Disusun oleh:
Kelas Tutor Manajemen Keperawatan G
3. Pengertian pengorganisasian
Huber (2000) menyatakan bahwa pengorganisasian adalah memobilisasi sumber daya
manusia dan material dari lembaga untuk mencapai tujuan organisasi, dapat juga untuk
mengidentifikasi antara hubungan yang satu dengan yang lain. Pengorganisasian adalah
pengelompokan/pengaturan kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi,
melalui supervisi, komunikasi dan koordinasi dengan unit kerja lain secara vertikal/atasan
dan horizontal/bawahan ( Depkes RI, 2001)
Pengorganisasian pelayanan keperawatan adalah proses pengelompokan kegiatan terhadap
tugas, wewenang, tanggung jawab dan koordinasi kegiatan baik vertikal maupun horizontal
yang dilakukan oleh tenaga keperawatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Fungsi ini mencakup penetapan tugas-tugas yang harus dilakukan, siapa yang harus
melakukan, seperti apa tugas-tugas dikelompokkan, siapa yang melaporkan ke siapa, dan di
mana serta kapan keputusan harus diambil oleh seorang perawat.
Organisasi sebagai kumpulan orang orang tidak dapat dilepaskan dari lingkungan, karena
pada dasarnya organisasi merupakan bagian dari lingkungan dan masyaraka. Organisasi perlu
memahami lingkungan yang terkait secara langsung maupun tidak langsung. Dengan
mempertimbangkan faktor faktor lingkungan yang terkait, antara lain lingkungan internal dan
lingkungan eksternal.
Lingkungan internal adalah lingkungan yang terkait dengan eksistensi suatu organisasi.
Dan lingkungan eksternal adalah lingkungan yang terkait dengan kegiatan operasional dan
bagaimana kegiatan operasional tersebut dapat bertahan. Eksternal dibagi dua : yaitu
ligkungan mikro & makro. Mikro artinya yang terkait langsung dengan kegiatan operasional
sedangkan makro artinya yang tidak terkait secara langsung. Makro juga dibagi dua yaitu
lokal dan internasional.
TEORI ORGANISASIONAL
Max Weber, ilmuwan sosial berkebangsaan jerman yang disebutkan dalam bab 1,
dikenal sebagai bapak teori organisasional. Ia diakui telah mengembangkan formulasi klasik
yang paling komprehensif pada karakteristik birokrasi. Weber mengembangkan dari sudut
pandang manajer, bukan peserta didik. Selama tahun 1920-an, weber mengamati
pertumbuhan organisasi berskala besar dan memprediksikan bahwa pertumbuhan ini
membutuhkan rangkaian prosedur yang lebih formal untuk administrator. Peryataannya
tentang birokrasi, yang diterbitkan setelah kematiannya, tetap menjadi pernyataan yang
paling berpengaruh terhadap birokrasi.
Weber menyimpulkan tiga “tipe ideal” kewenangan atau alasan mengapa orang
sepanjang sejarah telah mematuhi aturan yang dibuat oleh mereka sendiri. Salah satunya,
kewenangan “legal-rasional”, berdasarkan pada keyakinan adanya pola peraturan normatif
yang sah dan orang yang memiliki kepatuhan kemudian dilakukan kepada perangkat
peraturan impersonal yang dibuat secara legal, bukan kepada peraturan perseorangan. Oleh
karena itu, kekuasaan terletak pada kantor, bukan pada orang yang bekerja di kantor itu. Jenis
kewenangan ini menjadi dasar konsep birokrasi weber.
Weber menentang bahwa kelebihan birokrasi-bahkan, mungkin kelebihan tersebut
merupakan karakteristiknya adalah bahwa birokrasi merupakan metode institusional dalam
menerapkan peraturan umum pada kasus tertentu sehingga memungkinkan manajemen
dilakukan dengan adil dan dapat diperkirakan. Karakteristik birokrasi lainnya seperti yang
diidentifikasi oleh weber meliputi:
Pembagian kerja jelas (yaitu, semua pekerjaan harus dibagi ke dalam unit yang dapat
ditangani oleh individu atau kelompok yang kompeten untuk melakukan tugas tersebut)
Hierarki kewenangan didefinisikan dengan jelas, yaitu atasan dipisahkan dari bawahan;
berdasarkan hierarki ini, pembayaran gaji dibedakan, kewenangan diakui, hak istimewa
dibedakan, dan promosi diadakan.
Peraturan tidak berdasarkan perorangan dan hubungan interpersonal tidak melibatkan
perorangan. Dengan kata lain, birokrat tidak bebas bertindak dengan menggunakan setiap
cara yang mereka sukai. Peraturan birokrasi memberikan suatu pengendalian sistematik oleh
atasan terhadap bawahannya, sehingga membatasi kesempatan terjadinya perilaku yang
sewenang-wenang dan sikap pilih kasih personal.
Sistem prosedur untuk mengatur situasi kerja (yaitu aktivitas regular untuk menyelesaikan
pekerjaan) harus ada.
Sistem peraturan yang mencakup hak dan kewajiban setiap posisi harus ada.
Pemilihan untuk mempekerjakan seseorang dan memberikan promosi berdasarkan pada
kompetensi teknik.
Birokrasi adalah alat yang ideal untuk memanfaatkan dan merutinisasi energi dan
meningkatkan hasil produksi industri. Namun, karya Weber tidak mempertimbangkan
kompleksitas dalam mengatur organisasi pada abad ke-21. Weber menulis pada era ketika
motivasi pekerja dianggap remeh, dan pernyataannya yang sederhana tentang peran
manajemen dan pegawai tidak mengkaji hubungan bilateral antara pegawai dan manajemen
yang umum terjadi pada ssebagian besar organisasi dewasa ini.
Sejak penelitian Weber, teoritis manajemen mempelajari banyak hal tentang perilaku
manusia, dan sebagian besar organisasi telah memodifikasi struktur mereka serta
menciptakan rancangan organisasi alternatif yang dapat mengurangi kekakuan dan
impersonalitas. penelitian terkini juga mendukung tesis yang mengubah struktur organisasi
dengan menggunakan yang dapat meningkatkan otonomi dan wewenang perawat serta
menghasilkan perawatan pasien yang lebih efektif (Laschinger & Havens, 1996;Miller,
Galloway, & Brennan, 2001). Namun selama hamper 100 tahun setelah temuan Weber
tersebut, komponen struktur birokratik terus ditemukan dalam rancangan sebagian besar
organisasi yang besar.
Daftar pustaka
Mugianti,sri.2016.manajemen dan kepemimpinan dalam praktek
keperawatan.jakarta.kementrian kesehatan republik Indonesia
6. Pengambilan Keputusan dalam Hierarki Organisasional
Hierarki pengambilan keputusan, atau piramida, sering kali mengacu pada rantai skala.,
memungkinkan ditentukannya posisi yang melakukan pengambilan keputusan dalam hierarki
manajemen. Meskipun setiap manajer memiliki beberapa kewenangan pengambilan
keputusan, jenis dan tingkatnya ditentukan oleh posisi manajer pada bagan.
Dalam organisasi dengan pengambilan keputusan tersentralisasi, keputusan dibuat oleh
beberapa manajer di tingkat atas suatu hierarki.
Pengambilan keputusan terdesentralisasi mengizinkan pengambilan keputusan di seluruh
organisasi dan memungkinkan masalah diselesaikan oleh manajer praktik tingkat terendah.
Sering kali hal ini berarti bahwa masalah dapat diatasi pada tingkat masalah itu muncul, yang
berpotensi untuk meningkatkan hasil akhir mutu pelayanan dan dapat meningkatkan efisiensi
organisasi (Hagenstad, Weis,& Brophy,K.2000;Krairiksh & Anthony,2001).
Secara umum, semakin besar organisasi, semakin besar kebutuhan untuk
mendesentralisasikan pengambilan keputusan. Hal ini terjadi karena pertanyaan kompleks
yang harus dijawab paling baik diberikan pada beragam orang dengan area keahlian yang
berbeda. Selain itu, meletakkan keputusan semacam itu dalam organisasi besar pada pundak
sedikit manjer akan sangat membebani manajer tersebut dan mengakibatkan penundaan yang
sangat merugikan dalam pengambilan keputusan. Hierarki pengambilan keputusan organisasi
terdesentralisasi bersifat absolut, dengan rantai scalar yang sangat pendek.
Sumber: Buku kepemimpinan dan manajemen keperawatan teori dan aplikasi oleh BESSIE
L.MARQUIS DAN CAROL J.HUSTON
2 Organisasi staf
Organisasi staf merupakan pengembangan dari organisasi lini. Organisasi staf
dicirikan bahwa dalam organisasi dikembangkan satuan organisasi sataf yang
berperan sebagai pembantu pimpinan. Orang yang duduk dalam organisasi staf adalah
individu ahli sesuai dengan kebutuhan organisasi. Pimpinan membutuhkan orang
yang mampu membantu memecahkan masalah organisasi. Pengambilan keputusan
berada di tangan pimpinan. Keuntungannya adalah pengambilan keputusan akan lebih
baik, kerugiannya pengambilan keputusan membutuhkan waktu yang lebih lama.
3. Rantai komando: Garis wewenang yang tanpa putus yang membentang dari puncak
organisasi ke paling bawah dan menjelaskan siapa bertanggung jawab kepada siapa.
4. Rentang kendali: Jumlah bawahan yang dapat diarahkan oleh seorang manajer secara
efisien dan efektif.
Kesimpulan
Pengorganisasian adalah pengelompokan/pengaturan kegiatan yang dilakukan
untuk mencapai tujuan organisasi, melalui supervisi, komunikasi dan koordinasi dengan
unit kerja lain secara vertikal/atasan dan horizontal/bawahan ( Depkes RI, 2001). Tipe-
tipe organisasi terdiri dari organisasi lini, organisasi staf, dan organisasi lini dan staf.
Salah satu kegiatan organisasi adalah mengelompokan dan membagi kegiatan yang harus
oleh staff dibagi habis sesuai kompetensi dan tanggung jawab. Salah satu tujuan dari
organisasi tersebut adalah mencapai dari tujuan organisasi tersebut. Prinsip-prinsip
pengorganisasian manajemen keperawatan adalah pembagian kerja, pendegelasian tugas,
kordinasi, dan pembagian waktu
9. Formal orgnisasi
Pengertian Organisasi Formal
Organisasi formal memiliki definisi yaitu sebagai organisasi yang terdiri dari struktur
yang jelas dengan pembagian kerja yang jelas serta adanya tujuan dan sasaran yang disusun
dengan jelas. Pengertian lain menyatakan bahwa organisasi formal merupakan organisasi
yang tersusun dari struktur dengan bagan yang mendeskripsikan keterkaitan kerja antar unit,
kekuasaan, wewenang, dan tanggung jawab antar elemen di dalam organisasi. Perencanaan di
dalam organisasi formal disusun secara sengaja yang meliputi struktur dan tujuan. Penentuan
tujuan inilah sebagai salah satu alasan mengapa organisasi formal dibuat.
Struktur organisasi formal sendiri memiliki arti sebagai sistem formal yang mana
organisasi diatur sedemikian rupa. Struktur organisasi formal menggambarkan rangkaian
pola hubungan diantara fungsi-fungsi, unit-unit, kedudukan-kedudukan maupun posisi setiap
orang yang menunjukkan tugas, wewenang, dan tanggung jawab masing-masing. Pada
struktur organisasi formal ini tergambarkan spesialisasi/spesifikasi setiap pekerjaan yang
diamanahkan pada tiap individu ataupun tiap departemen/bagian.
kesimpulan
secara umum ialah sebagai landasan berdirinya suatu organisasi dibuat, dan juga tentang
tujuan yg mau di capai dari dasar dari awal organisasi tersebut didirikan.
1. Organisasi Lini
Organisasi Garis / Lini adalah suatu bentuk organisasi dimana pelimpahan wewenang
langsung secara vertical dan sepenuhnya dari kepemimpinan terhadap bawahannya
Bentuk lini juga disebut bentuk lurus atau bentuk jalur. Bentuk ini merupakan bentuk
yang dianggap paling tua dan digunakan secara luas pada masa perkembangan industri
pertama. Organisasi Lini ini diciptakan oleh Henry Fayol.
1. Hubungan antara pimpinan & bawahan masih bersifat langsung melalui satu garis
wewenang
2. Selain top manajer , manajer dibawahnya hanya sebagai pelaksana
3. Jumlah karyawan sedikit
4. Sarana dan alatnya terbatas
5. Bentuk lini pada perusahaan perseorangan, pemilik perusahaan adalah
sebagai top manajer
6. Organisasi kecil
2. Organisasi staf
Organisasi staf dapat diterapkan jika dalam organisasi, dikembangkan satuan organisasi
staf yang berperan sebagai pembantu pimpinan. Pada umumnya, satuan organisasi staf
diisi oleh para ahli yang berasal dari berbagai spesialisasi sesuai kebutuhan. Organisasi
ini merupakan perkembangan lebih lanjut dari organisasi lini.
3. Organisasi Lini dan Staf
Organisasi Lini dan Staf adalah kombinasi dari organisasi lini dan organisasi fungsional.
Pelimpahan wewenang dalam organisasi ini berlangsung secara vertikal dari seorang
atasan pimpinan hingga pimpinan dibawahnya. Untuk membantu kelancaran dalam
mengelola organisasi tersebut seorang pimpinan mendapat bantuan dari para staf
dibawahnya. Tugas para staf disini adalah untuk membantu memberikan pemikiran
nasehat atau saran-saran, data, informasi dan pelayanan kepada pimpinan sebagai bahan
pertimbangan untuk menetapkan suatu keputusan atau kebijaksanaan. Pada struktur
organisasi ini Hubungan antara atasan dengan bawahan tidak secara langsung
Ciri :
1. Hubungan atasan dan bawahan tidak seluruhnya secara langsung
2. Karyawan banyak
3. Organisasi besar
Ada dua kelompok kerja dalam organisasi sehingga ditekankan adanya spesialisasi:
1. Personel lini
2. Personel staf
4. Organisasi Fungsional
Organisasi fungsional diciptakan oleh F.W.Taylor yaitu suatu bentuk organisasi di mana
kekuasaan pimpinan dilimpahkan kepada para pejabat yang memimpin satuan di
bawahnya dalam satuan bidang pekerjaan tertentu. Struktur ini berawal dari konsep
adanya pimpinan yang tidak mempunyai bawahan yang jelas dan setiap atasan
mempunyai wewenang memberi perintah kepada setiap bawahan, sepanjang ada
hubunganya dengan fungsi atasan tersebut
Ciri :
1. Organisasi kecil
2. Di dalamnya terdapat kelompok-kelompok kerja staf ahli
3. Spesialisasi dalam pelaksanaan tugas
4. Target yang hendak dicapai jelas dan pasti
5. Pengawasan dilakukan secara ketat
Ciri :
a. Tidak tampak adanya pembedaan tugas pokok dan bantuan
b. Spesialisasi secara praktis pada pejabat fungsional
c. Pembagian kerja dan wewenang tidak membedakan perbedaan tingkat eselon
d. Strukutur organisasi tidak begitu kompleks. Biasanya terdiri dari ketua, sekretaris,
bendahara, ketua-ketua seksi, dan para perugas
e. Struktur organisasi secara relatif tidak permanea. Organisasi ini hanya dipakai sesuai
kebutuhan atau kegiatan
f. Tugas pimpinan dilasanakan secara kolektif
g. Semua anggota pimpinan mempunyai hak, wewenang dan tanggung jawab yang sama
h. Para pelaksana dikelompokkan menurut tugas-tugas tertentu dalam bentuk satgas
6. Organisasi Proyek
Organisasi proyek disusun berdasarkan pada pembentukan tim khusus, biasanya masing-
masing terdiri atas para spesialis yang diperlukan untuk menyelesaikan dan mencapai
tujuan khusus pula. Jika proyek tersebut selesai, maka tim khusus itu dibubarkan.
7. Organisasi Matrik
Organisasi matrik disebut juga sebagai organisasi manajemen proyek yaitu organisasi di
mana penggunaan struktur organisasi menunjukkan di mana para spesialis yang
mempunyai keterampilan di masing-masing bagian dari kegiatan perusahaan dikum-
pulkan lagi menjadi satu untuk mengerjakan suatu proyek yang harus diselesaikan.
Organisasi matrik digunakan berdasarkan struktur organisasi staf dan lini khususnya di
bidang penelitian dan pengembangan dan akan menghasilkan wewenang ganda di mana
wewenang horizontal diterima manajer proyek sedangkan wewenang fungsionalnya yaitu
sesuai dengan keahliannya dan tetap akan melekat sampai proyek selesai, karena memang
terlihat dalam struktur formalnya. Sebagai akibat anggota organisasi matrik mempunyai
dua wewenang, hal ini berarti bahwa dalam melaksanakan kegiatannya para anggotanya
juga harus melaporkan kepada dua atasan
Untuk mengatasi masalah yang mungkin timbul, biasanya manajer proyck diberi jaminan
untuk melaksanakan wewenangnya dalam memberikan perintah di mana manajer proyek
tersebut akan langsung lapor kepada manajer puncak.
12 Keterbatasan Bagan Organisasi
1) Struktur organisasi lini
Kelebihan dari struktur organisasi lini adalah :
a) Atasan dan bawahan dihubungkan dengan satu garis komando.
b) Rasa solidaritas dan spontanitas seluruh anggota organisasi besar.
c) Proses pembuatan keputusan berjalan cepat.
d) Disiplin dan loyalitas tinggi.
e) Rasa saling pengertian antar anggota tinggi
Budaya organisasi memiliki ciri-ciri tertentu yang perlu diketahui dan dipahami. Adapun
karakteristik terssebut adalah :
Dalam struktur lingkaran, sebuah organisasi tidak memiliki pemimpin, semua anggota
posisinya sama, mereka memiliki wewenang atau kekuatan yang sama untuk
mempengaruhi kelompok. Model jaringan komunikasi lingkaran ini, pada semua anggota
bisa terjadi interaksi pada setiap tiga tingkatan hirarkinya tetapi tanpa ada kelanjutannya
pada tingkat yang lebih tinggi, dan hanya terbatas pada setiap level, pada intinya setiap
anggota bisa berkomunikasi dengan dua anggota lain disisinya
2. Struktur Roda (Wheel Network)
Dalam struktur roda, sebuah organisasi memiliki pemimpin yang jelas, yaitu posisinya
dipusat. Struktur ini memasukkan satu orang yang berkomunikasi dengan masing-masing
orang dari sejumlah orang lainnya, satu orang tersebut adalah peimpin. Orang
(pemimpin) ini merupakan satu-satunya yang dapat mengirim dan menerima pesan dari
semua anggota. Oleh karena itu, jika seorang anggota ini berkomunikasi dengan anggota
lain maka pesannya harus disampaikan melalui pemimpinnya. Orang yang berada
ditengah (pemimpin) mempunyai wewenang dan kekuasaan penuh untuk mempengaruhi
anggotanya. Penyelesaian masalah dalam stuktur roda bisa dibilang cukup efektif tapi
keefektifan itu hanya mencakup masalah yang sederhana saja.
3. Struktur “Y” (Y Network)
Dalam struktur rantai dikenal komunikasi sistem arus ke atas (upward) dan ke bawah
(downward), yang artinya menganut hubungan komunikasi garis langsung (komando)
baik ke atas atau ke bawah tanpa terjadinya suatu penyimpangan.
Sistem komunikasi dalam struktur rantai sama dengan struktur lingkaran kecuali bahwa
para anggota yang paling ujung hanya dapat berkomunikasi dengan satu orang saja.
Keadaan terpusat juga terjadi disini. Orang yang berada ditengah lebih berperan sebagai
pemimpin dari pada mereka yang berada diposisi lain. Dalam struktur ini, Sejumlah
saluran terbuka dibatasi, orang hanya bisa secara resmi berkomunikasi degan orang-orang
tertentu saja.
5. Struktur Bintang / Struktur Seluruh Jaringan (Pinwheel Network)
Struktur ini juga hampir sama dengan struktur limgkaran. Dalam arti semua anggota
adalah sama dan semuanya memiliki kekuatan yang sama untuk mempengaruhi anggota
lainnya. Pada jaringan pinwheel seluruh saluran terbuka. Setiap orang berkomunikasi
dengan setiap orang lainnya. Jaringan pinwheel ini memberikan contoh suatu struktur
komunikasi yang desentralisasi.
Jaringan terpusat/sentralisasi dan desentralisasi memiliki kegunaan yang berbeda.
Sebagai contoh, struktur desentralisasi dapat lebih efektif untuk pemecahan masalah
secara kreatif dan lebih bagus untuk pergerakan informasi secara cepat.