Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN

MATERNITAS
DENGAN DIAGNOSA PLASENTA PREVIA

CT:Kristina Yuniarti, Ns., M.Kep


Nama Mahasiswa:

Febriyanti Rizqa Sari, S.Kep 2014901210107

Novita, S.Kep 2014901210129

Rahmadianoor, S.Kep 2014901210136


● Definisi

● Plasenta previa merupakan implantasi plasenta di potongan bawah sehingga


menutupi ostium uteri internum, serta menjadikan perdarahan dikala pembentukan
segmen bawah Rahim(Cunningham, 2014).

●Jadi dapat Plasenta previa yaitu merupakan kondisi kelainan letak plasenta yang
ditandai dengan plasenta yang melekat di bagian bawah Rahim. Kondisi ini dapat
menutupi jalan lahir
● Etiologi
1. Multipara, terutama jika jarak kehamilannya pendek
2. Mioma uteri atau pertumbuhan masa pada luar atau dalam rahim
3. Kuretasi yang berulang
4. Umur lanjut (diatas 35 tahun)
5. Riwayat abortus
6. Plasenta yang besar dan luas : pada kehamilan kembar, eriblastosis fetalis

Klasifikasi
7. Marginal placenta previa yaitu Plasenta tertanam pada satu tepi segmen rahim bawah
erat dengan tulang.
8. Incomplete / Parsial placenta previa yaitu Menyiratkan penutupan tak sempurna
9. Total / Complete placenta previa yaitu Seluruhnya tulang dalam tertutup oleh placenta,
dikala cervik sepenuhnya berdilatasi
10. Implantasi rendah / low-lying implantasi yaitu Digunakan dikala placenta diposisikan
pada segmen bawah rahim yang lebih rendah tapi jauh dari tulang
1. Data Demografi
4. Pemeriksaan Fisiologis ANALISIS DATA

N Tanggal/j
Data Fokus Etiologi Problem
o am
1. 09 September 2021 DS: Agen cidera Nyeri akut
09.00 WITA P:Pada saat klien berjalan Fisik (domain 12 kelas 1
  kode:0013).
Q: terasa seperti tertusuk

R:Pada bagian luka bekas SC

S: klien memilih skala nyeri yang


sudah dijelaskan 0leh perawat
0-3 (nyeri ringan)

T: ± 4 menit
DO:
• Klien tampak sesekali meringis

• Pada saat nyeri klien tampak


memegang area nyeri
• Tanda-tanda vital
• TD:133/86mmHg
, Nadi:89
x/menit,
Suhu:36°C,
RR:.21x/menit
 
INTERVENSI

No
Diagn
Nursing
N osa Diagn Nursing Outcome
Intervention Rasional
o Keper osa (NOC)
(NIC)
awata
n
1. 00132 Nyeri akut Setelah dilakukan Tindakan 1. Lakukan 1. mengetahui
Berhubungan keperawatan
pengkajian adanya nyeri
dengan Agen 1X 60 menit Nyeri akut
nyeri yang dengan
Dapat teratasi dengan kriteria
cidera Fisik komprehensif mengguankan
hasil:
(Hal 198) meliputi pqrst pqrst
Manajemen nyeri: 2. Observasi 2. mengetahui
pengurangan atau reduksi adanya non ketidak
sampai pada tingkat verbal nyamanan terkait
kenyamanan yang dapat di mengenai nyeri
terima oleh pasien. ketidaknyama 3. diskusi terkait
nan yang tidak nyeri dengan
dapat di pengalaman
komunikasika pasien terkait
n nyeri.
3. Dorong pasien 4. Mengurangi nyeri
untuk  
mendiskusika
n pengalaman
nyerinya.
4. Anjarkan
relaksasi
nafas dalam
Impelentasi
jam Nomor
No Tindaka Diagnosa Tindakan Evaluasi Tindakan Paraf
n NANDA
1 09 September 00132 1. Melakukan manajemen S:   
2021Jam 11:00 Nyeri terhadap klien
Wita dengan melakukan P:Pada saat klien berjalan
penilaian PQRST
Q: terasa seperti tertusuk
2. Mengobservasi adanya
non verbal mengenai R:Pada bagian luka bekas SC
ketidaknyamanan yang S: klien memilih skala nyeri yang sudah
tidak dapat di dijelaskan 0leh perawat 0-3 (nyeri ringan)
komunikasikan
T: ± 2 menit
3. Mendorong pasien
untuk mendiskusikan O:
pengalaman nyerinya.
Klien tampak dapat menjelaskan nyeri yang
4. Mengajarkan relaksasi di rasa.
nafas dalam
Klien tampak dapat mendiskusikan
pengalaman nyeri.

Klien tampak dapat mengikuti intruksi


untuk relaksasi nafas dalam 

A:
Nyeri akut belum teratasi
P:
Lanjut intervensi 1
Evaluasi

NO Jam Nomor Respon Respon Objektif Analisis Masalah (A) Perencanaa Paraf
Evalu Daignos Subjektif (O) n
asi a (S) Selanjutnya
NANDA (P)
1. 10 (00132) Klien O: Nyeri akut teratasi P:  
  Septe mengatak Klien Hentikan
  mber an sudah mengatakan intervensi.
  2021 tidak sudah tidak nyeri
Jam
nyeri lagi
13:00
Wita
 
 
 
ANALISIS JURNAL
PENDAHULUAN

Plasenta previa merupakan implantasi plasenta di potongan


bawah sehingga menutupi ostium uteri internum, serta menjadikan
perdarahan dikala pembentukan segmen bawah Rahim(Cunningham,
2014).

Jadi dapat Plasenta previa yaitu merupakan kondisi kelainan letak


plasenta yang ditandai dengan plasenta yang melekat di bagian
bawah Rahim. Kondisi ini dapat menutupi jalan lahir
KASUS

Pada tanggal 06 September jam 12 Wita Ada seorang ibu-ibu di bawa ke igd RSSS
dengan kontraksi, sebelumnya klien di sarankan oleh dokter untuk melakukan
tindakan melahirkan secara SC karena jalan melahirkan klien tertutup oleh
placenta, pada tanggal 09 September 2021 jam 09 Wita dilakukan pengkajian dan
di dapatkan keluhan utama klien nyeri saat berjalan, klien mengatakan nyeri yang
di rasa seperti tertusuk-tusuk, nyeri terdapat pada luka SC, skala nyeri yang di
dapat 3 Nyeri ringan, waktu nyeri yang di rasa ±4 menit lamanya, di dapatkan
hasil TTV TD:133/86mmHg, Nadi:89 x/menit, Suhu:36°C, RR:.21x/menit.
Rumusan Masalah

● Mana yang lebih efektif antara foot massage dengan mobilisasi dini terhadap
penurunan tingkat nyeri?

(Patient, Population
Ibu post sc
or problem)

Pengaruh foot massage therapy terhadap skala


(Intervention)
nyeri ibu post operasi section caesarea

(Comparasion or Pengaruh mobilisasi dini terhadap tingkat nyeri


Intervention) pada pasien post operasi section caesarea

(Outcome) Nyeri post section caesarea berkurang


Metode/Strategi Penelusuran Bukti

● Jurnal 1 : Pengaruh foot massage therapy terhadap skala nyeri ibu post
operasi section caesarea

● Jurnal 2 : Pengaruh mobilisasi dini terhadap tingkat nyeri pada pasien


post operasi sectio caesarea
Jurnal 1

Penelitian ini mengambil 42 ibu post operasi SC menjadi sampel. Hasil uji
statistik menunjukkan P = 0,000 (α<0,05) artinya H0 ditolak dan H1 diterima,
sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan Foot massage
therapy terhadap nyeri pasien post op Sectio Cesarea di Ruang Nifas RSUD
Kota Mataram. Hal ini sejalan dengan penelitian dari (Nila, Krisna, 2016) yang
dilakukan selama 2 minggu di Ruang Inap Bedah RSUP DR.M. Djamil Padang
pada 12 responden. Distribusi Nyeri Ibu Post Sectio Cesarea Sebelum Foot
massage therapy yaitu responden terbanyak adalah responden yang termasuk
dalam kategori nyeri sedang yaitu 35 orang (83%), kategori nyeri berat
sebanyak 7 orang (17%) dan yang terendah adalah responden yang termasuk
dalam kategori tidak nyeri yaitu 0 (0%) serta nyeri ringan yaitu 0 (0%).
Distribusi nyeri Ibu post sectio cesarea Sesudah foot massage therapy yaitu 22
orang (52%) nyeri sedang yaitu, nyeri ringan 20 responden (48%) dan 0
reponden dengan nyeri berat dan tidak nyeri (0%).
Jurnal 2

Penelitian ini mengambil 32 ibu post operasi SC menjadi sampel. Tahapan


mobilisasi dini sendiri dimulai pada 6 jam pertama pasca proses persalinan. Pada
tahap tersebut pasien dianjurkan untuk segera tirah berbaring sembari
menggerakkan tangan, kaki, serta ujung kaki dengan pergerakan yang konstan.
Selain melakukan pergerakkan sebagaimana yang dianjurkan di atas, pasien
dianjurkan untuk memposisikan tubuhnya dalam keadaan miring ke kiri maupun
kanan setelah 6 - 10 jam. Pada proses lanjutan yakni 24 jam pasca melahirkan
dianjurkan untuk belajar duduk. Setelah pasien dapat duduk dengan kondisi
tersebut, pasien kemudian diajarkan untuk berdiri namun dengan menyesuaikan
kondisi tubuh pasien itu sendiri.

Sebelum diterapkannya mobilisasi dini jumlah pasien dengan kategori nyeri


sedang sejumlah 17 responden dan 15 lainnya masuk dalam kategori nyeri berat
terkontrol. Setelah penerapan mobilisasi dini jumlah responden dengan rasa nyeri
sedang menurun hingga 2 responden, 29 responden lain mengalami nyeri ringan
dan 1 lainnya tidak merasa nyeri
KESIMPULAN

Proses persalinan melalui pembedahan dapat menimbulkan rasa nyeri


yang menyebabkan terganggunya aktivitas sehari-hari sehingga
diperlukan terapi untuk membuat ibu post SC beradaptasi dengan
kondisinya. Terapi foot massage dan mobilisasi dini sangat membantu
dalam mengurangi nyeri yang dirasakan ibu pasca operasi SC. Foot
massage dapat mengurangi nyeri melalui kelancaran peredaran darah
dan mobilisasi dini menurunkan nyeri dengan meningkatkan kekuatan
otot bagian perut dan punggung.
SARAN

Petugas kesehatan khususnya perawat diharapkan


dapat mempelajari dan lebih memahami cara
melakukan terapi foot massage dan mobilisasi dini
dengan baik dan benar sehingga dapat melakukan
edukasi atau penyuluhan kesehatan kepada masyarakat
dan ibu yang baru melahirkan.

Laporan ini diharapkan dapat meningkatkan


pengetahuan mahasiswa keperawatan khususnya ners
muda dalam hal manajemen nyeri non farmakologis
dan dapat melakukan penelitian-penelitian selanjutnya..
Thank You

Anda mungkin juga menyukai