Anda di halaman 1dari 27

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan nasional diarahkan untuk meningkatkan

kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar

peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat

terwujud. Pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019 adalah Program

Indonesia Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status

gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang

didukung dengan perlindungan finansial dan pemeratan pelayanan kesehatan

(Depkes, 2010).

Peningkatan derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu modal

pokok dalam rangka pertumbuhan dan kehidupan bangsa. Untuk mewujudkan

hal ini secara optimal diselenggarakan upaya kesehatan. Upaya kesehatan

adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan dan

tempat yang digunakan untuk menyelenggarakannya disebut sarana kesehatan.

Sarana kesehatan berfungsi untuk melakukan upaya kesehatan dasar atau

upaya kesehatan rujukan dan atau upaya kesehatan penunjang. Selain itu,

sarana kesehatan dapat juga dipergunakan untuk kepentingan pendidikan dan

pelatihan serta penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di

bidang kesehatan (Aslam; 2003).


2

Sasaran pelayanan kesehatan masyarakat adalah individu, keluarga/

kelompok dan masyarakat dengan fokus upaya kesehatan primer, sekunder

dan tersier. Oleh karenanya pendidikan masyarakat tentang kesehatan dan

perkembangan sosial akan membantu masyarakat dalam mendorong semangat

untuk merawat diri sendiri, hidup mandiri dan menentukan nasibnya sendiri

dalam menciptakan derajat kesehatan yang optimal (Elisabeth, 2007).

Kesehatan masyarakat yang diterapkan untuk meningkatkan serta

memelihara kesehatan penduduk. Seiring dengan berjalannya waktu dan

bertambahnya kebutuhan pelayanan kesehatan menuntut perawat saat ini

memiliki pengetahuan dan keterampilan di berbagai bidang. Saat ini dunia

keperawatan semakin berkembang, dimana perawat memiliki peran yang lebih

luas dengan penekanan pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit,

juga memandang klien secara komprehensif (Tiara, 2011).

Keperawatan Kesehatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan 

profesional yang ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada

kelompok resiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang

optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan, dengan

menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, dan

melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan pelaksanaan dan evaluasi

pelayanan keperawatan. (Pradley, 1985; Logan dan Dawkin, 1987).

Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang merupakan

perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat (public health) dengan dukungan

peran serta masyarakat secara aktif serta mengutamakan pelayanan promotif dan preventif
3

secara berkesinambungan tanpa mengabaikan  pelayanan kuratif dan rehabilitatif

secara menyeluruh dan terpadu bertujuan agar individu, keluarga dan lembaga

masyarakat termasuk swasta mengambil tanggung jawab terhadap masyarakat atas

kesehatan diri, mengembangkan kemampuan untuk menyehatkan diri, serta menjadi pelaku

atau perintis kesehatan ( Khairuddin, 2011)

Menurut Perry dan Potter (2005) komunitas dapat berupa suatu lokasi

khusus misalnya area urban atau area pelososk, atau sekelompok orang disuatu

tempat kerja, sekolah atau tempat kelompok lain yang memiliki minat dan

karakter tertentu. Sehingga tampak perawat komunitas memiliki tempat kerja

yang bervariasi, meliputi wilayah komunitas, pusat-pusat kesehatan okupasi,

sekolah, lembaga pelayanan kesehatan rumah, klinik kesehatan, dan tempat

praktek swasta.

Perawat dianggap sebagai salah satu profesi kesehatan yang harus

dilibatkan dalam pencapaian tujuan pembangunan kesehatan baik didunia

maupun di Indonesia. Dalam menjalankan visi misinya tentu perawat

komunitas memiliki peran dan fungsi. Diantaranya Peran yang dapat

dilaksanakan adalah sebagai pelaksana pelayanan keperawatan, pendidik,

koordinator pelayananan kesehatan, pembaharu (innovator), pengorganisasian

pelayanan kesehatan (organizer), panutan (role model), sebagai fasilitator

(tempat bertanya), dan sebagai pengelola (manager). Selain peran perawat

juga memiliki fungsi, diantaranya adalah fungsi independen, fungsi dependen

dan fungsi interdependen. Dengan tanggung jawab fungsi dan peran tersebut
4

kehadiran perawat diharapkan mampu meningkatkan status kesehatan

masyarakat indonesia.

Perawat komunitas dapat dijadikan sebagai tempat bertanya oleh

individu,keluarga,kelompok dan masyarakat untuk memecahkan berbagai

permasalahan dalam bidang kesehatan dan keperawatan yang dihadapi. Peran

ini dapat dilaksanakan dengan cara berkonsultasi dengan anggota masyarakat,

anggota profesi, petugas kesehatan, organisasi sosial, dan rapat pendidikan.

Sebagai konselor, perawat menjelaskan kepada klien konsep dan data-data

tntang kesehatan, mendemonstrasikan prosedur seperti aktivitas perawatan diri,

menilai apakah klien memahami hal-hal yang dijelaskan dan mengevaluasi

kemajuan dalam pembelajaran. Perawat menggunakan metode pengajaran yang

sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan klien, serta sumber-sumber yang

lain, misalnya keluarga dalam pengajaran yang direncanakan (pery & potterr,

2005).

Salah satu bidang kepaniteraan klinik keperawatan senior (K3S)

program studi ilmu keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Medika

Seramoe Barat adalah Praktek Keperawatan Komunitas. Pelaksanaan

Keperawatan Komunitas dilaksanakan dalam waktu 2 minggu mulai tanggal 08

Maret sampai dengan 22 Maret 2023 dengan melakukan pengkajian, dan

perencanaan, intervensi, implementasi dan evaluasi. Kompetensi yang harus

dicapai dalam melaksanakan praktek keperawatan komunitas adalah

melaksanakan prakktek keperawatan profesional dan berlandaskan pada etika

keperawatan dan kode etik yang telah ditetapkan oleh organisasi profesi
5

(PPNI), menunjukan kemampuan berfikir kritis dan analisis, memberikan

asuhan keperawatan dengan pendekatan keperawatan komunitas, melakukan

pengorganisasian masyarakat yang ada di desa.

Praktek keperawatan dilakukan dengan menggunakan dua pendekatan

yaitu pendekatan keluarga dan pendekatan komunitas. Pendekatan komunitas

dengan menerapkan asuhan keperawatan komunitas dengan cara melakukan

pengkajian dimasyarakat kemudian mengolah data untuk menentukan masalah

kesehatan yang ada dimasyarakat, merencanakan intervensi keperawatan untuk

menyelesaikan masalah, melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan dan

mengevaluasinya bersama-sama masyarakat.

Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan pelayanan keperawatan

komunitas bertujuan untuk meningkatkan kerjasama dan proses kelompok serta

mendorong peran serta masyarakat dalam penyelesaian masalah dalam rangka

menumbuhkan kemandirian masyarakat. Locality development model

merupakan proses untuk meningkatkan kesehatan melalui partisipatif aktif

masyarakat dalam menetapkan tujuan dan tindakan untuk memaksimalkan

perubahan dalam komunitas (Swanson & Albrecht dalam Helvie, 1998).

Praktek keperawatan komunitas yang dilaksanakan oleh mahasiswa

PSIK Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Medika Seramoe Barat di Desa Cot

Seumeureung Kec. Samatiga Kab. Aceh Barat dengan menggunakan konsep

Neuman. Pengkajian terdiri dua bagian utama yaitu inti komunitas (core) dan

delapan sub system yang melengkapinya, baik garis pemahaman maupun

resistensi, stressor maupun derajat reaksi. Core atau inti menggambarkan


6

masyarakat yang membentuk komunitas. Yang termasuk kedalam core adalah

demografi, nilai dan kepercayaan serta sejarah dari masyarakat. Sebagai

anggota masyarakat, penduduk setempat dipengaruhi oleh delapan subsistem

komunitas, dan sebaliknya. Delapan sub system ini terdiri atas lingkungan,

pendidikan, keamanan dan transportasi, politik dan pemerintahan pelayanan

kesehatan dan social, komunikasi, ekonomi dan rekreasi (McFarlane, 1998).

Hasil pengumpulan data melalui metode Whienshield survey, observasi,

wawancara dengan perangkat desa dan masyarakat serta pengambilan data

tersier melalui fasilitas pelayanan kesehatan seperti puskesmas, dan kegiatan

posyandu. Didapatkan masalah kesehatan terkait yaitu; ibu hamil, ibu

melahirkan dan nifas, bayi, balita dan toddler, anak usia sekolah, dewasa dan

lansia.

Berdasarkan masalah kesehatan yang ditemukan selanjutnya dilakukan

pengkajian dengan membuat beberapa pertanyaan dalam bentuk kuesioner

yang berhubungan dengan masalah kesehatan dan disebarkan kepada

masyarakat desa Cot Seumeureung, kemudian data yang telah terkumpul diolah

untuk menentukan masalah kesehatan yang ada dimasyarakat, merencanakan

intervensi keperawatan untuk menyelesaikan masalah, melaksanakan kegiatan

yang telah direncanakan dan mengevaluasinya bersama-sama masyarakat


7

B. Tujuan

1. Tujuan umum

Untuk melaksanakan Asuhan Keperawatan Komunitas dengan

pendekatan proses keperawatan di Desa Cot Seumeureung Kec.

Samatiga Kab Aceh Barat.

2. Tujuan Khusus

Setelah praktek keperawatan komunitas yang dilaksanakan selama 3

minggu mulai tanggal 08 Maret sampai 29 Maret 2023, mahasiswa

diharapkan dapat:

a. Melakukan pengkajian keperawatan komunitas di Desa Cot

Seumeureung Kec. Samatiga Kab. Aceh Barat.

b. Menegakkan diagnosa keperawatan komunitas di Desa Cot

Seumeureung Kec. Samatiga Kab. Aceh Barat.

c. Menyusun rencana keperawatan komunitas di Desa Cot Seumeureung

Kec. Samatiga Kab. Aceh Barat.

d. Melaksanakan implementasi keperawatan komunitas di Desa Cot

Seumeureung Kec. Samatiga Kab. Aceh Barat.

e. Melakukan evaluasi keperawatan komunitas di Desa Cot

Seumeureung Kec. Samatiga Kab. Aceh Barat.

f. Melakukan dokumentasi terhadap semua kegiatan yang telah

dilakukan dalam praktek keperawatan komunitas di Desa Cot

Seumeureung Kec. Samatiga Kab. Aceh Barat.


8

g. Menentukan rencana tindak lanjut terhadap semua kegiatan yang telah

dilakukan dalam praktek keperawatan komunitas di Desa Cot

Seumeureung Kec. Samatiga Kab. Aceh Barat.

C. Sasaran

Kegiatan Asuhan Keperawatan Komunitas ditujukan kepada seluruh

penduduk di Desa Cot Seumeureung Kec. Samatiga Kab. Aceh Barat.

D. Manfaat

Hasil kegiatan Asuhan Keperawatan Komunitas di Desa Cot

Seumeureung Kec. Samatiga Kab. Aceh Barat diharapkan dapat

memberikan manfaat kepada pihak-pihak sebagai berikut:

1. Seluruh penduduk, sebagai bahan untuk meningkatkan kesehatan dalam

hal ini pencegahan terhadap masalah/penyakit yang dialami.

2. Kader Desa, sebagai bahan masukan untuk ikut serta meningkatkan

kesehatan masyarakat dengan masalah yang dialami oleh masyarakat.

3. Kepala desa, sebagai bahan masukkan untuk ikut serta meningkatkan

kesehatan masyarakat dengan masalah yang dialami

4. Puskesmas, sebagai bahan kajian ilmiah untuk meningkatkan

kemampuan perawat pelaksana dalam memberikan asuhan keperawatan

komunitas.

5. Stakeholder lainnya yang terkait, sebagai bahan kajian dan

pertimbangan ilmiah dalam meningkatkan kesehatan masyarakat

dengan masalah yang dialami melalui bantuan materil maupun non

materil.
9

BAB II

KONSEP DASAR KEPERAWATAN KOMUNITAS

A. Definisi Keperawatan Kesehatan Komunitas

Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang

merupakan  perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat (public

health) dengan dukungan peran serta masyarakat secara aktif serta

mengutamakan pelayanan  promotif dan preventif secara berkesinambungan

tanpa mengabaikan perawatan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan

terpadu yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok serta masyarakat

sebagai kesatuan utuh melalui proses keperawatan (nursing process) untuk

meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal, sehingga mampu

mandiri dalam upaya kesehatan. (Mubarak, 2006).

Keperawatan kesehatan komunitas adalah pelayanan keperawatan

profesional yang ditujukan kepada masyarakat dengan pendekatan pada

kelompok resiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang

optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan dengan

menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan

melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi

pelayanan keperawatan (Spradley, 1985; Logan and Dawkin, 1987).


10

B. Tujuan Keperawatan Komunitas

Tujuan keperawatan komunitas adalah untuk pencegahan dan

peningkatan kesehatan masyarakat melalui pelayanan kesehatan langsung

(direct care) terhadap individu, keluarga dan kelompok dalam kontes

komunitas perhatian langsung terhadap seluruh masyarakat dan

mempertimbangkan bagaimana masalah/issue kesehatan masyarakat

mempengaruhi keluarga, individu dan kelompok.

C. Fungsi Keperawatan Kesehatan Komunitas

1. Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi

kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah

klien melalui asuhan keperawatan.

2. Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai dengan

kebutuhannya dibidang kesehatan.

3. Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan

masalah, komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran

serta masyarakat.

4. Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan

permasalahan atau kebutuhannya sehingga mendapatkan penanganan

dan pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat mempercepat

proses penyembuhan (Mubarak, 2006).

D. Proses Keperawatan Kesehatan Komunitas

Proses keperawatan adalah suatu kerangka dalam pelaksanaan

asuhan keperawatan yang berupa rangkaian kegiatan secara sistematis


11

sehingga masyarakat mampu secara mandiri dalam menghadapi masalah

kesehatannya. Adanya kesungguhan, kesesuaian, bersiklus, berfokus pada

klien, interaktif dan berorientasi pada komunitas, adalah elemenelemen

penting dalam asuhan keperawatan komunitas. Dalam melaksanakan

keperawatan kesehatan masyarakat, seorang perawat kesehatan komunitas

harus mampu memberi perhatian terhadap elemen-elemen yang telah

ditetapkan serta melakukan pada rangkaian kegiatan dalam proses

keperawatan yang berjalan secara berkesinambungan serta dinamis dalam

suatu siklus melalui tahap pengkajian, analisis data, diagnosa keperawatan,

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

E. Sasaran

Sasaran konsep keperawatan adalah individu, lingkungan, kesehatan

dan kelompok. Pada praktek yang berorientasi pada masyarakat, individu

biasanya adalah agregat, populasi, atau seluruh masyarakat. Lingkungan

meliputi: fisik, sosial dan politik di masyarakat tersebut. Kesehatan adalah

status kesehatan dari populasi, sedangkan keperawatan komunitas

meliputi: proses atau praktek yang digunakan untuk merawat masyarakat.

Selain itu adapula komponen filosofi yang berisi kepercayaan dan nilai-

nilai dalam masyarakat (Stanhope, M, 2004).

Sasaran dari perawatan kesehatan komunitas adalah individu,

keluarga, kelompok khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit yang

mempunyai masalah kesehatan atau perawatan (Effendy, 1998), sasaran

ini terdiri dari :


12

a. Individu

Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh

dari aspek biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada

individu sebagai klien, pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya

mencakup kebutuhan biologi, social, psikologi dan spiritual karena

adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurang

kemauan menuju kemandirian pasien/klien.

b. Keluarga

Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat

secara terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara

perorangan maupun secara bersama-sama, di dalam lingkungannya

sendiri atau masyarakat secara keseluruhan. Keluarga dalam fungsinya

mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia dapat dilihat pada

Hirarki Kebutuhan Dasar Maslow yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman

dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri.

c. Kelompok khusus

Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai

kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang

terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan.

d. Tingkat Komunitas

Pelayanan asuhan keperawatan berorientasi pada individu,

keluarga dilihat sebagai satu kesatuan dalam komunitas. Asuhan ini


13

diberikan untuk kelompok beresiko atau masyarakat wilayah binaan.

Pada tingkat komunitas, asuhan keperawatan komunitas diberikan

dengan mamandang komunitas sebagai klien.

F. Falsafah Keperawatan Kesehatan Komunitas

Kesehatan komunitas merupakan pelayanan yang memberikan

perhatian terhadap pengaruh lingkungan (bio, psiko, sosio, kultural,

spiritual) terhadap kesehatan masyarakat dan memberikan prioritas pada

strategi pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan.

G. Paradigma Keperawatan Kesehatan Komunitas

Paradigma keperawatan kesehatan komunitas secara umum dengan 4

(empat) komponen dasar yaitu: manusia, kesehatan lingkungan dan

keperawatan.

a. Manusia

Komunitas sebagai klien berarti sekumpulan individu/klien yang

berada pada lokasi atau batas geografis tertentu yang memiliki nilai-

nilai, keyakinan dan minat relatif sama serta adanya interaksi satu

sama lain untuk mencapai tujuan. Komunitas sebagai klien yang

dimaksud termasuk kelompok beresiko tinggi antara lain; daerah

terpencil, daerah rawan, daerah kumuh.

b. Kesehatan

Sehat adalah suatu kondisi terbebasnya dari gangguan pemenuhan

kebutuhan dasar klien/komunitas. Sehat merupakan keseimbangan

yang dinamis sebagai dampak dari keberhasilan mengatasi stressor.


14

c. Lingkungan

Semua faktor internal dan eksternal atau pengaruh disekitar klien,

yang bersifat biologis, psikologis, sosial cultural dan spiritual.

d. Keperawatan

Intervensi/tindakan yang bertujuan untuk menekan stressor atau

meningkatkan kemampuan klien/komunitas menghadapi stressor

melalui pencegahan primer, sekunder dan tersier.

H. Model Konseptual Yang Mendasari Praktik Keperawatan Komunitas

1. Konsep Community As Partner

Model Community As Partner merupakan model yang

dikembangkan dari teori Betty Neuman (1972) dengan fokus komunitas

sebagai mitra/partner dan proses keperawatan sebagai pendekatan. Model

ini menekankan partisipasi aktif masyarakat dalam meningkatkan dan

mencegah masalah kesehatan (Achjar, 2009). Pada awalnya Anderson dan

McFarlane (1996) menggunakan model “community as client”. Pada

tahun 2000 model disempurnakan menjadi “community as partner”.

Model konsep ini merupakan model konsep yang menggambarkan

aktivitas keperawatan, yang ditujukan kepada penekanan penurunan stress

dengan cara memperkuat garis pertahanan diri, baik yang bersifat

fleksibel, normal, maupun resisten dengan sasaran pelayanan adalah

komunitas (Anderson, 2004).


15

Gambar 2. 1 Sumber : Anderson Elizabeth & McFarlane (2004).

Anderson dan McFarlane (2004) menyatakan bahwa dengan

menggunakan model community as partner terdapat dua komponen utama

yaitu roda pengkajian komunitas dan proses keperawatan. Roda

pengkajian komunitas terdiri dari dua bagian utama yaitu inti dan delapan

(8) subsistem yang mengelilingi inti yang merupakan bagian dari

pengkajian keperawatan, sedangkan proses keperawatan terdiri dari

beberapa tahap mulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan,

implementasi dan evaluasi.

Model ini sebagai panduan proses keperawatan dalam pengkajian

komunitas, analisa, dan diagnosa, perencanaan, implementasi komunitas

yang terdiri dari tiga tingkatan pencegahan; primer, sekunder, tersier dan

program evaluasi (Stanhope, 2004).


16

Pengkajian

Gambar 2. 2 Model Community as Partner ( Anderson Elizabeth &

McFarlane, 2004).

Agregat klien dalam model community as partner ini meliputi

intrasistem dan ekstrasistim. Intrasistem terkait dengan model ini adalah

sekelompok orang-orang yang memiliki satu atau lebih karakteristik.

Agregat ekstrasistem meliputi delapan subsistem yaitu komunikasi,

transportasi dan keselamatan, ekonomi, pendidikan, politik dan

pemerintahan, layanan kesehatan dan sosial, lingkungan fisik dan rekreasi.

Delapan subsistem dipisahkan dengan garis putus-putus artinya sistem satu

dengan yang lainnya saling mempengaruhi. Di dalam komunitas ada lines

of resistance, merupakan mekanisme internal untuk bertahan dari stressor

(Anderson, 2004).
17

Fokus dari Model komunitas sebagai Klien adalah komunitas itu

sendiri. Pengkajian pada model ini berdasar pada core atau inti

menggambarkan masyarakat yang membentuk komunitas. Yang termasuk

kedalam core adalah demografi, nilai dan kepercayaan serta sejarah dari

masyarakat. Sebagai anggota masyarakat, penduduk setempat dipengaruhi

oleh delapan subsistem komunitasdan sebaliknya. Delapan subsistem ini

terdiri atas lingkungan, pendidikan, keamanan dan transportasi, politik dan

pemerintahan, pelayanan kesehatan dan sosial, komunikasi, ekonomi dan

rekreasi. Setelah data dianalisis, ditegakkan diagnosis berdasarkan tingkat

reaksi komunitas terhadap stresor. Fokus intervensi keperawatan yang

dilakukan berdasarkan perencanaan yang telah disusun, digunakan untuk

menurunkan stresor dengan memperkuat garis pertahanan. Ketiga garis

pertahanan tersebut akan dilalui oleh stresor manusia yang menyebabkan

ketidakseimbangan (Achjar, 2009).

Reaksi manusia terhadap stresor digambarkan melalui tiga garis

pertahanan (fleksibel, normal, dan resistan). Asuhan keperawatan yang

bertujuan mempertahankan keseimbangan berupa intervensi promosi

(intervensi primer) dilakukan apabila terdapat gangguan pada garis

pertahanan fleksibel guna meningkatkan kesehatan dan menyeimbangkan

garis pertahan normal. Intervensi yang bersifat prevensi (intervensi

sekunder) berupa deteksi dini adanya gangguan kesehatan dilakukan jika

terdapat gangguan pada garis pertahanan normal. Sementara itu, intervensi


18

kuratif dan rehabilitasi (intervensi tersier) dilakukan apabila terdapat

gangguan pada garis pertahanan resistan (Achjar, 2009).

Komunitas sebagai klien/partner berarti kelompok masyarakat

tersebut turut berperan serta secara aktif meningkatkan kesehatan,

mencegah dan mengatasi masalah kesehatannya.

I. Asuhan Keperawatan Kesehatan Komunitas

Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan keperawatan

yang bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontiniu, dan berkesinambungan

dalam rangka memecahkan masalah kesehatan klien, keluarga, kelompok serta

masyarakat melalui langkah-langkah seperti pengkajian, perencanaan,

implementasi, dan evaluasi keperawatan. (Wahyudi, 2010).

Asuhan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik maupun

mental, keterbatasan pengetahuan serta kurang kemauan menuju kepada

kemampuan melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri. Kegiatan ini

dilakukan dalam upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,

penyembuhan, pemulihan serta pemeliharaan kesehatan dengan penekanan

pada upaya pelayanan kesehatan utama (Primary Health care) untuk

memungkinkan setiap orang mencapai kemampuan hidup sehat dan produktif.

Kegiatan ini dilakukan sesuai dengan wewenang, tanggung jawab serta etika

profesi keperawatan (Riyadi, 2007).

Sesuai dengan fokus keperawatan komunitas maka asuhan keperawatan

ditujukan kepada masyarakat dan keluarga yang merupakan sub sistem

komunitas, dengan memperhatikan juga masalah individu yang merupakan


19

salah satu anggota keluarga. Dengan demikian dalam asuhan keperawatan

komunitas dikenal 2 jenis masalah atau diagnosa keperawatan, yaitu:

Diagnosa keperawatan komunitas dan diagnosa keperawatan keluarga,

rencana tindakan keperawatan terhadap keluarga merupakan bagian dari

intervensi komunitas.

1. Pengkajian

Pengkajian adalah upaya pengumpulan data secara lengkap dan

sistematis terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah

kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga atau

kelompok yang menyangkut permasalahan pada fisiologis, psikologis dan

sosial ekonomi maupun spiritual dapat ditentukan.

Pengkajian keperawatan komunitas merupakan suatu proses tindakan

untuk mengenal komunitas. Mengidentifikasi faktor positif dan negatif yang

berbenturan dengan masalah kesehatan dari masyarakat hingga sumber daya

yang dimiliki komunitas dengan tujuan merancang strategi promosi

kesehatan. Dalam tahap pengkajian ini terdapat lima kegiatan, yaitu:

a. Pengumpulan data

Tujuan pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh

informasi mengenai masalah kesehatan pada masyarakat sehingga dapat

ditentukam tindakan yang harus diambil untuk mengatasi masalah

tersebut yang menyangkut aspek fisik, psikologis, sosial ekonomi dan

spiritual serta faktor lingkungan yang mempengaruhinya. Kegiatan

pengkajian yang dilakukan dalam pengumpulan data meliputi:


20

1) Data inti

a) Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas

Riwayat terbentuknya sebuah komunitas (lama/baru).

Tanyakan pada orang-orang yang kompeten atau yang

mengetahui sejarah area atau daerah itu.

b) Data demografi

Karakteristik orang-orang yang ada di area atau daerah

tersebut, distribusi (jenis kelamin, usia, status perkawinan,

etnis), jumlah penduduk.

c) Vital statistik

Meliputi kelahiran, kematian, kesakitan dan penyebab utama

kematian atau kesakitan.

d) Nilai dan kepercayaan

Nilai yang dianut oleh masyarakat yang berkaitan dengan

kesehatan, kepercayaan-kepercayaan yang diyakini yang

berkaitan dengan kesehatan, kegiatan keagamaan di

masyarakat, kegiatan-kegiatan masyarakat yang mencerminkan

nilai-nilai kesehatan.

2) Subsistem

a) Lingkungan fisik

Catat lingkungan tentang mutu air, flora, perumahan, ruang,

area hijau, binatang, orang-orang, bangunan buatan manusia,

keindahan alam, air dan iklim.


21

b) Pelayanan kesehatan dan sosial

Catat apakah terdapat klinik, rumah sakit, profesi kesehatan

yang praktek, layanan kesehatan publik, pusat emergency,

rumah perawatan atau panti werda, fasilitas layanan sosial,

layanan kesehatan mental, dukun tradisional/pengobatan

alternatif.

c) Ekonomi

Catat apakah perkembangan ekonomi di wilayah komunitas

tersebut maju dengan pesat, industri, toko dan tempat-tempat

untuk pekerjaan, adakah pemberian bantuan sosial (makanan),

seberapa besar tingkat pengangguran, rata-rata pendapatan

keluarga, karakteristik pekerjaan.

d) Keamanan dan transportasi

Apa jenis transportasi publik dan pribadi yang tersedia di

wilayah komunitas, catat bagaimana orang-orang bepergian,

apakah terdapat trotoar atau jalur sepeda, apakah ada

transportasi yang memungkinkan untuk orang cacat. Jenis

layanan perlindungan apa yang ada di komunitas (misalnya:

pemadam kebakaran, polisi, dan lain-lain), apakah mutu udara

di monitor, apa saja jenis kegiatan yang sering terjadi, apakah

orang-orang merasa aman.


22

e) Politik dan pemerintahan

Catat apakah ada tanda aktivitas politik, apakah ada pengaruh

partai yang menonjol, bagaimana peraturan pemerintah

terdapat komunitas (misalnya: pemilihan kepala desa,

walikota, dewan kota), apakah orang-orang terlibat dalam

pembuatan keputusan dalam unit pemerintahan lokal mereka.

f) Komunikasi

Catat apakah orang-orang memiliki TV dan radio, apa saja

sarana komunikasi formal dan informal yang terdapat di

wilayah komunitas, apakah terdapat surat kabar yang terlihat di

stan atau kios, apakah ada tempat yang biasanya digunakan

untuk berkumpul.

g) Pendidikan

Catat apa saja sekolah-sekolah dalam area beserta kondisi,

pendidikan lokal, reputasi, tingkat drop-out, aktifitas-aktifitas

ekstrakurikuler, layanan kesehatan sekolah, dan tingkat

pendidikan masyarakat.

h) Rekreasi

Catat dimana anak-anak bermain, apa saja bentuk rekreasi

utama, siapa yang berpartisipasi, fasilitas untuk rekreasi dan

kebiasaan masyarakat menggunakan waktu senggang.

b. Jenis data

Jenis data secara umum dapat diperoleh dari


23

1) Data subjektif: yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau

masalah yang dirasakan oleh individu, keluarga, kelompok dan

komunitas, yang diungkapkan secara langsung melalui lisan.

2) Data objektif: data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan,

pengamatan dan pengukuran.

c. Sumber data

1) Data primer: data yang dikumpulakn oleh pengkaji dalam hal ini

mahasiswa atau perawat kesehatan masyarakat dari individu,

keluarga, kelompok dan komunitas berdasarkan hasil

pemeriksaan atau pengkajian.

2) Data sekunder: data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat

dipercaya, misalnya: kelurahan, catatan riwayat kesejatan pasien

atau medical record. (Wahit, 2005).

d. Cara pengumpulan data

1) Wawancara atau anamnesa

2) Pengamatan

3) Pemeriksaan fisik

4) Winshield survey

e. Pengolahan data

1) Klasifikasi data atau kategorisasi data

2) Perhitungan presentase cakupan dengan menggunakan tally

3) Tabulasi data
24

f. Interpretasi data analisis data

Tujuan analisis data:

1) Menetapkan kebutuhan komuniti

2) Menetapkan kekuatan

3) Mengidentifikasi pola respon komuniti

4) Mengidentifikasi kecenderungan penggunaan pelayanan

kesehatan.

g. Penentuan masalah atau perumusan masalah kesehatan

h. Prioritas masalah

Prioritas masalah kesehatan masyarakat dan keperawatan perlu

mempertimbangkan berbagai faktor sebagai kriteria:

1) Perhatian masyarakat

2) Prevalensi kejadian

3) Berat ringannya masalah

4) Kemungkinan masalah untuk diatasi

5) Tersedianya sumber daya masyarakat

6) Aspek politis.

2. Diagnosa keperawatan

Diagnosis keperawatan adalah respon individu pada masalah

kesehatan baik yang aktual maupun potensial. Masalah aktual adalah

masalah yang diperoleh pada saat pengkajian, sedangkan masalah

potensial adalah masalah yang mungkin timbul kemudian. American

Nurses Of Association (ANA). Dengan demikian diagnosis


25

keperawatan adalah suatu pernyataan yang jelas, padat dan pasti tentang

status dan masalah kesehatan pasien yang dapat diatasi dengan tindakan

keperawatan.

3. Perencanaan

a. Tahapan pengembangan masyarakat

Persiapan, penentuan prioritas daerah, pengorganisasian,

pembentukan pokjakes (kelompok kerja kesehatan)

b. Tahap diklat

c. Tahap kepemimpinan

Koordinasi intersektoral, akhir, supervisi atau kunjungan bertahap.

4. Pelaksanaan/Implementasi

Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang

dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status

kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan yang lebih baik yang

menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Gordon, 1994; dalam

Potter & Perry, 1997).

Ukuran intervensi keperawatan yang diberikan kepada klien

terkait dengan dukungan, pengobatan, tindakan untuk memperbaiki

kondisi, pendidikan untuk klien-keluarga, atau tindakan untuk

mencegah masalah kesehatan yang muncul dikemudian hari.

Menurut Craven dan Hirnle (2000) secara garis besar terdapat

tiga kategori dari implementasi keperawatan, antara lain:


26

a. Cognitive implementations, meliputi pengajaran/pendidikan,

menghubungkan tingkat pengetahuan klien dengan kegiatan hidup

sehari-hari, membuat strategi untuk klien dengan disfungsi

komunikasi, memberikan umpan balik, mengawasi tim keperawatan,

mengawasi penampilan klien dan keluarga, serta menciptakan

lingkungan sesuai kebutuhan dan lain-lain.

b. Interpersonal implementations, meliputi koordinasi kegiatan-

kegiatan, meningkatkan pelayanan, menciptakan komunikasi

terapeutik, menetapkan jadwal personal, pengungkapan perasaan,

memberikan dukungan spiritual, bertindak sebagai advokasi klien,

role model dan lain-lain.

c. Technical implementations, meliputi pemberian perawatan

kebersihan kulit, melakukan aktivitas rutin keperawatan,

menemukan perubahan dari data dasar klien, mengorganisir respon

klien yang abnormal, melakukan tindakan keperawatan mandiri,

kolaborasi, dan rujukan dan lain-lain.

5. Evaluasi atau penilaian

Menurut Ziegler, Voughan-Wrobel, & Erlen (1986) dalam

Craven & Hirnle (2000), evaluasi terbagi menjadi tiga jenis, yaitu:

a. Evaluasi struktur

Evaluasi struktur difokuskan pada kelengkapan tata cara atau

keadaan sekeliling tempat pelayanan keperawatan diberikan. Aspek

lingkungan secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi


27

dalam pemberian pelayanan. Persediaan perlengkapan, fasilitas fisik,

rasio perawat-klien, dukungan administrasi, pemeliharaan dan

pengembangan kompetensi stafkeperawatan dalam area yang

diinginkan

b. Evaluasi proses

Evaluasi proses berfokus pada penampilan kerja perawat dan apakah

perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan merasa cocok,

tanpa tekanan, dan sesuai wewenang. Area yang menjadi perhatian

pada evaluasi proses mencakup jenis informasi yang didapat pada

saat wawancara dan pemeriksaan fisik, validasi dari perumusan

diagnosa keperawatan dan kemampuan tehnikal perawat.

c. Evaluasi hasil

Evaluasi hasil berfokus pada respons dan fungsi klien. Respons

prilaku klien merupakan pengaruh dari intervensi keperawatan dan

akan terlihat pada pencapaian tujuan dan kriteria hasil.

Anda mungkin juga menyukai