DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
KELOMPOK 4 :
ADE IRMA SAFITRI
ANNISA DWI ANANDA
AYU KARTIKA MEYLANI
DIDIT ADITYA DIMAS MONIT
NAZUA
NOVI DWI YANTI
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan laporan seminar kasus ini
sesuai dengan waktu yang ditentukan. Adapun kasus yang akan dibahas dalam
laporan ini adalah mengenai Asuhan Keperawatan pada Pasien Hemothoraks di
RS Kanujoso Djatiwibowo.
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas praktik Klinik
Kegawatdaruratan kardiopulmonal dan untuk menambah wawasan kepada para
pembaca. Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca.
Semoga segala upaya kami dalam membuat laporan ini dapat bermanfaat.
Terima kasih.
Kelompok 4
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hematothorax adalah adanya darah dalam rongga pleura. Sumber Commented [H1]: Bahasa latin/medik mirng
mungkin darah dinding dada, parenkim paru – paru, jantung atau pembuluh
darah besar . kondisi diasanya merupakan konsekuensi dari trauma tumpul
atau tajam. Ini juga mungkin merupakan komplikasi dari beberapa penyakit. (
Puponegoro , 2001 )
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahum ,,,,,,,, angka
penderita hematothorax selama 10 tahun terakhir ini mengalami peningkatan,
dari 177 juta penduduk dunia yang menderita Hematothorak, sekitar 76%
diantaranya berada di negara berkembang, dan 62 % disebabkan karena
trauma. Pada tahun 2006 penduduk Amerika Serikat yang menderita
hematothorax sebanyak 7,8 juta orang. Di Asia, prevalensi penduduk Cina,
angka penderita hematothorax sebanyak 1,5%, di hongkong 4,3% dan untuk
Cina Singapura sebanyak 6,2%. Commented [H2]: Kasus regional kalimantan , kaltim,
balikpapan
Pada tahun 2000 penderita hematothorax di Indonesia mencapai 1,6 juta Commented [H3]: Sitasi dari mana
1
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memperoleh pengalaman nyata dalam memberikan asuhan keperawatan
kepada klien Tn. L dengan hemathotorax dextra di Instalasi Rawat Darurat
RSUD Kanudjoso Djatiwibowo Balikpapan.
2. Tujuan Khusus
Diharapkan mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan kepada
klien Tn. L dengan hemathotorax dextra dengan pendekatan proses
Keperawatan :
a. Melakukan pengkajian pada pasien T, L dengan...
b. Mengekkan diagonosa keperawatan/masalah kolaboratif oada pasien...
c. Menentukan perencanaan keperawata pada pasien...
d. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien...
e. Melakukan evaluasi asuhan keperawatan pada pasien....
D. Manfaat
1. Teoritis
Laporan asuhan keperawatan ini diharapkan dapat menambah
pengetahuan, wawasan dan sebagai bahan perkembangan ilmu
pengetahuan khususnya dibidang ilmu keperawatan dalam memberikan
asuhan keperawatan dalam kasus hematothoraks.
2. Praktis
2
b. Bagi Institusi Pendidikan
3
BAB II
TELAAH PUSTAKA
2. Etiologi
Hemothoraks dapat dibagi berdasarkan penyebabnya (Williams, L &
Wilkins, .....) :
a. Hemotoraks Spontan
Disebabkan karena primer (rupture blep), sekunder (Infeksi keganasan).
b. Hemotoraks yang didapat
Disebabkan karena iatrogenik, barotrauma, trauma.
Penyebab paling umum dari hemotoraks adalah trauma dada, misalnya :
a. Luka tembus paru-paru, jantung, pembuluh darah besar, atau dinding
dada
b. Trauma tumpul dada kadang-kadang dapat mengakibatkan lecet
hemotoraks.
4
a. Kematian jaringan paru-paru (paru-paru infark)
b. Kanker paru-paru atau pleura.
c. Menusuk dada (ketika senjata seperti pisau atau peluru menciderai
paru-paru)
d. Operasi jantung
e. Tuberkulosis
f. Sebuah cacat pembekuan darah
g. Trauma tumpul dada
3. Manifestasi Klinis
a. Gangguan pengembangan dada
b. Perubahan kedalaman pernapasan
c. Sesak napas mendadak
d. Nyeri dada
e. Perkusi dada pekak
f. Perdarahan nyata (massif)
g. Sianosis
h. Hipoksia
i. Takikardi
j. Hipotensi
5
4. WOC (Web of Caution) Commented [H7]: Sesuai dengan teori
Gambar 2.1. WOC Trama Thoraksx 9Sumber
Nyeri Akut
Gangguan ventilasi: pengembangan
paru tidak optimal, gangguan difusi,
distribusi, dan transportasi oksigen
Tanda-tandanya:
- Sesak napas
- Napas cuping hidung
- RR diatas 20x
- Irama nafas tidak teratur
6
5. Pemeriksaan Penunjang
b. Perkusi memperlihatkan bunyi napas yang samar dan saat auskultasi
bunyi napas berkurang atau tidak ada di sisi yang diserang.
c. Torasentesis : menunjukkan adanya darah atau cairan serosanguinosa
d. Sinar-X dada menunjukkan cairan pleural dengan atau tanpa pergeseran
mediastinal.
e. Analisis gas darah arterial bisa mendokumentasikan gagal respiratorik.
f. Kadar hemoglobin bisa turun, tergantung pada banyaknya darah yang
hilang.
6. Komplikasi
a. Gagal Napas
b. Terbentuknya fibrosis atau jaringan parut dari membran pleura
c. Syok
d. Kematian
7
f. Auto transfuse diperlukan jika pasien kehilangan darah yang signifikan
(lebih dari 1 liter)
g. Torakotomi diperlukan jika pipa dada tidak memperbaiki kondisi
pasien, untuk mengevakuasi darah dan gumpalan dan untuk mengontrol
perdarahan.
8
8. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
9
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Identitas
Nama : Tn. L
No. RM : 00.77.03.xx
Jenis Kelamin : Laki - Laki
Tanggal Lahir : 17 November 1994
Suku : Jawa
Agama : Islam
Alamat : Sepinggan
Status Perkawinan : Belum Menikah
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Tanggal masuk RS : 10 November 2018
Tanggal Pengkajian : 10 November 2018
Diagnosa Medis : Hemothoraks
10
3. General Impression
b. Keluhan Utama : Sesak Napas
c. Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien jatuh dari motor post. Kecelakaan Commented [H10]: PQRST
4. Pengkajian Primer
a. Airway
1) Jalan Napas : paten
2) Obstruksi : tidak ada
3) Suara Napas : ronkhi +/+
4) Reflek Mual Muntah : tidak ada
b. Breathing
1) Napas : spontan
2) Gerakan Dada : tidak simetris (gerakan dada sebelah kiri
tertinggal)
3) RR : 26x/menit
4) Sesak Napas : ada
5) Retraksi otot bantu napas: tidak ada
11
6) Pernapasan cuping hidung : tidak ada
7) Penapasan : pernapasan dada
8) Irama Napas : dangkal
9) Pola Napas : tidak teratur
10) Perkusi : redup
11) Auskultasi : ronkhi +/+
c. Circulation
1) Nadi : teraba
2) Frekuensi : 111x/menit
3) Tekanan Darah : 118/66 mmHg
4) Pucat : tidak
5) Sianosis : tidak
6) CRT : <2 detik
7) Akral : hangat
8) Pendarahan : tidak ada
9) Turgor Kulit : baik
10) Riwayat Kehilangan Cairan Berlebih: tidak ada
d. Disability
1) Kesadaran : Compos Mentis
2) GCS : E:4 V:5 M:6
3) Pupil : 3/3 miosis isokor
4) Refleks Cahaya : +/+
e. Eksposure
1) Pengkajian Nyeri : P : Nyeri spontan
Q : Seperti ditusuk – tusuk
R : Dada kiri sampai ke lengan kiri
S : Skala 7
T : Terus – menerus
12
2) Terdapat jejas di dada sebelah kanan
3) Terdapat luka lecet di lengan tangan atas dan lutut kiri
f. Foley Cateter
Terpasang foley cateter Commented [H11]: Output urine berapa
g. Gastric Tube
Tidak terpasang NGT
h. Heart Monitor
sinus ritme
5. Pemeriksaan Sekunder
a. Head To Toe (Fokus pemeriksaan pada daerah trauma)
i. Kepala dan Wajah
1. Kepala : tidak ada lesi, tidak ada nyeri
2. Wajah : bentuk wajah simetris, mata simestris kiri dan Commented [H12]: Palpebra ada edema ,
13
2. Auskultasi : peristaltik usus 6x/menit
3. Perkusi : tidak terkaji
4. Palpasi : tidak terkaji Commented [H15]: Harus dikaji
v. Ekstermitas
1. Atas : akral hangat, CRT kembali <2 detik, turgor kulit
baik, nadi 111x/menit, nadi teraba, terdapat krepitasi di bahu
sebelah kiri, terdapat luka lecet di lengan kanan atas, tangan
sebelah kiri sulit digerakkan, infus disebelah kanan
2. Bawah : akral hangat, CRT <2 detik, terdapat luka lecet di
lutut sebelah kiri
c. Pemeriksaan Rontgen
14
B. Analisa Data
15
- Suhu : 360 C Akumulasi darah dalam pleura
- Respirasi : 26 x/menit
- Pengkajian Nyeri Gangguan ventilasi (ekspansi
P : Nyeri spontan paru - ), difusi, distribusi dan
Q : Seperti ditusuk – tusuk transportasi
R : Dada kiri sampai ke
lengan kiri Nyeri saat tarik napas dalam
S : Skala 7
T : Terus – menerus
- Terdapat krepitasi di bahu
sebelah kiri
- Hasil rontgen :
- Dislokasi solder
(Caput humerus
sinistra)
- Close fraktur lateral
clavicula anterior
16
C. Diagnosa
17
D. Intervensi Keperawatan
Nama Pasien : Tn. L Ruangan : IRD
No. RM : 00.77.03.xx Tanggal : 10 November 2018
1. Pola Napas Tidak Efektif Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1.1 Monitor Kecepatan, irama, kedalaman, dan
diharapkan masalah pola napas kembali efektif kesulitan bernapas
dengan kriteria hasil : 1.2 Monitor pergerakan dinding dada,
1. Frekuensi Pernapasan Penggunaan otot bantu napas, dan otot
1 2 3 (4) 5 inerkosta
1 2 3 (4) 5 tambahan
1.4 Monitor saturasi oksigen pasien
1
5. Tidak ada deviasi dari kisaran normal
2. Nyeri Akut Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2.1 Kaji status nyeri secara komprehensif (lokasi,
diharapkan masalah nyeri akut dapat berkurang skala, intensitas, pola)
dengan kriteria hasil : 2.2 Observasi reaksi nonverbal dari
1. Nyeri yang dilaporkan ketidaknyamanan
2
E. Implementasi
Nama Pasien : Tn. L Ruangan : IRD
No. RM : 00.77.03.xx Tanggal : 10 November 2018
No. Hari / Tgl / Jam Tindakan Keperawatan Evaluasi Proses Paraf
Sabtu, 10 November
2018
21.05 1.1 Mengkaji Kecepatan, irama kedalaman, dan S : Pasien mengatakan sesak napas
kesulitan bernapas O :Pasien nampak sesak, Fase ekspirasi
memanjang
TD : 118/66 mmHg
Nadi : 111 x/menit
Suhu : 360 C
Respirasi : 26 x/menit
1.5 Memberikan terapi oksigen nasal kanul S : Pasien mengatakan sesak berkurang
O : Pasien terpasang nasal kanul 3 lpm
3
2.1 Mengkaji nyeri yang dirasakan pasien S : Pasien mengatakan nyeri ketika
bernapas
O : Pasien tampak meringis
TD : 118/66 mmHg
Nadi : 111 x/menit
Suhu : 360 C
Respirasi : 26 x/menit
P : Nyeri spontan
Q : Seperti ditusuk – tusuk
R : Dada kiri sampai ke lengan kiri
S : Skala 7
T : Terus - menerus
4
2.3 Menganjurkan pasien untuk rileks S : Pasien masih mengeluh nyeri
2.4 Menganjurkan pasien untuk istirahat O : Pasien tampak meringis
5
Senin, 12 November - Memberikan terapi RL 1000 cc/24 jam
2018 (ICU) melalu infus pump
- Memberikan morphin 15 mcq/kgBB/jam
- Memberikan cefriaxone 3 x 1 gr
6
F. Evaluasi
Nama Pasien : Tn. L Ruangan : IRD
No. RM : 00.77.03.xx Tanggal : 10 November 2018
No. Hari/ Tgl/ Jam Dx Kep Evaluasi
1. Sabtu, 10 Pola Napas Tidak Efektif S : Pasien mengatakan sesak napas sudah berkurang
November 2018 O : Pasien nampak sesak
22.00 TD : 128/76 mmHg
N : 92x/menit
RR : 24 x/menit
Suhu : 37,1
Saturasi Oksigen : 100 %
Pasien terpasang nasal kanul 3 lpm
A : Masalah pola napas tidak efektif belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
1.5 Monitor saturasi oksigen pasien
1.6 Berikan terapi oksigen sesuai instruksi dokter
7
22.30 Nyeri Akut S : Pasien mengatakan nyeri sedikit berkurang
O : P : Nyeri Spontan
Q : Seperti tertusuk
R : Dada sebelah kiri sampai ke tangan kiri
S : Skala 6
T : Terus menerus
Pasien terlihat meringis
Pasien telah diberi injeksi intravena ketorolak 1 ampul
A : Masalah keperawatan nyeri akut belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
2.1 Kaji status nyeri secara komprehensif
2.5 Kolaborasi pemberian analgesic untuk mengurangi nyeri
8
Suhu : 37,1
Saturasi Oksigen : 100 %
Pasien terpasang nasal kanul 3 lpm
A : Masalah pola napas tidak efektif belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
1.1 Monitor saturasi oksigen pasien
1.2 Berikan terapi oksigen sesuai instruksi dokter
9
2.5 Kolaborasi pemberian analgesic untuk mengurangi nyeri
10
BAB IV
PEMBAHASAN
1
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
2
DAFTAR PUSTAKA