PENDAHULUAN
1
meningkatkan kesehatan, mencegah resiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari
ancaman penyakit serta berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat
(Yuddi,2008).
2
1.2 Tujuan Penulisan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah melakukan praktik lapangan asuhan keperawatan komunitas
mahasiswa mampu menerapkan konsep keperawatan komunitas (masyarakat,
puskesmas, keluarga dan kelompok khusus ) guna meningkatkan kemampuan
masyarakat untuk hidup sehat, sehingga tercapai derajat kesehatan yang
optimal bagi masyarakat di Desa Percut, Puskesmas Tanjung Rejo Kecamatan
Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah melakukan praktik belajar lapangan keperawatan komunitas di Desa
Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang selama 2 minggu
mahasiswa dapat :
1. Melakukan pengkajian keperawatan komunitas di Desa Percut Kecamatan
Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.
2. Merumuskan masalah yang ditemukan dari prioritas masalah Desa Percut
Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang
3. Membuat intervensi dari masalah yang ditemukan dari hasil musyawarah
masyarakat desa di Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten
Deli Serdang
4. Melakukan implementasi keperawatan bersama dengan masyarakat dari
intervensi yang telah ditetapkan di Desa Percut Kecamatan Percut Sei
Tuan Kabupaten Deli Serdang
5. Mengevaluasi dan merumuskan rencana tindak lanjut untuk mengatasi
masalah kesehatan yang ada di Desa Desa Percut Kecamatan Percut Sei
Tuan Kabupaten Deli Serdang.
1.3 Manfaat Laporan
Laporan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Masyarakat di Desa Percut
3
Memberikan gambaran demografi, jumlah populasi penduduk, kesehatan
lingkungan, pendidikan, keselamatan dan permasalahan kesehatan yang ada
serta pelayanan sosial yang ada / kegiatan sosial kemasyarakatan.
2. Puskesmas
Memberikan gambaran tentang status kesehatan dan kegiatan-kegiatan
kesehatan serta sosial kemasyarakatan yang ada di masyarakat di Desa Desa
Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.
3. Mahasiswa / Penyusun
Menambah pengetahuan dan pengalaman secara langsung dalam memberikan
asuhan keperawatan individu, keluarga, kelompok dan komunitas khususnya
di Desa Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.
4
5
BAB 2
LANDASAN TEORI
6
keperawatan (Wahyudi, 2010). Sasaran pelayanan kesehatan masyarakat adalah
individu, keluarga/ kelompok dan masyarakat dengan fokus upaya kesehatan primer,
sekunder dan tersier. Oleh karenanya pendidikan masyarakat tentang kesehatan dan
perkembangan sosial akan membantu masyarakat dalam mendorong semangat untuk
merawat diri sendiri, hidup mandiri dan menentukan nasibnya sendiri dalam
menciptakan derajat kesehatan optimal (Elisabeth, 2007). Peran serta masyarakat
diperlukan dalam hal perorangan. Komunitas sebagai subyek dan obyek diharapkan
masyarakat mampu mengenal, mengambil keputusan dalam menjaga kesehatannya.
Sebagian akhir tujuan pelayanan kesehatan utama diharapkan masyarakat mampu
secara mandiri menjaga dan meningkatkan status kesehatan masyarakat (Mubarak,
2005).
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi,
psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada individu sebagai klien, pada
dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya yang mencakup kebutuhan biologi, sosial,
psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan
pengetahuan, kurangnya kemauan menuju kemandirian pasien/klien.
7
Keluarga dalam fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia yaitu
kebutuhan fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan
aktualisasi diri. Beberapa alasan yang menyebabkan keluarga merupakan salah satu
fokus pelayanan keperawatan yaitu:
1) Keluarga adalah unit utama dalam masyarakat dan merupakan lembaga yang
menyangkut kehidupan masyarakat.
3) Masalah kesehatan didalam keluarga saling berkaitan. Penyakit yang diderita salah
satu anggota keluarga akan mempengaruhi seluruh anggota keluarga tersebut.
Masyarakat memiliki ciri-ciri adanya interaksi antar warga, diatur oleh adat istiadat,
norma, hukum dan peraturan yang khas dan memiliki identitas yang kuat mengikat
semua warga. Kesehatan dalam keperawatan kesehatan komunitas didefenisikan
sebagai kemampuan melaksanakan peran dan fungsi dengan efektif. Kesehatan
adalah proses yang berlangsung mengarah kepada kreatifitas, konstruktif dan
produktif. Menurut Hendrik L. Blum ada empat faktor yang mempengaruhi
kesehatan, yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan.
Lingkungan terdiri dari lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik
yaitu lingkungan yang berkaitan dengan fisik seperti air, udara, sampah, tanah, iklim,
dan perumahan. Contoh di suatu daerah mengalami wabah diare dan penyakit kulit
akibat kesulitan air bersih. Keturunan merupakan faktor yang telah ada pada diri
manusia yang dibawanya sejak lahir, misalnya penyakit asma. Keempat faktor
tersebut saling berkaitan dan saling menunjang satu dengan yang lainnya dalam
menentukan derajat kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
8
Keperawatan dalam keperawatan kesehatan komunitas dipandang sebagai bentuk
pelayanan esensial yang diberikan oleh perawat kepada individu, keluarga, dan
kelompok dan masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan meliputi promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitative dengan menggunakan proses keperawatan untuk
mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Keperawatan adalah suatu bentuk
pelayanan professional sebagai bagian integral pelayanan kesehatan dalam bentuk
pelayanan biologi, psikologi, sosial dan spiritual secara komprehensif yang ditujukan
kepada individu keluarga dan masyarakat baik sehat maupun sakit mencakup siklus
hidup manusia. Lingkungan dalam paradigm keperawatan berfokus pada lingkungan
masyarakat, dimana lingkungan dapat mempengaruhi status kesehatan manusia.
Lingkungan disini meliputi lingkungan fisik, psikologis, sosial dan budaya dan
lingkungan spiritual.
a. Upaya Promotif
2) Peningkatan gizi
5) Rekreasi
6) Pendidikan seks
9
b. Upaya Preventif
c. Upaya Kuratif
2) Perawatn orang sakit sebagai tindak lanjut keperawatan dari Puskesmas dan
Rumah Sakit
3) Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah ibu bersalin dan nifas
d. Upaya Rehabilitatif
Upaya pemulihan kesehatan bagi penderita yang dirawat di rumah maupun terhadap
kelompok kelompok tertentu yang menderita penyakit yang sama.
10
1) Pelatihan fisik bagi yang mengalami gangguan fisik seperti penderita kusta, patah
tulang, kelainan bawaan
e. Upaya Resosialitatif
Falsafah adalah keyakinan terhadap nilai – nilai yang menjadi pedoman untuk
mencapai suatu tujuan atau sebagai pandangan hidup. Falsafah keperawatan
memandang keperawatan sebagai pekerjaan yang luhur dan manusiawi. Penerapan
falsafah dalam keperawatan kesehatan komunitas, yaitu:
b. Upaya promotif dan preventif adalah upaya pokok tanpa mengabaikan upaya
kuratif dan rehabilitatif.
11
f. Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggungjawab atas kesehatannya. la
harus ikut mendorong, medidik, dan berpartisipasi secara aktif dalam pelayanan
kesehatan mereka sendiri.
a. Kesehatan dan hidup produktif lebih lama adalah hak semua orang
e. Kesehatan adalah suatu yang bernilai bagi klien dan memiliki prioritas yang
berbeda pada waktu yang berbeda
f. Konsep dan nilai kesehatan berbeda pada setiap orang bergantung pada latar
belakang budaya, agama dan sosial klien
g. Autonomi individu dan komunitas dapat diberikan prioritas yang berbeda pada
waktu yang berbeda
h. Klien adalah fleksibel dan dapat berubah dengan adanya perubahan rangsang
internal dan eksternal
k. Klien bergerak dalam arak berbeda sepanjang rentang sehat pada waktu yang
berbeda
12
l. Fungsi terbesar keperawatan kesehatan komunitas adalah membantu klien bergerak
kea rah kesejahteraan lebih tinggi yang dilakukan dengan menggunakan kerangka
teori dan pendekatan sistematik
m. Pengetahuan dan teknologi kesehatan baru yang terjadi sepanjang waktu akan
merubah kebutuhan kesehatan
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
13
4) Tertanganinya kelompok masyarakat khusus/rawan yang memerlukan pembinaan
dan asuhan keperawatan di rumah, di panti dan di masyarakat
7) Teratasi dan terkendalinya keadaan lingkungan fisik dan social untuk menuju
keadaan sehat optimal
c. Fungsi
1) Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi kesehatan
masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah klien melalui asuhan
keperawatan.
14
balita dan ibu hamil. Menurut Anderson (1988) sasaran keperawatan komunitas
terdiri dari tiga tingkat yaitu:
a. Tingkat Individu
Puskesmas dengan sasaran dan pusat perhatian pada masalah kesehatan dan
pemecahan masalah kesehatan individu.
b. Tingkat Keluarga
Sasaran kegiatan adalah keluarga dimana anggota keluarga yang mempunyai masalah
kesehatan dirawat sebagai bagian dari keluarga dengan mengukur sejauh mana
terpenuhinya tugas kesehatan keluarga yaitu mengenal masalah kesehatan,
mengambil keputusan untuk mengatasi masalah kesehatan, memberikan perawatan
kepada anggota keluarga, menciptakan lingkungan yang sehat dan memanfaatkan
sumber daya dalam masyarakat untuk meningkatkan kesehatan keluarga. Prioritas
pelayanan Perawatan Kesehatan Masyarakat difokuskan pada keluarga rawan yaitu:
- Keluarga yang belum terjangkau pelayanan kesehatan, yaitu keluarga dengan: ibu
hamil yang belum ANC, ibu nifas yang persalinannya ditolong oleh dukun dan
neo¬natusnya, balita tertentu, penyakit kronis menular yang tidak bisa diintervensi
oleh program, penyakit endemis, penyakit
kronis tidak menular atau keluarga dengan kecacatan tertentu (mental atau fisik).
- Keluarga dengan resiko tinggi, yaitu keluarga dengan ibu hamil yang memiliki
masalah gizi, seperti anemia gizi berat (HB kurang dari 8 gr%) ataupun Kurang
Energi Kronis (KEK), keluarga dengan ibu hamil resiko tinggi seperti perdarahan,
15
infeksi, hipertensi, keluarga dengan balita dengan BGM, keluarga dengan neonates
BBLR, keluarga dengan usia lanjut jompo atau keluarga dengan kasus percobaan
bunuh diri.
c. Tingkat Komunitas
b. Social Planning: dapat berubah dan dibuat oleh para ahli dengan menggunakan
birokrasi
c. Social Action: adanya proses perubahan yang berfokus pada masyarakat atau
program yang dibuat oleh pemerintah untuk perubahan yang mendasar. Sedangkan
dalam melaksanakan program pelayanan keperawatan kesehatan komunitas perlu
juga diberi strategi:
16
2) Meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sector, melalui kegiatan temu
karya dan forum pertemuan di kecamatan ataupun puskesmas.
5) Sesuai dengan teori Blum bahwa derajat kesehatan seseorang dapat dipengaruhi
oleh 4 faktor:
- Perilaku dari keluarga, baik sebagai satu kesatuan terkecil dalam masyarakat,
maupun perilaku dari tiap anggota keluarga tersebut.
- Keturunan, yaitu sifat genetika yang ada dan diturunkan kepada keluarga
a. Kemanfaatan
Semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan manfaat yang besar
bagi komunitas. Intervensi atau pelaksanaan yang dilakukan harus memberikan
17
manfaat sebesar-besarnya bagi komunitas, artinya ada keseimbangan antara manfaat
dan kerugian (Mubarak, 2005).
b. Kerjasama
Kerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat berkelanjutan serta
melakukan kerja sama lintas program dan lintas sektoral (Riyadi, 2007).
c. Secara langsung
Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan intervensi, klien dan
lingkunganya termasuk lingkungan sosial, ekonomi serta fisik mempunyai tujuan
utama peningkatan kesehatan (Riyadi, 2007).
d. Keadilan
e. Otonomi
Klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau melaksanakan beberapa
alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang ada (Mubarak, 2005).
18
Memberikan asuhan keperawatan melalui mengkaji masalah skeperawatan yang ada,
merencanakan tindakan keperawatan, melaksanakan tindakan keperawatan dan
mengevaluasi pelayanan yang telah diberikan kepada individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat.
Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh yang baik dalam
bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat tentang
bagaimana tata cara hidup sehat yang dapat ditiru dan dicontoh oleh masyarakat.
Pembelaan dapat diberikan kepada individu, kelompok atau tingkat komunitas. Pada
tingkat keluarga, perawat dapat menjalankan fungsinya melalui pelayanan sosial yang
19
ada dalam masyarakat. Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak klien.
Pembelaan termasuk di dalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk klien,
memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hakhak klien (Mubarak,
2005). Tugas perawat sebagai pembela klien adalah bertanggung jawab membantu
klien dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi
pelayanan dan dalam memberikan informasi hal lain yang diperlukan untuk
mengambil persetujuan (Informed Concent) atas tindakan keperawatan yang
diberikan kepadanya. Tugas yang lain adalah mempertahankan dan melindungi hak-
hak klien, harus dilakukan karena klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan
berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan (Mubarak, 2005).
f. Sebagai kolaborator
kesehatan lain, baik dengan dokter, ahli gizi, ahli radiologi, dan lain-lain dalam
kaitanya membantu mempercepat proses penyembuhan klien Tindakan kolaborasi
atau kerjasama merupakan proses pengambilan keputusan dengan orang lain pada
tahap proses keperawatan. Tindakan ini berperan sangat penting untuk merencanakan
tindakan yang akan dilaksanakan (Mubarak, 2005).
20
Perencanaan pulang dapat diberikan kepada klien yang telah menjalani perawatan di
suatu instansi kesehatan atau rumah sakit. Perencanaan ini dapat diberikan kepada
klien yang sudah mengalami perbaikan kondisi kesehatan.
Pelayanan dari semua anggota tim kesehatan, karena klien menerima pelayanan dari
banyak profesional (Mubarak, 2005).
j. Pembawa perubahan atau pembaharu dan pemimpin (Change Agent and Leader)
Pembawa perubahan adalah seseorang atau kelompok yang berinisiatif merubah atau
yang membantu orang lain membuat perubahan pada dirinya atau pada sistem.
Marriner torney mendeskripsikan pembawa peubahan adalah yang
mengidentifikasikan masalah, mengkaji motivasi dan kemampuan klien untuk
berubah, menunjukkan alternative, menggali kemungkinan hasil dari alternatif,
mengkaji sumber daya, menunjukkan peran membantu, membina dan
mempertahankan hubungan membantu, membantu selama fase dari proses perubahan
dan membimibing klien melalui fase-fase ini (Mubarak, 2005).
21
melaksanakan dan menjaga perubahan seperti : pengetahuan, ketrampilan, perasaan
dan perilaku yang dapat meningkatkan kesehatan (Mubarak, 2005).
Peran ini termasuk dalam proses pelayanan asuhan keperawatan kepada masyarakat
yang meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi masalah kesehatan
dan pemecahan masalah yang diberikan. Tindakan pencarian atau pengidentifikasian
masalah kesehatan yang lain juga merupakan bagian dari peran perawat komunitas.
Adalah unit terkecil dari masayarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa
orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam
keadaan saling ketergantungan (Setiadi,2008). Keluarga adalah dua atau tiga individu
yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan
dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan di
dalam peranannya masing-masing, menciptakan serta
22
Dalam (Sri Setyowati, 2007) tipe keluarga dibagi menjadi dua macam yaitu:
1) Keluarga Inti ( Nuclear Family ) , adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan
anak-anak.
2) Keluarga Besar ( Exstended Family ), adalah keluarga inti di tambah dengan sanak
saudara, misalnya nenek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya.
3) Keluarga “Dyad” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami dan istri tanpa
anak.
4) “Single Parent” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua
(ayah/ibu) dengan anak (kandung/angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh
perceraian atau kematian.
5) “Single Adult” yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri seorang dewasa
(misalnya seorang yang telah dewasa kemudian tinggal kost untuk bekerja atau
kuliah)
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa
nikah
3) Commune Family
23
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara
hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang
sama : sosialisasi anak dengan melelui aktivitas kelompok atau membesarkan anak
bersama
Keluarga yang hidup bersama dan berganti – ganti pasangan tanpa melelui
pernikahan
Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana suami – istri
(marital partners)
6) Cohibiting Couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena beberapa alasan
tertentu
7) Group-Marriage Family
Beberapa orang dewasa menggunakan alat–alat rumah tangga bersama yang saling
merasa sudah menikah, berbagi sesuatu termasuk sexual dan membesarkan anaknya
Keluarga inti yang dibatasi aturan atau nilai – nilai, hidup bersama atau berdekatan
satu sama lainnya dan saling menggunakan barang – barang rumah tangga bersama,
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga atau saudara didalam
waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk
menyatukan kembali keluarga yang aslinya
24
10) Homeless Family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanent karena
krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem
kesehatan mental
11) Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang- orang muda yang mencari ikatan
emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian tetapi berkembang dalam
kekerasan dan criminal dalam kehidupannya
a. Patrilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah
b. Matrilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi di mana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu
c. Matrilokal : adalah sepasang suami istri yang tingga bersama keluarga sedarah istri
d. Patrilokal : adalah sepasang suami istri yang tingga bersama keluarga sedarah
suami
e. Keluarga kawinan : adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembina
keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya
hubungan dengan suami atau istri.
25
Dalam (Setiadi,2008) fungsi keluarga adalah beberapa fungsi yang dapat dijalankan
keluarga sebagai berikut:
a. Fungsi Biologis
b. Fungsi Psikologis
c. Fungsi Sosialisasi
d. Fungsi Ekonomi
26
2) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan
keluarga
e. Fungsi Pendidikan
2) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi
peranannya sebagai orang dewasa
a. Peranan ayah: ayah sebagai suami dan istri dan anak-anak, berperan sebagai
pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga,
sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkunmgan.
b. Peranan ibu: sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan
untuk mengurus rumah tangga, sebagaipengasuh dan pendidik anak-anaknya,
pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai
anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan
sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarga.
27
c. Peranan anak: anak- anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat
perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan spriritual.
Dalam (Setiadi,2008), ada beberapa prinsip penting yang perlu diperhatikan dalam
memberikan Asuhan Keperawatan keluarga adalah:
28
i. Kegiatan utama dalam memberikan Asuhan Keperawatan kesehatan keluarga
adalah penyuluhan kesehatan dan Asuhan Keperawatan kesehatan dasar atau
perawatan dirumah
29
kesehatan dari organisme tersebut (Efendi, 2009). Kesehatan lingkungan dapat
dijabarkan sebagai suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan
ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannyauntuk mendukung
tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia (Himpunan Ahli
Kesehatan Lingkungan Indonesia). Menurut WHO(2005), lingkungan merupakan
suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dengan lingkungan agar
dapat menjamin keadaan sehat dari manusia (Efendi, 2009).
Kesehatan lingkungan pada hakekatnya adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan
yang optimal sehingga mempengaruhi dampak positif terhadap terwujudnya status
kesehatan yang optimal pula (Efendi, 1998).
Menurt WHO, terdapat 17 ruang lingkup kesehatan lingkungan yaitu sebagai berikut:
30
1. Penyediaan air minum
4. Pengendalian vector
8. Pengendalian radiasi
9. Kesehatan kerja
31
1. Penyehatan air dan udara
5. Pengamanan radiasi
6. Pengamanan kebisingan
Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan yang
dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan baik disadari
maupun tidak. Perilaku merupakan kumpulan berbagai faktor yang saling berinteraksi
(Wawan, 2010).
Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus
yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan , makanan
serta lingkungan.
Batasan ini mempunyai 2 unsur pokok, yakni respon dan stimulus atau perangsangan.
Respon atau reaksi manusia, baik bersifat pasif (pengetahuan, persepsi dan sikap)
maupun bersifat aktif (tindakan yang nyata atau practice). Sedangkan stimulus atau
rangsangan disini terdiri dari 4 unsur pokok, yakni: sakit dan penyakit, sisitem
pelayanan kesehatan, makanan dan lingkungan (Wawan, 2010).
32
Perilaku yang mempengaruhi kesehatan dapat digolongkan dalam dua kategori
(Wawan, 2010), yaitu:
2. Perilaku yang terwujud secara tidak sengaja atau tidak sadar. Ada perilaku-perilaku
yang sengaja atau tidak sengaja membawa manfaat bagi kesehatan individu atau
kelompok kemasyarakatan sebaliknya ada yang disengaja atau tidak disengaja
berdampak merugikan kesehatan (Wawan, 2010).
2.4.1 Pengkajian
Pengkajian adalah merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis
terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan yang
dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok yang menyangkut
permasalahan pada fisiologis, psikologis, sosial elkonomi, maupun spiritual dapat
ditentukan. Dalam tahap pengkajian ini terdapat 5 kegiatan, yaitu : pengumpulan
data, pengolahan data, analisis data, perumusan atau penentuan masalah kesehatan
masyarakat dan prioritas masalah (Mubarak, 2005).
33
Model ini menekankan pada proses interaksi komunitas. Model ini juga dikenal
sebagai model tiga dimensi dengan komponen pengkajian:
b) Pola komunikasi
c) Pengambilan keputusan
e) Batas wilayah
Pada model ini terdapat 8 komponen yang harus dikaji, ditambah dengan data inti
dari masyarakat itu sendiri (community core).
34
- Demografi : umur, jenis kelamin, ras, type keluarga, status perkawinan
a) Hospital
b) Praktik swasta
c) Puskesmas
d) Rumah perawatan
f) Perawatan di rumah
35
e) Kecukupan dan keterjangkauan oleh pemakai dan pemberian pelayanan
5) Karakteristik pekerjaan
a) Status ketergantungan
c) yg menganggur
d) yg bekerja
e) yg menganggur terselubung
6) Keamanan transportasi
36
a) Keamanan
b) Protection service
a) Jenjang pemerintahan
b) Kebijakan Dep.Kes
8) Komunikasi
a) Formal
b) In formal
9) Pendidikan
b) Fasilitas pendidikan (SD, SMP dll) baik di dalam maupun di luar komunitas
37
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
Wawancara adalah kegiatan komunikasi timbal balik yang berbentuk tanya jawab
antara perawat dengan pasien atau keluarga pasien, masyarakat tentang hal yang
berkaitan dengan masalah kesehatan pasien. Wawancara harus dilakukan dengan
ramah, terbuka, menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh
pasien atau keluarga pasien, dan selanjutnya hasil wawancara atau anamnesa dicatat
dalam format proses keperawatan (Mubarak, 2005).
2) Pengamatan
3) Pemeriksaan fisik
Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data dengan cara
sebagai berikut
38
b) Penghitungan prosentase cakupan
c) Tabulasi data
d) Interpretasi data
Analisis data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan data
dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui tentang
kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat apakah itu masalah
kesehatan atau masalah keperawatan (Mubarak, 2005).
Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan keperawatan yang
dihadapi oleh masyarakat, sekaligus dapat dirumuskan yang selanjutnya dilakukan
intervensi. Namun demikian masalah yang telah dirumuskan tidak mungkin diatasi
sekaligus. Oleh karena itu diperlukan prioritas masalah (Mubarak, 2005)
1) Perhatian masyarakat
2) Prevalensi kejadian
39
2.4.7 Aspek Politis
Seleksi atau penapisan masalah kesehatan komunitas menurut format Mueke (1988)
mempunyai kriteria penapisan, antara lain:
3) Besarnya resiko
5) Minat masyarakat
Diagnosa keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan baik yang
aktual maupun potensial. Masalah aktual adalah masalah yang diperoleh pada saat
pengkajian, sedangkan masalah potensial adalah masalah yang mungkin timbul
kemudian. Jadi diagnose keperawatan adalah suatu pernyataan yang jelas, padat dan
40
pasti tentang status dan masalah kesehatan yang dapat diatasi dengan tindakan
keperawatan. Dengan demikian diagnosis keperawatan ditetapkan
5. Tindakan yang akan dilaksanakan harus dapat memenuhi kebutuhan yang sangat
dirasakan masyarakat
41
7. Tindakan harus bersifat realistis
2.4.10 Implementasi
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan yang telah
disusun. Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan, perawat kesehatan masyarakat
harus bekerjasama dengan anggota tim kesehatan lainya. Dalam hal ini melibatkan
pihak Puskesmas, Bidan desa dan anggota masyarakat (Mubarak, 2009). Prinsip yang
umum digunakan dalam pelaksanaan atau implementasi pada keperawatan komunitas
adalah:
1. Inovative
2. Integrated
Perawat kesehatan masyarakat harus mampu bekerjasama dengan sesama profesi, tim
kesehatan lain, individu, keluarga, kelompok dan masyarakat berdasarkan azas
kemitraan (Mubarak, 2009).
3. Rasional
42
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan mempunyai kemampuan dan kemandirian
dalam melaksanakan asuhan keperawatan serta kompeten (Mubarak, 2009).
5. Ugem
Perawat kesehatan masyarakat harus yakin dan percaya atas kemampuannya dan
bertindak dengan sikap optimis bahwa asuhan keperawatan yang diberikan akan
tercapai. Dalam melaksanakan implementasi yang menjadi fokus adalah : program
kesehatan komunitas dengan strategi : komuniti organisasi dan partnership in
community (model for nursing partnership) (Mubarak, 2009).
2.4.11 Evaluasi
2. Menilai efektifitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian sampai dengan
pelaksanaan.
43
BAB 3
TINJAUAN KASUS
Tahap persiapan ini merupakan tahap awal pra praktik klinik/ terjun ke
lapangan, berbagai kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini antara lain:
1) Pembekalan
2) Pengorganisasian Kelompok
3.2.1 Pengkajian
44
Kegiatan praktek keperawatan komunitas yang dilaksanakan oleh mahasiswa di desa
Percut Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang (tanggal 1 – 12
Desember 2015) dalam pelaksanaannya mahasiswa bekerja sama dengan Kepala
Desa, ketua RW, ketua RT, kader dan pihak yang terkait lainnya.
Ketua RW, ketua RT dan kader sebagai motor penggerak yang akan melaksanakan
kegiatan praktek keperawatan komunitas bersama-sama dengan mahasiswa.
Sedangkan fokus intervensi yang dilaksanakan oleh warga dan mahasiswa di desa
Percut adalah pada gangguan kesehatan akibat lingkungan yang kurang sehat.
Wilayah kecamatan Percut Sei Tuan mempunyai luas wilayah 1063 Ha yang
terdiri dari 22 desa dan yang menjadi wilayah binaan mahasiswa STIKes Sanata
Elisabeth Medan adalah desa Percut yang terdiri dari 19 dusun, tetapi hanya 12 dusun
yang menjadi wilayah binaan yaitu dusun 1-12.
Keadaan Geografi
45
6. Prasarana umum : 3 Ha/m2
1. LKMD : 33
2. PKK : 26
3. Karang Taruna Dan Organisasi Olahraga :1
4. Kelompok Arisan :1
5. Koperasi :1
6. Kelompok Perwiritan : 14
Adapun sarana dan prasarana yang ada di Desa Percut antara lain :
46
1. Kantor Camat : 15 km
2. Puskesmas terdekat : 3 km
3. RSU terdekat : 18 km
47
4. Usaha pencegahan dari pemberantasan penyakit meliputi kegiatan pasif,
dimana kegiatan pasif adalah penderita mengunjungi puskesmas, sedangkan
kegiatan aktif dimana petugas melakukan kunjungan kerumah-rumah pasien
untuk melakukan penyuluhan dan pengobatan. Kegiatan P2P meliputi :
a. Penyuluhan mengenai bahaya dan cara menularnya penyakit di puskesmas,
posyandu, dan balai desa, terutama tentang DBD, ISPA, diare, TB, flu burung,
HIV/AIDS.
b. Menentukan dan memberantas sumber infeksi.
c. Menemukan dan mengobati penyakit.
d. Mengadakan kerjasama sektoral untuk menanggulangani wabah penyakit menular
dengan patrol kesehatan, kegiatan jumat bersih, kegiatan gotong royong dihari
minggu, kegiatan lingkungan bersih di sekolah.
e. Menggerakkan masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk demam
berdarah merupakan suatu upaya yang dilakukan meliputi 3M + 1T (menguras,
menutup, mengubur, telungkup)
f. Bila ada kasus DBD melakukan PE dan fogging di wilayah kerja yang dilakukan
di kecamatan, kelurahan, sekolah, rumah penduduk serta puskesmas
1. Pengobatan
Pengobatan dan perawatan adalah untuk menegakkan diagnosa penyakit. Tujuan
dari pengobatan itu sendiri adalah memberikan pertolongan segera dengan
menyelesaikan masalah kritis yang di temukan untuk mengembalikan funsi vital
tubuh serta meringankan penderita dari sakitnya. Kegiatan yang dilakukan dalam
pengobatan adalah memeriksa dan mendiagnosa penyakit serta memberikan obat
kepada pasien melalui ruang obat yang terdapat di puskesmas, pelayanan pengobatan
gratis diberikan kepada pasien yang mempunyai : KTP/KTR, AKSES, BPJS.
Program Pengembangan Puskesmas Tanjung Rejo Desa Percut:
5. Usaha Kesehatan Sekolah
Kegiatannya:
- Memberikan penyuluhan di sekolah
48
- Mengembangkan kemampuan perserta didik untuk berperan aktif dalam
pelayanan kesehatan (Dokter Kecil, Dokter Remaja, PMR)
6. Usaha kesehatan sekolah
Kegiatan yang dilakukan adalah memberikan penerangan kepada pengunjung
agar menjaga kesehatan kebugaran tubuh dengan berolahraga di puskesmas Tanjung
Rejo sendiri, kegiatan olahraga sampai saat ini belum berjalan baik.
a. Perawatan kesehatan masyarakat
Tujuan:
- Memberikan pelayanan perawatan secara menyeluruh kepada pasien, atau
keluarga dirumah pasien dengan mengikuti sertakan masyarakat dan kelompok
masyarakat sekitarnya.
- Membantu keluarga dan masyarakat mengenai kebutuhan kesehatannya sendiri
dan cara-cara penanggulangannya disesuaikan dengan batas-batas kemampuan
mereka.
- Menunjang program kesehatan lainnya dalam usaha pencegahan penyakit,
peningkatan dan pemulihan individu dan keluarga.
7. Usaha Kesehatan Kerja
Kesehatan kerja belum berjalan dengan baik dan tidak dilakukan kegitan apapun.
8. Usaha Kesehatan Gigi Dan Mulut
Dilaksanakan diklinik gigi puskesmas Tanjung Rejo Desa Percut dibawah
pimpinan dokter gigi dalam bentuk pemeriksaan, pengobatan, perawatan, dan
penyuluhan.
9. Usahan Kesehatan Jiwa
Usaha Kesehatan Jiwa sampai saat ini belum berjalan dengan baik
10. Kesehatan usia lanjut (USILA)
Kegiatannya:
- Melakukan pendataan terhadap jumlah usila dalam wilayah kerja.
- Memberikan makanan tambahan dan vitamin disertai senam lansia
49
- Posyandu lansia diwilayah kerja puskesmas Tanjung Rejo Desa Percut ada.
11. Pembinaan Pengobatan Tradisional
Melakukan pendataan pengobatan tradisional di wilayah kerja puskesmas
Tanjung Rejo.
12. Program Pengobatan
Pelayanan laboratorium di puskesmas Tanjung Rejo meliputi pemeriksaan asam
urat,gula darah, BTA, Hb, LED, trombosit, dan Planote.
13. Pencataan dan Pelaporan
Pencatatan dan pelaporan sangat penting bagi mutu suatu organisasi antara
lain puskesemas. Pencatatan dan Pelaporan bertujuan untuk mengetahui bagaimana
keadaan atau kegiatan yang telah dilakukan adalah:
- Mengisi rekam midic setiap penderita yang diobati.
- Mencatat kebuku registrasi setelah pasien diobati
- Membantu kepala puskesmas dalam hal evaluasi kinerja serta laporan puskesmas
setiap akhir tahun dan rencana usulan kegiatan.
14. Proporsi jumlah penduduk Desa Percut Berdasarkan Agama
Berdasarkan hasil wawancara dari warga Desa Percut beragama
Islam 6423 orang, Kristen 696 orang Katolik 71 orang, Hindu 1 orang, Budha
13 orang.
15. Proporsi jumlah penduduk Desa Percut berdasarkan pembuangan sampah
yang kurang ada yang kurang baik sekitar 31,20%, pengolahan limbah yang
kurang baik sekitar 35,32%,
16. Proporsi jumlah penduduk Desa Percut berdasarkan yang tidak memiliki
kepemilikan KIA KMS dari usia 0-12 bulan yaitu 49 orang dari 149 orang,
yang tidak memiliki KIA KMS bayi usia 1-<5 tahun berjumlah 222 orang dari
512 orang.
50
3.2.2 Pengolahan Data
Dari hasil pengumpulan data yang dilakukan dari dusun 1 – 12 desa percut dimana
penulis melakukan pengolahan data sesuai dengan data-data yang dikumpulkan.
Adapun pengolahan data tersebut tercantum di bawah ini dalam bentuk tabel :
Analisa data: Mayoritas penduduk dusun 1- 12 desa percut adalah pada tahap dewasa
awal atau usia reproduktif dengan presentase 18.09%
51
1. Bayi (0-12 bulan) 79 70 1,09% 0,97%
Analisa data: Menurut tabel diatas penduduk desa percut dusun1-12 lebih banyak
berjenis kelamin laki-laki dengan presentase 51,18%
3. Katolik 71 0.99%
4. Hindu 1 0.01%
5. Budha 13 0.18%
6. Lainnya - 0.00%
52
Total 7203 100%
Analisa data: Menurut tabel diatas penduduk mayoritas beragama islam dengan
prsentase 89,17%
1. SD 1527 89.19%
2. SMP 98 5.72%
3. SMA 45 2.63%
4. Diploma 20 1.17%
5. Sarjana 21 1.22%
6. Magister 1 0.01%
7. Doktor - 0.00%
Analisa data: dari data diatas pendidikan terakhir penduduk mayoritas tamatan SD
dengan presentase 26,00%
53
2. Batak 1746 24.24%
5. Tionghoa 45 0.62%
Analisa data: dari tabel diatas lebih banyak penduduk bersuku melayu dengan
presentase 39,23%
1. PNS 55 3.21%
2. Honor 25 1.46%
5. Petani 40 2.34%
7. Buruh 92 5.37%
Analisa data: dari tabel diatas mayoritas penduduk belum bekerja dengan presentase
56,89%
54
Tabel 7. Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan penghasilan dusun 1 – 12
di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015
Tabel 8. Distribusi frekuansi usia nikah ibu dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut
Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa frekuensi usia nikah ibu lebih
bnayak pada usia 20-35 tahun dengan presentase 57,13%
Tabel 9. Distribusi anggota keluarga yang sakit berdasarkan jenis kelamin dan umur
dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015
55
No. Umur Frekuensi Persentase
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa anggota keluarga yang sakit lebih
banyak pada usia balita dengan presentase 17,06%
Tabel 10. Distribusi anggota keluarga yang sakit berdasarkan jenis penyakit dusun 1
– 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015
1. Menular 27 7.09%
56
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa jenis penyakit yang dialami anggota
keluarga di dusun 1-12 tidak menular dengan presentase 65,35%
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa anggota keluarga yang sakit pergi
berobat dengan presentase 84,78%
Tabel 12. Distribusi alasan anggota keluarga yang sakit tidak berobat dusun 1 – 12 di
Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015
1. Ekonomi 44 75.86%
4. Kepercayaan 4 6.90%
Total 58 100%
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa alasan anggota keluarga yang tidak
berobat karena faktor ekonomi dengan presentase 75,86%
57
No. Tipe Keluarga Frekuensi Persentase
7. Commune family -
9. Homo seksual -
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa tipe keluarga di dusun 1-12 adalah
nucleus family dengan presentase 73,54%
7. Lainnya………………….. 23 1.34%
58
8. ……………………….
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa tahap perkembangan keluarga
masuk di tahap dengan usia anak sekolah dengan presentase 34,11%
4. Didiamkan 2 0.12%
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa penyelesaian masalah pada setiap
KK lebih mengarah ke musyawarah dengan presentase 86,62%
Tabel 16. Distribusi Frekuensi Aktivitas Rekreasi dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec.
Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015
1. Ya 750 43.81%
59
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa di setiap KK lebih banyak tidak
berekreasi dengan presentase 56,19%
Tabel 17. Distribusi Frekuensi Tempat Rekreasi dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec.
Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015
1. Mall 74 9.87%
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa setiap KK hanya menonton
tv,bercerita di rumah dengan presentase 50,93%
Tabel 18. Distribusi frekuansi Pola makan keluarga berdasarkan frekuensi makan
dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015
2. Kurang 68 3.97%
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa frekuensi makan penduduk baik
dengan presentase 96,03%
Tabel 19. Distribusi frekuansi Pola makan keluarga berdasarkan penyajian makanan,
pengolahan beras, pengolahan sayur, penyimpanan makanan, pemilihan
60
bahan makanan dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli
Serdang 2015
Penyajian Makan
Total 1712
Pengolahan beras
Total 1712
Pengolahan sayur
Total 1712
Penyimpanan makanan
Total 1712
61
Total 1712
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa pola makan keluarga berdasarkan
penyajian makanan baik (66,65%),pengolahan beras kurang (72,49%), pengolahan
sayur kurang (71,09%), penyimpanan makanan baik (64,25%), dan pemilihan bahan
makanan baik (91,30%)
Total 1712
Total 1712
Total 309
Rekreasi Bersama
62
1. Baik 796 46.50%
Total 1712
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa kebiasaan setiap keluarga
berdasarakan pola istirahat dan tidur baik (72,61%), aktivitas keluarga kurang
(81,95%), jenis olahraga yang dilakukan lari pagi (59,87%), rekreasi bersama kurang
(53,50%)
Tabel 21. Distribusi frekuensi perumahan dan karakteristik rumah berdasarkan bentuk
bangunan rumah, lantai rumah, luas rumah, luas ventilasi rumah, atap rumah,
penerangan dan kebersihan rumah dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut
Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015
Total 1712
Lantai rumah
Total 1712
Luas rumah
63
Total 1712
Total 1712
Atap rumah
Total 1712
Penerangan rumah
Total 1712
Kebersihan rumah
Total 1712
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa karakteristik rumah berdasrakan
bentuk bangunan rumah baik (84,46%), lantai rumah baik (88,61%), luas rummah
baik (79,73%), luas ventilasi rumah baik (73,13%), atap rumah baik (88,43%),
penerangan rumah baik (79,61%), kebersihan rumah baik (64,25%)
64
Tabel 22. Distribusi frekuensi perumahan dan karakteristik rumah berdasarkan
komposisi ruangan rumah dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan
Kab. Deli Serdang 2015
Total
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa karakteristik rumah berkomposisi
baik di dusun 1-12
Tabel 23. Distribusi frekuensi sumber air minum berdasarkan sumber air minum
keluarga, kecukupan persediaan air minum, kualitas air, pengolahan air
minum, dan jarak sumber air minum dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec.
Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015
Total 1712
65
Total 1712
Total 1712
Total 1712
Total 1712
Total 1712
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa sumber air minum keluarga
berdasarkan perolehan air minum baik (92,99%), persediaan minum baik (94,04%)
dan usaha keluarga mencukupi air minum dengan dibeli (81,25%), pengolahan air
minum baik (92,46%), jarak sumber air minum (86,92%), kualitas air minum baik
(87,21%)
66
Tabel 24. Distribusi Frekuensi Sarana Pembuangan Tinja KK dusun 1 – 12 di Desa
Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015
Total 1712
Total 1712
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa jenis pembuangan tinja dan
kebiasaan memelihara jamban didusun 1-12 baik di desa percut
Total 1712
Pengelolaan Limbah
67
Total 1712
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa keluarga membuang sampah dan
pengelolaan limbah baik didusun 1-12 desa percut
Tabel 26. Distribusi Frekuensi Ternak dan Pemanfaatan Pekarangan Rumah dusun 1
– 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015
Total 844
Total 844
Total 844
68
2 Kurang 726 42.41%
Total 1712
Pemanfaatan Perkarangan
Total 986
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa ternak dan pemanfaatan pekarangan
di setiap KK baik
5. Polindes 7 0.42%
6. Poskesdes 7 0.42%
7. Posyandu 35 2.12%
69
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa penduduk memanfaatkan saran
kesehatan di praktek bidan dengan presentase 44,48%
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa jarak rumah dengan sarana
kesehatan adalah 1-2km
Kebiasaan Merokok
1. Ya 1960 27.21%
Total 7203
1. Ya -
70
Total 7203
1. Ya - 0%
Total 7203
1. Ya - 0%
Total 7203
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa prilaku menyimpang kesehatan di
dusun 1-12 adalah merokok
Tabel 30. Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan keluarga tentang DHF ,Diare
,TBC, ISPA, Dermatitis, Gizi Buruk, Stroke, Hipertensi ,DM, Anemia,
AIDS dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang
2015
DHF
Total 1712
Diare
Total 1712
71
TBC
Total 1712
ISPA
Total 1712
Dermatitis
Total 1712
Gizi Buruk
Total 1712
Stroke
Total 1712
Hipertensi
Total 1712
DM
72
2. Kurang 846 49,42%
Total 1712
Anemia
Total 1712
AIDS
Total 1712
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa keluarga di dusun 1-12 kurang
pengetahuan tentang penyakit DHF,diare,TBC,ISPA,dermatitis,gizi
buruk,stroke,hioertensi,DM,anemia,AIDS
Informasi Pubertas
1. Ya 1358 66,47%
Total 2043
Pengetahuan Pubertas
1. Ya 1508 73,81%
73
Total 2043
Total 2043
1. Ya 1312 64,22%
Total 2043
Pendidikan SEKS
1. Ya 1097 53,70%
Total 2043
74
Total 2043
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa ada masyarakat yang kurang
mengetahui informasi tentang kesehatan remaja dan narkoba
Tabel 32. Distribusi frekuensi jumlah KK berdasarkan ibu hamil dusun 1 – 12 di Desa
Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015
Usia Kehamilan
Total 34
Total 34
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa ada KK yang memiliki ibu hamil
dengan usia kehamilan 0-12 minggu dengan jarak kelahiran <2tahun
Tabel 33. Distribusi frekuensi jumlah kejadian ibu hamil berdasarkan tempat
pemeriksaan kehamilan dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan
Kab. Deli Serdang 2015
75
No. Tempat pemeriksaan kehamilan saat Frekuensi Persentase
ini
4 Dukun - 0,00%
Total 34 100,00%
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa tempat pemeriksaan kehamilan
tebanyak di praktek dokter/bidan
1. Tidak tahu
3. Tempat jauh
5. Malas
6. Dll………………..
Total
76
No. Alasan Melakukan pemeriksaan kehamilan Frekuensi Persentase
2. Rutinitas 4 11,76%
5. Dll……………….. 3 8,82%
Total 34 100,00%
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa ibu hamil di dusun 1-12 memeriksa
kehamilan kerena kesadaran diri sendiri
Tabel 36. Distribusi frekuensi kejadian ibu hamil berdasarkan perolehan imunisasi TT
dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015
1. Ya 11 32,35%
2. Tidak 23 67,65%
Total 34 100,00%
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa ibu hamil telah memperoleh TT
dengan presentase 67,65%
Tabel 37. Distribusi frekuensi ibu hamil yang mendapatkan imunisasi TT berdasarkan
jumlah perolehan imunisasi TT dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei
Tuan Kab. Deli Serdang 2015
77
1. 1 kali 3 27,27%
2. 2 kali 8 72,73%
4. Tidak tahu
Total 11 100,00%
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa jumlah perolehan imunisasi TT
sebanyak 2x
1. Hb 20 58,82%
Total 34 100,00%
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa pemeriksaan penunjang kehamilan
dilakukan ibu hamil di dusun 1-12
Tabel 39. Distribusi frekuensi jumlah keluarga yang Mengalami Faktor Resiko
kehamilan dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli
Serdang 2015
1. Ya 1 2,94%
2. Tidak 33 97,06%
78
Total 34 100,00%
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa ibu hamil di dusun 1-12 tidak
mengalami resiko pada kehamilan
1. Dokter 1 2,94%
2. Bidan 33 97,06%
3. Perawat 0 0,00%
4. Dukun 0 0,00%
5. Dlll…………………… 0 0,00%
Total 34 100,00%
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa ibu hamil di dusun 1-12 berencana
bersalin di bidan
Tabel 41. Distribusi frekuensi ibu hamil yang mempunyai Keluhan Selama kehamilan
saat ini dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang
2015
Keluhan
1. Ada 23 67,65%
79
2. Tidak 11 32,35%
Total 34 100,00%
4 Pusing 4 11,76%
6 Dll……………………………. 7 20,59%
Total 34 100,00%
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa ibu hamil di dusun 1-12 mengeluh
selama kehamilan dengan keluhan mual dan muntah
Tabel 42. Distribusi frekuensi ibu hamil yang mempunyai pantangan makanan selama
hamil dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang
2015
1. Ada 7 20,59%
2. Tidak 27 79,41%
Total 34 100,00%
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa ibu hamil didusun 1-12 tidak ada
pantangan makanan selama kehamilan
80
Tabel 43. Distribusi frekuensi jumlah KK berdasarkan Penkes Yang Berhubungan
Dengan Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Balita dusun 1 – 12 di Desa Percut
Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015
1. Pernah 23 67,65%
Total 34 100,00%
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa setiap rata-rata ibu hamil di dusun 1-
12 pernah mendapat pendidikan kesehatan yang berhubungan dengan kehamilan
2. ASI 6 15,00%
5 Persi 1 2,50%
Total 40 100,00%
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa pendidikan kesehatan yang
didapatkan adalah gizi ibu hamil
81
Tabel 45. Distribusi frekuensi jumlah KK berdasarkan kejadian nifas 40 hari dusun 1
– 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015
Total 42
Kunjungan Ulang
1 Ya 11 26,19%
2 Tidak 31 73,81%
Total 42
1 6 jam 0 0,00%
2 6 hari 4 36,36%
3 2 minggu 4 36,36%
4 6 minggu 3 27,27%
Total 11
Frekuensi Kunjungan
Total 11
82
Alasan Tidak Kunjungan Ulang
Total 31
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa frekuensi kunjungan ulang nifas 40
hari ada yang tidak melakukan kunjungan ulang sebanyak 73,81%
1. Tahu 12 57,14%
Total 21
1. Tahu 14 66,67%
Total 21
Perawatan Perenium
1. Tahu 13 61,90%
Total 21
83
Keluhan Selama Masa Nifas
1. Ada 5 11,90%
Total 42
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa frekuensi berdasarakan cara
perawatan bayi baru lahir ada ibu yang tidak tahu cara melakukan perawatan tali
pusat,memandikan bayi,perawatan perineum.
Tabel 47. Distribusi Frekuensi jumlah ibu menyusui dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec.
Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015
1. Ya 103 69,13%
2. Tidak 46 30,87%
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa ada ibu tidak menyusui bayi
sebanyak 30,87%
Tabel 48. Distribusi frekuensi ibu Menyusui berdasarkan Alasan Yang Tidak
Menyusui dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli
Serdang 2015
1. Bekerja 8 17,39%
84
3. Ibu hamil lagi 0 0,00%
6 Estetika 0 0,00%
7 Dll………………………. 1 2,17%
Total 42 100,00%
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa ada ibu tidak menyusui dengan
alasan ASI tidak lancar 78,85%
Tabel 49. Distribusi frekuensi berdasarkan Pasangan Usia Subur dusun 1 – 12 di Desa
Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015
1. Ya 1156 67,52%
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa PUS sebanyak 67,52%
1. Ya 1111 91,44%
2. Tidak 45 8,56%
85
Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa PUS mendapatkan informasi tentang
KB dengan presentase 91,44%
Tabel 51. Distribusi frekuensi berdasarkan sumber Informasi Alat/ Cara KB dusun 1
– 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa informasi alat/cara berKB
didapatkan dari dokter/bidan/perawat
Tabel 52. Distribusi frekuensi pasangan usia subur yang menggunakan alat KB dusun
1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015
1. Ya 879 72,35%
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa PUS menggunakan alat KB
86
Tabel 53. Distribusi frekuensi pasangan usia subur yang menggunakan alat/cara KB
berdasarkan jenis alat/cara KB dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei
Tuan Kab. Deli Serdang 2015
3. MAL 7 1,00%
4. Diafragma/intravag 0 0,00%
5. Kondom 1 0,20%
8. AKBK 39 4,50%
9. AKDR 19 3,00%
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa cara berKB yang digunakan di
dusun 1-12 adalah cara suntikan hormone
1. Ya 194 22,07%
87
Total 879 100,00%
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa pada PUS tidak ada keluhan dalam
mengguanakan KB
Tabel 55. Distribusi frekuensi pasangan usia subur yang pernah menggunakan
alat/cara KB berdasarkan alasan utama tidak menggunakan KB/ Berhenti
dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015
5. Dll……………. 58 32,22%
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa PUS berhenti menggunakan KB
karena ingin hamil lagi
Tabel 56. Distribusi frekuensi jumlah bayi 0-12 bulan berdasarkan kepemilikan
KIA/KMS dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli
Serdang 2015
1. Ya 100 67,11%
2. Tidak 49 32,89%
88
Total 149 100,00%
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa ada bayi yang tidak memiliki KIA
Tabel 57. Distribusi frekuensi jumlah bayi 0-12 bulan berdasarkan status imunisasi
dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015
1. Lengkap 56 37.58%
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa ada bayi 0-12 bulan yang tidak
lengkap imunisasi
Tabel 58. Distribusi frekuensi jumlah bayi 1- < 5 tahun bulan berdasarkan
kepemilikan KIA/KMS dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan
Kab. Deli Serdang 2015
1. Ya 290 56.64%
89
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa ada bayi 1-5 tahun tidak memiliki
KIA
Tabel 59. Distribusi frekuensi jumlah bayi 1-< 5 tahun berdasarkan status imunisasi
dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa ada bayi 1-5 tahun tidak lengkap
imunisasi
2. Biaya 18 32.73%
3. Lupa 13 23.64%
5. Kepercayaan 2 3.64%
90
Total 661 100%
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa ada bayi yang tidak imunisasi karena
dilarang keluarga
Tabel 61. Distribusi frekuensi jumlah bayi 0-12 bulan berdasarkan perolehan ASI
Eksklusif dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli
Serdang 2015
1. Ya 134 89.93%
2. Tidak 15 10.07%
Tabel 62. Distribusi frekeunsi ibu yang menyusui bayi berdasarkan tindakan
memberikan kolostrum dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan
Kab. Deli Serdang 2015
1. Ya 132 88.59%
2. Tidak 7 4.70%
Tabel 63. Distribusi frekuensi ibu menyusui berdasarkan Waktu Pemberian Menyusui
dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015
91
1. Setiap menangis 63 47.73%
Tabel 64. Distribusi frekuensi Ibu menyusui berdasarkan rencana lama menyusui
dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015
1. 6 Bulan 57 43.18%
Tabel 65. Distribudsi Frekuensi Ibu Menyusui Berdasrakan Alasan < 6 bulan
Menyusui dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli
Serdang 2015
Total 41 100%
92
Tabel 66. Distribusi Frekuensi Ibu Menyusui Berdasarkan Perawatan Payudara dusun
1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015
1 Ya 107 71.81%
2 Tidak 42 28.19%
Tabel 67. Distribusi Frekuensi Anak Tidak Diberi ASI Berdasarkan ASI pengganti
dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015
Total 15 100%
93
1. Ya 1062 15.12%
Aktifitas Lansia
1. DM 80 7.53%
3 Stroke 78 7.34%
94
1. Ya 2862 40.75%
1. Ya - -
Ambulance Desa
1. Ya -
95
3.1 Analisa Data
1 Data Subjektif : ada ibu mengatakan bahwa bayi nya tidak di Rendahnya cakupan Kurang pengetahuan
imunisasi karena larangan keluarga imunisasi pada bayi dan tentang imunisasi
Data Objektif : balita
- jumlah bayi dan balita 661 orang
- Presentasi bayi tidak lengkap imunisasi 25,50%
- Presentasi balita tidak imunisasi 34.38%
2 DS : factor lingkungan Resiko terjadinya cedera
- Ada sebagian masyarakat yang merasa terganggu dengan
lingkungan yang becek dan saluran pembuangan yang
tersumbat
DO :
- Jumlah lansia 1246 orang dengan persentase 17,29%
- Lingkungan rumah yang kurang bersih 35,75%
- Pengelolaan limbah yang kurang 17,70%
- Rumah yang memiliki pekarangan 57,59%
- Keluarga yang kirang memanfaatkan pekarangan 10,75%
3 DS :ada keluarga mengatakan yang kurang mengerti tentang Rendahnya pengetahuan Resiko terjadinya penyakit
penyebab,gejala dari berbagai penyakit tentang penyakit (DHF,
DO : persentase kurang pengetahuan chikungunya,malaria,TBC,
- DHF 40,01% ISPA, Dermatitis, Gizi
- TBC 52,39% buruk, Hipertensi, DM,
- ISPA 59,99% Anemia, AIDS)
- Dermatitis 68,52%
- Gizi buruk 48,42%
- Stroke 49,07%
- Hipertensi 38,79%
- DM 49,42%
- Anemia 53,74%
- AIDS 63,61%
96
4 DS : Rendahnya pengetahuan Resiko terjadinya prilaku
- Ada remaja yang tidak tahu tentang dampak dari narkoba remaja tentang kesehatan menyimpang
DO : remaja
- tidak mendapat informasi : 33,53%
- tidak mengetahui pubertas 26,19%
- tidak mengetahui dampak narkoba 35,78%
- tidak mendapatkan pendidikan seks 46,30%
- setiap malam ada remaja yang kumpul-kumpul bermain
judi sambil merokok
5 DS : Rendahnya pemberian Resiko terjadinya infeksi
- Ada ibu yang mengatakan tidak perlu diimunisasi TT imunisasi TT pada ibu hamil pada ibu dan anak dalam
karena anak sebelumnya sehat-sehat saja. kandungan
DO :
- Tidak memperoleh imunisasi TT 67,65%
97
3.3 Prioritas Masalah Desa/ Dusun
Dalam menentukan masalah kesehatan masyarakat dusun 1- 12 Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang penulis
mengaplikasikan teori menurut Bayllon (2013) yang dipaparkan pada tabel berikut :
Tabel 70. Penentuan prioritas masalah masyarakat dusun 1 -12 Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015
98
ia,AIDS)
Rendahnya ++ ++++ ++ + 16 V
pemberian
imunisasi TT
pada ibu hamil
99
3.5 Rencana Keperawatan
Dalam menentukan penanggulangan masalah kesehatan masyarakat dusun 1 – 12 Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli
Serdang dimana penulis menggunakan rancangan/desain tindakan dalam solusi penanggulangan masalah yang dipaparkan dengan
sisitem/ komponen dibawah ini :
100
dusun I-XII 08.000s.d dan - Warga tampak
selesai Kebidananan kurang antusias
dapat mengikuti
kegiatan gotong
royong dengan
baik dan benar
Resiko terjadinya penyakit Setelah Seluruh 10 Des 2015 / Penyuluhan Mahasiswa - Masyarakat
berhubungan dengan dilakukan masyarakat dusun XI dan tentang DHF, dapat mengerti
rendahnya pengetahuan penyuluhan 1x dusun I-XII XII DM, tentang
tentang penyakit (DHF, masyarakat 09.00 WIB s.d chikungunya, penyuluhan
TBC, ISPA, Dermatitis, diharapkan selesai malaria,hipert yang
Gizi buruk, Hipertensi, DM, mengerti ensi, AIDS, disampaikan
Anemia, AIDS) tentang dan gizi - Masyarakat
penyakit buruk tampak antusias
dalam bertanya
dan menjawab
pertanyaan
Resiko terjadinya prilaku Setelah Remaja 9 Des 2015/ Penyuluhan Mahasiswa - Remaja dapat
menyimpang berhubungan dilakukan dusun VIII- dusun XI tentang mengerti
dengan Rendahnya penyuluhan 1x XII 16.00 WIB s.d narkoba dan tentang narkoba
pengetahuan remaja tentang remaja selesai kesehatan dan bahaya
kesehatan remaja diharapkan reproduksi penyalahgunaan
mengerti narkoba
tentang - Remaja dapat
kesehatan mengerti
remaja tentang
kesehatan
reproduksi
- Remaja tampak
antusias dalam
bertanya
Resiko terjadinya infeksi Setelah Ibu hamil 10 Des 2015 / Penyuluhan Mahasiswa - Para ibu hamil
pada ibu dan anak dalam dilakukan dusun XII kesehatan dapat mengerti
101
kandungan berhubungan penyuluhan 10.00 WIB s.d tentang tentang
dengan rendahnya tentang selesai imunisasi TT imunisasi TT
pemberian imunisasi TT imunisasi TT - Ibu hamil
pada ibu hamil diharapkan tampak antusias
ibu-ibu dalam bertanya
mengerti dan menjawab
tentang pertanyaan
imunisasi TT
dan terhindar
dari resiko
infeksi
102
3.6 Implementasi dan evaluasi
Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas ( masyarakat, kelompok khusus, keluarga ) dilakukan sesuai dengan apa
yang sudah direncanakan tergantung dalam masalah/ kondisi masyarakat dusun 1 – 12 Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab.
Deli Serdang yang dilakukan pada tanggal 3- 11 Desember 2015
103
P:
Kolaborasi dengan petugas kader Puskesmas
memantau pelaksanaan imunisasi.
104
5.
105
A:
Masalah resiko terjadinya perilaku menyimpang
pada remaja sebagian teratasi
P:
Kolaborasi dengan petugas Puskesmas dalam
melanjutkan implementasi
106
3.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN
5. Resiko terjadinya infeksi pada ibu dan anak dalam kandungan berhubungan
dengan rendahnya pemberian imunisasi TT pada ibu hamil
107
BAB 4
PEMBAHASAN
Praktik keperawatan keluarga dan komunitas di desa Percut Kecamatan Percut Sei
Tuan Kabupaten Deli Serdang yang dilaksanakan oleh Mahasiswa Program Studi
DIII Keperawatan STIKes Santa Elisabeth Medan adalah salah satu program untuk
mengaplikasikan konsep keperawatan komunitas dengan menggunakan proses
keperawatan komunitas sebagai dasar ilmiah yang dilakukan pada tanggal 1-12
Desember 2015.
Berikut ini pembahasan yang akan diuraikan berkisar tentang praktik keperawatan
komunitas; keluarga dan puskesmas.
4.1.1 Pengkajian
Pengkajian dilakukan untuk mendapatkan data kesehatan komunitas yang diinginkan.
Pada pengkajian ini dilakukan pengumpulan data kesehatan komunitas dengan
menggunakan tehnik wawancara dan observasi. Setelah format pengkajian siap, maka
mahasiswa langsung menyebar ke rumah-rumah warga di desa Percut Kecamatan
Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. Dari pengumpulan data didapatkan bahwa
108
mayoritas warga merupakan warga asli melayu, mayoritas dari warga bekerja pagi -
sore hari.
Hal tersebut merupakan kendala terutama untuk mengumpulkan warga saat dilakukan
kegiatan, namun berkat bantuan dari aparat dan Tokoh di desa percut, dan model
pendekatan secara persuasif dengan mengikuti kebiasaan warga, maka permasalahan
tersebut dapat diatasi.
Respon yang diberikan warga didesa Percut sangat positif, dibuktikan dengan
perhatian dari warga terhadap keberadaan mahasiswa beserta program-programnya,
sehingga keseluruhan proses pengumpulan data dapat dilaksanakan dengan baik.
Strategi yang digunakan saat pengumpulan data adalah kerjasama dengan aparat serta
tokoh-tokoh masyarakat desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli
Serdang dan melakukan program turun ke lapangan sehingga keberadaan mahasiswa
membaur dengan warga.
Dari pengkajian didapatkan beberapa masalah kesehatan yang dirasakan masyarakat,
meliputi:
1. Kurang pengetahuan tentang imunisasi
5. Resiko terjadinya infeksi pada ibu dan anak dalam kandungan terhadap
rendahnya pemberian imunisasi TT pada ibu hamil
109
waktu yang sedianya dilaksanakan tepat pukul 07.00 – 17.00 WIB padahal seluruh
masyarakat mayoritas bekerja dan ada dirumah sewaktu malam hari.
5. Resiko terjadinya infeksi pada ibu dan anak dalam kandungan terhadap
rendahnya pemberian imunisasi TT pada ibu hamil
Penentuan prioritas masalah ini menemukan kesulitan, hal ini dikarenakan warga
kurang memahami pentingnya kesehatan dan partisipasi kurang aktif saat
dilaksanakan musyawarah masyarakat desa. Kegiatan dapat dikatakan berhasil 80%
meskipun tidak dihadiri oleh kepala Puskesmas Tanjung Rejo.
4.1.3 Perencanaan
Rencana kegiatan yang berhubungan dengan permasalahan kesehatan dapat
disepakati saat MMD disusun berdasarkan diskusi yang dilakukan mahasiswa dengan
setiap kepala dusun. Adapun kegiatan-kegiatan yang disepakati oleh mahasiswa
dengan masyarakat antara lain:
1. Kurang pengetahuan tentang imunisasi
110
a. Penyuluhan tentang iunisasi
5. Resiko terjadinya infeksi pada ibu dan anak dalam kandungan terhadap
rendahnya pemberian imunisasi TT pada ibu hamil
111
4.1.4 Implementasi
Pelaksanaan rencana tindakan mulai dilaksanakan pada tanggal 9-11 Desember 2015
dengan metode melibatkan masyarakat secara aktif dimotori oleh mahasiswa dan para
tokoh masyarakat Desa Percut. Hanya pada kegiatan penyuluhan, dilakukan oleh
penanggung jawab kegiatan dari mahasiswa yang ditunjuk.
Selain melakukan kegiatan-kegiatan tersebut, mahasiswa juga melakukan beberapa
kegiatan yang berhubungan dengan peningkatan kesehatan masyarakat Desa Percut,
yaitu :
1. Melakukan gotong royong di dusun 1-12 di desa Percut
2. Penyuluhan Cara mencuci tangan dan Gosok gigi di SD HKBP Desa Percut.
3. Melakukan senam lansia di dusun VIII desa percut.
4. Melakukan penyuluhan pertolongan pertama pada luka bakar dan fraktur di
dusun 12 desa Percut.
Secara umum kegiatan yang direncanakan dapat dikatakan berhasil (80%),
penilaian tersebut didapatkan saat evaluasi respon positif dan antusiasme
masyarakat terhadap berbagai kegiatan yang direncanakan meskipun masih
ada masyarakat yang tidak hadir.
Penulis tidak melakukan pelaksanaan pemberian pendidikan kesehatan kepada 1 KK
di dusun 8 yang mengalami gizi buruk dikarenakan keterbatasan waktu yang tersedia.
Namun penulis telah bekerja sama dengan Puskesmas Tanjung Rejo agar tim
Puskesmas melakukan penyuluhan kesehatan di bidang peningkatan gizi kepada
masyarakat serta mengajak masyarakat berperan aktif ( dokter kecil, dokter remaja )
4.1.5 Evaluasi
Kegiatan evaluasi dilaksanakan secara bertahap dan setiap malam yang dilakukan
oleh mahasiswa dengan mahasiwa untuk mengevaluasi kegiatan harian dan
mematangkan rencana yang akan dilaksanakan keesokan harinya., Selain itu evaluasi
juga dilakukan bersama warga, tokoh masyarakat desa Percut, perangkat desa dan
112
kepala desa Percut, bida desa dan Kepala Puskesmas Tanjung Rejo serta para dosen
pembimbing praktik keperawatan Keluarga dan Komunitas.
Dari sudut pandang mahasiswa kegiatan praktik klinik keperawatan komunitas dan
keluarga dikatakan berhasil dengan bukti antusiasme dan respon positif warga desa
Percut senang dengan program-program kami dan berdampak terjadinya perubahan
pengetahuan warga tentang kesehatan.
4.2 Praktik Klinik Keperawatan Keluarga
Pendekatan yang digunakan mahasiswa dalam melaksanakan praktik klinik
keperawatan keluarga adalah problem solving approach (pendekatan menggunakan
model pemecahan masalah) sehingga antusiasme keluarga sangat tinggi untuk
menerima mahasiswa sebagai pembina kesehatan dalam keluarganya.
Rata-rata dalam waktu singkat mahasiswa mampu menyelesaikan tugas perawatan
keluarga sesuai dengan tujuan, yaitu sampai mampu melakukan evaluasi. Namun
terdapat kendala diantaranya pembagian dosen pembimbing untuk dilakukan
supervisi minimal 3 kali masih belum berjalan secara optimal. Kami menyadari dan
memaklumi tentang keberadaan hal tersebut.
113
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.1.1. Pengkajian
5.1.2. Diagnosa
114
Melalui analisa masalah, maka setelah dirumuskan permasalahan kesehatan
warga dilakukan penentuan prioritas masalah atas dasar urgensitas
hari selasa tanggal 08 Desember 2015, maka ditentukan prioritas masalah kesehatan
sebagai berikut:
115
7. Penyuluhan tentang Narkoba
8. Penyuluhan tentang Pijat Bayi
9. Penyuluhan tentang relaksasi ibu hamil(Hypnobreathing)
10. Penyuluhan tentang Hipertensi, Diabetes Melitus.
11. Pengabdian Masyarakat tentang DBD, Chikungunya, Malaria, Preeklamsia,
Pertolongan Pertama pada Cidera Fisik, Luka Bakar.
12. Senam Lansia.
5.1.4 Implementasi
116
12. Tensi, pemeriksaan kadar gula darah, dan pemeriksaan protein urine pada ibu
hamil dilakukan secara gratis pada saat PEMA di Desa Percut. Secara umum
kegiatan yang direncanakan dapat dikatakan berhasil (90%), penilaian tersebut
didapatkan saat evaluasi respon positif dan antusiasme masyarakat terhadap
berbagai kegiatan yang direncanakan.
5.1.5 Evaluasi
5.2 Saran
1. Untuk Masyarakat Desa agar dapat mengubah prilaku hidup sehat dan
Diharapkan masyarakt lebih aktif untuk mendapat dan memanfaatkan
pelayanan kesehatan dengan optimal.
2. Untuk Mahasiswa Diharapkan mahasiswa lebih meningkatkan kemampuan
dan menambah bekal tentang konsep keperawatan komunitas, sehingga
terdapat optimalisasi kinerja dalam melaksanakan praktik klinik keperawatan
komunitas.
117
3. Untuk puskesmas agar meningkatkan mutu pelayanan kesehatan pada
masyarakat
118
DAFTAR PUSTAKA
119