Anda di halaman 1dari 71

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komunitas merupakan kelompok sosial yang ditentukan oleh
batas-batas wilayah,nilai-nilai keyakinan dan minat yang sama, serta
adanya saling mengenal dan interaksi antara anggota masyarakat yang satu
dengan yang lainya (Word Health Organization, 1974).
Pembangunan kesehatan kabupaten Kampar secara umum
bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan
indikator meningkatnya kualitas sumber daya manusia, meningkatnya
kualitas hidup masyarakat, memperpanjang umur harapan hidup,
meningkatnya kesejahteraan keluarga, dan meningkatnya kesadaran
masyarakat untuk hidup sehat. Pelaksanaan pembangunan kesehatan ada
upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan
untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat
bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya (Profil Dinkes Kampar, 2013).
Keperawatan kesehatan komunitas adalah pelayanan keperawatan
profesional yang ditujukan kepada masyarakat dengan pendekatan pada
kelompok resiko tinggi dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang
optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan dengan
menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan
melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan pelaksanaan dan
evaluasi pelayanan keperawatan (Logan dan Darkwin, 2005).
Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dan pelayanan
kesehatan yang dilaksanakan baik dirumah sakit, puskesmas, keluarga
maupun masyarakat. Pelayanan keperawatan yang dilaksanakan di
masyarakat atau komunitas merupakan bidang khusus dalam ilmu
keperawatan. Perawatan komunitas adalah suatu bidang dalam
keperawatan yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan
kesehatan masyarakat dengan dukungan peran aktif masyarakat. Peran
serta masyarakat itu diartikan sebagai suatu proses dimana individu,

1
keluarga dan masyarakat bertanggung jawab atas kesehatan sendiri
berdasarkan azas kebersamaan dan kemandirian.
Dalam rangka mewujudkan kesehatan masyarakat yang optimal
maka dibutuhkan perawatan kesehatan masyarakat dimana perawatan
masyarakat itu sendiri adalah bidang khusus ilmu keperawatan yang
merupakan perpaduan antara kesehatan masyarakat yang didukung peran
serta masyarakat dan mengutamakan pelayanan promotif dan preventif
secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan
rehabilitatif secara menyeluruh, melalui proses keperawatan untuk
meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal sehingga mandiri
dalam upaya kesehatan. Peran serta aktif masyarakat itu diartikan sebagai
suatu proses dimana individu keluarga dan masyarakat bertanggung jawab
atas kesehatan sendiri berdasarkan asas kebersamaan dan kemandirian.
Peningkatan peran serta masyarakat bertujuan meningkatkan upaya
masyarakat dalam uaya mewujudkan kesehatan serta mendorong
kemandirian dalam memecahkan masalah kesehatan.
Mahasiswa keperawatan program profesi ners Ilmu Keperawatan
STIKes Tengku Maharatu Pekanbaru, sebagai calon tenaga kesehatan
profesional, berkewajiban untuk berperan serta mewujudkan tercapainya
pembangunan nasional khususnya pembangunan di bidang kesehatan yaitu
indonesia sehat tahun 2017. Dalam pelaksanaan perannya dititik beratkan
kepada usaha promotif, preventif dengan tidak mengabaikan kuratif dan
rehabilitatif dalam setiap tindakan keperawatan. Peran srta mahasiswa
tersebut dapat dilakukan melalui kegiatan program profesi ners dalam
bidang keperawatan komunitas dan keluarga di masyarakat.
Program profesi keperawatan komunitas dan keluarga merupakan
pengalaman belajar lapangan yang memberikan kesempatan kepada
mahasiswa meningkatkan kemampuan menganalisa serta mensintesa
berbagai ilmu pengetahuan didalam memberikan pelayanan keperawatan
untuk memantapkan profesionalisme keperawatan. Program profesi ini
dilakukan di RW 07 Kelurahan Simpang Baru Kecamatan Bina Widya
Kota Pekanbaru.

2
Pelaksanaan praktek profesi dilaksanakan melalui tahapan antara
lain : observasi fisik lingkungan (winshield survey), musyawarah
masyarakat Simpang Baru yang pertama untuk menindak lanjuti hasil
survey, penyebaran angket untuk memperoleh data kesehatan masyarakat,
musyawarah masyarakat kedua untuk menyusun rencana kegiatan
mengatasi masalah kesehatan yang dirasakan masyarakat dan menyepakati
pembentukkan kelompok kerja kesehatan, dan pelaksanaan kegiatan sesuai
dengan rencana yang telah disepakati.
Dalam pelaksanaan kegiatan yang telah direncanakan oleh
mahasiswa bersama masyarakat dapat dilaksankan sesuai perencanaan
dengan bantuan dan dukungan berbagai pihak meskipun ada berbagai
kendala yang dihadapi.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menyajikan hasil kegiatan program profesi keperawatan
komunitas oleh mahasiswa program ners ilmu keperawatan STIKes
Tengku Maharatu Pekanbaru kepada masyarakat Simpang Baru RW
07 Kelurahan Simpang Baru Kecamatan Bina Widya Kota Pekanbaru.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi data yang diperlukan dari RW 07
b. Mengumpulkan data dengan menggunakan metode atau strategi
yang sesuai
c. Menganalisa data yang diperlukan melalui RT, RW, Puskesmas
kader dan masyarakat RW 07
d. Menentukan masalah kesehatan dan masalah keperawatan
e. Menetapkan prioritas kebutuhan kesehatan dan masalah
keperawatan berdasarkan kriteria
f. Melaksanakan rencana keperawatan
g. Melakukan evaluasi keperawatan

3
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Mahasiswa
Bagi mahasiswa dapat dijadikan ilmu tambahan dan
pengalaman serta menambah wawasan bagi mahasiswa tentang praktek
komunitas dan keluarga STIKes Tengku Maharatu Pekanbaru.
2. Bagi Masyarakat
Bagi masyarakat diharapkan laporan hasil kegiatan ini dapat
dijadikan pedoman dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan untuk
mengatasi masalah kesehatan di RW 07 Kelurahan Simpang Baru
Kecamatan Bina Widya Kota Pekanbaru.
serta dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang arti
pentingnya kesehatan secara individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Bagi institusi pendidikan diharapkan laporan hasil kegiatan ini
menjadi bahan perbandingan untuk profesi berikutnya dan menjadi
bahan evaluasi terhadap program atau kurikulum keperawatan
komunitas yang telah di tetapkan.
4. Bagi Pelayanan Kesehatan
Bagi pelayanan kesehatan dapat memberikan gambaran
keadaan kesehatan masyarakat RW 07 Simpang Baru dan membantu
program kesehatan yang belum dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
terkait.
D. Waktu Pelaksanaan Praktik
Pelaksanaan praktik dimulai pada 24 Februari 2023 – 16 Maret 2023.
E. Tempat Pelaksanaan Praktik
Praktik Perawatan Komunitas di tempatkan di RW 07 Kelurahan
Simpang Baru Kecamatan Bina Widya Kota Pekanbaru.

BAB II

4
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Dasar Teori
1. Defenisi Komunitas dan Kesehatan Masyarakat
Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat,
saling berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat
dan interest yang sama. Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang
tinggal di suatu lokasi yang sama dengan dibawah pemerintahan yang
sama, area atau lokasi yang sama dimana mereka tinggal, kelompok sosial
yang mempunyai interest yang sama (Riyadi, 2007). Menurut
Kontjaraningrat Komunitas adalah sekumpulan manusia yang saling
bergaul, atau dengan istilah lain saling berinteraksi (Mubarak, 2007).
Perawatan kesehatan adalah bidang khusus dari keperawatan yang
merupakan gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat
dan ilmu sosial yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan
yang diberikan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik
yang sehat atau yang sakit secara komprehensif melalui upaya promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif serta resosialitatif dengan melibatkan
peran serta aktif dari masyarakat. Peran serta aktif masyarakat bersama tim
kesahatan diharapkan dapat mengenal masalah kesehatan yang dihadapi
serta memecahkan masalah tersebut (Elisabeth, 2007).
Sasaran pelayanan kesehatan masyarakat adalah individu, keluarga/
kelompok dan masyarakat dengan fokus upaya kesehatan primer, sekunder
dan tersier. Oleh karenanya pendidikan masyarakat tentang kesehatan dan
perkembangan sosial akan membantu masyarakat dalam mendorong
semangat untuk merawat diri sendiri, hidup mandiri dan menentukan
nasibnya sendiri dalam menciptakan derajat kesehatan yang optimal
(Elisabeth, 2007).
Peran serta masyarakat diperlukan dalam hal perorangan. Komunitas
sebagai subyek dan obyek diharapkan masyarakat mampu mengenal,
mengambil keputusan dalam menjaga kesehatannya. Sebagian akhir tujuan
pelayanan kesehatan utama diharapkan masyarakat mampu secara mandiri
menjaga dan meningkatkan status kesehatan masyarakat (Mubarak, 2005).

5
2. Defenisi Keperawatan Komunitas
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai
bagian integral pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi,
psikologi, social dan spiritual secara komprehensif, ditujukan kepada
individu keluarga dan masyarakat baik sehat maupun sakit mencakup
siklus hidup manusia (Riyadi, 2007).
Keperawatan Kesehatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan
profesional yang ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada
kelompok resiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang
optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan, dengan
menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, dan
melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan pelaksanaan dan
evaluasi pelayanan keperawatan.
Keperawatan komunitas ditujukan untuk mempertahankan dan
meningkatkan kesehatan serta memberikan bantuan melalui intervensi
keperawatan sebagai dasar keahliannya dalam membantu individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat dalam mengatasi barbagai masalah
keperawatan yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari (Efendi,
2009). Keperawatan sebagai bentuk komprehensif melakukan penekanan
tujuan untuk menekan stressor atau meningkatkan kemampuan komunitas
mengatasi stressor melalui pencegahan primer, sekunder, tersier.
Peningkatan kesehatan berupa pencegahan penyakit ini bisa melalui
pelayanan keperawatan langsung dan perhatian langsung terhadap seluruh
masyarakat dan mempertimbangkan bagaimana masalah kesehatan
masyarakat mempengaruhi kesehatan individu, keluarga, dan kelompok.
Peningkatan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan
merupakan suatu proses dimana individu, keluarga dan lembaga
masyarakat termasuk swasta mengambil tanggung jawab terhadap
masyarakat atas kesehatan diri keluarga dan masyarakat, mengembangkan
kemampuan untuk menyehatkan diri, keluarga dan masyarakat serta
menjadi pelaku atau perintis kesehatan dan peminpin yang menggerakan
kegiatan masyarakat dibidang kesehatan berdasarkan azas kemandirian

6
dan kebersamaan. Dari hal tersebut masyarakat dapat berperan serta
dengan menyumbangkan tenaga, pikiran atau pengetahuan, sarana, dana
yang dimilikinya untuk upaya kesehatan.
Asuhan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik
maupun mental, keterbatasan pengetahuan serta kurang kemauan menuju
kepada kemampuan melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri.
Kegiatan ini dilakukan dalam upaya peningkatan kesehatan, pencegahan
penyakit, penyembuhan, pemulihan serta pemeliharaan kesehatan dengan
penekanan pada upaya pelayanan kesehatan utama (Primary Health care)
untuk memungkinkan setiap orang mencapai kemampuan hidup sehat dan
produktif. Kegiatan ini dilakukan sesuai dengan wewenang, tanggung
jawab serta etika profesi keperawatan (Riyadi, 2007).
Dalam rapat kerja keperawatan kesehatan masyarakat dijelaskan
bahwa keperawatan komunitas merupakan suatu bidang keperawatan yang
merupakan perpaduan antara keperawatan (Nursing) dan kesehatan
masyarakat (Public health) dengan dukungan peran serta masyarakat
secara aktif dan mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara
berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif
secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui proses
keperawatan (Nursing process) untuk meningkatkan fungsi kehidupan
manusia secara optimal sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan
(Mubarak, 2005). Perawatan komunitas adalah perawatan yang diberian
dari luar suatu institusi yang berfokus pada masyarakat atau individu dan
keluarga (Elisabeth, 2007).
a. Prinsip Perawatan Kesehatan Masyarakat
Pada perawatan kesehatan masyarakat harus mempertimbangkan
beberapa prinsip, yaitu:
1) Kemanfaatan
Semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan
manfaat yang besar bagi komunitas. Intervensi atau pelaksanaan
yang dilakukan harus memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi

7
komunitas, artinya ada keseimbangan antara manfaat dan kerugian
(Mubarak, 2005).
2) Kerjasama
Kerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat
berkelanjutan serta melakukan kerja sama lintas program dan lintas
sektoral (Riyadi, 2007).
3) Secara langsung
Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan
intervensi, klien dan lingkunganya termasuk lingkungan sosial,
ekonomi serta fisik mempunyai tujuan utama peningkatan kesehatan
(Riyadi, 2007).
4) Keadilan
Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau
kapasitas dari komunitas itu sendiri. Dalam pengertian melakukan
upaya atau tindakan sesuai dengan kemampuan atau kapasitas
komunitas (Mubarak, 2005).
5) Otonomi
Klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau
melaksanakan beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan
masalah kesehatan yang ada (Mubarak, 2005).
b. Tujuan Keperawatan Kesehatan Komunitas
Keperawatan komunitas merupakan suatu bentuk pelayanan
kesehatan yang dilakukan sebagai upaya dalam pencegahan dan
peningkatan derajat kesehatan masyarakat melalui pelayanan
keperawatan langsung (direction) terhadap individu, keluarga dan
kelompok didalam konteks komunitas serta perhatian langsung terhadap
kesehatan seluruh masyarakat danmempertimbangkan masalah atau isu
kesehatan masyarakat yang dapat mempengaruhi individu, keluarga
serta masyarakat.
1) Tujuan Umum

8
Meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan masyarakat secara
meyeluruh dalam memelihara kesehatannya untuk mencapai derajat
kesehatan yang optimal secara mandiri.
2) Tujuan khusus
a) Dipahaminya pengertian sehat dan sakit oleh masyarakat.
b) Meningkatnya kemampuan individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat untuk melaksanakan upaya perawatan dasar dalam
rangka mengatasi masalah keperawatan.
c) Tertanganinya kelompok keluarga rawan yang memerlukan
pembinaan dan asuhan keperawatan.
d) Tertanganinya kelompok masyarakat khusus/rawan yang
memerlukan pembinaan dan asuhan keperawatan di rumah, di
panti dan di masyarakat.
e) Tertanganinya kasus-kasus yang memerlukan penanganan
tindaklanjut dan asuhan keperawatan di rumah.
f) Terlayaninya kasus-kasus tertentu yang termasuk kelompok
resiko tinggi yang memerlukan penanganan dan asuhan
keperawatan di rumah dan di Puskesmas.
g) Teratasi dan terkendalinya keadaan lingkungan fisik dan sosial
untuk menuju keadaan sehat optimal.
c. Strategi Pelaksanaan Keperawatan Komunitas
Strategi pelaksanaan keperawatan komunitas yang dapat
digunakan dalam keperawatan kesehatan masyarakat, yaitu:
1) Pendidikan kesehatan (Health Promotion)
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang
dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan,
sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga
mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya
dengan kesehatan (Elisabeth, 2007).
Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan
kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk
mencapai suatu keadaan, dimana individu, keluarga, kelompok atau

9
masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, pendidikan
kesehatan adalah suatu penerapan konsep pendidikan di dalam
bidang kesehatan (Mubarak, 2005).
2) Proses kelompok (Group Process)
Bidang tugas perawat komunitas tidak bisa terlepas dari
kelompok masyarakat sebagai klien termasuk sub-sub sistem yang
terdapat di dalamnya, yaitu: individu, keluarga, dan kelompok
khusus, perawat spesialis komunitas dalam melakukan upaya
peningkatan, perlindungan dan pemulihan status kesehatan
masyarakat dapat menggunakan alternatif model pengorganisasian
masyarakat, yaitu: perencanaan sosial, aksi sosial atau
pengembangan masyarakat (Elisabeth, 2007).
3) Kerjasama atau kemitraan (Partnership)
Kemitraan adalah hubungan atau kerja sama antara dua pihak
atau lebih, berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling
menguntungkan atau memberikan manfaat. Partisipasi
klien/masyarakat dikonseptualisasikan sebagai peningkatan inisiatif
diri terhadap segala kegiatan yang memiliki kontribusi pada
peningkatan kesehatan dan kesejahteraan (Elisabeth, 2007).
Kemitraan antara perawat komunitas dan pihak-pihak terkait
dengan masyarakat digambarkan dalam bentuk garis hubung antara
komponen-komponen yang ada. Hal ini memberikan pengertian
perlunya upaya kolaborasi dalam mengkombinasikan keahlian
masing-masing yang dibutuhkan untuk mengembangkan strategi
peningkatan kesehatan masyarakat (Elisabeth, 2007).
4) Pemberdayaan (Empowerment)
Konsep pemberdayaan dapat dimaknai secara sederhana
sebagai proses pemberian kekuatan atau dorongan sehingga
membentuk interaksi transformatif kepada masyarakat, antara lain:
adanya dukungan, pemberdayaan, kekuatan ide baru, dan kekuatan
mandiri untuk membentuk pengetahuan baru (Elisabeth, 2007).

10
Perawat komunitas perlu memberikan dorongan atau
pemberdayaan kepada masyarakat agar muncul partisipasi aktif
masyarakat. Membangun kesehatan masyarakat tidak terlepas dari
upaya-upaya untuk meningkatkan kapasitas, kepemimpinan dan
partisipasi masyarakat (Elisabeth, 2007).
d. Sasaran Praktik Keperawatan Komunitas
Sasaran dari perawatan kesehatan komunitas adalah individu,
keluarga, kelompok khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit
yang mempunyai masalah kesehatan atau perawatan (Effendy, 1998),
sasaran ini terdiri dari:
1) Individu
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan
utuh dari aspek biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran perawat
pada individu sebagai klien, pada dasarnya memenuhi kebutuhan
dasarnya mencakup kebutuhan biologi, social, psikologi dan spiritual
karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan
pengetahuan, kurang kemauan menuju kemandirian pasien/klien.
2) Keluarga
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan
erat secara terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik
secara perorangan maupun secara bersama-sama, di dalam
lingkungannya sendiri atau masyarakat secara keseluruhan. Keluarga
dalam fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar
manusia dapat dilihat pada Hirarki Kebutuhan Dasar Maslow yaitu
kebutuhan fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai dan mencintai,
harga diri dan aktualisasi diri.
3) Kelompok khusus
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai
kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang
terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan. Yang
termasuk kelompok khusus adalah:

11
a) Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat
perkembangan dan pertumbuhannya, seperti:
1) Ibu hamil
2) Bayi baru lahir
3) Balita
4) Anak usia sekolah
5) Lansia
b) Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan
pengawasan dan bimbingan serta asuhan keperawatan,
diantaranya adalah:
1) Penderita penyakit menular, seperti TBC, lepra, AIDS,
penyakit kelamin lainnya.
2) Penderita dengan penynakit tak menular, seperti: penyakit
diabetes mellitus, jantung koroner, cacat fisik, gangguan
mental dan lain sebagainya.
3) Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit,
yaitu:
a) Wanita tunasusila
b) Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba
c) Kelompok pekerja-pekerja tertentu, dan lain-lain
d) Lembagasosial, perawatan dan rehabilitasi,
Diantaranya adalah:
e) Panti werdha
f) Panti asuhan
g) Pusat-pusatrehabilitasi
h) Penitipan balita
4) Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan
bekerjasama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri
mereka dan menganggap diri mereka sebagai satu kesatuan sosial
dengan batas-batas yang telah ditetapkan dengan jelas. Masyarakat
merupakan kelompok individu yang saling berinteraksi, saling

12
tergantung dan bekerjasama untuk mencapai tujuan. Dalan
berinteraksi sesama anggota masyarakat akan muncul banyak
permasalahan, baik permasalahan sosial, kebudayaan, perekonomian,
politik maupun kesehatan khususnya.
Manusia sebagai sasaran pelayanan atau asuhan keperawatan
dalam praktekkeperawatan.Sebagai sasaran praktek keperawatan
klien dapat dibedakan menjadi individu, keluarga dan masyarakat
(Riyadi, 2007).
a) Individu sebagai klien
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai
kesatuan utuh dari aspek biologi, psikologi, sosial dan spiritual.
Peran perawat pada individu sebagai klien, pada dasarnya
memenuhi kebutuhan dasarnya mencakup kebutuhan biologi,
sosial, psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan fisik dan
mental, keterbatasan pengetahuan, kurang kemauan menuju
kemandirian klien (Riyadi, 2007).
b) Keluarga sebagai klien
Keluarga merupakan sekelompok individu yang
berhubungan erat secara terus menerus dan terjadi interaksi satu
sama lain baik secara perorangan maupun secara bersama-sama,
di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara
keseluruhan. Keluarga dalam fungsinya mempengaruhi dalam
lingkup kebutuhan dasar manusia dapat dilihat pada Hirarki
Kebutuhan Dasar Maslow yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman
dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri
(Riyadi, 2007).
c) Masyarakat sebagai klien
Kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu
sistem adat istiadat tetentu yang bersifat terus menerus dan terikat
oleh suatu indentitas bersama (Riyadi, 2007).

13
3. Asumsi Dan Kepercayaan Terhadap Perawatan Kesehatan
Komunitas Menurut American Nurses Associati (ANA)
a. Asumsi
1) Sistem pemeliharaan yang kompleks.
2) Komponen sistem pemeliharaan kesehatan primer, sekunder dan
tersier.
3) Perawatan subsistem pemeliharaan kesehatan dan produk pendidikan
dasar praktek penelitian.
4) Pemeliharaan kesehatan primer lebih menonjol dari sekunder dan
tersier.
5) Perawatan kesehatan menyangkut setting pemeliharaan kesehatan
primer.
b. Kepercayaan
1) Pemeliharaan kesehatan harus memadai dan diterima semua orang.
2) Orang yang menerima asuhan harus dilibatkan.
3) Perawat sebagai pemberi dan klien sebagai konsumen pelayanan
kesehatan.
4) Lingkungan berdampak terhadap kesehatan populasi dan individu.
5) Pencegahan penyakit bagian esensial dari peningkatan kesehatan.
6) Kesehatan sebagai proses menyangkut kehidupan dalam jangka
waktu yang lama.
7) Klien hanya anggota tetap dari tim pemeliharaan kesehatan.
8) Individu dalam sistem kesehatan masyarakat bertanggung jawab
secara mandiri dan aktif berpartisipasi dalam pemeliharaan
kesehatan.
4. Paradigma Dan Falsafah Keperawatan Komunitas
Paradigma keperawatan komunitas terdiri dari empat komponen
pokok, yaitu manusia, keperawatan, kesehatan dan lingkungan (Logan &
Dawkins, 1987). Kesehatan dalam keperawatan kesehatan komunitas
didefenisikan sebagai kemampuan melaksanakan peran dan fungsi dengan
efektif. Kesehatan adalah proses yang berlangsung mengarah kepada
kreatifitas, konstruktif dan produktif. Menurut Hendrik L ada empat faktor

14
yang mempengaruhi kesehatan, yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan
kesehatan dan keturunan. Lingkungan terdiri dari lingkungan fisik dan
lingkungan sosial. Lingkungan fisik yaitu lingkungan yang berkaitan
dengan fisik seperti air, udara, sampah, tanah, iklim, dan perumahan.
Contoh, di suatu daerah mengalami wabah diare dan penyakit kulit akibat
kesulitan air bersih.
Keturunan merupakan faktor yang telah ada pada diri manusia yang
dibawanya sejak lahir, misalnya penyakit asma. Keempat faktor tersebut
saling berkaitan dan saling menunjang satu dengan yang lainnya dalam
menentukan derajat kesehatan individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat.
Keperawatan dalam keperawatan kesehatan komunitas dipandang
sebagai bentuk pelayanan esensial yang diberikan oleh perawat kepada
individu, keluarga, dan kelompok dan masyarakat yang mempunyai
masalah kesehatan meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
dengan menggunakan proses keperawatan untuk mencapai tingkat
kesehatan yang optimal. Lingkungan dalam paradigma keperawatan
berfokus pada lingkungan masyarakat, dimana lingkungan dapat
mempengaruhi status kesehatan manusia. Lingkungan disini meliputi
lingkungan fisik, psikologis, sosial dan budaya dan lingkungan spiritual.
Berdasarkan pada asumsi dasar dan keyakinan yang mendasar
tersebut, maka dapat dikembangkan falsafah keperawatan komunitas
sebagai landasan praktik keperawatan komunitas. Dalam falsafah
keperawatan komunitas, keperawatan komunitas merupakan pelayanan
yang memberikan perhatian terhadap pengaruh lingkungan (bio-psiko-
sosio-kultural-spiritual) terhadap kesehatan komunitas dan memberikan
prioritas pada strategi pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan.
Falsafah yang melandasi keperawatan komunitas mengacu kepada
paradigma keperawatan yang terdiri dari 4 hal penting, yaitu: manusia,
kesehatan, lingkungan dan pelayanan keperawatan sehingga dapat
dirumuskan sebagai berikut:

15
a. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah pekerjaan yang
luhur dan manusiawi yang ditujukan kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat.
b. Perawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya berdasarkan
kemanusiaan untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan
bagi terwujudnya manusia yang sehat khususnya dan masyarakat yang
sehat pada umumnya.
c. Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat harus terjangkau dan dapat
diterima oleh semua orang dan merupakan bagian integral dari upaya
kesehatan.
d. Upaya preventif dan promotif merupakan upaya pokok tanpa
mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.
e. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat yang diberikan
berlangsung secara berkesinambungan.
f. Perawatan kesehatan masyarakat sebagai provider dan klien sebagai
consumer pelayanan keperawatan dan kesehatan, menjamin suatu
hubungan yang saling mendukung dan mempengaruhi perubahan dalam
kebijaksanaan dan pelayanan kesehatan ke arah peningkatan status
kesehatan masyarakat.
g. Pengembangan tenaga keperawatan kesehatan masyarakat direncanakan
secara berkesinambungan dan terus-menerus.Individu dalam suatu
masyarakat ikut bertanggung jawab atas kesehatannya, ia harus ikut
dalam upaya mendorong, mendidik dan berpartisipasi aktif dalam
pelayanan kesehatan mereka sendiri.
5. Peran Perawat Komunitas (Provider Of Nursing Care)
Banyak peranan yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan
masyarakat diantaranya adalah:
a. Penyedia pelayanan (Care provider)
Memberikan asuhan keperawatan melalui mengkaji masalah
keperawatan yang ada, merencanakan tindakan keperawatan,
melaksanakan tindakan keperawatan dan mengevaluasi pelayanan yang
telah diberikan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

16
b. Pendidik dan konsultan (Educator and Counselor)
Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat baik di rumah, puskesmas, dan di masyarakat
secara terorganisir dalam rangka menanamkan perilaku sehat, sehingga
terjadi perubahan perilaku seperti yang diharapkan dalam mencapai
derajat kesehatan yang optimal.
Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan
mengatasi tatanan psikologis atau masalah sosial untuk membangun
hubungan interpersonal yang baik dan untuk meningkatkan
perkembangan seseorang. Di dalamnya diberikan dukungan emosional
dan intelektual.
Proses pengajaran mempunyai 4 komponen yaitu : pengkajian,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Hal ini sejalan dengan proses
keperawatan dalam fase pengkajian seorang perawat mengkaji
kebutuhan pembelajaran bagi pasien dan kesiapan untuk belajar.
Selama perencanaan perawat membuat tujuan khusus dan strategi
pengajaran. Selama pelaksanaan perawat menerapkan strategi
pengajaran dan selama evaluasi perawat menilai hasil yang telah
didapat (Mubarak, 2005).
c. Role Model
Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh
yang baik dalam bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat tentang bagaimana tata cara hidup sehat yang dapat
ditiru dan dicontoh oleh masyarakat.
d. Advokasi (Advocate)
Pembelaan dapat diberikan kepada individu, kelompok atau
tingkat komunitas. Pada tingkat keluarga, perawat dapat menjalankan
fungsinya melalui pelayanan sosial yang ada dalam masyarakat.
Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan
termasuk di dalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk klien,
memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hak-hak klien
(Mubarak, 2005).

17
Tugas perawat sebagai pembela klien adalah bertanggung jawab
membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari
berbagai pemberi pelayanan dan dalam memberikan informasi hal lain
yang diperlukan untuk mengambil persetujuan (Informed Concent) atas
tindakan keperawatan yang diberikan kepadanya. Tugas yang lain
adalah mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus dilakukan
karena klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi
dengan banyak petugas kesehatan (Mubarak, 2005).
e. Manajer kasus (Case Manager)
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola
berbagai kegiatan pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat
sesuai dengan beban tugas dan tanggung jawab yang dibebankan
kepadanya.
f. Kolaborator
Peran perawat sebagai kolaborator dapat dilaksanakan dengan
cara bekerjasama dengan tim kesehatan lain, baik dengan dokter, ahli
gizi, ahli radiologi, dan lain-lain dalam kaitannya membantu
mempercepat proses penyembuhan klien. Tindakan kolaborasi atau
kerjasama merupakan proses pengambilan keputusan dengan orang lain
pada tahap proses keperawatan. Tindakan ini berperan sangat penting
untuk merencanakan tindakan yang akan dilaksanakan (Mubarak,
2005).
g. Perencana tindak lanjut (Discharge Planner)
Perencanaan pulang dapat diberikan kepada klien yang telah
menjalani perawatan di suatu instansi kesehatan atau rumah sakit.
Perencanaan ini dapat diberikan kepada klien yang sudah mengalami
perbaikan kondisi kesehatan.
h. Penemu masalah kesehatan (Case Finder)
Melaksanakan monitoring terhadap perubahan-perubahan yang
terjadi pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang
menyangkut masalah-masalah kesehatan dan keperawatan yang timbul

18
serta berdampak terhadap status kesehatan melalui kunjungan rumah,
pertemuan-pertemuan, observasi dan pengumpulan data.
i. Koordinator pelayanan kesehatan (Coordinator of Services)
Peran perawat sebagai koordinator antara lain mengarahkan,
merencanakan dan mengorganisasikan pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada klien. Pelayanan dari semua anggota tim kesehatan,
karena klien menerima pelayanan dari banyak profesional (Mubarak,
2005).
j. Pembawa perubahan atau pembaharu dan pemimpin (Change Agent
and Leader)
Pembawa perubahan adalah seseorang atau kelompok yang
berinisiatif merubah atau yang membantu orang lain membuat
perubahan pada dirinya atau pada sistem. Marriner torney
mendeskripsikan pembawa peubahan adalah yang mengidentifikasikan
masalah, mengkaji motivasi dan kemampuan klien untuk berubah,
menunjukkan alternative, menggali kemungkinan hasil dari alternatif,
mengkaji sumber daya, menunjukkan peran membantu, membina dan
mempertahankan hubungan membantu, membantu selama fase dari
proses perubahan dan membimbing klien melalui fase-fase ini
(Mubarak, 2005).
Peningkatan dan perubahan adalah komponen essensial dari
perawatan. Dengan menggunakan proses keperawatan, perawat
membantu klien untuk merencanakan, melaksanakan dan menjaga
perubahan seperti : pengetahuan, keterampilan, perasaan dan perilaku
yang dapat meningkatkan kesehatan (Mubarak, 2005).
k. Mengidentifikasi dan pemberi pelayanan komunitas (Community Care
Provider and Researcher)
Peran ini termasuk dalam proses pelayanan asuhan keperawatan
kepada masyarakat yang meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi masalah kesehatan dan pemecahan masalah yang
diberikan. Tindakan pencarian atau pengidentifikasian masalah

19
kesehatan yang lain juga merupakan bagian dari peran perawat
komunitas.
6. Ruang Lingkup Keperawatan Komunitas
Ruang lingkup praktik keperawatan komunitas meliputi: upaya-
upaya peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif),
pemeliharaan kesehatan dan pengobatan (curatif), pemulihan kesehatan
(rehabilitatif) dan mengembalikan serta memfungsikan kembali baik
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat ke lingkungan sosial dan
masyarakatnya (resosialisasi). Dalam memberikan asuhan keperawatan
komunitas, kegiatan yang ditekankan adalah upaya preventif dan promotif
dengan tidak mengabaikan upaya kuratif, rehabilitatif dan resosialitatif.
a. Upaya Promotif
Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat dengan jalan memberikan:
1) Penyuluhan kesehatan masyarakat
2) Peningkatan gizi
3) Pemeliharaan kesehatan perorangan
4) Pemeliharaan kesehatan lingkungan
5) Olahraga secara teratur
6) Rekreasi
7) Pendidikan seks
b. Upaya Preventif
Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan
gangguan terhadap kesehatan individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat melalui kegiatan:
1) Imunisasi massal terhadap bayi, balita serta ibu hamil
2) Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu, puskesmas
maupun kunjungan rumah
3) Pemberian vitamin A dan yodium melalui posyandu, puskesmas
ataupun di rumah
4) Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui.
c. Upaya Kuratif

20
Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota-anggota
keluarga, kelompok dan masyarakat yang menderita penyakit atau
masalah kesehatan, melalui kegiatan:
1) Perawatan orang sakit di rumah (home nursing)
2) Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari
puskesmas dan rumah sakit
3) Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin
dan nifas
4) Perawatan payudara
5) Perawatan tali pusat bayi baru lahir
d. Upaya Rehabilitatif
Upaya rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi
penderita-penderita yang dirawat di rumah, maupun terhadap
kelompok-kelompok tertentu yang menderita penyakit yang sama,
misalnya kusta, TBC, cacat fisik dan lainnya., dilakukan melalui
kegiatan:
1) Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti penderita
kusta, patah tulang maupun kelainan bawaan
2) Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit
tertentu, misalnya TBC, latihan nafas dan batuk, penderita stroke:
fisioterapi manual yang mungkin dilakukan oleh perawat
e. Upaya Resosialitatif
Upaya resosialitatif adalah upaya mengembalikan individu, keluarga
dan kelompok khusus ke dalam pergaulan masyarakat, diantaranya
adalah kelompok-kelompok yang diasingkan oleh masyarakat karena
menderita suatu penyakit, misalnya kusta, AIDS, atau kelompok-
kelompok masyarakat khusus seperti Wanita Tuna Susila (WTS), tuna
wisma dan lain-lain. Di samping itu, upaya resosialisasi meyakinkan
masyarakat untuk dapat menerima kembali kelompok yang mempunyai
masalah kesehatan tersebut dan menjelaskan secara benar masalah
kesehatan yang mereka derita. Hal ini tentunya membutuhkan

21
penjelasan dengan pengertian atau batasan-batasan yang jelas dan dapat
dimengerti.
7. Konsep Masalah Kesehatan Komunitas
a. Kesehatan Lingkungan
Lingkungan dapat didefinisikan sebagai tempat pemukiman
dengan segala sesuatunya dimana organisme hidup beserta segala
keadaan dan kondisi yang secara langsung maupun tidak langsung serta
ikut mempengaruhi tingkat kehidupan maupun kesehatan dari
organisme tersebut (Efendi, 2009).
Kesehatan lingkungan dapat dijabarkan sebagai suatu kondisi
lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang
dinamis antara manusia dan lingkungannyauntuk mendukung
tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia (Himpunan
Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia). Menurut WHO (2005),
lingkungan merupakan suatu keseimbangan ekologi yang harus ada
antara manusia dengan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat
dari manusia (Efendi, 2009).
Dalam mengatasi masalah kesehatan lingkungan, Pemerintah
menggalakkan Program Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
(STBM). Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Merupakan
Program Nasional yang bersifat lintas sektoral di bidang sanitasi.
Program Nasional STBM dicanangkan oleh Menteri Kesehatan RI pada
Agustus 2008.
Tujuan dari Program Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
(STBM) adalah menurunkan kejadian diare melalui intervensi terpadu
dengan menggunakan pendekatan sanitasi total. Sanitasi total adalah
kondisi ketika suatu komunitas:
1) Tidak BAB sembarangan
2) Mencuci tangan pakai sabun
3) Mengelola air minum dan makanan yang aman
4) Mengelola sampah dengan benar
5) Mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman

22
Menurt WHO, terdapat 17 ruang lingkup kesehatan lingkungan
yaitu sebagai berikut:
1) Penyediaan air minum
2) Pengelolaan air buangan (limbah) dan pengendalian pencemaran
3) Pembuangan sampah padat
4) Pengendalian vector
5) Pencegahan atau pengandalian pencemaran tanah oleh ekskresi
manusia
6) Higiene makanan, termasuk higiene susu
7) Pengendalian pencemaran udara
8) Pengendalian radiasi
9) Kesehatan kerja
10) Pengendalian kebisingan
11) Perumahan dan pemukiman
12) Aspek kesehatan lingkungan dan transportasi udara
13) Perencanaan daerah dan perkotaan
14) Pencegahan kecelakaan
15) Rekreasi umum dan pariwisata
16) Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan
epidemi (wabah), bencana alam dan perpindahan penduduk
17) Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin
lingkungan
Menurut pasal 22 ayat 3 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992,
terdapat delapan ruang lingkup kesehatan lingkungan yaitu sebagai
berikut:
1) Penyehatan air dan udara
2) Pengamanan limbah padat atau sampah
3) Pengamanan limbah cair
4) Pengamanan limbah gas
5) Pengamanan radiasi
6) Pengamanan kebisingan
7) Pengamanan vektor penyakit

23
8) Penyehatan dan pengamanan lainnya seperti pada situasi pasca
bencana
b. Perilaku Masyarakat
Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau
suatu tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik,
durasi dan tujuan baik disadari maupun tidak. Perilaku merupakan
kumpulan berbagai faktor yang saling berinteraksi (Wawan A & Dewi
M, 2010).
Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon seseorang
terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem
pelayanan kesehatan , makanan serta lingkungan. Batasan ini
mempunyai 2 unsur pokok, yakni respon dan stimulus atau
perangsangan. Respon atau reaksi manusia, baik bersifat pasif
(pengetahuan, persepsi dan sikap) maupun bersifat aktif (tindakan yang
nyata atau practice). Sedangkan stimulus atau rangsangan disini terdiri
dari 4 unsur pokok, yakni: sakit dan penyakit, sisitem pelayanan
kesehatan, makanan dan lingkungan (Wawan A & Dewi M, 2010).
Perilaku yang mempengaruhi kesehatan dapat digolongkan dalam
dua kategori (Wawan A & Dewi M, 2010), yaitu:
1) Perilaku yang terwujud secara sengaja dan sadar
2) Perilaku yang terwujud secara tidak sengaja atau tidak sadar
Ada perilaku-perilaku yang sengaja atau tidak sengaja membawa
manfaat bagi kesehatan individu atau kelompok kemasyarakatan
sebaliknya ada yang disengaja atau tidak disengaja berdampak
merugikan kesehatan (Wawan A & Dewi M, 2010).
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Komunitas
Asuhan keperawatan komunitas merupakan suatu metode atau proses
yang bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontinu dan berkesinambungan
dalam rangka memecahkan masalah kesehatan dari klien, keluarga serta
kelompok atau masyarakat melalui langkah-langkah: pengkajian,
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi keperawatan. Dalam penerapan
proses keperawatan (nursing process), terjadi proses alih peran dari tenaga

24
keperawatan kepada klien (sasaran) secara bertahap dan berkelanjutan untuk
mencapai kemandirian sasaran dalam menyelesaikan masalah kesehatannya
(Herawati & Neny FS, 2012).
1. Pengkajian
Pengkajian komunitas (community assessment) adalah proses
pengumpulan data yang berhubungan dengan status kesehatan komunitas
dan merupakan sumber data untuk perumusan diagnosa keperawatan.
Pengkajian komunitas merupakan suatu upaya untuk dapat mengenal
masyarakat. Tujuan keperawatan dalam mengkaji komunitas adalah
mengidentifikasi faktor-faktor (baik positif maupun negatif) yang
mempengaruhi kesehatan warga masyarakat agar dapat mengembangkan
strategi promosi kesehatan (Herawati & Neny FS, 2012).
Jenis data yang dikumpulkan pada pengkajian secara umum dapat
diperoleh dari data subyektif dan data obyektif. Data subyektif yaitu data
yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang dirasakan oleh individu,
keluarga, kelompok dan komunitas yang diungkapkan secara langsung
melalui lisan. Data obyektif yaitu data ayang diperoleh melalui suatu
pemeriksaan, pengamatan, dan pengukuran. Sedangkan sumber data dapat
diperoleh dari data primer dan sekunder, dengan pendekatan kuantitatif
maupun kualitatif. Data primer adalah data yang dikumpulkan oleh
pengkaji berdasarkan hasil pengkajian, sedangkan data sekunder diperoleh
dari sumber lain yang dapat dipercaya. Metode pengumpulan data yang
dapat dilakukan yaitu: wawancara informan (informan interview), analisis
sekunder, observasi atau pengamatan (windshield survey) (Herawati &
Neny FS, 2012). Salah satu model pengkajian yang dapat digunakan
adalah “Betty Neuman”. Pada model ini terdapat 8 komponen yang harus
dikaji, ditambah dengan data inti dari masyarakat itu sendiri (community
core).
a. Community Core (data inti)
1) Histori dari komunitas, kaji sejarah perkembangan komunitas.
2) Data demografi: umur, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, ras, tipe
keluarga, status perkawinan.

25
3) Vital statistik: angka kelahiran, angka kematian, angka kesakitan.
4) Agama, nilai-nilai, keyakinan serta riwayat timbulnya kelompok atau
komunitas.
b. Delapan subsistem yang mempengaruhi komunitas (Betty Neuman) :
1) Lingkungan fisik: perumahan yang dihuni oleh penduduk,
bagaimana penerangannya, sirkulasi dan kepadatan penduduk.
2) Pendidikan: Apakah ada sarana pendidikan yang dapat digunakan
untuk meningkatkan pengetahuan. Status pendidikan (lama sekolah,
jenis sekolah, bahasa), fasilitas pendidikan (SD, SMP, dll) baik di
dalam maupun di luar komunitas.
3) Keamanan dan transportasi: Bagaimana keselamatan dan keamanan
di lingkungan tempat tinggal, apakah tidak menimbulkan stress.
Transportasi apa yang tersedia di komunitas.
4) Politik dan kebijakan pemerintah terkait dengan kesehatan: Apakah
cukup menunjang sehingga memudahkan komunitas mendapat
pelayanan di berbagai bidang termasuk kesehatan, jenjang
pemerintahan, kebijakan depkes.
5) Pelayanan kesehatan yang tersedia, untuk melakukan deteksi dini
gangguan atau merawat atau memantau apabila gangguan sudah
terjadi.
6) Sistem komunikasi: Sarana komunikasi apa saja yang dapat
dimanfaatkan di komunitas tersebut untuk meningkatkan
pengetahuan terkait dengan gangguan penyakit. Misalnya televisi,
radio, koran atau leaflet yang diberikan kepada komunitas.
7) Sistem ekonomi: Tingkat sosial ekonomi komunitas secara
keseluruhan apakah sesuai dengan UMR (Upah Minimum Regional),
dibawah UMR atau diatas UMR sehingga upaya pelayanan
kesehatan yang ditujukan pada anjuran dapat dilaksanakan, misalnya
anjuran untuk konsumsi jenis makanan sesuai status ekonomi
tersebut.

26
8) Rekreasi: Apakah tersedia sarananya, kapan saja dibuka, dan apakah
biayanya terjangkau oleh komunitas. Rekreasi ini hendaknya dapat
digunakan komunitas untuk membantu mengurangi stressor.
c. Status kesehatan komunitas
Status kesehatan komunitas dapat dilihat dari biostatistik dan vital
statistic, antara lain angka mortalitas, angka morbiditas, IMR, MMR,
serta cakupan imunisasi.Pengkajian atau tahap pengkosepan adalah
mengidentifikasi masalah masalah yang terdapat dalam suatu wilayah
dapat berupa wawancara, observasi dan penyebaran questioner. Dalam
tahap pengkajian ini terdapat 5 kegiatan yaitu : pengumpulan data,
pengolahan data, analisa data, rumusan atau penentuan masalah
kesehatan masyarakat dan prioritas masalah (Mubarak, 2005)
Pengkajian tersebut mencakup :
1) Individu
Adalah bagian dari keluarga yang mempunyai satu sama lainnya,
dan mempunyai peran masing-masing. Individu mempunyai pola
pertahanan dan koping dalam menghadapi satu masalah.
2) Keluarga
Pengkajian yang perlu dilakukan adalah struktur dan karakteristik
keluarga, sosial budaya, lingkungan, riwayat kesehatan dan
Dpemeriksaan fisik.
3) Komunitas
Core = Inti = Komunitas
Tabel 1.1
Data Pengkajian Keperawatan Komunitas

No. Kegiatan Sumber informasi

1 Riwayat atau sejarah terjadinya perkembangan Sejarah,


perpustakaan

2 Demografi dan penduduk Sensus penduduk

27
atau rumah tangga

3 Karakteristik Local, kotam


provinsi, Negara

4 Umur dan jenis kelamin Kelurahan,


kecamatan

5 Distribusi suku bangsa Kontak


langsung/pribadi

6 Tipe keluarga Kontak


langsung/pribadi

7 Status perkawinan Kontak


langsung/pribadi

8 Vital statistic : angka kelahiran, angka kematian Puskesmas


dan penyebabnya

9 Nilai, kepercayaan dan agama Kontak


langsung/pribadi

Sumber : Standhope & Lancaster, 2016


4) Lingkungan fisik
Kualitas air, pembangungan limbah, kualitas udara, flora,
ruang terbuka,perumahan, daerah hijau, musim, binatang,kualitas
makanan dan akses.
5) Pelayanan kesehatan dan sosial / fasilitas pelayanan kesehatan
Puskesmas, klinik, rumah sakit, pengobatan tradisional, agen
pelayanan, kesehatan dirumah, pusat emergensi, rumah perawatan,
fasilitas pelayanan sosial, pelayanan kesehatan mental, apakah ada
yang mengalami sakit akut atau kronis.
6) Ekonomi

28
Karakteristik, keuangan keluarga dan individu, status
pekerjaan, kategori pekerjaan, jumlah penduduk yang tidak bekerja,
lokasi industri, pasar dan pusat bisnis.
7) Transportasi dan keamanan
Alat transportasi penduduk datang dan keluar wilayah,
transportasi umum ( bus, taksi, angkot dan lain-lain) , tranportasi
privat ( sumber transportasi untuk penyandang cacat), layanan
perlindungan kebakaran, polisi, sanitasi, kualitas udara.
8) Politik dan pemerintahan
a) Pemerintah
Pemerintah (RT, RW, desa/kelurahan, kecamatan, dan
sebagainya), kelompok pelayanan masyarakat, (posyandu, PKK,
karang taruna, posbindu, poskesdes, panti, dan lain-lain)
b) Politik
Kegiatan politik yang ada diwilayah tersebut, peran peserta
partai politik dalam pelayanan kesehatan.
9) Komunikasi
a) Komunikasi formal
Surat kabar, radio, dan televisi, telepon, internet dan hotline.
b) Komunikasi non formal
Papan pengumuman, poster, brosur, pengeras suara dari
masjid, dan lain-lain
10) Pendidikan
Sekolah yang ada dikomunitas, tipe pendididkan,
perpustakaan, pendidikan khusus, pelayanan kesehatan disekolah,
program makan siang disekolah, akses pendidikan yang lebih
tinggi
11) Rekreasi
Taman,area bermain, perpustakaan,rekresi umum, dan privat,
fasilitas khusus.
12) Persepsi
a) Persepsi masyarakat

29
Bagaimana perasaan masyarakat tentang kehiodupan
bermasyarakat yang dirasakan dilingkungan tempat tinggal
mereka,apa yang menjadi kekuatan mereka, permasalahan,
tanyakan pada masyarakat dalam kelompok yang berbeda
(misalnya: lansia, remaja, pekerja, profesional, ibu rumah
tangga).
b) Persepsi perawat
Pertanyan umum tentang kondisi kesehatan dari masyarakat
apa yang menjadi kekuatan, apakah masalahnya atau potensial
masalah yang dapat identifikasi.
2. Pengumpulan data
Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi
mengenai masalah kesehatan pada masyarakat sehingga dapat ditentukan
tindakan yang harus diambil untuk mengatasi masalah tersebut yang
menyangkut aspek fisik, psikologis, sosial ekonomi dan spiritual serta
faktor lingkungan yang mempengaruhi (Mubarak, 2005). Pengumpulan
data dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Wawancara atau anamnesa
Wawancara adalah kegiatan komunikasi timbal balik yang
berbentuk tanya jawab antara perawat dengan pasien atau keluarga
pasien, masyarakat tentang hal yang berkaitan dengan masalah
kesehatan pasien. Wawancara harus dilakukan dengan ramah, terbuka,
menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh pasien
atau keluarga pasien, dan selanjutnya hasil wawancara atau anamnesa
dicatat dalam format proses keperawatan (Mubarak, 2005).
b. Pengamatan
Pengamatan dalam keperawatan komunitas dilakukan meliputi
aspek fisik, psikologis, perilaku dan sikap dalam rangka menegakkan
diagnosa keperawatan. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan
panca indera dan hasilnya dicatat dalam format proses keperawatan
(Mubarak, 2005).
c. Pemeriksaan fisik

30
Dalam keperawatan komunitas dimana salah satunya asuhan
keperawatan yang diberikan adalah asuhan keperawatan keluarga, maka
pemeriksaan fisik yang dilakukan dalam upaya membantu menegakkan
diagnosa keperawatan dengan cara Inspeksi, Perkusi, Auskultasi dan
Palpasi (Mubarak, 2005).
3. Pengolahan data
Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan
data dengan cara sebagai berikut :
a. Klasifikasi data atau kategori data
b. Penghitungan prosentase cakupan
c. Tabulasi data
d. Interpretasi data
4. Analisis data
Analisis data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan
menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga
dapat diketahui tentang kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh
masyarakat apakah itu masalah kesehatan atau masalah keperawatan
(Mubarak, 2005).
5. Penentuan Masalah Atau Perumusan Masalah Kesehatan
Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan
keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat, sekaligus dapat dirumuskan
yang selanjutnya dilakukan intervensi. Namun demikian masalah yang
telah dirumuskan tidak mungkin diatasi sekaligus. Oleh karena itu
diperlukan prioritas masalah (Mubarak, 2005).
6. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respon individu pada masalah
kesehatan baik yang aktual maupun potensial. Masalah aktual adalah
masalah yang diperoleh pada saat pengkajian, sedangkan masalah
potensial adalah masalah yang mungkin timbul kemudian. Jadi diagnosa
keperawatan adalah suatu pernyataan yang jelas, padat dan pasti tentang
status dan masalah kesehatan yang dapat diatasi dengan tindakan
keperawatan. Dengan demikian diagnosis keperawatan ditetapkan

31
berdasarkan masalah yang ditemukan. Diagnosa keperawatan akan
memberi gambaran masalah dan status kesehatan masyarakat baik yang
nyata (aktual), dan yang mungkin terjadi (Mubarak, 2009). Diagnosa
keperawatan ditegakkan berdasarkan tingkat reaksi terhadap stressor yang
ada. Selanjutnya dirumuskan dalam 3 komponen: Problem, Etiologi,
Simptom (Herawati & Neny FS, 2012).
Masalah kesehatan yang ditemukan di masyarakat dapat
disampaikan dalam pelaksanaan lokakarya mini atau istilah lainnya
Musyawarah Masyarakat Desa/RW (MMRW).
Data dari hasil pengkajian dikumpulkan untuk dianalisa, dimana
nantinya akan ditemukan masalah keperawatan serta etiologi dari masalah
tersebut. Menurut mucke, diagnose keperawatan dibagi atas:
a. Masalah : sehat sampai sakit
b. Karakteristik populasi
c. Karakteristik lingkungan >> nyata, resiko, potensial
d. Rumusan :
Resiko (masalah) diantara (populasi/komunitas) b.d (karakteristik
komunitas dan lingkungan) yang dimanifestasikan dengan (indicator
kesehatan atau analisa data).
7. Prioritas Masalah
Kriteria prioritas masalah (Stanhope & Lancaster, 2016)
1) Kesadaran masyarakat akan masalah
2) Motivasi masyarakat untuk menyelesaikan masalah
3) Kemampuan perawat dalam mempengaruhi penyelesaian masalah
4) Ketersediaan ahli/pihak terkait terhadap solusi masalah
5) Beratnya konsekwensi jika masalah tidak terselesaikan
6) Mempercepat penyelesaian masalah dengan resolusi yang dapat dicapai
Rentang Nilai :
1 : Sangat rendah
2 : Rendah
3 : Cukup
4 : Tinggi

32
5 : Sangat tinggi

8. Perencanaan Keperawatan
Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan
keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesui
dengan diagnosis keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan
terpenuhinya kebutuhan klien (Mubarak, 2009). Tahap berikutnya dari
proses keperawatan merupakan tindakan menetapkan apa yang harus
dilakukan untuk membantu sasaran dalam upaya promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif. Langkah pertama dalam tahap perencanaan adalah
menetapkan tujuan dan sasaran kegiatan untuk mengatasi masalah yang
telah ditetapkan sesuai dengan diagnosis keperawatan. Dalam menentukan
tahap berikutnya yaitu rencana pelaksanaan kegiatan maka ada dua faktor
yang mempengaruhi dan dipertimbangkan dalam menyusun rencana
tersebut yaitu sifat masalah dan sumber/potensi masyarakat seperti dana,
sarana, tenaga yang tersedia.
Dalam pelaksanaan pengembangan masyarakat dilakukan melalui
tahapan sebagai berikut :
a. Tahap persiapan
Dengan dilakukan pemilihan daerah yang menjadi prioritas menentukan
cara untuk berhubungan dengan masyarakat, mempelajari dan
bekerjasama dengan masyarakat.
b. Tahap pengorganisasian
Dengan persiapan pembentukan kelompok kerja kesehatan untuk
menumbuhkan kepedulian terhadap kesehatan dalam masyarakat.
Kelompok kerja kesehatan (Pokjakes) adalah suatu wadah kegiatan
yang dibentuk oleh masyarakat secara bergotong royong untuk
menolong diri mereka sendiri dalam mengenal dan memecahkan
masalah atau kebutuhan kesehatan dan kesejahteraan, meningkatkan
kemampuan masyarakat berperanserta dalam pembangunan kesehatan
di wilayahnya.

33
c. Tahap pendidikan dan latihan
1) Kegiatan pertemuan teratur dengan kelompok masyarakat
2) Melakukan pengkajian
3) Membuat program berdasarkan masalah atau diagnose keperawatan
4) Melatih kader
5) Keperawatan langsung terhadap individu, keluarga dan masyarakat
d. Tahap formasi kepemimpinan
e. Tahap koordinasi intersektoral
f. Tahap akhir
Dengan melakukan supervisi atau kunjungan bertahap untuk
mengevaluasi serta memberikan umpan balik untuk perbaikan kegiatan
kelompok kerja kesehatan lebih lanjut.
Untuk lebih singkatnya perencanaan dapat diperoleh dengan tahapan
sebagai berikut:
1) Pendidikan kesehatan tentang gangguan nutrisi
2) Demonstrasi pengolahan dan pemilihan makanan yang baik
3) Melakukan deteksi dini tanda-tanda gangguan kurang gizi melalui
pemeriksaan fisik dan laboratorium
4) Bekerjasama dengan aparat Pemda setempat untuk mengamankan
lingkungan atau komunitas bila stressor dari lingkungan
5) Rujukan ke rumah sakit bila diperlukan
Ada 4 strategi intervensi :
a. KIM (komunikasi informasi motivasi) keluarga binaan
b. Penyebaran informasi
1) Penyuluhan
2) Penyebaran pamphlet
3) Penyebaran leaflet
c. Pendidikan dan pelatihan
1) Pelatihan / penyebaran kader
2) Supervise kader
d. Penggerakan massa
1) Kesling : kerja bakti

34
2) Kunjungan balita ke posyandu
3) Kunjungan lansia ke posyandu

9. Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan
keperawatan yang telah disusun. Dalam pelaksanaan tindakan
keperawatan, perawat kesehatan masyarakat harus bekerjasama dengan
anggota tim kesehatan lainya. Dalam hal ini melibatkan pihak Puskesmas,
Bidan desa dan anggota masyarakat (Mubarak, 2009).Prinsip yang umum
digunakan dalam pelaksanaan atau implementasi pada keperawatan
komunitas adalah:
a. Inovatif
Perawat kesehatan masyarakat harus mempunyai wawasan luas dan
mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan tehnologi (IPTEK) dan berdasar pada iman dan taqwa (IMTAQ)
(Mubarak, 2009)
b. Integrated
Perawat kesehatan masyarakat harus mampu bekerjasama dengan
sesama profesi, tim kesehatan lain, individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat berdasarkan azas kemitraan (Mubarak, 2009).
c. Rasional
Perawat kesehatan masyarakat dalam melakukan asuhan
keperawatan harus menggunakan pengetahuan secara rasional demi
tercapainya rencana program yang telah disusun (Mubarak, 2009).
d. Mampu dan mandiri
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan mempunyai kemampuan
dan kemandirian dalam melaksanakan asuhan keperawatan serta
kompeten (Mubarak, 2009).
e. Tindakan Keperawatan
Perawat kesehatan masyarakat harus yakin dan percaya atas
kemampuannya dan bertindak dengan sikap optimis bahwa asuhan
keperawatan yang diberikan akan tercapai. Dalam melaksanakan

35
implementasi yang menjadi fokus adalah : program kesehatan
komunitas dengan strategi : komunitas organisasi dan partnership in
community (model for nursing partnership) (Mubarak, 2009).
Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan, perawat bertanggung
jawab untuk melaksanakan tindakan yang telah direncanakan yang
sifatnya:
a. Bantuan dalam upaya mengatasi masalah-masalah kurang nutrisi,
mempertahankan kondisi seimbang atau sehat dan meningkatkan
kesehatan.
b. Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah kurang
gizi.
c. Sebagai advokat komunitas, untuk sekaligus menfasilitasi
terpenuhinya kebutuhan komunitas.
Pada kegiatan praktik keperawatan komunitas berfokus pada tingkat
pencegahan, yaitu :
a. Pencegahan primer yaitu pencegahan sebelum sakit dan difokuskan
pada populasi sehat, mencakup pada kegiatan kesehatan secara
umum serta perlindungan khusus terhadap penyakit, contoh:
imunisasi, penyuluhan gizi, simulasi dan bimbingan dini dalam
kesehatan keluarga.
b. Pencegahan sekunder yaitu kegiatan yang dilakukan pada saat
terjadinya perubahan derajat kesehatan masyarakat clan ditemukan
masalah kesehatan. Pencegahan sekunder ini menekankan pada
diagnosa dini dan tindakan untuk mnghambat proses penyakit,
Contoh: Mengkaji keterbelakangan tumbuh kembang anak,
memotivasi keluarga untuk melakukan penieriksaan kesehatan
seperti mata, gigi, telinga, dll.
c. Pencegahan tertier yaitu kegiatan yang menekankan pengembalian
individu pada tingkat berfungsinya secara optimal dari
ketidakmampuan keluarga, Contoh: Membantu keluarga yang
mempunyai anak dengan resiko gangguan kurang gizi untuk
melakukan pemeriksaan secara teratur ke Posyandu.

36
10. Evaluasi
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan
keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan
antara proses dengan pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan
keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan antara tingkat
kemandirian masyarakat dalam perilaku kehidupan sehari-hari dan tingkat
kemajuan kesehatan masyarakat komunitas dengan tujuan yang telah
ditetapkan atau dirumuskan sebelumnya (Mubarak, 2009). Kegiatan yang
dilakukan dalam penilaian:
a. Membandingkan hasil tindakan yang dilaksanakan dengan tujuan yang
telah ditetapkan.
b. Menilai efektifitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian
sampai dengan pelaksanaan.
c. Hasil penilaian keperawatan digunakan sebagai bahan perencanaan
selanjutnya apabila masalah belum teratasi.
d. Perlu dipahami bersama oleh perawat kesehatan masyarakat bahwa
evaluasi dilakukan dengan melihat respon komunitas terhadap
implementasi yang telah dilakukan.
Sedangkan fokus dari evaluasi pelaksanaan asuhan keperawatan
komunitas meliputi :
a. Relevansi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan target
pelaksanaan
b. Perkembangan atau kemajuan proses : kesesuaian dengan perencanaan,
peran staf atau pelaksana tindakan, fasilitas dan jumlah peserta.
c. Efisiensi biaya : Bagaimanakah pencarian sumber dana dan
penggunaannya serta keuntungan program.
d. Efektifitas kerja : Apakah tujuan tercapai dan apakah klien atau
masyarakat puas terhadap tindakan yang dilaksanakan.
e. Dampak : Apakah status kesehatan meningkat setelah dilaksanakan
tindakan, apa perubahan yang terjadi dalam 6 bulan atau 1 tahun.
1) Tujuan jangka panjang
Perubahan perilaku masyarakat:

37
a) Status kesehatan meningkat
b) Masalah teratasi
2) Tujuan jangka pendek
Setelah 6 minggu tindakan:
a) 50 % warga masyarakat mendapat informasi tentang masalah
kesehatan yang ada
b) 50 % kader mampu memberikan penyuluhan
c) Jumlah kader terlatih bertambah

38
BAB III
HASIL PENDATAAN

A. Pengkajian
1. Wawancara
Menurut hasil wawancara yang dilakukan oleh mahasiswa/i profesi
ners STIKes TENGKU MAHARATU kepada ketua RW 07 masyarakat
RW 07 ini terdiri lebih kurang 300 KK yang terdata, belum termasuk
warga yang datang maupun pergi tanpa melapor, menurut wawancara
ketua RW 07 kegiatan masyarakat yang sering dilakukan di RW 07 adalah
senam dan wirid.
Berdasarkan wawancara kepada petugas kesehatan puskesmas siak
hulu 1 penyakit atau kasus tertinggi dan paling sering terjadi adalah ISPA,
Hipertensi, Scabies, Diabetes Melitus dalam 3 bulan terakhir, menurut
kader setempat petugas kesehatan atau bidan aktif dalam melaksanakan
posyandu.
2. Observasi
Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh mahasiswa profesi
ners, kawasan RW 07 memiliki perumahan kurang lebih sekitar 450
perumahan termasuk dengan rumah yang tidak ditempati. Untuk
posyandu masyarakat RW 07 , RT 1 sampai RT 5 biasanya melakukan
posyandu senyum balita di RT 3, Fasilitas pendidikan yang ada diwilayah
ini adalah TK, MDTA, dan SD . Masyarakat RW 07 rata rata memiliki
kendaraan roda 2 walaupun sebagian sudah ada yang memiliki kendaraan
roda 4. RW 07 memiliki 2 pos keamanan . Tempat rekreasi yang ada di
wilayah RW 07 adalah kolam renang Bangau , memiliki 4 masjid dan 2
mushalla.
Kondisi lingkungan cukup bersih, walaupun masih ada sebagian
kecil sampah yang kurang dikondisikan oleh masyarakat, selain itu
terdapat selokan yang tersumbat sehingga ketika musim hujan akan terjadi
banjir . Selama ini masyarakat RW 07 mengeluh karna setiap kali banjir,

39
sampah atau kotoran yang ada diselokan pasti akan naik ke permukaan
sehingga menyebabkan bau yang sangat tidak enak. Kondisi geografis
yang RW 07 sangat strategis, karena dekat dengan jalan besar, dekat
dengan pasar serta dekat dengan kampus.
3. Data Inti
a. Data Demografi
Kelurahan Simpang Baru adalah salah satu kelurahan yang
terletak di kecamatan Tampan kota Pekanbaru provinsi Riau.
Kelurahan Simpang Baru ini memiliki jarak ke kantor kecamatan
sekitar 1 km dan memiliki jarak yang relatif mudah dicapai ke pusat
kota (Pekanbaru) yaitu memakan waktu setengah jam jika
menggunakan kendaraan. Kelurahan Simpang Baru yang berada
dalam wilayah kecamatan Tampan ini memiliki batas-batas wilayah
sebagai berikut:
1) Sebelah utara berbatasan dengan desa Labuh Baru Barat
(kecamatan Payung Sekaki)
2) Sebelah selatan berbatasan dengan kelurahan Tuah Karya.
3) Sebelah barat berbatasan dengan kabupaten Kampar.
4) Sebelah timur berbatasan dengan kelurahan Delima.
Kelurahan Simpang Baru ini memiliki daerah yang bisa
dikatakan cukup luas wilayahnya yaitu lebih kurang 23,788 km2 dan
secara monografi kelurahan ini dibagi menjadi 89 Rukun Tetangga
(RT) dan 17 Rukun Warga (RW) serta 6.560 kepala keluarga (KK)
dengan jumlah warga 43.550 jiwa. Terdiri dari 19.600 laki-laki dan
23.950 perempuan. Sedangkan mengenai iklim kelurahan Simpang
Baru tidak jauh berbeda dengan iklim daerah lainnya yaitu beriklim
tropis.
Setelah dilakukan pendataan yang dilakukan dari tanggal 27
Februari 2023 didapatkan distribusi jenis kelamin yang ditampilkan
dalam diagram dibawah ini.
a. Jenis Kelamin

40
Berdasarkan hasil yang didapatkan dari kuesioner, terdapat
kategori jenis kelamin, adalah sebagai berikut :

3.1
Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin di Wilayah
RW 07 Kelurahan Simpang Baru Tahun 2023

No Jenis Kelamin Frequenc Persen


y
1 Laki-laki 515 50,4
2 Perempuan 507 49,6
Total 1022 100,0
Sumber : Data Primer, 2023.

Berdasarkan data diatas didapatkan bahwa jenis kelamin


laki – laki di RW 07 adalah 50,4% dan jenis kelamin perempuan
adalah 49,6%.
b. Agama
Berdasarkan hasil yang didapatkan dari kuesioner, terdapat
kategori agama, adalah sebagai berikut:
3.2
Distribusi Frekuensi Agama di Wilayah
RW 07 Kelurahan Simpang Baru Tahun 2023

No Agama Frequency Persen


1 Islam 950 93,0
2 Kristen 69 6,8
3 Katolik 3 ,3
Total 1022 100,0
Sumber : Data Primer, 2023.
Berdasarkan data diatas didapatkan bahwa agama yang
berada di wilayah RW 07 adalah agama islam 93,0%, agama
kristen 12,0% dan agama katolik ,3%.
c. Pendidikan
Berdasarkan hasil yang didapatkan dari kuesioner, terdapat
kategori pendidikan, adalah sebagai berikut :

41
3.3
Distribusi Frekuensi Pendidikan di Wilayah
RW 07 Kelurahan Simpang Baru Tahun 2023

No Pendidikan Frequency Persen


1 Belum Sekolah 123 12,0
2 SD 197 19,3
3 SMP 148 14,5
4 SMA 330 32,3
5 PT 199 19,5
6 TK 25 2,4
Total 1022 100,0
Sumber : Data Primer, 2023.
Berdasarkan data diatas didapatkan bahwa rata-rata
pendidikan yang berada di wilayah RW 07 adalah SMA 32,3% ,
PT 19,5%, SD 19,3%, SMP 14,5%, belum sekolah 12,0%, dan TK
2,4%.
4. Data Subsistem Komunitas
a. Lingkungan Fisik
Berdasarkan hasil pengolahan data mengenai keadaan lingkungan
yang ada di wilayah RW 07 didapatkan hasil sebagai berikut :
4.1
Distribusi Frekuensi Vektor Yang Banyak Di Sekitar
Rumah Dan Membahayakan Kesehatan Wilayah
RW 07 Kelurahan Simpang Baru Tahun 2023

No Vektor yang banyak di sekitar Frequency Persen


rumah dan membahayakan
kesehatan
1 Lalat 114 44,0
2 Nyamuk 125 48,3
3 Kecoa 20 7,7
Total 259 100,0
Sumber : Data Primer, 2023.
Berdasarkan data diatas didapatkan bahwa Vektor yang
banyak di sekitar rumah dan membahayakan kesehatan yang paling
banyak terdapat di RW 07 adalah di nyamuk yaitu 48,3,% lalat
44,0% dan kecoa 7,7% .

42
4.2
Distribusi Frekuensi Kebersihan didalam rumah
Wilayah RW 07 Kelurahan Simpang Baru Tahun 2023

No Kebersihan didalam rumah Frequency Persen


1 Bersih 52 20,1
2 Cukup bersih 137 52,9
3 Tidak bersih 70 27,0
Total 259 100,0
Sumber : Data Primer, 2023.
Berdasarkan data diatas didapatkan bahwa Kebersihan
didalam rumah yang paling banyak terdapat di RW 07 adalah
cukup bersih yaitu 52,9%, Tidak bersih 27,0% dan bersih 20,1%.
4.3
Distribusi Frekuensi Kebersihan Halaman
Wilayah RW 07 Kelurahan Simpang Baru
Tahun 2023

No Kebersihan halaman Frequency Persen


1 Bersih 64 24,7
2 Tidak bersih 195 75,3
Total 259 100,0
Sumber : Data Primer, 2023.
Berdasarkan data diatas didapatkan bahwa Kebersihan
halaman yang paling banyak terdapat di RW 07 adalah tidak
bersih yaitu 75,3% dan bersih yaitu 24,7%.
4.4
Distribusi Frekuensi Keluarga Mempunyai
Tempat Pembuangan Tinja Wilayah RW 07
Kelurahan Simpang Baru Tahun 2023

No Keluarga Mempunyai Frequency Persen


Tempat Pembuangan
Tinja
1 Ya 259 100,0
Total 259 100,0
Sumber : Data Primer, 2023.
Berdasarkan data diatas didapatkan keluarga mempunyai
tempat pembuangan tinja yang paling banyak terdapat di RW 07
adalah ya yaitu 100,0%.

43
4.5
Distribusi Frekuensi Tempat Pembuangan
Tinja Yang Dimiliki Wilayah RW XI
Desa Tanah Merah Tahun 2019

No Tempat Pembuangan Frequency Persen


Tinja Yang Dimiliki
1 Septitank 300 100,0
Total 300 100,0
Sumber : Data Primer, 2019.
Berdasarkan data diatas didapatkan Tempat pembuangan
tinja yang dimiliki yang paling banyak terdapat di RW 07 adalah
Septitank yaitu 100,0%

4.6
Distribusi Frekuensi Kondisi tempat pembuangan
tinja Wilayah RW 07 Kelurahan Simpang Baru
Tahun 2023

No Kondisinya Frequency Persen


1 Terpelihara 22 8,5
2 Tidak terpelihara 237 91,5
Total 259 100,0
Sumber : Data Primer, 2019.
Berdasarkan data diatas didapatkan kondisinya yang paling
banyak terdapat di RW 07 adalah terpelihara yaitu 91,5% dan tidak
terpelihara 8,5%.

4.7
Distribusi Frekuensi Jarak Tempat Pembuangan
Tinja Dengan Sumber Air Wilayah RW 07
Kelurahan Simpang Baru Tahun 2023

No Jarak Tempat Frequency Persen


Pembuangan Tinja
Dengan Sumber Air
1 Lebih 10 meter 47 18,1
2 Kurang 10 meter 212 81,9
Total 259 100,0
Sumber : Data Primer, 2023.
Berdasarkan data diatas didapatkan jarak tempat pembuangan
tinja dengan sumber air yang paling banyak terdapat di RW 07 adalah

44
kurang dari 10 meter yaitu 81,9% dan lebih dari 10 meter yaitu
18,1%.

b. Komunikasi
1. Komunikasi formal : Komunikasi formal yang tersedia di
lingkungan RW 07 yaitu mayoritas masyarakat menggunakan
handphone,televisi, internet dan online.
2. Komunikasi non formal : Masyarakat menggunakan pengeras
suara dari masjid, Musholla dan poster untuk memberikan
pengumuman kemasyarakat.
c. Pendidikan
Berdasarkan observasi dan hasil kuesioner yang diberikan
kemasyarakat RW 07 terdapat beberapa fasilitas pendidikan 3 buah
TK, SD dan MDTA.
d. Rekreasi
Berdasakan observasi wilayah RW 07 memiliki rekreasi seperti
kolam renang bangau ini terbuka untuk siapa saja.
5. Penyakit
a) Penyakit Kronis
Berdasarkan hasil pengolahan pada kuesioner, didapatkan penyakit
kronis yang ada pada masyarakat RW 07, adalah sebagai berikut:

5.1
Distribusi Frekuensi Jenis Penyakitnya Wilayah
RW 07 Kelurahan Simpang Baru Tahun 2023

No Jenis Penyakitnya Frequency Persen


1 Rematik 408 39,9
2 Hipertensi 274 26,8
3 Diare 113 11,1
4 Demam 227 22,2
Total 1022 100,0
Sumber : Data Primer, 2023.
Berdasarkan data diatas didapatkan jenis penyakitnya
paling banyak terdapat di RW 07 adalah rematik yaitu 39,9%,
hipertensi 26,8% , demam 22,2% dan diare 11,1%.

45
6. Sumber Air Bersih
Sumber air bersih merupakan sumber daya berbasis air yang
bermutu baik dan biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi
atau dalam melakukan aktifitas mereka sehari-hari termasuk diantaranya
adalah sanitasi. Berdasarkan hasil observasi selama penyebaran kuesioner
tidak ditemukan data sebagai berikut

6.1
Distribusi Frekuensi Keluarga Mempunyai Sumber Air
Sendiri Wilayah RW 07 Kelurahan Simpang Baru Tahun 2023

No Keluarga Mempunyai Frequency Persen


Sumber Air Sendiri
1 Ya 300 100,0
Total 300 100,0
Sumber : Data Primer, 2023.
Berdasarkan data diatas didapatkan bahwa keseluruhan masyarakat
di RW 07 mempunyai sumber air sendiri yaitu 100,0%.
6.2
Distribusi Frekuensi Tempat Penyimpanan Air Wilayah
RW 07 Kelurahan Simpang Baru Tahun 2023

No Tempat penyimpanan air Frequency Persen


1 Terbuka 63 24,3
2 Tertutup 196 75,7
Total 259 100,0
Sumber : Data Primer, 2023.
Berdasarkan data diatas didapatkan bahwa Tempat penyimpanan
air yang paling banyak terdapat di RW 07 adalah tertutup yaitu 75,7% dan
terbuka yaitu 24,3% .
6.3
Distribusi Frekuensi Pengurasan Tempat Penampungan
Air Wilayah RW 07 Kelurahan Simpang Baru Tahun 2023

46
No Pengurasan Tempat Frequency Persen
Penampungan Air
1 Tidak pernah dilakukan 117 45,2
2 Kurang dari 3 hari 59 22,8
3 Lebih dari 3 hari 83 32,0
Total 259 100,0
Sumber : Data Primer, 2023.
Berdasarkan data diatas didapatkan bahwa Pengurasan tempat
penampungan air yang paling banyak terdapat di RW 07 adalah tidak
pernah dilakukan yaitu 45,2%, lebih dari 3 hari yaitu 32,0%, dan kurang
dari 3 hari yaitu 22,8% dan
6.4
Distribusi Frekuensi Penggunaan Air Minum
Wilayah RW 07 Kelurahan Simpang Baru Tahun 2023

No Penggunaan Air Minum Frequency Persen


1 Di masak 43 16,6
2 Tidak dimasak 216 83,4
Total 259 100,0
Sumber : Data Primer, 2023.
Berdasarkan data diatas didapatkan bahwa Penggunaan air minum
yang paling banyak terdapat di RW XI adalah tidak dimasak yaitu 83,4%
dan dimasak yaitu 16,6% .
6.5
Distribusi Frekuensi Jarak Sumber Air Dengan Tempat
Penampungan Limbah Wilayah RW 07
Kelurahan Simpang Baru Tahun 2023

No Jarak Sumber Air Dengan Frequency Persen


Tempat Penampungan
Limbah
1 Kurang dari 10 meter 142 54,8
2 Lebih dari 10 meter 117 45,2
Total 259 100,0
Sumber : Data Primer, 2023.
Berdasarkan data diatas didapatkan bahwa Jarak sumber air dengan
tempat penampungan limbah yang paling banyak terdapat di RW 07
adalah Kurang dari 10 meter yaitu 54,8% dan lebih dari 10 meter yaitu
45,2% .

47
7. Tempat Pembuangan Sampah
Tempat pembuangan sampah adalah tempat untuk menimbun
sampah dan merupakan tempat yang digunakan oleh produsen.
Berdasarkan hasil observasi dilapangan menemukan bahwa sampah dari
rumah tangga diangkut oleh petugas kebersihan setiap hari sekali, namun
disebagian tempat disekitar RW 07 masih terdapat sampah yang
bertumpuk dan dibiarkan berserakan di tepi jalan, hal ini menurut warga
disebabkan karena di wilayah mereka tidak ada tempat penampungan
atau pembuangan sampah akhir (TPA).

7.1
Distribusi Frekuensi Cara Pembuangan Sampah Keluarga
Wilayah RW 07 Kelurahan Simpang Baru Tahun 2023

No Cara Pembuangan Sampah Frequency Persen


Keluarga
1 Di bakar 38 14,7
2 Ditimbun 40 15,4
3 Di sungai 1 0,4
4 Disembarang tempat 180 69,5
Total 259 100,0
Sumber : Data Primer, 2023.
Berdasarkan data diatas didapatkan Cara pembuangan sampah
keluarga yang paling banyak terdapat di RW 07 adalah disembarang
tempat yaitu 69,5%, di timbun yaitu 15,4% , di bakar 14,7% dan di sungai
yaitu 0,4%.

7.2
Distribusi Frekuensi Keadaan Tempat Penampungan
Sampah Wilayah RW 07 Kelurahan Simpang Baru Tahun 2023

No Keadaan Tempat Frequency Persen


Penampungan Sampah
1 Terpelihara 22 8,5
2 Tidak terpelihara 237 91,5
Total 259 100,0
Sumber : Data Primer, 2023.
Berdasarkan data diatas didapatkan Keadaan tempat penampungan
sampah yang paling banyak terdapat di RW XI adalah tidak terpelihara
yaitu 91,5% dan terpelihara yaitu 8,5% .

48
Gambar 3.1
Sampah berserakan di tepi jalan RW 07

8. Sarana MCK
Sarana mck adalah mandi cuci kakus untuk di pakai oleh warga di
gunakan secara bersama. Berdasarkan hasil observasi di lapangan tidak
di temukan sarana mck di lingkungan sekitar dan hasil wawancara dari
beberapa warga mengatakan di wilayah RW 07 memang tidak ada
sarana mck, namun mayoritas masyarakat RW 07 sudah memiliki kamar
mandi dirumah masing-masing.
9. Saluran Pembuangan Limbah
Saluran pembuangan limbah adalah sisa limbah yang di buang
berasal dari rumah tangga industri maupun tempat lain-lainya . Dari
observasi di dapatkan hasil sebagai berikut

8.1
Distribusi Frekuensi Rumah yang Mempunyai Saluran
Pembuangan Air Limbah Wilayah RW 07
Kelurahan Simpang Baru Tahun 2023

Rumah yang Mempunyai Frequency Persen


No Saluran Pembuangan Air
Limbah
1 Ya 255 98,5
2 Tidak 4 1,5
Total 259 100,0
Sumber : Data Primer, 2023.

49
Berdasarkan data diatas didapatkan bahwa keseluruhan masyarakat
di RW 07 mempunyai saluran pembuangan air limbah yaitu adalah ya
yaitu 98,5% dan tidak yaitu 1,5% .
8.2
Distribusi Frekuensi Jenis Saluran Pembuangan
Air Limbah Wilayah RW 07 Kelurahan Simpang Baru
Tahun 2023

No Jenis Saluran Pembuangan Frequency Persen


Air Limbah
1 Got 20 7,7
2 Selokan 239 92,3
Total 259 100,0
Sumber : Data Primer, 2023.
Berdasarkan data diatas didapatkan bahwa Jenis saluran
pembuangan air limbah yang paling banyak terdapat di RW 07 adalah Di
selokan yaitu 92,3% dan got yaitu7,7% .

8.3
Distribusi Frekuensi Kondisi Saluran Pembuangan
Air Limbah Wilayah RW 07 Kelurahan Simpang Baru
Tahun 2023

No Kondisi Saluran Frequency Persen


Pembuangan Air Limbah
1 Tertutup Tergenang 4 1,5
2 Terbuka Lancar 123 47,5
3 Terbuka Tergenang 132 51,0
Total 259 100,0
Sumber : Data Primer, 2019.
Berdasarkan data diatas didapatkan kondisi saluran pembuangan
air limbah yang paling banyak terdapat di RW 07 adalah terbuka lancar
yaitu 47,5%, Terbuka tergenang yaitu 1,5%dan Tertutup tergenang yaitu
51,0%.

50
B. Analisa Data
Tabel 3.1
ANALISA DATA

No Data Problem Etiologi


1. a. Di wilayah Rw 07 masih terlihat Resiko terjadinya Kurangnya kesadaran
sampah yang berserakan di penurunan perilaku masayarakat dalam
pinggiran hidup sehat pada menjaga kebersihan
b. Sebanyak 100% RW 07 masyarakat di RW lingkungan sekitar
pembuangan air limbah di selokan 07 Kelurahan
c. Di Wilayah RW 07 masih ada Simpang Baru
sampah yang dibiarkan bertumpuk
menutupi selokan/got
d. sebanyak 69% KK di RW 07 cara
pembuangan sampah kebanyakan
di sembarang tempat karena mereka
tidak mempunyai tempat
pembuangan sampah sendiri
e. keadaan tempat penampungan
sampah di RW XI tidak terpelihara
yaitu sebanyak 91,5%
f. di wilayah RW 07 masih banyak
terdapat rumput-rumput liar
g. vektor yang terdapat di RW 07
adalah lalat, kecoa dan nyamuk
karena banyak sampah yang
menumpuk.

2. a. Sebanyak 75,3% KK memiliki Resiko perilaku masyarakat yang


halaman yang tidak bersih, dan meningkatnya kurang baik dalam
24,7%.KK memiliki halaman yang angka penyakit menciptakan lingkungan
bersih. (Demam, Batuk yang sehat.
b. Sebanyak 100% KK mengunakan pilek, Diare, DBD,

51
sumur bor Typus) akibat
c. Sebanyak 83,4% KK penggunaan lingkungan yang
air minum tidak di masak dan kurang sehat pada
16,6% di masak. masyarakat di RW
d. Sebanyak 81,9% KK memiliki jarak 07 Kelurahan
septictank dengan sumber air <10 Simpang Baru
meter, dan 18,1%.KK memiliki
jarak septictank dengan sumber air
>10 meter.
e. Sebanyak 75,7% KK memiliki
penampungan air dalam kondisi
tertutup, dan 24,3% dalam kondisi
terbuka.
f. Sebanyak 92,3% KK membuang
limbah melalui selokan dan
sebanyak 7,7% KK membuang
limbah di got.
g. Sebanyak 32,0% KK menguras
tempat penampungan air lebih dari
3 hari , kurang dari 3 hari yaitu
22,8% KK dan tidak pernah
dilakukan yaitu 45,2% KK.
h. Jenis penyakit yang diderita dalam
1 tahun terakhir demam 22,2% dan
diare 11,1%.
i. Berdasarkan observasi, ditemukan
banyak botol plastic dan sampah
plastic lainnya yang berserakan
j. Hasil observasi juga melihat bahwa
sekarang dalam masa musim
penghujan sehingga mengakibatkan
banyak air tergenang tempat

52
berkembang biaknya nyamuk.
k. Berdasarkan observasi, tampak
adanya jentik-jentik nyamuk di
bekas genangan-genangan air.

3. a. Dari data kuesioner yang didapat, Resiko peningkatan Kurangnya pengetahuan


terdapat jumlah kejadian penyakit Rematik pada masyarakat mengenai
Rematik 1 tahun terakhir dengan masyarakat RW 07 Rematik
persentase 39,9% Kelurahan Simpang
b. Berdasarkan hasil wawancara Baru
dengan beberapa warga, bahwa
mereka tidak mengetahui tentang
rematik
c. Warga RW 07 Kelurahan Simpang
Baru mengatakan masalah
kesehatan yang dihadapi terutama
pada usia dewasa mengeluh sakit
pada bagian pesendian tangan dan
kaki.
d. Berdasarkan hasil pemeriksaan
pada saat dilakukan mahasiswa
menunjukkan sebagian dari
masyarakat RW 07 mengalami
Rematik
e. masyarakat acuh tak acuh dengan
resiko rematik yang bisa didapat
f. Banyak masyarakat belum
mengetahui gejala rematik dan
penanganannya
g. sebagian warga mengeluh sakit
sendi di bagian kaki.

C. Prioritas Masalah

53
Dalam suatu komunitas, terkadang ditemukan beberapa masalah
keperawatan yang di angkat. Untuk menentukan masalah mana yang terlebih
dahulu diatasi, perlu dilakukan penentuan prioritas masalah .
Tabel 3.2
Skoring Diagnosa Komunitas

DIAGNOSA KOMUNITAS KRITERIA PENAFSIRAN JUMLAH


SKOR
Sifat Kemungkin Potensial Menonjoln
masalah an masalah masalah ya
untuk untuk masalah
diubah dicegah

Resiko terjadinya penurunan 2 1 3 2 3,6


perilaku hidup sehat pada
masyarakat di RW 07 Kelurahan
Simpang Baru berhubungan
dengan kurangnya kesadaran
masayarakat dalam menjaga
kebersihan lingkungan sekitar .

Resiko meningkatnya angka 3 0 2 2 3,6


penyakit (Demam, Batuk pilek,
Diare, DBD,) akibat lingkungan
yang kurang sehat pada
masyarakat di RW 07 Kelurahan
Simpang Baru berhubungan
dengan perilaku masyarakat yang
kurang baik dalam menciptakan
lingkungan yang sehat.
Resiko meningkatnya penderita 3 0 3 2 3
rematik dilingkungan RW 07
berhubungan dengan Kurangnya
pengetahuan warga RW 07

54
tentang rematik dan penanganan
dari penyakit rematik
Keterangan :

1. Sifat masalah
a. aktual dengan nilai =3
b. resiko tinggi =2
c. potensial dengan nilai =1
2. Kemungkinan masalah untuk diubah
a. mudah dengan nilai =2
b. sebagian dengan nilai =1
c. tidak dapat dengan nilai =0
3. Potensial masalah untuk dicegah
a. tinggi dengan nilai =3
b. cukup dengan nilai =2
c. rendah dengan nilai =1
4. Menonjolnya masalah
a. segera diatasi dengan nilai =2
b. tidak segera diatasi dengan nilai =1
c. tidak dirasakan ada masalah dengan nila i =0
D. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa merupakan suatu pernyataan hasil sintesa pengkajian data.
Diagnosis merupakan suatu label yang mendeskripsikan situasi atau kondisi dan
mengundang etiologi (penyebab), problem (masalah) dan Sign atu symptom
(tanda dan gejala).
Pada pengkajian yang dilakukan selama lebih kurang 1 minggu,
didapatkan prioritas masalah yang akan dilakukan tindakan keperawatan
berdasarkan skoring, didapat:
1. Resiko terjadinya penurunan perilaku hidup sehat pada masyarakat di RW
07 Kelurahan Simpang Baru berhubungan dengan kurangnya kesadaran
masayarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan sekitar .
2. Resiko meningkatnya angka penyakit (Demam, Batuk pilek, Diare, DBD,)
akibat lingkungan yang kurang sehat pada masyarakat di RW 07 Kelurahan

55
Simpang Baru berhubungan dengan perilaku masyarakat yang kurang baik
dalam menciptakan lingkungan yang sehat.
3. Resiko meningkatnya penderita rematik dilingkungan RW 07 berhubungan
dengan Kurangnya pengetahuan warga RW 07 tentang rematik dan
penanganan dari penyakit rematik

Adapun rencana intervensi dari kegiatan yang dilakukan berdasarkan


diagnosa yang telah di tetapkan adalah:

1. Resiko terjadinya penurunan perilaku hidup sehat pada masyarakat di RW


07 Kelurahan Simpang Baru berhubungan dengan kurangnya kesadaran
masayarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan sekitar .
Intervensi
a. Melakukan penyuluhan tentang PHBS
b. Penyebaran lifleat tentang PHBS dengan menggunakan strategi
pendidikan kesehatan.
c. Mengadakan gotong royong

2. Resiko meningkatnya angka penyakit (Demam, Batuk pilek, Diare, DBD,)


akibat lingkungan yang kurang sehat pada masyarakat di RW 07 Kelurahan
Simpang Baru berhubungan dengan perilaku masyarakat yang kurang baik
dalam menciptakan lingkungan yang sehat.
Intervensi:

a. Lakukan penyuluhan tentang kesehatan lingkungan dan penyakit-

penyakit akibat lingkungan yang tidak sehat seperti ISPA, Dermatitis,

TBC, Diare dengan menggunakan strategi pendidikan kesehatan.

b. Penyebaran leaflet tentang penyakit-penyakit akibat lingkungan yang

tidak sehat dengan menggunakan strategi pendidikan kesehatan.

c. Mengadakan gotong royong per RT dengan menggunakan strategi

pemberdayaan masyarakat.

56
d. Penempelan poster tentang kesehatan lingkungan dengan menggunakan

strategi pendidikan kesehatan.

3. Resiko meningkatnya penderita rematik dilingkungan RW 07 berhubungan


dengan Kurangnya pengetahuan warga RW 07 tentang rematik dan
penanganan dari penyakit rematik
Intervensi
a. Melakukan penyuluhan mengenai rematik
b. Penyebaran lifleat tentang rematik dengan menggunakan strategi
pendidikan kesehatan.
c. Mengadakan tanaman toga untuk penyakit rematik

57
BAB IV
PEMBAHASAN
Praktik keperawatan komunitas merupakan bagian aplikasi dari
keperawatan komunitas yang diadakan sejak tanggal 24 Februari – 7 April 2023
atau selama enam minggu, yang telah dilakukan pada praktik profesi keperawatan
komunitas wilayah kerja RW 07 Kelurahan Simpang Baru kecamatan Bina Widya
Kota Pekanbaru. Praktik keperawatan ini merupakan bagian dari praktik
keperawatan yang memiliki beberapa tahapan proses keperawatan, yaitu proses
pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi, dan evaluasi keperawatan.

A. Tahap Persiapan
Praktik profesi keperawatan komunitas, keluarga merupakan kegiatan
yang berorientasi pada kesehatan masyarakat. Tahap persiapan yang dilalui
oleh mahasiswa meliputi administrasi, persiapan lokasi praktik lapangan, izin
pemakaian lokasi praktik lapangan, izin dan koordinasi dari pihak desa,
puskesmas dan pihak kelurahan, pembuatan kuesioner untuk pendataan serta
acara pembukaan sekaligus serah terima mahasiswa dengan pihak Kelurahan
Simpang Baru kecamatan Bina Widya Kota Pekanbaru.
Setelah lahan praktik ditinjau, mahasiswa mulai melakukan Survey
yaitu melihat secara garis besar situasi dan keadaan Wilayah RW 07 yang
berkoordinasi dengan pihak RW 07. Hal ini sesuai dengan teori yang didapat
dimana sebelum melakukan kegiatan terlebih dahulu harus mengetahui
bagaimana keadaan lingkungan, kemudian melibatkan orang-orang yang
cocok serta membuat komitmen untuk bekerjasama ( Stanhope, 2002).
Persiapan masyarak dilakukan untuk mengetahui secara langsung
karakteristik wilayah daerah binaan. Kegiatan dalam perencanaan ini antara
lain dengan mencari informasi kebagian informasi. Sumber informasi yang
digunakan adalah kepala Lurah Simpang Baru, Puskesmas Simpang Baru,
Ketua RT dan RW, kader dan tokoh masyarakat. Dari sumber-sumber
tersebut mahasiswa mendapat hasil tentang gambaran umum Wilayah RW 07
Kelurahan Simpang Baru, berkaitan dengan luasnya wilayah binaan
kelancaran dalam teknis pelaksanaan parktik keperawatan komunitas
memerlukan upaya pendekatan oleh mahasiswa terhadap aparat lurah yang
berada di RW 07, Kader, dan tokoh masyarakat, serta tokoh agama untuk
membina dan mempertahankan hubungan saling percaya dan dapat menjadi
motor penggerak dalam kegiatan penyelesaian masalah kesehatan yang ada di
RW 07 Kelurahan Simpang Baru.
Dalam proses persiapan ini mahasiswa masih mendapatkan beberapa
faktor pendukung dan faktor penghambat antara lain:
1. Faktor Pendukung

58
a. Adanya kerjasama yang baik antara mahasiswa untuk
mempersiapkan kegiatan secara bersama-sama dengan masyarakat,
lintas program dan lintas sektoral.
b. Adanya bimbingan penuh yang diberikan oleh koordinator praktik
profesi komunitas dan pembimbing praktik lapangan komunitas dan
keluarga.
c. Lokasi dan pelayanan kesehatan yang mudah dijangkau oleh
kendaraan bermotor.
d. Dapat diterimanya hasil kuesioner
2. Faktor Penghambat
Adanya tanggapan yang salah dari beberapa warga terhadap
Survey yang dilakukan oleh mahasiswa. Dimana ada beberapa
masyarakat beranggapan bahwa fakta yang didapatkan mahasiswa tidak
sesuai dengan pemikiran dan pendapat masyarakat.

B. Tahap Pengkajian
Pengkajian adalah upaya pengumpulan data secara lengkap dan
sistematis terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah
kesehatan yang dihadapi masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok
yang menyangkut permasalahan pada pisiologis, psikologis, sosial ekonomi,
maupun spiritual dapat ditentukan (Mubarak, 2005).
Pada tahap pengkajian telah dilakukan kegiatan penyebaran
kuesioner, kuesioner yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawab. Dari proses survey tersebut didapatkan
data bahwa, RW 07 Kelurahan Simpang Baru sudah mempunyai akses
transportasi yang baik. Kondisi lingkungan cukup bersih, walaupun masih
ada sebagian kecil sampah yang kurang dikondisikan oleh masyarakat,
selain itu terdapat selokan yang tersumbat sehingga ketika musim hujan
akan terjadi banjir . Selama ini masyarakat RW 07 mengeluh karna setiap
kali banjir, sampah atau kotoran yang ada diselokan pasti akan naik ke
permukaan sehingga menyebabkan bau yang sangat tidak enak. Kondisi
geografis yang RW 07 sangat strategis, karena dekat dengan jalan besar,
dekat dengan pasar serta dekat dengan kampus.

59
Pengumpulan data juga dilakukan dengan menggunakan teknik
kuesioner yang disebarkan sebanyak 300 kepala keluarga di RW 07
Kelurahan Simpang Baru Kecamatan Bina Widya Kota Pekanbaru.
Kuesioner ini dilakukan dengan cara wawancara dan observasi setelah
data terkumpul, lalu dilakukan tabulasi data yang meliputi
pengelompokan data sesuai dengan criteria pertanyaan kuesiner sehingga
tersusun. Langkah selanjutnya adalah melakukan pengolahan data,
kemudian melakukan perumusan masalah, dan menyusun rencana
kegiatan (POA) bersama masyarakat pada saat Musyawarah Masyarakat
Desa I (MMD I) pada tanggal 7 Maret 2023.
Dalam melaksanakan proses pengkajian mahasiswa mendapat
beberapa faktor pendukung dan penghambat, antara lain:
1. Faktor Pendukung
a. Mayoritas masyarakat berpartisifasi aktif dalam memberikan
informasi selama pengumpulan data.
b. Adanya dukungan positif dari aparat desa (Kepala Lurah, Ketua RW,
Ketua RT) Tokoh masyarakat yang kooperatif, dan tokoh agama di
RW 07 Kelurahan Simpang Baru.
c. Tersedianya alat pengumpulan data berupa koesioner yang dirancang
oleh mahasiswa.
2. Faktor Penghambat
a. Adanya kendala yang ditemukan mahasiswa antara lain kesulitan
menemui warga pada pagi hari dan siang hari warga bekerja, dan
pada malam hari warga gunakan untuk beristirahat, adanya warga
tidak berada ditempat saat pendataan.
b. Minoritas masyarakat masih beranggapan bahwa pelaksanaan
kegiatan sepenuhnya tanggung jawab mahasiswa.
c. Masih ditemukan beberapa masalah kesehatan yang kurang disadari
oleh masyarakat seperti membuang sampah sembarangan.
C. Diagnosa Keperawatan
Menurut Elisabeth T Anderson dan Judith Mc Farlane (2007),
diagnosa keperawatan komunitas adalah suatu pernyataan hasil sintesis
pengkajian data dan merupakan suatu label yang mendiskripsikan situasi atau

60
kondisi dan mengandung etiologi atau sebab. Diagnosa keperawatan
komunitas berfokus pada suatu komunitas yang biasanya didefinisikan
sebagai suatu kelompok, populasi atau kumpulan orang-orang dengan
sekurang-kurangnya memiliki karakteristik tertentu. Ada tiga jenis tiga
diagnosa keperawatan yaitu: aktual, resiko, dan potensial. Diagnosa
keperawatan dinyatakan aktual jika masalah dirasakan risiko jika masalah
belum terjadi tetapi telah ditemukan data yang mendukung untuk timbulnya
masalah, sedangkan diagnosa keperawatan yang bersifat potensial adalah
diagnosa keperawatan yang mengacu kepada peningkatan derajat kesehatan.
Penapisan masalah keperawatan (prioritas) dilakukan bersama warga
RW 07 dalam acara Musyawarah Masyarakat Desa I (MMD I). Dalam proses
penapisan masalah ini, mahasiswa masih mendapatkan beberapa faktor
pendukung dan penghambat antara lain:
1. Faktor Pendukung
Faktor pendukung yang dalam ini yaitu sebagian besar warga
sangat antusias dengan acara yang diadakan, penggunaan media yang
menarik perhatian warga, penguasaan materi yang sangat menarik oleh
mahasiswa.
2. Faktor Penghambat
Waktu pelaksanaan MMD I yang dilaksanakan pada pagi hari
sehingga jumlah warga yang hadir kurang dari harapan (undangan)
karena bekerja dan memiliki kesibukan yang lain. Masalah keperawatan
yang ditemukan di RW 07 Kelurahan Simpang Baru dapat dirumuskan
dengan diagnosa keperawatan sebagai berikut:
a. Resiko terjadinya penurunan perilaku hidup sehat pada masyarakat
di RW 07 Kelurahan Simpang Baru berhubungan dengan kurangnya
kesadaran masayarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan
sekitar.
b. Resiko meningkatnya penderita rematik dilingkungan RW 07
berhubungan dengan Kurangnya pengetahuan warga RW 07 tentang
rematik dan penanganan dari penyakit rematik.

D. Tahap Intervensi
Setelah dirumuskan diagnosa keperawatan komunitas yang
ditemukan pada masyarakat di wilayah RT 01- 05 RW 07 Kelurahan
Simpang Baru Kecamatan Bina Widya Kota Pekanbaru, maka dilanjutkan
dengan kegiatan menyusun rencana atau intervensi keperawatan,
komunitas mulai dari memprioritaskan masalah, menetapkan tujuan dan
rencana intervensi.
Rencana kegiatan keperawatan komunitas dalam bentuk planning
of action (POA) disusun bersama-sama masyarakat pada kegiatan MMD I.

61
Kegiatan ini dihadiri oleh kepala lurah Simpang Baru, Ketua Puskesmas
Simpang Baru, Ketua RW, Ketua RT, Bidan, Kader, Dosen Pembimbing,
tokoh masyarakat dan masyarakat RW 07 Kelurahan Simpang Baru
Kecamatan Bina Widya Kota Pekanbaru .
Pada perencanaan kegiatan yang akan dilaksanakan dan
diintervensi oleh mahasiswa dan masyarakat perlu adanya penyusunan
rencana yang matang seperti merancang kegiatan yang akan dilakukan,
strategi yang akan digunakan, ssasaran dan target intervensi serta peralatan
yang dibutuhkan. Ada beberapa strategi intervensi keperawatan
komunitas, yaitu pendidikan kesehatan, proses kelompok, kerja sama
lintas program dan lintas sektoral pemberdayaan masyarakat dan
intervensi profesional keperawatan (Mc.farlane & andersoon, 2004).
Penyusunan rencana intervensi berdasarkan pada prinsip intervensi dalam
model pendekatan keperawatan komunitas menurut Neumen yaitu
memperkuat garis pertahanan diri melalui tiga level frepentif yaitu primer,
skunder, dan tersier menurut (Mc.farlane & andersoon, 2004).
Adapun faktor pendukung, penghambat, dan rencana tindak lanjut
yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Faktor Pendukung
a. Masyarakat menyadari bahwa masalah kesehatan yang ditemukan
harus diatasi segera dengan melibatkan mahasiswa sebagai
fasilitator untuk kegiatan-kegiatan yang telah disepakati bersama
berdasarkan prioritas masalah.
b. Adanya kerjasama yang baik dengan lintas program (dinas
kesehatan dan puskesmas) dan lintas sektotral (lurah). Yang
mendukung dalam pelaksanaan kegiatan dimasyarakat RW 07
Kelurahan Simpang Baru Kecamatan Bina Widya Kota
Pekanbaru
2. Faktor Penghambat
Adanya kesibukan yang berbeda-beda dari masing-masing
keluarga sehingga membuat pelaksanaan kegiatan terkadang menjadi
terlambat dari waktu yang telah direncanakan
3. Rencana Tindak Lanjut
a. Pihak lurah diharapkan dapat mendukung dalam setiap kegiatan
yang dilakukan oleh mahasiswa praktik profesi dan tenaga
kesehatan yang ada di Wilayah RW 07 Kelurahan Simpang Baru
Kecamatan Bina Widya Kota Pekanbaru.

62
b. Pihak puskesmas sebagai pemberi pelayan kesehatan diharapkan
lebih memperhatikan pelayanan yang diberikan kepada
masyarakat agar masalah kesehatan yang ada dapat diatasi dengan
segera
c. Pihak RT dan RW mampu bekerja sama dalam mempertahankan
status kesehatan masyarakat yang optimal dan tanggap terhadap
masalah kesehatan yang terjadi dilingkungan sekitarnya
d. Pihak RW dan Kader diharapkan bisa menjalankan fungsinya
sebagai wadah untuk memandirikan masyarakat dalam mengenal
masalah kesehatan dan mempertahankan status kesehatan
masyarakat yang optimal.
e. Mahasiswa mampu menyiasati waktu dalam melaksanakan
kegiatan yang direncanakan

Adapun rencana intervensi dari kegiatan yang dilakukan


berdasarkan diagnosa yang telah di tetapkan adalah:

c. Resiko terjadinya penurunan perilaku hidup sehat pada


masyarakat di RW 07 Kelurahan Simpang Baru berhubungan
dengan kurangnya kesadaran masayarakat dalam menjaga
kebersihan lingkungan sekitar .
Intervensi :
d. Melakukan penyuluhan tentang PHBS
e. Penyebaran lifleat tentang PHBS dengan menggunakan
strategi pendidikan kesehatan.
f. Mengadakan gotong royong
b. Resiko meningkatnya penderita rematik dilingkungan RW 07
berhubungan dengan Kurangnya pengetahuan warga RW 07
tentang rematik dan penanganan dari penyakit rematik
Intervensi :
d. Melakukan penyuluhan mengenai rematik
e. Penyebaran lifleat tentangrematik dengan menggunakan
strategi pendidikan kesehatan.
f. Mengadakan tanaman toga untuk penyakit rematik

63
Dalam proses perencanaan tindakan keperawatan komunitas
ini mahasiswa masih mendapatkan beberapa faktor pendukung dan
penghambat antara lain.

a. Faktor Pendukung
1) Sebagian besar warga sudah mempunyai kegiatan yang
terjadwal sehingga dapat digunakan untuk tempat
memberikan penyuluha kegiatan
2) Pengetahuan mahasiswa dalam menyusun rencana
keperawatan dan POA.
3) Dukungan dan lintas program dan lintas sektoral dalam
pelaksanaan kegiatan.
4) Dukungan dari aparat lurah (kepala lurah, ketu RW, ketua
RT). Tokoh masyarakat, dan tokoh agama di RW 07
Kelurahan Simpang Baru Kecamatan Bina Widya Kota
Pekanbaru
5) Penyusunan rencana kegiatan berdasarkan kesepakatan antara
masyarakat dengan mahasiswa.
6) Adanya tenaga kesehatan, kader, lintas program dan lintas
sektoral yang membantu dalam pelaksanaan kegiatan
b. Faktor Penghambat
1) Kurangnya pemahaman warga tentang kegiatan yang akan
dilaksanakan membuat warga kurang termotifasi untuk
menyampaikan pendapat tentang rencana yang akan
dilakukan.
2) Masih kurangnya pengetahuan masyarakat dalam menyusun
rencana tindakan.

E. Implementasi
Setelah disusun perencanaan yang telah disepakati oleh masyarakat
maka dilakukan tahapan implementasi dari rencana tersebut. Pelaksanaan
kegiatan tahap ini dilakukan selama lebih kurang empat minggu ke depan
partisipasi masyarakat. Menurut Mc Farley & Anderson(2006), bahwa dalam
melakukan suatu tindakan perlu adanya perurusan strategi kegiatan serta
bagaimana tindakan yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan. Strategi

64
yang digunakan yaitu promosi kesehatan, pelayanan kesehatan,
pemberdayaan masyarakat dan kelompok kerja.
Berikut ini akan diuraikan faktor pendukung, faktor penghambat, dan
rencana tindak lanjut dari setiap diagnosa keperawatan yang telah dilakukan
implementasi dalam upaya menyelesaikan masalah yang telah ditemukan di
masyarakat, yaitu:
1. Resiko terjadinya penurunan perilaku hidup sehat pada masyarakat di
RW 07 Kelurahan Simpang Baru berhubungan dengan kurangnya
kesadaran masayarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan sekitar .
a. Kegiatan yang dilakukan
1) Penyuluhan mengenai PHBS
Kegiatan penyuluhan kesehatan tentang Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) dilaksanakan dihalaman kantor lurah
pada hari sabtu 10 Maret 2023 pukul 08.00 WIB dengan
menggunakan strategi pendidikan kesehatan dengan media
proyektor dan leafleat. Adapun tujuan pelaksanaan kegiatan ini
adalah setelah diberikan penyuluhan kesehatan tentang PHBS
diharapkan masyarakat mampu memahami tentang pentingnya
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
b. Faktor Pendukung
1) Adanya dukungan dari pihak kelurahan yang diberikan pada
mahasiswa dimana pihak kelurahan bersedia memfasilitasi
tempat untuk pelaksanaan kegiatan.
2) Adanya kerjasama lintas sektoral dan lintas program dalam
melaksanakan kegiatan – kegiatan yang telah direncanakan
c. Faktor Penghambat
1) Kurangnya kesadaran dan motivasi beberapa masyarakat dalam
mengikuti kegiatan yang dilaksanakan oleh mahasiswa.
2) Warga yang hadir tidak datang sesuai dengan yang diharapkan.
3) Pelaksanaan kegiatan selalu mundur dari jadwal yang telah
direncanakan karena mahasiswa harus menunggu kehadiran
masyarakat untuk berpartisipasi dalam kegiatan yang diadakan.
d. Rencana tindak lanjut
1) Pihak kelurahan diharapkan dapat mengkoordinir dan
memfasilitasi setiap pelaksanaan kegiatan yang dilakukan di
wilayah RW 07. Selain itu pihak kelurahan juga diharapkan

65
dapat memberikan kontribusi di bidang kesehatan sehingga
dapat mempertahankan serta meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat yang optimal.
2) Diharapkan untuk warga RW 07 agar dapat berpartisipasi aktif
dalam kegiatan yang dilakukan di RW 07 Kelurahan Simpang
Baru .
2. Resiko meningkatnya penderita rematik dilingkungan RW 07
berhubungan dengan Kurangnya pengetahuan warga RW 07 tentang
rematik dan penanganan dari penyakit rematik.
a. Kegiatan yang dilakukan
1) Penyuluhan mengenai rematik
Kegiatan penyuluhan kesehatan tentang penyakit
rematik dilaksanakan dihalaman kantor Lurah Simpang Baru
Senin 13 Maret 2023 pukul 15.00 WIB dengan menggunakan
strategi pendidikan kesehatan dengan media proyektor dan
leafleat. Adapun tujuan pelaksanaan kegiatan ini adalah setelah
diberikan penyuluhan kesehatan tentang penyakit rematik
diharapkan masyarakat mampu memahami tentang pentingnya
penyakit rematik dalam kesehatan.
b. Faktor pendukung
1) Adanya dukungan dari pihak kelurahan yang diberikan pada
mahasiswa dimana pihak kelurahan bersedia memfasilitasi
tempat untuk pelaksanaan kegiatan.
2) Adanya kerjasama lintas sektoral dan lintas program dalam
melaksanakan kegiatan – kegiatan yang telah direncanakan
c. Faktor penghambat
1) Kurangnya kesadaran dan motivasi beberapa masyarakat
dalam mengikuti kegiatan yang dilaksanakan oleh mahasiswa.
2) Warga yang hadir tidak datang sesuai dengan yang
diharapkan.
3) Pelaksanaan kegiatan selalu mundur dari jadwal yang telah
direncanakan karena mahasiswa harus menunggu
d. Rencana tindak lanjut

66
1) Pihak kelurahan diharapkan dapat mengkoordinir dan
memfasilitasi setiap pelaksanaan kegiatan yang dilakukan di
wilayah RW 07. Selain itu pihak kelurahan juga diharapkan
dapat memberikan kontribusi di bidang kesehatan sehingga
dapat mempertahankan serta meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat yang optimal.
2) Diharapkan untuk warga RW 07 agar dapat berpartisipasi
aktif dalam kegiatan yang dilakukan di RW 07 Kelurahan
Simpang Baru

Implementasi keperawatan komunitas yang lainnya dilakukan oleh


mahasiswa praktek profesi keperawatan komunitas.

1. UKS (Usaha Kesehatan Sekolah)


a. Hand Hygiene
1. Melakukan kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) pada hari
Kamis 16 Maret 2023 pukul 08:00 WIB sampai dengan selesai
di SDN 147 Pekanbaru. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh murid-
murid SDN 147 Pekanbaru.
2. Faktor pendukung
Adanya antusias murid SDN 147 Pekanbaru mengikuti kegiatan
penyuluhan kesehatan tentang 7 langkah mencuci tangan yang
baik dan benar.
3. Faktor penghambat
Tidak ditemukan kendala yang berarti dalam kegiatan ini.
b. Oral Hygiene
a. Melakukan kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) pada hari
Selasa 17 Maret 2023 pukul 08:00 WIB sampai dengan selesai
di SDN 147 Pekanbaru. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh murid-
murid SDN 147 Pekanbaru.
b. Faktor pendukung

67
Adanya antusias murid SDN 147 Pekanbaru mengikuti kegiatan
penyuluhan kesehatan tentang cara gosok gigi yang baik dan
benar.
c. Faktor penghambat
Tidak ditemukan kendala yang berarti dalam kegiatan ini.

68
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asuhan keperawatan komunitas merupakan suatu sintesis dari praktik
keperawatan dan praktik kesehatan masyarakat yang diterapkan untuk
meningkatkan serta memelihara kesehatan penduduk.
Asuhan keperawatan komunitas yang dilaksanakan di RW 07
Kelurahan Simpang Baru kecamatan Bina Widya dari tanggal 24 Februari -16
November 2023 yang dimulai dari tahapan persiapan sampai dengan tahapan
evaluasi dan rencana tindak lanjut.
Asuhan keperawatan komunitas dilakukan atas beberapa tahapan :
tahapan yang pertama yaitu pengkajian, tahapan yang kedua yaitu menegakkan
diagnosa keperawatan, tahapan ketiga yaitu pembuatan perencanaan kegiatan,
tahapan keempat pelaksanaan kegiatan dan tahapan terakhir yaitu evaluasi
kegiatan yang dilaksanakan untuk melihat apakah kegiatan yang dilakukan
sudah sesuai dengan rencana yang telah disepakati sebelumnya.
1. Pengumpulan data melalui kuesioner, dengan menggunakan metode
observasi dan wawancara terhadap masyarakat setempat sebanyak 300
Kepala Keluarga yang berada di RW 07 terdiri dari RT 01, RT 02, RT 03,
RT 04 DAN RT 05 Dusun V Desa Tanah Merah oleh mahasiswa program
profesi ners STIKes Tengku Maharatu Pekanbaru. Ruang lingkup
pengkajian terhadap masyarakat dilakukan sesuai dengan masalah yang
didapat. Pengkajian menggunakan kuesioner yang dilakukan dengan
metode penyebaran kuesioner dari rumah kerumah. Pengkajian meliputi
data umum, status sosial ekonomi, transportasi, rekreasi, dan kesehatan
yang meliputi lingkungan rumah, air bersih PHBS dan sebagainya.
2. Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan, dapat diangkat beberapa
permasalahan kesehatan di RW 07 Kelurahan Simpang Baru yaitu:
a. Resiko terjadinya penurunan perilaku hidup sehat pada masyarakat
di RW 07 Kelurahan Simpang Baru berhubungan dengan kurangnya
kesadaran masayarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan
sekitar.
b. Resiko meningkatnya penderita rematik dilingkungan RW 07
berhubungan dengan Kurangnya pengetahuan warga RW 07 tentang
rematik dan penanganan dari penyakit rematik.

69
3. Berdasarkan hasil Musyawarah Masyarakat Desa didapatkan hasil yang
sesuai dan disepakati oleh Ketua RW 07 didapatlah 2 prioritas masalah
keperawatan komunitas yang akan dilakukan implementasi kegiatan yang
meliputi:
a. Penyuluhan Kesehatan
1. Penyuluhan kesehatan tentang PHBS serta penyebaran leaflet.
2. Penyuluhan tentang penyakit Rematik
Setelah melakukan kegiatan implementasi keperawatan komunitas
mahasiswa melakukan evaluasi secara umum dari implementasi yang telah
dilakukan oleh mahasiswa bersama masyarakat.
4. Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
1) Masyarakat yang hadir pada pelaksanaan yang telah ditentukan
dan direncanakan 75% hadir dengan tepat waktu dan acara yang
dilakukan tepat waktu.
2) Tempat yang digunakan untuk pelaksanaan kegiatan sesuai
dengan rencana, baik itu tempat untuk melakukan penyuluhan.
3) Perlengkapan pada saat mendemonstrasikan dan untuk
penyuluhan juga tersedia dengan baik.
4) Peran serta mahasiswa maupun perangkat desa sesuai dengan
yang direncanakan dan bekerja sesuai tugaskegiatannya
b. Evaluasi Hasil
1) Masyarakat aktif dalam mengikuti kegiatan baik penyuluhan
maupun kegiatan lain yang dilakukan oleh mahasiswa dan mampu
mengulang kembali apa yang disampaikan oleh mahasiswa.
2) Semua rencana keperawatan yang disusun oleh mahasiswa
bersama masyarakat, telah dapat dilaksananakan sesuai dengan
rencana keperawatan dan dapat dilaksanakan antara mahasiswa
dan masyarakat, tokoh masyarakat, pejabat setempat, Puskesmas,
serta dukungan dan peran aktif dari semua masyarakat RT 01
sampai RT 05 di RW XI Dusun V Desa Tanah Merah Kecamatan
Siak Hulu Kabupaten Kampar.
B. Saran

70
1. Bagi Mahasiswa
Laporan hasil kegiatan ini diharapkan dapat menambah pengalaman serta
menambah wawasan bagi mahasiswa tentang praktek komunitas dan
keluarga komunitas STIKes Tengku Maharatu Pekanbaru.
2. Bagi Masyarakat
Laporan hasil kegiatan ini diharapkan dapat dijadikan pedoman dalam
melaksanakan kegiatan-kegiatan untuk mengatasi masalah kesehatan di
RW 07 Kelurahan Simpag Baru .
3. Bagi Institusi Pendidikan
Laporan hasil kegiatan ini diharapkan dapat menjadi bahan perbandingan
untuk profesi berikutnya dan menjadi bahan evaluasi terhadap program
atau kurikulum keperawatan komunitas dan keluarga yang telah di
tetapkan.
4. Bagi Pelayanan Kesehatan
Laporan hasil kegiatan ini diharapkan dapat membantu program kesehatan
yang belum dilakukan oleh tenaga kesehatan yang terkait.

71

Anda mungkin juga menyukai