Anda di halaman 1dari 12

DAMPAK KORUPSI TERHADAP EKONOMI

MAKALAH
Disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas kelompok pada matakuliah Budaya Anti
Korupsi dengan dosen pembimbing Veny Erlisa, S.Kep.,Ns.,M.Kes.

Disusun oleh:
Alfin Ryandini Subhan (AOA0190881)
Alifia Nurrafikarisma (AOA02000926)
Jeki Ariantono ( AOA0200931)

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDEDES MALANG
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada tuhan yang maha kuasa yang telah memberikan
kesehatan dan kesempatan sehingga makalah dampak korupsi terhadap ekonomi dapat kami
selesaikan.
Makalah ini bertujuan untuk memberikan laporan kepada dosen atau mahasiswa yang
bersangkutan. Dalam makalah ini disajikan informasi mengenai hasil diskusi yang telah kami
lakukan mengenai tokoh keperawatan yang kami pilih.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada dosen pengampu mata kuliah yang
memberikan penulis tugas untuk membuat makalah agar penulis dapat memahaminya lebih
dalam. Atas bantuan dan bimbingan dalam penyusunan makalah ini tak lupa juga terima
kasih atas doa, nasehat, maupun materil kedua Orang Tua yang membantu kami dan pihak-
pihak yang turut membantu dalam penyusunan makalah ini. Tujuan makalah ini untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan kami sebagai penyusun, serta untuk memenuhi tugas
mata kuliah budaya anti korupsi. Makalah ini diharapkan bisa memberi manfaat bagi kami
dan pembaca yang memerlukan informasi yang terkandung di dalamnya.
Akhir kata, kami mohon maaf apabila dalam tulisan ini terdapat kesalahan karena
kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan keterbatasan
pengetahuan yang dimiliki, oleh karena itu diharapkan segala kritikan dan saran yang
sekiranya bersifat membangun dan memperbaiki demi kesempurnaan makalah ini.

Malang, 28 Maret 2021


Peyusun,
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..........................................................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................... 
1.  Latar Belakang........................................................................................................................
2.  Rumusan Masalah.................................................................................................................. 
3.  Tujuan.....................................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................
1.  Pengertian Korupsi................................................................................................................. 
2. Dampak Korupsi Terhadap Ekonomi...................................................................................... 
BAB III PENUTUP................................................................................................................... 
1.  Kesimpulan............................................................................................................................. 
2. Saran........................................................................................................................................ 
Daftar Pustaka........................................................................................................................... 
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kasus korupsi rupanya sudah terjadi sejak sebelum tahun Masehi. Bahkan mungkin
sekali korupsi lahir sejak manusia ada. Tetapi yang tercatat agak rinci adalah kasus
korupsi yang dilakukan oleh anak buah Hammurabi Raja Babilonia pada tahun 1200 SM.
Saat itu, Hammurabi yang baru menaiki tahta kekuasaannya, memerintahkan kepada
seorang gubernur untuk menyelidiki penggelapan yang melibatkan pegawai pemerintahan
di bawahnya.
Hammurabi mengancam para pejabat di bawahnya dengan hukuman mati. Kasus
semacam ini juga terjadi di India Kuno, korupsi pernah mewarnai bangsa itu. Jika dilihat
dari kasus-kasus tersebut bisa dibilang nenek moyang manusia itu termasuk para koruptor
di zamannya.
Sehingga tidak mengherankan jka korupsi sulit sekali diberantas. Prilaku ini menjadi
daya perusak peradaban manusia yang sangat dahsyat. Gara-gara korupsi negara bisa
hancur.
Kerusakan sebuah sistem Negara akibat korupsi sudah terjadi di mana mana. Di China
dulu juga dijangkiti penyakit korupsi yang akut. Namun setelah pemimpin China
menghukum mati para koruptor, Negara itu kini bisa bangkit dan menjadi kekutan dunia
yang sangat ditakuti.
Tak ketinggalan, di zaman Orde Baru Indonesia juga dipenuhi dengan pejabat-pejabat
yang korup dan nepotis. Yang mana akibatnya Negara ini terlambat maju. Uang Negara
banyak dihambur hamburkan untuk kepentingan kelompok dan pribadi. Proyek-proyek
besar dikuasai oleh orang-orang di lingkaran kekuasaan. Padahal jika sejak merdeka
Indonesia dikelola dengan benar, Negara ini sudah dangat maju.
Dan rupanya korupsi di Indonesia masih sulit disembuhkan. Sampai saat ini banyak
pejabat yang diseret KPK gara-gara melakukan tindakan yang melawan hukum tersebut.
Lalu sampai kapan Indonesia akan bebas dari korupsi?
Oleh sebab itu korupsi bukanlah suatu barang baru atau perbuatan baru dalam sejarah
kenegaraan bangsa ini, korupsi sering terjadi dalam kepemimpinan sipapun. Baik waktu
presiden Susilo Bambang Yudoyono ataupun pada waktu jaman presiden sekarang yakti
Jokowi. Jaman SBY misalnya korupsi yang paling terkenal pada jamannya yakni korupsi
wisma atelit hambalang dan itu melibatkan orang-orang lingkaran istana pada waktu itu
yakni Nazarudin (bendahara partai Demokrat) dan Anas Urbaningrum (ketum Partai
demokrat). Lalu pada zaman sekarang yang baru-baru ini terjadi yakni korupi dana bansos
yang akhirnya melibatkan orang pemerintahan yakni Menteri Sosial Juliari Batubara
dengan taksiran kerugian negara 5,7 triliun.
Tentu korupsi yang dilkukan oleh orang-orang kurop tersebut sangat mengganggu
terhadap kelancaran suatu negara dalam menjalankan program-program kerjanya. Apalagi
dengan dana bansos covid 19 yang di korupsi itu pasti sangat berdampak pada ekonomi
masyarakat.
Harapnya dana bansos diperuntukan untuk masyarakat miskin yang sangat terdampat
dari pandemi covid 19 ini, agar mampu menstimulus perekonomian masyarakat, namun
apalah daya dengan semua itu jikalau para pemangku kebijakan tidak serius atau bahkan
cenderung memikirkan keuntung bagi dirinya atau kelompoknya.

B. Rumusan masalah
Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengertian korupsi di Indonesia?
2. Bagaimana dampak korupsi terhadap ekonomi?

C. Tujuan
Dari beberapa hal yang disampaikan diatas bertujuan untu :
1. Mengetahui pengertian korupsi di Indonesia.
2. Mengetahui dampak korupsi terhadap ekonomi.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengetian korupsi
Pengertian korupsi adalah suatu tindakan dari seseorang yang menyalahgunakan
sebuah kepercayaan dalam suatu masalah maupun organisasi guna memperoleh
keuntungan pribadi.Korupsi sendiri berasal dari bahasa Latin corruptio yang
merupakan kata kerja dari corrumpere dan mempunyai arti rusak,membutar balikkan,
busuk, menggoyahkan, ataupun menyogok.
Menurut bahasanya, korupsi berari suatu tindakan pejabat publik baik itu politisi
ataupun pegawai negeri berikut pihak lainnya yang terlibat dalam tindakan yang tidak
wajar dan tidak benar atau dapat disebut ilegal dalam menyalahgunakan kepercayaan
publik yang telah dikuasakan kepada seseorang ataupun beberapa orang guna
memperoleh suatu keuntungan sepihak saja.
Korupsi menurut Black Law Dictionary adalah suatu bentuk perbuatan yang
dilakukan dengan sengaja dan bermaksud untuk mendapatkan keuntungan yang tidak
resmi dengan terlebih dulu menggunakan hak hak dari pihak yang lain, secara salah
dalam sebuah jabatannya ataupun karakternya dalam mendapatkan keuntungan untuk
dirinya sendiri ataupun orang lain yang berlawanan dengan kewajibannya dan hak hak
dari mereka yang seharusnya menerimanya.
pengertian korupsi juga tercantum dalam Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999
tentang pemberantasan tindak pidana korupsi yang menyatakan bahwa korupsi adlaah
setiap orang yang tergolong melawan hukum, melakukan suatu perbuatan
memperkaya diri sendiri, menguntungkan diri sendiri atau orang lain ataupun suatu
kelompok, menyalahgunakan kewenangan maupun kesempatan dan sarana yang ada
padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara dan
atau perekonomian negara.
Dari sudut pandang hukum, tindak pidana korupsi secara garis besar memenuhi
unsur-unsur sebagai berikut:
 perbuatan melawan hukum,
 penyalahgunaan kewenangan, kesempatan, atau sarana,
 memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi, dan
 merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.

Jenis tindak pidana korupsi di antaranya, tetapi bukan semuanya, adalah


 memberi atau menerima hadiah atau janji (penyuapan),
 penggelapan dalam jabatan,
 pemerasan dalam jabatan,
 ikut serta dalam pengadaan (bagi pegawai negeri/penyelenggara negara), dan
 menerima gratifikasi (bagi pegawai negeri)

Dalam arti yang luas, korupsi atau korupsi politis adalah penyalahgunaan jabatan
resmi untuk keuntungan pribadi. Semua bentuk pemerintah/pemerintahan rentan
korupsi dalam praktiknya. Beratnya korupsi berbeda-beda, dari yang paling ringan
dalam bentuk penggunaan pengaruh dan dukungan untuk memberi dan menerima
pertolongan, sampai dengan korupsi berat yang diresmikan, dan sebagainya. Titik
ujung korupsi adalah kleptokrasi, yang arti harafiahnya pemerintahan oleh para
pencuri, di mana pura-pura bertindak jujur pun tidak ada sama sekali.
Korupsi yang muncul di bidang politik dan birokrasi bisa berbentuk sepele atau
berat, terorganisasi atau tidak. Walau korupsi sering memudahkan kegiatan kriminal
seperti penjualan narkotika, pencucian uang, dan prostitusi, korupsi itu sendiri tidak
terbatas dalam hal-hal ini saja. Untuk mempelajari masalah ini dan membuat
solusinya, sangat penting untuk membedakan antara korupsi dan kejahatan.

2. Dampak Korupsi Terhadap Ekonomi


Korupsi adalah kejahatan luar biasa, bahkan dalam sistem hukum di Indonesia
korupsi dikatagorikan tindak pidana khusus dikarenakan dampak yang disebabkan oleh
korupsi sangat besar.
Dalam sejarah Indonseia sendiri, terjadinya reformasi tahun 1997-1998 dengan
runtunya kekuasaan Orde Baru yakni turunnya Presiden Soeharto sebagai presiden
Indonesia di sebabkan desakan oleh masyarakat untuk berhenti dari jabatan sebagai
presiden. Dikarenakan Soeharto tidak mampu memberantas tindak pidana korupsi di
Indonesia yang semakin merajalela. Bahkan rakyat menuduh kekuasaan Soeharto
selama orde baru telah menciptakan penyelenggara negara yang korup.
Bahkan KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) lahir pasca reformasi sebab
menjadi tuntutan rakyat untuk membentuk lembaga khusus untuk membasmi tindak
pidana korupsi yang semakin merajalela.
Sungguh dampak korupsi tidak dapat terelakkan dalam kemajuan suatu bang atau
negara, dalam laman resmi Pusat Edukasi Antikorupsi milik KPK menjelaskan uang
rakyat  dalam praktek APBN dan APBD menguap oleh perilaku korupsi. Sekitar
30-40 persen dana menguap karena dikorupsi, dan korupsi terjadi 70 persennya
pada pengadaan barang dan jasa oleh pemerintah.
Dampak korupsi terhadap ekonomi terdapat beberapa hal yakni sebagai
berikut:
1. Penurunan Produktivitas
Bahwa produktivitas akan semakin menurun hal ini terjadi terhambatnya sektor
industri dan produksi untuk bisa berkembang lebih baik,  penurunan produktifitas
ini juga akan menyebabkan permasalahan yang lain, seperti meningkatnya angka
pengangguran. Ujung dari masalah ini adalah kemiskinan. Dengan menurunnya
produktivitas tentu akan sangat berdampak pada kondisi negara, adanya produksi
menunjukan bahwa masyarakat melakukan pembelian atau terjadi transaksi.
Tidak adanya daya beli di masyarat berarti ekonomi sedang lesu, dan tentu ini
salah satu faktornya berdasarkan perilaku korup yang dilakukan oleh pejabat
negara yang memotong anggaran atau membuat anggaran yang hanya kepentingan
dirinya atau kepentingan kelompok mereka.
Prilaku jahat korupsi akan terus berdampak besar bagi perekonomian negara
selama tidak ada upaya baik dari semua pihak untuk menghentikan prilaku ini.
Negara harus mampu menciptakan sistem yang baik untuk mencegah pejaba-
pejabatnya melakukan tindakan yang akan merugikan rakyat yakni tindakan
Korupsi.

2. Lesunya Pertumbuhan Ekonomi dan Investasi


Melalui investasi yang dilakukan masyarakat, perusahaan dapat meningkatkan
peralatan usaha, menambah karyawan, dan melakukan ekspansi pada usahanya.
Lapangan kerja akan terbuka untuk mencari sumber daya yang unggul. Perusahaan
bisa tumbuh dengan baik sehingga mampu memberikan pajak yang lebih besar
kepada pemerintah.
Saat perusahaan mampu menghasilkan pajak yang besar, target pertumbuhan
ekonomi negara bisa tercapai. Pemerintah bisa membangun infrastruktur,
meningkatkan kualitas pendidikan, memperluas fasilitas kesehatan, dan
sebagainya.
Korupsi bertanggung jawab terhadap lesunya pertumbuhan ekonomi dan
investasi dalam negeri. Hal ini jelas karena terjadinya tindak korupsi yang sampai
tingkat menghawatirkan yang secara langsung maupun tidak mengakibatkan
ketidak percayaan dan ketakutan pihak investor asing untuk menanamkan
investasinya ke Indonesia.
Kondisi Negara yang korup akan membuat pengusaha multinasional
meninggalkannya, karena investasi di Negara yang korup akan merugikan dirinya
karena memiliki biaya yang tinggi.

3. Rendahnya Kualitas Barang dan Jasa Untuk Publik


Ini adalah sepenggal kisah sedih yang dialami masyarakat kita yang tidak perlu
terjadi apabilakualitas jalan raya baik sehingga tidak membahayakan pengendara
yang melintasinya.Hal ini mungkin juga tidak terjadi apabila tersedia sarana
angkutan umum yang baik, manusiawi dan terjangkau.Ironinya pemerintah dan
departemen yang bersangkutan tidakmerasa bersalah dengan kondisi yang ada,
selalu berkelit bahwa mereka telah bekerja sesuai dengan prosedur yang
ditetapkan.
Rusaknya jalan-jalan, ambruknya jembatan, tergulingnya kereta api, beras
murah yang tidak layak makan, tabung gas yang meledak, bahan bakar yang
merusak kendaraanmasyarakat, tidak layak dan tidak nyamannya angkutan umum,
ambruknya bangunansekolah, merupakan serangkaian kenyataan rendahnya
kualitas barang dan jasa sebagaiakibat korupsi.
Korupsi menimbulkan berbagai kekacauan di dalam sektor publik dengan
mengalihkan investasi publik ke proyek-proyek lain yang mana sogokan dan upah
tersedia lebih banyak.
Pejabat birokrasi yang korup akan menambah kompleksitas proyek tersebut
untuk menyembunyikan berbagai praktek korupsi yang terjadi.
Pada akhirnya korupsi berakibat menurunkan kualitas barang dan jasa bagi
publik dengan cara mengurangi pemenuhan syarat-syarat keamanan bangunan,
syarat-syarat materialdan produksi, syarat-syarat kesehatan, lingkungan hidup, atau
aturan-aturan lain. Korupsijuga mengurangi kualitas pelayanan pemerintahan dan
infrastruktur dan menambahkantekanan-tekanan terhadap anggaran pemerintah.

4. Menurunnya Pendapatan Negara Dari Sektor Pajak


Sebagian besar negara di dunia ini mempunyai sistem pajak yang menjadi
perangkat penting untukmembiayai pengeluaran pemerintahnya
dalammenyediakan barang dan jasa publik, sehinggaboleh dikatakan bahwa pajak
adalah sesuatu yangpenting bagi negara.
Di Indonesia, dikenal beberapa jenis pajak seperti Pajak penghasilan (PPh),
Pajak PertambahanNilai (PPn), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB),Bea Meterai
(BM), dan Bea Perolehan Hak atasTanah dan/atau Bangunan (BPHTB). Di
tingkatpemerintah daerah, dikenal juga beberapa macam pajak seperti Pajak
Kendaraan Bermotor (PKB),Pajak Restoran, dan lain-lain. Pada saat ini
APBNsekitar 70% dibiayai oleh pajak di mana PajakPenghasilan (PPh) dan Pajak
Pertambahan Nilai(PPn) merupakan jenis pajak yang paling banyak
menyumbang.Pajak berfungsi sebagai stabilisasi harga sehinggadapat digunakan
untuk mengendalikan inflasi, di sisi lain pajak juga mempunyai fungsi redistribusi
pendapatan, di mana pajak yang dipungut oleh negara selanjutnya akandigunakan
untuk pembangunan, dan pembukaan kesempatan kerja yang pada akhirnyaakan
menyejahterakan masyarakat. Pajak sangat penting bagi kelangsungan
pembangunannegara dan kesejahteraan masyarakat juga pada akhirnya.
Kondisi penurunan pendapatan dari sektor pajak diperparah dengan kenyataan
bahwa banyak sekali pegawai dan pejabat pajak yang bermain untuk mendapatkan
keuntunganpribadi dan memperkaya diri sendiri.Kita tidak bisa membayangkan
apabila ketidakpercayaan masyarakat terhadap pajak iniberlangsung lama, tentunya
akan berakibat juga pada percepatan pembangunan, yang rugijuga masyarakat
sendiri, inilah letak ketidakadilan tersebut.
5. Meningkatnya Hutang Negara
Kondisi perekonomian dunia yang mengalami resesi dan hampir melanda semua
negara termasuk Amerika Serikat dan negara-negara Eropa, memaksa negara-
negara tersebut untuk melakukan hutang untuk mendorong perekonomiannya yang
sedang melambat karenaresesi dan menutup biaya anggaran yang defisit, atau
untuk membangun infrastrukturpenting.Bagaimana dengan hutang Indonesia?
Korupsi yang terjadi di Indonesia akan meningkatkan hutang luar negeri yang
semakin besar. Dari data yang diambil dari Direktorat Jenderal Pengelolaan
Hutang, Kementerian Keuangan RI, disebutkan bahwa total hutang pemerintah per
31 Mei 2011 mencapai US$201,07 miliar atau setara dengan Rp. 1.716,56 trilliun,
sebuah angka yang fantastis.
Hutang tersebut terbagi atas dua sumber, yaitu pinjaman sebesar US$69,03
miliar (pinjaman luar negeri US$68,97 miliar) dan Surat Berharga Negara (SBN)
sebesar US$132,05 miliar. Berdasarkan jenis mata uang, utang sebesar US$201,1
miliar tersebut terbagi atas Rp956 triliun, US$42,4 miliar, 2.679,5 miliar Yen dan
5,3 miliar Euro. Posisi utang pemerintah terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada
2009, jumlah utang yang dibukukan pemerintah sebesar US$169,22 miliar
(Rp1.590,66 triliun). Tahun 2010, jumlahnya kembali naik hingga mencapai
US$186,50 miliar (Rp1.676,85 triliun). Posisi utang pemerintah saat ini juga naik
dari posisi per April 2011 yang sebesar US$197,97miliar. Jika menggunakan PDB
Indonesia yang sebesar Rp6.422,9 triliun, maka rasio utang Indonesia tercatat
sebesar 26%.
Sementara untuk utang swasta, data Bank Indonesia (BI) menunjukkan jumlah
nilai utang pihak swasta naik pesat dari US$73,606 miliar pada 2009 ke posisi
US$84,722 miliar pada kuartal I 2011 atau setara 15,1%. Secara year on year (yoy)
saja, pinjaman luar negeri swasta telah meningkat 12,6% atau naik dari US$75,207
pada kuartal I 2010. Dari total utang pada tiga bulan pertama tahun ini, utang luar
negeri swasta mayoritas disumbang oleh pihak non-bank sebesar US$71,667 miliar
dan pihak bank sebesar US$13,055 miliar.
Bila melihat kondisi secara umum, hutang adalah hal yang biasa, asal digunakan
untuk kegiatan yang produktif hutang dapat dikembalikan. Apabila hutang
digunakan untuk menutup defisit yang terjadi, hal ini akan semakin memperburuk
keadaan. Kita tidak bisa membayangkan ke depan apa yang terjadi apabila hutang
negara yang kian membengkak ini digunakan untuk sesuatu yang sama sekali tidak
produktif dan dikorupsi secara besar-besaran.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pemaparan diatas tentunya kekejaman akibat dari tindak pidana korupsi terhadap
perekonomian suatu bangsa atau negara sangat signifikan.
Oleh sebab itu tentunya penulis mengajak kepada sumua pihak untuk sadar akan
pentingnya bahaya perilaku korup agar sumuanya bisa belajar dan memperbaiki negara
ini sacara bersama-sama dari ancara tindak pidana korupsi.
B. Saran
Teruntuk untuk pejabat negara yang sedang menjabat untuk posisi apapun, berikan
contoh yang baik untuk semua generasi bangsa agar Indonesi mampu menatap masa
depan yang lebih baik.
Perbaiakan diseluruh sistem kenegaraan dari perilaku korupsi sangatlah penting,
persempit kesempat orang-orang agar terhindar atau bahkan tidak akan pernah tertarik
untuk melakukan korupsi.
DAFTAR PUSTAKA
1. https://nusadaily.com/culture/koruptor-pertama-di-dunia-adalah-anak-buah-
hammurabi.html
2. https://aclc.kpk.go.id/materi/bahaya-dan-dampak korupsi/infografis/dampak-
korupsi-terhadap-ekonomi
3. https://klc.kemenkeu.go.id/puspsdm-dampak-dampak-korupsi/.

Anda mungkin juga menyukai