Anda di halaman 1dari 34

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HEMOTHORAKS DI

IRD RSUD KANUJOSO DJATIWIBOWO BALIKAPAPAN


TAHUN 2018

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN DAN NERS
TAHUN 2018
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
HEMOTHORAKS DI RUMAH SAKIT
KANUJOSO DJATIWIBOWO
TAHUN 2018

KELOMPOK 4 :
ADE IRMA SAFITRI
ANNISA DWI ANANDA
AYU KARTIKA MEYLANI
DIDIT ADITYA DIMAS MONIT
NAZUA
NOVI DWI YANTI

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan laporan seminar kasus ini
sesuai dengan waktu yang ditentukan. Adapun kasus yang akan dibahas dalam
laporan ini adalah mengenai Asuhan Keperawatan pada Pasien Hemothoraks di
RS Kanujoso Djatiwibowo.
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas praktik Klinik
Kegawatdaruratan kardiopulmonal dan untuk menambah wawasan kepada para
pembaca. Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca.
Semoga segala upaya kami dalam membuat laporan ini dapat bermanfaat.
Terima kasih.

Balikpapan, 16 November 2018

Kelompok 4

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................... ii


Daftar isi ............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................
B. Rumusan Masalah ..................................................................................
C. Tujuan .....................................................................................................
D. Manfaat ...................................................................................................
BAB II TELAAH PUSTAKA
A. Konsep Dasar Penyakit Hemothoraks ....................................................
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan ......................................................
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian ..............................................................................................
B. Diagnosa .................................................................................................
C. Intervensi ................................................................................................
D. Implementasi ..........................................................................................
E. Evaluasi ..................................................................................................
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................................
B. Saran .......................................................................................................
Daftar Pustaka

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hematothorax adalah adanya darah dalam rongga pleura. Sumber Commented [H1]: Bahasa latin/medik mirng

mungkin darah dinding dada, parenkim paru – paru, jantung atau pembuluh
darah besar . kondisi diasanya merupakan konsekuensi dari trauma tumpul
atau tajam. Ini juga mungkin merupakan komplikasi dari beberapa penyakit. (
Puponegoro , 2001 )
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahum ,,,,,,,, angka
penderita hematothorax selama 10 tahun terakhir ini mengalami peningkatan,
dari 177 juta penduduk dunia yang menderita Hematothorak, sekitar 76%
diantaranya berada di negara berkembang, dan 62 % disebabkan karena
trauma. Pada tahun 2006 penduduk Amerika Serikat yang menderita
hematothorax sebanyak 7,8 juta orang. Di Asia, prevalensi penduduk Cina,
angka penderita hematothorax sebanyak 1,5%, di hongkong 4,3% dan untuk
Cina Singapura sebanyak 6,2%. Commented [H2]: Kasus regional kalimantan , kaltim,
balikpapan
Pada tahun 2000 penderita hematothorax di Indonesia mencapai 1,6 juta Commented [H3]: Sitasi dari mana

adapun prevalensi kejadian hematothorax ini tersebar diberbagai kota di


Indonesia. Mengingat begitu banyak permasalahan yang muncul pada pasien
hemathotorax,
maka penulis tertarik untuk mengambil judul “Asuhan Keperawatan Pada
Tn.L Dengan Hematothorax Sinistra di Ruang Instalasi Rawat Darurat (IRD).
Commented [H4]: Solusi
Commented [H5R4]: Justifikasi
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskankanlah masalah sebagai
berikut “Bagaimana penerapan asuhan keperawatan pada pasien Tn. L dengan
Hemathotorax dextra di ruang IRD RSUDKanudjoso Djatiwibowo ?”

1
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memperoleh pengalaman nyata dalam memberikan asuhan keperawatan
kepada klien Tn. L dengan hemathotorax dextra di Instalasi Rawat Darurat
RSUD Kanudjoso Djatiwibowo Balikpapan.

2. Tujuan Khusus
Diharapkan mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan kepada
klien Tn. L dengan hemathotorax dextra dengan pendekatan proses
Keperawatan :
a. Melakukan pengkajian pada pasien T, L dengan...
b. Mengekkan diagonosa keperawatan/masalah kolaboratif oada pasien...
c. Menentukan perencanaan keperawata pada pasien...
d. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien...
e. Melakukan evaluasi asuhan keperawatan pada pasien....

D. Manfaat
1. Teoritis
Laporan asuhan keperawatan ini diharapkan dapat menambah
pengetahuan, wawasan dan sebagai bahan perkembangan ilmu
pengetahuan khususnya dibidang ilmu keperawatan dalam memberikan
asuhan keperawatan dalam kasus hematothoraks.
2. Praktis

a. Bagi Rumah Sakit

Manfaat asuhan keperawatan ini bagi manajemen IRD, sebagai bahan

pertimbangan dan referensi dalam perkembangan ilmu dan teknologi

yang terkini untuk perawatan pasien dengan hematothorax.

2
b. Bagi Institusi Pendidikan

Asuhan keperawatan ini sebagai wacana ilmiah dan bahan

pertimbangan dalam asuhan keperawatan selanjutnya.

3
BAB II
TELAAH PUSTAKA

A. Konsep Dasar Hemothoraks


1. Pengertian
Hemotoraks merupakan suatu keadaan dimana darah terakumulasi
pada rongga pleura yang disebabkan karena adanya trauma pada dada yang
menjadi predisposisi terpenting perembesan darah berkumpul dikantong
pleura tidak bisa diserap oleh pleura (Muttaqin, 2008). Commented [H6]: Beberapa ahli

2. Etiologi
Hemothoraks dapat dibagi berdasarkan penyebabnya (Williams, L &
Wilkins, .....) :
a. Hemotoraks Spontan
Disebabkan karena primer (rupture blep), sekunder (Infeksi keganasan).
b. Hemotoraks yang didapat
Disebabkan karena iatrogenik, barotrauma, trauma.
Penyebab paling umum dari hemotoraks adalah trauma dada, misalnya :
a. Luka tembus paru-paru, jantung, pembuluh darah besar, atau dinding
dada
b. Trauma tumpul dada kadang-kadang dapat mengakibatkan lecet
hemotoraks.

Penyebab dari hemotoraks adalah laserasi paru atau laserasi dari


pembuluh darah interkostal atau arteri mammaria internal yang disebabkan
oleh cidera tajam atau cidera tumpul. Dislokasi fraktur dari vertebrata
torakal juga dapat menyebabkan hemotoraks. Biasanya perdarahan
berhenti spontan dan tidak memerlukan intervensi operasi. Penyebab
paling umum dari hemothorax adalah trauma dada. Dapat juga terjadi pada
pasien yang memiliki :

4
a. Kematian jaringan paru-paru (paru-paru infark)
b. Kanker paru-paru atau pleura.
c. Menusuk dada (ketika senjata seperti pisau atau peluru menciderai
paru-paru)
d. Operasi jantung
e. Tuberkulosis
f. Sebuah cacat pembekuan darah
g. Trauma tumpul dada

Hematoraks masif adalah terkumpulnya darah dengan cepat lebih dari


1500 cc dalam rongga pleura. Penyebabnya adalah luka tembus yang
merusak pembuluh darah sistemik atau pembuluh darah pada hilus paru.
Selain itu juga dapat disebabkan cedera benda tumpul. Kehilangan darah
dapat menyebabkan hipoksia.

3. Manifestasi Klinis
a. Gangguan pengembangan dada
b. Perubahan kedalaman pernapasan
c. Sesak napas mendadak
d. Nyeri dada
e. Perkusi dada pekak
f. Perdarahan nyata (massif)
g. Sianosis
h. Hipoksia
i. Takikardi
j. Hipotensi

5
4. WOC (Web of Caution) Commented [H7]: Sesuai dengan teori
Gambar 2.1. WOC Trama Thoraksx 9Sumber

Trauma pada Thoraks (Fraktur, trauma tumpul/tajam)

Cedera jaringan lunak/hilangnya Pendarahan jaringan interstitium.

kontinuitas struktur tulang Pendarahan intraalveolar, kolaps arteri


dan kapiler-kapiler kecil, tahanan
perifer pembuluh darah paru
meningkat.
Adanya luka pasca trauma,
pergeseran fragmen paru

Akumulasi darah di kantong pleura

Nyeri Akut
Gangguan ventilasi: pengembangan
paru tidak optimal, gangguan difusi,
distribusi, dan transportasi oksigen

Tanda-tandanya:
- Sesak napas
- Napas cuping hidung
- RR diatas 20x
- Irama nafas tidak teratur

Pola Napas Tidak Efektif

6
5. Pemeriksaan Penunjang
b. Perkusi memperlihatkan bunyi napas yang samar dan saat auskultasi
bunyi napas berkurang atau tidak ada di sisi yang diserang.
c. Torasentesis : menunjukkan adanya darah atau cairan serosanguinosa
d. Sinar-X dada menunjukkan cairan pleural dengan atau tanpa pergeseran
mediastinal.
e. Analisis gas darah arterial bisa mendokumentasikan gagal respiratorik.
f. Kadar hemoglobin bisa turun, tergantung pada banyaknya darah yang
hilang.

6. Komplikasi
a. Gagal Napas
b. Terbentuknya fibrosis atau jaringan parut dari membran pleura
c. Syok
d. Kematian

7. Penatalaksanaan Commented [H8]: Penatalaksanaan teori


Penatalaksaan aplikasi
a. Resusitasi cairan
Terapi awal hemotoraks adalah dengan penggantian volume darah yang
dilakukan bersamaan dengan dekompresi rongga pleura. Dimulai
dengan infuse cairan kristaloid secara cepat dan kemudian pemberian
darah dengan golongan spesifik secepatnya. Darah dari rongga pleura
dapat dikumpulkan dalam penampungan yang cocok untuk autotranfusi,
bersamaan dengan pemberian infuse dipasang pula chest tube (WSD).
b. Pemasangan WSD (Water Sealed Drainage)
WSD adalah suatu system drainase yang menggunakan water seal untuk
mengalirkan udara atau cairan dari rongga pleura.
c. Pasien yang sulit bernapas bisa memanfaatkan terapi oksigen
supplemental.
d. Analgesik bisa diberikan untuk mengontrol nyeri.
e. Terapi IV bisa digunakan untuk mngembalikan volume cairan.

7
f. Auto transfuse diperlukan jika pasien kehilangan darah yang signifikan
(lebih dari 1 liter)
g. Torakotomi diperlukan jika pipa dada tidak memperbaiki kondisi
pasien, untuk mengevakuasi darah dan gumpalan dan untuk mengontrol
perdarahan.

8
8. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

9
BAB III
TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian
1. Identitas
Nama : Tn. L
No. RM : 00.77.03.xx
Jenis Kelamin : Laki - Laki
Tanggal Lahir : 17 November 1994
Suku : Jawa
Agama : Islam
Alamat : Sepinggan
Status Perkawinan : Belum Menikah
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Tanggal masuk RS : 10 November 2018
Tanggal Pengkajian : 10 November 2018
Diagnosa Medis : Hemothoraks

2. Triage Commented [H9]: Hasil kajian triage

Kategori 1 : Segera (Merah)


Kategori 2 : 10 menit (Orange)
Ketegori 3 : 30 menit
Kategori 4 : 60 menit
Kategori 5 : 120 menit
Waktu masuk IRD : 21.00 WITA

10
3. General Impression
b. Keluhan Utama : Sesak Napas
c. Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien jatuh dari motor post. Kecelakaan Commented [H10]: PQRST

lalu lintas motor vs motor berlawanan arah dengan kecepatan > 60


km/jam, pasien menggunakan helm, jatuh ke kiri dan terhantam
trotoar, tangan sebelah kiri tidak bisa digerakkan, sesak napas,
terdapat luka lecet di lengan kanan atas dan di lutut kiri.
d. Riwayat Penyakit Dahulu : Pasien tidak pernah dirawat di rumah
sakit sebelumnya
e. Riwayat Penyakit Keluarga : Pasien tidak mempunyai keluarga
dengan riwayat penyakit hipertensi, DM, asma dan jantung.
f. Tanda – Tanda Vital :
Tekanan Darah : 118/66 mmHg (MAP :
Nadi : 111 x/menit
Suhu : 360 C
Respirasi : 26 x/menit

4. Pengkajian Primer
a. Airway
1) Jalan Napas : paten
2) Obstruksi : tidak ada
3) Suara Napas : ronkhi +/+
4) Reflek Mual Muntah : tidak ada

b. Breathing
1) Napas : spontan
2) Gerakan Dada : tidak simetris (gerakan dada sebelah kiri
tertinggal)
3) RR : 26x/menit
4) Sesak Napas : ada
5) Retraksi otot bantu napas: tidak ada

11
6) Pernapasan cuping hidung : tidak ada
7) Penapasan : pernapasan dada
8) Irama Napas : dangkal
9) Pola Napas : tidak teratur
10) Perkusi : redup
11) Auskultasi : ronkhi +/+

c. Circulation
1) Nadi : teraba
2) Frekuensi : 111x/menit
3) Tekanan Darah : 118/66 mmHg
4) Pucat : tidak
5) Sianosis : tidak
6) CRT : <2 detik
7) Akral : hangat
8) Pendarahan : tidak ada
9) Turgor Kulit : baik
10) Riwayat Kehilangan Cairan Berlebih: tidak ada

d. Disability
1) Kesadaran : Compos Mentis
2) GCS : E:4 V:5 M:6
3) Pupil : 3/3 miosis isokor
4) Refleks Cahaya : +/+

e. Eksposure
1) Pengkajian Nyeri : P : Nyeri spontan
Q : Seperti ditusuk – tusuk
R : Dada kiri sampai ke lengan kiri
S : Skala 7
T : Terus – menerus

12
2) Terdapat jejas di dada sebelah kanan
3) Terdapat luka lecet di lengan tangan atas dan lutut kiri

f. Foley Cateter
Terpasang foley cateter Commented [H11]: Output urine berapa

g. Gastric Tube
Tidak terpasang NGT

h. Heart Monitor
sinus ritme

5. Pemeriksaan Sekunder
a. Head To Toe (Fokus pemeriksaan pada daerah trauma)
i. Kepala dan Wajah
1. Kepala : tidak ada lesi, tidak ada nyeri
2. Wajah : bentuk wajah simetris, mata simestris kiri dan Commented [H12]: Palpebra ada edema ,

kanan, konjungtiva tidak anemis, sklera tdk ikterik, pupil 3/3


miosis isokor refleks kedip (+), refleks cahaya (+), mukosa bibir
lembab
ii. Leher
Tidak ada edema, arteri karotis teraba
iii. Dada
1. Inspeksi : bentuk dada simetris, gerakan dinding tidak
simetris, tidak ada penggunaan otot bantu pernapasan, terdapat
jejas sebalah di dada sebelah kanan
2. Palpasi : tidak terkaji Commented [H13]: Getaran paru kanan dan kiri sama atau
tidak
3. Perkusi : redup Commented [H14]: Redup daerah mana

4. Auskultasi : ronkhi +/+


iv. Abdomen dan Pinggul
1. Inspeksi : abdomen simetris, bentuk datar, tidak ada lesi

13
2. Auskultasi : peristaltik usus 6x/menit
3. Perkusi : tidak terkaji
4. Palpasi : tidak terkaji Commented [H15]: Harus dikaji

v. Ekstermitas
1. Atas : akral hangat, CRT kembali <2 detik, turgor kulit
baik, nadi 111x/menit, nadi teraba, terdapat krepitasi di bahu
sebelah kiri, terdapat luka lecet di lengan kanan atas, tangan
sebelah kiri sulit digerakkan, infus disebelah kanan
2. Bawah : akral hangat, CRT <2 detik, terdapat luka lecet di
lutut sebelah kiri

b. Pemeriksaan Laboratorium (10 November 2018)


Hemoglobin : 16 g / dL
Leukosit : 32,93 10^3 / UL
Eritrosit : 5,56 10^6 / UL
Hematokrit : 46,3 %
Trombosit : 296 10^3 / UL
GDS : 127 mg / dL

c. Pemeriksaan Rontgen

14
B. Analisa Data

No. Data (DS & DO) Penyebab Masalah

1 DS : Trauma pada toraks Pola Napas Tidak Efektif


- Pasien mengatakan sesak
napas Cedera paru dan Perdarahan
dalam pleura
DO :
- Pergerakan dinding dada Reabsorbsi darah oleh pleura
tidak simetris tidak memadai
- Gerakan dada sebelah kiri
tertinggal Akumulasi darah dalam pleura
- Fase ekspirasi memanjang
- Irama napas : dangkal Gangguan ventilasi (ekspansi
- Perkusi : redup paru - ), difusi, distribusi dan
- Auskultasi : ronkhi +/+ transportasi
- TD : 118/66 mmHg
- Nadi : 111 x/menit Sesak napas
0
- Suhu : 36 C
- RR : 26 x/menit Pola Napas Tidak Efektif
- SpO2 : 100%

2 DS : Trauma pada toraks Nyeri Akut


- Pasien mengatakan nyeri
ketika bernapas Cedera paru dan Perdarahan
dalam pleura
DO :
- Pasien tampak meringis Reabsorbsi darah oleh pleura
- TD : 118/66 mmHg tidak memadai
- Nadi : 111 x/menit

15
- Suhu : 360 C Akumulasi darah dalam pleura
- Respirasi : 26 x/menit
- Pengkajian Nyeri Gangguan ventilasi (ekspansi
P : Nyeri spontan paru - ), difusi, distribusi dan
Q : Seperti ditusuk – tusuk transportasi
R : Dada kiri sampai ke
lengan kiri Nyeri saat tarik napas dalam
S : Skala 7
T : Terus – menerus
- Terdapat krepitasi di bahu
sebelah kiri
- Hasil rontgen :
- Dislokasi solder
(Caput humerus
sinistra)
- Close fraktur lateral
clavicula anterior

16
C. Diagnosa

No. Diagnosa Keperawatan Tanggal Ditemukan Tanggal Teratasi

1 Pola Napas Tidak Efektif (D.0005) 10 November 2018

2 Nyeri Akut (D.0077) 10 November 2018

17
D. Intervensi Keperawatan
Nama Pasien : Tn. L Ruangan : IRD
No. RM : 00.77.03.xx Tanggal : 10 November 2018

No. Diagnosa Keperawatan NOC NIC

1. Pola Napas Tidak Efektif Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1.1 Monitor Kecepatan, irama, kedalaman, dan
diharapkan masalah pola napas kembali efektif kesulitan bernapas
dengan kriteria hasil : 1.2 Monitor pergerakan dinding dada,
1. Frekuensi Pernapasan Penggunaan otot bantu napas, dan otot
1 2 3 (4) 5 inerkosta

2. Irama Pernapasan 1.3 Monitor pola napas dan suara napas

1 2 3 (4) 5 tambahan
1.4 Monitor saturasi oksigen pasien

Ket : 1.5 Berikan terapi oksigen sesuai instruksi dokter

1. Deviasi berat dari kisaran normal


2. Deviasi cukup dari kisaran normal
3. Deviasi Sedang dari kisaran normal
4. Deviasi ringan dari kisaran normal

1
5. Tidak ada deviasi dari kisaran normal

2. Nyeri Akut Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2.1 Kaji status nyeri secara komprehensif (lokasi,
diharapkan masalah nyeri akut dapat berkurang skala, intensitas, pola)
dengan kriteria hasil : 2.2 Observasi reaksi nonverbal dari
1. Nyeri yang dilaporkan ketidaknyamanan

1 2 (3) 4 5 2.3 Ajarkan teknik manajemen nyeri


nonfarmakologis (relaksasi, napas dalam, dan
2. Ekspresi nyeri wajah
distraksi)
1 2 (3) 4 5
2.4 Anjurkan untuk meningkatkan istirahat
2.5 Kolaborasi pemberian analgesik untuk
Ket :
mengurangi nyeri
1. Berat
2. Cukup Berat
3. Sedang
4. Ringan
5. Tidak Ada

2
E. Implementasi
Nama Pasien : Tn. L Ruangan : IRD
No. RM : 00.77.03.xx Tanggal : 10 November 2018
No. Hari / Tgl / Jam Tindakan Keperawatan Evaluasi Proses Paraf
Sabtu, 10 November
2018
21.05 1.1 Mengkaji Kecepatan, irama kedalaman, dan S : Pasien mengatakan sesak napas
kesulitan bernapas O :Pasien nampak sesak, Fase ekspirasi
memanjang
TD : 118/66 mmHg
Nadi : 111 x/menit
Suhu : 360 C
Respirasi : 26 x/menit

1.5 Memberikan terapi oksigen nasal kanul S : Pasien mengatakan sesak berkurang
O : Pasien terpasang nasal kanul 3 lpm

3
2.1 Mengkaji nyeri yang dirasakan pasien S : Pasien mengatakan nyeri ketika
bernapas
O : Pasien tampak meringis
TD : 118/66 mmHg
Nadi : 111 x/menit
Suhu : 360 C
Respirasi : 26 x/menit
P : Nyeri spontan
Q : Seperti ditusuk – tusuk
R : Dada kiri sampai ke lengan kiri
S : Skala 7
T : Terus - menerus

1.2 Memonitor pergerakan dinding dada, S : pasien mengatakan sesak napas


Penggunaan otot bantu napas, dan otot berkurang
inerkosta O : Pergerakan dinding dada tidak simetris,
1.3 Memonitor pola napas dan suara napas tidak terdapat penggunaan otot bantu
tambahan pernapasan
1.4 Memonitor saturasi oksigen Saturasi Oksigen : 100 %

4
2.3 Menganjurkan pasien untuk rileks S : Pasien masih mengeluh nyeri
2.4 Menganjurkan pasien untuk istirahat O : Pasien tampak meringis

2.5 Melakukan pemberian obat analgesik S : Pasien mengatakan nyeri sedikit


berkurang
O : Pasien diberikan injeksi intravena
ketorolak 1 ampul
- Transfer ke ICU (23.25 WITA)
- Memberikan cairan infus RL 20 tpm dan
morphin bolus 3 mg
- Memberikan morphin 10 mcq/kgBB/jam
(syringe pump) (24.00 WITA)
- Memberikan injeksi cefotaxim 3 x 1 gr
Minggu, 11 November - Melakukan pemasangan WSD di ruang op
2018 (ICU) - Melakukan reposisi solder di ruang op

5
Senin, 12 November - Memberikan terapi RL 1000 cc/24 jam
2018 (ICU) melalu infus pump
- Memberikan morphin 15 mcq/kgBB/jam
- Memberikan cefriaxone 3 x 1 gr

6
F. Evaluasi
Nama Pasien : Tn. L Ruangan : IRD
No. RM : 00.77.03.xx Tanggal : 10 November 2018
No. Hari/ Tgl/ Jam Dx Kep Evaluasi
1. Sabtu, 10 Pola Napas Tidak Efektif S : Pasien mengatakan sesak napas sudah berkurang
November 2018 O : Pasien nampak sesak
22.00 TD : 128/76 mmHg
N : 92x/menit
RR : 24 x/menit
Suhu : 37,1
Saturasi Oksigen : 100 %
Pasien terpasang nasal kanul 3 lpm
A : Masalah pola napas tidak efektif belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
1.5 Monitor saturasi oksigen pasien
1.6 Berikan terapi oksigen sesuai instruksi dokter

7
22.30 Nyeri Akut S : Pasien mengatakan nyeri sedikit berkurang
O : P : Nyeri Spontan
Q : Seperti tertusuk
R : Dada sebelah kiri sampai ke tangan kiri
S : Skala 6
T : Terus menerus
Pasien terlihat meringis
Pasien telah diberi injeksi intravena ketorolak 1 ampul
A : Masalah keperawatan nyeri akut belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
2.1 Kaji status nyeri secara komprehensif
2.5 Kolaborasi pemberian analgesic untuk mengurangi nyeri

4 Senin, 12 Pola Napas Tidak Efektif S : Pasien mengatakan masih sesak


November 2018 O : Pasien nampak sesak
(ICU) TD : 128/76 mmHg
N : 92x/menit
RR : 24 x/menit

8
Suhu : 37,1
Saturasi Oksigen : 100 %
Pasien terpasang nasal kanul 3 lpm
A : Masalah pola napas tidak efektif belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
1.1 Monitor saturasi oksigen pasien
1.2 Berikan terapi oksigen sesuai instruksi dokter

Nyeri Akut S : Pasien mengatakan nyeri sedikit berkurang


O : P : Nyeri Spontan
Q : Seperti tertusuk
R : Dada sebelah kiri sampai ke tangan kiri
S : Skala 5
T : Hilang timbul
Pasien terlihat meringis
Pasien telah terpasang syringe pump morhpin 12 mcq/kgBB/jam
A : Masalah keperawatan nyeri akut belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
1.1 Kaji status nyeri secara komprehensif

9
2.5 Kolaborasi pemberian analgesic untuk mengurangi nyeri

10
BAB IV

PEMBAHASAN

1
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

2
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai