BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunitas merupakan kelompok sosial yang ditentukan oleh bata-batas
wilayah,nilai-nilai keyakinan dan minat yang sama, serta adanya saling mengenal dan
interaksi antara anggota masyarakat yang satu dengan yang lainya (Word Health
Organization, 1974).
Pembangunan kesehatan kabupaten Kampar secara umum bertujuan untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan indikator meningkatnya kualitas
sumber daya manusia, meningkatnya kualitas hidup masyarakat, memperpanjang umur
harapan hidup, meningkatnya kesejahteraan keluarga, dan meningkatnya kesadaran
masyarakat untuk hidup sehat. Pelaksanaan pembangunan kesehatan ada upaya yang
dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya (Profil Dinkes Kampar, 2013).
Keperawatan kesehatan komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang
ditujukan kepada masyarakat dengan pendekatan pada kelompok resiko tinggi dalam
upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan
peningkatan kesehatan dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan pelaksanaan dan
evaluasi pelayanan keperawatan (Logan dan Darkwin, 2005).
Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dan pelayanan kesehatan yang
dilaksanakan baik dirumah sakit, puskesmas, keluarga maupun masyarakat. Pelayanan
keperawatan yang dilaksanakan di masyarakat atau komunitas merupakan bidang khusus
dalam ilmu keperawatan. Perawatan komunitas adalah suatu bidang dalam keperawatan
yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan
dukungan peran aktif masyarakat. Peran serta masyarakat itu diartikan sebagai suatu
proses dimana individu, keluarga dan masyarakat bertanggung jawab atas kesehatan
sendiri berdasarkan azas kebersamaan dan kemandirian.
Dalam rangka mewujudkan kesehatan masyarakat yang optimal maka dibutuhkan
perawatan kesehatan masyarakat dimana perawatan masyarakat itu sendiri adalah bidang
khusus ilmu keperawatan yang merupakan perpaduan antara kesehatan masyarakat yang
didukung peran serta masyarakat dan mengutamakan pelayanan promotif dan preventif
2
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menyajikan hasil kegiatan program profesi keperawatan komunitas oleh
mahasiswa program ners ilmu keperawatan STIKes Tengku Maharatu Pekanbaru
kepada masyarakat RW 04 Desa Pandau Jaya di kampung bendungan Kecamatan
Siak Hulu Kabupaten Kampar.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi data yang diperlukan dari RW 04
b. Mengumpulkan data dengan menggunakan metode atau strategi yang sesuai
c. Menganalisa data yang diperlukan memalui RT, RW, Puskesmas kader dan
masyarakat RW 04
d. Menentukan masalah kesehatan dan masalah keperawatan
e. Menetapkan prioritas kebutuhan kesehatan dan masalah keperawatan berdasarkan
kriteria
f. Melaksanakan rencana keperawatan
g. Melakukan evaluasi keperawatan
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Mahasiswa
Bagi mahasiswa dapat dijadikan ilmu tambahan dan pengalaman serta
menambah wawasan bagi mahasiswa tentang praktek komunitas dan keluarga
STIKes Tengku Maharatu Pekanbaru.
2. Bagi Masyarakat
Bagi masyarakat diharapkan laporan hasil kegiatan ini dapat dijadikan pedoman
dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan untuk mengatasi masalah kesehatan di RW 04
Desa Pandau Jaya dikampung bendungan Kecamatan Siak Hulu serta dapat
menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang arti pentingnya kesehatan secara
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Bagi institusi pendidikan diharapkan laporan hasil kegiatan ini menjadi bahan
perbandingan untuk profesi berikutnya dan menjadi bahan evaluasi terhadap program
atau kurikulum keperawatan komunitas yang telah di tetapkan.
4
BAB II
TINJAUAN TEORI
Perawatan komunitas adalah perawatan yang diberian dari luar suatu institusi yang
berfokus pada masyarakat atau individu dan keluarga (Elisabeth, 2007).
a. Prinsip Perawatan Kesehatan Masyarakat
Pada perawatan kesehatan masyarakat harus mempertimbangkan beberapa
prinsip, yaitu:
1) Kemanfaatan
Semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan manfaat yang
besar bagi komunitas. Intervensi atau pelaksanaan yang dilakukan harus
memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi komunitas, artinya ada
keseimbangan antara manfaat dan kerugian (Mubarak, 2005).
2) Kerjasama
Kerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat berkelanjutan
serta melakukan kerja sama lintas program dan lintas sektoral (Riyadi, 2007).
3) Secara langsung
Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan intervensi, klien
dan lingkunganya termasuk lingkungan sosial, ekonomi serta fisik mempunyai
tujuan utama peningkatan kesehatan (Riyadi, 2007).
4) Keadilan
Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas dari
komunitas itu sendiri. Dalam pengertian melakukan upaya atau tindakan sesuai
dengan kemampuan atau kapasitas komunitas (Mubarak, 2005).
5) Otonomi
Klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau melaksanakan
beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang ada
(Mubarak, 2005).
b. Tujuan Keperawatan Kesehatan Komunitas
Keperawatan komunitas merupakan suatu bentuk pelayanan kesehatan yang
dilakukan sebagai upaya dalam pencegahan dan peningkatan derajat kesehatan
masyarakat melalui pelayanan keperawatan langsung (direction) terhadap individu,
keluarga dan kelompok didalam konteks komunitas serta perhatian langsung
terhadap kesehatan seluruh masyarakat danmempertimbangkan masalah atau isu
8
4) Pemberdayaan (Empowerment)
Konsep pemberdayaan dapat dimaknai secara sederhana sebagai proses
pemberian kekuatan atau dorongan sehingga membentuk interaksi transformatif
kepada masyarakat, antara lain: adanya dukungan, pemberdayaan, kekuatan ide
baru, dan kekuatan mandiri untuk membentuk pengetahuan baru (Elisabeth,
2007).
Perawat komunitas perlu memberikan dorongan atau pemberdayaan
kepada masyarakat agar muncul partisipasi aktif masyarakat. Membangun
kesehatan masyarakat tidak terlepas dari upaya-upaya untuk meningkatkan
kapasitas, kepemimpinan dan partisipasi masyarakat (Elisabeth, 2007).
10
kesiapan untuk belajar. Selama perencanaan perawat membuat tujuan khusus dan
strategi pengajaran. Selama pelaksanaan perawat menerapkan strategi pengajaran
dan selama evaluasi perawat menilai hasil yang telah didapat (Mubarak, 2005).
c. Role Model
Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh yang baik
dalam bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
tentang bagaimana tata cara hidup sehat yang dapat ditiru dan dicontoh oleh
masyarakat.
d. Advokasi (Advocate)
Pembelaan dapat diberikan kepada individu, kelompok atau tingkat
komunitas. Pada tingkat keluarga, perawat dapat menjalankan fungsinya melalui
pelayanan sosial yang ada dalam masyarakat. Seorang pembela klien adalah
pembela dari hak-hak klien. Pembelaan termasuk di dalamnya peningkatan apa
yang terbaik untuk klien, memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi
hak-hak klien (Mubarak, 2005).
Tugas perawat sebagai pembela klien adalah bertanggung jawab membantu
klien dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi
pelayanan dan dalam memberikan informasi hal lain yang diperlukan untuk
mengambil persetujuan (Informed Concent) atas tindakan keperawatan yang
diberikan kepadanya. Tugas yang lain adalah mempertahankan dan melindungi
hak-hak klien, harus dilakukan karena klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit
akan berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan (Mubarak, 2005).
b. Upaya Preventif
Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan
terhadap kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat melalui kegiatan:
1) Imunisasi massal terhadap bayi, balita serta ibu hamil
2) Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu, puskesmas maupun
kunjungan rumah
3) Pemberian vitamin A dan yodium melalui posyandu, puskesmas ataupun di
rumah
4) Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui.
18
c. Upaya Kuratif
Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota-anggota keluarga,
kelompok dan masyarakat yang menderita penyakit atau masalah kesehatan,
melalui kegiatan:
1) Perawatan orang sakit di rumah (home nursing)
2) Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari puskesmas dan
rumah sakit
3) Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin dan nifas
4) Perawatan payudara
5) Perawatan tali pusat bayi baru lahir
d. Upaya Rehabilitatif
Upaya rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita-
penderita yang dirawat di rumah, maupun terhadap kelompok-kelompok tertentu
yang menderita penyakit yang sama, misalnya kusta, TBC, cacat fisik dan lainnya.,
dilakukan melalui kegiatan:
1) Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti penderita kusta, patah
tulang maupun kelainan bawaan
2) Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit tertentu,
misalnya TBC, latihan nafas dan batuk, penderita stroke: fisioterapi manual
yang mungkin dilakukan oleh perawat
e. Upaya Resosialitatif
Upaya resosialitatif adalah upaya mengembalikan individu, keluarga dan kelompok
khusus ke dalam pergaulan masyarakat, diantaranya adalah kelompok-kelompok
yang diasingkan oleh masyarakat karena menderita suatu penyakit, misalnya kusta,
AIDS, atau kelompok-kelompok masyarakat khusus seperti Wanita Tuna Susila
(WTS), tuna wisma dan lain-lain. Di samping itu, upaya resosialisasi meyakinkan
masyarakat untuk dapat menerima kembali kelompok yang mempunyai masalah
kesehatan tersebut dan menjelaskan secara benar masalah kesehatan yang mereka
derita. Hal ini tentunya membutuhkan penjelasan dengan pengertian atau batasan-
batasan yang jelas dan dapat dimengerti.
7. Konsep Masalah Kesehatan Komunitas
a. Kesehatan Lingkungan
Lingkungan dapat didefinisikan sebagai tempat pemukiman dengan segala
sesuatunya dimana organisme hidup beserta segala keadaan dan kondisi yang
19
pengkajian yang dapat digunakan adalah “Betty Neuman”. Pada model ini terdapat 8
komponen yang harus dikaji, ditambah dengan data inti dari masyarakat itu sendiri
(community core).
a. Community Core (data inti)
1) Histori dari komunitas, kaji sejarah perkembangan komunitas.
2) Data demografi: umur, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, ras, tipe keluarga,
status perkawinan.
3) Vital statistik: angka kelahiran, angka kematian, angka kesakitan.
4) Agama, nilai-nilai, keyakinan serta riwayat timbulnya kelompok atau
komunitas.
b. Delapan subsistem yang mempengaruhi komunitas (Betty Neuman) :
1) Lingkungan fisik: perumahan yang dihuni oleh penduduk, bagaimana
penerangannya, sirkulasi dan kepadatan penduduk.
2) Pendidikan: Apakah ada sarana pendidikan yang dapat digunakan untuk
meningkatkan pengetahuan. Status pendidikan (lama sekolah, jenis sekolah,
bahasa), fasilitas pendidikan (SD, SMP, dll) baik di dalam maupun di luar
komunitas.
3) Keamanan dan transportasi: Bagaimana keselamatan dan keamanan di
lingkungan tempat tinggal, apakah tidak menimbulkan stress. Transportasi apa
yang tersedia di komunitas.
4) Politik dan kebijakan pemerintah terkait dengan kesehatan: Apakah cukup
menunjang sehingga memudahkan komunitas mendapat pelayanan di berbagai
bidang termasuk kesehatan, jenjang pemerintahan, kebijakan depkes.
5) Pelayanan kesehatan yang tersedia, untuk melakukan deteksi dini gangguan atau
merawat atau memantau apabila gangguan sudah terjadi.
6) Sistem komunikasi: Sarana komunikasi apa saja yang dapat dimanfaatkan di
komunitas tersebut untuk meningkatkan pengetahuan terkait dengan gangguan
penyakit. Misalnya televisi, radio, koran atau leaflet yang diberikan kepada
komunitas.
7) Sistem ekonomi: Tingkat sosial ekonomi komunitas secara keseluruhan apakah
sesuai dengan UMR (Upah Minimum Regional), dibawah UMR atau diatas
UMR sehingga upaya pelayanan kesehatan yang ditujukan pada anjuran dapat
dilaksanakan, misalnya anjuran untuk konsumsi jenis makanan sesuai status
ekonomi tersebut.
23
8) Rekreasi: Apakah tersedia sarananya, kapan saja dibuka, dan apakah biayanya
terjangkau oleh komunitas. Rekreasi ini hendaknya dapat digunakan komunitas
untuk membantu mengurangi stressor.
c. Status kesehatan komunitas
Status kesehatan komunitas dapat dilihat dari biostatistik dan vital statistic,
antara lain angka mortalitas, angka morbiditas, IMR, MMR, serta cakupan
imunisasi.Pengkajian atau tahap pengkosepan adalah mengidentifikasi masalah
masalah yang terdapat dalam suatu wilayah dapat berupa wawancara, observasi
dan penyebaran questioner. Dalam tahap pengkajian ini terdapat 5 kegiatan yaitu :
pengumpulan data, pengolahan data, analisa data, rumusan atau penentuan masalah
kesehatan masyarakat dan prioritas masalah (Mubarak, 2005)
Pengkajian tersebut mencakup :
1) Individu
Adalah bagian dari keluarga yang mempunyai satu sama lainnya, dan
mempunyai peran masing-masing. Individu mempunyai pola pertahanan dan
koping dalam menghadapi satu masalah.
2) Keluarga
Pengkajian yang perlu dilakukan adalah struktur dan karakteristik keluarga,
sosial budaya, lingkungan, riwayat kesehatan dan Dpemeriksaan fisik.
3) Komunitas
Core = Inti = Komunitas
Tabel 2.1
Data Pengkajian Keperawatan Komunitas
b) Persepsi perawat
Pertanyan umum tentang kondisi kesehatan dari masyarakat apa yang
menjadi kekuatan, apakah masalahnya atau potensial masalah yang dapat
identifikasi.
2. Pengumpulan data
26
e. Tindakan Keperawatan
Perawat kesehatan masyarakat harus yakin dan percaya atas kemampuannya dan
bertindak dengan sikap optimis bahwa asuhan keperawatan yang diberikan akan
tercapai. Dalam melaksanakan implementasi yang menjadi fokus adalah : program
kesehatan komunitas dengan strategi : komunitas organisasi dan partnership in
community (model for nursing partnership) (Mubarak, 2009).
31
b. Menilai efektifitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian sampai dengan
pelaksanaan.
c. Hasil penilaian keperawatan digunakan sebagai bahan perencanaan selanjutnya
apabila masalah belum teratasi.
d. Perlu dipahami bersama oleh perawat kesehatan masyarakat bahwa evaluasi
dilakukan dengan melihat respon komunitas terhadap implementasi yang telah
dilakukan.
Sedangkan fokus dari evaluasi pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas
meliputi :
a. Relevansi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan target pelaksanaan
b. Perkembangan atau kemajuan proses : kesesuaian dengan perencanaan, peran staf
atau pelaksana tindakan, fasilitas dan jumlah peserta.
c. Efisiensi biaya : Bagaimanakah pencarian sumber dana dan penggunaannya serta
keuntungan program.
d. Efektifitas kerja : Apakah tujuan tercapai dan apakah klien atau masyarakat puas
terhadap tindakan yang dilaksanakan.
e. Dampak : Apakah status kesehatan meningkat setelah dilaksanakan tindakan, apa
perubahan yang terjadi dalam 6 bulan atau 1 tahun.
1) Tujuan jangka panjang
Perubahan perilaku masyarakat:
a) Status kesehatan meningkat
b) Masalah teratasi
2) Tujuan jangka pendek
Setelah 6 minggu tindakan:
a) 50 % warga masyarakat mendapat informasi tentang masalah kesehatan
yang ada
b) 50 % kader mampu memberikan penyuluhan
c) Jumlah kader terlatih bertamb
BAB III
HASIL PENDATAAN
A. Pengkajian
1. Wawancara
33
Desa Pandau Jaya merupakan salah satu desa yang terdapat di Kabupaten
Kampar, merupakan bagian dari Pemerintahan Kecamatan Siak Hulu.Kecamatan
Siak Hulu terdiri dari : Tanah Merah dan Pandau Jaya.
Desa Pandau Jaya dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala
Daerah Pada Tahun 1999 Tentang Pengesahan Desa Tanah Merah dan Desa
Pandau Jaya. Desa Pandau Jaya mempunyai luas wilayah Pemerintahan seluas 15
km yang terdiri dari empat dusun antara lain.
Dusun I : Pandau Makmur
Dusun II : Pandau Jaya
Jarak antara Desa Pandau Jaya dengan Pemerintahan Ibukota Kecamatan lebih
kurang 30 km, sedangkan dengan Pemerintahan Ibukota Kabupaten lebih dari
kurang 72 km, kemudian jarak dari ibukota Provinsi lebih kurang 16 km. Adapun
batas wilayah Pandau Jaya sebagai berikut :
Sebelah Utara desa tanah merah
Sebelah Selatan lubuk siam tanjung balam
Sebelah Barat Bersebelahan dengan Desa Baru
Sebelah Timur Kota Pekanbaru
Setelah dilakukan pendataan yang dilakukan dari tanggal 21 desember 2018
didapatkan distribusi jenis kelamin yang ditampilkan dalam diagram dibawah ini.
a. Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil yang didapatkan dari kuesioner, terdapat kategori jenis
kelamin, adalah sebagai berikut :
Diagram 3.1
Distribusi Jenis Kelamin
35
Diagram 3.3
Distribusi Pendidikan
Diagram 3.4
Distribusi Keadaan Kondisi Pembuangan Air Limbah/Got
37
2. Presepsi perawat
Dari hasil wawancara dengan beberapa petugas kesehatan tidak ada
masalah di wilayah RW 04, kesadaran masyarakat juga sangat tinggi terhadap
39
kondisi kesehatannya, hanya saja masih ada sebagian kecil masyarakat yang
belum proaktif sehingga memerlukan pendidikan kesehatan mengenai
pentingnya memeriksakan kondisi kesehatannya.
h. Jaminan Kesehatan
Jaminan kesehatan merupakan suatu program dimana seseorang yang ikut
serta mendapat jaminan kesehatan ketika dia berobat kerumah sakit ataupun
fasilitas kesehatan yang terkait sehingga dia tidak perlu mengeluarkan biaya
apabila memiliki jaminan kesehatan ini. Kepemilikan jaminan kesehatan ini
tergambar dari diagram dibawah ini.
Diagram 3.6
Distribusi Jaminan Kesehatan di Wilayah RW 04
Dari diagram di atas diketahui bahwa jumlah perokok aktif yang ada di
wilayah RW 04 berdasarkan jumlah responden 71,1% dan yang tidak perokok
sebesar 28,9%.
5. Penyakit
a) Penyakit Kronis
Berdasarkan hasil pengolahan pada kuesioner, didapatkan penyakit kronis yang
ada pada masyarakat RW 04, adalah sebagai berikut:
Diagram 3.8
Distribusi Penyakit Kronis
25,6%, Diabetes Mellitus sebesar 4,4%, Reumatik sebesar 3,3 dan lain lain sebesar
12,2%.
6. Penggunaan KB
Berdasarkan hasil pengolahan pada kuesioner, didapatkan KB yang ada pada
masyarakat RW 04, adalah sebagai berikut :
Diagram 3.9
Distribusi Pengguna KB di RW 04
Diagram 3.10
Distribusi jumlah PUS di RW 04 2018
42
PUS
November
Desember
Berdasarkan diagram diatas diketahui bahwa jarak sumber air bersih dengan
septic tank paling banyak <10 meter sebanyak 60.0% sedangkan >10 meter
sebanyak 40,0%.
9. Tempat Pembuangan Sampah
Tempat pembuangan sampah adalah tempat untuk menimbun sampah dan
merupakan tempat yang digunakan oleh produsen. Berdasarkan hasil observasi
dilapangan menemukan bahwa sampah dari rumah tangga diangkut oleh petugas
kebersihan setiap hari sekali, namun disebagian tempat disekitar RW 04 masih
terdapat sampah yang bertumpik dan dibiarkan berserakan di tepi jalan, hal ini
menurut warga disebabkan karena di wilayah mereka tidak ada tempat
penampungan atau pembuangan sampah akhir (TPA)
Gambar 3.1
Sampah berserakan di tepi jalan RW 04
menutupi selokan/got
C. Prioritas Masalah
Dalam suatu komunitas, terkadang ditemukan beberapa masalah keperawatan yang
di angkat. Untuk menentukan masalah mana yang terlebih dahulu diatasi, perlu dilakukan
penentuan prioritas masalah dengan memperhatikan kriteria penafsiran. Kriteria penafsiran
menurut Mueke (1988) terdiri dari:
a. Resiko terjadi
b. Resiko parah
c. Potensi untuk pendidikan kesehatan
d. Minat masyarakat
e. Kemungkinan diatasi
f. Sesuai dengan Program Pemerintah
g. Tempat
h. Waktu
i. Dana
j. Fasilitas kesehatan
k. Sumber daya
Jumlah skor untuk masing-masing kriteria antara rentang 1-5 dengan skala 0 paling
rendah dan 5 paling tinggi.
Tabel 3.2
Skoring Diagnosa Komunitas
Keterangan : Keterangan :
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Tahap Persiapan
Praktik profesi keperawatan komunitas, keluarga merupakan kegiatan yang
berorientasi pada kesehatan masyarakat. Tahap persiapan yang dilalui oleh mahasiswa
meliputi administrasi, persiapan lokasi praktik lapangan, izin pemakaian lokasi praktik
lapangan, izin dan koordinasi dari pihak Kelurahan, puskesmas dan pihak kelurahan,
pembuatan kuesioner Winshield Survey untuk pendataan serta acara pembukaan sekaligus
serah terima mahasiswa dengan pihak Kelurahan Teluk Pinang Kecamatan Gaung Anak
Serka
Setelah lahan praktik ditinjau, mahasiswa mulai melakukan Winshield Survey yaitu
melihat secara garis besar situasi dan keadaan Wilayah RT 02 yang berkoordinasi dengan
pihak RW 03. Hal ini sesuai dengan teori yang didapat dimana sebelum melakukan
kegiatan terlebih dahulu harus mengetahui bagaimana keadaan lingkungan, kemudian
melibatkan orang-orang yang cocok serta membuat komitmen untuk bekerjasama
( Stanhope, 2002).
Persiapan masyarakat dilakukan untuk mengetahui secara langsung karakteristik
wilayah daerah binaan. Kegiatan dalam perencanaan ini antara lain dengan mencari
informasi kebagian informasi. Sumber informasi yang digunakan adalah Bapak Camat
KelurahanTeluk Pinang, Puskesmas Teluk Pinang, Ketua RT dan RW, kader dan tokoh
masyarakat. Dari sumber-sumber tersebut mahasiswa mendapat hasil tentang gambaran
umum Wilayah RW 03 RT 02 Kelurahan Teluk Pinang, berkaitan dengan luasnya wilayah
binaan kelancaran dalam teknis pelaksanaan parktik keperawatan komunitas memerlukan
upaya pendekatan oleh mahasiswa terhadap Ketua RT yang berada di RW 03, Kader, dan
tokoh masyarakat, serta tokoh agama untuk membina dan mempertahankan hubungan
saling percaya dan dapat menjadi motor penggerak dalam kegiatan penyelesaian masalah
49
cara wawancara dan observasi setelah data terkumpul, lalu dilakukan tabulasi data yang
meliputi pengelompokan data sesuai dengan kriteria pertanyaan kuesioner sehingga
tersusun. Langkah selanjutnya adalah melakukan pengolahan data, kemudian melakukan
perumusan masalah, dan menyusun rencana kegiatan (POA) bersama masyarakat pada
saat Musyawarah Masyarakat Desa I (MMD I) pada tanggal 01 April 2023
Pada saat penyebaran kuesioner, metode yang digunakan oleh mahasiswa adalah
stratified randem sampling, dimana tiap RT yang ada di RW 03 memiliki persentase
jumlah sampel yang berbeda rumus yang digunakan adalah
N
n= 2
1+ N (d )
(Hidayat, 2007)
1. Faktor pendukung
a. Mayoritas masyarakat berpartisifasi aktif dalam memberikan informasi selama
pengumpulan data.
b. Adanya dukungan positif dari aparat Kelurahan (Bapak Camat, Ketua RW, Ketua
RT) Tokoh masyarakat yang kooperatif, dan tokoh agama di RW 03 Kelurahan
Teluk Pinang.
c. Tersedianya alat pengumpulan data berupa koesioner yang dirancang oleh
mahasiswa berdasarkan winsheild survey.
2. Faktor penghambat
b. Adanya kendala yang ditemukan mahasiswa antara lain kesulitan menemui warga
pada pagi hari dan siang hari warga bekerja, dan pada malam hari warga gunakan
untuk beristirahat, adanya warga tidak berada ditempat saat pendataan.
c. Minoritas masyarakat masih beranggapan bahwa pelaksanaan kegiatan
sepenuhnya tanggung jawab mahasiswa.
51
2. Faktor penghambatan
a) Kurang tersedianya dana untuk melaksanakan kegiatan yang direncanakan
b) Adanya kesibukan yang berbeda-beda dari masing-masing keluarga sehingga
membuat pelaksanaan kegiatan terkadang menjadi terlambat dari waktu yang
telah direncanakan
3. Rencana tindak lanjut
a. Pihak desa/Kelurahan diharapkan dapat mendukung dalam setiap kegiatan yang
dilakukan oleh mahasiswa praktik profesi dan tenaga kesehatan yang ada di
Wilayah RW 03 RT 02 Kelurahan Teluk Pinang
b. Pihak puskesmas sebagai pemberi pelayanan kesehatan diharapkan lebih
memperhatikan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat agar masalah
kesehatan yang ada dapat diatasi dengan segera
c. Pihak RT dan RW mampu bekerja sama dalam mempertahankan status kesehatan
masyarakat yang optimal dan tanggap terhadap masalah kesehatan yang terjadi
dilingkungan sekitarnya
d. Pihak RW 03 RT 02 dan Kader diharapkan bisa menjalankan fungsinya sebagai
wadah untuk memandirikan masyarakat dalam mengenal masalah kesehatan dan
mempertahankan status kesehatan masyarakat yang optimal.
e. Mahasiswa mampu menyiasati waktu dalam melaksanakan kegiatan yang
direncanakan
a. Intervensi
1) Melakukan penyuluhan mengenai Asam urat
2) Penyebaran lifleat tentang Asam urat dengan menggunakan strategi
pendidikan kesehatan.
3) Mengadakan pemeriksaan Asam urat secara geratis
3. Faktor pendukung
a. Sebagian besar warga sudah mempunyai kegiatan yang terjadwal sehingga dapat
digunakan untuk tempat memberikan penyuluha kegiatan
b. Antusias warga yang baik untuk melakukan kegiatan kebersihan lingkungan dapat
mempermudah proses perencanaan kegiatan
c. Jadwal kegiatan posyandu yang ada dapat mempermudah dalam menentukan
waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan yang ada akan dilakukan
d. Pengetahuan mahasiswa dalam menyusun rencana keperawatan dan POA.
e. Dukungan dan lintas program dan lintas sektoral dalam pelaksanaan kegiatan
f. Dukungan dari aparat desa/Kelurahan (kepala desa/Lurah, ketu RW, ketua RT).
Tokoh masyarakat, dan tokoh agama di RW 03 RT 02 Kelurahan Teluk Pinang
g. Penyusunan rencana kegiatan berdasarkan kesepakatan antara masyarakat dengan
mahasiswa.
h. Adanya tenaga kesehatan, kader, lintas program dan lintas sektoral yang membantu
dalam pelaksanaan kegiatan
4. Faktor penghambat
a. Masih kurangnya pengetahuan masyarakat dalam menyusun rencana tindakan.
b. Kurangnya dana yang dimiliki oleh mahasiswa dan masyarakat sehingga
mengancam pelaksanaan kegiatan yang akan dilaksanakan.
c. Kelompok masyarakat tertentu dan pihak terkait seperti puskesmas yang ada
diharapkan memahami masalah kesehatan yang ada di RW 03 RT 02 yang kurang
koordinasi tentang program yang akan dilaksanakan
d. Kurangnya pemahaman warga tentang kegiatan yang akan dilaksanakan membuat
warga kurang termotifasi untuk menyampaikan pendapat tentang rencana yang
akan dilakukan.
55
E. Implementasi
Setelah disusun perencanaan yang telah disepakati oleh masyarakat maka
dilakukan tahapan implementasi dari rencana tersebut. Pelaksanaan kegiatan tahap ini
dilakukan selama lebih kurang lima minggu ke depan partisipasi masyarakat. Menurut
Mc Farley & Anderson(2006), bahwa dalam melakukan suatu tindakan perlu adanya
perurusan strategi kegiatan serta bagaimana tindakan yang dilakukan untuk mencapai
suatu tujuan. Strategi yang digunakan yaitu promosi kesehatan, pelayanan kesehatan,
pemberdayaan masyarakat dan kelompok kerja.
Berikut ini akan diuraikan faktor pendukung, faktor penghambat, dan rencana
tindak lanjut dari setiap diagnosa keperawatan yang telah dilakukan implementasi dalam
upaya menyelesaikan masalah yang telah ditemukan di masyarakat, yaitu:
1. Resiko peningkatan Tekanan darah pada masyarakat RW 03 RT 02 berhubungan
dengan kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai Hipertensi.
a. Kegiatan yang telah dilakukan
1) Penyuluhan mengenai Hipertensi dan Asam urat
Kegiatan penyuluhan kesehatan tentang Hipertensi dan Asam urat
dilaksanakan di Rumah Ketua RT pada hari Sabtu 18 Maret 2023 pukul
09.00 WIB dengan menggunakan strategi pendidikan kesehatan dengan
media leafleat kegiatan ini dihadiri kurang lebih 54 orang peserta. Adapun
tujuan pelaksanaan kegiatan ini adalah setelah diberikan penyuluhan
kesehatan tentang Hipertensi dan Asam urat diharapkan masyarakat mampu
memahami tentang penyakit Hipertensi dan Asam urat.
b. Faktor pendukung
1) Tingginya antusias dan partisipasi masyarakat dalam mengikuti kegiatan
yang diadakan oleh mahasiswa dan masyarakat.
2) Adanya dukungan dari pihak desa yang diberikan pada mahasiswa dimana
pihak desa bersedia memfasilitasi tempat untuk pelaksanaan kegiatan.
3) Adanya kerjasama lintas sektoral dan lintas program dalam melaksanakan
kegiatan – kegiatan yang telah direncanakan.
c. Faktor penghambat
1) Kurangnya kesadaran dan motivasi beberapa masyarakat dalam mengikuti
kegiatan yang dilaksanakan oleh mahasiswa.
56
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asuhan keperawatan komunitas merupakan suatu sintesis dari praktik
keperawatan dan praktik kesehatan masyarakat yang diterapkan untuk meningkatkan
serta memelihara kesehatan penduduk.
Asuhan keperawatan komunitas yang dilaksanakan di RW 03 RT 02
Kelurahan Teluk Pinang Kecamatan Gaung Anak Serka dari tanggal 27 Februari 2023
sampai 01 April 2023 yang dimulai dari tahapan persiapan sampai dengan tahapan
evaluasi dan rencana tindak lanjut.
Asuhan keperawatan komunitas dilakukan atas beberapa tahapan : tahapan
yang pertama yaitu pengkajian, tahapan yang kedua yaitu menegakkan diagnosa
keperawatan, tahapan ketiga yaitu pembuatan perencanaan kegiatan, tahapan keempat
pelaksanaan kegiatan dan tahapan terakhir yaitu evaluasi kegiatan yang dilaksanakan
untuk melihat apakah kegiatan yang dilakukan sudah sesuai dengan rencana yang
telah disepakati sebelumnya.
1. Pengumpulan data melalui kuesioner, dengan menggunakan metode observasi
dan wawancara terhadap masyarakat setempat sebanyak 52 Kepala Keluarga
yang berada di RW 3 RT 02 Kelurahan Teluk Pinang oleh mahasiswa program
profesi ners STIKes Tengku Maharatu Pekanbaru. Ruang lingkup pengkajian
terhadap masyarakat dilakukan sesuai dengan masalah yang didapat saat
winsheld survey. Pengkajian menggunakan kuesioner yang dilakukan dengan
metode penyebaran kusiner dari rumah kerumah. Pengkajian meliputi data
umum, status sosial ekonomi, transportasi, rekreasi, dan kesehatan yang meliputi
lingkungan rumah, air bersih PHBS dan sebagainya
2. Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan, dapat diangkat beberapa
permasalahan kesehatan di RW 03 RT 02 Kelurahan Teluk Pinang yaitu:
a. Resiko peningkatan tekanan darah pada masyarakat RW 03 RT 02 Kelurahan
Teluk Pinang berhubungan dengan Kurangnya pengetahuan masyarakat
mengenai hipertensi.
b. Resiko meningkatnya penderita Asam urat dilingkungan RW 03 RT 02
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan warga RW 03 RW 02 tentang
Asam urat dan penanganan dari penyakit Asam urat
58
2) Evaluasi Proses
a. Masyarakat ikut serta mendukung setiap kegiatan yang dilakukan oleh
mahasiswa, lebih kurang 72% kehadiran.
59