Tidak terdapat pembesaran,tidak ada nyeri tekan


 Perkusi : Bunyi timpani
 Auskultasi : Bising usus 10x/menit
5. Inguinal-genetalia & anus : Terpasang foley catheter dan bersih
6. Ekstremitas
a. Atas : Tangan kiri terpasang infuse, tangan kanan
pergerakan normal, kekuatan otot normal

b. Bawah : Kaki kanan dan kiri pergerakan normal, kekuatan


otot normal
7. Integumen : Kulit terlihat lembab, turgor kulit < 2 detik, warna

kulit kuning langsat

i. Terapi medik
1. Clorpromazine 3 x 100mg
2. Haloperidol 3 x 5mg
3. Trihexyphenidyl 3 x 2mg
ANALISIS DATA

MASALAH
NO DATA ETIOLOGI
KEPERAWATAN
1. DS :
- Klien mengatakan mendengar Gangguan pendengaran Gangguan
suara bisikan-bisikan yang tidak ↓ persepsi sensori
ada sumbernya Mendengar suara bisikan
DO : atau melihat bayangan
- Klien tampak melamun ↓
- Mulut klien tampak komat-kamit Disorientasi waktu,
tempat, orang, atau
situasi

Gangguan persepsi
sensori

2. DS :
- Klien mengatakan sewaktu di Pemikiran waham / delusi Resiko perilaku
rumah sering marah-marah ↓ kekerasan
- Klien mengatakan pernah Gangguan prilaku
memukul suami dan anaknya ↓
- Keluarga klien mengatakan klien Penganiayaan fisik atau
pernah memukuli dirinya sendiri psikologis
dan membenturkan kepala ke ↓
dinding Resiko perilaku
DO : kekerasan
- Klien tampak tegang saat
menceritakan masa lalu nya
- Klien tampak mengepalkan
tangan dan menunduk

3. DS :
- Klien mengatakan saat ini Perubahan pada citra Harga diri
merasa malu dan takut terhadap tubuh rendah
keadaanya, apakah keluarga dan ↓
masyarakat mau menerimanya Menilai diri negatif
sebagai orang seperti sebelum ↓
sakit (normal) Merasa malu / bersalah
- Klien mengatakan tidak berani ↓
ngobrol dengan orang lain Menolak berinteraksi
karena malu dengan orang lain
DO : ↓
- Klien tampak murung dan tidak Harga diri rendah
memiliki inisiatif berinteraksi
dengan orang lain
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama klien : Ny.A No Register : 123456

Dx Medis : Skizofrenia Paranoid Tgl Pengkajian : 20 April2020

NO TANGGAL TANGGAL TANDA


DIAGNOSA KEPERAWATAN
DX MUNCUL TERATASI TANGAN

1. 20 April 2020 Gangguan persepsi sensori b.d 24 April 2020


gangguan pendengaran d.d
mendengar suara bisikan-bisikan

2. 20 April 2020 Resiko perilaku kekerasan b.d 24 April 2020


pemikiran waham / delusi d.d
penganiayaan fisik dan gangguan
prilaku

3. 20 April 2020 Harga diri rendah b.d perubahan pada 24 April 2020
citra tubuh d.d menilai diri negatif,
merasa malu / bersalah, dan menolak
berinteraksi dengan orang lain
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa Keperawatan No: 1. Gangguan persepsi sensori b.d gangguan pendengaran


d.d mendengar suara bisikan-bisikan

Tujuan: setelah dilakukan intervensi selama 2x24 jam diharapkan persepsi realitas
terhadap stimulus baik internal maupun eksternal Membaik

Indikator Menurut SLKI :

No. Indikator (kriteria hasil) 1 2 3 4 5

1. Verbalisasi mendengar bisikan

2. Perilaku halusinasi

3. Melamun

Keterangan Penilaian:

1 : meningkat
2 : cukup meningkat
3 : sedang
4 : cukup menurun
5 : menurun

Intervensi SIKI:

Observasi

1. Monitor perilaku yang mengindikasi halusinasi


2. Monitor dan sesuaikan tingkat aktivitas dan stimulus lingkungan
3. Monitor isi halusinasi
Terapeutik

1. Pertahankan lingkungan yang


aman nyaman
2. Lakukan tindakan keselamatan
ketika tidak dapat mengontrol perilaku
3. Diskusikan perasaan dan respon
terhadap halusinasi
4. Hindari perdebatan tentang
valliditas halusinasi
Edukasi

1. Anjurkan memonitor sendiri situasi terjadinya halusinasi


2. Anjurkan melakukan distraksi (mendengar musik,
melakukan aktivitas, relaksasi)
3. Ajarkan pasien dan keluarga cara mengontrol halusinasi
Kolaborasi

1. Kolaborasi pemberian obat


antipsikotik dan antiansietas (jika perlu)

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa Keperawatan No: 2. Resiko perilaku kekerasan b.d pemikiran waham / delusi
d.d penganiayaan fisik, gangguan prilaku, dan halusinasi

Tujuan : setelah dilakukan intervensi selama 2x24 jam diharapkan kemampuan untuk
mengendalikan atau mengatur emosi, pikiran, dan perilaku Membaik

Indikator Menurut SLKI :

No. Indikator (kriteria hasil) 1 2 3 4 5

1. Perilaku agresif / amuk

2. Perilaku merusak lingkungan sekitar

3. Perilaku melukai diri sendiri

Keterangan Penilaian:

1 : meningkat
2 : cukup meningkat
3 : sedang
4 : cukup menurun
5 : menurun

Intervensi SIKI:

Observasi

1. Monitor adanya benda yang berpotensi membahayakan


2. Monitor keamanan barang yang dibawa oleh pengunjung
3. Monitor selama penggunaan barang yang dapat membahayakan
Terapeutik

1. Pertahankan lingkungan bebas dari bahaya secara rutin


2. Libatkan keluarga dalam perawatan
Edukasi

1. Anjurkan pengunjung dan keluarga untuk mendukung keselamatan pasien


2. Latih cara mengungkapkan perasaan secara asertif
3. Latih mengurangi kemarahan secara verbal dan nonverbal
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa Keperawatan No: 3 Harga diri rendah b.d perubahan pada citra tubuh d.d
menilai diri negatif dan merasa malu / bersalah

Tujuan: Setelah dilakukan intervensi selama 2x24 jam diharapkan perasaan positif
terhadap diri sendiri atau kemampuan sebagai respon terhadap situasi Membaik

Indikator Menurut SLKI :

No. Indikator (kriteria hasil) 1 2 3 4 5

1. Perasaan malu

2. Perasaan bersalah

3. Perasaan tidak mampu melakukan apapun

Keterangan Penilaian:

1 : meningkat
2 : cukup meningkat
3 : sedang
4 : cukup menurun
5 : menurun

Intervensi SIKI:

Observasi

1. Identifiasi harapan untuk mengendalikan perilaku


Terapeutik

1. Diskusikan tanggung jawab terhadap perilaku


2. Jadwalkan kegiatan terstruktur
3. Ciptakan dan pertahankan lingkungan dan kegiatan perawatan konsisten
4. Tingkatkan aktivitas fisik sesuai kemampuan
5. Bicara dengan nada rendah dan tenang
6. Lakukan kegiatan pengalihan terhadap sumber egitasi
7. Cegah perilaku pasif dan agresif
8. Beri penguatan positif terhadap keberhasilan mengendalikan perilaku
9. Lakukan pengekangan fisik sesuai indikasi
10. Hindari bersikap menyudutkan dan menghentikan pembicaraan
11. Hindari sikap mengancam dan berdebat
12. Hindari berdebat atau menawar batas perilaku yang telah ditetapkan
Edukasi

Informasikan keluarga bahwa keluarga sebagai dasar pembentukan kogntif

IMPLMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN


Nama Klien : Ny.A No.Reg : 123456

Dx Medis : Skizofrenia Paranoid Tgl Pengkajian : 20 April 2020

DIAGNOSA EVALUASI
NO IMPLEMENTASI RESPON KLIEN
KEPERAWATAN TINDAKAN
1. Gangguan persepsi - Memonitor perilaku Keluarga klien Klien tampak
sensori b.d gangguan yang mengindikasi mengatakan klien melamun
pendengaran d.d halusinasi bicara-bicara sendiri,
mendengar suara memukuli dirinya
bisikan-bisikan sendiri dan
membenturkan kepala
ke dinding

- Memonitor isi Klien mengatakan Mulut klien


halusinasi mendengar suara tampak komat
bisikan-bisikan yang kamit
tidak ada sumbernya

- Mempertahankan Klien mengatakan Klien tampak


lingkungan yang nyaman dengan merasa nyaman
aman nyaman tempat dan posisi
yang diberikan

- Mengajarkan pasien Keluarga klien Klien dan


dan keluarga cara mengatakan sudah keluarga tampak
mengontrol mengerti dan tau cara memperhatikan
halusinasi mengotrol halusinasi apa yang di
jelaskan

Klien mengatakan Klien tampak


- Memberikan obat akan rutin minum obat meminum obat
antipsikotik dan yang diberikan agar dengan tenang
antiansietas cepat sembuh
IMPLMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Nama Klien : Ny.A No.Reg : 123456

Dx Medis : Skizofrenia Paranoid Tgl Pengkajian : 20 April 2020

DIAGNOSA EVALUASI
NO IMPLEMENTASI RESPON KLIEN
KEPERAWATAN TINDAKAN
2. Resiko perilaku - Monitor adanya Keluarga klien Ruangan tampak
kekerasan b.d benda yang mengatakan sudah rapi dan tidak
berpotensi
pemikiran waham / mengamankan benda- ada benda yang
membahayakan
delusi d.d benda yang berpotensi berpotensi
penganiayaan fisik dan membahayakan membahayakan
gangguan prilaku
- Melatih klien cara Klien mengatakan Klien tampak
mengungkapkan sewaktu dirumah tegang saat
perasaanya secara
sering marah-marah, menceritakan
asertif
pernah memukul masa lalu nya
suami dan anaknya

- Mengajarkan dan Keluarga klien Klien tampak


melatih klien mengatakan klien mengepalkan
mengurangi emosi pernah memukuli kepala dan
secara verbal dan
dirinya sendiri dan menunduk
nonverbal
membenturkan
kepalanya ke dinding
IMPLMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Nama Klien : Ny.A No.Reg : 123456

Dx Medis : Skizofrenia Paranoid Tgl Pengkajian : 20 April 2020

DIAGNOSA EVALUASI
NO IMPLEMENTASI RESPON KLIEN
KEPERAWATAN TINDAKAN
3. Harga diri rendah b.d - Menganjurkan klien Klien mengatakan Klien tampak
perubahan pada citra mencegah perilaku tidak berani ngobrol tidak memiliki
pasif dan agresif dengan orang lain inisiatif ber
tubuh d.d menilai diri
karena malu interaksi dengan
negatif, merasa malu / orang lain
bersalah, dan menolak
- Menganjurkan klien Klien mengatakan saat Klien tampak
berinteraksi dengan
melakukan kegiatan ini merasa malu dan murung
orang lain pengalihan terhadap takut terhadap
sumber egitasi keadaanya, apakah
keluarga & masyarakat
mau menerimanya
sebagai orang seperti
sebelum sakit (normal)

- Memberi klien Klien mengatakan Klien tampak


penguatan positif akan berusaha memperhatikan
terhadap mengendalikan dengan apa yang
keberhasilan perilaku disampaikan
mengendalikan
perilaku

- Meningkatkan Klien mengatakan Klien tampak


aktivitas fisik klien akan mencoba sedikit bingung
sesuai kemampuan berinteraksi dengan dan sedikit
orang lain dan tidak kontak mata saat
menyendiri bebicara

- Menginformasikan Keluarga klien Keluarga klien


keluarga bahwa mengatakan akan tampak
keluarga sebagai lebih memperhatikan memperhatikan
dasar pembentukan kondisi klien dengan apa yang
kogntif dijelaskan
No.Dx
Tanggal Evaluasi
Kep
21 April 1 S:
2020 - Pasien mengatakan sudah jarang mendengar suara
bisikan-bisikan yang tidak ada sumbernya
- Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien sudah
tidak pernah bicara-bicara sendiri
O:
- Pasien tampak tenang saat diajak berbicara
- Pasien melakukan kontak mata saat berbicara dan
tidak melamun
- Mulut pasien tidak tampak komat-kamit lagi
- TD : 110/80mmHg
- N : 80x/menit
- S : 36,5oC
- RR : 22x/menit

SLKI :
No Indikator 1 2 3 4 5

1. Verbalisasi mendengar bisikan


2. Perilaku halusinasi
3. Melamun

A : Masalah teratasi

P : Hentikan intervensi
No.Dx
Tanggal Evaluasi
Kep
21 April 2 S:
2020 - Pasien mengatakan semenjak tidak mendengar
suara bisikan-bisikan ia bisa mengontrol emosi nya
dengan baik
- Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien sudah
tidak mudah emosi, lebih tenang, dan tidak lagi
membahayakan dirinya dan orang sekitar
O:
- Pasien tampak tenang
- Pasien tampak tidak tegang saat diajak berbicara
- TD : 110/80mmHg
- N : 80x/menit
- S : 36,5oC
- RR : 22x/menit

SLKI :
No Indikator 1 2 3 4 5

1. Perilaku agresif / amuk


Perilaku merusak lingkungan
2.
sekitar
3. Perilaku melukai diri sendiri

A : Masalah teratasi

P : Hentikan intervensi
No.Dx
Tanggal Evaluasi
Kep
21 April 3 S:
2020 - Pasien mengatakan saat ini sudah bisa
mengendalikan perilaku dan yakin keluarga dan
masyarakat akan menerima dirinya seperti saat
sebelum sakit
- Pasien mengatakan sudah percaya diri dan tidak
merasa malu saat berbicara dengan orang lain
O:
- Pasien tidak pasif dan tidak sering menyendiri lagi
- Pasien memiliki inisiatif berinteraksi dengan keluarga
dan orang lain
- Keluarga pasien tampak lebih memperhatikan
kondisi pasien
- TD : 110/80mmHg
- N : 80x/menit
- S : 36,5oC
- RR : 22x/menit

SLKI :
No Indikator 1 2 3 4 5

1. Perasaan malu
2. Perasaan bersalah
Perasaan tidak mampu
3.
melakukan apapun

A : Masalah teratasi

P : Hentikan intervensi
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kebutuhan adalah suatu keadaan yang ditandai oleh perasaan
kekurangan dan ingin diperoleh sesuatu yang diwujudkan melalui suatu usaha
atau tindakan. Abraham Maslow (1943; 1970) mengemukakan bahwa pada
dasarnya semua manusia memiliki kebutuhan pokok. Ia menunjukkannya
dalam tingkatan yang berbentuk piramid, kebutuhan-kebutuhan tersebut adalah
kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan akan rasa cinta dan
rasa memiliki, kebutuhan akan penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri.
Kebutuhan Rasa Memiliki dan Dimiliki (Love and Belonging Needs)
Kebutuhan ini meliputi memberi dan menerima kasih sayang, perasaan dimiliki
dan hubungan yang berarti dengan orang lain, kehangatan, persahabatan,
serta mendapat tempat atau diakui dalam keluarga, kelompok dan lingkungan
sosialnya.
Skizofrenia merupakan gangguan yang dipengaruhi oleh kebutuhan
rasa memiliki dan dimiliki yaitu suatu penyakit yang mempengaruhi otak dan
menyebabkan timbulnya pikiran, persepsi, emosi, gerakan dan perilaku aneh
yang terganggu. Salah satu gejala umum skizofrenia adanya gangguan
persepsi sensori (halusinasi).
Halusinasi merupakan salah satu gejala gangguan jiwa dimana klien
mengalami perubahan persepsi sensori, seperti merasakan sensasi palsu
berupa suara, penglihatan, pengecapan, perabaan atau penglihatan.
Diagnosa yang didapat dari hasil pengkajian melalui keluhan klien dan
keluarga klien dirumuskan diagnosa prioritas yaitu gangguan persepsi sensori:
(Halusinasi Pendengaran).
Evaluasi keperawatan pada gangguan persepsi sensori: halusinasi
pendengaran pada Klien yang dilakukan intervensi selama 2x24 jam, tindakan
keperawatan mendapatkan hasil positif melalui teknik SOAP.

B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Agar mahasiswa dapat lebih memahami tentang kebutuhan manusia, baik dari
segi pengertian manusia, kebutuhan dasar manusia, serta faktor-faktor yang
mempengaruhi pemenuhan kebutuhan dasar manusia.
2. Bagi Institusi
Agar institusi dapat memberikan suatu pemahaman konsep yang lebih
berpotensi bagi mahasiswa.
3. Bagi Pembaca
Agar pembaca dapat menerapkan dan memehami tentang pemenuhan
kebutuhan memiliki dan dimiliki
DAFTAR PUSTAKA

Alimun, Aziz. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba Medikal,
2006.

Mubarok, Wahit Iqbal. 2008. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Teori dan aplikasi
dalam praktek. Jakarta: EGC.

Perry, Potter. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC

http://bdoelvengeance6661.blogspot.co.id/2012/03/pengertian-dan-macam-macam-
cinta.html tanggal diakses: 28 Februari 2020, jam 23:54

http://thegreatarsitektur.blogspot.co.id/2015/03/hubungan-manusia-dengan-cinta-
kasih.html tanggal diakses: 28 Februari 2020, jam 23:57

Ade Herman Surya Direja, 2011. Buku Asuhan Keperawatan Jiwa, Nuha Medika
Yogyakarta.

Abdul Muhith, 2015. Buku Teori dan Aplikasi Pendidikan Keperawatan Jiwa
Yogyakarta.

Budi Anna K & Akemat, 2010. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa, Jakarta,
EGC.

Debora, Oda. 2011. “proses keperawatan dan pemeriksaan fisik”. Jakarta: Salemba
Medika

Dhani Redhono, H & Yuliana Heri, S. 2016. Buku Pedoman keterampilan Klinis.Vital
Sign. Surakarta.

Diah, Nur Khasanah, 2013. Studi Kasus Asuhan Keperawatan Pada Klien Gangguan
Persepsi Sensori Halusinasi Pendengaran, Surakarta.

Dr.Afiyanti, Y. & Nur, IR, 2014. Buku Metodologi Penelitian Kualitatif dalamRiset
Keperawatan; Ed.I. Rajawali Pers, Jakarta

http://hack-zone.blogspot.com/2010/03/gangguan-skizofrenia.html

http://lpkeperawatan.blogspot.co.id/2014/01/laporan-pendahuluan-skizofrenia.html

http://www.alodokter.com/skizofrenia

Anda mungkin juga menyukai