H
DENGAN DIABETES MILITUS DI RUANG IBS
RSUD dr. SOERATNO GEMOLONG
Oleh :
NIM SN191112
TAHUN AJARAN
2019/2020
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN
DENGAN DIABETES MILITUS DI RUANG IBS RSUD Dr. SOERATNO
GEMOLONG SRAGEN
INDEX
MCV 82.0-92.0 Fi 85.9
MCH 27.00-31.00 Pg 27.3
MCHC 32.0-37.0 G/dl 31,7
1. Perasaan cemas 0 1 2 3 4
a. Cemas
b. Firasat buruk
d. Mudah tersinggung
2. Ketegangan 0 1 2 3 4
c. Mudah terkejut
d. Mudah menangis
e. Gemeter
f. Gelisah
3. Ketakutan 0 1 2 3 4
c. Lesu
d. Mimpi buruk
5. Gangguan kecerdasan 0 1 2 3 4
b. Mudah lupa
c. Sulit konsentrasi
6. Perasaan depresi 0 1 2 3 4
a. Hilangnya minat
b. Sedih
d. Perasaan berubah-ubah
b. Kedutan otot
c. Gertakan gigi
b. Penglihatan kabur
9. Gejala kardiovaskuler 0 1 2 3 4
a. Takikardi
b. Nyeri dada
c. Berdebar-debar
d. Denyut nadi mengeras
10 Gejala respiratori 0 1 2 3 4
.
a. Rasa tertekan di dada
b. Perasaan tercekik
d. Nyeri lambung
13 Gejala vegetative 0 1 2 3 4
.
a. Mulut kering
b. Mudah berkeringat
c. Muka merah
d. Kepala berat
14 Perilaku 0 1 2 3 4
.
a. Gelisah
b. Tidak tenang
d. Kerut kening
e. Muka tegang
f. Otot tegang mengeras
kategori
Ds: –
Do pasien Nyeri akut Setelah dilakukan Pain
mengatakan berhubungan dengan tindakan management
kaki kiri agen cidera fisik keperawatan -melakukan
terasanya nyeri selama 30 menit pengkajian nyeri
masalah nyeri secara
P:Pasien dapat berkurang komprenhensif
mengatakan dengan kriteria termasuk lokasi,
kaki kiri nyeri hasil : karakteristik,dura
Q: Nyeri seperti Pain level si, frekuensi,
tertusuk -mampu kualitas dan
R: Nyeri bagian mengontrol nyeri faktor presipitasi
kaki kiri -melaporkan -pantau ttv
S: Nyeri skala 4 bahwa nyeri -ajarkan tehnik
T: pasien berkurang dengan relexasi nafas
mengatakan mengunakan dalam
hilang timbul management nyeri
DO pasien -mampu
tampak mengendalikan
menahan nyeri nyeri
C. Implementasi dan Evaluasi
Diagnosa Implementasi Evaluasi
Keperawatan
Kecemasan b.d -berikan dukungan agar S: pasien mengatakan
nyeri ulkus Kecemasan pasien akan sangatcemas dengan
diabetes melitus berkurang dengan informasi proedur pembedahan
(prosedur yang di berikn perawat O: pasien tampak tegang
pembedahan) -identifikasi perubahan level Td 130/90 mmhg
kecemasan Rr 22 x/menit
N 72x / menit
S 36,7 c
A: masalah tidak teratasi
P: lanjutkan intevensi
-beikn motivasi dan
dukungan
- berikan edukasi tentang
penyakitnya jika tidak di
lakukan pebedahan
1. Prosedur Operasi
Pasien datang ke ruang bedah pukul 11.20 WIB dilakukan serah
terima pasien dengan megisi inform consent sambil di cek nomer
rekam medis pasien, kemudian pasien di pindahkan diruang
pembedahan dekat kan alat alat yang perlu di gunakan untuk
pembedahan. Kemudian perintah pasien untuk duduk lakukan
pembiusan pada area ruas tulang belakang dengan menandai lokasi
yang akan diberikan anestesi dengan betadine pembiusan yang di
gunakan yaitu anestesi spinal kemudian anestesi di suntik melalui
jarum ke cairan serebrospinal yang mengelilingi sumsum tulang
belakang dengan mengunakan obat bius saat premedikasi dengan
ondasentron 8mg, bupivakain dan saat durante anestesi mengunakan
oksigen dan untuk post anestesi dengan mengunakan santagesik,
ketorolac.
Dalam waktu 5-10 menit pasien mulai mengalami kesulitan
mengerakan kaki hingga akhirnya tidak bisa di gerakan. Kemudian
pasien di tidurkan, lakukan observasi pada area pembedahan setelah
diobservasi bersihkan luka dengan Nacl sampai pes keluar. Jika
sudah potong jaringan yang mulai nekrosis dengan mengunakan
gunting jaringan setelah luka bersih buka luka dengan handle mas
potong jaringan yang mulai nekrosis, setelah selesai jahit luka
dengan mengunakan benang jahit setelah selesai penjahitan berikan
salep gentamicin pada area penjahitan dan balut luka dengan kasa
dan tutup dengan hepaix.
B. Analisa Data
Data Diagnosa Tujuan Intervensi
Keperawatan
Ds : - Resiko Setelah -melindungi
Do: td 130/90 mmhg perdarahan b.d dilakukan sekitar kulit dan
Rr: 22x/menit prosedur tindakan anatomi yang lain
N : 72x/menit pembedahan keperawatan -pantau
S:36,7 c selama 45 pengeluaran
menit resiko darah, darah yang
perdarahan keluar ≤100cc
dapat di cegah -pastikan
keamanan
elektrikal dan alat
yang di gunakan
selama
pembedahan
C. Implementasi Dan Evaluasi
Diagnosa Implementasi Evaluasi
Keperawatan
Resiko perdarahan -mencegah kerusakan S: -
b.d prosedur integritas kulit o: td 130/90 mmhg
pembedahan -memungkinkan terjadi rr : 22x/menit
kekurangan cairan yang s: 36,7 c
mempengarhui n: 72x/ menit
keselamatan pasien A: Masalah tidak teratasi
-mencegah kegagalan P: lanjutkan intervensi
fungsi alat dapat terjadi -pembedahan
selama prosedur
pembedahan
III. ASUHAN KEPERAWATAN POST OPERATIF
A. Pengkajian
Kriteria Saat datang Saat keluar
Keadaan umum Composmentis
Saturasi O2
B. Locharte / Aldrete Score
C. KRITERIA SCORE 10’ 20’ 30’ 40’ Saat
keluar
Aktivitas
Gerakan ke 4 anggota gerak atas 2 2 2
perintah
Gerakan ke 2 anggota gerak atas 1 1
perintah
Tidak respon 0 0 2
Respirasi
Bisa nafas dan batuk 2 2 2 2 2
Dispnoe, hipoventilasi 1
Apnoe 0
Sirkulasi
Perubahan < 20 % dari TD preoperasi 2 2 2 2 2
Perubahan 20-50 % dari TD preoperasi 1
Perubahan > 50 % dari TD preoperasi 0
Kesadaran
Sadar penuh 2 2 2
Dapat dibangunkan 1 1 1
Tidak respon 0
Warna kulit
Merah 2
Pucat 1
Sianotik 0
Keterangan:
D. BROMAGE SCORE
KRITERIA SCORE NILAI
Dapatmengangkattungkaibawah 0
Tidakdapatmenekuklututtetapidapatmengangkat kaki 1
Tidakdapatmengangkattungkaibawahtetapidapatmenekuk 2 √
lutut
Tidakdapatmengangkat kaki samasekali 3
Keterangan
E. Analisa Data
Data Diagnosa Tujuan Intervensi
Keperawatan
DS: - Resiko jatuh b.d Setelah
Do : pasien anestesi narkotik dilakukan
mengalami penurunan tindakan
kesadaran td : 130/90 keperawatan
mmhg selama 45 menit
Rr : 22x/menit resiko jath dapat
N: 72x/menit di minimalisir
S: 36,7 c
E. Implementasi dan Evaluasi
Diagnosa Implementasi Evaluasi
Keperawatan
Resiko jatuh b.d - Mengatur S : Pasien sering mengeluh sakit
anestesi spinal keseimbangan O: pasien tampak tak sadarkan
proses pemikiran diri
akan membantu TD : 130/70
pasien merasa Rr : 22x/menit
kesulitan dalam S : 36,6 c
memahami N: 72X/menit
petunjuk yang A : Masalah tidak teratasi
panjang P: Lajutkan intervensi
- Bantu berikn
bantalan yang
diperlukan untuk
melindungi bgi
tubuh yang
menonjol untuk
mencegah
terjadinya
penekann syaraf
- Bantu kereta dan
meja yang dapat
terpisah
menyebabkan
pasien jatuh