Anda di halaman 1dari 60

LAPORAN TUGAS INDIVIDU

SIKLUS KEPERAWATAN KOMUNITAS


RT 01 KELURAHAN ULU GEDONG KECAMATAN DANAU TELUK
KOTA JAMBI

Dosen Pembimbing :
Ns. Vevi Suryenti Putri, S.Kep, M.Kep

Disusun Oleh :
Nama : Firza Fachrunnisa
NPM : 2019 91 014
Kelompok : Helen Keller

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAITURRAHIM
JAMBI, JUNI 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas
limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan laporan praktik
keperawatan komunitas yang diselenggarakan di RT 01 Kelurahan Ulu Gedong
Kecamatan Danau Teluk Kota Jambi.
Dalam penyusunan laporan ini saya telah banyak mendapatkan bantuan
dan bimbingan serta kerjasama dari berbagai pihak sehingga laporan ini dapat
diselesaikan tepat waktu. Untuk itu saya mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Ns. Vevi Suryenti Putri, S.Kep, M.Kep selaku pembimbing akademik.
2. Bapak Kms. Junaidi selaku ketua RT 01 Kelurahan Ulu Gedong.
3. Seluruh warga RT 01 Kelurahan Ulu Gedong.
Dalam penyusunan laporan ini saya menyadari masih banyak kekurangan,
untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar
kedepannya menjadi lebih baik.
Akhir kata saya mengharapkan semoga laporan ini dapat memberikan
manfaat bagi kita semua. Aamiin.

Jambi, Juni
2020

Firza Fachrunnisa
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan menurut undang-undang nomor 36 tahun 2009 adalah
keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Kesehatan yang optimal bagi setiap individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat merupakan tujuan dari keperawatan komunitas (Ferry Efendi dan
Makhfudli, 2009).
Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang
mempunyai persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan
kelompok khusus dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma dan
nilai yang telah melembaga (Sumijatun dkk, 2006 dalam Harnilawati, 2013).
Keperawatan komunitas ditujukan untuk mempertahankan dan
meningkatkan kesehatan serta memberikan bantuan melalui intervensi
keperawatan sebagai dasar keahliannya dalam membantu individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat dalam mengatasi berbagai masalah keperawatan
yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari (Ferry Efendi dan Makhfudli,
2009).
Peran perawat komunitas sangat penting dalam mengorganisasikan
upaya-upaya kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,
peran yang dapat dilaksanakan diantaranya adalah sebagai pelaksana pelayanan
keperawatan, pendidik, koordinator pelayanan kesehatan, pembaharu,
pengorganisasi pelayanan kesehatan, panutan, fasilitator dan sebagai pengelola
pelayanan kesehatan dimasyarakat (Mubarak & Chayatin, 2009).
Praktik keperawatan komunitas bertujuan untuk meningkatkan dan
memelihara kesehatan masyarakat yang menekankan pada peningkatan peran
serta masyarakat dalam melakukan upaya pencegahan, peningkatan dan
mempertahankan kesehatan. Proses keperawatan komunitas dilaksanakan
secara sistematis untuk memecahkan masalah keperawatan yang berkaitan
dengan masalah kesehatan masyarakat yang melibatkan masyarakat secara
langsung dalam pemecahan masalah kesehatan (Ekasari dkk, 2009).

Keperawatan komunitas lebih menekankan kepada upaya peningkatan


kesehatan dan pencegahan terhadap berbagai gangguan kesehatan yang tidak
melupakan upaya-upaya pengobatan, perawatan, serta pemulihan bagi yang
sedang menderita penyakit maupun dalam kondisi pemulihan terhadap
penyakit (Wahit Iqbal dkk, 2011).

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan dari pelaksanaan Praktik Keperawatan Komunitas Profesi Ners
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Baiturrahim Jambi adalah untuk
mengaplikasikan teori yang sudah dipelajari selama perkuliahan kedalam
lingkungan masyarakat.

2. Tujuan Umum
Dalam pelaksanaan praktik keperawatan komunitas diharapkan
mahasiswa mampu :
a. Melakukan pengkajian status kesehatan masyarakat.
b. Mengidentifikasi masalah kesehatan masyarakat.
c. Menyusun prioritas masalah dan membuat alternatif pemecahan masalah
bersama masyarakat.
d. Menyusun perencanaan keperawatan sesuai dengan masalah yang
ditemukan pada masyarakat.
e. Melaksanakan tindakan sesuai dengan intervensi yang direncanakan.
f. Melaksanakan evaluasi terhadap kegiatan yang telah dilakukan.
g. Melaksanakan pendokumentasian dan pelaporan semua kegiatan yang
dilakukan.

C. Manfaat
1. Bagi Masyarakat RT 01 Kelurahan Ulu Gedong
Dengan diadakannya praktik keperawatan komunitas oleh mahasiswa
Profesi Ners STIKBA Jambi, diharapkan pengetahuan masyarakat tentang
kesehatan bertambah dan termotivasi untuk melakukan perubahan perilaku
serta kebiasaan menjadi lebih baik untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Dengan diadakannya praktik keperawatan komunitas oleh mahasiswa
Profesi Ners STIKBA Jambi, diharapkan mahasiswa dapat berbaur dengan
masyarakat sehingga STIKBA lebih dikenal oleh masyarakat sebagai
perguruan tinggi ilmu kesehatan yang dekat dengan masyarakat.
3. Bagi Mahasiswa
a. Mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang diperoleh diperkuliahan secara
nyata di masyarakat.
b. Mahasiswa dapat melaksanakan asuhan keperawatan komunitas pada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat sesuai dengan proses
keperawatan yang meliputi tahapan pengkajian, perumusan masalah
keperawatan, menentukan intervesi, melakukan implementasi dan
mengevaluasi.
c. Mahasiswa mendapat pengalaman dalam bersosialisasi serta
memecahkan masalah kesehatan yang ada dimasyarakat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Keperawatan Komunitas


1. Definisi Komunitas
Menurut WHO (1974) dalam Harnilawati (2013) komunitas sebagai
suatu kelompok sosial yang ditentukan oleh batas-batas wilayah, nilai-nilai
keyakinan dan minat yang sama, serta ada rasa saling mengenal dan interaksi
antara anggota masyarakat yang satu dan yang lainnya.
Menurut Ervin (2002) dalam Riasmini dkk (2017) komunitas adalah
komponen penting dari pengalaman manusia yang saling terkait dengan
keluarga, rumah serta berbagai ragam budaya.
Menurut Spradley (1985) dalam Harnilawati (2013) komunitas sebagai
sekumpulan orang yang saling bertukar pengalaman penting dalam hidupnya.
Menurut Kahfi (2010) dalam Zulkahfi dkk (2015) komunitas adalah
sekelompok populasi yang tinggal pada sebuah daerah tertentu yang dilator
belakangi oleh beberapa ketentuan kesamaan yaitu kebersamaan agama,
budaya, kemauan, kepentingan, tujuan dan karakter yang selalu membimbing
hubungan timbal balik antara satu dengan yang lainnya untuk mendapatkan
manfaat bersama dalam mempertahankan daur kehidupannya.
Menurut Sumijatun dkk (2006) dalam Harnilawati (2013) komunitas
(community) adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai persamaan
(values), perhatian (interest) yang merupakan sekelompok khusus dengan
batas-batas geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah melembaga.

2. Definisi Keperawatan
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional sebagai bagian
integral pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi, psikologi, sosial dan
spiritual secara komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga dan
masyarakat baik sehat maupun sakit mencakup siklus hidup manusia
(Harnilawati, 2013).

3. Definisi Keperawatan Komunitas


Keperawatan komunitas adalah kesatuan yang unik dari praktik
keperawatan dan kesehatan baik diri sendiri sebagai perorangan maupun secara
kolektif sebagai keluarga, kelompok khusus, atau masyarakat (Freeman, 1981
dalam Mubarak dan Chayatin, 2009). Menurut WHO (1974) dalam Zulkahfi
(2015) keperawatan komunitas adalah pemberian asuhan keperawatan yang
mencakup perawatan kesehatan keluarga, juga meliputi kesehatan dan
kesejahteraan masyarakat luas, membantu masyarakat mengidentifikasi
masalah kesehatannya sendiri, serta memecahkan masalah kesehatan tersebut
sesuai dengan kemampuan yang ada pada mereka sebelum mereka meminta
bantuan kepada orang lain.
Keperawatan komunitas adalah area pelayanan keperawatan professional
yang diberikan secara holistic (bio-psiko-sosio-spiritual) ddan difokuskan pada
kelompok resiko tinggi yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan
melalui upaya promotif dan preventif, tanpa mengabaikan kuratif dan
rehabilitative dengan melibatkan komunitas sebagai mitra dalam
menyelesaikan masalah (Riasmini, 2017).
Praktik keperawatan komunitas (community health nursing practice)
merupakan sintesi teori keperawatan dan teori kesehatan masyarakat untuk
promosi, pemeliharaan dan perawatan kesehatan populasi melalui pemberian
pelayanan keperawatan pada individu, keluarga dan kelompok yang
mempunyai pengaruh terhadap kesehatan komunitas (Stanhope dan Lancaster,
2010).
Keperawatan kesehatan komunitas adalah praktek melakukan promosi
kesehatan dan melindungi kesehatan masyarakat dengan menggunakan
pendekatan ilmu keperawatan, ilmu sosial dan ilmu kesehatan masyarakatyang
berfokus pada tindakan promotif dan pencegahan penyakit yang sehat
(Anderson dan McFarlane, 2011).
4. Tujuan Keperawatan Komunitas
Menurut Supinganto (2015) tujuan keperawatan komunitas adalah untuk
pencegahan dan peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya
sebagai berikut :
a. Pelayanan keperawatna secara langsung (direct care) terhadap individu,
keluarga, dan kelompok dalam konteks komunitas.
b. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (Health
general community) dengan mempertimbangkan permasalahan atau isu
kesehatan masyarakat yang dapat mempengaruhi keluarga, individu, dan
kelompok.
Secara spesifik diharapkan individu, kelompok, dan masyarakat
mempunyai kemampuan untuk:
a. Mengidentifikasi masalah kesehatam yang dialami
b. Menetapkan masalah kesehatan dalam memprioritaskan masalah tersebut
c. Merumuskan serta memecahakan masalah kesehatan
d. Menanggulangi masalah kesehatan yang merekan hadapi
e. Mengevaluasi sejauh mana masalah yang mereka hadapi, yang akhirnya
dapat meningkatkan pengetahuan dalam memelihara kesehatan secara
mandiri (self care) (Supinganto, 2015).

5. Fungsi Keperawatan Komunitas


Adapun fungsi dari keperawatan komunitas adalah sebagai berikut :
a. Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi
kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah klien
melalui asuhan keperawatan.
b. Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai dengan
kebutuhannya di bidang kesehatan.
c. Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan masalah,
komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran serta
masyarakat.
d. Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan
permasalahan atau kebutuhannya sehingga mendapatkan penanganan dan
pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat mempercepat proses
penyembuhan (Mubarak dan Chayatin 2009).

6. Sasaran Keperawatan Komunitas


Menurut Mubaraq dan Chayatin (2009) sasaran keperawatan komunitas
adalah seluruh masyarakat: termasuk individu, keluarga dan kelompok:baik
yang sehat maupun yang sakit, khususnya mereka yang beresiko tinggi
mengalami masalah kesehatan masyarakat yaitu sebagai berikut:
a. Indivudu
Individu adalah anggota keluarga sebagai kesatuan utuh dari aspek
biologis, psikologis, sosial, dan spiritual. Apabila individu tersebut
mempunyai masalah kesehatan karena ketidakmampuan merawat dirinya
sendiri oleh karena sesuatu hal dan sebab, maka akan mempengaruhi
anggota keluarga lainnya dan keluarga yang ada di lingkungan sekitar
tempat tinggal mereka. Disini peran perawat komunitas adalah membantu
individu agar dapat memenuhi kebutuhan dasarnya karena adanya
kelemahan fisik dan mental yang dialami, keterbatasan pengetahuan, serta
kurangnya kemauan menuju kemandirian.
b. Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil masyarakat dari masyarakat yang
terdiri atas kepala keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan
tinggal dalam satu rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan
perkawinan dan adopsi. Antara keluarga satu dan yang lainnya saling
tergantung dan berinteraksi. Apabila salah satu dari anggota keluarga yang
mempunyai masalah kesehatan, maka akan berpengaruh terhadap anggota
lainnya dan keluarga yang ada disekitar keluarganya. Dari permasalahan
tersebut, maka keluarga merupakan fokus pelayan kesehatan yang
strategis, sebab:
1) Keluarga sebagai lembaga yang perlu diperhitungkan
2) Keluarga yang mempunyai peran utama dalam pemeliharaan
keehatan seluruh anggota
3) Masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan
4) Keluarga sebaagi tempat pengambilan keputusan (decisional
making) dalam perawatan kesehatan
5) Keluarga merupakn perantara yang efektif dalam berbagai usaha-
usaha kesehatan masyarakat
c. Kelompok Khusus
Kelompok khusus adalah sekumpulan individu yang mempunyai
kesamaan jenis kelamin, usia, permasalahan (problem). Kegiatan yang
terorganisasi sangat rawan terhadap masalah kesehatan. Kelompok khusus
yang ada di masyarakat dan di institusi dapat diklarifikasikan berdasarkan
permasalahan serta kebutuhan yang mereka hadapi, diantaranya sebagai
berikut:
1) Kelompok dengan kebutuhan kesehatan khusus sebagai akibat
perkembangan dan pertumbuhan (growth and devalopment), yaitu :
a) Kelompok ibu hamil dan ibu bersalin (melahirkan)
b) Kelompok ibu nifas
c) Kelompok bayi
d) Kelompok balita
e) Kelompok anak usia sekolah
f) Kelompok usia lanjut
2) Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan
dan bimbingan serta asuhan keperawatan
a) penderita penyakit menular
b) penderita penyakit tidak menular
c) kelompok cacat yang memerlukan rehabilitasi
d) kelompok cacat mental
e) kelompok cacat social
3) kelompok yang mempunyai risiko tinggi terserang penyakit
a) kelompok penyalahgunaan obat dan narkotika
b) kelompok wanita tuna susila (WTS) dan pekerja seks komersial
(PSK).
c) Kelompok pekerja tertentu.

7. Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas


Menurut Zulkahfi dkk (2015) strategi intervensi keperawatan komunitas
adalah
a. Pendidikan kesehatan (Health Promotion)
Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis,
dimana perubahan tersebut bukan sekadar proses transfer materi/teori dari
seseorang ke orang lain dan bukan pula seperangkat prosedur. Akan tetapi,
perubahan tersebut terjadi adanya kesadaran dari dalam diri individu,
kelompok, atau masyarakat sendiri.
b. Kerja sama (Partenership)
Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam lingkungan
masyarakat jika tidak ditangani dengan baik akan menjadi ancaman bagi
lingkungan masyarakat luas. Oleh sebab itu, kerja sama ini sangat
dibutuhkan dalam upaya mencapai tujuan asuhan keperawatan komunitas.
c. Proses Kelompok (Group Process)
Seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit, tentunya setelah
belajar dari pengalaman sebelumnya, selain faktor pendidikan/pengetahuan
individu, media masa, televise, penyuluhan yang dilakukan petugas
kesehatan dan sebagainya. Begitu juga dengan masalah kesehatan di
lingkungan sekitar masyarakat, tentunya gambaran penyakit yang paling
sering mereka temukan sebelumnya sangat mempengaruhi upaya
penanganan atau pencegahan penyakit yang mereka lakukan. Jika
masyarakat sadar bahwa penanganan yang bersifat individual tidak akan
mampu mencegah, apalagi memberantas penyakit tertentu, maka mereka
telah melalukan pemecahan-pemecahan masalah kesehatan melalui proses
kelompok.
8. Falsafah Keperawatan Komunitas
Keperawatan komunitas merupakan pelayanan yang memberikan
pelayanan terhadap pengaruh lingkungan (bio-psiko-sosial-cultural-spiritual)
terhadap kesehatan komunitas dan memberikan prioritas pada strategi
pencegahan penyakit dan peningkatan pencegahan. Falsafah yang melandasi
komunitas mengacu kepada falsafah atau paradigma keperawatan secara umum
yaitu manusia atau kemanusiaan merupakan titik sentral setiap upaya
pembangunan kesehatan yang menjunjung tinggi nilai-nilai dan bertolak dari
pandangan ini disusun falsafah atau paradigma keperawatan komunitas yang
terdiri dari 4 komponen dasar, yaitu sebagai berikut :
a. Manusia
Komunitas sebagai klien berarti sekumpulan individu/klien yang berada
pada lokasi atau batas geografi tertentu yang memiliki nilai-nilai, keyakinan
dan minat yang relatif sama serta adanya interaksi satu sama lain untuk
mencapai tujuan.
b. Kesehatan
Sehat adalah suatu kondisi terbebasnya dari gangguan pemenuhan
kebutuhan dasar klien/komunitas. Sehat merupakan keseimbangan yang
dinamis sebagai dampak dari keberhasilan mengatasi stressor.
c. Lingkungan
Semua faktor internal dan eksternal atau pengaruh disekitar klien yang
bersifat biologis, psikologis, sosial, cultural dan spiritual.
d. Keperawatan
Intervensi/tindakan yang bertujuan untuk menekan stressor, melalui
pencegahan primer, sekunder dan tersier (Efendi Ferry dan Makhfudli,
2009).

9. Tingkat Pencegahan Keperawatan Komunitas


Pelayanan yang diberikan oleh keperawatan komunitas mencakup
kesehatan komunitas yang luas dan berfokus pada pencegahan yang terdiri dari
tiga tingkat yaitu (Mubarak dan Chayatin 2009) :
a. Pencegahan Primer
Pelayanan pencegahan primer ditunjukkan kepada penghentian penyakit
sebelum terjadi karena itu pencegahan primer mencakup peningkatan derajat
kesehatan secara umum dan perlindungan spesifik. Promosi kesehatan
secara umum mencakup pendidikan kesehatan baik pada individu maupun
kelompok. Pencegahan primer juga mencakup tindakan spesifik yang
melindungi individu melawan agen-agen spesifik misalnya tindakan
perlindungan yang paling umum yaitu memberikan imunisasi pada bayi,
anak balita dan ibu hamil, penyuluhan gizi bayi dan balita.
b. Pencegahan Sekunder
Pelayanan pencegahan sekunder dibuat untuk menditeksi penyakit lebih
awal dengan mengobati secara tepat. Kegiatan-kgiatan yang mengurangi
faktor resiko diklasifikasikan sebagai pencegahan sekunder misalnya
memotivasi keluarga untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara
berkala melalui posyandu dan puskesmas.
c. Pencegahan Tertier
Yang mencakup pembatasan kecacatan kelemahan pada seseorang dengan
stadium dini dan rehabilitasi pada orang yang mengalami kecacatan agar
dapat secara optimal berfungsi sesuai dengan kemampuannya, misalnya
mengajarkan latihan fisik pada penderita patah tulang.

10. Prinsip Keperawatan Komunitas


Beberapa prinsip dalam melaksanakan keperawatan komunitas menurut
Zulkahfi dkk (2015) antara lain sebagai berikut:
a. Kemanfaatan
Intervensi atau pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas yang
dilakukan harus memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi komunitas,
artinya ada keseimbangan antara manfaat dan kerugian.
b. Otonomi
Dalam keperawatan komunitas, masyarakat diberikan kebebasan untuk
melakukan atau memilih alternative terbaik yang disediakan.
c. Keadilan
Hal ini menegaskan bahwa upaya atau tindakan yang dilakukan sesuai
dengan kemampuan atau kapasitas komunitas.

B. Proses Asuhan Keperawatan Komunitas


1. Pengkajian Keperawatan Komunitas
Pengkajian komunitas dilakukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor
yang mempengaruhi status kesehatan masyarakat (Anderson & McFarlane,
2011 dalam Riasmini dkk, 2017). Pengkajian komunitas dilakukan dengan
mengaplikasikan beberapa teori dan konsep model keperawatan yang relevan.
Informasi atau data tidak langsung di komunitas (Riasmini, 2017).
Menurut Zulkahfi dkk (2015) beberapa cara yang bisa digunakan untuk
mengumpulkan data yang ada dikomunitas adalah sebagai berikut:
a. Wawancara atau anamnesis
Wawancara adalah kegiatan komunikasi timbal balik yang
berbentuk tanya jawab anatara perawat dengan pasien atau keluarga
pasien, masyarakat tentang hal yang berkaitan dengan masalah
kesehatan pasien.
b. Pengamatan
Pengamatan dalam keperawatan komunitas meliputi aspek fisik,
psikologis, perilaku dan sikap dalam rangka mengakkan diagnose
keperawatn. Pengamatan dilakkukan dengan menggunakan pancaindra
dan hasilnya dicatat dalam format proses keperawatan.

2. Diagnosis Keperawatan Komunitas


Diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan masalah yang
ditemukan. Diagnosis keperawatan akan memberikan gambaran tentang
masalah dan status kesehatan masyarakat yang nyata (aktual), resiko/ resiko
tinggi dan potensial (Zulkahfi dkk, 2015).
Anderson dan Mcfarlane (2011) menggunakan teori Neuman dari
komunitas dan mengembangkan diagnosis keperawatan berdasarkan system
penggabungan penarikan kesimpulan. Pada sistem ini mereka menggunakan
logika berfikir atau penarikan kesimpulan untuk menggambarkan masalah,
menjelaskan faktor etiologi, serta identifikasi tanda dan gejala yang menjadi
karkteristik masalah. Tanda dan gejala dari diagnosis keperawatan kesehatan
komunitas adalah pernyataan kesimpulan yang menjelaskan durasi atau
besarnya masalah (Efendi dan Makhfudli, 2009).

Sesuai dengan hasil Munas IPKKI II di Yogyakartta ditetapkan


formulasi diagnosis keperawatan menggunakan ketentuan Diagnosis
Keperawatan NANDA (2015-2017) dan ICNP. Formulasi tersebut digunakan
tanpa menuliskan etiologi. Penulisan tersebut sesuai dengan label diagnosis
sesuai dengan NANDA (2015-2017) yang mencakup diagonsis aktual, promosi
kesehatan/ sejahtera atau resiko (Riasmini dkk, 2017).

3. Perencanaan Asuhan Keperawatan Komunitas


Menurut Riasmini dkk (2017) perencanaan yang disusun dalam
keperawatan kesehatan komunitas berorientasi pada promosi kesehatan,
pencegahan penyakit, pemeliharaan kesehatan dan manajemen krisis. Dalam
menyusun perencanaan keperawatan kesehatan komunitas melalui langkah-
langkah sebagai berikut :

a. Menetapkan prioritas
b. Menetapkan sasaran
c. Menetapkan tujuan
d. Menetapkan rencana intervensi
Perencanaan asuhan keperawatan komunitas disusun berdasarkan
diagnosis keperawatan yang telah ditetapkan. Rencana keperawatan komunitas
harus mencakup :
a. Merumuskan tujuan keperawatan yang akan dicapai
b. Rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan
c. Kriteria hasil untuk mencapai tujuan (Zulkahfi dkk, 2015).
Menurut Zulkahfi dkk (2015) langkah-langkah dalam perencanaan
adalah sebagai berikut :
a. Identifikasi alternative tindakan keperawatan
b. Tetapkan teknik dan prosesur yang akan digunakan
c. Libatkan peran serta masyarakat dalam penyusunan perencanaan
d. Pertimbangan sumber daya masyarakat dan fasilitas yang tersedia
e. Tindakan yang akan dilaksanakan harus dapat memenuhi kebutuhan
yang sangat dirasakan masyarakat
f. Mengarah kepada tujuan yang akan dicapai
g. Tindakan harus bersifat realistik
h. Disusun secara berurutan

4. Implementasi Asuhan Keperawatan Komunitas

Tujuan dari implementasi adalah bantu komunitas dalam mencapai


tujuan yang telah ditetapkan, yang mencakup peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan, dan memfasilitasi koping.
Perencanaan tindakan keperawatan akan dapat dilaksanakan dengan baik, jika
komunitas mempunyai keinginan untuk berpartisipasi dalam tindakan
keperawatan. Selama tahap pelaksaan, perawatan terus melakukan
pengumpulan data dan memilih tindakan keperawatan yang paling sesuai
dengan kebutuhan komunitas. (Efendi dan Makhfudli, 2009).
Implementasi merupakan tahap kegiatan selanjutnya setelah
perencanaan kegiatan keperawatan komunitas dalam proses keperawatan
komunitas. Fokus pada tahap implementasi adalah bagaimana mencapai
sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Hal yang sangat penting
dalam implementasi keperawatan kesehatan komunitas adalah melakukan
berbagai tindakan yang berupa promosi kesehatan, memelihara kesehatan/
mengatasi kondisi tidak sehat, mencegah penyakit dan dampak pemulihan.
Pada tahap implementasi ini perawat tetap fokus pada tahap perencanaan.
Tahap implementasi keperawatan komunitas memeliki beberapa strategi
implementasi diantaranya proses kelompok, promosi kesehatan dan kemitraan
(partnership) (Riasmini dkk, 2017).
Menurut Zulkahfi dkk (2015) kegiatan yang dapat dilakukan
dikomunitas adalah sebagai berikut :/
a. Promotif
1) Pelatihan kader kesehatan
2) Penyuluhan kesehatan atau pendidikan kesehatan
3) Standarisasi nutrisi yang baik
4) Penyediaan perumahan
5) Tempat rekreasi
6) Konseling perkawinan
7) Pendidikan seks dan masalah genetika
8) Pemeriksaan kesehatan secara periodik

b. Preventif
1) Keselamatan dan kesehatan kerja
2) Pencegahan penyakit dan masalah kesehatan
3) Pemberian nutrisi khusus
4) Pengamatan atau penyimpanan barang, bahan yang berbahaya
5) Pemeriksaan kesehatan secara berkala
6) Imunisasi khusus pada kelompok khusus
7) Personal hygiene dan kesehatan lingkungan
8) Perlindungan kecelakaan kerja dan keselamatan kerja
9) Menghindari sumber alergi
c. Pelayanan kesehatan langsung
1) Pelayanan kesehatan di posyandu balita, lansia
2) Home care
3) Rujukan
4) Pembinaan pada kelompok di masyarakat

5. Evaluasi Asuhan Keperawatan Komunitas


Evaluasi adalah suatu proses untuk membuat penilaian secara sistematis
mengenai suatu kebijakan, program dan kegiatan berdasarkan informasi dan
hasil analisis dibandingkan terhadap relevansi, kefektifan biaya dan
keberhasilannya untuk keperluan pemangku kepentingan (Riasmini dkk, 2017).
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses
keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosis keperawatan, rencana
tindakan, dan implementasi nya sudah berhasil dicapai. Evaluasi
memungkinkan perawat untuk memonitor kealpaan yang terjadi selama tahap
pengkajian, analisis, perencanaan, dan implementasi tindakan (Ignatavicius dan
Bayne, 1994) dalam . (Efendi dan Makhfudli, 2009).
Tujuan evaluasi adalah melihat kemampuan klien dalam mencapai
tujuan. Hal ini bisa dilaksanakan dengan mengadakan hubungan dengan klien
berdasarkan respon klien terhadap tindakan keperawatan yang diberikan,
sehingga perawat dapat mengambil keputusan. Proses evaluasi terdiri atas dua
tahap yaitu mengukur pencapaian tujuan klien baik kognitif, afektif,
psikomotor, dan perubahan fungsi tubuh serta gejalanya, dan membandingkan
data yang terkumpul dengan tujuan dan pencapaian tujuan (Efendi dan
Makhfudli, 2009).
Menurut Zulkahfi dkk (2015) kegiatan yang dilakukan dalam penilaian
adalah membandingkan hasil tindakan yang dilaksanakan dengan tujuan yang
telah dilaksanakan dengan tujuan yang telah disediakan, menilai efektifitas
proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian sampai dengan pelaksanaan,
hasil penilaian keperawatan digunakan sebagai bahan perencanaan selanjutnya
apabila masalah belum teratasi.

6. Dokumentasi Asuhan Keperawatan dengan Modifikasi NANDA, NIC,


NOC
Dokumentasi proses asuhan keperawatan merupakan tampilan perilaku
atau kinerja dari perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien.
Pendokumentasian proses asuhan keperawatan merupakan suatu proses yang
harus dilaksanakan oleh perawatsebagai bagian dari standar kerja yang
ditetapkan. Kualitas pendokumentasian keperawatan dapat dilihat dari
kelengkapan dan keakuratan didalam menuliskan proses asuhan keperawatan
yang diberikan kepada klien. Dokumentasi didefinisikan sebagai segala sesuatu
yang tertulis atau tercetak yang dapat dijadikan sebagai catatan atau keterangan
tertulis dari seluruh pelayanan keperawtan yang diberikan pada klien yang
mencakup proses pengkajian, diagnosis keperawatan, rencana keperawatan,
implementasi keperawatan serta evaluasi keperawatan.

BAB III
TINJAUAN KASUS

A. Tahap Persiapan
Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara optimal,
praktik keperawatan komunitas mahasiswa Profesi Ners STIKBA Jambi di RT 01
Kelurahan Ulu Gedong Kecamatan Danau Teluk Kota Jambi akan menerapkan
konsep-konsep keperawatan komunitas yang didalamnya dilakukan pendekatan
keperawatan keluarga sebagai dasar dalam pemberian pelayanan utama pada
masyarakat.
Kegiatan praktik keperawatan komunitas Profesi Ners STIKBA Jambi
dilaksanakan pada tanggal 15 Juni s/d 4 Juli 2020, di mulai dari pengkajian dengan
melakukan Whinsield Survey, wawancara dengan ketua RT 01 Kelurahan Ulu Gedong,
dan membahas permasalahan yang telah dilakukan, kemudian dilanjutkan dengan
implementasi berdasarkan Planning Of Action (POA), dari hasil implementasi yang
telah dilaksanakan, mengevaluasi pelaksanaan tindakan sekaligus mendiskusikan
rencana tindak lanjut dari pelaksanaan tindakan yang telah dilaksanakan.

1. Persiapan ke Masyarakat
Pada tahap awal saya melakukan pertemuan dengan pihak ketua RT 01
Kelurahan Ulu Gedong, untuk melakukan pendekatan dan membina hubungan saling
percaya dengan memperkenalkan diri dan menjelaskan tentang tujuan praktik
keperawatan komunitas mahasiswa Profesi Ners STIKBA Jambi pada tanggal 15 Juni
s/d 4 Juli di RT01 Kelurahan Ulu Gedong Kecamatan Danau Teluk Kota Jambi.

2. Persiapan Teknis
Persiapan teknis yang saya lakukan yaitu melakukan pendataan,
mempersiapkan format pengkajian, tabulasi serta mengidentifikasi wilayah RT 01
Kelurahan Ulu Gedong Kecamatan Danau Teluk Kota Jambi.

B. Tahap Pelaksanaan
1. Pengkajian
a. Windshied Survey
Windshield Survey adalah suatu cara pengumpulan data dan informasi yang
didapatkan dari hasil pendataan survey yang terdiri dari beberapa
komponen, saya telah melakukan pendataan di RT 01 Kelurahan Ulu
Gedong dengan jumlah KK sebanyak 52 KK dan jumlah penduduk
sebanyak 214 orang, yang dapat diuraikan sebagai berikut :
Komponen Deskripsi
Perumahan 1) Bangunan
dan Mayoritas bangunan adalah bangunan permanen terbuat dari
lingkungan papan dan sisanya adalah rumah semi permanen.
(daerah) 2) Arsitektur
Hampir sama antara satu rumah dengan yang lain. Lantai
terbuat dari papan dan ada juga lantai terbuat dari keramik
dan semen.
Lingkungan 1) Luas
terbuka Luas wilayah RT 01 Kelurahan Ulu Gedong adalah 450 x
250 m2.
2) Kualitas
Lingkungan rumah cukup bersih, tetapi ada beberapa rumah
yang kurang terawat karena semua orang dirumah bekerja
sehingga tidak sempat untuk membersihkan rumah, dan
beberapa rumah juga tampak menanam bunga untuk
menghiasi halaman rumah.
Beberapa rumah tampak tidak menutup tempat
penampungan air, bak mandi tampak kotor, tampak banyak
pakaian yang digantung dibelakang pintu kamar.
Batas Batas wilayah
Barat : RT 03, Timur : RT 02 , Utara : RT 03, Selatan : RT 04
Tingkat Tingkat Sosial Ekonomi
sosial Tingkat sosial ekonomi masyarakat RT 01 sebagian besar tingkat
ekonomi menengah keatas dengan mata pencarian yang beragam mulai
dari PNS 15,9%, Swasta/Wiraswasta 39,7%, Pensiunan 14,5%,
tidak bekerja (IRT) 7,0%, selebihnya 22,9% belum bekerja
karena masih berstatus sebagai pelajar.
Kebiasaan 1) Dewasa-tua
Pada pagi dan sore hari sebagian warga bekerja, dan
diadakan pengajian ibu-ibu setiap hari Rabu dan Jum’at sore
yang diadakan satu minggu sekali.
2) Anak-anak
Pada pagi hari mayoritas pergi ke sekolah, siang hari
bermain dengan teman sebaya dan malam hari mayoritas
mengikuti kegiatan keagamaan dengan mengaji di langgar.

Transportasi Transportasi menggunakan kendaraan pribadi yaitu 100% dengan


sepeda motor dan beberapa warga memiliki mobil pribadi, situasi
jalan di antara perumahan berupa gang-gang yang bisa dilewati
oleh satu mobil dan satu sepeda motor.
Fasilitas 1) Kesehatan
umum Di RT 01 terdapat beberapa fasilitas pelayanan kesehatan
diantaranya terdapat 2 praktik dokter swasta yang memang
berada di RT 01, jika sakit biasanya warga berobat ke praktik
dokter, terdapat puskesmas yang letaknya dekat dengan RT
01, serta terdapat rumah sakit dan rumah bidan yang
tempatnya tidak jauh dari RT 01. Untuk kegiatan posyandu
warga RT 01 mengikuti posyandu di RT 01 yang mempunyai
posyandu sendiri yang diadakan setiap satu bulan sekali yaitu
setiap tanggal 10.
2) Sekolah
Di wilayah RT 01 terdapat bangunan sekolah yaitu pondok
pesantren Nurul Iman dan terdapat juga PAUD Siti Khodijah.
Namun di wilayah di dekat RT 01 juga terdapat beberapa
sekolah lainnya, diantaranya yaitu TK Pertiwi IX, SDN 3/IV,
SDN 54/IV, SMPN 3/IV, SMAN 7/IV dan pondok pesantren
As’ad.
3) Agama
Di wilayah RT 01 terdapat sebuah langgar tempat warga RT
01 melakukan pengajian dan sholat.
4) Ekonomi
Sebagian besar warga masyarakat di RT 01 bekerja sebagai
Swasta/Wiraswasta, da nada juga beberapa warga memiliki
warung didepan rumah untuk berjualan kebutuhan sehari-hari.
Suku Mayoritas penduduk merupakan orang jambi asli, namun ada
bangsa juga beberapa orang pendatang yang berasal dari berbagai
macam daerah.
Agama Semua warga di RT 01 Kelurahan Kelurahan Ulu Gedong
beragama Islam (100%).
Kesehatan Penyakit yang terjadi di lingkungan RT 01 yaitu seperti
dan hipertensi, asam urat, rematik dan DM.
morbiditas
Sarana Mayoritas RT 01 sumber air bersih sudah menggunakan PDAM
Penunjang da ada juga beberapa yang menggunakan air sumur, tetapi untuk
air minum mayoritas warga menggunakan air masak dan
sebagian warga ada juga yang menggunakan air galon isi ulang.
Sumber penerangan menggunakan PLN.

b. Wawancara
Dalam melakukan pengkajian keperawatan komunitas saya melakukan
wawancara kepada ketua RT 01, kader posyandu dan warga di RT 01, hasil
wawancara yang telah dilakukan didapatkan sebagai berikut :
1) Ketua RT 08
a) Jumlah KK di RT 01 adalah 52 KK.
b) Wilayah RT 01 terdapat banyak lansia yang mengeluh penyakit
hipertensi dan asam urat.
c) Mayoritas sumber air yang digunakan oleh masyarakat berasal dari
PDAM/ledeng, namun ada juga sebagian dari beberapa masyarakat
yang lainnya menggunakan air sumur.
d) Wilayah RT 01 merupakan salah satu kawasan yang padat penduduk.
e) Sebagian besar masyarakat RT 01 jika sakit berobat ke praktik dokter
swasta.
f) Wilayah RT 01 banyak yang dewasa dan remaja mempunyai
kebiasaan merokok.
2) Kader Posyandu
a) Posyandu dilakukan setiap tanggal 10.
b) Penyakit terbanyak yang diderita oleh masyarakat di RT 01 adalah
hipertensi, asam urat, rematik dan DM.
c) 72,7% balita sudah mendapat imunisasi lengkap.
3) Warga RT 08
a) Hanya 23,1% warga RT 01 yang menggunakan handsinitizer dan
76,9% warga RT 01 yang tidak menggunakan handsinitizer.
b) Sebanyak 40,4% warga RT 01 yang mencuci tangan sebelum dan
sesudah kegiatan dan 59,6% warga RT 01 yang tidak mencuci tangan
sebelum dan sesudah kegiatan.
c) 15,4% warga RT 01 mengetahui cara cuci tangan 6 langkah yang baik
dan benar dan 84,6% warga RT 01 tidak mengetahui cara mencuci
tangan 6 langkah yang baik dan benar.
d) Hasil pengamatan saya, masih ada warga yang belum mengetahui
tanda dan gejala, cara penularan serta cara pencegahan covid-19.
e) Hasil pengamatan saya, masih ada warga yang tidak membatasi jarak
dengan orang lain dan tidak pakai masker.
f) Dalam wawancara yang dilakukan didapatkan bahwa sebagian besar
warga telah memahami tentang informasi covid-19, tetapi warga
tampak mengetahui sekedarnya saja tidak mengetahui secara rinci.
g) Penderita hipertensi mengatakan tidak memperhatikan kondisi
kesehatannya karena tidak ada keluhan.
h) Penderita hipertensi mengatakan tidak mengetahui akibat lanjut dari
hipertensi sehingga tidak merasa khawatir meskipun tekanan darahnya
tinggi.
i) Hasil pengamatan saya, 30 lansia dari hasil pemeriksaan tekanan
darah didapatkan hasil tekanan darah diatas 140/90 mmHg.
j) Lansia yang memiliki penyakit hipertensi dengan presentase 46,2%.
k) Dari hasil wawancara 23 dari 49 lansia yang menderita hipertensi
mengatakan kurang terpapar informasi tentang hipertensi.
l) 18 dari 49 lansia yang menderita hipertensi dalam 6 bulan terkahir
tidak pernah melakukan pemeriksaan kesehatan terkait hipertensi.
m)Dari hasil wawancara 27 dari 49 lansia yang menderita hipertensi
tidak tahu tanda dan gejala serta pencegahan hipertensi.
n) 11 dari 49 lansia yang menderita hipertensi hanya meminum obat dan
pemeriksaan kesehatan jika kambuh saja.
o) 8 dari 49 lansia yang menderita hipertensi tidak melakukan pola hidup
sehat yang berkaitan dengan hipertensi seperti masih mengkomsumsi
garam tinggi, merokok, tidur.
p) Penderita asam urat mengatakan sudah mengetahui jika dirinya
menderita asam urat tetapi tidak mau mengubah pola hidup menjadi
lebih sehat, karena sudah mencoba untuk mengubah pola hidup tapi
asam uratnya tetap kambuh.
q) Penderita asam urat mengatakan sering mengkonsumsi obat-obatan
penghilang sakit jika penyakitnya kambuh.
r) Hasil pengamatan saya, lansia disaat melakukan aktivitas tampak
susah untuk menggerakkan anggota tubuh termasuk sendi dan lutut.
s) 23 orang tua yang mengeluh sakit pada persendian dan kaki, keluhan
dirasakan bertambah pada pagi hari.
t) Warga RT 01 mengatakan sering mengalami nyeri pada sendi tapi
menolak untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

c. Pengkajian dan Hasil Tabulasi Data


1. Data Demografi
Setelah dilakukan pengkajian dari tanggal 17-20 Juni 2020 dengan teknik
wawancara dan observasi didapatkan data sebagai berikut :
a. Distribusi penduduk berdasarkan usia dan jenis kelamin
Tabel 3.1.1 Distribusi penduduk berdasarkan usia dan jenis
kelamin

No. Usia Jenis kelamin


Laki- % Perempua % Tota %
laki n l
1. 1-5 5 5,1 6 5,2 11 5,1%
2. 6-11 8 8,2 7 6,0 15 7,0%
3. 12-25 17 17,3 22 19,0 39 18,2%
4. 26-45 20 20,4 23 19,8 43 20,1%
5. 46-65 38 38,8 45 38,8 83 38,8%
6. >65 10 10,2 13 11,2 23 10,7%
TOTAL 98 100 116 100 214 100%
Berdasarkan tabel 3.1.1 diatas dapat disimpulkan bahwa
distribusi penduduk berdasarkan usia dan jenis kelamin terbanyak
yaitu laki-laki usia 46-65 (38,8) dan perempuan usia 46-65 (38,8).

b. Distribusi penduduk berdasarkan pendidikan


Tabel 3.1.2 Distribusi penduduk berdasarkan pendidikan

No Pendidikan Frekuensi %
.
1. Belum sekolah 11 5,1%
2. Tidak sekolah 3 1,4%
3. TK 8 3,7%
4. SD 29 13,6%
5. SMP 37 17,3%
6. SMA 71 33,2%
7. Perguruan Tinggi 55 25,7%
Total 214 100%

Berdasarkan tabel 3.1.2 diatas dapat disimpulkan bahwa


distribusi penduduk berdasarkan pendidikan terbanyak yaitu SMA
(33,2%).

c. Distribusi penduduk berdasarkan pekerjaan


Tabel 3.1.3 Distribusi penduduk berdasarkan pekerjaan

No Jenis Pekerjaan Frekuensi %


.
1. Pelajar/ belum bekerja 49 22,9%
2. Tidak bekerja 15 7,0%
3. PNS 34 15,9%
4. TNI/ Polri 0 0%
5. Pensiunan 31 14,5%
6. Swasta/ Wiraswasta 85 39,7%
Total 214 100%

Berdasarkan tabel 3.1.3 diatas dapat disimpulkan bahwa


distribusi penduduk berdasarkan pekerjaan terbanyak yaitu swasta/
wiraswasta (39,7%).

d. Distribusi penduduk berdasarkan agama


Tabel 3.1.4 Distribusi penduduk berdasarkan agama

No Agama yang dianut Frekuensi %


.
1. Islam 214 100%
2. Kristen 0 0%
3. Hindu 0 0%
4. Budha 0
0%

5. Konghucu 0 0%
Total 214 100%
Berdasarkan tabel 3.1.4 diatas dapat disimpulkan bahwa
distribusi penduduk berdasarkan agama terbanyak yaitu beragama
Islam (100%).

2. Data lingkungan fisik


a. Perumahan
1. Tipe perumahan
Tabel 3.2.1.1 Distribusi tipe rumah

No Tipe Rumah Frekuensi %


.
1. Permanen 48 92,3%
2. Semi permanen 4 7.7%
3. Tidak permanen 0 0%
Jumlah 52 100%

Berdasarkan tabel 3.2.1.1 diatas dapat disimpulkan bahwa


tipe rumah terbanyak yaitu tipe rumah permanen (92,3%).
2. Status kepemilikan rumah
Tabel 3.2.1.2 Distribusi status kepemilikan rumah

No Kepemilikian Frekuensi %
.
1. Milik sendiri 49 94,2%
2. Numpang 0 0%
3. Sewa 3 5,8%
Jumlah 14 100%

Berdasarkan tabel 3.2.1.2 diatas dapat disimpulkan bahwa


status kepemilikan rumah terbanyak yaitu milik sendiri (94,2%).

3. Jenis lantai
Tabel 3.2.1.3 Distribusi jenis lantai

No Jenis Lantai Frekuensi %


.
1. Tanah 0 0%
2. Papan 42 80,8%
3. Semen 10 19,2%
Jumlah 52 100%

Berdasarkan tabel 3.2.1.3 diatas dapat disimpulkan bahwa


jenis lantai terbanyak yaitu jenis lantai papan (80,8%).

4. Sistem ventilasi rumah


Tabel 3.2.1.4 Distribusi sistem ventilasi rumah

No Kepemilikian Frekuensi %
.
1. Ada 52 100%
2. Tidak ada 0 0%
Jumlah 52 100%

Berdasarkan tabel 3.2.1.4 diatas dapat disimpulkan bahwa


seluruh rumah ada ventilasi rumah (100%)
5. Sistem pencahayaan pada siang hari
Tabel 3.2.1.5 Distribusi sistem pencahayaan pada siang hari

No Kepemilikian Frekuensi %
.
1. Terang 45 86,5%
2. Remang-remang 7 13,5%
3. Gelap 0 0%
Jumlah 52 100%

Berdasarkan tabel 3.2.1.5 diatas dapat disimpulkan bahwa


sistem pencahyaan pada siang hari terbanyak yaitu dengan
pencahayaan terang (86,5%).

6. Jarak rumah dengan tetangga


Tabel 3.2.1.6 Distribusi jarak rumah dengan tetangga

No Jarak Rumah Frekuensi %


.
1. Bersatu 8 15,4%
2. Dekat 44 84,6%
3. Terpisah 0 0%
Jumlah 52 100%

Berdasarkan tabel 3.2.1.6 diatas dapat disimpulkan bahwa


jarak rumah dengan tetangga terbanyak yaitu berjarak dekat
(84,6%).

7. Halaman disekitar rumah


Tabel 3.2.1.7 Distibusi halaman disekitar rumah

No Halaman Frekuensi %
.
1. Ada 33 63,5%
2. Tidak ada 19 36,5%
Jumlah 52 100%

Berdasarkan tabel 3.2.1.7 diatas dapat disimpulkan bahwa


halaman sekitar rumah terbanyak ada halaman (63,5%).

8. Pemanfaatan pekarangan rumah


Tabel 3.2.1.8 Distribusi pemanfaatan pekarangan rumah

No Pemanfaatan Frekuensi %
. pekarangan
1. Kebun 13 25%
2. Kolam 0 0%
3. Kandang 4 7,7%
4. Tidak dimanfaatkan 35 67,3%
Jumlah 52 100%

Berdasarkan tabel 3.2.1.8 diatas dapat disimpulkan bahwa


pemanfaatan pekarangan rumah terbanyak yaitu tidak
dimanfaatkan (67,3%).

b. Sumber air bersih


1. Sumber air untuk masak dan minum
Tabel 3.2.2.1 Distribusi sumber air untuk masak dan minum

No Sumber air Frekuensi %


.
1. PAM 43 82,7%
2. Sumur 0 0%
3. Air mineral 9 17,3%
Jumlah 52 100%

Berdasarkan tabel 3.2.2.1 diatas dapat disimpulkan bahwa


sumber air untuk masak dan minum terbanyak menggunakan PAM
(82,7%).

2. Sistem pengolaan air minum


Tabel 3.2.2.2 Distibusi sistem pengolaan air minum

No. Pengelolaan Frekuensi %


1. Dimasak 43 82,7%
2. Tidak dimasak 9 17,3%
Jumlah 52 100%

Berdasarkan tabel 3.2.2.2 diatas dapat disimpulkan bahwa


sistem pengolaan air minum terbanyak yaitu dengan dimasak
(82,7%).

3. Sumber air untuk mandi dan mencuci


Tabel 3.2.2.3 Distibusi sumber air untuk mandi dan mencuci

No Sumber air Frekuensi %


.
1. PAM 39 75%
2. Sumur 13 25%
3. Air sungai 0 0%
Jumlah 52 100%

Berdasarkan tabel 3.2.2.3 diatas dapat disimpulkan bahwa


sumber air untuk mandi dan mencuci terbanyak yaitu dengan
menggunakan PAM (75%).

4. Jarak sumber air dengan septi tank


Tabel 3.2.2.4 Distribusi jarak sumber air dengan septi tank

No Jarak Frekuensi %
.
1. Kurang dari 10 meter 41 78,8%
2. Lebih dari 10 meter 11 21,2%
Jumlah 52 100%

Berdasarkan tabel 3.2.2.4 diatas dapat disimpulkan bahwa


jarak sumber air dengan septi tank terbanyak yaitu kurang dari 10
meter (78,8%)

5. Tempat penampungan air sementara


Tabel 3.2.2.5 Distribusi tempat penampungan air sementara

No Penampungan Frekuensi %
.
1. Bak 47 90,4%
2. Ember 5 9,6%
3. Gentong 0 0%
4. Lain-lain 0 0%
Jumlah 52 100%

Berdasarkan tabel 3.2.2.5 diatas dapat disimpulkan bahwa


tempat penampungan air sementara terbanyak yaitu menggunakan
bak (90,4%).

6. Kondisi tempat penampungan air


Tabel 3.2.2.6 Distribusi kondisi tempat penampungan air
No Kondisi tempat Frekuensi %
.
1. PAM 39 75%
2. Sumur 13 25%
3. Air mineral 0 0%
Jumlah 52 100%

Berdasarkan tabel 3.2.2.6 dapat disimpulkan bahwa kondisi


tempat penampungan air terbanyak yaitu menggunakan PAM
(75%).

7. Kondisi air
Tabel 3.2.2.7 Distribusi kondisi air

No Kondisi air Frekuensi %


.
1. Terbuka 37 71,2%
2. Tertutup 15 28,8%
Jumlah 52 100%

Berdasarkan tabel 3.2.2.7 diatas dapat disimpulkan bahwa


kondisi air terbanyak yaitu kondisi air terbuka (71,2%).

c. Sistem pembuangan sampah


1. Pembuangan sampah
Tabel 3.2.3.1 Distibusi pembuangan sampah

No Sistem pembuangan Frekuensi %


.
1. Tempat pembuangan 43 82,7%
umum
2. Disungai 0 0%
3. Ditimbun 0 0%
4. Dibakar 9 17,3%
5. Disembarang tempat 0 0%
Jumlah 52 100%
Berdasarkan tabel 3.2.3.1 diatas dapat disimpulkan bahwa
pembuangan sampah terbanyak yaitu membuang ditempat
pembuangan umum (82,7%).

2. Tempat penampungan sampah sementara


Tabel 3.2.3.2 Distribusi tempat penampungan sampah
sementara

No Penampungan Frekuensi %
. sementara
1. Ada 52 100%
2. Tidak ada/sembarang 0 0%
Jumlah 52 100%

Berdasarkan tabel 3.2.3.2 diatas dapat disimpulkan bahwa


(100%) terdapat tempat penampungan sampah sementara.

3. Kondisi tempat penampungan sampah sementara


Tabel 3.2.3.3 Distribusi kondisi tempat penampungan sampah
sementara

No. Kondisi penampungan Frekuensi %


1. Terbuka 17 32,7%
2. Tertutup 35 67,3%
Jumlah 52 100%

Berdasarkan tabel 3.2.3.3 diatas dapat disimpulkan bahwa


kondisi penampungan sampah sementara terbanyak yaitu tertutup
(32,7).

4. Jarak tempat penampungan sampah dengan rumah


Tabel 3.2.3.4 Distribusi jarak tempat penampungan sampah
dengan rumah

No Jarak dengan rumah Frekuensi %


.
1. Kurang dari 5 meter 52 100%
2. Lebih dari 5 meter 0 0%
Jumlah 52 100%

Berdasarkan tabel 3.2.3.4 diatas dapat disimpulkan bahwa


(100%) tempat penampungan sampah dengan rumah yaitu kurang
dari 5 meter.

d. Sistem pembuangan kotoran rumah tangga


1. Kebiasan keluarga buang air besar
Tabel 3.2.4.1 Distribusi kebiasaan keluarga buang air besar

No Sistem pembuangan Frekuensi %


.
1. WC 52 100%
2. Sungai 0 0%
3. Sembarang tempat 0 0%
Jumlah 52 100%

Berdasarkan tabel 3.2.4.1 diatas dapat disimpulkan bahwa


seluruh keluarga memiliki kebiasaan buang air besar di WC
(100%).

2. Jenis jamban yang digunakan


Tabel 3.2.4.2 Distribusi jenis jamban yang digunakan

No. Jenis jamban Frekuensi %


1. Cemplung 0 0%
2. Plengsengan 0 0%
3. Leher angsa 52 100%
Jumlah 52 100%

Berdasarkan tabel 3.2.4.2 diatas dapat disimpulkan bahwa


seluruh jenis jamban yang digunakan menggunakan leher angsa
(100%).

3. Sistem pembuangan air limbah


Tabel 3.2.4.3 Distribusi sistem pembuangan air limbah

No Tempat pembuangan Frekuensi %


.
1. Resapan 52 100%
2. Selokan 0 0%
3. Sembarang tempat 0 0%
Jumlah 52 100%

Berdasarkan tabel 3.2.4.3 diatas dapat disimpulkan bahwa


sistem pembuangan air limbah terbanyak yaitu resapan (100%).

e. Hewan peliharaan
1. Kepemilikan hewan ternak dirumah
Tabel 3.2.5.1 Distribusi kepemilikan hewan ternak dirumah

No Hewan peliharaan Frekuensi %


.
1. Ada 4 7,7%
2. Tidak ada 48 92,3%
Jumlah 52 100%

Berdasarkan tabel 3.2.5.1 diatas dapat disimpulkan bahwa


(7,7%) dari KK memiliki hewan ternak.

2. Letak kandang
Tabel 3.2.5.2 Distribusi letak kandang

No Letak kandang Frekuensi %


.
1. Dalam rumah 0 0%
2. Luar rumah 4 100%
Jumlah 4 100%

Berdasarkan tabel 3.2.5.2 diatas dapat disimpulkan bahwa


seluruh meletakkan kandang diluar rumah (100%).

3. Kondisi kandang
Tabel 3.2.5.3 Distibusi kondisi kandang

No Kondisi kandang Frekuensi %


.
1. Terawat 4 100%
2. Tidak terawat 0 0%
Jumlah 4 100%

Berdasarkan tabel 3.2.5.3 diatas dapat disimpulkan bahwa


kondisi kandang (100%) memiliki kondisi kandang terawat.

3. Kondisi kesehatan umum


a. Pelayanan kesehatan
1. Sarana kesehatan paling dekat
Tabel 3.3.1.1 Distribusi sarana kesehatan paling dekat

No Sarana kesehatan Frekuensi %


. terdekat
1. Puskesmas 0 0%
2. Praktik swasta 44 84,6%
3. Balai pengobatan 0 0%
4. Lain-lain 8 15,4%
Jumlah 52 100%

Berdasarkan tabel 3.3.1.1 diatas dapat disimpulkan bahwa


sarana kesehatan paling dekat terbanyak yaitu praktek swasta
(84,6%).

2. Tempat berobat keluarga


Tabel 3.3.1.2 Distribusi tempat berobat keluarga

No Tempat berobat keluarga Frekuensi %


.
1. Puskesmas 6 11,5%
2. Rumah sakit 11 21,2%
3. Dokter praktik swasta 31 59,6%
4. Bidan/perawat 4 7,7%
5. Balai pengobatan/poli 0 0%
klinik
Jumlah 52 100%
Berdasarkan tabel 3.3.1.2 diatas dapat disimpulkan bahwa
tempat berobat keluarga terbanyak yaitu berobat ke dokter praktik
swasta (59,6).

3. Kebiasaan sebelum berobat


Tabel 3.3.1.3 Distribusi kebiasaan sebelum berobat

No Kebiasaan sebelum Frekuensi %


. berobat
1. Beli obat bebas 18 34,6%
2. Jamu 0 0%
3. Tidak ada 34 65,4%
Jumlah 52 100%

Berdasarkan tabel 3.3.1.3 diatas dapat disimpulkan bahwa


kebiasaan sebelum berobat terbanyak yaitu tidak ada kebiasaan
(65,4).

4. Sumber pendaan kesehatan keluarga


Tabel 3.3.1.4 Distribusi sumber pendanaan kesehatan keluarga

No Pendanaan kesehatan Frekuensi %


.
1. Askes/Astek 25 48%
2. Dana sehat 0 0%
3. JPS/Askin/Jamkesmas 20 38,5%
4. Umum 7 13,5%
Jumlah 52 100%

Berdasarkan tabel 3.3.1.4 diatas dapat disimpulkan bahwa


sumber pendanaan kesehatan keluarga terbanyak (48%) keluarga
menggunakan askes/astek

5. Penyakit yang sering diderita dalam 6 bulan terakhir


Tabel 3.3.1.5 Distribusi penyakit yang sering diderita dalam 6
bulan terakhir

No Jenis penyakit Frekuensi %


.
1. Batuk pilek 7 13,5%
2. Asma 0 0%
3. TBC 0 0%
4. Typoid 0 0%
5. Asam urat 12 23,1%
6. Hipertensi 22 42,3%
7. Covid 19 0 0%
9. Lain-lain 11 21,1%
Jumlah 52 100%

Berdasarkan tabel 3.3.1.5 diatas dapat disimpulkan bahwa


penyakit yang sering diderita dalam 6 bulan terakhir terbanyak
yaitu hipertensi (42,3%).

b. Ibu hamil dan menyusui


1. Jumlah pasangan usia subur
Tabel 3.3.2.1 Distrribusi jumlah pasangan usia subur

No PUS Frekuensi %
.
1. Ya 23 44,2%
2. Tidak 29 55,8%
Jumlah 52 100%

Berdasarkan tabel 3.3.2.1 diatas dapat disimpulkan bahwa


ada (44,2%) pasangan usia subur.

2. Jumlah ibu hamil


Tabel 3.3.2.2 Distribusi jumlah ibu hamil

No Ibu hamil Frekuensi %


.
1. Ya 5 9,6%
2. Tidak (tidak hamil) 47 90,4%
Jumlah 52 100%

Berdasarkan tabel 3.3.2.2 diatas dapat disimpulkan bahwa


ada (9,6%) ibu hamil.

3. Usia kehamilan
Tabel 3.3.2.3 Distribusi usia kehamilan

No Usia kehamilan Frekuensi %


.
1. Trimester I 1 20%
2. Trimester II 3 60%
3. Trimester III 1 20%
Jumlah 5 100%

Berdasarkan tabel 3.3.2.3 diatas dapat disimpulkan bahwa


usia kehamilan terbanyak yaitu pada trisemester II (60%).

4. Frekuensi kehamilan
Tabel 3.3.2.4 Distribusi frekuensi kehamilan

No Kehamilan keberapa Frekuensi %


.
1. I 1 20%
2. II 3 60%
3. III 1 20%
4. Lebih dari III 0 0%
Jumlah 5 100%

Berdasarkan tabel 3.3.2.4 diatas dapat disimpulkan bahwa


frekuensi kehamilan terbanyak yaitu kehamilan ke II (60%).

5. Usia ibu hamil


Tabel 3.3.2.5 Distribusi usia ibu hamil

No Usia bumil Frekuensi %


.
1. 25-35 tahun 5 100%
2. Lebih dari 35 tahun 0 0%
Jumlah 5 100%

Berdasarkan tabel 3.3.2.5 diatas dapat disimpulkan bahwa


usia ibu hamil (100%) berusia 25-35 tahun.

6. Tempat pemeriksaan kehamilan


Tabel 3.3.2.6 Distribusi tempat pemeriksaan kehamilan

No Tempat Periksa Frekuensi %


. Kehamilan
1. Puskesmas 3 60%
2. Bidan 2 40%
3. Lainnya 0 0%
Jumlah 5 100%

Berdasarkan tabel 3.3.2.6 diatas dapat disimpulkan bahwa


tempat pemeriksaan kehamilan terbanyak yaitu di puskesmas
(60%).

7. Jumlah ibu menyusui


Tabel 3.3.2.7 Distribusi jumlah ibu menyusui

No Jumlah Buteki Frekuensi %


.
1. Ya meneteki 6 2,8%
2. Tidak meneteki 208 97,2%
Jumlah 214 100%

Berdasarkan tabel 3.3.2.7 diatas dapat disimpulkan bahwa


jumlah ibu menyusui yaitu sebanyak (2,8%).

8. Lama ibu menyusui


Tabel 3.3.2.8 Distribusi lama ibu menyusui

No Lama menyususi Frekuensi %


.
1. Kurang dari 1 bulan 0 0%
2. 1-4 bulan 4 66,7%
3. 5-12 bulan 2 33.3%
4. Lebih dari 12 bulan 0 0%
Jumlah 6 100%

Berdasarkan tabel 3.3.2.8 diatas dapat disimpulkan bahwa


lama ibu menyusui terbanyak yaitu 1-4 bulan (66,7%).
c. Balita
1. Jumlah balita
Tabel 3.3.3.1 Distribusi jumlah balita

No Balita Frekuensi %
.
1. Ya ,tergolong balita 11 100%
2. Tidak tergolong balita 0 0%
Jumlah 11 100%

Berdasarkan tabel 3.3.3.1 diatas dapat disimpulkan bahwa


(100%) tergolong balita.

2. Kebiasaan ke posyandu
Tabel 3.3.3.2 Dsitribusi kebiasaan ke posyandu

No Kebiasaan Frekuensi %
.
1. Ke posyandu 8 72,7%
2. Tidak ke posyandu 3 27,3%
Jumlah 11 100%

Berdasarkan tabel 3.3.3.2 diatas dapat disimpulkan bahwa


(72,7%) memiliki kebiasaan ke posyandu.

d. Remaja
1. Kegiatan remaja diluar sekolah
Tabel 3.3.4.1 Distribusi kegiatan remaja diluar sekolah

No Kegiatan diluar sekolah Frekuensi %


.
1. Keagamaan 10 25,6%
2. Karang taruna 0 0%
3. Olahraga 17 43,6%
4. Lain-lain 12 30,8%
Jumlah 39 100%

Berdasarkan tabel 3.3.4.1 diatas dapat disimpulkan bahwa


kebiasaan remaja diluar sekolah yang terbanyak dalah mengikuti
kegiatan Olahraga (43,6%).

2. Penggunaan waktu luang


Tabel 3.3.4.2 Distribusi penggunaan waktu luang
No. Penggunaan waktu Frekuensi %
luang
1. Music/Tv 9 23,1%
2. Olahraga 17 43,6%
3. Rekreasi 3 7,7%
4. Keagamaan 10 25,6%
Jumlah 39 100%

Berdasarkan tabel 3.3.4.2 diatas dapat disimpulkan bahwa


penggunaan waktu luang dengan terbanyak yaitu melakukan
kegiataan Olahraga (43,6%).

3. Kebiasaan remaja
Tabel 3.3.4.3 Distribusi kebiasaan remaja

No Kebiasaan Frekuensi %
.
1. Merokok 12 30,8%
2. Alkohol 0 0%
3. Tidak ada/lainnya 27 69,2%
Jumlah 39 100%

Berdasarkan tabel 3.3.4.3 diatas dapat disimpulkan bahwa


(30,8%) memiliki kebiasaan merokok.

e. Lansia
1. Keluhan lansia
Tabel 3.3.5.1 Distribusi keluhan lansia

No Keluhan peenyakit Frekuensi %


. lansia
1. Ya, mengeluh 68 64,2%
2. Tidak ada keluhan 38 35,8%
Jumlah 106 100%

Berdasarkan tabel 3.3.5.1 diatas dapat disimpulkan bahwa


(64,2%) lansia memiliki keluhan penyakit.
2. Jenis penyakit yang diderita lansia
Tabel 3.3.5.2 Distribusi jenis penyakit yang diderita lansia

No Jenis penyakit Frekuensi %


.
1. Asma 0 0%
2. TBC 0 0%
3. Hipertensi 49 46,2%
4. DM 13 12,3%
5. Rematik 33 31,1%
6. Katarak 0 0%
7. Covid 19 0 0%
8. Lain-lain 11 10,4%
Jumlah 106 100%

Berdasarkan tabel 3.3.5.2 diatas dapat disimpulkan bahwa


penyakit yang diderita lansia terbanyak yaitu hipertensi (46,2%).

3. Penanganan penyakit lansia


Tabel 3.3.5.3 Distribusi penanganan penyakit lansia

No. Penanganan penyakit Frekuensi %


1. Sarana kesehatan 106 100%
2. Non medis 0 0%
3. Diobati sendiri 0 0%
Jumlah 106 100%

Berdasarkan tabel 3.3.5.3 diatas dapat disimpulkan bahwa


penangan penyakit lansia (100%) dengan pergi ke sarana
kesehatan.

4. Penggunaan waktu senggang


Tabel 3.3.5.4 Distribusi penggunaan waktu senggang

No Waktu senggang Frekuensi %


.
1. Berkebun 13 12,3%
2. Rekreasi 0 0%
3. Senam 0 0%
4. Lain-lain 93 87,7%
Jumlah 106 100%

Berdasarkan tabel 3.3.5.4 diatas dapat disimpulkan bahwa


(12.3%) lansia menggunakan waktu senggang dengan berkebun.

f. COVID - 19
1. Apakah anda mengetahui informasi tetang COVID-19
Tabel 3.3.6.1 Distribusi pengetahuan informasi
No. Informasi COVID-19 Frekuensi %
1. Ya 52 100%
2. Tidak 0 0%
Jumlah 52 100%
Berdasarkan tabel 3.3.6.1 diatas dapat disimpulkan bahwa
warga mengetahui tentang informasi kesehatan covid 19 (100%)

2. Apakah anda mengetahui tanda dan gejala COVID-19


Tabel 3.3.6.2 Distribusi tanda dan gejala
No Tanda dan gejala Frekuensi %
.
1. Ya 23 44,2%
2. Tidak 29 55,8%
Jumlah 52 100%

Berdasarkan tabel 3.3.6.2 diatas dapat disimpulkan bahwa


warga tidak mengetahui tanda dan gejala covid-19 terbanyak yaitu
(55,8%).

3. Apakah anda mengetahui penularan COVID-19


Tabel 3.3.6.3 Distribusi penularan
No Penularan Frekuensi %
.
1. Ya 25 48,1%
2. Tidak 27 51,9%
Jumlah 52 100%

Berdasarkan tabel 3.3.6.3 diatas dapat disimpulkan bahwa


warga tidak mengetahui penularan covid-19 terbanyak yaitu
(51,9%).

4. Apakah anda mengetahui cara mencegah penularan COVID-19


Tabel 3.3.6.4 Distribusi pecegahan
No. Pencegahan Frekuensi %
1. Ya 24 46,2%
2. Tidak 28 53,8%
Jumlah 52 100%

Berdasarkan tabel 3.3.6.4 diatas dapat disimpulkan bahwa


warga tidak mengetahui pencegahan penularan covid-19 terbanyak
yaitu (53,8%)

5. Aapakah anda banyak beraktifitas diluar rumah


Tabel 3.3.6.5 Distribusi aktifitas

No Aktifitas Frekuensi %
.
1. Ya 41 78,8%
2. Tidak 11 21,2%
Jumlah 52 100%

Berdasarkan tabel 3.3.6.5 diatas dapat disimpulkan bahwa


warga banyak yang beraktifitas diluar rumah terbanyak yaitu
(78,8%).

6. Apakah menurut anda perlu andanya penyuluhan COVID-19


Tabel 3.3.6.6 Distribusi penyuluhan

No. Penyuluhan Frekuensi %


1. Ya 45 86,5%
2. Tidak 7 13,5%
Jumlah 52 100%

Berdasarkan tabel 3.3.6.6 diatas dapat disimpulkan bahwa


warga mengatakan perlu adanya penyuluhan tentang covid-19
terbanyak yaitu (86,5%).

7. Apakah anda membatasi jarak 1,5 meter dengan orang lain


ketika : belanja, bekerja, belajar, ibadah
Tabel 3.3.6.7 Distribusi sosialisasi dengan orang lain

No Sosialisasi Frekuensi %
.
1. Ya 22 42,3,%
2. Tidak 30 57,7%
Jumlah 52 100%
Berdasarkan tabel 3.3.6.7 diatas dapat disimpulkan bahwa
warga tidak membatasi jarak dengan orang lain saat bersosialisasi
terbanyak yaitu (57,7%).

8. Apakah anda memakai masker saat berkumpul dengan orang lain


Tabel 3.3.6.8 Distribusi penggunaan masker
No Masker Frekuensi %
.
1. Ya 38 73,1%
2. Tidak 14 26,9%
Jumlah 52 100%

Berdasarkan tabel 3.3.6.8 diatas dapat disimpulkan bahwa


warga menggunakan masker terbanyak yaitu (73,1%)

9. Apakah anda menyiapkan handsitizer atau tempat cuci tangan


dirumah
Tabel 3.3.6.9 Distribusi penggunaan handsinitizer

No. handsinitizer Frekuensi %


1. Ya 12 23,1%
2. Tidak 40 76,9%
Jumlah 52 100%

Berdasarkan tabel 3.3.6.9 diatas dapat disimpulkan bahwa


tidak menggunaan handsinitizer dirumah terbanyak yaitu (76,9%).

10. Apakah anda rutin mencuci tangan sebelum dan sesudah


melakukan kegiatan
Tabel 3.3.6.10 Distribusi cuci tangan sebelum dan sesudah
kegiatan
No Cuci tangan Frekuensi %
.
1. Ya 21 40,4%
2. Tidak 31 59,6%
Jumlah 52 100%

Berdasarkan tabel 3.3.6.10 diatas dapat disimpulkan bahwa


warga tidak rutin mencuci tangan sebelum dan sesudah kegiatan
terbanyak yaitu (59,6%).

11. Apakah anda tahu cara mencuci tangan 6 langkah yang baik dan
benar
Tabel 3.3.6.11 Distribusi cara cuci tangan baik dan benar

No Cuci tangan Frekuensi %


.
1. Ya 8 15,4%
2. Tidak 44 84,6%
Jumlah 52 100%

Berdasarkan tabel 3.3.6.11 diatas dapat disimpulkan bahwa


warga tidak tahu cara mencuci tangan 6 langkah yang baik dan
benar terbanyak yaitu (84,6%).

2. Analisa Data
No Data Subjektif Data Objektif Masalah kesehatan
.
1. - Dari hasil kuesioner - Sebagian besar rumah Perilaku kesehatan
didapatkan Hanya warga tidak terdapat cenderung beresiko
23,1% warga RT 01 handsinitizer dan pada masyarakat
yang menggunakan tempat cuci tangan. terhadap penularan
handsinitizer dan - Masih banyak dari covid-19 di RT 01
76,9% warga RT 01 warga yang tidak Kelurahan Ulu
yang tidak memakai masker. Gedong.
menggunakan - Tampak masih ada
handsinitizer. warga yang tidak
Sebanyak 40,4% menjaga jarak saat
warga RT 01 yang berkumpul
mencuci tangan - Hasil pengamatan
sebelum dan sesudah saya, masih ada warga
kegiatan dan 59,6% yang belum
warga RT 01 yang mengetahui tanda dan
tidak mencuci tangan gejala, cara penularan
sebelum dan sesudah serta cara pencegahan
kegiatan. 15,4% warga covid-19.
RT 01 mengetahui
cara cuci tangan 6
langkah yang baik dan
benar dan 84,6%
warga RT 01 tidak
mengetahui cara
mencuci tangan 6
langkah yang baik dan
benar.
- Dalam wawancara
yang dilakukan
didapatkan bahwa
sebagian besar warga
telah memahami
tentang informasi
covid-19, tetapi warga
tampak mengetahui
sekedarnya saja tidak
mengetahui secara
rinci.
- Warga RT 01 banyak
yang mengharapkan
adanya penyuluhan
tentang covid 19 yaitu
sebanyak 86,5%
- Masih ada warga yang
tidak membatasi jarak
dengan orang lain dan
tidak pakai masker.
2. - Dari hasil wawancara - Penyakit yang sering Defesiensi
ketua RT 01 diderita dalam 6 bulan pengetahuan lansia
mengatakan penyakit terakhir yaitu tentang masalah
yang banyak dialami hiprertensi 42,3%. kesehatan hipertensi di
oleh warga RT 01 - Dari 106 orang lansia wilayah RT 01
adalah hipertensi. yang memiliki Kelurahan Ulu
- Dari hasil wawancara penyakit hipertensi 49 Gedong.
kader posyandu RT 01 orang dengan
juga mengatakan persentase 46,2%.
penyakit yang banyak - Dari hasil
dialami oleh warga pemeriksaan tekanan
RT 01 adalah darah didapatkan 30
hipertensi. lansia hasil tekanan
- Penderita hipertensi darah diatas 140/90
mengatakan tidak mmHg.
memperhatikan - 8 dari 49 lansia yang
kondisi kesehatannya menderita hipertensi
karena tidak ada tidak melakukan pola
keluhan. hidup sehat yang
- Penderita hipertensi berkaitan dengan
mengatakan tidak hipertensi seperti
mengetahui akibat masih mengkomsumsi
lanjut dari hipertensi garam tinggi,
sehingga tidak merasa merokok, tidur.
khawatir meskipun - 11 dari 49 lansia yang
tekanan darahnya menderita hipertensi
tinggi. hanya meminum obat
- Dari hasil wawancara dan pemeriksaan
23 dari 49 lansia yang kesehatan jika kambuh
menderita hipertensi saja.
mengatakan kurang - Dari hasil wawancara
terpapar informasi 27 dari 49 lansia yang
tentang hipertensi. menderita hipertensi
- 18 dari 49 lansia yang tidak tahu tanda dan
menderita hipertensi gejala serta
dalam 6 bulan terkahir pencegahan hipertensi.
tidak pernah
melakukan
pemeriksaan
kesehatan terkait
hipertensi.
3. - Dari hasil wawancara - Hasil pengamatan Ketidakefektifan
ketua RT 01 saya, lansia disaat pemeliharaan
mengatakan salah satu melakukan aktivitas kesehatan khususnya
penyakit yang banyak tampak susah untuk pada penderita asam
dialami oleh warga menggerakkan urat di RT 01
RT 01 adalah asam anggota tubuh Kelurahan Ulu
urat. termasuk sendi dan Gedong.
- Dari hasil wawancara lutut.
kader posyandu RT 01 - 23 orang tua yang
juga mengatakan salah mengeluh sakit pada
satu penyakit yang persendian dan kaki,
banyak dialami oleh keluhan dirasakan
warga RT 01 adalah bertambah pada pagi
asam urat. hari.
- Penderita asam urat
mengatakan sudah
mengetahui jika
dirinya menderita
asam urat tetapi tidak
mau mengubah pola
hidup menjadi lebih
sehat, karena sudah
mencoba untuk
mengubah pola hidup
tapi asam uratnya
tetap kambuh.
- Penderita asam urat
mengatakan sering
mengkonsumsi obat-
obatan penghilang
sakit jika penyakitnya
kambuh.
- Warga RT 01
mengatakan sering
mengalami nyeri pada
sendi tapi menolak
untuk melakukan
pemeriksaan lebih
lanjut.
3. Intervensi Keperawatan Komunitas

No Diagnosa NOC NIC


.
1. Perilaku kesehatan cenderung Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x45 Melakukan penyuluhan kesehatan tentang
beresiko pada masyarakat terhadap menit diharapkan perilaku masyarakat untuk bisa covid-19 dan cuci tangan 6 langkah yang
penularan covid-19 di RT 01 berubah menjadi lebih sehat baik dan benar
Kelurahan Ulu Gedong.
Kriteria hasil
1. 80% pengetahuan masyarakat tentang covid-19
meningkat
2. 80% pengetahuan masyarakat tetang cuci tangan
6 langkah yang baik dan benar meningkat
3. 80% memperlihatkan perubahan perilaku menjadi
lebih sehat
2. Defesiensi pengetahuan lansia Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x45 Melakukan penyuluhan kesehatan tentang
tentang masalah kesehatan menit diharapkan pengetahuan masyarakat tentang penyakit hipertensi
hipertensi di wilayah RT 01 penyakit hipertensi meningkat
Kelurahan Ulu Gedong.
Kriteria hasil
1. 80% pengetahuan masyarakat tentang hipertensi
meningkat
2. 80% memperlihatkan perubahan perilaku
menjadi lebih sehat untuk mencegah hipertensi
3. 80% mau melakukan pengecekan kesehatan
secara teratur
3. Ketidakefektifan pemeliharaan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x45 Melakukan penyuluhan kesehatan tentang
kesehatan khususnya pada penderita menit diharapkan masalah pemeliharaan kesehatan penyakit asam urat
asam urat di RT 01 Kelurahan Ulu tidak terjadi
Gedong.
Kriteria Hasil
1. 80% mampu mengenal masalah kesehatan
2. 80% mampu memutuskan tindakan yang tepat
3. 80% mampu merawat anggota keluarga yang
sakit
4. 80% mampu memodifikasi lingkungan bagi
anggota keluarga yang sakit
5. 80% mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan

4. Perencanaan
Diagnosa
No Rencana
Keperawatan Tujuan Sasaran Hari/Tanggal Tempat Media
. Kegiatan
Komunitas
1. Perilaku 1. Berkurangnya Warga RT 01 Melakukan Kamis, 25 Juni Rumah warga RT Leaflet dan
kesehatan perilaku berisiko pada Kelurahan penyuluhan 2020 01 Kelurahan Ulu lembar
cenderung masyarakat terhadap Ulu Gedong kesehatan kepada Jam : 16.00 WIB Gedong balik
beresiko pada masalah covid-19 warga tentang
masyarakat 2. Meningkatnya covid-19 dan cuci
terhadap pengetahuan tangan 6 langkah
penularan masyarakat tentang yang baik dan
covid-19 di RT covid-19 benar
01 Kelurahan 3. Meningkatnya
Ulu Gedong. pengetahuan
masyarakat tetang
cuci tangan 6 langkah
yang baik dan benar
4. Masyarakat
memperlihatkan
perubahan perilaku
menjadi lebih sehat
2 Defesiensi 1. Meningkatnya Warga RT 01 Melakukan Jum’at, 26 Juni Rumah warga RT Leaflet dan
pengetahuan pengetahuan Kelurahan penyuluhan 2020 01 Kelurahan Ulu lembar
lansia tentang masyarakat tentang Ulu Gedong kesehatan tentang : Jam : 15.45 WIB Gedong balik
masalah hipertensi
kesehatan 2. Masyarakat Penyakit hipertensi
hipertensi di memperlihatkan
wilayah RT 01 perubahan perilaku
Kelurahan Ulu menjadi lebih sehat
Gedong. untuk mencegah
hipertensi
3. Masyarakat mau
melakukan
pengecekan kesehatan
secara teratur
3. Ketidakefektifan 1. Masyarakat mampu Warga RT 01 Melakukan Sabtu, 27 Juni Rumah warga RT Leaflet dan
pemeliharaan mengenal masalah Kelurahan penyuluhan 2020 01 Kelurahan Ulu lembar
kesehatan kesehatannya Ulu Gedong kesehatan tentang : Jam : 16.15 WIB Gedong balik
khususnya pada 2. Masyarakat mampu
penderita asam memutuskan tindakan Penyakit asam urat
urat di RT 01 yang tepat
Kelurahan Ulu 3. Masyarakat mampu
Gedong. merawat anggota
keluarga yang sakit
4. Masyarakat mampu
memodifikasi
lingkungan bagi
anggota keluarga yang
sakit
5. Masyarakat mampu
memanfaatkan
fasilitas kesehatan

5. Implementasi dan Evaluasi

No
Diagnosis Tanggal Implementasi Evaluasi
.
1. Perilaku kesehatan Kamis, 25 Melakukan penyuluhan kesehatan 1. Evaluasi Struktur :
cenderung beresiko pada Juni 2020 tentang covid-19 dan cuci tangan a. 100% peserta menghadiri penyuluhan sampai akhir
masyarakat terhadap Jam : 16.00 6 langkah yang baik dan benar cara
penularan covid-19 di RT WIB b. Tempat pelaksanaan, media, dan alat penyuluhan
01 Kelurahan Ulu Gedong. sesuai dengan rencana
2. Evaluasi Proses :
a. Waktu pelaksanaan sesuai dengan rencana
b. 75% peserta aktif dalam kegiatan penyuluhan
c. Peserta tidak ada yang meninggalkan tempat
penyuluhan
3. Evaluasi Hasil :
a. Peserta mengetahui pengertian covid-19
b. Peserta mengetahui tanda dan gejala covid-19
c. Peserta mengetahui cara penularan covid-19
d. Peserta mengetahui pencegahan covid-19
e. Peserta mengetahui pengertian cuci tangan
f. Peserta mengetahui waktu mencuci tangan
g. Peserta mengetahui manfaat mencuci tangan
h. Peserta mengetahui prinsip dari 6 langkah cuci
tangan
i. Peserta menegetahui cara cuci tangan 6 langkah
yang baik dan benar
2. Defesiensi pengetahuan Jum’at, 26 Melakukan penyuluhan kesehatan 1. Evaluasi Struktur
lansia tentang masalah Juni 2020 tentang penyakit hipertensi a. 100% peserta menghadiri penyuluhan sampai akhir
kesehatan hipertensi di Jam : 15.45 cara
wilayah RT 01 Kelurahan WIB b. Tempat pelaksanaan, media, dan alat penyuluhan
Ulu Gedong. sesuai dengan rencana
2. Evaluasi Proses
a. Waktu pelaksanaan sesuai dengan rencana
b. 75% peserta aktif dalam kegiatan penyuluhan
c. Peserta tidak ada yang meninggalkan tempat
penyuluhan
3. Evaluasi Hasil
a. Peserta mengetahui pengertian hipertensi
b. Peserta mengetahui penyebab hipertensi
c. Peserta mengetahui tanda dan gejala hipertensi
d. Peserta mengetahui akibat lanjut hipertensi
e. Peserta mengetahui pencegahan hipertensi
f. Peserta mengetahui penatalaksanaan hipertensi

3. Ketidakefektifan Sabtu, 27 Melakukan penyuluhan kesehatan 1. Evaluasi Struktur


pemeliharaan kesehatan Juni 2020 tentang penyakit asam urat a. 100% peserta menghadiri penyuluhan sampai akhir
khususnya pada penderita Jam : 16.15 cara
asam urat di RT 01 WIB b. Tempat pelaksanaan, media, dan alat penyuluhan
Kelurahan Ulu Gedong. sesuai dengan rencana
2. Evaluasi Proses
a. Waktu pelaksanaan sesuai dengan rencana
b. 75% peserta aktif dalam kegiatan penyuluhan
c. Peserta tidak ada yang meninggalkan tempat
penyuluhan
3. Evaluasi Hasil
a. Peserta mengetahui tentang pengertia asam urat
b. Peserta mengetahui tentang penyebab asam urat
c. Peserta mengetahui tentang tanda dan gejala asam
urat
d. Peserta mengetahui tentang pencegahan asam urat
e. Peserta mengetahui tentang penatalaksanaan asam
urat
f. Peserta mengetahui tentang komplikasi asam urat
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengkajian dengan teknik wawancara, observasi
dan penyebaran kuesioner didapatkan masalah yang ada di RT 01 Kelurahan
Ulu Gedong adalah :
1. Perilaku kesehatan cenderung beresiko pada masyarakat terhadap penularan
covid-19 di RT 01 Kelurahan Ulu Gedong.
2. Defesiensi pengetahuan lansia tentang masalah kesehatan hipertensi di wilayah
RT 01 Kelurahan Ulu Gedong.
3. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan khususnya pada penderita asam urat
di RT 01 Kelurahan Ulu Gedong.

Dari permasalahan yang ada saya telah melakukan implementasi yaitu


sebagai berikut :
1. Melakukan penyuluhan kesehatan tentang covid-19 dan cuci tangan 6 langkah
yang baik dan benar.
2. Melakukan penyuluhan kesehatan tentang penyakit hipertensi.
3. Melakukan penyuluhan kesehatan tentang penyakit asam urat.
B. Saran
Setelah diadakan praktik keperawatan komunitas di RT 01 Kelurahan
Ulu Gedong diharapkan masyarakat dapat menerapkan pola hidup sehat agar
permasalahan kesehatan yang ditemuksan dapat teratasi.
DAFTAR PUSTAKA

Anderson & McFarlane. 2011. Community As Partner : Theory And Practice In


Nursing. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.

Efendy, F. & Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas. Jakarta:


Salemba Medika.

Ekasari, M.F. dkk. 2009. Keperawatan Komunitas Upaya Mendirikan


Masyarakat Untuk Hidup Sehat. Jakarta: Trans Info Media.

Harnilawati. 2013. Pengantar Ilmu Keperawatan Komunitas. Sulawesi: Pustaka


As Salam.

Mubarak, W. I. & Chayatin, N. 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar


dan Teori. Jakarta: Salemba Medika.

Riasmini, N.M. dkk. 2017. Panduan Asuhan Keperawatan Individu, Keluarga,


Kelompok dan Komunitas dengan Modifikasi NANDA, ICNP, NOC dan
NIC di Puskesmas dan Masyarakat. Jakarta: Universitas Indonesia.

Stanhope dan Lancaster. 2010. Community & Public Health Nursing. Missouri:
Mosby.

Wahit. Iqbal. dkk. 2011. Pengantar dan Teori Ilmu Kepetawatan Komunitas 1.
Jakarta: CV. Sagung Seto.

Zulkahfi dkk. 2015. Asuhan Keperawatan Komunitas. Tangerang Selatan:


Binarupa Aksara Publisher.

Anda mungkin juga menyukai