KONSEP MUTU
Disusun oleh:
KELAS TUTOR G
Pada kesempatan ini juga kami berterima kasih atas bimbingan dan masukan
dari semua pihak yang telah memberi kami bantuan wawasan untuk dapat
menyelesaikan makalah ini baik itu secara langsung maupun tidak langsung.
Kami menyadari isi makalah ini masih jauh dari kategori sempurna, baik dari
segi kalimat, isi, maupun dalam penyusunan. Oleh karen itu, kritik dan saran yang
membangun dari dosen mata kuliah yang bersangkutan dan rekan-rekan semuanya,
sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini dan makalah-makalah
selanjutnya.
Kelas G
i
Daftar Isi
Kata Pengantar.............................................................................................……........... i
Bab I Pendahuluan
C. Tujuan....................................................................................................………2
A. Kesimpulan ……………………………………………............................. 36
B. Saran …………………………………………………............................... 36
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan keperawatan merupakan pelayanan utama dari pelayanan
rumah sakit. Hal ini terjadi karena pelayanan keperawatan diberikan selama 24
jam kepada pasien yang membutuhkannya, berbeda dengan pelayanan medis dan
pelayanan kesehatan lainnya yang hanya membutuhkan waktu yang relatif
singkat dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada kliennya. Dengan
demikian pelayanan keperawatan perlu ditingkatkan kualitasnya secara terus-
menerus dan berkesinambungan sehingga pelayanan rumahsakit akan meningkat
juga seiring dengan peningkatan kualitas pelayanan keperawatan. (Ritizza, 2013)
Kualitas pelayanan keperawatan sangat dipengaruhi oleh proses, peran dan
fungsi dari manajemen pelayanan keperawatan, karena manajemen keperawatan
adalah suatu tugas khusus yang harus dilaksanakan oleh manajer/ pengelola
keperawatan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan serta
mengawasi sumber-sumber yang ada, baik sumber daya maupun sumber dana
sehingga dapat memberikan pelayanan keperawatan yang efektif dan efisien
baik kepada klien, keluarga dan masyarakat. (Donny, 2014)
Mengingat pentingnya peranan manajemen pelayanan keperawatan,
maka dalam makalah ini penulis akan menguraikan tentang pengertian, proses,
dimensi, penilaian, strategi, indikator, standar, dan peran dalam menejemen
mutu pelayanan keperawatan sehingga dapat menggambarkan bagaimana
manajemen keperawatan yang bermutu seharusnya dilaksanakan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian mutu?
2. Apa pengertian mutu pelayanan kesehatan?
3. Apa saja dimensi mutu asuhan keperawatan?
4. Apa pengendalian dalam keperawatan?
5. Apa saja langkah dalam pengendalian mutu?
6. Apa yang dimaksud indikator mutu?
7. Apa saja ciri mutu askep?
8. Apa penegrtian standar mutu?
9. Apa tujuan SAK?
10. Apa saja komponen SAK?
11. Bagaimana pengevaluasian penerapan SAK?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu mutu?
2. Untuk mengetahui apa itu mutu pelayanan kesehatan?
3. Untuk mengetahui dimensi mutu asuhan keperawatan
4. Untuk mengetahui pengendalian dalam keperawatan
5. Untuk mengetahu langkah-langkah dalam pengendalian mutu
6. Untuk mengetahui indikator dari mutu
1
7. Untuk mengetahui ciri dari dari mutu askep
8. Untuk mengetahui apa itu standar mutu
9. Untuk mengetahui tujuan dari SAK
10. Untuk mengetahui komponen dari SAK
11. Untuk mengetahui pengevaluasian penerapan SAK
2
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Pengertian Mutu
b. “Quality is fitness for use.” (Mutu adalah kemampuan untuk digunakan).
(Joseph M. Juran dalam Eddy Herjanto, 2008)
c. “Quality meansconformanceto requirements.” (Mutu berarti kesesuaian dengan
persyaratan). (Philiph B. Crosby dalam Eddy Herjanto, 2008)
d. “Quality is the total composite product and service and service characteristics
of marketing, engineering, manufacture, and maintenance through which the
product and service in use will meet the expectations of the custumer.” (Mutu
adalah keseluruhan gabungan produk dan karakteristik layanan dan layanan
pemasaran, teknik, pembuatan, dan pemeliharaan di mana produk dan layanan
yang digunakan akan memenuhi harapan pelanggan). (Feigenbaum dalam Eddy
Herjanto, 2008)
e. “Mutu adalah derajat yang dicapai oleh karakteristik inheren dalam memenuhi
persyaratan.” (SNI 19-9000:2000 dalam Eddy Herjanto, 2008).
f. Mutu adalah Keseluruhan karakteristik barang/jasa yang menunjukkan
kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan konsumen baik berupa kebutuhan
yang dinyatakan maupun kebutuhan yang tersirat. (Imbalo S. Pohan dalam Ferry
Efendi & Makhfudli, 2009).
Simpulan:
Dapat disimpulkan bahwa mutu adalah keseluruhan karateristik barang/jasa yang
sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan agar dapat memuaskan
kebutuhan konsumen.
Simpulan:
3
Dapat disimpulkan bahwa mutu pelayanan kesehatan adalah tingkat
kesempurnaan suatu pelayanan pada bidang kesehatan yang diberikan sesuai
dengan standar pelayanan dan kode etik profesi untuk memuaskan setiap
pengguna jasa pelayanan kesehatan.
Selain itu mutu pelayanan kesehatan dapat dilihat dari berbagai sudut pandang,
diantaranya:
1) Menurut pasien/keluarga adalah empati, menghargai, tanggap sesuai
kebutuhan dan ramah.
2) Menurut petugas kesehatan adalah bebas melakukan segala sesuatu secara
profesional sesuai dengan ilmu pengetahuan, ketrampilan dan peralatan yang
memenuhi standar.
3) Menurut manajer/administrator adalah mendorong manajer untuk mengatur
staf dan pasien/masyarakat dengan baik.
4) Menurut yayasan/owner adalah menuntut pemilik agar memiliki tenaga
kesehatan yang bermutu dan cukup.
3.Efektivitas (Effectiveness)
Adalah kualitas pelayanan kesehatan tergantung dari efektivitas yang
menyangkut norma pelayanan kesehatan dan petunjuk klinis sesuai standart
yang ada.
4.Efisiensi (Efficiency)
Adalah dimensi yang penting dari kualitas karena efisiensi akan mempengaruhi
hasil pelayanan kesehatan, apalagi sumberdaya pelayanan kesehatan pada
umumnya terbatas. Pelayanan yang efisien pada umumnya akan memberikan
4
perhatian yang optimal kepada pasien dan masyarakat. Petugas akan
memberikan pelayanan yang terbaik dengan sumber daya yang dimiliki.
5.Kontinuitas (Continuity)
Adalah klien akan menerima pelayanan yang lengkap yang dibutuhkan
(termasuk rujukan) tanpa mengulangi prosedur diagnosa dan terapi yang tidak
perlu.
6.Keamanan (Safety)
Adalah mengurangi resiko cidera, infeksi atau bahaya lain yang berkaitan
dengan pelayanan. Keamanan pelayanan melibatkan petugas dan pasien
8.Kenyamanan (Amenities)
Adalah pelayanan kesehatan yang tidak berhubungan langsung dengan
efektifitas klinis, tetapi dapat mempengaruhi kepuasan pasien dan bersedianya
untuk kembali ke fasilitas kesehatan untuk memperoleh pelayanan berikutnya.
Amenities juga berkaitan dengan penampilan fisik dari fasilitas kesehatan,
personil,dan peralatan medis maupun non medis.(Wijono dalam Rasidin
Calundu, 2018).
Dapat diakses Perawatan kesehatan yang tepat waktu, masuk akal secara
geografis, dan disediakan dalam setting dimana keterampilan dan
sumber daya sesuai dengan kebutuhan medis
Dapat diterima Perawatan kesehatan yang mempertimbangkan preferensi dan
aspirasi pengguna layanan perorangan dan budaya komunitas
mereka
Adil Perawatan kesehatan yang tidak berbeda kualitasnya karena
karakteristik pribadi seperti jenis kelamin, ras, etnisitas, lokasi
geografis, atau status sosial ekonomi
Aman Layanan kesehatan yang meminimalkan risiko dan kerugian bagi
pengguna jasa
5
(Aboriginal Health & Medical Research Council of New South Wales A literature
review about indicators and their uses, 2013)
Kualitas suatu pelayanan menurut Parasuraman dalam Kamaruddin (2019) dikenal
dengan model SERVQUAL yang terdiri dari “RATER” yaitu:
1. Realiability (Kehandalan dari SDM yang dimiliki).
Dimensi ini merujuk pada kemampuan untuk menghantarkan layanan sesuai
seperti yang telah dijanjikan tanpa suatu kesalahan (konsisten) serta akurat.
6
2. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian obat, darah atau produk darah.
3. Pasien diidentifikasi sebelum mengambil darah dan spesimen lain untuk
pemeriksaan klinis.
4. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian pengobatan dan tindakan / prosedur.
1. Rumah sakit menggunakan suatu tanda yang jelas dan dimengerti untuk
identifikasi lokasi operasi dan melibatkan pasien didalam proses penandaan.
2. Rumah sakit menggunakan suatu cheklist atau proses lain untuk memverifikasi
saat pre operasi tepat-lokasi, tepat-prosedur, dan tepat-pasien dan semua
dokumen serta peralatan yang diperlukan tersedia, tepat dan fungsional.
3. Tim operasi yang lengkap menerapkan dan mencatat prosedur sebelum
“incisi/time out”tepat sebelum dimulainya suatu prosedur tindakan pembedahan.
7
4. Kebijakan dan prosedur dikembangkan untuk mendukung suatu proses yang
seragam untuk memastikan tepat lokasi, tepat-prosedur, dan tepat-pasien,
termasuk prosedur medis dan dental yang dilaksanakan di luar kamar operasi.
1. Rumah sakit menerapkan proses asesmen awal atas pasien terhadap resiko jatuh
dan melakukan asesmen ulang bila pasien diindikasikan terjadi perubahan
kondisi atau pengobatan dan lain-lain.
2. Langkah-langkah diterapkan untuk mengurangi resiko jatuh bagi mereka yang
pada hasil asesmen dianggap beresiko jatuh.
3. Langkah-langkah dimonitor hasilnya, baik keberhasilan, pengurangan cedera
akibat jatuh dan dampak dari kejadian yang tidak diharapkan.
4. Kebijakan dan atau prosedur dikembangkan untuk mengarahkan pengurangan
berkelanjutan resiko pasien cedera akibat jatuh di rumah sakit.
- Kesalahan pengobatan (medication error) meliputi tidak tepat obat, tidak tepat
cara pemberian, tidak tepat dosis, tidak tepat pasien, tidak tepat waktu
pemberian dan tidak waspada terhadap efek pemberian obat.
Angka KTD = Jumlah pasien yang terkena KTD dalam pemberian obat x 100%
Jumlah pasien pada hari tersebut
Angka KNC = Jumlah pasien yang terkena KNC dalam pemberian obat x 100%
Jumlah pasien pada hari tersebut
8
diklasifikasikan menjadi infeksi daerah operasi superfisial, dalam (deep), dan
organ. Data yang diperlukan adalah uji laboratorium yang terkait dengan
infeksi, tanda dan gejala spesifik timbulnya infeksi, prosedur pembedahan,
nilai ASA (American Society of Anesthesiologists), lama prosedur, faktor
pejamu yang memungkinkan terjadinya infeksi.
b) Kepuasan pasien
Tingkat kepuasan pasien terhadap kinerja perawat. Biasanya dengan
pemberian kuisioner.
c) Kenyamanan
Presentase pasien nyeri yang terdokumentasi dalam asuhan keperawatan:
= Jumlah total pasien nyeri terdokumentasi x 100%
Jumlah pasien yang dirawat dalam periode tertentu
d) Kecemasan
Mengetahui tingkat kecemasan yang dialami pasien selama perawatan.
e) Perawatan Diri.
Kategori Tingkat kemandirian pasien menurut indeks KATZ
9
f) Pengetahuan/perilaku pasien
Presentase pengetahuan tentang perawatan penyakit pada pasien kelolaan:
= Jumlah pasien yang kurang pengetahuan x 100%
Jumlah pasien yang dirawat dalam periode tertentu
(Nursalam , 2014)
10
(Sri Mugianti, 2016)
C. MANFAAT PENGAWASAN
11
Mockler (1984) membagi pengendalian mutu dalam 4 langkah yaitu :
6. Indikator Mutu
Indikator mutu adalah ukuran yang memantau perawat dan layanan. Ada dua jenis
utama indikator-indikator proses dan indikator hasil. Indikator proses memantau
kegiatan yang diberikan oleh organisasi yang berdampak pada perawatan yang
dilakukan bagi seorang pelanggan/klien/pasien. Indikator hasil adalah indikator
outcome yang akan memberikan gambaran mengenai hasil aktual atau yang diharapkan
dari kinerja yang dilakukan sesuai dengan mutu pelayanan kesehatan yang ada. Alat-alat
untuk perencanaan efektif yang terkait:
12
e. Beri perhatian khusus pada relasi pelangan – pemasokan, baik di dalam maupun di
antara bidang pelayanan
f. Beri perhatian pada proses yang terkait dengan perawatan
g. Lanjutkan evaluasi dan pemantauan proses perswatan sebagai upaya meningkatkan
layanan dan bukan kinerja yang diindividualisasikan atau bidang masalah yang
diisolasikan .
(Roberts R. Albert dan J. Gilbert. 2009)
13
(The Australian Council on Healthcare Standards (1997) A Working Guide for the
Implementation of a Clinical Indicator Program)
Mutu pelayanan di rumah sakit sangat erat kaitannya dengan akreditasi rumah sakit.
tahapan peyelengaraan kegiatan mutu pelayanan yaitu terdiri dari pemantauan, evaluasi,
dan perbaikan. pengendalian mutu dirumah sakit dapat dilakukan secara internal dan
eksternal. pengendalian mutu internal di implementasikan dalam pemenuhan standar
rumah sakit pendidikan. pengen dalian mutu eksternal di lakukan melalui proses
akreditasi rumah sakit untuk pengendalian terhadap mutu rumah sakit pendidikan yang
menyangkut unsur masukan (input), proses, keluaran (output), dan hasil (outcome).
kualitas pelayanan dirumah sakit ditunjukan juga dengan tingkat pelayanan BOR (Bed
Occupancy Rate) rendah atau tinggi, apabila angka BOR renah maka pihak manajemen
rumah sakit yang bersngkutan harus meningkatkan kualitas pelayanan pada pasien,
terutama bagi mereka yang sedang rawat inap. dalam memberikan pelayanan kepada
pasien, pelayanan harus benar-benar mentadari bahwa penyembuhan seseorang bukan
hanya ditentukan oleh obat-obatan yan diberikan, tetapi juga di pengaruhi oleh cara
peyanan yang diperlihatkan para petugas kesehatan seperti sikap, keterampilan serta
pengetahuan. setiap rumah sakit harus memperhatikan mutu pelayanan yang diberikan
kepada pasien. Mutu pelayanan mempengaruhi terhadap akreditas suatu rumah sakit
tersebut.
14
itu, pengukuran keputusan pasien perlu dilakuka secara berkala dan akurat. telah
terbukti bahwa terdapat hubungan yang positif antara partisipasi aktif masyarakat dalam
perkembangan kesehatan dengan kepuasan pasien. kesimpulan yang dapat dibuat dari
pola pikir di atas, antara lain : (Pohan, 2007.)
a) Komponen kepuasan pasien dari mutu layanan kesehatan menjadi satu komponen
utama yang penting
b) Kepuasan pasien adalah keluaran (outcome) layanan kesehatan. dengan demikian ,
kepuasan pasien merupakan salah satu tujuan dari peningkatan mutu layanan
kesehatan
c) Dapat dibuktikan bahwa pasien atau masyarakat yang mengalami kepuasan terhadap
layanan kesehatan yang diselangarakan cenderung mematuhi nasihat, setia, atau taat
terhadap rencana pengobatan yang telah disepakati
d) Sebaliknya, pasien atau masyarakat yang tidak merasakan kepuasan atau
kekecewaan sewaktu mengunakan layanan kesehatan cenderung tidak mematuhi
rencana pengobatan, berganti dokter atau pindah kefasilitas layanan kesehatan lain.
e) Uji coba membuktikan bahwa kepuasan pasien berdampak pada keluaran dari
layanan kesehatan, artinya berdampak dapa status kesehatan.
Indikator mutu struktur atau mutu sumber daya dapat pula dipilah-pilah. Indikator
strukur atau sumber daya manusia. mutu layanan kesehatan sangat di tentukan oleh
mutu profesi layanan kesehatan yang berkerja pada fasilitas layanan kesehatan dalam
lingkungan sistem kesehatan kabupaten/kota. mutu profesi layanan kesehatan
ditentukan pula oleh mutu pendidikan instusi pendidikan yang menghasilkan profesi
layanan kesehatan. pendidikan sebaiknya berkaitan denga tugas dan tanggung jawab
setiap profesi layanan kesehatan. selain itu, mereka harus mempunyai kompetensi
teknik dan kemapuan manajerial sesuai uraian tugas masing-masing.
Pendidikan harus dapat membantu bentuk dan pengembangan etika profesi dan
sikap kemanusiaan yang menajdi landasan utama dan dorongan bagi mereka untuk
dapat membaktikan hidupnya kepada kepentingan pasien dan kemanusiaan. beberapa
faktor relevan lain yang harus diperhitungkan dalam mengukur mutu pendidikan dan
pelatihan antara lain, bersumber masyarakat, kelayanan terhadap situasi lokal,
ketanggapan terhadap kebutuhan dan tugas, kesesuaian terhadap keadaan sosial-
ekonimi. Adanta reorientasi, pendidikan berkelanjutan, pengembangan tenaga pada
rumah sakit dan puskesmas dapat dijadikan indikasi kegiatan peningkatan mutu kinerja
petugas kesehatan.
15
4. Memuaskan bagi pasien dan tenaga keperawatan.
8. Pengertian Standar Mutu Pelayanan keperawatan
Standar mutu pelayanan keperawatan adalah pelayanan kepada pasien yang
berdasarkan standar keahlian untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pasien.
( Depkes RI,2009)
9. Tujuan Standar Asuhan Keperawatan
Menurut SK Dirjen Yan Med No : YM.00.03.2.6.7637 standar asuhan
keperawatan adalah alat ukur untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas asuhan
keperawatan.
tujuan standar asuhan keperawatan, sebagai berikut :
a. Memelihara hubungan kerja yang efektif dengan semua anggota tim kesehatan.
b. Melibatkan pasien dalam perencanaan dan pelaksanaan pelayanan kesehatan.
c. Member kesempatan kepada semua tenaga perawat untuk mengembangkan
keterampilan yang dimiliki.
d. Menjamin bahwa semua bantuan diarahkan untuk memenuhi kebutuhan pasien
dan mengurangi atau menghilangkan kesenjangan.
e. Mengembangkan asuhan keperawatan.
Menunjang program pendidikan berkelanjutan bagi pertumbuhan dan
perkembangan pribadi tenaga keperawatan.
16
c. Perumusan Masalah Kriteria : Kesenjangan antara status kesehatan dengan
norma dan pola fungsi kehidupan, serta perumusan masalah ditunjang oleh
data yang telah dikumpulkan
17
nyaman bagi pasien serta kalimat instruksi, ringkas, tegas dan bahasanya
mudah dimengerti.
18
2. Mengatur posisi pasien.
2. Memasang alat pengaman pada pasien yang tidak sadar, gelisah, anak dan
pasien usia lanjut.
3. Memberi label ibu dan bayi, sidik jari bayi kaki kanan dan kiri.
19
5. Menyiapkan lingkungan yang aman, lantai tidak licin, cukup penerangan
atau cahaya.
20
I. MEMENUHI KEBUTUHAN EMOSIONAL
2. Melakukan test alergi pada setiap pemberian obat tertentu dan dicatat
hasilnya.
21
2. Melaksanakan penyuluhan sesuai dengan kebutuhan.
22
f. Setiap pencatatan harus mencantumkan inisial/paraf/nama perawat yang
melakukan tindakan dan waktunya.
- Pengkajian Keperawatan.
- Diagnosa Keperawatan.
- Perencanaan Keperawatan.
- Tindakan Keperawatan
- Evaluasi Keperawatan.
23
- Perawat yang telah menguasai / memahami proses perawatan.
c. Rekam medik pasien yang dinilai harus memenuhi kriteria sebagai berikut
- Rekam medik pasien yang telah pulang dan telah dirawat minimal 3 (tiga)
hari diruangan yang bersangkutan.
- Khusus untuk kamar operasi dan UGD penilaian dilakukan setelah pasien
dipindahkan ke ruang lain / pulang.
Kolom 3 terdiri dari 10 sub kolom yang diisi denagn kode berkas pasien (1,
2, 3, …… dst), sesuai dengan urutan waktu pulang, pada periode evaluasi.
Tiap sub kolom hanya digunakan untuk penilaian terhadap satu rekam
medik pasien.
24
Rekam medik yang telah digunakan untuk penilaian harus diberi tanda
dengan kode berkas agar tidak dinilai ulang.
Pada tiap sub kolom diisi dengan tanda “ V “ bila aspek yang dinilai
ditemukan dan tanda “ O “ bila aspek yang dinilai tidak ditemukan pada
rekam medik pasien yang bersangkutan.
Sub total diisi sesuai dengan hasil penjumlahan jawaban nilai “ V “ yang
ditemukan pada masing-masing kolom.
Total
a. Pengkajian.
b. Diagnosa.
25
-Diagnosa keperawatan mencerminkan PE / PES.
c. Perencanaan.
d. Tindakan.
e. Evaluasi.
-Pencatatan ditulis dengan jelas, ringkas, istilah yang baku dan benar.
26
-Setiap melakukan tindakan/kegiatan perawat mencantumkan paraf/nama
jelas, dan tanggal jam dilakukannya tindakan
1 Pengkajian
2 Dignosa
Keperawatan
3 Perencanaan
4 Implementasi
5 Evaluasi
6 Catatan
Asuhan
Keperawatan
Presentasi (%)
INSTRUMEN B
Instrumen evaluasi persepsi pasien terhadap asuhan keperawatan di Rumah Sakit dan
evaluasi persepsi perawat terhadap Rumah Sakit
27
A. Instrumen B Kepuasan Pasien dan Perawat
Kepuasan Pasien
No Pertanyaan Jawaban
Ya Tidak
28
mengganti pakaian atau mnyisir rambut
Kepuasan Perawat
SP: Sangat puas P: Puas CP: Cukup Puas TP: Tidak Puas STP: Sangat Tidak Puas
No Pertanyaan SP P CP TP STP
29
1 Jumlah gaji yang diterima dibandingkan
pekerjaan yang saudara lakukan
30
17 Kebebasan dalam melakukan suatu metode
sendiri dalam menyelesaikan pekerjaan
INSTRUMEN C
31
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Adapun saran yang diharapkan penulis kepada pembaca agar pembaca dapat
mulai menerapkan manajemen mutu di kehidupan sehari-hari. Mulai
meningkatkan manajemen mutu dan dapat menjaga kualitas mutu dengan sebaik
mungkin. Terutama manajemen mutu dalam pelayanan keperawatan yang
diberikan kepada klien maupun pasien sehingga dapat menjadi perawat yang
professional.
32
Daftar Pustaka
Efendi, Ferry & Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan
Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Setyawan, Febby Endra Budi & Stefanus Supriyanto. 2019. Manajemen Rumah Sakit.
Sidoarjo: Zifatama Jawara.
33
LAMPIRAN PEMBAGIAN TUGAS
QBL 8
34