Anda di halaman 1dari 142

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan hal yang dicari oleh semua orang. kesehatan adalah
suatu keadaan sehat yang utuh secara fisik, mental, dan sosial serta bukan hanya
merupakan bebas dari penyakit. Salah satu cara menjaga agar tubuh tetap dalam
keadaan sehat adalah dengan gaya hidup yang bersih dan sehat. Mencegah lebih
baik daripada mengobati. Menurut (World Health Organization 2015)
Derajat Kesehatan dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu, lingkungan,
perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan. Faktor lingkungan dan perilaku
sangat mempengaruhi derajat kesehatan. Termasuk lingkungan yaitu keadaan
permukiman atau perumahan, tempat kerja, sekolah dan tempat umum, air dan
udara bersih, teknologi, pendidikan, sosial dan ekonomi. Sedangkan perilaku
tergambar dalam kebiasaan sehari-hari seperti pola makan, kebersihan perorang,
gaya hidup, dan perilaku terhadap upaya kesehatan (Departemen Kesehatan RI,
2010).
Kesehatan lingkungan merupakan keadaan lingkungan yang optimum
sehingga berpengaruh positif terhadap terbentuknya derajat kesehatan masyarakat
yang optimum pula. Masalah kesehatan lingkungan meliputi penyehatan
lingkungan pemukiman, penyediaan air bersih, pengelolaan limbah dan sampah
serta pengelolaan tempat – tempat umum dan pengolahan makanan.
(Notoatmodjo, 2011)
Masalah kesehatan lingkungan di Kampung Sarmai Atas Distrik Namblong
masih menjadi masalah terbesar, dimana salah satu masalah terbesar yaitu
pengelolaan air limbah yang belum maksimal, masih banyak masyarakat yang
pembuangan air limbah masih sembarangan dikarenakan belum adanya sanitasi
saluran pembuangan air dan limbah di kampung Sarmai Atas yang menyebabkan
semua pembuangan air dari masing-masing rumah masih sembarangan dan
membuat adanya genangan-genangan air di sekitaran rumah yang menjadi tempat
bagi perkembangbiaknya nyamuk Anopheles, adapun masalah lingkungan yang

1
menjadi maslah besar juga yaitu pengelolaan sampah, dimana masih banyak
masyarakat yang mengelolah sampanya dengan cara dibakar dan masih ada juga
yang membuang sampah sembarangan disekitar pekarangan rumah dan masalah
lingkungan lainnya pengelolaan lingkungan rumah yang belum maksimal, masih
banyak lingkungan rumah warga yang masih ditumbuhi tanaman-tanaman liar dan
belum adanya tanaman-taman penggusir nyamuk dipekarangan rumah.
Dari masalah tersebut berdampak pada tingginya angka kejadian malaria
dimana data dari Puskesmas Namblong tahun 2019 angka kejadian malaria
Annual Parasite Incidence (API) untuk wilayah Kampung Sarmai Atas berjumlah
39.63% dari data tersebut kampung Sarmai Atas menjadi urutan ke 4 tertinggi dari
9 kampung yang ada di Distrik Namblong dan menjadi masalah kesehatan yang
utama di kampung Sarmai Atas.
Upaya pengendalian yang suda dilakukan oleh Puskesmas Namblong
dijabarkan melalui kegiatan pembrantasan sarang nyamuk (PSN) melaui 3M plus
(Menguras, Menutupi dan Mengubur) plus menabur bubuk abate dan kegiatan
laiinya seperti kelambunisasi, penyemprotan rumah, dan pemberdayaan
masyarakat dalam pengelolaan lingkungan. Pendistribusian kelambu di berikan
dua kali dalam setahun dan program Peningkatan kunjungan bumil ke fasilitas
pelayanan kesehatan dan cakupan program Gerakan Akselerasi Imunisasi
Nasional Universal Child Immunization (GAIN UCI). pelaksanaan program
integrasi tersebut diharapkan dapat menekan angka Annual Parasite Incidence
(API) dikampung Sarmai Atas dan diharapkan menurun.
Dipilihnya kampung Sarmai Atas sebagai tempat Asuhan komunitas karena
merupakan salah satu bentuk aplikatif mata ajaran asuhan keperawatan komunitas
pada program keperawatan dan kebidanan di Stikes Jayapura disamping itu pula
untuk melihat secara nyata pola prilaku kebiasaan hidup sehat pada masyarakat
kampung Sarmai Atas, dengan tujuan untuk meruba prilaku dan meningkatkan
pengetahuan tentang pola hidup sehat dari tidak tahu menjadi tahu, dan juga
membrikan pengetahuan kepada masyarakat dengan bentuk penyuluhan-
penyulahan dan mempraktikkan secara langsung bagaimana cara mengatasi
penyakit yang berhubungan dengan kesehatan lingkungan yang tidak sehat.

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 2


B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan keperawatan dan asuhan
kebidanan yang komunitas serta menerapkan manajemen keperawatan dan
kebidanan pada ibu, anak, keluarga dan masyarakat.

2. Tujuan Khusus
1) Bagi Mahasiswa Program Studi Kebidanan
a. Dapat membantu masyarakat dalam mengidentifikasi masalah-
masalah kesehataan yang terdapat dalam wilayahnya
b. Memberikan pendidikan, bimbingan dan penyuluhan pada
masyarakat.
c. Dapat membantu masyarakat dalam menanggulangi masalah
kesehatan.
d. Dapat melakukan penyuluhan kepada masyarakat.
e. Dapat melakukan pembinaan pada keluarga yang rentan terhadap
penyakit.

2) Bagi Mahasiswa Program Studi Keperawatan


a. Dapat membantu masyarakat dalam mengidentifikasi masalah-
masalah kesehatan yang terdapat dalam wilayahnya.
b. Memberikan pendidikan, bimbingan dan penyuluhan pada
masyarakat.
c. Dapat membantu masyarakat dalam menanggulangi masalah
kesehatan.
d. Dapat melakukan penyuluhan kepada masyarakat.
e. Dapat melakukan pembinaan pada keluarga yang rentan terhadap
penyakit

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 3


C. Manfaat
1. Bagi Masyarakat
Dapat menjadi bahan informasi sehingga dapat meningkatakan
pengetahuan masyarakat tentang gejala dan dampak masalah kesehatan
khususnya malaria, hipertensi, TBC, KB, PHBS, JKN, PMS dan pentingnya
Suntik TT bagi ibu hamil

2. Bagi Institusi Pendidikan


Menambah perbendaharaan kepustakaan dan dapat digunakan untuk
bahan pemblajaran bagi institusi pendidikan

3. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa lebih dapat memahami kendala-kendala yang ada di
masyarakat terutama masalah-masalah kesehatan yang terjadi di lingkungan
masyarakat

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 4


BAB II
TINJAUAN TEORI

KONSEP KOMUNITAS
A. Pengertian
Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat,
saling berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat
dan interest yang sama. Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang
tinggal di suatu lokasi yang sama dengan dibawah pemerintahan yang sama,
area atau lokasi yang sama dimana mereka tinggal, kelompok sosial yang
mempunyai interest yang sama (Riyadi, 2007).
Perawatan kesehatan adalah bidang khusus dari keperawatan yang
merupakan gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan
ilmu sosial yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik yang
sehat atau yang sakit secara komprehensif melalui upaya promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif serta resosialitatif dengan melibatkan peran serta aktif
dari masyarakat. Peran serta aktif masyarakat bersama tim kesahatan
diharapkan dapat mengenal masalah kesehatan yang dihadapi serta
memecahkan masalah tersebut (Elisabeth, 2007).

B. Konsep Keperawatan Komunitas


Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai
bagian integral pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi, psikologi,
social dan spiritual secara komprehensif, ditujukan kepada individu keluarga
dan masyarakat baik sehat maupun sakit mencakup siklus hidup manusia
(Riyadi, 2007).
Keperawatan komunitas ditujukan untuk mempertahankan dan
meningkatkan kesehatan serta memberikan bantuan melalui intervensi
keperawatan sebagai dasar keahliannya dalam membantu individu, keluarga,

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 5


kelompok dan masyarakat dalam mengatasi barbagai masalah keperawatan
yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari (Efendi, 2009).
Dalam rapat kerja keperawatan kesehatan masyarakat dijelaskan bahwa
keperawatan komunitas merupakan suatu bidang keperawatan yang
merupakan perpaduan antara keperawatan (Nursing) dan kesehatan
masyarakat (Public health) dengan dukungan peran serta masyarakat secara
aktif dan mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara
berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif
secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui proses keperawatan
(Nursing process) untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara
optimal sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan (Mubarak, 2005).
Perawatan komunitas adalah perawatan yang diberian dari luar suatu
institusi yang berfokus pada masyarakat atau individu dan keluarga
(Elisabeth, 2007).
Pada perawatan kesehatan masyarakat harus mempertimbangkan
beberapa prinsip, yaitu:
1. Kemanfaatan
Semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan manfaat
yang besar bagi komunitas. Intervensi atau pelaksanaan yang dilakukan
harus memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi komunitas, artinya
ada keseimbangan antara manfaat dan kerugian (Mubarak, 2005).
2. Kerjasama
Kerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat
berkelanjutan serta melakukan kerja sama lintas program dan lintas
sektoral (Riyadi, 2007).
3. Secara langsung
Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan
intervensi, klien dan lingkunganya termasuk lingkungan sosial,
ekonomi serta fisik mempunyai tujuan utama peningkatan kesehatan
(Riyadi, 2007).

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 6


4. Keadilan
Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau
kapasitas dari komunitas itu sendiri. Dalam pengertian melakukan
upaya atau tindakan sesuai dengan kemampuan atau kapasitas
komunitas (Mubarak, 2005).
5. Otonomi
Klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau
melaksanakan beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah
kesehatan yang ada (Mubarak, 2005).

Manusia sebagai sasaran pelayanan atau asuhan keperawatan dalam


praktek keperawatan. Sebagai sasaran praktek keperawatan klien dapat
dibedakan menjadi individu, keluarga dan masyarakat (Riyadi, 2007).
1. Individu sebagai klien
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari
aspek biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada
individu sebagai klien, pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya
mencakup kebutuhan biologi, sosial, psikologi dan spiritual karena
adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurang
kemauan menuju kemandirian pasien/ klien (Riyadi, 2007).
2. Keluarga sebagai klien
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat
secara terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara
perorangan maupun secara bersama-sama, di dalam lingkungannya
sendiri atau masyarakat secara keseluruhan. Keluarga dalam fungsinya
mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia dapat dilihat pada
Hirarki Kebutuhan Dasar Maslow yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman
dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri
(Riyadi, 2007).
3.

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 7


4. Masyarakat sebagai klien
Kesatuan hidup manusia yang brinteraksi menurut suatu sistem adat
istiadat tetentu yang bersifat terus menerus dan terikat oleh suatu
indentitas bersama (Riyadi, 2007).

Strategi pelaksanaan keperawatan komunitas yang dapat digunakan dalam


perawatan kesehatan masyarakat adalah :
1. Pendidikan kesehatan (Health Promotion)
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan
dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga
masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa
melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan
(Elisabeth, 2007).
2. Proses kelompok (Group Process)
Bidang tugas perawat komunitas tidak bisa terlepas dari kelompok
masyarakat sebagai klien termasuk sub-sub sistem yang terdapat di
dalamnya, yaitu: individu, keluarga, dan kelompok khusus, perawat
spesialis komunitas dalam melakukan upaya peningkatan, perlindungan
dan pemulihan status kesehatan masyarakat dapat menggunakan
alternatif model pengorganisasian masyarakat, yaitu: perencanaan
sosial, aksi sosial atau pengembangan masyarakat. Berkaitan dengan
pengembangan kesehatan masyarakat yang relevan, maka penulis
mencoba menggunakan pendekatan pengorganisasian masyarakat
dengan model pengembangan masyarakat (community development)
(Elisabeth, 2007).
3. Kerjasama atau kemitraan (Partnership)
Kemitraan adalah hubungan atau kerja sama antara dua pihak atau
lebih, berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan
atau memberikan manfaat. Partisipasi klien/masyarakat di konsep
tualisasikan sebagai peningkatan inisiatif diri terhadap segala kegiatan

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 8


yang memiliki kontribusi pada peningkatan kesehatan dan
kesejahteraan (Elisabeth, 2007).
4. Kemitraan antara perawat komunitas dan pihak-pihak terkait dengan
masyarakat digambarkan dalam bentuk garis hubung antara komponen-
komponen yang ada. Hal ini memberikan pengertian perlunya upaya
kolaborasi dalam mengkombinasikan keahlian masing-masing yang
dibutuhkan untuk mengembangkan strategi peningkatan kesehatan
masyarakat (Elisabeth, 2007).
5. Pemberdayaan (Empowerment)
Konsep pemberdayaan dapat dimaknai secara sederhana sebagai proses
pemberian kekuatan atau dorongan sehingga membentuk interaksi
transformatif kepada masyarakat, antara lain: adanya dukungan,
pemberdayaan, kekuatan ide baru, dan kekuatan mandiri untuk
membentuk pengetahuan baru (Elisabeth, 2007).

Sasaran dari perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga,


kelompok khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit yang mempunyai
masalah kesehatan atau perawatan (Effendy, 1998), sasaran ini terdiri dari :
1. Individu
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari
aspek biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada
individu sebagai klien, pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya
mencakup kebutuhan biologi, social, psikologi dan spiritual karena
adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurang
kemauan menuju kemandirian pasien/klien.
2. Keluarga
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat
secara terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara
perorangan maupun secara bersama-sama, di dalam lingkungannya
sendiri atau masyarakat secara keseluruhan. Keluarga dalam fungsinya
mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia dapat dilihat pada

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 9


Hirarki Kebutuhan Dasar Maslow yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman
dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri.
3. Kelompok khusus
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai
kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang
terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan.
4. Tingkat Komunitas
Pelayanan asuhan keperawatan berorientasi pada individu, keluarga
dilihat sebagai satu kesatuan dalam komunitas. Asuhan ini diberikan
untuk kelompok beresiko atau masyarakat wilayah binaan. Pada tingkat
komunitas, asuhan keperawatan komunitas diberikan dengan
mamandang komunitas sebagai klien.

C. Peran Perawat Komunitas (Provider Of Nursing Care)


Banyak peranan yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan
masyarakat diantaranya adalah :
1. Sebagai penyedia pelayanan (Care provider )
Memberikan asuhan keperawatan melalui mengkaji masalah
skeperawatan yang ada, merencanakan tindakan keperawatan,
melaksanakan tindakan keperawatan dan mengevaluasi pelayanan yang
telah diberikan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
2. Sebagai Pendidik dan konsultan (Nurse Educator and Counselor )
Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat baik di rumah, puskesmas, dan di masyarakat
secara terorganisir dalam rangka menanamkan perilaku sehat, sehingga
terjadi perubahan perilaku seperti yang diharapkan dalam mencapai
derajat kesehatan yang optimal.
Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan
mengatasi tatanan psikologis atau masalah sosial untuk membangun
hubungan interpersonal yang baik dan untuk meningkatkan

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 10


perkembangan seseorang. Di dalamnya diberikan dukungan emosional
dan intelektual.
3. Sebagai Panutan (Role Model)
Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh yang
baik dalam bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat tentang bagaimana tata cara hidup sehat yang dapat ditiru
dan dicontoh oleh masyarakat.
4. Sebagai pembela (Client Advocate)
Pembelaan dapat diberikan kepada individu, kelompok atau tingkat
komunitas. Pada tingkat keluarga, perawat dapat menjalankan
fungsinya melalui pelayanan sosial yang ada dalam masyarakat.
Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan
termasuk di dalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk klien,
memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hak-hak klien
(Mubarak, 2005).
Tugas perawat sebagai pembela klien adalah bertanggung jawab
membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari
berbagai pemberi pelayanan dan dalam memberikan informasi hal lain
yang diperlukan untuk mengambil persetujuan (Informed Concent ) atas
tindakan keperawatan yang diberikan kepadanya. Tugas yang lain
adalah mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus dilakukan
karena klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi
dengan banyak petugas kesehatan (Mubarak, 2005).
5. Sebagai Manajer kasus (Case Manager)
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola berbagai
kegiatan pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai dengan
beban tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.
6. Sebagai kolaborator
Peran perawat sebagai kolaborator dapat dilaksanakan dengan cara
bekerjasama dengan tim kesehatan lain, baik dengan dokter, ahli gizi,
ahli radiologi, dan lain-lain dalam kaitanya membantu mempercepat

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 11


proses penyembuhan klien Tindakan kolaborasi atau kerjasama
merupakan proses pengambilan keputusan dengan orang lain pada tahap
proses keperawatan. Tindakan ini berperan sangat penting untuk
merencanakan tindakan yang akan dilaksanakan (Mubarak, 2005).
7. Sebagai perencana tindakan lanjut (Discharge Planner)
Perencanaan pulang dapat diberikan kepada klien yang telah menjalani
perawatan di suatu instansi kesehatan atau rumah sakit. Perencanaan ini
dapat diberikan kepada klien yang sudah mengalami perbaikan kondisi
kesehatan.
8. Sebagai pengidentifikasi masalah kesehatan (Case Finder)
Melaksanakan monitoring terhadap perubahan-perubahan yang terjadi
pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang menyangkut
masalah-masalah kesehatan dan keperawatan yang timbul serta
berdampak terhadap status kesehatan melalui kunjungan rumah,
pertemuan-pertemuan, observasi dan pengumpulan data.
9. Koordinator Pelayanan Kesehatan (Coordinator of Services)
Peran perawat sebagai koordinator antara lain mengarahkan,
merencanakan dan mengorganisasikan pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada klien. Pelayanan dari semua anggota tim kesehatan,
karena klien menerima pelayanan dari banyak profesional (Mubarak,
2005).
10. Pembawa perubahan atau pembaharu dan pemimpin (Change Agent and
Leader )
Pembawa perubahan adalah seseorang atau kelompok yang berinisiatif
merubah atau yang membantu orang lain membuat perubahan pada
dirinya atau pada sistem. Marriner torney mendeskripsikan pembawa
peubahan adalah yang mengidentifikasikan masalah, mengkaji motivasi
dan kemampuan klien untuk berubah, menunjukkan alternative,
menggali kemungkinan hasil dari alternatif, mengkaji sumber daya,
menunjukkan peran membantu, membina dan mempertahankan

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 12


hubungan membantu, membantu selama fase dari proses perubahan dan
membimibing klien melalui fase-fase ini (Mubarak, 2005).
11. Pengidentifikasi dan pemberi pelayanan komunitas (Community Care
Provider And Researcher)
Peran ini termasuk dalam proses pelayanan asuhan keperawatan kepada
masyarakat yang meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi masalah kesehatan dan pemecahan masalah yang diberikan.
Tindakan pencarian atau pengidentifikasian masalah kesehatan yang
lain juga merupakan bagian dari peran perawat komunitas.

D. Konsep Masalah Kesehatan Komunitas


1. Kesehatan Lingkungan
Lingkungan dapat didefinisikan sebagai tempat pemukiman dengan
segala sesuatunya dimana organisme hidup beserta segala keadaan dan
kondisi yang secara langsung maupun tidak langsung disuga ikut
mempengaruhi tingkat kehidupan maupun kesehatan dari organisme
tersebut (Efendi, 2009).
Menurut WHO (2005), lingkungan merupakan suatu keseimbangan
ekologi yang harus ada antara manusia dengan lingkungan agar dapat
menjamin keadaan sehat dari manusia (Efendi, 2009).
Kesehatan lingkungan pada hakekatnya adalah suatu kondisi atau
keadaan lingkungan yang optimal sehingga mempengaruhi dampak
positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimal pula (Efendi,
1998).
Dalam mengatasi masalah kesehatan lingkungan, Pemerintah
menggalakkan Program Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
(STBM). Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Merupakan
Program Nasional yang bersifat lintas sektoral di bidang sanitasi.
Program Nasional STBM dicanangkan oleh Menteri Kesehatan RI pada
Agustus 2008.

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 13


Menurut WHO, terdapat 17 ruang lingkup kesehatan lingkungan yaitu
sebagai berikut:
a. Penyediaan air minum
b. Pengelolaan air buangan (limbah) dan pengendalian pencemaran
c. Pembuangan sampah padat
d. Pengendalian vector
e. Pencegahan atau pengandalian pencemaran tanah oleh ekskreta
manusia
f. Higiene makanan, termasuk higiene susu
g. Pengendalian pencemaran udara
h. Pengendalian radiasi
i. Kesehatan kerja
j. Pengendalian kebisingan
k. Perumahan dan pemukiman

Aspek kesehatan lingkungan dan transportasi udara


a. Perencanaan daerah dan perkotaan
b. Pencegahan kecelakaan
c. Rekreasi umum dan pariwisata
d. Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan
epidemi (wabah), bencana alam dan perpindahan penduduk
e. Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan

Menurut pasal 22 ayat 3 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992, terdapat


delapan ruang lingkup kesehatan lingkungan yaitu sebagai berikut:
a. Penyehatan air dan udara
b. Pengamanan limbah padat atau sampah
c. Pengamanan limbah cair
d. Pengamanan limbah gas
e. Pengamanan radiasi
f. Pengamanan kebisingan

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 14


g. Pengamanan vektor penyakit
h. Penyehatan dan pengamanan lainnya seperti pada situasi pasca
bencana

2. Perilaku Masyarakat
Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon seseorang
terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem
pelayanan kesehatan, makanan serta lingkungan. Batasan ini mempunyai
2 unsur pokok, yakni respon dan stimulus atau perangsangan. Respon
atau reaksi manusia, baik bersifat pasif (pengetahuan, persepsi dan sikap)
maupun bersifat aktif (tindakan yang nyata atau practice ). Sedangkan
stimulus atau rangsangan disini terdiri dari 4 unsur pokok, yakni: sakit
dan penyakit, sisitem pelayanan kesehatan, makanan dan lingkungan
(Wawan, 2010).
Perilaku yang mempengaruhi kesehatan dapat digolongkan dalam
dua kategori (Wawan, 2010), yaitu:
a. Perilaku yang terwujud secara sengaja dan sadar
b. Perilaku yang terwujud secara tidak sengaja atau tidak sadar

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 15


B. KONSEP KELUARGA
1. Pengertian
Keluarga adalah suatu system sosial yang berisi dua atau lebih orang
yang hidup bersama yang mempunyai hubungan darah, perkawinan atau
adopsi, tingga bersama dan saling menguntungkan, empunyai tujuan bersama,
mempunyai generasi peneus, saling pengertian dan saling menyayangi.
(Achjar, 2010).
Menurut Departemen Kesehatan RI (2011), keluarga merupakan unit
terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang
yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam
keadaan saling ketergantungan.

2. Struktur Keluarga
Struktur keluarga ada beberapa macam, diantaranya :
a. Patriakal, yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga
adalah dipihak ayah.
b. Matriakal, yang dominan dan memegang kekuasan dalam keluarga
adalah dipihak ibu.
c. Equalitarian, yang memegang kekuasan dalam keluarga adalah ayah dan
ibu.
d. Patrilokal, adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah suami.
e. Keluarga Kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi
pembinaan keluaraga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian
keluarga karena adanya hubungan dengan suatu atau istri.

3. Bentuk-Bentuk Keluarga
a. Nuclear Family (keluarga inti)
b. Adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak.
c. Extendet Family (Keluarga Besar)

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 16


d. Adalah keluarga inti di tambah dengan sanak saudara misalnya: nenek,
kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi, dan sebagainya.
e. Serial Family (Keluarga Berantai)
f. Adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih
dari 2x dan merupakan satu keluarga inti.
g. Single Family (Keluarga Duda atau Janda)
h. Adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.
Composite Family (Keluarga Berkomposisi)
i. Adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami atau hidup bersama.
j. Cahibitation Family (Keluarga habitas)
k. Adalah dua orang yang menjadi satu keluarga.

4. Peran Keluarga
Menurut Hartan dan Hunt peran keluarga terdiri dari sebagai berikut :
a. Peran Ayah.
Ayah sebagai suami dari istri dan ayah bagi anak-anaknya berperan
mencari nafkah, pendidikan, perlindungan dan member rasa aman
sebagai kepala keluarga, sebagai kelompok masyarakat.
b. Peran Ibu
Sebagai istri dan suami dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peran
mengurus rumah tangga pengasuh anak-anaknya dan sebagai satu
kelompok dari peran sentral darianggota masyarakat dan pencari nafkah
c. Peran Anak
Anak melaksanakan perahan psikososial sesuai tingkat perkembangan
baik,fisik, mental, social , dan spiritual.

5. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga sehari-hari menurut Horton dan Hunt yaitu :
a. Fungsi pengaturan seksual.
Yaitu keluarga merupakan wadah sah baik ditinjau dari agama maupun
maryarakat dalam pengetahuan dan pemuasan keinginan seksual.

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 17


b. Fungsi Reproduksi
Yaitu keluarga berfungsi menghasilkan anggota baru sebagai penerus
keturunan.
c. Fungsi Perlindungan dan Pemeliharaan
Yaitu memberikan perlindungan dan pemeliharaan terhadap stress.
d. Fungsi Pendidikan
Yaitu keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan
utama karena anak-anak mengenal pendidikan sejak lahir.
e. Fungsi Sosialisasi
Yaitu individu atau anggota keluargamempelajari kebiasaan ide-ide nilai
dan tingkah laku dalam masyarakat.Melalui lingkungan keluarga.
f. Fungsi Toleran dan Efektif
Yaitu apabila rasa cinta kasih saying dalam keluarga dapat dirasakan oleh
semua anggota maka anggota keluarga akan merasakan kesenangan
kegembiraan dan ketentraman sehingga mereka akan kerasan tinggal
dirumah maka keluarga merupakan tempat rekreasi bagi anggota
keluarga.
g. Fungsi Ekonomi.
Yaitu anggota keluarga sebagai penghasil ekonomi terutama orang tua
sedangkan anggota keluarga yang lain atau anak berfungsi sebagai
konsumen.
h. Fungsi Status Sosial
Yaitu suatu dasar yang menunjukan kedudukan atau status bagi anggota
nya

6. Tugas Keluarga
Pada dasarnya ada 8 tugas pokok dalam keluarga, yaitu :
a. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya
b. Pemeliharaan sumber-sumbr daya yang ada pada keluarga.
c. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan
kedudukannya masing-masing.

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 18


d. Sosialisasi antar anggota keluarga.
e. Pengaturan TOTAL anggota keluarga.
f. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.
g. Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih
luas.
h. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggota keluarga

7. Tahap Perkembangan Keluarga


Menurut Duval (1985) dalam Setiadi (2008), membagi keluarga dalam
8 tahap perkembangan, yaitu:
a. Keluarga Baru (Berganning Family)
Pasangan baru menikah yang belum mempunyai anak. Tugas
perkembangan keluarga tahap ini antara lain adalah :
1) Membina hubungan intim yang memuaskan.
2) Menetapkan tujuan bersama.
3) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok
social.
4) Mendiskusikan rencana memiliki anak atau KB.
5) Persiapan menjadi orang tua.
6) Memehami prenatal care (pengertisn kehamilan, persalinan dan
menjadi orang tua).
b. Keluarga dengan anak pertama < 30 bulan (Child Bearing).
Masa ini merupakan transisi menjadi orang tua yang akan menimbulkan
krisis keluarga. Studi klasik Le Master (1957) dari 46 orang tua
dinyatakan 17 % tidak bermasalah selebihnya bermasalah dalam hal :
1) Suami merasa diabaikan.
2) Peningkatan perselisihan dan argument.
3) Interupsi dalam jadwal kontinu.
4) Kehidupan seksusl dan social terganggu dan menurun.

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 19


c. Keluarga dengan Anak Pra Sekolah
Tugas perkembangannya adalah menyesuaikan pada kebutuhan pada
anak pra sekolah (sesuai dengan tumbuh kembang, proses belajar dan
kotak sosial) dan merencanakan kelahiran berikutnya. Tugas
perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1) Pemenuhan kebutuhan anggota keluarga.
2) Membantu anak bersosialisasi.
3) Beradaptasi dengan anak baru lahir, anakl yang lain juga terpenuhi.
4) Mempertahankan hubungan di dalam maupun di luar keluarga.
5) Pembagian waktu, individu, pasangan dan anak.
6) Merencanakan kegiatan dan waktu stimulasi tumbuh dan kembang
anak.
d. Keluarga dengan Anak Usia Sekolah (6 – 13 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1) Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, sekolah
dan lingkungan lebih luas.
2) Mendoprong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual.
3) Menyediakan aktivitas untuk anak.
4) Menyesuaikan pada aktivitas komuniti dengan mengikut sertakan
anak.
5) Memenuhi kebutuhan yang meningkat termasuk biaya kehidupan
dan kesehatan anggota keluarga.
e. Keluarga dengan Anak Remaja (13-20 tahun).
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1) Pengembangan terhadap remaja (memberikan kebebasan yang
seimbang dan brertanggung jawab mengingat remaja adalah seorang
yang dewasa muda dan mulai memiliki otonomi).
2) Memelihara komunikasi terbuka antara anak dan orange tua.hindari
perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.
3) Memelihara hubungan intim dalam keluarga.

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 20


4) Mempersiapkan perubahan system peran dan peraturan anggota
keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota
keluarga.
f. Keluarga dengan Anak Dewasa (anak 1 meninggalkan rumah).
Tugas perkembangan keluarga mempersiapkan anak untuk hidup mandiri
dan menerim,a kepergian anaknya, menata kembali fasilitas dan sumber
yang ada dalam keluarga, berperan sebagai suami istri, kakek dan nenek.
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini :
1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
2) Mempertahankan keintiman.
3) Menbantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di masyarakat.
4) Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian
anaknya.
5) Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga.
6) Berperan suami – istri kakek dan nenek.
7) Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagi
anak – anaknya.
g. Keluarga Usia Pertengahan (Midle Age Family).
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1) Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam mengolah
minat social dan waktu santai.
2) Memuluhkan hubungan antara generasi muda tua.
3) Keakrapan dengan pasangan.
4) Memelihara hubungan/kontak dengan anak dan keluarga.
5) Persiapan masa tua/ pension.
h. Keluarga Lanjut Usia.
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1) Penyesuaian tahap masa pension dengan cara merubah cara hidup.
2) Menerima kematian pasangan, kawan dan mempersiapkan kematian.
3) Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat.
4) Melakukan life review masa lalu.

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 21


BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PKL

A. Sejarah Kampung Sarmai Atas


Kampung Sarmai Atas berdiri pada tahun 1960 dan kepala kampung
pertama bernama Lot Irab yang menjabat 5 tahun dan bapak kepala kampung
yang ke 2 yaitu Bapak Hendrik yang menjabat 10 tahun. Tahun 2020 ini kampung
ini dikepalai oleh bapak Derek Irab yang merupakan kepala kampung yang ke 3.
Suku Kampung sarmai Atas terdiri dari 4 suku yaitu: Suku Yaung, Suku Mallo,
Suku Irap, Suku Yewi.

B. Data umum Desa


1. Nama Desa : Sarmai Atas
2. Kecamatan/Distrik : Namblong
3. Kabupaten : Jayapura
4. Provinsi : Papua
5. Alamat Kantor Desa : Sarmai Atas RT 02
6. Nama Kepala Desa : Derek Irab
7. Alamat Kepala Desa : Sarmai Atas

C. Keadaan Geografi
1. Luas Wilayah
Kampung Sarmai Atas kecamatan Namblong Kabupaten Jayapura
Provinsi Papua, dengan luas wilayah ±2,5 km/Htr dan dibagi atas dua RW
(Rukun Warga) dan tiga RT (Rukun Tetangga).
2. Kondisi Jalan dan Transportasi Yang Ada
Kondisi jalan pada kampung sarmai Atas sudah memuaskan dan sudah
bisa dilalui oleh kendaraan roda 2 dan roda 4.

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 22


3. Data Total Penduduk
Tabel 1. Disribusi Total Penduduk
N DATA KAMPUNG DATA MAHASISWA
KRITERIA
O 2019 2020
1 TOTAL penduduk 318 jiwa 240 jiwa
Jenis kelamin:
2 a. Laki-laki 159 jiwa 115 jiwa
b. Perempuan 159 jiwa 125 jiwa

TOTAL RW: - RT 1 : 16 KK RT 1 : 18 KK
a. RW I - RT 2 : 25 KK RT 2 : 19KK
3
b. RW II - RT 3 : 24 KK RT 3 : 17 KK
Total : 64 KK Total : 54 KK KK

(Sumber:Data Kampung 2019 dan Mahasiswa PKL 2020)


Interprestasi Data :
Berdasarkan tabel distribusi total penduduk data kampung ada 318 jiwa dan 64 KK.
Data mahasiswa ada 240 jiwa yang dimana terdiri dari 2 RW dan 3 RT. RT 01 terdiri
dari 18 KK, RT 02 terdiri dari 19 KK, dan RT 03 17 KK total keseluruan KK dari
pendataan mahasiswa 54 KK

4. Data Batas Wilayah


Tabel 2. Distribusi Batas Wilayah
BATAS DESA / KELURAHAN KECAMATAN
Sebelah Utara Desa Sarmai Bawa Namblong
Seblah selatan Desa Kalaisu Kemtuk Gresi
Sebelah Timur Desa Ibup Kemtuk Gresi
Sebelah barat Desa Imsar Nimboran
(Sumber data Kampung 2019)
Interprestasi Data :
Berdasarkan Tabel diatas dapat disimpulkan bahwa Kampung sarmai atas sebelah
utara berbatasan dengan desa sarmai bawah distrik namblong, kampung sarmai atas
sebelah selatan berbatasan dengan desa kalaisu distrik kemtuk gresi,kampung sarmai
atas sebelah timur berbatasan dengan desa ibup distrik kemtuk gresi, kampung
sarmai atas sebelah barat berbatasab dengan desa imsar distrik nimboran.

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 23


5. Denah Wilayah

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 24


(Gambar 1 Denah Wilayah)
6. Keadaan Wilayah
Keadaan wilayah di Kampung Sarmai Atas sebagian besar terdiri dari Tanah
Perkebunan.

D. Data Usia Dan Jenis Kelamin Penduduk


1. Berdasarkan data kampung 2019:
a. Laki-laki : 159 jiwa
b. Perempuan : 159 jiwa
c. Total : 318 jiwa
2. Berdasarkan pendataan mahasiswa
Tabel 3. Distribusi Batas Wilayah
PRESENTASE
UMUR TOTAL (N)
(%)
0-1 thn 6 2.5
1-5 25 10.4
6-11 44 18.3
12-16 24 10
17-25 28 11.6
26-35 45 10.8
36-45 23 9.6
46-55 16 6.66
56-65 16 6.66
65> 13 5.41
TOTAL 240 100%
(Sumber data : pendataan mahasiswa PKL 2020)
Interprestasi Data :
Berdasarkan TABEL diatas TOTAL penduduk berdasarkan umur dikampung
sarmai atas yang paling tertinggi yaitu pada umur 46 – 55 jiwa (10.8%) dan
TOTAL penduduk yang terendah berdasakan umur ada 6 jiwa (2.5%) dari total
keseluruan 240 penduduk

E. Data Tingkat Pendidikan Penduduk


DATA KAMPUNG DATA MAHASISWA
N
PENDIDIKAN TOTAL PERSENTAS TOTAL PERSENTASE
O
(N) E (%) (N) (%)
1 Tidak perna
- - 31 12,9
sekolah

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 25


2 PAUD - - 9 3,8
3 Belum sekolah - - 38 15,8
4 Tidak tamat SD - - 6 2,5
5 Sementara SD - - 23 9,6
6 Tamat SD 55 61,11 32 13,3
7 Sementara SMP - - 7 2,9
8 Tamat SMP 18 20 30 12,5
9 Sementara
- - 3 1,3
SMA
10 Tamat SMA 12 13.33 48 20
11 Tamat DII 3 3.33 5 2,1
12 Tamat S1 2 2.23 8 3,3
TOTAL 90 100%% 240 100%%
Tabel 4. Distribusi Pendidikan Penduduk
(Sumber data Kampung 2019 dan Mahasiswa PKL 2020)
Interprestasi Data :
Bedasarkan Tabel data pendidikan penduduk kampung sarmai atas dikampung 2019
dan data mahasiswa 2020 di dapatkan ada 31 jiwa yang tidak perna sekolah, 9 jiwa
yang masih PAUD, 38 jiwa yang belum sekolah, tidak tamat SD ada 6 jiwa, dan yang
sementara SD ada 23 jiwa, yang sementara SMP ada 7 orang, dan yang sudah
tamat 30 jiwa, yang masih sementara SMA terdapat 3 jiwa dan yang tamat SMA 38
jiwa, yang tamat D3 terdapat 5 jiwa 8 orang yang telah selesai pendidikan S1 dari
total keseluran 240 jiwa.

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 26


F. Data Mata Pencarian / Pekerjaan Penduduk
Tabel 5. Distribusi Mata Pencarian/Pekerjaan Penduduk
JENIS MATA
SUMBER PERSENTASE
NO PENCARIAN/ TOTAL (N)
DATA (%)
PEKERJAAN
1. Data Kampung (tidak ada data) - -
2. Data Mahasiswa a. PETANI 42 KK 77,80
b. IRT 3 KK 3,70
c. BURUH 2 KK 7,40
d. PNS 2 KK 5,55
e. PEGAWAI
4 KK 3,70
SWASTA
f. TIDAK
1 KK 1, 85
BEKERJA
TOTAL 54 KK KK 100%%
(Sumber data Kampung 2019 dan Mahasiswa PKL 2020)
Interprestasi Data :
Bedasarkan tabel diatas data pekerjaan penduduk yang didaptakan dari data kampung
2019 dan data mahasiswa 2020 didapatkan pekerjaan paling banyak yaitu petani dan 1
orang tidak bekerja dari total keseluruan 54KK yang ada di sarmai atas.

G. Data Kepemilikan Agama


Tabel 6. Distribusi Kepemilikan Agama
DATA MAHASISWA
N
AGAMA PRESENTASE
O TOTAL (N)
(%)
1 ISLAM - -
2 KATOLIK 3 1.2
3 PROTESTAN 237 98,8
TOTAL 240 100% %
(Data Mahasiswa PKL 2020)
Interprestasi Data :
Bedasarkan tabel diatas data kepemilikan agama yang didaptakan dari data kampung
2019 dan data mahasiswa 2020 agama terbanyak yang di anut oleh penduduk kampung
sarmai atas adalah Kristen Protestan yaitu 237 jiwa dan yang beragama katolik
terdapat 3 jiwa dari total 240 jiwa

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 27


H. Data Lembaga Organisasi Masyarakat
Tabel 7. Distribusi Kepemilikan Agama
NO JENIS ORGANISASI KETERANGAN
1 PKK ADA
2 BAMUSKAM ADA
ORGANISASI OLAHRAGA :
3 ADA
LAPANGAN VOLLY
4 DANA SEHAT ADA
(Sumber data Kampung 2019)
Interprestasi Data :
Bedasarkan tabel organisasi diatas yang didaptakan dari data kampung 2019 terdapat
3 oragnisasi yaitu PKK, BAMUSKAM, Organisasi olahraga dan terdapat juga dana
sehat yang ada disarmai atas

I. Letak Desa Terhadap Pusat Fasilitas Kota


1. Kota kecamatan : 4,5 Km, PP ditempuh 9 menit
2. Puskesmas terdekat : 3,5 Km, PP ditempuh 7 menit
3. RSUD terdekat : 54 KK Km, PP ditempuh 1 jam 8 menit
4. Jenis tranportasi : Roda 2 dan 4
5. Sarana umum komunikasi : Tidak ada Km, PP ditempuh - menit

J. Sumber Daya
1. Sarana Pendidikan Formal
a. Total TK :1
b. Total L SD :1
c. Total SLTP / Sederajad : Tidak ada
d. Total SLTA / Sederajad : Tidak ada
e. Total Madrasah : Tidak ada
2. Sarana Ibadah
a. Total Masjid / Mussollah : Tidak ada
b. Total Pura : Tidak ada
c. Total Gereja : 3 Gereja
3. Sarana Olahraga : 2 Lapangan Volly
K. Data Fasilitas Kesehatan Yang Ada Di Masyarakat

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 28


1. Puskesmas Induk : Puskesmas Namblong
2. Puskesmas Pembantu : Tidak ada
3. Puskesmas Keliling : Ada
4. Dokter Praktek : Tidak ada
5. Bidan Praktek : Tidak ada
6. Posyandu Lansia : Ada
7. Balai pengobatan : Ada
8. Polindes : Tidak ada
9. Pengobatan Tradisional : Tidak ada
10. Posyandu : Ada
11. Pos Obat desa : Tidak ada
12. Tanaman Obat Keluarga ( TOGA ) : Tidak ada

L. Data Tenaga Kesehatan Yang Ada Dimasyarakat


1. Dokter : 1 orang ( kontrak )
2. Bidan : 8 orang ( 7 PNS 1 magang)
3. Perawat / Mantri : 13 (5 PNS, 3 kontrak, 5 magang)
4. Kader Kesehatan : 2 orang
5. Dukun Paraji : Tidak ada
6. Guru UKS : Tidak ada
7. Petugas Gizi : Tidak ada
8. Lain – lain : Tidak ada

M. Data Angka Kematian Dalam 1 Tahun Terahir


1. Umum : 5 orang
Penyebab Kematian terbanyak : Malaria
2. Bayi :-
Penyebab Kematian terbanyak :-

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 29


3. BALITA : 1 orang
Penyebab Kematian terbanya : Malaria
4. Ibu hamil :-
Penyebab Kematian Terbanyak : -

N. Data Kelahiran Dalam 1 Tahun Terakhir


1. Hidup : 6 bayi
2. Meninggal : 0 bayi

O. TOTAL Balita Kurang Gizi


Normal : 25 Balita
Kurang gizi : 0 Balita

P. Nama Tokoh Masyarakat Formal


Tabel 8. Distribusi Toko Masyarakat Formal
NO NAMA JABATAN KETERANGAN
1 DEREK IRAB KEPALA KAMPUNG
2 YULIUS T YAUNG SEKERTARIS KAMPUNG
3 BASIAS MALLO BENDAHARA KAMPUNG
BERNABAS
4 KAUR PEMERINTAHAN
YAUNG
5 HANS WOUW KAUR UMUM
6 NEHEMIA YEWI KAUR KESRA
Sumber data Kampung 2019)
Interprestasi Data :
Bedasarkan tabel diatas data tokoh masyarakat formal penduduk yang
didaptakan dari data kampung 2019 terdapat 6 tokoh masyarakat formal
yang dimana Derek Irab sebagai kepalah kampung di Sarmai Atas yang
masih berjabat sampai saat ini

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 30


Q. Nama Tokoh Masyarakat Informal
Tabel 9. Distribusi Masyarakat Informal
NO NAMA JABATAN KETERAGAN
1 YOSEP YEWI KETUA BAMUSKAM
2 YULIANUS IRAB WAKIL KETUA BAMUSKAM
3 HABEL YAUNG SEKERTARIS BAMUSKAM
Sumber data Kampung 2019)
Interprestasi Data :
Bedasarkan tabel diatas data tokoh masyarakat informal penduduk yang didaptakan
dari data kampung 2019 terdapat 3 tokoh masyarakat informal yang ada di Sarmai
Atas dimana Yosep Yewi sebagai ketua Bamuskam yang diwakili oleh Yulianus Irab
selaku wakil ketua Bamuskam yang masih berjabat hingga saat ini

R. Sumber Air Minum Masyarakat


Mata Air ( PDAM)
S. Sumber Penerangan Masyarakat
PLN

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 31


BAB IV
PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTEK KOMUNITAS

A. Penyusunan Asuhan Keperawatan Komunitas


meliputi:
1. Pengumpulan data kesehatan masyarakat.
Pengumpulan data dilakukan secara acak dan mengambil sampel sebanyak 54
KK KK, menggunakan metode atau teknik wawancara langsung dengan
masyarakat yang dilaksanakan pada tanggal 23 sampai 28 Februari 2020 yaitu
pada soreh hari (Kuesioner terlampir) dan juga mengambil data dari Distrik
untuk data keadaan Geografi dan Demografi di Kampung Sarmai Atas
Kecamatan Namblong.
2. Analisa data dan prioritas masalah kesehatan masyarakat
3. Tabulasi data
4. Implementasi asuhan keperawatan masyarakat
5. Evaluasi asuhan keperawatan masyarakat

B. Tahap Pelaksanaan
1. Pengumpulan data
Kelompok 4 yang terdiri dari 15 orang bertanggungjawab melaksanakan
pengkajian di wilayah kampung Sarmai Atas dengan TOTAL kk sebanyak 54
KK setiap mahasiswa bertanggungjawab mengkaji sabanyak 4 KK. Hasil dari
pengkajian yang telah ditabulasi kami sajikan sebagai berikut :

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 32


a. Data Kesehatan Masyarakat.
1) Data Frekuensi Total Penduduk Berdasarkan Umur Di
Kampung Sarmai Atas (N)
Tabel 10. Distribusi total Penduduk Bedasarkan Umur
PRESENTASE
UMUR TOTAL (N)
(%)
0-1 thn 6 2.5
1-5 25 10.4
6-11 44 18.3
12-16 24 10
17-25 28 11.6
26-35 45 18.75
36-45 23 9.6
46-55 16 6.66
56-65 16 6.66
65> 13 5.41
TOTAL 240 JIWA 100%%

(Sumber data Mahasiswa PKL 2020)


Interprestasi Data :
Berdasarkan tabel di atas didapatkan data total penduduk di kampung
sarmai atas adalah 240 jiwa dengan TOTAL penduduk terbanyak berada
pada usia 26 – 35 tahun yaitu sebanyak 45 jiwa (18,75 %) dan paling
sedikit penduduk berusia 0 - 1 thn sebanyak 6 jiwa.

2) Data Frekuensi TOTAL Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin


Di Kampung Sarmai Atas (N)
Tabel 11. Distribusi total Penduduk Bedasarkan Jenis Kelamin
NO KRITERIA TOTAL (N) PRESENTASE (%)
1 LAKI – LAKI 115 JIWA 48
2 PEREMPUAN 125 JIWA 52
TOTAL 240 JIWA 100% %
(Sumber data Mahasiswa PKL 2020)
Interprestasi Data :
Berdasarkan tabel di atas didapatkan data total penduduk di kampong
Sarmai Atas adalah 240 jiwa dengan total penduduk terbanyak berada
pada jenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 125 denga persentase
(52%) sedangkan total pada laki – laki yaitu 115 jiwa (48%.)

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 33


3) Data Frekuensi Total Penduduk Berdasarkan Jenis Pendidikan
Di Kampung Sarmai Atas (N)
Tabel 12. Distribusi Total Penduduk Bedasarkan Pendidikan
(S DATA KAMPUNG DATA MAHASISWA
u NO PENDIDIKAN TOTAL PERSENTASE TOTAL PERSENTASE
m (N) (%) (N) (%)
be 1 TIDAK PERNA
- - 31 12,9
r SEKOLAH
2 PAUD - - 9 3,8
3 BELUM
- - 38 15,8
SEKOLAH
4 TIDAK
- - 6 2,5
TAMAT SD
5 SEMENTARA
- - 23 9,6
SD
6 TAMAT SD 55 61,11 32 13,3
7 SEMENTARA
- - 7 2,9
SMP
8 TAMAT SMP 18 20 30 12,5
9 SEMENTARA
- - 3 1,3
SMA
10 TAMAT SMA 12 13.33 48 20
11 TAMAT DII 3 3.33 5 2,1
12 TAMAT S1 2 2.23 8 3,3
data Kampung 2019 dan Mahasiswa PKL 2020)
Interprestasi Data :
Bedasarkan Tabel data jumlah pendidikan penduduk kampung sarmai atas pada
tahun tahun 2019 dan data mahasiswa 2020 di dapatkan ada 31 jiwa yang tidak
perna sekolah, 9 jiwa yang masih PAUD, 38 jiwa yang belum sekolah, tidak
tamat SD ada 6 jiwa, dan yang sementara SD ada 23 jiwa, yang sementara SMP
ada 7 orang, dan yang sudah tamat 30 jiwa, yang masih sementara SMA
terdapat 3 jiwa dan yang tamat SMA 38 jiwa, yang tamat D3 terdapat 5 jiwa 8
orang yang telah selesai pendidikan S1 dari total keseluran 240 jiwa.

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 34


4) Data Frekuensi Total Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan
Di Kampung Sarmai Atas (N)
Tabel 13. Distribusi Total Penduduk Bedasarkan Pekerjaan
N
JENIS PEKERJAAN TOTAL (N) PERSENTASE (%)
O
1 PNS 2 KK 5, 55
2 PETANI 42 KK 77. 88
3 BURUH 2 KK 5, 55
4 PEGAWAI SWASTA 4 KK 3, 70
5 IRT 3 KK 3, 70
6 TIDAK BEKERJA 1KK 1, 85
TOTAL 54 KK 100%
(Sumber data Mahasiswa PKL 2020)
Interprestasi Data :
Berdasarkan tabel di atas, tingkat pekerjaa terbanyak yaitu petani sebanyak
42 KK ( 77,88 %).Didapatkan data pekerjaan terendah yaitu pada PNS dan
buruh masing- masing 2 KK (5,55%).

5) Data Frekuensi Total Penduduk Berdasarkan Penghasilan


Penduduk Di Kampung Sarmai Atas (N)
Tabel 14. Distribusi Total Penduduk Bedasarkan Penghasilan
(S PENDAPATAN
NO TOTAL (N) PERSENTASE (%)
u PERBULAN
m 1 ˂ 500.000 37 KK 68,51
be
2 500.000 – 900.000 13 KK 24,07
r
3 ˃ 900.000 – 2.000.000 2 KK 3,71
4 ˃ 2.000.000 2 KK 3,71
TOTAL 54 KK 100%
data Mahasiswa PKL 2020)
Interprestasi Data :
Berdasarkan tabel di atas, tingkat pendapatan perbulan pada penduduk
kampung sarmai atas terbanyak yaitu ˂ 500.000 sebanyak 37 KK ( 68,51
%).Didapatkan data pendapatan terendah yaitu pada pada TOTAL pendapatan
˃ 900.000 – 2.000.000 sebanyak 2 KK (3,71%).

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 35


6) Data Frekuensi Berdasarkan Kematian Dalam 1 Tahun
Terakhir Di Kampung Sarmai Atas (N)
Tabel 15. Distribusi Bedasarkan Kematian 1 Tahun Terakhir
ANGKA KEMATIAN
PENYEBAB KEMATIAN
NO DALAM 1 TAHUN TOTAL
TERBANYAK
TERAKHIR
1 UMUM MALARIA 5
2 BAYI - -
3 BALITA MALARIA 1
4 IBU HAMIL - -
TOTAL 6

(Sumber data Mahasiswa PKL 2020)


Interprestasi Data :
Berdasarkan tabel di atas, tingkat pendapatan perbulan pada penduduk
kampung sarmai atas terbanyak yaitu ˂ 500.000 sebanyak 37 KK ( 68,51 %).
Didapatkan data pendapatan terendah yaitu pada pada total pendapatan ˃
900.000 – 2.000.000 sebanyak 2 KK (3,71%).

b. Data Kesehatan Ibu dan Anak


Distribusis frekuensi pemeriksaan kehamilan kehamilan terdiri dari
pemeriksaan kehamilan standan dan tidak standar. Pemeriksaan
kehamilan standar adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan
sebanyak 4 kali selama kehamilan yaitu satu kali pada trimester pertama,
satu kali pada trimesterke dua, dan dua kali pada trimester ke tiga.
Sedangkan pemeriksaan tidak stendar yaitu pemeriksaan kehamilan
kehamilan yang dilakukan kurang dari 4 kali.

1) Data Frekuensi Total Data Ibu Hamil Berdasarkan Usia


Kehamilan Di Kampung Sarmai Atas (N)
Tabel 16. Distribusi Bedasarkan Usia Kehamilan

USIA DATA PUSKESMAS DATA MAHASISWA


NO
KEHAMILAN TOTAL % TOTAL %

1 TM I 1 33.33 - -

2 TM II 2 66,67 2 100%

3 TM III - - - -

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 36


TOTAL 3 100% 2 100%
(Sumber data Puskesmas dan Mahasiswa PKL 2020)
Interprestasi Data :
Berdasarkan Tabel distribusi berdasarkan usia kehamilan diatas diperoleh
data dari puskesmas TM I ada 33.33% ibu hami dan TM II ada 66.67% ibu
hamil dan data yang di peroleh mahasiswa TM II ada 66.67% ibu hamil.
TOTAL ibu hanil berdasarkan UK dikampung Sarmai Atas. Data dari
puskesmas TM I ada 1 (33.33%) TM II ada 2 (66,.66%). Data dari mahasiswa
TM II ada 2 (100%%)

2) Data Frekuensi Total Data Ibu Hamil Berdasarkan ANC Di


Kampung Sarmai Atas (N)
ANC adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan oleh dokter
atau bidan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu
hamil dimana dikatakan lengkap jika seoeang ibu hamil
memeriksakan kehamilannuya minimal 4X selama hamil atau sesuai
dengan standar ANC.
Tabel 17. Distribusi Bedasarkan ANC
N DATA PUSKESMAS DATA MAHASISWA
STATUS ANC
O TOTAL % TOTAL %
1 LENGKAP 2 66.67 1 50
TIDAK
2 1 33.33 1 50
LENGKAP
TOTAL 3 100% 2 100%
(Sumber data Puskesmas dan Mahasiswa PKL 2020)
Interprestasi Data :
Berdasarkan tabel di atas, total ibu hanil berdasarkan ANC dikampung
Sarmai Atas. Data dari puskesmas yang lengkap ada 2 (66.66%) tidak lengkap
ada 1 (33.33%). Data dari mahasiswa ANC ada 1 (50%) dan yang tidak ANC
ada 1 (50%)
Dari data di atas dapat disimpulkan status ANC ibu hamil di sermai atas
sudah baik. Rata-rata mereka sudah 2- 3x memeriksakan kehamilnya di PKM.
ada 1 dari 3 ibu hamil yang tidak ANC dikarenakan ibu merasa malu dengan
kondsinya.

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 37


3) Data Frekuensi Total Data Ibu Hamil Berdasarkan Imunisasi
TT Di Kampung Sarmai Atas (N)
Imunisasi TT adalah vaksin yang diberikan kepada ibu hamil untuk
mencegah infeksi tetanus pada ibu dan bayi. Pemberian imunisasi
TT minimal 3x.
Tabel 18. Distribusi Bedasarkan TT
DATA PUSKESMAS DATA MAHASISWA
NO IMUNISASI TT
TOTAL % TOTAL %
1 LENGKAP 2 66,67 1 50
2 TIDAK LENGKAP - 0 -
3 TIDAK IMUNISASI 1 33,33 1 50
TOTAL 3 100% 2 100%
(Sumber data Puskesmas dan Mahasiswa PKL 2020)
Interprestasi Data :
Berdasarkan tabel di atas, total ibu hanil berdasarkan imunisasi TT
dikampung Sarmai Atas. Data dari puskesmas yang lengkap ada 2 (66.67%)
tidak lengkap ada 1 (33.33%). Data dari mahasiswa yang imunisasi ada 1
(50%) tidak imunisasi ada 1 (50%)

4) Data Frekuensi Total Data Ibu Hamil Berdasarkan Faktor


Resiko Di Kampung Sarmai Atas (N)
Tabel 19. Distribusi Bedasarkan Ibu Hamil Berdasarkan Faktor
Resiko
FAKTOR DATA PUSKESMAS DATA MAHASISWA
N
RISIKO
O TOTAL % TOTAL %
KEHAMILAN
1 ADA 1 33,33 1 50
2 TIDAK ADA 2 66,67 1 50
TOTAL 3 100% 2 100%
(Sumber data Puskesmas dan Mahasiswa PKL 2020)
Interprestasi Data :
Berdasarkan tabel di atas, total ibu hanil berdasarkan faktor resiko
dikampung Sarmai Atas. Data dari puskesmas yang beresiko ada 1 (33.33%)
tidak beresiko ada 2 (66.67%). Data dari mahasiswa yang beresiko ada 1
(50%) tidak beresiko ada 1 (50%)

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 38


5) Data Frekuensi Total Data Ibu Hamil Berdasarkan Status Gizi
Di Kampung Sarmai Atas (N)
Tabel 20. Distribusi Bedasarkan Ibu Hamil Berdasarkan Status Gizi
N KEADAAN GIZI DATA PUSKESMAS DATA MAHASISWA
O HAMIL TOTAL % TOTAL %
1 KEK 0 0 0 0
2 TIDAK KEK 3 100% 2 100%
TOTAL 3 100% 2 100%
(Sumber data Puskesmas dan Mahasiswa PKL 2020)
Interprestasi Data :
Berdasarkan tabel di atas, total ibu hanil berdasarkan status gizi dikampung
Sarmai Atas. Data dari puskesmas yang KEK ada 0 (0%) tidak KEK ada 3
(100%%). Data dari mahasiswa yang anemia ada 0 (0%) tidak anemia ada 2
(100%%)

6) Data Frekuensi Total Data Ibu Hamil Berdasarkan Anemia Di


Kampung Sarmai Atas (N)
Tabel 21. Distribusi Ibu Hamil Bedasarkan Anemia
DATA PUSKESMAS DATA MAHASISWA
NO HB
TOTAL % TOTAL %
1 ANEMIA 0 0 0 0
2 TIDAK ANEMIA 3 100% 2 100%
TOTAL 3 100% 2 100%
(Sumber data Puskesmas dan Mahasiswa PKL 2020)
Interprestasi Data :
Berdasarkan total di atas, total ibu hanil berdasarkan anemia dikampung
Sarmai Atas. Data dari puskesmas yang anemia ada 0 (0%) tidak anemia ada
3 (100%%). Data dari mahasiswa yang anemia ada 0 (0%) tidak anemia ada 2
(100%%)

7) Data Frekuensi Total Data Ibu Hamil Berdasarkan Rencanan


Persalinan Di Kampung Sarmai Atas (N)
Tabel 22. Distribusi Ibu Hamil Bedasarkan Anemia
DATA
N RENCANA DATA PUSKESMAS
MAHASISWA
O PERSALINAN
TOTAL % TOTAL %
1 NAKES 3 100% 2 100%
2 NON NAKES 0 0 0 0
TOTAL 3 100% 2 100%
(Sumber data Puskesmas dan Mahasiswa PKL 2020)

Interprestasi Data :

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 39


Berdasarkan Tabel di atas, Total ibu hanil berdasarkan rencana persalinan
dikampung Sarmai Atas. Data dari puskesmas yang NAKES ada 3 (100%%)
NON NAKES ada 0 (0%). Data dari mahasiswa yang NAKES ada 2 (100%
%) NON NAKES ada 0 (0%)

8) Data Frekuensi Total Berdasarkan Status Neonatus Di


Kampung Sarmai Atas (N)
Tabel 23. Distribusi Ibu Hamil Bedasarkan Neonatus
DATA PUSKESMAS DATA MAHASISWA
NO NEONATUS
TOTAL % TOTAL %
1 ADA 1 100% 1 100%
2 TIDAK ADA 0 0 0 0
TOTAL 1 100% 1 100%
(Sumber data Puskesmas dan Mahasiswa PKL 2020)
Interprestasi Data :
Berdasarkan Tabel di atas, Total neonates berdasarkan status neonatus
dikampung Sarmai Atas. Data dari puskesmas yang neonatus ada 1 (100%)
tidak ada 0 (0%). Data dari mahasiswa yang neonatus ada 1 (100%%) tidak
ada 0 (0%)

9) Data Frekuensi Total Data Ibu Nifas Di Kampung Sarmai Atas


(N)
Tabel 24. Distribusi Ibu Nifas
N DATA PUSKESMAS DATA MAHASISWA
NIFAS
O TOTAL % TOTAL %
1 ADA 1 100% 1 100%
2 TIDAK ADA 0 - 0
TOTAL 1 100% 1 100%
(Sumber data Puskesmas dan Mahasiswa PKL 2020)
Interprestasi Data :
Berdasarkan tabel di atas, total ibu nifas dikampung Sarmai Atas. Data
dari puskesmas yang ada 1 (100%%) yang tidak ada 0 (0%). Data dari
mahasiswa yang ada 1 (100%) yang tidak ada 0 (0%)

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 40


10) Data Frekuensi Total Data Yang Menyusui Di Kampung Sarmai
Atas (N)
Tabel 25. Distribusi Ibu Hamil Bedasarkan Menyusui
DATA PUSKESMAS DATA MAHASISWA
NO MENYUSUI
TOTAL % TOTAL %
1 IYA 1 100% 1 100%
2 TIDAK 0 0 0 0
TOTAL 1 100% 1 100%
(Sumber data Puskesmas dan Mahasiswa PKL 2020)
Interprestasi Data :
Berdasarkan tabel di atas, total ibu yang menyusui dikampung Sarmai
Atas. Data dari puskesmas yang menyusui ada 1 (100%) tidak menyusui
ada 0 (0%). Data dari mahasiswa yang menyusui ada 1 (100%) tidak
menyusui ada 0 (0%)

11) Data Frekuensi Total Data Ibu Yang Bersalin Di Kampung


Sarmai Atas (N)
Tabel 26. Distribusi Ibu Bedasarkan Ibu yang Bersalin
DATA PUSKESMAS DATA MAHASISWA
NO BERSALIN
TOTAL % TOTAL %
1 IYA 1 100% 1 100%
2 TIDAK 0 0 0 0
TOTAL 1 100% 1 100%
(Sumber data Puskesmas dan Mahasiswa PKL 2020)
Interprestasi Data :
Berdasarkan tabel di atas, total ibu yang bersalin dikampung Sarmai
Atas. Data dari puskesmas yang bersalin dikampung ada 1 (100%) tidak
bersalin dikampung ada 0 (0%). Data dari mahasiswa yang bersalin
dikampung ada 1 (100%) tidak bersalin dikampung ada 0 (0%)

12) Data Frekuensi Akseptor KB Berdasarkan Usia Ibu Pus Di


Kampung Sarmai Atas (N)
Tabel 27. Distribusi Akseptor KB Bedasarkan Usia Ibu Pus
NO AKSEPTOR KB TOTAL (N) PERSENTASE (%)
1 WANITA BER-KB 1 3,70
WANITA TIDAK BER-
2 26 96,30
KB
TOTAL 27 100%
(Sumber data Mahasiswa PKL 2020)
Interprestasi Data :

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 41


Berdasarkan tabel di atas, tingkat penggunaan alat kontrasepsi KB
sebanyak 1 orang dan yang tidak menggunakan KB ada 26 dapat
disimpulkan bahwa lebih banyak yang tidak menggunakan KB disbanding
dengan yang menggunakan KB

13) Data Frekuensi Jenis KB Yang Digunakan Akseptor KB Di


Kampung Sarmai Atas (N)
Tabel 28. Distribusi Ibu yang menggunakan Akseptor KB
JENIS PERSENTASE
NO TOTAL (N)
KONTRASEPSI (%)
1 SUNTIK 1 ORANG 100%
2 PIL - -
3 SUSUK - -
4 IUD - -
5 TUBEKTOMI - -
TOTAL 1 100%

(Sumber data Mahasiswa PKL 2020)


Interprestasi Data :
Berdasarkan tabel di atas, tingkat penggunaan alat kontrasepsi KB suntik
sebanyak 1 orang seangkan alat kontrasepsi lainnya seperti pil, susuk,
IUD, Tubektami tidak ada yang menggunakan.

14) Data Frekuensi Kesehatan Balita Di Kampung Sarmai Atas (N)


Tabel 29. Distribusi Balita
PRESENTASE
NO TOTAL TOTAL
%
1 BALITA 25 100%
TOTAL 25 100%

(Sumber data Mahasiswa PKL 2020)


Interprestasi Data :
Berdasarkan Tabel distribusi balita diatas diperoleh data yaitu ada 24
balita (100%) yang ada di kampung sarmai atas

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 42


15) Data Frekuensi Kesehatan Status Gizi Balita Di Kampung
Sarmai Atas (N)
Tabel 30. Distribusi Status Gizi Balita
PRESENTASE
NO KRITERIA TOTAL
( %
1 KURANG GIZI - -
2 NORMAL 25 100%
3 OBESITAS - -
TOTAL 25 100%

(Sumber data Mahasiswa PKL 2020)


Interprestasi Data :
Berdasarkan Tabel distribusi status gizi balita diatas diperoleh data dari
25 balita tidak ada yang mengalami kurang gizi.

16) Data Frekuensi Kesehatan Balita Mempunyai KMS Di


Kampung Sarmai Atas (N)
Tabel 31. Distribusi Balita yang mempuanyai KMS
PRESENTASE
NO KRITERIA TOTAL
%
1 MEMPUNYAI KMS 25 100%
TIDAK MEMPUNYAI
2 - -
KMS
TOTAL - 100%
(Sumber data Mahasiswa PKL 2020)
Interprestasi Data :
Berdasarkan Tabel distribusi balita yang mempunya KMS , diperoleh data
dari 25 Balita semuanya memiliki KMS.

c. Data Kebutuhan Dalam Hidup Sehari-Hari


1) Data Frekuensi Kebutuhan Nutrisi Di Kampung Sarmai Atas
(N)
Tabel 32. Distribusi Kebutuhan Nutrisi
PERSENTASE
NO PENGOLAHAN TOTAL (N)
(%)
1 MASAK 54 KK 100%
2 TIDAK MASAK - -
TOTAL 54 KK 100%
(Sumber data Mahasiswa PKL 2020)

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 43


Interprestasi Data :
Distribusi kesehatan lingkungan berdasarkan air minum penduduk
kampung sarmai atas. Tinggakat pengolahan air minum 100KK semuanya
mengolah air minum dengan cara dimasak.

2) Data Frekuensi Kebutuhan Nutrisi Cara Penyajian Makanan Di


Kampung Sarmai Atas (N)
Tabel 33. Distribusi Cara Penyajian Makanan
PERSENTASE
NO PENYAJIAN TOTAL (N)
(%)
1 TERBUKA 10 18,51
2 TERTUTUP 44 81,49
3 KADANG-KADANG TERTUTUP - -
TOTAL 54 KK 100%
(Sumber data Mahasiswa PKL 2020)
Interprestasi Data:
Berdasarkan Tabel distribusi cara penyajian makanan diperoleh data
yaitu ada 44 KK (81.51%) yang cara penyajian makanannya dengan
cara tertutup da nada 10 KK (18.51) yang cara penyajian makanannya
dengan cara terbuka

3) Data Frekuensi Kebutuhan Nutrisi Pantangan Makanan Di


Kampung Sarmai Atas (N)
Tabel 34. Distribusi Pantangan Makanan
PANTANGAN PERSENTASE
NO TOTAL (N)
MAKANAN (%)
1 ADA 54 KK 100%
2 TIDAK ADA - -
TOTAL 54 KK 100%
(Sumber data Mahasiswa PKL 2020)
Interprestasi Data:
Berdasarkan Tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 54KK semua
penduduk Kampung sarmai atas tidak memiliki pantangan makanan

4) Data Frekuensi Kebiasaan Keluarga Mengelola Air Minum Di


Kampung Sarmai Atas (N)
Tabel 35. Distribusi Cara Pengelolaan Air Minum
N PENGELOLAAN PERSENTASE
TOTAL (N)
O AIR MINUM (%)
1 MASAK 54 KK 100%
2 TIDAK MASAK - -
3 GALON - -
TOTAL 54 KK 100%
(Sumber data Mahasiswa PKL 2020)
Interprestasi Data:

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 44


Berdasarkan Tabel distribusi pengolahan air minum diatas diperoleh data
yaitu dari 54 KK semua mengolah air minum dengan cara di masak.

5) Data Frekuensi Kebiasaan Keluarga Mengelola Makanan Di


Kampung Sarmai Atas (N)
Tabel 36. Distribusi Cara Pengelolaan Makanan
PENGELOLAAN PERSENTASE
NO TOTAL (N)
MAKANAN (%)
1 DI CUCI BARU DIPOTONG 30 55,55
2 TIDAK DICUCI 1 1,85
DI POTONG-POTONG BARU
3 23 42,60
DICUCI
TOTAL 54 KK 100%%
(Sumber data Mahasiswa PKL 2020)
Interprestasi Data:
Berdasrka Tabel distribusi cara pengolahan makan diatas dapat
disimpulkan yaitu cara pengolahan makan dengan cara di cuci baru
dipotong ada 30 KK (55.55%) dan terdapat 1 KK yang pengelolaan
makanan tidak dicuci

d. Istirahat Dan Tidur


1) Data Frekuensi Kebiasaan Keluarga Istirahat Siang Kampung
Sarmai Atas (N)
Tabel 37. Distribusi Kebiasaan Istirahat Siang
KEBIASAAN PERSENTASE
NO TOTAL (N)
TIDUR SIANG (%)
1 YA 38 70,40
2 TIDAK 16 29,60
TOTAL 54 KK 100%%
(Sumber data Mahasiswa PKL 2020)
Interprestasi Data
Berdasrkan Tabel distribusi kebiadan tidur siang diatas diperoleh data
yaitu yang mempunya kebiasaan tidur sinag ada 38 KK (70.40%) dan
yang tidak mempunya kebiasaan tidur siang ada 16 KK (29.60%).

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 45


2) Data Frekuensi Kamar Tidur Masing-Masing Di Kampung
Sarmai Atas (N)
Tabel 38. Distribusi Kamar Tidur
PERSENTASE
NO KAMAR TIDUR TOTAL (N)
(%)
1 YA 40 74,10
2 TIDAK 14 25,90
TOTAL 54 KK 100%%
(Sumber data Mahasiswa PKL 2020)
Interprestasi Data
Berdasarkan Tabel distribusi kamar tidur diatas diperoleh data yaitu ada
40 KK (74.10%) yang memiliki kamar tidur masing – masing tiap anggota
keluarga dan ada 14 KK (25.90%) tidak memiliki kamar tidur masing –
maasing artinya setiap anggota krluarga tidurnya bersama

e. Data Status Sosial Ekonmi


Data Frekuensi Pendapatan Keluarga Di Kampung Sarmai Atas (N)
Tabel 39. Distribusi Pendapatan Keluarga
N PENDAPATAN PERSENTASE
TOTAL (N)
O PERBULAN %
1 ˂ 500.000 37 68,51
2 500.000 – 900.000 13 24,07
3 ˃ 900.000 – 2.000.000 2 3,71
4 ˃ 2.000.000 2 3,71
TOTAL 54 KK 100% %

(Sumber data Mahasiswa PKL 2020)


Interprestasi Data
Berdasarkan Tabel distribusi pendapatan / pengahasilan diatas
diperileh data yaitu ada 37 KK (68.51%)yang memiliki penghalisan <
500. 000 dan ada 2 KK (3.71%)yang memiliki penghasilan > 2.000.000

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 46


f. Data Lingkungan
1) Data Frekuensi Jenis Rumah Di Kampung Sarmai Atas (N)
Tabel 40. Distribusi Jenis Rumah
KAMAR PERSENTASE
NO TOTAL (N)
TIDUR (%)
1 PAPAN 47 87,03
2 BATU 7 12,97
3 SEMI - -
TOTAL 54 KK 100%
(Sumber data Mahasiswa PKL 2020)
Interprestasi Data:
Berdasarkan Tabel data frekuensi jenis rumah diatas diperoleh data
tingkat tertinggi yaitu jenis rumuh dengan kategori papa ada 47 KK
(87.03%) sedangkan data terendah yaitu rumah dengan kategori Batu
ada 7 KK (12.97%)

2) Data Frekuensi Jenis Bangunan Di Kampung Sarmai Atas (N)


Tabel 41. Distribusi Jenis Bangunan
N KAMAR PERSENTASE
TOTAL (N)
O TIDUR (%)
1 PERMANEN 28 51,86
SEMI
2 18 33,33
PERMANEN
3 NON PERMANEN 8 14,81
TOTAL 54 KK 100%
(Sumber data Mahasiswa PKL 2020)
Interprestasi Data:
Berdasarkan Tabel distribusi jenis banguan diatas diperoleh data tingkat
tertinggi jenis bangunan yaitu pada jenis bangunan permanen ada 28
KK (51.86%) dan tingkat terendah yaitu pada jenis bangunan non
permanen ada 8 KK (14.81)

3) Data Frekuensi Status Kepemilikan Rumah Di Kampung


Sarmai Atas (N)
Tabel 42. Distribusi Kepemilikan Rumah
N PERSENTASE
STATUS RUMAH TOTAL (N)
O (%)
1 MILIK PRIBADI 54 KK 100%
2 NUMPANG - -
3 SEWA/KONTRAKAN - -
TOTAL 54 KK 100%
(Sumber data Mahasiswa PKL 2020)
Interprestasi Data:

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 47


Berdasarkan Tabel distribusi kepemilikan rumah diatas yaitu diperoleh data
dari 54 KK semuanya memiliki rumah milik pribadi.

4) Data Frekuensi Ventilasi Rumah Di Kampung Sarmai Atas (N)


Tabel 43. Distribusi Ventilasi Rumah
N VENTILASI PERSENTASE
TOTAL (N)
O RUMAH (%)
1 CUKUP 46 85,19
2 TIDAK CUKUP 8 14,81
TOTAL 54 KK 100%
(Sumber data Mahasiswa PKL 2020)
Interprestasi Data:
Berdasarkan Tabel distribusi ventilasi rumah diatas diperoleh data yaitu
tingkat tertinggi yang menggunakan ventilasi dengan kategori cukup ada
46 KK (85.19%)dan tingkat terendah yaitu pada kategoti ventilasi yang
tidak cukup ada 8 KK (14.81%)

5) Data Frekuensi Pencahayaan Dalam Rumah Di Kampung


Sarmai Atas (N)
Tabel 44. Distribusi Pencahayaan Dalam Rumah
N PENCAHAYAAN PERSENTASE
TOTAL (N)
O DALAM RUMAH (%)
1 TERANG 46 85,19
2 GELAP 8 14,81
TOTAL 54 KK 100%
(Sumber data Mahasiswa PKL 2020)
Interprestasi Data :
Berdasarkan Tabel distribusi pencahayan rumah diatas diperoleh data
yaitu tingkat tertinggi yaitu pada katergori terang ada 46 KK (85.19%)
dan tingkat terendah yaitu pada kategori gelap ada 8 KK (14.81%)

6) Data Frekuensi Sumber Penerangan Di Kampung Sarmai Atas


(N)
Tabel 45. Distribusi Pencahayaan Dalam Rumah
N SUMBER PERSENTASE
TOTAL (N)
O PENERANGAN (%)
1 PLN 52 96,30
2 LILIN 2 3,70
3 PLTS - -
TOTAL 54 KK 100%
(Sumber data Mahasiswa PKL 2020)
Interprestasi Data

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 48


Berdasarkan TABEL distribusi pencahayaan dalam rumah diperoleh data
tingkat tertinggi pemkaian pencahayaan mengunakan PLN ada 52 KK
(96.30%) dan tingkat terendah yaitu pada pencahayaan menggunakan lilin
ada 2 KK (3. 70 %)

7) Data Frekuensi Lantai Rumah Di Kampung Sarmai Atas (N)


Tabel 46. Distribusi Lantai Rumah
N PERSENTASE
KATEGORI TOTAL (N)
O (%)
1 KAYU/PAPAN 6 11,11
2 SEMEN 46 85,19
3 TEHEL/KRAMIK 2 3,70
TOTAL 54 KK 100%
(Sumber data Mahasiswa PKL 2020)
Interprestasi Data
Berdasarkan Tabel distribusi lantai rumah diatas diperoleh data yaitu
tingkat tertinggi Yaitu pada kategori lantai rumah semen ada 46 KK
(85.19%) dan tingkat terendah yaitu pada ketegori lantai rumah dangan
tehel/keramik ada 2 KK (3.70%)

8) Data Frekuensi Sumber Air Bersih Di Kampung Sarmai Atas


(N)
Tabel 47. Distribusi Sumber Air Bersih
N SUMBER PERSENTASE
TOTAL (N)
O AIR BERSIH (%)
1 MATA AIR 54 KK 100%
2 SUMUR - -
3 AIR HUJAN - -
TOTAL 54 KK 100%
(Sumber data Mahasiswa PKL 2020)
Interprestasi Data
Berdasarkan Tabel distribusi sumber air bersi diatas diperoleh data yaitu
tingkat pemakaian air yaitu seluruh warga di kampung sarmai atas 54 KK
(100% %)

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 49


9) Data Frekuensi Kebersihan Lingkungan Di Kampung Sarmai
Atas (N)
Tabel 48. Distribusi Kebersihan Lingkungan
KEBERSIHAN
N PERSENTASE
LINGKUNGAN TOTAL (N)
O (%)
RUMAH
1 BERSIH 9 16,66
2 CUKUP 44 81,49
3 KOTOR 1 1,85
TOTAL 54 KK 100%
(Sumber data Mahasiswa PKL 2020)
Interprestasi Data
Berdasarkan TABEL distribusi kebersihan lingkungn diperoleh data
tingkat tertinggi kategori lingkungan rumah yang cukup bersih ada 44 KK
(81.49) dan tingkat terendah kebersihan lingkungn rumah pada ketegori
lingkungan rumah bersih yaitu ada 9 KK (16.66%) dan kategori kotor ada
1 KK (1.85%)

10) Data Frekuensi Penanganan Sampah Di Kampung Sarmai Atas


(N)
Tabel 49. Distribusi Penanganan Sampah
N PENANGANAN PERSENTASE
TOTAL (N)
O SAMPAH (%)
1 BAKAR 47 87,03
2 TANAM 1 1,86
3 TEMPAT TERBUKA 6 11,11
TOTAL 54 KK 100%
(Sumber data Mahasiswa PKL 2020)
Interprestasi Data
Berdasarkan Tabel distribusi penanganan sampah diatas diperoleh data
yaitu ada 47 KK (87.03)yang cara penangan sampahnya dengan cara di
bakar dan ada 6 KK yang penanganan sampahnya dengan cara dibuang
sembarang di tempat terbuka.

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 50


11) Data Frekuensi Saluran Pembuangan Air Limbah Di Kampung
Sarmai Atas (N)
Tabel 50. Distribusi Saluran Pembuangan Air Limbah
N PERSENTASE
SPAL TOTAL (N)
O (%)
1 SEMBARANGAN 51 94,44
2 EMPANG 3 5,56
3 SELOKAN - -
TOTAL 54 KK 100%
(Sumber data Mahasiswa PKL 2020)
Interprestasi Data
Berdasakan TABEL distribusi saluran pembuangan air limbah diatas
diperoleh data tingkat tertinggi pada pembuanga limbah dangan kategori
sembarang yaitu ada 51 kk (94.44%) dan tingkat terendah pembungan
limbah dengan kategori empang ada 3 KK (5.56%)

12) Data Frekuensi Saluran Pembuangan Tinja Di Kampung


Sarmai Atas (N)
Tabel 51. Distribusi Saluran Pembuangan Tinja
N PERSENTASE
SPAL TOTAL (N)
O (%)
1 SEPTIK 49 90,74
2 SUNGAI 3 5,56
3 CEMPLUNG 2 3,70
TOTAL 54 KK 100%
(Sumber data Mahasiswa PKL 2020)
Interprestasi Data
TABEL berdasarkan Tabel distribusi saluran pembuangan tinja diatas
diperoleh data yaitu tingkat tertinggi saluran pembuangan tinja dangan
kategori SEPTIK ada 49 KK (90.74%) dan ada 2 KK (3.70%)yang masih
dalam kategori cemplung

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 51


PENDATAAN MAHASISWA
BERDASARKAN 12 INDIKATOR PIS – PK

Tabel 52 KK. Distribusi Ibu Yang Menggunakan Akseptor KB


( DATA PERSENTASE DATA PERSENTASE
S NO KRITERIA
PKM % MAHASISWA %
u 1 AKSEPTOR 16 36,36 1 3,7
m NON
b 2 28 63,64 26 96,3
AKSEPTOR
e TOTAL 44 JIWA 100% 27 JIWA 100%
r
data Mahasiswa PKL 2020)
Interprestasi Data :
Berdasarkan TABEL di atas, distribusi KB di kampung Sarmai Atas,
Berdasarkan data PKM dari 44 jiwa WUS yang menggunakan KB hanya 16
jiwa (36.36%)dan yang tidak menggunakan KB ada 28 jiwa(96.3%)yang tidak
menggunkan KB. Berdasarkan data mahasiswa dari 27 jiwa WUS terdata
Cuma 1 (3,7%) WUS yang menggunakan KB dan terdata 26 (96,3%)WUS yang
tidak mengunakan KB

Tabel 53. Destributor Berdasarkan Usia Kehamilan Dikampung Sarmi


Atas
(Su
USIA PRESENTASE
mb NO TOTAL (N)
KEHAMILAN (%)
er
1 TM I - -
2 TM II 2 100%
3 TM III - -
TOTAL 2 100%
data Mahasiswa PKL 2020)
Interprestasi Data :
Berdasarkan TABEL di atas, distribusi penduduk berdasarkan usia kehamilan
dikampung sarmai atas. Data dari kampus ada 2 yang ibu hamil yang dalam
TM II

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 52


Tabel 54. Distributor Bayi Yang Mendapatkan Imunisasi Lengkap
DATA PERSENTASE DATA PERSENTAS
NO BAYI
PKM (%) MAHASISWA E (%)
IMUNISASI
1 3 100% 6 100%
LENGKAP
IMUNISASI
2 TIDAK 0 - 0
LENGKAP
TOTAL 3 6 100%
(Sumber data Puskesmas dan Mahasiswa PKL 2020)
Interprestasi Data :
Berdasarkan TABEL di atas, distribusi kesehatan lingkungan berdasarkan KMS
pada bayi penduduk di kampung sarmai atas berdasarkan data dari PKM ada 3
bayi (100%) yang imunisasinya lengkap dan tidak ada yang imunisasinya tidak
lengkap. Berdasarkan data mahasiswa ada 6 bayi yang imunisasinya lengkap dan
tidak ada bayi yang imunisasinya tidak lengkap

Tabel 55. Distribusi Bayi Mendapatkan Asi Eklusif


DATA PRESENTASE DATA PERSENTASE
NO BAYI
PKM (%) MAHASISWA (%)
1 ASI 2 66.67 3 50
TIDAK
2 1 33.33 3 50
ASI
TOTAL 3 100% 6 100%
(Sumber data Puskesmas dan Mahasiswa PKL 2020)
Interprestasi Data :
Berdasarkan TABEL di atas, distribusi bayi yang mendapatkan ASI eklusif data
dari PKM dari 3 bayi terdapat 2 bayi yang asi eklusif dan ter dapat 1 bayi yang
tidak ASI eklusif berdasarkan data mahasiswa dari terdapat 6 bayi ,yang ASI
eklusif ada 3 (50%)yang tidak ASI eklusif ada 3(50%)

Tabel 56. Distrubusi Pemantauan Tumbuh Kembang Bayi


DATA PERSENTASE DATA PERSENTASE
NO BAYI
PKM (%) MAHASISWA (%)
1 DIPANTA
17 68.00 15 60
U
2 TIDAK
8 32.00 10 40
PANTAU
TOTAL 25 100% 25 100%
(Sumber data Puskesmas dan Mahasiswa PKL 2020)
Interprestasi Data :

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 53


Berdasarkan TABEL di atas, distribusi prmantaun tumbuh kembang bayi berdasarkan
data dari PKM dari 25 bayi yang dipantau tumbuh kembangnya ada 17 (60%)dan ada
8 bayi (32%)yang pertumbuhannya tidak dipantau. Data dari mahasiswa dari 25 bayi
yang dipantau ada 15 (60%) dan ada 10 (40%)bayi yang tidak dipantau
perkembangannya

Tabel 57. Distribusi Kesehatan Lingkungan Berdasarkan Penderita Paru


DAT DATA
PERSENTASE PERSENTASE
NO KETEGORI A MAHASISW
(%) (%)
PKM A
1 BEROBAT 1 33.33 1 33.33
TIDAK
2 2 66.67 2 66.67
BEROBAT
TOTAL 3 100% 3 100%
(Sumber data Puskesmas dan Mahasiswa PKL 2020)
Interprestasi Data :
Berdasarkan TABEL di atas, distribusi kesehatan lingkungan berdasarkan penderita
paru data dari PKM dari 3 penderita paru ada 1 (33.33%)yang melakukan pengobatan
rutin dan 2 (66.67%)yang tidak melakukan pengobatan. Data dari mahasiswa dari 3
penderita TB ada 1 (33.33%)yang melakukan pengobatan dan ada 2 (66.67%)yang
tidak berobat

Tabel 58. Distribusi Penduduk Yang Mengalami Hipertensi


DATA
DATA PERSENTASE PERSENTASE
NO KATEGORI MAHASISW
PKM (%) (%)
A
1 BEROBAT 2 15.38 1 25
TIDAK
2 11 84.62 3 75
BEROBAT
TOTAL 13 100% 4 100%
(Sumber data Puskesmas dan Mahasiswa PKL 2020)
Interprestasi Data :
Berdasarkan TABEL di atas, distribus ipenduduk yang mengalami hipertensi data
dari puskesmas dari 13 jiwa lansia ada 2 (15.38%) lansia yang melakukan
pengobatan dan ada 11(84.62%) Lansia yang tidak melakukan pebgobatan. Data dari
mahasiswa dari 4 lansia ada 1 (25%) yang melakukan pengobatan dan ada 3
(75%)lansia yang tidak melakukan pengobatan.

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 54


Tabel 59. Distribusi Penduduk Yang Memiliki Riwayat Gangguan Jiwa
PERSEN DATA
DATA PERSENTASE
NO KATEGORI TASE MAHASIS
PKM (%)
(%) WA
TOTAL PENDUDIK
1 YANG MENGALAMI - - - --
GANGGUAN JIWA
TOTAL PENDERITA
GANGGUAN JIWA
2 - - - -
YANG BEROBAT
DENGAN BENAR
TOTAL PENDERITA
GANGGUAN JIWA
3 - - - -
YANG BEROBAT TIDAK
BENAR
TOTAL - - - -
(Sumber data Puskesmas dan Mahasiswa PKL 2020)
Interprestasi Data :
Berdasarkan TABEL di atas, distribusi penduduk yang memiliki riwayat gangguan
jiwa data dari puskesmas tidak ada, dan data dari mahasiswa tidak ada.

Tabel 60. Distribusi Penduduk Berdasakan Total Penduduk Yang Merokok


DATA
DATA PERSENTASE PERSENTASE
NO KETEGORI MAHASISW
PKM (%) (%)
A
1 MEROKOK 32 kk 45.71 33 61.11
TIDAK
2 38 kk 87.14 21 38.89
MEROKOK
TOTAL 70 kk 100% 54 KK kk 100%
(Sumber data Puskesmas dan Mahasiswa PKL 2020)
Interprestasi Data :
Berdasarkan TABEL di atas, distribusi penduduk berdasarkan TOTAL penduduk
yang merokok. Data dari PKM dari 70 KK ada 32 KK (45.71%)dan yang tidak
meroko ada 38 KK (87.14%). Data mahasiswa dari 54 KK ada 33 KK (61.11%) yang
merokok dan ada 21 KK (38.89%)yang tidak merokok

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 55


Tabel 61. Distribusi Penduduk Berdasarkan Kepemilikan Anggota JKN
DATA
DATA PERSENTASE PERSENTASE
NO KATEGORI MAHASISW
PKM (%) (%)
A
1 PUNYA 9 KK 12.86 23 KK 42.60
TIDAK
2 61 KK 87.14 31 KK 57.40
PUNYA
TOTAL 70 KK 100% 54 KK 100%
(Sumber data Puskesmas dan Mahasiswa PKL 2020)
Interprestasi Data :
Berdasarkan TABEL di atasdistribusi penduduk berdasarkan kepemilikan anggota
JKN data dari pkm dari 70 KK ada 9 KK (12.86%)yang memiliki JKN dan ada 61
KK (8714%)yang tidak memiliki JKN. Data mahasiswa dari 54 KK KK ada 23 KK
(42.60%)yang memiliki JKN dan ada 31 KK (57.40 %) tidak memiliki JKN

Tabel 62. Disribusi Pendududk Berdasarkan Pengguna Air Bersih


DATA PERSENTASE DATA PERSENTASE
NO KETEGORI
PKM (%) MAHASISWA (%)
1 AIR BERSIH 68 KK 97.14 54 KK KK 100%
TIDAK
MENGGUNAK
2 2 KK 2.86 - -
AN AIR
BERSIH
TOTAL 70 KK 100% 54 KK KK 100%
(Sumber data Puskesmas dan Mahasiswa PKL 2020)
Interprestasi Data :
Berdasarkan TABEL di atas, distribusi penduduk berdasarkan pengguna air bersih
data dari PKM dari 70 KK ada 68 KK (97.14%)yang menggunakan air bersih dan
ada 2 KK (2.86%)yang tidak menggunakan air bersih. Berdasarkan data mahasiswa
dari 54 KK semua menggunakan airbersih

Tabel 63. Distribusi Penduduk Yang Memiliki Jamban


DATA PERSENTASE DATA PERSENTASE
NO KATEGORI
PKM (%) MAHASISWA (%)
MEMPUNYAI
1 54 77.14 41 75.92
JAMBAN
TIDAK
2 MEMPUNYAI 16 22.86 13 24.08
JAMBAN
TOTAL 70 KK 100% 54 KK 100%
(Sumber data Puskesmas dan Mahasiswa PKL 2020)
Interprestasi Data :

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 56


Berdasarkan tabel di atas, distribusi penduduk berdasarkan kepemilikan jamban
data PKM dari 70 KK ada ada 54 KK (77.14%)yang memiliki jamban yang tidak
memiliki jamban ada 16 KK (22.86%)dari data mahasiswa dari 54 KK KK ada 41 KK
yang memiliki jamban dan ada 13 KK yang tidak memiliki jamban

2. Analisa Data Dan Prioritas Masalah Kesehatan Masyarakat


Tabel 64. Distribusi Analisa Data
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1. Dari hasil pendataan terdapat 44 orang (84,62%) yang menderita
penyakit Malaria.
Tingginya
1. Terdapat program pembagian kelambu gratis dari PKM Rendahnya
insidensi
namun pemanfaatannya belum maksimal. tindakan
penyakit
2. SPAL rumah tangga yang masih sembarangan. preventif
Malaria
3. Pemukiman warga yang luas dan belum dimanfaatkan secara
maksimal
2. Dari total 13 lansia ada 3 lansia yang menderita Hipertensi. Ketidak
Tingginya
1. 2 lansia yang diberikan obat hipertensi namun tidak mampuan
insidensi
diminum. memodifikasi
penyakit
2. lansia mengatakan kurang aktifitas, gaya hidup
Hipertensi
3. 2 lansia mengatakan banyak pikiran/stress dan pola
pada lansia
4. 1 lansia yang mengatakan susah tidur akhir-akhir ini. makan
3 Dari total 27 WUS yang sudah menikah, sebanyak 26 WUS (96,3
%) tidak menggunakan KB
1. Terdata hanya 1 wanita usia subur yang menggunakan KB
tepatnya KB suntik.
Kurangnya Jarak kelahiran
2. Ada 3 keluarga yang memiliki anak dengan jarak kelahiran
pemanfaatan anak yang
antara satu anak dengan anak yang lainnya kurang dari 2 tahun
program KB terlalu dekat
3. Adanya data dari pihak PKM yang mengatakan 1 orang
mengalami prolapsus uteri (kandungan turun) pada februari
2020
4. Ibu tidak mendapat persetujuan untuk ber KB
4 Kurang
Risiko
pengetahuan
3 orang yang menderita penyakit TBC. penularan
warga tentang
Yang masih dalam pengobatan ada 1 orang penyakit
proses
Keluarga mengatakn belum memahami proses terjadinya/ proses infeksi
penularan penyakit TBC baik pada dewasa maupun apada anak-anak penyakit TBC
pernafasan
dan
yaitu TBC
penularannya
5 1. Dari 54 KK kk terdapat 2 KK yang masih dalam kategori Kurangnya Prilaku
rumah yang kotor dan 43 KK dalam kategori rumah cukup kesadaran masyarakat
bersih masyarakat yang kurang
2. Terdata 13,75% warga merokok di dalam rumah
tentang PHBS mngerti
3. Dari 54 KK KK terdapat 13 KK yang tidak memiliki jamban
4. Dari 54 KK KK terdapat 51 KK yang saluran pembuangan
air limbah masih sembarangan, dan 3 KK yang pembungannya
melalui empang

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 57


5. Pembuangan sampah yang masih dibakar
6 Kurangnya Kurangnya
1. Terdata 45,84 warga tidak mempunyai JKN dan tidak pengetahuan pemamfaatan
mnegetahui proses pengurusan tentang fasilitas
2. Terdata 68,51 % pendapatan warga pentingnya
< 500.000,00 kesehatan
JKN/KIS dimasyarakat
7 Kurang Pemamfaatan
1 dari 2 ibu hamil tidak melakukan suntik TT dikarenakan belum pengetahuan pelayanan
pernah ANC
tentang kesehatan
1 orang yang menderita penyakit PMS.
yang masih dalam pengobatan pentinnya yang kurang
ANC efektif

Tabel 65. Distribusi Prioritas Masalah


PERHATIAN POIN TINGGKAT KEMUNGKINAN
NO DIAGNOSIS TOTAL
MASYARAKAT PREVALENSI BAHAYA UNTUK DIKELOLA
1 MALARIA 5 5 5 3 18
2 PHBS 2 4 4 4 14
3 TBC 3 2 5 4 13
4 HIPERTENSI 3 3 4 3 13
5 KB 1 5 4 3 13
6 JKN 2 4 3 4 13
KURANGNYA
PEMANFAATAN
7 2 2 3 4 11
FASILITAS
KESEHATAN

1: Sangat rendah
2: Rendah
3: Cukup
4: Tinggi
5: Sangat tinggi

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 58


3. Rencana Asuhan Komunitas Di Kampung Sarmai Atas
Tabel 66. Distribusi Rencana Asuhan Komunitas Di Kampung Sarmai Atas
TUJUAN TUJUAN RENCANA EVALUASI
N DIAGNOSA SASAR STRA PENANGGUNG
JANGKA JANGKA KEGIATA WAKTU TEMPAT
O KEPERAWATAN AN TEGI KRITE JAWAB
PANJANG PENDEK N STANDAR
RIA
1. Resiko penyakit malaria. Masalah Setelah dilakukan Warga K.I.E 1. Berikan Verbal 1. Pengertian Selasa 3 Aula Balai Mahasiswa dan
Di kampung Sarmai Atas terjangkitnya tindakan Kampun penyuluha malaria dan maret kampung . kader
kecamatan namblong penyakit keperawatan g Sarmai n malaria penyebabny 2020
berhubungan dengan Pola menular selama 1 kali Atas a serta cara
hidup yang tidak sehat dapat pertemuan 2. membersih pencegahan
ditandai dengan dicegah. diharapkan kan ya
1. Kebersihan lingkungaan masyarakat di lingkungan 2. Melakukan
rumah dari 54 KK KK Kampung Sarmai kerja bakti
masih ada 2 KK (3.7%) Atas mampu : 3. Diskusikan membersihk
yang masih dalam a. Mengidentifika cara an
kategori rumah kotor si rumah sehat pengolaha Verbal lingkungan
dan masih ada 44 KK dan tidak sehat n air Afektif 3. pembuatan
(79.6%) yang masih dal b. Mengindetifika limbah selokan dan
kategori cukup artinya si kebersihan rumah penanaman
masih harus ditingkatkan rumah masing- tangga tanaman
lagi kebersihannya dan masing pengusir
ada 9 KK (16.7%) yang c. Memelihara nyamuk
rumahnya sdh dalam lingkungan
kategori bersih. yang sehat
2. Pembuangan limbah air d. Membuang
dari 54 KK KK masih sampah sesuia
ada 51 KK (94.4%) dengan jenis
penduduk yang masih dan tempatnya
membuang limbah air
yang sembarangan atau
tidak memiliki got dan e. Membuang air

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 59


ada 3 KK (5.6%) yang limbah rumah
membuang limbah air ke tangga dengan
empang. membuat
3. Penanganan sampah selokan atau got
pada 56 KK masih ada 6
KK yang membuang
secara sembarang. Dan
masih ada 13 KK
(24.07%)
4. yang pencahayaan
rumahanya masih dalam
kategori remang.
Dari masalah – masalah
tersebut akan
minimbulkaan populasi
nyamuk bertambah banyak.
2. Kurangnya pemahaman Masalah Setelah dilakukan Masyara K.I.E 1. Memberi Verbal Menjelaskan Jumat 05 Aula balai Mahasiswa dan
tentang PHBS terjangkitnya pertemuan 1 kali kat kan pengertian maret 2020 kampung kader
penyakit diharapkan kampung penyulu PHBS, dan
masyarakat dapat Sarmai han pentingnya
memahami Atas 2. Melakuk PHBS
tentang ankerja
pentingnya PHBS bakti

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 60


3. Resiko Tinggi menularnya Masalah Setelah dilakukan Warga KIE Verbal Menjelaskan Selasa 05 Aula balai Kader dan
penyakit TBC di kampong terjangkitnya tindakan kampung Penyuluhan pengertian maret 2020 kampung mahasiswa
sarmai atas berhubungan penyakit keperawatan Sarmai penyakit TB TBC, dan cara
dengan rendahnya tingkat menular selama 1 kali Atas pencegahanya
preventif dengan ditandai dapat pertemuan
dari 54 KK KK ada 8 KK dicegah. diharapkan
(14,82%) yang memiliki masyarakat di
ventilasi yang tidak cukup Kampung Sarmai
dan juga ada 13 KK yang Atas mampu :
pencahayaan rumanya 1. Mengide
masih remang. ntifikasi
rumah sehat
dan tidak
sehat
2. Mengind
etifikasi
kebersihan
rumah
masing-
masing
3. Memelih
ara
lingkungan
yang sehat

4. Risiko tinggi Masalah Warga K.I.E Penyuluhan Verbal menjelaskan Selasa 3 Aula balai Kader dan
meningkatnya hipertensi penyakit Kampun Hipertensi pengertian maret 2020 kampung mahasiswa
kampung sarmai atas dapat di g Sarmai hipertensi
distrik Namblong Atas bahaya
berhubungan dengan hipertensi
rendahnya tindakan serta cara
preventif ditandai dengan pencegahanya
terdapat 3 jiwa (1.25 %)
yang menderita penyakit

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 61


hipertensi.

5. Resiko kurangnya Masalah Setelah dilakukan PUS K.I.E Penyuluhan Verbal Menjelaskan Kamis 05 Aula balai Mahasiswa dan
pemanfatan KB dari 27 jarak tindakan Kampun pentingnya pengertian maret 2020 kampung kader
PUS , 26 diantaranya yang kelahiran kebidanan selama g sarmai KB KB,
tidak menggunakan KB dan kasus 1 kali pertemuan Atas keuntungan
prolaps uteri diharapkan KB
dapat masyarakat di
dicegah Kampung Sarmai
atas khususnya
PUS dapat
memanfaatkan
program KB
6 Kurangnya Pemanfaatan Masalah Pertemuan 1 kali Kampun K.I.E Penyuluhan Verbal Menjelaskan Kamis 05 Aula balai Mahasiswa dan
JKN susahnya diharapkan g Sarmai kepada maret 2020 Kampung kader
masyarakat masyarakat Atas masyarakat
mendapatka memahami pentingnya
n tentang kartu JKN
pengobatan pentingnya JKN
dan mau
mengurus JKN
7 Kurangnya pemanfaatan Masalah Setelah Kampun K.I.E Penyuluhan Verbal Menjelaskan Kamis 5 Aula balai Mahasiswa dan
fasilitas kesehatan terjangkitnya dilakukan g sarmai pengertian dan maret 2020 kampung kader
penyakit tindakan atas faktor
menular kebidanan penyebab
dapat selama 1 kali penyakit PMS
dicegah pertemuan serta
diharapkan bagaiman cara
masyarakat di pencegahanya
Kampung Sarmai
atas khususnya
PUS dapat

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 62


memanfaatkan
program KB

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 63


4. Planing Of Actions
PENANGGUNG
NO MASALAH RENCANA SASARAN TEMPAT TANGGAL
JAWAB
1 Resiko 1. Penyuluh Masyarakat 1. Balai 1. Kam 1. Ari & Yola
penularan an kampung is, 5 Maret 2. Risky &
penyakit 2. Pembersi 2. Tiap 2020 Thomas
malaria ha lingkungan RT 2. Jum’ 3. Emira &
dikampung 3. Penanam 3. Tiap at, 6 Maret Enokri
sarmai Atas an tanaman RT 2020 4. Frelly
distrik anti nyamuk 4. Tiap 3. Jum’ &Rezky
Namblong 4. Menyara RT at, 6 Maret
nkan 2020
pembutan 4. Jum’
selokan at, 6 Maret
2020
2 PHBS 1. Penyuluh Masyarakat 1. Balai 1. Kam Helen & Tami
an tentang kampung is, 5 Semua Mahasiswa
kebersihan 2. RT 1, Maret
lingkungan 2&3 2020 jam
2. Kerja 09.00 wit
bakti Jum’at, 6
Maret 2020
3 Resiko Penyuluhan Masyrakat Balai kampung Kamis, 05 April & Helen
penularan tetang Etika Maret 2020
TBC Batuk jam 09.00
wit
4 Resiko Penyuluhan Masyarakat Balai kampung Kamis, 5 Lastri & Rikha
hipertensi tentang penyebab khususnya Maret 2020
dan penanganan lansia jam 09.00

5 Program KB Penyuluhan Masyarakat Balai kampung Kamis, 5 Santa & Agusta


tentang Khususnya Maret 2020
pentingnya KB PUS jam 09.00
dan Macam- wit
macam KB
6 JKN 1. Penyuluh Masyarakat 1. Balai 1. 5 Maret 1. April &
an kampung 2020 Mariam
2. Membant 2. Kantor 2. 06 maret 2. Semua
u proses desa 2020 jam mahasiswa
pembuatan 09.00
JKN wit

7
PMS Penyuluhan Masyarakat Balai kampung 5 maret 2020 Okri dan Emira

Tabel 67. Distribusi Planing Of Actions

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 64


5. Implementasi Dan Evaluasi
Tabel 68. Distribusi Implementasi Dan Evaluasi
NO TANGGAL IMPEMENTASI EVALUASI
1 05 Maret 2020 Masalah Malaria, : S:
  1. Melakukan  Masyarakat mengatakan sangat senang dengan kegiatan
  penyuluhan malaria yang diadakan mahasiswa dan cukup antusias untuk ingin
 06 Maret 2020 mengetahui masalah malaria dan penangannya
2. Melakukan  Masyarakat mengatakan belum mengetahui mamfaat
penanaman tanaman pengusir nyamuk
tanaman pengusir O:
nyamuk (sereh)  Dari 54 KK KK yang ada di Kampung Sarmai Atas terdapat
11 KK mengikuti penyuluhan tentang malaria
 Dari 3 RT yang ada di Kampung sermai atas hanya 2 RT
(RT 1 : 8 KK & RT 2 : 3 KK) yang melakukan penanaman
tanaman pengusir nyamuk.
A:
 Sebagian besar masyarakat aktif dalam mengikuti
penyuluhan malaria
 RT 1 (44,44% )KK dan RT 2 (16.67 KK) sudah dilakukan
penanaman tanaman pengusisr nyamuk
P:
 Sebagian besar KK yang belum mendapat penyuluhan, telah
dibagika leaflet
 Memberikan informasi tentang manfaat penanam tanaman
pengusir nyamuk dan macam-macam tanamannya sekaligus
pada saat pembagian leaflet.
 Menganjurkan KK lain untuk mencontoh KK yang sudah
melakukan penanaman tanaman pengusir nyamuk di
halaman rumahnya

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 65


2 05 maret 2020 Masalah PHBS S:
1. Melakukan  Masyarakat mengatakan sangat senang dengan kegiatan
penyuluhan yang diadakan mahasiswa dan cukup antusias untuk ingin
pentingnya PHBS mengetahui masalah PHBS dan penangannya
2. Melakukan  Masyarakat mengatakan senang ikut serta senam jantung
kerja bakti di sehat
lingkungan rumah  Masyarakat mengatakan senang melakukan cuci tangan 6
warga langkah
6 Maret 2020 3. Melakukan O:
senam jantung  Dari 54 KK KK yang ada di Kampung Sarmai Atas terdapat
sehat 11 KK mendapatkan penyuluhan tentang prilaku hidup sehat
4. Mengajarkan dan bersih
cuci tangan di  Dari 3 RT yang ada di Kampung sarmai atas hanya 2 RT
masyarakat (Pustu yang bepartisipasi dalam melakukan kerja bakti
& lapangan Volly)  Sebagian warga (RT 1 dan RT 2 ) ikut serta senam jantung
sehat
 Sebagian besar anak – anak ikut serta kegiatan cucitangan 6
langkah
A:
 Sebagian besar masyarakat aktif dalam mengikuti
penyuluhan PHBS
 2 RT yang sudah melakukan pembersihan lingkungan
 2 RT yang sudah mengikuti kegiatan senam jantung sehat
 Sebagian anak2 mengikuti kegiatan cuci tangan 6 langkah
P:
 Sebagian besar KK yang belum mendapat penyuluhan, telah
dibagika leaflet
 Menganjurkan KK lain untuk mencontoh KK yang sudah
melakukan pembersihan lingkungan rumah seminggu sekali
 Menganjurkan warga untuk rutin melakukan senam jantung
sehat dan cuci tangan yang benar

3 5 maret 2020 Melakukan penyuluhan S:


tentang TBC Masyarakat mengatakan sangat senang dengan kegiatan yang
diadakan mahasiswa dan cukup antusias untuk ingin
mengetahui penyebab dan pecegahan TBC
O:
Dari 54 KK KK yang ada di Kampung Sarmai Atas terdapat
11 KK mendapatkan penyuluhan tentang TBC dan Etika
Batuk
A:
Sebagian besar masyarakat aktif dalam mengikuti penyuluhan
TBC
P:
Sebagian besar KK yang belum mendapat penyuluhan, telah
dibagika leaflet

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 66


4 5 maret 2020 Memberikan S:
penyuluhan tentang Masyarakat mengatakan sangat senang dengan kegiatan yang
informasi mengenai dilakukan dan ingin mengetahui masalah tentang hipertensi dan
penyebab hipertensi dan bagaimana penangannya.
cara pencegahannya O:
Dari 54 KK KK yang ada di Kampung Sarmai Atas terdapat 11
KK mendapatkan penyuluhan tentang Hipertensi
A:
Sebagian besar masyarakat aktif dalam mengikuti penyuluhan
HIPERTENSI
P:
Sebagian besar KK yang belum mendapat penyuluhan, telah
dibagika leaflet

5 5 maret 2020 Masalah kurangnya S:


pemanfaatan program Masyarakat sangat senang dan ingin mengetahui masalah
KB: tentang pentingnya ber-KB dan macam-macam jenis KB
Melakukan penyuluhan O:
tentang pentingnya KB Dari 54 KK KK yang ada di Kampung Sarmai Atas terdapat
11 KK mendapatkan penyuluhan tentang KB
A:
Sebagian besar masyarakat aktif dalam mengikuti penyuluhan
pentinnya KB
P:
Sebagian besar KK yang belum mendapat penyuluhan, telah
dibagika leaflet

6 5 maret 2020 Melakukan penyuluhan S:


pentingnya JKN Masyarakat mengatakan sangat senang dengan kegiatan yang
diadakan mahasiswa dan cukup antusias untuk ingin
mengetahui masalah malaria dan penangannya
O:
Dari 54 KK KK yang ada di Kampung Sarmai Atas terdapat 11
KK mendapatkan penyuluhan tentang pentingnya JKN bagi
setiap warga
A:
Sebagian besar masyarakat aktif dalam mengikuti penyuluhan
pentinya JKN
P:
Sebagian besar KK yang belum mendapat penyuluhan, telah
dibagika leaflet

7 5 maret 2020 Melakukan penyuluhan S:


tentang PMS Masayarakat mengatakan sangat senang dan ingin mengetahui
masalah tentang PMS dan bagaimana penularan serta
pencegahannya
O:
Dari 54 KK KK yang ada di Kampung Sarmai Atas terdapat 11
KK mendapatkan penyuluhan tentang PMS
A:
Dari penyuluhan yang kami lakukan warga kampung Sarmai Atas
20,38 % warga mengikuti penyuluhan
P:
79,62 % KK yang belum mendapat penyuluhan, telah dibagikan
leaflet

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 67


6. Daftar Rekomendasi Intervensi Dan Masalah Dan Masalah Yang Belum Selesai
Tabel 69. Distribusi Daftar Intervensi dan Masalah Yang Belum Tercapai
KEGITAN YANG
NO BELUM SASARAN TOTAL HAMBATAN KETERANGAN
DILAKSANAKAN
1 Penanaman Tanaman RT 1,2,3 Tidak Karena waktu yang Dilanjutkan
pengusir nyamuk dilaksanakan singkat mahasisswa perangkat desa
di RT 3 tidak mampuh dan pihak
membantu pengurusan puskesmas
pembuatan JKN
2 Kerja bakti RT 1,2,3 Tidak Karena waktu yang Di lanjutkan oleh
dilaksanakan singkat sehingga tidak kepala kampung
di RT 3 semua masalah dapat dan juga
teratasi masyarakat
3 Pembuatan Selokan Keluarga yang Tidak Karena waktu yang Di lanjutkan oleh
tidak memiliki dilaksanakan singkat sehingga tidak kepala kampung
selokan di RT 1, RT 2, semua masalah dapat dan juga
pembuangan air RT 3 teratasi masyarakat
limbah rumah
tangga
4 Jamban keluarga Keluarga yang 13 KK  Faktor ekonomi Dilanjutkan oleh
belum memiliki perengkat desa
Jamban dan puskesmas

5 Membantu warga Keluarga yang  31 KK belum Karena waktu yang Dilanjutkan
dalam proses belum memiliki memiliki JKN singkat mahasisswa perangkat desa
pembuatan JKN kartu JKN tidak mampuh dan pihak
membantu pengurusan puskesmas
pembuatan JKN

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 68


BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan pengumpulan data penduduk di RW 1 Dan RW 2 Kampung
Sarmai Atas melalui Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) didapatkan masalah
sebagai berikut:
1. Masyarakat Kampung Sarmai Atas di RW 1 dan RW 2 banyak menderita
penyakit Malaria
2. Pemecahan masalahnya dengan melalukan penyuluhan dilakukan oleh
mahasiswa dan dibantuk oleh petugas kesehatan dari puskesmas Namblong
yang dilaksanakan pada tanggal 5 maret 2020 di balai kampung
3. Masayarak di RW 1 dan RW 2 banyak yang menderita hipertensi khususnya
pada lansia di Kampung Sarmai Atas
4. Pemecahan masalahnya mahasiswa melakukan penyuluhan tentang hipertensi
di Balai kampung Sarmai Atas
5. Masyarakan Di RW I dan RW 2 Kampung Sarmai atas ada yang menderita
penyakit TBC
6. Pemecahan masalanya yaitu dengan melakukan penyuluhan dilakukan oleh
mahasiswa dan didampingi oleh petugas puskesmas Namblong dilaksakan pada
tanggal 5 maret 2020 di balai kampung
7. Masyarakat Di RW 1 dan RW 2 Kampung sarmai Atas Khususnya PUS banyak
yang tidak memanfaatkan program KB
8. Pemecahan masalanya yaitu dengan melalukan penyuluhan yang dilakukan oleh
mahasiswa dan dibantu oleh petugas kesehatan dari puskesmas Namblong yang
dilaksanakan pada tanggal 5 maret 2020 di balai kampung
9. Masyarakat di RW 1 dan RW 2 Kampung Sarmai Atas masih banyak yang
belum memahami tentang PBHS
10. Penanganan masalanya yaitu dengan memberikan penyuluhan dan kerja bakti
yang dilakukan oleh mahasiswa dan juga dibantu oleh petugas puskesamas
namblong dan dibantu oeleh masyarakat setempat yang dilaksanakan pada
tanggal 5 maret 2020 dan kerja bakti dilaksanakan pada 6 maret 2020 di Balai
kampung dan dilingkungan masyarakat.
11. Masyarakat RW 1 dan RW 2 sebagian besar tidak memiliki kartu JKN

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 69


12. Penanganan masalahnya yaitu dengan melakukan penyuluhan yang dilakukan
oleh mahasiswa dan di bantu oleh petugas puskesmas yang dilaksanakan pada
tanggal 5 maret 2020 di balai kampung.
13. Masyarakat RW 1 dan RW 2 sebagian bessar tidak memahami penyakit PMS
14. Penanganan masalanya yaitu dengan cara meakukan penyuluhan bersama
Kader dan pihak PKM.

B. Saran
1. Bagi masayarakat
Diharapkan kepada pemimpin dan perangkat desa, Kepala Puskesamas serta
Organiisasi Masyarkat yang terkait agar lebih meningkatkan dan menerapkan
peran serta masyarakat yang khususnya di kampung sarmai atas distrik
namblong.
2. Bagi instensi dan petugas Kesehatan
Diharapkan Kepada Instensi kesehatan dan petugas kesehatan agar lebih
meningkatkan upaya kesehatan masyrakat khususnya Kader dalam
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Kampung Sarmai Atas Distrik
Namblong
3. Bagi Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa sebagai calon tenaga kesehatan dapat menerapkan
keahliannya secara profesional khususnya dalam ilmuh komunitas kebidanan
dan keperawatan sehingga dapat membantu dalam melancarkan program
pembangunan dan meningkatkan derajad kesehatan masyarakat

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 70


DAFTAR PUSTAKA

Notoadmojo S. 2011. Kesehatan Masyarakat dan Seni. Jakarta:Rineka Cipta


Riyadi Sugeng. 2007. Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta
Elizabeth. T. 2007. Keperawatan Komunitas Teori dan Praktik. Jakarta:EGC
Effendi. F. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktek
Dalam Keperawatan. Jakarta:Salemba Medika
Mubaeak, Wahit Iqbal. 2005. Pengantar Keperawatan Komunitas.
Jakarta:CV Sagung Seto
Effendi Nasrul. 1998. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Edisi 2. Jakarta:ECG
Wawan dan Dewi. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan Sikap dan
Perilaku Manusia. Yogyakarta:Nuha Medika
Achjar, H.A, Komang. 2010. Asuhan Keperawatan Keluarga.
Jakarta:Sagung Seto
Setiadi. 2008. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga.
Yogyakarta:Graha Ilmu

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 71


SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : Malaria


Hari/Tanggal : Kamis, 5 maret 2020
Pukul : 09.00 Wit
Sasaran : Masyarakat yang ada di Kampung Sarmai Atas
Tempat : Balai Kampung

A. Pokok Bahasan : Malaria


B. Sasaran : Masyarakat Kampung Sarmai Atas
C. Tempat : Balai Kampung
D. Tanggal Pelaksanaan : 05 Maret 2020
E. Waktu : 09.00 – Selesai
F. Nama Penyuluh : Bernarda Yolla F. Wetipo
G. Tujuan
1. Tujuan Istruksional Umum
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan masyarakat Kampung Sarmai
Atas dapat mengetahui tentang cara pencegahan dan penanganan penyakit
malaria.
2. Tujuan instruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan keluarga klien mampu :
a. Menjelaskan Pengertian malaria
b. Menjelaskan penyebab malaria
c. Menjelaskan tanda dan gejala malaria
d. Menjelaskan pencegahan malaria
e. Menjelaskan Penatalaksaan malaria
f. Menjelaskan cara perawatan kelambu yang benar
g. Menjelaskan manfaat tanaman pengusir nyamuk

H. Pelaksanaan Kegiatan
1. Materi (Terlampir)
a. Pengertian Malaria
b. b.Penyebab Malaria
c. Tanda dan Gejala Malaria
d. Penatalaksanaan Malaria

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 72


e. cara perawatan kelambu yang benar
f. Manfaat tanaman pengusir nyamuk
2. Sasaran / Target
a. Sasaran : Masyarakat Kampung Sarmai Atas
b. Target : Masyarakat Kampung Sarmai Atas
3. Metode
a. Ceramah
b. Tanya Jawab
c. Diskusi
4. Media dan Alat
a. Leaflet
b. Power Point
5. Waktu dan Tempat
a. Hari /Tanggal : Kamis 05 maret 2020
b. Jam : 09.00 WIT
c. Tempat : Balai Kampun
d. Moderator : Bernarda Yolla F. Wetipo
6. Setting Tempat
DENAH LOKASI

KETERANGAN:
: PENYAJI :PINTUMASUK

: LAYAR PPT :AUDIEN

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 73


I. Proses penyuluhan
KEGIATAN
NO. WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN
PESERTA
1.      1 3 menit Pembukaan :   Menjawab salam
a. Memberi salam
b. Menjelaskan tujuan pembelajaran   Mendengarkan
dan
memperhatikan

2.      2 20 menit Pelaksanaan :


Menjelaskan materi penyuluhan secara berurutan dan
teratur
Materi : Menyimak dan
a. Pengertian malaria mendengarkan
b. penyebab malaria
c. tanda dan gejala malaria Melihat dan
d. pencegahan malaria menyimak
e. Penatalaksaan malaria
f. perawatan kelambu yang benar
g. Manfaat tanaman pengusir nyamuk
3.      3 5 menit Evaluasi :
Meminta kepada peserta untuk menjelaskan kembali
atau menyebutkan :
a. Pengertian malaria
b. penyebab malaria Bertanya dan
c. tanda dan gejala malaria menjawab
d. pencegahan malaria pertanyaan
e. Penatalaksaan malaria
f. perawatan kelambu yang benar
g. Manfaat tanaman pengusir nyamuk
4.      4 2 menit Penutup :
Mengucapkan terima kasih dan Menjawab salam
mengucapkan salam

J. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Kelompok penyuluhdan keluarga masyarakat pada posisi yang sudah
direncanakan
b. 80% Peserta penyuluhan menghadiri penyuluhan
c. Tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan
d. pre planning telah disetujui
e. Leaflet dan poster telah tersedia
f. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 74


2. Evaluasi Proses
a. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan
b. Keluarga masyarakat dapat mengikuti acara atau kegiatan
penyuluhan sampai selesai
c. Keluarga masyarakat berperan aktif selama kegiatan berjalan
3. Evaluasi Hasil
a. 60% yang mengikuti penyuluhan dapat memahami pengertian
malaria
b. 70% yang mengikuti penyuluhan dapat memahami 4 penyebab
malaria
c. 60% yang mengikuti penyuluhan dapat menyebutkan 5 dari 10 tanda
dan gejala malaria
d. Hasil : Peserta menyebutkan panas,menggigil,pusing, nyeri otot dan
pegal-pegal
e. 70% yang mengikuti penyuluhan dapat memahami 6 cara
pencegahan malaria.

K. Uraian Tugas
1. Penanggung jawab
Mengkoordinir persiapan dan pelaksanaan penyuluhan
2. Moderator
a. Pada acara pembukaan
1) Membuka acara
2) Memperkenalkan mahasiswa dan dosen pembimbing lahan dan
pendidikan
3) Menjelaskan topic dan tujuan penyuluhan
4) Menjelaskan kontrak waktu ( 30 menit )
b. Kegiatan inti
1) Meminta peserta memberikan pertanyaan atas penjelasan yang
tidak di pahami
2) Memberikan kesempatan pada mahasiswa atas jawaban yang
diajukian untuk menjawab
c. Pada acara penutup
1) Menyimpulkan dan menutub diskusi
2) Mengucapkan salam

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 75


3. Leader/Co-Leader
a. Memberikan penyuluhan pada peserta
b. Melakukan Evaluasi
4. Fasilitator
a. Memotivasi peserta agar berperan aktif
b. Membuat absensi penyuluhan
c. Mengantisipasi suasana yang dapat menganggu kegiatan penyuluhan

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 76


Lampiran Materi

MALARIA

A. Pengertian Malaria
Malaria adalah Penyakit menular yang ditularkan oleh nyamuk Anopheles
dan dapat menyerang semua orang, baik laki-laki ataupun perempuan, pada
semua umur dari bayi, anak-anak sampai orang dewasa.
Hanya Anopheles betina yang menghisap darah dan membawa Sporozoit
Plasmodium dalam kelenjar ludahnya yang menyebabkan Malaria.

B. Penyebab dan Jenis Malaria


Penyebab malaria adalah dari genus plasmodium family plasmodiidae dari
ordo Coccdiiae penyebab malaria di Indonesia sampai saat ini digolongkan
menjadi lima plasmodium ,yaitu :
1. Malaria Tropika : disebabkan oleh Plasmodium falcifarum
2. Malaria Tertiana : disebabkan oleh Plasmodium vivax
3. Malaria Quartana : disebabkan oleh Plasmodium malariae
4. Malaria Ovale : disebabkan oleh Plasmodium ovale
5. Malaria Knowlesi : disebabkan oleh Plasmodium Knowlesi
Masa Inkubasi
Masa inkubasi dapat dibedakan berdasarkan Penyebabnya :
1. Plasmodium falcifarum antara 12 hari.
2. Plasmodium vivax antara 13-17 hari.
3. Plasmodium ovaleantara 13-17 hari.
4. Plasmodium malariae antara 28-30 hari.

C. Jenis-jenis Malaria
Menurut Harijanto (2000) pembagian jenis-jenis malaria berdasarkan jenis
plasmodiumnya antara lain sebagai berikut :
1. Malaria Tropika (Plasmodium Falcifarum)
Malaria tropika/ falciparum malaria tropika merupakan bentuk yang
paling berat, ditandai dengan panas yang ireguler, anemia, splenomegali,
parasitemia yang banyak dan sering terjadi komplikasi. Masa inkubasi 9-14
hari. Malaria tropika menyerang semua bentuk eritrosit. Disebabkan oleh

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 77


Plasmodium falciparum. Plasmodium ini berupa Ring/ cincin kecil yang
berdiameter 1/3 diameter eritrosit normal dan merupakan satu-satunya
spesies yang memiliki 2 kromatin inti (Double Chromatin). Klasifikasi
penyebaran Malaria Tropika: Plasmodium Falcifarum menyerang sel darah
merah seumur hidup. Infeksi Plasmodium Falcifarum sering kali
menyebabkan sel darah merah yang mengandung parasit menghasilkan
banyak tonjolan untuk melekat pada lapisan endotel dinding kapiler dengan
akibat obstruksi trombosis dan iskemik lokal. Infeksi ini sering kali lebih
berat dari infeksi lainnya dengan angka komplikasi tinggi (Malaria
Serebral, gangguan gastrointestinal, Algid Malaria, dan Black Water
Fever).
2. Malaria Kwartana (Plasmoduim Malariae)
Plasmodium Malariae mempunyai tropozoit yang serupa dengan
Plasmoduim vivax, lebih kecil dan sitoplasmanya lebih kompak/ lebih biru.
Tropozoit matur mempunyai granula coklat tua sampai hitam dan kadang-
kadang mengumpul sampai membentuk pita. Skizon Plasmodium malariae
mempunyai 8-10 merozoit yang tersusun seperti kelopak bunga/rossete.
Bentuk gametosit sangat mirip dengan Plasmodium vivax tetapi lebih kecil.
Ciri-ciri demam tiga hari sekali setelah puncak 48 jam. Gejala lain nyeri
pada kepala dan punggung, mual, pembesaran limpa, dan malaise umum.
Komplikasi yang jarang terjadi namun dapat terjadi seperti sindrom
nefrotik dan komplikasi terhadap ginjal lainnya. Pada pemeriksaan akan di
temukan edema, asites, proteinuria, hipoproteinemia, tanpa uremia dan
hipertensi.
3. Malaria Ovale (Plasmodium Ovale)
Malaria Tersiana (Plasmodium Ovale) bentuknya mirip Plasmodium
malariae, skizonnya hanya mempunyai 8 merozoit dengan masa pigmen
hitam di tengah. Karakteristik yang dapat di pakai untuk identifikasi adalah
bentuk eritrosit yang terinfeksi Plasmodium Ovale biasanya oval atau
ireguler dan fibriated. Malaria ovale merupakan bentuk yang paling ringan
dari semua malaria disebabkan oleh Plasmodium ovale. Masa inkubasi 11-
16 hari, walau pun periode laten sampai 4 tahun. Serangan paroksismal 3-4
hari dan jarang terjadi lebih dari 10 kali walau pun tanpa terapi dan terjadi
pada malam hari.

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 78


4. Malaria Tersiana (Plasmodium Vivax)
Malaria Tersiana (Plasmodium Vivax) biasanya menginfeksi eritrosit
muda yang diameternya lebih besar dari eritrosit normal. Bentuknya mirip
dengan plasmodium Falcifarum, namun seiring dengan maturasi, tropozoit
vivax berubah menjadi amoeboid. Terdiri dari 12-24 merozoit ovale dan
pigmen kuning tengguli. Gametosit berbentuk oval hampir memenuhi
seluruh eritrosit, kromatinin eksentris, pigmen kuning. Gejalamalaria jenis
ini secara periodik 48 jam dengan gejala klasik trias malariadan
mengakibatkan demam berkala 4 hari sekali dengan puncak demam setiap
72 jam. Dari semua jenis malaria dan jenis plasmodium yang menyerang
system tubuh, malaria tropika merupakan malaria yang paling berat
ditandai dengan panas yang ireguler, anemia, splenomegali, parasitemis
yang banyak, dan sering terjadinya komplikasi.
5. Plasmodium Knowlesi
Ini adalah parasite dari genus plasmodium yang secara alami
menginfeksi monyet ekor panjang (Macaca Fascicularis) Prasit ini banyak
di temui di Asia Tenggara dan sudah menyerang Manusia.

D. Tanda dan Gejala Malaria


1. Demam tinggi yang berkala yang biasanya disertai sakit kepala
2. Pucat karena kurang darah
3. Badan terasa lemah
4. Nafsu makan menurun
5. Mual-mual kadang disertai muntah
6. Dalam keadaan menahun, gejala di atas disertai pembesaran limpa
7. Pada malaria berat, gejala diatas disertai kejang-kejang dan penurunan
kesadaran hingga koma
8. Pada anak-anak, makin muda usia makin tidak terlihat gejalanya. Tapi yang
menonjol adalah diare (mencret dan pucat karena kurang darah (anemia)

E. Cara-cara Pencegahan Malaria


1. Menghindari/mengurangi gigitan nyamuk
a. Tidur pakai kelambu
b. Malam hari berada di dalam rumah
c. Mengobati badan dengan obat anti nyamuk

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 79


d. Memakai obat nyamuk bakar atau elektrik
e. Pasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi
2. Membersihkan tempat-tempat istirahat nyamuk den memberantas sarang
nyamuk
a. Membersihkan rumput dan semak-semak di tepi saluran air
b. Melipat kain (baju) yang bergelantungan
c. Mengusahakan keadaan didalam rumah tidak ada tempat yang gelap
dan lembab
d. Mengalirkan air yang menggenang
e. Menimbun dengan tanah/pasir semua genangan di sekitar rumah
f. Menjauhkan kandang ternak dari pemukiman penduduk
g. Membunuh nyamuk dewasa dengan menggunakan racun serangga
seperti obat nyamuk bakar, semprot, elektrik dan indoor residual
sparying (IRS) serta fogging.
h. Membunuh jentik-jentik nyamuk dengan menyebarkan ikan pemakan
jentik
1) Ikan kepala timah
2) Ikan mujair

D. Bahaya Penyakit Malaria


1. Anemia (kekurangan darah) karena sel-sel darah merah banyak yang
hancur, dirusak atau dimakan oleh parasit
2. Pada ibu hamil, penyakit malaria dapat menyebabkan gangguan pada
ari/plasenta.
3. Pembuluh darah otak penderita dapat tersumbat sehingga menjadi gila
atau meninggal.

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 80


E. Penatalaksanaan Malaria
Tabel 1. Pengobatan Malaria falsiparum dan malaria knowlesi menurut
berat badan dengan DHPdan Primakuin

Jumlah tablet perhari menurut berat badan

Jenis <5kg 5-6kg >6-10kg 11-17kg 18-30kg 31-40kg 41-59kg 60-80kg ≥80kg
Hari
Obat 0-1 2-6 <6-11 1-4 5-9 10-14 ≥15 ≥15 ≥15
bulan bulan bulan tahun tahun tahun tahun tahun tahun

1-3 DHP ⅓ ½ ½ 1 1½ 2 3 4 5

1 Primakuin - - ¼ ¼ ½ ¾ 1 1 1

Tabel 2. Pengobatan Malaria vivaks menurut berat badan dengan DHP dan
Primakuin
Jumlah tablet perhari menurut berat badan
Jenis <5kg 5-6kg >6-10kg 11-17kg 18-30kg 31-40kg 41-59kg 60-80kg ≥80kg
Hari
Obat 0-1 2-6 <6-11 1-4 5-9 10-14 ≥15 ≥15 ≥15
bulan bulan bulan tahun tahun tahun tahun tahun tahun
1-3 DHP ⅓ ½ ½ 1 1½ 2 3 4 5
1-14 Primakuin - - ¼ ¼ ½ ¾ 1 1 1

Tabel 3.Pengobatan malaria Vivax pada ibu hamil


Umur kehamilan Pengobatan
Trimester I (0-3 bulan) Kina tablet selama 7hari
Trimester II (4-6 bulan) ACT tablet selama 3 hari
Trimester III (7-9 bulan) ACT tablet selama 3 hari

F. Perawatan Kelambu yang Benar


Keuntungan kelambu berinsektisida adalah dapat mematikan atau
membunuh nyamuk anopheles serta sejumlah nyamuk dan sejenis serangga
lainnya.
1. Cara Pemakaian Kelambu Yang Benar
Agar kelambu berinsektisida dapat efektif mencega gigitan nyamuk, maka
dalam pemakaian kelambu harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. kelambu berinsektisida yang baru saja dikeluarkan dari
bungkusnya,sebelum dipakai sebaiknya diangin-anginkan dahulu di

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 81


tempat yang teduh dengan cara menggantungkan kelambu tersebut
pada tali sampai baunya hilang (selama sehari semalam).
b. kelambu dipasang dengan mengikat keempat tali kelambu pada
tiang tempat tidur atau pada paku di dinding. Pada saat tudur dalam
kelambu, seluru ujung bawah kelambu dimasukkan kebawah
kasur/matras sehingga tidak ada kemungkinan nyamuk masuk ka
dalam kelambu.
c. kelambu digunakan waktu tidur setiap malam sepanjang tahun,
tidak hanya pada saat nyamuk menggangu atau dianggap tidak ada
nyamuk.
d. Kelambu dirawat dengan baik agar tidak cepat robek, maka pada
siang hari kelambu diikat/digulung.
e. Jika kelambu berinsektisida sudah tidak efektif lagi setelah
setahun, hubungi petugas puskesmas atau kader setempat yang
sudah terlatih untuk dilakukan pencelupan ulang.
f. Jangan merokok atau menyalakan api di dalam atau dekat dengan
kelambu karena kelambu muda terbakar.

G. Manfaat Tanaman Pengusir Nyamuk


Tidak hanya dapat dibasmi dengan obat nyamuk berbahan kimia,nyamuk
juga bias diusir dengan tanaman pengusir nyamuk yang mudah anda tanam
sendiri dirumah. Berikut adalah tanaman pengusir nyamuk yang sebaiknya ada
dirumah,diantaranya :
1. Serai
Tanaman pengusir nyamuk yang satu ini tentu sudah tidak asing bagi
beberapa orang.Adalah serai yang biasanya dijadikan penyedap makanan
atau minuman,kini serai bias dipakai sebagai pengusir nyamuk. Karena
alasan inilah cukup banyak losion anti nyamuk yang memakai serai sebagai
bahannya pakar kesehatan menyarankan anda untuk menanam serai
dihalaman rumah,
2. Lavender
Bunga lavender yang berwarna ungu memang memiliki rupa yang sangat
cantik dan aroma yang harum.Aroma ini sangat tidak disukai nyamuk
karena adanya zat linalool dan asetat yang bias digunakan sebagai pengusir
nyamuk.

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 82


3. Seledri
Tanaman pengusir nyamuk yang satu ini muda sekali ditemukan dalam
banyak sajian makanan.Selain diolah menjadi sayur,tanaman pencegah
nyamuk ini bisa ditempatkan dalam pot atau pekarangan rumah.
4. Selasih
Tanaman selasih memiliki kandungan zat pengusir nyamuk dan serangga
seperti eugenol,linalool.
5. Jahe
Jahe dapat digunakan sebagai tanaman pengusir nyamuk.Sebuah penelitian
menunjukan bahwa minyak esensial jahe menghasilkan aroma yang
membuat nyamuk menghindari dari tubuh.

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 83


PKL 2020 STIKES JAYAPURA 84
PKL 2020 STIKES JAYAPURA 85
DAFTAR PUSTAKA

Chandra, Budiman Dr.2006. Ilmu kedokteran Pencegahan dan komunitas, Jakarta :


Penerbit Buku Kedokteran EGC
Entjang, Indan dr. 2000. Ilmu kesehatan Masyarakat. Bandung : PT. Citra Aditya
Bakti.
Harijanto,P,N.,Nugroho, Agung, Gunawan, A, Carta (ed). 2010. Malaria dari
molekuler ke klinis, Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Sudoyo, Aru, Setioyohadi, Bambang.,Alwi, Idrus, Simadibrata, Marcellus., Setiati,
Siti (ed). 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid III Edisi IV. Jakarta :
departemen Ilmu Penyakit Dalam fakultas Kedokteran UI

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 86


SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)

Pokok bahasan : Hipertensi


Hari/Tanggal : Kamis, 5 maret 2020
Pukul : 09.00 Wit
Sasaran : Masyarakat yang ada di Kampung Sarmai Atas
Tempat : Balai Kampung

A. Pokok Bahasan : Hipertensi


B. Sasaran : Masyarakat Kampung Sarmai Atas
C. Tempat : Balai Kampung
D. Tanggal Pelaksanaan : 05 Maret 2020
E. Waktu : 09.00 – Selesai
F. Nama Penyuluh : Frelly Latumahina
G. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan tentang hipertensi selama 1 x 30 menit
masyarakat dapat memahami tentang penyakit darah tinggi, diit darah
tinggi dan dan mampu melakukan perawatan diri terhadap penyakit darah
tinggi.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 1x30 menit masyarakat mampu
menjelaskan kembali tentang:
a. Pengertian darah tinggi
b. Penyebab darah tinggi dengan baik.
c. Tanda dan gejala darah tinggi dengan baik.
d. Makanan yang dianjurkan dan makanan yang dibatasi untuk penderita
Darah tinggi
e. Obat- obatan untuk hipertensi
f. Komplikasi dari hipertensi.

H. Strategi Pelaksanaan
1. Materi (Terlampir)
a. Pengertian Hipertensi

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 87


b. Penyebab Hipertemsi
c. Tanda dan Gejala Hipertensi
2. Sasaran / Target
a. Sasaran : Seluruh Masyarakat Kampung Sarmai Atas
b. Target : Seluruh Masyarakat Kampung Sarmai Atas
3. Metode
a. Ceramah
b. Tanya Jawab
c. Diskusi
4. Media dan Alat
a. Leaflet
b. Power Point
5. Waktu dan Tempat
a. Hari /Tanggal : Kamis 05 maret 2020
b. Jam : 09.00 WIT
c. Tempat : Balai Kampung
d. Moderator : Frelly Latumahina
6. Setting Tempat
DENAH LOKASI

KETERANGAN:
: PENYAJI :PINTUMASUK

: LAYAR PPT :AUDIEN

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 88


I. Kegiatan Belajar Mengajar
NO TAHAP WAKTU KEGIATAN MEDIA
1. Pembukaan 5 menit a. Salam perkenalan a. Menjawab
b. Menjelaskan kontrak dan salam
tujuan pertemuan b. Mendengarkan
dan
memperhatikan
2. Pelaksanaan 20 menit Menjelaskan tentang :
a. Pengertian hipertens
b. Penyebab hipertens
c. Tanda dan hipertens a. Menyimak dan
d. Diet hipertens mendengarkan
e. Mengetahui obat-obatan untuk
hipertensi b.Melihat dan
f. Mengetahui komplikasi yang menyimak
terjadi akibat hipertensi
g. Membuka sesion pertanyaan
h. Diskusi dengan keluarga
3. Evalusi 5 menit Meminta kepada peserta untuk
menjelaskan kembali atau
menyebutkan :
a. Pengertian hipertens
b. Penyebab hipertens
Bertanya dan
c. Tanda dan hipertens
menjawab
d. Diet hipertens
pertanyaan
e. Mengetahui obat-obatan untuk
hipertensi
f. Mengetahui komplikasi yang
terjadi akibat hipertensi
4. Penutup 2 menit a. Menutup pembelajaran dengan Menjawab salam
salam

J. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Diskusi
K. Media Dan Alat
Lembar Balik dan Leaflet
L. Denah Lokasi
Terlampir
M. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
b. Semua anggota masyarakat hadir dalam acara penyuluhan.
c. Kesiapan materi penyaji.
d. Tempat yang digunakan nyaman dan mendukung.
2. Evaluasi Proses

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 89


a. Masyarakat hadir sesuai dengan kontrak waktu yang ditentukan 2/3
dari jumlah pasien d Paviliun Garuda.
b. Masyarakat antusias untuk bertanya tentang hal-hal yang tidak
diketahuinya
c. Masyarakat menjawab semua pertanyaan yang telah diberikan
3. Mahasiswa
a. Dapat memfasilitasi jalannya penyuluhan.
b. Dapat menjalankan peran sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.
4. Evaluasi Hasil
a. Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.
b. Adanya kesepakatan masyarakat dengan perawat dalam melaksanakan
implementasi keperawatan selanjutnya.
c. Adanya tambahan pengetahuan tentang darah tinggi yang diterima
oleh audience dengan melakukan evaluasi melalui tes lisan di akhir
ceramah.

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 90


Lampiran Materi

HIPERTENSI

A. Pengertian
Hipertensi merupakan keadaan ketika tekanan darah sistolik lebih dari 120
mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg. Hipertensi sering
menyebabkan perubahan pada pembuluh darah yang dapat mengakibatkan
semakin tingginya tekanan darah (Arif Muttaqin, 2009).
Menurut Wiryowidagdo (2002) mengatakan bahwa hipertensi merupakan
suatu keadaan tekanan darah seseorang berada pada tingkatan di atas normal.
Sedangkan menurut WHO, batas tekanan darah yang masih dianggap
normal adalah 140/90 mmHg dan tekanan darah sama atau diatas 160/95
mmHg dinyatakan sebagai darah tinggi (Soeparman, 1999).

B. Penyebab
1. Elastisitas dinding aorta menurun 
2. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
3. Kehilangan elastisitas pembuluh darah dan penyempitan lumen pembuluh
darah
Klasifikasi hipertensi menurut etiologinya:
1. Hipertensi primer : Konsumsi Na terlalu tinggi, Genetik, stres psikologis
2. Hipertensi renalis : keadaan iskemik pada ginjal
3. Hipertensi hormonal
4. Bentuk hipertensi lain: obat, cardiovascular, neurogenik (Andy Sofyan,
2012)

C. Tanda dan Gejala


Sebagian besar manifestasi klinis timbul setelah mengalami hipertensi
bertahun-tahun, dan berupa:
1. Nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah, akibat
peningkatan tekanan darah intrakranium
2. Penglihatan kabur akibat kerusakan retina karena hipertensi
3. Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat
4. Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerulus

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 91


5. Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler
6. Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan
bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut
ensefalopati hipertensif, yang memerlukan penanganan segera. (Elizabeth
J. Corwin, 2000)

D. Diit
Diit merupakan pengendalian asupan kalori total untuk mencapai atau
mempertahankan BB yang sesuai dan mengendalikan kadar glukosa.Tujuan
diituntuk membantu menurunkan tekanan darah, mempertahankan tekanan
darah menuju normal,penurunan faktor resiko BB yang berlebih, menurunkan
kadar lemak kolesterol.Diit untuk penderita Hipertensi:
1. Makanan yang dianjurkan untuk penderita Darah tinggi
a. Sumber kalori
Beras,tales,kentang,macaroni,mie,bihun,tepung-tepungan, gula.
b. Sumber protein hewani
Daging,ayam,ikan,semua terbatas kurang lebih 50 gram perhari, telur
ayam,telur bebek paling banyak satu butir sehari, susu tanpa lemak
c. Sumber protein nabati
Kacang-kacangan kering seperti tahu,tempe,oncom.
d. Sumber lemak
Santan kelapa encer dalam jumlah terbatas.
e. Sayuran
Sayuran yang tidak menimbulkan gas seperti bayam,kangkung,buncis,
kacang panjang, taoge, labu siam, oyong, wortel.
f. Buah-buahan
Semua buah kecuali nangka, durian, hanya boleh dalam jumlah
terbatas.
g. Bumbu
Pala, kayu manis,asam,gula, bawang merah, bawang putih, garam
tidak lebih 15 gramperhari.
h. Minuman
Teh encer, coklat encer, juice buah.

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 92


2. Makanan yang dibatasi
a. Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi misalnya otak, paru,
minyak kelapa, gajih
b. Makanan yang diolah dengan menggunakan natrium misalnya biscuit,
craker
c. Makanan dalam kaleng : sarden, abon, asinan, ikan asin, telor asin.
d. Makanan yang mengandung alkohol misalnya durian dan tape.
e. Daging-daging warna merah segar seperti hati ayam, sosis, daging
sapi, daging kambing.
f. Garam dapur
g. Makan tinggi lemak dan kolesterol
h. Buah/sayur yang diawetkan dengan garam : ikan asin, asinan, dll

E. Obat-Obatan
1. Diuretik
Diuretik menurunkan tekanan darah terutama dengan cara mendeplesi
simpanan natrium tubuh. Awalnya, diuretik menurunkan tekanan darah
dengan menurunkan volume darah dan curah jantung, sehingga tahanan
perifer menurun. Setelah 6-8 minggu, curah jantung kembali normal karena
tahanan vaskular perifir menurun. Natrium dapat menyebabkan tahanan
vaskular dengan meningkatkan kekakuan pembuluh darah dan reaktivitas
saraf, yang diduga berkaitan dengan terjadinya peningkatan pertukaran
natrium-kalsium dengan hasil akhir peningkatan kalsium intraseluler. Efek
tersebut dapat dikurangi dengan pemberian diuretik atau pengurangan
natrium. Contoh obat diuretik yang sering digunakan untuk menurunkan
hipertensi adalah: spironolactone, dan hydrochlorothiazide (thiazide)
(Benowitz, 2002).
2. Obat simpatoplegik
Mempunyai mekanisme kerja menurunkan tekanan darah dengan cara
menurunkan tahanan perifer, menghambat fungsi jantung, dan
meningkatkan pengumpulan vena didalam pembuluh darah kapasitans (dua
efek terakhir menyebabkan penurunan curah jantung). Contoh obat
golongan ini adalah: Methyldopa dan clonidine (Benowitz, 2002).

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 93


3. Obat vasodilator langsung.
Semua vasodilator yang digunakan untuk hipertensi merelaksasi otot polos
arteriol, sehingga dapat menurunkan tahanan vaskular sistemik. Penurunan
tahanan arteri dan rata-rata penurunan tekanan darah arteri menimbulkan
respon kompensasi, dilakukan oleh baroreseptor dan sistem saraf simpatis,
seperti halnya renin angiotensin dan aldosteron. Vasodilator bekerja 12
dengan baik apabila dikombinasikan dengan obat antihipertensi lain yang
melawan respon kompensasi kardiovaskular. Contoh obat –obat vasodilator
adalah; Hydralazine dan minoxidil (Benowitz, 2002).
4. Obat yang menyekat produksi atau efek Angiotensin.
Rilis renin dari korteks ginjal distimulasi oleh penurunan tekanan arteri
ginjal, stimulasi saraf simpatis dan penurunan pengiriman natrium atau
peningkatan konsentrasi natrium pada tubulus distalis ginjal. Renin bekerja
terhadap angiotensin untuk melepaskan angiotensin I dekapeptida yang
tidak aktif. Angiotensin I kemudian dikonversi, terutama oleh enzim
pengubah angiotensin endothelial (endothelial angiotensin-converting
enzyme, ACE), menjadi oktapeptida angiotensin II vasokonstriktor arterial,
yang akan dikonversi menjadi angiotensin III didalam kelenjar adrenal.
Angiotensin II mempunyai aktifitas vasokonsriktor dan retensi
natrium.Angiotensin II dan III menstimulasi rilis aldosteron. Contoh obat
golongan ini adalah ; captopril,enalapril dan lisinopril (Benowitz, 2002)

F. Komplikasi
Hipertensi yang terjadi dalam kurun waktu yang lama akan berbahaya
sehingga menimbulkan komplikasi. Komplikasi tersebut dapat menyerang
berbagai target organ tubuh yaitu otak, mata, jantung, pembuluh darah arteri,
serta ginjal. Sebagai dampak terjadinya komplikasi hipertensi, kualitas hidup
penderita menjadi rendah dan kemungkinan terburuknya adalah terjadinya
kematian pada penderita akibat komplikasi hipertensi yang dimilikinya.
Hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Beberapa penelitian menemukan bahwa
penyebab kerusakan organ-organ tersebut dapat melalui akibat langsung dari
kenaikan tekanan darah pada 19 organ, atau karena efek tidak langsung, antara
lain adanya autoantibodi terhadap reseptor angiotensin II, stress oksidatif, down
regulation, dan lain-lain. Umumnya, hipertensi dapat menimbulkan kerusakan

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 94


organ tubuh, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kerusakan organ-
organ yang umum ditemui pada pasien hipertensi adalah:
1. Jantung
a. hipertrofi ventrikel kiri
b. angina atau infark miokardium
c. gagal jantung
2. Otak - stroke atau transient ishemic attack
3. Penyakit ginjal kronis
4. Penyakit arteri perifer
5. Retinopati

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 95


PKL 2020 STIKES JAYAPURA 96
PKL 2020 STIKES JAYAPURA 97
DAFTAR PUSTAKA

Benowitz, L. 2002. Obat Antihipertensi, dalam Katzung, B.G., 2002, Basic and
Clinical Farmacology, ed ke-3, Penerjemah: Bagian Farmakologi Fakultas
Kedokteran Universitas Airlangga, Penerbit Salemba Medika
Corwin, J Elizabeth. 2000. Patofisiologi. Jakarta: EGC.
Engram, Barbara. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Volume 2.
EGC. Jakarta
Smeljer,S.C Bare, B.G .2002. Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah, *Brunner
& Suddarth, Ed 8.Penerbit EGC Jakarta

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 98


SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : Hipertensi


Hari/Tanggal : Kamis, 5 maret 2020
Pukul : 09.00 Wit
Sasaran : Masyarakat yang ada di Kampung Sarmai Atas
Tempat : Balai Kampung

A. Pokok Bahasan : TB Paru dan Etika Batuk


B. Sasaran : Masyarakat Kampung Sarmai Atas
C. Tempat : Balai Kampung
D. Tanggal Pelaksanaan : 05 Maret 2020
E. Waktu : 09.00 – Selesai
F. Nama Penyuluh : Aprillia Daundi
G. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan tentang pencegahan TB Paru dan
Etika Batuk pada pasien dan keluarga dapat mengetahui cara pencegahan
penyakit TB Paru.
2. Tujuan Instruksional khusus
Setelah mendapatkan Pemyuluhan tentang penyakit TB Paru pada
pasien dan keluarga dapat:
a. Menjelaskan pengertian tuberculosis
b. Menjelaskan penyebab penyakit tuberkulosis
c. Menjelaskan tanda dan gejala penyakit tuberkulosis
d. Menjelaskan bagaimana cara penularan penyakit tuberculosis
e. Menjelaskan bagaimana pengobatan dari penyakit tuberculosis.
f. Menjelaskan bagaimana cara pencegahan dari penyakit tuberculosis.
g. Menjelaskan bagaimana etika batuk yang baik dan benar

H. Strategi Pelaksanaan
1. Materi (Terlampir)
a. PengertianTBC
b. Penyebab TBC
c. Tanda dan Gejala TBC

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 99


2. Sasaran / Target
a. Sasaran : Seluruh Masyarakat Kampung Sarmai Atas
b. Target : Seluruh Masyarakat Kampung Sarmai Atas
3. Metode
a. Ceramah
b. Tanya Jawab
c. Diskusi
4. Media dan Alat
a. a.Leaflet
b. Power Point
5. Waktu dan Tempat
a. Hari /Tanggal : Kamis 05 maret 2020
b. Jam : 09.00 WIT
c. Tempat : Balai Kampung
d. Moderator : Aprillia Daundi
6. Setting Tempat
DENAH LOKASI

KETERANGAN:
: PENYAJI :PINTUMASUK

: LAYAR PPT :AUDIEN

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 100


I. Kegiatan Acara Penyuluhan
NO TAHAP WAKTU KEGIATAN MEDIA
1. Pembukaan 5 menit a. Salam perkenalan a. Menjawab salam
b. Menjelaskan kontrak dan tujuan b. Mendengarkan dan
pertemuan memperhatikan
2. Pelaksanaan 20 menit Menjelaskan tentang :
a. Pengertian tuberculosis
b. Penyebab tuberculosis
c. Tanda dan tuberculosis a. Menyimak dan
d. cara penularan penyakit mendengarkan
tuberculosis
e. Mengetahui pengobatab untuk b. Melihat dan
tuberculosis menyimak
f. cara pencegahan dari penyakit
tuberculosis.
g. etika batuk yang baik dan benar
3. Evalusi 5 menit Meminta kepada peserta untuk
menjelaskan kembali atau
menyebutkan :
a. Pengertian tuberculosis
b. Penyebab tuberculosis
c. Tanda dan tuberculosis
d. cara penularan penyakit Bertanya dan
tuberculosis menjawab pertanyaan
e. Mengetahui pengobatab untuk
tuberculosis
f. cara pencegahan dari penyakit
tuberculosis.
g. etika batuk yang baik dan benar
4. Penutup 2 menit Menutup pembelajaran dengan salam Menjawab salam

J. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab
c. Diskusi
K. Media Dan Alat
Lembar Balik dan Leaflet
L. Denah Lokasi
Terlampir
M. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Semua anggota masyarakat hadir dalam acara penyuluhan.

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 101


b. Kesiapan materi penyaji.
c. Tempat yang digunakan nyaman dan mendukung.
2. Evaluasi Proses
a. Masyarakat hadir sesuai dengan kontrak waktu yang ditentukan 2/3
dari jumlah pasien d Paviliun Garuda.
b. Masyarakat antusias untuk bertanya tentang hal-hal yang tidak
diketahuinya
c. Masyarakat menjawab semua pertanyaan yang telah diberikan
3. Mahasiswa
a. Dapat memfasilitasi jalannya penyuluhan.
b. Dapat menjalankan peran sesuai dengan tugas dan tanggung
jawabnya.
4. Evaluasi Hasil
a. Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.
b. Adanya kesepakatan masyarakat dengan perawat dalam
melaksanakan implementasi keperawatan selanjutnya.
c. Adanya tambahan pengetahuan tentang darah tinggi yang diterima
oleh audience dengan melakukan evaluasi melalui tes lisan di akhir
ceramah.

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 102


Lampiran Materi

TB PARU DAN ETIKA BATUK

A. Pengertian
Penyakit TB Paru adalah penyakit infeksi dan menular yang menyerang
paru-paru yang disebabkan oleh kuman Micobacterium Tuberkulosis.

B. Faktor penyebabnya.
Etiologi Tuberculosis Paru adalah Mycobacterium Tuberculosis yang
berbentuk  batang dan Tahan asam ( Price , 1997 )Penyebab Tuberculosis
adalah M. Tuberculosis bentuk batang panjang 1 – 4 /µm Dengan tebal 0,3
0,5 µm. selain itu juga kuman lain yang memberi infeksi yangsama yaitu M
Bovis, M. Kansasii, M. Intracellutare

C. Cara Penularan
Penyakit tuberculosis (TB) bisa ditularkan melalui kontak langsung
dengan pasienTB, seperti terpapar hembusan nafasnya, cairan tubuhnya, dan
apabila menggunakan sendok dan handuk secara bersamaan.

D. Tanda dan gejala


1. Gejala umum Tb paru adalah batuk lebih dari 2 minggu dengan atau
tanpa sputum , malaise , gejala flu , demam ringan , nyeri dada , batuk
darah
2. Gejala lain yaitu kelelahan, anorexia, penurunan Berat badan Demam :
subfebril menyerupai influenza. Batuk:- batuk kering (non produktif)→
batuk produktif (sputum)-hemaptoe, Sesak Nafas: pada penyakit TB
yang sudah lanjut dimana infiltrasinya sudah ½ bagian paru-paru
3. Nyeri dada-Malaise :anoreksia, nafsu makan menurun, sakit kepala,
nyeri otot,keringat malam.

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 103


E. Pengobatan
Untuk mendiagnosis TBC, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik,
terutama di daerah paru/dada, lalu dapat meminta pemeriksaan tambahan
berupa foto rontgen dada, tes laboratorium untuk dahak dan darah, juga tes
tuberkulin (mantoux/PPD). Pengobatan TBC adalah pengobatan jangka
panjang, biasanya selama 6 – 9 bulan.
Kondisi ini diperlukan ketekunan dan kedisiplinan dari pasien untuk
meminum obat dan kontrol ke dokter agar dapat sembuh total. Apalagi
biasanya setelah 2-3 pekan meminum obat, gejala-gejala TBC akan hilang
sehingga pasien menjadi malas meminum obat dan kontrol ke dokter.
Jika pengobatan TBC tidak tuntas, maka ini dapat menjadi berbahaya
karena sering kali obat-obatan yang biasa digunakan untuk TBC tidak
mempan pada kuman TBC (resisten). Akibatnya, harus diobati dengan obat-
obat lain yang lebih mahal dan "keras". Hal ini harus dihindari dengan
pengobatan TBC sampai tuntas.
Pengobatan jangka panjang untuk TBC dengan banyak obat tentunya
akan menimbulkan dampak efek samping bagi pasien. Efek samping yang
biasanya terjadi pada pengobatan TBC adalah nyeri perut,
penglihatan/pendengaran terganggu, kencing seperti air kopi, demam tinggi,
muntah, gatal-gatal dan kemerahan kulit, rasa panas di kaki/tangan, lemas,
sampai mata/kulit kuning.
Pengobatan untuk penyakit-penyakit lain selama pengobatan TBC pun
sebaiknya harus diatur dokter untuk mencegah efek samping yang lebih
serius/berbahaya. Penyakit TBC dapat dicegah dengan cara:
1. Mengurangi kontak dengan penderita penyakit TBC aktif.
2. Menjaga standar hidup yang baik, dengan makanan bergizi, lingkungan
yang sehat, dan berolahraga.
3. Pemberian vaksin BCG (untuk mencegah kasus TBC yang lebih berat).
Vaksin ini secara rutin diberikan pada semua balita.

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 104


4. Perlu diingat bahwa mereka yang sudah pernah terkena TBC dan
diobati, dapat kembali terkena penyakit yang sama jika tidak
mencegahnya dan menjaga kesehatan tubuhnya.

F. Cara Pencegahan
1. Untuk Pasien
Minum obat sampai habis sesuai petunjuk
2. Untuk Keluarga
a. Jemur kasur seminggu sekali
b. Buka jendela lebar-lebar agar udara dan sinar matahari bisa
langsung masuk 
c. Menggunakan masker saat berbicara dengan pasien
3. Pencegahan Lain
a. Imunisasi BCG pada bayi
b. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan makanan bergizi

G. Etika batuk yang baik dan benar


1. Kebiasaan batuk yang salah
a. Tidak menutup mulut saat batuk atau bersin di tempat umum.
b. Tidak mencuci tangan setelah digunakan untuk menutup mulut
atau hidung saat batuk dan bersin.
c. Membuang ludah batuk disembarang tempat.
d. Membuang atau meletakkan tissue yang sudah dipakai
disembarang tempat.
e. Tidak menggunakan masker saat flu atau batuk.
2. Cara Batuk yang Baik dan Benar
Hal-hal perlu anda perlukan:
a. Lengan baju
b. Tissue
c. Sabun dan air
d. Gel pembersih tangan

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 105


3. Etika Batuk
a. Menutup mulut ketika batuk atau bersin
b. Tidak meludah di sembarang tempat meludah di tempat yang terkena
sinar matahari langsung atau ditempat yang sudah ada karbol/lisol

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 106


PKL 2020 STIKES JAYAPURA 107
PKL 2020 STIKES JAYAPURA 108
DAFTAR PUSTAKA

Doengoes Marilynn E, 2011. Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta: EGC


Mansjoer dkk,2013, Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3,Jakarta: FK UI
Tucker dkk , 2012, Standar Perawatan Pasien, Jakarta: EGC, Jakarta

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 109


SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : Keluarga Berencana


Hari/Tanggal : Kamis, 5 maret 2020
Pukul : 09.00 Wit
Sasaran : Masyarakat yang ada di Kampung Sarmai Atas
Tempat : Balai Kampung

A. Pokok Bahasan : Keluarga Berencana


B. Sasaran : Masyarakat Kampung Sarmai Atas
C. Tempat : Balai Kampung
D. Tanggal Pelaksanaan : 05 Maret 2020
E. Waktu : 09.00 – Selesai
F. Nama Penyuluh : Santa Prisdawati
G. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum :
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan sasaran
mengetahui tentang KB.
2. Tujuan Instruksional khusus :
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, sasaran diharapkan
dapat:
a. Menjelaskan kembali pengertian KB dengan tepat
b. Menyebutkan 3 dari 5 jenis KB dengan tepat
c. Menyebutkan 3 dari 5 keuntungan dan kerugian KB dengan tepat
d. Menyebutkan 3 dari 5 efek samping KB dengan tepat

H. STRATEGI PELAKSANAAN
1. Materi (Terlampir)
a. Pengertin KB
b. Jenis KB
c. Keuntungan KB

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 110


d. Efek samping KB
e. Komplikasi KB
2. Sasaran / Target
a. Sasaran : Seluruh Masyarakat Kampung Sarmai Atas
b. Target : Seluruh Masyarakat Kampung Sarmai Atas
3. Metode
a. Ceramah
b. Tanya Jawab
c. Diskusi
4. Media dan Alat
a. Leaflet
b. Power Point
5. Waktu dan Tempat
a. Hari /Tanggal : Kamis 05 maret 2020
b. Jam : 09.00 WIT
c. Tempat : Balai Kampung
d. Moderator : Santa Prisdawati
6. Setting Tempat
DENAH LOKASI

KETERANGAN:
: PENYAJI :PINTUMASUK

: LAYAR PPT :AUDIEN

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 111


I. Proses Penyuluhan
NO TAHAP WAKTU KEGIATAN MEDIA
1. Pembukaan 5 menit a. Salam perkenalan a. Menjawab
b. Menjelaskan kontrak dan salam
tujuan pertemuan b. Mendengarkan
dan
memperhatikan
2. Pelaksanaan 20 menit Menjelaskan tentang :
a. Menyimak dan
a. Pengertian KB
mendengarkan
b. Jenis KB
c. Keuntungan KB
b. Melihat dan
d. Efek samping KB
menyimak
e. Komplikasi KB
3. Evalusi 5 menit Meminta kepada peserta untuk
menjelaskan kembali atau
menyebutkan :
Bertanya dan
a. Pengertian KB
menjawab
b. Jenis KB
pertanyaan
c. Keuntungan KB
d. Efek samping KB
e. Komplikasi KB
Menutup pembelajaran dengan
4. Penutup 2 menit Menjawab salam
salam

J. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Diskusi
K. Media Dan Alat
Lembar Balik dan Leaflet
L. Denah Lokasi
Terlampir
M. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Semua anggota masyarakat hadir dalam acara penyuluhan.
b. Kesiapan materi penyaji.
c. Tempat yang digunakan nyaman dan mendukung.
2. Evaluasi Proses

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 112


a. Masyarakat hadir sesuai dengan kontrak waktu yang ditentukan 2/3
dari jumlah pasien d Paviliun Garuda.
b. Masyarakat antusias untuk bertanya tentang hal-hal yang tidak
diketahuinya
c. Masyarakat menjawab semua pertanyaan yang telah diberikan
3. Mahasiswa
a. Dapat memfasilitasi jalannya penyuluhan.
b. Dapat menjalankan peran sesuai dengan tugas dan tanggung
jawabnya.
4. Evaluasi Hasil
a. Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.
b. Adanya kesepakatan masyarakat dengan perawat dalam
melaksanakan implementasi keperawatan selanjutnya.
c. Adanya tambahan pengetahuan tentang darah tinggi yang diterima
oleh audience dengan melakukan evaluasi melalui tes lisan di akhir
ceramah.

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 113


Lampiran Materi

KELUARGA BERENCANA

A. Pengertian KB
Keluarga berencana adalah tindakan yang membantu individu
untukmendapatkan objek – objek tertentu, menghindari kehamilan yang
tidak diinginkan mendapatkan kehamilan yang diinginkan, mengatur
interval kehamilan, menentukanjumlah anak dalam keluarga, mengontrol
saat kelahiran dalam hubungan dengan umur
suami istri. (Hanafi. 2003).Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah
terjadinya kehamilan, alat yangdigunakan untuk menunda kehamilan dan
menjarangkan jarak kelahiran.( Hanifa. 2003 dan Manuaba. 2008).

B. Jenis-jenis KB
1. Kontrasepsi PIL
Kontrasepsi Pil adalah metode kontrasepsi hormonal yang
digunakan wanita,berbentuk tablet. Pada dasarnya kontrasepsi pil terbagi
menjadi tiga bagian, yaitu pilkombinasi, pil yang mengandung
progesteron dan pil yang mengandung estrogen.Kontrasepsi Pil adalah
salah satu kontrasepsi yang paling banyak digunakan kontrasepsi pil
mengandung hormon ekstrogen dan progesterone serta dapatmenghambat
ovulasi.Kontrasepsi pil ini harus diminum setiap hari secara teratur.Uji
klinis terhadap pil memperlihatkan angka kegagalan pada tahun pertama
2,7 5di Indonesia. (Pendit, 2006)
a. Jenis – jenis pil kombinasi ada 3 macam yaitu :
1) Monofasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet
mengandung hormon
2) estrogen/progesterone dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet
tanpa hormon.

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 114


3) Bifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung
hormon
4) Estrogen/progesterone dengan dua dosis yang berbeda, dengan 7
tablet tanpahormon.
5) Trifasi : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung
hormone
6) estrogen/progesterone dengan tiga dosis yang berbeda, dengan 7
tablet tanpahormon (Saifuddin. 2003).
b. Efektivitas
Pada pemakaian yang seksama, pil kombinasi 99 % efektif
mencegah kehamilan.Namun, pada pemakaian yang kurang seksama,
efektivitasnya masih mencapai 93 %.(Everett. 2007).
c. Keuntungan
Keuntungan menggunakan kontrasepsi pil adalah dapat diandalkan
jikapemakaiannya teratur, meredakan dismenorea, mengurangi
resiko anemia mengurangi resiko penyakit payudara, dan melindungi
terhadap kankerendometrium dan ovarium.
d. Kerugian
Kerugian menggunakan kontrasepsi pil adalah harus diminum secara
teratur, cermat, dan konsisten, tidak ada perlindungan terhadap
penyakit menular, peningkatan resiko hipertensi dan tidak cocok
digunakan ibu yang merokokpada usia 35 atahun. (Everett, 2007).
e. Indikasi
Indikasi penggunaan kontrasepsi pil adalah usia reproduksi, telah
memiliki anak, Ibu yang menyusui tapi tidak memberikan asi
esklusif, ibu yang siklus haid tidak teratur, riwayat kehamilan
ektopik. (Sifuddin. 2003).
f. Kontra indikasi
Kontra indikasi pengguna kontrasepsi pil adalah ibu yang sedang
hamil, perdarahan yang tidak terdeteksi, diabetes berat dengan
komplikasi, depresiberat dan obesitas.(Everett, 2007).

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 115


g. Mekanisme Kerja
Mekanisme kerja pil adalah dengan cara menekan gonadotropin
releasing hormon. Pengaruhnya pada hifofisis terutama adalah
penurunan sekresi luitenezing hormon (LH), dan sedikit folikel
stimulating hormon.Dengan tidakadanya puncak LH, maka ovulasi
tidak terjadi. Disamping itu, ovariummenjadi tidak aktif, dan
pemasakan folikel terhenti beserta lendir sevik mengalami
perubahan, menjadi lebih kental, gambaran daun pakis menghilang
sehingga penetrasi sperma menurun.
h. Efek Samping
Efek samping kontrasepis pil Kombinasi adalah pertambahan berat
badan,perdarahan diluar siklus haid, mual, pusing dan amenorea.
(Hanifa. 2003).
i. Cara pemakaian
Pil pertama dari bungkus pertama diminum pada hari kelima siklus
haid, dapat juga dimulai pada suatu hari yang diinginkan, misalnya
hari minggu, agar mudah diingat lalu diminum terus – menerus pada
pil yang berjumlah 28 tablet.(Hanifa. 1999).

2. Kontrasepsi Suntik
Kontrasepsi Suntik adalah alat kontrasepsi yang mengandung
hormon progesterone dan ekstrogen, kontrasepsi ada ada 2 macam yaitu
suntil yang sebulan sekali (syclopen) dan suntik 3 bulan sekali (depo
propera), akan tetapi ibu lebih suka menggunakan suntik yang sebulan
karena suntik sebulan dapat menyebabkan perdarahan bulanan teratur
dan jarang menyebabkan spoting. (Pendit. 2006).
a. Efektifitas
Efektivitas kontrasepsi suntik adalah antara 99 % dan 100 % dalam
mencegahkehamilan.Dan tinggat kegagalannya sangat kecil.

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 116


Keefektifannya 0,1 – 0,4 kehamilan per 100 perempuan selama
tahun pertama pemakaian. (Everett.2007).
b. Kerugian
Kerugian kontrasepsi suntik adalah perdarahan tidak teratur,
perdarahan bercak, mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan,
efektivitasnya berkurang bila digunakan bersamaan dengan obat
epilepsi dan kemungkinan terjadi tumor hati.(Saifuddin. 2003).
c. Keuntungan
Keuntungan kontrasepsi suntik adalah kontrasepsi sederhana setiap 8
sampai 12 mingggu, tingkat keefektivitasannya tinggi, tidak
menggagu pengeluaran pengeluaran asi. (Manuaba. 2008).
Indikasi
d. Indikasi kontrasepsi suntik adalah usia reproduksi, telah mempunyai
anak, ibuyang menyusui, ibu post partum, perokok, , nyeri haid yang
hebat dan ibu yang sering lupa menggunakan kontrasepsi pil.
(Saifuddi. 2003).
e. Kontra indikasi
Kontra indikasi kontrasepsi adalah ibu yang dicuriagai hamil,
perdarahan yangbelum jelas penyebabnya, menderita kanker
payudara dan ibu yang menderita diabetes militus disertai
komplikasi.
f. Efek samping
Efek samping kontrasepsi suntik adalah sakit kepala, kembung,
depresi, berat badan meningkat, perubahan mood, perdarahan tidak
teratur dan amenore.
g. Mekanisme Kerja
Mekanisme kerja kontrasepsi suntik adalah menghalangi
pengeluaran FSH dan LH sehingga tidak terjadi pelepasan ovum,
mengentalkan lendir serviks sehingga sulit ditembus spermatozoa,
perubahan peristaltik tuba fallopi sehingga konsepsi dihambat

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 117


mengubah suasana endometrium sehingga tidaksempurna untuk
implantasi hasil konsepsi
h. Jenis – jenis suntik
Jenis kontrasepsi suntik ada 3 macam yaitu
1) depopropera yang berisi progesterone asetat dan diberikan
dalam suntikan 150 mg setiap 12 minggu.
2) Noristerat berisi noresteron dan diberikan dalam suntikan 200
mg setiap 8minggu.
3) syclopem diberikan melaui suntikan setiap 4 minggu. (Everett.
2007).
j. Cara pemakaian
Cara pemakaian kontrasepsi suntik adalah melaui suntikan, dapat
dilakukan segera setelah post partum, setelah post abortus :
1) Depopropera harus diberikan dalam 5 haripertama haid, tidak
dibutuhkankontrasepsi tambahan dan selajutnya diberikan setiap
12 minggu.
2) Noristerat harus diberikan pada masa mestruasi, tidak
dibutuhkan kontrasepsitambahan setelah itu diberikan setiap 8
minggu.
3) Cyclopem diberikan melaui suntikan setiap 4 minggu (Everett.
2007).

3. Kontrasepsi Susuk
Implant adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan kedalam bawah
kulit, yang memiliki keefektivitas yang cukup tinggi, dan merupakan
kontrasepsi jangka panjang 5 tahun serta efek perdarahan lebih ringan
tidak menaikan tekanan darah. Sangat efektif bagi ibu yang tidak boleh
menggunakan obat yang mengandung estrogen.(Hanifa. 1999).
a. Mekanisme kerja
Mekanisme kerja implant adalah dapat menekan ovulasi, membuat
getah serviks menjadi kental, membuat endometrium tidak siap

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 118


menerima kehamilan. Dengan konsep kerjanya adalah progesteron
dapat mengahalangi pengeluaranLH sehingga tidak terjadi ovulasi
dan menyebabkan situasi endometrium tidaksiap menjadi tempat
nidasi.
b. Jenis – jenis
Jenis – jenis kontrasepsi susuk adalah : Norplan dari 6 batang silastik
lembutberongga dengan panjang 3,4 cm, dengan diameter 2,4 mm,
yang di isi dengan36 mg levonolgestrel dengan lama kerjanya 5
tahun. Implanon terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang
kira – kira 40 mm, dan diameter 2 mm, yang di isi dengan 68 mg 3-
keto desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun. Jedenadan indoplan
Terdiri dari 2 batang yang di isi dengan 75 mg levonolgesterdengan
lama kerjanya 3 tahun. (Saifuddin. 2003)
c. Keuntungan
Keuntungan kontrasepsi implant adalah dipasang selama 5 tahun,
control medisringan, dapat dilayani di daerah pedesaan, penyulit
tidak terlalu tingggi, biaya ringan. (Manuaba 2008).
d. Kerugian
Kerugian kontrasepsi implant adalah terjadi perdarahan bercak,
meningkatnyajumlah darah haid, berat badan bertambah,
menimbulkan acne, dan membutuhkan tenaga yang ahli untuk
memasang dan membukanya.
e. Indikasi
Indikasi kontrasepsi implant adalah wanita usia subur, wanita yang
inginkontrasepsi jangka panjang, ibu yang menyusui, pasca
keguguran
f. Kontra indikasi
Kontra indikasi kontrasepsi implant adalah ibu yang hamil,
perdarahan yang tidak diketahui penyebabnya, adanya penyakit hati
yang berat, obesitas dan depresi. (Everett. 2007).

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 119


g. Efek samping
Efek samping kontrasepsi implant adalah nyeri , gatal atau infeksi
pada tempatpemasangan, sakit kepala, mual, perubahan moot,
perubahan berat badan, jerawat, nyeri tekan pada payudara, rambut
rontok. ( Everett. 2007).

4. Kontrasepsi IUD
IUD adalah suatu benda kecil dari plastic lentur, kebanyakan
mempunyai lilitan tembaga yang dimasukkan kedalam rahim. IUD
adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan kedalam rahim yang
megandungtembaga.Kontrasepsi ini sangat efektif digunakan bagi ibu
yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi yang mengandung
hormonal dan merupakan kontrasepsi jangka panjang 8 -10
tahun.Tetapi efek dari IUD dapat menyebabkan perdarahan yanglama
dan kehamilan ektopik. Angka kegagalan pada tahun petama 2,2%.
(Pendit.2006).
a. Jenis – jenis IUD
1) Menurut Speroff 2003, jenis IUD ada beberapa macam yaitu :
Lippe lopp yang terbuat dari plastic, berbentuk huruf S. TCU –
380A adalah alat yang berbentuk T, yang dililit tembaga pada
lengan horizontal dan lilitan tembaga memiliki inti perak pada
batang. S
2) of – T adalah IUD tembaga yang berbentukmirip rongga
uterus. Multiload 375, kawat tembaga yang dililit pada
batangnya dan berbentuk 2/3 lingkaran elips.
3) Nova T mempunyai inti perak pada kawat tembaganya pada
batang dan sebuah lengkung besar pada ujung
bawah.Levonogestrel adalah alat yang berbentuk T
mempunyai arah merekat padalengan vertical.

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 120


b. Keuntungan
Menurut Saifuddin. 2003 dan V Taree. 2007 keuntungan
pemakaiankontrasepsi IUD adalah : Dapat segera aktif setelah
pemasangan. Metode jangkapanjang, tidak mempengaruhi
produksi asi. Tidak mengurangi laktasi. Kesuburan cepat kembali
setelah IUD dilepas.Dapat di pasang segera setelah melahirkan.
Meningkatkan kenyamanan hubungan suami istri karena rasa aman
terhadap resiko kehamilan. Menurut PKMI. 2007 keuntungan IUD
ada beberapa hal, yaitu : Sangat efektif 0,6 - 0,8 kehamilan / 100
perempuan dalam 1 tahun pertama pemakaian. IUD dapat segera
aktif setelah pemasangan.Metode jangka panjang (8 – 10 tahun
pemakaian). Tidak mempengaruhi hubungan seksual. Tidak ada
efek samping hormonal. Tidak mempengaruhi kualitas dan volume
asi. Dapat digunakan hingga menopause. Tidak ada interaksi
dengan obat – obatan.
c. Efek Samping
Efek samping adalah akibat yang ditimbulkan atau reaksi yang
disebabkan oleh benda asing yang masuk kedalam tubuh dan tidak
diharapkan. Efek samping IUD menurut Saifuddin. 2003 antara
lain : Haid lebih banyak dan lama. Saat haid terasa sakit.
Perdarahan spoting. Terjadinya pedarahan yang banyak.
Kehamilan insitu
d. Indikasi
Menurut Glasier. 2005 yang merupakan indikasi pemakaian
kontrasepsi IUD adalah : Wanita yang menginginkan kontrasepsi
jangka panjang. Multigravida. Wanita yang mengalami kesulitan
menggunakan kontrasepsi lain.
e. Mekanisme Kerja
Mekanisme kerja IUD adalah mencegah terjadinya pembuahan
dengan penghambatan bersatunya ovum dengan sperma,
mengurangi jumlah sperma yang mencapai tuba fallopi dan

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 121


menonaktifkan sperma. Mekanisme kerja IUD adalah menghambat
bersatunya sperma dan ovum, mengurangi jumlah sperma yang
mencapai tuba fallopi, menonaktifkan sperma, menebalkan lendir
serviks sehingga menghalangi pergerakan sperma (Mansjoer
2007). Mekanisme kerja IUD dapat menimbulkan reaksi radang
pada endometrium dengan mengeluarkan leokosit yang dapat
menghancurkan blastokista atau sperma. IUD yang mengandung
tembaga juga dapat menghambat khasiat anhidrase karbon dan
fosfase alkali, memblok bersatunya sperma dan ovum, mengurangi
jumlah sperma yang mencapai tuba fallopi dan menonaktifkan
sperma. IUD dapat menimbulkan infeksi benda asing sehingga
akan terjadi migrasi leokosit, makrofag dan menimbulkan
perubahan susunan cairan endometrium yang akan menimbulkan
gangguan terhadap spermatozoa sehingga gerakannya menjadi
lambat dan akan mati dengan sendirinya. (Manuaba. 2008).
f. Kerugian
Kerugian pemakaian kontrasepsi IUD adalah : Menstruasi yang
lebih banyak dan lebih lama. Infeksi dapat terjadi saat pemasangan
yang tidak steril. Ekspulsi (IUD yang keluar atau terlepas dari
rongga rahim). Sedangkan kerugian pemakaian kontrasepsi IUD
adalah : Haid menjadi lebih lama dan banyak. Perdarahan spoting
(bercak – bercak). Kadang – kadang nyeri haid yang hebat, perlu
tenaga terlatih untuk memasangkan dan membuka IUD.
g. Kontra Indikasi
Menurut Saifuddin. 2003 dan Burns. 2000 yang merupakankontra
indikasi pemakaian kontrasepsi IUD adalah : Wanita yang sedang
hamil. Wanita yang sedang menderita infeksi alat genitalia.
Perdarahan vagina yang tidak diketahui. Wanita yang tidak dapat
menggunakan kontrasepsi IUD. Wanita yang menderita PMS.
Wanita yang pernah menderita infeksi rahim. Wanita yangpernah
mengalami pedarahan yang hebat.

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 122


5. Kontrasepsi Mantap
Kontap adalah kontrasepsi permanen yang digunakan untuk
mencegah kehamilan. Kontap ada 2 macam yaitu tubektomi yang
digunkan pada wanita dan vasektomi yang digunakan pada pria.
Keunggulan kontap adalah merupakan kontrasepsi yang hanya
dilakukan atau dipasang sekali, relatif aman. Angka kegagalan kontap
pada pria 0,1%-0,5 5 dalam tahun pertama sedangkan kegagalan pada
kontap wanita kurang dari 1% perseratus setelah satu tahun
pemasangan. Kontap adalah alat kontrasepsi mantap yang paling efektif
digunakan, aman danmempunyai nilai demografi yang tinggi. Kontap
ada 2 macam yaitu tobektomi yang dilakukan pada wanita dan
vasektomi yang dilakukan pada pria.
a. Tubektomi
Tubektomi adalah satu – satunya kontrasepsi yang
permanent.metode ini melibatkan pembedahan abdominal dan
perawatan di rumah sakit yang melibatkan waktu yang cukup lama.
b. Vasektomi
Vasektomi adalah pilihan kontrasepsi permanent yang popular
untuk banyakpasangan.Vasektomi adalah pemotongan vas deferen,
yang merupakan saluranyang mengangkut sperma dari epididimis
di dalam testis ke vesikula seminalis.

6. Kondom
Kondom adalah suatu selubung atau sarung karet yang dipasang
pada penis ( kondom pria) atau vagina ( kondom Wanita) pada saat
senggama. Kondom pertama kali dipakai untuk menghindari terjadinya
penularan penyakit kelamin terbuat dari karet tipis ( Lateks).

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 123


PKL 2020 STIKES JAYAPURA 124
PKL 2020 STIKES JAYAPURA 125
DAFTAR PUSTAKA

Hanifa Wiknjosastro. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka


Sarwono Prawiroharjo. 2003
Manuaba IBG. 2008.Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan &
Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan.Jakarta: EGC
Abdul Bari Saifuddin, dkk. 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kontrasepasi.Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Everett, S., 2007. Buku saku kontrasepsi & kesehatan seksual reproduktif.
Jakarta :EGC
Burn. A. pemberdayaan wanita dalam bidang kesehatan. editor edisi
Indonesia. Tanuan achmad. Yogyakarta: yayasan esentria medica

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 126


SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : Hipertensi


Hari/Tanggal : Kamis, 5 maret 2020
Pukul : 09.00 Wit
Sasaran : Masyarakat yang ada di Kampung Sarmai Atas
Tempat : Balai Kampung

A. Pokok Bahasan : PHBS


B. Sasaran : Masyarakat Kampung Sarmai Atas
C. Tempat : Balai Kampung
D. Tanggal Pelaksanaan : 05 Maret 2020
E. Waktu : 09.00 – Selesai
F. Nama Penyuluh : Rikha Rofiatun
G. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum :
Setelah diberikan penyuluhan 25 menit, diharapkan keluarga Tn. K
mampu memahami dan mengerti tentang Perilaku Hidup Bersih Sehat
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 25 menit tentang PHBS,
diharapkan keluarga dapat:
a. Menjelaskan tentang pengertian PHBS
b. Menjelaskan tentang manfaat PHBS
c. Menjelaskan apa saja 10 PHBS di Rumah Tangga
d. Menjelaskan tentang pemberantasan jentik nyamuk
e. Menjelaskan tentang pencegahan timbulnya penyakit akibat nyamuk

H. STRATEGI PELAKSANAAN
1. Materi (Terlampir)
a. Pengertian PHBS
b. Manfaat PHBS

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 127


c. 10 PHBS di Rumah Tangga
d. Pemberantasan jentik nyamuk
e. Pencegahan gigitan nyamuk
2. Sasaran / Target
a. Sasaran : Seluruh Masyarakat Kampung Sarmai Atas
b. Target : Seluruh Masyarakat Kampung Sarmai Atas
3. Metode
a. Ceramah
b. Tanya Jawab
c. Diskusi
4. Media dan Alat
a. Leaflet
b. Power Point
5. Waktu dan Tempat
a. Hari /Tanggal : Kamis 05 maret 2020
b. Jam : 09.00 WIT
c. Tempat : Balai Kampung
d. Moderator : Rikha Rofiatun
6. Setting Tempat
DENAH LOKASI

KETERANGAN:
: PENYAJI :PINTUMASUK

: LAYAR PPT :AUDIEN

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 128


I. Kegiatan Penyuluhan
NO TAHAP WAKTU KEGIATAN MEDIA
1. Pembukaan 5 menit a. Salam perkenalan a. Menjawab salam
b. Menjelaskan kontrak dan b. Mendengarkan dan
tujuan pertemuan memperhatikan
2. Pelaksanaan 20 menit Menjelaskan tentang :
a. Pengertian PHBS a. Menyimak dan
b. Manfaat PHBS mendengarkan
c. 10 PHBS di Rumah Tangga b. Melihat dan
d. Pemberantasan jentik nyamuk menyimak
e. Pencegahan gigitan nyamuk
3. Evalusi 5 menit Meminta kepada peserta untuk
menjelaskan kembali atau
menyebutkan :
a. Pengertian PHBS
Bertanya dan menjawab
b. Manfaat PHBS
pertanyaan
c. 10 PHBS di Rumah Tangga
d. Pemberantasan jentik nyamuk
e. Pencegahan gigitan nyamuk
Menutup pembelajaran dengan
4. Penutup 2 menit Menjawab salam
salam

J. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Diskusi
K. Media Dan Alat
Lembar Balik dan Leaflet
L. Denah Lokasi
Terlampir
M. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Semua anggota masyarakat hadir dalam acara penyuluhan.
b. Kesiapan materi penyaji.
c. Tempat yang digunakan nyaman dan mendukung.
2. Evaluasi Proses
a. Masyarakat hadir sesuai dengan kontrak waktu yang ditentukan 2/3
dari jumlah pasien d Paviliun Garuda.

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 129


b. Masyarakat antusias untuk bertanya tentang hal-hal yang tidak
diketahuinya
c. Masyarakat menjawab semua pertanyaan yang telah diberikan
3. Mahasiswa
a. Dapat memfasilitasi jalannya penyuluhan.
b. Dapat menjalankan peran sesuai dengan tugas dan tanggung
jawabnya.
4. Evaluasi Hasil
a. Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.
b. Adanya kesepakatan masyarakat dengan perawat dalam
melaksanakan implementasi keperawatan selanjutnya.
c. Adanya tambahan pengetahuan tentang darah tinggi yang diterima
oleh audience dengan melakukan evaluasi melalui tes lisan di akhir
ceramah.

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 130


Lampiran Materi

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)

A. Pengertian
PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran
sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di
bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan

B. Manfaat PHBS
1. Setiap anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah sakit
2. Anggota keluarga giat bekerja
3. Anak bisa tumbuh sehat dan cerdas

C. Sepuluh PHBS di Rumah Tangga


1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan.
2. Memberi bayi ASI ekslusif
3. Menimbang bayi dan balita
4. Memberantas jentik nyamuk
5. Menggunakan jamban sehat
6. Menggunakan air bersih
7. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
8. Makan buah dan sayur setiap hari
9. Melakukan aktifitas fisik setiap hari
10. Tidak merokok di dalam rumah

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 131


D. Pemberantasan Jentik Nyamuk
Rumah bebas jentik adalah rumah tangga yang setelah dilakukan
pemeriksaan jentik berkala tidak terdapat jentik nyamuk.

E. Cara Pencegahan Jentik Nyamuk


1. Menguras bak mandi, paling tidak seminggu sekali. Mengingat nyamuk
tersebut berkembang biak dari telur sampai dewasa dalam kurun waktu
7-10 hari.
2. Menutup tempat penyimpanan air
3. Mengubur sampah
4. Menghindari kebiasaan menggantung pakaian dalam kamar
5. Mengupayakan pencahayaan dan ventilasi memadai.
6. Memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk misalnya : obat
nyamuk bakar, semprot, oles atau usap ke kulit, dll.
7. Memelihara ikan pemakan jentik di kolam atau bak
8. Pengasapan atau fogging

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 132


PKL 2020 STIKES JAYAPURA 133
PKL 2020 STIKES JAYAPURA 134
DAFTAR PUSTAKA

Pusat Promosi Kesehatan Departemen Kesehatan RI, Perilaku Hidup Bersih


dan Sehat Di Rumah Tangga, 2006

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 135


1. What (Apa) :
Sosialisasi Mahasiswa dan Masyarakat
2. Who (Siapa) :
DOKUMENTASI Mahasiswa STIKES JAYAPURA
3. When (Kapan) :
Hari1.Kamis,
What 20
(Apa) :
Febuary 2020 jam 09.00 -
Selesai Kunjungan Mayarakat
2. (Dimana)
4. Where Who (Siapa)
: :
Masyarakat
Balai Kampung Kampung
Sarmai Atas Sarmai Atas
3. When
5. Why (Mengapa) : (Kapan) :
Hari Tujuan
Perkenalan, Rabu, 19 Febuary 2020
Mahasiswa jam 16.00
di kampung
4. atas
sarmai Where (Dimana) :
Posko Kelompok
6. How (Bagaimana) : 4
Agar5. terciptanya
Why (Mengapa) :
Hubungan kekeluargaan
Perkenalan antara
antara masyarakat dan mahasiswa masyarakat dan
mahasiswa
6. How (Bagaimana) :
Agar terciptanya Hubungan
kekeluargaan antara masyarakat dan
mahasiswa

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 136


1. What (Apa) :
Pendataan ke masyarakat
2. Who (Siapa) :
Mahasiswa STIKES JAYAPURA
3. When (Kapan) :
Hari Sabtu, 22 Febuary 2020 sampai sabtu 29,
Febuary 2020
4. Where (Dimana) :
Kampung Sarmai Atas
5. Why (Mengapa) : Agar mengetahui kondisi kesehatan
dan lingkungan masyarakat sekitar dan setelah itu
akan di lakukan edukasi tentang perilaku hidup yg
tidak sehat
6. How (Bagaimana) : Banyak masalah kesehatan yang
di temui saat pendataan,, seperti masalah penyakit
malaria, Hipertensi, TBC, PHBS, dan masalah WUS
yg jarang menggunakan KB

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 137


1. What (Apa) :
Musyawarah Masyarakat Desa I
2. Who (Siapa) :
Mahasiswa STIKES JAYAPURA
3. When (Kapan) :
Hari Selasa, 3 Maret 10.00 - Selesai
4. Where (Dimana) :
Balai Kampung
5. Why (Mengapa) : untuk memberitahu masyarakat tentang masalah
kesehatan yang mahadiswa temui di kampung sarmai atas

6. How (Bagaimana) : masyarakat menyetujui untuk diadakannya


Penyuluhan dan Kerja Bakti

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 138


1. What (Apa) :
Penyuluhan Kesehatan
2. Who (Siapa) :
Mahasiswa STIKES JAYAPURA
3. When (Kapan) :
Hari Kamis, 5 Maret 09.00- Selesai
4. Where (Dimana) :
Balai Kampung
5. Why (Mengapa) : Karna banyak masala
kesehatan yg di temui sehingga di lakukan
penyuluhan seperti malaria, PHBS, dlln

6. How (Bagaimana) : agar masyarakat memahami


darimana asal penyakit tersebut dan apa
penyebabnya dan bagaiman cara
pencegahannnya

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 139


1. What (Apa) :
Kerja Bakti
2. Who (Siapa) :
Mahasiswa dan Masyarakat
3. When (Kapan) :
Hari Jumat, 6 Maret 10.00 - Selesai
4. Where (Dimana) :
Lingkungan Kampung Sarmai Atas
5. Why (Mengapa) : karena lingkungan
sekitar tempat masyarakat masih
kategori tdk bersih

6. How (Bagaimana): Hasil dari kerja


bakti tersebut menjadi contoh untuk
menjaga kebersiham lingkungan dan
juga kesehatan

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 140


1. What (Apa) :
Penanaman tumbuhan anti nyamuk (serai
merah)
2. Who (Siapa) :
Mahasiswa dan Masyarakat
3. When (Kapan) :
Hari Sabtu, 9 Maret 08.00 - Selesai
4. Where (Dimana) :
Halaman rumah
5. Why (Mengapa) : karena disana daerah yg
endemik dan banyak nyamuk

6. How (Bagaimana) : Dengan dilakukannya


penanaman sereh dilingkungan masyarakat,
masyarakat jg antusias ikut serta dalam
penanaman tanaman pengusir nyamuk dengan
tujuan untuk mengurangi populasi nyamuk

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 141


1. What (Apa) :
Musyawarah Masyarakat Desa II
2. Who (Siapa) :
Mahasiswa
3. When (Kapan) :
Hari Sabtu, 9 Maret 15.00 – Selesai
4. Where (Dimana) :
Balai Kampung
5. Why (Mengapa) : untuk memberitahu hasil kerja
mahasiswa dan memberikan evaluasi kepada
masyarakat

6. How (Bagaimana) : Dengan dilakukannya MMD


II masyarakat setuju untuk melanjutkan program
mahasiswa seperti kerja bakti dan juga menerima
usulan dari mahasiswa tentang jamban .

PKL 2020 STIKES JAYAPURA 142

Anda mungkin juga menyukai