Di Susun Oleh :
UNIVERSITAS KADIRI
2021
LEMBAR PENSETUJUAN
1
Nama Mahasiswa
Telah di Setujui
Di : Kediri
Tanggal : September 2021
CI Institusi
2
LAPORAN PENDAHULUAN HEMOROID
1.1.1 Pengertian
adalah pelebaran vena yang berada dibawah kulit (subkutan) di bawah atau
luar linea dentate. Hemoroid interna adalah pelebaran vena yang berada
Aru,dkk 2009)
3
Pada sirosis hepatic terjadi anatomosis normal antara system vena sistemik
dan portal pada daerah anus mengalami pelebaran. Kejadian ini biasa
disebut venectasia atau varises daerah anus dan perianus yang disebabkan
oleh obstipasi yang menahun dan uterus gravidus, selain itu terjadi
pria tua, atau tumor pada rectum. (Bagian Patologi F.K.UI, 1999)
1. Anatomi
Bagian utama usus besar yang terakhir disebut sebagai rektum dan
membentang dari kolon sigmoid hingga anus (muara ke bagian luar tubuh).
Satu inci terakhir dari rektum disebut sebagai kanalis ani dan dilindungi
oleh otot sfingter ani eksternus dan internus. Panjang rektum dan kanalis
4
Usus besar secara klinis dibagi menjadi belahan kiri dan kanan
berasal dari arteri hemoroidalis media dan inferior yang dicabangkan dari
Gambar 2.1
Keterangan :
1. Rektum
5
Fungsi rektum adalah menyimpan feses untuk sementara waktu,
dengan feses, maka rektum akan mengembang dan sistem saraf akan
2. Kolom Anal
lipatan vertikal yang diproduksi oleh selaput lendir dan jaringan otot di
bagian atas anus. Fungsi kolom anal adalah sebagai pembatas dinding
anus.
3. Anus
4. Kanalis Anal
penghubung antara rektum dan bagian luar tubuh sehingga feses bisa
dikeluarkan.
6
5. Sfingter Anal Internal
otot lurik yang mengelilingi kanalis anal dengan keliling 2,5 sampai 4
cm. Sfingter anal internal ini berkaitan dengan sfingter anal eksternal
Sfingter anal eksternal (external anal sphincter) adalah serat otot lurik
7. Pectinate Line
membagi antara bagian dua pertiga (atas) dan bagian sepertiga (bawah)
anus. Fungsi garis ini sangatlah penting karena bagian atas dan bawah
di atas garis pectinate, maka jenis wasir tersebut disebut wasir internal
7
2. Fisiologi
Aliran balik vena dari kolon dan rektum superior adalah melalui vena
Gambar 2.2
Keterangan :
1. Internal hemorrhoid
8
2. External hemorrhoid
linea pectinea dan diliputi oleh kulit biasa di dalam jaringan di bawah
Kejadian ini timbul dua sampai tiga kali sehari dan dirangsang oleh reflek
saraf voluntary.
9
Refleks defekasi terintegrasi pada medula spinalis segmen sakral kedua
waktu anus tertarik keatas melebihi tinggi masa feses. Defekasi dipercepat
otot dada dengan glotis yang tertutup, dan kontraksi otot abdomen secara
dihambat oleh kontraksi voluntar otot sfingter eksterna dan levator ani.
Air tetap terus diabsorpsi dari massa feses, sehingga feses menjadi keras,
yang keras ini terkumpul disatu tempat dan tidak dapat dikeluarkan, maka
dan hal ini merupakan salah satu penyebab hemoroid (vena varikosa
rektum). (Price,2005)
10
1.1.3 Etiologi
seperti :
2. Pola buang air besar yang salah (lebih banyak menggunakan jamban
abdomen)
hormonal)
5. Usia tua
6. Konstipasi kronik
buah)
MediAction.
11
1.1.4 Tanda dan Gejala
a. Tanda
1) Perdarahan
yang keras. Darah yang keluar berwarna merah segar dan tidak bercampur
dengan feses. Walaupun berasal dari vena, darah yang keluar berwarna
2) Nyeri
b. Gejala
setelah defekasi dan akhirnya sampai pada suatu keadaan dimana tidak
dapat dimasukkan.
rangsangan
12
Dalam praktiknya, sebagian besar pasien tanpa gejala. Pasien diketahui
menderita hemorhoid atau wasir tanpa ada hubungan dengan gejala rektum
atau anus yang khusus. Nyeri yang hebat jarang sekali ada hubungan
cairan melalui dubur, rasa tidak puas waktu buang air besar, dan rasa tidak
interna akibat trauma oleh feses yang keras. Darah yang keluar berwarna
merah segar dan tidak tercampur dengan feses, dapat hanya berupa garis
pada anus atau kertas pembersih sampai pada pendarahan yang terlihat
menetes atau mewarnai air toilet menjadi merah. Walaupun berasal dari
13
Hemorhoid yang membesar secara perlahan-lahan akhirnya dapat
hanya terjadi pada saat defekasi dan disusul oleh reduksi sesudah selesai
dapat terdorong masuk lagi. Keluarnya mukus dan terdapatnya feses pada
menetap. Iritasi kulit perianal dapat menimbulkan rasa gatal yang dikenal
sebagai pruritus anus dan ini disebabkan oleh kelembaban yang terus
yang biasa sampai situasi dipersulit oleh trombosis, infeksi, atau erosi
adanya darah merah cerah pada tisu toilet atau melapisi feses, dengan
14
Hemorrhoid eksterna, karena terletak di bawah kulit cukup sering terasa
ini menyebabkan pembengkakan biru yang terasa nyeri pada pinggir anus
akibat trombosis sebuah vena pada pleksus eksterna dan tidak harus
terletak pada batas otot sfingter, spasme anus sering terjadi. Hemorrhoid
mula penonjolan hanya terjadi sewaktu buang air besar dan dapat masuk
tangan. Bila tidak segera ditangani, hemorhoid itu akan menonjol secara
celana dalam penderita sering didapatkan feses atau lendir yang kental dan
(Murbawani, 2006)
15
1.1.5 Faktor Risiko
12. Anatomi : Vena daerah anorektal tidak mempunyai katup dan pleksus
13. Pekerjaan : Orang yang harus berdiri atau duduk lama, atau harus
14. Umur : Pada umur tua timbul degenerasi dari seluruh jaringan tubuh,
15. Endokrin : Misalnya pada wanita hamil ada dilatasi vena ekstremitas
prostate
daerah berkurang
1) Hemorrhoid Interna
2) Hemorrhoid Eksterna
16
F.K.UI,1994)
1 Hemorrhoid Interna
tiga posisi primer, yaitu kanan depan, kanan belakang, dan kiri
UI, 1994)
17
keadaan yang tidak menyenangkan. Pasien mengalami nyeri
(David, C, 1994)
2 Hemorrhoid Eksterna
Letaknya distal dari linea pectinea dan diliputi oleh kulit biasa di
18
Pembengkakan seperti buah cery yang telah masak, yang dijumpai
pada salah satu sisi muara anus. Tidak diragukan lagi bahwa,
(Dudley, 1992 )
spontan
(Merdikoputro, 2006)
19
1.1.7 Gambaran Hemoroid
1. Secara Makroskopik
Hemorhoid terdiri dari pembuluh vena yang melebar dan tipis yang
menonjol di bawah mukosa anus dan rektum. Dalam keadaan yang tidak
Hemorrhoid Interna
Sering terdapat pada tiga posisi primer, yaitu kanan depan, kanan
Gambar 2.3
20
Hemorrhoid Eksterna
Gambar 2.4
Gambar 2.5
21
Trombosis Hemorrhoid
Prolaps Hemorrhoid
Gambar 2.7
2. Secara Mikroskopik
22
Trombosis Hemorrhoid
Gambar 2.8
1.1.8 Patofisiologi
Selain itu sistem portal tidak mempunyai katup, sehingga mudah terjadi
aliran balik.
eksterna di bedakan sebagai bentuk akut dan kronis. Bentuk akut berupa
trombosis eksternal akut. Bentuk ini sering terasa sangat nyeri dan gatal
23
Kadang-kadang perlu membuang trombus dengan anestesi lokal, atau
eksterna kronis atau skin tag biasanya merupakan sekuele dari hematom
akut. Hemoroid ini berupa satu atau lebih lipatan kulit anus yang terdiri
Gambar 2.9
24
Menurut Nugroho (2011) hemoroid dapat disebabkan oleh tekanan
yaitu :
1) Nyeri
prolaps. Diet rendah serat menyebabkan bentuk feses menjadi kecil yang
25
Patofisiologi
Hemoroid
terlalu lama duduk di Peradangan pada
Konsumsi makanan kehamilan
rendah serat toilet (atau saat usus, seperti kolitis
obesitas
membaca ulseratif atau
penyakit Crohn
Hemoroid Anoreksia
Intake nutrisi
Nyeri Kompresi Peradangan pada
tidak adekuat
saraf lokal pleksus hemoroidalis
Anemia preoperatif
Intoleransi aktivitas
Port de Respons Kecemasan
entree serabut lokal pemenuhan
informasi
Risiko
infeksi
Pasca
Kerusakan
Luka bedah
jaringan lunak
pascabedah pascabedah
26
1.1.9 Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan Colok Dubur
tidak cukup tinggi dan biasanya tidak nyeri Kecemasan pemenuhan informasi
2) Anoskop
keluar
3) Proktosigmoidoskopi
1.1.10 Penatalaksanaan
a. Keperawatan
banyak mengandung air. Hal ini untuk memperlancar buang air besar
27
efek yang berarti kecuali sebagai efek anestetik dan astringen. Selain
akhirnya menimbulkan jaringan parut. Untuk pasien derajat III dan IV,
Terapi ini bisa juga dilakukan untuk pasien yang sering mengalami
tahun. Dalam hal ini dilakukan pemotongan pada jaringan yang benar-
(Murbawani, 2006)
28
saluran makanan yang lebih proksimal. Kehilangan darah akut dapat
bentuk lain seperti panas yang lembab, suppositoria, pelunak feses, dan
terbaik diobati secara bedah, derajat lebih ringan dari prolaps atau
pengangkatan bekuan.
(Isselbacher, dkk,2000)
cairan, serat tambahan, pelicin feses dan perubahan perilaku buang air.
29
kebersihan lokal dengan cara merendam anus dalam air selama 10-15
b. Medis
1) Penatalaksanaan Koservatif
air besar.
30
2) Pembedahan
pembedahan.
f. Permintaan pasien
A.G)
a. Skleroterapi
c. Infrared thermocoagulation
d. Bipolar Diathermy
e. Laser haemorrhoidectomy
g. Cryotherapy
h. Stappled Hemorrhoidopexy
31
1.1.11 Pencegahan
b. Minuman air sebanyak 6-8 gelas sehari agar tubuh kita tidak
berenang).
d. Mengubah kebiasaan buang air besar. Bila ingin buang air besar
(Gotera, 2006).
1.1.12 Komplikasi
Hemoroid yang paling sering adalah perdarahan, thrombosis, dan Pasca
bedah strangulasi. Hemoroid strangulasi adalah hemoroid yang prolaps
dengan suplai darah dihalangi oleh sfingter ani. (Price, 2005)
32
2 Infeksi pada daerah luka sampai terjadi nanah dan fistula
34
8
8
9
9
10
10
11
11
12
12
13
Tabel 2.2 Intervensi Keperawatan pada fase pre,intra dan post operatif
NO DIAGNOSA TUJJUAN INTERVENSI
Pre Operatif
1. Ansietas b.d krisis Setelah dilakukan Observasi :
situasional Operasi tindakan keperawatan a) Identifikasi saat tingkat ansietas berubah ( misal : kondisi,
diharapkan cemas dapat waktu, stresor)
terkontrol, dengan b) Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
kriteria hasil: c) Monitor tanda-tanda ansietas ( verbal dan non verbal)
1. Secara verbal dapat
Teraupetik :
mendemonstrasikan
a) Ciptakan suasana teraupetik untuk menumbuhkan
teknik menurunkan
kepercayaan
cemas
b) Temani pasien untuk mengurangi kecemasan
2. Mencari informasi
c) Pahami situasi yang membuat ansietas
yang dapat
d) Dengarkan dengan penuh perhatian
menurunkan cemas
e) Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
3. Menggunakan teknik
f) Tempatkan barang pribadi yang memberikan kenyamanan
relaksasi unntuk
g) Motivasi mengidentifikasi situassi yang memicu kecemasan
menurunkan cemas
h) Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa yang akan
4. Menerima status
datang
kesehatan
Edukasi :
14
Edukasi :
a) Jelaskan tanda dan gejala perdarahan
b) Anjurkan menggunakan kaus kaki saat ambulasi
c) Anjurkan meningkatkan asupan cairan untuk mencegah
konstipasi
d) Anjurkan menghindari aspirin atau antikoagulan
e) Anjurkan meningkatkan asupan makanan dan vitamin K
f) Anjurkan segera melapor jika terjadi perdarahan
Kolaborasi :
a) Kolaborasi pemberian obat pengontrol perdarahan, jika perlu
b) Kolaborasi pemberian produk darah , jika perlu
c) Kolaborasi pemberian pelunak tinja , jika perlu
2. Resiko cedera b.d Setelah dilakukan a) Pastikan posisi pasien yang sesuai dengan tindakan operasi
prosedur pembedahan tindakan keperawatan b) Cek integritas kulit
diharapkan cedera tidak c) Cek daerah penekanan pada tubuh pasien selama operasi
terjadi, dengan kriteria d) Hitung jummlah kasa, jarum, bisturi, depper, dan hitung
hasil: instrumen bedah
1. Tubuh pasien bebas e) Lakukan time out
dari cedera f) Lakukan sign out
3. Risiko hipotermi Setelah dilakukan Observasi :
perioperatif tindakan keperawatan a) Monitor suhu tubuh
berhubungan dengan diharapkan hipotermi b) Identifikasi penyebab hipotermia, ( Misal : terpapar suhu
suhu lingkungan dapat dicegah dengan lingkungan rendah, kerusakan hipotalamus, penurunan laju
rendah kriteria hasil: metabolisme, kekurangan lemak subkutan )
Suhu tubuh dalam batas c) Monitor tanda dan gejala hipotermia
normal
Teraupetik :
17
Hangat
2.2.5 Implementasi Keperawatan Perioperatif
Implementasi merupakan pelaksanaan perencanaan keperawatan oleh
perawat. Hal-hal yang perlu diperhatikan ketika melakukan implementasi intervensi
dilaksanakan sesuai rencana setelah dilakukan validasi, penguasaan kemampuan
interpersonal, intelektual, dan teknikal, intervensi harus dilakukan dengan cermat
dan ifisien pada situasi yang tepat, keamanan fisik dan fisiologi dilindungi dan
didokumentasi keperawatan berupa pencatatan dan pelaporan (Muttaqin, 2009).
diberikan. hal-hal yang dievaluasi adalah keakuratan, kelengkapan dan kualitas data, teratasi
atau tidak masalah klien, mencapai tujuan serta ketepatan intervensi keperawatan (Muttaqin,
2009)
20
ASUHAN KEPERAWATAN PERIOPERATIF DENGAN
HEMOROIDEKTOMI PADA PASIEN Tn. A DENGAN
HEMOROID RUANG IBS RSUD UNGARAN
21
Klien mengatakan nyeri pada saat BAB dan aktivitas. BAB klien
bercampur darah hingga akhirnya klien dibawa ke RSUD Ungaran
Kabupaten Semarang untuk mendapatkan perawatan. Setelah
diperiksa klien didiagnosa hemoroid grade IV dan harus dilakukan
tindakan pembedahan hemoroidektomi. Klien saat ini dirawat diruang
Cempaka.
b. Riwayat Penyakit Dahulu
Tn.A mengatakan sudah lama mengalami hemoroid dan pada
saat BAB atau kecapekan sering merasa nyeri dan seperti ada yang
keluar dari anus tetapi bukan feses melainkan bagian dari hemoroid.
Sebelumnya pasien belum pernah melakukan operasi.
c. Riwayat Penyakit Keluarga
Pada keluarga Tn.A tidak ada yang mengalami hipertensi,
diabetes mellitus maupun penyakit menular lainnya.
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : Composmentis (baik)
b. Tanda-tanda vital
1) Tekanan darah : 120/80 mmHg
2) Heart rate : 80 kali/menit
3) Respiratory rate : 21 kali/menit
4) Suhu : 36,6oC
22
6) Mulut
Mukosa mulut tidak kering, tidak terdapat peradangan pada
kedua tonsilnya, tidak ada stomatitis, tidak tampak tanda-tanda
sianosis
7) Dada
a) Paru
Inspeksi : napas teratur, pergerakan dada kanan dan kiri saat
inspirasi maupun ekspirasi simetris, RR 20 x/mnt
Palpasi : tidak teraba benjolan di sekitar dada pasien
Perkusi : terdengar suara sonor di seluruh permukaan paru
Auskultasi : tidak terdengar suara tambahan ronchi maupun
wheezing.
b) Jantung
Inspeksi : ictus cordis tampak pada intercosta keIV-V, pada
mid clavicula
Palpasi : ictus cordis teraba pada mid klavikula sinistrai 4-5
Perkusi : letak jantung dalam batas normal bersuara redup
Auskultasi : terdengar suara jantung S1 dan S2
8) Abdomen
Inspeksi : perut tampak datar, tidak ada distensi
Auskultasi : suara gerakan peristaltic 10x/menit,
Palpasi : tidak ada pembesaran hati dan limpa
Perkusi : suara timpani pada bagian abdomen
9) Genetlia dan Perineal
Klien tidak mengalami gangguan pada alat kelaminnya. Pada anus
klien terdapat bagian hemoroid yang keluar.
10) Ekstermitas
Atas : tangan kanan dan kiri dapat digerakan dengan baik, tidak
ada edema, tidak ada laserasi, tidak sianosis, capillary refill
kembali < 2 detik.
Bawah : kaki kanan dan kiri dapat digerakan dengan baik, tidak
ada
edema, tidak ada laserasi, tidak sianosis, capillary refill
kembali < 2 detik
11) Kulit
23
Warna kulit sawo matang, tidak ada sianosis kulit bersih
5. Premedikasi
Klien mendapatkan terapi Ceftriaxone 1x2 gr, Ketorolac 3x30 mg dan
Ondansentron 2x4 mg.
6. Daftar Masalah
No Tanggal Data Tanggal TTD
Etiologi
Jam Fokus Teratasi
1 Rabu DS : agen injury Nyeri
Px mengatakan nyeri hebat
22/01/20 biologi akut
disekitar anus
20 P (nyeri saat BAB), Q
10.30 (nyeri seperti terbakar),
hemoroid
R (nyeri pada bagian anus
wib.
dantidak menyebar), S (skala
nyeri 6), T (nyeri hilang
nyeri akut
timbul, kadang menetap).
Px
DO :
Ku : cukup
BAB klien bercampur
darah
px tampak meringis
kesakitan
px tampak gelisah
TD : 120/80
mmHg, dan N : 80 x/menit,
RR : 21 x/menit, suhu : 360C.
2 Rabu DS Kurang
Ansietas
Klien kurang paham tentang
22/01/20 terpapar
prosedur tindakan operasi.
20 informasi
10.35 Klien menanyakan tentang
wib. tindakan yang akan dilakukan
Tindakan
DO
Klien terlihat cemas dan Pembedahan
ketakutan
TD : 120/ 80 mmHg, Nadi : 80
Cemas
x/menit
ansietas
7. Diagnosa Keperawatan 24
a. Nyeri akut
b. ansietas
8. Intervensi Keperawatan
26
9. Implementasi Keperawatan
Diagnosa Tanggal Implementasi Respon Klien TTD
Keperawatan jam
Nyeri Akut Rabu 1. Mendampingi klien Klien terlihat tenang Dwi
22/01/20 dan bina hubungan dan komunikatif H
20 saling percaya ketika diberi
pertanyaan dan ketika
10.35 bercerita.
wib 2. Mengkaji nyeri P (nyeri saat BAB),
secara komprehensif Q (nyeri seperti
terbakar),
R (nyeri pada bagian
anus dan tidak
menyebar),
S (skala nyeri 5),
T (nyeri hilang
timbul, kadang
menetap).
TD : 120/80 mmHg,
N : 80 x/menit,
3. Mengobservasi tanda RR : 21 x/menit
– tanda vital. Suhu : 37,60C.
Klien mampu
melakukan relaksasi
4. mengajarkan teknik
nafas dalam seperti
relaksasi nafas dalam
yang diinstruksikan
27
oleh perawat
28
10. Evaluasi Keperawatan
Diagnosa Tanggal Evaluasi TTD
Keperawatan Jam
Nyeri Akut Rabu S: klien menyatakan nyeri berkurang
22/01/2020 -P: nyeri saat BAB
-Q: nyeri seperti terbakar
12.00 wib
-R: nyeri pada anus.
-S: skala nyeri 5
-T: nyeri hilang timbul, kadang
menetap.
O:-Raut wajah nampak rileks
-Klien nampak tenang.
A: masalah belum teratasi.
P: lanjutkan intervensi
Ansietas Rabu S : klien mengatakan mengerti akan
22/01/2020 tindakan operasi yang akan dilakukan
O : cemas klien tampak berkurang
12.00 wib
A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi
29
10.Ordinary Needle 1 8. O2 1 buah
9. Lidodex 5. Perlak :
10. Spuit 3 cc, 5cc,
buah
11. Aqua
b. Sesudah operasi :
ALAT ALAT HABIS LINEN OPERASI
PAKAI
1. Gauze (Kasaa)/Daremdoek : 30 1. Alcohol 70 % 6. Baju operasi : 3
2. Pean 6 2. Hipavic
buah
3. Kocher 2 3. Betadine 10%
7. Duk steril :
4. Pinset Anatomis 2 4. Sarung tangan
5. Pinset Chirurgi 2 5 buah
steril
6. Gunting 2 8. Duk besar lubang
5. Kassa 30 buah
7. Towel Klem 3
6. Nacl : 1 buah
8. Scapel Mess 1
7. Spinal needle 9. Slup meja :
9. Allis kelm 1
8. O2
Ordinary Needle 1 1 buah
9. Lidodex
10. Perlak :
10.Spuit 3 cc, 5cc,
11.Aqua 1 buah
31
13. Implementasi Keperawatan
32
Resiko Rabu S:-
hipotermi 22/01/20 O : klien tidak mengalami hipotermi,
berhubungan 20 12.55 CTR < 2 detik
dengan Wib TD : 116/73 mmHg
penggunaan S : 36ºC
obat anastesi RR : 21x/menit
dan Nadi : 73x/menit
Pemajanan SpO2 : 100%
33
lingkungan A : masalah belum teratasi
operasi. P : pertahankan intervensi
4. Analisa data
N Tanggal Data Fokus TTD
Etiologi PROBLEM
o
Jam
1 Rabu DS : klien Efek agen Resiko cedara
. 22/01/2020 mengatakan badan farmakologi jatuh b.d
11.45 lemas (anastesi) imobilisasi
DO :
keadaan klien tampak
lemah dan bingung Tidak dapat
Nilai Bromage score memindahkan
adalah 1 kaki dan lutut
Resiko cedera
5. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko cedera : jatuh berhubungan dengan immobilitas fisik.
34
6. Intervensi Keperawatan
35
No Tanggal Diagnosa Tujuan Intervensi TTD
Jam Keperawatan
1. Rabu Resiiko Setelah 1. Pindahkan
22/01/2020 cedera : jatuh dilakukan pasien
11.45 wib berhubungan tindakan dan dengan aman
2. Sediakan
dengan asuhan
lingkungan
immobilitas keperawatan
yang aman
fisik selama 1x 30
untuk pasien
menit
3. Pasang side
diharapkan:
rail tempat
Pasien terbebas
tidur
dari cedera.
7. Implementasi Keperawatan
Diagnosa Tanggal Implementasi Respon Klien TTD
Keperawatan jam
Resiko Rabu 1. Memindahkan klien Petugas
cedera jatuh 22/01/20 dengan aman memindahkan
berhubungan 20 klien dengan aman
dengan 11.50 tanpa
immobilitas Wib menimbulkan
fisik 2. Menyediakan cedera
lingkungan yang aman
untuk klien Side rail terpasang
36
8. Evaluasi Keperawatan
e. Recommendation:
1) Monitor perdarahan pada bagian insisi
2) Monitor adanya tanda-tanda infeksi pada luka insisi
3) Monitor tanda-tanda vital klien
4) Anjurkan klien untuk duduk setelah 1 x 24 jam post operasi
5) Kolaborasi pemberian terapi ondansentron 4 mg bila mual
37
6) Kolaborasi pemberian terapi ketorolac 30 mg
7) Kolaborasi pemberian terapi injeksi Ceftriaxone 2 x 1
gram
8) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian diit klien
dengan lunak tinggi serat.
DAFTAR PUSTAKA
Berman, A., Synder, S. & Fradsen, G.. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of
Burns, S. M. (2014). AACN Essentials of Critical Care Nursing (3th ed). New
Derr, P., McEvoy, M., & Tardiff, J. (2014). Emergency & Critical Care (8th ed.).
Hurwitz, A., Massone, R. & Lopez, B.L. (2014). Acquired Bleeding Disoders.
I :
S : px mengatakan tidak bisa tidur ,px mengatakan tidur malam hanya 3 jam
O:
Ku : cukup
TD : 120/80 N : 80 x/m RR : 18x/m S : 36,5 OC
A : Nyeri Akut
P:
1 BHSP
2 Identifikasi faktor penggangu tidur (fisik/psikologis
3 batasi wakti tidur siang
4 tetapkan jadwal tidur rutin
5 jelaskan pentingnya tidur yang cukup selama sakit
I:
1 BHSP
2 mengidentifikasi faktor penggangu tidur (fisik/psikologis
3 membatasi wakti tidur siang
4 menetapkan jadwal tidur rutin
5 menjelaskan pentingnya tidur yang cukup selama sakit
E:
S : Px mengatakn ia sudah bisa tidur selama 5 jam
O : Ku : baik
Px tampak pucat,ada mata panda
TD : 120/80 N : 80 S : 36,5 RR : 18
A : MASALAH TERTASI SEBAGIAN
P :INTERVENSI DILANJUTKAN