Anda di halaman 1dari 119

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat, saling
berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat dan interest yang
sama (WHO). Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu
lokasi yang sama dengan dibawah pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang
sama dimana mereka tinggal, kelompok sosial yang mempunyai interest yang sama
(Riyadi, 2007). Dalam rangka mewujudkan kesehatan masyarakat yang optimal maka
dibutuhkan perawatan kesehatan masyarakat, dimana perawatan kesehatan
masyarakat itu sendiri adalah bidang keperawatan yang merupakan perpaduan antara
kesehatan masyarakat dan perawatan yang didukung peran serta masyarakat dan
mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa
mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh, melalui proses
keperawatan untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal sehingga
mandiri dalam upaya kesehatan.

Peningkatan peran serta masyarakat bertujuan meningkatkan dukungan


masyarakat dalam berbagai upaya kesehatan serta mendorong kemandirian dalam
memecahkan masalah kesehatan. Oleh karena itu layanan kesehatan utama
merupakan salah satu pendekatan dan alat untuk mencapai kesehatan bagi semua
pada tahun 2010 sebagai tujuan pembangunan kesehatan dalam mencapai derajat
kesehatan yang optimal. Dalam Indonesia Sehat 2010, lingkungan yang diharapkan
adalah yang kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat yaitu lingkungan yang bebas
dari polusi, tersedianya air bersih, sanitasi lingkungan yang memadai, perumahan dan
pemukiman yang sehat, perencanaan kawasan yang berwawasan kesehatan serta
terwujudnya kehidupan masyarakat yang saling tolong menolong dengan memelihara
nilai-nilai budaya bangsa. Selain lingkungan, perilaku masyarakat Indonesia Sehat
2010 yang diharapkan adalah yang bersifat proaktif untuk memelihara dan

1
meningkatkan kesehatan, mencegah resiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari
ancaman penyakit serta berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat
(Yuddi,2008).

Selanjutnya kemampuan masyarakat yang diharapkan pada masa depan adalah


yang mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu tanpa adanya
hambatan, baik yang bersifat ekonomi, maupun non ekonomi (Yuddi,2008).
Diharapkan dengan terwujudnya lingkungan dan perilaku sehat serta meningkatnya
kemampuan masyarakat tersebut diatas, derajat kesehatan perorangan, keluarga dan
masyarakat dapat ditingkatkan secara optimal (Yuddi,2008). Pelayanan esensial yang
diberikan oleh perawat terhadap individu, keluarga , kelompok dan masyarakat yang
mempunyai masalah kesehatan meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
dengan menggunakan proses keperawatan untuk mencapai tingkat kesehatan yang
optimal (Riyadi, 2007).

Dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan masyarakat terfokus pada peningkatan


kesehatan dalam kelompok masyarakat (Naomi, 2002). Untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat dapat dimulai dari individu, kelompok sampai tingkat RT dan
RW. Di Wilayah Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan , terdiri dari 18 dusun
dengan jumlah kepala keluarga yang terkaji sebanyak 1712 KK lebih rinci hasilnya
adalah sebagai berikut jumlah penduduk 7203 jiwa (laki-laki 3655 jiwa dan
perempuan 3548 jiwa), kondisi lingkungan di Desa Percut merupakan daerah dataran
rendah, kelembaban udara yang tinggi dan perilaku pembuangan sampah yang kurang
tertib sehingga memungkinkan terjadinya penyakit yang berbasis pada lingkungan
seperti ISPA, diare, TB paru dan lainnya. Untuk melaksanakan tugas tersebut
dibutuhkan seorang perawat yang kompeten dalam memberikan asuhan keperawatan
komunitas, untuk mendapatkan hasil yang optimal dibutuhkan pengalaman selain
pengetahuan. Salah satu cara memperoleh pengalaman adalah melalui praktik
keperawatan komunitas di Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli
Serdang.

2
1.2 Tujuan Penulisan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah melakukan praktik lapangan asuhan keperawatan komunitas
mahasiswa mampu menerapkan konsep keperawatan komunitas (masyarakat,
puskesmas, keluarga dan kelompok khusus ) guna meningkatkan kemampuan
masyarakat untuk hidup sehat, sehingga tercapai derajat kesehatan yang
optimal bagi masyarakat di Desa Percut, Puskesmas Tanjung Rejo Kecamatan
Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah melakukan praktik belajar lapangan keperawatan komunitas di Desa
Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang selama 2 minggu
mahasiswa dapat :
1. Melakukan pengkajian keperawatan komunitas di Desa Percut Kecamatan
Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.
2. Merumuskan masalah yang ditemukan dari prioritas masalah Desa Percut
Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang
3. Membuat intervensi dari masalah yang ditemukan dari hasil musyawarah
masyarakat desa di Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten
Deli Serdang
4. Melakukan implementasi keperawatan bersama dengan masyarakat dari
intervensi yang telah ditetapkan di Desa Percut Kecamatan Percut Sei
Tuan Kabupaten Deli Serdang
5. Mengevaluasi dan merumuskan rencana tindak lanjut untuk mengatasi
masalah kesehatan yang ada di Desa Desa Percut Kecamatan Percut Sei
Tuan Kabupaten Deli Serdang.
1.3 Manfaat Laporan
Laporan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Masyarakat di Desa Percut

3
Memberikan gambaran demografi, jumlah populasi penduduk, kesehatan
lingkungan, pendidikan, keselamatan dan permasalahan kesehatan yang ada
serta pelayanan sosial yang ada / kegiatan sosial kemasyarakatan.
2. Puskesmas
Memberikan gambaran tentang status kesehatan dan kegiatan-kegiatan
kesehatan serta sosial kemasyarakatan yang ada di masyarakat di Desa Desa
Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.
3. Mahasiswa / Penyusun
Menambah pengetahuan dan pengalaman secara langsung dalam memberikan
asuhan keperawatan individu, keluarga, kelompok dan komunitas khususnya
di Desa Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.

1.4 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan yang digunakan dalam penulisan laporan Praktik Belajar
Lapangan Keperawatan Komunitas di Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan
Kabupaten Deli Serdang ini sebagai berikut :

Bab 1: Pendahuluan terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, manfaat


penulisan dan sistimatika penulisan laporan.
Bab 2: Tinjauan teori yang terdiri dari tinjauan tentang pelayanan kesehatan
utama, konsep keperawatan komunitas, peran perawat komunitas, asuhan
keperawatan komunitas, teori perubahan komunitas
Bab 3: Pelaksanaan terdiri dari tahap pengkajian, analisa data, perumusan
diagnosa keperawatan komunitas, tahap perencanaan, tahap implementasi, tahap
evaluasi
Bab 4: Pembahasan berisi tentang kesenjangan antara teori dan praktik dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas.
Bab 5: Penutup yang berisi tentang kesimpulan dan saran

4
5
BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Keperawatan Komunitas

2.1.1 Pengertian Keperawatan Komunitas

Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai


persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan kelompok khusus
dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah
melembaga (Sumijatun et. al, 2006).

Misalnya di dalam kesehatan di kenal kelompok ibu hamil, kelompok ibu


menyusui, kelompok anak balita, kelompok lansia, kelompok masyarakat dalam suatu
wilayah desa binaan dan lain sebagainya. Sedangkan dalam kelompok masyarakat
ada masyarakat petani, masyarakat pedagang, masyarakat pekerja, masyarakat
terasing dan sebagainya (Mubarak, 2006).

Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang merupakan


perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat (public health) dengan
dukungan peran serta masyarakat secara aktif serta mengutamakan pelayanan
promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan perawatan
kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada
individu, keluarga, kelompok serta masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui proses
keperawatan (nursing process) untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara
optimal, sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan (Mubarak, 2006).

Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan keperawatan yang


bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontiniu, dan berkesinambungan dalam rangka
memecahkan masalah kesehatan klien, keluarga, kelompok serta masyarakat melalui
langkah-langkah seperti pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi

6
keperawatan (Wahyudi, 2010). Sasaran pelayanan kesehatan masyarakat adalah
individu, keluarga/ kelompok dan masyarakat dengan fokus upaya kesehatan primer,
sekunder dan tersier. Oleh karenanya pendidikan masyarakat tentang kesehatan dan
perkembangan sosial akan membantu masyarakat dalam mendorong semangat untuk
merawat diri sendiri, hidup mandiri dan menentukan nasibnya sendiri dalam
menciptakan derajat kesehatan optimal (Elisabeth, 2007). Peran serta masyarakat
diperlukan dalam hal perorangan. Komunitas sebagai subyek dan obyek diharapkan
masyarakat mampu mengenal, mengambil keputusan dalam menjaga kesehatannya.
Sebagian akhir tujuan pelayanan kesehatan utama diharapkan masyarakat mampu
secara mandiri menjaga dan meningkatkan status kesehatan masyarakat (Mubarak,
2005).

2.1.2 Paradigma Keperawatan Komunitas

Paradigma keperawatan komunitas terdiri dari empat komponen pokok, yaitu


manusia, keperawatan, kesehatan dan lingkungan (Logan & Dawkins, 1987). Sebagai
sasaran praktik keperawatan klien dapat dibedakan menjadi individu, keluarga dan
masyarakat.

a. Individu Sebagai Klien

Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi,
psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada individu sebagai klien, pada
dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya yang mencakup kebutuhan biologi, sosial,
psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan
pengetahuan, kurangnya kemauan menuju kemandirian pasien/klien.

b. Keluarga Sebagai Klien

Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus


menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun secara
bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara keseluruhan.

7
Keluarga dalam fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia yaitu
kebutuhan fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan
aktualisasi diri. Beberapa alasan yang menyebabkan keluarga merupakan salah satu
fokus pelayanan keperawatan yaitu:

1) Keluarga adalah unit utama dalam masyarakat dan merupakan lembaga yang
menyangkut kehidupan masyarakat.

2) Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah, memperbaiki


ataupun mengabaikan masalah kesehatan didalam kelompoknya sendiri.

3) Masalah kesehatan didalam keluarga saling berkaitan. Penyakit yang diderita salah
satu anggota keluarga akan mempengaruhi seluruh anggota keluarga tersebut.

c. Masyarakat Sebagai Klien

Masyarakat memiliki ciri-ciri adanya interaksi antar warga, diatur oleh adat istiadat,
norma, hukum dan peraturan yang khas dan memiliki identitas yang kuat mengikat
semua warga. Kesehatan dalam keperawatan kesehatan komunitas didefenisikan
sebagai kemampuan melaksanakan peran dan fungsi dengan efektif. Kesehatan
adalah proses yang berlangsung mengarah kepada kreatifitas, konstruktif dan
produktif. Menurut Hendrik L. Blum ada empat faktor yang mempengaruhi
kesehatan, yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan.
Lingkungan terdiri dari lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik
yaitu lingkungan yang berkaitan dengan fisik seperti air, udara, sampah, tanah, iklim,
dan perumahan. Contoh di suatu daerah mengalami wabah diare dan penyakit kulit
akibat kesulitan air bersih. Keturunan merupakan faktor yang telah ada pada diri
manusia yang dibawanya sejak lahir, misalnya penyakit asma. Keempat faktor
tersebut saling berkaitan dan saling menunjang satu dengan yang lainnya dalam
menentukan derajat kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

8
Keperawatan dalam keperawatan kesehatan komunitas dipandang sebagai bentuk
pelayanan esensial yang diberikan oleh perawat kepada individu, keluarga, dan
kelompok dan masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan meliputi promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitative dengan menggunakan proses keperawatan untuk
mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Keperawatan adalah suatu bentuk
pelayanan professional sebagai bagian integral pelayanan kesehatan dalam bentuk
pelayanan biologi, psikologi, sosial dan spiritual secara komprehensif yang ditujukan
kepada individu keluarga dan masyarakat baik sehat maupun sakit mencakup siklus
hidup manusia. Lingkungan dalam paradigm keperawatan berfokus pada lingkungan
masyarakat, dimana lingkungan dapat mempengaruhi status kesehatan manusia.
Lingkungan disini meliputi lingkungan fisik, psikologis, sosial dan budaya dan
lingkungan spiritual.

2.1.3 Ruang Lingkup Keperawatan Komunitas

a. Upaya Promotif

Untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat


dengan jalan:

1) Penyuluhan kesehatan masyarakat

2) Peningkatan gizi

3) Pemeliharaan kesehatan perorangan

4) Pemeliharaan kesehatan lingkungan, olahraga secara teratur

5) Rekreasi

6) Pendidikan seks

9
b. Upaya Preventif

Untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan terhadap individu,


keluaga, kelompok dan masyarakat melalui kegiatan:

1) Imunisasi masal terhadap bayi dan balita

2) Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu, puskesmas, maupun


kunjungan rumah

3) Pemberian vitamin A, yodium melalui posyandu, puskesmas, ataupun di rumah

4) Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas, dan menyusui

c. Upaya Kuratif

Untuk merawat dan mengobati anggota-anggota keluarga, kelompok yang menderita


penyakit ataupun masalah kesehatan melalui:

1) Perawatn orang sakit di rumah (home nursing)

2) Perawatn orang sakit sebagai tindak lanjut keperawatan dari Puskesmas dan
Rumah Sakit

3) Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah ibu bersalin dan nifas

4) Perawatan tali pusat bayi baru lahir

d. Upaya Rehabilitatif

Upaya pemulihan kesehatan bagi penderita yang dirawat di rumah maupun terhadap
kelompok kelompok tertentu yang menderita penyakit yang sama.

10
1) Pelatihan fisik bagi yang mengalami gangguan fisik seperti penderita kusta, patah
tulang, kelainan bawaan

2) Pelatihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit tertentu, seperti TBC,


pelatihan nafas dan batuk, penderita struk melalui fisioterafi

e. Upaya Resosialitatif

Upaya untuk mengembalkan individu, keluarga, dan kelompok khusus kedalam


pergaulan masyarakat.

2.1.4 Falsafah Keperawatan Komunitas

Falsafah adalah keyakinan terhadap nilai – nilai yang menjadi pedoman untuk
mencapai suatu tujuan atau sebagai pandangan hidup. Falsafah keperawatan
memandang keperawatan sebagai pekerjaan yang luhur dan manusiawi. Penerapan
falsafah dalam keperawatan kesehatan komunitas, yaitu:

a. Pelayanan keperawatan kesehatan komunitas merupakan bagian integral dari upaya


kesehatan yang harus ada dan terjangkau serta dapat di terima oleh semua orang.

b. Upaya promotif dan preventif adalah upaya pokok tanpa mengabaikan upaya
kuratif dan rehabilitatif.

c. Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada klien berlangsung secara


berkelanjutan.

d. Perawat sebagai provider dan klien sebagai consumer pelayanan kesehatan,


menjalin suatu.hubungan yang saling mendukung dan mempengaruhi perubahan
dalam kebijaksanaan dan pelayanan kesehatan.

e. Pengembangan tenaga keperawatan kesehatan masyarakat direncanakan


berkesinambungan.

11
f. Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggungjawab atas kesehatannya. la
harus ikut mendorong, medidik, dan berpartisipasi secara aktif dalam pelayanan
kesehatan mereka sendiri.

2.1.5 Filosofi Keperawatan Komunitas

Menurut Helvie (1991) keperawatan komunitas memiliki filosofi sebagai berikut:

a. Kesehatan dan hidup produktif lebih lama adalah hak semua orang

b. Semua penduduk mempunyai kebutuhan belajar kesehatan

c. Beberapa klien tidak mengenal kebutuhan belajarnya dapat membantu


meningkatkan kesehatannya

d. Penduduk menerima dan menggunakan informasi yang bermanfaat bagi dirinya

e. Kesehatan adalah suatu yang bernilai bagi klien dan memiliki prioritas yang
berbeda pada waktu yang berbeda

f. Konsep dan nilai kesehatan berbeda pada setiap orang bergantung pada latar
belakang budaya, agama dan sosial klien

g. Autonomi individu dan komunitas dapat diberikan prioritas yang berbeda pada
waktu yang berbeda

h. Klien adalah fleksibel dan dapat berubah dengan adanya perubahan rangsang
internal dan eksternal

i. Klien dimotivasi menuju pertumbuhan

j. Kesehatan adalah dinamis bagi klien terhadap perubahan lingkungannya

k. Klien bergerak dalam arak berbeda sepanjang rentang sehat pada waktu yang
berbeda

12
l. Fungsi terbesar keperawatan kesehatan komunitas adalah membantu klien bergerak
kea rah kesejahteraan lebih tinggi yang dilakukan dengan menggunakan kerangka
teori dan pendekatan sistematik

m. Pengetahuan dan teknologi kesehatan baru yang terjadi sepanjang waktu akan
merubah kebutuhan kesehatan

2.1.6 Tujuan dan Fungsi Keperawatan Komunitas

Keperawatan komunitas merupakan suatu bentuk pelayanan kesehatan yang


dilakukan sebagai upaya dalam pencegahan dan peningkatan derajat kesehatan
masyarakat melalui pelayanan

keperawatan langsung (direction) terhadap individu, keluarga dan kelompok didalam


konteks komunitas serta perhatian lagsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat
dan mempertimbangkan masalah atau isu kesehatan masyarakat yang dapat
mempengaruhi individu, keluarga serta masyarakat.

a. Tujuan Umum

Meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan masyarakat secara meyeluruh


dalam memelihara kesehatannya untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal
secara mandiri.

b. Tujuan Khusus

1) Dipahaminya pengertian sehat dan sakit oleh masyarakat

2) Meningkatnya kemampuan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat untuk


melaksanakan upaya perawatan dasar dalam rangka mengatasi masalah keperawatan

3) Tertanganinya kelompok keluarga rawan yang memerlu¬kan pembinaan dan


asuhan keperawatan

13
4) Tertanganinya kelompok masyarakat khusus/rawan yang memerlukan pembinaan
dan asuhan keperawatan di rumah, di panti dan di masyarakat

5) Tertanganinya kasus-kasus yang memerlukan penanganan tindaklanjut dan asuhan


keperawatan di rumah

6) Terlayaninya kasus-kasus tertentu yang termasuk kelompok resiko tinggi yang


memerlukan penanganan dan asuhan keperawatan di rumah dan di Puskesmas

7) Teratasi dan terkendalinya keadaan lingkungan fisik dan social untuk menuju
keadaan sehat optimal

c. Fungsi

1) Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi kesehatan
masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah klien melalui asuhan
keperawatan.

2) Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai dengan


kebutuhannya dibidang kesehatan

3) Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan masalah,


komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran serta masyarakat

4) Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan permasalahan


atau kebutuhannya sehingga mendapatkan penanganan dan pelayanan yang cepat dan
pada akhirnya dapat mempercepat proses penyembuhan (Mubarak, 2006).

2.1.7 Sasaran Keperawatan Komunitas

Sasaran keperawatan komunitas adalah seluruh masyarakat termasuk individu,


keluarga, dan kelompok yang beresiko tinggi seperti keluarga penduduk di daerah
kumuh, daerah terisolasi dan daerah yang tidak terjangkau termasuk kelompok bayi,

14
balita dan ibu hamil. Menurut Anderson (1988) sasaran keperawatan komunitas
terdiri dari tiga tingkat yaitu:

a. Tingkat Individu

Perawat memberikan asuhan keperawatan kepada individu yang mempunyai masalah


kesehatan tertentu (misalnya TBC, ibu hamil d1l) yang dijumpai di poliklinik,

Puskesmas dengan sasaran dan pusat perhatian pada masalah kesehatan dan
pemecahan masalah kesehatan individu.

b. Tingkat Keluarga

Sasaran kegiatan adalah keluarga dimana anggota keluarga yang mempunyai masalah
kesehatan dirawat sebagai bagian dari keluarga dengan mengukur sejauh mana
terpenuhinya tugas kesehatan keluarga yaitu mengenal masalah kesehatan,
mengambil keputusan untuk mengatasi masalah kesehatan, memberikan perawatan
kepada anggota keluarga, menciptakan lingkungan yang sehat dan memanfaatkan
sumber daya dalam masyarakat untuk meningkatkan kesehatan keluarga. Prioritas
pelayanan Perawatan Kesehatan Masyarakat difokuskan pada keluarga rawan yaitu:

- Keluarga yang belum terjangkau pelayanan kesehatan, yaitu keluarga dengan: ibu
hamil yang belum ANC, ibu nifas yang persalinannya ditolong oleh dukun dan
neo¬natusnya, balita tertentu, penyakit kronis menular yang tidak bisa diintervensi
oleh program, penyakit endemis, penyakit

kronis tidak menular atau keluarga dengan kecacatan tertentu (mental atau fisik).

- Keluarga dengan resiko tinggi, yaitu keluarga dengan ibu hamil yang memiliki
masalah gizi, seperti anemia gizi berat (HB kurang dari 8 gr%) ataupun Kurang
Energi Kronis (KEK), keluarga dengan ibu hamil resiko tinggi seperti perdarahan,

15
infeksi, hipertensi, keluarga dengan balita dengan BGM, keluarga dengan neonates
BBLR, keluarga dengan usia lanjut jompo atau keluarga dengan kasus percobaan
bunuh diri.

c. Tingkat Komunitas

Dilihat sebagai suatu kesatuan dalam komunitas sebagai klien :

1) Pembinaan kelompok khusus

2) Pembinaan desa atau masyarakat bermasalah

2.1.8 Strategi Keperawatan Komunitas

Dalam melaksanakan program asuhan keperawatan komunitas perlu digunakan


strategi sebagai berikut:

a. Locality Development: yang menekankan pada peran serta masyarakat dan


masyarakat terlibat langsung dalam proses pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi

b. Social Planning: dapat berubah dan dibuat oleh para ahli dengan menggunakan
birokrasi

c. Social Action: adanya proses perubahan yang berfokus pada masyarakat atau
program yang dibuat oleh pemerintah untuk perubahan yang mendasar. Sedangkan
dalam melaksanakan program pelayanan keperawatan kesehatan komunitas perlu
juga diberi strategi:

1) meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tenaga pengelola perawatan


kesehatan komunitas serta tenaga pelaksana puskesmas melalui kegiatan penataran.

16
2) Meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sector, melalui kegiatan temu
karya dan forum pertemuan di kecamatan ataupun puskesmas.

3) Membantu masyarakat dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan melalui


pendidikan kesehatan pada keluarga, memberikan bimbingan teknis dalam bidang
kesehatan khususnya pelayanan keperawatan.

4) Mengadakan buku-buku pedoman pelayanan keperawatan.

5) Sesuai dengan teori Blum bahwa derajat kesehatan seseorang dapat dipengaruhi
oleh 4 faktor:

- Lingkungan, yaitu segala sesuatu yang berada disekeliling keluarga dimana ia


tumbuh dan berkembang. Factor ini mencakup lingkungan. Fisik, social budaya, dan
biologi.

- Perilaku dari keluarga, baik sebagai satu kesatuan terkecil dalam masyarakat,
maupun perilaku dari tiap anggota keluarga tersebut.

- Pelayanan kesehatan, terutama pelayanan kesehatan keluarga baik sebagai upaya


professional maupun sebagai upaya pelayanan swadaya masyarakat dan atau keluarga
sendiri.

- Keturunan, yaitu sifat genetika yang ada dan diturunkan kepada keluarga

2.1.9 Prinsip Dasar Keperawatan Komunitas

Pada perawatan kesehatan masyarakat harusmempertimbangkan beberapa prinsip,


yaitu:

a. Kemanfaatan

Semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan manfaat yang besar
bagi komunitas. Intervensi atau pelaksanaan yang dilakukan harus memberikan

17
manfaat sebesar-besarnya bagi komunitas, artinya ada keseimbangan antara manfaat
dan kerugian (Mubarak, 2005).

b. Kerjasama

Kerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat berkelanjutan serta
melakukan kerja sama lintas program dan lintas sektoral (Riyadi, 2007).

c. Secara langsung

Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan intervensi, klien dan
lingkunganya termasuk lingkungan sosial, ekonomi serta fisik mempunyai tujuan
utama peningkatan kesehatan (Riyadi, 2007).

d. Keadilan

Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas dari


komunitas itu sendiri. Dalam pengertian melakukan upaya atau tindakan sesuai
dengan kemampuan atau kapasitas komunitas (Mubarak, 2005).

e. Otonomi

Klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau melaksanakan beberapa
alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang ada (Mubarak, 2005).

2.1.10 Peran Perawat Komunitas

Banyak peranan yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan masyarakat


diantaranya adalah:

a. Sebagai penyedia pelayanan (Care provider)

18
Memberikan asuhan keperawatan melalui mengkaji masalah skeperawatan yang ada,
merencanakan tindakan keperawatan, melaksanakan tindakan keperawatan dan
mengevaluasi pelayanan yang telah diberikan kepada individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat.

b. Sebagai Pendidik dan konsultan (Nurse Educator and Counselor)

Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan


masyarakat baik di rumah, puskesmas, dan di masyarakat secara terorganisir dalam
rangka menanamkan perilaku sehat, sehingga terjadi perubahan perilaku seperti yang
diharapkan dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal. Konseling adalah proses
membantu klien untuk menyadari dan mengatasi tatanan psikologis atau masalah
sosial untuk membangun hubungan interpersonal yang baik dan untuk meningkatkan
perkembangan seseorang. Di dalamnya diberikan dukungan emosional dan
intelektual. Proses pengajaran mempunyai 4 komponen yaitu : pengkajian,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Hal ini sejalan dengan proses keperawatan
dalam fase pengkajian seorang perawat mengkaji kebutuhan pembelajaran bagi
pasien dan kesiapan untuk belajar. Selama perencanaan perawat membuat tujuan
khusus dan strategi pengajaran. Selama pelaksanaan perawat menerapkan strategi
pengajaran dan selama evaluasi perawat menilai hasil yang telah didapat (Mubarak,
2005).

c. Sebagai Panutan (Role Model)

Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh yang baik dalam
bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat tentang
bagaimana tata cara hidup sehat yang dapat ditiru dan dicontoh oleh masyarakat.

d. Sebagai pembela (Client Advocate)

Pembelaan dapat diberikan kepada individu, kelompok atau tingkat komunitas. Pada
tingkat keluarga, perawat dapat menjalankan fungsinya melalui pelayanan sosial yang

19
ada dalam masyarakat. Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak klien.
Pembelaan termasuk di dalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk klien,
memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hakhak klien (Mubarak,
2005). Tugas perawat sebagai pembela klien adalah bertanggung jawab membantu
klien dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi
pelayanan dan dalam memberikan informasi hal lain yang diperlukan untuk
mengambil persetujuan (Informed Concent) atas tindakan keperawatan yang
diberikan kepadanya. Tugas yang lain adalah mempertahankan dan melindungi hak-
hak klien, harus dilakukan karena klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan
berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan (Mubarak, 2005).

e. Sebagai Manajer kasus (Case Manager)

Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola berbagai kegiatan


pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai dengan beban tugas dan
tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.

f. Sebagai kolaborator

Peran perawat sebagai kolaborator dapat dilaksanakan dengan cara bekerjasama


dengan tim

kesehatan lain, baik dengan dokter, ahli gizi, ahli radiologi, dan lain-lain dalam
kaitanya membantu mempercepat proses penyembuhan klien Tindakan kolaborasi
atau kerjasama merupakan proses pengambilan keputusan dengan orang lain pada
tahap proses keperawatan. Tindakan ini berperan sangat penting untuk merencanakan
tindakan yang akan dilaksanakan (Mubarak, 2005).

g. Sebagai perencana tindakan lanjut (Discharge Planner)

20
Perencanaan pulang dapat diberikan kepada klien yang telah menjalani perawatan di
suatu instansi kesehatan atau rumah sakit. Perencanaan ini dapat diberikan kepada
klien yang sudah mengalami perbaikan kondisi kesehatan.

h. Sebagai pengidentifikasi masalah kesehatan (Case Finder)

Melaksanakan monitoring terhadap perubahanperubahan yang terjadi pada individu,


keluarga, kelompok dan masyarakat yang menyangkut masalah-masalah kesehatan
dan keperawatan yang timbul serta berdampak terhadap status kesehatan melalui
kunjungan rumah, pertemuan-pertemuan, observasi dan pengumpulan data.

i. Koordinator Pelayanan Kesehatan (Coordinator of Services)

Peran perawat sebagai koordinator antara lain mengarahkan, merencanakan dan


mengorganisasikan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada klien.

Pelayanan dari semua anggota tim kesehatan, karena klien menerima pelayanan dari
banyak profesional (Mubarak, 2005).

j. Pembawa perubahan atau pembaharu dan pemimpin (Change Agent and Leader)

Pembawa perubahan adalah seseorang atau kelompok yang berinisiatif merubah atau
yang membantu orang lain membuat perubahan pada dirinya atau pada sistem.
Marriner torney mendeskripsikan pembawa peubahan adalah yang
mengidentifikasikan masalah, mengkaji motivasi dan kemampuan klien untuk
berubah, menunjukkan alternative, menggali kemungkinan hasil dari alternatif,
mengkaji sumber daya, menunjukkan peran membantu, membina dan
mempertahankan hubungan membantu, membantu selama fase dari proses perubahan
dan membimibing klien melalui fase-fase ini (Mubarak, 2005).

Peningkatan dan perubahan adalah komponen essensial dari perawatan. Dengan


menggunakan proses keperawatan, perawat membantu klien untuk merencanakan,

21
melaksanakan dan menjaga perubahan seperti : pengetahuan, ketrampilan, perasaan
dan perilaku yang dapat meningkatkan kesehatan (Mubarak, 2005).

k. Pengidentifikasi dan pemberi pelayanan komunitas (Community Care Provider


And Researcher)

Peran ini termasuk dalam proses pelayanan asuhan keperawatan kepada masyarakat
yang meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi masalah kesehatan
dan pemecahan masalah yang diberikan. Tindakan pencarian atau pengidentifikasian
masalah kesehatan yang lain juga merupakan bagian dari peran perawat komunitas.

2.2 Keperawatan Keluarga

2.2.1 Pengertian Keluarga

Adalah unit terkecil dari masayarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa
orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam
keadaan saling ketergantungan (Setiadi,2008). Keluarga adalah dua atau tiga individu
yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan
dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan di
dalam peranannya masing-masing, menciptakan serta

mempertahankan kebudayaan (Bailon dan ( Maglaya, 1989 dalam Setiadi,2008).


Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan,
adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang
umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan social diri tiap
anggota keluarga (Duval dan logan, 1986 dalam Setiadi,2008).

2.2.2 Tipe Keluarga

22
Dalam (Sri Setyowati, 2007) tipe keluarga dibagi menjadi dua macam yaitu:

a. Tipe Keluarga Tradisional

1) Keluarga Inti ( Nuclear Family ) , adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan
anak-anak.

2) Keluarga Besar ( Exstended Family ), adalah keluarga inti di tambah dengan sanak
saudara, misalnya nenek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya.

3) Keluarga “Dyad” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami dan istri tanpa
anak.

4) “Single Parent” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua
(ayah/ibu) dengan anak (kandung/angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh
perceraian atau kematian.

5) “Single Adult” yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri seorang dewasa
(misalnya seorang yang telah dewasa kemudian tinggal kost untuk bekerja atau
kuliah)

b. Tipe Keluarga Non Tradisional

1) The Unmarriedteenege mather

Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa
nikah

2) The Stepparent Family

Keluarga dengan orang tua tiri

3) Commune Family

23
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara
hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang
sama : sosialisasi anak dengan melelui aktivitas kelompok atau membesarkan anak
bersama

4) The Non Marital Heterosexual Conhibitang Family

Keluarga yang hidup bersama dan berganti – ganti pasangan tanpa melelui
pernikahan

5) Gay And Lesbian Family

Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana suami – istri
(marital partners)

6) Cohibiting Couple

Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena beberapa alasan
tertentu

7) Group-Marriage Family

Beberapa orang dewasa menggunakan alat–alat rumah tangga bersama yang saling
merasa sudah menikah, berbagi sesuatu termasuk sexual dan membesarkan anaknya

8) Group Network Family

Keluarga inti yang dibatasi aturan atau nilai – nilai, hidup bersama atau berdekatan
satu sama lainnya dan saling menggunakan barang – barang rumah tangga bersama,

pelayanan dan tanggung jawab membesarkan anaknya 9) Foster Family

Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga atau saudara didalam
waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk
menyatukan kembali keluarga yang aslinya

24
10) Homeless Family

Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanent karena
krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem
kesehatan mental

11) Gang

Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang- orang muda yang mencari ikatan
emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian tetapi berkembang dalam
kekerasan dan criminal dalam kehidupannya

2.2.3 Struktur Keluarga

Dalam (Setiadi,2008), struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam, diantarannya


adalah:

a. Patrilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah

b. Matrilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi di mana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu

c. Matrilokal : adalah sepasang suami istri yang tingga bersama keluarga sedarah istri

d. Patrilokal : adalah sepasang suami istri yang tingga bersama keluarga sedarah
suami

e. Keluarga kawinan : adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembina
keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya
hubungan dengan suami atau istri.

2.2.4 Fungsi Keluarga

25
Dalam (Setiadi,2008) fungsi keluarga adalah beberapa fungsi yang dapat dijalankan
keluarga sebagai berikut:

a. Fungsi Biologis

1) Untuk meneruskan keturunan

2) Memelihara dan membesarkan anak

3) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga

4) Memelihara dan merawat anggota keluarga

b. Fungsi Psikologis

1) Memberikan kasih sayang dan rasa aman

2) Memberikan perhatian diantara anggota keluarga

3) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga

4) Memberikan identitas keluarga

c. Fungsi Sosialisasi

1) Membina sosial pada anak

2) Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak

3) Menaruh nilai-nilai budaya keluarga

d. Fungsi Ekonomi

1) Mencari sumber – sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhankeluarga

26
2) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan
keluarga

3) Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga di masa yang akan


datang, misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua dan sebagainya

e. Fungsi Pendidikan

1) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan dan


membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki

2) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi
peranannya sebagai orang dewasa

3) Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya

2.2.5 Peran Keluarga

Dalam (Setiadi, 2008), peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku


interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan
situasi tertentu. Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai
berikut:

a. Peranan ayah: ayah sebagai suami dan istri dan anak-anak, berperan sebagai
pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga,
sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkunmgan.

b. Peranan ibu: sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan
untuk mengurus rumah tangga, sebagaipengasuh dan pendidik anak-anaknya,
pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai
anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan
sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarga.

27
c. Peranan anak: anak- anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat
perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan spriritual.

2.2.6 Prinsip Perawatan Keluarga

Dalam (Setiadi,2008), ada beberapa prinsip penting yang perlu diperhatikan dalam
memberikan Asuhan Keperawatan keluarga adalah:

a. Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan kesehatan

b. Dalam memberikan Asuhan Keperawatan Kesehatan keluarga sehat sebagai tujuan


utama

c. Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai peningkatan


kesehatan keluarga

d. Dalam memberikan Asuhan Keperawatan keluarga, perawat melibatkan peran aktif


seluruh keluarga dalam merumuskan masalah dan kebutuhan keluarga dalam
mengatasi masalah kesehatannya

e. Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat promotif dan preventif


dengan tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif

f. Dalam memberikan Asuhan Keperawatan kesehatan keluarga, keluarga


memanfaatkan sumber daya keluarga semaksimal mungkin untuk kepentingan
kesehatan keluarga

g. Sasaran Asuhan Keperawatan kesehatan keluarga adalah keluarga secara


keseluruhan

h. Pendekatan yang dipergunakan dalam memberikan Asuhan Keperawatan kesehatan


keluarga adalah pendekatan pemecahan masalah dengan menggunakan proses
keperawatan

28
i. Kegiatan utama dalam memberikan Asuhan Keperawatan kesehatan keluarga
adalah penyuluhan kesehatan dan Asuhan Keperawatan kesehatan dasar atau
perawatan dirumah

j. Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk resiko tinggi

2.2.7 Peran Perawat Keluarga

Dalam (Setiadi,2008), memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga ada


beberapa peranan yang dapat dilakukan oleh perawat antara lain:

a. Pemberian Asuhan Keperwatan kepada anggota keluarga

b. Pengenal/pengamat masalah dan kebutuhan kesehatan keluarga

c. Koordinator pelayanan kesehatan dan perawatan kesehatan keluarga

d. Fasilitator menjadikan pelayanan kesehatan itu mudah dijangkau

e. Pendidikan kesehatan, perawat dapat berperan sebagai pendidikan untuk merubah


perilaku keluarga dari perilaku tidak sehat

f. Penyulun dan konsultan, perawat dapat berperan memberikan petunjuk tentang


Asuhan Keperawatan dasar terhadap keluarga disamping menjadi penasehat dalam
mengatasi masalah perawatan keluarga.

2.3 Konsep Masalah Kesehatan Komunitas

2.3.1 Kesehatan Lingkungan

Lingkungan dapat didefinisikan sebagai tempat pemukiman dengan segala sesuatunya


dimana organisme hidup beserta segala keadaan dan kondisi yang secara langsung
maupun tidak langsung disuga ikut mempengaruhi tingkat kehidupan maupun

29
kesehatan dari organisme tersebut (Efendi, 2009). Kesehatan lingkungan dapat
dijabarkan sebagai suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan
ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannyauntuk mendukung
tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia (Himpunan Ahli
Kesehatan Lingkungan Indonesia). Menurut WHO(2005), lingkungan merupakan
suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dengan lingkungan agar
dapat menjamin keadaan sehat dari manusia (Efendi, 2009).

Kesehatan lingkungan pada hakekatnya adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan
yang optimal sehingga mempengaruhi dampak positif terhadap terwujudnya status
kesehatan yang optimal pula (Efendi, 1998).

Dalam mengatasi masalah kesehatan lingkungan, Pemerintah menggalakkan Program


Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat (STBM) Merupakan Program Nasional yang bersifat lintas sektoral di
bidang sanitasi. Program Nasional STBM dicanangkan oleh Menteri Kesehatan RI
pada Agustus 2008. Tujuan dari Program Nasional Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat (STBM) adalah menurunkan kejadian diare melalui

intervensi terpadu dengan menggunakan pendekatan sanitasi total.

Sanitasi total adalah kondisi ketika suatu komunitas:

1. Tidak buang air besar (BAB) sembarangan.

2. Mencuci tangan pakai sabun.

3. Mengelola air minum dan makanan yang aman.

4. Mengelola sampah dengan benar.

5. Mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman.

Menurt WHO, terdapat 17 ruang lingkup kesehatan lingkungan yaitu sebagai berikut:

30
1. Penyediaan air minum

2. Pengelolaan air buangan (limbah) dan pengendalian pencemaran

3. Pembuangan sampah padat

4. Pengendalian vector

5. Pencegahan atau pengandalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia

6. Higiene makanan, termasuk higiene susu

7. Pengendalian pencemaran udara

8. Pengendalian radiasi

9. Kesehatan kerja

10. Pengendalian kebisingan

11. Perumahan dan pemukiman

12. Aspek kesehatan lingkungan dan transportasi udara

13. Perencanaan daerah dan perkotaan

14. Pencegahan kecelakaan

15. Rekreasi umum dan pariwisata

16. Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan epidemi (wabah),


bencana alam dan perpindahan penduduk

17. Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan Menurut


pasal 22 ayat 3 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992, terdapat delapan ruang
lingkup kesehatan lingkungan yaitu sebagai berikut:

31
1. Penyehatan air dan udara

2. Pengamanan limbah padat atau sampah

3. Pengamanan limbah cair

4. Pengamanan limbah gas

5. Pengamanan radiasi

6. Pengamanan kebisingan

7. Pengamanan vektor penyakit

8. Penyehatan dan pengamanan lainnya seperti pada situasi pasca bencana

2.3.2 Perilaku Masyarakat

Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan yang
dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan baik disadari
maupun tidak. Perilaku merupakan kumpulan berbagai faktor yang saling berinteraksi
(Wawan, 2010).

Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus
yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan , makanan
serta lingkungan.

Batasan ini mempunyai 2 unsur pokok, yakni respon dan stimulus atau perangsangan.
Respon atau reaksi manusia, baik bersifat pasif (pengetahuan, persepsi dan sikap)
maupun bersifat aktif (tindakan yang nyata atau practice). Sedangkan stimulus atau
rangsangan disini terdiri dari 4 unsur pokok, yakni: sakit dan penyakit, sisitem
pelayanan kesehatan, makanan dan lingkungan (Wawan, 2010).

32
Perilaku yang mempengaruhi kesehatan dapat digolongkan dalam dua kategori
(Wawan, 2010), yaitu:

1. Perilaku yang terwujud secara sengaja dan sadar

2. Perilaku yang terwujud secara tidak sengaja atau tidak sadar. Ada perilaku-perilaku
yang sengaja atau tidak sengaja membawa manfaat bagi kesehatan individu atau
kelompok kemasyarakatan sebaliknya ada yang disengaja atau tidak disengaja
berdampak merugikan kesehatan (Wawan, 2010).

2.4 Asuhan Keperawatan Komunitas

2.4.1 Pengkajian

Pengkajian adalah merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis
terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan yang
dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok yang menyangkut
permasalahan pada fisiologis, psikologis, sosial elkonomi, maupun spiritual dapat
ditentukan. Dalam tahap pengkajian ini terdapat 5 kegiatan, yaitu : pengumpulan
data, pengolahan data, analisis data, perumusan atau penentuan masalah kesehatan
masyarakat dan prioritas masalah (Mubarak, 2005).

1. Beberapa teori yang membahas tentang pengkajian komunitas:

A. Sanders Interactional Framework

33
Model ini menekankan pada proses interaksi komunitas. Model ini juga dikenal
sebagai model tiga dimensi dengan komponen pengkajian:

a) Komunitas sebagai system sosial (dimensi system)

b) Masyarakat sebagai tempat (dimensi tempat)

c) Masyarakat sebagai kumpulan/kelompok manusia (dimensi populasi)

B. Kliens interactional framework

a) Masyarakat sebagai system social

b) Pola komunikasi

c) Pengambilan keputusan

d) Hubungan dengan system lain

e) Batas wilayah

2. Penduduk dan lingkungannya

a) Karakter penduduk (demografi)

b) Faktor lingkungan, biologi dan social

c) Lingkungan psikis (nilai-2, agama, kepercayaan)

3. Community assessment wheel (community as client model)

Pada model ini terdapat 8 komponen yang harus dikaji, ditambah dengan data inti
dari masyarakat itu sendiri (community core).

a. Community core (data inti), Aspek yang dikaji:

- Historis dari komunitas, kaji sejarah perkembangan komunitas

34
- Demografi : umur, jenis kelamin, ras, type keluarga, status perkawinan

- Vital statistik : angka kelahiran, angka kematian, angka kesakitan

b. Sistem nilai/norma/kepercayaan dan agama

1) Phisical environment pada komunitas

Sebagaimana mengkaji fisik pada individu. Pengkajian lingkungan dilakukan dengan


metode winshield survey atau survey dengan mengelilingi wilayah komunitas

2) Pelayanan kesehatan dan social, Pelayanan kesehatan :

a) Hospital

b) Praktik swasta

c) Puskesmas

d) Rumah perawatan

e) Pelayanan kesehatan khusus

f) Perawatan di rumah

g) Counseling support services

h) Pelayanan khusus (social worker)

3) Dari tempat pelayanan tsb aspek yg didata:

a) Pelayanannya (waktu, ongkos, rencana kerja)

b) Sumber daya (tenaga, tempat, dana & perencanaan)

c) Karakteristik pemakai (penyebaran geografi, gaya hidup, sarana transportasi)

d) statistik, jumlah pengunjung perhari/ minggu/bulan

35
e) Kecukupan dan keterjangkauan oleh pemakai dan pemberian pelayanan

4) Ekonomi, Aspek/komponen yang perlu dikaji:

a) Karakteristik pendapatan keluarga/RT

b) rata-2 pendapatan keluarga/rumah tangga

c) pendapatan kelas bawah

d) keluarga mendapat bantuan social

e) keluarga dengan kepala keluarga wanita

f) rata-2 pendapatan perorangan

5) Karakteristik pekerjaan

a) Status ketergantungan

b) Jumlah populasi secara umum (umur > 18 th)

c) yg menganggur

d) yg bekerja

e) yg menganggur terselubung

f) Jumlah kelompok khusus

g) kategori yang bekerja, jml dan %

6) Keamanan transportasi

36
a) Keamanan

b) Protection service

c) Kwalitas udara, air bersih

d) Transportasi (milik pribadi/umum)

7) Politik & Government

a) Jenjang pemerintahan

b) Kebijakan Dep.Kes

8) Komunikasi

a) Formal

b) In formal

9) Pendidikan

a) Status pendidikan (lama sekolah, jenis sekolah, bahasa)

b) Fasilitas pendidikan (SD, SMP dll) baik di dalam maupun di luar komunitas

10) Recreation Menyangkut tempat rekreasi Kerangka pengkajian profile masyarakat


(modifikasi) Pengkajian ini merupakan hasil modifikasi dari beberapa teori
sebelumnya tentang pengkajian komunitas.

2.4.2 Pengumpulan data

Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai masalah


kesehatan pada masyarakat sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus diambil
untuk mengatasi masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik, psikologis, sosial
ekonomi dan spiritual serta faktor lingkungan yang mempengaruhi (Mubarak, 2005).

37
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1) Wawancara atau anamnesa

Wawancara adalah kegiatan komunikasi timbal balik yang berbentuk tanya jawab
antara perawat dengan pasien atau keluarga pasien, masyarakat tentang hal yang
berkaitan dengan masalah kesehatan pasien. Wawancara harus dilakukan dengan
ramah, terbuka, menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh
pasien atau keluarga pasien, dan selanjutnya hasil wawancara atau anamnesa dicatat
dalam format proses keperawatan (Mubarak, 2005).

2) Pengamatan

Pengamatan dalam keperawatan komunitas dilakukan meliputi aspek fisik,


psikologis, perilaku dan sikap dalam rangka menegakkan diagnosa keperawatan.
Pengamatan dilakukan dengan menggunakan panca indera dan hasilnya dicatat dalam
format proses keperawatan (Mubarak,2005).

3) Pemeriksaan fisik

Dalam keperawatan komunitas dimana salah satunya asuhan keperawatan yang


diberikan adalah asuhan keperawatan keluarga, maka pemeriksaan fisik yang
dilakukan dalam upaya membantu

menegakkan diagnosa keperawatan dengan cara Inspeksi, Perkusi,Auskultasi dan


Palpasi (Mubarak, 2005).

2.4.3 Pengolahan data

Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data dengan cara
sebagai berikut

a) Klasifikasi data atau kategori data

38
b) Penghitungan prosentase cakupan

c) Tabulasi data

d) Interpretasi data

2.4.4 Analisis data

Analisis data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan data
dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui tentang
kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat apakah itu masalah
kesehatan atau masalah keperawatan (Mubarak, 2005).

2.4.5 Penentuan masalah atau perumusan masalah kesehatan

Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan keperawatan yang
dihadapi oleh masyarakat, sekaligus dapat dirumuskan yang selanjutnya dilakukan
intervensi. Namun demikian masalah yang telah dirumuskan tidak mungkin diatasi
sekaligus. Oleh karena itu diperlukan prioritas masalah (Mubarak, 2005)

2.4.6 Prioritas Masalah

Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan keperawatan perlu


mempertimbangkan berbagai faktor sebagai criteria diantaranya adalah (Mubarak,
2005):

1) Perhatian masyarakat

2) Prevalensi kejadian

3) Berat ringannya masalah

4) Kemungkinan masalah untuk diatasi

5) Tersedianya sumberdaya masyarakat

39
2.4.7 Aspek Politis

Seleksi atau penapisan masalah kesehatan komunitas menurut format Mueke (1988)
mempunyai kriteria penapisan, antara lain:

1) Sesuai dengan peran perawat komunitas

2) Jumlah yang beresiko

3) Besarnya resiko

4) Kemungkinan untuk pendidikan kesehatan

5) Minat masyarakat

6) Kemungkinan untuk diatasi

7) Sesuai dengan program pemerintah

8) Sumber daya tempat

9) Sumber daya waktu

10) Sumber daya dana

11) Sumber daya peralatan

12) Sumber daya manusia

2.4.8 Diagnosis Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan baik yang
aktual maupun potensial. Masalah aktual adalah masalah yang diperoleh pada saat
pengkajian, sedangkan masalah potensial adalah masalah yang mungkin timbul
kemudian. Jadi diagnose keperawatan adalah suatu pernyataan yang jelas, padat dan

40
pasti tentang status dan masalah kesehatan yang dapat diatasi dengan tindakan
keperawatan. Dengan demikian diagnosis keperawatan ditetapkan

berdasarkan masalah yang ditemukan. Diagnosa keperawatan akan memberi


gambaran masalah dan status kesehatan masyarakat baik yang nyata (aktual), dan
yang mungkin terjadi (Mubarak,2009).

2.4.9 Rencana Asuhan Keperawatan

Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang


akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesui dengan diagnosis keperawatan
yang telah ditentukan dengan tujuanterpenuhinya kebutuhan klien (Mubarak, 2009).
Jadi perencanaan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat disusun berdasarkan
diagnose keperawatan yang telah ditetapkan dan rencana keperawatan yang disusun
harus mencakup perumusan tujuan, rencana tindakan keperawatan yang akan
dilakukan dan kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan (Mubarak, 2009).

Langkah-langkah dalam perencanaan keperawatan kesehatan masyarakat antara lain


sebagai berikut:

1. Identifikasi alternatif tindakan keperawatan

2. Tetapkan tehnik dan prosedur yang akan digunakan

3.Melibatkan peran serta masyarakat dalam menyusun perencanaanmelalui kegiatan


musyawarah masyarakat desa atau lokakarya mini

4. Pertimbangkan sumber daya masyarakat dan fasilitas yang tersedia

5. Tindakan yang akan dilaksanakan harus dapat memenuhi kebutuhan yang sangat
dirasakan masyarakat

6. Mengarah kepada tujuan yang akan dicapai

41
7. Tindakan harus bersifat realistis

8. Disusun secara berurutan

2.4.10 Implementasi

Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan yang telah
disusun. Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan, perawat kesehatan masyarakat
harus bekerjasama dengan anggota tim kesehatan lainya. Dalam hal ini melibatkan
pihak Puskesmas, Bidan desa dan anggota masyarakat (Mubarak, 2009). Prinsip yang
umum digunakan dalam pelaksanaan atau implementasi pada keperawatan komunitas
adalah:

1. Inovative

Perawat kesehatan masyarakat harus mempunyai wawasan luas dan mampu


menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi (IPTEK)
dan berdasar pada iman dan taqwa (IMTAQ) (Mubarak, 2009)

2. Integrated

Perawat kesehatan masyarakat harus mampu bekerjasama dengan sesama profesi, tim
kesehatan lain, individu, keluarga, kelompok dan masyarakat berdasarkan azas
kemitraan (Mubarak, 2009).

3. Rasional

Perawat kesehatan masyarakat dalam melakukan asuhan keperawatan harus


menggunakan pengetahuan secara rasional demi tercapainya rencana program yang
telah disusun (Mubarak, 2009).

4. Mampu dan mandiri

42
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan mempunyai kemampuan dan kemandirian
dalam melaksanakan asuhan keperawatan serta kompeten (Mubarak, 2009).

5. Ugem

Perawat kesehatan masyarakat harus yakin dan percaya atas kemampuannya dan
bertindak dengan sikap optimis bahwa asuhan keperawatan yang diberikan akan
tercapai. Dalam melaksanakan implementasi yang menjadi fokus adalah : program
kesehatan komunitas dengan strategi : komuniti organisasi dan partnership in
community (model for nursing partnership) (Mubarak, 2009).

2.4.11 Evaluasi

Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan.


Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan antara proses dengan
pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat
dengan membandingkan antara tingkat kemandirian masyarakat dalam perilaku
kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan kesehatan masyarakat komunitas dengan
tujuan yang telah ditetapkan atau dirumuskan sebelumnya (Mubarak, 2009). Kegiatan
yang dilakukan dalam penilaian menurut Nasrul Effendi, 1998:

1. Membandingkan hasil tindakan yang dilaksanakan dengan tujuan yang telah


ditetapkan.

2. Menilai efektifitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian sampai dengan
pelaksanaan.

3. Hasil penilaian keperawatan digunakan sebagai bahan perencanaan selanjutnya


apabila masalah belum teratasi.

4. Perlu dipahami bersama oleh perawat kesehatan masyarakat bahwa evaluasi


dilakukan dengan melihat respon komunitas.

43
BAB 3

TINJAUAN KASUS

3.1 Tahap Persiapan

Tahap persiapan ini merupakan tahap awal pra praktik klinik/ terjun ke
lapangan, berbagai kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini antara lain:

1) Pembekalan

Pembekalan dilakukan pada taggal 23-29 November 2015 pukul 07.30 –


17.00 WIB di aula STIKes St. Elisabeth Medan oleh tim pembimbing praktik
komunitas. Materi yang diberikan adalah tentang mekanisme praktek komunitas dan
keluarga, pembagian kelompok komunitas dan peraturan-peraturan bagi mahasiswa
praktik dan tugas yang harus diselesaikan.

2) Pengorganisasian Kelompok

Untuk mempermudah pelaksanaan praktik dan sebagai penanggung jawab


kegiatan praktik dari mahasiswa, maka dibentuk organisasi kelompok. Struktur
organisasi (terlampir) .

3) Orientasi dan Analisa Situasi

3.2 Tahap Pelaksanaan

3.2.1 Pengkajian

Kegiatan praktek keperawatan komunitas yang dilakukan di Desa Percut, Kecamatan


Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang bertujuan untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat setempat, yang dalam pelaksanaannya menerangkan berbagai
konsep keperawatan komunitas yang ada.

44
Kegiatan praktek keperawatan komunitas yang dilaksanakan oleh mahasiswa di desa
Percut Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang (tanggal 1 – 12
Desember 2015) dalam pelaksanaannya mahasiswa bekerja sama dengan Kepala
Desa, ketua RW, ketua RT, kader dan pihak yang terkait lainnya.

Ketua RW, ketua RT dan kader sebagai motor penggerak yang akan melaksanakan
kegiatan praktek keperawatan komunitas bersama-sama dengan mahasiswa.
Sedangkan fokus intervensi yang dilaksanakan oleh warga dan mahasiswa di desa
Percut adalah pada gangguan kesehatan akibat lingkungan yang kurang sehat.

A Gamabaran Umum Desa Percut

Wilayah kecamatan Percut Sei Tuan mempunyai luas wilayah 1063 Ha yang
terdiri dari 22 desa dan yang menjadi wilayah binaan mahasiswa STIKes Sanata
Elisabeth Medan adalah desa Percut yang terdiri dari 19 dusun, tetapi hanya 12 dusun
yang menjadi wilayah binaan yaitu dusun 1-12.

Pusat pemerintahan berkedudukan di jalan Medan-Batang Kuis desa Tembung


dengan batas-batas sebagai berikut:

1. Sebelah utara berbatasan dengan selat Malaka


2. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Cinta Damai.
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Cinta Rakyat.
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Tanjung Rejo.

Keadaan Geografi

1. Luas daratan : 585 Ha/m2


2. Persawahan : 500 Ha/m2
3. Perkebunan : 5 Ha/m2
4. Kuburan : 5 Ha/m2
5. Perkantoran : 4 Ha/m2

45
6. Prasarana umum : 3 Ha/m2

Organisasi masyarakat di Desa Percut

1. LKMD : 33
2. PKK : 26
3. Karang Taruna Dan Organisasi Olahraga :1
4. Kelompok Arisan :1
5. Koperasi :1
6. Kelompok Perwiritan : 14

Adapun sarana dan prasarana yang ada di Desa Percut antara lain :

. Sarana pendidikan formal


1. TK : 5 unit
2. SD : 10 unit
3. SMP : 6 unit
4. SMA : 2 unit
. Sarana ibadah
1. Mesjid : 5 unit
2. Gereja : 4 unit
3. Klenteng : 1 unit
. Sarana umum dan balai pertemuan : 1 unit
. Sarana Kesehatan Masyarakat
1. Puskesmas pembantu : 1 unit
2. Praktek Dokter : 1 unit
3. Praktek Bidan : 6 unit
4. Balai Pengobatan : 1 unit
5. Polindes : 1 unit
6. Posyandu : 6 unit
. Letak sarana terhadap pusat kesehatan masyarakat kota

46
1. Kantor Camat : 15 km
2. Puskesmas terdekat : 3 km
3. RSU terdekat : 18 km

Kepala desa ????

B. Data Khusus Desa Percut

Pengumpulan data juga dilakukan dengan menggunakan tehnik wawancara dan


observasi ke setiap rumah keluarga yang terdata dengan total jumlah penduduk 7203
jiwa. Setelah data terkumpul, lalu dilakukan tabulasi data yang meliputi
pengelompokan data sesuai dengan masing-masing dusun sehingga tersusun menjadi
data desa. Langkah selanjutnya adalah melakukan pengolahan data.

Hasil pengkajian dari wawancara dan observasi disajikan sebagai berikut :

1. Proporsi jumlah penduduk Desa Percut berdasarkan penghasilan


warga berdasarkan wawancara dengan keluarga yaitu penghasilan rendah
berjumlah 601 kk, menengah berjumlah 978 kk, tinggi berjumlah 133 kk.
2. Proporsi jumlah kunjungan 9 penyakit terbesar pada bulan oktober-november
tahun 2015 Puskesmas Tanjung Rejo ISPA 126 kunjungan, kunjungan,
Bagian gigi dan jaringan penyangga lainnya 82 kunjungan, Gastritis 81
kunjungan, TBC 58 ,Diare 20 kunjungan, Asma 17 kunjungan, Pemeriksaan
Kehamilan 16 kunjungan,Penyakit Kulit 14 kunjungan, Rematik 9 kunjungan.
3. Proporsi jumlah penduduk Desa Percut berdasarkan jumlah anggota keluarga
yang lansia yaitu lansia yang mandiri beraktivita sekitar 898 orang dan dengan
bantuan sekitar 164 orang dengan jumlah lansia keseluruhan sekitar 1062
orang. Jenis penyakit lansia sepeti DM sekitar 80 orang, hipertensi sekitar
154 orang, stroke sekitar 78 orang, jantung sekitar 115 orang, osteoporosis
sekitar 124 orang, dan lainnya sekitar 511 orang.

47
4. Usaha pencegahan dari pemberantasan penyakit meliputi kegiatan pasif,
dimana kegiatan pasif adalah penderita mengunjungi puskesmas, sedangkan
kegiatan aktif dimana petugas melakukan kunjungan kerumah-rumah pasien
untuk melakukan penyuluhan dan pengobatan. Kegiatan P2P meliputi :
a. Penyuluhan mengenai bahaya dan cara menularnya penyakit di puskesmas,
posyandu, dan balai desa, terutama tentang DBD, ISPA, diare, TB, flu burung,
HIV/AIDS.
b. Menentukan dan memberantas sumber infeksi.
c. Menemukan dan mengobati penyakit.
d. Mengadakan kerjasama sektoral untuk menanggulangani wabah penyakit menular
dengan patrol kesehatan, kegiatan jumat bersih, kegiatan gotong royong dihari
minggu, kegiatan lingkungan bersih di sekolah.
e. Menggerakkan masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk demam
berdarah merupakan suatu upaya yang dilakukan meliputi 3M + 1T (menguras,
menutup, mengubur, telungkup)
f. Bila ada kasus DBD melakukan PE dan fogging di wilayah kerja yang dilakukan
di kecamatan, kelurahan, sekolah, rumah penduduk serta puskesmas
1. Pengobatan
Pengobatan dan perawatan adalah untuk menegakkan diagnosa penyakit. Tujuan
dari pengobatan itu sendiri adalah memberikan pertolongan segera dengan
menyelesaikan masalah kritis yang di temukan untuk mengembalikan funsi vital
tubuh serta meringankan penderita dari sakitnya. Kegiatan yang dilakukan dalam
pengobatan adalah memeriksa dan mendiagnosa penyakit serta memberikan obat
kepada pasien melalui ruang obat yang terdapat di puskesmas, pelayanan pengobatan
gratis diberikan kepada pasien yang mempunyai : KTP/KTR, AKSES, BPJS.
Program Pengembangan Puskesmas Tanjung Rejo Desa Percut:
5. Usaha Kesehatan Sekolah
Kegiatannya:
- Memberikan penyuluhan di sekolah

48
- Mengembangkan kemampuan perserta didik untuk berperan aktif dalam
pelayanan kesehatan (Dokter Kecil, Dokter Remaja, PMR)
6. Usaha kesehatan sekolah
Kegiatan yang dilakukan adalah memberikan penerangan kepada pengunjung
agar menjaga kesehatan kebugaran tubuh dengan berolahraga di puskesmas Tanjung
Rejo sendiri, kegiatan olahraga sampai saat ini belum berjalan baik.
a. Perawatan kesehatan masyarakat
Tujuan:
- Memberikan pelayanan perawatan secara menyeluruh kepada pasien, atau
keluarga dirumah pasien dengan mengikuti sertakan masyarakat dan kelompok
masyarakat sekitarnya.
- Membantu keluarga dan masyarakat mengenai kebutuhan kesehatannya sendiri
dan cara-cara penanggulangannya disesuaikan dengan batas-batas kemampuan
mereka.
- Menunjang program kesehatan lainnya dalam usaha pencegahan penyakit,
peningkatan dan pemulihan individu dan keluarga.
7. Usaha Kesehatan Kerja
Kesehatan kerja belum berjalan dengan baik dan tidak dilakukan kegitan apapun.
8. Usaha Kesehatan Gigi Dan Mulut
Dilaksanakan diklinik gigi puskesmas Tanjung Rejo Desa Percut dibawah
pimpinan dokter gigi dalam bentuk pemeriksaan, pengobatan, perawatan, dan
penyuluhan.
9. Usahan Kesehatan Jiwa
Usaha Kesehatan Jiwa sampai saat ini belum berjalan dengan baik
10. Kesehatan usia lanjut (USILA)
Kegiatannya:
- Melakukan pendataan terhadap jumlah usila dalam wilayah kerja.
- Memberikan makanan tambahan dan vitamin disertai senam lansia

49
- Posyandu lansia diwilayah kerja puskesmas Tanjung Rejo Desa Percut ada.
11. Pembinaan Pengobatan Tradisional
Melakukan pendataan pengobatan tradisional di wilayah kerja puskesmas
Tanjung Rejo.
12. Program Pengobatan
Pelayanan laboratorium di puskesmas Tanjung Rejo meliputi pemeriksaan asam
urat,gula darah, BTA, Hb, LED, trombosit, dan Planote.
13. Pencataan dan Pelaporan
Pencatatan dan pelaporan sangat penting bagi mutu suatu organisasi antara
lain puskesemas. Pencatatan dan Pelaporan bertujuan untuk mengetahui bagaimana
keadaan atau kegiatan yang telah dilakukan adalah:
- Mengisi rekam midic setiap penderita yang diobati.
- Mencatat kebuku registrasi setelah pasien diobati
- Membantu kepala puskesmas dalam hal evaluasi kinerja serta laporan puskesmas
setiap akhir tahun dan rencana usulan kegiatan.
14. Proporsi jumlah penduduk Desa Percut Berdasarkan Agama
Berdasarkan hasil wawancara dari warga Desa Percut beragama
Islam 6423 orang, Kristen 696 orang Katolik 71 orang, Hindu 1 orang, Budha
13 orang.
15. Proporsi jumlah penduduk Desa Percut berdasarkan pembuangan sampah
yang kurang ada yang kurang baik sekitar 31,20%, pengolahan limbah yang
kurang baik sekitar 35,32%,
16. Proporsi jumlah penduduk Desa Percut berdasarkan yang tidak memiliki
kepemilikan KIA KMS dari usia 0-12 bulan yaitu 49 orang dari 149 orang,
yang tidak memiliki KIA KMS bayi usia 1-<5 tahun berjumlah 222 orang dari
512 orang.

50
3.2.2 Pengolahan Data

Dari hasil pengumpulan data yang dilakukan dari dusun 1 – 12 desa percut dimana
penulis melakukan pengolahan data sesuai dengan data-data yang dikumpulkan.
Adapun pengolahan data tersebut tercantum di bawah ini dalam bentuk tabel :

Tabel 1. Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan umur pada dusun 1 – 12


di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015

No. Umur Frekuensi Persentase

1. Bayi (0-12 bulan) 149 2.07%

2. Balita ( 1-4 tahun) 512 7.11%

3. Anak –anak ( 5-11 tahun) 961 13.34%

4. Remaja awal ( 12-16 tahun) 775 10.76%

5. Remaja akhir ( 17-25 tahun) 1268 17.60%

6. Dewasa awal (26-35 tahun) 1303 18.09%

7. Dewasa akhir ( 36-45 tahun) 989 13.73%

8. Lansia awal ( 46-55 tahun) 670 9.30%

9. Lansia akhir ( 56-65 tahun) 392 5.44%

10. Manula ( > 65 tahun) 184 2.55%

Total 7203 100%

Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth

Analisa data: Mayoritas penduduk dusun 1- 12 desa percut adalah pada tahap dewasa
awal atau usia reproduktif dengan presentase 18.09%

Tabel 2. Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin dusun 1 –


12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015
No. Umur Frekuensi Persentase

Laki2 Perempuan Laki2 Perempuan

51
1. Bayi (0-12 bulan) 79 70 1,09% 0,97%

2. Balita ( 1-4 tahun) 232 280 3,30% 3,88%

3. Anak –anak ( 5-11 tahun) 530 431 7,35% 5,98%

4. Remaja awal ( 12-16 tahun) 364 411 5,05% 5,70%

5. Remaja akhir ( 17-25 tahun) 660 608 9,16% 8,44%

6. Dewasa awal (26-35 tahun) 640 663 8,88% 9,20%

7. Dewasa akhir ( 36-45 tahun 496 493 6,88% 6,84%

8. Lansia awal ( 46-55 tahun) 348 322 4,83% 4,47%

9. Lansia akhir ( 56-65 tahun) 202 190 2,80% 2,63%

10. Manula ( > 65 tahun) 104 80 1,44% 1,11%

Total 3655 3548 51,18% 48,82%

Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth

Analisa data: Menurut tabel diatas penduduk desa percut dusun1-12 lebih banyak
berjenis kelamin laki-laki dengan presentase 51,18%

Tabel 3. Distribusi frekuansi jumlah penduduk berdasarkan agama dusun 1 – 12 di


Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015

No. Agama Frekuensi Persentase

1. Islam 6423 89.17%

2. Kristen 696 9.66%

3. Katolik 71 0.99%

4. Hindu 1 0.01%

5. Budha 13 0.18%

6. Lainnya - 0.00%

52
Total 7203 100%

Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth

Analisa data: Menurut tabel diatas penduduk mayoritas beragama islam dengan
prsentase 89,17%

Tabel 4. Distribusi frekuansi jumlah penduduk berdasarkan pendidikan dusun 1 – 12


di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015

No. Pendidikan Terakhir Frekuensi Persentase

1. SD 1527 89.19%

2. SMP 98 5.72%

3. SMA 45 2.63%

4. Diploma 20 1.17%

5. Sarjana 21 1.22%

6. Magister 1 0.01%

7. Doktor - 0.00%

Total 1712 100%

Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth

Analisa data: dari data diatas pendidikan terakhir penduduk mayoritas tamatan SD
dengan presentase 26,00%

Tabel 5. Distribusi frekuansi jumlah penduduk berdasarkan suku bangsa dusun 1 – 12


di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015

No. Suku Frekuensi Persentase

1. Jawa 2156 29.93%

53
2. Batak 1746 24.24%

3. Minang 220 3.05%

4. Melayu 2826 39.23%

5. Tionghoa 45 0.62%

6. Lainnya 210 2.92%

Total 7203 100%

Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth

Analisa data: dari tabel diatas lebih banyak penduduk bersuku melayu dengan
presentase 39,23%

Tabel 6. Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pekerjaan dusun 1 – 12 di


Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015

No. Pekerjaan Frekuensi Persentase

1. PNS 55 3.21%

2. Honor 25 1.46%

3. Wiraswasta 1136 66.35%

4. Pegawai swasta 20 1.17%

5. Petani 40 2.34%

6. Nelayan 344 20.01%

7. Buruh 92 5.37%

Total 1712 100%

Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth

Analisa data: dari tabel diatas mayoritas penduduk belum bekerja dengan presentase
56,89%

54
Tabel 7. Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan penghasilan dusun 1 – 12
di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015

No. Penghasilan Frekuensi Persentase

1. Rendah 601 35.11%

2. Menengah 978 57.13%

3. Tinggi 133 7.77%

Total 1712 100%

Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth

Analisa data : dari tabel diatas penduduk berpenghasilan menengah dengan


presentase 57,13%

Tabel 8. Distribusi frekuansi usia nikah ibu dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut
Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015

No. Usia Nikah Ibu Frekuensi Persentase

1. < 20 tahun 601 35.11%

2. 20-35 tahun 978 57.13%

3. > 35 tahun 133 7.77%

Total 1712 100%

Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth

Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa frekuensi usia nikah ibu lebih
bnayak pada usia 20-35 tahun dengan presentase 57,13%

Tabel 9. Distribusi anggota keluarga yang sakit berdasarkan jenis kelamin dan umur
dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015

55
No. Umur Frekuensi Persentase

1. Bayi (0-12 bulan) 22 5.77%

2. Balita ( 1-4 tahun) 65 17.06%

3. Anak –anak ( 5-11 tahun) 59 15.49%

4. Remaja awal ( 12-16 tahun) 19 4.99%

5. Remaja akhir ( 17-25 tahun) 26 6.82%

6. Dewasa awal (26-35 tahun) 38 9.97%

7. Dewasa akhir ( 36-45 tahun 29 7.61%

8. Lansia awal ( 46-55 tahun) 46 12.07%

9. Lansia akhir ( 56-65 tahun) 49 12.86%

10. Manula ( > 65 tahun) 29 7.61%

Total 381 100%

Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth

Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa anggota keluarga yang sakit lebih
banyak pada usia balita dengan presentase 17,06%

Tabel 10. Distribusi anggota keluarga yang sakit berdasarkan jenis penyakit dusun 1
– 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015

No. Jenis Penyakit Frekuensi Persentase

1. Menular 27 7.09%

2. Tidak Menular 249 65.35%

3 Degenerative 105 27.56%

Total 381 100%

56
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa jenis penyakit yang dialami anggota
keluarga di dusun 1-12 tidak menular dengan presentase 65,35%

Tabel 11. Distribusi anggota keluarga yang sakit berdasarkan penanggulangannya


dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015

No. Penanggulangan Frekuensi Persentase

1. Berobat 323 84.78%

2. Tidak berobat 58 15.22%

Total 381 100%

Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth

Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa anggota keluarga yang sakit pergi
berobat dengan presentase 84,78%

Tabel 12. Distribusi alasan anggota keluarga yang sakit tidak berobat dusun 1 – 12 di
Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015

No. Alasan Tidak Berobat Frekuensi Persentase

1. Ekonomi 44 75.86%

2. Jarak pelayanan kesehatan 8 13.79%

3. Ketidaktersediaan petugas kesehatan 2 3.45%

4. Kepercayaan 4 6.90%

Total 58 100%

Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth

Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa alasan anggota keluarga yang tidak
berobat karena faktor ekonomi dengan presentase 75,86%

Tabel 13. Distribusi frekuansi jumlah KK berdasarkan Tipe keluarga dusun 1 – 12 di


Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015

57
No. Tipe Keluarga Frekuensi Persentase

1. Nucleus family 1259 73.54%

2. Extended family 266 15.54%

3. Keluarga dyad 13 0.76%

4. Single family 133 7.77%

5. Single adult 8 0.47%

6. Keluarga lansia 33 1.93%

7. Commune family -

8. Tanpa ikatan darah -

9. Homo seksual -

Total 1712 100%

Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth

Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa tipe keluarga di dusun 1-12 adalah
nucleus family dengan presentase 73,54%

Tabel 14. Distribusi frekuansi jumlah KK berdasarkan Tahap perkembangan keluarga


dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015

No. Tipe Keluarga Frekuensi Persentase

1. Pasangan Pemula/ Pasangan Baru Menikah 73 4.26%

2. Tahap dengan kelahiran anak pertama 173 10.11%

3. Tahap keluarga dengan anak pra sekolah 236 13.79%

4. Tahap dengan anak usia sekolah 584 34.11%

5. Tahap dengan melepas anak ke masyarakat 534 31.19%

6. Tahap kelaurga dengan berdua kembali 89 5.20%

7. Lainnya………………….. 23 1.34%

58
8. ……………………….

Total 1712 100%

Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth

Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa tahap perkembangan keluarga
masuk di tahap dengan usia anak sekolah dengan presentase 34,11%

Tabel 15. Distribusi frekuansi jumlah KK berdasarkan cara penyelesaian masalah


dalam keluarga dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli
Serdang 2015

No. Tipe Keluarga Frekuensi Persentase

1. Musyawarah 1483 86.62%

2. Keputusan KK 215 12.56%

3. Bantuan orang lain 12 0.70%

4. Didiamkan 2 0.12%

Total 1712 100%

Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth

Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa penyelesaian masalah pada setiap
KK lebih mengarah ke musyawarah dengan presentase 86,62%

Tabel 16. Distribusi Frekuensi Aktivitas Rekreasi dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec.
Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015

No. Jadwal Rekreasi Frekuensi Persentase

1. Ya 750 43.81%

2. Tidak 962 56.19%

Total 1712 100%

Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth

59
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa di setiap KK lebih banyak tidak
berekreasi dengan presentase 56,19%

Tabel 17. Distribusi Frekuensi Tempat Rekreasi dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec.
Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015

No. Tempat Rekreasi Frekuensi Persentase

1. Mall 74 9.87%

2. Pantai 294 39.20%

3 Dll………………………………… 382 50.93%

Total 750 100%

Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth

Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa setiap KK hanya menonton
tv,bercerita di rumah dengan presentase 50,93%

Tabel 18. Distribusi frekuansi Pola makan keluarga berdasarkan frekuensi makan
dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015

No. Frekuensi Makan Frekuensi Persentase

1. Baik 1644 96.03%

2. Kurang 68 3.97%

Total 1712 100%

Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth

Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa frekuensi makan penduduk baik
dengan presentase 96,03%

Tabel 19. Distribusi frekuansi Pola makan keluarga berdasarkan penyajian makanan,
pengolahan beras, pengolahan sayur, penyimpanan makanan, pemilihan

60
bahan makanan dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli
Serdang 2015

No. Pola Makan Keluarga Frekuensi Persentase

Penyajian Makan

1. Baik 1141 66.65%

2. Kurang 571 33.35%

Total 1712

Pengolahan beras

1. Baik 471 27.51%

2. Kurang 1241 72.49%

Total 1712

Pengolahan sayur

1. Baik 495 28.91%

2. Kurang 1217 71.09%

Total 1712

Penyimpanan makanan

1. Baik 1100 64.25%

2. Kurang 612 35.75%

Total 1712

Pemilihan bahan makanan

1. Baik 1563 91.30%

2. Kurang 149 8.70%

61
Total 1712

Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth

Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa pola makan keluarga berdasarkan
penyajian makanan baik (66,65%),pengolahan beras kurang (72,49%), pengolahan
sayur kurang (71,09%), penyimpanan makanan baik (64,25%), dan pemilihan bahan
makanan baik (91,30%)

Tabel 20. Distribusi frekuensi kebiasaan sehari-hari keluarga berdasarkan pola


istirahat dan tidur, aktivitas keluarga, rekreasi dusun 1 – 12 di Desa Percut
Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015

No. Kebiasaan Sehari-Hari Frekuensi Persentase

Pola istirahat dan tidur

1. Baik 1243 72.61%

2. Kurang 469 27.39%

Total 1712

Aktivitas keluarga (Keluarga Sering Melakukan Olahraga)

1. Baik 309 18.04%

2. Kurang 1403 81.95%

Total 1712

Jenis Olahraga Yang Dilakukan

1 Lari Pagi 185 59.87%

2 Sepak Bola 15 4.85%

3 Tenis Meja 2 0.65%

4 Dll…………….. 107 34.63%

Total 309

Rekreasi Bersama

62
1. Baik 796 46.50%

2. Kurang 916 53.50%

Total 1712

Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth

Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa kebiasaan setiap keluarga
berdasarakan pola istirahat dan tidur baik (72,61%), aktivitas keluarga kurang
(81,95%), jenis olahraga yang dilakukan lari pagi (59,87%), rekreasi bersama kurang
(53,50%)

Tabel 21. Distribusi frekuensi perumahan dan karakteristik rumah berdasarkan bentuk
bangunan rumah, lantai rumah, luas rumah, luas ventilasi rumah, atap rumah,
penerangan dan kebersihan rumah dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut
Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015

No. Perumahan Dan Karakteristik Rumah Frekuensi Persentase

Bentuk bangunan rumah

1. Baik 1446 84.46%

2. Kurang 266 15.54%

Total 1712

Lantai rumah

1. Baik 1517 88.61%

2. Kurang 195 11.39%

Total 1712

Luas rumah

1. Baik 1365 79.73%

2. Kurang 347 20.27%

63
Total 1712

Luas ventilasi rumah

1. Baik 1252 73.13%

2. Kurang 460 26.87%

Total 1712

Atap rumah

1. Baik 1514 88.43%

2. Kurang 198 11.57%

Total 1712

Penerangan rumah

1. Baik 1363 79.61%

2. Kurang 349 20.39%

Total 1712

Kebersihan rumah

1. Baik 1100 64.25%

2. Kurang 612 35.75%

Total 1712

Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth

Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa karakteristik rumah berdasrakan
bentuk bangunan rumah baik (84,46%), lantai rumah baik (88,61%), luas rummah
baik (79,73%), luas ventilasi rumah baik (73,13%), atap rumah baik (88,43%),
penerangan rumah baik (79,61%), kebersihan rumah baik (64,25%)

64
Tabel 22. Distribusi frekuensi perumahan dan karakteristik rumah berdasarkan
komposisi ruangan rumah dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan
Kab. Deli Serdang 2015

No. Komposisi ruangan rumah Frekuensi Persentase

1. R. tamu 1523 88.96%

2. R. makan 1269 74/12%

3. R. tidur 1712 100%

4. R. dapur 1712 100%

5. K. mandi 1712 100%

Total

Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth

Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa karakteristik rumah berkomposisi
baik di dusun 1-12

Tabel 23. Distribusi frekuensi sumber air minum berdasarkan sumber air minum
keluarga, kecukupan persediaan air minum, kualitas air, pengolahan air
minum, dan jarak sumber air minum dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec.
Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015

No. Sumber air minum Frekuensi Persentase

Memperoleh Air Minum

1. Baik 1592 92.99%

2. Kurang 120 7.01%

Total 1712

Persediaan air minum

1. Baik 1610 94.04%

2. Kurang 102 5.96%

65
Total 1712

Usaha Keluarga Mencukupi Air Minum

1. Dibeli 1391 81.25%

2. Mencari Mata Air 267 15.60%

3 Menampung air hujan 54 3.15%

Total 1712

Pengolahan air minum

1. Baik 1583 92.46%

2. Kurang 129 7.54%

Total 1712

Jarak sumber air minum

1. Baik 1488 86.92%

2. Kurang 224 13.08%

Total 1712

Kualitas air minum

1. Baik 1493 87.21%

2. Kurang 219 12.79%

Total 1712

Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth

Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa sumber air minum keluarga
berdasarkan perolehan air minum baik (92,99%), persediaan minum baik (94,04%)
dan usaha keluarga mencukupi air minum dengan dibeli (81,25%), pengolahan air
minum baik (92,46%), jarak sumber air minum (86,92%), kualitas air minum baik
(87,21%)

66
Tabel 24. Distribusi Frekuensi Sarana Pembuangan Tinja KK dusun 1 – 12 di Desa
Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015

No. Sarana Pembuangan Tinja Frekuensi Persentase

Jenis Pembuangan Tinja

1 Baik 1566 91.47%

2 Kurang 146 8.53%

Total 1712

Kebiasaan Memelihara Jamban

1 Baik 1374 80.26%

2 Kurang 338 19.74%

Total 1712

Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth

Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa jenis pembuangan tinja dan
kebiasaan memelihara jamban didusun 1-12 baik di desa percut

Tabel 25. Distribusi Frekuensi Pembuangan Sampah dan Limbah dusun 1 – 12 di


Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015

No. Sarana Pembuangan Tinja Frekuensi Persentase

Keluarga Membuang sampah

1 Baik 1478 86.33%

2 Kurang 234 13.67%

Total 1712

Pengelolaan Limbah

1 Baik 1409 82.30%

2 Kurang 303 17.70%

67
Total 1712

Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth

Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth

Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth

Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa keluarga membuang sampah dan
pengelolaan limbah baik didusun 1-12 desa percut

Tabel 26. Distribusi Frekuensi Ternak dan Pemanfaatan Pekarangan Rumah dusun 1
– 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015

No. Ternak dan Pemanfaatan Pekarangan Rumah Frekuensi Persentase

Cara Memelihara Ternak

1 Baik 604 71.56%

2 Kurang 240 28.44%

Total 844

Jarak Rumah Dengan Kandang Ternak

1 Baik 429 50.83%

2 Kurang 415 49.17%

Total 844

Keadaan Kandang Ternak

1 Baik 538 63.74%

2 Kurang 306 36.26%

Total 844

Keluarga Mempunyai Pekarangan

1 Baik 986 57.59%

68
2 Kurang 726 42.41%

Total 1712

Pemanfaatan Perkarangan

1 Baik 880 89.25%

2 Kurang 106 10.75%

Total 986

Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth

Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa ternak dan pemanfaatan pekarangan
di setiap KK baik

Tabel 27. Distribusi frekuensi pemanfaatan sarana kesehatan keluarga berdasarkan


fasilitas pelayanan kesehatan dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei
Tuan Kab. Deli Serdang 2015

No. Pemanfaatan sarana kesehatan Frekuensi Persentase


keluarga

1. Rumah sakit 198 12.01%

2. Puskesmas/ Pustu 513 31.13%

3. Praktek dokter 108 6.55%

4. Praktek bidan 733 44.48%

5. Polindes 7 0.42%

6. Poskesdes 7 0.42%

7. Posyandu 35 2.12%

8. Tidak menggunakan 47 2.85%

Total 1712 100%

Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth

69
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa penduduk memanfaatkan saran
kesehatan di praktek bidan dengan presentase 44,48%

Tabel 28. Distribusi frekuensi pemanfaatan sarana kesehatan keluarga berdasarkan


jarak dengan rumah dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab.
Deli Serdang 2015

No. Jarak dengan rumah Frekuensi Persentase

1. 1-2 km 1412 82.48%

2. > 2 km 300 17.52%

Total 1712 100%

Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa jarak rumah dengan sarana
kesehatan adalah 1-2km

Tabel 29. Distribusi frekuensi perilaku yang merugikan kesehatan berdasarkan


perilaku merokok, penggunaan obat terlarang, konsumsi minuman keras,
perilaku seks menyimpang dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei
Tuan Kab. Deli Serdang 2015

No. Perilaku Frekuensi Persentase

Kebiasaan Merokok

1. Ya 1960 27.21%

2. Tidak 5243 72.79%

Total 7203

Penggunaan obat terlarang

1. Ya -

2. Tidak 7203 100%

70
Total 7203

Konsumsi minuman keras

1. Ya - 0%

2. Tidak 7203 100 %

Total 7203

Perilaku seks menyimpang

1. Ya - 0%

2. Tidak 7203 100 %

Total 7203

Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth

Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa prilaku menyimpang kesehatan di
dusun 1-12 adalah merokok

Tabel 30. Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan keluarga tentang DHF ,Diare
,TBC, ISPA, Dermatitis, Gizi Buruk, Stroke, Hipertensi ,DM, Anemia,
AIDS dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang
2015

No. Tingkat Pengetahuan Frekuensi Persentase

DHF

1. Baik 1027 59,99%

2. Kurang 685 40,01%

Total 1712

Diare

1. Baik 1258 73,48%

2. Kurang 454 26,52%

Total 1712

71
TBC

1. Baik 815 47,61%

2. Kurang 897 52,39%

Total 1712

ISPA

1. Baik 685 40,01%

2. Kurang 1027 59,99%

Total 1712

Dermatitis

1. Baik 539 31,48%

2. Kurang 1173 68,52%

Total 1712

Gizi Buruk

1. Baik 883 51,58%

2. Kurang 829 48,42%

Total 1712

Stroke

1. Baik 872 50,93%

2. Kurang 840 49,07%

Total 1712

Hipertensi

1. Baik 1048 61,21%

2. Kurang 664 38,79%

Total 1712

DM

1. Baik 864 50,47%

72
2. Kurang 846 49,42%

Total 1712

Anemia

1. Baik 792 46,26%

2. Kurang 920 53,74%

Total 1712

AIDS

1. Baik 623 36,39%

2. Kurang 1089 63,61%

Total 1712

Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth

Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa keluarga di dusun 1-12 kurang
pengetahuan tentang penyakit DHF,diare,TBC,ISPA,dermatitis,gizi
buruk,stroke,hioertensi,DM,anemia,AIDS

Tabel 31. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kesehatan Remaja dusun 1 – 12 di Desa


Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015

No. Kesehatan Remaja Frekuensi Persentase

Informasi Pubertas

1. Ya 1358 66,47%

2. Tidak 685 33,53%

Total 2043

Pengetahuan Pubertas

1. Ya 1508 73,81%

2. Tidak 535 26,19%

73
Total 2043

Sumber Informasi Tentang NARKOBA

1. Media Massa (Koran, Radio, 455


Majalah,dll) 22,27%

2. Tenaga Kesehatan 352 17,23%

3 Sekolah 504 24,67%

4 Lingkungan 433 21,19%

5 Orang tua 299 14,64%

Total 2043

Pengetahuan dampak NARKOBA

1. Ya 1312 64,22%

2. Tidak 731 35,78%

Total 2043

Pendidikan SEKS

1. Ya 1097 53,70%

2. Tidak 946 46,30%

Total 2043

Informasi Tentang Pendidikan

1. Media Massa (Koran, Radio, 472


Majalah,dll) 23,10%

2. Tenaga Kesehatan 218 10,67%

3 Sekolah 650 31,82%

4 Lingkungan 232 11,36%

5 Orang tua 471 23,05%

74
Total 2043

Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth

Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa ada masyarakat yang kurang
mengetahui informasi tentang kesehatan remaja dan narkoba

Tabel 32. Distribusi frekuensi jumlah KK berdasarkan ibu hamil dusun 1 – 12 di Desa
Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015

No. Ibu Hamil Frekuensi Persentase

Usia Kehamilan

1 0-12 minggu 15 44,12%

2 13-27 minggu 5 14,71%

3 28-40 minggu 14 41,18%

Total 34

Jarak kelahiran anak sebelumnya dengan kehamilan saat ini

1. < 2 tahun 16 47,06%

2. 2-3 tahun 11 32,35%

3. > 3 tahun 7 20,59%

Total 34

Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth

Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa ada KK yang memiliki ibu hamil
dengan usia kehamilan 0-12 minggu dengan jarak kelahiran <2tahun

Tabel 33. Distribusi frekuensi jumlah kejadian ibu hamil berdasarkan tempat
pemeriksaan kehamilan dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan
Kab. Deli Serdang 2015

75
No. Tempat pemeriksaan kehamilan saat Frekuensi Persentase
ini

1. Rumah sakit 2 5,88%

2. Puskesmas/ Posyandu - 0,00%

3. Praktek Dokter/ Bidan 31 91,18%

4 Dukun - 0,00%

5. Tidak periksa 1 2,94%

Total 34 100,00%

Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth

Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa tempat pemeriksaan kehamilan
tebanyak di praktek dokter/bidan

Tabel 34. Distribusi Frekuensi Tidak Melakukan Pemeriksaan Kehamilan dusun 1 –


12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015

No. Alasan Tidak Melakukan pemeriksaan Frekuensi Persentase


kehamilan

1. Tidak tahu

2. Merasa tidak perlu

3. Tempat jauh

4. Tidak ada waktu

5. Malas

6. Dll………………..

Total

Tabel 35. Distribusi frekuensi kejadian ibu hamil berdasarkan Melakukan


pemeriksaan kehamilan dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan
Kab. Deli Serdang 2015

76
No. Alasan Melakukan pemeriksaan kehamilan Frekuensi Persentase

1. Kesadaran Sendiri 19 55,88%

2. Rutinitas 4 11,76%

3. Anjuran Keluarga 4 11,76%

4. Ada Keluhan 4 11,76%

5. Dll……………….. 3 8,82%

Total 34 100,00%

Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth

Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa ibu hamil di dusun 1-12 memeriksa
kehamilan kerena kesadaran diri sendiri

Tabel 36. Distribusi frekuensi kejadian ibu hamil berdasarkan perolehan imunisasi TT
dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015

No. Memperoleh imunisasi TT Frekuensi Persentase

1. Ya 11 32,35%

2. Tidak 23 67,65%

Total 34 100,00%

Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth

Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa ibu hamil telah memperoleh TT
dengan presentase 67,65%

Tabel 37. Distribusi frekuensi ibu hamil yang mendapatkan imunisasi TT berdasarkan
jumlah perolehan imunisasi TT dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei
Tuan Kab. Deli Serdang 2015

No. Jumlah perolehan imunisasi TT Frekuensi Persentase

77
1. 1 kali 3 27,27%

2. 2 kali 8 72,73%

3. > 2 kali 0 0,00%

4. Tidak tahu

Total 11 100,00%

Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth

Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa jumlah perolehan imunisasi TT
sebanyak 2x

Tabel 38. Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Berdasarkan Pemeriksaan Penunjang


dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015

No. Pemeriksaan Penunjang Kehamilan Frekuensi Persentase

1. Hb 20 58,82%

2. Protein Urin 14 41,18%

Total 34 100,00%

Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth

Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa pemeriksaan penunjang kehamilan
dilakukan ibu hamil di dusun 1-12

Tabel 39. Distribusi frekuensi jumlah keluarga yang Mengalami Faktor Resiko
kehamilan dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli
Serdang 2015

No. Faktor Resiko Kehamilan Frekuensi Persentase

1. Ya 1 2,94%

2. Tidak 33 97,06%

78
Total 34 100,00%

Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth

Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa ibu hamil di dusun 1-12 tidak
mengalami resiko pada kehamilan

Tabel 40. Distribusi frekuensi jumlah keluarga berdasarkan Rencana Penolong


Persalinan dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli
Serdang 2015

No. Rencana Penolong Persalinan Frekuensi Persentase

1. Dokter 1 2,94%

2. Bidan 33 97,06%

3. Perawat 0 0,00%

4. Dukun 0 0,00%

5. Dlll…………………… 0 0,00%

Total 34 100,00%

Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth

Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa ibu hamil di dusun 1-12 berencana
bersalin di bidan

Tabel 41. Distribusi frekuensi ibu hamil yang mempunyai Keluhan Selama kehamilan
saat ini dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang
2015

No. Keluhan Selama kehamilan saat ini Frekuensi Persentase

Keluhan

1. Ada 23 67,65%

79
2. Tidak 11 32,35%

Total 34 100,00%

Keluhan Yang Dirasakan

1. Mual Muntah 13 38,24%

2. Mudah Lelah 6 17,65%

3 Susah BAB 1 2,94%

4 Pusing 4 11,76%

5 Sering Miksi 3 8,82%

6 Dll……………………………. 7 20,59%

Total 34 100,00%

Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth

Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa ibu hamil di dusun 1-12 mengeluh
selama kehamilan dengan keluhan mual dan muntah

Tabel 42. Distribusi frekuensi ibu hamil yang mempunyai pantangan makanan selama
hamil dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang
2015

No. Pantangan Makanan Selama kehamilan Frekuensi Persentase

1. Ada 7 20,59%

2. Tidak 27 79,41%

Total 34 100,00%

Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth

Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa ibu hamil didusun 1-12 tidak ada
pantangan makanan selama kehamilan

80
Tabel 43. Distribusi frekuensi jumlah KK berdasarkan Penkes Yang Berhubungan
Dengan Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Balita dusun 1 – 12 di Desa Percut
Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015

No. Penkes Frekuensi Persentase

1. Pernah 23 67,65%

2. Tidak Pernah 11 32,35%

Total 34 100,00%

Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth

Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa setiap rata-rata ibu hamil di dusun 1-
12 pernah mendapat pendidikan kesehatan yang berhubungan dengan kehamilan

Tabel 44. Distribusi frekuensi jumlah KK berdasarkan Yang Pernah Mendapatkan


Penkes Yang Berhubungan Dengan Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Balita
dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015

No. Penkes Yang Didapat Frekuensi Persentase

1. Senam Hamil 4 10,00%

2. ASI 6 15,00%

3 Kebersihan Diri 13 32,50%

4 Gizi Ibu Hamil 16 40,00%

5 Persi 1 2,50%

Total 40 100,00%

Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth

Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa pendidikan kesehatan yang
didapatkan adalah gizi ibu hamil

81
Tabel 45. Distribusi frekuensi jumlah KK berdasarkan kejadian nifas 40 hari dusun 1
– 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015

No. Ibu nifas Frekuensi Persentase

Nifas Hari/ Minggu Ke

1. 0-10 hari 21 50,00%

2. 11-20 hari 1 2,38%

3 20-30 hari 18 42,86%

4 >31 hari 2 4,76%

Total 42

Kunjungan Ulang

1 Ya 11 26,19%

2 Tidak 31 73,81%

Total 42

Waktu Kunjungan Ulang

1 6 jam 0 0,00%

2 6 hari 4 36,36%

3 2 minggu 4 36,36%

4 6 minggu 3 27,27%

Total 11

Frekuensi Kunjungan

1 1-2 Kali 2 18,18%

2 3-4 kali 4 36,36%

3 5-6 kali 2 18,18%

4 >6 kali 3 27,27%

Total 11

82
Alasan Tidak Kunjungan Ulang

1 Tidak tahu 24 77,42%

2 Tidak perlu 3 9,68%

3 Tidak Ada biaya 3 9,68%

4 Tempat Yan-Kes jauh 1 3,23%

Total 31

Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth

Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa frekuensi kunjungan ulang nifas 40
hari ada yang tidak melakukan kunjungan ulang sebanyak 73,81%

Tabel 46. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Cara Perawatan dusun 1 – 12 di Desa


Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015

No. Cara Perawatan Frekuensi Persentase

Perawatan Tali Pusat

1. Tahu 12 57,14%

2. Tidak tahu 9 42,86%

Total 21

Cara Memandikan Bayi

1. Tahu 14 66,67%

2. Tidak tahu 7 33,33%

Total 21

Perawatan Perenium

1. Tahu 13 61,90%

2. Tidak tahu 8 38,10%

Total 21

83
Keluhan Selama Masa Nifas

1. Ada 5 11,90%

2. Tidak ada 37 88,10%

Total 42

Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth

Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa frekuensi berdasarakan cara
perawatan bayi baru lahir ada ibu yang tidak tahu cara melakukan perawatan tali
pusat,memandikan bayi,perawatan perineum.

Tabel 47. Distribusi Frekuensi jumlah ibu menyusui dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec.
Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015

No. Ibu Menyusui Frekuensi Persentase

1. Ya 103 69,13%

2. Tidak 46 30,87%

Total 149 100,00%

Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth

Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa ada ibu tidak menyusui bayi
sebanyak 30,87%

Tabel 48. Distribusi frekuensi ibu Menyusui berdasarkan Alasan Yang Tidak
Menyusui dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli
Serdang 2015

No. Alasan Yang Tidak Menyusui Frekuensi Persentase

1. Bekerja 8 17,39%

2. ASI Tidak lancer 33 80,43%

84
3. Ibu hamil lagi 0 0,00%

4. Payudara lecet/ bengkak 0 0,00%

5. Ibu sakit dan tidak mau memberikan ASI 0 0,00%

6 Estetika 0 0,00%

7 Dll………………………. 1 2,17%

Total 42 100,00%

Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth

Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa ada ibu tidak menyusui dengan
alasan ASI tidak lancar 78,85%

Tabel 49. Distribusi frekuensi berdasarkan Pasangan Usia Subur dusun 1 – 12 di Desa
Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015

No. Pasangan Usia Subur Frekuensi Persentase

1. Ya 1156 67,52%

2. Tidak 556 32,48%

Total 1712 100,00%

Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth

Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa PUS sebanyak 67,52%

Tabel 50. Distribusi frekuensi berdasarkan berdasarkan pernah mendapatkan


informasi KB dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli
Serdang 2015

No. Pasangan Usia Subur Frekuensi Persentase

1. Ya 1111 91,44%

2. Tidak 45 8,56%

Total 1156 100,00%

85
Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth

Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa PUS mendapatkan informasi tentang
KB dengan presentase 91,44%

Tabel 51. Distribusi frekuensi berdasarkan sumber Informasi Alat/ Cara KB dusun 1
– 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015

No. Sumber Informasi Pemakaian alat/cara Frekuensi Persentase


KB

1. Dokter/ Bidan/Perawat 710 63,91%

2. Tetangga 107 9,63%

3 Radio/TV/Buku/Majalah 156 14,04%

4 Dll…………………………. 138 12,42%

Total 1111 100,00%

Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth

Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa informasi alat/cara berKB
didapatkan dari dokter/bidan/perawat

Tabel 52. Distribusi frekuensi pasangan usia subur yang menggunakan alat KB dusun
1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015

No. Pasangan Usia Subur menggunakan KB Frekuensi Persentase

1. Ya 879 72,35%

2. Tidak 156 12,84%

3 Drop-out 180 14,81%

Total 1215 100,00%

Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth

Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa PUS menggunakan alat KB

86
Tabel 53. Distribusi frekuensi pasangan usia subur yang menggunakan alat/cara KB
berdasarkan jenis alat/cara KB dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei
Tuan Kab. Deli Serdang 2015

No. Jenis alat/cara KB Frekuensi Persentase

1. Sanggama terputus 147 16,80%

2. Pantang berkala/kalender 1 0,20%

3. MAL 7 1,00%

4. Diafragma/intravag 0 0,00%

5. Kondom 1 0,20%

6. Suntikan 400 47,00%

7. Pil 227 26,00%

8. AKBK 39 4,50%

9. AKDR 19 3,00%

10. Sterilisasi wanita 6 1,00%

11. Sterilisasi pria 2 0,30%

Total 879 100,00%

Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth

Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa cara berKB yang digunakan di
dusun 1-12 adalah cara suntikan hormone

Tabel 54. Distribusi Frekuensi Pasangan Usia Subur Berdasarkan Keluhan


Penggunaan KB dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli
Serdang 2015

No. Keluhan Penggunaan KB Frekuensi Persentase

1. Ya 194 22,07%

2. Tidak 685 77,93%

87
Total 879 100,00%

Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth

Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa pada PUS tidak ada keluhan dalam
mengguanakan KB

Tabel 55. Distribusi frekuensi pasangan usia subur yang pernah menggunakan
alat/cara KB berdasarkan alasan utama tidak menggunakan KB/ Berhenti
dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015

No. Alasan utama berhenti KB Frekuensi Persentase

1. Tidak cocok 22 12,22%

2. Efek samping 17 9,44%

3. Ingin hamil lagi 68 37,78%

4. Kurang informasi 15 8,33%

5. Dll……………. 58 32,22%

Total 180 100,00%

Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth

Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa PUS berhenti menggunakan KB
karena ingin hamil lagi

Tabel 56. Distribusi frekuensi jumlah bayi 0-12 bulan berdasarkan kepemilikan
KIA/KMS dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli
Serdang 2015

No. Kepemilikan KIA/KMS Frekuensi Persentase

1. Ya 100 67,11%

2. Tidak 49 32,89%

88
Total 149 100,00%

Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth

Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa ada bayi yang tidak memiliki KIA

Tabel 57. Distribusi frekuensi jumlah bayi 0-12 bulan berdasarkan status imunisasi
dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015

No. Status imunisasi Frekuensi Persentase

1. Lengkap 56 37.58%

2. Tidak lengkap 38 25,50%

3. Tidak memperoleh imunisasi 7 4,70%

4. Tidak ada catatan imunisasi 8 5,37%

5. Belum lengkap 40 26,84%

Total 149 100,00%

Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth

Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa ada bayi 0-12 bulan yang tidak
lengkap imunisasi

Tabel 58. Distribusi frekuensi jumlah bayi 1- < 5 tahun bulan berdasarkan
kepemilikan KIA/KMS dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan
Kab. Deli Serdang 2015

No. Kepemilikan KIA/KMS Frekuensi Persentase

1. Ya 290 56.64%

2. Tidak 222 43.36%

Total 512 100%

Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth

89
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa ada bayi 1-5 tahun tidak memiliki
KIA

Tabel 59. Distribusi frekuensi jumlah bayi 1-< 5 tahun berdasarkan status imunisasi
dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015

No. Status imunisasi Frekuensi Persentase

1. Lengkap 272 53.13%

2. Tidak lengkap 176 34.38%

3. Tidak memperoleh imunisasi 30 5.86%

4. Tidak ada catatan imunisasi 34 6.64%

Total 512 100%

Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth

Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa ada bayi 1-5 tahun tidak lengkap
imunisasi

Tabel 60. Distribusi frekuensi jumlah bayi yang tidak memperoleh


imunisasi/imunisasi tidak lengkap berdasarkan alasan dusun 1 – 12 di Desa
Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015

No. Alasan Frekuensi Persentase

1. Pelayanan kesehatan jauh 20 36.36%

2. Biaya 18 32.73%

3. Lupa 13 23.64%

4. Dilarang keluarga 333 98,37%%

5. Kepercayaan 2 3.64%

6. Vaksin tidak tersedia 2 3.64%

7. lainnya 273 41,30%

90
Total 661 100%

Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth

Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa ada bayi yang tidak imunisasi karena
dilarang keluarga

Tabel 61. Distribusi frekuensi jumlah bayi 0-12 bulan berdasarkan perolehan ASI
Eksklusif dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli
Serdang 2015

No. Memperoleh ASI Frekuensi Persentase

1. Ya 134 89.93%

2. Tidak 15 10.07%

Total 149 100%

Tabel 62. Distribusi frekeunsi ibu yang menyusui bayi berdasarkan tindakan
memberikan kolostrum dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan
Kab. Deli Serdang 2015

No. Kolostrum Frekuensi Persentase

1. Ya 132 88.59%

2. Tidak 7 4.70%

Total 149 100%

Tabel 63. Distribusi frekuensi ibu menyusui berdasarkan Waktu Pemberian Menyusui
dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015

No. Waktu Pemberian ASI Frekuensi Persentase

91
1. Setiap menangis 63 47.73%

2. Setiap 3 jam 33 25.00%

3. Malam Hari saja - 0.00%

4 Setiap saat 36 27.27%

Total 132 100%

Tabel 64. Distribusi frekuensi Ibu menyusui berdasarkan rencana lama menyusui
dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015

No. Rencana Lama Menyusui Frekuensi Persentase

1. 6 Bulan 57 43.18%

2. > 6 bulan 75 56.82%

Total 132 100%

Tabel 65. Distribudsi Frekuensi Ibu Menyusui Berdasrakan Alasan < 6 bulan
Menyusui dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli
Serdang 2015

No. Alasan < 6 bulan Menyusui Frekuensi Persentase

1 Ibu sakit 2 4.88%

2 Ibu bekerja 26 63.41%

3 Ibu hamil lagi - 0.00%

4 ASI tidak ada 11 26.83%

5 Sudah waktunya 2 4.88%

Total 41 100%

92
Tabel 66. Distribusi Frekuensi Ibu Menyusui Berdasarkan Perawatan Payudara dusun
1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015

No. Perawatan Payudara Frekuensi Persentase

1 Ya 107 71.81%

2 Tidak 42 28.19%

Total 149 100%

Tabel 67. Distribusi Frekuensi Anak Tidak Diberi ASI Berdasarkan ASI pengganti
dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015

No. ASI Pengganti Frekuensi Persentase

1 Susu Formula khusus bayi 11 73.33%

2 Air Tajin 3 20.00%

3 Teh manis - 0.00%

4 Susu Kental manis - 0.00%

5 Air putih - 0.00%

6 Bubur saring/ Milna 1 6.67%

Total 15 100%

Tabel 68. Distribusi frekuensi Keluarga berdasarkan Aspek Lansia dusun 1 – 12 di


Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015

No. Aspek Lansia Frekuensi Persentase

Anggota Keluarga Yang Lansia

93
1. Ya 1062 15.12%

2. Tidak 5961 84.88%

Total 7023 100%

Aktifitas Lansia

1. Mandiri 898 84.56%

2. Dibantu 164 15.44%

Total 1062 100%

Pelayanan Kesehatan Lansia

1. Baik 815 76.74%

2. Kurang 247 23.26%

Total 1062 100%

Jenis Penyakit Lansia

1. DM 80 7.53%

2. Hipertensi 154 14.50%

3 Stroke 78 7.34%

4 Jantung 115 10.83%

5 Osteoporosis 124 11.68%

6 Dll………………………………….. 511 48.12%

Total 1062 100%

Tabel 69. Distribusi Frekuensi Keluarga Berdasarkan Data Unit Kesehatan


Masyarakat (UKBM) dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan
Kab. Deli Serdang 2015

No. UKBM Frekuensi Persentase

Keluarga Anggota JPKM/ BPJS/ Dana Sehat/ Asuransi

94
1. Ya 2862 40.75%

2. Tidak 4161 59.25%

Total 7023 100%

Bentuk Fasilitas Kesehatan Berbasis Masyarakat

1. Posyandu 573 33.47%

2. Polindes 119 6.95%

3 Poskesdes 362 21.14%

4 Dll…………………………… 658 38.43%

Total 1712 100%

Anggota Keluarga Yang Menjadi Donor darah Berjalan

1. Ya - -

2. Tidak 1712 100%

Total 1712 100%

Ambulance Desa

1. Ya -

2. Tidak 1712 100%

Total 1712 100%

95
3.1 Analisa Data

No Data Penyebab Masalah

1 Data Subjektif : ada ibu mengatakan bahwa bayi nya tidak di Rendahnya cakupan Kurang pengetahuan
imunisasi karena larangan keluarga imunisasi pada bayi dan tentang imunisasi
Data Objektif : balita
- jumlah bayi dan balita 661 orang
- Presentasi bayi tidak lengkap imunisasi 25,50%
- Presentasi balita tidak imunisasi 34.38%
2 DS : factor lingkungan Resiko terjadinya cedera
- Ada sebagian masyarakat yang merasa terganggu dengan
lingkungan yang becek dan saluran pembuangan yang
tersumbat
DO :
- Jumlah lansia 1246 orang dengan persentase 17,29%
- Lingkungan rumah yang kurang bersih 35,75%
- Pengelolaan limbah yang kurang 17,70%
- Rumah yang memiliki pekarangan 57,59%
- Keluarga yang kirang memanfaatkan pekarangan 10,75%
3 DS :ada keluarga mengatakan yang kurang mengerti tentang Rendahnya pengetahuan Resiko terjadinya penyakit
penyebab,gejala dari berbagai penyakit tentang penyakit (DHF,
DO : persentase kurang pengetahuan chikungunya,malaria,TBC,
- DHF 40,01% ISPA, Dermatitis, Gizi
- TBC 52,39% buruk, Hipertensi, DM,
- ISPA 59,99% Anemia, AIDS)
- Dermatitis 68,52%
- Gizi buruk 48,42%
- Stroke 49,07%
- Hipertensi 38,79%
- DM 49,42%
- Anemia 53,74%
- AIDS 63,61%

96
4 DS : Rendahnya pengetahuan Resiko terjadinya prilaku
- Ada remaja yang tidak tahu tentang dampak dari narkoba remaja tentang kesehatan menyimpang
DO : remaja
- tidak mendapat informasi : 33,53%
- tidak mengetahui pubertas 26,19%
- tidak mengetahui dampak narkoba 35,78%
- tidak mendapatkan pendidikan seks 46,30%
- setiap malam ada remaja yang kumpul-kumpul bermain
judi sambil merokok
5 DS : Rendahnya pemberian Resiko terjadinya infeksi
- Ada ibu yang mengatakan tidak perlu diimunisasi TT imunisasi TT pada ibu hamil pada ibu dan anak dalam
karena anak sebelumnya sehat-sehat saja. kandungan
DO :
- Tidak memperoleh imunisasi TT 67,65%

97
3.3 Prioritas Masalah Desa/ Dusun

Dalam menentukan masalah kesehatan masyarakat dusun 1- 12 Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang penulis
mengaplikasikan teori menurut Bayllon (2013) yang dipaparkan pada tabel berikut :

Tabel 70. Penentuan prioritas masalah masyarakat dusun 1 -12 Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015

Perhatian Poin Tingkat Kemungkinan Untuk


Masalah Total Prioritas
Masyarakat Prevalence Keparahan dicegah

Rendahnya ++++ ++++ +++ +++ 144 I


cakupan
imunisasi pada
bayi dan balita

Resiko terjadinya ++++ ++++ ++++ +++ 64 II


cedera
berhubungan
dengan factor
lingkungan

Rendahnya ++ ++ +++ +++ 36 III


pengetahuan
tentang penyakit
(DHF,TBC,Anem

98
ia,AIDS)

Rendahnya ++ +++ +++ + 18 IV


pengetahuan
remaja tentang
kesehatan remaja

Rendahnya ++ ++++ ++ + 16 V
pemberian
imunisasi TT
pada ibu hamil

99
3.5 Rencana Keperawatan

Dalam menentukan penanggulangan masalah kesehatan masyarakat dusun 1 – 12 Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli
Serdang dimana penulis menggunakan rancangan/desain tindakan dalam solusi penanggulangan masalah yang dipaparkan dengan
sisitem/ komponen dibawah ini :

Masalah kesehatan Tujuan Sasaran Waktu / tempat Materi Pelaksana Evaluasi


Kurang pengetahuan Setelah Ibu yang 9 Des 2015 / Memberikan Mahasiswa - Peserta yang
tentang imunisasi dilakukan memiliki bayi dusun IX penyuluhan mengikuti
berhubungan dengan penyuluhan 1x 0-12 bulan 10.00 WIB s/d tentang penyuluhan
rendahnya cakupan diharapkam dan balita 1- selesai imunisasi dan dapat
imunisasi pada bayi dan masyarakat <5 tahun pijat bayi memahami
balita mengerti pentingnya
tentang imunisasi
imunisasi terhadap
kesehatan bayi
dan balita
- Orang tua
tampak antusias
dalam bertanya
dan mengikuti
kegiatan
Resiko terjadinya cedera Setelah Semua lansia 9-10 Des Memberikan Mahasiswa - Peserta yang
berhubungan dengan factor dilakukan di dusun I- 2015 / dusun penyuluhan DIII mengikuti
lingkungan penyuluhan 1x XII VIII-XII tentang Keperawatan penyuluhan
diharapkan 10.00 WIB s.d cedera fisik dapat
masyarakat selesai dan luka memahami dan
dapat bakar mempraktekkan
mengurangi tentang
resiko cedera Semua warga 9 Des Melakukan Mahasiswa pertolongan
dengan baik dusun I-XII 2015/dusun I- gotong DIII pertama pada
dan benar di XII pukul royong Keperawatan cedera fisik

100
dusun I-XII 08.000s.d dan - Warga tampak
selesai Kebidananan kurang antusias
dapat mengikuti
kegiatan gotong
royong dengan
baik dan benar
Resiko terjadinya penyakit Setelah Seluruh 10 Des 2015 / Penyuluhan Mahasiswa - Masyarakat
berhubungan dengan dilakukan masyarakat dusun XI dan tentang DHF, dapat mengerti
rendahnya pengetahuan penyuluhan 1x dusun I-XII XII DM, tentang
tentang penyakit (DHF, masyarakat 09.00 WIB s.d chikungunya, penyuluhan
TBC, ISPA, Dermatitis, diharapkan selesai malaria,hipert yang
Gizi buruk, Hipertensi, DM, mengerti ensi, AIDS, disampaikan
Anemia, AIDS) tentang dan gizi - Masyarakat
penyakit buruk tampak antusias
dalam bertanya
dan menjawab
pertanyaan
Resiko terjadinya prilaku Setelah Remaja 9 Des 2015/ Penyuluhan Mahasiswa - Remaja dapat
menyimpang berhubungan dilakukan dusun VIII- dusun XI tentang mengerti
dengan Rendahnya penyuluhan 1x XII 16.00 WIB s.d narkoba dan tentang narkoba
pengetahuan remaja tentang remaja selesai kesehatan dan bahaya
kesehatan remaja diharapkan reproduksi penyalahgunaan
mengerti narkoba
tentang - Remaja dapat
kesehatan mengerti
remaja tentang
kesehatan
reproduksi
- Remaja tampak
antusias dalam
bertanya
Resiko terjadinya infeksi Setelah Ibu hamil 10 Des 2015 / Penyuluhan Mahasiswa - Para ibu hamil
pada ibu dan anak dalam dilakukan dusun XII kesehatan dapat mengerti

101
kandungan berhubungan penyuluhan 10.00 WIB s.d tentang tentang
dengan rendahnya tentang selesai imunisasi TT imunisasi TT
pemberian imunisasi TT imunisasi TT - Ibu hamil
pada ibu hamil diharapkan tampak antusias
ibu-ibu dalam bertanya
mengerti dan menjawab
tentang pertanyaan
imunisasi TT
dan terhindar
dari resiko
infeksi

102
3.6 Implementasi dan evaluasi
Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas ( masyarakat, kelompok khusus, keluarga ) dilakukan sesuai dengan apa
yang sudah direncanakan tergantung dalam masalah/ kondisi masyarakat dusun 1 – 12 Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab.
Deli Serdang yang dilakukan pada tanggal 3- 11 Desember 2015

Tanggal/ No. IMPLEMENTASI EVALUASI


Jam DX

09-12- 1 1. Memberikan penyuluhan tentang imunisasi dan S:


2015 pijat bayi di dusun IX oleh mahasiswa DIII
Keperawatan pada Ibu yang memiliki bayi 0-12 Ada ibu yang mengatakan sudah mengetahui efek
10.00 bulan, yang diikuti oleh 9 orang bayi dan ibunya, samping imunisasi dan tidak takut lagi membawa
bayinya imunisasi.
10-12- Ada ibu yang mengatakan takut membawa
2015 bayinya imunisasi karena setelah imunisasi bayi Ada ibu yang mengatakan baru mengetahui manfaat
demam dan rewel. pijat bayi setelah mengikuti penyuluhan.
09.00
Ada ibu yang mengatakan anaknya sehat-sehat Ada ibu yang mengatakan akan rutin melakukan
saja tanpa diimunisasi. pijat bayi di rumah.
O:
2. Memeberikan penyuluhan tentang pijat bayi,
Ibu-ibu tampak antusias mengikuti penyuluhan
imunisasi di dusun I-VII yang diselenggarakan
dengan bertanya dan mengungkapkan pengalaman
didusun IV oleh mahasiswa DIII Kebidanan pada
tentang imunisasi.
ibu yang memiliki bayi 0-12 bulan, yang diikuti
oleh 15 orang bayi dan ibunya. Ada ibu yang melakukan simulasi pijat bayi pada
bayinya.
A:
Masalah kurang pengetahuan tentang imunisasi
teratasi.

103
P:
Kolaborasi dengan petugas kader Puskesmas
memantau pelaksanaan imunisasi.

3 /11- 2 1. Melakukan gotongroyong di dusun I-XII oleh S:


2015 mahasiswa DIII Keperawatan dan kebidanan yang
diikuti oleh warga dan mahasiswa Ada lansia dan warga yang baru mengerti tentang
10.00 2. Masyarakat kurang merespon kegiatan dan tidak penanganan dan mempraktekkan cedera fisik dan
aktif pada saat kegiatan gotongroyong luka bakar
O:
10/12-
2015 3. Memberikan penyuluhan tentang penanganan dan Lansia dan warga tampak antusias mengikuti
mempraktekkan cedera fisik dan luka bakar penyuluhan dengan bertanya.
17.00 yang dilakukan didusun XI oleh mahasiswa DIII
Keperawatan diikuti oleh 30 orang warga dusun Terlihat warga yang antusias ikut setra dalam
kegiatan gotong royong

4. Melakukan senam lansia di dusun VIII oleh A:


mahasiswa DIII Keperawatan yang diikuti oleh 8 Masalah tentang resiko cedera fisik dan lingkungan
orang lansia. yang sehat sudah teratasi
P:
Kolaborasi dengan kader, kepala desa

104
5.

10-12 3 1. Memberikan penyuluhan tentang DHF, S:


-2015 chikungunya, malaria,DM, hipertensi, AIDS, yang
dilakukan oleh DIII Keperawatan di dusun XI dan Ada sebagian masyarakat mulai paham tentang
09.00 XII yang diikuti oleh masyarakat dusun XI dan penyakit dan cara penularan penyakit.
XII.
11-12- O:
2015
2. Melakukan penyuluhan tentang PHBS yang Masyarakat tampak antusias mengikuti penyuluhan
10.00 dilakuan oleh DIII Kebidanan di dusun I -VII
Masyarakat tampak aktif bertanya
A:
Masalah kurang pengetahuan tentang penyakit
teratasi
P:
Kolaborasi dengan kepala dusun dan petugas
Puskesmas dalam melanjutkan intervensi

9-12 4 Memberikan penyuluhan tentang narkoba dan kesehatan S:


-2015 reproduksi yang dilakukan oleh DIII Keperawatan di
dusun XI di ikuti oleh remaja dusun VIII –XII dengan Ada sebagian remaja belum mengetahui tentang
16.00 jumlah remaja 27 orang. kesehatan reproduksi
O:
Remaja tampak antusias mendengarkan dan
mengikuti kegiatan penyuluhan

105
A:
Masalah resiko terjadinya perilaku menyimpang
pada remaja sebagian teratasi
P:
Kolaborasi dengan petugas Puskesmas dalam
melanjutkan implementasi

10-12- 5 Memberikan penyuluhan kesehatan tentang imunisasi TT S:


2015 yang dilakukan oleh DIII Keperawatan di dusun XII di
ikuti oleh ibu hamil dengan 12 orang dari dusun VIII Ada ibu yang mengatakan sudah paham manfaat
10.00 sampai XII. imunisasi TT dan efek samping jika tidak
melakukan imunisasi TT
O:
Ibu-ibu tampak antusias mengikuti penyuluhan
A:
Masalah sebagian teratasi
P:
Kolaborasi dengan petugas Puskesmas dalam
melanjutkan implementasi

106
3.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Kurang pengetahuan tentang imunisasi berhubungan dengan rendahnya


cakupan imunisasi pada bayi dan balita

2. Resiko terjadinya cedera fisik berhubungan dengan fakto lingkungan

3. Resiko terjadinya penyakit berhubungan dengan rendahnya pengetahuan


tentang penyakit (DHF,TBC,ISPA,Dermatitis,Gizi
buruk,Hipertensi,DM,Anemia,AIDS)

4. Resiko terjadinya prilaku menyimpang berhubungan dengan Rendahnya


pengetahuan remaja tentang kesehatan remaja

5. Resiko terjadinya infeksi pada ibu dan anak dalam kandungan berhubungan
dengan rendahnya pemberian imunisasi TT pada ibu hamil

107
BAB 4
PEMBAHASAN

Praktik keperawatan keluarga dan komunitas di desa Percut Kecamatan Percut Sei
Tuan Kabupaten Deli Serdang yang dilaksanakan oleh Mahasiswa Program Studi
DIII Keperawatan STIKes Santa Elisabeth Medan adalah salah satu program untuk
mengaplikasikan konsep keperawatan komunitas dengan menggunakan proses
keperawatan komunitas sebagai dasar ilmiah yang dilakukan pada tanggal 1-12
Desember 2015.
Berikut ini pembahasan yang akan diuraikan berkisar tentang praktik keperawatan
komunitas; keluarga dan puskesmas.

4.1 Praktik Klinik Keperawatan Komunitas


Praktik klinik keperawatan komunitas diawali dengan persiapan dari kampus sampai
dengan pelaksanaan di lapangan. Pada tahap persiapan dilakukan pembekalan dari
pembimbing profesi keperawatan komunitas tentang mekanisme perijinan praktik dan
peraturan praktik, dan untuk selanjutnya dilakukan proses persiapan yang lebih
intensif oleh mahasiswa sendiri. Kendala yang kami hadapi adalah ternyata
pembekalan yang diterima masih belum optimal dapat dimanfaatkan pada tatanan
lapangan, sehingga terdapat perubahan-perubahan dan pemunculan srategi-strategi
baru dari mahasiswa untuk dapat memanifestasikan konsep keperawatan kesehatan
masyarakat secara lebih nyata.

4.1.1 Pengkajian
Pengkajian dilakukan untuk mendapatkan data kesehatan komunitas yang diinginkan.
Pada pengkajian ini dilakukan pengumpulan data kesehatan komunitas dengan
menggunakan tehnik wawancara dan observasi. Setelah format pengkajian siap, maka
mahasiswa langsung menyebar ke rumah-rumah warga di desa Percut Kecamatan
Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. Dari pengumpulan data didapatkan bahwa

108
mayoritas warga merupakan warga asli melayu, mayoritas dari warga bekerja pagi -
sore hari.
Hal tersebut merupakan kendala terutama untuk mengumpulkan warga saat dilakukan
kegiatan, namun berkat bantuan dari aparat dan Tokoh di desa percut, dan model
pendekatan secara persuasif dengan mengikuti kebiasaan warga, maka permasalahan
tersebut dapat diatasi.
Respon yang diberikan warga didesa Percut sangat positif, dibuktikan dengan
perhatian dari warga terhadap keberadaan mahasiswa beserta program-programnya,
sehingga keseluruhan proses pengumpulan data dapat dilaksanakan dengan baik.
Strategi yang digunakan saat pengumpulan data adalah kerjasama dengan aparat serta
tokoh-tokoh masyarakat desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli
Serdang dan melakukan program turun ke lapangan sehingga keberadaan mahasiswa
membaur dengan warga.
Dari pengkajian didapatkan beberapa masalah kesehatan yang dirasakan masyarakat,
meliputi:
1. Kurang pengetahuan tentang imunisasi

2. Resiko terjadinya cedera fisik

3. Resiko terjadinya penyakit (DHF, TBC, ISPA, Dermatitis, Giziburuk,


Hipertensi, DM, Anemia, AIDS)

4. Resiko terjadinya prilaku menyimpang pada remaja

5. Resiko terjadinya infeksi pada ibu dan anak dalam kandungan terhadap
rendahnya pemberian imunisasi TT pada ibu hamil

Dari lima masalah yang ditemukan mahasiswa, maka dikembalikan kepada


masyarakat untuk dianalisa lebih lanjut. Perumusan masalah antara mahasiswa dan
warga mengalami kesulitan, karena masyarakat kurang menyadari pentingnya
kesehatan dalam hidup mereka dan terdapat sedikit masalah dalam hal ketepatan

109
waktu yang sedianya dilaksanakan tepat pukul 07.00 – 17.00 WIB padahal seluruh
masyarakat mayoritas bekerja dan ada dirumah sewaktu malam hari.

4.1.2 Penentuan Prioritas Masalah


Melalui analisa masalah, maka setelah dirumuskan permasalahan kesehatan warga
dilakukan penentuan prioritas masalah atas dasar urgensitas dari masalah.
Berdasarkan Musyawarah Masyarakat Desa yang dilaksanakan pada hari selasa
tanggal 8 desember 2015 dan, maka ditentukan prioritas masalah kesehatan sebagai
berikut:
1. Kurang pengetahuan tentang imunisasi

2. Resiko terjadinya cidera fisik

3. Resiko terjadinya penyakit (DHF, TBC, ISPA, Dermatitis, Giziburuk,


Hipertensi, DM, Anemia, AIDS)

4. Resiko terjadinya prilaku menyimpang pada remaja

5. Resiko terjadinya infeksi pada ibu dan anak dalam kandungan terhadap
rendahnya pemberian imunisasi TT pada ibu hamil

Penentuan prioritas masalah ini menemukan kesulitan, hal ini dikarenakan warga
kurang memahami pentingnya kesehatan dan partisipasi kurang aktif saat
dilaksanakan musyawarah masyarakat desa. Kegiatan dapat dikatakan berhasil 80%
meskipun tidak dihadiri oleh kepala Puskesmas Tanjung Rejo.

4.1.3 Perencanaan
Rencana kegiatan yang berhubungan dengan permasalahan kesehatan dapat
disepakati saat MMD disusun berdasarkan diskusi yang dilakukan mahasiswa dengan
setiap kepala dusun. Adapun kegiatan-kegiatan yang disepakati oleh mahasiswa
dengan masyarakat antara lain:
1. Kurang pengetahuan tentang imunisasi

110
a. Penyuluhan tentang iunisasi

2. Resiko terjadinya cidera

a. Kegiatan gotong royong


b. Penyuluhan tentang cidera fisik dan trauma tulang
c. Senam Lansia

3. Resiko terjadinya penyakit (DHF, TBC, ISPA, Dermatitis, Giziburuk,


Hipertensi, DM, Anemia, AIDS)

a. Penyuluhan tentang DHF, DM, hipertensi, AIDS, dan gizi buruk

4. Resiko terjadinya prilaku menyimpang pada remaja

a. Penyuluhan tentang narkoba dan kesehatan reproduksi

5. Resiko terjadinya infeksi pada ibu dan anak dalam kandungan terhadap
rendahnya pemberian imunisasi TT pada ibu hamil

a. Penyuluhan kesehatan tentang imunisasi TT

111
4.1.4 Implementasi
Pelaksanaan rencana tindakan mulai dilaksanakan pada tanggal 9-11 Desember 2015
dengan metode melibatkan masyarakat secara aktif dimotori oleh mahasiswa dan para
tokoh masyarakat Desa Percut. Hanya pada kegiatan penyuluhan, dilakukan oleh
penanggung jawab kegiatan dari mahasiswa yang ditunjuk.
Selain melakukan kegiatan-kegiatan tersebut, mahasiswa juga melakukan beberapa
kegiatan yang berhubungan dengan peningkatan kesehatan masyarakat Desa Percut,
yaitu :
1. Melakukan gotong royong di dusun 1-12 di desa Percut
2. Penyuluhan Cara mencuci tangan dan Gosok gigi di SD HKBP Desa Percut.
3. Melakukan senam lansia di dusun VIII desa percut.
4. Melakukan penyuluhan pertolongan pertama pada luka bakar dan fraktur di
dusun 12 desa Percut.
Secara umum kegiatan yang direncanakan dapat dikatakan berhasil (80%),
penilaian tersebut didapatkan saat evaluasi respon positif dan antusiasme
masyarakat terhadap berbagai kegiatan yang direncanakan meskipun masih
ada masyarakat yang tidak hadir.
Penulis tidak melakukan pelaksanaan pemberian pendidikan kesehatan kepada 1 KK
di dusun 8 yang mengalami gizi buruk dikarenakan keterbatasan waktu yang tersedia.
Namun penulis telah bekerja sama dengan Puskesmas Tanjung Rejo agar tim
Puskesmas melakukan penyuluhan kesehatan di bidang peningkatan gizi kepada
masyarakat serta mengajak masyarakat berperan aktif ( dokter kecil, dokter remaja )

4.1.5 Evaluasi
Kegiatan evaluasi dilaksanakan secara bertahap dan setiap malam yang dilakukan
oleh mahasiswa dengan mahasiwa untuk mengevaluasi kegiatan harian dan
mematangkan rencana yang akan dilaksanakan keesokan harinya., Selain itu evaluasi
juga dilakukan bersama warga, tokoh masyarakat desa Percut, perangkat desa dan

112
kepala desa Percut, bida desa dan Kepala Puskesmas Tanjung Rejo serta para dosen
pembimbing praktik keperawatan Keluarga dan Komunitas.
Dari sudut pandang mahasiswa kegiatan praktik klinik keperawatan komunitas dan
keluarga dikatakan berhasil dengan bukti antusiasme dan respon positif warga desa
Percut senang dengan program-program kami dan berdampak terjadinya perubahan
pengetahuan warga tentang kesehatan.
4.2 Praktik Klinik Keperawatan Keluarga
Pendekatan yang digunakan mahasiswa dalam melaksanakan praktik klinik
keperawatan keluarga adalah problem solving approach (pendekatan menggunakan
model pemecahan masalah) sehingga antusiasme keluarga sangat tinggi untuk
menerima mahasiswa sebagai pembina kesehatan dalam keluarganya.
Rata-rata dalam waktu singkat mahasiswa mampu menyelesaikan tugas perawatan
keluarga sesuai dengan tujuan, yaitu sampai mampu melakukan evaluasi. Namun
terdapat kendala diantaranya pembagian dosen pembimbing untuk dilakukan
supervisi minimal 3 kali masih belum berjalan secara optimal. Kami menyadari dan
memaklumi tentang keberadaan hal tersebut.

4.3 Praktik Klinik di Puskesmas


Kegiatan praktik yang dilakukan mahsiswa dapat berjalan dengan baik berkat bantuan
dan kerjasama yang kondusif antara mahasiswa dengan staf Puskesmas Tanjung Rejo.
Tapi ada Kendala karena kurangnya masyarakat yang berobat danmelakukan
pemeriksaan di Puskesmas
Dari 2 minggu pratktek klinik di Puskesmas, tiap mahasiswa hanya mendapatkan
jatah 2 kali praktek di Puskesmas, hal ini menyebabkan kurangnya kesempatan bagi
mahasiswa untuk mengasah skillnya di lapangan. Tapi walaupun hanya mendapat
jatah 2 kali praktek di puskesmas, mahasiswa mendapat banyak masukan dan arahan
yang diberikan pembimbing Puskesmas dan staf bagi peningkatan wawasan
mahasiswa.

113
BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Praktik keperawatan keluarga dan komunitas di Desa percut kecamatan percut


sei tuan kabupaten deli serdang yang dilaksanakan oleh Mahasiswa D-III
Keperawatan dan Kebidanan STIKes Elisabeth Medan untuk mengaplikasikan
konsep keperawatan komunitas dengan menggunakan proses keperawatan komunitas
sebagai dasar ilmiah.

Terdapat 3 kegiatan yang dilakukan dalam praktik klinik keperawatan


komunitas, yaitu praktik klinik keperawatan komunitas itu sendiri, praktik klinik
keperawatan keluarga dan praktik klinik di Puskesmas. Pelaksanaan ketiga praktik
klinik tersebut tidak meninggalkan konsep proses keperawatan yaitu pengkajian,
perencanaan, intervensi dan evaluasi kegiatan yang terstruktur.

5.1.1. Pengkajian

Pada tahap pengkajian, penulis banyak mendapat kesenjangan antara teoritis


dengan kasus langsung dilapangan dimana pada teoritis terdapat 5 fungsi keluarga
dalam peningkatan dan pemeliharaan kesehatan tetapi pada masyarakat secara
langsung penulis mengamati serta mendata keluarga menjalankan tugas dan
fungsinya tidak sesuai dengan kesehatan keperawatan yaitu masalahkurang
pengetahuan tentang imunisasi, pengolahan sampah, pengolahan makanan yang tidak
baik, lingkungan kotor yang tidak memenuhi syarat kesehatan dan perilaku merokok
dimana penyebab masalah itu adalah kurang pengetahuan keluarga dalam bidang
kesehatan keluarga dan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah.

5.1.2. Diagnosa

114
Melalui analisa masalah, maka setelah dirumuskan permasalahan kesehatan
warga dilakukan penentuan prioritas masalah atas dasar urgensitas

dari masalah. Berdasarkan Musyawarah Masyarakat Desa yang dilaksanakan pada

hari selasa tanggal 08 Desember 2015, maka ditentukan prioritas masalah kesehatan
sebagai berikut:

1. Kurang pengetahuan tentang imunisasi berhubungan dengan rendahnya


cakupan imunisasi pada bayi dan balita
2. Resiko terjadinya cidera berhubungan dengan factor lingkungan.
3. Resiko terjadinya penyakit berhubungan dengan rendahnya pengetahuan
tentang penyakit (DHF, TBC, ISPA, Dermatitis, Gizi buruk, Hipertensi, DM,
Anemia, AIDS)
4. Resiko terjadinya prilaku menyimpang berhubungan dengan Rendahnya
pengetahuan remaja tentang kesehatan remaja
5. Resiko terjadinya infeksi pada ibu dan anak dalam kandungan berhubungan
dengan rendahnya pemberian imunisasi TT pada ibu hamil.
5.1.3 Perencanaan

Rencana kegiatan yang berhubungan dengan permasalahan kesehatan dapat


disepakati saat MMD dan disusun berdasarkan diskusi mahasiswa Kelompok Prodi
DIII KeperawatanSTIKes Santa Elisabeth Medan . Adapun kegiatan-kegiatan yang
disepakati oleh mahasiswa dengan masyarakat antara lain:

1. Penyuluhan tentang imunisasi


2. Penyuluhan tentang PHBS
3. Penyuluhan tentang KB
4. Penyuluhan tentang Menyikat Gigi
5. Penyuluhan tentang Kenakalan Remaja
6. Penyuluhan tentang Kesehatan Reproduksi

115
7. Penyuluhan tentang Narkoba
8. Penyuluhan tentang Pijat Bayi
9. Penyuluhan tentang relaksasi ibu hamil(Hypnobreathing)
10. Penyuluhan tentang Hipertensi, Diabetes Melitus.
11. Pengabdian Masyarakat tentang DBD, Chikungunya, Malaria, Preeklamsia,
Pertolongan Pertama pada Cidera Fisik, Luka Bakar.
12. Senam Lansia.

5.1.4 Implementasi

Pelaksanaan rencana tindakan mulai dilaksanakan pada tanggal 07 Desember


2015 dengan metode melibatkan masyarakat,meliputi: anak bayi,balita,anak
sekolah,remaja,serta orang tua, secara aktif digerakkan oleh mahasiswa dan para
tokoh masyarakat desa percut. Hanya pada kegiatan penyuluhan, dilakukan oleh
penanggung jawab kegiatan dari mahasiswa yang ditunjuk. Adapun kegiatan yang
dilakukan oleh mahasiswa DIII Keperawatan STIKes Santa Elisabeth Medan,yaitu:

1. Penyuluhan tentang imunisasi


2. Penyuluhan tentang PHBS
3. Penyuluhan tentang KB
4. Penyuluhan tentang Menyikat Gigi
5. Penyuluhan tentang Kenakalan Remaja
6. Penyuluhan tentang Kesehatan Reproduksi
7. Penyuluhan tentang Narkoba
8. Penyuluhan tentang Pijat Bayi
9. Penyuluhan tentang relaksasi ibu hamil
10. Penyuluhan tentang Hipertensi, Diabetes Melitus.
11. Pengabdian Masyarakat tentang DBD, Chikungunya, Malaria, Preeklamsia,
Luka Bakar, Fraktur, Hipertensi, Senam Lansia.

116
12. Tensi, pemeriksaan kadar gula darah, dan pemeriksaan protein urine pada ibu
hamil dilakukan secara gratis pada saat PEMA di Desa Percut. Secara umum
kegiatan yang direncanakan dapat dikatakan berhasil (90%), penilaian tersebut
didapatkan saat evaluasi respon positif dan antusiasme masyarakat terhadap
berbagai kegiatan yang direncanakan.
5.1.5 Evaluasi

Kegiatan evaluasi dilaksanakan secara bertahap yang dilakukan oleh


mahasiswa untuk mengevaluasi kegiatan harian dan mematangkan rencana yang akan
dilaksanakan keesokan harinya. Selain itu evaluasi juga dilakukan bersama warga,
tokoh masyarakat desa percut, perangkat desa dan kepala desa, perawat dan Kepala
UPT Puskesmas Tanjung Rejo. Dari sudut pandang mahasiswa kegiatan praktik
klinik keperawatan komunitas dan keluarga dikatakan berhasil dengan bukti
antusiasme dan respon positif warga dusun Sumber Bentong desa Karangcampaka
senang dengan program-program kami dan berdampak terjadinya perubahan
pengetahuan warga tentang kesehatan.

5.2 Saran

Demi kesuksesan dan keberlangsungan praktik klinik keperawatan

komunitas dan perkembangan keprawatan sendiri maka disarankan:

1. Untuk Masyarakat Desa agar dapat mengubah prilaku hidup sehat dan
Diharapkan masyarakt lebih aktif untuk mendapat dan memanfaatkan
pelayanan kesehatan dengan optimal.
2. Untuk Mahasiswa Diharapkan mahasiswa lebih meningkatkan kemampuan
dan menambah bekal tentang konsep keperawatan komunitas, sehingga
terdapat optimalisasi kinerja dalam melaksanakan praktik klinik keperawatan
komunitas.

117
3. Untuk puskesmas agar meningkatkan mutu pelayanan kesehatan pada
masyarakat

118
DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk


Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Imam, S Dkk.2005. Asuhan Keperawatan Keluarga. Buntara Media: Malang
Mc Closkey, C.J., et all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC) Second
Edition. New Jersey: Upper Saddle River
Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta:
Prima Medika
Smet, Bart.1994. Psikologi Kesehatan. Pt Grasindo: Jakarta

119

Anda mungkin juga menyukai