MANAJEMEN KEPERAWATAN
DI
OLEH
KELOMPOK: 1
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
kita panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW. kepada keluarganya, sahabatnya
dan kepada kita selaku umatnya semoga kita mendapat syafa’at darinya di akhirat
kelak.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak
yang mendukung dalam penyusunan makalah ini. Sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna, maka kami menerima kritik dan sarannya dari para pembaca,
karena kami telah berusaha melakukan semaksimal mungkin agar mencapai
tujuan sesuai dengan apa yang diharapkan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat dijadikan sebagai
pegangan dalam mempelajari materi tentang Pengorganisasian dalam Manajemen
Keperawatan
Kelompok 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengorganisasian adalah hal penting untuk dipelajari, pengorganisasian
mencakup hal-hal yang diatur untuk mencapai sebuah tujuan bersama. Antara
pimpinan dan bawahan, atau antara ketua dan staf memiliki saling keterkaitan
tanggung jawab untuk mencapai tujuan bersama. Pengorganisasian adalah fungsi
manajemen yang juga mempunyai peranan penting seperti halnya fungsi
perencanaan. Dengan fungsi pengorganisasian, seluruh sumber daya yang dimiliki
oleh intitusi pelayanan kesehatan (manusia dan bukan manusia) diatur
penggunaannya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan institusi.
Pengorganisasian adalah langkah untuk menetapkan, menggolongkan dan
mengatur berbagai macam kegiatan, menetapkan tugas-tugas pokok dan
wewenang dan pendelegasian wewenang oleh pimpinan kepada staf untuk
mencapai tujuan organisasi. Rumah sakit merupakan sebuah institusi perawatan
kesehatan profesional yang pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat, dan
tenaga ahli kesehatan lainnya.
Suatu rumah sakit memerlukan pengorganisasian untuk melancarkan
suatu tujuan dengan sukses. Organisasi rumah sakit memiliki pemimpin dan
staf-staf yang bergerak dibidangnya agar organisasi di rumah sakit mampu
mejalankan pelayanan yang optimal. Pengorganisasian dalam manajemen
keperawatan mempunyai banyak aktifitas penting, antara lain bagaimana
asuhan keperawatan dikelola secara efektif dan efisien untuk sejumlah
pasien di rumah sakit dengan jumlah staf keperawatan dan fasilitas yang
ada.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar suatu pengorganisasian?
2. Apa tujuan dari suatu pengorganisasian ?
3. Bagaimana prinsip-prinsip dari suatu pengorganisasian ?
4. Bagaimana organisasi sebagai sistem sosial?
5. Bagaimana struktur dan jenis-jenis struktur dari sebuah organisasi?
C. Tujuan Penulisan
1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan konsep dasar suatu
pengorganisasian?
2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tujuan dari suatu
pengorganisasian ?
3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan prinsip-prinsip dari suatu
pengorganisasian
4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan organisasi sebgai sisatem
sosial?
5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan struktur dan jenis-jenis
struktur dari sebuah organisasi?
BAB II
PEMBAHASAN
C. Prinsip-Prinsip Pengorganisasian
Beberapa prinsip pokok dari pengorganisasian adalah sebagai berikut:
Tujuan organisasi harus dipahami oleh staf
1. Membagi habis pekerjaan kedalam kegiatan pokok untuk mencapai tujuan
2. Mengolompokkan kegiatan pokok ke dalam satuan kegiatan yang lebih
operasional (elemen kegiatan)
3. Menetapkan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh staf dan fasilitas
pendukungnya.
4. Penugasan personel yang cakap.
5. Mendelegasikan wewenang
6. Dalam pembagian tugas harus diperhatikan keseimbangan antara
wewenang dan tanggung jawab. Wewenang yang terlalu besar pada staf
mendorong terjadinya kasus korupsi akibat peluang yang besar tetapi
pengawasan yang kurang.
E. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi (Organizational Structure) menentukan bagaimana
pekerjaan dibagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan secara formal. Struktur
organisasi sebagai penentuan bagaimana pekerjaan dibagi-ibagi, dan
dikelompokkan secara formal (Robbins,2007)
Menurut Robbins (2007) ada elemen kunci yang perlu diperhatikan oleh para
manager ketika mereka hendak mendesain struktur organisasi. Keenam elemen
tersebut adalah spesialisasi kerja, departementalisasi, rantai komando, rentang
kendali, sentralisasi, desentralisai dan formalisasi.
5. Spesialisasi Kerja
Spesialisasi pekerjaan (work specialization), atau pembagian kegiatan
dalam organisasi dibagi-bagi menjadi beberapa pekerjaan tersendiri. Hakikat dari
spesialisasi pekerjaan adalah bahwa ketimbang seluruh pekerjaan dilakukan oleh
seorang individu, pekerjaan itu dipecah-pecah menjadi sejumlah tahap, dengan
masing-masing tahap diselesaikan oleh seorang individu tersendiri. Intinya,
individu mengkhususkan diri dalam melakukan bagian dari suatu kegiatan
ketimbang seluruh kegiatan.
6. Departementalisasi
Setelah memecah pekerjaan melalui spelisasi, langkah selanjutnya yaitu
mengelompokkannya bersama sehingga tugas-tugas yang sama dapat
dikoordinasikan dalam satu basis. Dasar pengelompokan bersama pekerjaan ini
disebut Departementalisasi (departementalizational).
Departementalisasi berdasarkan fungsi dapat digunakan di semua jenis organisasi,
hanya saja fungsi tersebut bisa berubah guna mencerminkan tujuan dan aktivitas
organisasi. Contohnya sebuah rumah sakit mungkin memiliki departemen yang
dikhususkan untuk penelitian, perawatan pasien, pembukuan, dan sebagainya.
7. Rantai Komando
Rantai komando (chain of command) adalah suatu garis wewenang tanpa
putus dari puncak organisasi ke eselom paling bawah dan menjelaskan siapa
bertanggung jawab kepada siapa. Jika membahas rantai komando ada dua konsep
lain yang harus dibahas agar saling melengkapi yaitu:
a. Wewenang (authority)
Wewenang ini mengacu pada hak-hak yang melekat dalam sebuah
posisi manajerial untuk memberikan perintah dan berharap bahwa perintah
itu dapat dipatuhi. Untuk memfasilitasi koordinasi, tiap posisi manajerial
diberi sebuah tempat dalam rantai komando, dan tiap manajer diberi
tingkat wewenang untuk memenuhi tanggung jawabnya.
b. Kesatuan komando (unity of command)
Prinsip kesatuan komando yaitu membantu melanggengkan konsep
garis wewenang yang tidak terputus. Prinsip ini menyatakan bahwa
seseorang hanya mempunyai satu dan satu-satunya atasan, yang kepadanya
ia bertanggung jawab secara langsung. Jika kesatuan komando putus,
seorang karyawan mungkin harus menghadapi berbagai permintaan atau
prioritas yan saling bertentangan dari beberapa atasan.
c. Rentang kendali
Rentang kendali adalah berapa banyak bawahan yang dapat diatur
oleh seorang manajer secara efektif dan efisien. Lingkup kendali sangat
penting karena menentukan tingkatan struktur dan berapa orang manajer
yang dibutuhkan sebuah organisasi. Semakin luas lingkupnya, semakin
efisien organisasi tersebut. Namun, dalam keadaan tertentu, rentang yang
lebih lebar bisa mengurangi keefektifan. Itu terjadi jika rentang tersebut
menjadi terlalu lebar, kinerja karyawan memburuk karena penyelia tidak
lagi memiliki waktu untuk memberikan kepemimpinan dan dukungan
yang diperlukan.
Sedangkan untuk rentang yang sempit atau kecil dengan
membatasi rentang kendali pada lima atau enam karyawan, seseorang
manajer dapat mempertahankan kendalinya secara baik. Tetapi rentang
yang sempit juga memiliki tiga kelemahan diantaranya:
1) Rentang yang sempit, memiliki biaya yang mahal karena
memperbanyak tingkatan manajemen.
2) Membuat komunikasi vertical dalam organisasi lebih rumit.
Tingkat hirarki tambahan tersebut memperlambat pengambilan
keputusan dan cenderung mengisolasi manajemen atas.
3) Rentang kendali yang sempit mendorong supervise yang terlalu
ketat, sehingga menghambat otonomi karyawan
8. Sentralisasi dan Desentralisasi
Sentralisasi mengacu pada derajat mana pembuatan keputusan
dikonsentrasikan pada satu titik dalam organisasi. Sentralisasi juga berlaku tatkala
manajemen puncak membuat keputusan kunci organisasi dengan sedikit atau
bahkan tanpa masukan dari tingkatan yang lebih rendah. Sebaliknya,
desentralisasi adalah jika level lebih bawah diberi kesempatan untuk memberi
masukan bagi pengambilan keputusan atau bahkan diberi kewenangan untuk
membuat keputusan. (Ivancevich, Konopaske, & Matteson, 2008)
Menurut (Huber, 2000; Marquis & Huston, 2003) dalam (Jones, 2007)
Pengambilan keputusan desentralisasi terjadi ketika keputusan dibuat di seluruh
organisasi, pada tingkat terendah dalam organisasi. Dalam pengambilan keputusan
desentralisasi, wewenang, tanggung jawab, dan akuntabilitas yang diberikan
kepada orang yang paling dekat dengan masalah untuk menyelesaikan masalah.
Metode ini meningkatkan semangat kerja karyawan dan kepuasan kerja.
Karyawan diberi kewenangan tersebut cenderung lebih termotivasi dan merasa
dihargai sebagai anggota organisasi.
9. Formalisasi
Formalisasi mengacu sejauh mana pekerjaan-pekerjaan di dalam
organisasi dibakukan. Jika sebuah pekerjaan sangat formal, pemangku organisasi
pekerjaan akan memiliki sedikit sekali kebebasan untuk memiliki apa yang harus
dikerjakan, kapan harus dikerjakan, dan bagaimana dikerjakan. Karyawan
diharapkan untuk selalu menangani output yang konsisten dan seragam.
Organisasi yang tingkat formalisasinya tinggi, memiliki deskripsi tugas
yang jelas, beragam aturan organisasi dan prosedur yang didefinisikan secara
tegas. Sedangkan organisasi yang tingkat formalisasinya rendah memiliki perilaku
pekerjaan yang relative tidak terprogram dan karyawannya memiliki banyak
kebebasan untuk menjalankan diskresi mereka terkait pekerjaan. Karena
kebebasan seorang individu atas pekerjaan berbanding terbalik dengan jumlah
perilaku dalam pekerjaan yang diprogram sebelumnya oleh organisasi, semakin
besar standarisasi semakin kecil input yang dimiliki karyawan mengenai
bagaimana suatu pekerjaan harus dijalankan.
A. Kesimpulan
Pengorganisasian adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan
mengalokasi dan mengatur sumber daya untuk menyelesaikan tujuan yang
dicapai. Suatu pengorganisasia memiliki tujuan dan prinsip pokok tertentu dalam
mencapai tujuan yang diinginkan.
Organisasi sebagai sistem sosial memiliki 4 subsistem yaitu subsistem
administrasi, subsistem informasi, subsistem ekonomi, dan subsistem sosial.
Dalam struktur organisasi memiliki 4 jenis atau tipe struktur yaitu Bureaucrati, Ad
Hoc Design, Matrix Structure, dan Flat design.
B. Saran
Organisasi yang baik adalah organisasi yang menjalankan peran
pengorganisasian secara jelas. Selain itu pengorganisasian yang baik juga dilihat
dari pemimpin dan stafnya. Hubungan yang baik membuat tujuan organisasi lebih
cepat tercapai. Begitu juga dengan hubungan yang buruk antara pimpinan dan
stafnya akan membuat tujuan organisasi lambat terwujud bahkan gagal tercapai.
DAFTAR PUSTAKA
Gillies, D. A. ( 1989 ). Nursing management, A system approach.WB Saunders
Company. Philadelphia.
Sullivan, E.J.et al. ( 1990 ). Management and leadership for nurse manager. Jones
and Barlett Publisher. Boston.