Tugas ini di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Pasien
Safety
Dosen pengampu :
Disusun oleh:
2020/202
BAB I
1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
2
PMKP 1.4 yang menyebutkan komunikasi yang efektif merupakan standar
dalam peningkatan keselamatan pasien. Komunikasi efektif yang dapat
digunakan sesama tenaga medis kesehatan adalah dengan komunikasi SBAR
(Kemenkes RI, 2012).
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan komunikasi antara anggota tim
kesehatan ?
2. Bagaimana komunikasi antara perawat dengan dokter ?
3. Bagaimana komunikasi antar perawat dengan perawat ?
4. Bagaimana komunikasi antara perawat dengan ahli terapi respiratorik
(fisioterapis) ?
5. Bagaimana komunikasi antara perawat dengan ahli farmasi ?
6. Bagaimana komunikasi antara perawat dengan ahli gizi ?
7. Apakah yang dimaksud komunikasi SBAR?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini yaitu untuk
mengetahui komunikasi antar anggota tim kesehatan dalam
manajemen patient safety.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengertian komunikasi antara anggota
tim kesehatan
b. Untuk mengetahui komunikasi antara perawat dengan
dokter
c. Untuk mengetahui komunikasi antar perawat dengan
perawat
3
d. Untuk mengetahui komunikasi antara perawat dengan ahli
terapi respiratorik (fisioterapis)
e. Untuk mengetahui komunikasi antara pearawat dengan ahli
farmasi
f. Untuk mengetahui komunikasi antara perawat dengan ahli
gizi.
g. Untuk mengetahui komunikasi SBAR.
D. Sistematika Penulisan
Makalah ini berisi komunikasi antar anggota tim kesehatan dalam
manajemen patient safety yang ditulis dan diajukan untuk memenuhi tugas mata
kuliah Manajemen Patient Safety.
Makalah ini memiliki sistematika penulisan yang dibagi menjadi 3 bab
utama, yakni bab I merupakan pendahuluan yang berisi latar belakang dari
komunikasi antar anggota tim kesehatan dalam manajemen patient safety,
rumusan masalah, tujuan yang terdiri dari tujuan utama dan tujuan khusus serta
sistematika penulisan dari makalah ini.
Bab II merupakan tinjauan teori yang berisi beberapa pembahasan yaitu
pembahasan mengenai komunikasi antar anggota tim kesehatan dalam
manajemen patient safety menjelaskan serta memaparkan tujuan pembuatan
makalah ini.
Bab III merupakan penutup yang berisi kesimpulan dari pembahasan
dalam makalah dan berisi saran untuk keperawatan untuk masa yang akan
datang.
4
BAB II
TINJAUAN TEORI
5
cara perawatan diabetes di rumah. Selain itu komunikasi antara
perawat dengan dokter dapat terbentuk saat visit dokter terhadap
pasien, disitu peran perawat adalah memberikan data pasien meliputi
TTV, anamnesa, serta keluhan-keluhan dari pasien, dan data penunjang
seperti hasil laboraturium sehingga dokter dapat mendiagnosa secara
pasti mengenai penyakit pasien. Pada saat perawat berkomunikasi
dengan dokter pastilah menggunakan istilah-istilah medis, disinilah
perawat dituntut untuk belajar istilah-istilah medis sehingga tidak
terjadi kebingungan saat berkomunikasi dan komunikasi dapat berjalan
dengan baik serta mencapai tujuan yang diinginkan.
6
hubungan struktural dan hubungan intrapersonal.
7
untuk memberikan pengobatan yang dirancang untuk peningkatan
fungsi ventilasi atau oksigenasi klien. Perawat bekerja dengan pemberi
terapi respiratorik dalam bentuk kolaborasi. Asuhan dimulai oleh ahli
terapi (fisioterapis) lalu dilanjutkan dengan evaluasi oleh perawat.
Perawat dan fisioterapis menilai kemajuan klien secara bersama-sama
dan mengembangkan tujuan dan rencana pulang yang melibatkan klien
dan keluarga. Selain itu, perawat merujuk klien ke fisioterapis untuk
perawatan lebih jauh.
8
yang tepat dan efek smaping dari semua obat-obatan yang diberikan.
Bila informasi ini tidak tersedia dalam buku referensi standar seperti
buku-teks atau formula rumah sakit, maka perawat harus berkonsultasi
pada ahli farmasi.
9
tentang obat-obatan yang digunakan pasien, jika perawat tidak
mengkomunikasikannya maka bisa saja pilihan makanan yang
diresepkan oleh ahli gizi akan menghambat absorbsi dari obat tersebut.
Jadi komunikasi dua arah yang baik antara perawat dengan ahli gizi
sangat diperlukan.
B. Komunikasi SBAR
10
yang menyebabkan munculnya keluhan pasien tersebut,
diagnosis pasien, dan data klinik yang mendukung masalah
pasien.
c. Assesment: Komponen assessment ini berisi hasil
pemikiran yang timbul dari temuan serta difokuskan pada
problem yang terjadi pada pasien yang apabila tidak
diantisipasi akan menyebabkan kondisi yang lebih buruk.
d. Recommendation: Komponen recommendation menyebutkan
hal-hal yang dibutuhkan untuk ditindak lanjuti. Apa
intervensi yang harus direkomendasikan oleh perawat.
11
a. Meningkatkan patient safety
12
meningkatkan komunikasi antara perawat-dokter sehingga
angka keselamatan pasien meningkat.
c. Transfer Pasien
Transfer pasien adalah perpindahan pasien dari satu
ruangan ke ruangan lain dan dari satu rumah sakit ke
rumah sakit lain untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
Transfer pasien dibagi menjadi transfer pasien internal dan
eksternal. Transfer pasien internal adalah transfer antar ruangan
di dalam rumah sakit dan transfer pasien eksternal adalah
transfer antar rumah sakit. Transfer pasien dilakukan oleh
tenaga kesehatan yang sudah memiliki kemampuan dan
pengetahuan terkait prosedur transfer. Kemampuan dan
pengetahuan tenaga kesehatan yang harus dimiliki adalah
memahami proses pra transfer, peralatan transfer, dan
komunikasi saat transfer pasien.
Komunikasi yang efektif diperlukan untuk proses transfer
pasien. Komunikasi SBAR merupakan salah satu komunikasi
efektif yang dapat meningkatkan keselamatan pasien.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
14
kerahasiaan suasana lingkungan kerja maupun dalam mencapai tujuan
pelayanan kesehatan secara menyeluruh.
2. Perawat senantiasa menyebarluaskan pengetahuan, keterampilan dan
pengalamannya kepada sesama perawat serta menerima pengetahuan dan
pengalaman dari profesi lain dalam rangka meningkatkan pengetahuan
dan kemampuan dalam bidang keperawatan.
3. Perawat merupakan kesatuan integral dengan tenaga kesehatan lainya
yang tidak bisa dipisah – pisahkan dan disendirikan.
B. Saran
Dengan dibuatnya makalah ini, penulis berharap bahwa ini dapat menjadi
pengingat bagi perawat maupun profesi lainnya untuk senantiasa menjaga
komunikasi satu sama lain untuk menghindari adanya kesalahpahaman, untuk
meningkatkan kekompakan antar profesi, dan juga untuk memperjelas status
perkembangan kesehatan klien demi tercapainya keselamatan dan kesembuhan
klien.
15
DAFTAR PUSTAKA
Komisi Akreditasi Rumah Sakit. 2012. Standar Akreditasi Rumah Sakit. Jakarta:
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. P 1-228
Potter & Perry. 2006. Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan Praktik. Jakarta :
EGC
16