Anda di halaman 1dari 42

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TERMINAL


KELURAHAN PEMURUS LUAR RW 01 KECAMATAN
BANJARMASIN TIMUR

Disusun Oleh :
Kelompok 2

Annida Hasanah 11194692010059


Arya Andika Saputra 11194692010061
Augustaf Surya 11194561911001
Desy Meldawati 11194692010065
Isnaniah 11194692010073
Rosetia Panjaitan 11194561911011
Salivahana Adhitya 11194692010080
Silvi Yanti 11194692010081
Siti Muhibbah 11194692010083
Siti Nabella Elma Q. 11194692010084
Siti Naly Maimunah 11194692010085
Yetty Girsang 11194561911014

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MULIA
BANJARMASIN
2020
BAB I

PENDAHULAN

A. Latar Belakang
Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal
disuatu lokasi yang sama dengan dibawah pemerintahan yang
sama, area atau lokasi yang sama dimana mereka tinggal,
kelompok sosial yang mempunyai interest yang sama (Riyadi,
2007). Keperawatan kesehatan masyarakat (Perkesmas)
adalah suatu bidang dalam keperawatan kesehatan yang
merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan
mesyarakat dengan dukungan peran serta aktif masyarakat
yang mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara
berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan
rehabilitatif serta menyeluruh dan terpadu (Efendi, 2009).
Tujuan pelayanan Perkesmas adalah meningkatkan
kemandirian masyarakat dalam mengatasi masalah Perkesmas
secara optimal (Efendi, 2009).
Sasaran Perkesmas adalah seluruh komponen
masyarakat yang terdiri atas individu, keluarga,dan kelompok
beresiko tinggi termasuk kelompok penduduk yang berada
didaerah kumuh, terisolasi berkonflik, dan daerah yang tidak
terjangkau oleh pelayanan kesehatan (Efendi,2009). Pelayanan
esensial yang diberikan oleh perawat terhadap individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat yang mempunyai masalah
kesehatan meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif
dengan menggunakan proses keperawatan untuk mencapai
tingkat kesehatan yang optimal (Riyadi,2007). Pelaksanaan
pelayanan kesehatan masyarakat berfokus pada peningkatan
kesehatan dalam kelompok masyarakat, untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat dapat dimulai dari individu,
kelompok sampai tingkat RW dan RT. Wilayah komunitas
binaan adalah daerah Kelurahan Pemurus Luar RW 01 dan 02
Kecamatan Banjarmasin Timur dibawah wilayah kerja
Puskesmas Terminal.
Pada awal kemunculannya virus tersebut dikenal dengan
sebutan 2019 novel coronavirus atau disingkat 2019-nCoV.
Virus diberi nama berdasarkan struktur genetiknya untuk
memfasilitasi pengembangan tes diagnostik, vaksin, dan obat-
obatan (WHO, 2020). Dunia dikejutkan dengan wabah virus
corona (Covid- 19) yang menginfeksi hampir seluruh negara di
dunia. WHO semenjak Januari 2020 telah menyatakan dunia
masuk ke dalam darurat global terkait virus ini. Terhitung mulai
tanggal 19 Maret 2020 sebanyak 214.894 orang terinfeksi virus
corona, 8.732 orang meninggal dunia dan pasien yang telah
sembuh sebanyak 83.313 orang.
Khusus di Indonesia sendiri Pemerintah telah
mengeluarkan status darurat bencana terhitung mulai tanggal
29 Februari 2020 hingga 29 Mei 2020 terkait pandemi virus ini
dengan jumlah waktu 91 hari. Langkah-langkah telah dilakukan
oleh pemerintah untuk dapat menyelesaikan kasus luar biasa
ini, salah satunya adalah dengan mensosialisasikan gerakan
Social Distancing. Konsep ini menjelaskan bahwa untuk dapat
mengurangi bahkan memutus mata rantai infeksi Covid-19
seseorang harus menjaga jarak aman dengan manusia lainnya
minimal 2 meter, dan tidak melakukan kontak langsung dengan
orang lain, menghindari pertemuan massal, tetapi banyak
masyarakat yang tidak menyikapi hal ini dengan baik. Selain
itu, masih banyak juga masyarakat Indonesia yang
menganggap enteng virus ini, dengan tidak mengindahkan
himbauan-himbauan pemerintah.

Agar mendapatkan hasil yang optimal secara mandiri


dibutuhkan pengalaman selain pengetahuan dalam
pelaksanaan praktik asuhan keperawatan komunitas
menggunakan pendekatan proses keperawatan komunitas
yang diawalai dari pengkajian dengan cara mengumpulkan
data, melakukan analisa terhadap data-data yang diperoleh,
menentukan diagnosa atau permasalahan dan menyusun
rencana sesuai permasalahan yang ditemukan, kemudian
pelaksanaan dan yang terakhir adalah melakukan evaluasi
terhadap pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menerapkan konsep asuhan keperawatan komunitas
dan penerapan evidance base di dalam penanganan
masalah keperawatan komunitas di RW 01 dan 02
Kelurahan Pemurus Luar Kecamatan Banjarmasin Timur.

2. Tujuan Khusus

a. Melakukan Pengkajian Keperawatan komunitas di RW


01 dan 02 Kelurahan Pemurus Luar Kecamatan
Banjarmasin Timur
b. Mengidentifikasi diagnosis keperawatan komunitas di
RW 01 dan 02 Kelurahan Pemurus Luar Kecamatan
Banjarmasin Timur
c. Melakukan intervensi Keperawatan Komunitas di RW
01 dan 02 Kelurahan Pemurus Luar Kecamatan
Banjarmasin Timur

d. Melakukan implementasi Keperawatan Komunitas di


RW 01 dan 02 Kelurahan Pemurus Luar Kecamatan
Banjarmasin Timur
e. Melakukan evaluasi Keperawatan Komunitas di RW 01
dan 02 Kelurahan Pemurus Luar Kecamatan
Banjarmasin Timur
f. Melakukan Dokumentasi Keperawatan Komunitas di
RW 01 dan 02 Kelurahan Pemurus Luar Kecamatan
Banjarmasin Timur

C. Manfaat
1. Teoritis

Asuhan keperawatan komunitas ini dapat


diaplikasikan dalam melaksanakan asuhan keperawatan di
wilayah kerja puskesmas terminal RW 01 dan 02
Kelurahan Pemurus Luar Kecamatan Banjarmasin Timur.

2. Praktis
a. Bagi Pelayanan Keperawatan (Puskemas)
Memberikan gambaran tentang masalah kesehatan
dan kegiatan- kegiatan POKJAKES sehingga
diharapkan dapat melakukan intervensi keperawatan
dan berupaya untuk mengatasi masalah kesehatan di
masyarakat serta pemberdayakan masyarakat dalam
program kerja yang telah dibentuk di Kelurahan
Pemurus Luar RW 01 dan 02 Kecamatan Banjarmasin
Timur.
b. Bagi Masyarakat
Memberikan gambaran untuk demografi, jumlah
populasi penduduk, kesehatan lingkungan perumahan,
pendidikan dan permasalahan kesehatan yang ada
serta pelayanan sosial yang ada / kegiatan sosial
kemasyarakatan, mendapatkan kesempatan untuk
berperan aktif dalam upaya peningkatan kesehatan dan
pencegahan penyakit, serta mendapatkan kemampuan
untuk mengenal, mengerti, dan menyadari masalah
kesehatan dan mengetahui cara penyelesaian masalah
kesehatan yang ada di masyarakat
c. Bagi Institusi Pendidikan
Salah satu tolak ukur keberhasilan Program Studi
Sarjana Keperawatan Universitas Sari Mulia khususnya
dibidang keperawatan komunitas.

B
AB II
TINJA
UAN
TEORI

A. Keperawatan Komunitas
Menurut Riyadi (2010) keperawatan adalah suatu
bentuk pelayanan profesional sebagai bagian integral
pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi, psikologi,
social dan spiritual secara komprehensif, ditujukan kepada
individu keluarga dan masyarakat baik sehat maupun sakit
mencakup siklus hidup manusia.

Komunitas adalah suatu kelompok sosial yang


ditentukan oleh batas- batas wilayah, nilai-nilai keyakinan dan
minat yang sama, serta ada rasa saling mengenai dan interaksi
antara anggota masyarakat yang satu dan yang lainnya (WHO,
1974 dalam Harnilawati, 2013).

Menurut (Nur Salam, 2008) keperawatan komunitas


adalah pengkajian kondisi kesehatan dari suatu masyarakat
yang meliputi: pemeliharaan kesehatan di masyarakat, peran
serta masyarakat dalam kesehatan, peningkatan kesehatan
lingkungan, pendekatan multisektoral, dan pengembangan
penggunaan teknologi tepat guna untuk masyarakat. Menurut
(Depkes RI, 1986 dalam Harnilawati, 2013). Keperawatan
komunitas adalah suatu pelayanan keperawatan yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang
dilaksanakan oleh perawat dengan mengikutsertakan tim
kesehatan lainnya dan masyarakat untuk memperoleh tingkat
kesehatan individu, keluarga dan masyarakat lebih tinggi.

Proses keperawatan komunitas merupakan metode


asuhan keperawatan yang bersifat alamiah, sistematis,
dinamis, kontiniu, dan berkesinambungan dalam rangka
memecahkan masalah kesehatan klien, keluarga, kelompok
setta masyarakat metalui langkah-langkah seperti pengkajian,
perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan
(Wahyudi, 2010).
B. Konsep Program Kerja Kesehatan Komunitas
1. Definisi Program Kesehatan
Program Kerja Kesehatan merupakan suatu upaya pemberian
perlindungan kesehatan bagi masyarakat dan pekerja yang bertujuan
untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,
mencegah timbulnya gangguan kesehatan serta suatu wadah yang
dibentuk oleh masyarakat secara bergotong royong dengan kekuatan diri
sendiri untuk menolong diri mereka sendiri dalam mengenal dan
memecahkan masalah atau kebutuhan kesehatan dan kesejahteraan,
meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara kehidupan
yang sehat dan sejahtera, serta mengajak masyarakat berperan dalam
pembangunan kesehatan di wilayah RT/RW serta membantu program
kesehatan kerja dipuskesmas yang mencakupu kegiatan pelayanan,
pendidikan sert pelatihan (Depkes, 2015).
2. Tujuan Program Kerja Kesehatan
Tujuan Program Kerja Kesehatan antara lain:
a. Dapat mencapai, memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat yang optimal secara mandiri.
b. Dapat meningkatkan peran serta masyarakat dalam setiap
pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya
c. Dapat meningkatkan upaya pelayanan kesehatan pada masyarakat
didasarkan atas prinsip dari, oleh dan untuk masyarakat
d. Dapat memanfaatkan sumber daya (dana, waktu, tenaga dan
kemampuan) yang dimiliki masyarakat untuk meningkatkan
kesehatan dan kesejahteraannya
3. Manfaat
a. Masyarakat mengetahui masalah kesehatan yang ada di lingkungan.
b. Masyarakat mampu merumuskan masalah yang ada dan
merencanakan pemecahannya sesuai sumber daya yang ada.
c. Masyarakat akan puas karena merasa upaya penyelesaian yang
sudah direncanakan dapat dilaksanakan bersama.
d. Dapat mengembangkan kemampuan dan sikap positif serta motivasi
masyarakat untuk hidup sehat atas dasar swadaya masyarakat.
4. Sasaran Program Kerja Kesehatan
a. Kesehatan ibu dan anak
b. Kesehatan anak remaja
c. Kesehatan lansia
d. Kesehatan lingkungan
5. Kegiatan Program Kerja Kesehatan
a. Pendidikan atau penyuluhan
b. Cara pencegahan dan penanggulangan penyakit
c. Pemecahan masalah kesehatan selama pandemic Covid-19
d. Peningkatan persediaan makanan dan perbaikan gizi
e. Pengadaan air bersih dan MCK yang memadai jumlahnya dan
memenuhi syarat kesehatan
f. Pencegahan dan penanggulangan penyakit menular selama
pandemic Covid-19
g. Kesehatan ibu dan anak termasuk KB
h. Pemberian kekebalan terhadap penyakit infeksi penyediaan obat-
obat penting
i. Pemberian penyuluhan protocol kesehatan perlindungan selama
pandemic covid-19
j. Pengobatan sederhana terhadap penyakit umum dan luka-luka
6. Tujuan Pokok Setiap Program Kesehatan
a. Mengidentifikasi dan memfasilitasi KIA diwilayah kerjanya
1) Ibu hamil dan menyusui
2) Imunisasi balita dan ibu hamil
3) Gizi balita
4) Memotivasi ke posyandu
b. Menyuskseskan
1) Pelayanan KB
2) Penyuluhan pasangan usia subur
3) Memotivasi ke posyandu
c. Mengidentifikasi dan memfasilitasi kesehatan usia lanjut (usila)
diwilayah kerjanya
1) Kesehatan usila
2) Aktivitas dan olahraga usila
d. Mengidentifikasi dan memfasilitas kesehatan remaja dan pemuda
1) Penyuluhan NAPZA
2) Pergaulan remaja dan pemuda
3) Produktivitas remaja dan pemuda
e. Penggerak/promotor kesehatan lingkungan
1) Penggunaan air bersih dan pembuangan sampah
2) Penanganan sampah-sampah dan desain tempat sampah
3) Pemanfaatan pekarangan
4) Drinase/saluran air hujan/limbah warga 

7. Perencanaan Program Kesehatan Kerja


Perencanaan adalah salah satu unsur atau kegiatan tidak
terpisahkan dari siklus (daur) manajemen, disamping implementasi dan
evaluasi. Perencanaan dapat dilihat dari berbagai sudut, namun banyak
yang tidak menyadari bahwa perencanaan adalah salah satu fungsi
dalam kehidupan setiap manusia. Langkah-langkah manajemen termasuk
perencanaan dapat dilakukan pada tempat, waktu dan persoalan yang
sama maupun berbeda oleh orang yang berbeda, dengan hasil yang
sama atau berbeda. Langkah-langkahnya sama, dalam penerapannya
perencanaan akan tergantung kepada siapa yang menerapkannya. Orang
yang menerapkan “ilmu” perencanaan ini akan melakukan dengan
gayanya sendiri yang sangat dipengaruhi oleh kepribadiannya, serta
lingkungan penerapan yang dihadapinya.
Daur Manajemen yang standar terdiri dari (1) perencanaan (2)
implementasi (3) evaluasi. Daur ini berlaku disemua aplikasi manajemen.
Hanya didalam setiap unsur intergral manajemen itu, seperti perencanaan
juga mempunyai daur (siklus) sendiri.

Gambar 2.1 Siklus Perencanaan


Ada beberapa kegiatan yang perlu dilakukan dalam penyusunan
rencana kerja, diantaranya:
a. Menetapkan Tujuan. Untuk membuat suatu program efektif (berhasil),
tujuan suatu program memiliki beberapa syarat yaitu,
1) realistik atau nyata, dalam hubungannya dengan masalah yang
dihadapi;
2) layak laksana (feasible), dengan melihat ketersediaan
kemampuan dan sumberdaya;
3) terukur (measurable), terutama untuk proses dan hasil.
b. Mengembangkan strategi. Strategi adalah langkah-langkah umum
untuk mencapai tujuan. Strategi ini menentukan rangkaian kegiatan
yang diperlukan oleh keseluruhan kegiatan/ program. Dalam upaya
promosi kesehatan, maka salah satu kegiatan merupakan prasyarat
yaitu assessment dilakukan karena setiap manusia dan masyarakat
spesifik, dan setiap saat perilaku manusia dan masyarakat selalu
mengalami perubahan. Hal lain yang perlu diperhatikan dalam
merancang program/kegiatan Promosi Kesehatan ialah peran serta
sasaran (masyarakat) dan keberlangsungan (sustainability). Kedua
hal ini harus tercermin dalam kegiatan seluruh kegiatan/program
promosi Kesehatan. Sebagai contoh: Dalam suatu program menyuluh
masyarakat melaksanakan PSN, langkah-langkah umumnya adalah
sebagai berikut:
1) Asesmen (perilaku);
2) Lokakarya Perencanaan bersama masyarakat;
3) Persiapan Bahan Promosi Kesehatan;
4) Mengembangkan Jaringan Kemitraan Diseminasi Informasi;
5) Melaksanakan Promosi Kesehatan;
6) Evaluasi
c. Merancang Kegiatan. Setiap strategi perlu diuraikan. Caranya
dengan mendeskripsikan berturut-turut:
1) Tujuan kegiatan (langkah 1 strategi);
2) Uraian kegiatan (deskripsi singkat lengkap);
3) Kebutuhan sumberdaya;
4) Waktu dan Lama kegiatan;
5) Penetapan personalia;
6) Penyusunan Rencana Biaya. Dalam merancang kegiatan ini
perlu ditetapkan jenis/sifat kegiatan promosi kesehatan yang
dilaksanakan, kita mengetahui ada yang mengarah pada
“community development/pengembangan masyarakat”. Ada yang
mengarah “pemasaran social/social marketing”, ada pula yang
lebih bersifat “pengembangan keberdayaan/capacity building”.
d. Merekapitulasi Kebutuhan Sumber Daya. Kegiatan ini dikaitkan
dengan setiap strategi dan uraian kegiatannya. Prinsip yang dianut
ialah kesesuaian dengan keperluan, serta pencegahan inefisiensi
yang tidak perlu seperti tumpang tindih, dll.
e. Menyusun Jadwal Kegiatan. Dapat dilakukan dengan 2 cara, baik
network planning maupun Gantt chart. Semakin rinci semakin baik.
Jadual yang baik ini juga dapat menjadi alat untuk penilaian, terutama
proses pelaksanaan program dan kegiatan. Menata Organisasi
Penyelenggaraan. Ada 2 macam personalia, yaitu yang
sementara/terikat suatu kegiatan atau selama kegiatan. Suatu
organogram organisasi personalia program/kegiatan secara
keseluruhan perlu dibuat untuk menjaga keserasian manajemen.
f. Menyusun Rekapitulasi Rencana Biaya. Sesuai dengan protap yang
berlaku (misalnya mengenai satuan biaya/unit cost). Rencana-
rencana biaya dari semua kegiatan direkapitulasikan sehingga
memudahkan melihat dan mengendalikannya secara keseluruhan.
8. Evaluasi Program Kesehatan Kerja
Evaluasi adalah bagian integral (terpadu) dari proses
manajemen, termasuk manajemen promosi kesehatan. Mengapa orang
melakukan evaluasi, tidak lain karena orang ingin mengetahui apa yang
telah dilakukan telah berjalan sesuai dengan rencana, apakah semua
masukan yang diperkirakan sesuai dengan kebutuhan dan apakah
kegiatan yang dilakukan memberi hasil dan dampak yang seperti yang
diharapkan. Sebagai suatu proses manajemen digambarkan sebagai
suatu siklus, yang meliputi Perencanaan (P)Implementasi (I) Evaluasi
(E). Sebuah perncanaan diikuti implementasi dan akan dievaluasi, dan
seterusnya mulai dengan perencanaan baru lagi.
Gambar 2.2. Siklus Evaluasi

C. Alur Kegiatan Komuntas Dimasa Pandemi


1. Tenaga Kesehatan Komunitas
Menyesuaikan peran dan tanggung jawab tenaga kesehatan
komunitas dalam konteks pandemi COVID-19 dapat meliputi penyusunan
pendekatan baru dalam kegiatan yang sudah ada dan menyesuaikan
tugas tenaga yang sudah ada atau merekrut tenaga tambahan. Dalam
perubahan semacam itu, penting untuk menghindari burnout, kelelahan,
kekosongan layanan, penurunan kualitas, dan peningkatan risiko infeksi.
Karena ketersediaan layanan rujukan mungkin terbatas di tengah
meningkatnya permintaan pada sistem kesehatan, semua tenaga
kesehatan harus siap untuk menanggung tanggung jawab tambahan
terkait tatalaksana awal sindrom-sindrom utama yang mengancam
nyawa. Jika keadaan COVID-19 mengharuskan perubahan beban kerja,
penggantian tugas, atau perekrutan, semua tenaga kerja harus secara
hati-hati dan memadai diberi sumber daya, dilatih, dilengkapi, dan
diawasi, dengan memanfaatkan cara-cara digital jika ada. Remunerasi
yang tepat waktu dan kondisi kerja yang wajar akan membantu tenaga
kerja tetap bekerja selama dan setelah penanggulangan COVID-19.
Untuk menjaga kesehatan dan keselamatan kerja tenaga
kesehatan komunitas, semua tenaga kesehatan harus diberi alat
pelindung diri (APD) yang memadai dan dilatih penggunaan serta
pembuangan aman APD. Pelayanan kesehatan berbasis komunitas,
termasuk penjangkauan dan kampanye, dalam konteks pandemi COVID-
19.
Bekerja dalam konteks COVID-19 dapat menimbulkan stigma.
Tenaga kesehatan juga membutuhkan dukungan kesehatan jiwa dan
psikososial. Isu-isu gender perlu mendapat perhatian khusus. Tenaga
berusia lebih tua dan yang memiliki kondisi berisiko tinggi harus diberi
tugas yang tidak memberi risiko tambahan.
2. Rantai pasokan
Dalam konteks pandemi dan dampak-dampak terkaitnya pada
pencarian dan akses layanan, pelayanan kesehatan primer dan tenaga
kesehatan komunitas mungkin semakin diandalkan dan adanya
peningkatan penggunaan obat-obatan serta suplai lainnya di tingkat
masyarakat. Memperkuat rantai pasokan, mengantisipasi interupsi dan
mempersiapkan strategi mitigasi sangat penting untuk memelihara
ketersediaan obat dan pasokan esensial. Strategi tersebut harus
mencakup (a) persediaan yang banyak digunakan, (b) obat dan produk
penting lainnya yang berisiko menipis akibat peningkatan permintaan, dan
(c) mekanisme pasokan dan distribusi yang mengurangi frekuensi
pengisian persediaan di fasilitas pelayanan kesehatan.
Jika stok masih tersedia di suatu negara, alokasi persediaan
esensial minimal 1 bulan di tingkat komunitas, jika dapat disimpan dengan
aman, dapat membantu mengurangi gangguan akibat tertundanya
transportasi. JIka persediaan cukup dan jika ada tempat penyimpanan,
jumlah barang yang lebih besar dapat diedarkan. Jika persediaan
menipis, pengiriman mungkin perlu dilakukan lebih sering, sehingga
penting untuk adanya rencana minimalisasi paparan di fasilitas pelayanan
kesehatan. Opsi yang dapat dipilih mencakup menentukan lokasi
pengambilan yang aman sesuai jadwal atau zona pengiriman yang
terbatas bagi petugas yang berkepentingan. Pengelolaan penyimpanan
mungkin perlu lebih fleksibel dan, jika mungkin, menggunakan sistem
elektronik.
Demikian pula, untuk memitigasi risiko penularan, jika obat tidak
dapat diantarkan ke rumah, setiap lokasi pengambilan harus memiliki
pembatas fisik seperti layar plastik untuk melindungi pasien dan staf. Jika
memungkinkan, hand sanitizer atau sarana cuci tangan sebaiknya
disediakan di semua lokasi pengambilan bagi klien. Sebisa mungkin
produk sebaiknya diambil di jendela atau gerai bagian luar fasilitas dan
antrean harus dikelola, seperti dengan penjagaan jarak dan penjadwalan
terlebih dahulu. Prosedur di wilayah tertentu mungkin perlu disesuaikan
dan dipercepat untuk mempersiapkan pasokan cadangan, dan wilayah
perkotaan dan pinggir kota, pemukiman informal, dan pemukiman padat
lain di mana terjadi penularan masyarakat yang meluas mungkin perlu
diberi pertimbangan khusus.
Informasi tentang persediaan dan kapasitas penyimpanan aman di
tingkat nasional dan subnasional harus dipertimbangkan dalam memilih
strategi-strategi ini dan penilaian cepat, jika diperlukan, sebaiknya
dilakukan melalui media elektronik atau telepon. Jika mungkin, bagi
tenaga kesehatan komunitas sebaiknya disediakan sumber daya khusus
untuk memastikan perawatan kondisi akut atau kronis tetap berlangsung,
3. Sistem Informasi Kesehatan
Diperlukan data komunitas untuk memantau dan tetap memberikan
layanan kesehatan esensial dan menjadi masukan untuk tindakan
kesehatan masyarakat yang dapat memperlambat dan menghentikan
penularan COVID-19. Seiring semakin tersedianya teknologi diagnostik,
strategi surveilans akan berubah.
Di tempat-tempat di mana tenaga kesehatan komunitas
menggunakan formulir kertas2 untuk mengumpulkan data, perlu
dipertimbangkan cara alternatif di mana tenaga kesehatan dapat
menyerahkan data ke fasilitas pelayanan kesehatan tanpa hadir
langsung.
Jika sinyal jaringan telepon genggam tidak tersedia, data dapat
diserahkan kepada atasan atau ke fasilitas. Atau, foto dapat diserahkan
untuk laporan bulanan. Di situasi di mana pemanfaatan teknologi tidak
dapat dilakukan, tenaga kesehatan harus dilibatkan dalam menyusun
proses agregasi data di tingkat komunitas dan menentukan jalur yang
sesuai untuk memastikan data sampai ke fasilitas pelayanan kesehatan.
Mekanisme akuntabilitas yang umum yang meningkatkan kontak seperti
tanda tangan konfirmasi sebaiknya ditangguhkan. Ketepatan waktu dan
kualitas pelaporan data komunitas kemungkinan akan menurun selama
pandemi, sehingga program perlu mempertimbangkan untuk
memprioritaskan sejumlah kecil indikator berdasarkan data komunitas
yang ada.
4. Pertimbangan Utama Berbagai Tahap Kehidupan
Pelayanan kesehatan seksual dan reproduksi; ibu, bayi baru lahir,
dan anak serta remaja; dan lansia perlu dimodifikasi karena akses dan
ketersediaan layanan esensial mengalami pergeseran selama wabah
COVID-19. Bab-bab berikut mendukung pengelola program dan
pemangku kepentingan lain dalam melakukan adaptasi yang aman
terhadap layanan-layanan tertentu berdasarkan penilaian risiko. Praktik-
praktik perawatan mandiri dan keluarga perlu terus didukung dalam
menyokong layanan kesehatan berbasis komunitas.
a. Keluarga berencana
1) Dukung tenaga kesehatan komunitas untuk terus memberi
konseling di tingkat komunitas tentang opsi-opsi kontrasepsi di
mana layanan-layanan ini sudah biasa diberikan.4 Preferensi
pengguna tentang metode kontrasepsi mungkin berubah di
tengah pandemi COVID-19 berdasarkan kemungkinan gangguan
rantai pasokan dan pembatasan akses ke fasilitas pelayanan
kesehatan.
2) Tentukan apakah tenaga kesehatan komunitas mencakup
tenaga kesehatan yang terlatih untuk secara aman memberikan
layanan keluarga berencana dan informasi (informasi tentang
kontrasepsi, pencegahan aborsi yang tidak aman, dan infeksi
menular seksual (IMS)) jika akses ke fasilitas kesehatan
berkurang selama pandemi COVID-19. Jika sesuai, tawarkan
instrumen-instrumen digital yang mendukung pengambilan
keputusan untuk membantu tenaga kesehatan komunitas dalam
memberikan kontrasepsi secara aman.
3) Tingkatkan ketersediaan metode-metode yang tidak
membutuhkan pengawasan langsung oleh tenaga kesehatan
melalui apotek dan kanal-kanal lain.
b. Kesehatan ibu dan bayi baru lahir
1) Layanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir berbasis fasilitas
termasuk ANC, persalinan, dan perawatan postnatal (PNC) serta
tatalaksana komplikasi maternal dan neonatal harus menjadi
prioritas selama pandemi berlangsung.
2) Ibu hamil dan pascamelahirkan yang mengalami COVID-19
ringan tetapi tidak membutuhkan perawatan di rumah sakit, ANC
atau PNC rutin dapat diberikan melalui platform pemberian
alternatif (seperti telemedicine, telepon, dan kunjungan ke
rumah) atau dapat ditunda sampai masa isolasi mandiri selesai,
asalkan sesuai dengan pedoman nasional dan rekomendasi tim
pelayanan kesehatan.
3) Fokuskan upaya komunitas pada promosi pencarian
pertolongan, menjawab kekhawatiran akan kemungkinan risiko
penularan COVID-19 di fasilitas pelayanan kesehatan, dan
mendukung perawatan diri dan keluarga.
4) Jika pemberian layanan dimodifikasi dan membatasi kunjungan
ANC atau PNC di fasilitas, sesuaikan rencana kesiapan
persalinan dan kesiagaan komplikasi di setiap kontak ANC dan
PNC sesuai perubahan layanan.
5) Pastikan layanan ANC, persalinan, dan PNC di komunitas
diberikan oleh tenaga kesehatan terlatih, termasuk bidan
profesional komunitas yang harus dapat mengakses APD dan
strategi PPI yang tepat (30).
a) Gandeng kader kesehatan untuk mendukung ANC atau PNC
dasar melalui kunjungan rumah, sambil memastikan para
kader menggunakan langkah PPI, termasuk APD, sesuai
konteks dan tugas.
b) Prioritaskan kontak ANC untuk ibu hamil dengan risiko
tinggi, ibu dengan tanda depresi, ibu yang kekurangan atau
kelebihan berat badan, remaja putri, kelompok rentan lain,
dan ibu hamil dengan risiko rendah pada trimester ketiga
(dari 28 minggu).
c) Prioritaskan kontak PNC untuk ibu dan bayi pada minggu
pertama setelah kelahiran dan tindak lanjuti bayi lahir
prematur atau yang dengan berat badan lahir rendah.
6) Tetap jalankan rumah tunggu (maternity waiting home), jika ada,
dengan memastikan panduan PPI yang sesuai tetap diikuti di
dalam konteks COVID-19.
7) Jika akses pada fasilitas untuk persalinan terbatas akibat
COVID-19:
a) Pastikan persalinan di rumah didukung oleh tenaga
kesehatan profesional, termasuk bidan profesional berbasis
komunitas, dan pastikan tenaga kesehatan profesional
terhubung dengan suatu fasilitas dan berwenang serta
dilengkapi untuk mendampingi kelahiran di rumah;
b) Sediakan peralatan persalinan yang bersih bagi ibu hamil
dan tenaga kesehatan terampil (30) yang menolong
persalinan di rumah;
c) Pastikan ada orang yang dapat mencarikan bantuan jika ada
komplikasi dan tinggal bersama ibu dan bayi baru lahir
selama minimal 24 jam;
d) Pastikan bahwa ibu dan keluarga memahami bahwa ibu
harus mendapatkan perawatan dengan penuh hormat,
didampingi saat bersalin, tetap bersama bayi baru lahir,
menjalankan kontak kulit (skin-to-skin contact), dan segera
memberikan IMD (inisiasi menyusui dini) dan ASI eksklusif;
e) Pertimbangkan melatih tenaga kesehatan untuk
menjalankan secara aman prosedur untuk bayi baru lahir,
seperti perawatan mata dan pemberian vitamin K serta
imunisasi bayi, jika mungkin;
f) Pastikan tenaga kesehatan terampil dapat menindaklanjuti
bayi baru lahir yang kecil dan sakit di komunitas, mendukung
perawatan kanguru (KMC) untuk bayi baru lahir dengan
berat badan kurang dari 2000 gram, dan mendukung
menyusui atau pemberian ASI jika ibu perlu bersalin di
rumah atau pulang dari rumah sakit.
g) Pastikan ibu dan keluarganya tahu tempat pendaftaran bayi
jika persalinan berlangsung di rumah.
8) Perjelas informasi tentang risiko terkait COVID-19 bagi ibu hamil
dan menyusui serta bayi baru lahirnya dan tanggapi setiap rasa
takut tentang tetap menjalankan praktik menyusui dan kontak
kulit.
9) Dorong ibu untuk memberikan ASI perah sambil menerapkan
langkah PPI yang tepat jika ibu tersebut mengalami sakit parah
sehingga tidak dapat merawat bayinya atau tetap menyusui.
10) Pastikan semua ibu hamil dan menyusui tetap menerima
perawatan gizi dalam ANC dan PNC. Setelah bayi lahir, tetap
beri konseling tentang pemberian makan kepada bayi dan anak,
serta berikan dukungan laktasi.
11) Terus berikan suplemen zat besi dan asam folat dan suplemen
kalsium selama ANC kepada semua ibu hamil di populasi
dengan asupan kalsium yang rendah. Jika distribusi pangan
sangat terganggu dan di populasi dengan prevalensi tinggi
defisiensi nutrisi, penggunaan suplemen mikronutrien yang
mengandung zat besi dan asam folat dapat menjadi
pertimbangan bagi ibu hamil dan menyusui.
12) Dalam situasi di mana kontak ANC, PNC, dan komunitas
dilakukan secara berkala, tawarkan suplemen mikronutrien untuk
2-3 bulan, kelambu berinsektisida, dan metode-metode keluarga
berencana.
13) Dukung ibu dan pengasuh dalam menggunakan praktik
perawatan bayi baru lahir, termasuk praktik kebersihan dan
pencucian tangan pengasuh.
14) Identifikasi tenaga yang cukup terlatih untuk memberikan
dukungan kesehatan jiwa dan psikososial bagi orang tua dan
pengasuh yang mungkin perlu terpisah dari bayi baru lahir dan
bagi orang tua bayi baru lahir dengan komplikasi.
15) Jika mungkin, beri dukungan virtual bagi ibu hamil dan orang tua
melalui kelompok dukungan yang ada.
c. Anak dan Remaja
1) Pertimbangkan mengganti kunjungan promosi kesehatan dengan
telekonsultasi dan telekonseling.
2) Beri informasi kepada keluarga tentang bertahan, pengasuhan
positif (positive parenting) , pengasuhan responsif dan stimulasi
dini, pemberian makan, dan melindungi anak dari pelecehan dan
kekerasan, yang menurut laporan meningkat saat orang tidak
keluar rumah.
3) Bagikan ide-ide kegiatan di rumah yang aman dan menghibur,
berikan kesempatan pembelajaran, dan bantu anak-anak
beradaptasi dengan perubahan-perubahan terkait pandemi ini.
4) Dukung kapasitas tenaga kesehatan komunitas untuk
mengidentifikasi dan menanggapi tanda stres, isolasi, atau
kesehatan jiwa yang buruk pada orang tua dan anak serta
merujuk keluarga ke layanan dukungan psikososial yang sesuai.
5) Bantu orang tua mengidentifikasi mekanisme perlindungan sosial
yang relevan yang tersedia untuk memitigasi stres akibat
kesulitan ekonomi. Remaja hamil dan remaja yang punya anak
mungkin paling rentan.
6) Tetap beri suplemen zat besi atau puyer multi-mikronutrien bagi
anak di populasi yang prevalensi anemia-nya tinggi.
Pertimbangkan menunda distribusi di wilayah-wilayah di mana
penyediaan suplemen hanya direkomendasikan untuk 3-6 bulan
dalam satu tahun sambil tetap memantau perburukan pola
makan.
7) Pastikan anak-anak dan remaja mendapat informasi akurat
tentang COVID-19 dan cara melindungi diri. Tingkatkan literasi
kesehatan remaja terkait pandemi COVID-19 dan literasi
kesehatan umum untuk memastikan remaja mengerti tentang
kesehatannya sendiri dan tahu di mana serta kapan harus
mencari pertolongan medis dalam keadaan krisis.
8) Libatkan remaja dalam perencanaan pemberian layanan di
komunitas mereka dalam keadaan krisis dan libatkan remaja
dalam aspek-aspek pemberian layanan yang sesuai, seperti
dukungan sebaya.
d. Lansia
1) Kenali tanda dan gejala nonspesifik COVID-19 pada lansia,
seperti kelelahan, penurunan kewaspadaan, penurunan
pergerakan, diare, kehilangan selera makan, penurunan
kesadaran, dan tidak adanya demam.
2) Jangkau (misalnya, melalui telepon atau layanan kesehatan jarak
jauh) lansia yang memiliki faktor risiko tambahan penyakit parah
akibat COVID-19, seperti lansia penyandang penyakit paru-paru
kronis, penyakit kardiovaskular seperti hipertensi,
imunodefisiensi seperti HIV, diabetes, penyakit ginjal, penyakit
hati, penyakit neurologis atau neuromuskular kronis, keganasan,
atau kekurangan gizi.
3) Sarankan agar lansia untuk menyediakan, jika mungkin,
persediaan obat dan persediaan kritis minimal 2 minggu di
rumah. Beri resep berulang dan mekanisme pengiriman ulang.
4) Bahas perencanaan perawatan terlebih dahulu dan kemungkinan
perawatan paliatif, termasuk perawatan fase akhir kehidupan,
agar keputusan yang inklusif dan mandiri dapat diambil secara
matang, jika sesuai.
5) Tindak lanjuti (misalnya, melalui telepon atau kunjungan rumah)
jika lansia tidak menghadiri janji temu.
6) Ingat bahwa lansia terutama yang diisolasi dan mengalami
penurunan (seperti penurunan penglihatan, pendengaran,
kognitif, atau demensia) dapat menjadi semakin cemas, marah,
dan tertekan.
a) Sesuaikan komunikasi (lisan dan tertulis) kepada lansia
dengan penurunan sehingga informasi dapat diakses dan
jelas dipahami.
b) Beri nasihat praktis secara jelas, padat, sopan, dan tenang,
dan sampaikan kembali fakta-fakta sederhana sesering
mungkin.
c) Ingat bahwa masker membuat mulut tidak dapat dibaca dan
mengurani kejelasan suara bagi lansia yang
pendengarannya menurun.
7) Pastikan alat-alat bantu seperti kursi roda dan alat bantu jalan
tersedia bagi lansia yang membutuhkan dan sampaikan
pentingnya memastikan alat-alat bantu ini didisinfeksi sebelum
dan sesudah digunakan.
8) Pastikan lansia yang hidup sendiri atau dirawat di fasilitas dapat
mengakses makanan bergizi. Pertimbangkan preferensi
perorangan dan batasan-batasan fisik penyerta saat memastikan
akses ini (seperti masalah mengunyah, menelan, atau
mencerna).
9) Gandeng tenaga kesehatan komunitas untuk membantu lansia
yang membutuhkan perawatan.
10) Diskusikan dengan lansia dan rumah tangganya rencana
alternatif agar perawatan tetap berlanjut jika pengasuh utama
tidak dapat merawat:
a) Identifikasi pengasuh alternatif dan siapkan rencana
perawatan yang dapat langsung dijalankan saat mengganti
pengasuh;
b) Identifikasi kemungkinan fasilitas (seperti fasilitas perawatan
jangka panjang dan pusat kegiatan komunitas) untuk
perawatan sementara.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
KELURAHAN PEMURUS LUAR RW.1 DAN 2
KECAMATAN BANJARMASIN TIMUR

Dalam rangka mengaplikasikan ilmu keperawatan dan untuk menerapkan


konsep-konsep dalam memberikan asuhan keperawatan dalam konteks
perawatan dasar, maka kelompok 2 mendapatkan tugas keperawatan komunitas
di wilayah Kelurahan Pemurus Luar RW. 1 DAN 2 Kecamatan Banjarmasin Timur
mulai tanggal 05 Oktober 2020 - 05 November 2020. Tahap kegiatan kelompok
kerja komunitas yang akan dilaporkan meliputi tahap-tahap sebagai berikut:
persiapan, pengkajian, perencanaan, pelaksanaan program kegiatan dan
evaluasi serta rencana tindak lanjut.
A. Tahap Persiapan

Dalam rangka program Profesi Ners di stase komunitas dan keluarga,


penyusunan asuhan keperawatan kegiatan yang akan dilakukan oleh
mahasiswa selama melakukan kegiatan komunitas. Tahap persiapan diawali
dengan sosialisasi dan pendekatan kepada pihak Kelurahan Pemurus Luar
dan Puskesmas Terminal seperti perizinan terhadap kegiatan kelompok di
wilayah RW. 01 RT. 1-15 Kelurahan Pemurus Luar kecamatan Banjarmasin
Timur. Dalam tahap ini juga dilakukan penyusunan format pengkajian yang
digunakan untuk pengambilan data sekunder kepada pihak Kelurahan
Pemurus Luar dan Puskesmas Terminal. Tahap persiapan ini dimulai dari
tangga 5 oktober 2020 – 5 November 2020

B. Tahap Pelaksanaan

Tahap pengkajian merupakan tahap awal dimulainya kegiatan asuhan


keperawatan komunitas. Pada tahap ini kami melakukan pengkajian data
dasar, data lingkungan fisik dan pengkajian data masyarakat. Pengkajian
data dasar dan observasi sekilas lingkungan (Winshield Survey) ini dilakukan
dengan cara wawancara dengan tokoh masyarakat antara lain dengan
kelurahan dan kader posyandu yang ada di lingkungan kelurahan Pemurus
Luar dengan menggunakan pedoman wawancara yang telah kami siapkan.
23

Kelurahan Pemurus Luar dengan mengguanakan Winshield Survey. Hal


yang di observasi antara lain tentang perumahan, lingkungan sekitar rumah,
batas wilayah, jenis bangunan, pusat pelayanan seperti sekolah, masjid, dan
pelayanan kesehatan yang ada, serta transportasi yang biasa di gunakan
masyarakat Kelurahan Pemurus Luar. Metode lain yang kita gunakan adalah
observasi partisipasi yang kami lakukan dengan pengamatan secara
langsung terhadap keadaan dan tatanan sosial masyarakat Kelurahan
Pemurus Luar, selain itu kami juga menggunakan metoda analisa data
sekunder dengan melakukan penelusuran data yang ada di kelurahan dan
data yang ada di puskesmas.
Pengkajian data ini dimulai tanggal 06-10 Oktober 2020, hasil analisa dari
data dasar tersebut dijadikan bahan untuk diskusi pada lokakarya mini lI.
Sedangkan pengkajian data masyarakat yang meliputi interaksi 8 sub sistem
yaitu lingkungan fisik, pelayanan kesehatan / sosial, ekonomi, KB / KIA, dan
lansia hal ini diperoleh dari data kelurahan Pemurus Luar dan Puskesmas
Terminal. Mahasiswa bersama tokoh masyarakat dan kader desa Pemurus
Luar. Adapun data yang telah diolah dan disajikan adalah sebagai berikut :
1. Pengkajian

Pengkajian komunitas dilakukan untuk mengidentifikasi faktor-


faktor yang mempengaruhi status kesehatan masyarakat (Anderson &
Mc. Farlane, 2011). Pengkajian komunitas dilakukan dengan
mengaplikasikan beberapa teori dan konsep model keperawatan
komunitas yang relevan. Informasi atau data ini dapat diperoleh secara
langsung atau tidak langsung dikomunitas. Dalam tahap ini dilakukan
penyusunan format pengkajian yang digunakan untuk pengambilan data
komunitas. Tahap pengkajian ini dimulai dari tanggal 6-10 Oktober 2020.
2. Data Demografi

Keberadaan bangunan di wilayah Kelurahan Pemurus Luar RW. 1


DAN 2 sebagian besar rumah berjenis semi permanen dan juga ada yang
permanen, dengan jarak antara rumah cukup padat, dimana rumah satu
dengan rumah lain nya hanya berjarak + 2-3 meter, beberapa rumah
memiliki halaman yang cukup luas untuk tempat berkumpul dan bermain,
namun beberapa tidak memiliki halaman karena padatnya pemukiman di
RW. 1 DAN 2 Kelurahan Pemurus Luar. Sebagaian besar warga sudah
24

menggunakan air PAM (ledeng) untuk keperluan makan minum dan untuk
keperluan sehari-hari. Keadaan lingkungan terbuka yang digunakan
sebagai area untuk Tanaman Obat Keluarga (TOGA) warga yang terletak
disamping rumah warga,
Batas Wilayah RW. 1 DAN 2 Kelurahan Pemurus Luar
 Utara : Dibatasi oleh Kelurahan Sungai Lulut
 Selatan : Dibatasi oleh Kecamatan Banjarmasin Selatan dan
Kabupaten Banjar
 Barat : Dibatasi oleh Kecamatan Banjarmasin Selatan
 Timur : Dibatasi oleh Kelurahan Sungai Lulut

Batas Wilayah RW. 2 Kelurahan Pemurus Luar


 Utara : Dibatasi oleh
 Selatan : Dibatasi oleh
 Barat : Dibatasi oleh
 Timur : Dibatasi oleh

Transportasi yang digunakan oleh masyarakat Kelurahan Pemurus Luar


RW. 1 DAN 2 menggunakan kendaraan pribadi (sepeda motor, sepeda
dan Mobil) dan situasi jalan sudah aspal.
a. Distribusi data Penduduk Usia dan Jenis Kelamin Kelurahan
Pemurus Luar

Tabel 3.1 Distribusi Frekuensi berdasarkan jumlah Penduduk menurut


Usia dan jenis Kelamin di RW. 1 DAN 2 dan 2 Kelurahan
Pemurus Luar.
Jenis Kelamin
No Umur
L % P % Total %
Balita
1 376 50,5% 369 49,5% 745 100%
(0-4 tahun)
Anak-anak
2 1.000 50,9% 964 49,1% 1.964 100%
(5-14 tahun)
Remaja awal
3 544 53,1% 481 46,9% 1.025 100%
(15-19 tahun)
Remaja Akhir
4 478 48,6% 505 51,4% 983 100%
(20-24 tahun
Dewasa awal
5 1.067 47,8% 1.163 52,2% 2.230 100%
(25-34 tahun)
Dewasa akhir
6 997 49,4% 1.023 50,6% 2.020 100%
(35-44 tahun)
Lansia awal
7 837 47,2% 937 52,8% 1.774 100%
(45-54 tahun)
Lansia akhir
8 608 50,6% 594 49,4% 1.202 100%
(55-64 tahun)
25

Manula
9 335 48,3% 359 51,7% 694 100%
( > 65 tahun)
Total 6.242 49,4% 6.395 50,6% 12.637 100%

(Data Sekunder)
Berdasarkan tabel 3.1 tersebut diatas jumlah penduduk terbanyak di
RW. 1 DAN 2 dan 2 adalah perempuan usia antara 45-54 tahun yaitu
sebanyak 937 orang (52,8%) dan laki-laki usia antara 15-19 tahun yaitu
sebanyak 544 orang (53,1%)

b. Distribusi Data Penduduk Berdasarkan Pendidikan Di Kelurahan


Pemurus Luar

Tabel 3.2 Disribusi frekuensi berdasarkan pendidikan di RW. 1 dan 2


Kelurahan Pemurus Luar
No Pendidikan Frekuensi %
TK/Paud 1.950 15,4%
SD 1.391 11%
SLTP 1.777 14,1%
SLTA 3.483 27,6%
Tidak Sekolah 2.431 19,2%
Sarjana 1.605 12,7%
Total 12.637 100
(Data Sekunder)
Berdasarkan tabel 3.2 tersebut diatas sebagian besar penduduk di RW.
1 DAN 2 mempunyai pendidikan SLTA yaitu 3.483 orang (27,6%).

c. Distribusi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan Di Kelurahan


Pemurus Luar

Tabel 3.3 Distribusi frekuensi penduduk berdasarkan pekerjaan di RW.


1 dan 2 Kelurahan Pemurus Luar
`No Pekerjaan Frekuensi %
1 PNS 1.563 12,4%
2 TNI/ABRI 430 3,4%
3 Pengusaha/Wiraswasta 3.784 30%
4 Pekerjaan Lain (Buruh) 2.680 21,2%
5 Pedagang 3.950 31,2%
6 Kesehatan/ Dokter 230 1,8%
Total 12.637 100
(Data Sekunder)
Berdasarkan tabel 3.3 tersebut diatas sebagian besar penduduk di
RW. 1 dan 2 Kelurahan Pemurus Luar bekerja sebagai pedagang
sebanyak 3.950 orang (31,2%).
26

d. Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama Di Kelurahan Pemurus


Luar

Tabel 3.4 Distribusi frekuensi penduduk berdasarkan agama di RW. 1


dan 2 Kelurahan Pemurus Luar
No Agama Frekuensi %
1 Islam 12.214 96,7%
2 Kristen 203 1,6%
3 Lainnya 220 1,7%
Total 12.637 100
(Data Sekunder)
Berdasarkan tabel 3.4 tersebut diatas mayoritas penduduk di RW. 1
DAN 2 Kelurahan Pemurus Luar beragama islam yaitu sebanyak
12.214 (96,7%).

C. Analisa Data
No Data Problem
1  Sebagian penduduk memiliki Ketidakefektifan
riwayat penyakit Covid-19 & TB Pemeliraan
 Beberapa penduduk yang terkaji Kesehatan
terdapat 8 warga yang menderita
TB dan 67 warga yang terjangkit
virus Covid-19
 Sebagian penduduk lansia
memiliki keluhan seperti
hipertensi

2 a. Kebanyakan warga tampak tidak Perilaku kesehatan


mematuhi protocol Kesehatan di cenderung beresiko
masa pandemi
b. Sebagian penduduk tidak aktif
berolahraga
c. Warga mengatakan sebagian
anak-anak sekolah makan
makanan jajanan yang kurang
sehat dan jarang mencuci tangan
sebelum makan
d. Sebagian warga masing
membakar sampah
e. Sebagian rumah warga
berdempetan
27

D. Prioritas Masalah
No Masalah A B C D E F G H I J K Total Prioritas
Kesehatan
1 Ketidakefektif
an
pemeliharaan
kesehatan
pada warga 4 1 4 3 3 4 4 3 2 4 3 35 1
di RW 1 dan
2 Kelurahan
Pemurus
Luar
2 Perilaku
Kesehatan
cenderung
beresiko
pada warga 2 2 3 3 4 3 3 3 2 4 3 32 2
di RW 1 dan
2 Kelurahan
Pemurus
Luar
Keterangan :
A. Resiko Tinggi
B. Resiko Parah
C. Potensial Untuk Pendidikan Kesehatan
D. Minat Masyarakat
E. Mungkin Diatasi
F. Sesuai Dengan Program Pemerintah
G. Tempat
H. Waktu
I. Dana
J. Fasilitas Kesehatan
K. Sumber Daya
Keterangan Pembobotan
1. Sangat Rendah
2. Rendah
3. Cukup
4. Tinggi
5. Sangat Tinggi
28

E. Diagnosa Keperawatan Komunitas


1. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada warga di kelurahan
Pemurus Luar sehubungan dengan ketidakmampuan warga dalam
memanfaatkan sarana kesehatan.
2. Perilaku kesehatan cenderung beresiko pada warga di kelurahan
Pemurus Luar sehubungan ketidakmampuan masyarakat dalam
memodifikasi lingkungan
29
30

F. Perencanaan Asuhan Keperawatan Komunitas


DATA DIAGNOSA KEPERAWATAN NOC NIC
KODE DIAGNOSA KODE HASIL KODE INTERVENSI
a. Sebagian penduduk memiliki 00099 Ketidakefektifan 1823 Pengetahuan : 5510 Pendidikan
riwayat penyakit Covid-19 & Pemeliraan Promosi Kesehatan Kesehatan
TB Kesehatan di
b. Beberapa penduduk yang Kelurahan Pemurus Pengetahuan : 5502 Fasilitasi
terkaji terdapat 8 warga yang Luar 1805 Perilaku Kesehatan Pembelajaran
menderita TB dan 67 warga
yang terjangkit virus Covid-19 Prilaku 8500 Pengembangan
c. Sebagian penduduk lansia meningkatkan status Kesehatan
memiliki keluhan seperti 1602 kesehatan Komunitas
hipertensi
7400 Panduan system
kesehatan

6520 Skrining Kesehatan

Identifikasi Risiko
6619
Peningkatan
5515 kecakapan dalam
kesehatan (Health
Literacy
Enhancement)
a. Kebanyakan warga tampak 001888 Perilaku kesehatan 1805 Pengetahuan : 5510 Pendidikan
tidak mematuhi protocol cenderung beresiko Perilaku Kesehatan Kesehatan
Kesehatan di masa pandemi pada warga
b. Sebagian penduduk tidak aktif Kelurahan Pemurus Pengetahuan : 5520 Memfasilitasi
berolahraga Luar 1832 Promosi Kesehatan Pembelajaran
c. Warga mengatakan
31

sebagian anak-anak sekolah Pengetahuan : Gaya 5618 Pengajaran


makan makanan jajanan yang Hidup sehat Prosedur/tindakan
kurang sehat dan jarang 1855
mencuci tangan sebelum 4310 Terapi Aktivitas
makan
d. Sebagian warga masing 4350 Manajemen Prilaku
membakar sampah
e. Sebagian rumah warga Modifikasi prilaku
berdempetan 4360
Manajemen
6486 Lingkungan

Surveilens
6650
Skrining kesehatan
6520
Panduan sistem
7400 kesehatan

Pengambangan
8700 program
32

G. Implementasi Asuhan Keperawatan Komunitas


No Masalah Kegiatan Tujuan Sasaran Waktu Tempat Alat dan Sumber PJ
Kesehatan Media Dana
1. Ketidakefektifan Melakukan a. Tujuan Jangka tokoh 9 Oktober Via  PPT Dana Siti Nabella
Lokmin 1 Panjang : masyarakat, 2020 Zoom  Zoom Pribadi Elma Q.
pemeliharaan
Memperkenalkan kelurahan, Mahasiswa Siti Hotijah
kesehatan pada diri dan Menjelaskan puskesmas
maksud dan tujuan terminal, RW
warga di RW 1
dari praktik 1 dan 2
dan 2 komunitas
b. Tujuan Jangka
sehubungan
Pendek : Setelah di
Ketidakmampu adakan lokmin 1 :
1) Memperkenalkan
an warga dalam
diri dan
memanfaatkan 2) Menjelaskan
maksud dan
sarana
tujuan dari praktik
kesehatan. komunitas
3) Pembentukan
POKJAKES

2. Melakukan a. Tujuan Jangka tokoh 13 Oktober Via  PPT Dana Silvi Yanti
Lokmin 2 Panjang : masyarakat, 2020 Zoom  Zoom Pribadi Hisni Raudhati
Menyusun kelurahan, Mahasiswa
program kerja puskesmas
dalam mengatasi terminal, RW
permasalah di 1 dan 2
desa simpang
layang khusus nya
RW 1 dan 2
33

kelurahan
Pemurus Luar
b. Tujuan Jangka
Pendek : Setelah
diadakan Lokmin 2
1) Menyusun
program kerja
2) Mengatur
jadwal
pelaksanaan
kegiatan
3) Merumuskan
Program kerja
guna
mengatasi
permasalaha
n kesehatan
dan
lingkungan.
1. Benner diserahkan dan diterima
oleh Lurah Kelurahan Pemurus
Luar 34
2. Penyerahan banner tentang
protocol Kesehatan dimasa
pandemic Covid-19
H. Evaluasi Asuhan Keperawatan Komunitas berlangsung kurang lebih 15
menit
3. Pihak kelurahan tampak Hasil
N Waktu dan antusias menerima kehadiran
Kegiatan Faktor
O Tempat Respon Tokoh Masyarakat
mahasiswa Pendukung Penghambat
1 Penyerahan Banner Kamis, 08 a. Pengumpulan data mengenai -
Protokol Kesehatan di Oktober masalah penyakit pada
masa pandemi 2020 Kelurahan Pemurus Luar
Kantor menganalisis data,
Kelurahan menentukan prioritas
Pemurus masalah, perumusan
Luar diagnosa, dan membuat
rencana keperawatan
b. Melakukan pengorganisasian
dan penyusunan kepanitiaan
kegiatan pendidikan
kesehatan beserta jobdise
masing-masing
c. Melakukan persiapan untuk
promosi Kesehatan dengan
menggunakan media banner
dan video edukasi dengan
topik protocol Kesehatan di
masa pandemic Covid-19
d. Menentukan waktu dan
pelaksanaan penyerahan
banner dan poster
e. Melakukan koordinasi
dengan Lurah Kelurahan
Pemurus Luar untuk
melaksanakan implementasi
35

2. Penyerahan Video Jumat, 30 1. a. Pengumpulan data -


Edukasi Tentang Oktober mengenai masalah penyakit
Protocol Kesehatan 2020 pada Kelurahan Pemurus
Dimasa Pandemic Puskesmas Luar menganalisis data,
Covid-19 Terminal menentukan prioritas
masalah, perumusan
diagnosa, dan membuat
rencana keperawatan
b. Melakukan pengorganisasian
dan penyusunan kepanitiaan
kegiatan pendidikan
kesehatan beserta jobdise
masing-masing
c. Melakukan persiapan untuk
promosi Kesehatan dengan
menggunakan media banner
dan video edukasi dengan
topik protocol Kesehatan di
masa pandemic Covid-19
d. Menentukan waktu dan
pelaksanaan penyerahan
banner dan poster
e. Melakukan koordinasi
dengan Lurah Kelurahan
Pemurus Luar untuk
melaksanakan implementasi
36

3. Penyerahan Banner Senin, 02 a. Pengumpulan data -


Edukasi Tentang November mengenai masalah penyakit
Penyakit Tuberkulosis 2020 pada Kelurahan Pemurus
Puskesmas Luar menganalisis data,
Terminal menentukan prioritas
masalah, perumusan
diagnosa, dan membuat
rencana keperawatan
b. Melakukan pengorganisasian
dan penyusunan kepanitiaan
kegiatan pendidikan
kesehatan beserta jobdise
masing-masing
c. Melakukan persiapan untuk
promosi Kesehatan dengan
menggunakan media banner
dan video edukasi dengan
topik protocol Kesehatan di
masa pandemic Covid-19
d. Menentukan waktu dan
pelaksanaan penyerahan
banner dan poster
e. Melakukan koordinasi
dengan Lurah Kelurahan
Pemurus Luar untuk
melaksanakan implementasi
BAB IV
PEMBAHASAN

Asuhan keperawatan komunitas dilaksanakan di Kelurahan Pemurus Luar


Kecamatan Banjarmasin Timur oleh mahasiswa Profesi Ners Universitas Sari
Mulia. Kegiatan praktik keperawatan komunitas, acara tersebut dilanjutkan
dengan orientasi di wilayah Kelurahan Pemurus Luar dan selanjutnya mahasiswa
bertemu dengan Lurah Pemurus Luar, Kepala Puskesmas Terminal dan Tokoh
masyarakat setempat.
Dalam rangka mengaplikasikan ilmu keperawatan dan untuk menerapkan
konsep-konsep dalam memberikan asuhan keperawatan dalam konteks
perawatan dasar, maka kelompok 2 mendapatkan tugas keperawatan komunitas
di wilayah Pemurus Luar RW. 1 RT. 1-15 Kecamatan Banjarmasin Timur mulai
tanggal 5 Oktober 2020 – 5 November 2020 tahap kegiatan kelompok kerja
komunitas yang akan dilaporkan meliputi tahap-tahap sebagai berikut persiapan,
pelaksanaan program kegiatan dan evaluasi serta rencana tindak lanjut.

A. Tahap Persiapan

Dalam rangka program Profesi Ners di stase komunitas dan keluarga,


penyusunan asuhan keperawatan kegiatan yang akan dilakukan oleh mahasiswa
selama melakukan kegiatan komunitas. Tahap persiapan diawali dengan
sosialisasi dan pendekatan kepada pihak Kelurahan Pemurus Luar dan
Puskesmas Terminal seperti perizinan terhadap kegiatan kelompok di wilayah
RW. 01 RT. 1-15 Kelurahan Pemurus Luar kecamatan Banjarmasin Timur.
Dalam tahap ini juga dilakukan penyusunan format pengkajian yang digunakan
untuk pengambilan data sekunder kepada pihak Kelurahan Pemurus Luar dan
Puskesmas Terminal. Tahap persiapan ini dimulai dari tangga 5 oktober 2020 – 5
November 2020

B. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan praktik komunitas yang dilaksanaan diwilayah


kerja Kelurahan Pemurus Luar RW. 01 RT. 1-15 dan Puskesmas Terminal
dari tanggal 19 oktober – 3 November 2020, implementasi yang dilakukan
adalah sebagai berikut:

37
1. Pencegahan virus Covid-19 dengan protokol kesehatan dan PHBS
dimasa pandemi dengan benner dan video edukasi di Puskesmas
Terminal. Petugas menyampaikan protokol kesehatan untuk
pencegahan covid-19, yaitu meliputi :
a. Setiap keluar rumah menggunakan masker untuk mencegah tertular
dari covid-19
b. Selalu mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir setelah
memegang benda atau bersalaman
c. Menjaga jarak 1,5-2 menter dengan teman
d. Segera mandi dan ganti baju setelah berpergian
e. Tidak menyentuh wajah ketika berada diluar dan sebelum cuci
tangan
f. Terapkan prilaku hidup bersih dan sehat pada diri dan keluarga

Gambar 3.2 Banner Protokol Kesehatan

38
Protokol kesehatan sebagai berikut :
1) Setiap keluar rumah menggunakan masker untuk mencegah
tertular dari covid-19
2) Selalu mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir setelah
memegang benda atau bersalaman
3) Menjaga jarak 1,5-2 menter dengan teman
4) Segera mandi dan ganti baju setelah berpergian
5) Tidak menyentuh wajah ketika berada diluar dan sebelum cuci
tangan
6) Terapkan prilaku hidup bersih dan sehat pada diri dan keluarga

Proses pembuatan video:

1) Berkoordiasi dengan pihak Puskesmas Terminal tentang


peminjaman tempat pembuatan video
2) Pembuatan video dilakukan di Puskesmas Terminal dan
Universitas Sari Mulia
3) Alur video dimulai dari menjelaskan tentang penyakit Covid-19
4) Dilanjutkan dengan penjelasan tentang New Normal Life dimasa
pandemic Covid-19
5) Dilanjutkan dengan penjelasan tentang protocol Kesehatan di
masa New Normal Life
6) Kemudian dilanjutkan dengan penjelasan penerapan protocol
Kesehatan dengan PHBS pada masa pandemic Covid-19

2. Pemberian informasi dan pencegahan penyakit tuberkulosis melalui


media cetak benner di Puskesmas Terminal.
1) Petugas menyampaikan informasi tentang dan pencegahan penyakit
tuberculosis
2) Pencegahan terjangkitnya penyakit tuberculosis
3) Informasi tentang pengertian penyakit tuberculosis
4) Informasi tentanng tanda dan gejala penyakit tuberculosis
5) Informasi mengenai hal-hal yang harus diperhatikan oleh pasien dan
keluarga yang terkena penyakit tuberculosis

39
40
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan
beberapa hal terkait masalah keperawatan komunitas yang muncul diwilayah
kelurahan Pemurus Luar kecamatan Banjarmasin Timur didapatkan
permasalahan kesehatan masyarakat seperti hipertensi, Covid-19, dan TB
Implementasi yang telah dilakukan untuk mengatasi masalah-
masalah tersebut antara lain dengan melakukan promosi Kesehatan dengan
menggunakan media banner dan video edukasi.
Kegiatan yang dilakukan mendapat dukungan dari Lurah Pemurus
Luar dan Kepala Puskesmas Terminal.

B. Saran
Upaya meningkatkan kesehatan masyarakat diwilayah kelurahan
Pemurus Luar maka mahasiswa dapat memberikan beberapa saran, antara
lain :
1. Mahasiswa
Penggunaan media yang lebih menarik untuk melakukan
penyuluhan kesehatan kepada masyarakat dalam memahami konsep
penyakit yang berdasarkan dari sember bukuyang up to date dan
membangun kerja sama yang lebih luas dari berbagai lembaga
contohnya BNN, PBDAS, Puskesmas, Bank BJB, Media cetak dan
Media elektronik.
2. Kader Kesehatan
Kegiatan yang sudah dilaksanakan seperti posyandu balita,
pemeriksaan tekanan darah, berat badan dan tinggi badan serta
imunisasi. Kegiatan tersebut hendaknya dilaksanakan secara rutin
3. Masyarakat
Peran serta masyarakat, lansia, tokoh masyarakat, remaja mesjid
dan pengurus kelurahan Pemurus Luar kecamatan Banjarmasin Timur.
Perlu ditingkatkan terus dalam berbagai kegiatan dibidang kesehatan
seoptimal mungkin. Lansia diharapkan mengikuti setiap kegiatan yang
diadakan.

41
4. Puskesmas/ Dinas Kesehatan
Diharapkan dari pihak puskesmas untuk mengadakan senam rutin
misalnya satu minggu sekali dan penambahan jumlah tenaga kesehatan
akan lebih mengoptimalkan pelayanan kesehatan terhadap warga
secara langsung diharapkan juga pihak puskesmas dan Dinas
kesehatan untuk mengadakan Poskesdes disetiap RT dan melakukan
pemeriksaan Door to door serta melibatkan kader diwilayah tersebut.
5. Program Profesi Ners STIKES Sari Mulia Banjarmasin
Kegiatan praktik komunitas dan keluarga yang telah
dilaksanakandi wilayah kelurahan Pemurus Luar kecamatan
Banjarmasin Timur ditindaklanjuti oleh mahasiswa angkatan berikutnya
pada mata kuliah Keperawatan Komunitas dan Keperawatan
Keluargauntuk pembelajaran praktik menerjunkan mahasiswa Progran
Profesi Ners ke wilayah binaan yang memerlukan pemantauan sehingga
dapat diberikan tindak lanjut.

42

Anda mungkin juga menyukai