Disusun Oleh:
Siti Naly Maimunah, S.Kep
NIM: 11194692010085
Menyetujui,
…………………………………. …………………………………….
NIK. NIK.
LEMBAR PENGESAHAN
Menyetujui,
…………………………………. …………………………………….
NIK. NIK.
Mengetahui,
Ketua Jurusan Program Studi Profesi Ners
I. Pengkajian
Hari/Tanggal Pengkajian :
A. Identitas
1. Identitas Klien
Nama : Ny. M
Jenis Kelamin : perempuan
Umur : 19 tahun
Pendidikan : SMA/Sederajat
Pekerjaan : Mahasiswi
Alamat : banjarmasin
Status Perkawinan : belum kawin
Agama : islam
Suku/bangsa : banjar/ Indonesia
Tanggal Masuk RS : 25 Januari 2021
Diagnosa Medis : Apendiksitis post apendiktomi
Nomor Rekam Medik : 16.xx.xx
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. H
Jenis Kelamin : laki-laki
Umur : 48 thn
Pekerjaan : wiraswasta
Alamat : Banjarmasin
Hubungan dengan klien : Orang tua
B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Klien mengatakan nyeri pada perut sebelah kanan
P: pasien mengatakan nyeri pada perut
Q: Nyeri seperti ditusuk-tusuk
R: Sebelah kanan bawah kuadran 4
S: Skla nyeri 6 (1-10) : sedang
T: nyeri menetap
2. Riwayat Kesehatan/ Penyakit Sekarang
Klien mengatakan 3 hari yang lalu nyeri pada perut bagian kanan
bawah lalu pasien membeli obat diwarung namun sakitnya tidak
berkurang, lalu pada tanggal 25 januari 2021 keluarga pasien
memutuskan untuk membawa pasien ke RS
3. Riwayat Kesehatan/ Penyakit Dahulu
Klien mengatakan sebelumnya belum pernah mengalami penyakit
yang sama dan belum pernah dirawat di RS
4. Riwayat Kesehatan/ Penyakit Keluarga )
Riwayat kesehatan keluarga, klien mengatakan bahwa didalam
keluarganya maupun keluarga klien tidak ada penyakit keturunan
seperti diabetes melitus, jantung, dan hipertensi.
5. Full Set Vital Sign
TD : 120/70 mmHg
Nadi : 86x/menit (Irama : teratur ; Pulse : lemah)
Respirasi : 22x/menit (Irama : reguler ; Kedalaman : )
T : 380C
Tingkat Kesadaran : composmentis
GCS : E: 4 ; V: 5 ; M: 5
C. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
Kesadaran pasien composmentis, pasien tampak lemah dan meringis
menahan nyeri
2. Kulit
Kulit tampak bersih, keadaan kulit lembab, tidak terdapat lesi, turgor
kulit kembali dalam <2 detik, tidak terdapat sianosis, akral teraba
hangat
3. Kepala dan Leher
Tidak ada benjolan pada kepala, tidak ada massa pada kepala,
keadaan rambut bersih tidak terdapat ketombe, keadaan leher
simetris, tidak ada benjolan pada leher, tidak terdapat pembesaran
kelenjar tiroid pada leher
4. Penglihatan dan Mata
Konjungtiva tidak anemis, sklera mata tidak ikterik, pupul isokor,
refleks pupil terhadap cahaya baik, pasien tidak menggunakan alat
bantu penglihatan
5. Penciuman dan Hidung
Lubang hidung simetris, hidung terlihat bersih tidak terdapat sekret,
tidak terdapat polip
6. Pendengaran dan Telinga
Bentuk simetris, tidak mengeluarkan cairan, keadaan bersih tidak
terdapat serumen, pasien tidak menggunakan alat bantu dengar
7. Mulut dan Gigi
Mulut bersih, tidak menggunakan gigi palsu, mukosa bibir lembab,
tidak ada stomatitis, tedak terdapat pembesaran tonsil
8. Dada, Pernafasan dan Sirkulasi
Paru
Inspeksi : bentuk dada simetris, normal chest, tidak terdapat bekas
luka, tidak terdapat retraksi dinding dada, ekspansi paru
simetris
Palpasi : vocal fremitus kanan dan kiri sama, tidak terdapat nyeri
tekan
Perkusi : sonor
Auskultasi : suara vesikuler dan irama teratur.
Jantung:
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis teraba kuat angkat
Perkusi : pekak
Auskultasi : Bunyi jantung SI dan SII tunggal, tidak ada suara
tambahan, irama reguler.
Sirkulasi :
CRT kembali < 2 detik
9. Abdomen
Diisi hasil pengkajian yang meliputi:
Inspeksi : warna kulit kuning langsat, tidak ada bekas luka,
tidak ada bekas jahitan,
Auskultasi : peristaltic 15x/ menit, terdengar jelas
Palpasi : tidak terdapat edema, tidak teraba massa, dan
benjolan yang abnormal, terdapat nyeri tekan
pada perut bagian bawah kuadran 3 & 4
Perkusi : terdengar ketukan redup dikuadran 1, dan
timpani di kuadran 2,3,4
10. Genetalia dan Reproduksi
Pasien berjenis kelamin perempuan, berusia 19 tahun dan sudah
mengalami menstruasi
11. Ekstremitas Atas dan Bawah
Terpasang infus RL 20 tpm di lengan kiri serta tidak ada kelainan
bentuk dan fungsi serta mampu menggerakkan tangan secara
mandiri. Ektrimitas bawah mampu menggerakkan kaki secara mandiri
dan tidak teraba benjolan, hanya ketika berjalan agak sedikit berat
karena pasien menahan nyeri.
Skala kekuatan otot :
5555 5555
5555 5555
Keterangan :
0 : tidak ada kontraksi
1 : hanya terdapat kontraksi otot
2 : gerakan otot melawan gravitasi dengan topangan
3 : melawan gravitasi tetapi tidak bertahan lama
4 : mampu melawan gravitasi
5 : kekuatan normal sepenuhnya
D. Kebutuhan Fisik, Psikologi, Sosial dan Spiritual
1. Aktivitas dan Istirahat (di rumah/ sebelum sakit dan di rumah sakit/
saat sakit)
AKTIVITAS Di Rumah Di RS Keterangan
0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0= mandiri
Mandi √ √ 1= dibantu alat
Toileting √ √
Mobilisasi ditempat √ √ 2= dibantu Sebagian
Tidur √ √ 3= dibantu Sebagian besar
Berpakaian √ √
4= dibantu total
Berpindah √ √
1. Personal Hygiene
Kulit tampak bersih, sprey pasien tampak bersih
2. Nutrisi
Di Rumah : Sebelum sakit klien makan 3x sehari dengan nasi, sayur,
lauk, teh atau air putih, klien tidak memiliki keluhan dan
makan satu porsi habis
Di RS : Selama sakit klien makan 3x sehari dengan makanan
yang disediakan rumah sakit nasi lembek, sayur, teh
atau
air putih, 1 porsi habis
3. Eliminasi (BAB dan BAK)
Di Rumah : Baik sebelum sakit maupun selama sakit klien tidak
memiliki keluhan. Klien BAB 1x sehari dengan
konsistensi lunak, bau khas, dan warna kuning
kecokelatan. Pada pola eliminasi BAK, sebelum sakit
klien mengatakan BAK 4-6x sehari ± 150cc sekali BAK
dengan warna kuning jernih, bau amoniak, dan tidak
ada keluhan
Di RS : Selama sakit, klien BAK 1000cc per 24 jam, warna
kuning
kecoklatan, bau amoniak
4. Seksualitas
Pasien berjenis kelamin perempuan
5. Psikososial
a. Pola hubungan
Selama di RS pasien selalu ditemani oleh orang tuanya dan
hubungan pasien dengan petugas kesehatan baik. Hubungan
dengan dokter, perawat, ahli gizi dan praktikan baik.
b. Koping atau toleransi stres
Pasien merasa sangat cemas dengan penyakitnya karena belum
pernah sakit seperti ini dan tidak ada riwayat keluarga yang sakit,
pasien tidak mampu rileks.
c. Kognitif dan persepsi tentang penyakitnya
Pasien tampak menunjukkan gejala distress terhadap
penyakitnya
6. Spiritual
Pasien beragama Islam selalu menjalankan sholat 5 waktu, tetapi
selama sakit pasien mengatakan hanya bisa berdoa.
E. Data Fokus
Pre Op
Data Subjektif:
- Klien mengatakan nyeri pada perut bagian bawah
P: pasien mengatakan nyeri pada perut
Q: Nyeri seperti ditusuk-tusuk
R: Sebelah kanan bawah kuadran 4
S: Skla nyeri 6 (1-10) : sedang
T: nyeri menetap
- Pasien mengatakan cemas akan penyakitnya
- Pasien mengatakan belum pernah sakit seperti ini
Data Objective:
- Pasien tampak meringis menahan nyeri
- Pasien tampak khawatir dan gelisah
- Akral teraba hangat
- TTV:
TD : 120/70 mmHg
Nadi : 86x/menit (Irama : teratur ; Pulse : lemah)
Respirasi : 22x/menit (Irama : reguler ; Kedalaman : )
T : 380C
- Terdapat nyeri tekan perut bagian sebelah kanan kuadran 4
F. Pemeriksaan Penunjang
- USG abdomen
- Thoraks foto
V. Implementasi Keperawatan
Pre Op
Hari / Tanggal No Diagnosa Implementasi Keperawatan Paraf
Senin, 25 1 Manajemen Nyeri (I.08238)
Januari 2021 Observasi:
1. Mengkaji lokasi, karakteristik nyeri, durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas nyeri (nyeri perut kanan bawah,
menetap, seperti ditusuk-tusuk)
2. Mengkaji skala nyeri (skala nyeri 6)
3. Mengkaji respon nyeri nonverbal (seperti pasien
tampak meringis, gelisah)
4. Mengkaji faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri (seperti ruangan yang berisik
dapat memperberat nyeri dan menonton tv/membaca
buku dapat memperingan nyeri)
5. Mengkaji pengaruh budaya terhadap respon nyeri (s
Terapeutik:
1. Memberikan teknis nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (menarik napas dalam melalui
hidung tahan selama 3 detik lalu hembuskan melalui
mulut secara perlahan dapat diulang sampai nyeri
berkurang, distraksi dengan membaca buku yang
disukai atau menonton tv)
2. Mengontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
(seprti ruangan yang panas dan terlalu dingin)
3. Memfasilitasi istirahat dan tidur (menciptakan
lingkungan yang aman dan tenang)
Edukasi:
1. Menjelaskan strategi meredakan nyeri (dengan
Teknik relaksasi dan distraksi seperti menarik napas
dalam melalui hidung tahan selama 3 detik lalu
hembuskan melalui mulut secara perlahan dapat
diulang sampai nyeri berkurang, distraksi dengan
membaca buku yang disukai atau menonton tv)
Kolaborasi:
1. Berkolaborasi pemberian analgesic
Senin, 25 2 Manajemen hipertermia (1.15506)
Januari 2021 Observasi:
1. Mengkaji penyebab hipertermia (adanya peradangan
pada apendiks)
2. Mengobservasi suhu tubuh (observasi suhu tubuh
selama 30 jam sekali)
3. mengobservasi komplikasi akibat hipertermia (seperti
kejang dan penurunan kesadaran)
Terapeutik:
1. Melonggarkan atau lepaskan pakaian (untuk
memperlancar sirkulasi dan mempercepat penurunan
suhu tubuh)
2. Memberikan cairan oral (minimal 2000 ml meminum
air putih dalam sehari)
3. melakukan pendinginan eksternal (kompres air biasa
pada dahi, leher, dada, abdomen, dan aksilia)
Edukasi:
1. menganjurkan tirah baring (agar pasie dapat
beristirahat total)
Kolaborasi:
1. Berkolaborasi pemberian cairan dan elektrolit
intravena
Senin, 25 3 Reduksi Ansietas (I.09314)
Januari 2021 1. Mengkaji status tingkat ansietas berubah (Kondisi
yang menyebabkaan ansietas, waktu kapan ansietas
muncul, stressor apa yang memperparah dan
mempringan ansietas)
2. mengobservasi tanda-tanda ansietas (verbal dan non
verbal): seperti tampak tegang, gelisah, dan selalu
menanyakan terkait penyakitnya
Terapeutik:
1. Menciptakan suasana terapeutik untuk
menumbuhkan kepercayaan (membina hubungan
sarling percaya dengan pasien, seperti
memperkenalkan diri terlaebih dahulu menjelaskan
maksud dan tujuan)
2. Menemani pasien untuk mengurangi kecemasan
(agar pasie tidak merasi sendiri)
3. Memahami situasi yang membuat ansietas (pasien
belum pernah sakit seperti ini sebelumnya)
4. Mendengarkan dengan penuh perhatian
(mendengarkan apa yang diceritakan pasien dan
menunjukkan rasa peduli dan empati)
5. Menggunakan pendekatan yang tenang dan
meyakinkan (dengan BHSP, dan menunjukkan sikap
profesionalitas seperti tidak tertawa saat didepan
pasien dan menjelaskan apa informasi yang
dibutuhkan pasien)
Edukasi:
1. Menjelaskan prosedur, termasuk sensasi yang
mungkin dialami (menjelaskan prosedur
apendektomi, dan proses perawatan setelah
dilakukan operasi)
2. Menginformasikan secara factual mengenai
diagnosis, pengobatan, dan prognosis (menjelaskan
terkait penyakit, proses pengobatan yang akan
dilakukan dan bagaimana perkembangan penykit
pasien saat ini dengan bantuan dokter yang
bertanggung jawab)
3. Menganjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien
(agar pasien merasa tidak sendiri dan mengurangi
rasa cemas pasien)
VI. Evaluasi
Pre Op
Hari / Pukul Diagnosa Evaluasi Paraf
Tanggal Keperawatan (SOAPIE)
Data Fokus
Post Op
Data Subjektif:
- Pasien mengatakan telah melakukan operasi
- Pasien mengatakan nyeri pada luka bekas operasi
P: nyeri pada luka operasi
Q: nyeri seperti disayat-sayat
R: pada perut kanan bawah
S: skala nyeri 6 (sedang) 1-10
T: nyeri hilang timbul
Data Objective:
- Tampak ada luka post operasi + 5 cm pada perut bagian kanan
bawah
- Pasien tampak meringis
- Pasien tampak gelisah
- TTV:
TD: 120/70 mmHg
N : 80x/menit
RR: 20x/menit
T:36,6oC
Analisa Data
Post Op
No Analisa Data Etiologi Masalah
1 DS: Agen pencedera fisik Nyeri akut
- Pasien mengatakan (prosedur operasi)
nyeri pada bekas luka
operasi
P: nyeri pada luka
operasi
Q: nyeri seperti disayat-
sayat
R: pada perut kanan
bawah
S: skala nyeri 6 (sedang)
1-10
T: nyeri hilang timbul
DO:
- Pasien tampak meringis
- Pasien tampak gelisah
- Tampak ada luka post
operasi pada perut
kanan bawah + 5 cm
Priorotas Masalah
Post Operasi
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedra fisik (prosedur
operasi)
2. Gangguan integritas kulit dan jaringan berhubungan dengan
perubahan sirkulasi
Intervensi Keperawatan
Post Op (27 januari 2021)
No SDKI SLKI SIKI
1 Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri (I.08238)
berhubungan keperawatan selama 1x15 menit Observasi:
dengan agen nyeri dapat terkontrol dengan 1. Idektifikasi lokasi, karakteristik nyeri,
pencedera fisik kriteria hasil: durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
(proseur operasi) Tingkat nyeri (L.08066) nyeri
1. Keluhan nyeri berkurang 2. Identifikasi skala nyeri
2. Pasien tidak meringis 3. Identifikasi respon nyeri nonverbal
3. Pasien tidak gelisah 4. Identifikasi faktor yang memperberat
4. Kesulitan tidur berkurang dan memperingan nyeri
5. Frekuensi nadi normal Terapeutik:
1. Berikan teknis nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
2. kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
3. fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi:
1. Jelaskan strategi meredakan nyeri
2. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi nyeri
Kolaborasi:
1. Kolaborasi pemberian analgesik
2 Gangguan Setelah dilakukan tindakan Perawatan Luka (I.14564)
integritas kulit dan keperawatan selama 1x30 menit Observasi:
jaringan gangguan integritas kulit/jaringan 1. Monitor karakteristik luka
berhubungan dapat diatasi, dengan kriteria 2. Monitor tanda tanda infeksi
dengan hasil: Terapeutik:
perubuhan Integritas kulit/jaringan 1. Lepaskan balutan dan plester secara
sirkulasi (L.14125) perlahan
1. Kerusakkan jaringan dapat 2. Bersihkan dengan cairan NaCl atau
membaik pembersih nontoksik, sesuai
2. Kerusakkan lapisan kulit kebutuhan
membaik 3. Berikan salep yang sesuai ke
3. Nyeri berkurang kulit/lesi, jika perlu
4. Tidak terdapat perdarahan 4. Pasangkan balutan sesuai jenis luka
5. Pertahankan teknik streril saat
melakukan perawatan luka
Edukasi:
1. Jelaskan tanda gejala infeksi
2. Anjurkan mengkonsumsi makanan
tinggi kalori dan protein
3. Ajarkan prosedur perawatan luka
secara mandiri
Kolaborasi:
1. Kolaborasi pemberian antibiotik
Implementasi Keperawatan
Post Op
Hari / Tanggal No Diagnosa Implementasi Keperawatan Paraf
Rabu, 27 1 Manajemen Nyeri (I.08238)
Januari 2021 Observasi:
1. Mengkaji lokasi, karakteristik nyeri, durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas nyeri (nyeri perut kanan bawah,
menetap, seperti ditusuk-tusuk)
2. Mengkaji skala nyeri (skala nyeri 6)
3. Mengkaji respon nyeri nonverbal (seperti pasien
tampak meringis, gelisah)
4. Mengkaji faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri (seperti ruangan yang berisik
dapat memperberat nyeri dan menonton tv/membaca
buku dapat memperingan nyeri)
5. Mengkaji pengaruh budaya terhadap respon nyeri (s
Terapeutik:
1. Memberikan teknis nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (menarik napas dalam melalui
hidung tahan selama 3 detik lalu hembuskan melalui
mulut secara perlahan dapat diulang sampai nyeri
berkurang, distraksi dengan membaca buku yang
disukai atau menonton tv)
2. Mengontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
(seprti ruangan yang panas dan terlalu dingin)
3. Memfasilitasi istirahat dan tidur (menciptakan
lingkungan yang aman dan tenang)
Edukasi:
1. Menjelaskan strategi meredakan nyeri (dengan
Teknik relaksasi dan distraksi seperti menarik napas
dalam melalui hidung tahan selama 3 detik lalu
hembuskan melalui mulut secara perlahan dapat
diulang sampai nyeri berkurang, distraksi dengan
membaca buku yang disukai atau menonton tv)
Kolaborasi:
1. Berkolaborasi pemberian analgesic
Rabu, 27 2 Perawatan Luka (I.14564)
Januari 2021 Observasi:
1. Mengoservasi karakteristik luka (jenis luka, Panjang
luka, keadaan luka)
2. mengobservasi tanda tanda infeksi (peradangan,
kemerahan, panas pada area luka, mengeluarkan
PUS)
Terapeutik:
1. Melepaskan balutan dan plester secara perlahan
(agar tidak menimbulkan nyeri dan mencegah
terangkatnya jaringan baru)
2. Mebersihkan dengan cairan NaCl atau pembersih
nontoksik, sesuai kebutuhan (menjaga kebersihan
luka dan mencegah mikroorganisme masuk)
3. Memberikan salep yang sesuai ke kulit/lesi
(mempercepat penyembuhan luka)
4. Memasangkan balutan sesuai jenis luka (balutan
kerin-kering untuk luka post operasi)
5. Mempertahankan teknik streril saat melakukan
perawatan luka (dengan menggunakan peralatan
yang steril dan handscoon steril)
Edukasi:
1. Menjelaskan tanda gejala infeksi (seperti kemerahan,
panas pada area luka, mengeluarkan PUS, bengkak)
2. Menganjurkan mengkonsumsi makanan tinggi kalori
dan protein (ikan, sayur-sayuran)
3. Mengajarkan prosedur perawatan luka secara
mandiri (cara membersihkan luka dengan
menggunakan NaCl dan membalut luka agar pasien
dapat melakukan perawatan luka secara mandiri)
Kolaborasi:
1. Berkolaborasi dengan dokter untuk pemberian
antibiotik
Evaluasi
Post Op
Hari / Pukul Diagnosa Evaluasi Paraf
Tanggal Keperawatan (SOAPIE)