Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Organisasi pelayanan keperawatan merupakan salah satu bagian pentig


dala organisasi 111pelayanan kesehatan. Organisasi pelayanan keperawatan
memegang kendali dalam menentukan mutu pelayanan kesehatan. Hal ini
disebabkan jumlah tenaga perawat yang ada mencapai kisaran antara 40 % dari
jumlah sumber daya manusia yang ada dipelayanan kesehatan ( Depkes, 2002 )

Bahkanmenurut Huber pelayanan kesehatan di rumah sakit sebanyak


90 % berupa pelayanan keperawatan. Faktor manusia menjadi ritik penting
terselenggaranya roda organisasi pelayanan keperawatan. Manusia merupakan
modal utama suatu organisasi. Berhasil atau rusaknya organisasi ditentukan oleh
manusianya. Untuk itu seorang manajer keperawatan di tuntut untuk dapat
mengelola sumber daya manusia yang ada supaya dapat bekerja secara eektif dan
efesien dalam mencapai tujuan ang telah ditetapkan.

Rencana yang telah kita susun sedemikian rupa tidakmakan ada artinya
jika tidak segera dilaksanakan. Pelaksana rencana tadi dilakukan oleh satuan –
satuan kerja ang mrupakan bagian dari organisasi. Mau tidak mau setelah dibuat
setelah dibuat suatu rencana, langkah selanjutnya adalah pengorganisasian.
Efektifitas dan efesiensi pelaksana kegiatan yang akan dikerjakan dipengaruhi
oleh indivudu – individu yang ada dalam suatuan kerja tadi bekerja secara
maksimal sesuai tanggung jawab dan wewenangnya. Untuk itu pengorganisasian
menjadi langkah penting setelah dilakukan perencanaan.

Sytem didefinisikan sebagai sebuah kelompok individu yang


berinteraksi secara berkesinambungan, memiliki hubungan yang saling tergantung
satu sama lain di bawah kumpulan peraturan, prinsip dan ide yang umumnya
dimaksudkan untuk menjelaskan susunan dari keseluruhan organisasi.Dalam
keperawatan si9stem lebih terfokus pada perorganisasian, interaksi,
interdependensi, dan integrasi dari bagian – bagian dan elemen yang ada.

1
1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian dari pengorganisasian manajemen keperawatan ?

2. Apa saja tujuan dari pengorganisasian manajemen keperawatan?

3. Bagaimana prinsip – prinsip pengorganisaian manajemen keperawatan?

4. Bagaimana struktur pengorganisasian manajemen keperawatan?

5. Apa saja uraian tugas dari pengorganisasian manajemen keperwatan?

1.3 TUJUAN

1. Dapat menjelaskan pengertian dari pengorganisasian manajemen


keperwatan
2. Dapat menjelaskan apa saja tujuan dari pengorganisasian manajemen
keperwatan
3. Dapat menjelaskan prinsip – prinsip pengorganisasian manajemen
keperwatan
4. Dapat menjelaskan struktur dari pengorganisasian manajemen
keperwatan
5. Dapat nenjelaskan uraian tugas dari manajemen keperwatan

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN

Pengoranisasian merupakan adalah pengelompokkan aturan kegiatan


yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi melalui supervisi,
komunikasi dan koordinasi dengan unit kerja lain secara vertikal dan
horozontal ( Depkes RI, 2001 ). Menurut Hersey dan Blanchard ( 1997 )
Pengorganisasian adalah kegiatan mendesain tujuan dan wewenang tiap
pekerjaan individu, menetapkan mana pekerjaan yang masuk berdasarkan
kemampuan suatu individu, mencari metode dan proses agar pekerjaan dapat
terintegrasi dengan baik

Manajemen merupakan proses penatalaksanaan kegiatan organisasi


melalui upaya orang lain mancapai tujuan bersama, adapun manajemen
keperawatan merupakan pengalokasian aktifitas keperawatan yang
dilaksanakan oleh para perawat dalam upaya memberikan pelayanan
keperawatan yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, ang
diajukan kepada individu, keluaga, kelompok dan masyarakat.

Pengorganisasian manajemen keperwatan meupakan proses


pengolompokan kegiatan terhadap tugas, wewenang, tanggung jawab, dan
koordinasi kegiatan baik vertikal maupun horizontal yang dilakukan oleh
tenaga keperwatan untuk mencapai tujuan ang telah ditetapkan. Fungsi ini
mencakup penetapan tugas – tugas yang harus dilakukan, siapa yang harus
melakukan, seperti apa tugas – tugas dikelompokkan, siapa yang melaporkan
ke siapa dan dimana serta kapan kapan keputusan harus diambil oleh seorang
perawat.

2.2 TUJUAN PENGORGANISASIAN

Berikut ini akan diuraikan tentang tujuan pengorganisasian dalam


manajemen keperwatan sebagai berikut :

3
1. Tercapainya tujuan organisasi
2. Pengorganisasian sumber daya yang efektif dan efesien
3. Melakukan pembagian tugas dan pertanggung jawaban yang
efektif antara perorangan dan kelompok
4. Menentukan jalur komunikasi yang efektif melalui penyusunan
melalui struktur organisasi yang baik
5. Pengambilan keputusan yang baik
6. Melakukan pengawasan kegiatan – kegiatn organisasi secara
efektif melalui supervisi
7. Melakukan antisipasi terhadap berbagai perubahan yang mungkin
terjadi dengan melalui penyesuaian – penyesuain yang penting.
( Swansburg & Swansburg, 1999 ).

2.3 PRINSIP – PRINSIP PENGORGANISASIAN MANAJEMEN


KEPERWATAN

Untuk menyusun pengorganisasian kerja efektif dalam mencapai


tujuan organisasi, ada empat prinsip yang harus anda perhatikan. Adapun
empat prinsip tersebut adalah: 1) Pembagian kerja, 2) Pendelegasian tugas,
3) Koordinasi dan 4) Manajemen waktu. Berikut ini penjelasan masing –
masing prinsip dalam pengorganisasian yang penting yaitu :

1. Pembagian Kerja
Pembagian kerja dimaksudkan bahwa semua pekerjaan dibagi
habis kepada semua staf. Setiap staf memiliki tugas yang jelas
untuk mengerjakan pekerjaan tertentu. Untuk menghindari
keselahan maka manajer perwat hendaknya mengerti karakteristik
tugas, tugas, tanggung jawab dan wewenang stafnya. Job
description, pengmbembangan prosedur dan dekskripsi hasil kerja
diperlukan sebagai rambu – rambu pembagian kerja
2. Pendelegasian
Pendelegasian menurut,ANA ( 2005) adalah penyerahan tanggung
jawab kinerja atas suatu tugas dari satu individu ke individu
lainnya, sedangkan pertanggung jawaban tetap tergantung hasilnya.

4
Pendelegasian tugas merupakan pelimpahan wewenang dan
tanggung jawab kepada staf untuk melakukan tindakan dengan
batas wewenang tertentu. Dalam pendelegasian mengandung unsur
mentoring dan regenerasi yang baik atau alami serta memiliki nilai
bagaimana mengelola sumber daya yang efektif dan efesien dengan
kemampuan terbatas, Menurut Rose K.N ( 2008 ) dalam Kurniadi,
2013 pendelegasian yang baik harus meliha the five right of
delegation, yaitu :
1) Tugas atau pekerjaan
2) Lingkungan sekitarnya
3) Orang yang ditunjuk
4) Adanya pengarahan atau komunikasi yang baik
5) Dilakukan supervisi atau evaluasi
3. Koordinasi
Koordinasi adalah suatu kegiatan melakukan komunikasi
dan hubungan dengan pihak yang terlibat dalam
melancarkan kegiatan agar terjadi nada atau irama yang
sama, sehingga terjadi keselarasan tindakan, usaha, sikap
dan penyesuaian antar tenaga yang ada di tempat kerja,
Koordinasi yang efektif dapat dilakukan dengan cara :
1) Membangun kounikasi dua arah baik dengan atasan
mapun bawahan
2) Membiasakan melakukan rapat formal ( rapat resmi,
pre dan post conferent )
3) Melakukan pelaporan dan pencatatan yang teratur
dan berkelanjutan
4) Membuat pembukuan formulir – formulir yang
dipakai dalam semua kegiatan sebagai bukti
tanggung jawan dan tanggung gugat
4. Manajemen waktu
Manajemen waktu biasanya digunakan oleh setiap orang untuk
melakukan aktivitas saja. Kemampuan mengelola waktu

5
merupakan capaian keberhasilan seseorang. Agar dapat berhasil
dalam mengelola waktu maka diperlukan pemanfaatan waktu yang
efektif. Adapun cara dalam mengelola waktu yang efektif yaitu :
1) Analisa waktu yang dipakai dengan membuat
jadwal dan kegiatan
2) Memeriksa kembali tiap porsi kategori sesuai
waktu yang ada
3) Menentukan prioritas pekerjaan menurut
kegawatan, mendesak, dan tidak mendesak
4) Mendelegasikan kepada bawahan, sesuai dengan
sifat pekerjaan

2.4 STURUKTUR PENGORGANISASIAN

Struktur organisasi rumah sakit dan lembaga – lembaga yang berkaitan


dengan rumah sakit tidak dapat digambbarkan secara seragam. Tetapi
beberapa hal tentang struktur organisasi tersebut dapat dipaparkan sebaai
berikut :

1. Struktur Organisai RSU pemerintah


Struktur oerganisasi dan tata kerja RSU pemerintah diatur
dalam SK Menkes RI No. 134 / Menkes / SK / IV / 78 tahun 1978
yang berlaku untuk RS umum kelas A,B, dan C yang dapat di
gambbarkan sebagai berikut :
1) Direktur ruma sakit
2) Wakil direktur
3) Kepala bagian sekretariat
4) Administrasi dan keuangan
5) Para kepala bidang
2. Struktur Pengorganisasian Kegiatan Keperwatan Di Runga Rawat

Kepala ruangan bertanggung jawab untuk mengorganisasi


kegiatan asuhan keperwatan di unit kerja untuk mencapai tujuan
pengorganisasian. Untuk mencapai tujuan tersebut maka harus
dibentuk suatu struktur organisasi ruang rawat.

6
Struktur organisasi ruang rawat terdiri dari struktur bentuk
dan bagan. Berbagai struktur, bentuk dan bagan dapat digunakan
tergantung pada besarnya organisasi dan tujuan yang ingin dicapai.
Ruang rawat merupakan wadah dan pusat kegiatan pelayanan
kesehatan yang perlu memiliki struktur organisasi, tetapi ruang
rawat tidak termasuk dari struktur organisasi rumah sakit bila
dilihat dari srurat keputusan menteri kesehatan No. 134 dan
135tahun 1978. Oleh karena itu direktur rumah sakit perlu
menerbitkan surat keputusan yang mengatur struktur organisasi
ruang rawat.

Berdasarkan surat keputusan direktur tersebut, dibuat


struktur organisasi ruang rawat untukmenggambarkan pola
hubungan antar bagian atau staf atasan baik vertikal maupun
horizontal. Dapat jua dilihat posisi tiap bagian, wewenang dan
tanggung jawab serta tanggung gugat. Bentuk organisasi dapat pula
disesuaikan dengan pengelomppokan kegiatan atau sistem
penugasan yang di gunakan.

Adapun macam – macam struktur organisasi di ruang


perawatan berdasarkan model dan metode yang digunakan yaitu :

1) Struktur model asuhan keperwatan fungsional

Dimana pengorganisasian tugas perawatan


yang didasarkan pembagiantugas menurut jenis
pekerjaan yang dilakukan. Seorang perawat dapat
melakukan dua jenis atau lebih untuk semua klien
yang ada di unit itu. Metode ini berkembang ketika
perang dunia ke II, akibat kurangya perawat
profesional, maka banyak direkrut tenaga bantu
perawat. Mereka dilatih minimal cara merawat,
dianjurkan cara menyuntik, Ukur tekanan darah,
mengukur suhu, merawat luka dan sebagainya.
Awalnya hal tersebut bersifat sementara, karena

7
keterbatasan tenaga perawat yang ada, namun dalam
kenyataanya haltersebut tetap bertahan sampai saat
ini, khususnya di Indonesia.

Contoh :

Perawat A tugasnya menyuntik, dan B


melakukan pemeriksaan tanda – tanda vital seperti
menyuapi pasien dan perawat C bertugas merawat
luka.

Keuntungan :

a. Perawat terampiluntuk tugas dan


pekerjaan tertentu
b. Mudah memperoleh kepuasan kerja
bagi perawat setelah selesai tugas
c. Kekurangan tenaga yang ahli dapat
diganti dengan tenaga yang kurang
berpengalaman untuk satu tugas
sederhan
d. Memudahkan kepala ruangan
untukmengawasi staf untuk
keterampilan tertentu

Kerugian :

a. Peyanan keperawatan terpilah – pilah


atau tidak memungkinkan untuk
melakukan keperawatan secara
holistik
b. Apabila pekerjaaan selesai cenderung
perawat meninggalkan klien dan
melaksanakan pekerjaan non
keperawatan

8
c. Kepuasan kerja secara keseluruhan
sulit di capai dan sulit diidentifikasi
kontribusi terhadap pelayanan
d. Perawat hanya melihat asuhan
keperwatan sebagai keterampilan saja

KEPALA RUANGAN

PERAWAT
OBAT PERAWAT
PERAWAT
PERAWAT ADMINIST
LUKA
HIGIENE RASI

KLIEN

Struktur model asuhan kepeawatan fungsional

2) Model Asuhan Keperawatan tim


Merupakan pengorganisasian keperawatan
oleh sekelompok perawat kepada klien yang
dipimpim oleh perawat berpengalaman serta
memiliki pengetahuan dalam bidangnya. Pembagian
tugas dalam kelompok dilakukan oleh pimpinan
kelompok atau ketua tim. Selain itu ketua tim
bertanggung jawab dalam mengarahkan anggotanya
sebelum tugas dan menerima laporan kemajuan
pelayanan keperawatan klien serta membantu
anggota tim dalam menyelesaikan tugas apabila
mengalami kesulitan.

9
Keuntungan :

a. Memfasilitasi pelayanan perawat yang


komprehensif
b. Memungkinkan pencapaian proses
keperawatan
c. Konflik atau perbedaan pendapat antar
staf dapat ditekan melalui rapat tim
d. Memungkinkan menyatukan kemam
Puan anggota tim yang berbeda – beda
dengan aman dan efektif
Kerugian :
a. Rapat tim memerlukan waktu
sehingga pada siatuasi sibuk rapat tim
diadakan atau terburu – buru,
sehingga dapat mengakibatkan
komunikasi dan koordinasi antar
anggota tim terganggu sehingga
kelancaran tugas terhambat
b. Perawat yang belum terampil dan
belum berperngalaman cenderung
tergantung atau berlindung kepada
anggota tim yang mampu atau ketua
tim

10
KARU

PERAWAT PERAWAT PERAWAT


KATIM KATIM KATIM

PRWT.AN
GGOTA PWT.ANG PRWT.AN
GOTA GGOTA

PASIEN
PASIEN PASIEN

Dalam struktur perorganisasian


kerja model tim tergambar bahwa sekelompok pasien diasuh oleh
satu tim perawat. Setiap tim akan memiliki anggota tim yang
terdiri dari beberapa perawat untuk mengasuh beberapa pasien
yang menjadi kelolaan konsistensi mulai masuk sampai kelua RS.

3) Model Asuhan Keperawatan Alokasi Klien

Merupakan suatu pengorganisasian pelayanan keperawatan


untuk satu atau beberapa klien oleh satu perawat pada saat tugas
atau jaga selama priode waktu tertentu sampai klien pulang.
Kepala ruangan bertangung jawab dalam pembagian tugas dan
menerima laporan tentang pelayanan keperawatan klien

Keuntungan :

a) Fokus keperawatan sesuai dengan kebutuha klien

11
b) Memberikan kesempatan untuk melakukan
keperawatan yang komrhensif
c) Memotifasi perawat selalu bersama klien
selama bertugas, tugas nonkeperawatan,
dapat dilakukan oleh bukan perawat
d) Mendukung penerapan proses keperawatan
e) Kepuasan kerja secara keseluruhan dapat
dicapai

Kerugian :

a) Beban kerja tinggi terutama ketika klien


banak sehingga tugas yang sederhana
terlewatkan
b) Peserta didik sulit untuk memperoleh
keterampilan khusus yang dilakukan pada
klien yang menjadi kelolaannya
c) Pendelegasian tugas tertentu
d) Kelanjutan perawatan klien hanya sebagian
selama peraat penanggungjawab klien
bertugas

KARU

Prwt.A Prwt.c
Prwt. B

Pasien
pasien
pasien

12
Dalam gambar terlihat bahwa satu perawat bertanggung
jawab mengasuh eberapa pasien, contoh perawat B mengelola
tiga pasien dan beranggung jawab kepada kepala ruangan
demikian pula perawat A dan C akan mempunyai pasien
kelolaan. Sedikit berbeda dengan tim. Perawat anggota
memperanggung jawababkan asuhan keperawatan kepada ketau
tim, sedangkan modelalokasi perawat bernagung jawab
langsung kepada kepala ruangan.

4) Struktur Model Asuahan Keperawatan Primer

Keperawatan primer adalah suatu metode pemberian


asuhan keperawatan dimana perawat profesional bertanggung
jawab dan bertanggung gugat terhadap asuhan keperwatan
pasien selama 24 jam / hari. Metode ini dikembangkan sejak
tahun 1970. Tanggung jawab meliputi, pengkajian pasien,
perencanaan, implementasi, dan evaluasi asuhan keperawatan
dari sejak pasien masuk rumah sakit hingga pasien dinayatakan
pulang. Ini merupakan tugas utama perawat primer, yang
dibantu ole perawat asosief

Keperawatan primer ini akan menciptakan kesempatan


untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprhensif,
dimana asuhan keperwatan berorientasi kepada pasien.
Pengkajian dan menyusun asuhan keperawatan dibawa tanggung
jawab perawat primer,dan perawat assosiet yang akan
melaksanakan rencana asuhan keperawatan dalam tindakan
keperwatan

Keuntungan :

a) Otonomi perawat meningkat, karena motivasi,


tanggung jawab, dan tanggung gugat
b) Menjamin kontinuitas asuhan
keperawatan

13
c) Membebaskan perawat dari tugas – tugas yang
bersifat perbantuana
d) Mendukung pelayanan profesional
e) Terciptanya kolaborasi yang baik

Kekurangan :

a) Ruangan tidak memerlukan bahwa semua


perawat pealaksana harus perawat profesional
b) Biaya yang diperlukan mahal

dokter Kepala ruangan sdm rs

perawat primer

perwat assoseiet

klien

Model asuhan keperawatan primer membutuhkan kualifikasai


tertentu, karena perawat primer harus tenaga perawat profesional, yang
mengasuh pasien mulai pengkajian, penentuan diagnosa, membuat rencana,

14
melakukan implementasi dan evaluasi. Dalam kegiatan implementasi
perawat primer dibantu oleh perawat assosiet, jadi peran perawat assosiet
adalah membantu saat pelaksanaan tindakan. Perawat primer akan mengasu
4 – 6 klien pasien selama 24 jam.

2.5 Uraian Tugas

Setiap organisasi memiliki serangkaian tugas atau kegiatan yang harus


diselesaikan untuk mencapai tujuan. Kegiatan perlu dikumpulkan sesuai
dengan spesifikasi tertentu. Pengorganisasian kegiatan ini dilakukan untuk
mempermudah pembagian tugas pada perawat sesuai dengan pengetahuan
dan keterampilan beserta sesuai dengan kebutuhan klien. Pengorganisasian
tugas perawat ini disebut dengan metode penugasan

Keperawatan dilakukan karena ketidakmampuan dan ketidak tahuan


klien dalam melakukan aktivitas untuk dirinya dalam upaya mencapai derajat
kesehatan yang optimal. Setiap kegiatan keperawatan diarahkan kepada
pencapaian tujuan dan merupakan tugas untuk selalu mengkordinasi,
mengarahkan, dan mengendalikan proses pencapaian tujuan. Melalui
interaksi, komunikasi, integrasi pekerjaan diantara staf keperawatan yang
terlibat.

Dalam upaya mencapai tujuan tersebut kepala ruangan bertanggung


jawab mengorganisir tenaga keperwatan yang ada dan kegiatan pelayanan
keperawatan yang akan dilakukan sesuai dengan kebutuhan klien, sehingga
kepala ruangan perlu mengkategorikan klien yang ada di unit kerjanya.

Menurut Kron ( 1987 ) Kategori klien didasarkan pada tingkat


pelayanan keperawatan yang dibutuhkan klien, misalnya perawatan mandiri,
minimal, sebagian, total atau intensif. Usia, misalnya anak, dewasa, usia
lanjut. Diagnosa atau masalah kesehatan yang dialami klien misalnya
perawatan bedah/ ortopedi, kulit. Terapi yang dilakukan misalnya rehabilitas,
kemoterapi.

Selanjutnya kepala ruangan bertanggung jawab menetapkan metode


penyusunan apa yang tepat digunakan di unit kerjanya untuk mencapai tujuan

15
sesuai dengan jumlah, kategori tenaga yang ada di ruagan yang ada yand ada
serta jumlah klien yang menjadi tanggung jawabnya.

Tugas perawat diruang rawat

A. Tanggung Jawab

Dalam melaksanakan tugasnya, perawat pelaksana di ruang


rawat inap bertanggung jawab kepada kepala ruangan terhadap
hal – hal sebagai berikut :

1) Kebenaran dan ketepatan dalam memberikan


asuhan keperawatan sesuai standar
2) Kebenaran dan ketepatan dalam melakukan
dokumentasi pelaksana asuhan keperawatan/
kegiatan lain yang dilakukan

B. Wewenang

Dalam melaksanakan tugasnya, perawat pelaksana di ruang


rawat inap mempunyai wewenang sebagai berikut :

1) Meminta informasi dan petunjuk kepada atasan


2) Memberikan asuhan keperawatan kepada pasien /
keluarga pasien sesuai kemampuan dan batas
wewenangnya

C. Uraian Tugas

1) Memelihara kebersihan ruang rawat dan


lingkunganya, menerima pasien baru sesuai prosedur
dan ketentuan yang berlaku
2) Memelihara peralatan keperaewatan dan medis agar
agar selalu dalam keadaan siap pakai
3) Melakukan pengkajian keperawatan dan menentukan
diagnosa keperawatan sesuai batas kemampuannya
4) Menyusun rencana sesuai dengan kemapuannya

16
5) Melakukan tindakan keperawatan kepada pasien
sesuai kebutuhan dan batas dan batas
kemampuannya antara lain :
a. Melaksanakan pengobatan sesuai dengan
program pengobatan
b. Memberi penyuluhan kesehatan kepada
pasien dan keluarganya mengenai
penyakitnya

6). Melatih atau membantu pasien untuk melakukan

7). Melakukan tindakan darurat kepada pasien


( panas tinggi, kolaps, pendarahan, keracunan,
henti napas dan henti jantung, sesuai protap
yang berlaku. Selanjutya segera melaporkan
tindakan yang dilakukan pada dokter

8). Melaksanakan evaluasi tindakan keperawatan


sesuai batas kemampuannya

9). Mengobsevasi kondisi pasien, selanjutnya


melakukan tindakan berdasarkan hasil obsevasi
tersebut, sesuai batas kemampuanya

10). Berperan serta dengan anggota tim kesehatan


dalam membahas kasus dan upaya
meningkatkan mutu asuhan keperawatan

11). Melaksanakan tugas pagi, sore, malam, dan


hari libur secara bergilir sesuai jadwal dinas

12). Mengikuti pertemuan berkala yang diadakan


oleh kepala ruangan

13). Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan di


bidang keperwatan

17
14). Melaksanakan sistem pencatatan dan pelaporan
asuhan keperwatan yang tepat dan benar sesuai
stanetugas ar asuhan keperawatan yang berlaku

15). Melaksanakan serah terima petugas kepada


petugas pengganti, baik lisan maupun tertulis
pada saat pergantian dinas

16). Memberikan penyuluhan kesehatan kepada


pasiendan keluarganya sesuai dengan keadaan
dan kebutuhan pasien yaitu :

a) Program diet
b) Pengobatan yang perlu dilanjutkan
dan cara penggunaanya
c) Pentingnya pemeriksaan ulang di
rumah salit, puskesmas, atau
institusi kesehatan
d) Cara hidup sehat, seperti
pengaturan istirahat, makanan
yang bergizi atau bahan pengganti
sesuai dengan keadaan sosial
ekonomi

17). Melatih pasien menggunakan alat bantu


yang dibutuhkan

18). Melatih pasien untuk melaksanakan


tindakan keperawatan di rumah, misalnya
merawat luka, melatih anggota gerak

19). Menyiapkan pasien yang akan pulang


seperti, menyediakan formulir untuk
menyelesaikan administrasi yang meliputi
surat ijin pulang, surat keterangan istirahat
sakit, petunjuk diet, resep obat untuk

18
dirumah, surat rujukan atau pemeriksaan
ulang.

Soal – Soal Ujian Kompetensi Yang Berhubungan Dengan Manajemen


Keperwatan :

1. Seorang perawat profesional sedang melakukan pengelolaan asuhan


keperawatan pada seorang pasienwanita yang mengalamisesaknafas.
Perawat tersebut melakukan pengkajian, mendiagnosa, merencanakan,
melaksanakan tindakan dengan bantuan perawat pelaksana, dan
evaluasi. Apakah peran yang menjadi tanggung jawab perawat tersebut
dalam melaksanakan tugasnya?

A. Kepala Ruang

B. Ketua Tim

C. Manajer asuhan keperawatan

D. Perawat primer

2. Seorang perawat mendapat tugas memberikan asuhan keperawatan


kepada seorang pasien perempuan lansia dengan diagnosa stroke fase
rehabilitasi. Pasien tersebut mengalami hemiparese dengan kekuatan
otot ekstrimitas kiri 3/3. Pasien mengalami gangguan mobilitas fisik.
Saat ini Perawat tampak sedang membantu pasien untuk turun
daritempattidurdanmelakukanlatihanambulasi. Teori apakah yang
mendasari perawat dalam mengelola pasien tersebut?

A. Teori Kebutuhan Dasar Manusia

B. Teori Self Care

C. Teori Lingkungan

19
D. Teori Adaptasi

3. Seorang pasien wanita berusia 40 tahun dirawat dengan keadaan umum


lemah dan mengalami kesulitan dalam memenuhi ADL. Perawat yang
bertugas mengelola pasien tersebut tampak memberikan bantuan untuk
pemenuhan kebutuhan makan, minum dan kebersihan personalnya.
Apakah Peran utama yang sedang dijalankankan perawat dalam
mengelola pasien tersebut?

A. Peran Manajer
B. Peran Advokasi
C. Peran Fasilitator
D. Peran Care Provider
4. Suatu Ruang Perawatan di RS menerapkan manajemen asuhan
keperawatan dengan metode tim. Dalam pengelolaan pelayanan
keperawatan, Seorang perawat mendapat tugas sebagai perawat pelaksana.
Apakah tugas perawat tersebut dalam perannya sebagai perawat
pelaksana?

A. Melakukan evaluasi

B. Melakukan pengkajian

C. Merumuskan diagnosa

D. Melaksanakan tindakan sesuai SOP

5. Dalam manajemen asuhan keperawatan profesional dengan metode tim,


setiap perawat pelaksana melakukan tugas-tugas yang menjadi tanggung
jawabnya. Sesuai struktur peran dalam pelayanan keperawatan, setiap
perawat harus mempertanggungjawabkan tugasnya secara teratur. Kepada
siapakah perawat pelaksana mempertanggungjawabkan tugas-tugasnya?

A. Kepala Unit Pelayanan Keperawatan

B. Kepala Ruang Perawatan

C. Perawat Primer

20
D. Ketua Tim

6. Seorang perawat tampak sedang melakukan pengkajian, merumuskan


diagnosa keperawatan dan menyusun rencana asuhan keperawatan pada
pasien tersebut. Dalam melaksanakan tugasnya perawat tersebut dibantu dan
mendelegasikan tindakan perawatan kepada perawat asosiet. Apakah metode
penugasan keperawatan yang digunakan dalam manajemen asuhan
keperawatan profesional di ruang perawatan tersebut?

A. Metode kasus

B. Metode Tim Primer

C. Metode Keperawatan Primer

D. MetodeKeperawatanModuler

7. Seorang Perawat asosiet sedang melakukan tindakan perawatan pada pasien


yang menjadi tanggung jawabnya. Perawat tersebut mengalami kesulitan dan
minta tolong kepada perawat senior. Apakah sikap dan tindakan yang harus
dilakukan perawat primer?

A. Memberikan peringatan

B. Menugaskan perawat lain

C. Memberikan bantuan

D. Melaporkan kepada kepala ruang

8. Ruang Melati, menerapkan manajemen asuhan keperawatan dengan metode


keperawatan primer. Seorang Perawat asosiet sedang melakukan tindakan
perawatan hasil kolaborasi. Perawat tersebut mengalami kesulitan dalam
melakukan tindakan. Kepada siapakah perawat tersebut berkonsultasi?

A. Kepala ruang

B. Perawat primer

C. Perawat senior

21
D. Perawat Konsultan

9. Ruang Cempaka menerapkan manajemen asuhan keperawatan dengan metode


keperawatan tim. Dalam satu sesi pelayanan, seorang Perawat pelaksana
sedang melakukan tindakan perawatan pada pasien dan sedang mengalami
kesulitan dalam melakukan tindakan perawatan. Kepada siapakah perawat
pelaksana tersebut berkonsultasi?

A. Ketua tim

B. Kepala unit

C. Kepala ruang

D. Ketua kelompok

10. Seorang perawat profesional yang bertugas di ruang ICU mengelola asuhan
keperawatanpasien yang spesifik sesuai keahliannya yaitu keperawatan
cardiovaskuler. Metode penugasan yang digunakan di ruang ICU tersebut
adalah Case Methode. Kepada siapakah perawat tersebut
mempertanggungjawabkan tugasnya?

A. Dokter ICU

B. Dokter spesialis kardiovaskuler

C. Kepala ruang ICU

D. Perawat Konsultan

22
Kunci Jawaban
1. D
2. B
3. D
4. D
5. D
6. C
7. C
8. B
9. A
10. C

23
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pengorganisasian merupakan pengelompokkan aktivitas – aktivitas


untuk mencapai tujuan objektif, penugasan satu kelompok manajer dengan
otoritas pengawasan setiap kelompok, dan menentukan cara pengoordinasian
aktifitas yang tepat dengan unit lainnya, baik cara vertikal, maupun horizontal
yang bertanggung jawab mencapai tujuan organisai

Unsur – unsur dasar yang membentuk organisasi yaitu adanya tujuan


bersama, adanya kerja sama dua orang atau lebih, adanya pembagian tugas
dan adanya kehendak untuk bekerja sama.

24
DAFTAR PUSTAKA

https://aanborneo.blogspot.com/?m=1feeds/posts/default#

https://id.scribd.com/document/519175974/Pengorganisasian-dalam-Manajemen
Keperwatan

https://rsudbima.wordpress.com/2011/01/14/pengorganissian-dalam-keperawatan/

https://id.scribd.com/document/527088420/MAKALAH-konsep-dasar-
pengorganisasian-dalam-manajemen-keperawatan-puja-junia-faselfa

https://magnate.id/struktur-organisasi-rumah-sakit/

https://dinas.id/soal-pengorganisasian-dalam-manajemen-keperawatan/

25

Anda mungkin juga menyukai