Disusun Oleh:
NINA PUTRIYANA
433131420118022
2022
A. Pengertian dan hakekat pengorganisasian
Pengorganisasian adalah pengelompokan/pengaturan kegiatan yang dilakukan
untuk mencapai tujuan organisasi, melalui supervisi, komunikasi dan
koordinasi dengan unit kerja lain secara vertikal/atasan dan
horizontal/bawahan ( Depkes RI, 2001).
Berbicara tentang siapa yang harus melakukan apa maka analisis kebutuhan
tenaga harus tepat baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Hal yang harus
menjadi pertimbangan guna menjawab pertanyaan siapa yang harus
melakuakan apa diantaranya menurut Siagian (2007) adalah 1) merumuskan
klasifikasi jabatan, 2) analisis pekerjaan, 3) diskripsi pekerjaan agar efektif
dan efisien dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan
Interaksi antar individu menjadi salah satu kunci yang menentukan lancar
tidaknya roda organisasi pelayanan keperawatan. Melalui interaksi akan
terjadi komunikasi antar anggota yang dapat dijadikan alat untuk
menyampaikan informasi, instruksi, perintah, teguran, berbagi pengalaman,
koordinasi, kerjasama dan lain lain. Interaksi dalam suatu organisasi
pelayanan keperawatan dapat terjadi secara horisontal, vertikal maupun
diagonal. Interaksi secara horizontal dapat terjadi pada level yang sama, misal
antar antar kepala ruang, antar ketua tim atau antar perawat primer. Interaksi
secara vertikal dapat terjadi antara ketua tim /perawat primer dan kepala
ruang, perawat pelaksana dan ketua tim/perawat primer. Interaksi secara
diagoanl dalam ruang keperawatan dapat terjadi antara perawat dan tim
kesehatan lain ( dokter, fisioterapis, ahli gizi, analis, dan lain lain).
D. Tujuan pengorganisasian
Berikut ini akan diuraikan tentang tujuan pengorganisasian dalam manajemen
keperawatan sebagai berikut:
1. Pencapaian tujuan organisasi
2. Pengorganisasian sumber daya secara efektif dan efisien
3. Melakukan pembagian tugas dan pertanggungjawaban yang efektif antara
perorangan dan kelompok.
4. Menentukan jalur komunikasi dan koordinasi yang efektif melaui
penyusunan struktur organisasi yang baik
5. Melakukan pengambilan keputusan secara tepat
6. Melakukan pengawasan kegiatan-kegiatan organisasi secara efektif
melalui supervisi.
7. Melakukan antisipasi terhadap berbagai perubahan yang mungkin terjadi
dengan melalui penyesuaian-penyesuaian yang penting. (Swansburg &
Swansburg, 1999).
Carpenito, L.J. (1999). Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan, (Edisi 2 Bahasan
Indonesia), Jakarta : EGC
Depkes. (2002). Standar Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit, Edisi ke-1, Direktorat
Pelayanan Keperawatan. Direktorat Jenderal Pelayanan Medik, Departemen
Kesehatan. Jakarta : Depkes RI
Gillies, D.A. (1994). Nursing Management: a system approach (3th Edition). Philadelpia:
W.B. Saunders
Komite Keperawatan RSUD Ibnu Sutowo. (2004). Pedoman Model Praktek Keperawatan
Profesional Yang disederhanakan (MPKPs). Baturaja OKU: RSUD Ibnu Sutowo
Priharjo, R (1995), Praktek Keperawatan Profesional: Konsep Dasar dan Hukum. Jakarta :
EGC
Swansburg, R.C. (1995). Nursing Staff Development. Jones and Bartlett Publisher, Toronto
Urrahman, Zhiyya. (2009). Manajemen Budgeting dan Logistik Keperawatan. Dibuka pada
website http://srigalajantan.wordpress.com/2009/11/19/88/ pada tanggal 01 Maret
2020
Wiyana, Muncul. (2008). Membangun Pribadi Caring Perawat. Dibuka pada website
www.uii.ac.id pada tanggal 01 Maret 2020.