Oleh :
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmatnya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan judul “Makalah Dan Asuhan
Keperawatan Pada Pemenuhan Kebutuhan Memiliki Dan Dimiliki”. Terima kasih kami
ucapkan kepada para pengajar atas bimbingan dan pendidikan yang diberikan
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik. Makalah ini merupakan
hasil diskusi kelompok kami dengan materi kebutuhan dasar dimiliki dan memiliki.
Penulis
DAFTAR ISI
COVER………………………………………………………………………………………………………………………….1
KATA PENGANTAR......................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................3
PENDAHULUAN............................................................................................................4
A. Latar Belakang...............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................4
C. Tujuan..............................................................................................................................4
1. Pengertian Kebutuhan Dasar Manusia.......................................................................6
2. Kebutuhan Memiliki dan Dimiliki (Belonging needs).................................................6
3. Teori Dasar Memiliki Dan Dimiliki................................................................................7
4. Bentuk Rasa Memiliki dan Dimiliki..............................................................................8
5. Faktor – Faktor Pendukung Rasa Memiliki Dan Dimiliki........................................11
6. Unsur Rasa Memiliki Dan Dimiliki..............................................................................12
7. Emosi Seseorang dalam Kebutuhan Rasa Memiliki dan Dimiliki, meliputi :........13
8. Kebutuhan Cinta dan Rasa Memiliki.........................................................................13
9. Kegagalan dalam Memenuhi Rasa Memiliki dan Dimiliki.......................................13
BAB III.......................................................................................................................... 14
TINJAUAN KASUS......................................................................................................14
BAB IV......................................................................................................................... 19
PENGKAJIAN.............................................................................................................. 19
ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN MEMILIKI DAN
DIMILIKI....................................................................................................................... 19
BAB V.......................................................................................................................... 35
PENUTUP.................................................................................................................... 35
A. Kesimpulan...................................................................................................................35
B. Saran.............................................................................................................................35
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Jika kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan rasa aman telah terpenuhi,
maka muncullah kebutuhan akan rasa cinta, kasih sayang dan rasa memiliki-
dimiliki. Kebutuhan-kebutuhan ini meliputi dorongan untuk bersahabat, keinginan
memiliki pasangan dan keturunan, kebutuhan untuk dekat pada keluarga dan
kebutuhan antarpribadi seperti kebutuhan untuk memberi dan menerima cinta.
Seseorang yang kebutuhan cintanya sudah relatif terpenuhi sejak kanak-kanak.
Tidak akan merasa panik saat menolak cinta. Dirinya akan memiliki
keyakinan besar bahwa dirinya akan diterima orang-orang yang memang penting
bagi dirinya.
3. Teori Dasar Memiliki Dan Dimiliki
a) Kasih sayang adalah satu istilah yang konotatif, dan tidak denotatif. Akan tetapi
ia tidak akan muncul dan berkembang tanpa adanya kehendak sesuatu pihak
yang memberikannya. Sebelum kita memberi kasih sayang kepada orang lain,
sayangilah diri anda sendiri terlebih dahulu dengan mencerminkan akhlak dan
moral yang baik.Kasih sayang ini sadar atau tidak, menuntut tanggung jawab,
pengorbanan, kejujuran, saling percaya, saling pengertian, saling terbuka
masing-masing pihak sehingga antar keduannya merupakan kesatuan yang
bulat dan utuh.
b) Cinta merupakan kebutuhan hidup yang sangat mendasar. Cinta memang sulit
untuk didefinisikan, namun secara sederhana cinta bisa dikatakan sebagai
paduan rasa simpati antardua makhluk dan cinta milik semua orang. Rasa
simpati ini berkembang di antara pria dan wanita, antara orang tua dan anak,
ataupun cinta kita kepada sesame manusia.Cinta juga merupakan ikatan yang
kita bentuk dengan individu-individu di luar diri kita sebagai bagian dari usaha
kita untuk menempatkan dan memberikanmakna terhadap kehidupan kita.
c) Kemesraan berasal dari kata dasar 'mesra', yang artinya perasaan simpati yang
akrab. Kemesraan adalah hubungan akrab baik antara pria dan wanita yang
sedang dimabuk asmara maupun yang sudah berumah tangga. Kemesraan
merupakan perwujudan kasih sayang yang telah mendalam. Cinta yang
berlanjut menimbulkan pengertian mesra atau kemesraan. Kemesraan adalah
perwujudan dari cinta. Kemesraan dapat menimbulkan daya kreativitas
manusia. Kemesraan dapat menciptakan berbagai bentuk seni sesuai dengan
kemampuan bakatnya.
d) Pemujaan dimulai sejak manusia dilahirkan dengan akal yang dimilikinya.
Manusia telah berfikir kritis tentang alam dan kejadiannya. Hal ini dapat
diwujudkan dengan mengagumi dan bersyukur kepada Sang Pencipta. Dalam
mencari bentuk-bentuk pemujaan dapat berupa ibadah sebagai media
komunikasi antara manusia dengan Tuhan, membangun tempat ibadah yang
sebaik-baiknya, mencipta lagu, puisi, novel, film, dan sebagainya yang bertema
mencintai Sang Pencipta.
e) Belas Kasihan
Makna Belas Kasihan hampir sama dengan makna yang pertama yaitu Kasih
sayang, namun sedikit berbeda, Belas Kasihan diartikan sebagai rasa Toleran,
saling berbagi & memberi / rasa ingin menolong hambatan – hambatan seperti
adanya pertengkaran, permusuhan, kerasukan, kedengkian, dll, akan terobati
jika sesama. Umat Manusia saling mengasihi, saling memberi, saling
membantu satu dengan yang lain.
f) Cinta Kasih Erotis
Cinta Kasih Erotis bisa diartikan sebagai aktivitas hubungan badan Seksual.
Parameter cinta erotis diukur dari kepuasan biologis.Banyak dari kita yang
menyalahartikan hubungan Cinta Erotis / Hubungan Seksual sebagai pemuas
hidup hanya karena lawan jenis yang begitu cantik/ganteng sehingga ingin
melakukan hubungan intim. Mayoritas remaja pun lantas dimabuk cinta dan tak
mampu menyelami hakikat cinta. Mereka lantas berpikir singkat. Mayoritas
mereka berusaha dengan segala cara untuk ”dicintai”, bukan ”mencintai”.
Seorang anak muda lantas terjebak pada hubungan seks yang liberal karena
takut tidak dicintai sang pacar.
Dalam arti Sesungguhnya Cinta Erotis yaitu bersifat ekslusif, bukan universal,
cinta kasih erotis dicampur baurkan dengan pengalaman yang dapat di
eksplosif berupa jatuh cinta. Nafsu fisik belaka, untuk meredakan ketegangan
yang menyakitkan. Keinginan seksual dengan mudah dapat distimulasi dengan
perasaan yang dalam. Cinta kepada lawan jenis dan secara syah telah resmi
sebagai suami istri dan melakukan hubungan intim untuk mengaruniai seorang
keturunan.
Stressor Accumulation of
stressor
Keterangan :
Klien yang mengalami gangguan perasaan biasanya diawali dari persepsinya
yang negatif terhadap stressor. Klien menanggap masalah sebagai sesuatu yang
100 % buruk. Tidak ada hikmah dan kebaikan dibalik semua masalah yang
diterimanya. Kondisi ini memperburuk dengan idak adaanya dukungan yang
adekuat seperti dari keluarga, sahabat, ibu, tetangga, terutama keyakinannya
kepada sang Maha Kuasa muncullah fase akumlasi stressor dimana stressor yang
lain turut memperburuk keadaan klien. Klien merasa akan tidak berdaya dan
akhirnya ada niat untuk mencederai diri dan mengakhiri hidup. Hal ini menjadi
pemicu muncuonya depresi, harga diri rendah, dan mengisolasi diri yang akan
menjadi internal stressor.
1) Kesamaan
Seseorang cenderung menyukai orang yang memiliki kemiripan, baik
secara fisik, karakteristik kepribadian, nilai-nilai, sikap, ataupun latar
belakang.Biasanya orang cenderung untuk menjalin hubungan cinta dengan
orang yang dirasakan sama dalam hal daya tarik fisik Bila seseorang merasa
tidak terlalu cantik, maka mungkin dia tidak akan mencintai orang yang terlalu
tampan. Ia akan memilih orang yang kurang lebih setara dalam daya tarik
fisik.Begitu pun kita lebih tertarik pada orang yang sama - sama menyukai
kegiatan tertentu, misalnya sama-sama suka jalan-jalan. Lalu sama – sama
satu agama, sama-sama memiliki pandangan terhadap yang hidup yang
serupa, sama dalam hal tingkat ekonomi, dan berbagai kesamaan lainnya.
Anda bisa melihat, sebagian besar pasangan memiliki banyak kesamaan di
antara mereka.Umumnya pasangan relatif setara dalam hal etnisitas, kondisi
ekonomi keluarga, umur, keyakinan, pendidikan, dan lainnya.
2) Keakraban.
Apakah anda menyukai orang yang akrab dengan anda? Tentu saja
anda suka. Nah, semakin akrab diri kita dengan seseorang maka kita akan
cenderung semakin tertarik padanya. Mereka yang semakin akrab juga akan
‘merasa’ semakin memiliki banyak kesamaan. Tidaklah mengherankan bila
banyak hubungan cinta terbangun setelah melalui proses menjadi
akrab.Banyak yang mula- mula berteman saja akhirnya menjadi sepasang
kekasih.
3) Kedekatan fisik.
Pasti anda pernah tahu ada orang yang menikah dengan tetangganya,
dulunya teman sekerja, atau dulunya satu kampus. Nah, orang yang berada
dekat secara fisik, cenderung lebih disukai. Interaksi mereka lebih kerap
sehingga memungkinkan tumbuhnya rasa tertarik.
4) Daya tarik pribadi.
5) Inilah sumber utama daya tarik seseorang. Pada umumnya orang menilai
seseorang memiliki daya tarik atau tidak tergantung pada daya tarik pribadi
yang dimiliki. Daya tarik pribadi mencakup daya tarik fisik, daya tarik
kepribadian, dan daya tarik sosial
7. Unsur Rasa Memiliki Dan Dimiliki
1) Perasaan kasih sayang, yang meliputi cinta, senang, suka dan belas kasihan
2) Kepada sesuatu, yaitu objek yang disayangi meliputi Tuhan Sang Pencipta,
manusia dan alam lingkungan.
3) Diungkapkan secara nyata, yaitu dalam bentuk sikap, tingkah laku dan
perbuatan nyata yang dapat diamati.
4) Penuh tanggung jawab yaitu segala akibat yang timbul atau terjadi adalah baik,
berguna, menguntungkan, menciptakan keserasian, keseimbangan, dan
kebahagiaan.
5) Pengabdian dan pengorbanan, yaitu keikhlasan atau kerelaan semata – mata,
beban pengeluaran maupun perbuatan tidak diharapkan memperoleh
pengambilan ataupun imbalan.
a. Pemurah yaitu rela membelanjakan harta bagi kepentingan. keluarga dan amal
social.
b. Tolong menolong yaitu sikap gotong royong.
c. Pemaaf yaitu berlapang dada, memafkan sahabat – sahabatnya yang pernah
bersalah.
d. Damai yaitu cenderung mengulurkan tangan, perdamaian kepada orang yang
memusuhinya.
e. Persaudaraan yaitu rasa kasih sayang kepada sesama makhluk.
a. Stres
b. Merasa di kucilkan atau tersendiri
c. Tidak mempunyai teman
d. Kurangnya perhatian dan kasih sayang
e. Rasa ingin mati
BAB III
TINJAUAN KASUS
2. Etiologi
Penyebab munculnya skizofrenia terbagi menjadi beberapa pendekatan
seperti pendekatan biologis, teori psikogenik, dan pendekatan gabungan (stree-
vulnerability model) (Prabowo,2014).
a. Pendekatan biologis
Ada beberapa teori terkait dengan pendekatan biologis terjadinya
skizofrenia, antara lain:
a) Teori Genetic, Factor genetik sangat berperan dalam proses terjadinya
skizofrenia, apabila kedua orang tuanya menderita skizofrenia, maka
kemungkinan anaknya mengalami skizofrenia adalah sebesar 40%
(Maramis,2006).
b) Teori Biokimia, Menekankan pada hipotesis dopamin dan serotonin
glutamat. Peningkatan reseptor neuron dopamin pada jalur mesolimbik
menimbulkan gejala positif, sedangkan penurunan reseptor neuron
dopamin pada jalur mesokortek dalam kortek prefrontalis bias
menimbulkan gejala positif (Maramis, 2006). Pada teori serotonin
glutamat disebutkan bahwa penurunan kadar glutamat akan
menyebabkan penurunan regulasi reseptor Nmetyl D aspartarte(NMDA)
sehingga menimbulkan gejala-gejala psikotik serta defisit kognitif
(Maramis,2006).
c) Teori Neurostruktural, Orang dengan skizofrenia menunjukkan tiga tipe
abnormalitas structural, yaitu:
1) Atrofi kortikalDapat terjadi karena faktor degeneratif atau progresif,
kegagalan otak untuk berkembang normal, dan bisa juga
dikarenakan infeksi virus pada otak dalam kandungan
(Maramis,2009).
2) Pembesaran ventrikel otak Pada penderita skizofrenia diperkirakan
20 sampai 50%, sehingga dapat menimbulkan gejala skizofrenia
kronis dan tanda negative (Maramis,2009).
3) Asimetri serebral yang terbalikPada orang dengan skizofrenia terjadi
abnormalitas, besar sisi kanan dan kiri otak sehingga menimbulkan
adanya perbedaan pemahaman masalah-masalah kognitif pada
klien skizofrenia (Maramis,2009).
b. Teori Psikogenik
Menyatakan “skizofrenia suatu gangguan fungsional dengan penyebab
utama adalah konflik, stress psikologik, dan hubungan antar manusia yang
mengecewakan”.(Maramis, 2006).
c. Pendekatan gabungan (stree-vulnerability model)
Menyatakan orang dengan latar belakang genetik rentan terhadap
skizofrenia dan tinggal dalam lingkungan yang penuh dengan stress dapat
memberikan kontribusi terjadinya skizofrenia.
3. Klasifikasi
Skizofrenia merupakan bentuk psikosa yang banyak dijumpai dimana-mana
namun faktor penyebabnya belum dapat diidentifikasi secara jelas. Jenis
Skizofrenia yaitu :
a. Skizofrenia Simplex: dengan gejala utama kedangkalan emosi dan
kemuduran kemauan.
b. Skizofrenia Hebefrenik: gejala utama gangguan proses fikir gangguan
kemauan dan depersonalisasi. Banyak terdapat waham dan halusinasi.
c. Skizofrenia Katatonik: gejala utama pada psikomotor seperti stupor maupun
gaduh gelisah katatonik.
d. Skizofrenia Paranoid: gejala utama kecurigaan yang ekstrim disertai waham
kejar atau kebesaran.
e. Skizofrenia Psiko-afektif: adanya gejala utama Skizofrenia yamg menonjol
dengan disertai gejaladepresi atau mania.
f. Skizofrenia Residual: Skizofrenia dengan gejala-gejala primernya dan
muncul setelah beberapa kali serangan Skizofrenia.
5. Fase Skizofrenia
Ketiga fase tersebut disebut dengan fase psikotik, sebelum fase psikotik
muncul, terdapat fase premorbid dan fase prodormal. Pada fase premorbid
fungsi-fungsi individu masih dalam keadaan normatif. Pada fase prodormal
biasanya timbul gejala-gejala non spesifik yang lamanya bisa sampai beberapa
bulan atau beberapa tahun sebelum diagnosis pasti skizofrenia ditegakkan.
Gejala non spesifik berupa gangguan tidur, ansietas, iritabilitas, depresi,
sulit berkonsentrasi, mudah lelah, dan adanya perubahan perilaku seperti
kemunduran fungsi peran dan penarikan sosial. Gejala positif seperti curiga
mulai berkembang di akhir fase prodromal dan berarti sudah mendekati fase
psikotik, masuk ke fase akut psikotik gejala positif semakin jelas seperti tingkah
laku katatonik, inkoherensi, waham, halusinasi disertai gangguan afek.
Kemudian muncul fase stabilisasi yang berlangsung setelah dilakukan terapi
dan pada fase stabil terlihat gejala negatif dan residual dari gejala positif.
6. Pathway
7. Penatalaksanaan
a. Penggunaan obat antipsikosis
Terdapat 3 macam obat antipsikotik yaitu:
a) Antipsikotik konvensional
Obat antipsikotik yang paling lama penggunaanya disebut antipsikotik
konvensional. Walaupun sangat efektif, antipsikotik konvensional sering
menimbulkan efek samping yang serius. Contoh obat antipsikotik
konvensional yaitu antara lain:
o Haldol (haloperidol)sediaan haloperidoltablet 0,5 mg, 1,5 mg, 5
mg dan injeksi 5 mg/ml, dosis 5-15 mg/hari
o Stelazine (trifluoperazine) Sediaan trifluoperazinetablet 1 mg dan
5 mg, dosis 10-15 mg/hari
o Mellaril (thioredazine)Sediaan thioredazine tablet 50 dan 100
mg, dosis 150-600 mg/hari
o Thorazine (chlorpromazine)Sediaan chlorpromazinetablet 25 dan
100 mg dan injeksi 25 mg/ml, dosis 150-600 mg/hari.
o Trilafon (perphenazine)Sediaan perfenazin tablet 2,4,8mg, dosis
12-24 mg/hari.
o Prolixin (fluphenazine)b.Newer atypical antipsycotics
b) Obat yang termasuk golongan ini disebut atipikal karena cara kerjanya
berbeda, serta sedikit menimbulkan efek samping bila dibandingkan
dengan antipsikotik konvensional. Beberapa contoh newer atypical
antipsycoticsyang tersedia, antara lain:
o Risperido
o Seroquel (quetiapine)
o Zyprexa (olanzapine)
c) Clozaril (clozapine)
Clozaril memiliki efek samping yang jarang namun sangat serius dimana
pada kasus yang jarang ada 1 persen, clozaril dapat menurunkan sel
darah putih yang berguna untuk melawan infeksi. Ini artinya, pasien
yang mendapat clozaril harus memeriksakan sel darah putihnya secara
regular.
b. Terapi elektro konvulsif (ECT)
Terapi ini digunakan dalam menangani klien skizofrenia dengan intensitas
20-30 kali terapi. Biasanya dilaksanakan setiap 2-3 hari sekali (seminggu 2
kali).
c. Pembedahan bagian otak
d. Perawatan di rumah sakit (Hospitalization)
e. Psikoterapi
a) Psikoanaisis, Tujuan terapi psikoanalisis ini menyadarkan individu akan
konflik yang tidak disadarinya dan mekanisme pertahanan yang
digunakannya untuk mengendalikan kecemasanya.
b) Terapi perilaku (Behavioristik) Terapi perilaku menekankan prinsip
pengkondisian klasik dan operan, karena terapi ini berkaitan dengan
perilaku nyata”. Paul dan lentz menggunakan dua bentuk program
psikososial untuk meningkatkan fungsi kemandirian:
o Social learning program
Menolong penderita skizofrenia untuk mengajari perilaku-
perilaku yang sesuai.
o Social skill training
Terapi ini digunakan untuk melatih keterampilan sosial pasien.
o Terapi humanistic
Terapi kelompok dan terapi keluarga.
BAB IV
PENGKAJIAN
ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN
MEMILIKI DAN DIMILIKI
Ruang : Kenanga
I. PENGKAJIAN
a. Biodata Pasien
Nama : Ny.A
Umur : 30 Tahun
Agama : Islam
Suku/bangsa : Indonesia
Pendidikan : SLTA
b. Keluhan Utama
Keluarga pasien mengatakan jika pasien bicara-bicara sendiri, mengurung
diri, Pasien mendengar suara yang menyuruhnya memukul dirinya sendiri dan
membenturkan kepala ke dinding
c. Riwayat
1. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien bicara-bicara sendiri, mengurung diri, mendengar suara yang
menuruhnya memukul dirinya sendiri dan membenturkan kepala ke
dinding, memukul suami dan anak, susah tidur, merusak dan melempar-
lempar barang
e. Data Psikologis
1. Status emosi
Klien mengatakan hubungan klien dengan keluarga sangat baik dan
komunikasi berjalan baik. Namun ketika klien mulai mendengar suara-
suara, hubungan klien dengan keluarga kurang baik
2. Konsep Diri
1. Body Image
Klien mengatakan menyukai semua anggota tubuhnya dan tidak ada
yang tidak di sukai
2. Self Ideal
Klien mengatakan ingin segera pulang dan harapannya setelah
menjalani pengobatan selama di RS klien bisa sembuh total,
berusaha tidak mendengar suara-suara halusinasi, dan meminum
obat dengan teratur
3. Self esteem
4. Role
Klien mengatakan berperan sebagai Ibu beranak satu
5. Identitas
Klien mampu menyebut identitasnya. Klien mengatakan berjenis
kelamin perempuan, klien berumur 30 tahun, klien memiliki berat 60
kg dan tinggi badan 160 cm
f. Data Sosial
1. Pendidikan
Klien bersekolah sampai SLTA
2. Sumber penghasilan
Klien mengatakan tidak ada sumber penghasilan
3. Pola komunikasi
Klien berkomunikasi menggunakan bahasa indonesia dan jawa
4. Pola Interaksi
Klien mengatakan sedikit takut dan malu untuk memulai ngobrol dengan
orang lain
5. Perilaku
Klien tampak suka menyendiri, tidak mampu memulai interaksi
g. Data Spiritual
Klien mengatakan beragama Islam dan sebelum sakit klien taat menjalankan
ibadah, klien merasa bersalah bila tidak menjalankan ibadah, dan klien
percaya bahwa Tuhan itu ada
h. Pemeriksaan Fisik
Secara Umum
2. Kesadaran : 456
3. Antopometri = TB : 160 BB : 60
b. Kardiovaskular
Inspeksi : Tidak ada pembesaran jantung, tidak ada lebam
Palpasi : Tidak ada pembesaran, tidak terdapat nyeritekan
Perkusi : Bunyi pekak, batas kanan ictus cordis pada ICS
V linea, Batas kiri medioclavicularis ±2 cm
Auskultasi : Suara S1 dan S2 tunggal, tidak ada suara
tambahan
4. Abdomen
Inspeksi : Bentuk flat, tidak ada distensi,warna kulit normal,
tidak ada benjolan, tidak ada asetis
i. Terapi medik
1. Clorpromazine 3 x 100mg
2. Haloperidol 3 x 5mg
3. Trihexyphenidyl 3 x 2mg
ANALISIS DATA
MASALAH
NO DATA ETIOLOGI
KEPERAWATAN
1. DS :
- Klien mengatakan mendengar Gangguan pendengaran Gangguan
suara bisikan-bisikan yang tidak ↓ persepsi sensori
ada sumbernya Mendengar suara bisikan
DO : atau melihat bayangan
- Klien tampak melamun ↓
- Mulut klien tampak komat-kamit Disorientasi waktu,
tempat, orang, atau
situasi
↓
Gangguan persepsi
sensori
2. DS :
- Klien mengatakan sewaktu di Pemikiran waham / delusi Resiko perilaku
rumah sering marah-marah ↓ kekerasan
- Klien mengatakan pernah Gangguan prilaku
memukul suami dan anaknya ↓
- Keluarga klien mengatakan klien Penganiayaan fisik atau
pernah memukuli dirinya sendiri psikologis
dan membenturkan kepala ke ↓
dinding Resiko perilaku
DO : kekerasan
- Klien tampak tegang saat
menceritakan masa lalu nya
- Klien tampak mengepalkan
tangan dan menunduk
3. DS :
- Klien mengatakan saat ini Perubahan pada citra Harga diri
merasa malu dan takut terhadap tubuh rendah
keadaanya, apakah keluarga dan ↓
masyarakat mau menerimanya Menilai diri negatif
sebagai orang seperti sebelum ↓
sakit (normal) Merasa malu / bersalah
- Klien mengatakan tidak berani ↓
ngobrol dengan orang lain Menolak berinteraksi
karena malu dengan orang lain
DO : ↓
- Klien tampak murung dan tidak Harga diri rendah
memiliki inisiatif berinteraksi
dengan orang lain
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
3. 20 April 2020 Harga diri rendah b.d perubahan pada 24 April 2020
citra tubuh d.d menilai diri negatif,
merasa malu / bersalah, dan menolak
berinteraksi dengan orang lain
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Tujuan: setelah dilakukan intervensi selama 2x24 jam diharapkan persepsi realitas
terhadap stimulus baik internal maupun eksternal Membaik
2. Perilaku halusinasi
3. Melamun
Keterangan Penilaian:
1 : meningkat
2 : cukup meningkat
3 : sedang
4 : cukup menurun
5 : menurun
Intervensi SIKI:
Observasi
Diagnosa Keperawatan No: 2. Resiko perilaku kekerasan b.d pemikiran waham / delusi
d.d penganiayaan fisik, gangguan prilaku, dan halusinasi
Tujuan : setelah dilakukan intervensi selama 2x24 jam diharapkan kemampuan untuk
mengendalikan atau mengatur emosi, pikiran, dan perilaku Membaik
Keterangan Penilaian:
1 : meningkat
2 : cukup meningkat
3 : sedang
4 : cukup menurun
5 : menurun
Intervensi SIKI:
Observasi
Diagnosa Keperawatan No: 3 Harga diri rendah b.d perubahan pada citra tubuh d.d
menilai diri negatif dan merasa malu / bersalah
Tujuan: Setelah dilakukan intervensi selama 2x24 jam diharapkan perasaan positif
terhadap diri sendiri atau kemampuan sebagai respon terhadap situasi Membaik
1. Perasaan malu
2. Perasaan bersalah
Keterangan Penilaian:
1 : meningkat
2 : cukup meningkat
3 : sedang
4 : cukup menurun
5 : menurun
Intervensi SIKI:
Observasi
DIAGNOSA EVALUASI
NO IMPLEMENTASI RESPON KLIEN
KEPERAWATAN TINDAKAN
1. Gangguan persepsi - Memonitor perilaku Keluarga klien Klien tampak
sensori b.d gangguan yang mengindikasi mengatakan klien melamun
pendengaran d.d halusinasi bicara-bicara sendiri,
mendengar suara memukuli dirinya
bisikan-bisikan sendiri dan
membenturkan kepala
ke dinding
DIAGNOSA EVALUASI
NO IMPLEMENTASI RESPON KLIEN
KEPERAWATAN TINDAKAN
2. Resiko perilaku - Monitor adanya Keluarga klien Ruangan tampak
kekerasan b.d benda yang mengatakan sudah rapi dan tidak
berpotensi
pemikiran waham / mengamankan benda- ada benda yang
membahayakan
delusi d.d benda yang berpotensi berpotensi
penganiayaan fisik dan membahayakan membahayakan
gangguan prilaku
- Melatih klien cara Klien mengatakan Klien tampak
mengungkapkan sewaktu dirumah tegang saat
perasaanya secara
sering marah-marah, menceritakan
asertif
pernah memukul masa lalu nya
suami dan anaknya
DIAGNOSA EVALUASI
NO IMPLEMENTASI RESPON KLIEN
KEPERAWATAN TINDAKAN
3. Harga diri rendah b.d - Menganjurkan klien Klien mengatakan Klien tampak
perubahan pada citra mencegah perilaku tidak berani ngobrol tidak memiliki
pasif dan agresif dengan orang lain inisiatif ber
tubuh d.d menilai diri
karena malu interaksi dengan
negatif, merasa malu / orang lain
bersalah, dan menolak
- Menganjurkan klien Klien mengatakan saat Klien tampak
berinteraksi dengan
melakukan kegiatan ini merasa malu dan murung
orang lain pengalihan terhadap takut terhadap
sumber egitasi keadaanya, apakah
keluarga & masyarakat
mau menerimanya
sebagai orang seperti
sebelum sakit (normal)
SLKI :
No Indikator 1 2 3 4 5
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
No.Dx
Tanggal Evaluasi
Kep
21 April 2 S:
2020 - Pasien mengatakan semenjak tidak mendengar
suara bisikan-bisikan ia bisa mengontrol emosi nya
dengan baik
- Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien sudah
tidak mudah emosi, lebih tenang, dan tidak lagi
membahayakan dirinya dan orang sekitar
O:
- Pasien tampak tenang
- Pasien tampak tidak tegang saat diajak berbicara
- TD : 110/80mmHg
- N : 80x/menit
- S : 36,5oC
- RR : 22x/menit
SLKI :
No Indikator 1 2 3 4 5
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
No.Dx
Tanggal Evaluasi
Kep
21 April 3 S:
2020 - Pasien mengatakan saat ini sudah bisa
mengendalikan perilaku dan yakin keluarga dan
masyarakat akan menerima dirinya seperti saat
sebelum sakit
- Pasien mengatakan sudah percaya diri dan tidak
merasa malu saat berbicara dengan orang lain
O:
- Pasien tidak pasif dan tidak sering menyendiri lagi
- Pasien memiliki inisiatif berinteraksi dengan keluarga
dan orang lain
- Keluarga pasien tampak lebih memperhatikan
kondisi pasien
- TD : 110/80mmHg
- N : 80x/menit
- S : 36,5oC
- RR : 22x/menit
SLKI :
No Indikator 1 2 3 4 5
1. Perasaan malu
2. Perasaan bersalah
Perasaan tidak mampu
3.
melakukan apapun
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kebutuhan adalah suatu keadaan yang ditandai oleh perasaan
kekurangan dan ingin diperoleh sesuatu yang diwujudkan melalui suatu usaha
atau tindakan. Abraham Maslow (1943; 1970) mengemukakan bahwa pada
dasarnya semua manusia memiliki kebutuhan pokok. Ia menunjukkannya
dalam tingkatan yang berbentuk piramid, kebutuhan-kebutuhan tersebut adalah
kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan akan rasa cinta dan
rasa memiliki, kebutuhan akan penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri.
Kebutuhan Rasa Memiliki dan Dimiliki (Love and Belonging Needs)
Kebutuhan ini meliputi memberi dan menerima kasih sayang, perasaan dimiliki
dan hubungan yang berarti dengan orang lain, kehangatan, persahabatan,
serta mendapat tempat atau diakui dalam keluarga, kelompok dan lingkungan
sosialnya.
Skizofrenia merupakan gangguan yang dipengaruhi oleh kebutuhan
rasa memiliki dan dimiliki yaitu suatu penyakit yang mempengaruhi otak dan
menyebabkan timbulnya pikiran, persepsi, emosi, gerakan dan perilaku aneh
yang terganggu. Salah satu gejala umum skizofrenia adanya gangguan
persepsi sensori (halusinasi).
Halusinasi merupakan salah satu gejala gangguan jiwa dimana klien
mengalami perubahan persepsi sensori, seperti merasakan sensasi palsu
berupa suara, penglihatan, pengecapan, perabaan atau penglihatan.
Diagnosa yang didapat dari hasil pengkajian melalui keluhan klien dan
keluarga klien dirumuskan diagnosa prioritas yaitu gangguan persepsi sensori:
(Halusinasi Pendengaran).
Evaluasi keperawatan pada gangguan persepsi sensori: halusinasi
pendengaran pada Klien yang dilakukan intervensi selama 2x24 jam, tindakan
keperawatan mendapatkan hasil positif melalui teknik SOAP.
B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Agar mahasiswa dapat lebih memahami tentang kebutuhan manusia, baik dari
segi pengertian manusia, kebutuhan dasar manusia, serta faktor-faktor yang
mempengaruhi pemenuhan kebutuhan dasar manusia.
2. Bagi Institusi
Agar institusi dapat memberikan suatu pemahaman konsep yang lebih
berpotensi bagi mahasiswa.
3. Bagi Pembaca
Agar pembaca dapat menerapkan dan memehami tentang pemenuhan
kebutuhan memiliki dan dimiliki
DAFTAR PUSTAKA
Alimun, Aziz. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba Medikal,
2006.
Mubarok, Wahit Iqbal. 2008. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Teori dan aplikasi
dalam praktek. Jakarta: EGC.
http://bdoelvengeance6661.blogspot.co.id/2012/03/pengertian-dan-macam-macam-
cinta.html tanggal diakses: 28 Februari 2020, jam 23:54
http://thegreatarsitektur.blogspot.co.id/2015/03/hubungan-manusia-dengan-cinta-
kasih.html tanggal diakses: 28 Februari 2020, jam 23:57
Ade Herman Surya Direja, 2011. Buku Asuhan Keperawatan Jiwa, Nuha Medika
Yogyakarta.
Abdul Muhith, 2015. Buku Teori dan Aplikasi Pendidikan Keperawatan Jiwa
Yogyakarta.
Budi Anna K & Akemat, 2010. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa, Jakarta,
EGC.
Debora, Oda. 2011. “proses keperawatan dan pemeriksaan fisik”. Jakarta: Salemba
Medika
Dhani Redhono, H & Yuliana Heri, S. 2016. Buku Pedoman keterampilan Klinis.Vital
Sign. Surakarta.
Diah, Nur Khasanah, 2013. Studi Kasus Asuhan Keperawatan Pada Klien Gangguan
Persepsi Sensori Halusinasi Pendengaran, Surakarta.
Dr.Afiyanti, Y. & Nur, IR, 2014. Buku Metodologi Penelitian Kualitatif dalamRiset
Keperawatan; Ed.I. Rajawali Pers, Jakarta
http://hack-zone.blogspot.com/2010/03/gangguan-skizofrenia.html
http://lpkeperawatan.blogspot.co.id/2014/01/laporan-pendahuluan-skizofrenia.html
http://www.alodokter.com/skizofrenia